pengaruh penggunaan media lagu terhadap ......nyalah kami menyembah dan kepadanyalah kami mohon...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LAGU TERHADAP
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMAN 8 GOWA
KABUPATEN GOWA KECAMATAN BONTOMARANNU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
AISYAH RABIATUL A. AS.
105331101116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
v
MOTO
Lakukan sekehendakmu,
tapi pasti kau akan dihisab.
~Aisyah Rabiatul~
Apapun yang terjadi tetaplah bernapas.
~Spongebob Squerpans~
PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah Swt, kerena kepada
Nyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan. Sekaligus
sebagai ungkapan terima kasihku kepada Ayah dan ibuku yang selalu
memberikan motivasi dalam hidupku
vi
Abstrak
Aisyah Rabiatul Awaliah As. 2020. “Pengaruh Penggunaan Media Lagu
Terhadap Pembelajaran Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas XI SMAN 8
Gowa Kabupaten Gowa Kecamatan Bontomarannu Tahun Ajaran
2020/2021”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Haslinda pembimbing I, Tasrif Akib Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas XI SMAN 8
Gowa, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan media lagu
terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa SMAN 8 Gowa. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara tes menulis cerpen dengan
mengaitkan unsur yang terdapat dalam lagu titip rindu buat ayah. Penyajian
data berupa hasil pemahaman siswa di uji normalitas menggunakan SPSS.
Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan desain One Group Pretest
Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA1
SMAN 8 Gowa Kabupaten Gowa yang keseluruhanya berjumlah 35 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media lagu berpengaruh
terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa kelas XI MIPA 1. Adapun rata-
rata keseluruhan nilai keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI MIPA 1
sebelum menggunakan media lagu (pretest), yaitu 68.65, dan setelah
menggunkan media lagu (postetets) yaitu 81.06, termaksud dalam kategori
tinggi. Selain itu Hasil pengujian normalitas menggunakan SPSS versi 22 for
windows menunjukkan bahwa nilai uji normalitas sig. untuk Kolmogorov-
Smirnova .
200, dan sig. untuk Shapiro-Wilk 058, sementara untuk postets sig
Kolmogorov-Smirnova 048
., dan signifikan untuk Shapiro-Wilk 104. maka Ho
ditolak dan HI diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang diterima adalah media lagu berpengaruh terhadap pembelajaran menulis
cerpen.
Kata Kunci: Penggunaan Media Lagu, Menulis Cerpen.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt., karena rahmat
dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan
penyusunan skripsi ini. Demikian pula salam dan salawat atas junjungan
Nabi Besar Muhammad Saw, yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam
yang tetap istiqamah dijalan yang penuh rahmat.
Skripsi ini berjudul Pengaruh Penggunaaan Media Lagu terhadap
Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMAN 8 Gowa, Kabupaten Gowa
Kecamatan Bontomarannu. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh karena itu, sepatutnyalah penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Alwi As. dan Ibunda Dra. Hasnah,
atas jerih payahnya telah mengikhlaskan segalanya disertai doa yang selalu
mengiringi setiap langkah penulis dalam menggapai cita-cita.
Begitu pula penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada
Dr. Haslinda M.Pd. pembimbing I dan Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd., pembimbing II
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi dan
memberikan arahan mulai dari penulisan usulan penelitian hingga penyelesaian
skripsi. Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu selama kuliah
di Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D, Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin melakukan
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Dr. Munirah., M.Pd, Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, atas segala bantuannya dalam kegiatan
administrasi perkuliahan maupun dalam proses perkuliahan. Segenap Dosen FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya Jurusan Pendidikan Bahasa dan
viii
Sastra Indonesia yang telah mendidik dan membelajarkan serta memberikan ilmu
kepada penulis selama duduk dibangku kuliah.
Islamudddin, S. Pd., M.Pd Kepala SMAN 8 Gowa beserta pengajar dan
pegawai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian
di SMAN 8 Gowa, khususnya Muliati S.Pd, guru kelas XI MIPA.
Saudara-saudaraku Syarifah Anisatunnamirah, Ali Hasan Haedar, dan
Ahmad Husaid, yang selalu memberikan dukungan dan menjadi motivasi
tersendiri buat penulis.
Teman-teman keluarga besar Universitas Muhammadiyah Makassar
khususnya Hasmawati, Dewi Rahayu Renwarin, Ibma Yunita, Siti Inda Jaya yang
telah berpartisipasi membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terwujud dan
umumnya seluruh angkatan 2016. Saudara-saudari mahasiswa FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
Akhirnya, terima kasih pula penulis ucapkan kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan yang tidak dapat ditulis satu persatu. Atas segala
bimbingan dan dorongan yang penulis terima dari semua pihak, hanya kepada
Allah Swt, penulis memohon semoga segala bantuan yang telah diberikan bernilai
ibadah di sisiNya, dan semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi semua. Amin.
Makassar, 28 Agustus 2020
Penulis: Aisyah Rabiatul
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii
SURAT PERYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitan ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 6
1.Hasil Penelitian Relevan .................................................................. 6
2.Pembelajaran Bahasa Indonesia ....................................................... 9
3. Keterampilan Berbahasa .................................................................. 10
4.Hakikat Menulis ................................................................................ 11
5.Manfaat Menulis ............................................................................... 14
6.Tujian Menulis .................................................................................. 17
x
7.Pengertian Sastra .............................................................................. 18
8.Pengertian Cerpen ............................................................................. 19
9.Unsur Pembangun Cerpen ................................................................ 20
10. Langka-Langka Menulis Cerpen ................................................... 25
11. Pengertian Media Pembelajaran .................................................... 27
12. Manfaat Media pembelajaran ......................................................... 28
13. Lagu Sebagai Media Belajar .......................................................... 29
14. Kekurangan dan Kelebihan lagu sebagai media belajar ................ 37
15. Pembelajaran Daring .................................................................... 37
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 38
C. Hipotesis .......................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitan .................................................................................. 41
B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 43
C. Defenisi Operasional Variabel ......................................................... 45
D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 53
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitan ................................................................................. 55
B. Pembahasan ...................................................................................... 72
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................. 75
Daftar Pustaka
Lampiran
Riwayat Hidup
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang berkomonikasi, bertukar pendapat,
menyampaikan ide-ide atau gagasan lewat bahasa. Karena begitu pentingnya
bahasa, pengunaan bahasa tidak terlepas dari dua puluh empat jam kehidupan
seseorang dalam sehari. Menurut, Arif (2016: 10) bahasa dibagi menjadi dua
yaitu bahasa khusus dan bahasa umum. Dalam artian, bahasa khusus dan
bahasa umum dapat digambarkan dalam individu masing-masing.
Sebagai disiplin ilmu, bahasa Indonesia merupakan salah satu mata
pelajaran wajib diajarkan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Aspek
utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen dasar yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis. Keempat aspek dasar dalam keterampilan tersebut saling
berkesinambungan antara satu dan lainya dan memiliki peranan penting dalam
proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu keterampilan bahasa yang tidak diperoleh secara otodidak
atau secara lansung adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis
sebagai salah satu komponen keterampilan bahasa merupakan komponen yang
harus diberi perhatian khusus, karena seseorang tidak akan langsung mahir
dalam menulis sesuatu tanpa adanya latihan-latihan atau pembelajaran menulis
2
terlebih dahulu. Upaya tersebut sangat penting dilakukan mengingat bahwa
menulis merupakan salah satu media seseorang dalam menyampaikan ide,
gagasan, atau buah pemiikirannya dalam bentuk tulisan.
Pembelajaran keterampilan menulis memliliki berbagai macam bentuk.
Salah satunya adalah menulis cerpen. Menulis cerpen merupakan suatu
keterampilan menulis yang kegiatannya bukan hanya melibatkan pikiran saja,
kegiatan menulis cerpen juga melibatkan psikologis seseorang, perasaan atau
jiwa seseorang ikut terlibat saat menulis cerpen. Lebih jauh menulis teks cerita
pendek dapat meningkatkan pembendaharaan kata.
Terpilihnya cerpen sebagai bahan penelitian karena ada beberapa
alasan. Pertama, menulis cepren tidak memerlukan waktu yang lama
dibandingkan dengan menulis novel ataupun drama. alasan kedua
pembelajaran cerpen dapat mengasa imajinasi siswa, disamping itu
pembelajaran keterampilan cerpen menjadikan siswa lebih kreatif untuk
berkarya.
Keberhasilan pengajaran menulis cerpen ditentukan oleh berbagai
faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa sendiri, seperti minat siswa terhadap
teks cerita pendek, perhatian, dan kematangan jiwa, dan faktor dari luar siswa,
seperti lingkungan sekitarnya, metode dan media yang digunakan oleh tenaga
pendidik. Kedua faktor tersebut perlu dibina dan dikembangkan dengan
sebaik-baiknya agar dapat dimanfaatkan dengan tepat untuk mengembangkan
atau meningkatkan kreasi menulis cerpen bagi siswa.
Dalam menentukan media pembelajaran menulis cerpen, hal yang
perlu diperhatikan tidak hanya mengenai penggunaan alat sebagai perantara,
3
tetapi juga kesesuaian jenis media tersebut dengan kondisi perkembangan
siswa. Maka, seharusnya pemebelajaran menulis cerpen dimulai dengan cara
dan media yang dapat menarik perhatian siswa. Seorang pendidik harus
cermat dalam memilih media untuk menyampaikan materi pembelajaran pada
jenjang usia tertentu siswa, karena berbeda usia akan berbeda pula kebutuhan,
kompetensi dan kemampuan kognitifnya.
Pada saat observasi Sekolah bulan Oktober 2019 di SMAN 8 Gowa
Permasalahan yang ditemukan bahwa selama proses pembelajaran khususnya
perhatian siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Perhatian siswa
masih sangat kurang terhadap penjelasan guru, ketika proses pembelajaran
berlangsung umumnya hanya ada satu atau dua orang yang aktif dalam kelas.
Selain itu, proses pembelajaran yang diterapkan yaini proses pembelajaran
monoton dan berpusat pada pendidik, sehingga Siswa kurang diberi
kesempatan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Faktor-faktor ini
mengakibatkan siswa kurang tertarik dengan proses pembelajaran yang
akhrinya akan berdampak pada hasil belajar yang tidak maksimal.
Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus hasil belajar akan menurun.
Apabila hasil belajar menurun, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Untuk mengatasi hal itu, perlu diupayakan alternatif pembelajaran kreatif,
efektif, inovatif, dan menyenangkan yang bisa memengaruhi hasil belajar
siswa khususnya pada pembelajaran menulis cerpen. Salah satu alternatif
pembelajaran yang dipandang efektif dalam memengaruhi pembelajaran
menuis cerpen siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan media lagu.
4
Lagu yang penulis pilih sebagai media pembelajaran yaitu “Titip
Rindu Buat Ayah” penyanyi Ebiet G. Ade. Alasan dipilihnya lagu titip rindu
buat ayah sebagai lagu dalam media pembelajaran yaitu karena dalam lagu
“Titip Rindu Buat Ayah” mencakup unsur instrinsik cerpen yaitu tema,
alur/penokohan, tokoh, latar, sudut pandang dan amanat. Unsur insrinsik
dalam lagu tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran, arahan dan
kemudahan bagi siswa untuk menulis cerpen, sehingga dapat memengaruhi
pembelajaran menulis cerpen siswa. Selain itu alasan lain yang melatar
belakangi dipilihnya “Titip Rindu Buat Ayah” penyanyi Ebiet G. Ade yaitu
untuk mengingatkan betapa ayah sangat berjasa dalam kehidupan.
Dengan media lagu “Titip Rindu Buat Ayah” penyanyi Ebiet G. Ade,
diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap pembelajaran menulis
cerpen siswa. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis mengemukakan judul
“Pengaruh Penggunaan Media Lagu Terhadap Pembelajaran Menulis Cerpen
Siswa Kelas XI SMAN 8 Gowa Kabupaten Gowa Kecamatan
Bontomarannu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan Masalah pada
penelitian ini bagaimanakah pengaruh pengunaan media lagu terhadap
pembelajaran menulis cerpen siswa kelas XI SMAN 8 Gowa Kabupaten Gowa
Kecamatan Bontomarannu.
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengunaan media
lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen Siswa Kelas XI SMAN 8 Gowa
Kabupaten Gowa Kecamatan Bontomarannu.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat diambil dari dua segi yaitu manfaat teoritis
dan nanfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat Teoretis yaitu, hasil penelitian ini dapat digunakan dalam
rangka penambahan pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh
penggunaan media lagu terhadap penulisa cerpen,. Penelitian ini juga dapat
menambah pedoman penelitian pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa kegunaan penelitian ini antara lain: :memberikan motivasi
dan menumbuhkan minat belajar bahasa idonesia khususnya pada
pembelajaran cerpen, membantu siswa menemukan ide pokok, gagasan utama,
memberi favariasi belajar agas siswa lebih bersemangat mengikuti
pembelajaran.
b. Bagi pendidik, penelitian ini berguna untuk membantu pendidik dalam
menentukan ide pembelajaran yang menyenagkan, kreatif dan inovatif,
mengatasi ketulisan dalam mengajarkan cerpen dan memberi solusi dalam
pemebelajaran menulis cerpen.
6
c. Bagi sekolah, Kegunaan penelitian ini adalah memengaruhi
kualitaspembelajaran bahasa Indonesia dan memberikan sumbangan gagasan
mengenai penerapan pembelajaran yang digunakan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Permasalah dalam dunia pendidikan butuh perhatian yang khusus demi
tercapainya cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
seperti yang terdapat pada undang-undang dasar tahun 1945. Salah satu upaya
untuk mencerdaskan anak bangsa yaitu dengan melakukan berbagai penelitian
khususnya di bidang pendidikan. Berbagai penelitian tentang pendidikan telah
dilakukan, salah satunya penelitian eksprimen. Dengan diadakanya penelitian
eksperimen, pendidik akan memeroleh berbagai manfaat, salah satunya
manfaat praktis yaitu, pendidik akan mengetahui secara jelas masalah-masalah
siswa, dan mengetahui upaya apa yang dapat diambil untuk mengatasi hal
tersebut.
Berikut beberapa penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media
lagu terhadap pembelajaran menulis yang dijadikan sebagai bahan
pertimbangan peneliti ini.
Felestina pada tahun 2009, yang penelitan skripsinya berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Metode Sugesti-Imajinasi
Media Lagu Siswa Kelas X MA Salafiyah Karang Tengah Kabupaten
Pemalang. Berdasarkan analisis data penelitian, disimpulkan bahwa melalui
metode sugesti imajinasi media lagu kemampuan menulis cerpen siswa
8
kelas X-A MA Salafiyah Karang Tengah menunjukkan adanya peningkatan.
Nilai rata-rata tes menulis cerpen prasiklus sebesar 63,36 mengalami
peningkatan sebesar 1,8 poin menjadi 65,16. Selanjutnya pada siklus II nilai
rata-rata kelas meningkat menjadi 74,4. Setelah menggunakan metode sugesti-
imajinasi media lagu juga terjadi perubahan perilaku siswa. Siswa yang
sebelumnya kurang bersemangat terhadap pembelajaran menulis cerpen
menjadi lebih bersemangat setelah mengikuti mengikuti pembelajaran cerpen
menggunakan metode sugesti-imajinasi media lagu.
Tingkat keberhasilan pengajaran menulis cerpen jelas terlihat pada
presentase hasil belajar siswa dengan mengunakan media cerpen. persamaan
penelitian Felestina dengan penelitian ini yaitu keduanya membahas materi
pembelajaran menulis cerpen. Selain itu persamaan paling mencolok terletak
pada media yang digunakan. Sedangkan perbedaan penelitian Falestina
dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian, penelitian Falestina
mencakup penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian ini diaspekkan
penelitian eksperimen.
Penelitian relevan selanjutnya yaitu jurnal Jumaryatun, dkk, dari
Universitas Sebelas Maret. Jurnal yang berjudul Penggunaan Media Lagu
Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Menulis Cerpen.
Sama seperti penelitian tindakan kelas, penelitian ini juga memiliki dua siklus,
dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Sumber data berupa
peristiwa pembelajaran, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, tes, dan analisis
9
dokumen. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan
triangulasi metode. Hasil penelitian menujukkan bahwa penggunaan media
lagu dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis cerpen siswa dari
siklus I ke siklus II. Hal itu ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Selain prestasi belajar, semangat belajar siswa juga
mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yang
tadinya 65, 9 % menjadi 76, 2%.
Dari presentase di atas dapat disimpulkan pembelajaran menulis cerpen
dengan media lagu berpotensi adanya pengaruh. Persamaan penelitian
Jumaryatun, dkk. dengan penelitian ini yaitu keduanya mengambil cerita
pendek sebagai bahan penelitian dan lagu sebagai media penelitianya.
Sedangkan perbedaan peneltian Jumaryatun, dkk. dengan penelitian ini yaitu,
peneltian Jumiatun, ddk. termaksud penelitian tindakan kelas, sedangakan
penelitian ini, penelitian eksperimen.
Penelitian dengan memanfaatkan media lagu juga dilakukan oleh Adi
yang dilakukan tahun 2017. Skripsinnya yang berjudul Pengaruh Media
Lagu terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Pejagoan Tahun Pelajaran 2017. Dia menyimpulkan bahwa pemutaran lagu
sebagai media dapat mempermudah siswa dalam menuangkan ide. Dengan
latihan terbimbing siswa dilatih sekaligus dibimbing sehingga proses
pembelajaran menjadi menyenangkan Siswa lebih aktif dalam belajar. Hal itu
terbuktui dengan peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan
aktivitas visual meningkat. Dari siklus I sebesar 72.32% menjadi 87.95%
dengan selisih sebesar 15,63. Perubahan perilaku pun terjadi dari perilaku
10
siswa yang acuh tak acuh saat proses pembelajaran berlangsung, kini menjadi
bersemangat dan antusias dalam kegiatan menulis puisi.
Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media lagu dengan latihan
terbimbing dapat meningkatkan keterampilan siswa dan mejadikan
pembelajaran lebih aktif dan menyenagkan. Persamaan penelitian Adi dengan
peneliti ini terletak pada metode penelitian yaitu keduanya menggunakan
metode penelitian eksperimen dan pada media yang digunakan yaitu lagu
sebagai media penelitian. Sedangkan perbedaan penelitian Adi dengan
penelitian ini yaitu, pada materi pembelajaran yang akan diajarkan. Penelitian
yang dilakukan Adi mengambil materi pembelajaran menulis puisi, sedangkan
penelitian ini, mengambil materi pembelajaran menulis cerpen sebagai materi
penelitian.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Arti kata Belajar dalam KBBI adalah salah satu usaha yang dilakukan
manusia untuk memeroleh perubahan tingka laku secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman manusia untuk berinteraksi dengan lingkunganya.
Sedangkan pembelajaran yaitu bagaimana membelajarkan siswa dalam artian
bagaiamana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh
keinginanya sendiri untuk mencapai tujuan. Fungsi utama bahasa adalah
sebagai alat komonikasi, sedangkan hakekat belajar bahasa adalah belajar
berkomonikasi. Oleh karena itu , pembelajaran bahasa Indoensia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Menurut
Depdiknas dalam Muharram (2014: 8) kemampuan komunikasi penting
11
dimiliki siswa, sebab keterampilan yang baik dalam berbahasa dapat membuat
antarwarga berlangsung dengan tentram dan damai. Dalam kurikulum 2013,
standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra indoensia mencakup
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastrayang meliputi aspek
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
3. Keterampilan Berbahasa Indonesia
Seseorang dikatakan terampil atau mahir dalam berbahasa apabila
telah memenuhi keempat aspek keterampilan berbahasa, keempat aspek
keterampilan berbahsa itu meliputi:
a. Menyimak
Anderson dalam Munirah (2018: 87) mengemukakan bahwa
menyimak sebagai proses dasar mendengarkan, mengenal serta
menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Begitu pula Ressel dan Russel
dalam Munirah (2018: 87) mengemukakan bahwa menyimak bermakna
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Lanjut
pendapat tarigan dalam munirah (2018: 87) mengemukakan bahwa menyimak
merupakan proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memeroleh
informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makana komunikasi
yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
12
b. Berbicara
Pengertian berbicara ialah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengespresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan tarigan dalam Munirah (2018:
117). Pengertian tersebut menunjukkan dengan jelas, bahwa berbicara
berkaitan dengan pengucapan kata yang bertujuan menyampaikan apa yang
akan disampaikan baik itu ide, prasaan atau gagasan. Definisi berbicara juga
dikemukakan oleh Brown dan Yule dalam Munirah(1018: 117) yaitu
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau
menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Lebih lanjut
Haryadi dan Zamzani dalam Munirah mengemukakan bahwa secara umum
berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian maksudseseorang kepada
orang lain.
c. Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memeroleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata Munirah (2018: 139). Menurut Tarigan dalam
Munirah (2018: 140) kegiatan membaca merupakan penangkapan dan
pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam
menghayati naska. Lebih lanjut menurut Slamet dalam Munirah (2018: 140)
secara singkat membaca dapat dikatakan bahwa memetik serta memahami arti
atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.
13
d. Menulis
Menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide, gagasan, pikiran, atau
perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Rusyana dalam Munirah
(2018: 154) menjelaskan menulis terdiri atas enam macam, yaitu, tulisan
deskripsi, tulisan narasi, tulisan bahasa, tulisan argumenasi, dialog dan tulisan
surat. Munirah berpendapat menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide,
gagasan, pikiran atau perasaan secara tertulis. Lanjut Taringan mengemukakan
menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomonikasi secara tidak langsusung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain.
4. Hakikat Menulis
Menulis adalah kemampuan memakai bahasa tulis sebagai wadah, alat,
dan media untuk memaparkan isi jiwa berupa kemampuan ide, kemampuan
menata atau mengorganisasikan ide pilihan secara sistematis, kemampuan
mengunakan bahasa menurut kaida-kaida serta kebiasaan-kebiasaan
pemaikaian bahasa yang telah umum sifatnya., dan kemampuan memilih dan
mengunakan kosa kata, ungkapan dan istililah yang tepat dan menarik, serta
kemampuan menerapkan kaidah penulisan atau ejaan secara tepat Harris
dalam Pujawati (2019: 8).
Menurut Akhadiah, dkk (1994: 2) menulis adalah proses yang melewati
beberapa tahap, yakni pramenulis, penulisan da revisi. kegiatan tahap
penulisan menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. dalam tahapan enulisan
14
akan ditentukan hal-hal pokok yang akan ditulis, sedangkan tahap penulisan
mengembangkan gagsan dalam kalimat, paragraf, dan wacana.
Menurut Tarigan dalam Munirah (2015:1), mengemukakan bahwa
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain.
Idayani (2019: 8) mengemukakan menulis merupakan kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunkan tulisan sebagai mediumnya. menulis
adalah rangkaian penalaran. penalaran yang baik dapat menghasilkan tulisan
yang baik pula. tanpa menalaran tidak akan ada pengetahuan yang benar.
Syafii dalam Nurmilah (2019: 9) menemukakan bahwa salah salah satu
subtansi retorika menulis adalah penalaran yang baik. hal ini berarti untuk
menghasilkan simpulan yang benar harus dilakukan penalaran secara cermat
dengan berdasarkan pikiran yang logis. Penalaran yang salah akan menuntun
kepada simpulan yang salah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan penyaluran ide secara sistematis, yang mengunakan kosa kata, atau
ungkapan yang dilakukan secara tertulis dengan melewati beberapa tahap,
yakni pramenulis, penulisan da revisi.
Terdapat kreteria dalam tulisan, apakah tulisan itu digolongkan menjadi
tulisan baik atau kurang baik. Kreteria holistik tulisan yang dikemukakan oleh
Ommogie dalam Restu (2016: 24) yaitu:
a. Isi paragraf dengan alternatif penilaian:
1) Bermakna, tepat, menarik, jalan pikiran baik,
15
2) Pada umumnya baik, tetapi tidak dikembangkan sehingga terjadi banyak
pengulangan,
3) Pengembangan kurang relevan, dengan isi yang diminta,
4) isi paragraf tidak relefan dengan isi yang diminta, dan
5) Tidak tampak usaha membuat paragraf yang bermakna.
b. Organisasi paragraf dengan alternatif penilaian:
1) Paragraf tersusun rapi, pemakaian kaliamat topic baik, organisasi
menyakinkan, alur paragraf mudah dimengerti,
2) Ada usaha menyusun paragraf yang baik, tapi batas ide paragraf tidak
jelas,
3) Fakta tersusun dalam paragraf dengan baik, tetapi agak berbelit-belit,
4) Urutan paragraf sulit diikuti, sulit dipahami, dan
5) Paragraf tidak terencana dengan baik.
c. Penggunaan ejaan dengan tanda baca dengan alternative penilaian:
1) Pemakaian ejaan dan tanda baca baik sekali, Penulisan suku kata semua
benar,
2) Ada kesalahan ejaan dan tanda baca,
3) Banyak kesalahan ejaan dan tanda baca, tetapi masih dapat dipahami,
4) Kesalahan ejaan dan tanda baca banyak sekali, dan
5) Pengunaan ejaan dan tanda baca serba salah.
d. Penggunaan bahasa dengan alternatif pelatihan:
1) Kalimat benar, cermat meskipun sedikit ada kesalahan tata bahasa,
2) Kalimat lancar, cermat, tetapi ada beberapa kesalahan tata bahasa
menyebabkan kalimat menjadi rancu,
16
3) Kesalahan tata bahasa yang cukup prinsipiel sehingga menyebabkan
kalimat tidak gramatikal,
4) Ada beberapa kaliamat yang tidak dapat dipahami, dan
5) kalimat dalam paragraf tidak dapat dipahami.
e. Pilihan kata dengan alternatif penilaian:
1) Pemakaian kata lancer, tepat, tidak bermakna ganda,
2) Kata yang digunakan jelas, tetapi tidak jelas penggunaanya,
3) Kata kurang jelas, dan kurang jelas penggunaanya.
4) Banyak kata yang digunakan, tetapi menyebabkan kalimat sulit dipahami,
5) Pemakaian kata yang tidak tepat, bentuk kata semua salah.
5. Manfaat Menulis
Enre (1994: 3) mengemukakan bahwa menulis membantu seseorang
berpikir lebih mudah. menulis adalah alat yang sangat ampuh dalam dalam
dunia pendidikan. Dari sudut pandang tersebut Enre merinci manfaat atau
kegunaan menulis sebagai berikut:
a. Menulis membantu seseorang mengingat kembali apa yang perna dia
alami. menulis berbagai topik dapat merangsang pemikiran seseorang dan
membantu membangkitkan pengetahuan serta pengalaman yang disimpan di
alam baah sadar seseorang.
b. Menulis menghasilkan ide-ide kreatif. kegiatan menulis merangsang
pemikiran seseorang untuk mengadakan hubungan, mencari pertalian, dan
menarik persamaan (analogi) yang hanya terjadi saat seseorang menulis.
17
c. Menulis membantu mengirganisasikan pikiran seseorang, dan
menempatkanya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. ada kalanya dapat
menjernikan konsep yang kabur atau kurang jelas untuk diri seseorang.
d. Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan dievaluasi.
seseorang dapat mengukur seberapa pahamkan orang tersebut dengan suatu
kaian ilmu dan dapat mengukur seberapa dalam pengetahuanya terhadap ilmu
tersebut.
e. Menulis membantu seseorang menyerap dan menguasai informasi
terbaru. Seseorang yang gemar menulis akan lebih memahami banyak ilmu
pengetahuan dibanding dengan seseorang yang tidak gemar menulis.
f. Menulis tentang suatu topik akan menjadikan seseorang pelajar yang
aktif, alih-alih sebagai penerima informasi yang fasif.
Lebih jauh Percy dalam Supriyadi (2018: 8) mengemukakan tidak
kurang dari enam manfaat kegiatan menulis bagi guru, yakni sebagai berikut.
1) Suatu sarana untuk pengungkapan diri.
Mengarang seuntai sajak atau menulis serangkaian kalimat merupakan
salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang. Setiap orang
selalu membutuhkan pengungkapan diri dengan cara yang berbeda-beda.
2) Suatu sarana pemahaman Sewaktu menulis
Seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan
penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh
pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya
itu.
18
3) Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi,
kebanggaan, dan suatu perasaaan harga diri.
Rasa bangga, puas, dan harga diri merupakan imbalan dari keberhasilan
seseorang menghasilkan suatu karya tulis. Pada kelanjutannya perasaan itu
membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan
terus karya-karya tulis lainnya.
4) sarana meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap sekeliling.
Dengan sering menulis seseorang meninggikan kesiagaan inderawinya
dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat kejasmanian, tingkat
perasaan, maupun tingkat kerohanian.
5) Suatu sarana untuk terlibat secara bersemangat dan bukannya penerima
yang pasrah.
Dengan jalan menulis, seseorang menampilkan gagasan, menciptakan
sesuatu, dan secara giat melibatkan diri dengan penciptaNya.
6) Sarana Mengembangkan Suatu Pemahaman Dan Kemampuan
Menggunakan Bahasa.
Tujuan paling umum sekolah mungkin ialah mencapai kemampuan
membaca dan mengerti yang ditulis orang lain serta kemampuan memakai
kata-kata dalam tulisan untuk menyampaikan keterangan kepada orang lain.
6. Tujuan Menulis
Sehubungan dengan tujuan suatu penulisan, Harting dalam Tarigan
(2013: 25) merangkumnya sebagai berikut:
a. Assignment purpose (tujuan penugasan) tujuan penegusan ini
sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. penulis menulis seseatu
19
karena ditugaskan, bukan atas kemauan diri sendiri. Misalnya, siswa
ditugaskan membuat cerpen, Mahasiswa yang ditugaskan membuat makalah,
atau sekertaris yang ditugaskan membuat laporan datau notulen rapat.
b. altruistic purpose (tujuan altruistik) menulis bertujuan untuk
menyenagkan para pembaca, menghadirkan kedudukan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalaranya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenagkan
dengan karya itu. seseorang tidak dapat menulis secara tepat. baik secara
cadar aupun secara tidak tidak sadar bahwa pembaca atau pemikat karyanya
itu adalah „lawan‟ atau „musuh‟ . tujuan altruistiknadalah kunci keterbacaan
sesuatu tulisan.
c. persuasive purpose (tujuan persuasif) tullisan yang bertujuan
menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
d. informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada
para pembaca.
e. self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri) Tulisan yang
bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca
f. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelakan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
20
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpukan bahwa seseorang menulis
bisa saja alasanya berbagai macam, diataranya menulis karena ditugaskan
(diberi penugasan), menulis untuk menyenangkan para pembaca, menulis
untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang disampaikannya,
menulis untuk memberikan informasi, menulis untuk menyatakan dirinya
sebagai penulis, dan menulis untuk mencapai nilai-nilai kesenian dalam
kehidupan. Serta seseorang bisa saja menulis karena ingin memecahkan
masalah yang dihadapinya.
7. Pengertian Sastra
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sastra diartikan sebagai bahasa (kata–
kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab–kitab (bukan bahasa sehari–hari).
Pengertian ini tentunya masih sangat terpengaruh oleh pengertian awal sastra
mengingat secara etimologi sastra diambil dari kata dalam bahasa Sangsekerta
yang berarti tulisan. Pengaruh tersebut terlihat karena di dalam KBBI sastra
diartikan sebagai bahasa yang dipakai dalam kitab, artinya sastra dianggap
sebagai sesuatu yang tertulis saja.
Menurut Wellek dan Warren, (1989: 32) sastra merupakan seni yang
menggunakan bahasa sebagai bahan bakunya. Dengan demikian, sastra yang
dimaksud tidak terbatas pada sastra tulis saja, tapi juga termasuk sastra lisan.
sastra terbagi menjadi tiga yaitu puisi, drama dan prosa.
Prosa adalah suatu karya sastra yang bebas dan tidak terikat dengan
berbagai aturan dalam tulisan. Arti tulisan dalam prosa bersifat denotatif,
dalam artian tulisan yang mengandung makna sebenarnya, walaupun
terkadang terdapat diksi kiasan di dalamnya. Hal tersebut berfungsi sebagai
21
estetika atau keindahan untuk memperindah tulisan prosa tersebut. Salah satu
jenis tulisan prosa yang biasanya memakai kata-kata kiasan selain puisi yaitu
cerpen.
8. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang
dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan, cerpen memusat pada
satu tokoh dalam satu situasi pada suatu ketika, meskipun persyaratan ini tidak
terpenuhi, cerpen yang efektif terdiri dari tokoh atau sekelompok tokoh lewat
lakuan lahir atau batin terlibat dalam satu situasi tikaian dramatik, yaitu
pembenturan antara kekuatan yang berlawanan merupakan inti cerpen
Sudjiman dalam Felestina (2009: 24). Pudjono dala Rimiastika (2016: 18)
mengemukakan bahwa cerpen adalah cerita relative pendek yang hanya
mengandung suatu kejadian atau efek suatu pembaca. Suyati Dalam
Rimiastika (2016: 18) berpendapat bahwa cerpen merupakan fiksi yang dibaca
selesai dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat memgaitkan efek
tertentu dalam diri pembaca.
Cerpen atau Cerita pendek adalah cerita berbentuk prosa yang relatif
pendek. Ukuran pendek di sini dapat diartikan dengan cerita dapat di baca
sekali duduk juga karena waktu kurang dari satu jam. Dikatakan pendek juga
karena cerita ini hanya mempunyai efek tunggal, karakter, plot dan latar yang
terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks, Felestina (2009 :24). Jadi cerpen
adalah kisah atau cerita prosa, yang mempunyai satu tema, alur dan karakter
dalam cerita terbatas, ceritanya lebih pendek dari novelet.
22
9. Unsur Pembangun Cerpen
Unsur pembangun cerpen ada dua, unsur instrinsik dan unsur eksrinsik
yang harus diperhatikan. Unsur eksrinsik yaitu unsur yang membangun cerita
pendek dari luar cerita. Menurut Wellek dan Warren dalam Nurgiyantoro
(2007: 23) berpendapat bahwa unsur eksrinsik merupakan keadaan
subjektivitas pengarang tentang sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang
meltarbelakangi lahirnya suatu karya fiksi, lebih lanjut Nurgiyantoro (2007:
23) mengemukakan unsur eksrinsik adalah unsur yang berada di luar karya
fiksi yang memengaruhi lahirnya karya. sedangkan unsur instrinsik menurut
KBBI yaitu unsur yang membangun cerita pendek dari dalam cerita itu
sendiri, yang terkandung di dalam cerita itu sendiri. . menurut Rimiastika
(2016, 21) unsur instrink adalah unsur yang membentuk fiksi tersebut sebagai
pusat pengisahan. Saltari (2020: 18) mengemukakan unsur isntrinsik adalah
unsur yang berasal dari dalam, membentuk cerita. Unsur instrinsik juga
terbagi atas beberapa bagian yaitu:
a. Tema
Shipley dalam Felestina (2009 : 25) mengartikan tema sebagai subjek
wacana, topik umum atau masalah utama yang dituangkan di dalam cerita.
Tema pada hakikatnya merupakan makna yang terkandung cerita, atau secara
singkat dapat dikatakan bahwa tema adalah makna cerita. Laverty dalam
Tarigan (2013: 167) mengemukakan tema adalah gagasan utama atau
pemikiran pokok. tema suatu karya sastra imajinatif merupakan pikiran yang
akan ditemui oleh setiap pembaca yang cermat sebagai akibat membaca karya
tersebut. Tema biasanya merupakan suatu komentar mengenai kehidupan atau
23
orang-orang. tema harusnya dibedakan dari tesis yang merupakan gagasan
logis disrtai esai yang baik.
Menentukan suatu tema atau menerangkanya, seseorang harus
menghindarkan hal-hal yang imperatif. tema bukanlah suatu moral, suatu
firman, suatu petunjuk mengenai cara hidup atau apa yang harus dilakukan.
tema merupakan suatu pernyataan mengenai hidup dan manusia, suatu
observasi, atau suatu keputusan dan suatu pengumuman (Tarigan 2013: 170 ).
b. Alur
Alur adalah struktur cerita yang menghubungkan satu peristiwa dengan
peristiwa yang lain. Foriter dalam Felestina (2009 : 26) menyebutkan alur
sebagai peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada adanya
hubungan kesulitan. Aristoteles (dalam felestina 2009 : 26) mengemukakan
bahwa sebuah alur atau plot harus terdiri dari dua tahap, yaitu tahap awal
(beginning), tahap tengah (middle), tahap akhir (end). setidaknya ada lima
unsur alur menurut Tarigan (2013: 156) yaitu:
1). situation, tahap ini pengarang mulai menuliskan suatu keadaan atau situasi
dalam cerita,
2). generating circumstances, pada tahap ini, cerita mulai bersangkut paut
antara satu dengan lain,
3). rising action, pada tahap in, cerita mulai memuncak,
4). climax, tahap ini adalah tahap untuk semua masalah yang ada pada cerpen
mencapai puncak,
5). denouement, tahap ini disebut tahap penyelesaian, yakni pengarang
memberikan solusi dari semua peristiwa.
24
c. Tokoh dan Penokohan
Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2007 : 165) tokoh cerita orang-
orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu
seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan.
Ditinjau dari keterlibatannya dalam keseluruhan cerita. Tokoh fiksi di
bagi dua, yaitu tokoh sentral atau tokoh utama, dan tokoh pariveral atau tokoh
tambahan Suyuti (2017 : 31). Tokoh utama menurut Suyuti (2017 : 32) dapat
ditentukan dengan tiga cara, yaitu bahwa (1) tokoh itu yang paling terlibat
dengan makan atau tema, (2) tokoh itu yang paling banyak berhubungan
dengan tokoh lain, dan (3) tokoh yang paling banyak memerlukan waktu
penceritaan.
Tokoh sederhana yang sering disebut simple characters, flat
characters, dan tokoh datar. Tokoh sederhan adalah tokoh yang kurang
mewakili personalitas manusia yang utuh dan hanya ditonjolkan satu sisinya
saja yang termasuk dalam aspek ini adalah semua tokoh yang sudah familiar,
atau yang steriotip dalam fiksi (Sayuti, 2017:33).
d. Latar
Latar adalah waktu, tempat atau lingkungan terjadinya peristiwa.
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwaperistiwa yang ditampilkan (Abrams dalam
Nurgiyantoro 2007: 216).
25
Latar merupakan elemen fiksi yang menunjukkan kepada kita di
mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita (Sayuti, 2017: 126). Latar
adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita,
semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung (Sayuti, 2017: 35). Latar memberikan pijakan cerita secara
konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada
pembaca, menciptakan suasan tertentu seolah-olah sungguh-sungguh ada
dan terjadi (Nurgiyantoro, 2007: 217).
Suminto (1988: 60) mengemukakan bahwa paling tidak ada empat
unsur yang membentuk latar fiksi, yaitu (1) lokasi geografis yang
sesungguhnya, termasuk di dalamnya topografi, scenery (pandangan)
tertentu, dan juga detail-detail interior sebuah kamar atau ruangan, (2)
pekerjaan dan cara-cara hidup tokoh sehari-hari, (3) waktu terjadinya
action (tindakan), termasuk di dalamnya periode historis, musim, tahun,
dan sebagainya, dan (4) lingkungan religius, moral intelektual, sosial dan
emosional tokoh-tokohnya.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara
sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasa dan ceritanya
(Nurgiyantoro, 2007: 248). Sudut pandang merupakan posisi dimana
pembaca adalah pusat kesadaran untuk memahami setiap peristiwa dalam
sebuah cerita (Sayuti, 2017: 53).
Macam-macam sudut pandang ada dua, yaitu (1) sudut pandang
pengarang pengamat, dan (2) sudut pandang pengarang serba tahu. Di
26
dalam sudut pandang pengarang pengarang, pengarang hanya
memapaskan segala tindakan fisik dan perkataan para tokoh, sedangkan di
dalam sudut pandang pengarang serba tahu, di samping memaparkan
segala tindakan fisik dan perkataan para tokoh pengarang juga
mengekspresikan segala sesuatu yang terkandung di dalam pikiran dan
perasaan para tokoh (felestina, 2009 :31).
Leverty dalam Tarigan (2013: 137) memnbagi sudut pandang
menjadi empat ragam, antara lain:
1). Sudut pandang yang berpusat pada orang pertama (first person central
point of view),
2). Sudut padang yang berkisar disekeliling orang pertama (first person
peripheral poin of view),
3). Sudut pandang orang ketiga yang terbatas (limited third person point of
view),
4). Sudut pandang orang ketiga yang serba tahu (thind person omniscint
point of view),
f. Gaya Bahasa
Gaya (style) adalah teknik-teknik pemilihan ungkapan kebahasaan
yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan diungkapkan
(Nurgiyantoro, 2007: 277). Sedangkan gaya merupakan cara pengarang
dalam menggunakan bahasa (Suyuti, 2017: 61). Jadi gaya bahasa adalah
tehnik pemilihan kata dalam menggunakan bahasa.
27
g. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis
kepada pembaca berupa nilai-nilai leluhur yang dapat dijadikan contoh
atau tladan. Penyampaian pesan selalu didasarkan oleh tema dan tujuan
yang telah ditetapkan penulis pada saat menyusun ide cerita.
Pesan atau amanat dalam tulisan tidak selalu tersurat (jelas), tetapi
bisa juga tersirat (terembunyi). Amanat tersurat yaitu amanay yang
disajikan lewat tulisan pengarang. sedangkan, amanat tersirat adalah
amanat yang tidak dijelaskan secara tertulis, tetapi dapat diketahui
pembaca melalui alur cerita dalam tulisan. yang tidak dijelaskan secara
tertulis, tetapi dapat diketahui pembaca melalui alur cerita dalam tulisan.
10. Langkah- Langkah Menulis Cerpen
Falestina (2009: 34) mengemukakan langka-langka menulis
cerpen:
a. Cara Membangun Cerita
Mengarang tanpa tujuan yang bulat ibarat orang berjalan tanpa
tujuan yang jelas. Maka dari itu, sebelum menulis cerpen kita harus
memiliki cerita yang lengkap di kepala. Artinya, kita sudah tahu cerita apa
yang akan kita tulis, bagaimana watak tokoh-tokohnya, di mana peristiwa
itu terjadi, bagaimana suasananya, bagaimana akhirnya, dan bagaimana
akhir ceritanya. Cerpen membutuhkan tema yang berkesinambungan dari
awal sampai akhir, tidak boleh lari dari tema.
28
b. Cara Mengawali Menulis Cerpen
Dalam kegiatan tulis-menulis yang menjadi kunci utama yang perlu
diperhatikan adalah ide atau gagasan dan bagaimana cara menulis ide
tersebut. Para penulis pemula biasanya akan mengalami kesulitan
mengawali tulisan. Padahal, dalam sebuah cerpen, paragraf awal menjadi
bagian yang teramat penting karena ia ibarat etalase. Etalase yang baik dan
menarik akan membuat orang tertarik untuk melanjutkan membaca
paragraf selanjutnya. Jika awal cerpen sudah tidak menarik, pembaca pun
akan malas untuk melanjutkan membacanya. Cerpen tidak harus diawali
dengan pendiskripsian tokoh atau pendiskripsian tempat. Cerpen juga bisa
dimulai dari sebuah dialog. Akan lebih baik lagi jika mengawali suatu
cerita dengan pembuka yang belum pernah dipakai atau ditulis oleh orang
lain.
c. Cara Membangun Karaker Tokoh
Secara teori, tokoh harus mempunyai tokoh utama biasa disebut
protagonis. Untuk membangun karakter tokoh, penulis harus menghayati
betul karakter sang tokoh. Apabila tokoh itu seorang gelandangan, kita
mungkin bisa membayangkan tokoh sentral hidup tanpa tujuan, wajahnya
kusam, rambut berantakan, pakaian hanya satu menempel di badan, dan
sebagainya. Buatlah tokoh menjadi hidup dan seolah-olah betul-betul
nyata.
d. Cara Membangun Konflik
Sebuah cerpen yang baik membuat pembacanya tertarik untuk terus
membaca, tak ingin berhenti sebelum cerpen selesai dibaca. Agar pembaca
29
tertarik, selain bahasanya yang baik dan temanya menarik, cerpen juga
harus memiliki konflik. Konflik tidak harus perseteruan dua tokoh, tetapi
bisa juga konflik batin seorang tokoh.
e. Cara Mengakhiri Cerita
Untuk mengakhiri cerita harus dibuat berdasarkan feeling dan
ending yang baik adalah ending yang tidak memberi kesan dipaksakan
berakhir seperti itu. Maksudnya, bila memang pantasnya sad ending
jangan dipaksakan untuk menjadi happy ending. Seorang penulis bebas
menentukan ending dari karyanya, apakah akan membuat ending yang
membuat penasaran pembaca (menggantung) atau meninggalkan kesan
mendalam bagi pembaca sekaligus memuaskan mereka, sepenuhnya
merupakan hak penulis. Satu hal yang pasti, jangan dipaksakan.
11. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah,
perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2016: 3).
Romsszowski dalam Wibawa, Farida (2001: 12) membari batasan kepada
media bahwa media ialah suatu pemberi pesan yang berasal dari suatu
sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima
pesan. Dalam proses belajar mengajar pemenrima pesan adalah siswa.
Pesan yang diterima siswa berasal dari pendidik. Sedangkan alat yang
digunakan untuk menerima pesan yaitu media. Media pembelajaran
disebut sebagai media ajar apabila alat tersebut digunakan untuk
pengajaran.
30
Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yan digunakan
digunakan pendidik untuk mengirim pesan dalam artian materi
pembebelajaran kepada siswanya selama proses pembejaran berlangsung.
12. Manfaat Media Pembelajaran
Daryanto (2013: 5) mengatakan bahwa proses pembelajaran adalah
proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima.
Dalam proses pembelajaran terdapat pesan yang hendak disampaikan.
Pesan tersebut dapat berupa informasi yang mudah diserap oleh penerima,
namun juga dapat berupa infomrasi yang abstrak atau sulit untuk
diterima. Ketika pesan yang disampaikan tidak dapat diterima oleh
penerima maka diperlukan solusi yang dapat mengantarkan pesan. salah
satu alat pengantar pesan yang digunakan dalam proses pembelajaran
adalah Media.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu pendidik untuk mengajar, yang digunakan adalah alat bantu visual.
Sekitar pertengahan abad Ke 20an usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audiovisual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya
komputer dan internet.
Sudjana dkk. (2013: 3) mengemukakan bahwa media pembelajaran
dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan
31
taraf berfikir siswa. Hal tersebut juga sejalan dengan teori perkembangan
mental piaget, yang menyampaikan bahwa terdapat tahap perkembangan
mental seorang individu. Tahap berfikir manusia mengikuti tahap
perkembangan berfikir dari kongkrit menuju abstrak.
Hamalik dalam Arsyad (2016: 19) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat belajar menumbuhkan
motivasi,bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Lebih lanjut Levie & Lentz dalam Arsyad (2016: 20) mengemukakan
bahwa ada empat fungsi media pembelajaran, yaitu 1) fungsi atensi, 2)
fungsi afektif, 3) fungsi kognitif, 4) fungsi kompensatoris. Fungsi atensi
adalah kemampuan media untuk menigkatkan perhatian siswa terhadap
pembelajaran.
Fungsi afektif adalah kemampuan untuk dapat terlihat dan dapat
dinikmati oleh siswa ketika belajar. Fungsi kognitif dapat diperoleh
temuan-temuan informasi dari media tersebut. Dan fungsi kompensatoris
memberikan konteks untuk membantu siswa memahami materi.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa mamfaat
penggunaan media pembelajaran yaitu dapat membantu siswa dalam
membangkitkan keinginan dan minat belajar, menumbuhkan motivasi
bahkan dapat memngaruhi psikologi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
32
13. Lagu sebagai Media Belajar
Penggunaan media harus sejalan dengan tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan. Manakala tujuan pembelajaran diabaikan dalam
menggunakan media maka bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi
sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar juga dapat
membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi, dan
stimulus dalam proses belajar mengajar, serta dapat memengaruhi
psikologi siswa Oleh karena itu, media yang tepat dapat dimanfaatkan
dalam membantu, mengoptimalkan, dan, mempermudah proses belajar
mengajar. Dengan demikian, hasil pembelajaran dapat lebih memuaskan.
Tarigan mengemukakan penggunaan media lagu adalah suatu yang
melibatkan pengisian/pemuatan bank-bank memori-memori atau ingatan-
ingatan yang diinginkan dan memberi kemudahan (Trimantara, 2005: 33).
Lagu adalah ragam suara yang berirama (Alwi dalam Falestina
2009: 32). Dalam artian Lagu adalah bagian dari karya musik dan musik
adalah salah satu bagian dari karya seni. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa lagu adalah suara yang berirama dipadukan dengan ritme-ritme
tertentu dalam irama.
Pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media lagu
dapat dilakukan dengan mengamati teks lagu yang telah dipilih, sesuai
dengan tema yang telah ditentukan. Dengan mengamati hal tersebut media
lagu diharapkan dapat mempermudah siswa dalammenentukan ide pokok,
membangun kreatiitas menulis cerita pendek. Selain itu, penggunaan
33
media lagu dalam pembelajaran menulis cerpen harus memiliki syarat.
Syarat tersebut, yaitu kesesuaian tema dengan usia. Artinya, tema yang
dipilih harus sesuai dengan usia siswa. berdasarkan jenjang pendidikan,
baik itu murid SD atau siswa yang bertatus SMP, atau SMA. Syarat kedua
yang harus ada dalam media lagu yang telah dipilih yaitu mempunyai alur
cerita yang jelas, dan lirik lagu harus berupa cerita sehingga memudahkan
siswa dalam mengembangkan ide, gagasan, atau perasaannya.
Lagu yang penulis pilih sebagai lagu dalam media pembelajaran
yaitu titip rindu buat ayah penyanyi Ebiet G. Ade. Alasan dipilihnya lagu
titip rindu buat ayah di dalamnya mencakup unsur-unsur cerpen yaitu
tema, alur, tokoh dan penokohan, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat.
selain itu alasan lain yang melatar belakangi dipilihnya lagu titip rindu
buat ayah karya Ebiet G. Ade adalah untuk mengingatkan semua orang
betapa ayah sangat berjasa dalam kehidupan. Ayah adalah sosok pahlawan
di hati-hati anaknya.
a. Lirik dan makna Lagu titip rindu buat ayah (Ebiet G. Ade)
Titip Rindu Buat Ayah
(Ebiet G. Ade)
Di matamu masih tersimpan
Selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan
Terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hmm...
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
34
Engkau telah mengerti
hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hmm...
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah,
Dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Banyak sekali pembelajaran yang seseorang bisa petik dari makna
lirik lagu titip rindu buat ayah di atas. makna lagu titip rindui buat ayah,
mengambarkan sosok ayah di mata anaknya, mengalahkan pahlawan.
Lagu ini bercerita tentang seorang ayah yang dalam keadaan mulai menua
dan fisik yang mulai renta tetapi, semangatnya mencari nafka untuk
keluarganya tidak ada batasan. Bercerita tentang seorang ayah yang di
masa mudanya mempunyai badan kekar, kini kurus dan bungkuk karena
kerasnya pekerjaan yang dikerjakanya untuk menghidupi keluarganya.
Ayah sosok setia yang tidak akan meningalkan anaknya walau apapun
yang terjadi.
Pembelajaran selanjutnya yang bisa diambil dari lirik lagu titip
rindu buat ayah adalah beratnya kehidupan seorang anak setelah ayahnya
pergi menghadap Ilahi. Amanat yang ingin disampaikan pengarang lagu
kepada semua orang yang mendengarkan lagunya ialah sudah seharusnya
35
seorang ayah mendapatkan kasih sayang dari anak-anaknya. Dalam Islam
seseorang diajarkan untuk menghormati orang tua terlebih orang tua
kandung sendiri.
Diharapkan dengan dipilihnya lagu titip rindu buat ayah sebagai
media pembelajaran menulis cerpen, karakter siswa akan rasa sayang dan
cinta kepada orang tua lebih meningkat.
b. Unsur Pembangun Cerpen yang terdapat pada Lagu Titip Rindu Buat
Ayah (Ebiet G. Ade)
Salah satu yang menjadi alasan dipilihnya lagu titip rindu buat
ayah karya musisi Ebiet G. Ade menjadi lagu untuk media pembelajaran
menulis cerpen pada tingkat SMA ini yaitu karena terdapat unsur-unsur
pembangun cerpen pada lagu tersebut, khususnya unsur instrinsik seperti
tema, alur, tokoh dan penokohan, sudut pandang, dan amanat.
Unsur instrinsik yang terdapat pada lagu titip rindu buat ayah
karya Ebiet G. Ade yaitu:
1) Tema
Dalam lagu titip rindu buat ayah jelas sekali tema yang
digambarkan adalah tema kepahlawanan. Ayah sebagai pahlawan dalam
hidup anaknya dan keluarganya, yang tampa lelah berjuang untuk
menghidupi dan melengkapi kebutuhan keluarganya. Petikan lagu yang
mengambarkan sosok ayah sebagai pahlawan terdapat pada bait pertama
baris keempat yang berbunyi “meski nafasmu kadang tersengal, memikul
beban yang makin sarat kau tetap bertahan” makna dari penggalan lagu ini
yaitu perjuyangan seorang ayah yang tidak perna menyerah dalam mencari
36
nafka meski beban yang ditanggunya kian berat. Selanjutnya, bait ke
empat baris ke lima dan enam yang berbunyi “keriput tulang pipimu
gambaran perjuangan, bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk” dalam petikan lagu di atas jelas sekali
mengambarkan sosok ayah yang bekerja keras banting tulang demi
keluarganya, sosok ayah yang relah mengorbankan tubuh indahnya dan
berpanas-panasan di bawah terik matahari demi menafkahi keluarganya.
2) Alur
Selain tema unsur instrinsik pembangun cerita pendek selanjutnya
yaitu, alur adalah rentetan pristiwa yang mengabungkan peristiwa satu
dengan yang lain . Dalam dalam lagu “titip rindu buat ayah” karya musisi
Ebiet G. Ade terdapat alur maju mundur. Alur maju mundur pada lagu titip
rindu buat ayah jelas tergambarkan pada kutipan lagu. alur mundur dalam
lagu titip rindu buat ayah terdapat pada kutipaan lagu di bait pertama
sampai empat, sedangkan alur muajunya terdapat pada kutipan terakhir
dalam lagu. Pembukaan lagu sampai bagian intinya dijelaskan cinta kasih
seorang ayah kepada anaknya, dijelaskan pula sosok ayah yang bekerja
keras pantang mundur demi menghidupi keluarganya.
Penikmat lagu seakan-akan disugesti untuk menggambarkan sosok
ayah yang masih berwujud, padahal sosok ayah yang ada dalam lagu
tersebut sebenarnya telah tiada. Hal ini tergambarkan pada kutipan “ayah,
dalam hening sepi kurindu, untuk menuai padi milik kita, tapi kerinduan
tinggal hanya kerinduan anakmu sekarang banyak menganggung beban”
37
dalam kutipan lagu di atas tergambarkan bahwa sosok ayah sebenarnya
telah pergi menghadap Ilahi.
3) Tokoh dan Penokohan
Unsur pembangun cerpen selanjutnya yang akan dibahas yaitu
tokoh dan penokohan yang terdapat pada lagu titip rindu buat ayah karya
musisi tanah air. Tokoh adalah pemeran, orang atau siapapun yang terlibat
di dalam suatu cerita. Sedangkan penokohan yaitu karakter, watak yang
ada pada diri pemeran dalam cerita. Tokoh lagu titip rindu buat ayah yaitu
ayah, dan si penyanyi anak yang merindu sosok ayahnya.
Penokohan yang digambarkan dalam lagu yaitu ayah yang selalu
bekerja keras. Hal ini digambarkan pada kutipan lagu „bahumu yang dulu
kekar legam terbakar matahari‟ dalam kutipan lagu di atas digambarkan
sosok seorang ayah yang relah berpanas-panasan demi mengidupi
keluarganya. Sedangkan penokohan untuk karakter anak yang terdapat
dalam lagu ini yaitu seorang anak yang berbakti, dan membantu pekerjaan
orang tuanya. Hal itu tergambarkan pada kutipa “untuk menuai padi milik
kita” dalam penggalan lagu di atas tergambarkan bahwa sosok anak dalam
lagu ini membatu orang tuanya atau sang ayah memanen atau memotong
padi.
4) Latar
Latar dibagi menjadi tiga yaitu latar waktu, latar tempat dan latar
suasana. dalam lagu titip rindu buat ayah yang menjadi latar waktunya
yaitu saat sosok anak dalam lagu melantantunkan kalimat “ayah, dalam
hening sepi kurindu, untuk menuai padi milik kita, tapi kerinduan tinggal
38
hanya kerinduan anakmu sekarang banyak menganggung beban” pada
penggalan lagu di atas jelas sekali latar waktu yang digunakan yaitu waktu
sekarang, pagi atau siang (penggalan menuai padi).
Latar tempat yang ada dalam lagu titip rindu buat ayah yaitu di
sawah, hal ini digambarkab pada kutipan lagu “untuk menuai padi milik
kita” tempat memotong padi di sini tentulah di area pesawahan. Latar
suasana yang tergambar dalam lagu titip rindu buat ayah yaitu sedih. Hal
ini tergambarkan pada bagian akhir lagu.
5) Sudut Pandang
Sudut pandang yang terdapat dalam lagu titip rindu buat ayah yaitu
sudut pandang orang ketiga serba tahu. sudut pandang orang ketiga serba
tahu terdapat pada kutipan lagu bait pertama sampai empat, di mana si
anak bertindak sebagai seseorang yang serba tahu hal apapun yang dialami
oleh sang ayah. setelah itu, pengarang mengunkan kata “kurindu” yang
artinya secara tidak langsung pengarang terlibat sendiri dalam cerita lagu
meskipun bukan pemeran utama.
6) Amanat
Banyak sekali pembelajaran yang seseorang bisa petik dari makna
lirik lagu titip rindu buat ayah. Makna lagu titip rindui buat ayah,
mengambarkan betapa sosok ayah berjasa sekali bagi keluarganya. Dalam
Islam seorang anak wajib menghormati kedua orang tuanya,
menyayanginya, dan merawatnya bila mereka telah lanjut usia. Sudah
semestinya seorang anak berbakti kepada kedua orang tuanya yang telah
begitu berjasa dalam kehidupannya.
39
14. Kekurangan dan Kelebihan Lagu sebagai Media Belajar
Kelebihan Media Lagu Menurut Gustiani (Handayati, dkk, 2013:
229) kelebihan media lagu yaitu dapat diputar berulang-ulang sesuai
kebutuhan siswa, lagu dapat dihapus dan digunakan kembali, mampu
mengembangkan imajinasi siswa, sangat efektif untuk pembelajaran
bahasa, dan penggandaan programnya sangat mudah sehingga bisa
diberikan kepada setiap anak didik.
Kekurangan Media Lagu Menurut Handayati, dkk, (2013: 299)
kekurangan media lagu yaitu daya jangkauan terbatas dan penggandaan
alatnya relatif lebih mahal. namun, kecangihan teknologi saat ini tidak lagi
menjadi alasan untuk kekurangan media lagu.
15. Pembelajaran Daring
Menurut KBBI atri kata mebelajaran adalah proses atau cara untuk
belajar. Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan
guna mengembangakan kreativitas berpikir siswa. Pembelajaran
diselenggarakan sebagai upaya mendidik karakter siswa, mengembangkan
krativitas berpikir dan memahami materi yang diajarkan pada siswa.
Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, dalam dunia
pendidikan pembelajaran juga berkembang. Dewasa kini, berbagai variasi
belaja muncul salah satunya pembelajaran secara daring atau dalam
jaringan yang lebih sering disebut dengan istilah online. Istilah
pembelajaran daring muncul sebagai salah satu bukti perkembangan
teknologi. pembelajaran daring yaitu proses belajar mengajar yang
dilaksanakan secara daring melalui aplikasi sosial media. Penelitian
40
pengaruh penggunaan media lagu terhadap pembelajaran cerpen,
pembelajaran cerpen dilaksanakan melalui aplikasi social media seperti,
WA grup, zoom metting.
B. Kerangka Pikir
Salah satu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu
pembelajaran menulis cerpen. Pembelajaran menulis cepen bukanlah
sebuah keterampilan yang mudah dikuasai dalam waktu singkat. Pendidik
harus menampilkan kreasi dalam pembelajaran. Namun, masih banyak
dijumpai proses pembelajaran yang monoton dan berpusat pada pendidik,
pembelajaran monoton tidak jarang membuat siswa bosan dan jenuh untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Penelitian pembelajaran menulis cerpen, terlebih dahulu
mengadakan (pretest) untuk mengetahui kemampuan menulis siswa, kelas
XI MIPA 1, selanjutnya peneliti memberikan perlakuan (treatment)
kepada kelas XI MIPA 1 berupa pembelajaran menulis cerpen dengan
menggunakan media lagu. Setelah itu, peneliti memberikan tes akhir
(posttest) kepada kelas XI MIPA 1 untuk mengetahui hasil pemberian
pengaruh penggunaan media lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen .
41
Bagan 2. 1. Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Pembelajaran Menulis Cerpen
XI MIPA 1
Posttest
Analisis
Tidak Ada Pengaruh Ada Pengaruh
Hasil
Perlakuan
Prettest
42
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis yang dirumuskan, ada pengaruh atau tidak adanya pengaruh pada
penggunaan media lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen kelas XI SMAN 8
Gowa. Adapun hipotesis statistiknya yaitu:
Ho : Tidak ada pengaruh media lagu pada pembelajaran menulis cerpen pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 8 Gowa.
H1 : Ada pengaruh media lagu pada pembelajaran pada pembelajaran menulis
cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 8 Gowa.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini dikatakan
penelitian kuantitatif karena penelitian ini berlandaskan pada filsafat positivisme
yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Menurut Sugiyono
(2017:7), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandasan pada filsafat
positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Bentuk penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan
percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul akibat adanya
intervensi Sugiyono (2013: 87). Penelitian ini mengunakan pra-eksperimen.
Dengan Desain one grup pretest posttest desing. Menurut Sugiyono (2017: 74),
One Group Pretest-Posttest Design adalah penelitian yang hanya menggunakan
satu kelompok subjek sebagai bahan penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada kelas XI
MIPA 1 sebagai kelas yang dipilih. Sebelum diberi perlakuan kelas XI MIPA 1
terlebih dahulu diberi pretest (tes awal) untuk mengetahui kondisi awal. Langkah
berikutnya kelas XI MIPA 1 diberi perlakuan dengan menggunakan media lagu.
Setelah selesai perlakuan, maka dilakukan pengukuran/pengetesan posttest (tes
44
akhir) kembali pada kelas XI MIPA 1, kemudian hasil pengukuran di
bandingkan, dianalisis dan didapatkan hasil adanya pengaruh atau tidak adanya
pengaruh pada penggunaan media lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen.
Rancangan desain penelitian ini ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:
Tabel 3. 1
Desain Penelitian one grup pretest posttest desing
(Sugiyono, 2017: 116)
Keterangan:
01 : Pretest sebelum mendapat perlakuan
X : Variabel bebas atau perlakuan berupa pembelajaran
dengan menggunakan media lagu.
02 : Posttets setelah mendapat perlakuan berupa pembelajaran
dengan menggunakan media lagu. :
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017: 297).
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek subjek yang dipelajari,
tetapi meliputi karakterisitik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek. Populasi
dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan siswa kelas XI SMAN 8 Gowa,
yaitu 269 yang mencakup jurusan IPA 5 kelas, jurusan IPS 2 kelas dan jurusan
bahasa 1 kelas.
Pretest Perlakuan Posttest
01 X 02
45
Tabel 3. 2
kelas XI SMAN 8 Gowa
Kelas XI SMAN 8 Gowa Siswa
Kelas XI MIPA 1 35 orang
Kelas XI MIPA 2 33 orang
Kelas XI MIPA 3 34 orang
Kelas XI MIPA 4 34 orang
Kelas XI MIPA 5 34 orang
Kelas XI IPS 1 34 orang
Kelas XI IPS 2 34 orang
Kelas XI Bahasa 31 orang
Sumber: Data SMAN 8 Gowa.
2. Sampel
Sampel adalah dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2017: 298). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Subjek tersebut diambil dengan menggunakan
sampel.
Sugiyono dalam Adi (2016:40) menyatakan bahwa probability
sampling yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel, sedangkan purposive rondom sampling adalah teknik
46
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sumber pertimbangan yang
dipilih penulis adalah rekomendasi dari pendidik bahasa Indonesia yang produktif
di Sekolah karena siswa dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam
keterampilan menulis dan atas dasar tersebut peneliti mengambil kelas XI MIPA 1
sebagai sampel penelitian.
Tabel 3. 2 Kelas XI MIPA 1
Kelas Jumlah Siswa
XI IPA 1 35 Orang
Sumber: Data SMAN 8 Gowa
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis
untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017: 2). Pada dasranya variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peeliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tetang suatu hal, kemudian ditarik kesimpulan.
1. Variabel Independen (Bebas X)
Sugiyono (2017: 4) variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, predikator, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media lagu.
47
2. Variabel Dependen (Terikat Y)
Sugiyono (2017: 4) variabel dependen sering disebut variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis
cerpen siswa.
D. Instrumen Penelitian
Arikunto dalam adi (2016: 43) menyebutkkan bahwa instrumen adalah
alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode. Instrumen-intrumen
digunakan unttuk mengukur variabel yang ada dalam sebuah penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah instrumen tes, observasi dan dokumentasi. adapun istrumen penelitian
daring, smartphone, WA grup, zoom meeting.
1. Tes
Arikunto dalam Adi (2016: 44) tes adalah serentetan pernyataan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas. Menurut
Nurgiyantoro (2014: 105) tes adalah salah satu bentuk pengukuran, dan tes hanya
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan,
keterampilan) tentang siswa. Informasi tentang siswa juga dapat diperoleh lewat
berbagai cara selain tes.
48
Tabel. 3.4.
Aspek Nilai siswa dalam pembelajaran menulis cerpen
No. Rentang Nilai Aspek
1 90%-100% Sangat baik
2 75%-89% Baik
3 60%-74% Kurang
4 0%-59% Sangat Kurang
Dari tabel di atas, siswa dikatakan berhasil atau mencapai aspek
sangat baik jika memperoleh nilai 90%-100%, ketegori baik 75%-89%,
aspek kurang 74%-60%, dan aspek sangat kurang 0%-60%. Adapun
kriteria penilaian pembelajaran menulis cerpen siswa terhadap prestasi
belajar sebagai berikut.
Tabel 3.5.
Aspek Penilaian pembelajaran menulis cerpen
Aspek Penilaian Skor Maksimal
Kesesuaian isi dalam cerpen 20
Unsur instrinsik pembangun cerpen 20
Pemilihan diksi secara tepat 20
Struktur kalimat 20
Keindahan Tulisan 20
Jumlah 100
49
Tabel 3.6.
Rubrik Penilaian Pembelajaran Menulis Cerpen
No Aspek
Penilaian Rubrik Penilaian
Skor Nilai
Sangat
Baik Baik
Cukup
Baik Kurang
Sangat
Kurang
1
Kesesuaian
Isi Dalam
Cerpen
Menguasai Tema
Cerpen 5 4 3 2 1
Isi Cerita Sangat
Sesuai Tema 5 4 3 2 1
Pengembangan
Ide Jelas 5 4 3 2 1
Pemunculan
Konflik Jelas 5 4 3 2 1
2
Kesesuan
Unsur
Instrinsik
Pembangun
Cerpen
Unsur Insrinsik
Lengkap 5 4 3 2 1
Unsur Insrinsik
Jelas 5 4 3 2 1
Membentuk
Kepaduan Cerita 5 4 3 2 1
Cerita Logis 5 4 3 2 1
3 Pemilihan
Kata
Pemilihan Kata
Tepat 5 4 3 2 1
Saling
Membentuk
Keindahan
5 4 3 2 1
Menguasai
Pembentukan
Kata
5 4 3 2 1
Tidak Ada Kata
Bersifat Ambigu 5 4 3 2 1
4 Struktur
Kalimat
Kalimat Efektif 5 4 3 2 1
Kalimat Mudah
Dipahami 5 4 3 2 1
Penggunaan Gaya
Bahasa Sangat
Baik
5 4 3 2 1
Kalimat Sesuai
Konteks 5 4 3 2 1
5 Keindahan
Tulisan
Menguasai
PUEBI 5 4 3 2 1
Menguasai KBBI 5 4 3 2 1
Penulisan Huruf 5 4 3 2 1
50
Jelas
Mudah Dibaca
Dan Dipahami 5 4 3 2 1
Tabel 3.7.
Deskripsi Rubrik Penilaian Pembelajaran Menulis Cerpen
No Aspek
Penilaian
Rubrik
Penilaian Deskripsi Skor Penilaian Skor
1 Kesesuaian Isi
Dalam Cerpen
Menguasai
Tema Cerpen
Siswa sangat menguasai tema cerpen 5
Siswa menguasai tema cerpen 4
Siswa cukup menguasai tema cerpen 3
Siswa kurang menguasai tema
cerpen 2
Siswa tidak menguasai tema cerpen 1
Isi Cerita
Dengan Tema
Tema
Isi cerita sangat sesuai tema 5
Isi cerita sesuai dengan tema 4
Isi cerita cukup sesuai engan tema 3
Isi cerita kurang sesuai tema 2
Isi cerita tidak sesuai tema 1
Pengembangan
Ide
Pengembangan ide sangat jelas 5
Pengembangan ide jelas 4
Pengembangan ide cukup jelas 3
Pengembangan ide kurang jelas 2
Pengembangan ide tidak jelas 1
Pemunculan
Konflik
Pemunculan konflik sangat jelas 5
Pemunculan konflik jelas 4
Pemunculan konflik cukup jelas 3
Pemunculan konflik kurang jelas 2
Pemunculan konflik tidak jelas 1
2
Kesesuan
Unsur
Instrinsik
Pembangun
Cerpen
Unsur
Insrinsik
Lengkap
Unsur insrinsik sangat lengkap 5
Unsur insrinsik cukup lengkap 4
Unsur insrinsik kurang lengkap 3
Unsur insrinsik sangat kurang 2
Hanya ada dua unsur instrinsik 1
Unsur
Insrinsik Jelas
Unsur insrinsik sangat jelas 5
Unsur insrinsik jelas 4
Unsur insrinsik cukup jelas 3
Unsur insrinsik kurang jelas 2
Unsur insrinsik tidak jelas 1
Membentuk
Kepaduan
Kepaduan cerita sangat jelas 5
Kepaduan cerita jelas 4
51
Cerita Kepaduan cerita cukup jelas 3
Kepaduan cerita kurang jelas 2
Kepaduan cerita tidak jelas 1
Cerita Logis
Cerita sangat logis 5
Cerita logis 4
Cerita cukup logis 3
Cerita kurang logis 2
Cerita tidak logis 1
3 Pemilihan Kata
Pemilihan
Kata Tepat
Pemilihan kata sangat tepat 5
Pemilihan kata tepat 4
Pemilihan kata cukup tepat 3
Pemilihan kata kurang tepat 2
Pemilihan kata tidak tepat 1
Saling
Membentuk
Keindahan
Antara rata satu dan lainya saling
membentuk keindahan 5
Kata satu dan lainya cukup
membentuk keindahan 4
Pemilihan kata kurang membentuk
keindahan 3
Pemilihan kata sangat kurang
membentuk keindahan 2
Tidak ada keindahan dalam
pemilihan kata 1
Menguasai
Pembentukan
Kata
Siswa sangat menguasai
pembentukan kata 5
Siswa baik balam menguasai
pembentukan kata 4
Siswa cukup menguasai
pembentukan kata 3
Siswa kurang memahami
pembentukan kata 2
Siswa tidak memahami
pembentukan kata 1
Tidak Ada
Kata Bersifat
Ambigu
Semua kata-kata dalam cerpen jelas
dan tidak terdapat penafsiran ganda 5
Kata-kata dalam cerpen cukup jelas
dipahami 4
Kata-kata dalam cerpen kurang jelas 3
Kata-kata dalam cerpen kurang jelas
tetapi masih dapat dipahami 2
Banyak terdapat penafsiran ganda
dan kata-kata tidak jelas 1
4 Struktur
Kalimat
Kalimat
Efektif
Kalimat dalam cerpen sangat efektif 5
Kalimat dalam cerpen efektif 4
Kalimat dalam cerpen cukup efektif 3
52
Kalimat dalam cerpen kurang efektif 2
Kalimat dalam cerpen tidak efektif 1
Penggunaan
Gaya Bahasa
Sangat Baik
Penggunaan gaya bahasa sangat baik
dan mudah dimengerti 5
Penggunaan gaya bahasa baik dan
dimengerti 4
Penggunaan gaya bahasa cukup baik
dan dimengerti 3
Penggunaan gaya bahasa kurang
baik baik kurang dimengerti 2
Penggunaan gaya bahasa tidak baik
dan tidak dimengerti 1
Kalimat Sesuai
Konteks
Kalimat dalam cerita sangat sesuai
konteks 5
Kalimat dalam cerita sesuai konteks 4
Kalimatdalam cerita cukup sesuai
konteks 3
Kalimat dalam cerita kurang sesuai
konteks 2
Kalimat dalam cerita tidak sesuai
konteks 1
5 Keindahan
Tulisan
Menguasai
PUEBI
Sangat menguasai PUEBI sehingga
tidak terdapat kesalahan penggunaan
tanda baca.
5
Baik dalam menguasai PUEBI tetapi
ada satu atau dua kesalahan
penggunaan tanda baca
4
Cukup menguasai PUEBI,sehingga
terdapat beberapa kesalahan
penggunaan tanda baca
3
Kurang menguasai PUEBI, sehingga
banyak kesalahan pengunaaan tanda
baca
2
Tidak menguasai PUEBI, sehingga
sangat banyak kesalahan penggunan
tanda baca
1
Menguasai
KBBI
Sangat menguasai KBBI sehingga
tidak terdapat kesalahan tulisan. 5
Baik dalam menguasai kbbi tetapi
terdapat satu atau dua kesalahan
tulisan
4
Cukup menguasai KBBI,sehingga
terdapat beberapa kesalahan
penulisan
3
Kurang menguasai KBBI, sehingga
banyak kesalahan penulisan 2
Tidak menguasai KBBI, sehingga 1
53
sangat banyak kesalahan penulisan
Penulisan
Huruf Jelas
Penulisan pada huruf jelas, tidak terdapat penulisan huruf yang
diulang
5
Penulisan pada huruf jelas, tetapi
terdapat satu, dua pengulangan huruf 4
Penulisan huruf cukup jelas, dan
terdapat beberapa pengulagan huruf 3
Penulisan huruf kurang jelas,
sehingga sulit dibaca dan terdapat
beberapa pengulangan huruf
2
Penulisan huruf tidak jelas, sehingga
tidak dapat dibaca dan banyak
kesalahan dalam menuliskan huruf
1
Mudah Dibaca
Dan Dipahami
Cerpen sangat mudah dibaca dan
dipahami 5
Cerpen mudah dibaca dan dipahami 4
Cukup mudah dibaca dan dipahami 3
Kurang mudah dibaca dan kurang
dipahami 2
Tidak mudah dibaca dan tidak
dipahami 1
2. Lembar Observasi
Arikunto dalam Adi (2016: 46) menyatakan observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliput kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Lembar observasi dalam
penelitian ini yaitu untuk memeroleh informasi mengenai sekolah tempat
berlangsungnya penelitan.
3. Smartphone (Telepon Pintar)
Smartphone adalah telepon genggam atau telepon seluler pintar yang
dilengkapi dengan fitur yang mutakhir dan berkemampuan tinggi layaknya sebuah
komputer. Smartphone dapat juga diartikan sebagai sebuah telephone genggam
54
yang bekerja dengan menggunakan perangkat lunak sistem operasi (OS) yang
menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi.
Smartphone dipilih sebagai salah satu alat penunjang penelitian karena
sehubungan dengan adanya covid 19, maka penelitian eksperimen ini dilakukan
secara daring. Smartphone memungkinkan menghubungakan seseorang antara
satu dengan beberapa orang sekaligus tanpa harus bertemu secara langsung.
Selain itu Smartphone atau telepon pintar juga memiliki berbagai aplikasi
penyedia layanan daring yang sangat membantu peneliti untuk melakukan
penelitian daring.
4. WhatsApp Grup
WhatsApp Messenger adalah aplikasi pesan untuk ponsel cerdas.
WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang
memungkinkan kita bertukar pesan tanpa pulsa, karena WhatsApp Messenger
menggunakan paket data internet. Dikarenakan covid 19, maka penelitian dengan
cara bertatap muka tidak memungkinkan dilakukan. oleh karena itu, peneliti
memilih WA grup sebagai salah satu alat bantu penelitian online/ daring.
Faktor lain terpilihnya WA grup yakni setelah berkoordinasi dengan wali
kelas dan guru pengampu pelajaran bahasa Indonesia menyarankan menggunkan
WA grup karena semua siswa kelas XI MIPA 1 telah memiliki WA grup. fungsi
WA grup sendiri sebagai alat bantu yaitu sebagai media peneliti saat ingin
melakukan penelitian, misalnya mengumpulkan siswa dalam satu forum (WA
grup), menginformasikan mengenai jam mata pelajaran, kapan dilaksanakanya
penelitian, membagikan bahan ajar berupa materi penelitian, menanyakan
55
kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran daring yang akan dilakukan di
zoom meeting, setelah proses pembelajaran daring selesai, menayakan kembali
pemahaman siswa selama mengikuti proses pembelajaran daring yang
dilaksanakan di zoom meeting, melalalui aplikasi WA grup dan membagikan
tugas kepada siswa kelas XI MIPA 1 di WA grup berupa file tugas.
5. Zoom Meeting
Zoom meeting merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan
video. Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler,
desktop, hingga telepon dan sistem ruang. Pada umumnya, para pengguna
menggunakan aplikasi ini untuk melakukan meeting hingga konferensi video dan
audio. Fungsi zoom meting dalam penelitian ini yaitu sebagai alat bantu saat
proses belajar mengajar daring dilaksanakan.
Zoom meting dipilih sebagai alat bantu proses belajar mengajar daring
karena aplikasi zoom meeting mengungkinkan untuk peneiti menampilkan bahan
ajar saat peneliti sedang melaksanakan proses pembelajaran daring. Alasan lainya
karena setelah koordinasi dengan guru mata pengampu dan wali kelas keseluruhan
siswa kelas XI MIPA 1 menggunakan zoom meting sebagai penunjang proses
belajar mengajar.
6. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, cara yang digunakan peneliti untuk dokumentasi
yaitu dengan mengumpulkan gambar-gambar berupa foto dan lembar pekerjaan
siswa kelas XI MIPA 1.
56
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik
tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkatan keterampilan
menulis cerpen dengan penggunaan media lagu, teknik tes didapatkan melalui tes
tertulis yang diperoleh melalui penilaian tes praktik menulis cerpen. Sedangkan
teknik nontes digunakan untuk mengamati proses pembelajaran menulis cerpen
melalui media lagu. Teknik nontes diperoleh melalui pedoman observasi, WA
grup, zoom meeting, dan dokumentasi.
1. Tehnik Tes
Menurut Arifin (2012: 118) tes adalah suatu teknik atau cara yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat
berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau dijawab oleh siswa. Dalam penelitian ini peneliti memberikan tes sebanyak
dua kali. Pada mulanya dilakukan pretest tanpa diberikan perlakuan pada kelas XI
MIPA 1, kemudian diberikan perlakuan dengan mengunakan media lagu, setelah
itu dilakukan posttest untuk mengetahui hasil dari penggunaan media lagu
terhadap pembelajaran menulis cerpen kelas XI MIPA 1.
2. Tehnik Non Tes
Teknik non tes digunakan untuk mengamati proses pembelajaran menulis
cerpen melalui media lagu tanpa tes. Penelitian ini memakai tehnik non tes
seperti observasi, dokumentasi. Menurut Sugiyono (2017: 204) observasi
merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Dalam melakukan
observasi, peneliti memilih hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Observasi
yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui informasi. Sedangkan
57
Menurut Arikunto dalam Adi (2016: 45) metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data sekolah SMAN 8 Gowa. Dalam penelitian ini, cara
yang digunakan peneliti untuk dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan gambar-
gambar berupa foto dan lembar pekerjaan siswa.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2017: 207) mengategorikan kegiatan
analisis data dalam beberapa langkah, yakni, mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, menggolongkan data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
penghitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (tidak dilakukan apabila tidak
terdapat hipotisis). Perhitungan nilai pembelajaran menulis cerpen yakni dengan
menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dari setiap aspek yang sesuai kreteristik
penilaian menulis cerpen yang telah disebutkan di atas.
1. Menghitung Rata-Rata
Cara menghitung nilai rata-rata siswa
58
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
adakah pengaruh penggunaan media lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen.
Uji normalitas dengan dengan SPSS bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai dari uji SPSS dapat dilhat
pada masing-masing variabel independen, jika sing < 0,05 maka Hₒ diterima,
dengan demikian variabel independen dapat menerangkan dependen terikat yang
ada dalam model, dengan kata lain berarti terdapat pengaruh antara dua variabel
yang diuji.
Menurut Ghozali (2006: 147 ) tujuan dari uji normalitas adalah untuk
mengkaji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji normalitas
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian eksperimen ini di mulai tanggal 15 Agustus 2020 sampai
tanggal 26 Agustus 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
media lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa kelas XI SMAN 8
Gowa. Subjek penelitian kelas XI MIPA. Data penelitian ini diperoleh dari
nilai pretest untuk mengetahui kemampuan awal menulis cerpen siswa.
kemudian, nilai posttest digunakan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa
dalam menulis cerpen.
Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2020 memamui
WA grup dilanjutnya dengan Zoom metting. Mulanya peneliti dibantu guru
mata pelajaran dan wali kelas menginformasikan kepada kelas XI MIPA 1
akan diadakanya penelitian. Setelah itu peneliti membuat forum melalui WA
dan menginformasikan kepada seluruh siswa XI MIPA 1 mengenai
mekanisme pembelajaran selama berlangsungnya penelitian. Peneliti yang
bertugas sebagai guru selama penelitian berlangsung memberikan penjelasan
materi melalui media Zoom metting tentang pengertian cerpen, unsur
pembentuk cerpen, disertai contoh tentang bagaimana cara membuat cerpen
dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan pertama. Setelah melakukan proses pembelajaran yang berlangsung
di Zoom metting, peneliti kembali menyapa siswa lewat aplikasi WA grup,
menayakan hal apa saja yang kurang dipahami selama proses belajar mengajar
60
yang dilaksanakan di zoom metting. Setelah itu, lewat WA grup peneliti
memberikan pretest untuk diuji. Hasil yang didapatkan pretest rata-rata
dibawa KKM 75.
Kemudian pada pertemuan kedua yang dilaksanakan tanggal pada
tanggal 25 Agustus 2020 memalui WA grup dilanjutkan di zoom metting,
peneliti memberikan penjelasan tambahan tentang materi yang akan dibahas
dengan menggunakan media lagu. Peneliti juga menjelaskan kembali tentang
materi pertemuan pertama sebelumnya agar peserta didik dapat mengingat
kembali dan tidak kebingungan ketika menjawab soal, serta memberikan
pelatihan mengenai tekhik menangkap cerita menggunakan media lagu. pada
akhir pembelajaran peneliti memberikan posttest dimana setiap siswa dituntut
untuk mengerjakan satu buah cerita berdasarkan lagu yang mereka dengar.
Lalu setelah selesai tes peneliti memberikan beberapa pertanyaan sebagai
evaluasi akhir untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari itu.
Setelah proses pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan,
dengan perlakuan media lagu, yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan
posttest kepada kelas XI MIPA 1 untuk mengetahui hasil akhir dari kelas
tersebut. Berikut penjabaran hasil penelitian kelas XI MIPA 1.
1. Penilaian Kemampuan Menulis cerpen Kelas XI MIPA 1
Hasil tes menulis pada kelas XI MIPA 1 didapat dari dua kali tes,
yakni pretest dan posttest. Pretest diberikan di awal pertemuan, sedangkan
postets diberikan setelah kelas XI MIPA 1 mendapat perlakuan.
61
a. Nilai Pretest Kemampuan Menulis Cerpen Kelas XI MIPA 1
Hasil pretest kelas XI MIPA 1 pada table 4. 1 tersebut menyajikan setiap
aspek dalam penilaian menulis cerpen sebelum dilakukanya posttest pada kelas
XI MIPA 1. Aspek penilaian pembelajaran menulis cerpen yaitu kesesuaian isi
dalam cerpen, kesesuaian unsur intrinsik pembangun cerpen, pemilihan kata,
struktur kalimat, dan keindahan tulisan.
Tabel 4. 1
Pretest kelas XI MIPA 1
No Inisial
Nama
Aspek Penilaian Nilai
KI KUI PK SK KT
1 ADSF 12 11 12 8 13 56
2 BFM 13 12 17 15 15 72
3 CS 15 12 15 15 10 67
4 EA 15 13 10 10 10 58
5 FMS 17 14 10 13 16 70
6 FRAR 12 15 15 11 12 65
7 FFA 20 13 15 12 15 75
8 GR 15 15 10 15 15 70
9 IL 18 16 15 10 10 69
10 ISR 17 11 15 10 5 58
11 INS 15 15 15 10 10 65
12 IM 11 15 12 16 16 70
13 KR 17 12 13 15 18 75
14 LU 15 10 15 15 10 65
15 MK
16 MAS
17 MNI 15 15 15 10 15 70
18 MR 15 15 15 15 15 75
19 MWI 15 15 15 15 15 75
20 NAP 15 11 15 15 17 73
21 NA 14 15 20 10 15 74
22 NIP 16 10 20 15 15 76
23 NRA 10 15 15 13 15 68
24 PA 15 15 12 10 10 62
25 SA 15 13 12 10 10 60
26 SS
27 SAN 15 11 12 13 10 61
62
28 SM 17 18 17 10 15 77
29 SQS 15 14 15 13 18 75
30 WH 17 18 18 13 12 78
31 WLH 17 13 12 10 13 65
32 WTN 17 10 18 15 15 75
33 YL 18 15 10 13 17 73
34 YR 10 16 13 10 15 64
35 ZA 10 15 15 11 10 61
Jumlah 478 438 458 396 427 2197
Rata-Rata 14.9375 13.6875 14.3125 12.375 13.34375 68.656
Keterangan: KI : Kesesuaian Isi Cerpen
KUI: Kesesuaian Unsur Intrinsik Pembangun Cerpen
PK: Pemilihan Kata
SK: Struktur Kalimat
KT: Keindahan Tulisan.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui hasil frekuensi nilai siswa
kelas XI MIPA 1. Hasil frekuensi tersebut menginformasikan nilai
terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata, dan jumlah siswa yang mengikuti
pembelajan menulis cerpen. Berikut tabel statistik dan frekuensi hasil
pretest kelas XI MIPA 1.
Tabel 4. 2
Statistik Pretest Kelas XI MIPA 1
N Valid 32
Missing 3
Mean 68.66
Median 69.60a
Mode 75
Std. Deviation 6.323
Variance 39.975
Range 22
Minimum 56
Maximum 78
Sum 2197
63
Tabel 4. 3
Frekuensi Hasil Pretest Kelas XI MIPA 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 56 1 2.9 3.1 3.1
58 2 5.7 6.3 9.4
60 1 2.9 3.1 12.5
61 2 5.7 6.3 18.8
62 1 2.9 3.1 21.9
64 1 2.9 3.1 25.0
65 4 11.4 12.5 37.5
67 1 2.9 3.1 40.6
68 1 2.9 3.1 43.8
69 1 2.9 3.1 46.9
70 4 11.4 12.5 59.4
72 1 2.9 3.1 62.5
73 2 5.7 6.3 68.8
74 1 2.9 3.1 71.9
75 6 17.1 18.8 90.6
76 1 2.9 3.1 93.8
77 1 2.9 3.1 96.9
78 1 2.9 3.1 100.0
Total 32 91.4 100.0
Missing System 3 8.6
Total 35 100.0
Berdasarkan tabel statistik dan frekuensi data pretest kelas XI MIPA 1
dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 32 orang.
Nilai-rata rata yaitu 75 Kemudian, nilai terendah yang didapat siswa adalah 56
dan nilai tertinggi yang didapat siswa adalah 78.
64
b. Nilai Posttest Kemampuan Menulis Cerpen Kelas XI MIPA 1
Posttest dilakukan pada kelas XI MIPA 1, untuk mengetahui hasil akhir
nilai menulis cerpen siswa. Posttest dilakukan pada kelas XI MIPA 1 setelah
dilakukan perlakuan dengan media lagu. Hasil posttest kelas XI MIPA 1 dapat
dilihat pada table 4. 8, tabel tersebut menyajikan setiap aspek dalam penilaian
menulis cerpen setelah diadakanya posttest pada keas XI MIPA 1. Aspek
penilaian pembelajaran menulis cerpen yaitu kesesuaian isi dalam cerpen,
kesesuaian unsur intrinsik pembangun cerpen, pemilihan kata, struktur kalimat,
dan keindahan tulisan.
Tabel 4. 8
Posttest kelas XI MIPA 1
No Inisial
Nama
Aspek Penilaian Nilai
KI KUI PK SK KT
1 ADSF 20 19 15 18 15 87
2 BFM 20 20 17 15 20 92
3 CS 20 20 16 15 15 86
4 EA 20 17 15 15 20 87
5 FMS 20 15 15 17 15 82
6 FRAR 15 19 20 15 20 89
7 FFA 20 15 20 15 16 86
8 GR 20 18 20 17 15 90
9 IL 19 17 15 20 15 86
10 ISR 20 20 15 15 15 85
11 INS 20 20 15 15 15 85
12 IM
13 KR 20 15 15 20 10 80
14 LU 20 18 15 16 18 87
15 MK 15 20 20 17 19 91
16 MAS 15 20 20 16 15 86
17 MNI 20 15 15 15 15 80
18 MR 20 15 15 15 15 80
19 MWI 20 20 15 18 16 89
20 NAP 16 15 13 15 16 75
21 NA 20 14 15 16 15 80
22 NIP 15 15 15 15 15 75
65
23 NRA 15 15 20 15 15 80
24 PA 20 20 15 15 20 90
25 SA 15 16 15 16 14 76
26 SS 20 17 16 16 18 87
27 SAN
28 SM 20 20 17 15 15 87
29 SQS 16 17 18 15 13 79
30 WH 20 15 15 15 15 80
31 WLH
32 WTN 20 15 15 15 16 81
33 YL 20 16 15 15 20 86
34 YR 15 15 16 15 17 78
35 ZA 15 15 15 15 19 79
Jumlah 591 548 518 507 517 2681
Rata-Rata 18.468 17.125 16.1875 15.84375 16.156 81.242
Keterangan: KI : Kesesuaian Isi Cerpen
KUI: Kesesuaian Unsur Intrinsik Pembangun Cerpen
PK: Pemilihan Kata
SK: Struktur Kalimat
KT: Keindahan Tulisan.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui hasil frekuensi nilai siswa kelas XI
MIPA 1 setelah melakukan pembelajaran menggunakan media lagu. Hasil
frekuensi tersebut menginformasikan nilai tertinggi, nilai terendah dan jumlah
siswa yang mengikuti pembelajan menulis cerpen. Berikut tabel statistik frekuensi
hasil posttest kelas XI MIPA 1.
Tabel 4. 9
Statistik
N Valid 32
Missing 3
Mean 83.78
Median 85.29a
Mode 80
Std. Deviation 4.824
Variance 23.273
Range 17
Minimum 75
Maximum 92
66
Sum 2681
a. Calculated from grouped data.
Tabel 4. 10
frekuensi hasil posttest kelas XI MIPA 1.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 75 2 5.7 6.3 6.3
76 1 2.9 3.1 9.4
78 1 2.9 3.1 12.5
79 2 5.7 6.3 18.8
80 6 17.1 18.8 37.5
81 1 2.9 3.1 40.6
82 1 2.9 3.1 43.8
85 2 5.7 6.3 50.0
86 5 14.3 15.6 65.6
87 5 14.3 15.6 81.3
89 2 5.7 6.3 87.5
90 2 5.7 6.3 93.8
91 1 2.9 3.1 96.9
92 1 2.9 3.1 100.0
Total 32 91.4 100.0
Missing System 3 8.6
Total 35 100.0
Berdasarkan tabel frekuensi data posttest kelas XI MIPA 1 dapat
dijelaskan bahwa jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 32 siswa dan
nilai rata-rata yang didapat siswa adalah 80 Kemudian, nilai terendah yang
didapat siswa adalah 75 dan nilai tertinggi yang didapat siswa adalah 92.
2. Hasil Uji Normalitas Pembelajaran Menggunakan Media Lagu
Uji normalitas dilakukan apakah data hasil posttets kelas XI MIPA 1
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
bantuan spss 22 for windows dalam menghitung uji normalitas hasil posttets
67
yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak.
syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikan atau nilai ρ >
0,05.
Tabel 4. 13
Uji Normalitas pretets dan posttest kelas XI MIPA 1
Dari tabel 4. 13 dapat disimpulkan uji ormalitas menggunkan SPSS For
Windows Hasil data kelas XI MIPA 1 untuk prettets signifikan untuk
Kolmogorov-Smirnova .
200, dan signifikan untuk Shapiro-Wilk 058,
sementara untuk postets signifikan Kolmogorov-Smirnova 048
., dan signifikan
untuk Shapiro-Wilk 104. Hal itu menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal karena signifikan tidak di bawah > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
hasil posttest kelas XI MIPA 1 berdistribusi normal, maka keputusannya
adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang diterima adalah media lagu berpengaruh terhadap pembelajaran
menulis cerpen.
3. Perbandingan Nilai pretets dan posttest kelas XI MIPA 1
Perbandingan nilai pretets dan posttest kelas XI MIPA dapat dilihat
pada tabel 4. 14. Pada tabel tersebut dapat diketahui nilai, rata-rata, nilai
terendah, nilai tertinggi. Yang didapat dari hasil pretets dan posttest XI MIPA 1.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Pretets .136 25 .200* .923 25 .058
Postets .174 25 .048 .933 25 .104
68
Tabel 4. 14
Perbandingan Nilai pretets dan posttest kelas XI MIPA 1
pratets postets
N Valid 32 32
Missing 3 3
Mean 68.66 83.78
Median 69.60a 85.29
a
Mode 75 80
Std. Deviation 6.323 4.824
Variance 39.975 23.273
Range 22 17
Minimum 56 75
Maximum 78 92
Sum 2197 2681
Berdasarkan tabel 4.14 rata-rata nilai siswa kelas XI MIPA 1 pada saat
pretest adalah 75, dan pada saat posttet adalah 80, nilai tertinggi saat pretest 78
dan saat posttet 92, nilai terendah saat pretest 56 dan saat postttet 75, itu
membuktikan adanya peningkatan nilai rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah
sebelum dan sesudah adanya perlakuan.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di kelas XI MIPA 1 dengan menggunakan media
lagu sebagai alat bantu dalam pembelajaran menulis. Media lagu yang digunakan
dalam penelitian ini berjudul “titip rindu buat ayah” karya Ebiet G. Ade. Yang
dikirimkan dalam bentuk file melalui WA grup. Media lagu yang dikirimkan pada
siswa bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen, dan
diharapkan siswa dapat mengembangkan ide, kereatifitas dan imajinasi dalam
menulis cerpen. Media lagu yang menjadi alat bantu penelitian diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam menulis cerpen yang lebih menarik,
69
Lagu yang diberikan kepada siswa adalah lagu yang sarat akan makna
kehidupan dan memiliki alur yang jelas, tokoh penokohan, latar dan gaya bahasa
yang mudah dipahami. Pada penelitian ini kelas yang digunakan yaitu kelas XI
MIPA 1. Pada awalnya peneliti memberikan pretest berupa tugas menulis
cerpen kepada kelas XI MIPA 1. Setelah diberikan pretets untuk mengetahui
kemampuan awal siswa, peneliti memberikan perlakuan berupa tugas menulis
cerpen berdasarkan lagu yang dikirimkan dalam bentuk file, setelah itu peneliti
memberikan postets kepada kelas XI MIPA 1 untuk mengetahui hasil akhir
siswa.
Pada penelitian relevan sebelumnya, jurnal Jumaryatun, dkk, dari
Universitas Sebelas Maret. Jurnal yang berjudul Penggunaan Media Lagu
Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Menulis
Cerpen.mengalami peningkatan yang tadinya 65, 9 % menjadi 76, 2%. Sama
halnya dengan penelitian yang dilakukan Adi tahun 2017. Skripsi yang berjudul
Pengaruh Media Lagu terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Pejagoan Tahun Pelajaran 2017. Dia menyimpulkan bahwa
pemutaran lagu sebagai media dapat mempermudah siswa dalam menuangkan
ide. Dengan latihan terbimbing siswa dilatih sekaligus dibimbing sehingga
proses pembelajaran menjadi menyenangkan siswa lebih aktif dalam belajar.
Hal itu terbuktui dengan meningkatnya hasil belajar siswa dari 72.32% menjadi
87.95% dengan selisih sebesar 15,63.
Dari hasil penelitian relevan yang telah diuraikan, dan hasil penelitian
yang telah didaptkan di bagian sebelumnya dapat menjawab rumusan masalah
dalam penelitian ini. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah
70
pengaruh penggunaaan media lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen kelas
XI SMAN 8 Gowa Kabupaten Gowa Kecamatan Bontomarannu. Media lagu
digunakan untuk memudahkan siswa dalam memahami cerpen dan memberikan
gambaran yang jelas untuk menemukan ide pokok dalam penulisan cerpen.
Pemutaran lagu yang didengar akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa
dalam menemukan gagasan ataupun ide pokok dalam penulisan cerpen.
Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan nilai siswa kelas XI
MIPA 1 dalam menulis cerpen sesudah mendapat perlakuan menggunakan media
lagu. Adapun aspek penilaian menulis cepen yaitu kesesuaian isi dalam cerpen,
kesesuaian unsur intrinsik pembangun cerpen, pemilihan kata, struktur kalimat,
dan keindahan tulisan.
Tabel 4.15
Selisih Nilai Rata-Rata pretest dan Posttest
Kelas XI MIPA 1
Tes
Kareteria Penilaian
Jumlah
Rata-Rata
keseluruhan KI KUI PK SK KT
Pretets 478
458 396 427
427 2197
68.65
Posttest 591 548 518 507 517 2681
81.06
Selisi 113 90 122 80 90 484 12,41
Persen 19,12% 16,42% 23,55% 15,77% 17,40% 18,05% 15,30%
Keterangan: KI : Kesesuaian Isi Cerpen
KUI: Kesesuaian Unsur Intrinsik Pembangun Cerpen
PK: Pemilihan Kata
SK: Struktur Kalimat
KT: Keindahan Tulisan
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa presentase peningkatan
tertinggi terdapat pada aspek nilai pembentukan Kalimat sebesar 23,55%
Peningkatan kedua yaitu pada kareteria kesesuaian isi cerita 19,12% Ketiga pada
71
kareteria keindahan kalimat yaitu 17,40%, keempat pada aspek nilai kesesuaian
unsur instrinsik 16,42% , dan terakhir aspek nilai struktur kalimat 15,77%
Nilai pretest diperoleh siswa kelas XI MIPA 1 setelah melakukan
pembelajaran menulis cerpen sebelum menggunakan media lagu, sedangkan nilai
posttet diperoleh setelah diberikan perlakuan menggunakan media lagu. Nilai
posttest yang diperoleh siswa kelas XI MIPA 1 mengalami peningkatan pada
kareteria penilaiannya. Nilai rata-rata keseluruhan posttest kelas XI MIPA 1 lebih
tinggi yakni sebesar 81.06 dibandingkan dengan nilai rata-rata keselruhan pretest
yang sebesar 68.65. Persentase peningkatan nilainya yaitu sebesar 15,30%.
72
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan Perdapat pengaruh positif penggunaan
media lagu terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa kelas XI SMAN 8 Gowa.
Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas XI MIPA 1
setelah mendapatkan perlakuan menggunakan media lagu dibandingkan nilai rata-
rata sebelum mendapatkan perlakuan menggunakan media lagu. Nilai rata-rata
pretest kelas XI MIPA 1 meningkat, yang awalnya 68.65 meningkat menjadi 81,
06 selisi 15,30% dengan aspek nilai pembentukan Kalimat meningkat sebesar
23,55% nilai kareteria kesesuaian isi cerita meningkat sebesar 19,12% Ketiga
pada kareteria keindahan kalimat meningkat sebesar 17,40%, keempat pada aspek
nilai kesesuaian unsur instrinsik meningkat sebesar 16,42% , dan terakhir aspek
nilai struktur kalimat meningkat sebesar 15,77%. Selain itu Hasil pengujian
normalitas menggunakan SPSS versi 22 for windows menunjukkan bahwa nilai uji
normalitas sig. untuk Kolmogorov-Smirnova .
200, dan sig. untuk Shapiro-Wilk
058, sementara untuk postets sig Kolmogorov-Smirnova
048., dan signifikan
untuk Shapiro-Wilk 104 . Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang diterima adalah media lagu berpengaruh terhadap pembelajaran menulis
cerpen.
73
B. SARAN
Saran yang diberikan penulis berdasarkan simpulan hasil penelitian
sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Media pembelajaran lagu dapat dijadikan sebagai media dalam pembelajran
menulis cerpen karena mampu membuat siswa lebih mudah menemukan ide-
ide pokok dalam menulis cerpen.
2. Bagi Siswa
Media lagu dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kemampuan menulis
cerpen siswa.
3. Bagi Peneliti Lain
Media lagu dalam menulis cerpen dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
untuk penelitian selanjutnya. Media lagu dapat memberikan masukan dalam
penyusunan materi pelajaran yang inofatif, kereatif, dan menyenangkan,
sehingga dapat menjadikan peningkatan dalam menulis cerpen.
74
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Triyo. 2016. Pengaruh Media Lagu Terhadap Kemampuan Menulis Puisi
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1pejagoan Tahun Pelajaran 2016/2017 .
Skripsi tidak diterbitkan. Purworejo: Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Akhadiah, S. dkk. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Arif, Tarman A. 2016. Psikolinguistik. Makassar: Bahasa dan Sastra Indonesia
Unismuh Kakassar.
Arifin, Zaenal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT. Remaja Rodakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: Rajawali Pres.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Enre. 1994. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Ujung pandang: badan
penerbit IKIP ujung pandang.
Felestina. Amnah. 2009. Peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui
metode sugesti- imajinasi media lagu pada siswa kelas x MA
salafiah karang tengah kabupaten pamalang. skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri semarang.
Idayani. 2019. Peningkatan Kemampuan Menulis Rangkuman Isi Buku Melalui
Model Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Satap
Pulau Kulambing Kabupaten Pangkep. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Jumaryatun, dkk. 2014. Penggunaan Media Lagu Sebagai Upaya Meningkatkan
Motivasi dan Kemampuan Menulis Cerpen. (online). Vol. 1, No 3,
(https://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia/article/view/40
47 diakses 27 Desember 2019).
Muharram. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan
Pengalaman Dengan Menggunakan Pendekatan Integrative Internal Siswa
Kelas XI SMAN Kajuara. Kab Bone. Skripsi Tidak Diterbitkan. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar
Munirah. 2018. Evaluasi Keterampilan Berbahasa Indonesia. Makassar: CV.
Berkah Utami.
76
Nugroho, Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik. Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Pujawati. 2019. Peninkatan Keterampilan Menulis Cerpen Berdasarkan
Pengalaman Pribadi. Kelas VI SMP 4 Negeri 1 Tanete Riaja. Skripsi
Tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Rimiastika. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Ceren dengan menggunakan
Teknik Card Sort Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 6
Makassar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Restu, Arwin. 2019. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media
Berita Dengan Metode Terbimbing Pada Siswa Kelas X SMK Selayar.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Saltari. 2020. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Melalui Pendekatan
Kontekstual Pada Siswa Kelas XI SMK Pondok Muhammadiyah
Buakkang Kabupaten Gowa. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:
UniversitaMuhammadiyah Makassar.
Sayuti, Suminto A. 2017. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta:
Cantrik Pustaka.
Sudjana, dkk. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru: Algensindo
Offset.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan RnD.
Bandung: Alfabeta CV.
Supriyadi. 2018. Keterampilan Dasar Menulis. Gorontalo.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa Edisi
Revisi. Bandung: Angkasa.
Tim Penyususun FKIP Unismuh Makassar. 2019. Pedoman Penulisan Skripsi
Edisi Revisi I. Makassar: Penrita Press Unismuh Makassar.
Trimantara, Petrus. 2005. Pengaruh Metode Sugesti Imajinasi terhadap
Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi." Jurnal Pendidikan Penabur
(Online)VolNo.14. 911031317847&scipsc=diakses 30 Desember 2019).
Wibawa Basuki, Farida Muhti. 2001. Media Pengajaran. Bandung:VC. Maulana.
Wellek,R. dan Austin Warren.(1989). Teori Kesusastraan. Terjemahan Melani
Budianto. Jakarta: Gramedia.
77
78
79
80
81
82
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMAN 8 Gowa
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas /Semester : X1 IPA 1 /Ganjil
Materi Pokok : Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
cerita pendekal, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan cerita pendekal pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masala
84
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan dapat menentukan
unsur-unsur pembangun cerita
pendek berdasarkan teks media lagu
titip rindu buat ayah, menelaah teks
cerita pendek berdasarkan teks media
lagu titip rindu buat ayah,
menentukan topik tentang kehidupan
dalam cerita pendek, dan menulis
cerita pendek dengan memperhatikan
unsur-unsur berdasarkan teks media
lagu titip rindu buat ayah.
Kompetensi Dasar
Menulis cerita pendek berdasarkan
penjelasan yang telah disampaikan
dengarkan dengan memerhatikan tema,
alur, tokoh dan penokohan, latar, dan gaya
bahasa.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.9.
Menentukan topik tentang kehidupan
dalam cerita pendek. Menulis cerita pendek
dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Melalui WA grup kelas, guru mengingatkan peserta didik untuk segera
bergabung ke zoom meeting;
Melalui zoom meeting penelitih menyapa, mengucapkan salam, menanyakan
kabar peserta didik, kesiapan serta kehadiran siswa dalam mengikuti
pembelajaran daring.
Kegiatan Inti
peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar menulis cerpen. Peneliti
berdiskusi dengan siswa berkaitan dengan pengetahuan mereka tentang cerpen.
Setelah itu peneliti melakukan (pretest) untuk mengetahui kemampuan menulis
siswa.
85
Kegiatan Akhir
Guru/ Peneliti Melakukan penilaian. Memberikan tugas kepada siswa untuk
banyak membaca cerita pendek lainnya dan memilih satu cerita pendek untuk
diidentifikasi pernyataan umum dan tahapan-tahapannya secara individu.
Menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
Menutup kegiatan belajar mengajar.
Melalui WA grup, peneliti menanyakan pemahaman peserta didik tentang
pembelajaran menulis cerpen. Jika ada peserta didik yang masih kesulitan
dalam memahami pembelajaran cerpen, guru kembali membuka zoom meeting
untuk memberi penekanan tentang pembelajaran cerpen.
Pertemuan 2
Tujuan Pembelajaran:
Siswa diharapkan dapat menentukan
unsur-unsur pembangun cerita
pendek berdasarkan teks media lagu
titip rindu buat ayah, menelaah teks
cerita pendek berdasarkan teks media
lagu titip rindu buat ayah,
menentukan topik tentang kehidupan
dalam cerita pendek, dan menulis
cerita pendek dengan memperhatikan
unsur-unsur berdasarkan teks media
lagu titip rindu buat ayah.
Kompetensi Dasar
Menulis cerita pendek berdasarkan penjelasan yang
telah disampaikan dengarkan dengan
memerhatikan tema, alur, tokoh dan penokohan,
latar, dan gaya bahasa.
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.9.1
Menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita
pendek. Menulis cerita pendek dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Melalui WA grup kelas, peneliti mengingatkan peserta didik untuk segera bergabung ke
zoom meeting;
Melalui zoom meeting penelitih menyapa, mengucapkan salam, menanyakan kabar
peserta didik, kesiapan serta kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran daring.
Kegiatan Inti
peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar menulis cerpen. Peneliti berdiskusi
86
dengan siswa berkaitan dengan pengetahuan mereka tentang cerpen. Peneliti
membagikan contoh cerpen kepada siswa. Siswa mendengarkan penjelasan dari peneliti
mengenai cerpen yang mencakup unsur-unsur cerpen dan langkah-langkah menulis
cerpen. Peneliti menjelaskan proses pembelajaran menulis cerpen dengan media lagu.
Peneliti memutarkan lagu titip rindu buat ayah kemudian siswa mernyimak dan
meresapi isi lagu. Siswa diminta untuk berimajinasi, memunculkan ide cerita,
menciptakan gambaran berdasarkan isi lagu. siswa diminta berimajinasi menentuka
tokoh, konflik dalam cerita, latar cerita, sudut pandang yang dipakai dalam cerita.
Kegiatan Akhir
Peneliti/ guru peneliti memberikan tes akhir (posttest) kepada siswa.
Melalui WA grup, peneliti menanyakan pemahaman peserta didik tentang pembelajaran
menulis cerpen. Jika ada peserta didik yang masih kesulitan dalam memahami
pembelajaran cerpen, guru kembali membuka zoom meeting untuk memberi penekanan
tentang pembelajaran cerpen.
C. Unsur-unsur Cerita Pendek
1. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema jarang
dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema
cerita fiksi, seorang pembaca harus mengenali unsur-unsur intrinsik yang
dipakai oleh pengarang untuk mengembangkan cerita fiksinya.
2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Tokoh adalah individu
rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita. Penokohan adalah cara
pengarang dalam menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita.
3. Alur (Plot)
Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, tiap kejadian
dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu disebabkan oleh peristiwa lain
atau peristiwa satu menyebabkan peristiwa lain. Dalam membuat alur atau plot
penulis harus memperhatikan karakter tokoh yang akan di ceritakan. Biasanya
semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik yang akan timbul.
87
4. Setting atau Latar
Setting adalah latar atau tempat kejadian, waktu kejadian sebuah
cerita. Setting bisa menunjukkan tempat, waktu, suasana batin, saat cerita itu
terjadi.
5. Sudut Pandang (Point of View)
Point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Posisi pengarag terdiri atas dua macam, yaitu berperan langsung sebagai orang
pertama (sebagai tokoh yang terlibat dalam cerita yang bersangkutan) dan
sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat.
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam karya sastra mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai
alat penyampaian maksud pengarang dan sebagai penyampaai perasaan.
Artinya, melalui karya sastra seorang pengarang bukan hanya sekedar
bermaksud memberitahukan kepada pembaca mengenai apa yang dilakukan
dan dialami tokoh dalam ceritanya, melainkan bermaksud pula untuk
mengajak pembacanya untuk ikut merasakan apa yang dilakukan oleh tokoh
cerita.
7. Amanat atau Pesan
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Pesan bisa
berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam
sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat menyajikan
cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.
D. Teks Media Lagu Titip Rindu Buat Ayah
Titip Rindu Buat Ayah
(Ebiet G. Ade)
Di matamu masih tersimpan
Selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan
Terpahat di keningmu
88
Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hmm...
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti
hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hmm...
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah,
Dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban.
E. Unsur instrinsik yang terdapat pada lagu titip rindu buat ayah karya
Ebiet G. Ade yaitu:
1. Tema
Dalam lagu titip rindu buat ayah jelas sekali tema yang digambarkan
adalah tema kepahlawanan. Ayah sebagai pahlawan dalam hidup anaknya dan
keluarganya, yang tampa lelah berjuang untuk menghidupi dan melengkapi
kebutuhan keluarganya. Petikan lagu yang mengambarkan sosok ayah sebagai
pahlawan terdapat pada bait pertama baris keempat yang berbunyi „meski
nafasmu kadang tersengal, memikul beban yang makin sarat kau tetap bertahan‟
makna dari penggalan lagu ini yaitu perjuyangan seorang ayah yang tidak perna
menyerah dalam mencari nafka meski beban yang ditanggunya kian berat.
89
Selanjutnya, bait ke empat baris ke lima dan enam yang berbunyi „keriput
tulang pipimu gambaran perjuangan, bahumu yang dulu kekar legam terbakar
matahari kini kurus dan terbungkuk‟ dalam petikan lagu di atas jelas sekali
mengambarkan sosok ayah yang bekerja keras banting tulang demi keluarganya,
sosok ayah yang relah mengorbankan tubuh indahnya dan berpanas-panasan di
bawah terik matahari demi menafkahi keluarganya.
2. Alur
Selain tema unsur instrinsik pembangun cerita pendek selanjutnya
yaitu, alur adalah rentetan pristiwa yang mengabungkan peristiwa satu dengan
yang lain . Dalam dalam lagu titip rindu buat ayah karya musisi Ebiet G. Ade
terdapat alur maju mundur. Alur maju mundur pada lagu titip rindu buat ayah
jelas tergambarkan pada kutipan lagu. alur mundur dalam lagu titip rindu buat
ayah terdapat pada kutipaan lagu di bait pertama sampai empat, sedangkan
alur muajunya terdapat pada kutipan terakhir dalam lagu. DI mana,
pembukaan lagu sampai bagian intinya dijelaskan cinta kasih seorang ayah
kepada anaknya, dijelaskan pula sosok ayah yang bekerja keras pantang
mundur demi menghidupi keluarganya.
Penikmat lagu seakan-akan disugesti untuk menggambarkan sosok
ayah yang masih berwujud, padahal sosok ayah yang ada dalam lagu tersebut
sebenarnya telah tiada. Hal ini tergambarkan pada kutipan „ayah, dalam
hening sepi kurindu, untuk menuai padi milik kita, tapi kerinduan tinggal
hanya kerinduan anakmu sekarang banyak menganggung beban‟ dalam
kutipan lagu di atas tergambarkan bahwa sosok ayah sebenarnya telah pergi
menghadap Ilahi.
3. Tokoh dan Penokohan
Unsur pembangun cerpen selanjutnya yang akan dibahas yaitu tokoh
dan penokohan yang terdapat pada lagu titip rindu buat ayah karya musisi
tanah air. Tokoh adalah pemeran, orang atau siapapun yang terlibat di dalam
suatu cerita. Sedangkan penokohan yaitu karakter, watak yang ada pada diri
pemeran dalam cerita. Tokoh lagu titip rindu buat ayah yaitu ayah, dan si
penyanyi anak yang merindu sosok ayahnya.
90
Penokohan yang digambarkan dalam lagu yaitu ayah yang selalu
bekerja keras. Hal ini digambarkan pada kutipan lagu „bahumu yang dulu
kekar legam terbakar matahari‟ dalam kutipan lagu di atas digambarkan sosok
seorang ayah yang relah berpanas-panasan demi mengidupi keluarganya.
Sedangkan penokohan untuk karakter anak yang terdapat dalam lagu ini yaitu
seorang anak yang berbakti, dan membantu pekerjaan orang tuanya. Hal itu
tergambarkan pada kutipa „untuk menuai padi milik kita‟ dalam penggalan
lagu di atas tergambarkan bahwa sosok anak dalam lagu ini membatu orang
tuanya atau sang ayah memanen atau memotong padi.
4. Latar
Latar dibagi menjadi tiga yaitu latar waktu, latar tempat dan latar
suasana. dalam lagu titip rindu buat ayah yang menjadi latar waktunya yaitu
saat sosok anak dalam lagu melantantunkan kalimat „ayah, dalam hening sepi
kurindu, untuk menuai padi milik kita, tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
anakmu sekarang banyak menganggung beban‟ pada penggalan lagu di atas
jelas sekali latar waktu yang digunakan yaitu waktu sekarang, pagi atau siang
(penggalan menuai padi).
Latar tempat yang ada dalam lagu titip rindu buat ayah yaitu di sawah,
hal ini digambarkab pada kutipan lagu „untuk menuai padi milik kita‟ tempat
memotong padi di sisni tentulah di area pesawahan. Latar suasana yang
tergambar dalam lagu titip rindu buat ayah yaitu sedih. Hal ini tergambarkan
pada bagian akhir lagu.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang terdapat dalam lagu titip rindu buat ayah yaitu
sudut pandang orang ketiga serba tahu. sudut pandang orang ketiga serba tahu
terdapat pada kutipan lagu bait pertama sampai empat, di mana si anak
bertindak sebagai seseorang yang serba tahu hal apapun yang dialami oleh
sang ayah. setelah itu, pengarang mengunkan kata „kurindu‟ yang artinya
secara tidak langsung pengarang terlibat sendiri dalam cerita lagu meskipun
bukan pemeran utama.
6. Amanat
91
Banyak sekali pembelajaran yang seseorang bisa petik dari makna lirik
lagu titip rindu buat ayah. Makna lagu titip rindui buat ayah, mengambarkan
betapa sosok ayah berjasa sekali bagi keluarganya. Dalam Islam seorang anak
wajib menghormati kedua orang tuanya, menyayanginya, dan merawatnya bila
mereka telah lanjut usia. Sudah semestinya seorang anak berbakti kepada
kedua orang tuanya yang telah begitu berjasa dalam kehidupannya.
F. Soal Teks Cerpen
Mata pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : XI MIPA 1
Nama siswa :
1. Buatlah cerpen berdasarkan lagu yang telah anda dengarkan dengan
memerhatikan tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, dan gaya
bahasa.
2. Kaitkanlah unsur instrinsik cerpen dengan lagu titip rindu buat ayah
yang telah didengarkan.
G. Rubrik penilaian pembelajaran menulis cerpen
No Aspek
Penilaian Rubrik Penilaian
Skor Nilai
Sangat
Baik Baik
Cukup
Baik Kurang
Sangat
Kurang
1
Kesesuaian
Isi Dalam
Cerpen
Menguasai Tema
Cerpen 5 4 3 2 1
Isi Cerita Sangat
Sesuai Tema 5 4 3 2 1
Pengembangan
Ide Jelas 5 4 3 2 1
Pemunculan
Konflik Jelas 5 4 3 2 1
2
Kesesuan
Unsur
Instrinsik
Pembangun
Cerpen
Unsur Insrinsik
Lengkap 5 4 3 2 1
Unsur Insrinsik
Jelas 5 4 3 2 1
Membentuk
Kepaduan Cerita 5 4 3 2 1
Cerita Logis 5 4 3 2 1
92
3 Pemilihan
Kata
Pemilihan Kata
Tepat 5 4 3 2 1
Saling
Membentuk
Keindahan
5 4 3 2 1
Menguasai
Pembentukan
Kata
5 4 3 2 1
Tidak Ada Kata
Bersifat Ambigu 5 4 3 2 1
4 Struktur
Kalimat
Kalimat Efektif 5 4 3 2 1
Kalimat Mudah
Dipahami 5 4 3 2 1
Penggunaan Gaya
Bahasa Sangat
Baik
5 4 3 2 1
Kalimat Sesuai
Konteks 5 4 3 2 1
5 Keindahan
Tulisan
Menguasai
PUEBI 5 4 3 2 1
Menguasai KBBI 5 4 3 2 1
Penulisan Huruf
Jelas 5 4 3 2 1
Mudah Dibaca
Dan Dipahami 5 4 3 2 1
H. Deskripsi Rublik Penilaian.
No Aspek
Penilaian
Rubrik
Penilaian Deskripsi Skor Penilaian Skor
1 Kesesuaian Isi
Dalam Cerpen
Menguasai
Tema Cerpen
Siswa sangat menguasai tema cerpen 5
Siswa menguasai tema cerpen 4
Siswa cukup menguasai tema cerpen 3
Siswa kurang menguasai tema
cerpen 2
Siswa tidak menguasai tema cerpen 1
Isi Cerita
Dengan Tema
Tema
Isi cerita sangat sesuai tema 5
Isi cerita sesuai dengan tema 4
Isi cerita cukup sesuai engan tema 3
Isi cerita kurang sesuai tema 2
Isi cerita tidak sesuai tema 1
Pengembangan
Ide
Pengembangan ide sangat jelas 5
Pengembangan ide jelas 4
Pengembangan ide cukup jelas 3
93
Pengembangan ide kurang jelas 2
Pengembangan ide tidak jelas 1
Pemunculan
Konflik
Pemunculan konflik sangat jelas 5
Pemunculan konflik jelas 4
Pemunculan konflik cukup jelas 3
Pemunculan konflik kurang jelas 2
Pemunculan konflik tidak jelas 1
2
Kesesuan
Unsur
Instrinsik
Pembangun
Cerpen
Unsur
Insrinsik
Lengkap
Unsur insrinsik sangat lengkap 5
Unsur insrinsik cukup lengkap 4
Unsur insrinsik kurang lengkap 3
Unsur insrinsik sangat kurang 2
Hanya ada dua unsur instrinsik 1
Unsur
Insrinsik Jelas
Unsur insrinsik sangat jelas 5
Unsur insrinsik jelas 4
Unsur insrinsik cukup jelas 3
Unsur insrinsik kurang jelas 2
Unsur insrinsik tidak jelas 1
Membentuk
Kepaduan
Cerita
Kepaduan cerita sangat jelas 5
Kepaduan cerita jelas 4
Kepaduan cerita cukup jelas 3
Kepaduan cerita kurang jelas 2
Kepaduan cerita tidak jelas 1
Cerita Logis
Cerita sangat logis 5
Cerita logis 4
Cerita cukup logis 3
Cerita kurang logis 2
Cerita tidak logis 1
3 Pemilihan Kata
Pemilihan
Kata Tepat
Pemilihan kata sangat tepat 5
Pemilihan kata tepat 4
Pemilihan kata cukup tepat 3
Pemilihan kata kurang tepat 2
Pemilihan kata tidak tepat 1
Saling
Membentuk
Keindahan
Antara rata satu dan lainya saling
membentuk keindahan 5
Kata satu dan lainya cukup
membentuk keindahan 4
Pemilihan kata kurang membentuk
keindahan 3
Pemilihan kata sangat kurang
membentuk keindahan 2
Tidak ada keindahan dalam
pemilihan kata 1
94
Menguasai
Pembentukan
Kata
Siswa sangat menguasai
pembentukan kata 5
Siswa baik balam menguasai
pembentukan kata 4
Siswa cukup menguasai
pembentukan kata 3
Siswa kurang memahami
pembentukan kata 2
Siswa tidak memahami
pembentukan kata 1
Tidak Ada
Kata Bersifat
Ambigu
Semua kata-kata dalam cerpen jelas
dan tidak terdapat penafsiran ganda 5
Kata-kata dalam cerpen cukup jelas
dipahami 4
Kata-kata dalam cerpen kurang jelas 3
Kata-kata dalam cerpen kurang jelas
tetapi masih dapat dipahami 2
Banyak terdapat penafsiran ganda
dan kata-kata tidak jelas 1
4 Struktur
Kalimat
Kalimat
Efektif
Kalimat dalam cerpen sangat efektif 5
Kalimat dalam cerpen efektif 4
Kalimat dalam cerpen cukup efektif 3
Kalimat dalam cerpen kurang efektif 2
Kalimat dalam cerpen tidak efektif 1
Penggunaan
Gaya Bahasa
Sangat Baik
Penggunaan gaya bahasa sangat baik
dan mudah dimengerti 5
Penggunaan gaya bahasa baik dan
dimengerti 4
Penggunaan gaya bahasa cukup baik
dan dimengerti 3
Penggunaan gaya bahasa kurang
baik baik kurang dimengerti 2
Penggunaan gaya bahasa tidak baik
dan tidak dimengerti 1
Kalimat Sesuai
Konteks
Kalimat dalam cerita sangat sesuai
konteks 5
Kalimat dalam cerita sesuai konteks 4
Kalimatdalam cerita cukup sesuai
konteks 3
Kalimat dalam cerita kurang sesuai
konteks 2
Kalimat dalam cerita tidak sesuai
konteks 1
5 Keindahan
Tulisan
Menguasai
PUEBI
Sangat menguasai PUEBI sehingga
tidak terdapat kesalahan penggunaan
tanda baca.
5
95
Baik dalam menguasai PUEBI tetapi
ada satu atau dua kesalahan
penggunaan tanda baca
4
Cukup menguasai PUEBI,sehingga
terdapat beberapa kesalahan
penggunaan tanda baca
3
Kurang menguasai PUEBI, sehingga
banyak kesalahan pengunaaan tanda
baca
2
Tidak menguasai PUEBI, sehingga
sangat banyak kesalahan penggunan
tanda baca
1
Menguasai
KBBI
Sangat menguasai KBBI sehingga
tidak terdapat kesalahan tulisan. 5
Baik dalam menguasai kbbi tetapi
terdapat satu atau dua kesalahan
tulisan
4
Cukup menguasai KBBI,sehingga
terdapat beberapa kesalahan
penulisan
3
Kurang menguasai KBBI, sehingga
banyak kesalahan penulisan 2
Tidak menguasai KBBI, sehingga
sangat banyak kesalahan penulisan 1
Penulisan
Huruf Jelas
Penulisan pada huruf jelas, tidak
terdapat penulisan huruf yang
diulang
5
Penulisan pada huruf jelas, tetapi
terdapat satu, dua pengulangan huruf 4
Penulisan huruf cukup jelas, dan
terdapat beberapa pengulagan huruf 3
Penulisan huruf kurang jelas,
sehingga sulit dibaca dan terdapat
beberapa pengulangan huruf
2
Penulisan huruf tidak jelas, sehingga
tidak dapat dibaca dan banyak
kesalahan dalam menuliskan huruf
1
Mudah Dibaca
Dan Dipahami
Cerpen sangat mudah dibaca dan
dipahami 5
Cerpen mudah dibaca dan dipahami 4
Cukup mudah dibaca dan dipahami 3
Kurang mudah dibaca dan kurang
dipahami 2
Tidak mudah dibaca dan tidak
dipahami 1
96
DOKUMENTASI
Contoh Pekerjaan siswa kelas XI MIPA 1
97
98
99
100
Siswa Kelas XI MIPA 1 Ketika Proses Belajar
Mengajar
101
102
Tampilan WA grup kelas Eksperimen XI MIPA1
103
Peneliti Menjelaskan Materi Pembelajaran Cerpen
Kepada Siswa Kelas XI MIPA 1 lewat zoom metting
104
105