pengaruh penyuluhan kesehatan tentang …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/sri...

14
PENG Diajuka S GARUH STIMUL PRA PE an Guna Me Pada Progr PRO SEKOLAH H PENYU LASI PE AKTIK RKEMB TAHUN SAWA NA elengkapi Se ram Pendid Di Sekolah GRAM S H TINGG ULUHAN ERKEM IBU DA BANGAN N DI DES ANGAN ASKAH P ebagian Sya dikan Ners-P Tinggi Ilmu Yogya Disusun SRI MEK 08020 STUDI ILM GI ILMU YOGYA 20 N KESE BANGA ALAM ST N ANAK SA POD MAGEL PUBLIKA arat Mencap Program Stu u Kesehatan akarta n oleh: KAWATI 01096 MU KEP KESEHA AKARTA 12 EHATAN AN TERH TIMULA K USIA 2 OSOKO LANG ASI pai Gelar Sar udi Ilmu Kep n ‘Aisyiyah ERAWAT ATAN ‘AI N TENTA HADAP ASI 2-3 O rjana Keper perawatan TAN ISYIYAH ANG rawatan H

Upload: phungkiet

Post on 08-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

PENG

Diajuka

S

GARUHSTIMUL

PRAPE

an Guna MePada Progr

PROSEKOLAH

H PENYULASI PEAKTIK RKEMBTAHUN

SAWA

NA

elengkapi Seram PendidDi Sekolah

GRAM SH TINGG

ULUHANERKEMIBU DA

BANGANN DI DESANGAN

ASKAH P

ebagian Syadikan Ners-P

Tinggi IlmuYogya

DisusunSRI MEK

08020

STUDI ILMGI ILMU

YOGYA20

N KESEBANGA

ALAM STN ANAKSA PODMAGEL

PUBLIKA

arat MencapProgram Stuu Kesehatanakarta

n oleh: KAWATI01096

MU KEPKESEHA

AKARTA12

EHATANAN TERHTIMULAK USIA 2OSOKOLANG

ASI

pai Gelar Sarudi Ilmu Kepn ‘Aisyiyah

ERAWATATAN ‘AI

N TENTAHADAP ASI 2-3

O

rjana Keperperawatan

TAN ISYIYAH

ANG

rawatan

H

Page 2: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap
Page 3: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN TERHADAP PRAKTIK IBU DALAM STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

DI DESA PODOSOKO SAWANGAN MAGELANG1

Sri Mekawati2, Yuli Isnaeni3

INTISARI Latar Belakang : Anak usia 2-3 tahun merupakan masa dimana anak akan memperoleh banyak hal dari lingkungan melalui dari apa yang mereka lihat, mereka sentuh, rasakan dan cara mereka cium. Orang tua hendaknya memberikan stimulasi,tetapi sebagian besar orang tua terutama ibu kurang memberikan stimulasi perkembangan untuk anaknya. Hal seperti ini akan berdampak pada perkembangan anak, yaitu anak tidak akan tumbuh optimal sesuai tahap perkembangan Tujuan : Diketahuinya pengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun . Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan quasi exsperimental design dengan Nonequivalent Control Group. Sampel adalah ibu yang memiliki anak usia 2-3 tahun di Podosoko sebanyak 30 responden. Sampling dengan cara simple random sampling. Instrumen yang digunakan berupa chek list praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun. Analisis data menggunakan uji statistik non parametrik Mann-Whitney U-test. Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian didapatkan praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun pada kelompok eksperimen masuk dalam kategori sangat baik sebanyak 9 responden (60%), sedangkan praktik ibu pada kelompok kontrol masuk dalam kategori baik sebanyak 12 responden (80 %). Berdasarkan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui hasil P= 0,00< 0.05. Hal ini berarti ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun di Desa Podosoko Sawangan Magelang. Saran : Ibu hendaknya setiap hari melakukan rangsangan atau stimulasi kepada anaknya pada empat kemapuan dasar anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, berbahasa dan kemandirian secara bertahap agar anak dapat tumbuh optimal sesuai dengan tahap perkembangannya. Kata kunci : Penyuluhan kesehatan, stimulasi perkembangan, anak usia 2-3

tahun, praktik Kepustakaan : 21 buku, 1 jurnal, 1 website Jumlah halaman : i-xiii, 72 halaman ______________ 1Judul Skripsi 2Mahasiswa PPN-PSIK STIKes ‘Aisyiyah Yogyakarta 3Dosen PPN-PSIK STIKes ‘Aisyiyah Yogyakarta

Page 4: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION OF DEVELOPMENTAL STIMULATION ON MOTHERS’ PRACTICES ON DEVELOPMENTAL STIMULATION OF CHILDREN IN THE AGES OF 2 – 3 YEARS OLD

IN PODOSOKO VILLAGE SAWANGAN MAGELANG1

Sri Mekawati2, Yuli Isnaeni3

ABSTRACT

Background: The ages of 2 – 3 years old are the periods in which children will get many things from environment through what they see, what they touch, what they feel, and what they smell. Parents should give simulation; however, most parents especially mothers do not give adequate developmental stimulation to their children. It will affect children’ development in which the children will not grow optimally as they should based on developmental stages. Objective: To examine the influence of health education about developmental stimulation on mothers’ practices in developmental stimulation of children in the ages of 2 – 3 years old. Research Methodology: This research uses quasi experimental research design with Nonequivalent Control Group. Sample of this research is mothers who have children in the ages of 2 – 3 years old in Podosoko as many as 30 respondents. Sample was taken by using simple random sampling. Instrument used in this research is checklist about mothers’ practices in developmental stimulation of children in the ages of 2 – 3 years old. Data were analyzed by using statistical test of non parametric Mann-Whitney U-test. Findings and Conclusion: Based on the research, it is found that mothers’ practices on developmental stimulation of children in the ages of 2 – 3 years old in the experimental group belong to very good category as many as 9 respondents (60%), meanwhile mothers’ practices in the control group belong to good category as many as 12 respondents (80%). Based on the result of Mann-Whitney Test, it is found that p value = 0.00 < 0.05. It means there is effect of health education of developmental stimulation toward mothers’ practices on developmental stimulation of children in the ages of 2 – 3 years old in Podosoko Village Sawangan Magelang. Suggestion: Mothers should give stimulation to children to their four basic abilities; those are gross motor skills, fine motor skills, proficiency, and their independence. Keywords : Health Education, Developmental Stimulation, child ages of 2 –

3 years, Practice References : 21 books, 1 journal, 1 website Number of pages : i-xiii, 72 pages

                                                            1 Title of the thesis 2 Student of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 3 Lecturer of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 

Page 5: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

PENDAHULUAN Anak merupakan generasi penerus

bangsa yang harus diperhatikan. Dalam kaitannya dengan pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia agar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menjadi lebih baik, anak usia dini memiliki peran yang sangat menentukan (Sugito, 2007).

Upaya mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dapat dilakukan tindakan sedini mungkin mengatasi pertumbuhan dan perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995).

Dariyo (2007) menyatakan bahwa anak usia 1-3 tahun merupakan masa dimana anak akan memperoleh banyak hal dari lingkungan melalui dari apa yang mereka lihat, mereka sentuh, rasakan dan cara mereka cium. Dengan demikian yang paling disarankan pada anak di tiga tahun pertama kehidupan dalam memenuhi rasa ingin tahu dan memenuhi hasrat penjelajahannya dengan cara memberi rangsangan.

Sebagian orang tua belum memahami tentang masalah perkembangan anak, terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk perkembangannya (Nursalam, 2003).

Hal itu tergambar dalam profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah bahwa orang tua kurang memperhatikan masalah perkembangan anak. Berdasarkan Profil kesehatan Jawa Tengah tahun 2008, cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 44,76. Cakupan ini masih jauh dibawah target SPM tahun 2005 sebesar 65% apalagi bila dibandingkan dengan target SPM 2010 sebesar 95% (Dinkes, 2008).

Tingkat pengetahuan yang rendah tentang stimulasi perkembangan anak dapat berpengaruh terhadap praktik ibu dalam

stimulasi perkembangan. Penelitian yang dilakukan Hapsari (2007) menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan praktik stimulasi perkembangan anak di Desa Jetis Klaten. Selain itu juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktik ibu dalam stimulasi perkembangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi praktik ibu dalam memberikan stimulasi kepada anaknya antara lain pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan, umur ibu dan jumlah anak (Hariweni, 2007).

Apabila praktik Ibu dalam memberikan stimulasi kepada anaknya baik maka akan menyebabkan fungsi organ-organ tubuh anak terutama otak menjadi baik. Dengan demikian anak dapat mencerna stimulasi yang diberikan sehingga proses perkembangan berjalan secara optimal (Hariweni, 2007).

Sedangkan apabila praktik ibu dalam memberikan stimulasi kepada anaknya tidak baik maka anak akan terganggu perkembangannya. Karena dalam memberikan stimulasi kekuatan fisik anak ada batasnya, apabila stimulasi diberikan secara berlebihan maka akan menyita tenaga anak sehingga ia akan cepat merasa lelah. Anak-anak yang sering kelelahan akan berpotensi besar mengalami depresi di usia remaja nanti (Supriyadi, 2007).

Terkait dengan pelayanan kesehatan anak telah didirikan juga berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat. Pemerintah mengadakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang mengintegrasikan lima program yaitu pemantauan pertumbuhan anak dan upaya perbaikan gizi, pelayanan kesehatam Ibu dan Anak (termasuk pemantauan perkembangan anak), pelayanan keluarga berencana, imunisasi dan penanggulangan diare. Namun dalam pelaksanaannya kurang optimal (Anonim, 2010).

Page 6: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak juga dilakukan dengan mengadakan program bina keluarga dan balita (BKB). Program BKB adalah program yang bekerja meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dan anggota lainnya tentang bagaimana mendidik dan mengasuh balitanya sejak dini agar anak tersebut dapat tumbuh berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya (BKKBN, 1994).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menambah pengetahuan ibu tentang stimulasi yaitu dengan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan berorientasi kepada perubahan perilaku yang diharapkan yaitu perilaku sehat. Notoatmodjo (2007), menegaskan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku individu sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Podosoko Sawangan Magelang, terdapat 77 anak usia 2-3 tahun yang sebagian besar pekerjaan orang tuanya sebagai petani. Dari hasil wawancara dengan 10 ibu yang memiliki anak balita di Desa tersebut, terdapat 60% ibu yang mengatakan tidak melatih toilet training anak dan 40% ibu mengatakan melatih toilet training anak. Namun dari 40% ibu yang mengatakan melatih toilet training anak, 50% ibu melakukan toilet training salah, yaitu menyuruh anak BAK (Buang Air Kecil) di sembarang tempat. Selain itu juga 70% ibu tidak mengajari anak untuk menyebut namanya sendiri dan dijumpai juga ibu yang mengajari anak menyebut nama lengkap anak tetapi salah, tidak sesuai dengan nama lengkapnya. Didapatkan juga ibu yang tidak melatih anak belajar konsep penjumlahan dan ibu tidak melatih anak untuk memakai pakaian

sendiri. Di desa tersebut juga dijumpai anak berusia dua tahun yang mengalami keterlambatan perkembangan yaitu belum bisa jalan sendiri.

Hasil wawancara dengan kader kesehatan setempat dikatakan bahwa di desa tersebut terdapat 7 posyandu yang kegiatannya dilakukan setiap satu bulan sekali. Kegiatan Posyandu hanya difokuskan pada penimbangan saja yang dilakukan oleh kader kesehatan. Selama ini belum pernah ada kegiatan penyuluhan dari puskesmas setempat tentang tumbuh kembang, petugas puskesmas sesekali datang pada saat pemberian vitamin A saja.

Berdasarkan fakta tersebut, penulis ingin meneliti tentang “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Stimulasi Perkembangan Anak terhadap Praktik Ibu dalam Stimulasi Perkembangan Anak Usia 2-3 Tahun di Desa Podosoko Sawangan Magelang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun.

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian

quasi experimental desaign dengan nonequivalent control group, dimana dilakukan pengelompokan anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemudian dilakukan pretest pada kedua kelompok tersebut dan diikuti intervensi pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postest pada kedua kelompok tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia 2-3 tahun di Desa Podosoko Sawangan Magelang sebanyak 55 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 responden. Tekhnik sampling menggunakan probability sampling yaitu simple random sampling. Pemilihan sampel

Page 7: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

dilakukarespond2 kelomdan kelo

menilai perkembyang bestimulasberupa (Depkesberisi teanak upertanyastimulasmotoriksosialisapraktik Guttman

Hipenelitiapemberistimulaspraktik anak uSawang

Vamengguintervalparamet

terlebih normaliShapiroberdistridilakukamengguparametU–test.

HASI1. Kar

Kdiamatumur rkelomp

an menggden yang dimpok, yaituompok cont

Instrumentpraktik

bangan anakerisi pertansi pada ib

pertanyaas, 2006). Centang cara

usia 2-3 taaan yang si perkemb

k halus, baasi. Penentu

stimulasin. ipotesa yan ini aian penyulsi perkemibu dalam sia 2-3 ta

gan Magelanariabel-varia

unakan ska. Analisis trik secara in

Sebelum dahulu

tas data -Wilk. Seteibusi tidakan anal

unakan uji trik yang d

IL DAN Prakteristik RKarakteristii dalam pe

responden dpok ekspe

gunakan uidapatkan du kelompotrol. t yang dig

ibu dalak usia 2-3 bnyaan tentabu yang man positif Check list yaa stimulasi pahun seban

terbagi bangan mahasa, kemuan skor uni menggu

yang diajadalah “Aluhan keseh

mbangan anstimulasi p

ahun di Deng ”. abel dalam ala ukur

data yanndependentdilakukan

akan didengan

elah diketahk normal,lisis danon parame

digunakan M

PEMBAHResponden ik respoenelitian indan pendidikerimen da

undian. dibagi kedalok eksperim

gunakan untam stimulerupa chek

ang pembermemiliki an

(favourabang digunakperkembang

nyak 15 itdalam c

motorik kasmandirian dntuk checkunakan sk

ajukan pada pengarhatan tentanak terhadperkembangesa Podoso

penelitian nominal d

ng digunakt.

analisa dailakukan menggunak

hui bahwa d, selanjutn

ata dengetrik. Uji nMann Whitn

HASAN

onden yani berdasarkkan respondan kelomp

30 lam men

tuk lasi list

rian nak ble) kan gan tem ara sar, dan list

kala

ada ruh ang dap gan oko

ini dan kan

ata, uji

kan data nya gan non ney

ang kan den pok

kontrol.. Dkarakteristidilihat padaa. Pendi

Ekspe

Gam

Gambresponpada sebagberpen(SD) y%) berpenresponpendi

b. Umur

G

karakumursebag26-3(53,3sedikyaitu

jumlah(%

)

0

20

40

60

Distribusi frik pendidika gambar beidikan Reserimen

mbar 1. PenKelompok

bar 1 menunnden berdkelompok

gian bndidikan teyaitu sebanydan 3

ndidikan nden (33,3dikan terakhr Kelompok

Gambar 2. UEksp

Gambar 2 kteristik resr pada kegian besar 0 tahun yai

3%) dan reskit yaitu beu sebanyak 3

0

20

40

60

SD

jumlah (%)

20‐25thn

26th

frekuensi bekan dan umerikut: sponden K

didikan Rek Eksperimnjukkan ka

dasarkan peksperime

besar rrakhir Sekoyak tujuh or

respondenSMP ser

3%) yang hir SMA.

k Eksperime

Umur Keloperimen menunjukk

sponden beelompok ek

respondenitu sebanyaksponden yaerumur 31-3 orang (20%

SMP SMA

6‐30hn

31‐35

erdasarkan mur dapat

Kelompok

esponden men

rakteristik pendidikan en bahwa responden

olah Dasar rang (46,7

n (20%) rta 5

memiliki

n

mpok

kan bahwa erdasarkan ksperimen

n berumur k 8 orang

ang paling -35 tahun %).

Page 8: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

c. PK

G

kpbbmprese

d. U

kuse3(6(2li3

Hasil perkem

Pendidikan Kontrol

Gambar 3. Kel

Gambkarakteristik

endidikan ahwa sebaerpendidika

masing-masiersentase mesponden yebanyak tig

Umur Kelom

Gambar

Gambkarakteristik umur pada kebagian bes0 tahun s60%). Te20%) yang ima respond1-35 tahun.

praktik mbangan ana

0

10

20

30

40

SD

0

20

40

60

20‐2

jumlah (%)

Responden

Pendidikanlompok Ko

bar 3 responden

pada kelomagian besaan SD daning 6 ormasing-masyang berpena orang (20

mpok Kontro

r 4. Umur KKontrol

bar 4responden

kelompok ksar respondeebanyakn erdapat limberusia 20

den (20%)

ibu dalaak usia 2-3

SMP SM

25 26‐3031‐

n Kelomp

n Respondeontrol

menunjukkn berdasarkmpok kontar respondn SMP yarang denging 40% d

ndidikan SM%).

ol

Kelompok

4.menunjukkn berdasarkkontrol bahen berusia 220 respond

ma respond-25 tahun dyang beru

am stimultahun di D

MA

35 tahun

pok

en

kan kan trol den aitu gan dan MA

kan kan hwa 26-den den dan usia

lasi esa

bpopaac

Podosoko pkelompok ksampai den

Tabel 1. Pr

KategoSangat B

BaikCukup BKurang B

Berda

bahwa prperkembangterdistribusbaik, masi(46,6%). kategori sa(6,6%) dapraktik stimbaik.

Tabel 2. Po

KategoSangat B

BaikCukup BKurang B

Tabelbesar praktperkembangorang (60%praktik baikanaknya sebada respondcukup baik a

pada kelomkontrol dap

ngan tabel 4.

re Test PraEksper

ori FreBaik k Baik Baik

asarkan tabraktik ibugan anak i sama yaing-masing Responden angat baik

an tidak amulasi perke

ost Test PraEksper

ori FreBaik k Baik Baik

l 2 menunjutik respon

gan sangat b%). Responk dalam stimbanyak 6 orden yang mataupun kur

mpok eksperat dilihat da.

aktik Kelomrimen

ekuensi P1 7 7 0

el 4.2 menu dalam

usia 2-aitu baik d

sebanyak yang massebanyak

ada respondembanganny

aktik Kelomrimen

ekuensi P9 6 0 0

ukkan bahwanden dalambaik yaitu senden yang mulasi perkerang (40%)

masuk dalamrang baik.

rimen dan ari tabel 1

mpok

Presentase6,6%

46,6% 46,6%

0%

nunjukkan stimulasi

-3 tahun dan cukup

7 orang suk dalam

1 orang den yang ya kurang

mmpok

Presentase60% 40% 0% 0%

a sebagian m praktik ebanyak 9

memiliki embangan dan tidak

m kategori

Page 9: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

Tabel 3. Pre Test Praktik Kelompok Kontrol

Kategori Frekuensi PresentaseSangat Baik

Baik Cukup Baik Kurang Baik

0 10 5 0

0% 66,6% 36,6%

0%

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden masuk dalam kategori baik dalam hal praktik stimulasi perkembangan anak yaitu sebanyak 10 orang (66,6%). Lima orang (36,6%) masuk dalam kategori cukup baik dan tidak ada responden yang termasuk dalam kategori sangat baik ataupun kurang baik.

Tabel 4. Post Test Praktik Kelompok Kontrol

Kategori Frekuensi PresentaseSangat Baik

Baik Cukup Baik Kurang Baik

0 12 3 0

0% 80% 20% 0%

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori baik dalam praktik stimulasi perkembangan anak yaitu sebanyak 12 orang (80%). Tiga responden (20%) masuk dalam kategori cukup baik dan tidak ada responden yang termasuk kedalam kategori sangat baik ataupun kurang baik.

2. Hasil Uji Statistik Uji statistic ayang digunakan dalam

penelitian ini adalah Mann-Whitney U-test. Tabel 5 menunjukkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.000. dapat diartikan juga bahwa p hitung < p signifikansi, maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun

di Desa Podosoko Sawangan Magelang tahun 2012.

Tabel 5. Hasil Analisis Menggunakan Mann-Whitney U-Test Antara Kelompok Eksperimen Dan

Kelompok Kontrol Terhadap Praktik Ibu Dalam Stimulasi Perkembangan Anak Usia 2-3

Tahun Praktik

Stimulasi Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

9.000 129.000 -4.397 .000 .000a

Sumber: data primer yang diolah

PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah

disajikan dalam bentuk diagram dan tabel, menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan mempunyai pengaruh terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun di desa Podosoko Sawangan Magelang tahun 2012. Berikut ini akan dibahas tentang masing-masing variabel penelitian: 1. Praktik Ibu Dalam Stimulasi

Perkembangan Anak Usia 2-3 Tahun Pada Sebelum Dilakukan Penyuluhan Kesehatan

Berdasarkan pengolahan data penelitian pada kelompok eksperimen diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki praktik stimulasi dalam kategori baik yaitu sebany ak 7 orang (46,6%), responden yang termasuk dalam kategori cukup baik juga 7 orang (46,6%), satu orang masuk dalam kategori sangat baik dan tidak ada responden yang memiliki praktik stimulasi kurang. Proporsi tersebut

Page 10: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

menunjukkan bahwa praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan pada kelompok eksperimen masuk dalam kategori baik.

Praktik stimulasi perkembangan pada kelompok kontrol juga masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 10 responden (66,7%), 5 responden (33,3%) masuk dalam kategori cukup baik dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori sangat baik ataupun kurang baik.

Praktik merupakan suatu proses setelah seseorang mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui, selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau mempraktikkan atau apa yang diketahui atau disikapinya (dapat juga disebut perilaku kesehatan) (Notoatmojo, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik ibu dalam stimulasi perkembangan tergolong baik. Responden yang masuk dalam kategori baik pada kelompok sebagian besar berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 5 responden (71,4%) dari 7 responden pada kelompok eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka ilmu yang didapat akan semakin tinggi dan seseorang akan mempraktikkan ilmu tersebut. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo (2003) menyebutkan bahwa latar belakang pendidikan adalah salah satu komponen yang berpengaruh dalam proses belajar dan penyampain informasi. Pendidikan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, keterampilan dan berpengaruh pada pola pikir ibu dalam mencerna informasi kesehatan. Sehingga hal ini

menumbuhkan kesadaran ibu untuk mempraktikkan apa yang mereka dapat tanpa memperhatikan faktor lain yang tidak sesuai karena pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan akan terjadi proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada masing-masing individu.

Praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun sebelum diberikan penyuluhan kesehatan pada kelompok esperimen dan kelompok kontrol menunjukkan sepertiga dari kelompok memiliki praktik yang baik diantaranya dalam hal menstimulasi perkembangan bahasa, mengajari anak melempar dan menangkap bola, bermain balok, berhitung, membuat gambar tempelan dan berdandan. Namun ada beberapa item yang tidak dilakukan oleh sebagian besar ibu yaitu melatih anak untuk toilet training (item 13), berpakaian sendiri (item 15) dan melompat jauh dengan kaki jatuh bersamaan (item 2). Keadaan seperti ini sudah baik tetapi praktik ibu dapat lebih ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik dan jumlah responden yang memiliki praktik stimulasi baik menjadi lebih banyak.

Apabila praktik ibu dalam menstimulasi empat kemampuan dasar perkembangan anak baik maka perkembangan anak juga akan baik, anak akan tumbuh berkembang secara optimal sesuai dengan tahap umurnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2005) mengenai Hubungan Tingkat Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa pada Anak Usia 9-24 Bulan di Posyandu RW II Gendingan Ngampilan Yogyakarta” dengan hasil yang menunjukkan bahwa ada hubungan

Page 11: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

antara tingkat stimulasi perkembangan yang dilakukan ibu dengan perkembangan bahasa anak usi 9-24 bulan di Posyandu RW II Gendingan Ngampilan Yogyakarta.

2. Praktik Ibu Dalam Stimulasi Perkembangan Anak Usia 2-3 Tahun Setelah Dilakukan Penyuluhan Kesehatan

Berdasarkan analisis data penelitian, sebagian besar praktik ibu dalam menstimulasi perkembangan anak pada kelompok kontrol masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 10 responden (66,6%), responden yang masuk dalam kategori cukup baik sebanyak 5 responden (33,4%) dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori sangat baik serta kurang baik. Praktik ibu dalam stimulasi perkembangan pada kelompok kontrol sebelum penyuluhan dan setelah penyuluhan kesehatan tidak jauh berbeda yaitu sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan responden yang masuk dalam kategori baik sebanyak 10 orang dan setelah diberikan liflet bertambah dua orang responden yang praktiknya baik. Peningkatan ini dianggap tidak bermakna.

Hasil penelitian pada kelompok eksperimen, terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada praktik ibu dalam stimulasi perkembangan. Sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan pada kelompok eksperimen, responden yang masuk dalam kategori sangat baik hanya 1 responden (6,6%) dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan bertambah menjadi 9 responden (60%).

Praktik ibu dalam stimulasi perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan, pekerjaan, tingkat pendidikan, umur ibu dan jumlah anak

(Hariweni, 2007). Pengetahuan responden dapat didapat dari penyuluhan kesehatan, jadi responden pada kelompok eksperimen peningkatan praktik dalam stimulasi perkembangan anaknya lebih signifikan dibanding dengan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dilakukan penyuluhan dan pembagian liflet serta tanya jawab tentang stimulasi stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun sehingga responden dapat memahami lebih dalam tentang apa yang mereka dapat. Sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberikan liflet sehingga pengetahuan yang mereka dapat hanya sebatas dari liflet.

Tingkat pengetahuan yang didapat akan mempengaruhi praktik ibu dalam stimulasi perkembangan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurdiyanti (2004) mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Tumbuh Kembang dengan Praktik Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun di Posyandu Gotong royong di Desa Winduaji Brebes 2004”. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Tumbuh Kembang dengan Praktik Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun di Posyandu Gotongroyong di Desa Winduaji Brebes 2004.

Pada post test yang dilakukan pada semua kelompok, didapatkan data sebagian besar ibu melatih anak melompat jauh dengan tehnik yang kurang tepat. Ibu melatih anak lompat jauh tetapi responden tidak mengajari itu dengan kaki jatuh bersamaan (item 2). Ada juga responden yang tidak melatih anak untuk melompat. Hal ini dimungkinkan karena orang tua tidak ingin atau khawatir anaknya terluka

Page 12: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

alaupun sudah diberi penyuluhan kesehatan. Secara fisik, manfaat latihan gerakan yang teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah yang akan meningkatkan suplai darah keseluruh tubuh dan dapat menstimulasi perkembangan otot dan sel anak (Supartini, 2004).

3. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Stimulasi Perkembangan Terhadap Praktik Ibu Dalam Stimulasi Perkembangan Anak Usia 2-3 Tahun Di Desa Podosoko Sawangan Magelang Tahun 2012

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun di Desa Podosoko Sawangan Magelang tahun 2012. Hal ini juga didukung oleh data nilai mean, rata-rata selisih pre test post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 4,4 dan 0,6.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun di Desa Podosoko Sawangan Magelang tahun 2012, responden kelompok eksperimen yang mempunyai praktik stimulasi sangat baik sebelum diberikan penyuluhan kesehatan hanya 1 responden (6,6%) dan responden yang memiliki praktik stimulasi perkembangan anak sangat baik sesudah diberi penyuluhan kesehatan berjumlah 9 responden (60%). Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan anak mempengaruhi praktik ibu dalam menstimulasi anaknya. Diharapkan dengan adanya praktik stimulasi perkembangan anak yang baik, semua anak akan mencapai tahap perkembangan seoptimal

mungkin sesuai tahap perkembangannya dan dapat mengoptimalkan kemampuan anak walaupun anak tersebut mengalami kecacatan sejak bayi (bawaan).

Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu metode dalam pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan komponen esensial dalam asuhan keperawatan dan diarahkan pada keadaan meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan status kesehatan, mencegah penyakit dan membantu individu untuk mengatasi efek sisa penyakit (Smeltzer, Bare, 2002). Pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu, kelompok dan masyarakat dibidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat dan sesuai (Suliha, 2001). Sehingga masyarakat pada umumnya dan ibu yang memiliki anak balita perlu adanya penyuluhan tentang masalah perkembangan anak yang dapat didapat orang tua terutama ibu dari tenaga kesehatan setempat, lingkungan (teman) ataupun ibu aktif mencari informasi sendiri tentang perkembangan anak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah disusun dalam penelitian yaitu ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun di Desa Podosoko Sawangan Magelang tahun 2012. Penelitian ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumawati (2008) dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Kemampuan Ibu dalam

Page 13: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

Deteksi Dini Gangguan Perkembangan Anak Balita di Dusun Taruban Kulon Tuksono Sentolo Kulon Progo” dengan hasil yang menunjukan ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Kemampuan Ibu dalam Deteksi Dini Gangguan Perkembangan Anak Balita di Dusun Taruban Kulon Tuksono Sentolo Kulon Progo. Selain itu juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2007) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Dengan Praktik Ibu Dalam Stimulasi Perkembangan Anak 0-3 Tahun Di Klaten” dengan hasil yang menunjukkan terdapat Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Dengan Praktik Ibu Dalam Stimulasi Perkembangan Anak 0-3 Tahun Di Klaten.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak pada kelompok eksperimen saat pre test masuk dalam kategori baik sebanyak 7 responden ( 46,6%) dan post test masuk dalam kategori sangat baik sebanyak 9 responden (60%). Sedangkan praktik ibu dalam stimulasi perkembangan kelompok control saat pre test masuk dalam kategori kategori baik sebanyak 10 responden (66,6%) dan post test dalam kategori baik sebanyak 12 responden (80%).

Berdasarkan uji statistik Mann Whitney U–test, terdapat perbedaan praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia 2-3 tahun pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menghasilkan nilai p hitung sebesar 0.000 yang berarti ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia

2-3 tahun di Desa Podosoko Sawangan Magelang tahun 2012.

Saran Bagi petugas kesehatan setempat,

diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu balita, terutama mengenai stimulasi perkembangan anak yang dapat dilakukan melalui media yang praktis dan mudah dijangkau oleh masyarakat dan bagi Ibu balita hendaknya sering melakukan rangsangan atau stimulasi kepada anaknya secara bertahap agar anak dapat tumbuh optimal sesuai dengan tahap perkembangannya.

Bagi peneliti mengharapkan pada peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan penelitian yang sudah ada dengan meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap praktik ibu dalam stimulasi perkembangan Balita untuk semua tahap umur dengan menggunakan tekhnik observasi yang dapat dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. (1994). Pedoman Pemberian Perkembangan Anak di Keluarga. Jakarta: BKKBN Pusat.

Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung:

PT Refika Aditama.

Dinkes. (2008). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008. Semarang : Dinkes Jawa Tengah.

Hapsari, N. (2007). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan dengan Praktik Ibu dalam Stimulasi Perkembangan Anak 0-3 Tahun Di Klaten. Skripsi tidak diterbitkan. Program Studi Ilmu

Page 14: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG …digilib.unisayogya.ac.id/900/1/SRI MEKAWATI_080201096_NASKAH PUBLIKASI.pdfpengaruh penyuluhan kesehatan tentang stimulasi perkembangan terhadap

Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Hariweni, T. (2007). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Stimulasi pada Pengasuhan Anak Balita. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6267/1/anak-tri%20hariweni.pdf. Diakses 20 November 2011.

Kusumawati, D. (2010). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Kemampuan Ibu dalam Deteksi Dini Gangguan Perkembangan Anak Balita Di Dusun Taruban Kulon Tuksono Sentolo Kulon Progo. Skripsi tidak diterbitkan. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakuitas Kedokteran Universitas Muhammadyah Yogyakarta.

Notoadmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan edisi revisi, Rineka Cipta, Jakarta.

_____________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta.

Nurdiyanti. (2004). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Tumbuh Kembang dengan Praktik Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun di Posyandu Gotong royong di Desa Winduaji Brebes 2004.

Nursalam.,Susilaningrum,R.,Utami,S.(2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih, & Ranuh. (1995). Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta.

Sugito. (2007). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Proses Perkembangan

Anak Usia Dini. Makalah Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta 24 September 2007.

Supartini, Y.2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Supriyadi, W.R. (2007). Direktori Pre-School dan TK Jakarta dalam Enam Kota Besar Indonesia. Majalah Ayah Bunda No 45/8.21 maret 2007.

Widyaningrum, R.D. (2005). Hubungan Tingkat Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Bahasa pada Anak Usia 9-24 Bulan di Posyandu RW II Gendingan Ngampilan Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan. Program Studi Ilmu Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.