pengaruh satuan pengawasan internal
DESCRIPTION
skripsiTRANSCRIPT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH PERANAN BIRO SATUAN PENGAWASAN INTERNAL
(SPI) TERHADAP PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) PADA PTPN II (Persero) TANJUNG MORAWA
Oleh :
NAMA : EVELYN YUSRINA SITOMPUL
NIM : 040503005
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
2008
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) terhadap
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada PTPN II (Persero)
Tanjung Morawa
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
tingkat program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar dan apa adanya, dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar,
saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 22 Oktober 2008
Yang Membuat Pernyataan,
Evelyn Yusrina Sitompul
NIM : 040503005
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas
segala berkat dan kasih-Nya yang telah memberikan hikmat dan kesehatan serta
kekuatan kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Peranan Biro
Satuan Pengawasan Internal (SPI) terhadap Pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) pada PTPN II (Persero) Tanjung Morawa” ini dapat
diselesaikan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini,
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Arifin Akhmad , MSi, Ak. dan
Bapak Fahmi Natigor, SE, M.Acc., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM., Ak. selaku Dosen
Pembimbing penulis. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan atas waktu, kesempatan, bimbingan, arahan, dan pengertian
yang diberikan selama proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini,
Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. dan Bapak Drs.
Chairul Nazwar, Ak. selaku Dosen Pembanding I dan II penulis yang telah
memberikan saran-saran dan masukan untuk penyelesaian skripsi ini. Serta
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
kepada Ibu Dra. Salbiah, Ak. selaku Dosen Wali penulis yang telah
membantu selama masa perkuliahan penulis, dan tak lupa kepada Bapak-
Bapak dan Ibu-ibu Dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama masa perkuliahan di Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara dan kepada seluruh Staff Fakultas Ekonomi
umumnya dan Staff Departemen Akuntansi khususnya, terima kasih telah
membantu penulis dalam pengurusan administrasi selama masa
perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
3. Seluruh Pegawai Kantor Direksi PTPN II (Persero) Tanjung Morawa dan
Kantor Koordinasi Wilayah PTPN di Sumatera, terima kasih atas kerja
sama dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Khususnya kedua orang tua penulis, mein Vatti S. H. Sitompul dan meine
Mutti R. Siahaan, terima kasih atas segala yang telah diberikan kepada
penulis, yang tak pernah tergantikan dalam kehidupan penulis. Kakak dan
adik-adikku, Cici, Echa dan Theo, terima kasih atas semangat dan doa,
akhirnya skripsi ini selesai juga.
5. Sahabat-sahabat penulis (Cece, Herlina, Minarti, Irene, Elvira, Tiur,
Marselina, Yuni, Nandez, Jemimma, Septin, Sabeth, Elvina ) dan kepada
anak-anak Aksi’04 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih
buat dukungan dan doa kalian selama perkuliahan di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Serta semua senior dan junior Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas
bantuannya.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik
dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan skripsi ini dan
karya selanjutnya. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.
Medan, 22 Oktober 2008 Penulis
Evelyn Yusrina Sitompul NIM: 040503005
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh peranan Biro
Satuan Pengawasan Internal (SPI) terhadap pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG).
Penelitian ini dilakukan di PTPN II (Persero) Tanjung Morawa, dengan jenis
penelitian asosiatif kausal. Teknik penentuan sampel menggunakan metode sensus
yaitu mengambil sampel seluruh pegawai Biro SPI sebanyak 30 responden. Model
analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana, dengan pengujian
kualitas data yang digunakan adalah uji reliabilitas dan uji validitas. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dengan
menggunakan analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dan uji
heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikansi
(uji t). Descriptive Statistics juga digunakan untuk membantu menganalisis data
dengan mendeskripsikan data yang terkumpul.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan Biro SPI berpengaruh terhadap
pelaksanaan GCG.
Kata kunci: peranan Biro SPI, Good Corporate Governance (GCG)
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
ABSTRACT
This research is done to test the influence of the role of Internal Audit Department
to the practice of Good Corporate Governance (GCG).
This research is done in PTPN II (Persero) Tanjung Morawa, which is a causal
assosiatif research. Data that collected in this research are got by using 30
respondense of the employee in Internal Audit Departement. Data are analysed by
using simple linier regression and tested by reliability test and validity test.
Classic assumption testing that have been used are normality test and
heteroscedastisity test. T-Test has been used in testing hypothesis in this research.
Descriptive Statistics is also used to help analyzing data by describing the
collected data.
The result of this research shows that the role of Internal Audit Departement
influence the practice of GCG.
Keywords: The Internal Audit Departement, Good Corporate Governance
(GCG)
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
ABSTRAK ………………………………………………………………………. v
ABSTRACT ……………………………………………………………………..vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah …………………………………………..1
B. Perumusa
n Masalah ...……………………………………………..4
C. Tujuan
Penelitian ……………………………………………….....4
D. Manfaat
Penelitian ………………………………………………...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan
Teoritis
1. Audit Internal
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
a. Pengertian Audit Internal………………………………….5
b. Audit Internal yang Efektif………………………………..8
c. Tujuan Audit Internal…………………………………….10
d. Ruang Lingkup Audit Internal…………………………...11
e. Kedudukan dan Peran Audit Internal…………………….13
f. Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal………...19
g. Laporan Audit Internal …………………………………..21
2. Good Corporate Goveranance (GCG)
a. Pengertian GCG …………………………………………23
b. Prinsip-prinsip dan Manfaat GCG ………………………25
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu…………………………………...27
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual………………………………………...28
2. Hipotesis Penelitian…………………………………………..29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jadwal
dan Lokasi Penelitian…………………………………….30
B. Jenis
Penelitian…………………………………………………...30
C. Jenis
Data………………………………………………………...30
D. Defenisi
Operasional dan Pengukuran Variabel…………………31
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
E. Teknik
Penentuan Sampel………………………………………..34
F. Teknik
Pengumpulan Data……………………………………….35
G. Pengujian
Kualitas Data………………………………………….35
H. Metode
Analisis Data…………………………………………….36
I. Jadwal
Penelitian…………………………………………………40
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PTPN II (Persero) Tanjung Morawa
a. Sejarah Singkat Berdirinya PTPN II……………………..41
b. Biro Satuan Pengawasan Internal PTPN II………………49
c. Pelaksanaan GCG pada PTPN II…………………………56
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Pengujian Reliabilitas………………………………………...58
2. Pengujian Validitas…………………………………………..60
3. Statistik Deskriptif………………………………………….. 63
4. Hasil Uji Asumsi Klasik……………………………………...64
5. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana…………………….69
6. Hasil Pengujian Hipotesis……………………………………70
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………….73
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………..73
C. Saran……………………………………………………………...73
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..75
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 4.1 Reliability Statistics Peranan Biro SPI…………………………56
Tabel 4.2 Reliability Statistics Pelaksanaan GCG………………………..56
Tabel 4.3 Validitas Peranan Biro SPI…………………………………….58
Tabel 4.4 Validitas Pelaksanaan GCG……………………………………59
Tabel 4.5 Descriptive Statistics…………………..……………………….63
Tabel 4.6 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ……………………....67
Tabel 4.7 Variables Entered/Removedb ………………………………….69
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Tabel 4.8 Regresi Linier Sederhana ……………………………………...69
Tabel 4.9 Hasil Uji t-hitung……………………………………………….71
Tabel 4.10 Model Summaryb ……………………………………………....68
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Departemen Audit Internal berada di bawah Direktur
Keuangan………………………………………………………...15
Gambar 2.2 Departemen Audit Internal berada di bawah Direktur
Utama……………………………………………………………16
Gambar 2.3 Departemen Audit Internal berada di bawah Dewan
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Komisiaris………………………………………………………..17
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual Penelitian…………………………………29
Gambar 3.1 Jadwal Penelitian………………………………………………...39
Gambar 4.1 Grafik Histogram………………………………………………...61
Gambar 4.2 Grafik PP Plots…………………………………………………..62
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot………………………………………………..65
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Lampiran 1 Struktur Organisasi PTPN II (Persero) Tanjung Morawa
Lampiran 2 Struktur Organisasi Biro SPI
Lampiran 3 Kuesioner Peranan Biro SPI
Lampiran 4 Kuesioner Pelaksanaan GCG
Lampiran 5 Tabulasi Hasil Kuesioner Peranan Biro SPI
Lampiran 6 Tabulasi Hasil Kuesioner Pelaksanaan GCG
Lampiran 7 Output Statistik
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Lampiran 8 Tabel III Nilai-nilai r Product Moment
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis keuangan yang melanda Asia di tahun 1997-1998 yang diperburuk oleh
krisis politik di tanah air sepanjang tahun-tahun tersebut hingga pertengahan 2001,
telah membawa bangsa Indonesia ke dalam jurang keterpurukan dan
ketidakpastian yang luar biasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan fluktuasi nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya terhadap dolar Amerika Serikat.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Namun, hingga kini krisis multi dimensi tersebut belum teratasi secara
menyeluruh.
Banyaknya perusahaan yang gulung tikar memaksa Pemerintah melakukan
restrukturisasi ekonomi dan rekapitalisasi. Restrukturisasi dan rekapitalisasi ini
menunjukkan bahwa minimnya kemampuan perusahaan dalam hal
mempertahankan kelangsungan hidupnya atau yang dikenal dengan going
concern. Buruknya kinerja dan rendahnya daya saing perusahaan-perusahaan
milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga diidentifikasi
menjadi akar krisis keuangan yang melanda negara kita.
Era globalisasi dan pasar terbuka menuntut dikembangkannya suatu sistem
dan paradigma baru dalam pengelolaan bisnis dan industri. Good Corporate
Governance (GCG) atau yang lebih umum dikenal dengan tata kelola perusahaan
yang baik muncul sebagai satu pilihan yang bukan saja menjadi formalitas, namun
suatu sistem nilai dan best practices yang sangat fundamental bagi peningkatan
nilai perusahaan.
Secara teoritis, praktik GCG dapat meningkatkan nilai (value) perusahaan,
dengan meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang mungkin
dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri
sendiri, dan umumnya corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan
investor, Tricker (1994) dalam Tjager (2003:5). Namun, sebaliknya corporate
governance yang buruk menurunkan tingkat kepercayaan investor.
Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 tentang
penerapan praktik GCG pada BUMN, BUMN didorong untuk wajib menerapkan
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
GCG secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan
operasionalnya. BUMN sebagai salah satu ujung tombak roda perekonomian
negara, memang dituntut mengambil langkah komprehensif terhadap aset-asetnya
agar dapat menghasilkan profit berbentuk pemasukan kas sehingga memiliki nilai
tambah (value added).
Dalam Koran Tempo Nomor 2574/ Tahun VIII, Edisi Selasa, 19 Agustus 2008
pada halaman 14 tersurat bahwa, “Performa keuangan BUMN dari tahun ke tahun
menunjukkan grafik peningkatan, namun perlu disadari bahwa BUMN juga masih
berupaya menggerus penghalang penerapan GCG dan citra yang sempat melekat
selama ini yakni korupsi, kolusi dan nepotisme”. Faktor lain yang menyebabkan
implementasi GCG di Indonesia masih terkesan stagnan adalah akibat
pelaksanaannya masih bersifat mandatory atau kewajiban, bukan kesadaran atau
inisiatif perusahaan.
PTPN II (Persero) Tanjung Morawa merupakan salah satu BUMN yang
wilayah kerjanya mencakup dua provinsi, yakni di Sumatera Utara dan Papua. Hal
ini membuat manajemen PTPN II (Persero) Tanjung Morawa menyadari
pentingnya pengendalian internal (internal control) yang efektif guna membantu
perusahaan dalam peningkatan kinerja, mencegah kecurangan dan penyajian
laporan keuangan yang dapat diandalkan, serta mendorong keberhasilan
penerapan GCG.
Pentingnya pengendalian internal dan adanya SPI diatur dalam SK Menteri
BUMN Nomor kep-117/M-MBU/2002 pada Pasal 11 menyatakan bahwa “Direksi
harus menetapkan suatu Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
mengamankan investasi dan aset BUMN” dan UU BUMN Nomor 19 Tahun 2003
tanggal 19 Juni 2003 juga telah mewajibkan BUMN untuk membentuk unit
pengendalian internal. Keberadaan fungsi SPI dalam PTPN II (Persero) menjamin
efektivitas pengendalian internal dan merupakan mitra strategis dalam
penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan serta mendorong proses
governance.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) terhadap
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada PTPN II (Persero)
Tanjung Morawa”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah ada
pengaruh peranan Biro SPI terhadap pelaksanaan GCG pada PTPN II (Persero)
Tanjung Morawa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh peranan Biro
SPI terhadap pelaksanaan GCG pada PTPN II (Persero) Tanjung Morawa.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi penulis.
Melalui penelitian ini, penulis diharapkan dapat memahami peranan Biro
SPI dan pelaksanaan GCG dengan baik dan kaitan antara Biro SPI dan
pelaksanaan GCG.
2. Bagi perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
peningkatan kualitas Biro SPI sejalan dengan pelaksanaan GCG.
3. Bagi akademisi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan
informasi bagi penelitian sejenis berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Audit Internal
a. Pengertian Audit Internal
Audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur
dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota
manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggungjawabannya dengan cara
menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar-komentar yang
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang telah ditelaah. Mulyadi (2002:29)
menyatakan bahwa:
Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan
negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan
apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah
dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan
organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi,
serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
organisasi.
Dari defenisi tersebut dapat dilihat beberapa lingkup tugas auditor internal
dalam perusahaan yang bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan
usaha dan juga pengendalian internal yang telah dijalankan. Selanjutnya Agoes
(2004:221) menambahkan defenisi tentang audit internal sebagai berikut:
Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan, dan catatan
akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen
puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah
misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup,
perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Ketentuan dari ikatan profesi
misalnya standar akuntansi keuangan.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Institute of Internal Auditors-IIA (1999) dalam Messier (2005:514) juga
mendefenisikan audit internal sebagai berikut:
Audit intern adalah efektivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi
yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi.
Audit intern ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan
memperkenalkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi
serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian dan proses
tata kelola.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan terhadap
laporan keuangan dan catatan akuntansi bertujuan untuk mengetahui apakah
pembukuan dan laporan keuangan tersebut telah menunjukkan gambaran aktivitas
yang sewajarnya dan untuk mengetahui apakah setiap bagian atau unit benar-benar
telah melaksanakan kebijakan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen puncak.
Dari defenisi di atas, terkandung pengertian audit internal sebagai suatu
aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan
informasi dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Adapun
pelaksanaan audit internal dilaksanakan secara independen dan objektif yang
artinya tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun dan tidak dapat dilibatkan
dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari
pelaksanaan audit internal secara independen dan objektif tersebut akan dapat
diandalkan oleh para pengguna informasi.
Sawyer (2005:10) juga ikut memperkaya defenisi audit internal, yaitu:
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menentukan apakah:
1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan
2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi
3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bias
diterima telah diikuti
4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi
5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis
6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
Semua hal ini dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan
manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung
jawabnya secara efektif.
Berdasarkan berbagai defenisi yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam
suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan
perusahaan untuk memberi saran-saran perbaikan konstruktif kepada seluruh
manajemen. Kegiatan penilaian yang bersifat independen bukanlah dalam arti
absolut yaitu berarti bebas dari semua ketergantungan, namun maksudnya ialah
bahwa auditor internal bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang
diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan penilaian yang
obejektif dimana keandalannya tidak perlu diragukan lagi.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Dari defenisi tersebut di atas, ditekankan bahwa peranan dan tujuan auditor
internal tidak hanya bersifat internal, namun sudah lebih dimodifikasi yang mana
saat ini auditor internal modern lebih menekankan pada adanya suatu value added
atau nilai tambah pada semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola
(governance) dan pengendalian. Nilai tambah disini maksudnya ialah laporan
hasil pemeriksaan auditor internal tersebut tidak selesai begitu saja atau hanya
bersifat mandatory, namun akan dikembangkan sehingga kemungkinan kesalahan
yang terjadi tidak akan terulang.
b. Audit Internal yang efektif
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha suatu
perusahaan, adanya suatu departemen audit internal yang efektif sangat
diperlukan. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar suatu perusahaan dapat
memiliki departemen audit internal yang efektif dalam membantu manajemen
dengan memberikan analisa, penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang
diperiksanya adalah:
1) Departemen audit internal harus mempunyai kedudukan independen dalam
organisasi perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang
diperiksanya.
2) Departemen audit internal harus mempunyai uraian tugas tertulis yang
jelas sehingga dapat mengetahui tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
3) Departemen audit internal harus pula memiliki internal audit manual yang
berguna untuk:
a) mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas
b) menentukan standar untuk mengukur dan meningkatkan performance
c) memberi keyakinan bahwa hasil akhir departemen audit internal telah
sesuai dengan requirement kepala audit internal
4) Harus adanya dukungan kuat dari top management kepada departemen
audit internal. Adapun dukungan tersebut dapat berupa:
a) penempatan departemen audit internal dalam posisi yang independen
b) penempatan staf audit dengan gaji yang rationable
c) penyediaan waktu yang cukup dari top management untuk membaca,
mendengarkan dan mempelajari laporan-laporan yang dibuat oleh
departemen audit internal dan tanggapan yang cepat dan tegas terhadap
saran-saran perbaikan yang diajukan
5) Departemen audit internal harus memiliki sumber daya yang profesional,
berkemampuan, dapat bersikap objektif dan mempunyai integritas serta
loyalitas yang tinggi.
6) Departemen audit internal harus bersifat koperatif dengan akuntan publik.
Hasil kerja departemen audit internal dapat mempercepat dan
mempermudah pelaksanaan pekerjaan akuntan publik.
7) Mengadakan rotasi dan kewajiban mengambil cuti bagi pegawai
departemen audit internal.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
8) Memberikan sanksi yang tegas kepada pegawai yang melakukan
kecurangan dan memberikan penghargaan kepada mereka yang
berprestasi.
9) Menetapkan kebijakan tegas mengenai pemberian-pemberian dari luar.
Pemberian pada pegawai departemen audit internal diinformasikan dan
dijelaskan pada orang-orang yang dianggap perlu agar jelas mana yang
bersifat hadiah dan mana yang berupa sogokan serta mana yang bersifat
resmi.
10) Mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan pegawai dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
auditor internal.
c. Tujuan Audit Internal
Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal
perusahaan yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan
serta memenuhi peraturan perundang-undangan. Satuan kerja atau fungsi
pengawasan internal bertugas membantu Direksi dalam memastikan pencapaian
tujuan dan kelangsungan usaha dengan:
1) melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program perusahaan.
2) Memberikan saran dalam upaya memperbaiki efektivitas proses
pengendalian risiko.
3) Melakukan evaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perusahaan,
pelaksanaan GCG dan perundang-undangan.
4) Memfasilitasi kelancaran pelaksanaan audit oleh audit eksternal.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Tujuan audit internal adalah untuk membantu anggota organisasi untuk
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan ini, staf
audit internal diharapkan dapat memenuhinya dengan analisis, penilaian,
rekomendasi, konsultasi dan informasi tentang kegiatan yang ditelaah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, auditor internal harus melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
1) Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya penerapan dari sistem
pengendalian internal dan pengendalian operasional lainnya, serta
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak
terlalu mahal.
2) Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan oleh manajemen.
3) Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurangan dan penyalahgunaan.
4) Memastikan bahwa pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi
dapat dipercaya.
5) Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen.
6) Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
d. Ruang Lingkup Audit Internal
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Menurut Guy (2002:410) ruang lingkup audit internal meliputi: pemeriksaan
dan evaluasi yang memadai serta efektivitas sistem pengendalian internal
organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan”. Untuk lebih memahaminya, berikut ini merupakan ruang lingkup
audit internal yang meliputi tugas-tugas sebagai berikut:
a) menelaah reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi serta
perangkat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasi serta melaporkan informasi semacam itu.
b) Menelaah sistem yang ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap
kebijakan, perencanaan, prosedur, hukum dan peraturan yang dapat
memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi dan laporan serta
menentukan apakah organisasi telah mematuhinya.
c) Menelaah perangkat perlindungan aktiva dan secara tepat memverifikasi
keberadaan aktiva tersebut.
d) Menilai keekonomisan dan efisiensi sumber daya yang dipergunakan.
e) Menelaah informasi atau program untuk memastikan apakah hasilnya
konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta apakah
operasi atau program itu telah dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan.
Ruang lingkup penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam Standar
Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi
Audit Internal (2004:20) yaitu “fungsi audit internal melakukan evaluasi dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatkan proses pengelolaan risiko,
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
pengendalian dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan
menyeluruh”.
Maksud yang terkandung dari pernyataan di atas adalah audit internal
membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko
signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko
dan sistem pengendalian internal. Berdasarkan hasil penelitian risiko tersebut,
fungsi audit internal mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian
internal yang mencakup governance, kegiatan operasi dan sistem informasi
organisasi.
e. Kedudukan dan Peran Audit Internal
Agar memiliki departemen audit internal yang efektif, kedudukan audit
internal yang independen dalam organisasi perusahaan harus diperhatikan.
Independensi audit internal antara lain tergantung pada:
1) Kedudukan departemen audit internal tersebut dalam organisasi
perusahaan, maksudnya kepada siapa departemen tersebut bertanggung
jawab.
2) Apakah departemen audit internal dilibatkan dalam kegiatan operasional.
Jika departemen tersebut ingin independen, departemen audit internal tidak
boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya,
departemen audit internal tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan
dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi,
dan penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Kedudukan departemen audit internal dalam perusahaan akan menentukan
tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan
ataupun status departemen audit internal dalam suatu perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi, status organisasi dari departemen
audit internal harus ditegaskan untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab audit.
Departemen audit internal akan seefektif seperti yang diinginkan manajemen,
hanya jika departemen audit internal tersebut bebas dari aktivitas-aktivitas yang
diauditnya. Hal ini hanya akan tercapai jika departemen audit internal mempunyai
kedudukan yang memungkinkan baginya untuk mengembangkan sikap
independensi terhadap bagian-bagian yang harus diperiksa. Untuk mencapai
keadaan seperti ini, maka departemen audit internal harus memperoleh dukungan
dari pihak manajemen dan dewan komisiaris.
Terdapat tiga alternatif kedudukan departemen audit internal dalam
perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1) Departemen audit internal berada di bawah Direktur Keuangan.
2) Departemen audit internal berada di bawah Direktur Utama.
3) Departemen audit internal merupakan staf dari Dewan Komisiaris.
Kedudukan seorang auditor internal juga tidak memiliki wewenang langsung
terhadap tingkatan manajemen dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang
memang berada di bawahnya dalam departemen audit internal itu sendiri. Untuk
lebih dapat menjelaskan tentang kedudukan departemen audit internal di dalam
organisasi perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Dir. Utama
Dewan Komisiaris
RUPS
Dir. Keu
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Bagian
Akuntansi
Bagian Keuangan
Departemen Audit Internal
Gambar 2.1
Departemen Audit Internal berada di bawah Direktur Keuangan
Sumber: Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik
Direktur Utama
Dewan Komisiaris
Departemen Audit Internal
RUPS
Dir. Keuangan
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Bagian
Akuntansi Bagian
AkuntansiBagian
Anggaran
Gambar 2.2
Departemen Audit Internal berada di bawah Direktur Utama
Sumber: Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik.
Departemen Audit Internal
Dir. Utama
Dewan Komisiaris
RUPS
Dir. Keuangan
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Bagian Akuntansi
Bagian Keuangan Bagian Anggaran
Gambar 2.3
Departemen Audit Internal berada di bawah Dewan Komisiaris
Sumber: Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik
Departemen audit internal yang independen tidak diperbolehkan untuk terlibat
dalam kegiatan operasional perusahaan apalagi dalam kegiatan yang diperiksanya.
Sulit bagi seorang auditor untuk memberikan penilaian yang objektif dan
independen apabila ternyata departemen tersebut terlibat dalam kegiatan yang
diperiksanya.
Sebagai penilai independen tentang kecukupan pengendalian perusahaan,
departemen audit internal hanya menempatkan diri sebagai nara sumber dalam
pembuatan konsep pengendalian perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab
penuh dalam perancangan dan implementasi pengendalian adalah manajemen dan
direksi. Dengan demikian, penilaian departemen audit internal terhadap
pengendalin tetap independen dan objektif, tanpa terlibat langsung dalam
perencanaan pengendalian.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Dalam perkembangannya, peran yang dijalankan auditor internal dapat
digolongkan dalam tiga jenis, yaitu sebagai:
1) Watchdog
Watchdog adalah peran tertua dari auditor internal yang mencakup
pekerjaan meninspeksi, observasi, menghitung dan cek dan ricek. Adapun
tujuannya adalah memastikan ketaatan terhadap hukum, peraturan dan
kebijakan organisasi. Proses audit yang dilakukan adalah audit kepatuhan.
Fokus pemeriksaannya adalah adanya variasi atau penyimpangan dalam
sistem pengendalian internal. Audit kepatuhan mengidentifikasi
penyimpangan sehingga dapat dilakukan koreksi terhadap sistem
pengendalian internal. Oleh karena sifat pekerjaanya, peran watchdog
biasanya akan menghasilkan rekomendasi yang mempunyai dampak
jangka pendek.
2) Konsultan
Melalui peran ini, manajemen akan melihat bahwa selain sebagai
watchdog, auditor internal dapat memberikan manfaat lain berupa saran
dalam pengelolaan sumber daya organisasi yang dapat membantu tugas
para manajer. Peran konsultan membawa auditor internal untuk selalu
meningkatkan pengetahuan baik tentang profesi auditor maupun aspek
bisnis, sehingga dapat membantu manajemen dalam memecahkan
masalah.
3) Katalis
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi untuk mempercepat reaksi namun
tidak ikut bereaksi. Peran auditor internal sebagai katalisator yaitu
memberikan jasa kepada manajemen melalui saran-saran konstruktif dan
dapat diaplikasikan bagi kemajuan perusahaan namun tidak ikut dalam
aktivitas operasional perusahaan.
f. Wewenang dan Tanggung Jawab Departemen Audit Internal
Wewenang dan tanggung jawab departemen audit internal dalam perusahaan
tergantung pada status dan kedudukannya dalam struktur organisasinya.
Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan
akses penuh kepada auditor internal tersebut untuk berurusan dengan kekayaan
dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi.
Tanggung jawab auditor internal adalah:
1) Memberikan informasi dan nasihat kepada manajemen dan menjalankan
tanggung jawab ini dengan cara yang konsisten dengan kode etik auditor
internal.
2) Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai
sasaran audit dan sasaran perusahaan.
Pada umumnya, auditor internal lebih berfungsi sebagai staf. Oleh karena itu,
auditor internal tidak dapat memerintahkan secara langsung untuk menjalankan
tindakan perbaikan karena hal tersebut bukanlah wewenang. Auditor internal
hanya berkewajiban menyampaikan hasil pemeriksaan dan penilaiannya kepada
manajemen.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Untuk menjaga objektivitas, sebaiknya auditor internal tidak terlibat secara
langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan serta tidak terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktiviats operasional yang
dapat mempengaruhi keobjektivitasannya jika dilakukan pemeriksaan. Auditor
internal harus bebas membahas dan menilai kebijakan, rencana dan prosedur
tetapi tidak berarti dapat mengambil alih tanggung jawab bagian lain yang
ditugaskan.
Kedudukan departemen audit internal menggambarkan bagian-bagian mana
saja yang dapat menjadi obejk pemeriksaannya atau dengan kata lain
menunjukkan sampai dimana wewenang auditor internal. Setiap pejabat harus
melaporkan aktivitasnya ke pejabat yang lebih tinggi. Dengan cara ini, tanggung
jawab bertahap dapat dilaksanakan dan diikuti dengan baik dan benar.
g. Laporan Audit Internal
Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk
laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal
merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil
kerja kepada manajemen, yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh
mana tugas-tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi
laporan audit internal menurut Boynton (2003:494) adalah:
1) Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah
pemeriksaan selesai. Laporan interim tersebut dapat dalam bentuk tertulis
atau lisan dan dapat disampaikan secara formal maupun informal.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
2) Auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada
tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis
yang final.
3) Laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
4) Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit. Laporan
tersebut juga harus diberikan pendapat auditor.
5) Laporan harus mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan
mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.
6) Pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat
disertakan dalam laporan audit.
7) Direktur audit internal atau designee harus me-review dan menyetujui
laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada
siapa laporan itu akan dibagikan.
Laporan dari bagian audit internal merupakan suatu alat komunikasi yang
didalamnya terdapat tujuan yang dimulai dari penugasan, luas pemeriksaan,
batasan yang dibuat dan juga saran atau rekomendasi kepada pemimpin
perusahaan. Tujuan laporan audit internal adalah sebagai berikut:
1) Laporan auditor merupakan kesimpulan hasil pemeriksaan.
2) Menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
3) Sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap
penyimpangan yang terjadi.
Untuk mencapai hal tersebut, maka laporan yang disampaikan haruslah
memiliki unsur-unsur berikut ini:
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
1) Objektif
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti
berdasarkan data yang dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan
jelas tentang pokok pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat
diyakini kebenarannya.
2) Clear (jelas)
Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak
menimbulkan kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan
jelas dan lengkap agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang
menggunakannya.
3) Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan
operasional, pengendalian dan hasil kerja. Laporan tersebut harus terhindar
dari hal-hal yang tidak relevan, material seperti gagasan, temuan, kalimat
dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan, namun tetap
menjaga kualitas informasi yang disampaikan melalui laporan tersebut
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
4) Konstruktif
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin
memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan peningkatan operasi.
5) Tepat waktu
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan
tersebut disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu
menyajikan laporan dengan tepat waktu.
Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas
laporan (review) dilakukan. Review adalah tindakan bijak yang dapat dilakukan
audit internal. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memastikan kebenaran dan
kelengkapannya. Laporan audit akan efektif bila terdapat pelaksanaan tindak
lanjut agar proses audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi
perusahaan. Untuk itu, departemen audit internal bertugas untuk memantau
pelaksanaan tindak lanjut, menganalisis kecukupan tindak lanjut disertai
identifikasi hambatan pelaksanaannya dan memberikan laporan atas tindak lanjut
tersebut.
2. Good Corporate Governance (GCG)
a. Pengertian GCG
Mencuatnya skandal keuangan yang melibatkan perusahaan besar seperti
Enron, WorldCom, Tyco, Global Crossing dan yang terakhir AOL-Warner,
menuntut peningkatan kualitas Good Corporate Governance (GCG), Soegiharto
(2005:38) dalam Pratolo (2007:7). Terminologi GCG telah dikenal dari Amerika
Serikat pasca krisis ekonomi sekitar tahun 1930an. Istilah GCG secara luas telah
dikenal dalam dunia usaha. Ada beberapa pengertian GCG yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
1) Cadburry Committee memandang corporate governance (CG) sebagai
seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang
saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan
dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka.
2) Menurut Hirata (2003) dalam Pratolo (2007:8), pengertian “CG yaitu
hubungan antara perusahaan dengan pihak-pihak terkait yang terdiri atas
pemegang saham, karyawan, kreditur, pesaing, pelanggan, dan lain-lain.
CG merupakan mekanismen pengecekan dan pemantauan perilaku
manejemen puncak”.
3) Salowe (2002) dalam Pratolo (2007:8) juga menambahkan bahwa “GCG
dapat diartikan sebagai interaksi antara struktur dan mekanisme yang
menjamin adanya control dan akuntabilitas dengan tetap mendorong
efisiensi dan kinerja perusahaan”.
4) Menurut Pratolo (2007:8), “GCG adalah suatu sistem yang ada pada suatu
organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi
semaksimal mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan stakeholder
organisasi tersebut”.
5) Tanri Abeng dalam Tjager (2003:iii) menyatakan bahwa “CG merupakan
pilar utama fondasi korporasi untuk tumbuh dan berkembang dalam era
persaingan global, sekaligus sebagai prasyarat berfungsinya corporate
leadership yang efektif”.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
6) Zaini dalam Tjager (2003:iv) menambahkan bahwa “CG sebagai sebuah
governance system diharapkan dapat menumbuhkan keyakinan investor
terhadap korporasi melalui mekanismen control and balance antar
berbagai organ dalam korporasi, terutama antara Dewan Komisiaris dan
Dewan Direksi.
Secara sederhananya, CG diartikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi.
b. Prinsip-prinsip dan Manfaat GCG
Prinsip-prinsip GCG merupakan kaedah, norma ataupun pedoman korporasi
yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat. Prinsip-prinsip
GCG yang dimaksudkan dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117/M-
MBU/2002 tentang penerapan praktek GCG pada BUMN adalah ssebagai berikut:
1) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan.
2) Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
4) Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
5) Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi
hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Penerapan GCG pada BUMN bertujuan untuk:
1) Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil
agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional
maupun internasional.
2) Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, transparan dan efisien,
serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ.
3) Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholder maupun kelestarian
lingkungan di sekitar BUMN.
4) Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.
5) Meningkatkan iklim investasi nasional.
6) Mensukseskan program privatisasi.
Dalam website FCGI (2006) dinyatakan bahwa dengan menerapkan Corporate
Governance pada perusahaan, akan memberikan keuntungan sebagai berikut:
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
1) Lebih mudah meningkatkan modal.
2) Mengurangi biaya modal.
3) Meningkatkan kinerja perusahaan dan kinerja keuangan.
4) Memberikan dampak yang baik terhadap harga saham.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Suryo Pratolo telah melakukan penelitian terdahulu mengenai GCG yaitu
dengan judul “ Good Corporate Governance dan Kinerja BUMN di Indonesia:
Aspek Audit Manajemen dan Pengendalian Internal sebagai Variabel Eksogen
serta tinjauannya pada jenis perusahaan. Penelitian ini merupakan karya ilmiah
yang disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi X di Universitas
Hasanuddin Makassar yang diselenggarakan pada tanggal 26-28 Juli 2007.
Penelitian ini dirancang dengan metode penelitian yang bersifat deskriptif-analisis
melalui survey dan bersifat grounded.
Adapun variabel yang digunakan adalah:
1. Variabel X1 adalah Audit Manajemen
2. Variabel X2 adalah Pengendalian internal
3. Variabel Y adalah Penerapan prinsip-prinsip GCG
4. Variabel Z adalah Kinerja perusahaan
Metode pengujian data menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas untuk
tiap-tiap variabel. Uji Asumsi Klasik yakni uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan uji hipotesis.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa audit manajemen dan pengendalian
intern saling mendukung dalam rangka mempengaruhi penerapan prinsip-prinsip
GCG dan kinerja perusahaan.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual
GCG adalah suatu sistem yang ada pada suatu organisasi yang memiliki tujuan
untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara-cara yang
tidak merugikan stakeholder organisasi tersebut. Corporate Governance pada
perusahaan, akan memberikan keuntungan sebagai berikut:
a. Lebih mudah meningkatkan modal.
b. Mengurangi biaya modal.
c. Meningkatkan kinerja perusahaan dan kinerja keuangan.
d. Memberikan dampak yang baik terhadap harga saham.
Seperti yang tertuang dalam Internal Audit Charter PTPN II (Persero) Tanjung
Morawa bahwa visi SPI adalah menjadi pilar peningkatan kinerja dan penerapan
GCG. Maka berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan kerangka konseptual
sebagai berikut:
Pelaksanaan GCG
(Y)
Peranan Biro SPI
(X)
Gambar 2.4
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber : Penulis, diolah: 2008
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh peranan Biro SPI terhadap pelaksanaan GCG pada
PTPN II (Persero) Tanjung Morawa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2008 di PTPN II (Persero) Tanjung
Morawa yang beralamat di Jl. Medan-Tanjung Morawa KM 16, Kabupaten Deli
Serdang.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau
lebih, Sugiyono (2004:11). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara peranan Biro SPI sebagai variabel independen terhadap GCG sebagai
variabel dependen.
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan dari sumber
pertamanya. Data primer yang dipakai penulis adalah hasil kuesioner yang
telah diisi oleh Kepala Bagian dan Staff perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk dokumen berupa
sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi dan job
descriptions.
D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Independen (X)
Biro SPI merupakan variabel independen dalam penelitian ini. Biro SPI
merupakan bagian atau departemen audit internal dalam perusahaan. Biro
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
SPI adalah aparat pengawasan internal PTPN II (Persero) Tanjung
Morawa yang bertugas melakukan pengendalian dan konsultasi secara
objektif dan independen terhadap aktivitas/ operasi perusahaan untuk
memberi nilai tambah, dan meningkatkan operasi perusahaan serta
membantu organisasi dalam mengefektifkan manajemen risiko. Kuesioner
yang digunakan pada penelitian untuk variabel X diadaptasi dari kuesioner
yang dipublikasi oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Kuesioner ini dibangun dan disesuaikan dengan PTPN II (Persero),
mengingat bahwa segmen kedua perusahaan ini berbeda. Variabel ini
diperoleh dari hasil kuesioner dan diukur dengan skala likert yaitu
pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau tidak setuju, dimana
poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2 ( tidak setuju), poin 3 (netral), poin 4
(setuju), dan poin 5 (sangat setuju).
2. Variabel Dependen (Y)
Sederhananya GCG diartikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi. GCG merupakan variabel
dependen dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini setiap responden
diminta untuk menunjukkan apakah mereka setuju dengan pernyataan
yang terdapat dalam kuesioner mengenai elemen-elemen GCG.
Ada lima elemen GCG yaitu:
a. Transparansi
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
b. Kemandirian
Kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
c. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
d. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat.
e. Kewajaran
Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Kuesioner untuk elemen-elemen GCG tersebut disusun oleh penulis
sendiri sesuai dengan Buku Pedoman Umum GCG Indonesia 2006 yang
dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance. Dalam
kuesioner pelaksanaan GCG, seluruh elemen GCG digabung untuk
memudahkan analisis statistik. Hal ini dikarenakan penulis tidak
menggunakan sub variabel dependen dan penelitian ini hanya
menggunakan dua variabel saja. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka
penulis akan mengelompokkan pernyataan-pernyataan yang ada dengan
elemen-elemen GCG yang ada. Berikut ini adalah pengelompokkannya:
1) Pernyataan 1-6 mencakup elemen transparansi
2) Pernyataan 7-11 mencakup elemen kemandirian
3) Pernyataan 12-16 mencakup elemen akuntabilitas
4) Pernyataan 17-21 mencakup elemen pertanggungjawaban
5) Pernyataan 21-26 mencakup elemen kewajaran
Variabel dependen ini diperoleh dari hasil kuesioner dan diukur dengan
skala likert yaitu pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau tidak
setuju, dimana poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2 (tidak setuju), poin 3
(netral), poin 4 (setuju), dan poin 5 (sangat setuju).
E. Teknik Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, Sugiyono (2006:72). Populasi pada
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
penelitian ini adalah seluruh pegawai PTPN II (Persero) Tanjung Morawa bagian
Biro SPI.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, Sugiyono (2006:73). Penelitian ini bertujuan untuk menguji peranan
Biro SPI terhadap pelaksanaan GCG, oleh karena itu kuesioner yang dibagikan
ditujukan untuk bagian Biro SPI saja. Sehingga sampel yang ditarik berdasarkan
sensus artinya keseluruhan responden pada Biro SPI tersebut.
Kuesioner tersebut didistribusikan untuk mendapatkan data kuantitatif variabel
independen dan dependen. Hasil kuesioner tersebutlah yang dijadikan sebagai
acuan untuk diolah dengan menggunakan alat bantu soft ware statistic SPSS Versi
15.00.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data primer yang berupa kuesioner, ada beberapa
langkah yang dilakukan penulis, yaitu:
1. Memberikan kuesioner kepada seluruh anggota populasi yang menjadi
sampel dalam penelitian ini.
2. Anggota populasi meminta waktu satu minggu untuk mempelajari dan
mengisi kuesioner tersebut. Setelah satu minggu maka peneliti
mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh para responden.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
3. Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 30 kuesioner. Seluruh kuesioner
yang dibagikan telah diisi sesuai yang diharapkan.
G. Pengujian Kualitas Data
1. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas digunakan untuk melihat reliabilitas masing-masing
instrumen yang digunakan dengan koefisien cronbach alpha. Menurut
Nunnally (1967) dalam Ghozali (2005:42) dinyatakan bahwa “suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih
dari 0,6”.
2. Uji Validitas
Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa
yang seharusnya diukur. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur
tujuannya dengan nyata dan benar, Erlina dan Mulyani (2007:90). Kriteria
pengujian validitas adalah sebagai berikut:
a. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut
valid.
b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut
tidak valid.
c. Rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.
d. Nilai Rtabel dengan df=28 pada tingkat signifikansi 5% adalah 0,374.
H. Metode Analisis Data
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Metode ini
mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang
bersifat linier, yang melibatkan satu variabel bebas sebagai alat prediksi besarnya
nilai variabel terikat, Rochaety,dkk. (2007:131). Sesuai dengan hipotesis yang
diuji dalam penelitian ini, maka persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
Y = Variabel dependen yakni pelaksanaan GCG
a = Konstanta (harga Y bila X=0)
b = Koefisien Regresi
X = Variabel independen yakni peranan Biro SPI
1. Statistik Deskriptif
Statistik ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan data yang terkumpul namun bukan membuat kesimpulan
yang bersifat generalisasi, Sugiyono (2004:142).
2. Pengujian Asumsi Klasik
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Uji ini digunakan untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan
meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis
tersebut.
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005) dalam Erlina dan Mulyani (2007:103)
dinyatakan bahwa tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak
dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Dalam penelitian ini digunakan analisis grafik dan analisis statistik
mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal. Hal inilah yang diharapkan terjadi pada data dalam
penelitian ini yakni mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji
normalitas dengan menggunakan uji grafik dilakukan dengan dua cara
yaitu melalui grafik histogram dan normal PP Plot, sedangkan dengan uji
statistik digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, artinya titik
puncak kurva berada di titik nol (0) pada sumbu X, maka model regresi
memenuhi syarat normalitas, begitu juga sebaliknya. Hanya dengan
melihat grafik histogram saja dapat menyesatkan, khususnya untuk jumlah
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
sampel yang kecil. Sehingga selain melihat grafik histogram perlu dilihat
juga norma probability plot, yaitu yang membandingkan antara distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal,
Ghozali (2005:112).
Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji
K-S, Ghozali (2005:30).Caranya adalah dengan menentukan terlebih
dahulu hipotesis pengujian. Dalam penelitian ini, hipotesis yang dimaksud
adalah Hipotesis Nol (Ho) yaitu data terdistribusi secara normal. Ho
diterima bila nilai dari uji K-S lebih besar dari probabilitas signifikansi
pada α=5%.
b. Uji Heteroskedasitas
Budi (2005:242) menyatakan bahwa:
Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi di mana
varians dan residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang dipenuhi adalah
bahwa varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan
dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual. Gejala
varians yang tidak sama ini disebut dengan gejal heteroskedastisitas,
sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan
homokedastisitas. Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini
adalah dengan melihat penyebaran varians residual.
Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai residual dan variabel
dependen suatu penelitian. Jika terdapat pola tertentu maka telah terjadi
gejala heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana.
Menurut Iskandar (2008:133) “analisis regresi linier sederhana adalah apabila
terdapat hubungan kausal (sebab akibat) antara satu variabel bebas
(independen) dengan satu variabel terikat (dependen). Pada penelitian ini
hanya digunakan Uji signifikansi Parsial (Uji-t).
Menurut Ghozali (2005:56), uji-t digunakan untuk menentukan apakah dua
sampel yang tidak berhubungan memilik nilai rata-rata yang berbeda. Uji ini
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel
independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ha : b1 , artinya peranan SPI berpengaruh terhadap pelaksanaan GCG.
Uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung
dengan ketentuan:
Jika signifikansi thitung < 0,05, maka Ha diterima
Jika signifikansi thitung > 0,05, maka Ha ditolak
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
4. Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai
dengan satu. Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai R2 mendekati nol,
menunjukkan semakin lemahnya pengaruh variabel independen terhadap
variasi variabel dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati satu
menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variasi
variabel dependen, Ghozali (2005:83).
I. Jadwal Penelitian
Jadwal peneltian ini adalah sebagai berikut:
Bulan TahapanPenelitian
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept
Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal
Seminar Proposal
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyelesaian Skripsi
Gambar. 3.1
Jadwal Penelitian
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PTPN II (Persero) Tanjung Morawa
a. Sejarah Singkat berdirinya PTPN II (Persero) Tanjung Morawa
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
PTPN II (Persero) Tanjung Morawa merupakan perusahaan berjenis perseroan
terbatas (Persero) yang merupakan salah satu BUMN di Indonesia. Pendirian
Perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam
UU No. 9 tahun 1969 PP No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan PP
No. 28 tahun 1975. Mulai tahun 1984 menurut Keputusan Rapat Umum Luar
Biasa Pemegang Saham Akte Pendirian tersebut diatas telah diubah dan
diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah, SH No. 94 tanggal 13 Agustus
1984 dengan Persetujuan Menteri Kehakiman No. C2-5013-HT.01.04 tahun 1985
tanggal 14 Agustus 1985. Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Luas Biasa
Pemegang Saham tanggal 20 Desember 1990 Akte tersebut mengalami perubahan
kembali dengan persetujuan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No. 2 tanggal 1 April
1991 dengan persetujuan Menteri Kehakiman No. C2-4939-HT.01.04 tahun 1991
tanggal 20 September 1991.
Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Akte Notaris Harun
Kamil, SH No. 35 akte pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan
Surat Keputusan No. C2-8330.HT.01.01 tahun 1996 dan diumumkan dalam Berita
Acara Republik Indonesia No. 81. Pendirian Perusahaan merupakan hasil
peleburan PT Perkebunan II (Persero) dan PT Perkebunan IX (Persero)
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 tahun 1996.
Perusahaan yang berkantor pusat di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara ini, bergerak dalam bidang agrobisnis
perkebunan dengan mengelola kebun kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan
tebu serta kegiatan rumah sakit dan pabrik fraksionasi. Perusahaan juga
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
mengembangkan Perkebunan Kelapa Sawit dengan pola PIR dan Kredit Koperasi
Primer untuk Anggota (KKPA).
Perseroan ini bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan
dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya dan disektor pertanian pada khususnya. Untuk tujuan tersebut,
perusahaan menjalankan kegiatan usaha, sebagai berikut:
1) Pengusahaan budidaya tanaman perkebunan
2) Produksi barang setengah jadi atau barang jadi
3) Perdagangan atau pemasaran hasil produksi
4) Pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata, dan agrobisnis.
Adapun produk perkebunannya meliputi:
1) Karet, yakni karet kering
Luas areal tanaman karet seluas 10.608,47 Ha yang terdiri dari 9.179,34
Ha tanaman menghasilkan (TM) yang merupakan tanaman kebun sendiri
dan 1.429,13 Ha tanaman belum menghasilkan (TBM). Produksi yang
dihasilkan pada tahun 2006 karet kering sebanyak 6.023 ton. Penjualan
dilakukan dalam bentuk ekspor dan lokal dengan total nilai sebesar Rp.
103.142 juta.
2) Tebu, yakni gula Superior Head Sugar (SHS) dan tetes
Luas areal tanaman tebu pada tahun 2006 seluas 13.226,48 Ha. Produksi
yang dihasilkan berupa Gula SHS sebanyak 49.495 ton dan tetes sebanyak
48.015 ton. Nilai penjualan yang merupakan ekspor dan lokal untuk Gula
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
SHS berjumlah Rp. 230.685 juta sedangkan untuk tetes berjumlah Rp.
41.184 juta.
3) Kakao, yakni biji kering
Luas areal tanaman menghasilkan kakao seluas 1.981,96 Ha yang
merupakan tanaman kebun sendiri. Produksi yang dihasilkan berupa biji
kering sebanyak 400 ton dengan total nilai penjualan sebesar Rp. 4.027
juta.
4) Kelapa Sawit, yakni minyak kelapa dan inti sawit
Luas tanaman kelapa sawit seluas 85.988,92 Ha yang terdiri dari
46.893,93 Ha areal TM kebun sendiri + inti dan 22.460,50 Ha kebun
plasma, serta 15.294,99 Ha areal TBM kebun sendiri + inti dan 1.339,50
Ha kebun Plasma. Produksi minyak sawit dan inti sawit pada tahun 2006
terdiri dari 539.322 ton TBS (Sendiri + Inti) dan 137.620 ton minyak + inti
sawit. Penjualan minyak sawit dan inti sawit dilakukan dalam bentuk
ekspor dan lokal dengan total nilai sebesar Rp 538.536 juta.
5) Tembakau, yakni daun tembakau
Luas areal tanaman tembakau tahun 2006 seluas 1.360,00 Ha. Produksi
yang dihasilkan sebanyak 334 ton dengan total nilai penjualan sebesar
Rp.52.158 juta.
Bagan organisasi mengalami perubahan sejalam dengan dikeluarkannya
Keputusan Direksi Nomor II.13/Kep/R.920/2003 tanggal 30 September 2003,
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
maka berdasarkan keputusan tersebut dilakukan penggabungan beberapa bagian,
penggantian nama beberapa bagian dan pembentukan SBU (Strategic Bussiness
Unit). Setelah adanya perubahan, maka bagian-bagian tersebut adalah:
1) Biro Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan (BP3)
2) Bagian Tanaman
3) Bagian Sumber Daya Manusia
4) Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
5) Bagian Teknik/ Pengolahan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetepkan dalam Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (RJJP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP), perusahaan membentuk SBU yaitu kebun dan Pabrik seta Unit Kerja
Penunjang (UKP) seperti Bengkel Pusat, Rumah Sakit dan Balai Pelatihan. SBU
dan UKP sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam Struktur Organisasi dan
Job Description.
Berdasarkan struktur organisasi PTPN II (Persero) Tanjung Morawa pada
lampiran, maka pembagian tugas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Direksi
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN RI Nomor
Kep.131/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, susunan Direksi adalah
sebagai berikut:
a) Direktur Utama
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Direktur Utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang
Saham dan Dewan Komisiaris.
b) Direktur Produksi
Direktur Produksi bertanggung jawab ke dalam kepada Direktur
Utama, bertanggung jawab ke luar kepada Rapat Umum Pemegang
Saham dan Dewan Komisiaris yang bertanggung jawab atas
pengelolaan bidang tanaman, produksi, teknik dan teknologi,
pengolahan dan sarana lainnya yang berkaitan dengan fungsinya serta
bagian pemasaran dan pengadaan.
c) Direktur Keuangan
Direktur Keuangan bertanggung jawab ke dalam kepada Direktur
Utama, dan bertanggung jawab ke luar kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisiaris yang mengelola bidang
Akuntansi dan Keuangan.
d) Direktur Sumber Daya Manausia
Direktur Sumber Daya bertanggung jawab ke dalam kepada Direktur
Utama, dan bertanggung jawab ke luar kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisiaris yang mengelola bidang
personalia, pengembangan, sumber daya manusia, bidang umum,
sekretariat, dan rumah sakit, masalah hubungan antar kerja, sosial
umum, dan keamanan dan kesehatan.
2) Bagian Biro
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PTPN II (Persero) Tanjung
Morawa Nomor II.0/Kep/R.02/1998 tanggal 9 Juni 1998 dan diperbarui
dengan Surat Nomor II.13/Kep/R.920/2003 tanggal 30 September 2003
ditetapkan susunan Kepala Bagian sebagai berikut:
a) Bagian Sekretariat
Bagian sekretariat berfungsi sebagai pembantu Direkasi di bidang-
bidang yang berhubungan dengan pengelolaan kesekretariatan
perusahaan, hubungan masyarakat, rumah tangga Kantor Direksi.
Bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur SDM/ Umum.
b) Biro Satuan Pengawasan Intern
Biro Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu Direksi
melaksanakan dan bertanggung jawab atas kelancaran tugas pekerjaan
di bidang pengawasan intern berdasarkan norma pemeriksaan dan
pedoman pemeriksaan umum, keuangan operasional serta kebijakan
pengawasan. Bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
c) Biro Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan
Bagian Pengkajian dan Pengembangan berfungsi membantu Direksi
dalam melaksanakan tugas dan kebijakan yang telah digariskan oleh
Direksi, melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,
pengawasan serta melakukan pengkajian dan pengembangan seluruh
sumber daya perusahaan. Bagian ini bertanggung jawab kepada
Direktur SDM.
d) Bagian Tanaman
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Bagian Tanaman Tahunan dan Semusim berfungsi membantu Direksi
dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, serta pengawasan yang menyangkut
pekerjaan-pekerjaan di bidang tanaman tahunan. Bagian ini
bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.
e) Bagian Teknik/ Pengelolaan
Bagian Teknik, Pengelolaan dan Mutu Lingkungan bertugas
membantu Direksi dalam melaksanakan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan di bidang teknik.
Bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.
f) Bagian Keuangan
Bagian Keuangan berfungsi membantu Direksi untuk menjalankan
kebijakan Direksi serta melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
bidang keuangan, perpajakan dan asuransi perusahaan serta menyusun
Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Bagian ini
bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.
g) Bagian Akuntansi
Bagian Akuntansi berfungsi membantu Direksi untuk menjalankan
kebijakan Direksi di bidang akuntansi serta melaksanakan fungsi
analisa hasil usaha, memberikan data masukan pada Direksi mengenai
permasalahan akuntansi. Bagian ini bertanggung jawab kepada
Direktur Keuangan.
h) Bagian Pengadaan
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Bagian Pengadaan berfungsi membantu Direksi melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan di
bidang pengadaan. Bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur
Pemasaran.
i) Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran berfungsi membantu Direksi melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan di
bidang pemasaran. Bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur
Pemasaran.
j) Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)
Bagian SDM berfungsi membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi
manajemenyang mencakup kegiatan administrasi karyawan, pension
karyawan dan penyelenggaraan pemenuhan sosial dan kesejahteraan
serta hubungan antar kerja dan pengembangan SDM yang mencakup
kegiatan pendidikan dan pelatihan, keselamatan kerja dan kesehatan.
Bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur SDM.
k) Bagian Umum
Bagian umum berfungsi membantu Direksi melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan bidang
sosial, ekonomi, kesejahteraan, bina mental, hokum dan agrarian.
Bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur SDM.
l) Bagian Program Kemitraab dan Bina Lingkungan (PKBL)
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Bagian PKBL berfungsi membantu Direksi untuk melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan, mengawasi
penyaluran bantuan dan pembinaan terhadap pengusaha kecil dan
koperasi. Bagian ini bertanggung jawab kepada Direktur SDM.
m) Bagian Pelelangan dan Pengadaan Barang dan Jasa
Bagian pelelangan dan pengadaan barang dan jasa berfungsi
membantu Direksi dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan
pelelangan dan pengadaan barang-barang local dan impor.
3) Kebun/ Pabrik/ Dinas
Kebun, Pabrik dan Dinas merupakan unit perusahaan untuk menghasilkan
komoditi-komoditi seperti kelapa sawit, kakao, tebu dan tembakau dan
jasa-jasa lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan. PTPN II (Persero)
Tanjung Morawa memiliki 36 kebun, 19 pabrik dan 5 unit dinas.
b. Biro Satuan Pengawasan Internal (Biro SPI) PTPN II (Persero) Tanjung
Morawa
Setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membentuk Satuan Pengawasan
Internal (SPI) yang merupakan aparat pengawasan intern perusahaan yang
bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Pembentukan organ pendukung
Direksi ini untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal telah andal.
Keberadaan SPI ini adalah untuk membantu Direksi BUMN dalam upaya
mencapai kinerja perusahaan yang optimal.
SPI adalah aparat pengawasan internal PTPN II (Persero) yang bertugas
melakukan pengendalian dan konsultasi secara objektif dan independen terhadap
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
aktivitas/ operasi perusahaan untuk memberikan nilai tambah, dan meningkatkan
operasi perusahaan serta membantu organisasi dalam mengefektifkan manajemen
risiko.
1) Landasan Pembentukan
Pembentukan SPI didasarkan:
a) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 Pasal 45, bahwa pada
setiap BUMN dibentuk Satuan Pengawasan Internal yang merupakan
aparatur pengawasan internal perusahaan. Satuan Pengawasan Internal
dipimpin oleh seorang Kepala yang bertannggung jawab langsung
kepada Direktur Utama.
b) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan
Perseroan, Pasala 28, 29 dan 30 bahwa:
(1) Pada setiap Perseroan dibentuk Satuan Pengawasan Internal.
(2) Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh Kepala yang
bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
(3) Satuan Pengawasan Internal bertugas membantu direktur Utama
dalam melaksanakan audit keuangan dan operasional serta menilai
pengendalian dan memberikan saran-saran perbaikan.
(4) Direktur Utama memberikan keterangan mengenai hasil audit atau
hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal kepada
Komisiaris, atas permintaan tertulis dari Komisiaris.
(5) Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-
langkah yang diperlukan atas segala yang dikemukakan dalam
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
setiap Laporan Hasil Audit yang dibuat oleh Satuan Pengawasan
Internal.
c) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, setiap BUMN membentuk Satuan Pengawasan Internal yang
merupakan aparat pengawasan internal perusahaan yang dipimpin oleh
seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
2) Kedudukan SPI
Kedudukan SPI berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Utama. Sesuai dengan kedudukannya, SPI haruslah:
a) Independen terhadap unit-unit lainnya dan tidak terlibat dalam
aktivitas sehari-hari atau bertanggung jawab langsung atau memiliki
kewenangan operasional terhadap kegiatan unit kerja yang diaudit oleh
SPI.
b) Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan secara
teratur menyampaikan laporannya kepada Komisiaris jika diminta
secara tertulis.
c) Tidak diberi tanggung jawab penuh dalam pengembangan suatu sistem
baru, kecuali memberikan pendapatnya atas metode dan standar
pengendalian dari sistem baru tersebut.
3) Tugas Pokok
Adapun tugas pokok Kepala Bagian SPI adalah membantu Direktur Utama
dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di bidang pengawasan intern,
aspek legal (corporate law) dan kepatuhan (compliance), yang meliputi
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan berdasarkan
norma pemeriksaan dan pedoman pemeriksaan umum, keuangan, operasional
serta kebijakan pengawasan. Uraian tugas pada bagian ini adalah sebagai
berikut:
a) Menyusun rencana dan strategi perusahaan bidang SPI jangka lima
tahun (RJP Lima Tahun) serta penjabarannya ke dalam Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk setiap tahunnya.
b) Mengusulkan RKAP dan Rencana Kerja Operasional (RKO).
c) Menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang pengawasan intern
perusahaan.
d) Pengawasan pelaksanaan aspek legal perusahaan (corporate law, yaitu
aspek hokum yang berkaitan dengan pihak luar/ partner dalam rangka
pengembangan dan kerjasama strategic perusahaan) dan kepatuhan
(compliance), serta tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
e) Membangun terbentuknya citra perusahaan (corporate image) yang
positif dan hubungan baik dengan stakeholder.
f) Membina kerja sama yang baik dengan Bagian, Distrik, Unit, sehingga
tugas-tugas dan kebijaksanaan yang digariskan Direksi dapat
terlaksana dengan baik.
g) Menyiapkan tata cara pemerikasaan bagian pengawasan intern agar
efisien dan efektif dalam rangka pengamanan harta kekayaan dan
pengelolaan perusahaan.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
h) Melaksanakan audit/ pemeriksaan intern, baik fisik, financial maupun
manajemen tehadap seluruh unit kerja perusahaan berdasarkan norma
pemeriksaan, pedoman pemeriksaan BUMN atas pelaksanaan RKAP,
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang berlaku di
perusahaan.
i) Mengawasi laporan keuangan perusahaan sebelum diaudit BPKP dan
hasilnya disampaikan kepada Direktur Utama.
j) Melakukan pengawasan terhadap operasional perusahaan dalam
rangka peningkatan efisiensi, efektivitas, ekonomisasi dan
produktivitas perusahaan, menyampaikan saran dan pendapat kepada
Direktur Utama.
k) Membuat laporan kepada Direktur Utama tentang pelaksanaan tugas
bagian serta memberikan saran-saran perbaikan sisdur.
l) Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan
pemeriksaan.
4) Tanggung Jawab
Tanggung jawab bagian SPI adalah:
a) Menyusun kebijakan pengawasan audit (audit policy), program kerja
pemerikasaan tahunan (PKPT), program pemeriksaan, evaluasi hasil
pemeriksaan, laporan triwulan dan laporan tahunan Biro SPI.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
b) Memberikan usulan dan masukan kepada Direktur Utama untuk
penyusunan dan penyempurnaan peraturan, ketentuan, sistem, prosedur
maupun administrasi pada umumnya yang berlaku pada perusahaan.
c) Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan
pemeriksaan.
d) Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
e) Melaksanakan standar sistem menajemen yang berlaku.
f) Menjamin kelancaran dan hasil kerja di bagiannya.
g) Mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas utamanya,
yang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan.
h) Menyimpan dan mengamankan seluruh dokumen yang bersifat penting
dan rahasia.
5) Fungsi SPI
Dalam melaksanakan tugasnya SPI menjalankan fungsinya sebagai
berikut:
a) Memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan telah
memadai dan berjalan sesuai dengan ketentuan.
b) Merupakan mitra strategis dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan
perusahaan.
c) Merupakan konsultan peningkatan penerapan manajemen risiko dan
prinsip-prinsip good corporate governance.
Kepala Bagian Biro SPI bertanggung jawab untuk mengelola dengan efektif
fungsi audit internal sehingga:
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
a) Pekerjaan audit memenuhi tujuan dan tanggung jawab umum
sebagaimana tercantum dalam IAC yang ditandatangani oleh Direksi
dan Komisiaris.
b) Anggaran dana untuk pelaksanaan audit dipergunakan secara efektif
dan efisien.
c) Pekerjaan audit dilaksanakan sesuai dengan Standar Profesi Audit
Internal (SPAI)
6) Pelaporan
Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI membuat Laporan Hasil Audit yang
disampaikan dan dikomunikasikan kepada manajemen dalam bentuk tertulis
atau lisan ataupun melalui mekanisme lainnya. Laporan Hasil Audit memuat:
a) Temuan dan kesimpulan audit secara objektif serta rekomendasi yang
konstruktif dan tanggapan auditan terhadap temuan hasil audit.
b) Hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan
sampai dengan berakhirnya audit (pending matters).
c) Perbedaan pendapat (dissenting opinion) antara SPI dengan auditan.
c. Pelaksanan Good Corporate Governance (GCG) pada PTPN II (Persero)
Tanjung Morawa
Tujuan Penerapan GCG PTPN II (Persero) adalah:
1) Meningkatkan penerapan prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban dan kewajaran.
2) Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, efisien, dan
beretika.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
3) Mendorong pengelola Perusahaan agar dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran
akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders
maupun kelestarian lingkungan sekitar Perusahaan.
4) Meningkatkan kontribusi Peusahaan dalam perekonomian nasional.
5) Meningkatkan iklim investasi nasional.
6) Mensukseskan program privatisasi.
Prinsip-prinsip Corporate Governance (CG) yang dianut dalam pengelolaan
PTPN II (Persero) Tanjung Morawa adalah:
1) Transparansi (transparency)
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi penting dan relevan
mengenai perusahaan.
2) Kemandirian (independence)
Pengelolaan perusahan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan praktik-praktik korporasi yang
sehat.
3) Akuntabilitas (accountability)
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ perusahaan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
4) Pertanggungjawaban (responsibility)
Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan praktik-praktik korporasi yang
sehat.
5) Kewajaran (fairness)
Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku serta kebijakan perusahaan.
Komitmen korporasi untuk mewujudkan GCG direalisasikan dalam bentuk
kepatuhan terhadap pedoman operasional yang menjadi acuan bagi setiap individu
dlaam melaksanakan tugasnya dalam korporasi. Untuk memonitor kepatuah
penerapan GCG, Direksi dapat membentuk secara formal dengan surat keputusan
bagi petugas atau tim yang melakukan pemantauan dan pelaporan atas
pelaksanaan CG di perusahaan. Adapun yang menjadi tugas dan tanggung jawab
tugas atau tim tersebut adalah:
1) Menginventarisir aspek-aspek yang memerlukan pengkajian dan
perubahan seperti orirntasi bisnis, visi, misi, struktur organisasi, kode etik,
perilaku, dan lain-lain.
2) Melakukan pengkajian berdasarkan bahan kajian yang telah dikumpulkan
untuk mewujudkan kehendak dan arahan orientasi GCG di masa yang
akan dating.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
3) Merumuskaan hasil kajian dan tindakan konkret serta mengkomunikasikan
kepada Direksi.
4) Mengimplementasikan tindak lanjut dari hasil kajian yang telah
dirumuskan dan bekerja sama dengan pihak yang terkait.
5) Melakukan evaluasi secara berkelanjutan, sejauh mana tindak lanjut dapat
diterapkan, serta melakukan koreksi perbaikan jika diperlukan.
6) Membuat laporan atas pelaksanaan tim.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Pengujian Reliabilitas Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI)
dan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
Realibilitas instrumen penelitian dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha. Menurut
Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2005:42), “Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s alpha >0,6”.
a. Peranan Biro SPI
Pengujian peranan Biro SPI dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
N of
Items
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Standardized
Items
.831 .829 10
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai cronbach alpha peranan
Biro SPI sebesar 0,831. Hal ini berarti bahwa, nilai ini telah melewati syarat
reliabilitas sebesar 0,6. Maka dapat dikatakan bahwa peranan SPI teruji
reliabilitasnya.
b. Pelaksanaan GCG
Pengujian realibilitas pelaksanaan GCG dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based N of Items
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
on
Standardized
Items
.961 .962 26
Dari tabel di atas terlihat bahwa cronbach alpha pelaksanaan GCG sebesar
0,961. Artinya adalah nilai ini telah melewati syarat reliabilitas sebesar 0,6.
Maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa pelaksanaan GCG teruji
reliabilitasnya.
2. Pengujian Validitas Peranan Biro SPI dan Pelaksanaan GCG.
Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang
seharusnya diukur. Menurut Erlina dan Mulyani (2007:90) pengukuran dikatakan
valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Dalam Ghozali (2005:45)
dinyatakan bahwa suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Salah satu cara untuk menguji validitas yang dikembangkan oleh Ghozali
adalah dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom
(df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jumlah sampel dalam hal in
adalah 30 orang. Sehingga dalam penelitian ini besarnya df dapat dihitung sebesar
30-2=28. Dengan df=28 maka diperoleh rtabel sebesar 0,374 (α=5%). Nilai ini
diperoleh dari Tabel III, nilai-nilai r product moment, Sugiyono (2006:317).
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
a. Peranan Biro SPI
Berdasarkan tabel 4.4 di bawah, terlihat bahwa hasil uji validitas
menunjukkan semua pernyataan valid karena rhitung > rtabel pada taraf signifikansi
5%. Hal ini berarti semua pernyataan dari variabel peranan biro SPI teruji
validitasnya. Rhitung terlihat dalam kolom corrected item-total correlation.
Tabel 4.3
Validitas Peranan Biro SPI
Pernyataan Corrected item-total
correlation (rhitung)
rtabel Keterangan
Pernyataan 1 0,554 0,374 Valid
Pernyataan 2 0,418 0,374 Valid
Pernyataan 3 0,621 0,374 Valid
Pernyataan 4 0,478 0,374 Valid
Pernyataan 5 0,554 0,374 Valid
Pernyataan 6 0,419 0,374 Valid
Pernyataan 7 0,617 0,374 Valid
Pernyataan 8 0,615 0,374 Valid
Pernyataan 9 0,414 0,374 Valid
Pernyataan 10 0,488 0,374 Valid
b. Pelaksanaan GCG
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Dari tabel 4.3 di bawah, terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan
semua pernyataan valid karena nilai rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5%.
Hal ini menunjukkan berarti semua pertanyaan dari variabel pelaksanaan GCG
teruji validitasnya. Rhitung dapat dilihat dalam kolom corrected item total
correlation.
Tabel 4.4
Validitas Pelaksanaan GCG
Pernyataan Corrected item - total
correlation (rhitung)
rtabel Keterangan
Pernyataan 1 0,551 0,374 Valid
Pernyataan 2 0,675 0,374 Valid
Pernyataan 3 0,784 0,374 Valid
Pernyataan 4 0,719 0,374 Valid
Pernyataan 5 0,706 0,374 Valid
Pernyataan 6 0,628 0,374 Valid
Pernyataan 7 0,675 0,374 Valid
Pernyataan 8 0,784 0,374 Valid
Pernyataan 9 0,719 0,374 Valid
Pernyataan 10 0,706 0,374 Valid
Pernyataan 11 0,628 0,374 Valid
Pernyataan 12 0,551 0,374 Valid
Pernyataan 13 0,675 0,374 Valid
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Pernyataan 14 0,784 0,374 Valid
Pernyataan 15 0,719 0,374 Valid
Pernyataan 16 0,706 0,374 Valid
Pernyataan 17 0,784 0,374 Valid
Pernyataan 18 0,719 0,374 Valid
Pernyataan 19 0,706 0,374 Valid
Pernyataan 20 0,628 0,374 Valid
Pernyataan 21 0,551 0,374 Valid
Pernyataan 22 0,675 0,374 Valid
Pernyataan 23 0,784 0,374 Valid
Pernyataan 24 0,719 0,374 Valid
Pernyataan 25 0,706 0,374 Valid
Pernyataan 26 0,628 0,374 Valid
3. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
atau generalisasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, serta standar deviasi yang
merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga
lebih mudah untuk dipahami, seperti tabel berikut:
Tabel 4.5
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Descriptive Statistics
Mean
N
Stat.
Range
Stat.
Min.
Stat.
Max.
Stat.
Sum
Stat. Stat.
Std.
Error
Std. Dev.
Stat.
Var.
Stat.
pspi 30 13.00 33.00 46.00 1181.00 39.3667 .66347 3.63397 13.206
pgcg 30 50.00 77.00 127.00 3124.00 104.1333 2.11113 11.56312 133.706
Valid N
(listwise) 30
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa:
a. Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah responden (N) ada 30.
b. Rata-rata (Mean) peranan SPI adalah sebesar 39,3667 dengan standar
deviasi sebesar 3,63397.
c. Rata-rata (Mean) pelaksanaan GCG adalah sebesar 104,1333 dengan
standar deviasi sebesar 11,56312.
d. Untuk peranan SPI dan pelaksanaan GCG nilai minimumnya masing-
masing sebesar 33,00 dan 77,00 sedangkan untuk nilai maksimumnya
berturut-turut sebesar 46,00 dan 127,00.
e. Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan nilai minimum yaitu
sebesar 13,00 untuk peranan SPI dan 50,00 untuk pelaksanaan GCG.
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan pengujian statistik, maka
asumsi-asumsi klasik harus terpenuhi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Budi (2005:231) memberikan pengertian terhadap pengujian normalitas,
bahwa pengujiaan normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi
suatu data. Asumsi yang harus dimiliki oleh data untuk pengujian statistik
parametrik adalah data tersebut harus terdistribusi secara normal, sehingga
data tersebut harus diuji terlebih dahulu normalitasnya.
Untuk mengetahui apakah data yang dimiliki normal atau tidak, secara
kasat mata kita dapat melihatnya melalui grafik histogram dan grafik PP Plots.
Data yang terdistribusi normal akan menunjukkan kurva histogram berpola
distribusi normal. Pada grafik PP Plots, normal atau tidaknya distribusi data
terlihat dari penyebaran data (titik) di sekitar garis diagonal.
Berikut ini merupakan hasil pengujian normalitas data dalam bentuk grafik
histogram dan grafik PP Plots. Data yang terdistribusi normal akan
menunjukkan kurva histogram berpola distribusi normal. Pada grafik PP Plots,
normal atau tidaknya distribusi suatu data terlihat dari penyebaran data (titik)
di sekitar garis diagonal.
Berikut ini merupakan hasil pengujian normalitas data dalam bentuk grafik
histogram dan grafik PP Plots.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Regression Standardized Residual3210-1-2-3
Freq
uenc
y
6
4
2
0
Histogram
Dependent Variable: pelaksanaangcg
Mean =4.98E-16�Std. Dev. =0.983�
N =30
Gambar 4.1
Grafik Histogram
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: pelaksanaangcg
G
ambar 4.2
Grafik PP Plots
Dari grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan grafik histogram
yang memberikan pola ditribusi yang mendekati normal, demikian juga halnya
pada grafik PP Plots pada gambar 4.2, terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal. Penyebarannya mengikuti garis diagonal. Kedua grafik in
menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi uji
normalitas data.
Hanya dengan melihat histogram dan grafik PP Plots, normal atau tidak
distribusi data tidak dapat diketahui dengan jelas karena pengujian normalitas
hanya dengan uji grafik hanya terlihat secara visual sehingga dapat saja dari
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
hasil grafik terlihat normal namun dengan uji statistik tidak normal. Oleh
karena itu, diperlukan uji statistik untuk menunjukkan data normal atau tidak.
Uji statistik untuk mendeteksi normalitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Berdasarkan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya, yaitu Ho dimana data
terdistribusi normal, maka dalam uji yang telah dilakukan pada penelitian ini
Ho diterima. Nilai K-S lebih besar dari probabilitas signifikansi pada α=5%.
Nilai K-S yang diperoleh dari uji tersebut sebesar 0,889 dengan probabilitas
signifikansi 0,408. Hal ini menunjukkan data terdistribusi secara normal.
Nilai K-S dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.6
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pelaksanaangcg perananspi
N 30 30
Normal Parameters(a,b) Mean 105.2667 39.3667
Std. Deviation 12.34820 3.63397
Most Extreme
Differences
Absolute .162 .106
Positive .118 .097
Negative -.162 -.106
Kolmogorov-Smirnov Z .889 .581
Asymp. Sig. (2-tailed) .408 .888
a. Test distribution is normal
b. Calculated from data
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
b. Uji Heteroskedastisitas
Dalam regresi, salah satu uji asumsi yang dipenuhi adalah varians dan
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tidak memiliki gejala
tertentu. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala
heteroskedastisitas. Sehingga perlu dilakukan uji heterokedastisitas untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Ghozali (2005:105) menyatakan bahwa:
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
(residual) dan ZPRED (variabel dependen). Dasar analisisnya adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil pengujian heteroskedastisitas yang terlihat pada gambar 4.3 di
bawah menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik
di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi pelaksanaan GCG berdasarkan
masukan variabel independen peranan Biro SPI.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Regression Standardized Predicted Value210-1-2
Regr
essio
n Stu
dent
ized R
esidu
al
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: pelaksanaangcg
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
5. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana dilakukan dengan menggunakan metode
enter. Dengan metode ini seluruh variabel akan dimasukkan dalam analisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Output yang diperoleh dengan menggunakan program statistik seperti
yang terlihat pada tabel 4.6 berikut.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Tabel 4.7
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 perananspia . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: pelaksanaangcg
Berdasarkan tabel 4.6 di atas variables entered/removedb menunjukkan
analisis sebagai berikut:
a. Variabel yang dimaksukkan ke dalam persamaan adalah variabel
independen yaitu peranan Biro SPI.
b. Tidak ada variabel independen yang dikeluarkan.
c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode enter.
Tabel 4.8
Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error
(Constant) 23.230 20.050 1.159 .2561
perananspi 2.084 .507 .613 4.108 .000
a Dependent Variable: pelaksanaangcg
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada tabel 4.7 pada kolom
unstandardized coefficients bagian B, maka diperoleh model persamaan regresi
linier sederhana sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 23,230 menyatakan bahwa jika tidak ada peranan Biro
SPI maka pelaksanaan GCG sebesar 23,230.
b. Koefisien X = 2,084, menunjukkan bahwa peranan Biro SPI (X)
berpengaruh positif terhadap pelaksanaan GCG (Y). Artinya, jika peranan
Biro SPI ditingkatkan sebesar satu, maka pelaksanaan GCG akan
meningkat sebesar 23,20.
Hasil regresi linier sederhana di atas menunjukkan bahwa variabel peranan
Biro SPI memiliki pengaruh positif terhadap variabel pelaksanaan GCG. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa, jika peranan Biro SPI ditingkatkan
maka pelaksanaan GCG juga akan meningkat.
6. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikansi (Uji-t)
Uji statistik t dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Uji t dalam
penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independen peranan
Biro SPI berpengaruh terhadap variabel dependen pelaksanaan GCG.
Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan alat bantu program
statistik seperti yang terlihat pada tabel 4.8 berikut.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Tabel 4.9
Hasil Uji t-hitung
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error
(Constant) 23.230 20.050 1.159 .2561
perananspi 2.084 .507 .613 4.108 .000
a Dependent Variable: pelaksanaangcg
Menurut Ghozali (2005:87), uji t dilihat dari tingkat signifikansi. Jika nilai
signifikansi di bawah 5%, maka masing-masing variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dari hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 4.8 di atas memperlihatkan
nilai probabilitas signifikansi 0,000. Nilai ini berada di bawah 5%. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa peranan Biro SPI berpengaruh terhadap
pelaksanaan GCG.
b. Koefisien Determinasi (R2)
“Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, Ghozali
(2005:83). Melalui koefisien determinasi (R2) dapat diketahui sejauh mana
variabel peranan Biro SPI mampu menjelaskan variabel pelaksanaan GCG.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Tabel 4.10
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .613a .376 .354 9.92610
a Predictors: (Constant), perananspi
b Dependent Variable: pelaksanaangcg
Pada tabel 4.9 yaitu Model Summaryb di atas, terlihat bahwa nilai R
sebesar 0,613. Hal ini menunjukkan bahwa variabel peranan Biro SPI
memiliki korelasi dengan pelaksanaan GCG yaitu sebesar 61,3%. Nilai R2
adalah 0,376. Hal ini mengindikasikan bahwa 37,6% variasi atau perubahan
dalam pelaksanaan GCG mampu dijelaskan oleh variasi atau perubahan
peranan Biro SPI dan selebihnya 62,4% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
lain.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
penelitian yang menerima semua rumusan hipotesis. Artinya, peranan Biro
SPI memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan GCG pada PTPN II (Persero)
Tanjung Morawa.
Apabila melihat kembali penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pratolo
(2007) dengan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa audit manajemen
dan pengendalian intern saling mendukung dalam rangka mempengaruhi
penerapan prinsip-prinsip GCG dan kinerja perusahaan, maka hasil penelitian
ini mendukung penelitian tersebut, karena hasil penelitian ini menunjukkan
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
hasil bahwa peranan Biro SPI berpengaruh terhadap pelaksanaan GCG. Hal ini
sesuai dengan keberadaan fungsi Biro SPI menjamin efektivitas pengendalian
internal dan merupakan mitra strategis dalam penyempurnaan kegiatan
pengelolaan perusahaan serta mendorong proses governance.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada BAB IV, maka dapat
ditarik kesimpulan mengenai pengaruh peranan Biro SPI terhadap pelaksanaan
GCG, yaitu: Peranan Biro SPI ternyata berpengaruh terhadap pelaksanaan GCG.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan hanya pada satu BUMN saja. Untuk pengujian yang
lebih mendalam dan mendapatkan hasil penelitian yang signifikan, penelitian
berikutnya hendaknya lebih baik dilakukan pada lebih dari satu BUMN. Dengan
mengambil lebih dari satu BUMN, tentunya hasilnya akan lebih terlihat jelas dan
dapat dikomparasikan.
C. Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan peranan Biro SPI berpengaruh positif
terhadap pelaksanaan GCG. Biro SPI bukanlah satu-satunya bagian yang turut
ambil bagian dalam pelaksanaan GCG, karena pelaksanaan GCG harus
melingkupi seluruh aspek perusahaan. Diharapkan kelak untuk penelitian
selanjutnya, untuk meneliti pengaruh bagian-bagian lain di perusahaan terhadap
pelaksanaan GCG. Hal ini dilakukan agar kelak pelaksanaan GCG bukan hanya
bersifat mandatory, namun mengakar pada setiap individu.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik, Jilid 2, Edisi 3, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.
Boynton, William C., Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell, 2003. Modern
Auditing, Jilid 2, Edisi 7, Penerjemah Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan
Setiyo Budi, Erlangga, Jakarta.
Budi, Prabayu dan Ashari, 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan
SPSS, Edisi 1, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters, 2002. Auditing, Jilid 2,
Edisi 5, Penerjemah Sugiyarto, Erlangga, Jakarta.
Iskandar, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif), GP Press, Jakarta.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Maksum, Azhar, 2005, Tinjauan Atas Good Corporate Governance di Indonesia:
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu
Akuntansi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Messier, William F. Jr dan Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt, 2005.
Auditing And Assurance Service A Systematic Approach, Edisi 4, Buku 2,
Penerjemah Nuri Hinduan, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku 1, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.
Tjager, I Nyoman, dkk, 2003. Corporate Governance: Tantangan dan
Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia, PT Prenhallindo, Jakarta.
Pratolo, Suryo, 2007. “GCG dan Kinerja BUMN di Indonesia: Aspek Audit
Manajemen dan Pengendalian Intern sebagai Variabel Eksogen serta
tinjauannya pada Jenis Perusahaan”, Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi X Unhas Makassar 26-28 Juli 2007.
Rochaety, Ety, Ratih Tresnati dan H. Abdul Madjid Latief, 2007. Metodologi
Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Sawyer, Laurence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, 2005.
Sawyer’s Internal Auditing, Edisi 5, Buku 1, Penerjemah Desi Adhariani,
Salemba Empat, Jakarta.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alphabeta, Bandung.
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 Tanggal 1
Agustus 2002 Tentang Penerapan GCG, Jakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku
Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006. Pedoman Umum GCG Indonesia,
Jakarta.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004. Standar Profesi Internal,
Yayasan Pendidikan Internal Audit, Jakarta.
PTPN II (Persero) Tanjung Morawa, 2005. Code of Corporate Governance,
Medan.
PTPN II (Persero) Tanjung Morawa, 2005. Internal Audit Charter, Medan.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Lampiran 3
KUESIONER PERANAN BIRO SPI*
Nomor Kuesioner:
Petunjuk Pengisian: 1. Isilah data responden pada tempat yang telah disediakan. 2. Berilah jawaban untuk setiap nomor pada kuesioner dengan memberi
tanda check list (√) pada kolom di sebelah pernyataan. 3. Berikanlah jawaban yang sejujurnya. 4. Kami akan menjamin kerahasiaan jawaban Anda.
Keterangan:
1. Sangat tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat Setuju
Identitas Responden Jenis Kelamin : L/P Jabatan : No. Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Peranan dan sasaran SPI fokus pada area
dampak dari berbagai risiko yang menghambat pencapaian sasaran strategis perusahaan.
2 Piagam Internal Audit mengatur hubungan SPI dengan para objek audit dikembangkan sesuai konsep customer focus oriented di samping tanggung jawab fungsional lainnya.
3 SPI bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan memiliki hubungan kerja fungsional dengan Dewan Komisiaris.
4 SPI memiliki akses yang tidak terbatas (4-12 kali setahun) terhadap para anggota direksi dan berkomunikasi informal dengan direksi, serta menjadi bagian dalam rapat-rapat direksi dan rapat direksi dengan dewan komisiaris.
5 Independensi SPI diakui direksi sebagai kunci bagi efektivitas SPI.
6 Tradisi SPI yang independen begitu
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
mengakar dan ditegaskan dalam Charter SPI.
7 Strategi SPI benar-benar merupakan penjabaran dari sasaran perusahaan.
8 SPI juga terlibat dalam revisi penyempurnaan RKAP.
9 Laporan SPI juga mencakup analisis manfaat-biaya dari rekomendasi, assessment terhadap semua aspek lingkungan pengendalian, dan fokus audit ke depan.
10 Hasil assessment risiko oleh SPI didiskusikan dengan manajemen dan diperbandingkan dengan hasil assessment risiko yang dibuat.
* Keterangan: Kuesioner ini diadaptasi dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk. dengan perubahan seperlunya.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Lampiran 4
KUESIONER PELAKSANAAN GCG*
Nomor Kuesioner:
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah data responden pada tempat yang telah disediakan. 2. Berilah jawaban unyuk setiap nomor pada kuesioner dengan memberi
tanda check list (√) pada kolom disebelah pertanyaan. 3. Berikanlah jawaban yang sejujurnya. 4. Kami menjamin kerahasiaan jawaban Anda.
Keterangan:
1. Sangat Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat Setuju
Identitas Responden Jenis Kelamin : L/P Jabatan :
No. Pernyataan 1 2 3 4 5 1 PTPN II (Persero) Tanjung Morawa
menyediakan informasi perusahaan secara tepat waktu.
2 PTPN II (Persero) Tanjung Morawa menyediakan informasi perusahaan yang memadai.
3 PTPN II (Persero) Tanjung Morawa menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan khususnya pemegang saham.
4 Informasi yang diungkapkan meliputi visi, misi, sasaran usaha, kondisi keuangan, susunan organisasi, dan kejadian-kejadian pentin yang mempengaruhi kondisi perusahaan.
5 Tetap menjaga kerahasiaan perusahaan sesuai dengan perundang-undangan yang
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
berlaku berupa hak-hak pribadi setiap karyawan.
6 Setiap kebijakan PTPN II (Persero) Tanjung Morawa didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada internal perusahaan maupun kepada pemegang saham.
7 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing, organ perusahaan selalu menghindari adanya dominasi oleh pihak manapun.
8 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing, organ perusahaan bebas dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh atau tekanan yang bersifat internal.
9 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing, organ perusahaan bebas dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh atau tekanan yang bersifat eksternal.
10 Pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
11 Masing-masing organ perusahaan menghindari adanya saling lempar tanggung jawab antara yang satu dengan yang lainnya.
12 Rincian tugas dan tanggung jawab msing-masing organ perusahaan dan semua karyawan ditetapkan secara jelas selaras dengan visi, misi dan strategi perusahaan.
13 Setiap organ perusahaan dan karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan peranan masing-masing.
14 Sistem pengendalian internal dilakukan secara efektif dalam pengelolaan perusahaan.
15 Adanya sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system) terhadap kinerja organ perusahaan.
16 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, selalu berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
17 Setiap organ perusahaan berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.
18 Adanya kepatuhan terhadap Undang-Undang BUMN.
19 Adanya kepatuhan terhadap Anggaran Dasar.
20 Adanya kepatuhan terhadap peraturan perusahaan.
21 Melaksanakan tanggung jawab sosial seperti peduli terhadap masyarakat dan lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
22 Diberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemegang saham, pelanggan) memberikan masukan dan pendapat bagi kepentingan perusahaan.
23 Memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada stakeholders sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
24 Perusahaan memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender,dan golongan fisik.
25 Adanya kebijakan kompensasi positif (penghargaan, insentif, dll) terhadap keberhasilan pegawai.
26 Adanya kebijakan kompensasi negatif (hukuman, teguran, dll) terhadap kinerja yang buruk dari masing-masing organ perusahaan.
*Keterangan : Kuesioner ini dibuat berdasarkan Pedoman Umum GCG Indonesia Tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
6) Pernyataan 1-6 mencakup elemen transparansi 7) Pernyataan 7-11 mencakup elemen kemandirian 8) Pernyataan 12-16 mencakup elemen akuntabilitas 9) Pernyataan 17-21 mencakup elemen pertanggungjawaban 10) Pernyataan 21-26 mencakup elemen kewajaran
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Lampiran 7
Output Statistik
Reliability Peranan Biro SPI Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0 Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .831 .829 10
Item Statistics Mean Std. Deviation N spi1 4.0000 .52523 30spi2 4.0333 .55605 30spi3 3.7667 .62606 30spi4 3.8333 .53067 30spi5 4.0000 .52523 30spi6 4.0667 .52083 30spi7 3.6333 .66868 30spi8 3.7333 .69149 30spi9 4.1000 .54772 30spi10 4.2000 .55086 30
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 39.3667 13.206 3.63397 10
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted spi1 35.3667 10.999 .554 . .812 spi2 35.3333 11.333 .418 . .825 spi3 35.6000 10.317 .621 . .804 spi4 35.5333 11.223 .478 . .819 spi5 35.3667 10.999 .554 . .812 spi6 35.3000 11.459 .419 . .824 spi7 35.7333 10.133 .617 . .804 spi8 35.6333 10.033 .615 . .805 spi9 35.2667 11.375 .414 . .825 spi10 35.1667 11.109 .488 . .818
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Reliability Pelaksanaan GCG Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0 Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .961 .962 26
Item Statistics Mean Std. Deviation N gcg1 4.1000 .66176 30gcg2 4.0000 .64327 30gcg3 3.9333 .58329 30gcg4 3.9333 .69149 30gcg5 4.1667 .69893 30gcg6 4.2000 .71438 30gcg7 4.0000 .64327 30gcg8 3.9333 .58329 30gcg9 3.9333 .69149 30gcg10 4.1667 .69893 30gcg11 4.2000 .71438 30gcg12 4.1000 .66176 30gcg13 4.0000 .64327 30gcg14 3.9333 .58329 30gcg15 3.9333 .69149 30gcg16 4.1667 .69893 30gcg17 3.9333 .58329 30gcg18 3.9333 .69149 30gcg19 4.1667 .69893 30gcg20 4.2000 .71438 30ggc21 4.1000 .66176 30gcg22 4.0000 .64327 30gcg23 3.9333 .58329 30gcg24 3.9333 .69149 30
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
gcg25 4.1667 .69893 30gcg26 4.2000 .71438 30
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 105.2667 152.478 12.34820 26
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted gcg1 101.1667 143.316 .551 . .961 gcg2 101.2667 141.720 .675 . .960 gcg3 101.3333 141.264 .784 . .959 gcg4 101.3333 140.230 .719 . .959 gcg5 101.1000 140.300 .706 . .960 gcg6 101.0667 141.306 .628 . .960 gcg7 101.2667 141.720 .675 . .960 gcg8 101.3333 141.264 .784 . .959 gcg9 101.3333 140.230 .719 . .959 gcg10 101.1000 140.300 .706 . .960 gcg11 101.0667 141.306 .628 . .960 gcg12 101.1667 143.316 .551 . .961 gcg13 101.2667 141.720 .675 . .960 gcg14 101.3333 141.264 .784 . .959 gcg15 101.3333 140.230 .719 . .959 gcg16 101.1000 140.300 .706 . .960 gcg17 101.3333 141.264 .784 . .959 gcg18 101.3333 140.230 .719 . .959 gcg19 101.1000 140.300 .706 . .960 gcg20 101.0667 141.306 .628 . .960 ggc21 101.1667 143.316 .551 . .961 gcg22 101.2667 141.720 .675 . .960 gcg23 101.3333 141.264 .784 . .959 gcg24 101.3333 140.230 .719 . .959 gcg25 101.1000 140.300 .706 . .960 gcg26 101.0667 141.306 .628 . .960
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Regression Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 perananspia . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: pelaksanaangcg Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .613a .376 .354 9.92610a Predictors: (Constant), perananspi b Dependent Variable: pelaksanaangcg Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta B Std. Error (Constant) 23.230 20.050 1.159 .2561 perananspi 2.084 .507 .613 4.108 .000
a Dependent Variable: pelaksanaangcg Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 91.9991 119.0899 105.2667 7.57286 30 Residual -20.25085 21.00087 .00000 9.75346 30 Std. Predicted Value -1.752 1.825 .000 1.000 30 Std. Residual -2.040 2.116 .000 .983 30
a Dependent Variable: pelaksanaangcg
Descriptive Statistics
Mean
N Stat.
Range Stat.
Min. Stat.
Max. Stat.
Sum Stat. Stat.
Std. Error
Std. Dev. Stat.
Var. Stat.
pspi 30 13.00 33.00 46.00 1181.00 39.3667 .66347 3.63397 13.206pgcg 30 50.00 77.00 127.00 3124.00 104.1333 2.11113 11.56312 133.706
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Valid N (listwise) 30
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pelaksanaangcg perananspi N 30 30 Normal Parameters(a,b) Mean 105.2667 39.3667 Std. Deviation 12.34820 3.63397 Most Extreme Differences
Absolute .162 .106
Positive .118 .097 Negative -.162 -.106 Kolmogorov-Smirnov Z .889 .581 Asymp. Sig. (2-tailed) .408 .888
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Regression Standardized Predicted Value210-1-2
Reg
ress
ion
Stu
den
tize
d R
esid
ual
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: pelaksanaangcg
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Regression Standardized Residual3210-1-2-3
Freq
uenc
y
6
4
2
0
Histogram
Dependent Variable: pelaksanaangcg
MeaStd.
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: pelaksanaangcg
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009
Evelyn Yusrina : Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan..., 2008 USU Repository © 2009