pengaruh penerapan model pembelajaran concept attainment

175
i PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA KELAS XI SMAN 8 GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh YOVITA HASKAR 105440009615 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019/2020

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

i

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT

ATTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA

MATERI SISTEM GERAK MANUSIA KELAS XI SMAN 8 GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

YOVITA HASKAR

105440009615

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019/2020

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

ii

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

iv

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259Makassar. Email: [email protected] : biologi.fkip.unismuh.ac.id.

Telp : 0411-860837/860132 (Fax).Web: www.fkip.unismuh.ac.id

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yovita Haskar

NIM : 105 4400 096 15

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Concept Attainment Terhadap

Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Sisitem Gerak

Manusia Kelas XI SMAN 8 Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa:

Sripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya

sendiri dan bukan hasil Jiblakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Januari 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Yovita Haskar

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

vi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259Makassar. Email: [email protected] : biologi.fkip.unismuh.ac.id.

Telp : 0411-860837/860132 (Fax).Web: www.fkip.unismuh.ac.id

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yovita Haskar

NIM : 105 4400 096 15

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menysun Skripsi, saya akan selalu melakukan Konsultasi dengan

Pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Januari 2020

Yang Membuat Perjanjian,

Yovita Haskar

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Kadang keberhasilan baru akan tiba setelah kesulitan dialami. Maka

jangan menyerah dalam menggapai keberhasilan walau kesulitan

menghadang.

.

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Kedua orang tuaku, Ayah (Haskar A. Razak) dan

Ibuku (Reski Rumma), saudaraku, dan sahabatku. Atas

keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

viii

ABSTRAK

Yovita Haskar. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Concept Attainment

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Gerak Manusia Kelas Xi

Sman 8 Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Irmawanty dan Pembimbing II Anisa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas

XI SMAN 8 Gowa pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia. Adapun rumusan

masalah dalam penelitian ini (1) Bagaimana hasil belajar kognitif siswa yang

diajarkan dengan model Concept Attainmentterhadap hasil belajar siswa kelas

XI SMAN Gowa pada Materi Sistem Gerak pada Manusia? (2) Apakah ada

pengaruh model Concept Attainment terhadap hasil belajar kognitif siswa

kelas XI SMAN 8 Gowa pada Materi Sistem Gerak pada Manusia?. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdiri atas 4 rombongan

belajar XI MIPA SMAN 8 Gowa dengan jumlah 132 siswa. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu Quasy

Experimental. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan

dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif,

statistik inferensial yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

Berdasarkan tabel data distribusi frekuensi dan persentase menunjukkan

bahwa pada kelas eksperimen 93,9%masuk dalam kategori tuntas atau

mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan pada kelas kontrol 72,7% siswa

masuk dalam kategori tidak tuntas. Hasil penelitian ini menunjukkan Ada

pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil belajar

kognitif siswa, hal ini dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan uji

independent sample t-test yang diperoleh adalah 0,02< α = 0,05. Karena data

hasil uji hipotesis kurang dari 0,05 maka hipotesis penelitian yang diajukan

dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat pengaruh terhadap hasil belajar

siswa dengan model pembelajaran Concept Attainment siswa kelas XI SMAN

8 Gowa.

Kata kunci : Concept attainment, hasil belajar.

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala, karena dengan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Concept Attainment Terhadap

Hasil Belajar Kognitif Siswa Materi Sistem Gerak Pada Manusia Kelas XI

SMAN 8 Gowa”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Banyak hambatan yang Penulis alami dalam penyusunan skripsiini,

namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya Penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula Penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam

penyusunan skripsi ini baik moral maupun material. Adapun ucapan terima

kasih yang disampaikan Penulis kepada, Irmawanty,S.Si.,M.Si selaku dosen

pembimbing I dan Anisa S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan

kesempatan paling berharga bagi penulis. Semoga Allah SWT memberikan

perlindungan , kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan

yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.

Pada kesempatan ini, penghargaan dan terima kasih secara khusus

penulis sampaikan kepada :

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

ix

Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,M.M. Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah menerima penulis menjadi

mahasiswa di Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib, M.Pd.,PH.D. Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan fasilitas yang lengkap dalam proses

belajar di fakultas khususnya di Jurusan Pendidikan Biologi. Ibu

Irmawanty S.Si.,M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan

pertimbangan dalam pemilihan judul penelitian. Bapak dan Ibu dosen

Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan yang tak

ternilai harganya. Kepala SMA 8 Gowa, bapak Islamuddin, S.Pd., M.Pd

dan Guru Biologi Ibu Dra. Hasnah yang telah mengizinkan dan membantu

penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Orang tua saya tercinta,

Ayahanda Haskar A. Razak dan Ibunda Reski Rumma yang senantiasa

mengiringi saya dengan doa suci dan tak henti menasehati memberikan

motivasi serta mengorbankan segalanya demi kepentingan sayadalam

menuntut ilmu. Kakak saya Riska Angriani Haskar dan Adik saya Al

Fitrah Haskar serta saudara-saudari saya yang setia menemani serta

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Rekan-rekan seperjuangan

angkatan 2015 khususnya kelas Biologi C tanpa terkecuali bersama kita

menaklukkan semester-semester dan bersama kita menghadapi masalah-

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

x

masalah yang tak terduga. Terima kasih atas keseruan dan kekompakan

selama perkuliahan. Sahabat-sahabat tercinta saya, serta orang-orang yang

telah hadir dalam kehidupan saya yang membuat saya belajar lebih

banyak yang memberi saya arahan serta semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini, saya ucapkan banyak terima kasih. Seluruh pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu.

Skripsi ini disusun dan diusahakan agar tidak terjadi kesalahan di

dalamnya. Akan tetapi, sebagai manusia yang serba kekurangan pastilah

ada berbagai kesalahan yang terjadi baik dengan sengaja maupun tidak

sengaja. Untuk itu, penulis memohon maaf di sertai harapan supaya para

pembaca memberikan kritikan dan sarannya agar di hari mendatang

penulis dapat membuat karya yang lebih baik lagi.

Makassar, Januari 2020

Penulis

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... ……. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ……. ii

SURAT PERYATAAN .......................................................................... ……. iii

SURAT PERJANJIAN .......................................................................... …….iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. ……. v

ABSTRAK .............................................................................................. ……. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ ……. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ……. xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................... ……. xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ……. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ……. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang .................................................................................. 1

B. RumusanMasalah ............................................................................. 4

C. TujuanPenelitian .............................................................................. 4

D. ManfaatPenelitian ............................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka .................................................................................. 7

1. Hasil Belajar .............................................................................. 7

2. Model Pembelajaran Concept Attainment ................................ 11

3. SintaksModel PembelajaranConcept Attainment ..................... 18

4. Keterkaitan Antara Model Dengan Materi..................................22

5. Materi Sistem Gerak pada Manusia ........................................ …23

6. Penelitian yang Relevan .......................................................... .....31

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

xii

B. Kerangka Pikir .................................................................................. 33

C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ........................................................................ 36

1. Jenis Penelitian ............................................................................ 36

2. Desain Penelitian ......................................................................... 36

3. variabelPenelitian ........................................................................ 37

4. Prosedur Penelirian ..................................................................... 37

B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 39

C. Definisi Operasional.......................................................................... 40

D. Instrumen Penelitian.......................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 41

F. Teknik Analisis Data ................................................................... ...... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 46

B. Pembahasan ........................................................................................ 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................ 60

B. Saran .................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

LAMPIRAN .................................................................................................... .. 64

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks Model Pembelajaran Concept Attainment ............................ 18

3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 36

3.2 Sintaks Model Pembelajaran Concept Attainment ............................ 38

3.3 Distribusi Populasi ........................................................................... 39

3.4 Distribusi Sampel ............................................................................. 40

3.5 Kriteria Indek N-Gain ...................................................................... 44

4.1 Hasil Statistik Deskriptif Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest) ............. 47

4.2 Data Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest) ................ 48

4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol (Pretest) .......................................................... 48

4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol (Posttest) ........................................................ 49

4.5 Data Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest) ............................... 50

4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol (Posttest) .................................................................... 51

4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Aktivitas Belajar Selama

Penelitian Berlangsung ..................................................................... 52

4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

xiv

dan Kelas Kontrol ............................................................................ 53

4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ............................................................................ 54

4.10 Hasil Uji Rata-rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain) ..................... 54

4.11 Uji Hipotesis ................................................................................... 55

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Jenis-Jenis Otot ............................................................................... 29

2.2. Kerangka Pikir ................................................................................. 24

4.1.Diagram Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pretest) ............................................................................................ 49

4.2 Diagram Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Posttest) .......................................................................................... 51

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A ........................................................................................... 65

A.1 Data Nilai Kelas Eksperimen .............................................................. 66

A.2 Data NilaiKelas Kontrol ....................................................................... 68

LAMPIRAN B ........................................................................................... 70

B.1 HasilAnalisis Statistik Deskriptif dan Inferensial Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen......................................................................... 71

LAMPIRAN C ........................................................................................... 76

C.1 Keterangan Validasi ............................................................................. 77

C.2 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP) .................. 78

C.3 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar Biologi ............................................. 86

C.4 Hasil Validasi Lembar Observasi Siswa .............................................. 92

C.5 Hasil Validasi Lembar Observasi Guru ................................................ 98

LAMPIRAN D ........................................................................................... 104

D.1 Silabus .................................................................................................. 105

D.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 118

D.3 Tes Hasil Belajar (Pretest Posttest) ..................................................... 133

D.4 Kisi-Kisi soal ........................................................................................ 140

D.5 Lembar Observasi Siswa ...................................................................... 158

LAMPIRAN E ........................................................................................... 160

E.1 RekapitulasiNilaiPretest Kelas Eksperimen ......................................... 161

E.2 RekapitulasiNilaiPosttest Kelas Eksperimen ....................................... 164

E.3 RekapitulasiNilaiPretes Kelas Kontrol................................................. 167

E.4 RekapitulasiNilaiPosttest KelasKontrol ............................................... 170

LAMPIRAN F ........................................................................................... 173

F.1 Surat pengantar penelitian .................................................................... 174

F.2 Surat Permohonan izin Penelitian Dinas Penanaman Modal ............... 175

F.3 Surat KeteranganPenelitian Dinas Pendidikan ..................................... 176

F.4 Katrol Pelaksanaan Penelitian............................................................... 177

F.5 Surat Keterangan Telah Penelitian ....................................................... 179

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan pengajaran mengacu pada tujuan pendidikan nasional

yang telah dirumuskan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989

tentang sistem pendidikan nasional serta telah ditetepkan dalam Garis-Garis

Besar Haluan Negara Republik Indonesia dengan ketetapan MPR Nomor II/

MPR/1993, bidang pendidikan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas kreatif, terampil, berdisiplin,

beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat

jasmani dan rohani. Pendidikan nasional jugaharus menumbuhkan jiwa

patriotik dan mempertebal rasa cita tanah air, meningkatkan semangat

kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa

dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan”.

Untuk merealisasikan kerangka dasar pendidikan seperti yang

telah dipaparkan di atas, tentunya diperlukan upaya maksimal dari

berbagai pihak, dalam melihat tugas dan tanggung jawab pendidikan

itu, tanpa harus terikat dengan kondisi formal pendidikan semata.

Kiranya perlu dipahami bahwa indikator keberhasilan suatu

proses pendidikan dan pengajaran tentunya tidak hanya terbatas pada

sederetan angka-angka prestasi belajar, akan tetapi harus terkait

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

dengan kemampuan seseorang anak didik merefleksikan program

belajarnya dalam bentuk aplikasi sikap positif melalui serangkaian

aktivitas yang selektif dan efektif. Prestasi yang demikian itu, maka

kita dapat memahami bahwa aspek nilai yang ditransfer dalam dunia

pendidikan dan pengajaran harus selalu terkait dengan unsur

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diproyeksikan melalui

kurikulum dan silabus pengajaran, untuk selanjutnya

dioperasionalisasikan melalui kegiatan pengajaran. Diukur dengan

menggunakan instrumen test yang tepat.

Permasalahan pembelajaran di SMAN 8 Gowa, guru masih

menerapkan model dan metode pembelajaran yang tidak

tepat.Sehingga siswa cenderung pasif dan sulit menerima pelajaran

dan hasil belajarsiswa dikategorikan masih tergolong rendah. Hal ini

terlihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM tergolong

masih banyak, disekolah SMAN 8 Gowa kelas XI yang berjumlah

132 siswa hanya 36 siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM dan

sebanyak 96 siswa yang hasil belajarnya tidak mencapai KKM.

Sekolah menetapkan standar KKM yaitu 75%. Data yang diperoleh

kelas XI yang berjumlah 132 siswa didapatkan 24% siswa mampu

mencapai standar KKM, sedangkan 76% siswa masih mendapatkan

nilai dibawah standar KKM.

Untuk mencapai KKM yang diharapkan, salah satu upaya

yang dilakukan yaitu dengan menciptakan situasi belajar yang dapat

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

menarik perhatian siswa dengan menerapkan model-model

pembelajaran yang menarik untuk di terapkan pada materi yang akan

di ajarkan kepada siswa, karena kerepata model pembelajaran yang

digunakan dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran biologi. Adapun model

pembelajaran yang akan di terapkan yaitu model pembelajaran

concept attainment.

Model pembelajaran concept attainment merupakan suatu

model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa

memahami suatu konsep tertentu. Model pembelajaran ini menuntut

siswa agar dapat melatih kemampuan berpikir induktif dan berpikir

analisis.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yaitu concept attainment. Alasan ini diperkuat dengan

teori yang dikemukakan oleh Mukherjee (2011) bahwa hasil belajar

siswa dapat meningkat dengan menerapkan model concept attainment

dibandingkan metode ceramah. Dan model pembelajaran ini efektif

digunakan dalam pembelajaran biologi. Berdasarkan jurnal Penelitian

Sumadi (2014) dapat dilihat dari hasil data siswa yang menunjukkan

hasil belajar di peroleh sebanyak (52%) siswa yang mencapai KKM

dan setelah diterapkan model pembelajaran concept attainment di

peroleh data hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

(80%) yang mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa nilai hasil

belajar siswa meningkat setelah menerapkan model pembelajaran ini.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis

dengan segenap kemampuan mencoba untuk melakukan suatu

penelitian dengan menerapkan model pembelajaran yang melibatkan

siswa dapat melatih kemampuan berpikir induktif dan berpikir

analisis. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainment terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Gowa pada Materi Sistem Gerak

Pada Manusia”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini

yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa yang diajarkan dengan model

Concept Attainment terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMAN Gowa

pada Materi Sistem Gerak pada Manusia?

2. Apakah ada pengaruh model Concept Attainment terhadap hasil belajar

kognitif siswa kelas XI SMAN 8 Gowa pada Materi Sistem Gerak pada

Manusia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil belajar kognitif

siswa kelas XI SMAN 8 Gowa pada Materi Sistem Gerak Pada Manusia

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih/bantuan kepada kualitas pembelajaran biologi, utamanya

pada peningkatan hasil belajar biologi siswa melalui model pembelajaran

Concept Attainment.

2. Praktis

a. Bagi Siswa

Mendapatkan pengalaman baru dengan diterapkannya model

pembelajaran Concept Attainment sehingga lebih semangat dan aktif

dalam proses pembelajaran, dapat menguasai materi yang di

sampaikan, dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata

pelajaran biologi.

b. Bagi guru

Memberikan masukan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

menerapkan model pembelajaran Concept Attainment untuk

melaksanakan proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Menambah tabungan sekolah tentang metode pembelajaran bagi

guru-guru disekolah tersebut dan dapat meningkatkan mutu

pendidikan sekolah yang diteliti.

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

d. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran

Concept Attainment dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya

serta sebagai bekal pengalaman untuk diterapkan ketika sudah

dilapangan menjadi seorang guru.

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang tumbuh

dari dalam diri seseorang (individu). Belajar berhubungan dengan

tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana

perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat

seseorang seperti kelelahan dan pengaruh obat (Saondi, 2015 : 39-40)

Menurut Muhibbin Syah dalam Sinar (2018: 20-21) hasil belajar

adalah prestasi yangdicapai siswa setelah menyelesaikan sejumlah materi

pelajaran. Prestasi belajar adalah hasil belajar ideal yang terdiri dari

ranah psikologis, di mana ranah psikologis ini berubah sebagai akibat

proses belajar siswa.

Hasil belajar adalah perkembangan sejati dalam kebiasaan dan

keterampilan. Perilaku atau kebiasaan tidak nampak jika hanya

memahami fakta dan prosedur, tetapi akan nampak lewat penguasaan dan

menjadikannya milik sendiri. Penguasaan adalah usaha intelektual dan

latihan terus-menerus (Kanisius, 2010: 112)

Prestasi belajar adalah hasil kegiatan belajar yang diperoleh siswa,

seperti pengetahuan, sikap, keterampilan dan kecakapan yang

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

9

dirumuskan dalam bentuk angka atau huruf kepada siswa yang

dinyatakan berhasil (Firdianti,2018: 9).

Menurut Sihwidi (2018: 1) untuk mengukur hasil belajar

siswa,cara yang dilakukan oleh setiap guru adalah dengan cara menilai

hasil belajar siswa dari soal-soal tes yang telah dijawab.

Karakteristik interaksi belajar edukatif, dapat dilihat dengan ciri-

ciri yaitu prestasi belajar memiliki tujuan, mempunyai prosedur, adanya

materi yang ditentukan, ditandai dengan aktivitas anak didik,

pengoptimalan peran guru, kedisiplinan dan evaluasi (Rosid, 2019: 14-

16)

Menurut Dimyati Mahmud (1989) dalam Darmadi (2017: 303)

mengatakan bahwa secara umum, hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu:

a. Faktor internal (faktor dalam diri)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa

itu sendiri yaitu kebutuhan, dorongan atau motif untuk berprestasi.

Faktor internal meliputi motivasi, perhatian siswa pada mata pelajaran

yang sedang berlangsung, tingkat pemahaman dan pengingatan yang

baik terhadap pelajaran dan tingkat kemampuan untuk menerapkan

apa yang dipelajari. Selain itu kemampuan untuk mereproduksi dan

menggeneralisasi. Faktor ini memiliki faktor intenal lain yaitu :

1) Fisiologi, yang berupa kondisi fisik dan kondisi pancaindra

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

10

2) Psikologis, yang berupa bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan

kemampuan kognitif

b. Faktor eksternal (faktor diluar diri)

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar

siswa.Faktor eksternal berupa sarana dan prasarana, kondisi

lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan

masyarakat.Faktor eksternal meliputi kemampuan membangun siswa,

kemampuan menumbuhkan minat pelajaran, kemampuan memberikan

penjelasan, kemampuan menyebutkan pokok-pokok masalah yang

diajarkan, kemampuan mengarahkan perhatian pada pelajaran yang

sedang berlangsung, dan kemampuan memberikan tanggapan terhadap

reaksi.

Menurut Susanto (2013: 5), hasil belajar merupakan

perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa baik pada aspek

kognitif, efektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah dalam bentuk skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai materi pelajaran tertentu.

Keberhasilan anak-anak mencapai tujuan pembelajaran dapat

diketahui melalui evaluasi yang merupakan penggunaan informasi

untuk membuat pertimbangan yang efektif terhadap pemenuhan

kebutuhan siswa. Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

11

tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan

keterampilan.

Hasil belajar adalah perkembangan sejati dalam kebiasaan dan

keterampilan. Perilaku atau kebiasaan tidak nampak jika hanya

memahami fakta dan prosedur, tetapi akan nampak lewat penguasaan

dan menjadikannya milik sendiri. Penguasaan adalah usaha

intelektual dan latihan terus-menerus (Kanisius, 2010: 112)

Menurut Rosyid (2019: 12), Hasil belajar juga merupakan

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar,

dengan mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang juga merupakan

perubahan perilaku siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil

belajar dapat ditentukan apabila siswa memiliki tujuan dan proses

pembelajaran yang memiliki standar dalam mengukur perubahan

atau perkembangan jiwanya yang menjadi pedoman dalam

pelaksanaan pembelajaran. Dengan itu, pembelajaran akan memiliki

tujuan tertentu sehingga dalam pelaksanaannya akan berjalan

sistematis dan terarah.

Selain itu, hasil belajar adalah proses untuk melihat sejauh

mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti

kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang dicapai oleh

siswa setelah mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan bentuk

angka, huruf atau simbol yang disepakati oleh pihak penyelenggara

pendidikan. Dengan itu, prestasi digambarkan dari hasil yang

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

12

diperoleh oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan

pencapaian yang diraihnya atau siswa telah mendapatkan prestasi

apabila telah mengikuti dan menyelesaikan serangkaian proses

belajar-mengajar sesuai pedoman yang ada dan akan diberikan hasil

dari aktivitas serta dievaluasi (Rosyid, 2019: 12).

2. Model Pembelajaran Concept Attainment

Menurut Joyce & Weil (1980) dalam Lefudin (2017: 173) model

pengajaran merupakan model pembelajaran bertujuan untuk membantu

siswa agar memperoleh informasi, ide,keterampilan, nilai, cara berfikir,

dan alat untuk mengekpresikan diri serta cara belajar. Tujuan model

pengajaran yaitu agar siswa mampu meningkatkan kemampuan

belajarnya sendiri menjadi lebih mudah dan efektif.

Pemahaman konsep siswa yang diberikan model pembelajaran

concept attainment berbantuan Lectora lebih baik dari pada kelas yang

diberi model pembelajaran konvensional. Hal tersebut dikarenakan

model pembelajaran Concept Attainment membantu siswa melakukan

analisis terhadap contoh yang diberikan oleh guru yang berhubungan

dengan konsep sehingga siswa dapat memahami konsep tersebut

(Sugiyanti, 2014:137)

Model concept attainment lebih memfokuskan pada

pengembangan berpikir kritis siswa dalam menguji hipotesis.Dalam

pembelajaran harus ditekankan pada analisis siswa terhadap hipotesis

yang ada dan mengapa di terima, dimodifikasi atau ditolak.Siswa harus

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

13

dilatih dalam menciptakan jenis-jenis kesimpulan, seperti membuat

contoh penyangkal atau non-contoh, dan sebagaianya. Penerapan model

pembelajaran ini sangat menekankan pada dua aspek tersebut, yaitu

pengembangan konsep dan korelasi antara konsep yang terkait erat, serta

latihan berpikir kritis terutama dalam merumuskan dan menguji

hipotesis. Guru memberikan sejumlah pertanyaan yang dapat

menstimulasi siswa mengkaji dan menganalisis kembali contoh konsep

yang telah disampaikannya. Metode semacam secara langsung dan

melatih siswa mengembangkan strstegi berfikir serta mencari keterkitan

antara berbagai konsep yang sudah atau sedang dipelajari. Dengan ini

dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan concept

attainment lebih efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kritis (Muhibbudin,2014:14)

Pada pelaksanaan yang berbeda menyebabkan terjadinya hasil

akhir yang berbeda pula antara kelompok eksperimen yang diajarkan

menggunakan model concept attainment dengan kelompok kontrol yang

menggunakan model konvensional (diskusi, ceramah, dan tanya jawab).

Dengan demikian ternyata terbukti bahwa model concept attainment

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa (Sundari,

2017:59)

Menurut Uno (2008) dalam Saondi (2015: 38-39) pendekatan

pembelajaran pemrosesan informasi dengan model concept attainment

dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner, dkk. Yang yakin

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

14

bahwa lingkungan sekitar manusia beragam dan sebagai manusia kita

harus mampu membedakan, mengkategorikan dan menamakan semua

itu. Kemampuan manusia dalam membedakan, mengelompokkan dan

menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan munculnya sebuah

konsep. Concept attainment adalah suatu metode pembelajaran yang

bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu.

Bruner, Goodnow, dan Austin (1956) dalam sofyan (2016 : 26)

model penemuan konsep relatif sama dengan model induktif, dirancang

untuk mengajarkan konsep dan membantu siswa lebih efektif dalam

mempelajari konsep. Model ini merupakan metode efisien dalam

menyajikan informasi yang tersusun dan terencana dari ruang lingkup

topik yang luas bagi siswa pada tiap tingkatan.

Prosedur pembelajarannya melalui tiga tahap yaitu: kategorisasi,

penemuan konsep, penyimpulan. Kategorisasi adalah upaya

mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan konsep

yang diperoleh. Setelah kategori yang tidak sesuai disingkirkan, kategori

yang sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep. Setelah itu,

suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan. Tahap terakhir inilah yang

dimaksud dengan concept attainment

Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang tumbuh

dari dalam diri seseorang (individu). Belajar berhubungan dengan

tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang yang disebabkan

oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

15

perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan respon pembawaan,kematangan, atau keadaan sesaat

seseorang seperti kelelahan dan pengaruh obat,(Saondi, 2015: 39-40).

Tahap-tahap penerapan model pembelajaran penemuan konsep

adalah sebagai berikut, pertama, melibatkan penyajian data pada

pembelajar, dalam bentuk contoh positif dan negatif, setiap data yang

diberikan merupakan konsep dan memiliki gagasan umum; tugas siswa

adalah mengembangkan satu hipotesis tentang sifat dari konsep tersebut.

Para pembelajar diminta untuk membandingkan dan memverifikasi sifat-

sifat dari contoj-contoh yang positif dan negative. Pada akhirnya siswa

diminta untuk memahami konsep-konsep mereka. Kedua, siswa menguji

penemuan konsep mereka, setelah itu guru dapat menilai benar atau salah

dari hipotesis siswa, kemudian guru merevisi pilihan konsep yang

mereka tentukan sebagaimana mestinya.Ketiga, siswa mendeskripsikan

pemikiran-pemikiran, siswa mendiskusikan peran sifat-sifat dan

hipotesis-hipotesis dan siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis.

Model ini merupakan salah satu model pengajaran yang dimulai

dari sebuah gambar, yang biasanya dalam bentuk foto didalamnya berisi

materi-materi yang meliputi semua hal yang dapat digunakan siswa untuk

mendeskripsikannya dengan menggunakan bahasa yang digunakannya,

model pembelajaran ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik

dalam membaca dan menulis, (Syofyan 2016 :26-27)

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

16

Model pembelajaran Concept Attainment memiliki kelemahan dan

kelebihan.Kelebihan concept attainment sebagai berikut : a. Guru

langsung memberikan presentasi ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang kan

diajari oleh siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam

pencapaian tujuan pembelajaran, b. Concept attainment melatih konsep

siswa, menghubungkan pada kerangka yang ada, dan menghasilkan

pemahaman materi yang lebih mendalam, c. Concept Attainment

meningkatkan pemahaman konsep biologi siswa. Adapun kekurangan

model concept attainment adalah sebagai beriukut : a. Siswa yang

memiiki kemampuan pemahaman rendah akan kesulitan untuk mengikuti

pembelajaran, karena siswa akan di arahkan untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang diajukan, b. Tingkat keberhasilan pembelajaran

ditentukan oleh penyaian data yang disajikan oleh guru (Putri, 2017 :103-

104)

Pembelajaran model Concept Attainment dapat melatih siswa

untuk berpikir induktif melalui pengamatan contoh dan noncontoh

sehingga model pembelajaran tersebut sesuai dengan tuntutan kurikulum

2013. Berbagi bentuk model pengajaran konsep telah dikembangkan

guna mengajarkan konsep-konsep kunci yang berfungsi agar siswa

mampu berpikir tingkat tinggi (Wulansari, 2014 : 515-518)

Pengembangan perangkat model concept attainment dilakukan

menggunakan model pengembangan Plomp, yaitu (1) fase investigasi

awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase tes, evaluasi,

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

17

dan revisi, dan (5) fase implementasi. Sedangkan arah pengembangan

perangkat model concept attainment merupakan perangkat pembelajaran

yang dirancang untuk mencapai sesuai dengan kurikulum (Wiyono, 2013

: 51)

Concept Attainment adalah model pembelajaran yang dirancang

untuk menata atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat

dipelajari secara tepat dan efisien. Model pembelajaran ini memiliki

pandangan bahwa para siswa tidak hanya dituntut untuk mampu

membentuk konsep melalui proses mengklafikasi data akan tetapi mereka

juga dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuannya sendiri.

Penggunaan model pembelajaran Concept Attainment diawali

dengan pemberian contoh-contoh aplikasi konsep yang akan diajarkan,

kemudian dengan mengamati contoh-contoh dan menurunkan definisi

dari konsep-konsep tersebut. Hal yang paling utama yang mesti

diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model pembelajaran

ini adalah pemilihan contoh yang tepat untuk konsep yang diajarakan,

yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab dengan siswa (Putri, 2017 : 100-

101)

Concept Attainment merupakan model pembelajaran yang

mendukung pengetahuan konseptual siswa dalam pendefinisian konsep

dan kemampuan menggambarakan komponen dari konsep. Model

pembelajaran ini mula-mula didesain oleh Bruce yang didasarkan pada

hasil riset Jerome Bruner dengan maksud untuk mengembangkan konsep

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

18

dan menganalisisnya. Model concep attainment sengaja dirancang untuk

membantu para siswa membentuk konsep-konsep dengan

kemampuannya sendiri, sehingga memberi kemudahan bagi siswa

mempelajari konsep tersebut dengan cara lebih efektif dan dapat

mengungkapkannya secara lisan (Amalia, 2016 : 2)

Terdapat banyak model pembelajaran yang telah diciptakan oleh

para ahli. Diantara model-model tersebut diantaranya adalah model

pembelajaran concept attainment dan model pembelajaran cognitive

Growth. Model pembelajaran concept attainment merupakan model

pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk menemukan suatu

konsep dengan cara melakukan analisis terhadap contoh yang diberikan

oleh guru yang berhubungan dengan konsep yang sedang dipelajari

(Hedikawati,2013 : 15)

Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi

pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode

pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih

luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik, sedangkan model

pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses

rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa

berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri

sendiri (Sofan, 2013 : 3-5)

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

19

3. Sintaks Model Pembelajaran Concept Attainment

Tabel 2.1 Syintaks Model Pembelajaran Concept Attainment

Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Penyajian data dan

identifikasi konsep

- Guru menyajikan

contoh yang telah

dilabeli (tiap contoh

telahdi

kelompokkan

sendiri-sendiri

antara contoh positif

dan negatif)

- Siswa membandingkan

sifat-sifat/ciri-ciri dalam

contoh-contoh positif

dan contoh-contoh

negatif.

- Siswa menjelaskan

sebuah Definisi menurut

sifat-sifat/ciri-ciri yang

paling esensial

Penguji pencapaian

konsep

- Guru menguji

hipotesis, menamai

konsep, dan

menyatakan kembali

definisi menurut

sifat-sifat/ciru-ciri

yang paling esensial.

- Siswa mengidentifikasi

contoh-contoh tambahan

yang tidal dilabeli

dengan tanda ya dan

tidak.

- Siswa membuat

contoh-contoh.

Analisis strategi

pemikiran

- Guru mengarahkan

siswa

mendiskusikan

- Siswa mendeskripsikan

pemikiran-pemikirannya.

- Siswa mendiskusikan

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

20

definisi sifat-

sifat/ciri-ciri antara

contoh positif dan

negatif.

peran sifat-sifat dan

hipotesi-hipotesis.

- Siswa mendiskusikan

jenis dan ragam

hipotesis.

Langkah-langkah pembelajaran pada model concept attainment

yang merupakan runpun model pembelajaran pemprosesan informasi terdiri

atas tiga tahapan yaitu 1. Penyajian data dan identifikasi konsep, 2.

Pengujian pencapaian konsep dan 3. Analisis startegi-strategi berfikir. untuk

lebih jelasnya diuraikan secara ringakas berikut ini.

1. Penyajian data dan identifikasi konsep

Tahapan pertama ini melibatkan penyajian data pada pembelajaran.

Setiap unit data merupakan contoh atau non contoh konsep yang

terpisah.unit-unit ini disajikan berpasangan. Data tersebut bisa berupa

kejadian , manusia, objek, cerita, gambar, atau unit lain yang dapat

dibedakan satu sama lain. Para pelajar diberi tahu bahwa seluruh contoh

positif memiliki satu gagasan umum dan tugas mereka adalah

mengembangakan satu hipotesis tentang sifat dari konsep tersebut.

Contoh-contoh disajikan dalam satu intruksi yang telah diatur

sebelumnya dan dilabeli dengan ya dan tidak. Para pembelajar diminta

untuk membandingkan dan memverifikasi sifat-sifat dari contoh-contoh

yang berbeda itu. (dalam hal ini, guru dan siswa mungkin ingin

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

21

mempertahankan atau menegaskan suatu catatan tentang sifat-sifat

tersebut). Pada akhirnya, pembelajar diminta menamai konsep-konsep

mereka dan menyampaikan atauran-aturan atau defenisi-defenisi konsep

menurut sifat-sifatnya yang paling esensial. (hipotesis mereka tidak

diferifikasi hingga tahap selanjutnya, siswa mungkin tidak tau nama-

nama beberapa konsep, tetapi nama-nama itu dapat disajikan ketika

konsep-konsep itu telah diferifikasi). Secara ringkas, tahapan ini

dilakukan dengan:

1. Guru menyajikan atau mempresentasikan contoh-contoh yang telah

dilabeli (sudah diberi nama atau label)

2. Siswa membandingkan sifat-sifat atau ciri-ciri dalam contoh-contoh

positif dan contoh-contoh negatif.

3. Siswa menjelaskan sebuah devfnisi menurut sifat-sifat/ciri-ciri yang

paling esensial.

Berdasarkan tahapan diatas, dapat dirumuskan bahwa pada tahapan

ini aktivitas guru adalah menyajikan contoh, kemudian meminta tafsiran

siswa, selanjutnya meminta siswa untuk mendefinisikan. Sedangkan

aktivitas siswa adalah adalah membandingkan contoh positif dan contoh

negatif, kemudian mengajukan hasil tafsirannya, selanjutnya membangun

hipotesis dan mengujinya, dan terakhir menyatakan definisi menurut

atribut esensinya.

2. Pengujian pencapaian konsep

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

22

Tahapan kedua ini, siswa menguji penemuan konsep mereka,

pertama-tama dengan mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh

tambahan yang tidak dilabeli dari konsep-konsep itu kemudian mereka

membuat contoh-contoh. Setelah itu, guru dan siswa dapat membenarkan

atau tidak membenarkan hipotesis mereka, merevisi pilihan konsep atau

sifat-sifat yang mereka tentukan sebagaiamana mestinya. Secara ringkas

tahapan ini dilakukan dengan:

1. Siswa mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang tidak dilabeli

dengan tanda Ya dan Tidak.

2. Guru menguji hipotesis, menamai konsep, dan menyatakan kembali

definisi menurut sifat-sifat/ciri-ciri yang paling esensial.

3. Siswa membuat contoh-contoh dari materi sistem gerak

Berdasarkan tahapan diatas, dapat dirumuskan bahwa pada tahapan

ini aktivitas guru adalah meminta siswa untuk mengidentifikasi contoh-

contoh tambahan yang tidak bernama, kemudian mengkonfirmasikan

hipotesis, nama-nama konsep, dan menyatakan kembali definisi menurut

atribut essensinya, selanjutnya meminta contoh-contoh lain. Sedangkan

aktivitas siswa adalah memberi contoh-contoh, kemudian memberi nama

konsep, dan terakhir mencari contoh lainnya.

3. Analisis strategi berpikir

Tahapan ketiga ini, siswa mulai menganalisis strategi-strategi

dengan segala hal yang mereka gunakan untuk mencapai konsep.

Misalnya pembelajar pada mulanya mencoba konstruk-konstruk yang

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

23

luas dan secara bertahap mempersempit konstruk-konstruk itu; ada pula

yang memulai dengan konstruk-konstruk yang lebih berbeda. Pembelajar

dapat menggambarkan pola-pola siswa, apakah siswa fokus pada ciri-ciri

atau konsep-konsep, apakah siswa melakukannya sekaligus dalam satu

waktu atau beberapa saja, dan apa yang terjadi ketika hipotesis mereka

tidak dibenarkan. Apakah siswa mengubah strategi. Intinya secara

bertahap, siswa dapat membandingkan efektivitas setiap strategi yang

telah mereka rancang dan terapkan. Secara ringkas tahapan ii dilakukan

dengan:

1. Siswa mendeskripsikan pemikiran tentang materi sistem gerak

2. Siswa mendiskusikan peran sifat danhipotesis materi sistem gerak

3. Siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis

Berdasarkan tahapan diatas, dapat dirumuskan bahwa pada tahapan

ini aktivitas guru adalah bertanya mengapa dan bagaiamana, selanjutnya

membimbing diskusi. Sedangkan aktivitas siswa adalah menguraikan

pemikirannya, kemudian mendiskusikan hipotesis dan atributnya,

selanjutnya mendiskusikan berbagai pemikirannya.

4. Keterkaitan Antara Model Dengan Materi

Terdapat suatu model pembelajaran yang dapat melatih siswa

berpikir yaitu concept attainment, keterkaitan antara system gerak dengan

concept attainment yaitu karena pada system gerak terbagi beberapa jenis

sehingga dapat dikaitkan dengan model concept attainment untuk melatih

siswa membedakan mana contoh yang positif dan contoh negatif dimana

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

24

yang dimaksud contoh positif dan contoh negatif ini adalah tes yang akan

di buat oleh peneliti pada tes tersebut system gerak ini akan diberi label

Ya atau Tidak pada masing-masing jenisnya.

Menurut Sumadi (2014:195) dalam penelitiannya tentang hasil

penelitian model pembelajaran concept attainment menunjukkan bahwa

penerapan model pencapaian konsep berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Dengan menerapkan konsep ini, kedua kelas memiliki hasil belajar

siswa yang sudah memenuhi indikatir keberhasilan yaitu minimal 80 %

siswa memenuhi KKM yaitu 75.Ketuntasan hasil belajar siswa tinggi

dikarenakan siswa termorivasi dan tertarik dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran menngunakan modekl concept attainment.

5. Materi Sistem Gerak pada Manusia

a. Fungsi rangka

Rangka merupakan sekumpulan tulang-tulang yang berfungsi

untuk memberi bentuk tubuh, menyokong tubuh, tempat melekat otot,

melindungi alat-alat tubuh lunak, melakukan fungsi gerak, tempat

pembentukan sel darah dan tempat penyimpanan mineral dan lemak.

b. Jenis rangka

Macam-macam rangka berdasarkan fungsi dibedakan atas dua,

yaitu:

1) Rangka aksial.

Rangka aksial berfungsi menjaga organ utama tubuh

meliputi; tengkorak (tulang tempurung kepala), tulang punggung

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

25

(vertebra) dan tulang rongga dada yang berfungsi untuk

melindungi organ jantung dan paru-paru

2) Rangka apendikular

Rangka apendikular merupakan rangka tubuh yang

berhubungan dengan pergerakan, meliputi; gelang bahu (tulang

selangka dan tulang belikat), anggota gerak atas (tulang lengan

atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan,

tulang pergelangan kaki, tulang telapak tangan dan tulang jari-jari

tangan), gelang panggul dan tulang anggota gerak bawah (tulang

paha, tulang betis, tulang kering, tulang tempurung lutut, tulang

pergelangan kaki, tulang telapak kaki dan tulang jari-jari kaki).

c. Jenis-jenis tulang

1) Berdasarkan penyusunnya, tulang dibedakan atas;

a) Tulang rawan (kondrosit), dibentuk oleh kondroblas dan

mengandung serabut-serabut kolagen dan elastik sehingga

bersifat lentur. Tulang rawan terdiri dari tulang rawan hialin

(ujung tulang rusuk, larig dan trakea), tulang rawan fibrosa

(diantara tulang-tulang vertebra) dan tulang elastic (daun

telinga dan epiglotis).

b) Tulang sejati, bersifat keras karena mengandung banyak

mineral dan serabut-serabut protein dan dibedakan atas tulang

kompak (tulang yang tersusun rapat dan padat), dan tulang

spons (tulang yang tersusun longgar dan berongga-rongga).

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

26

2) Berdasarkan bentuk, tulang dibedakan atas tulang pipa, tulang

pipih, tulang pendek, tulang sesamoid dan tulang tidak beraturan

d. Persendian

Persendian atau artikulasi adalah hubungan antara dua tulang

atau lebih dan dibedakan atas;

1) Sinartosis merupakan persendian yang tidak memungkinkan

adanya pergerakan, contoh antartulang pada tengkorak.

2) Amfiartrosis merupakan persendian yang masih adanya

pergerakan, contoh hubungan antara tulang rusuk dan ruas-ruas

tulang belakang

3) Diartrosis, merupakan persendian dengan adanya pergerakan

secara bebas, dibedakan menjadi sendi engsel, sendi putar, sendi

pelana, sendi peluru dan sendi luncur.

e. Cara kerja otot dan mekanisme kontraksi otot

1) Cara kerja otot, dibedakan menjadi antagonis (berlawanan, contoh;

otot bisep dan trisep) dan sinergis (saling mendukung, contoh; otot

tulang rusuk saat bernapas).

2) Mekanisme kontraksi otot rangka terjadi karena pergeseran

filament aktin dan myosin

f. Jenis gerak otot rangka

Macam-macam gerak otot rangka dapat dibedakan atas fleksi

(gerakan menekuk), ekstensi (gerakan meluruskan), abduksi (gerak

tungkai yang arahnya menjauhi garis tengah), adduksi (gerak tungkai

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

27

yang arahnya menjauhi sumbu tubuh), pronasi (gerak menukar legan

sehingga telapak tangan menghadap ke belakang), supinasi (gerak

lengan menengadah keatas), inversi (gerak memiringkan telapak kaki

ke arah dalam) dan eversi (gerak memiringkan telapak kaki kearah

luar)

g. Kelainan dan gangguan

Kelainan dan gangguan pada sistem gerak, antara lain; fraktura

(retak atau patah tulang), dislokasi (gangguan persendian yang

menyebabkan sendi bergeser dari kedudukan semula), keseleo

(gangguan persendian akibat gerakan mendadak sehigga ligament

tertarik, tetapi tidak menyebabkan bergesernya persendian), gangguan

pada ruas-ruas tulang belakang (lordosis, kifosis dan skoliosis), rakitis

(penyakit tulang akibat kekurangan vitamin D), mikrosepalus

(gangguan pertumbuhan tulang tengkorak karena kekurangan zat

kapur pada bayi), otrofi (penurunan fungsi otot dalam berkontraksi),

hipertrofi (kebalikan dari otrofi, menyebabkan otot berkembang lebih

besar), kram (hilangnya kemampuan otot utuk berkontraksi).

Hasil beljar terdiri dari 3 ranah.Dimana ranah itu meliputi rana

kognitif dari hasil belajar menurut bloom meliputi penguasaan konsep,

ide, pengetahuan factual, dan berkenaan dengan keterampilan-

keterampilan intelektual.Tujuan pembelajaran terkait dengan ranah

kognitif ini secara umum dirumuskan dengan mendeskripsikan

perilaku peserta didik. Yang kedua Ranah Afektif, berkenaan dengan

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

28

sikap dan nilai dibedakan menjadi 5 aspek, yakni penerimaan,

jawaban atau respons, penilaian,organisasi, dan internalisasi, Secara

umum kategori afektif dan karakteristik perilaku yang diekspresikan

pada peserta didik adalah sikap seseorang dapat diramalkan

perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif

tingkat tinggi.Yang ketiga Ranah Psikomotorik, hasil belajar yang

diekspresikan dalam bentuk keterampilan menyelesaikan tugas-tugas

manual dan gerakan fisik ataukemampuan bertindak. Hasil belajar

ranah ini mencakup aspek social seperti keterampilan berkomunikasi

dan kemampuan mengoperasikan alat-alat tertentu (Jufri, 2013:60-68)

Persendian atau artikulasi adalah hubungan antara dua tulang

atau lebih dan dibedakan atas;

1) Sinartosis merupakan persendian yang tidak memungkinkan aanya

pergerakan, contoh antartulang pada tengkorak.

2) Amfiartosis merupakan persendian yang masih adanya

pergerakan, contoh hubungan antara tulang rusuk dan ruas-ruas

tulang belakang.

3) Diartrosis merupakan persendian dengan adanya pergerakan

secara bebas, dibedakan menjadi sendi engsel, sendi putar, sendi

pelana, sendi peluru dan sendi luncur.

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

29

h. Cara kerja otot dan mekanisme kontraksi otot

1) Cara kerja otot, dibedakan menjadi antagonis (berlawanan, contoh;

otot bisep dan trisep) dan sinergis (saling mendukung, contoh; otot

tulang rusuk saat bernapas).

2) Mekanisme kontraksi otot rangka terjadi karena pergeseran

filament aktin dan myosin

3) Sumber energi kontraksi otot lainya berasal dari glikogen (gula

otot) yan terdapat di otot

i. Jenis Gerak Otot Rangka

Macam-macam gerak otot ragka dapat dibedakan atas fleksi

(gerakan menekuk), ekstensi (gerakan meluruskan), abduksi (gerak

tugkai yang arahnya menjauhi garis tengah), adduksi (gerak tungkai

yang arahnya menjauhi sumbu tubuh), pronasi (gerak menukar lengan

sehingga telapak tangan menghadap kebelakang), supinasi (gerak

lengan menengadah keatas), inversi (gerak memiringkan telapak kaki

ke arah dalam) dan eversi (gerak memiringkan telapak kaki ke arah

luar).

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

30

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Otot

https://seputarilmu.com/2018/12/sistem-otot-manusia.html

j. Kelainan dan gangguan pada sistem gerak

1) Gangguan pada tulang dan susunan ruas tulang belakang

a) Fraktura, yait patah tulang, dapat timbul karena terjadi

benturan yang keras.

b) Rakitis, yaitu ganggua pada pembentukan tuang karena

kekurangan vitamin D, akibatnya tulang menjadi lentur dan

mudah membengkokkan bahkan memendek.

c) Osteoporosis yaitu keroposnya tulang akibat kekurangan

kalsium

d) Nekrosa, yaitu kerusakan pada selaput periosteum tulang

e) Osteosarkoma (kanker tulang)

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

31

f) Layuh semu yaitu kerusakan pada bagian cakra epifise karena

infeksi bakteri sifilis pada saat anak dalam kandungan.

Akibatnya, tulang menjadi tidak bertenaga

g) Kifosis, yaitu kelainan bentuk tulang belakang sehingga

penderita terlihat bongkok.

h) Lordosis, yaitu kelainan pada tulang belakang yang

membengkok kebelakang

i) Skoliosis, yaitu kelainan tulang belakang membengkok kea rah

samping kanan dan kiri, tampak seperti huruf S.

2) Gangguan pada persendian

a) Rematik, yaitu radang sendi yang disebabkan oleh pengapuran

pada tulang rawan penghubung sendi sehingga membatasi

gerak dan menimbulkan rasa nyeri.

b) Asam urat (gout), yaitu radang (pembengkakan) sendi yang

disebabkan oleh penimbunanasam urat persendian, terutama

pada ruas jari-jari.

c) Osteoarthritis, yaitu radang sendi yang disebabkan bantal

tulang rawan dalam persendian pecah sehingga terjadi

pergesekan antartulang keras.

d) Artritis Sika, yaitu radang sendi yang disebabkan

berkurangnya minyak synovial akibat terinfeksi bakteri gonore

dan bakteri sifilis.

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

32

e) Lupus eritematous (lupus), yaitu suatu kondisi yang terkait

dengan radang sendi yang menyebabkan demam, ruam dan

bengkak persendian.

f) Bursitis yaitu kondisi menyakitkan yang diakibatkan oleh

peradangan pada bursa (kantong pembungkus minyak sinovial)

g) Dislokasi (terkilir) yaitu perubahan kedudukan sendi yang

biasanya diikuti pembengkakan

h) Ankilosis, yaitu persendian sulit digerakkan karena sudah lama

tidak digunakan

3) Gangguan pada otot

a) Distrofi, yaitu pengejangan otot bersifat menurun yang

ditandai dengan tidak adanya selaput pembungkus otot.

b) Kejang otot, yaitu pengejangan otot karena berkontraksi secara

terus-menerus sehingga organ yang terkena menjadi tidak

dapat berfungsi.

c) Atrofi, yaitu otot tidak dapat digerakkan karena terjadi

penyusutan ukuran otot akibat telah lama tidak digunakan,

misalnya pada kasus kelumpuhan.

6. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penerapan model concept attainment dalam

pembelajaran telah banyak dikaji dan dilakukan. Namun, hal tersebut

masih menarik untuk diadakan peneliti lebih lanjut lagi. Beberapa

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

33

penelitian mengenai Model Concept Attainment yang telah dilakukan dan

dapat dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu :

1. Menurut Legat (2018:15-16) Aktivitas siswa yang telah diamati dari

setiap pertemuan diperoleh bahwa rombel eksperimen dengan model

pembelajaran concept attainment mengalami peningkatan aktivitas

dari setiap pertemuan dengan nilai rata-rata akhir 63.26 memiliki

kategori cukup. Pada rombel kontrol dengan pembelajaran

konvensional juga mengalami peningkatan aktivitas dengan nilai rata-

rata akhir 57.47 memiliki kategori kurang.

2. Menurut Sumadi (2014:195) dalam penelitiannya tentang hasil

penelitian model pembelajaran concept attainment menunjukkan

bahwa penerapan model pencapaian konsep berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Dengan menerapkan konsep ini, kedua kelas

memiliki hasil belajar siswa yang sudah memenuhi indikatir

keberhasilan yaitu minimal 80 % siswa memenuhi KKM yaitu 75.

Ketuntasan hasil belajar siswa tinggi dikarenakan siswa termorivasi

dan tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menngunakan

modekl concept attainment.

3. Hidayati (2014:359) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

pendekatan strategi penemuan konsep yang dikembangkan dapat

dinyatakan layak secara teoritis maupun empiris. Kelayakan secara

teoritis dilihat dari hasil validasi rentang persentase mulai dari

86,66% sampai 91,68% dengan kategori sangat layak.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

34

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran di SMAN 8 Gowa masih didominasi oleh

gurusehingga siswa cenderung pasif. Siswa hanya duduk,

mendengarkan,danmenyalin apa yang ditulis guru dipapan tulis.

Permasalahan tersebut membuatsiswa bosan mengikuti pelajaran dan

membuat penguasaan konsep siswaterhadap materi masih rendah. Hal

ini dapat dilihat dari banyak siswa yangbelum bisa menjelaskan

pengertian biologi.

Oleh karena itu, perlu dipikirkan bagaimana masalah-masalah

dalam pembelajaran tidak lagi dilakukan, agar didapatkan hasil

pembelajaran yang maksimal dan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Di

dalam pembelajaran perlu diperkenalkan model pembelajaran yang tepat

dan menarik perhatian yangakan membawa siswa larut dalam suasana

pembelajaran yang menyenangkandan memudahkan siswa memahami

konsep materi dengan baik, serta dapatmeningkatkan hasil belajar

siswa.

Model pembelajaran concept attainment merupakan model

pembelajaranyang dapat mempermudah dalam memahami konsep

materi dan membuatsiswa berfikir lebih kreatif. Materi disajikan

menggunakan contoh-contohbenar dan contoh-contoh salah, kemudian

denganmengamati contoh-contohdiperoleh definisi konsep-konsep

tersebut. Concept Attainment disajikan juga dalam bentuk latihan dan

dikerjakan secara bersama-sama sehingga menjadikan siswa lebih

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

35

aktif dan pembelajaran lebih bermakna.Oleh karenaitu diperlukan

pemahaman konsep dan ingatan yang kuat, tidak sekedarmenerima

atau menghafal, siswa harus ikut aktif dalam menemukan

konsep,membangun konsep mereka sendiri sehingga daya ingat tentang

materi ataukonsep akan lebih kuat dan tahan lebih lama dan akan

membantu siswakepada pemahaman konsep materi selanjutnya. Dan

hal ini sebagaimana kerangka berpikir peneliti sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Guru menggunakan model

pembelajaran konvensional yang

berlebihan sehingga siswa kurang

aktif di dalam kelas

Penerapan model pembelajaran Concept Attainment

Concept Attainment meningkatkan

pemahaman konsep pengetahuan

siswa

Memberikan pengaruh positif yang

signifikan terhadap hasil belajar

siswa

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

36

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

H0: Tidak ada pengaruh model pembelajaran Concept Attainmentterhadap

hasil belajar kognitif siswa kelas XI SMAN 8 Gowa pada materi sistem

gerak pada manusia.

H1 : Ada pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil

belajar kognitif siswa kelas XI SMAN 8 Gowa pada materi sistem

gerak pada manusia.

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

37

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperiman semu (Quasy

Experimental). Penelitian eksperimen semu (Quasy Experimenta)

merupakan pengembangan dari True Experimental Design.

2. Desain Penelitian

Jenis desain penelitian Quasi Experiment yang digunakan adalah tipe

Nonequivalent Control Group Design yang di mana hampir mirip dengan

Pretest-Posttest Control Group Design, hanya saja pada desain ini

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random. Desain penelitian ini mempunyai kelompok kontrol.Meskipun

memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat mengontrol variabel-

variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono,

2018:77).

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

(Sugiyono, 2017)

Keterangan :

X1 : Pemberian perlakuan menggunakan model Concept Attainment

X2 :Pemberian perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional

O1 : Pemberian nilai pretest kelompok eksperimen

O2 : Pemberian nilai posttestkelompok eksperimen

O3 : Pemberian nilai pretest kelompok kontrol

O4 : Pemberian nilai posttest kelompok kontrol

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

38

2. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel

bebasyaitu model Concept Attainment dan variabel terikat yaitu hasil

belajar kognitif siswa.

3. Prosedur penelitian

a. Observasi

Observasi dilakukan di SMAN 8 Gowa pada kelas XI SMA.

b. Persiapan

1) Mengajukan syarat permohonan izin kepada Kepala Sekolah

SMAN 8 Gowa

2) Melakukan pertemuan dengan guru bidang studi Biologi kelas XI

3) Menentukan materi ajar yang akan diberikan kepada siswa

4) Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan

silabus

5) Membuat soal tes berupapilihan ganda yang akan digunakan

untuk uji pre-test dan post-test sesuai dengan materi yang

diajarkan.

c. Pelaksanaan (Syntaks Model Concept Attainment)

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan apa yang telah dirancang

sebelumnya, seperti melakukan pre-test untuk menentukan kelas

eksperimen dan melaksanakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Concept Attainment.

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

39

Tabel 3.2 Sintaks Model Pembelajaran Concept Attainment

Tahap Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Penyajian data dan

identifikasi konsep

- Guru menyajikan

contoh yang telah

dilabeli (tiap contoh

telah di

kelompokkan

sendiri-sendiri

antara contoh positif

dan negatif)

- Siswa membandingkan

sifat-sifat/ciri-ciri dalam

contoh-contoh positif

dan contoh-contoh

negatif.

- Siswa menjelaskan

sebuah Definisi menurut

sifat-sifat/ciri-ciri yang

paling esensial

Penguji pencapaian

konsep

- Guru menguji

hipotesis, menamai

konsep, dan

menyatakan kembali

definisi menurut

sifat-sifat/ciru-ciri

yang paling esensial.

- Siswa mengidentifikasi

contoh-contoh tambahan

yang tidal dilabeli

dengan tanda ya dan

tidak.

- Siswa membuat

contoh-contoh.

Analisis strategi

pemikiran

- Siswa mendeskripsikan

pemikiran-pemikirannya.

- Siswa mendiskusikan

peran sifat-sifat dan

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

40

hipotesi-hipotesis.

- Siswa mendiskusikan

jenis dan ragam

hipotesis.

d. Evaluasi

Kegiatan ini temasuk melakukan pengujian hasil belajar siswa

melalui pemberian soal pre-test dan post-test, apakah mengalami

peningkatan atau tidak mengalami peningkatan sama sekali

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdiri

atas 4 rombongan belajar (rombel) XI MIPA SMAN 8 Gowa dengan

jumlah keseluruhan 132 orang.

Table 3.3 Distribusi Populasi

Kelas Jumlah Siswa

XI MIPA1 33

XI MIPA2 33

XI MIPA3 33

XI MIPA4 33

Jumlah 132

(SMAN 8 Gowa, 2019)

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan cara probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

41

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Teknik probability sampling yang

digunakan yaitu simple random sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang dilakukan secara acak. Karena populasi homogen, maka

untuk menentukan rombel kontrol dan rombel ekperimen menggunakan

teknik dengan cara undian. Pengundian ini dimaksudkan bahwa dari

keempat rombel tersebut mempunyai peluang untuk menjadi rombel

control dan rombel ekperimen. Dari hasil undian yang dilakukan, rombel

yang terpilih untuk menjadi sampel untuk rombel control adalah IX

MIPA2dan rombel ekperimen IX MIPA4.

Tabel 3.4 Distribusi Sampel

Kelas Jumlah siswa Keterangan

XI MIPA2 33 Kelas control

XI MIPA4 33 Kelas ekperimen

Jumlah 66

(SMAN 8 Gowa, 2019)

C. Defenisi Operasional

Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran

yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan. Definisi operasional

variabel pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Concept Attainment merupakan pembelajaran

yangterdiri dari tiga tahapan yaitu penyajian data, pengujian pencapaian

konsep dan analisis strategi pemikiran. Tahap pertama Guru menyajikan

contoh yang telah dilabeli (tiap contoh sudah dikelompokkan sendiri-

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

42

sendiri antara contoh positif dan negatif), Tahap kedua Guru menguji

hipotesis, menamai konsep, dan menyatakan kembali definisi menurut

sifat-sifat/ciri-ciri yang paling esensial, Tahap ketiga Analisis strategi

pemikiran dimana siswa mendeskripsikan pemikiran-pemikirannya,

siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis.

2. Hasil belajar siswa yaitu nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa

setelah melakukan proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.

Hasil belajar kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil

tes setelah diterapkan model Concept attainment.

D. InstrumenPenelitian

1. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa.

2. Instrumen penelitian yang digunakan pada peningkatan hasil belajar

siswa adalah dengan penggunaan tes hasil belajar yang dibuat sendiri

oleh peneliti. Tes hasil belajar sendiri berjumlah 30 nomor dengan jenis

soal pilihan ganda.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk tercapainya suatu keberhasilan dalam suatu penelitian,

dibutuhkan teknik pengumpulan data yang konkret.Dalam penelitian ini

teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu, observasi dan tes.

1. Observasi

Observasi digunakan peneliti untuk mengadakan pengamatan

terhadap objek yang diteliti, observasi dilaksanakan pada proses

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

43

pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa, penyampaian materi

(aktivitas guru) dan hasil belajar siswa. Alat yang digunakan yaitu berupa

lembaran yang diisi dengan pemberian tanda centang (√).

2. Tes

Tes merupakan serangkaian pertanyaan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki

individu atau kelompok. Untuk memperoleh gambaran/informasi

tentangbagaimana pengaruhmodel pembelajaran Concept Attainment

terhadap hasil belajar kognitif siswa, maka digunakan tes sebagai

instrumen penelitian. Tes yang dilakukan yaitu ada tes awal (pretest)

sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir (posttest) susudah diberikan

perlakuan.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dihasilkan dari instrument tes akan dianalisis untuk

mengukur signifikansi peningkatan hasil belajar dan menguji hipotesis yaitu

dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif ini membahas tentang cara pengumpulan,

peringkasan, penyajian data sehingga diperoleh informasi yang lebih

mudah dipahami (Muchson, 2017:6)

Teknik analisis dskriptif yang digunakan adalah penyajian data

berupa modus, median, mean (rata-rata) dan standar deviasi.

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

44

2. Statistik inferensial

Statistik Inferensial membahas mengenai cara menganalisis data

serta mengambil kesimpulan (berkaitan dengan estimasi parameter dan

pengujian hipotesis). Metode ini sering disebut statistika induktif karena

kesimpulan yang ditarik berdasarkan pada informasi dari sebagian data

saja (Muchson, 2017:7)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakkan teknik pengujian normalitas dengan bantuan program

Statistical Product and Service Solutions(SPSS) 25.

Untuk menetapkan normalitas digunakan pedoman sebagai berikut.

a. Tetapkan taraf signifikansi uji, α = 0,05.

b. Bandingkan dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

c. Jika signifikansi yang diperoleh >α, maka populasi yang

berdistribusi normal.

d. Jika variansi yang diproleh < α, maka populasi yang berdistribusi

tidak normal. Rumusan Hipotesis yang diuji:

Ha = Populasi yang berdistribusi tidak normal.

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

45

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh bersifat homogen. Uji homogenitas yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS 25. Untuk menetapkan

homogenitas digunakan pedoman sebagai berikut.

1) Tetapkan taraf signifikansi uji, α = 0,05.

2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

3) Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel sama

(homogen).

4) Jika variansi yang diproleh < α, maka variansi setiap sampel tidak sama

(tidak homogen).

c. Uji N-Gain

Menurut Prasetiyo (2013) data skor tes diperoleh dari tes yang

dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest untuk kelompok

eksperimen maupun kontrol. Kemudian dari skor data yang diperoleh

tersebut, dicari selisih antara skor posttest dan pretest dengan

menggunakan uji N-Gain.

Adapun nilai gain ternormalisasi yang telah diperoleh dapat di

interpretasikan terhadap kriteria gain seperti tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.5 : Kriteria Indek N-Gain

Indeks N-Gain Interpretasi

g > 0,70 Tinggi

0, 30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0, 30 Rendah

Sumber : Syofian (2013)

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

46

d. Uji Hipotesis

Jika syarat untuk pengujian hipotesis sudah terpenuhi yakni data

yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen,

maka memenuhi syarat untuk menguji hipotesis dengan menggunakan

statistik uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis statistik

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

HO : Tidak ada pengaruh model pembelajaran Concept Attainment

terhadap hasil belajar kognitif siswa pada Sistem Gerak Manusia.

H1 : Ada pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap

hasil belajar kognitif siswa pada Sistem Gerak Manusia.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika sig (2-tailed) < α = 0,05

maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada pengaruh model pembelajaran

Concep Attainment terhadap hasil belajar siswa. Sebaliknya jika Sig (2-

tailed) > α = 0.05 maka H0 diterima dan H1 di tolak berarti tidak ada

pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil belajar

siswa. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan N-Gain

Independent Samples T-test

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

47

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 8 Gowa

pada semester ganjil Tahun Ajaran 2018/2019 dengan Pengaruh Model

Concept Attainment terhadap Hasi Belajar Kognitif siswa, maka diperoleh

data-data yang telah didapatkan melalui instrument tes sebanyak 30 nomor

untuk mengetahui hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

selama proses pembelajaran berlangsung.

Terdapat dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis

statistik deskriptif dan hasil analisis inferensial. Uraian dari masing-masing

deskripsi hasil analisis sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini membahas tentang cara pengumpulan,

peringkasan, penyajian data sehingga diperoleh informasi yang lebih

mudah dipahami.Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan

bantuan SPSS versi 25.0. Teknik analisis deskriptif yang digunakan

adalah penyajian data berupa modus, median, mean (rata-rata) dan standar

deviasi.

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

48

a. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Sebelum Diterapkan Model Pemebelajaran (Pretest)

Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 35 siswa

yang dilaksanakan di SMA Negeri 8 Gowa untuk mata pelajaran

Biologi dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Hasil Belajar Biologi Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Diberikan

Perlakuan (Pretest)

Statistik Kelas

Eksperimen Kontrol

Jumlah Sampel 33 33

Skor Maksimum 50 56,6

Skor Minimum 30 30

Mean 38,65 40,16

Median 40 40

Varians 31,87 41,49

Range 20,0 26,6

Standar Deviasi 5,646 6,441

Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas diperoleh

hasil yaitu niai rata-rata dari hasil belajar siswa kelas eksperimen

SMAN 8 Gowa sebelum penerapan model pembelajaran Concept

Attainment yaitu 38,65, dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 50.

Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 40,16 dengan nilai

terendah 30 dan nilai tertinggi 56,6.

Apabila skor hasil belajar dikelompokkan kedalam empat kelas

interval skor, maka diperoleh distribusi frekuensi belajar hasil belajar

seperti pada tabel 4.2 berikut:

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

49

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar

Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest)

Interval Kategori

Eksperimen Kontrol

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%)

93-100 Sangat Baik 0 0 0 0

84-92 Baik 0 0 0 0

75-83 Cukup 0 0 0 0

0-74 Kurang 33 100 33 100

Jumlah 33 100 33 100

Berdasarkan tabel distribusi dan frekuensi diatas maka dapat dilihat

bahwa seluruh siswa seluruh siswa pada kelas eksperimen sebelum

diberikan perlakuan masih tergolong kategori kurang, begitupun dengan

seluruh siswa pada kelas kontrol juga masuk dalam kategori kurang.

Selanjutnya, untuk menentukan kriteria keberhasilan dikatakan

tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 pada

mata pelajaran Biologi. Dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil BelajarBiologi Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest).

Nilai

Hasil

Belajar

Kategori

Eksperimen Kontrol

Frekuensi Presentase

(%) Frekuensi

Presentase

(%)

< 75 Tidak

Tuntas 33 100 33 100

≥75 Tuntas 0 0 0 0

Jumlah 33 100 33 100

Berdasarkan tabel data distribusi frekuensi dan persentase

menunjukkan bahwa seluruh siswa pada kelas eksperimen masuk dalam

kategori tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM, begitupun

dengan seluruh siswa kelas kontrol juga masuk dalam kategori tidak

tuntas.

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

50

Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol (Pretest)

b. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol(Posttest)

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap siswa

kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran Concept

Attainment dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional.

Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah

diberikan Posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest)

Statistik Kelas

Eksperimen Kontrol

Jumlah Sampel 33 33

Skor Maksimum 96,6 93,3

Skor Minimum 73,3 60

Mean 86,17 79,63

Median 86,02 79,75

Varians 44,66 48,43

Range 23,3 33,3

Standar Deviasi 6,683 6,959

0 0 0

33

0 0 0

33

0

5

10

15

20

25

30

35

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Fre

kuen

si

Kategori Hasil Belajar Siswa

Eksperimen Kontrol Column1

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

51

Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas diperoleh

hasil setelah diberikan perlakuan yaitu niai rata-rata dari hasil belajar

siswa kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran concept

attainment yaitu 86,17, dengan nilai terendah 73,3 dan nilai tertinggi

96,6. Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 79,63dengan

nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 93,3.

Apabila skor hasil belajar dikelompokkan kedalam empat kelas

interval skor, maka diperoleh distribusi dan frekuensi hasil belajar

setelah diberi perlakuan seperti ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar

Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Posttest)

Interval Kategori

Eksperimen Kontrol

Frekuensi Presentase

(%) Frekuensi

Presentase

(%)

93-100 Sangat

Baik 8 24,2 1 3,0

84-92 Baik 11 33,3 6 18,2

75-83 Cukup 12 36,4 17 51,5

0-74 Kurang 2 6,1 9 27,3

Jumlah 33 100 33 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan persentase diatas

dapat dilihat bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen setelah

diberikan perlakuan frekuensi tertinggi sebesar 36,4%. Sedangkan

hasil belajar pada kelas kontrol hasil frekuensi tertinggi sebesar

51,5% Meskipun hasil belajar pada kelas kontrol Berdasarkan tabel

distribusi frekuensi dan persentase diatas dapat dilihat bahwa hasil

belajar pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan frekuensi

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

52

tertinggi masuk dalam kategori cukup dengan persentase meningkat

namun masih tergolong kurang dilihat dari hasil yang didapatkan.

Selanjutnya, untuk menentukan Kriteria keberhasilan

dikatakan tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yaitu 75 pada mata pelajaran Biologi. Dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut :

Tabel 4.6Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi SiswaKelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol (Posttest).

Nilai

Hasil

Belajar

Eksperimen Kontrol

Frekuensi Presentase

(%) Frekuensi

Presentase

(%)

< 75 2 6,1 9 27,3

≥75 31 93,9 24 72,7

Jumlah 33 100 33 100

Berdasarkan tabel data distribusi frekuensi dan persentase di atas

menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen 78,7%masuk dalam

kategori tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan pada

kelas kontrol 36,3% siswa masuk dalam kategori tidak tuntas.

Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Setelah Diberikan Perlakuan (Posttest)

8

11 12

2 1

6

17

9

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Frek

uen

si

Kategori Hasil Belajar Siswa

Eksperimen Kontrol Column1

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

53

e. Deskripsi Akivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol MateriSistem Gerak Manusia

Hasil pengamatan aktivitas siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelas

eksperimen selama berlangsungnya penelitian tercatat aktivitas yang

terjadi pada setiap siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan model pembelajaran concept attainment Dan

aktivitas siswa kelas kontrol selama berlangsungnya proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional. Aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi

pada setiap pertemuan , selama proses belajar mengajar berlangsung.

Hasil pengmatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

selama 3 kali pertemuan dinyatakan dalam tabel persentase 4.7

sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Aktivtas Belajar

Selama Penelitian Belangsung

Pertemuan

Eksperimen Kontrol

Persentase

(%) Kategori

Persentase

(%) Kategori

I 79,19 Aktif 76,96 Aktif

II 82,02 Sangat Aktif 81,60 Sangat Aktif

III 84,04 Sangat Aktif 85,03 Sangat Aktif

Rata-rata 81,75 Sangat Aktif 81,19 Sangat Aktif

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diperoleh bahwa

pertemuan pertama dan kedua pada kelas eksperimen dan kontrol

masuk dalam kategori sangat aktif.

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

54

2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik Inferensial membahas mengenai cara menganalisis data serta

mengambil kesimpulan (berkaitan dengan estimasi parameter dan

pengujian hipotesis). Metode ini sering disebut statistika induktif karena

kesimpulan yang ditarik berdasarkan pada informasi dari sebagian data

saja.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui distribusi normal atau

tidak. Caranya yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov pada

program statistik SPSS versi 25.0. Adapun analisis program SPSS

memiliki taraf sig α = 0,05 yaitu > α maka data tersebut dikatakan normal

sedangkan jika nilai analisis data < α maka data tersebut dikatakan tidak

normal. Untuk lebih jelasnya mengenai uji normalitas pada penelitian ini,

perhatikan tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8Hasil Uji NormalitasPretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Eksperimen Kontrol

Prettest Posttest Prettest Posttest

Sig 0,193 0,153 0,139 0,141

Tingkat Sig(α) 0,05

Berdasarkan tabel 4.8 mengenai uji normalitas, maka dapat

disimpulkan bahwa seluruh data berdistribusi normal baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol karena semua data lebih besar dari

sig>0,05 .

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

55

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas disebut juga dengan uji kesamaan varians. Untuk

mengetahui homogenitas data peneliti menggunakan uji Homogenity of

Variancetest pada One-way Anovaprogram statistik SPSS versi 25.0.

Adapun analisis program SPSSmemiliki taraf sig α = 0,05 yaitu> α maka

data tersebut homogen sedangkan < α maka data tersebut tidak homogen.

Untuk lebih jelasnya mengenai uji homogenitas pada penelitian ini,

perhatikan tabel 4.9 berikut:

Tabel4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan PosttestKelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

Sig 0,577 0,872

Tingkat Sig (α) 0,05

Berdasarkan tabel 4.9terlihat bahwa data hasil belajar baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol memiliki nilai sig>0,05 , maka dapat

disimpulkan bahwa kelompok data tersebut bersifat homogen.

c. Uji Normalitas Gain (N-Gain)

Uji normalitas gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara

nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kontrol. Adapun

hasil perhitungan uji normalitas gain adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas Gain (N-Gain)

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest N-

Gain Kategori Pretest Posttest

N-

gain Kategori

Jumlah siswa

33 siswa 33 siswa

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

56

Nilai

rata-

rata

38,5 86,02 77,04 Tinggi 40,16 79,75 65,43 Sedang

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa data hasil belajar siswa

pada kelas eksperimen dimana berkategori tinggi karena nilai rata-rata N-

Gain berada diatas 0,7. Sedangkan pada kelas kontrol berkategori sedang

karena nilai rata-rata N-Gain berada di bawah 0,3-0,7.

d. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas

(X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) dimana variabel bebas pada

penelitian ini pengaruh model pembelajaran yaitu Concept Attainment

terhadap hasil belajar siswa. Untuk mengetahui uji hipotesis data peneliti

menggunakan ujiIndependent sample test. Adapun analisis taraf sig α =

0,05 yaitu > α maka tidak ada perbedaan dua model pembelajaran, < α

maka terdapat perbedaan dua model pembelajaran. Untuk lebih jelasnya

mengenai uji hipotesis pada penelitian ini, perhatikan tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.11 Uji Hipotesis

Statistik Nilai Signifikan

Sig(2-tailed) 0,002

Tingkat Sig (α) 0,05

Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji hipotesis menggunakan uji

independent sample T-testHasil belajar siswa didapatkan nilai sig

0,02<0,05 untuk hasil belajar siswa di tolak dan di terimayaitu

terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

Concept Attainment siswa kelas XI SMAN 8 Gowa.

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

57

B. Pembahasan

Hasil pegamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran biologi

dengan penerapan model concept attainment terhadap hasil belajar biologi

bahwa jumlah persentase aktivitas siswa dari pertemuan pertama hingg

pertemuan terakhir berada pada kategori sangat aktif hal ini menunjukkan

bahwa aktivitas siswa dikelas eksperimen selama proses pembelajaran

dengan penerapan model concept attainment terhadap hasil belajar biologi

materi sistem gerak pada manusia sangat baik.

Berdasarkan catatan lapangan yang peneliti dapatkan pada proses

pembelajaran ini, siswa cukup antusias untuk menyampaikan informasi

kepada teman-temannya. Hal ini terbukti dari usaha masing-masing

kelompok, karena setiap kelompok memiliki perwakilan untuk maju

kedepan menjelaskan hasil diskusi nya. sehingga dapat membiasakan

siswa mempunyai sikap menghargai penjelasan dari temannya dan

membiasakan siswa untuk lebih aktif.

Pada kelas kontrol proses pembelajaran berlangsung kurang aktif,

dalam mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan oleh

guru. Sehingga siswa kurang mampu memahami materi sistem gerak

manusia. Banyak siswa yang acuh ketika penyampaian materi. Hal ini

disebabkan model yang dipakai belum menarik dan gaya mengajar kurang

bisa membuat siswa menjadi aktif. Kemudian pada kelas eksperimen,

berdasarkan data deskripsi bahwa dalam penerapan model pembelajaran

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

58

Concept Attainment siswa mampu menyampaikan hasil diskusi kelompok,

lebih aktif dan menyenangkan, siswa menyimak penjelasan dari rekannya,

siswa menjadi berani untuk bicara di depan teman-temannya, peserta siswa

aktif dalam bertanya sehingga siswa dapat mengetahui informasi-informasi

baru dari rekan kelompoknya. Fakta penelitian didukung oleh kelebihan

dari model pembelajaran Concept Attainment yaitu peserta didik mampu

menguasai gagasan-gagasan penting yang diajarkan dengan cepat

memberikan laporan tentang kedalaman pemahaman siswa sekaligus akan

memperkuat pengetahuan.

Hasil di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dikemukakan

oleh Kiswandi, dkk.(2013: 18) dalam Unnes Journal Of Mathematics

Education mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran lain.

Hal ini dikarenakan kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajar

dengan menggunakan model concept attainment lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran yang lain.

Pembelajaran dengan menggunakan model concept attainment mampu

meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam materi pembelajaran hal

ini disebabkan dalam pembelajaran siswa lebih aktif dalam membangun

pengetahuannya dimana dalam proses belajar siswa diajak berdiskusi guna

membahas materi yang dipelajari dengan berbagai pertanyaan guru untuk

membantu siswa membangun pengetahuannya. Pertanyaan yang diberi

telah disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa. Siswa dituntut untuk

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

59

memberi pendapat mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

guru sehingga dari pertanyaan tersebut diharapkan siswa mampu membuat

kesimpulan dari permasalahan yang dipelajari.

Menurut Putri (2017: 100) dalam jurnal Tatsqif mengemukakan

bahwa concept attainment adalah model pembelajaran yang dirancang

untuk menata atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat

dipelajari secara tepat dan efisien. Model pembelajaran ini memiliki

pandangan bahwa para siswa tidak hanya dituntut untuk mampu

membentuk konsep melalui proses mengklasifikasi data akan tetapi

mereka juga dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuannya

sendiri.

Pelaksanaan model pembelajaranConcept Attainment tentu juga

membutuhkan media. Sehingga membuat siswa dapat memperoleh

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Adapun media yang sesuai agar

pelaksanaan proses pembelajaran terlaksana lebih baik, dengan

menggunakan gambar, buku, dan lembar kerja siswa yang didalamnya

terdapat pertanyaan diskusi yang akan didiskusikan oleh masing-masing

kelompok, dengan menggali informasi dan jawaban dari berbagai sumber

yaitu buku dan internet. Tujuan dari lembar diskusi siswa oleh guru yaitu

agar terbangun rasa kerjasama dan menambah sikap aktif dalam setiap

kelompok.

Siswa mampu bekerjasama mengembangkan pengetahuan seperti

berpikir dan berkomunikasi dalam mengumpulkan informasi baru yang

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

60

diperoleh dari pembelajaran dengan teman sekelompoknya. Dari data

tersebut kegiatan diskusi yang dilakukan berpengaruh cukup baik terhadap

hasil belajar khususnya ranah kognitif dan psikomotor.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada proses penelitian ini

masih terdapat beberapa kendala dan kekurangan ketika kegiatan

pembelajaran berlangsung, yaitu siswa sulit dikondisikan sehingga

pembelajaran kurang kondusif. Solusi yang dapat diterapkan oleh guru

yaitu membuat keadaan belajar yang menarik agar siswa tidak bosan.

Sedangkan kelebihan pada penelitian ini yaitu siswa dapat lebih aktif dan

mulai membiasakan diri untuk berbicara di depan teman-temannya, siswa

menghargai penjelasan dari siswa lainnya dan saling bekerjasama dengan

anggota kelompoknya.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui sampel memiliki

rata-rata yang bersifat homogen. Hal tersebut dikatakan kedua sampel

mempunyai kemampuan yang sama dan dapat digunakan dalam sampel

penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai posttest siswa pada

materi sistem gerak manusia pada kelas eksperimen maupun kontrol

mengalami peningkatan.

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Concept Attainment memiliki pengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Di mana adanya peningkatan hasil belajar

siswa kelas XI MIPA 2 dan XI MIPA 4 SMA 8 Gowa pada materi sistem

gerak pada manusia yang dapat dilihat pada hasil analisis data deskriptif

yang menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen MIPA 4 yang diterapkan

model pembelajaran Concept Attainmentlebih tinggi dengan rata-rata

86,02.

2. Ada pengaruh model pembelajaran Concept Attainment terhadap hasil

belajar kognitif siswa kelas XI SMAN 8 Gowa, hal ini dilihat dari hasil uji

hipotesis menggunakan uji independent sample test yang diperoleh adalah

0,02< α = 0,05. Karena data hasil uji hipotesis kurang dari 0,05 maka

hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

61

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, dan kesimpulan di

atas, dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa sebaiknya dapat memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh dan

menjadi siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Bagi sekolah

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan terdapat

kendala, sebaiknya sekolah lebih memperhatikan kelengkapan alat

yang diperlukan siswa untuk menunjang siswa agar lebih maju lagi.

3. Bagi Guru

Disamping menggunakan model konvensional guru juga perlu

menggunakan model pembelajaran Concept Attainment dalam proses

pembelajaran supaya lebih menyenangkan, aktif, dan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Concept Attainment dapat

digunakan sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar kognitif.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rosid, Aminol,dkk. 2019. Prestasi Belajar. Malang : Literasi

Nusantara Abadi

Aswan,H. 2016. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Yogyakarta : Aswaja

Pressindo.

Darmadi,H. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran Dalam

Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta : Deepublish

Firdianti,Arinda. 2018. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta : CV GRE Publishing

Hidayati Nurul. 2014. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa dengan Pendekatan

Strategi Penemuan Konsep Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas

X SMA. Jurnal Bioedu/ISSN:2302-9528. Vol 3(1)

Jufri.Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung:Reka cipta

Lefudin. 2017. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta : Deepublish

Legat Eko.2018. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainmrnt

Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII MIA. Education And Since

Physics Journal.ISSN:2503-3425. Vol 5(1)

Muchson,M. 2017. Statistk Deskriptif. Bogor: Guepedia.

Muhibbudin, dkk.2014 Penerapan Concept Attainment Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Metabolisme. Jurnal Biologi Educasi. ISSN:2065-

6725. Vol 6(1)

Prakash Sahitya, Gujarat. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif Mendampingi

Peserta Didik Menjadi Cerdas & Berkarakter. Yogyakarta:Kanisius.

Sihwidi,Joko. 2018. Menilai Hasil Belajar Cepat, Tepat Dan Akurat Dengan

Plickers Zipgrade. Yogyakarta: Deepublish

Sinar.2018. MetodeActive Learning Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Hasil

Belajar Siswa.Yogyakarta : Deepublish

Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alvabeta

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

CV Alvabeta

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

63

Sugiyanti,dkk.2014. Evektivitas Model Pembelajaran Concept Attainment dan

Model Pembelajaran Guided Discovery Berbantuan Lectora Terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Matematika. ISSN:2502-8391. Vol 3(2).

Sumadi, dkk. 2014. Penerapan Model Pencapaian Konsep Berbantu Kartu

Bergambar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel di SMA.

Unnes/Journal of Biologi Educatiaon.ISSN:2252-6579. Vol 3 (2)

Sundari dewi, dkk. 2017. Pengaruh Pembelajaran Concept Attainment Model

(CAM) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMA Nahdatul

Ulama (NI) Palembang. Jurnal Edubiotik. ISSN:2597-9833. Vol 2 (2)

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

64

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

65

Daftar nilai pretest dan posttest kelas Eksperimen

No Nama Pretest Posttest

1. Almaisyah Bachtiar 50 96,6

2. Anastasyah 43,3 90

3. Apsah Tri Dayanti 36,6 96,6

4. Citra Megawati Syahrir 40 83,3

5. Hariani 36,6 86,6

6. Ismail 46,6 83,3

7. Maqfira 40 93,3

8. Muh. Aswar 43,3 80

9. Muh. Ichsan Pratama Putra 46,6 86,6

10. Muh. Kautsar Mustakim 36,6 83,3

11. Muh. Mirsya Ramadhan 50 80

12. Muh. Rahmad Hidayat 36,6 76,6

13. Musdalipa Haris 30 93,3

14. Nadhirah Dzulqaidah Rusdi 30 73,3

15. Nur Adhawia G 43,3 86,6

16. Nur Ika Azzahra Akbar 36,6 90

17. Nurhalisa 40 93,3

18. Nurul Fahira 33,3 86,6

19. Rahayu Nur Fitriani 33,3 83,3

20. Rezza Armiansah 36,6 86,6

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

66

21. Rifyaldi 43,3 96,6

22. Rismayanti 40 76,6

23. Ruhul Jafar 30 86,6

24. Shifa Zalsabila 43,3 73,3

25. Siliwangi 40 86,6

26. Siti Nuraizah 36,6 80

27. Sri Hasriani 36,6 80

28. St. Hjar Azzahra 40 83,3

29. Sudirman 33,3 93,3

30. Syarina Saydinah Arsyl Thamrin 30 96,6

31. Wahyuni 40 90

32. Krisna Boma Wirawan 30 80

33. Iindira Aqni Meisyah Putri 43,3 86,6

Daftar Nilai pretest dan posttest kelas Kontrol

No Nama Pretest Posttest

1. A. Kayla NashwaIhsan 36,6 80

2. AndiIqmaMuliaBahar 33,3 83,3

3. Anna SephiraFatmawati 40 83

4. AnnisaUl’afifah 43,3 86,6

5. AnugrahAdilFitri 36,6 93,3

6. AsrafArhandi 43,3 70

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

67

7. FitrianiKhaeria 46,6 73,3

8. KhusnulKhotimah 43,3 83,3

9. M. AsqarAsqariSyafrun 36,6 80

10. M. Danis 33,3 83,3

11. Mirayanti 33,3 73,3

12. Muh. Allfian AR 43,3 80

13. Muh. RifqiRahmatullah 40 80

14. Muhammad Adil 46,6 73,3

15. NadyaFebrianti 46,6 83,3

16. NethaniaVerojanRombe 30 83,3

17. Ninic Angela MeyPundissing 53,3 80

18. NirwansyahNur 40 90

19. NurAndinaAdha 36,6 73,3

20. NurIpmawatiNurdin 40 76,6

21. NurRidhaPutriKharisma 56,6 76,6

22. NurulFadilahMuda 30 86,6

23. NurulInsyiraAchmad 46,6 83,3

24. NurulUmayah 36,6 73,3

25. PutriAulia 40 86,6

26. Putri Indah Raehana 46,6 70

27. RahmatJafar 33,3 86,6

28. Rahmat M 40 83,3

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

68

29. Ramdani S 46,6 76,6

30. Rostia 36,6 76,6

31. SitiSyaenab 43,3 60

32. St. RahmiNurekaPutri 30 73,3

33. WisnuKurniawan Yusuf 36,6 90

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

69

DESKRIPTIF

UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Pre-Test Eksperimen CA ,127 33 ,193 ,944 33 ,087

Posttest Eksperiment CA ,132 33 ,153 ,951 33 ,145

Pre-Test Kontrol ,134 33 ,139 ,951 33 ,140

Posttest Kontrol ,134 33 ,141 ,959 33 ,244

UJI HOMOGENITAS PRE-TEST

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Hasil Based on Mean ,315 1 64 ,577

Based on Median ,292 1 64 ,591

Based on Median and with

adjusted df

,292 1 63,303 ,591

Based on trimmed mean ,284 1 64 ,596

UJI HOMOGENITAS POST-TEST

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Hasil Based on Mean ,026 1 64 ,872

Based on Median ,037 1 64 ,848

Based on Median and with

adjusted df

,037 1 63,907 ,848

Based on trimmed mean ,018 1 64 ,892

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

Pre-Test Eksperimen 33 20,0 30,0 50,0 1275,7 38,658 5,6462 31,879

Post-Test Eksperimen 33 23,3 73,3 96,6 2838,7 86,021 6,6830 44,663

Pre-Test Kontrol 33 26,6 30,0 56,6 1325,4 40,164 6,4417 41,496

Post-Test Kontrol 33 33,3 60,0 93,3 2632,0 79,758 6,9597 48,438

Valid N (listwise) 33

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

70

UJI NORMALITAS NGain

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

NGain_Persen Eksperimen Mean 77,0413 1,94218

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 73,0853

Upper Bound 80,9974

5% Trimmed Mean 77,2322

Median 76,3668

Variance 124,478

Std. Deviation 11,15696

Minimum 52,91

Maximum 95,14

Range 42,23

Interquartile Range 17,94

Skewness -,104 ,409

Kurtosis -,676 ,798

Kontrol Mean 65,4390 2,32317

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 60,7069

Upper Bound 70,1712

5% Trimmed Mean 65,9048

Median 68,4543

Variance 178,105

Std. Deviation 13,34560

Minimum 29,45

Maximum 89,43

Range 59,98

Interquartile Range 18,02

Skewness -,563 ,409

Kurtosis ,277 ,798

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

71

UJI HIPOTESIS INDEPENDENT

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Post_Kuran

g_Pre

Equal variances

assumed

1,087 ,301 3,261 64 ,002 7,76970 2,38252 3,01006 12,52933

Equal variances

not assumed

3,261 61,64

7

,002 7,76970 2,38252 3,00656 12,53284

UJI FREKUENSI PRE-TEST

Statistics

Pre-Test

Eksperimen Pre-Test Kontrol

N Valid 33 33

Missing 0 0

Mean 38,658 40,164

Median 40,000 40,000

Mode 36,6 36,6

Std. Deviation 5,6462 6,4417

Variance 31,879 41,496

Range 20,0 26,6

Minimum 30,0 30,0

Maximum 50,0 56,6

Sum 1275,7 1325,4

Pre-Test Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 30,0 5 15,2 15,2 15,2

33,3 3 9,1 9,1 24,2

36,6 8 24,2 24,2 48,5

40,0 7 21,2 21,2 69,7

43,3 6 18,2 18,2 87,9

46,6 2 6,1 6,1 93,9

50,0 2 6,1 6,1 100,0

Total 33 100,0 100,0

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

72

Pre-Test Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 30,0 3 9,1 9,1 9,1

33,3 4 12,1 12,1 21,2

36,6 7 21,2 21,2 42,4

40,0 6 18,2 18,2 60,6

43,3 5 15,2 15,2 75,8

46,6 6 18,2 18,2 93,9

53,3 1 3,0 3,0 97,0

56,6 1 3,0 3,0 100,0

Total 33 100,0 100,0

UJI FREKUENSI POST-TEST

Statistics

Post-Test

Eksperimen

Post-Test

Kontrol

N Valid 33 33

Missing 0 0

Mean 86,021 79,758

Median 86,600 80,000

Mode 86,6 83,3

Std. Deviation 6,6830 6,9597

Variance 44,663 48,438

Range 23,3 33,3

Minimum 73,3 60,0

Maximum 96,6 93,3

Sum 2838,7 2632,0

Post-Test Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 73,3 2 6,1 6,1 6,1

76,6 2 6,1 6,1 12,1

80,0 5 15,2 15,2 27,3

83,3 5 15,2 15,2 42,4

86,6 8 24,2 24,2 66,7

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

73

90,0 3 9,1 9,1 75,8

93,3 4 12,1 12,1 87,9

96,6 4 12,1 12,1 100,0

Total 33 100,0 100,0

Post-Test Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 60,0 1 3,0 3,0 3,0

70,0 2 6,1 6,1 9,1

73,3 6 18,2 18,2 27,3

76,6 4 12,1 12,1 39,4

80,0 5 15,2 15,2 54,5

83,0 1 3,0 3,0 57,6

83,3 7 21,2 21,2 78,8

86,6 4 12,1 12,1 90,9

90,0 2 6,1 6,1 97,0

93,3 1 3,0 3,0 100,0

Total 33 100,0 100,0

Page 90: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

74

Page 91: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

75

Page 92: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

76

Page 93: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

77

Page 94: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

78

Page 95: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

79

Page 96: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

80

Page 97: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

81

Page 98: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

82

Page 99: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

83

Page 100: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

84

Page 101: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

85

Page 102: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

86

Page 103: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

87

Page 104: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

88

Page 105: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

89

Page 106: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

90

Page 107: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

91

Page 108: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

92

Page 109: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

93

Page 110: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

94

Page 111: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

95

Page 112: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

96

Page 113: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

97

Page 114: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

98

Page 115: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

105

SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 8 GOWA Kelas : XI (Sebelas) Alokasi waktu : 4 JP x 45 menit / minggu Kompetensi Inti : 1. KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.

2. KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3. KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan

• Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel

• Menjelaskan struktur dan fungsi bagian-bagian sel

• Menjelaskan kegiatan sel sebagai unit struktural dan fungsional makhluk hidup

Sel • Komponen kimiawi

penyusun sel • Struktur dan fungsi

bagian-bagian sel • Kegiatan sel sebagai

unit struktural dan fungsional makhluk hidup

• Tranpor membran • Sintesis protein untuk

• Membaca dan mengkaji literatur tentang komponen kimiawi penyusun sel, struktur sel, proses yang terjadi di dalamnya dan mengamati gambar struktur sel prokariotik, sel tumbuhan, sel hewan dari berbagai sumber

• Melakukan pengamatan mikroskopik mengenai sel, sistem transpor zat pada membran sel, dan proses mitosis pada akar bawang segar/preparat awetan secara kelompok

4.1 Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel hewan dan sel tumbuhan sebagai unit

• Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel hewan dan sel tumbuhan sebagai unit terkecil kehidupan

Page 116: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

106

terkecil kehidupan menyusun sifat morfologis dan fisiologis sel

• Reproduksi sel sebagai kegiatan untuk membentuk morfologi tubuh dan memperbanyak tubuh

• Membandingkan, menganalisis hasil pengamatan dan mempresentasikan dalam berbagai media tentang hubungan antara makanan yang dikonsumsi dengan zat penyusun sel

3.2 Menganalisis berbagai bioproses dalam sel yang meliputi mekanisme transpor membran, reproduksi, dan sistesis protein

• Menganalisis mekanisme tranpor membran

• Menganalisis sintesis protein untuk menyusun sifat morfologis dan fisiologis sel

• Menganalisis reproduksi sel sebagai kegiatan untuk membentuk morfologi tubuh dan memperbanyak tubuh

4.2 Membuat model tentang bioproses yang terjadi dalam sel berdasarkan studi literature dan percobaan

• Membuat model tentang bioproses yang terjadi dalam sel berdasarkan studi literature dan percobaan

3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan

• Mengidetifikasi jenis-jenis jaringan pada tumbuhan

• Menjelaskan sifat totipotensi dan kultur jaringan

• Menganalisis struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan

Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan • Jenis-jenis jaringan

pada tumbuhan • Sifat totipotensi dan

kultur jaringan • Struktur dan fungsi

jaringan pada tumbuhan

• Mengamati jaringan-jaringan tumbuhan, hewan secara mikroskop dengan preparat basah/awetan dan iklan produk pemutih kulit yang menunjukkan lapisan kulit serta mengkaji literatur tentang struktur jaringan penyusun organ pada tumbuhan hewan dari berbagai sumber

• Menganalisis tentang sifat-sifat jaringan meristematis/embrional, sifat pluripotensi, totipotensi, polipotensi yang dikaitkan dengan dasar kultur jaringan

4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada tumbuhan

• Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada tumbuhan

3.4 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada

• Menjelaskan struktur jaringan pada hewan

Struktur dan Fungsi Jaringan pada Hewan

• Mengaitkan hasil pengamatan tentang bentuk, letak dan fungsi jaringan pada

Page 117: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

107

jaringan hewan dengan fungsi organ pada hewan

• Menjelaskan letak dan fungsi jaringan pada hewan

• Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan hewan dengan fungsi organ pada hewan

• Struktur jaringan pada hewan

• Letak dan fungsi jaringan pada hewan

hewan, serta kebenaran konsep iklan kosmetik di media masyarakat secara kritis dan menyikapi secara benar dan mempresentasikan hasil kesimpulan tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

• Membuat desain sablon, souvenir, dompet, tas dengan hiasan bermotif struktur jaringan pada tumbuhan dan hewan

4.4 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada hewan

• Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada hewan

3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia

• Memahami mekanisme gerak • Mengidentifikasi macam-

macam gerak • Mengidentifikasi kelainan pada

sistem gerak • Menjelaskan teknologi yang

mungkin untuk membantu kelainan pada sistem gerak

• Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia

Struktur dan Fungsi Tulang, Otot, dan Sendi • Mekanisme gerak • Macam-macam gerak • Kelainan pada sistem

gerak • Teknologi yang

mungkin untuk membantu kelainan pada sistem gerak

• Memeragakan/ mendemonstrasikan berbagai cara kerja otot, sendi dengan berbagai macam gerakan oleh beberapa siswa serta mengamati gambar/video tentang kasus patah tulang/cedera

• Melakukan pengamatan struktur tulang dengan percobaan merendam tulang paha ayam dalam larutan HCl dan memban-dingkannya dengan tulang yang tidak diren-dam HCl dan percobaan pengaruh garam fisiologis terhadap kontraksi otot pada paha dan jantung katak serta struktur sel penyusun jaringan tulang

• Menghubungkan hasil pengamatan struktur tulang dengan pola makan rendah kalsium, proses menyusui, menstruasi, menyimpul-kan fungsi kalsium dalam sistem gerak, hasil peng-amatan proses kontraksi otot

4.5 Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi gangguan sistem gerak melalui studi literatur

• Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi gangguan sistem gerak melalui studi literature

Page 118: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

108

paha dan jantung katak dengan berbagai gerakan/ aktivitas manusia, hasil pengamatan gerak otot dengan konsep mekanisme kontraksi otot

• Menganalisis jenis gerakan dan organ gerak yang berfungsi dalam berbagai kegiatan gerak yang dilakukan/ diperagakan dan mengaitkan proses-proses gerak yang dilakukan dengan kelainan yang mungkin terjadi

• Membuat awetan rangka ikan, katak atau ayam/burung berkelompok dan menyusun laporan struktur, fungsi sel penyusun jaringan pada sistem gerak secara tertulis

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi manusia

• Menjelaskan bagian-bagian darah: sel-sel darah dan plasma darah

• Menjelaskan beberapa golongan darah

• Menjelaskan tentang pembekuan darah

• Menjelaskan struktur jaringan dan fungsi serta ruang dan katup jantung

• Menganalisis proses peredaran darah

• Mengidentifikasi kelainan dan gangguan pada sistem peredaran darah

• Menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan

Struktur dan Fungsi Sistem Peredaran Darah • Bagian-bagian darah:

sel-sel darah dan plasma darah

• Golongan darah • Pembekuan darah • Jantung: struktur

jaringan dan fungsinya, ruang dan katup jantung

• Proses peredaran darah • Kelainan dan

gangguan pada sistem peredaran darah

• Teknologi yang berkaitan dengan

• Mengamati gambar jaringan darah, struktur jantung dan mengkaji literatur tentang kerja jantung, kelainan/ gangguan jantung, teknologi yang berkaitan dengan kesehatan jantung, struktur - fungsi sel darah, plasma darah

• Mengukur tekanan darah, melakukan penghitungan denyut jantung, tekanan darah, tes uji golongan darah, pembekuan darah, membuat sediaan apus darah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk sel darah, menghitung jumlah sel darah menggunakan haemocytometer

• Melakukan pengamatan bagian-bagian jantung menggunakan jantung

Page 119: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

109

jantung • Menganalisis hubungan antara

struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi manusia

kesehatan jantung kambing/sapi atau torso/gambar jantung manusia, melakukan observasi ke rumah sakit/klinik dan menemukan penggunaan teknologi dalam membantu gangguan sistem peredaran.

• Menganalisis dan menyimpulkan hasil pengamatan, percobaan tentang struktur, fungsi sel-sel darah, plasma darah, golongan darah, struktur, fungsi jantung, hal-hal yang memengaruhi kerja jantung serta kaitan struktur - fungsi sel darah dengan berbagai kelainan pada sistem peredaran darah

• Menyajikan gambar/skema pembekuan darah dan mempresentasikan sistem peredaran darah serta teknologi yang digunakan dalam mengatasi kelainan/penyakit pada sistem peredaran dengan berbagai bentuk media

4.6 Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung, pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem sirkulasi manusia serta kaitannya dengan teknologi melalui studi literatur

• Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung, pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem sirkulasi manusia serta kaitannya dengan teknologi melalui studi literature

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia

• Menganalisis zat makanan yang diperlukan tubuh manusia sehari-hari dari berbagai sumber informasi

• Mengidentifikasi salah satu bagian saluran pencer-naan hewan ruminansia, saluran pencernaan manusia melalui berbagai media informasi dan mengenali posisi alat dan

Struktur dan Fungsi Sel pada Sistem Pencernaan • Zat Makanan. • BMR (Body Mass

Index) dan BMR (Basal Metabolic Rate)

• Menu sehat • Struktur dan fungsi sel

penyusun jaringan pada organ pencernaan

• Menganalisis zat makanan yang diperlukan tubuh manusia sehari-hari dari berbagai sumber informasi

• Mengamati salah satu bagian saluran pencer-naan hewan ruminansia, saluran pencernaan manusia melalui berbagai media informasi dan mengenali posisi alat dan kelenjar pencernaan serta fungsinya dalam kerja kelompok

Page 120: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

110

kelenjar pencernaan serta fungsinya

• Membandingkan organ pencernaan makanan manusia dengan hewan ruminansia menggunakan gambar/carta

• Menyusun menu makanan seimbang untuk kategori aktivitas normal

• Struktur dan fungsi jaringan sistem pencernaan hewan ruminansia.

• Penyakit/gangguan bioproses sistem pencernaan

• Melakukan percobaan uji zat makanan pada ber-bagai bahan makanan, proses pencernaan di mulut dan membanding-kan organ pencernaan makanan manusia dengan hewan ruminansia menggunakan gambar/carta

• Menyusun menu makanan seimbang untuk kategori aktivitas normal selama 3 hari melalui kerja mandiri

• Membahas data pengamatan/perco-baan, menganalisis informasi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan manusia dari berbagai sumber dan mengaitkan antara konsep dengan hasil pengamatan/perco- baan dan menyimpulkannya serta mempresenta-sikan secara lisan tentang struktur sel penyusun jaringan, organ pencernaan, fungsi dan prosesnya

• Melaporkan secara tertulis cara menjaga kesehatan diri dengan prinsip-prinsip dalam perolehan nutrisi, energi melalui makanan dalam kerja sistem pencernaan

4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan

• Melaporkan secara tertulis cara menjaga kesehatan diri dengan prinsip-prinsip dalam perolehan nutrisi, energi melalui makanan dalam kerja sistem pencernaan

• Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan

3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dalam kaitannya dengan

• Menemukan letak dan struktur organ pernapasan manusia dan hewan

• Menjelaskan struktur dan fungsi organ pernapasan pada manusia

Struktur dan Fungsi Sel pada Sistem Pernapasan. • Struktur dan fungsi

organ pernapasan pada manusia dan hewan

• Mengamati carta dan/atau torso sistem pernapasan untuk menemukan letak dan struktur organ pernapasan manusia dan hewan serta mengkaji informasi mengenai fung-sinya,

Page 121: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

111

bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem respirasi manusia

dan hewan • Menjelaskan proses pertukaran

O2, CO2 dari alveolus ke kapiler, kandungan zat dalam rokok yang dapat mengganggu sistem pernapasan

• Menganalisis mekanisme pernapasan pada manusia dan hewan (serangga dan burung)

• Menganalisis kelainan dan penyakit terkait sistem pernapasan

• Menjelaskan pengaruh merokok dengan kesehatan pernapasan

• Menjelaskan hubungan kondisi udara lingkungan yang tidak bersih

• Menjelaskan keterkaitan perilaku merokok dengan struktur organ pernapasan

(serangga dan burung) • Mekanisme

pernapasan pada manusia dan hewan (serangga dan burung)

• Kelainan dan penyakit terkait sistem pernapasan

proses pertukaran O2, CO2 dari alveolus ke kapiler, kandungan zat dalam rokok yang dapat mengganggu sistem pernapasan

• Melakukan percobaan untuk menentukan kapasitas paru-paru dan penghasilan CO2 dalam proses pernapasan, melakukan pengamatan mikroskopis sediaan jaringan paru-paru dan menemukan faktor yang mempengaruhi volume udara pernapasan pada manusia dan hewan melalui percobaan

• Menghitung volume udara pernapasan pada serangga/ hewan dan menemukan hal-hal yang mempengaruhinya

• Membahas, menganalisis, menyimpulkan secara berkelompok dan mempresen-tasikan tentang keterkaitan hasil pengamatan sistem pernapasan manusia maupun hewan, pengaruh merokok dengan kesehatan pernapasan, hubungan kondisi udara lingkungan yang tidak bersih, perilaku merokok dengan struktur organ pernapasan, fungsi sel penyusun jaringan pada organ pernapasan dengan penyakit/kelainan yang terjadi pada saluran pernapasan dalam berbagai bentuk media

4.8 Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan manusia berdasarkan studi literatur

• Mempresentasikan keterkaitan hasil pengamatan sistem pernapasan manusia maupun hewan, pengaruh merokok dengan kesehatan pernapasan, hubungan kondisi udara lingkungan yang tidak bersih, perilaku merokok dengan struktur organ pernapasan, fungsi sel penyusun jaringan pada organ pernapasan dengan penyakit/kelainan yang terjadi

Page 122: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

112

pada saluran pernapasan

3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem ekskresi manusia

• Menjelaskan struktur dan fungsi organ pada sistem ekskresi pada manusia. dan hewan (belalang dan cacing)

• Menjelaskan proses ekskresi pada manusia

• Menjelaskan proses ekskresi pada hewan (belalang dan cacing)

• Menjelaskan kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem eksresi

• Menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi

Struktur dan Fungsi Sel pada Sistem Ekskresi Manusia • Struktur dan Fungsi

organ pada sistem ekskresi pada manusia. Dan hewan (belalang dan cacing)

• Proses ekskresi pada manusia

• Proses ekskresi pada hewan (belalang dan cacing)

• Kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem eksresi

• Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi

• Mengamati dan mengenali struktur berbagai organ ekskresi, letak, fungsinya melalui kegiatan demonstrasi kelas/torso/gambar/video mengenai kerja ginjal, struktur ginjal kambing/sapi yang dibandingkan dengan ginjal manusia, hati, penampang melintang kulit untuk melihat struktur sel dan jaringan dan mengaitkan dengan fungsinya

• Mengkaji literatur tentang struktur sel yang menyusun jaringan dan fungsinya pada alat-alat ekskresi, proses pengeluaran sisa metabolisme: keringat, urin, bilirubin dan biliverdin, CO2 dan H2O (uap air) pada berbagai organ ekskresi, prinsip kerja dari dialisis darah serta kelainan/penyakit sistem ekskresi

• Melakukan percobaan uji urin orang normal dan orang sakit

• Membahas, menganalisis, menyimpulkan dan mempresentasikan tentang struktur, fungsi sel-sel penyusun jaringan pada organ ekskresi serta keterkaitan dengan fungsinya dan kemiripan sistem teknologi cuci darah dengan fungsi ginjal sebagai penyaring zat-zat sisa

4.9 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ yang meyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi

• Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ yang meyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi

Page 123: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

113

bioproses pada tubuh

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia

• Mengidentifikasi dan menggambarkan struktur sel saraf secara mikroskop

• Menganalisis cara kerja kulit, telinga, lidah, mata, hidung

• Menunjukkan adanya fungsi saraf pada tubuh

• Menjelaskan gerak refleks, letak bintik buta, letak reseptor perasa pada lidah

• Mengaitkan proses perambatan impuls pada sistem saraf

• Menjelaskan langkah-langkah perambatan impuls pada sistem saraf secara fisik, kimia, Biologi

• Menjelaskan gerak otot sebagai organ efektor kerja saraf

Struktur dan Fungsi Sel pada Sistem Regulasi • Sistem saraf • Sistem endokrin • Sistem indera • Proses kerja sistem

regulasi • Pengaruh psikotropika

pada sistem regulasi. • Kelainan yang terjadi

pada sistem regulasi

• Mengamati struktur sel saraf secara mikroskop/gambar dan membuat gambar hasil pengamatan

• Melakukan percobaan/games tentang cara kerja kulit, telinga, lidah, mata, hidung untuk menunjukkan adanya fungsi saraf pada tubuh, demonstrasi pemodelan seorang peserta didik dalam kelompok untuk memeragakan gerak refleks, letak bintik buta, letak reseptor perasa pada lidah serta mengaitkan proses perambatan impuls pada sistem saraf, merinci langkah-langkah perambatan impuls pada sistem saraf secara fisik, kimia, Biologi serta mengaitkannya dengan gerak otot sebagai organ efektor kerja saraf

4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literatur

• Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literature

3.11 Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa

• Menganalisis penyebab terjadinya berbagai gangguan

Bahan psikotoprika • Bahaya

• Menganalisis penyebab terjadinya berbagai gangguan yang terjadi pada

Page 124: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

114

psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat

yang terjadi pada sistem regulasi, hubungan psikotropika dengan sistem regulasi

• Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat

• Mengaitkan antara struktur sel saraf dengan fungsinya

• Membedakan struktur sel saraf dengan sel-sel penyusun tubuh lainnya dalam fungsi bioproses pada tubuh, perambatan impuls pada sel saraf hingga menghasilkan kerja pada sel otot,

• Menyimpulkan pengaruh berbagai bahan psikotropika dan fungsi sel saraf

• Menjelaskan hubungan kerusakan saraf akibat bahan psikotropika untuk masa depan

sistem regulasi, hubungan psikotropika dengan sistem regulasi

• Mengaitkan antara struktur sel saraf dengan fungsi dan membedakannya dengan sel-sel penyusun tubuh lainnya dalam fungsi bioproses pada tubuh, perambatan impuls pada sel saraf hingga menghasilkan kerja pada sel otot, menyimpulkan dan mempresentasikan pengaruh berbagai bahan psikotropika dan fungsi sel saraf, hubungan kerusakan saraf akibat bahan psikotropika untuk masa depan peserta didik

4.11 Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar

• Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar

3.12 Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam system

• Menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat reproduksi pada pria dan wanita

• Menjelaskan proses pembentukan sel kelamin

Struktur dan Fungsi Sel pada Sistem Reproduksi • Struktur dan fungsi

alat-alat reproduksi pada pria dan wanita

• Membaca teks tentang sistem reproduksi dari berbagai sumber, melihat film tentang pendidikan seks dan mencermati iklan tentang ASI dan KB

Page 125: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

115

reproduksi manusia • Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam system reproduksi manusia

• Menganalisis kelainan/ penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi

• Proses pembentukan sel kelamin

• Ovulasi dan menstruasi • Fertilisasi, gestasi, dan

persalinan • ASI • KB • Kelainan/ penyakit

yang berhubungan dengan sistem reproduksi

• Membahas dalam kelompok fungsi dan tujuan KB, pemberian ASI, proses gametogenesis, menstruasi, fertilisasi melalui gambar, hubungan antara kesehatan reproduksi, program KB dan kependudukan serta penyebab kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi dari berbagai sumber literatur/media

• Menganalisis keunikan sel-sel pada jaringan sistem reproduksi dikaitkan dengan fungsinya, berbagai proses reproduksi dengan kesehatan diri dan masyarakat serta pentingnya KB harus dilakukan berdasarkan hasil diskusi

• Mempresentasikan hubungan antara sistem reproduksi dengan pengendalian penduduk, kesehatan, kesejahteraan keluarga serta membuat iklan/poster/film pendek tentang ASI eksklusif dalam berbagai bentuk media

4.12 Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi

• Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi

3.13 Menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada manusia dan pemberian ASI ekslusif dalam program keluarga berencana sebagai upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM)

• Menjelaskan fungsi dan tujuan KB, pemberian ASI, proses gametogenesis, menstruasi serta fertilisasi

• Menganalisis hubungan antara kesehatan reproduksi, program KB dan kependudukan

• Menganalisis penyebab kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi

• Menganalisis keunikan sel-sel pada jaringan sistem reproduksi dikaitkan dengan fungsinya

• Menjelaskan berbagai proses

Page 126: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

116

reproduksi dengan kesehatan diri dan masyarakat

• Menjelaskan pentingnya KB harus dilakukan

4.13 Menyajikan karya tulis tentang pentingnya menyiapkan generasi terencana untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM)

• Mempresentasikan hubungan antara sistem reproduksi dengan pengendalian penduduk, kesehatan, kesejahteraan keluarga

• Membuat iklan/poster/film pendek tentang ASI eksklusif dalam berbagai bentuk media

3.14 Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh

• Menganalisis penyebab HIV AIDS

• Menjelaskan struktur sel/jaringan tubuh yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh

• Menjelaskan fungsi antigen, antibodi bagi pertahanan tubuh,

• Menjelaskan penyebab gangguan kelainan kekebalan tubuh serta cara mengatasi kelainan-kelainan yang berhubungan dengan sistem imun dari berbagai sumber

• Menganalisis proses terbentuknya kekebalan tubuh yang dapat terjadi secara pasif-aktif dan terjadi karena bekerjanya jaringan tubuh yang melawan benda asing masuk ke

Struktur dan Fungsi Sel pada Sistem Pertahanan Tubuh • Antigen dan antibodi • Mekanisme pertahanan

tubuh • Peradangan, alergi,

pencegahan dan penyembuhan penyakit

• Imunisasi

• Membaca literature/melihat film/gambar tentang penyebab HIV AIDS, penyerangan virus tersebut pada sistem kekebalan tubuh, dan struktur sel/jaringan tubuh yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh

• Mengkaji literatur, mendiskusikan mengenai fungsi antigen, antibodi bagi pertahanan tubuh, mengumpulkan informasi, penyebab gangguan kelainan kekebalan tubuh serta cara mengatasi kelainan-kelainan yang berhubungan dengan sistem imun dari berbagai sumber

• Mengobservasi lapangan (ke puskesmas, rumah sakit, klinik, dll) dan melakukan kegiatan role play mengenai mekanisme pertahanan tubuh untuk memahami mekanisme

Page 127: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

117

dalam tubuh • Menjelaskan secara lisan

tentang mekanisme terbentuknya sistem kekebalan dalam tubuh, dapat terganggu akibat berbagai sebab dan istilah-istilah baru yang berkaitan dengan sistem kekebalan

sistem pertahanan tubuh • Menganalisis dan menyimpulkan

hasil analisis proses terbentuknya kekebalan tubuh yang dapat terjadi secara pasif-aktif dan terjadi karena bekerjanya jaringan tubuh yang melawan benda asing masuk ke dalam tubuh

• Menjelaskan secara lisan tentang mekanisme terbentuknya sistem kekebalan dalam tubuh, dapat terganggu akibat berbagai sebab dan istilah-istilah baru yang berkaitan dengan sistem kekebalan

4.14 Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan immunisasi serta kelainan dalam sistem imun

• Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan immunisasi serta kelainan dalam sistem imun

Page 128: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

118

A. KompetensiInti

KI1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli

(gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.

KI3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. KompetensiDasar

KompetensiDasar

Indikator

3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang

3.5.1 Mengidentifikasistrukturdanfungsitulangdlamsistemgerakmanusia

3.5.2 Mengidentifikasistrukturdanfungsisendidalamsistemgerakmanusia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMAN 8 Gowa Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi Pokok : Sistem Gerak Alokasi Waktu : 2x 45 Menit Pertemuan : I

Page 129: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

119

dapat terjadi pada sistem gerak manusia.

C. TujuanPembelajaran

1. Memahamidanmenjelaskanpengertian, jenis-jenis, mekanismepembentukan, susunandanpesendiantulangpadasistem gerakmanusia.

2. Menjelaskandanmengidentifikasipengertiandanstruktur, mekanismekontraksi, danmacam-macamototsertagerakpadamanusia.

D. MateriPembelajaran Strukturdanfungsitulang, ototdansendi 1. Pengertian, struktur, susunanrangka,jenis-jenis,

mekanismepembentukantulangdansendi 2. Pengertian, struktur, mekanismekontraksi, macam-macamgerakdanotot

E. MetodePembelajaran

Modelpembelajaran : Concept Attainment Pendekatan : Saintifik Metode : CeramahdanDiskusi kelompok

F. Media, AlatdanBahan 1. Media

a. Gambar b. LembarKerjaSiswa

2. Alat/Bahan a. Papantulis b. Spidol dan label

G. SumberBelajar

1. BukuBiologiSiswaKelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016 2. Bukureverensi yang relevan

H. Langkah-langkahPembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan membimbing siswa berdoa

2. Guru melakukan absensi dan dan memeriksa kesiapan

siswa untuk belajar

3. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan senam

kecil untuk meningkatkan konsentrasi siswa

4. Guru memberi motivasi kepada siswa dengan melakukan

10

Menit

Page 130: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

120

senam kecil. Siswa mampu melakukan berbagai gerakan

yang dapat dilakukan untuk itu kita harus senantiasa

bersyukur atas karunia tersebut

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan

materiya

Kegiatan

Inti

1. Guru memperlihatkan sebuah tabel yang berisi contoh-

contoh ciri tulang dan sendi

2. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk

membandingkan sifat-sifat dan ciri-ciri dalam contoh

yang diberi label

3. Siswa dibimbing oleh guru untuk memberikan definisi

dari contoh-contoh yang diberikan

4. Guru memberikan penjelasan dan meluruskan informasi

70

Menit

Pengujian

Pencapaian

Konsep

1. Guru memperlihatkan contoh-contoh yang tidak diberi

label, dengan tanda YA dan TIDAK

2. Siswa mengidentifikasi contoh-contoh yang tidak diberi

label, dengan tanda YA dan TIDAK

3. Siswa memberikan contoh-contoh selain yang disajikan

guru

Analisis

Strategi

Berpikir

1. Siswa dibimbing oleh guru untuk duduk berdasarkan

kelompok

2. Setiap kelompok mendiskusikan sumber-sumber dari

energi dan contohnya

3. Siswa dari perwakilan tiap kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya

4. Guru memperlihatkan peta konsep mengenai

tulangdansendi

5. Guru menjelaskan mengenai otot rangka dan contohnya

Konfirmasi

1. Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang

belum dimengerti oleh siswa

2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk

mengecek apakah siswa sudah mengerti materi yang

Page 131: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

121

disampaikan

Penutup 1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi

pembelajaran

2. Guru memberikan evaluasi dengan mengerjakan soal

latihan.

3. Guru dan siswa berdoa sesuai dengan agama dan

keyakinan masing-masing untuk mengakhiri pelajaran.

10

Menit

I. Penilaian proses danHasilBelajar 1. Teknik Penilaian : Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda

Contoh Instrumen Rubrik Penilaian Perilaku

No Aspek yang dinilai Rubrik 1. Menunjukkan rasa

ingin tahu 1. Tidak menunjukkan rasa ingin tahu, tidak antusias, pasif 2. Menunjukkan rasa ingin tahu, tidak antusias, pasif 3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif

2. Ketelitian dalam melakukan kerja individu

1. Melakukan pekerjaan tidak sesuai prosedur, bekerja dengan tergesa-gesa, hasil tidak tepat.

2. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, hati-hati dalam bekerja, hasil tidak tepat.

3. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, hati-hati dalam bekerja, hasil tepat.

3. Ketelitian dan kehati-hatian dalam kerja kelompok

1. Melakukan kerja dengan tergesa-gesa secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tidak tepat.

2. Melakukan kerja dengan hati-hati secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tidak tepat.

3. Melakukan kerja dengan hati-hati secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tepat.

4. Ketekunan dan tanggung jawab dalam bekerja secara individu maupun kelompok

1. Tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil

2. Tekun dalam menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil terbaik

3. Tekun dalam menjalankan tugas, mendapatkan hasil terbaik dan tepat waktu

Page 132: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

122

5. Ketrampilan saat berkomunikasi dalam diskusi kelompok

1. Tidak aktif bertanya, tidak mengemukakan gagasan, menghargai pendapat orang lain

2. Aktif bertanya, tidak mengemukakan gagasan, menghargai pendapat orang lain

3. Aktif bertanya, aktif berpendapat, menghargai pendapat orang lain

Gowa, 2 Desember 2019

Peneliti Guru Mata Pelajaran

YovitaHaskar Dra.Hasnah NIM: 105440009615 NIP: 196709132014072001

Mengetahui, Kepala SMAN 8 Gowa

(Islamuddin S.Pd.,M.Pd) NIP: 196903151992031013

Page 133: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

123

A. Kompetensi Inti

KI1: Menghayati danmengamalkanajaran agama yang dianutnya. KI2: Menghayatidanmengamalkanperilakujujur, disiplin, santun, peduli

(gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), bertanggungjawab, responsif, dan pro-aktifdalamberinteraksisecaraefektifsesuaidenganperkembangananak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakatdanlingkunganalamsekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dankawasaninternasional.

KI3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. KompetensiDasar

KompetensiDasar Indikator 3.5 Menganalisis hubungan

antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia.

3.5.3 Mengidentifikasikelainanpadasistemgerakmanusia

3.5.4 Menjelaskanmekanismekerjaotot

C. TujuanPembelajaran

1. Mengidentifikasikelainanpadasistemgerakmanusia 2. Menjelaskanteknologiuntukmembantukelainanpadasistemgerak

D. MateriPembelajaran 1. Kelainanpadasistemgerakmanusia 2. Teknologiuntukmembantukelainanpadasistemgerakpadamanusia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMAN 8 GOWA Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI /Ganjil Materi Pokok : Sistem Gerak Alokasi Waktu : 2x 45 Menit Pertemuan : II

Page 134: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

124

E. MetodePembelajaran

Modelpembelajaran : Concept Attainment Pendekatan : Saintifik Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusikelompok

F. Media, AlatdanBahan

1. Media a. Gambar b. PotonganKertas

2. Alat/Bahan a. Papantulis b. Spidoldan label

G. SumberBelajar

1. BukuBiologiSiswaKelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016 2. Bukureverensi yang relevan

H. Langkah-langkahPembelajaran

Kegiatan Deskripsi

Aloka

si

Wakt

u

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan membimbing siswa

berdoa

2. Guru melakukan absensi dan dan memeriksa kesiapan

siswa untuk belajar

3. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan senam

kecil untuk meningkatkan konsentrasi siswa

4. Guru memberi motivasi kepada siswa dengan

melakukan senam kecil. Siswa mampu melakukan

berbagai gerakan yang dapat dilakukan untuk itu kita

harus senantiasa bersyukur atas karunia tersebut

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

cakupan materiya

10

Menit

Kegiatan Inti 1. Guru memperlihatkangambar tentang kelainan pada

sistem gerak agar siswalebih berkonsentrasi

2. Memberikan 5 masalah kelainan pada sistem gerak

70

Menit

Page 135: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

125

dan teknologi yang membantu kelainan sistem

gerakdengan menggunakanartikel

3. Guru

membimbingsiswauntukmemberikandefinisitentangm

asalah kelainan gerakdan teknologi yang membantu

kelainan sistemgerak yang telahdiberikan

4. Guru memberikanpenjelasandanmeluruskaninformasi

Pengujianpencapa

ian

1. Guru memperlihatkancontoh-contoh yang tidakdiberi

label, dengantanda YA dan TIDAK.

2. Siswamengidentifikasicontoh-contoh yang tidakdiberi

label, dengantanda YA dan TIDAK

Analisisstrategiber

pikir

1. Siswadibimbingoleh guru

untukdudukberdasarkankelompok

2. Setiapkelompokmendiskusikansumber-

sumberdarienergidancontohnya

3. Siswadariperwakilantiapkelompokmempresentasikan

hasildiskusinya

Penutup 1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi

pembelajaran

2. Guru memberikan evaluasi

3. Guru memberikan tugas mandiri untuk menghapal

nama-nama tulang pada rangka manusia dan

menyetornya secara lisan

4. Mengakhiri pertemuan dengan berdoa dan

mengucapkan salam

10

Menit

I. Penilaian proses danHasilBelajar

1. Teknik Penilaian : Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda

Contoh Instrumen Rubrik Penilaian Perilaku

No Aspek yang dinilai Rubrik 1. Menunjukkan rasa

ingin tahu 1. Tidak menunjukkan rasa ingin tahu, tidak antusias, pasif 2. Menunjukkan rasa ingin tahu, tidak antusias, pasif 3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif

2. Ketelitian dalam 1. Melakukan pekerjaan tidak sesuai prosedur, bekerja

Page 136: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

126

No Aspek yang dinilai Rubrik melakukan kerja individu

dengan tergesa-gesa, hasil tidak tepat. 2. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, hati-hati dalam

bekerja, hasil tidak tepat. 3. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, hati-hati dalam

bekerja, hasil tepat. 3. Ketelitian dan

kehati-hatian dalam kerja kelompok

1. Melakukan kerja dengan tergesa-gesa secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tidak tepat.

2. Melakukan kerja dengan hati-hati secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tidak tepat.

3. Melakukan kerja dengan hati-hati secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tepat.

4. Ketekunan dan tanggung jawab dalam bekerja secara individu maupun kelompok

1. Tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil

2. Tekun dalam menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil terbaik

5. Ketrampilan saat

berkomunikasi dalam diskusi kelompok

1. Tidak aktif bertanya, tidak mengemukakan gagasan, menghargai pendapat orang lain

2. Aktif bertanya, tidak mengemukakan gagasan, menghargai pendapat orang lain

3. Aktif bertanya, aktif berpendapat, menghargai pendapat orang lain

Gowa, 2 Desember 2019

Peneliti Guru Mata Pelajaran

YovitaHaskar Dra.Hasnah NIM: 105440009615 NIP: 196709132014072001

Mengetahui, Kepala SMAN 8 Gowa

(Islamuddin S.Pd.,M.Pd) NIP: 196903151992031013

Page 137: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

127

Page 138: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

127

A. Kompetensi Inti

KI1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator 4.5 Menyajikan karya tentang

pemanfaatan teknologi dalam mengatasi gangguan sistem gerak melalui studi literature

4.5.1 Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi gangguan sistem gerak melalui studi literatur

C. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu membedakan struktur tulang paha ayam

yang direndam HCl dengan yang tidak direndam HCl

2. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu mengaitkan struktur, fungsi dan kelainan

sistem gerak dengan praktikum femur ayam

3. Melalui kegiatan praktikum siswa mampu menjelaskan pengaruh garam terhadap

kontraksi otot katak

4. Melalui kegiatan diskusi kliping siswa mampu menganalisis kelainan pada sistem

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMAN 8 GOWA Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi Pokok : Sistem Gerak Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Pertemua : Pertemuan III

Page 139: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

128

rangka yaitu gangguan fisik, gangguan fisiologis, gangguan persendian, gangguan

tulang belakang dan gangguan pada sistem otot

D. Materi Pembelajaran

1. Melakukan pengamatan struktur tulang dan percobaan merendam paha ayam dalam

larutan HCL dan membandingkannya dengan tulang yang tidak direndam HCL

2. Percobaan pengaruh garam fisiologis terhadap kontraksi otot pada paha dan jantung

katak serta strukur sel penyusun jaringan tulang

3. Membuat awetan rangka ikan, katak atau ayam/burung berkelompok dan menyusun

laporan struktur, fungsi sel penyusun jaringan pada sistem gerak secara tertulis

E. Metode Pembelajaran Model pembelajaran : Concept Attainment Pendekatan : Saintifik Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok

F. Media, Alat dan Bahan 1. Media/Alat

a. LCD b. Laptop

2. Bahan a. LKS b. Larutan HCl c. Tulang paha ayam d. Katak

G. Sumber Belajar

1. Buku Biologi Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016 2. Buku reverensi yang relevan

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan membimbing siswa berdoa

2. Guru melakukan absensi dan dan memeriksa kesiapan

siswa untuk belajar

3. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan senam

kecil untuk meningkatkan konsentrasi siswa

4. Guru memberi motivasi kepada siswa dengan melakukan

10

Menit

Page 140: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

129

senam kecil. Siswa mampu melakukan berbagai gerakan

yang dapat dilakukan untuk itu kita harus senantiasa

bersyukur atas karunia tersebut

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan

materiya

Kegiatan

Inti

1. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

2. Guru menyampaikan prosedur kegiatan praktikum

3. Guru meminta siswa melakukan kegiatan

praktikum sesuai dengan prosedur yang dijelaskan

4. Guru meminta masing-masing kelompok untuk

menuliskan data yang diperoleh dari praktikum

5. Guru meminta salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok

6. Guru akan memberi tambahan materi dan

memberi penguatan dari hasil praktikum

70

Menit

Penutup 1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi

pembelajaran

2. Guru memberikan evaluasi

3. Guru memberikan tugas mandiri untuk menghapal nama-

nama tulang pada rangka manusia dan menyetornya

secara lisan

4. Mengakhiri pertemuan dengan berdoa dan mengucapkan

salam

10

Menit

I. Penilaian proses dan Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian : Tes tertulis

2. Bentuk Instrumen : Pilihan ganda

Contoh Instrumen Lembar Pengamatan Sikap

Pengamatan Perilaku Ilmiah

No. Aspek yang dinilai 1 2 3 Keterangan 1. Rasa ingin tahu (curiosity) 2. Ketelitian dalam melakukan kerja individu 3. Ketelitian dan kehati-hatian dalam kerja kelompok 4. Ketekunan dan tanggung jawab dalam bekerja

secara individu maupun kelompok

Page 141: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

130

5. Ketrampilan saat berkomunikasi dalam diskusi kelompok

Contoh Instrumen Rubrik Penilaian Perilaku

No Aspek yang dinilai Rubrik 1. Menunjukkan rasa

ingin tahu 1. Tidak menunjukkan rasa ingin tahu, tidak antusias, pasif 2. Menunjukkan rasa ingin tahu, tidak antusias, pasif 3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif

2. Ketelitian dalam melakukan kerja individu

1. Melakukan pekerjaan tidak sesuai prosedur, bekerja dengan tergesa-gesa, hasil tidak tepat.

2. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, hati-hati dalam bekerja, hasil tidak tepat.

3. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, hati-hati dalam bekerja, hasil tepat.

3. Ketelitian dan kehati-hatian dalam kerja kelompok

1. Melakukan kerja dengan tergesa-gesa secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tidak tepat.

2. Melakukan kerja dengan hati-hati secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tidak tepat.

3. Melakukan kerja dengan hati-hati secara bersama dengan teman sekelompok, dengan hasil yang tepat.

4. Ketekunan dan tanggung jawab dalam bekerja secara individu maupun kelompok

1. Tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil

2. Tekun dalam menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil terbaik

3. Tekun dalam menjalankan tugas, mendapatkan hasil terbaik dan tepat waktu

5. Ketrampilan saat berkomunikasi dalam diskusi kelompok

1. Tidak aktif bertanya, tidak mengemukakan gagasan, menghargai pendapat orang lain

2. Aktif bertanya, tidak mengemukakan gagasan, menghargai pendapat orang lain

3. Aktif bertanya, aktif berpendapat, menghargai pendapat orang lain

Page 142: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

131

Contoh Instrumen Lembar Penilaian Perilaku Ilmiah

No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah

Skor Nilai

1 2 3 4 5

Kriteria penilaian :

Jumlah Skor Nilai 13 – 15 95 10 – 12 90 7 – 9 85 4 – 6 80 1 – 3 75

Contoh Instrumen Lembar Pengamatan Keterampilan Praktikum

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Kemampuan

1 2 3 4 1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum 2. Menggunakan alat sesuai fungsinya 3. Melakukan pengukuran dengan benar 4. Menyusun data hasil pengukuran 5. Membersihkan alat 6. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya

Jumlah

Keterangan: 1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik 4 : Baik Sekali

Page 143: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

132

Contoh Instrumen Lembar Penilaian Keterampilan Praktikum

No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah

Skor Nilai

1 2 3 4

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑥 100

Gowa, 2 Desember 2019

Peneliti Guru Mata Pelajaran

Yovita Haskar Dra.Hasnah NIM: 105440009615 NIP: 196709132014072001

Mengetahui, Kepala SMAN 8 Gowa

(Islamuddin S.Pd.,M.Pd) NIP: 196903151992031013

Page 144: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

133

SOAL PRETEST

Nama : Kelas : Satuan Pendidikan : SMAN 8 Gowa Kelas/ Semester : XI (Sebelas) / Ganjil Mata Pelajaran : Biologi Materi : Sistem Gerak Waktu : 2 x 45 menit PILIHAN GANDA Petunjuk 1. Sebelum anda mengerjakan soal dibawah ini jangan lupa berdoa dan membaca

“basmalah” 2. Tulis nama dan kelas pada kolom yang tersedia 3. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu 4. Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang dianggap paling benar pada lembar

jawaban 5. Apabila ada jawaban yang Anda anggap salah dan Anda ingin menggantinya, coretlah

dengan dua garis lurus mendatar pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar. Contoh: Pilihan semula Dibetulkan menjadi

A. Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b,

c, d atau e pada lembar jawaban! 1. Jika manusia tidak memiliki tulang,

maka yang terjadi adalah …. a. manusia tidak memiliki bentuk

tubuh, tidak dapat berdiri dan bergerak, serta organ tubuh tidak terlindungi.

b. manusia tidak memiliki bentuk tubuh, dapat berdiri dengan kokoh, serta dapat berlari.

c. manusia masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, berjalan, dan berlari.

d. manusia masih dapat melindungi organ tubuh bagian dalam dengan kulit sehingga tidak mudah rusak.

e. manusia dapat menyimpan mineral kalsium dan fosfor karena masih memiliki otot yang menyalurkan mineral tersebut.

2. Alasan tidak terjadinya gesekan dan bunyi keras pada susunan tulang belakang pada saat berlari adalah …. a. tulang belakang berbentuk huruf s

dan terdapat bantalan yang disebut diskus di setiap ruas tulang sehingga kedua tulang tidak mengalami gesekan.

b. tulang belakang berbentuk huruf s dan bersifat lentur sehingga memungkinkan seseorang untuk

A B C D E

A B C D E

Page 145: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

134

dapat membungkuk atau meliukkan tubuhnya.

c. tulang belakang memiliki struktur yang kuat dan fleksibel sehingga dapat menopang berdiri tegaknya tubuh dan menyangga tengkorak.

d. tulang belakang bersifat lentur dan diantara ruasnya terdapat kartilago elastic sehingga menyebabkan tulang belakang bersifat elastic.

e. semua jawaban benar 3. Suatu penemuan di sebuah situs

manusia purba ditemukan beberapa tulang yang diduga tulang manusia purba. Tulang tersebut antara lain: tulang rusuk, tulang pergelangan tangan, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang belakang, dan tulang belikat. Dari tulang yang telah ditemukan, yang termasuk tulang berbentuk tulang pipih adalah….. a. tulang rusuk dan tulang hasta b. tulang pergelangan tangan dan

tulang belakang c. tulang pengumpil dan tulang

belikat d. tulang belakang dan tulang rusuk e. tulang rusuk dan tulang belikat

4. Seorang penjaga pantai menemukan

sepotong tulang paha (femur) di tepi pantai. Setelah diamati beberapa saat maka ia menentukan bahwa tulang tersebut milik seseorang yang masih mengalami masa pertumbuhan. Penentuan tersebut didasarkan atas pengamatan pada….. a. keadaan cakram epifisis. b. struktur epifisis. c. keadaan tulang secara umum. d. struktur diafisis. e. matriks tulang.

5. Tulang dapat menjadi keras karena adanya penambahan….. a. CaCO3

b. NaHCO3

c. Ca3(PO4)

d. FeCO3

e. MgCO3

6. Perhatikan pernyataan berikut. 1) Tulang belakang beruas-ruas

sehingga kuat menyangga beban tubuh.

2) Tulang belakang tidak beruas-ruas sehingga kuat menyangga beban tubuh.

3) Tulang belakang yang terlalu membengkok ke depan disebut lordosis.

4) Tulang belakang yang terlalu membengkok ke belakang disebut kifosis.

5) Tulang belakang yang terlalu membengkok ke samping disebut skoliosis.

Dari pernyataan di atas yang bukan pernyataan tentang tulang belakang adalah….. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

7. Manakah pernyataan tentang osifikasi

yang paling benar.... a. osifikasi endokondrium terjadi

pada tulang pipih b. osifikasi intramembran terjadi pada

tulang pipa c. pada osifikasi intramembran terjadi

pergantian tulang rawan menjadi tulang keras

Page 146: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

135

d. osifikasi endokondrium menyebabkan tulang tumbuh semakin panjang

e. osifikasi interkartilago diwawal dengan diferensiasi sel-sel mesenkim

8. Berikut ciri-ciri persendian: 1) Permukaan sendi dilapisi jaringan

ikat serabut. 2) Pada kapsul terdapat bantalan

kartilago. 3) Pada bantalan kapsul terdapat

membran sinovial. 4) Tidak selalu diperkuat ligament. Dari ciri-ciri diatas yang termasuk diartorsis adalah…… a. 1, 2, 3, dan 4 b. 1, 2, dan 3 c. 1 dan 3 d. 2 dan 4 e. 4

10. Kepala dapat menengok ke kiri atau ke

kanan karena adanya sendi pada …. a. tulang leher dengan tulang paha. b. tulang atlas dengan tulang

tengkorak. c. tulang atlas dengan tulang leher. d. tulang rahang dengan tulang leher. e. tulang rahang dengan tulang

tengkorak. 11. Terdapat hubungan antartulang yang

dihubungkanoleh jaringan ikat ang kemudian menulang sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan. Hubungan antartulang yang dhubungkan oleh kartillago hialin terdapat pada….. a. hubungan antar ruas tulang

belakang. b. hubungan antar tulang tengkorak. c. hubungan antar ruas jari tangan. d. hubungan antar ruas jari kaki.

e. hubungan antar ruas tulang rusuk.

12. Sendi-sendi yang terlibat dan letak sendinya pada saat melangkahkan kaki adalah …. a. sendi engsel pada lutut, sendi

pelana pada pergelangan kaki. b. sendi peluru antara paha dan

panggul, sendi putar pada pergelangan kaki.

c. sendi putar pada lutut, sendi pelana pada paha dengan panggul.

d. sendi engsel pada lutut, sendi peluru antara paha dan panggul.

e. sendi pelana pada ibu jari, sendi peluru antara paha dan panggul.

14. Perhatikan gambar berikut!

Hubungan antar tulang yang ditunjuk oleh anak panah pada gambar di atas adalah….. a. sendi pelana – bergerak naik dan

turun b. sendi peluru – bergerak bebas ke

segala arah c. sendi putar – bergerak melingkar d. sendi engsel – bergerak ke satu

arah e. sendi peluru – bergerak meluncur

16. Abduksi merupakan gerakan menjauhi

badan, sebaliknya…… merupakan

Page 147: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

136

gerakan mendekati badan. Contohnya, gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna. Kata yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah …. a. ekstensi b. adduksi c. fleksi d. pronasi e. depresi

17. Otot yang memiliki serabut yang

bercabang-cabang dan dipengaruhi oleh saraf otonom disebut …. a. otot lurik b. otot polos c. otot jantung d. otot serat lintang e. otot rangka

18. Perhatikan gambar berikut!

Disebut apakah otot pada gambar diatas? Mengapa dinamakan demikian? a. otot polos, karena sel otot tampak

polos dan tidak bergaris melintang. b. otot lurik, karena sel otot tampak

daerah gelap dan terang berselang-seling.

c. otot jantung, karena adanya warna gelap terang di sepanjang otot tersebut.

d. otot lurik, karena otot ini bekerja dibawah kendali pikiran dan kesadaran.

e. otot jantung, karena otot ini bekerja diluar kesadaran dan kendali pikiran.

19. Berikut hal-hal yang terjadi pada

mekanisme kontraksi otot. P : asetilkolin S : aktomiosinin

Q : rangsang T : energi dari ATP R : aktin + myosin Urutan mekanisme kontraksi otot yang benar adalah …. a. T Q P S R b. P Q R T S c. Q R P T S d. R T S P Q e. Q P R T S

20. Dari gambar di bawah ini bagian yang diberi label X dan Y adalah……

a. sarkomer dan filamen aktin. b. tropomiosin dan troponin. c. filamen aktin dan tropomiosin. d. tropomiosin dan troponin. e. sarkomer dan troponin.

21. Seseorang mengalami kecelakaan

sehingga tulangnya mengalami retak atau patah, tetapi posisi patahan belum bergeser dari posisi awal dan tidak melukai otot yang ada di sekitarnya. Kelainan yang dialami orang tersebut dikatergorikan sebagai …. a. fraktura sederhana b. fraktura sebagian c. fraktura kompleks d. fraktura berganda e. fraktura keseluruhan

22. Terjadi keadaan tulang mudah patah dan rapuh. Wanita lebih rentan terkena gangguan tulang ini dikarenakan wanita mengalami menopause. Gangguan yang terjadi pada kasus wanita tersebut dan sebab terjadinya adalah ….

X Y

Page 148: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

137

a. osteoporosis, kondisi tulang yang keropos karena kekurangan vitamin.

b. osteoporosis, tulang cepat kehilangan kalsium karena kekurangan hormon.

c. rakhitits, kondisi pertumbuhan tulang terganggu karena kekurangan vitamin.

d. arthritis, peradangan pada persendian karena penumpukan zat kapur.

e. arthritis, peradangan pada persendian karena metabolism asam urat terganggu.

23. Suatu ketika temanmu mengajak untuk berolahraga dengan aktivitas yang cukup tinggi, namun kamu tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu. Beberapa jam kemudian kamu merasa kram pada otot kaki. Kram atau kejang otot dapat terjadi karena …. a. otot keras, kaya asam laktat, dan

suhu dingin. b. tulang retak, otot lelah, dan suhu

panas. c. sendi tulang infeksi, dingin, dan

cukup energi. d. otot dan tulang melekat, cukup

energi dan dingin. e. infeksi sendi, suhu dingin, dan

cukup energi.

24. Depresi dan elevasi merupakan hubungan antar dua otot atau lebih yang bekerja secara antagonis sebab depresi berarti gerakan otot menjauhi tubuh sedangkan elevasi yaitu mendekati tubuh. Jawaban yang benar dari pernyataan dan alasan di atas adalah …. a. pernyataan dan alasan benar

keduanya menunjukkan hubungan.

b. pernyataan dan alasan benar keduanya tidak menunjukkan hubungan.

c. pernyataan benar alasan salah. d. pernyataan salah alasan benar. e. pernyataan dan alasan salah.

25. Berikut ini gangguan pada sistem gerak: 1) terjadinya di daerah leher. 2) posisi kepala kearah kiri atau

kanan. 3) gerakan tiba-tiba melebihi batas. Gangguan pada alat gerak dengan tanda-tanda tersebut disebut …. a. stiff b. osteoporosis c. kifosis d. skiliosis e. lordosis

26. Berikut adalah ciri-ciri gangguan pada sistem gerak: 1) tulang patah atau retak 2) terjadi pembengkakakan 3) kemungkinna terjadi perdarahan Berdasarkan ciri-ciri di atas gangguan yang terjadi pada sistem gerak yang benar adalah …. a. fraktura b. kifosis c. rakhitis d. arthritis e. nekrosa

27. Seorang binaragawan selalu berolahraga secaa rutin untuk mempertahankan bentuk. tubuhnya. Latihan yang dilakukan terus menerus dapat menyebabkan otot mengalami….. a. kelemahan otot b. atrofi

Page 149: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

138

c. hipertropi d. tetanus e. Miestenia gravis

28. Perhatikan gambar berikut.

Gambar (a) dan (b) menunjukkan gerakan ….. a. abduksi – adduksi b. ekstensi – fleksi c. supinasi – pronasi d. depresi – elevasi e. elevasi – supinasi

29. Seorang siswa melakukan percobaan

dengan merendam tulang ayam yang telah dibersihkan dari sisa-sisa daging melekat dengan larutan HCl. Sebelum perendaman, siswa mengamati kekerasan, kelenturan dan warna tulang. Setelah 5 hari, didapatkan hasil tulang berwarna pucat dan lentur. Apa yang terjadi pada tulang setelah direndam di dalam larutan HCl? Mengapa demikian? a. Tulang menjadi lentur karena HCl

menyebabkan zat kapur yang mengisi ruang antar sel keluar dari tulang membentuk endapan di dalam larutan HCl.

b. Tulang menjadi lentur karena HCl menghilangkan warna pada tulang.

c. Tulang menjadi lentur karena HCl tetap di dalam tulang.

d. Tulang menjadi lentur karena HCl melarutkan zat kapur dalam tulang.

e. Tulang menjadi lentur karena HCl tidak memberikan pengaruh.

30. Rangka apendikular terdiri atas bahu, anggota gerak, dan panggul. Tulang panggul tersusun atas tulang …. a. tulang usus, tulang duduk, tulang

kemaluan. b. tulang paha, tulang usus, tulang

tulang duduk. c. tulang kemaluan, tulang usus,

tulang paha. d. tulang duduk, tulang betis, tulang

rusuk. e. tulang rusuk, tulang usus, tulang

kemaluan. 31. Praktikum pengamatan struktur tulang

belakang. Tujuan: untuk mengetahui struktur

penyusun tulang belakang Rumusan masalah: mengetahui bagian-bagian tulang belakang. Hasil pengamatan: susunan tulang belakang terdiri atas, 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 tulang pinggang, 5 ruas tulang belakang, 4 ruas tulang ekor. Hipotesis dari praktikum di atas yang tepat adalah …. a. struktur tulang belakang terdiri dari

tulang punggung, tulang pinggang, tulang kelangkang, dan tulang ekor.

b. struktur tulang belakang terdiri dari tulang leher, tulang pinggang, tulang kelangkang, dan tulang ekor.

c. struktur tulang belakang terdiri dari tulang leher, tulang punggung, tulang pinggang, tulang kelangkang, dan tulang ekor.

Page 150: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

139

d. struktur tulang belakang terdiri dari tulang leher, tulang punggung, tulang pinggang, dan tulang ekor.

e. struktur tulang belakang terdiri dari tulang leher, tulang punggung, tulang kelangkang, dan tulang ekor.

32. Pernyataan yang benar mengenai otot

lurik adalah …. a. Bentuknya serabut panjang,

terletak di organ dalam dan bersifat involunter

b. Bentuknya gelendong, letaknya melekat pada rangka dan bersifat involunter

c. Bentuknya gelendong, terletak di organ dalam dan bersifat volunter

d. Bentuknya serabut panjang, terletak pada jantung dan bersifat volunter

e. Bentuknya serabut panjang, letaknya melekat pada rangka dan bersifat volunter

33. Sendi memiliki peranan penting dalam

sistem gerak. Tidak menutup kemungkinan sendi dapat terserang penyakit. Salah satunya yaitu nyeri sendi penyebab dari nyeri sendi ini kemungkinan karena seseorang terkena asam urat atau bisa jadi dikarenakan adanya radang pada sendi, sehingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Apakah upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah penyakit nyeri sendi tersebut dari sekarang? a. Komsumsi banyak buah, makanan-

makanan bergizi, minum air yang banyak, mengurangi komsumsi jenis kacang-kacangan

b. Rajin beraktivitas untuk melatih persendian

c. Mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung purin tinggi. Misalnya ikan sarden, kerang dll

d. Mengikuti berbagai program kesehatan sampai program diet sekalipun

e. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi untuk perbaikan sendi

34. Otot merupakan salah satu bagian

terpenting dalam sistem gerak. Tulang dapat bekerja juga karena adanya gerakan yang dilakukan oleh otot terhadap tulang. Sebagai alat gerak aktif otot memilki kemampuan yaitu kontrakbilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas. dibawah ini mekanisme kontraktibilitas adalah .... a. Memanjangnya ukuran otot akibat

geseran molekul aktin dan miosisn yang memerlukan energi daribpemecahan ATP

b. Memanjangnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan energi dari metabolisme aerobik glukosa

c. Mengendurnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan ion kalsium dan fosfat anorganik

d. Bergesernya filamen-filamen yang lebih tebal ke filamen yang lebih tipis dan diperlukan energi dari pemecahan asam piruvat

e. Memendeknya ukuran otot akibat zona Z menjadi lebih panjang dan zona H menjadi lebih pendek yang prosesnya memerlukan energi dari pemecahan ATP

Page 151: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

140

Indikator Penilaian Soal Evaluasi

Bentuk Instrumen

Kriteria Penilaian

Skor Total

Tes tertulis pilihan ganda

Benar = 1 Salah = 0

1 jawaban = 1

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

0,35

Page 152: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

158

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Nama Sekolah :

Kelas/Semester :

Pokok Bahasan :

Hari/Tanggal :

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan!

No. Aspek Yang Diamati Hasil

Pengamatan Ya Tidak

1. Siswa menjawab salam guru

2. Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran

3. Siswa mendengarkan guru melakukan absebsi

4. Siswa dalam keadaan siap untuk belajar

5. Siswa menjawab apersepsi guru

6. Siswa memperhatikan motivasi yang disampaikan guru

7. Siswa memperhatikan dengan seksama ketika guru menjelaskan

tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

8. Siswa menyimak materi yang disampaikan guru

9. Siswa mudah memahami bahasa yang digunakan guru

10. Siswa membentuk kelompok sesui arahan dari guru

11. Siswa mulai bediskusi dengan teman kelompoknya

12. Siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

13. Siswa bertanya kepada guru perihal materi yang kurang

dipahami

Page 153: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

159

14. Siswa menyimak yang disampaikan guru

15. Siswa menjawab salam penutup

Gowa.…………………2019

Observer

(...…………………..)

Page 154: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

161

Rekapitulasi Kelas Eksperimen (Pre-Test)

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor Nilai

1

Almaisyah

Bachtiar

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 15 50.0

2 Anastasyah 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 43.3

3

Apsah Tri

Dayanti

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 36.7

4

Citra Megaw

ati Syahrir

1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 12 40.0

5 Hariani 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 36.7 6 Ismail 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 14 46.7

7 Maqfira 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 40.0

8 Muh. Aswar 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 13 43.3

9

Muh. Ichsan Pratama Putra

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 14 46.7

10

Muh. Kautsa

r Mustak

im

0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 11 36.7

11

Muh. Mirsya Ramad

han

0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 50.0

12

Muh. Rahma

d Hidaya

t

1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 11 36.7

13 Musdal

ipa Haris

0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 30.0

14 Nadhirah 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 9 30.0

Page 155: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

162

Dzulqaidah

Rusdi

15 Nur

Adhawia G

0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 13 43.3

16

Nur Ika

Azzahra

Akbar

0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 11 36.7

17 Nurhalisa 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 12 40.0

18 Nurul Fahira 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 10 33.3

19 Rahayu

Nur Fitriani

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 10 33.3

20 Rezza

Armiansah

1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 11 36.7

21 Rifyaldi 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 13 43.3

22 Rismayanti 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 12 40.0

23 Ruhul Jafar 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 9 30.0

24 Shifa

Zalsabila

1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 13 43.3

25 Siliwangi 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 12 40.0

26 Siti

Nuraizah

1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 11 36.7

27 Sri

Hasriani

0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 36.7

28

St. Hjar

Azzahra

1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 12 40.0

29 Sudirman 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 10 33.3

30

Syarina Saydin

ah Arsyl

Thamri

1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9 30.0

Page 156: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

163

n

31 Wahyuni 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 11 36.7

32

Krisna Boma Wiraw

an

0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 9 30.0

33

Iindira Aqni

Meisyah Putri

1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 13 43.3

Page 157: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

164

Rekapitulasi Kelas Eksperimen (Post-Test)

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor Nilai

1 Almaisyah Bachtiar

1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 17 96.6

2 Anastasyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90.0

3 Apsah Tri Dayanti

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 96.7

4 Citra Megawati Syahrir

1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 25 83.3

5 Hariani 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 26 86.7 6 Ismail 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 25 83.3 7 Maqfira 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93.3

8 Muh. Aswar 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 24 80.0

9

Muh. Ichsan Pratama Putra

1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 86.7

10

Muh. Kautsar Mustakim

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 25 83.3

11

Muh. Mirsya Ramadhan

1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 24 80.0

12 Muh. Rahmad 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 23 76.7

Page 158: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

165

Hidayat

13 Musdalipa Haris 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93.3

14 Nadhirah Dzulqaidah Rusdi

1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 73.3

15 Nur Adhawia G

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 26 86.7

16 Nur Ika Azzahra Akbar

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90.0

17 Nurhalisa 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93.3

18 Nurul Fahira 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 86.7

19 Rahayu Nur Fitriani

1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 25 83.3

20 Rezza Armiansah

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 86.7

21 Rifyaldi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 29 96.7

22 Rismayanti 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 23 76.7

23 Ruhul Jafar 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 86.7

24 Shifa Zalsabila 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 22 73.3

25 Siliwangi 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 86.7

26 Siti Nuraizah 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 80.0

27 Sri Hasriani 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80.0

28 St. Hjar Azzahra 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83.3

29 Sudirman 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 28 93.3

30

Syarina Saydinah Arsyl Thamrin

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 29 96.7

31 Wahyuni 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90.0

Page 159: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

166

32 Krisna Boma Wirawan

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 24 80.0

33

Iindira Aqni Meisyah Putri

1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26 86.7

Page 160: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

167

Rekapitulasi Kelas Kontrol (Pre-Test)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor Nilai

1 Almaisyah Bachtiar 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 11 36,3

2 Anastasyah 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 10 33.3

3 Apsah Tri Dayanti 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12 40.0

4 Citra Megawati Syahrir

1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 13 43.3

5 Hariani 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 11 36.7

6 Ismail 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 13 43.3

7 Maqfira 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 2 0 0 0 1 2 0 1 1 14 46.7

8 Muh. Aswar 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 13 43.3

9

Muh. Ichsan Pratama Putra

1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 11 36.7

10 Muh. Kautsar Mustakim

1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 10 33.3

11

Muh. Mirsya Ramadhan

0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 10 33.3

12 Muh. Rahmad Hidayat

1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 13 43.3

Page 161: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

168

13 Musdalipa Haris 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 12 40.0

14 Nadhirah Dzulqaidah Rusdi

1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 46.7

15 Nur Adhawia G

1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 14 46.7

16 Nur Ika Azzahra Akbar

1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 30.0

17 Nurhalisa 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 53.3

18 Nurul Fahira 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 12 40.0

19 Rahayu Nur Fitriani

1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 36.7

20 Rezza Armiansah

1 0 0 1 0 1 o 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 12 40.0

21 Rifyaldi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 17 56.7

22 Rismayanti 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9 30.0

23 Ruhul Jafar 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 o 1 14 46.7

24 Shifa Zalsabila 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 11 36.7

25 Siliwangi 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 12 40.0

26 Siti Nuraizah 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 14 46.7

27 Sri Hasriani 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 10 33.3

Page 162: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

169

28 St. Hjar Azzahra 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 12 40.0

29 Sudirman 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 14 46.7

30

Syarina Saydinah Arsyl Thamrin

1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 11 36.7

31 Wahyuni 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 13 43.3

32 Krisna Boma Wirawan

0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 30.0

33

Iindira Aqni Meisyah Putri

1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 11 36.7

Page 163: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

170

Rekapitulasi Kelas Kontrol (Post-Test)

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor Nilai

1 Almaisyah Bachtiar 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80.0

2 Anastasyah 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25 83.3

3 Apsah Tri Dayanti 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 25 83.3

4 Citra Megawati Syahrir

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 26 86.7

5 Hariani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28 93.3

6 Ismail 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 21 70.0

7 Maqfira 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 22 73.3

8 Muh. Aswar 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25 83.3

9

Muh. Ichsan Pratama Putra

1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 80.0

10 Muh. Kautsar Mustakim

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25 83.3

11 Muh. Mirsya Ramadhan

0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 22 73.3

12 Muh. Rahmad Hidayat

1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83.3

Page 164: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

171

13 Musdalipa Haris 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80.0

14 Nadhirah Dzulqaidah Rusdi

1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 73.3

15 Nur Adhawia G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 25 83.3

16 Nur Ika Azzahra Akbar

1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 83.3

17 Nurhalisa 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80.0

18 Nurul Fahira 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 26 86.7

19 Rahayu Nur Fitriani

1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22 73.3

20 Rezza Armiansah 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 23 76.7

21 Rifyaldi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 23 76.7

22 Rismayanti 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 86.7

23 Ruhul Jafar 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 25 83.3

24 Shifa Zalsabila 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 73.3

25 Siliwangi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 26 86.7

26 Siti Nuraizah 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 70.0

27 Sri Hasriani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 86.7

Page 165: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

172

28 St. Hjar Azzahra 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83.3

29 Sudirman 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 76.7

30

Syarina Saydinah Arsyl Thamrin

1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 23 76.7

31 Wahyuni 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 60.0

32 Krisna Boma Wirawan

1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 22 73.3

33

Iindira Aqni Meisyah Putri

1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90.0

Page 166: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

179

Page 167: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

279

Page 168: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

DOKUMENTASI

Gambar 1. Depan Sekolah SMA Negeri 8 Gowa

Gambar 2. Struktur Organisasi SMA Negeri 8 Gowa

Page 169: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

Gambar 3. Peneliti menjelaskan langkah-langkah model

pembelajaran (kelas eksperimen)

Gambar 4. Diskusi Kelas Eksperimen

Page 170: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

Gambar 5. Posttest kelas eksperimen

Gambar 6. Peneliti membagikan soal pretest (kelas kontrol)

Page 171: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

Gambar 7. Diskusi Kelas Kontrol

Gambar 8. Posttest Kelas Kontrol

Page 172: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

Gambar 9. Peneliti mendampingi kelompok

Gambar 10. Peneliti mengarahkan kelompok

Page 173: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

Gambar 11. Foto bersama siswa

Page 174: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT

RIWAYAT HIDUP

Yovita Haskar. Dilahirkan pada hari kamis tanggal 01 Mei di

Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi

Selatan. Putri dari Pasangan Haskar A Razak dan Reski Rumma.

Penulis memulai jenjang pendidikan di SDN 177 Tolangi pada

tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun itu juga, penulis

melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Sukamaju dan tamat pada tahun 2012. Lalu

melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Sukamaju dan menyelesaikan pendidikan

pada tahun 2015. Dengan izin Allah SWT, pada tahun 2015 penulis kemudian

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan Alhamdulillah diterima dan

terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi, Program Strata 1

(S1). Pada tahun 2019 penulis menyusun tugas akhir dengan judul skripsi “ Pengaruh

Model Pembelajaran Concept Attainment terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada

Materi Sistem Gerak Manusia Kelas XI SMA Negeri 8 Gowa.

Page 175: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT