pengaruh penggunaan mind map terhadap … · pelajaran ipa kelas v di sd kanisius wirobrajan ......
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP
KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PADA
PELAJARAN IPA KELAS V DI SD KANISIUS WIROBRAJAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
MARDIANI TITIK RAHAYU ANDAYANI
081134127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP
KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI
PADA PELAJARAN IPA KELAS V DI SD KANISIUS
WIROBRAJAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
MARDIANI TITIK RAHAYU ANDAYANI
081134127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus penopang dan pemberiku harapan.
2. Almarhum ayah, yang selalu memberikan semangat
melalui mimpi-mimpiku.
3. Ibuku tercinta yang telah mengajariku arti kehidupan,
dan senantiasa menyebutkan namaku disetiap doanya.
4. Kakak-kakakku tersayang.
5. Seseorang yang selalu membantu, mendukung dan
memberiku semangat.
6. Para sahabat yang memberi dukungan dan penghiburan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kita semua adalah guru, atau seharusnya menjadi
guru. Siapapun yang mengisahkan pengalaman pada
orang lain adalah guru. Tidak menularkan pengalaman
Anda berarti mengkhianatinya.
~Elie Wiesel~
Chicken Soup for The Soul
Sebab Tuhan menyelidiki segala hati, dan mengerti
segala niat dan cita-cita.
(1 Tawarik 28: 9b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Nama: Mardiani Titik Rahayu Andayani
NIM: 081134127
Tahun: 2012
PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN
MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PADA PELAJARAN IPA
KELAS V DI SD K WIROBRAJAN
Kata kunci : metode mind map, kemampuan kognitif menganalisis, kemampuan
kognitif mengevaluasi, mata pelajaran IPA, peristiwa alam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mind map
terhadap 1) kemampuan kognitif menganalisis siswa, dan 2) kemampuan kognitif
mengevaluasi siswa kelas V SD K Wirobrajan Yogyakarta pada semester genap
Tahun Pelajaran 2011/2012 pada matapelajaran IPA materi peristiwa alam yang
pernah terjadi di Indonesia, baik peristiwa yang di darat, laut, maupun udara. Desain penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent
control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD K Wirobrajan
yang terdiri dari kelas VA sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen, dan
kelas VB sebanyak 35 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini
menggunakan 6 soal essai untuk mengukur kategori kognitif siswa. Instrumen
tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis
statistik. Teknik pengumpulan datanya menggunakan pretest dan posttest pada
kedua kelompok. Selanjutnya data ditabulasikan dalam excel, lalu dilakukan uji
normalitas data, dilanjutkan uji perbedaan skor rata-rata pretest dan posttest,
kemudian menguji perbedaan selisih rata-rata pada kelompok kontrol dan
eksperimen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1). penerapan metode mind map
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif menganalisis siswa yang ditunjukkan
dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau < 0,05, dan 2). penerapan metode
mind map berpengaruh terhadap kemampuan kognitif mengevaluasi siswa yang
ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau < 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Name: Mardiani Titik Rahayu Andayani
NIM : 081134127
Year : 2012
THE INFLUENCE OF USING MIND MAP TO THE ABILITY OF
ANALYZING AND EVALUATING SKILL ON SCIENCE SUBJECTS FOR
FIFTH GRADE OF KANISIUS WIROBRAJAN ELEMENTARY SCHOOL
Keywords : Mind map method, analyzing cognitive ablity, evaluating cognitive
ability, science subjects, nature insident.
The purpose of this research is to know the implementatiton of mind map
method to 1). the cognitive ability of analyzing, and 2). the cognitive ability of
evaluating of the fifth grade students at Kanisius Wirobrajan Elementary School
in second semester 2011/2012 in science lesson with the matter about nature
insident which have happened in Indonesia, whether in land, sea, or air.
The design of the research is quasi-experimental design with non-
equivalent control group design type. The subject of this research are fifth grade
students at Kanisius Wirobrajan Elementary School, which are 32 students in
class A as experiment group, and 35 students in class B as control group. The
instruments of this reserach are 6 essay questions to measure students cognitive
category. Those instruments already completed the condition of validity and
realibility based on the analyze of statistic. The technique of data gathering used
pretest and posttest for thse groups of students. The data then was tabulated in
excel, and the data normality was done. After that, the difference between pretest
an posttest average score was tested. Then the last one, the difference of average
dispute between control group and experiment group was tested.
The result showed that 1). there is an influence of mind map method
implementation to the students cognitive ability of analyzing. It was showed by
the price of Sig.(2-tailed), 0,000 (or < 0, 05), and 2). there is an influence of mind
map method implementation to the students cognitive ability of evaluating. It was
showed by the price of Sig.(2-tailed), 0,000 (or < 0, 05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
penyelenggara kehidupan yang telah menganugerahkan rahmat berlimpah
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul Pengaruh
Penggunaan Mind map terhadap Kemampuan Menganalisis dan Mengevaluasi
pada Pelajaran IPA Kelas V di SD Kanisius Wirobrajan. Penyusunan Skripsi ini
dimaksudkan sebagai salah satu syarat kelulusan program S-1 PGSD Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu
penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku Kepala Program Studi
PGSD USD sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang selalu
meluangkan waktu pikiran dan tenaga, memberi perhatian serta berbagai
kemudahan selama penyusunan skripsi ini.
3. Elga Andriana, S.Psi.,M.Ed, selaku Wakil Kepala Program Studi dan
sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan dan sumbang saran
demi terwujudnya skripsi ini.
4. Hr. Klidiatmoko, Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan beserta staf
yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan berbagai kemudahan
bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian.
5. Agustina Wahyu Utami, guru mitra yang telah meluangkan waktu,
pikiran, dan tenaga demi kelancaran kegiatan penelitian.
6. Seluruh dosen Program Studi PGSD yang telah memberikan bekal ilmu
kepada penulis.
7. Yustina Evi Dyah Ayu Cahyani, dan Susilawati, Sisilia Novi Putryana,
serta teman-teman yang tergabung dalam penelitian kolaboratif ini, yang
telah bekerjasama demi kelancaran penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Ibu tersayang Sri Widi Hartati yang senantiasa selalu memberikan
dukungan spiritual, mental, dan finansial.
9. Kekasih hati, kakak-kakakku tersayang, sepupu-sepupu, dan teman-
teman, yang selalu memberikan doa, semangat, perhatian, dan dukungan
demi terselesainya skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Mengingat kemampuan penulis yang masih terbatas, dengan kerendahan hati
penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak. Harapan penulis, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Judul Hal
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
PRAKATA .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 6
2.1.1 Metode Pembelajaran Mind map ..................................................... 6
2.1.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Anak ........................................ 6
2.1.1.2 Alasan Penggunaan Mind map dalam Pembelajaran ............... 9
2.1.1.3 Pengertian Mind map ............................................................. 11
2.1.2 Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi Anak ................. 14
2.1.2.1 Proses Kognitif Menganalisis ................................................ 14
2.1.2.2 Proses Kognitif Mengevaluasi ............................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.3 Mata Pelajaran IPA ....................................................................... 16
2.1.3.1 Hakikat IPA ........................................................................... 16
2.1.3.2 Pentingnya IPA di SD ............................................................ 17
2.1.3.3 Materi Ajar ............................................................................. 18
2. 2 Penelitian-penelitian yang Relevan ...................................................... 20
2.2.1 Penelitian-penelitian Mind map ..................................................... 20
2.2.2 Penelitian-penelitian Proses Kognitif ............................................ 22
2.2.3 Literatur Map ................................................................................ 24
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 25
2.4 Hipotesis ................................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 27
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 28
3.3 Waktu Penelitian ................................................................................... 29
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................ 30
3.5 Definisi Operasional .............................................................................. 31
3.6 Instrumen Penelitian .............................................................................. 32
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 33
3.8 Teknik Pengumpulan data ..................................................................... 36
3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 41
4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap
Kemampuan Menganalisis ............................................................. 41
4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap
Kemampuan Mengevaluasi ............................................................ 48
4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian .......................................................... 55
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 56
4.2.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap
Kemampuan Menganalisis ............................................................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap
Kemampuan Mengevaluasi ............................................................ 57
4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 60
5.2 Saran ....................................................................................................... 60
DAFTAR REFERENSI ............................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Judul Hal
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian .............................................................29
Tabel 2. Matriks pengembangan instrumen .......................................................33
Tabel 3. Hasil uji validitas 1 di SD K Sengkan .................................................34
Tabel 4. Hasil uji validitas 2 di SD K Sorowajan ..............................................35
Tabel 5. Kriteria koefisien reliabilitas .................................................................35
Tabel 6. Uji reliabilitas 1 dan 2 ..........................................................................36
Tabel 7. Pengumpulan data dan instrumen ........................................................36
Tabel 8.Uji normalitas kemampuan menganalis dengan
Kolmogorov Smirnov ...........................................................................42
Tabel 9.Perbandingan skor pretest pada kemampuan menganalisis ...................44
Tabel 10.Perbandingan skor pretest ke posttest pada kemampuan
menganalisis .........................................................................................45
Tabel 11. Penghitungan skor selisih pada kemampuan menganalisis ................45
Tabel 12. Uji normalitas data selisih skor pada kemampuan
menganalisis dengan Kolmogorov Smirnov .......................................46
Tabel 13. Uji perbedaan selisih skor antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen pada kemampuan menganalisis ......................47
Tabel 14. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov .............................49
Tabel 15. Perbandingan skor pretest pada kemampuan mengevaluasi ...............50
Tabel 16. Perbandingan skor pretest ke posttest pada mengevaluasi ..................51
Tabel 17. Penghitungan skor selisih pada kemampuan mengevaluasi ...............52
Tabel 18. Uji normalitas data selisih skor dengan Kolmogorov Smirnov ..........53
Tabel 19. Uji perbedaan selisih skor antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen pada kemampuan mengevaluasi .....................54
Tabel 20. Rangkuman uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov ..................55
Tabel 21. Rangkuman skor pretest ......................................................................55
Tabel 22. Rangkuman perbandingan skor pretest ke posttest .............................55
Tabel 23. Rangkuman perhitungan selisih ..........................................................55
Tabel 24. Rangkuman uji normalitas selisih .......................................................55
Tabel 25. Rangkuman uji beda selisih ................................................................56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Judul Hal
Gambar 1. Piramida Taksonomi Bloom ......................................................... 7
Gambar 2. Contoh bentuk mind map .............................................................. 14
Gambar 3. Bencana gunung meletus, tsunami, banjir ..................................... 18
Gambar 4. Bencana gempa bumi .................................................................... 19
Gambar 5. Bencana puting beliung ................................................................. 20
Gambar 6. Bencana tanah longsor .................................................................. 20
Gambar 7. Bentuk rangkaian literatur map ..................................................... 24
Gambar 8. Bentuk kerangka hipotesis ............................................................ 26
Gambar 9. Rangkaian variabel independen dan dependen ............................. 31
Gambar 10. Grafik perbandingan skor pretest-posttest kemampuan
menganalisis ...................................................................................47
Gambar 11. Grafik perbandingan selisih skor pretest-posttest kemampuan
menganalisis ...................................................................................47
Gambar 12. Grafik perbandingan skor pretest-posttest kemampuan
mengevaluasi .................................................................................54
Gambar 13. Grafik perbandingan selisih skor pretest-posttest kemampuan
mengevaluasi .............................................................................. ...54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Hal
Lampiran 1. Silabus kelompok kontrol ........................................................... 65
Lampiran 2. RPP Kelompok kontrol ............................................................... 67
Lampiran 3. Silabus kelompok eksperimen .................................................... 74
Lampiran 4. RPP Kelompok eksperimen ........................................................ 83
Lampiran 5. Instrumen pengumpul data (soal pretest-posttest) ...................... 97
Lampiran 6. Kunci jawaban ............................................................................ 100
Lampiran 7. Rubrik Penilaian .......................................................................... 102
Lampiran 8. Uji Validitas pertama ................................................................... 104
Lampiran 9. Uji Validitas kedua ..................................................................... 105
Lampiran 10. Uji Reliabilitas pertama ............................................................. 106
Lampiran 11. Uji Reliabilitas kedua ................................................................ 107
Lampiran 12. Tabulasi skor menganalisis kelompok kontrol .......................... 108
Lampiran 13. Tabulasi skor menganalisis kelompok eksperimen ................... 109
Lampiran 14. Rangkuman tabulasi skor menganalisis ..................................... 110
Lampiran 15. Tabulasi skor mengevaluasi kelompok kontrol ......................... 111
Lampiran 16. Tabulasi skor mengevaluasi kelompok eksperimen .................. 112
Lampiran 17. Rangkuman tabulasi skor mengevaluasi.................................... 113
Lampiran 18. Uji normalitas data menganalisis dengan
Kolmogorov Smirnov ............................................................... 114
Lampiran 19.Uji perbandingan skor pretest pada kemampuan
menganalisis ............................................................................. 114
Lampiran 20.Uji perbandingan skor pretest ke posttest pada
kemampuan menganalisis ......................................................... 115
Lampiran 21. Uji normalitas data selisih pada kemampuan
menganalisis ............................................................................. 116
Lampiran 22. Uji beda selisih pada kemampuan menganalisis ....................... 116
Lampiran 23. Uji normalitas data mengevaluasi dengan
Kolmogorov Smirnov ............................................................... 117
Lampiran 24.Uji perbandingan skor pretest pada kemampuan
mengevaluasi ............................................................................ 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 25.Uji perbandingan skor pretest ke posttest pada
kemampuan mengevaluasi........................................................ 118
Lampiran 26. Uji normalitas data selisih pada kemampuan
mengevaluasi ............................................................................ 119
Lampiran 27. Uji beda selisih pada kemampuan mengevaluasi ...................... 119
Lampiran 28. Rekapitulasi hasil koreksi soal pretest kelompok kontrol
kemampuan menganalisis ......................................................... 120
Lampiran 29.Rekapitulasi hasil koreksi soal posttest kelompok
kontrol kemampuan menganalisis ............................................ 120
Lampiran 30. Rekapitulasi hasil koreksi soal pretest kelompok
eksperimen kemampuan menganalisis ..................................... 121
Lampiran 31. Rekapitulasi hasil koreksi soal posttest kelompok
eksperimen kemampuan menganalisis ..................................... 121
Lampiran 32. Rekapitulasi hasil koreksi soal pretest kelompok kontrol
kemampuan mengevaluasi........................................................ 122
Lampiran 33. Rekapitulasi hasil koreksi soal posttest kelompok
kontrol kemampuan mengevaluasi ........................................... 122
Lampiran 34. Rekapitulasi hasil koreksi soal pretest kelompok
eksperimen kemampuan mengevaluasi .................................... 122
Lampiran 35. Rekapitulasi hasil koreksi soal posttest kelompok
eksperimen kemampuan mengevaluasi .................................... 123
Lampiran 36. Mind map hasil karya siswa....................................................... 124
Lampiran 37. Foto-foto penelitian ................................................................... 133
Lampiran 38. Surat ijin penelitian dari FKIP ................................................... 144
Lampiran 39. Surat keterangan telah melakukan penelitian ............................ 145
Lampiran 40. Daftar riwayat hidup .................................................................. 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan empat bagian, yaitu latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Keempat bagian tersebut akan
diuraikan dalam subbab-subbab berikut.
1.1 Latar Belakang
Seorang siswa didik mampu berkembang lebih baik dan semakin baik jika
mendapatkan motivasi, baik itu dari keluarga, lingkungan sekitar, lingkungan
sekolah, dan yang terpenting dari dirinya sendiri. Dalam hal ini, yang menjadi
acuan penting adalah bentuk motivasi yang diberikan pihak sekolah terhadap
siswanya. Yang dimaksudkan dengan pihak sekolah adalah bagaimana seorang
guru memberikan pengajaran yang memacu perkembangan kognitif siswa didik.
Oleh karenanya, sangat ditekankan bagi seorang guru untuk memberikan
kelonggaran bagi siswanya untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya.
Kelonggaran yang dimaksudkan tersebut dapat membuat suatu kegiatan belajar
menjadi lebih nyaman, dan menuntut pengembangan kognitif siswa didik(mulai
dari pengembangan kognitif yang paling sederhana hingga kompleks, yaitu dari
kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta). Tahap per tahap pengembangan kognitif tersebut harus
diperhatikan sejak dini, karena dengan cara seperti ini siswa menjadi terbiasa
untuk berpikir dengan tingkatan komplektisitas yang semakin tinggi atau rumit.
Dengan hal-hal tersebut di atas, tentu saja perkembangan kognitif siswa
didik semakin berkembang, semakin mengerti apa yang mereka hadapi. Setiap
tahapan kemampuan kognitif tersebut di atas, apabila mampu dicapai dengan
maksimal, hasil yang diperoleh pun akan menjadi semakin maksimal. Dengan
kemampuan kognitif yang semakin dan terus dikembangkan, siswa didik menjadi
lebih mampu menerima hal-hal baru yang lebih kompleks. Misalnya dengan
kemampuan menganalisis, siswa didik pasti menjadi lebih jeli dan teliti terhadap
suatu hal, lebih mampu memerinci materi pelajaran, sehingga mudah untuk
dipahami. Begitu pula dengan kemampuan mengevaluasi, apabila diasah, mampu
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
membuat siswa memilih prioritas yang terbaik dari berbagai pertimbangan yang
ada yang harus dilihat secermat mungkin.
Hal tersebut di atas ternyata berbanding terbalik dengan realita yang terjadi.
Misalnya saat siswa didik dituntut untuk tenang mendengarkan ceramah dari
gurunya. Siswa didik tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas mereka. Guru kurang begitu memperhatikan ketercapaian
level kognitif secara maksimal, karena guru hanya cenderung berhenti saat siswa
telah mencapai level kognitif mengingat dan menghafal. Bloom (1982:310)
mengungkapkan bahwa very few learning tasks provided in the schools require
neurological or other capabilities which exceed that potentially avaiable to most
humans. Dari apa yang telah diungkapkan Bloom tersebut nampak jelaslah, bahwa
memang sangat memprihatinkan pembelajaran yang kurang memperhatikan
perkembangan otak siswa, dalam hal ini adalah kemampuan kognitif siswa.
Dari apa yang dijelaskan di atas, nampak bahwa ketercapaian kognitif
seorang siswa didik selain dipengaruhi oleh siswa didik itu sendiri, ternyata yang
paling krusial adalah dari sisi guru pendidiknya. Seberapa mampu seorang guru
memberikan peluang kepada siswa untuk bisa mengembangkan kognitif siswanya
hingga taraf yang paling kompleks, yaitu mencipta. Hal yang dijelaskan seperti
tersebut di atas apabila dibiarkan akan menimbulkan banyak dampak negatif
terhadap kognitif siswa didik. Mengenai keseimbangan otak misalnya. Antara
otak kanan dan kiri harus memiliki keseimbangan dan memiliki porsi yang
seimbang dan proporsional, sehingga mampu berkembang dengan baik. Tetapi
jika level kognitif anak hanya sampai pada level mengingat atau maksimal hanya
mencapai level memahami, tentu keseimbangan otak tidak dapat tercapai dengan
baik.
Karena itu, peneliti menawarkan untuk menerapkan yang disebut dengan
metode mind map. Metode ini merupakan metode yang mampu mengembangkan
kemampuan otak kanan dan kiri, yang membantu tercapainya kemampuan
kognitif secara maksimal. Mind map merupakan metode yang mempermudah
siswa dalam mempelajari sesuatu hal dengan menggunakan gambar berpola yang
memiliki cabang-cabang bagian yang saling berkaitan antara satu cabang dengan
cabang lainnya akan tetapi masih dalam satu tema. Dengan menerapkan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mind map ini, diduga kemampuan kognitif siswa dapat terwujud hingga jenjang
kemampuan kognitif yang terkompleks. Dengan demikian, mind map, mampu
memacu baik dari sisi siswa maupun guru untuk menuju pada ketercapaian
kemampuan kognitif siswa di level tertinggi, karena mind map merupakan satu
kesatuan kategori utuh yang harus diterapkan secara bersamaan antara otak kanan
dan kiri siswa didik.
Bloom dalam Anderson (2010:44-45) mengemukakan bahwa terdapat 6
kategori pada dimensi proses kognitif yaitu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penelitian ini
dibatasi untuk menganalisis dan mengamati tahapan kemampuan kognitif, yang
sesuai dengan 6 aspek kemampuan kognitif yang dikemukakan oleh Bloom, yaitu
yang meliputi kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Detail yang akan dibahas dari keenam
aspek tahapan kemampuan kognitif yaitu kemampuan menganalisis dan
mengevaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini,
yaitu:
a. Apakah penggunaan metode mind mapberpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan kognitif menganalisis siswa kelas V SD Kanisius
Wirobrajan Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA?
b. Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan kognitif mengevaluasi siswa kelas V SD Kanisius
Wirobrajan Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3 Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan dalam rumusan masalah, tujuan
penelitian ini adalah untuk:
a. Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind mapterhadap kemampuan
kognitif menganalisis siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Tahun
Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA.
b. Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
kognitif mengevaluasi siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Tahun
Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Guru
Memberikan gambaran yang jelas mengenai pembelajaran dengan metode
mind map. Sehingga guru bisa mengusahakan agar kemampuan kognitif
siswanya dapat tercapai secara maksimal dengan menggunakan metode
mind map ini.
b. Siswa
Memahami metode mind map, dan timbul ketertarikan untuk selalu
membuat mind map untuk memudahkan hidupnya, baik di sekolah maupun
di lingkungan sekitarnya.
c. Sekolah
Tuntunan langkah memajukan prestasi peserta didiknya dengan kemampuan
kognitif maksimal melalui metode mind map.
d. Peneliti
Melalui karya tulis ini penulis menjadi dapat lebih memahami intisari
penelitian ini (cara penulisan, maksud penelitian, dan isinya), sehingga
dapat dipraktekan dengan benar sesuai dengan prosedur.
e. Mahasiswa
Memberikan motivasi untuk bisa menjadi pendidik yang berkarakter dan
menjadi tauladan yang baik, serta mendapatkan pengetahuan baru mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bagaimana bentuk pembelajaran yang mampu mengaktifkan koordinasi otak
kanan dan kiri serta kemampuan kognitif siswa didik hingga level tertinggi.
f. Universitas Sanata Dharma
Dapat memberikan tambahan referensi bacaan mengenai pendidikan yang
inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II landasan teori ini berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka
berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka memuat teori-teori yang relevan,
dan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang memberikan penguatan. Hal ini
selanjutnya dirumuskan pada kerangka berpikir, dan hipotesis yang berisi dugaan
sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Metode Pembelajaran Mind map
Banyak hal yang akan mempengaruhi keberhasilan dalam suatu pembelajaran, di
antaranya adalah metode yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan metode
mind map. Metode mind map ini sudah disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kognitif anak.
2.1.1.1. Teori Perkembangan Kognitif Anak
Perkembangan anak menjadi acuan penting dalam pembelajaran. Karena
itu, mind map merupakan pilihan yang telah disesuaikan dengan pertimbangan
kognitif seorang anak, dalam hal ini adalah peserta didik. Sehingga metode yang
akan digunakan merupakan metode yang tepat yang dapat digunakan untuk
mempelajari suatu materi yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa.
Model taksonomi Bloom memetakan proses kognitif yang terjadi dalam
pembelajaran ke dalam 6 level kategori dari yang paling kurang kompleks
(remember, mengingat, menghafal) ke yang paling kompleks (create, mencipta)
(Anderson, 2010: 100-102 ). Level tersebut meliputi level mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Level-level kognitif dalam taksonomi Bloom selalu menunjukan
peningkatan kognitif siswa didik, sehingga mampu memacu siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah dengan berpikir kritis. Penggunaan mind map tentu saja
juga sejalan dengan pernyataan tersebut, karena banyak sekali keuntungan yang
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dapat dipetik oleh anak atau peserta didik. Mind map dapat dibuat sesuai dengan
perkembangan otak/kognitif anak, bahkan perubahan model dengan menggunakan
mind map ini dapat memacu perkembangan kognitif anak mulai dari level paling
sederhana hingga level kognitif yang paling rumit.
Berikut ini adalah penjelasan dari apa yang telah disinggung di atas
mengenai keenam level dalam model Taksonomi Bloom.
Gambar 1. Piramida Taksonomi Bloom
Perkembangan kognitif sengaja digambarkan dalam sebuah piramid,
yang semakin lama semakin meruncing menuju puncak tertinggi. Piramida
tersebut menampakkan bahwa semakin mengalami peningkatan dan
pengerucutan, yakni tahap mencipta (create) yang merupakan tataran paling tinggi
atau kompleks. That cognitive entry characteristics can be altered to a large
degree at many stages in the learning careers of individuals if appropriate
learning conditions are provided (Bloom, 1982:43). Dengan menggunakan
piramida tersebut, diharapkan rancangan pembelajaran menjadi semakin terarah
yang selalu mengacu pada pengembangan intelektual dan kognitif siswa yang
semakin kompleks. Seperti yang diungkapkan oleh Anderson (2010:158) bahwa
taksonomi pendidikan dirancang dengan sebaik-baiknya sebagai kerangka pikir
untuk merencanakan pembelajaran.
Mirip dengan apa yang telah diungkapkan oleh Bloom, Peter A. Facione
(1990)juga mengatakan bahwa ada enam kecakapan dalam berpikir kritis dimensi
kognitif sebagai berikut: The experts find CT to include cognitive skills in (1)
interpretation, (2) analysis, (3) evaluation, (4) inference, (5) explanation and (6)
self-regulation (Facione, 1990: 4). Dari apa yang diungkapkan oleh Facione dan
Bloom, dapat ditarik suatu kenyataan bahwa kemampuan menganalisis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mengevaluasi dalam tahap pengembangan kognitif mempunyai andil yang sangat
besar.
Sedangkan Piaget dalam Husdarta, (2010:166-168), menjelaskan proses-
proses penting perkembangan jiwa, yaitu fungsi, struktur dan konten. Terdapat
dua fungsi kognitif yaitu organisasi dan adaptasi. Yang dimaksud dengan
organisasi yaitu pensistematisasian berbagai informasi yang didapat dan
menempatkan informasi tersebut dalam suatu keteraturan. Pengorganisasian ini
juga sangat membantu siswa dalam menganalisis suatu hal atau pengalaman atau
ilmu pengetahuan yang diterimanya, karena pengklasifikasiannya pun menjadi
semakin jelas. Sedangkan yang dimaksud dengan adaptasi yaitu merupakan proses
mencari keseimbangan antara pengetahuan yang saat ini diketahui dengan
pengalaman ataupun masalah yang akan dihadapi. Karena dalam mencari
keseimbangan seperti itulah anak ataupun peserta didik sedang belajar untuk
mengevaluasi dan mengolaborasikan pengetahuan-pengetahuan yang
diketahuinya, yang negatif tentu saja dijadikan acuan agar dihindari, dan yang
positif tentu saja akan terus dikembangkan dan dipadukan dengan pengetahuan-
pengetahuan baru berikutnya.
Husdarta (2010:167) menjelaskan bahwa Piaget mengungkapkan
adaptasi meliputi dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi yaitu
merupakan suatu proses pembauran dan penyesuaian antara informasi yang baru
didapatkan ke dalam struktur kognitif yang sudah ada. Sedangkan akomodasi,
yaitu proses pembaharuan atau modifikasi informasi maupun struktur kognitif
yang telah ada menjadi bentuk lain yang bisa jadi dalam bentuk persepsi,
pengalaman, dan ide-ide yang lebih kompleks. Penstrukturan unit-unit
pengetahuan atau informasi menurut Piaget ini sangat jelas adanya, unit skema-
skema yang ada terkandung pada sebuah skemata yang sangat terstruktur.
Nur dalam Trianto (2010:70), menjelaskan bahwa Piaget
mengungkapkan seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif,
antara lahir dan dewasa, yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, operasional
konkret, dan operasional formal. Berikut ini akan dijelaskan mengenai unit-unit
perkembangan kognitif menurut Piaget.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Sensorimotor (0-2 tahun)
Pemahaman diperoleh melalui pengalaman sensoris yang disertai dengan aksi
motorik (tindakan fisik) sehingga tindakkannya bersifat refleksif dan instingtif.
b. Pra-Operasional (2-7 tahun)
Pemahaman didapat dari gambar, kata, coretan. Dalam tahapan ini anak masih
bersifat egosentrisme dan sentralisme.
c. Operasional-Konkret (7-11 tahun)
Dalam Safitri (2012), Piaget mengungkapkan bahwa pada sekitar usia 7-11
tahun, anak mampu melakukan tindakan operatif, dan nalar logis menggantikan
nalar intuitif sepanjang nalar tersebut bisa diterapkan pada contoh spesifik dan
konkret. Anak mampu memahami suatu percakapan, dan berpikir logis
mengenai kejadian-kejadian konkret, mengklasifikasikan, serta mampu
mengurutkan suatu objek berdasarkan skala prioritas. Di dalam tahapan usia ini
merupakan saat-saat seorang anak dalam tingkatan Sekolah Dasar, sangat
nampak kemampuan kognitifnya untuk menganalisis yaitu dengan
mengklasifikasikan, dan tingkatan kemampuan untuk mengevaluasi juga sangat
ditonjolkan dalam fase ini karena anak mampu mengurutkan berdasarkan skala
prioritas.
d. Operasional-Formal ( >11 tahun)
Dalam tahapan ini anak mampu berpikir berdasarkan pengalaman konkret ,
idealis, dan lebih abstrak logis.
Berdasarkan perkembangan-perkembangan kognitif tersebut, yang akan
menjadi landasan bagaimanakah bentuk pembelajaran yang seharusnya
dilakukan, agar seluruh aspek kogitif anak mampu tercapai dengan maksimal.
2.1.1.2. Alasan Penggunaan Mind map dalam Pembelajaran
Bloom (1982: 33) mengungkapkan bahwa where there is great variation
in the possession of prior requisite learning, there is likely to be great variation in
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
the level of achievement of the new task or in the time required to reach the
criteria of achievment. Terdapat variasi model pembelajaran yang mencakup
aspek kognitif secara kompleks dan juga yang berkaitan dengan seni. Aspek
kognitif seperti yang telah dijelaskan di atas (baik menurut Bloom, Piaget maupun
Facione). Model pembelajaran yang dimaksudkan adalah model pembelajaran
Mind map. Penggunaan model pembelajaran mind map seperti inilah yang
membuat keseluruhan aspek diri peserta didik mampu dibangun dengan baik.
Karena dalam model pembelajaran ini peserta didik mampu memahami materi
yang dipelajarinya, dan mengembangkan keenam tahapan kognitif (mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta), yaitu
dengan cara menggambar peta konsep atau yang lebih dikenal dengan mind map.
Hal ini secara langsung terlihat antara keselarasan perkembangan antara otak
kanan dan otak kiri dengan baik.
Metode pembelajaran mind map seperti inilah yang seharusnya
dikembangkan, selain agar peserta didik memahami materi yang dipelajari, serta
menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, metode mind map ini juga sangat
sesuai untuk mengukur perkembangan tingkat kognitif para peserta didik. Padji
(1992:31) menjelaskan perbedaan prinsip kerja antara otak kanan dan otak kiri
manusia. Yang termasuk dalam kerja otak kiri antara lain menjelaskan dengan
kata-kata, mengingat dengan bahasa, berpikir secara bertahap, bekerja dengan
fakta, menganalisis, berpikir logis, tugas praktis, kegiatan terpola, organisasi.
Sedangkan yang termasuk kerja otak kanan antara lain yaitu menjelaskan dengan
gambar, mengingat dan bekerja dengan gambaran/bayangan, berpikir secara
global, membuat sintesis/perpaduan, improvisasi.
Pada dasarnya, memori merupakan suatu peta pikiran yang merangkum
segala informasi yang diterima yang saling berkaitan. Informasi-informasi acak
tersebut yang semestinya dihubungkan dan diurutkan dalam suatu rangkaian
untuk membantu mempermudah ingatan. Seperti yang telah dikemukakan oleh
Harianti, (2010:16) bahwa menyusun atau mengurut sesuatu hal secara teratur
dapat meningkatkan kinerja otak untuk mengakses informasi secara acak. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
hal ini adalah metode mind map-lah, yang mampu menstabilkan dan
menyeimbangkan kinerja kedua otak.
Hal tersebut memperkuat penggunaan mind map sebagai metode
pembelajaran. Bentuk pembelajaran dengan menggunakan mind map ini sangat
efektif dan fleksibel untuk bisa diterapkan pada macam-macam mata pelajaran,
tidak hanya Ilmu Pengetahuan Alam saja. Mind map mempermudah siswa untuk
mengerti materi pembelajaranuntuk jangka panjang. Siswa dapat menganalisis
dan mengevaluasi apa yang sebenarnya mereka tangkap dari materi yang
dipelajarinya, hingga pada kesimpulan yang dapat diperoleh. Dengan seperti ini,
semua bagian otak akan berkembang secara seimbang, yang akan berdampak pada
perkembangan kognitif yang menjadi semakin pesat.
2.1.1.3. Pengertian Mind map
Pada dasarnya mind map merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan gambar bercabang yang merupakan perkembangan dari suatu
materi tertentu.
Mind map memiliki fungsi ganda, yaitu selain dapat membantu suatu
perencanaan, membantu pengingatan terhadap suatu hal (dalam hal ini adalah
materi pelajaran), membantu pemecahan masalah, juga mampu mengembangkan
kekuatan berpikir peserta didik.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa keseimbangan otak sangatlah
diperlukan untuk bisa mengembangkan tingkat kognitif menjadi lebih baik,
menuju tingkatan level yang semakin tinggi. Hal tersebut berarti mind map
bersifat sangat fleksibel dan cukup mengambil peran dalam hal perkembangan
otak. Semakin banyak jumlah mind map yang dibuat, semakin aktif dan
berkembang pula otak, karena dilatih untuk terus membuat mind map, yang secara
tidak langsung selalu mengaktifkan kedua belah otak, yaitu otak kanan dan otak
kiri.
Mind map harus dilakukan mulai sejak dini, dalam hal ini adalah
tingkatan Sekolah Dasar. Karena proses pembentukan pada diri peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menjadi lebih mudah untuk membiasakan menggunakan mind map untuk
pemecahan masalah sehari-hari maupun untuk mempermudah pemahaman
terhadap materi ajar yang dipelajarinya. Karena pada dasarnya, konsep tidak
hanya tersebar secara independen, tetapi harus dihubungkan dan diatur (Boerce,
2009:85). Hal tersebutlah yang membuat mind map mampu memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari karena dalam mind map mengandung unsur
mengkaitkan dan mengatur yang dibantu dengan gambar dalam pemetaan
memori.
Mind map adalah bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan yang
bekerja selaras dengan otak untuk memudahkan mengingat (Buzan, 2007:20).
Mind map merupakan alat otak yang sangat luar biasa. Karena secara langsung
maupun tidak, peserta didik diajak untuk berpikir lurus dan memencar, dan tentu
saja ini merupakan kerja otak yang luar biasa, terlebih saat otak mampu
membahasakan gambar maupun materi tertentu, dan menggambarkannya dalam
suatu kata kunci yang akan dituangkannya pada mind map yang dibuatnya.
Peserta didik menjadi lebih pandai untuk mencari kata kunci, dan meningkatkan
memori fotografis mereka melalui gambar yang akan dicantumkannya pada mind
map.
Buzan (2006:60-61) mengungkapkan bahwa mind map adalah alat otak
yang luar biasa, karena melibatkan kedua sisi otak, yaitu menggunakan gambar,
warna, dan imajinasi (wilayah otak kanan), dan menggunakan kata, angka, dan
logika (wilayah otak kiri).Menganalisis dapat menciptakan banyak ide dari setiap
pemikiran yang akan dituangkan dalam mind map dan menggunakan imajinasi
yang besar.
Mind map merupakan cara belajar praktis dan efisien, karena dengan
menggunakan mind map siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari suatu hal,
tanpa membaca ulang, cukup hanya dengan melihat peta konsep atau mind map
yang pernah dibuatnya peserta didik menjadi lebih mudah untuk memancing
memori ingatannya kembali, dan mampu menjelaskan suatu hal tertentu dengan
lancar dan jelas berdasar mind mapnya tersebut, meskipun materinya tersebut
sudah cukup lama tidak dipelajarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Buzan (2006:15-16) menjelaskan tujuh langkah dalam membuat mind
map sebagai berikut.
1. Mulai dari bagian tengah
Siapkan kertas putih polos (jangan yang bergaris, karena dapat
menghentikan aliran ide). Tuliskan inti atau tema dari mind map di bagian
tengah, jangan di tepi, agar bisa leluasa mencari celah analisis cabang.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral
Pilih gambar yang mencakup keseluruhan isi mind map, karena
gambar memiliki peran yang sangat penting untuk membantu terfokusnya
suatu konsentrasi untuk mengaktifkan otak, juga untuk memacu detail
analisis peserta didik yang akan membuat mind map.
3. Gunakan warna
Warna sama halnya dengan gambar, dengan menggunakan warna
mind map menjadi lebih hidup dan menambah energi kreatif
menyenangkan. Gunakan warna yang berbeda untuk membedakan
klasifikasi analisis bagian.
4. Hubungkan cabang-cabang utama
Kaitkan antara cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu,
dan seterusnya. Karena otak bekerja dengan mengasosiasikan antar cabang
yang berhubungan.
5. Buatlah garis hubung yang melengkung
Pergunakan garis yang melengkung, jangan garis lurus, karena garis lurus
membosankan otak.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis
Tuliskanlah satu kata kunci di setiap garis lengkung penghubung,
untuk membantu mengingat. Karena kata kunci tunggal memberi lebih
banyak daya dan fleksibilitas.
7. Gunakan gambar
Sedapat mungkin pergunakan gambar, karena gambar menyimpan
seribu makna dan seribu kata. Sehingga mind map yang disertai gambar
akan menjadi lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berikut ini adalah contoh mind map.
Gambar 2. Contoh bentuk mind map
Sumber:http://www.google.com/imgres?q=mind+map&hl=en&biw=1024&bih=630&gbv=2&tbm=isch&tbnid=_RMLxr4cQUwIhM:&imgrefurl=http://learningfundamentals.
2.1.2. Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi Anak
2.1.2.1. Proses Kognitif Menganalisis
Organizing involves identifying the elements of a communication or
situation and recognizing how they fit together into a coherent structure
(Anderson, 2010:81). Menganalisis berarti memecahkan suatu isi komunikasi jadi
elemen-elemen atau bagian penyusunnya sehingga hierarki ide-idenya menjadi
jelas dan atau hubungan antaridenya menjadi eksplisit dan lebih jelas.Kemampuan
proses kognitif menganalisis meliputi kecakapan yang bisa dikembangkan
melalui:
1. Membedakan (menyendirikan, memilah-milah, memilih, memfokuskan)
Misalnya, peserta didik menilah-milah penyebab terjadinya bencana alam
berdasarkan subjeknya.
2. Mengorganisasi (menemukan koherensi, mengintegrasikan, membuat
garis besar, mendeskripsikan, membuat struktur).
Misalnya, peserta didik menganalisis dengan mengintregasikan jenis
bencana alamnya dengan subjek penyebabnya dan jenis keikutsertaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Mengatribusikan (mendekonstruksi)
Peserta didik belajar untuk memecah-mecah bagian per bagian untuk
melihat tingkatan klasifikasi maupun prioritas sesuatu hal.
2.1.2.2. Proses Kognitif Mengevaluasi
Evaluate is defined as making judgments based on criteria and
standards (Anderson, 2010:83). Saat siswa mengevaluasi sesuatu hal, siswa
tersebut sedang berusaha menilai hal tersebut berdasarkan kriteria kualitas,
efektivitas, efisiensi, dan konsistensinya, dan kemudian berusaha mengambil
keputusan berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut. Proses kognitif
mengevaluasi ini meliputi beberapa kecakapan yang dapat dikembangkan melalui:
1. Memeriksa dengan teliti (mengoordinasikan, menyerasikan,
menyelaraskan, mendeteksi, memonitor, menguji)
Memeriksa kesesuaian antara kesimpulan dengan data-data atau materi
yang sedang dipelajari.
Misalnya: siswa mampu mendeteksi ketepatan sisi positif dan negatif dari
tiap metode yang telah dijabarkan, yang akan dijadikan acuan
dalammembuat kesimpulan (metode manakah yang paling efektif untuk
menanggulangi bencana tanah longsor di area pegunungan).
2. Mengkritik (menilai secara kritis bobot dari suatu pilihan)
Tahapan penyelesaian masalah, di mana siswa diminta untuk
menentukan satu metode terbaik dari dua atau lebih metode. Kecakapan
berpikir kritis dalam hal ini tentu saja sangat dibutuhkan. Terutama dalam
pelajaran sains, mengkritik merupakan suatu tahapan sebagai tolak ukur
keberhasilan atau kesesuaian hipotesis dengan premis-premisnya.
Misalnya, setelah mempelajari materi pembelajaran mengenai
peristiwa alam, siswa diminta untuk memilih metode manakah yang
merupakan metode terbaik dan yang paling efektif dari sekian metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang ada, untuk menanggulangi masalah bencana tanah longsor di area
pegunungan, berdasarkan sisi positif dan negatif dari tiap metode
penanggulangan.
2.1.3. Mata Pelajaran IPA
2.1.3.1. Hakikat IPA
IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu
Pengetahuan Alam mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di alam.
Purnells dalam Iskandar (1997:2) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan
eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan,
hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis. Jadi, Ilmu
pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dan gejalanya,
dengan mengumpulkan data melalui kegiatan ilmiah maupun observasi yang
dilakukan oleh para ahli untuk memperoleh pengetahuan mengenai suatu
fenomena yang terjadi di alam. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai
produk ilmiah, sebagai proses ilmiah, dan sikap ilmiah.
IPA sebagai produk ilmiah adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-
prinsip, dan teori-teori IPA. Sedangkan IPA sebagai proses ilmiah adalah
keterampilan belajar seumur hidup yang didasarkan pada suatu metode penelitian
dan observasi. Iskandar (1997:49) menyebutkan bahwa keterampilan proses
memiliki beberapa aspek antara lain yaitu pengamatan, pengklasifikasian,
pengukuran, pengidentifikasian dan pengendalian variabel, perumusan hipotesis,
perancangan eksperimen, penyimpulan hasil eksperimen, dan pengkomunikasian
hasil eksperimen. Kemudian yang terakhir adalah hakikat IPA sebagai suatu sikap
ilmiah yaitu merupakan pendapat dan keyakinan yang sengaja dipertahankan oleh
seorang ilmuwan agar tetap bisa mempertahankan dan atau mengembangkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.1.3.2. Pentingnya IPA di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak SD harus dimodifikasi agar
anak atau peserta didik mudah untuk mempelajari dan memahami materi.
Menurut Hendro dalam Ika (2008:4), memaparkan bahwa IPA memiliki
peranan penting, karena dengan diajarkannya IPA di SD diharapkan siswa dapat:
1). memahami alam sekitar mereka (baik berupa benda-benda alam dan buatan
manusia, maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam, 2). mempunyai
keterampilan untuk mendapatkan ilmu, 3). mengakui kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa, 4). mempunyai bekal pengetahuan dasar yang berguna untuk
menempuh jenjang pendidikan yang selanjutnya.
Iskandar (1997:16-18)menjelaskan bahwa pembelajaran ilmu
pengetahuan alam di Sekolah Dasar sangatlah penting karena:
1. IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari.
2. IPA memberikan kesempatan latihan berpikir kritis.
3. IPA banyak membantu memecahkan masalah di lingkungan alam sekitar.
4. IPA merupakan bagian kebudayaan bangsa.
2.1.3.3. Materi Ajar
Berdasarkan buku panduan KTSP (Depdikbud:2007) kompetensi IPA
kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar kompetensi 7 tentang
memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunakan sumber daya alam pada kompetensi dasar 7.6 mengidentifikasi
peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan
lingkungan.
Wismono (2008:189) menyebutkan banyak dampak negatif dari suatu
bencana alam akibat ulah atau kegiatan manusia, antaralain berupa, banjir,
kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan, pencemaran air sungai, meluasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
hama tanaman, punahnya beberapa jenis hewan dan tumbuhan, dan rusaknya
lingkungan hidup.
Sulistyanto (2008:176) menjelaskan bahwa beberapa kegiatan manusia
yang dapat mempengaruhi perubahan permukaan bumi adalah pertambangan,
pembuatan areal persawahan, penggundulan hutan dan pembangunan perumahan.
Gambar 3. Bencana gunung meletus, tsunami, banjir
Sumber: http://www.google.com/imgres?q=gunung+meletus&start=;http://www.google.com/imgres?q=tsunami&start=
;http://www.google.com/imgres?q=banjir&start=
1. Gunung meletus
Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut
bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah
meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung,
Gunung Merapi, dan lain-lain.
2. Tsunami
Gempa bumi yang terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka
dapat mengakibatkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah
gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa.
3. Banjir
Curah hujan yang tinggi ( >50mm) dan tidak mendapatkan tempat
tampungan air hujan, maka dapat mengakibatkan terjadinya banjir.
Azmiwayati (2008:156) mengungkapkan dampak bencana banjir dapat
mengakibatkan rumah-rumah dan ribuan hektare sawah yang ditanami
padi rusak, jalan-jalan terputus tidak bisa dilewati, korban banjir pun dapat
terancam berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan penyakit-penyakit
kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.google.com/imgres?q=gunung+meletus&start=;http://www.google.com/imgres?q=gunung+meletus&start=;http://www.google.com/imgres?q=gunung+meletus&start=;
19
4. Gempa bumi
Gambar 4. Bencana gempa bumi
Sumber: http://www.google.com/imgres?q=gempa+bumi&num=
Asmiwayati (2008:154) menyebutkan terdapat 3 macam gempa
bumi, gempa vulkanik (yang timbul karena letusan gunung berapi), gempa
runtuhan (gempa lokal yang terjadi karena goa atau lorong tambang yang
longsor atau runtuh sehingga menimbulkan goncangan), gempa tektonik
(terjadi karena gesekan lempeng bumi). Dampak dari gempa antara lain
tanah terbelah, pohon tumbang, bangunan runtuh, manusia dan hewan jadi
korban.
5. Puting beliung
Gambar 5. Bencana puting beliung
Sumber: http://www.google.com/imgres?q=puting+beliung&num=
Puting beliung merupakan gerakan angin yang sangat kencang dan
memutar. Kecepatan angin ini bisa mencapai 175km/jam, dan biasanya
terjadi bersamaan saat hujan deras.
6. Tanah longsor
Gambar 6. Bencana tanah longsor Sumber: http://www.google.com/imgres?q=tanah+longsor&num=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Azmiwayati (2008:157), menjelaskan bahwa tanah longsor
biasanya disebabkan oleh hujan yang deras. Hal ini karena tanah tidak
sanggup menahan terjangan air hujan akibat adanya penggundulan hutan.
Tanah longsor dapat meruntuhkan semua benda di atasnya. Selain itu,
tanah longsor dapat menimbun rumah-rumah penduduk yang ada di
bawahnya.
2.2. Penelitian-Penelitian Yang Relevan
a. Penelitian-Penelitian Mind map
Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang metode mind map
atau peta konsep:
1. Farrand, Hussain, & Hennessy (2002) meneliti tentang efektivitas mind
map sebagai teknik belajar untuk meningkatkan daya ingat dari
informasi tertulis. Populasi dan sampel adalah 50 mahasiswa
kedokteran tahun kedua dan ketiga di University of London. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa skor kelompok eksperimen dengan
treatment mind map lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Kesimpulannya adalah mind map merupakan suatu teknik studi
yang efektif untuk materi tertulis.
2. Goodnough& Long (2002) meneliti mengenai pembelajaran dengan
menggunakan metode mind map. Populasi dan sampel yang digunakan
adalah 16 siswa kelas VI SD. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
mind map merupakan pendekatan yang menyenangkan sehingga
mampu meningkatkan pemahaman dan motivasi siswa.Students
perceived mind map as an entertaining and interesting approach and
thought that mind map enhanced their learning.
3. Goodnough and Woods (2002)discovered that students perceived Mind
mapping as a fun, interesting and motivating approach to learning.
Membuktikan bahwa mind map berpengaruh positif terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
ketertarikan dan motivasi untuk menerima informasi lebih lagi yang
akan dituangkan dalam mind map.
4. Holland dan Davies (2003/2004) penelitian ini dilakukan di dunia
pendidikan dan manajerial, dimana dalam penelitian ini mampu
membuktikan bahwa mind map sangat memiliki peran penting dalam
pengajaran dan pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan analisis.
Mind map juga sangat mempengaruhi antusias siswa dalam
pembelajaran. By analyzing a series of mind maps one is able to refine
and integrate work across readings and articles into one coherent set of
ideas, which are easily manageable and understood.
5. Kusnadi (2009) meneliti pengaruh penerapan tes essai dengan
menggunakan pemetaan konsep dalam pembelajaaran IPA di Sekolah
Dasar di Lampung. Populasi dan sampel yang digunakan adalah siswa
SD di Lampung yang berjumlah 124 siswa. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa tes yang menggunakan pemetaan konsep
menghasilkan skor yang lebih tinggi dibandingkan model tes objektif
dengan pilihan ganda.
6. Paykoc & Yildrim (2004) melalui penelitiannya telah dibuktikan bahwa
terutama di Seolah Dasar mind map sangatlah berguna dalam
memperjelas suatu informasi yang diterima, mind map juga dapat lebih
mengaktif-kreatifkan siswa. Sangat praktis untuk membantu ingatan,
layaknya brain storming.
7. Toi, H (2009) membuktikan melalui penelitiannya bahwa mind map
mampu meningkatkan memori siswa sebesar 32% dibanding
penggunaan daftar untuk mengingat kata-kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Penelitian-Penelitian Proses Kognitif
Berikut ini beberapa penelitian-penelitian sebelumnya tentang proses
kognitif :
1. Astuti (2004) meneliti tingkat pencapaian tujuan pembelajaran fisika
berdasarkan taksonomi Bloom pada materi pokok listrik statik dan
kapasitor. Populasi dan sampel siswa kelas XI SMU N 1 Pakem.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian tujuan berdasarkan
taksonomi Bloom untuk kategori analisis-sintesis tingkat
pencapaiannya rendah, karena pada umumnya kesalahan pada aspek
ini adalah siswa tidak menuliskan langkah-langkah.
2. Kusnadi (2009) meneliti pengaruh penerapan tes essai terhadap gaya
kognitif dalam pembelajaaran IPA di Sekolah Dasar di Lampung.
Populasi dan sampel yang digunakan adalah siswa SD di Lampung
yang berjumlah 124 siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
skor tes untuk gaya berpikir kognitif konvergen lebih tinggi
dibandingkan dengan gaya kognitif divergen.
3. Aryani (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi
belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata
pelajaran IPA. Populasi dan sampel siswa kelas V SD Kanisius
Wirobrajan. Hasil penelitiannya berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif, yang
ditunjukkan harga sig.(2-tailed)sebesar 0,000 (atau lebih kecil dari
0,05). Selain itu, ada perbedaan yang signifikan antarrata-rata
kenaikan skor kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada
masing-masing aspek kognitif.
4. Lestari (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi
belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata
pelajaran IPA. Populasi dan sampel siswa kelas V SD Kanisius
Ganjuran. Hasil penelitiannya untuk kategori kognitifnya yaitu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kritis pada kategori kognitif ditunjukan sig. (2-tailed) < 0,000 atau
0,000 < 0,05. Aspek yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu aspek
analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.2.2 Literatur Map
Gambar 7. Bentuk rangkaian literatur map
Penggunaan Mind map
(Peta Konsep) Kategori Kognitif
Farrand (2002)
Efektivitas mind map terhadap daya
ingat pada informasi tertulis
Holland & Davies (2003/2004)
Mind map-analyze dan antusias siswa
Goodnough & Woods (2002)
Mind map-penerimaan informasi
Goodnough & Long (2002)
Pembelajaran dengan mind map
Toi, H. (2009)
Mind map dan peningkatan memori
Paykoc&Yildrim (2004)
Teknik mind mapping, brain storming
Kusnadi (2009)
Tes esei dengan pemetaan konsep
Yang perlu diteliti :
Metode mind map, kategori kognitif
(menganalisis-mengevaluasi)
Lestari (2011)
Berpikir kritis kategori kognitif
Aryani (2011)
Berpikir kritis kategori kognitif
Kusnadi (2009)
Penerapan tes essai terhadap
gaya kognitif
Astuti (2004)
Pencapaian tujuan berdasar
Taksonomi Bloom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.3. Kerangka Berpikir
Menjadikan anak cerdas tidak bisa dengan cara yang sangat instan. Anak
harus mampu menyeimbangkan pengetahuan yang sudah didapatkan sebelumnya
dengan pengetahuan atau informasi baru yang didapatnya. Perkembangan kognitif
siswa juga harus diperhatikan karena hal ini merupakan sesuatu yang sangat
krusial. Seorang pendidik harus peka terhadap keadaan seperti ini, oleh karena itu
seorang pendidik harus mampu memberikan bentuk pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didiknya. Penyeimbangan otak kiri dan kanan pun
menjadi hal yang harus diperhatikan pula.
Model pembelajaran mind map mampu menjawab permasalahan di atas.
Dengan menggunakan mind map, kemampuan otak kanan dan otak kiri menjadi
seimbang, kemampuan-kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam
berseni, mengingat, berlogika, dan berkata-kata. Begitu pula dengan
perkembangan kognitif peserta didik dalam hal menganalisis dan mengevaluasi.
Melalui mind map, siswa secara langsung menganalisis setiap bagian materi
dengan bahasa dan gambar yang mudah mereka pahami. Memecah-mecahkan
bagian per bagian hingga terbentuk suatu mind map untuk memudahkan dalam hal
mengingat. Begitu pula dengan keterampilan mengevaluasi, akan nampak pada
bentuk mind mapdan pemilihan hal-hal yang bersifat efisien dan efektif. Cukup
jelas, bahwa mind map adalah cara tepat untuk membantu memahami materi,
mengingat, menganalisis, dan mengevaluasi suatu hal, permasalahan, maupun
materi pelajaran. Dalam aktivitas itu peserta didik akan lebih mudah menilai
apakah masing-masing klasifikasi yang dibuat konsisten satu sama lain sehingga
terdapat keselarasan antara satu gagasan dengan gagasan lain (evaluate). Dengan
mampu memecah gagasan-gagasan utama ke gagasan-gagasan yang lebih kecil
sampai pada detail, peserta didik bukan hanya mampu melihat suatu permasalahan
secara keseluruhan yang holistik tetapi juga mampu memeriksanya dalam bagian-
bagian yang lebih detail (analyze).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.4. Hipotesis
Landasan teori dalam bab II dapat digambarkan dalam sebuah piramida
terbalik dengan mengikuti pola berpikir deduktif.
Gambar 8. Bentuk kerangka hipotesis
a. Penerapan metode Mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses
kognitif menganalisis siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), untuk Kompetensi
Dasar 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya, di semester genap
Tahun Ajaran 2011/2012.
b. Penerapan metode Mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses
kognitif mengevaluasi siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), untuk Kompetensi
Dasar 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya,semester genap Tahun
Ajaran 2011/2012.
Variabel mind map Variabel kategori kognitif
(menganalisis, mengevaluasi)
Kerangka Berpikir
Hipotesis
Penelitian
terdahulu
Kajian pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Akan
dibahas jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, waktu
penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji
validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
3.1. Jenis Penelitian
Suatu pelaksanaan penelitian pasti menggunakan suatu metode tertentu.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimental. Sugiyono
(2011:107) mengungkapkan bahwa metode penelitian eksperimental merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Pada dasarnya, penelitian
eksperimental merupakan bagian dari metode kuantitatif.
Sugiyono memaparkan terdapat beberapa bentuk desain
eksperimen(2011:109-116), dan salah satu diantaranya yang digunakan
dalampenelitian kali ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent
control group design. Desain ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok
kontrol dan kelompok eksperimental. Semua data yang diobservasi adalah data
yang diambil dari variabel dependent dengan pre-test dan post-test dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan data dari variabel independent
tidak dianalisis.Kedua kelompok diberikan pretest untuk mengetahui keadaan
awal. Sugiyono (2011:113) menerangkan bahwa hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Sedangkan hal yang
membedakan antara kedua kelompok tersebut adalah treatment atau perlakuan,
karena di dalam kelompok eksperimen menggunakan perlakuan tertentu dalam hal
ini adalah penggunaan mind map, sedangkan pada kelompok kontroldiajar dengan
menggunakan metode tradisional atau metode biasa. Kemudian dilakukan posttest
pada kedua kelompok tersebut. Skor pretest dibandingkan dengan skor posttest
pada kelompok eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kemampuan sebelum dan sesudah pembelajaran. Selanjutnya, baik mean (rata-
rata) maupun selisih kenaikan kedua kelompok akan dibandingkan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan siswa antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Keterangan:
X = perlakuan (mind map)
O1 = rerata skor pretest kelompok eksperimen
O2 = rerata skorposttest kelompok eksperimen
O3 = rerata skorpretest kelompok kontrol
O4 = rerata skorposttest kelompok kontrol
3.2. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2011:117) populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam hal ini populasi yang dipilih adalah siswa kelas V SD
Kanisius Wirobrajan yang beralamat di Jln. Hos Cokroaminoto No.8, Pakuncen,
Wirobrajan, Yogyakarta. Tempat penelitian ini dipilih berdasarkan tempat
program pengalaman lapangan (PPL) peneliti di sekolah tersebut.
Bagi Sugiyono (2011:118) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini,
seluruh populasi diambil sebagai sampel. Sampel yang digunakan terdiri dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen yaitu siswa kelas VA SD Kanisius Wirobrajan yang berjumlah 32
siswa. Sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa-siswi kelas VB SD Kanisius
O1 X O2
O3 O4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Wirobrajan yang berjumlah 35 siswa. Pemilihan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tersebut tidak dilakukan secara random. Kegiatan pengamatan
dan dokumentasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilaksanakan oleh
peneliti. Kegiatan mengajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilaksanakan oleh satu guru mitra agar tidak ada faktor lain yang mempengaruhi,
sehingga penelitian pun tidak menjadi bias dan fokus hanya pada variabel yang
bersangkutan.
3.3. Jadwal Pengambilan Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 27 Februari sampai dengan 6 Maret
2012. Berikut ini jadwal pelaksanaan penelitian pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol:
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian
Penelitian
ke-
Hari,
Tanggal JP Kelas Materi
1
Senin, 27
Februari
2012
2 x 35menit
(2jp)
Eksperimen Mengerjakan Pretest
Pengenalan Mind map
Kontrol Mengerjakan soal Pretest
2
Selasa, 28
Februari
2012
3 x 35menit
(3jp)
Eksperimen Macam bencana alam
Sebab akibat bencana
Membuat Mind map
Kontrol Macam bencana alam
Sebab bencana alam
3 Kamis, 1
Maret 2012
3 x 35menit
(3jp)
Eksperimen Pencegahan dan penanganan bencana alam
Desain rumah yang akan dibuat miniatur
Membuat Mind map
Kontrol Akibat bencana alam
Pencegahan bencana alam
4 Sabtu, 3
Maret 2012
3 x 35menit
(3jp)
Eksperimen Praktek membuat miniatur rumahselesai
Kontrol Penanganan bencana alam
Aneka rumah tahan gempa
5 Selasa, 6
Maret 2012
3 x 35menit
(3jp)
Eksperimen Membuat Mind map keseluruhan dari awal
Mengerjakan Posttest
Kontrol Mengerjakan soal Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.4. Variabel Penelitian
Variabel didefinisikan sebagai variable is simply symbol or a concept that
can assume anyone of a set of values(Davis dalam Sarwono, 2010:37). Kaum
awam mendeskripsikan bahwa variabel merupakan sesuatu yang memiliki nilai
dengan variasi tertentu yang dapat dilakukan pengukuran atau memungkinkan
untuk diteliti. Hal ini lebih jelas diungkapkan oleh Sugiyono (2011:61) bahwa
variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi terentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan Yulius (2010:16) juga mengungkapkan
secara singkat, bahwa variabel adalah nama dari sebuah sampel.
Penelitian eksperimental kali ini melibatkan dua variabel, yaitu yang disebut
dengan variabel bebas dan variabel tergantung. Berikut ini akan dibahas apa yang
dimaksud dengan variabel-variabel tersebut.
3.4.1 Variabel bebas (independent variable)
Menurut Sandjaja (2011:84), variabel independen adalah variabel yang
diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain (variabel tergantung).
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah
penggunaan mind map.
3.4.2 Variabel tergantung (dependent variable)
Menurut Sandjaja (2011:84) dikatakan bahwa variabel dependen variabel
yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh
variabel independen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
dependen adalah kemampuan kognitif menganalisis (analyze) dan
kemampuan kognitif mengevaluasi (evaluation).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 9. Rangkaian variabel dependen dan independen
3.5. Definisi Operasional
a. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari keadaan
alam sekitar dan gejolak alam yang terjadi, yang mencakup bagaimana
manusia mengahadapi dan berusaha berintegrasi atau menyatukan diri
dengan alam.
b. Mind map(peta konsep) adalah suatu rangkaian gambar berpola, yang
mempunyai cabang-cabang bagian yang saling berkaitan, dan setiap
cabang tersebut berupa garis lengkung yang ditulis dengan kata kunci,
serta terdapat gambar yang menjelaskan cabang bagian tersebut.
c. Metode Mind map adalah suatu metode yang membantu untuk
mempermudah mempelajari suatu hal dengan menggunakan mind map,
yaitu selalu mempergunakan mind map setiap menerima materi, sehingga
saat belajar pun akan menjadi lebih menyenangkan dan mudah untuk
mempelajari ulang meskipun itu merupakan materi lampau.
d. Proses Kognitif adalah suatu proses kemampuan otak untuk menyerap
suatu materi yang termuat dalam suatu tingkatan level mulai dari tingkatan
terendah hingga tingkatan tertinggi yang paling kompleks, yaitu dari
mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta sesuai dengan taksonomi Bloom.
Penggunaan Mind map
Kemampuan Kognitif
Menganalisis (Analyze)
Kemampuan Kognitif
Mengevaluasi (Evaluate)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
e. Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk memecah-mecahkan atau
mengklasifikasikan bagian per bagian, sehingga apa yang dipelajari
menjadi terlihat lebih kompleks dan lengkap adanya.
f. Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk membandingkan antara
apa yang sudah diteliti sebelumya, untuk dinilai lebih seksama lagi dan
menemukan yang terbaik yang sesuai dengan kriteria yang dimaksudkan.
3.6. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:148) yang dimaksud dengan instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu berupa 6 soal
yang berbentuk essai.Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, jadi 6 soal
essai tersebut dibagi menjadi tiga. Masing-masing mahasiswa yang berperan
sebagai peneliti ini mendapat 2 soal essai untuk digunakan dalam proses analisis
data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 2. Matriks pengembangan instrumen
Rubrik penilaian terdapat dalam lampiran. Rubrik tersebut diatas merupakan
rubrik terbaru setelah melalui proses diskusioleh dosen pembimbing. Rubrik
sengaja disempurnakan lagi dengan lebih mendiversifikasikan aspek yang
termuat, sehingga lebih detail dan baik dan lebih lengkap. Perubahan rubrik ini,
tidak mempengaruhi validitas soal, karena rubrik yang dibuat ini lebih kompleks.
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas konstrak meliputi 3 hal, yaitu expert judgment, uji coba
instrumen, dan analisis hasil uji coba instrumen (Sugiyono, 2011: 177). Langkah
pertama yang dilakukan adalah expert judgment, dan dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah denganmengkonsultasikan instrumen pada dosen
pembimbing. Kemudian langkah kedua adalah mengujicobakan keenam soal
essai. Uji coba soal dilakukan di dua SD yang berbeda, yang pertama yaitu di SD
Kanisius Sengkan dan SD Kanisius Sorowajan. Jumlah siswa SD Kanisius
Variabel Aspek Indikator
No.
Soal
Menganalisis Membedakan
Memilah
Memfokuskan
Mengorganisasi
Menemukan koherensi
Mengatribusikan
Mampu membedakan berbagai jenis bencana (darat, laut, udara).
Mampu memilah macam bencana berdasarkan unsur penyebabnya.
Mampu memfokuskan pada bencana yang pernah terjadi di Indonesia.
Mampu menyusun/ mengorganisasikan bencana-bencana ke dalam tabel dengan tepat.
Mampu menemukan koherensi antara bencana yang terjadi dengan penyebab terjadinya.
Mampu mengatribusikan maksud dari soal tersebut.
4
Mengevaluasi Memeriksa
Mendeteksi
Mengkritik
Menilai
Mampu menemukan hal-hal yang berkaitan mengenai masing-masing dari berbagai bentuk
pencegahan tanah longsor di pegunungan.
Mampu mendeteksi efektivitas dari suatu pencegahan tanah longsor.
Mampu mengkritik kerugian (hal yang negatif) dari jenis-jenis pencegahan.
Mampu menilai keuntungan (hal yang positif) dari jenis-jenis pencegahan.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Sengkan yaitu 48 siswa, sedangkan SD Kanisius Sorowajan berjumlah 56 siswa).
Dan langkah terakhir adalah analisis hasil uji coba instrumen dengan
menggunakan bantuan program komputer PASW 18. Dalam PASW 18,
signifikansi ditulis secara default sebagai 0,05 (5%), dengan kata lain jika tingkat
kepercayaan sebesar 95%, maka 95 dari 100 sampel akan mempunyi nilai
populasi yang sebenarnya dalam jangkauan ketepatan (Sarwono, 2010: 47). Soal
yang valid digunakan sebagai pre-test dan post-test. Pada tahapan analisis hasil
ini, tiap mahasiswa hanya menganalisis 2 soal essai yang telah menjadi bagian
dari penelitian. Dalam hal ini, yang diteliti adalah soal nomor 4 (kemampuan
menganalisis), dan soal nomor 5 (kemampuan mengevaluasi).
3.7.1 Penentuan Validitas
Pada dasarnya validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihansuatu instrumen (Riduwan, 2011:194). Dilengkapi pula
dengan pendapat Azwar (1992:5) yang mengatakan bahwa validitas berasal dari
kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan sutu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Penghitungan uji validitas
menggunakan program SPSS 18 (akan tetapi sejak tahun 2009 diubah namanya
menjadi Predictive Analytics SoftWare, atau yang sekarang disebut dengan PASW
18 for Windows). Penggunaan PASW 18 for Windows ditujukan untuk
mempermudah dalam proses penghitungan validitas.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas 1 di SD K Sengkan
Kemampuan
Kognitif
No.
Soal
Person
Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan
Mengingat 1 0, 042 0, 779 Tidak valid
Memahami 2 0, 469** 0,001 Valid
Mengaplikasi 3 0, 420** 0,003 Valid
Menganalisis 4 0,737** 0,000 Valid
Mengevaluasi 5 0, 746** 0,000 Valid
Mencipta 6 0, 695** 0,000 Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
* Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 4. Hasil Uji Validitas 2 di SD K Sorowajan
Kemampuan
Kognitif
No.
Soal
Person
Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan
Mengingat 1 0, 323* 0, 019 Valid
Memahami 2 0, 350* 0,010 Valid
Mengaplikasi 3 0, 419** 0,002 Valid
Menganalisis 4 0,380** 0,005 Valid
Mengevaluasi 5 0, 519** 0,000 Valid
Mencipta 6 0, 578** 0,000 Valid
** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
* Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)
3.7.2 Penentuan Reliabilitas
Instrumen dalam hal ini adalah enam soal tersebut, dapat dikatakan reliabel
jika terdapat keajegan jawaban dari seseorang terhadap soal instrumen tersebut.
Azwar (1992:4) mengemukakan bahwa walaupun reliabilitas mempunyai
berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan,
konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh ma