pengaruh pendekatan problem posing terhadap hasil …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem...

64
PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh NENDYA PUTRI ANLEKI NIM. 4111105 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2016

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Oleh

NENDYA PUTRI ANLEKI

NIM. 4111105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

2016

Page 2: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

2

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendididkan

Oleh

NENDYA PUTRI ANLEKI

NIM. 4111105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU

2016

Page 3: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

3

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan

Problem Posing terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 6

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah eksperimen,

dengan desain yang digunakan adalah pretest-postest control group design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 6

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 207 orang. Dua kelas

dari enam kelas yang ada diambil secara acak sebagai sampel, maka kelas X.2

yang berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X.1 yang berjumlah

35 siswa sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diajarkan dengan

pendekatan Problem Posing, dan pada kelas kontrol diajarkan dengan

pembelajaran konvensional. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah

tes. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis

uji-t untuk tes akhir pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel =

( 4,79 > 1,67) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pendekatan Problem Posing

terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau.

Kata kunci: Problem Posing, Hasil Belajar.

Page 4: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang paling mendasar yang tidak bisa lepas

dari kehidupan semua orang. Pendidikan yang baik akan menghasilkan

keluaran yang baik karena pendidikan adalah kunci semua kemajuan dan

perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat

mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai

warga masyarakat.

Menurut Trianto (2011:1), menyatakan bahwa pendidikan adalah

salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan saraf

perkembangan . Oleh karena itu, perubahan dan perkembangan pendidikan itu

harus sejalan dengan perkembangan budaya kehidupan yang ada. Dalam

menciptakan suatu pendidikan bermutu perlu mendapatkan penanganan yang

baik. Sesuai dengan definisi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1, yaitu :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Makna undang-undang di atas menjelaskan bahwa pendidikan

merupakan usaha sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan

potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya

sebagai seorang individu dan warga negara dimasa mendatang. Menurut I. M.

Page 5: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

5

Astra, et al (2012:135), pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Agar tercapai tujuan pendidikan diperlukan manajemen pendidikan

yang efektif dan efisien, guru yang memegang peranan penting dalam

pelaksanaan manajemen pendidikan tersebut, karena guru sebagai fasilitator

yang harus mentransfer ilmu yang dimiliki agar sampai kepada siswanya, maka

dari itu guru harus menciptakan kegiatan belajar mengajar yang nyaman kepada

peserta didiknya. Dalam pelaksanaannya guru dituntut untuk mampu

menciptakan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang efektif,

menyenangkan, memberi rasa nyaman, memberi ruang pada siswa untuk berfikir

aktif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu melahirkan motivasi, kreativitas,

dan mendorong siswa untuk dapat mengingat materi pelajaran yang telah di

sampaikan dan tentu saja hal tersebut akan berimplikasi terhadap hasil belajar

yang diperoleh serta siswa mampu mngaplikasikannya dalam kehidupan sehari-

hari. Upaya peningkatan hasil belajar tersebut sangat ditentukan oleh kualitas

dan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa di

setiap jenjang pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru fisika di SMA

Negeri 6 Lubuklinggau pada tanggal 7 April 2015, beliau mengatakan siswa

pada umumnya mempunyai respon yang kurang terhadap materi yang

disampaikan di dalam kelas, sehingga mereka tidak memperhatikan guru saat

menerangkan pelajaran. Selain itu siswa kurang siap dalam menghadapi

pelajaran dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan

Page 6: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

6

mengemukakan pendapatnya setelah ditunjuk langsung oleh guru. Walaupun

ada siswa yang semangat mengikuti pembelajaran, hanya terdapat pada siswa-

siswa tertentu saja dan saat mengerjakan latihan soal, sebagian siswa hanya

mengandalkan temannya tanpa mau berusaha sendiri. Begitu pula pada saat

diadakan ujian sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Oleh

sebab itu masih banyak siswa yang harus melaksanakan remidial. Hal ini

tercermin pada nilai hasil ujian semester ganjil di kelas X SMA N 6

Lubuklinggau tahun ajaran 2014/2015. Dari 34 siswa, siswa yang tuntas 15

siswa jika dipersentasikan 44,10% dan yang tidak tuntas 19 orang jika

dipersentasikan 55,90%. Hasil ini masih di bawah kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 69. Dari masalah tersebut, peneliti

menduga bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan suatu

pendekatan yang efektif agar siswa mempelajari materi dengan sungguh-

sungguh, mau bertanya ketika proses pembelajaran berlangsung, tidak

menggantungkan diri dengan orang lain dan bekerja sama dalam memecahkan

permasalahan dalam proses pembelajaran.

Salah satu pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

membuat soal dan mengerjakannya adalah pendekatan problem posing.

Menurut Suryosubroto (2009:203), menyatakan bahwa pendekatan

pembelajaran problem posing yaitu salah satu pendekatan pembelajaran yang

dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis sekaligus dialogis , kreatif, dan

interaktif yakni problem posing atau pengajuan masalah-masalah yang

dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian

diupayakan untuk dicari jawabannya baik secara individu maupun kelompok.

Menurut Zahra Ghasempour, et al (2013:55), the teacher can encourage

Page 7: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

7

problem solving teams to discuss, with one another, the extent to which they

found problems to be difficult, confusing, motivating or challenging.

Consequently, problem posing situations provide opportunities for less able

students to work cooperatively with a peer who challenged the individual to

engage at a higher level, artinya guru mendorong siswa dalam pemecahan

masalah yang sulit, yang membingungkan, memotivasi atau menantang yang

akan dikerjakan secara tim bersama-sama satu sama lain, maka dengan situasi

ini problem posing memberikan kesempatan bagi siswa kurang mampu untuk

bekerja sama dengan rekan dalam pembelajaran ke tingkat yang lebih tinggi.

Dengan adanya pendekatan problem posing sangat bermanfaat, karena

problem posing merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran

fisika yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir

kritis dalam menyelesaikan masalah serta menimbulkan efek yang positif

terhadap fisika. Membiasakan siswa dalam merumuskan, menghadapi dan

menyelesaikan soal merupakan salah satu cara untuk mencapai penguasaan

suatu konsep dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Mengingat pendekatan problem posing belum pernah diterapkan di

SMA N 6 Lubuklinggau dan berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Problem

Posing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 6

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh pendekatan

Page 8: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

8

problem posing terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 6

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016?.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam penelitian ini,

juga terbatas dana, waktu dan kemampuan penulis, maka ruang lingkup

penelitian yang akan dibahas yaitu :

a. Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pengukuran.

b. Hasil belajar dalam penelitian ini yang akan diteliti hanya pada aspek

kognitif, yang diambil berdasarkan nilai tes setelah menggunakan

pendekatan problem posing.

c. Tipe soal yang digunakan pada penelitian ini adalah Pengetahuan (C1),

Pemahaman (C2), dan Penerapan (C3).

d. Pembelajaran pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan ceramah,

tanggung jawab dan diskusi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang

signifikan dari pendekatan problem posing terhadap hasil belajar fisika siswa

kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran

fisika.

Page 9: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

9

2. Bagi guru, sebagai alternatif pendekatan baru dalam pembelajaran fisika

dengan penggunaan pendekatan problem posing.

3. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai perbaikan dalam pembelajaran fisika

dan diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

4. Bagi peneliti, menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti

sebagai seorang calon guru.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran

yang ada dalam penelitian ini. Adapun definisi-definisi yang ada dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh adalah akibat yang ditimbulkan atau yang terjadi setelah diberikan

perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing.

2. Hasil belajar dalam penilitian ini adalah akibat dari proses belajar siswa

yang diperoleh melalui tes akhir belajar yang berupa nilai ranah kognitif.

3. Pendekatan problem posing adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

menekankan pada kegiatan merumuskan soal secara individu maupun

kelompok sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal.

4. Problem posing merupakan istilah dalam bahasa inggris yang berarti

pengajuan masalah atau membuat masalah. Problem posing yaitu

pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali

masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga mudah

dipahami.

Page 10: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu fenomena yang dialami setiap orang dan

dapat terjadi dimana saja, misalnya di rumah, di sekolah, di laboratorium,

di muka televisi, di tempat bermain, dan sebagainya. Setiap orang

memiliki cara belajar tersendiri, hal ini terjadi karena pandangan seseorang

tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang

berhubungan dengan belajar.

Menurut Trianto (2009:9), belajar pada hakikatnya adalah suatu

proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam

berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, apresiasi,

keterampilan, kebiasaan, sikap, dan tingkah laku, kecakapan, dan

kemampuan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu

yang belajar. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009:2), belajar adalah

perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui

aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari

proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Sedangkan Menurut Reber

(dalam Suprijono, 2009:3), belajar adalah proses mendapatkan

pengetahuan. Selain itu, Slameto (2010:2), mengatakan bahwa belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Page 11: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

11

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang melakukan

perbuatan belajar sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, yaitu mengajar dan

belajar. Mengajar dilakukan oleh guru sebagai pihak pendidik, dan belajar

dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik.

Menurut Laksmi Dewi (dalam Tim Pengembang MKDP

Kurikulum dan Pembelajaran, 2011:216), pembelajaran adalah kegiatan

dimana guru melakukan peranan-peranan tertentu agar siswa dapat belajar

untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Menurut Rusman

(2012:134), pembelajaran merupakan proses berlangsungnya interaksi

belajar mengajar antara siswa dan guru, baik interaksi secara langsung

seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan

menggunakan berbagai media pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses interaksi komunikasi

antara sumber belajar, guru, dan siswa baik secara langsung maupun tidak

langsung yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola

pembelajaran, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Page 12: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

12

3. Pengertian Hasil Belajar

Di dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan

sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar

dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan siswa. Keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kualitas pengajaran

dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Proses belajar mengajar

dilaksanakan dengan maksud untuk melakukan perubahan pada diri siswa.

Perubahan ini dapat dilihat dari hasil akhir yang diperoleh siswa. Hasil

akhir ini diidentikan dengan hasil belajar.

Menurut Rusman (2013:123), hasil belajar adalah sejumlah

pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Menurut Suprijono (2009:5), mengemukakan bahwa

hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Purwanto (2011:54),

hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut

Suprihatiningrum (2013:37), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati

melalui penampilan siswa. Selain itu, menurut Winkle (dalam Purwanto,

2011:45), hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Page 13: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

13

Menurut Bloom (dalam Purwanto, 2011:50-51), dalam ranah

kognitif terdapat enam aspek atau tingkatan, mulai dari yang paling rendah

yaitu hafalan sampai yang paling tinggi yaitu evaluasi. Enam aspek atau

tingkatan yang dimaksud adalah kemampuan menghafal (knowledge)

merupakan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan

untuk merespons suatu masalah (C1), kemampuan pemahaman

(comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta

dengan fakta (C2), Kemampuan penerapan (application) adalah

kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus, dan

sebagainya dan menggunakan untuk memecahkan masalah (C3),

Kemampuan analisis (analysis) adalah kemampuan memahami sesuatu

dengan menguraikannya ke dalam unsur-unsur (C4), kemampuan sintesis

(synthesis) adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan

bagian-bagian ke dalam satuan (C5), kemampuan evaluasi (evaluation)

adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dan

hasil penilaiannya (C6).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan ketercapaian setiap kemampuan dasar, baik kognitif,

afektif dan psikomotorik, yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran tertentu. Sehingga dalam pendekatan problem posing ini

hasil belajar yang dicapai berupa aspek kognitif yaitu pada aspek atau

tingkatan kemampuan menghafal (knowledge) dan kemampuan penerapan

(application) setelah siswa diberi tes. Tipe soal yang digunakan pada

penelitian iniadalah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan

(C3)

Page 14: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

14

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2004:39-40) dan Aunurrahman (2009:187-196),

mengatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua

faktor. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor intern

Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa,

seperti; faktor kemampuan, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap

dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik, dan

psikis.

b. Faktor ekstern

Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa,

seperti: lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), faktor guru,

kurikulum sekolah, sarana dan prasarana.

5. Pendekatan Problem Posing

a. Pengertian Pendekatan Problem Posing

Menurut Suyatno (2009:61), problem posing merupakan istilah

dalam bahasa inggris, sebagai padanan katanya digunakan istilah

“merumuskan masalah dalam bentuk soal” atau “membuat masalah

dalam bentuk soal”. Problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan

melakukan elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi

bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga mudah dipahami.

Menurut Suryosubroto (2009:203), menyatakan bahwa pendekatan

pembelajaran problem posing yaitu salah satu pendekatan pembelajaran

Page 15: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

15

yang dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis sekaligus dialogis,

kreatif, dan interaktif yakni problem posing atau pengajuan masalah-

masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tersebut

kemudian diupayakan untuk dicari jawabannya baik secara individu

maupun kelompok. Selain itu pendekatan problem posing merupakan

salah satu model pembelajaran yang proses kegiatannya menekankan

pada perumusan soal serta bertujuan mengembangkan kemampuan

kognitif dan kemampuan berpikir siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan

problem posing dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran

yang menekankan pada kegiatan merumuskan soal dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan dan dicari jawabannya secara individu maupun

kelompok sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

b. Langkah-langkah Pendekatan Problem Posing

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan problem posing menurut Suryosubroto

(2009:212), adalah sebagai berikut :

1) Guru menjelaskan tentang pembelajaran yang akan disampaikan

kepada siswa dengan harapan mereka dapat memahami tujuan

serta dapat mengikuti dengan baik proses pembelajaran maupun

intensitas belajar. Penjelasan meliputi bahan yang akan diberikan

kegiatan sampai dengan prosedur penilaian yang mengacu pada

Page 16: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

16

ketercapaian prestasi belajar baik dari ranah kognitif maupun

afektif.

2) Guru melakukan tes awal yang hasilnya digunakan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa. Hasil tes tersebut akan

menjadi dasar pengajar dalam membagi siswa ke dalam sejumlah

kelompok. Apabila jumlah siswa dalam satu kelas adalah 30

orang. Agar kegiatan dalam kelompok berjalan dengan

proporsional maka setiap kelompok terdiri atas 5 orang sehingga

akan ada 6 kelompok. Fungsi pembagian kelompok ini antara

lain untuk memperoleh pengamatan yang terfokus, namun juga

merata, dalam arti setiap kelompok hendaknya terdiri atas siswa-

siswa yang memiliki kecerdasan heterogen (kecerdasan secara

acak).

3) Guru kemudian menugaskan setiap kelompok belajar untuk

meresume beberapa buku yang berbeda dengan sengaja

dibedakan tiap kelompok.

4) Masing-masing siswa dalam kelompok membentuk pertanyaan

berdasakan hasil resume yang telah dibuatnya dalam lembar

problem posing 1 yang telah disiapkan (antara 5-7 pertanyaan).

5) Dari semua tugas membentuk pertanyaan dikumpulkan kemudian

dilimpahkan pada kelompok yang lainnya. Misalnya tugas

membentuk pertanyaan kelompok 1 diserahkan kepada kelompok

2 untuk dijawab dan dikritisi, tugas kelompok 2 diserahkan

Page 17: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

17

kepada kelompok 3, dan seterusnya hingga kelompok 6 kepada

kelompok 1.

6) Setiap siswa dalam kelompoknya melakukan diskusi internal

untuk menjawab pertanyaan yang mereka terima dari kelompok

lain disertai dengan tugas resume yang telah dibuat kelompok

lain tersebut. Setiap jawaban atas pertanyaan ditulis pada lembar

problem posing II.

7) Pertanyaan yang telah ditulis pada lembar problem posing I

dikembalikan pada kelompok asal untuk kemudian diserahkan

pada guru dan jawaban yang terdapat pada lembar problem

posing II diserahkan kepada guru.

8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil rangkuman dan

pertanyaan yang telah dibuatnya pada kelompok lain. Diharapkan

adanya diskusi menarik diantara kelompok-kelompok baik secara

eksternal maupun internal menyangkut pertanyaan yang telah

dibuatnya dan jawaban yang paling tepat untuk mengatasi

pertanyaan-pertanyaan bersangkutan. Pada saat yang bersamaan

guru menyerahkan pula formal penilaian yang diisi siswa sendiri

evaluasi diri. Jadi, siswa diberikan kesempatan untuk menilai

sendiri proses dan hasil pembelajarannya masing-masing.

Menurut Mulyatiningsih (2012:238) dan I. M. Astra, et al

(2012:), langkah-langkah pembelajaran dengan Pendekatan problem

posing adalah sebagai berikut:

Page 18: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

18

1) Guru menjelaskan materi pelajaran.

2) Guru memberikan soal-soal latihan secukupnya.

3) Siswa mengerjakan soal latihan di kelas kemudian membahas

hasilnya bersama-sama supaya siswa tahu cara mengerjakan soal

yang benar.

4) Siswa diberi tugas mengajukan 1 atau 2 buah soal yang

menantang dan siswa yang bersangkutan harus mampu untuk

menyelesaikan soal-soal tersebut. Tugas ini dapat pula dilakukan

secara kelompok.

5) Guru menyuruh siswa secara acak atau selektif untuk

menyelesaikan soal buatannya sendiri di depan kelas.

6) Siswa yang menyajikan soal buatannya sendiri di depan kelas,

maka dalam hal ini guru dapat memilih secara selektif

berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh siswa.

7) Guru memberikan tugas rumah secara individual.

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan

langkah-langkah dalam sebuah proses pendekatan problem posing

adalah :

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberitahukan proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing.

2) Membimbing siswa dalam pembentukan kelompok yang terdiri

dari 5 sampai 6 orang secara heterogen.

3) Guru membagi materi dalam bentuk buku yang berbeda pada

setiap kelompok, namun masih dalam konsep yang sama.

4) Guru menyampaikan materi pelajaran.

Page 19: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

19

5) Guru meminta masing-masing peserta didik membuat soal dari

materi yang telah dibagikan pada lembar problem posing 1.

6) Guru meminta semua pertanyaan yang telah dibuat oleh setiap

kelompok untuk dilimpahkan pada kelompok yang lain, misalnya

pertanyaan dari kelompok 1 diserahkan pada kelompok 2 dan

seterusnya.

7) Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi untuk mencari

jawaban dari pertanyaan lembar problem posing 1 untuk ditulis

pada lembar problem posing 2.

8) Guru meminta setiap kelompok mengembalikan lembar

pertanyaan pada kelompok asal dan kemudian semua pertanyaan

lembar problem posing 1 serta jawaban pertanyaan yang terdapat

pada lembar problem posing 2 diserahkan pada guru.

9) Guru meminta siswa bersama kelompoknya melakukan

persentasi ke depan kelas dan kemudian dibantu oleh guru.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Problem Posing

Adapun kelebihan dan kekurangan dalam pendekatan

problem posing menurut Mulyatiningsih (2012:239), diantanya

sebagai berikut :

1) Kelebihan problem posing

a) Kegiatan pembelajaran tidak terpusat pada guru, tetapi dituntut

keaktifan siswa.

b) Minat siswa dalam pembelajaran fisika lebih besar dan siswa

lebih mudah memahami soal karena dibuat sendiri.

Page 20: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

20

c) Semua siswa terpacu untuk terlibat secara aktif dalam

membuat soal.

d) Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak terhadap

kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.

e) Dapat membantu siswa untuk melihat permasalahan yang ada

dan yang baru diterima sehingga diharapkan mendapatkan

pemahaman yang mendalam dan lebih baik, merangsang siswa

untuk memunculkan ide yang kreatif dari yang diperolehnya

dan memperluas bahasan pengetahuan, siswa dapat memahami

soal sebagai latihan untuk memecahkan masalah.

2) Kekurangan problem posing

a) Persiapan guru lebih karena menyiapkan informasi apa yang

dapat disampaikan.

b) Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat soal dan

penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan sedikit.

6. Tinjauan Materi

Giancoli (2001:07), Pengukuran adalah kegiatan membandingkan

suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.

a. Alat Ukur Panjang

1) Mistar

Terdapat berbagai jenis mistar sesuai dengan skalanya.

Mistar dengan skala terkecil 1 mm (0,1 cm) disebut mistar berskala

mm. Mistar dengan skala terkecil cm disebut mistar berskala cm.

Mistar mempunyai tingkat ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.

Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata

Page 21: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

21

pengamat tegak lurus dengan skala mistar yang dibaca seperti

Gambar 2.1

Gambar 2.1. kedudukan benar membaca skala mistar

(Sumber : Sugiyarto. 2008:18)

2) Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang memiliki

ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang

yang kurang dari 1 mm. Jangka memiliki dua pasang rahang, rahang

bagian atas digunakan untuk mengukur bagian dalam misalkan

diameter bagian dalam silinder dan rahang bagian bawah digunakan

untuk mengukur diameter bagian luar suatu tabung, kawat, diameter

luar silinder atau mengukur ketebalan buku. Bagian bawah jangka

sorong dapat digunakan untuk mengukur kedalaman silinder. Jangka

sorong memiliki dua skala pembacaan seperti pada Gambar 2.2

yakni :

a) Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka

sorong.

b) Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang

dapat bergeser/digerakan.

Page 22: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

22

Gambar 2.2 Bagian-bagian Jangka Sorong

(Sumber:http://rumushitung.com/2013/01/31cara-menggunakan-jangka-sorong-

2/)

Diakses pada tanggal 20 Januari 2016

3) Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup mempunyai bagian-bagian utama antara

lain : poros tetap, poros geser, skala utama, dan skala nonius yang

berupa pemutar. Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur

panjang, ketebalan, diameter bola, dan diameter kawat yang sangat

kecil. Skala utama mempunyai skala mm dan 0,5 mm. Skala nonius

mempunyai 50 skala dengan laju putar 0,5 mm/putaran. Oleh karena

itu, 1 skala nonius sama dengan 0,01 mm = 0,001 cm yang

menyatakan tingkat ketelitian mikrometer sekrup dapat dilihat pada

Gambar 2.3.

Gambar 2.3. mikrometer sekrup (sumber : Purwoko, 2004:11-12)

Page 23: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

23

b. Alat Ukur Massa

Alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah

neraca (Eny 2008:20). Berbagai jenis neraca yang biasa digunakan antara

lain: neraca pasar, neraca sama lengan, neraca ohauss tiga lengan, neraca

ohauss empat lengan dan neraca digital. Pada neraca ohauss tiga lengan,

tiap lengan memiliki skala yang dilengkapi dengan beban geser sebagai

berikut:

1) Lengan tengah memiliki skala 0-500 gram.

2) Lengan belakang memiliki skala 0-100 gram.

3) Lengan depan memiliki skala 0-10 gram.

Contoh neraca ohauss tiga lengan dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Neraca Ohauss Tiga Lengan

(Sumber: http://zeniad.wordpress.com/2015/04/30/Neraca ohauss tiga lengan)

Diakses tanggal 30 April 2015

c. Alat Ukur Waktu

Besaran waktu diukur dengan menggunakan stopwatch atau arloji.

Jenis stopwatch cukup banyak dan biasanya memiliki tiga tombol, yaitu

tombol start, stop, dan rest. Tombol start biasanya berwarna hijau

berfungsi untuk menjalankan stopwatch. Sedangkan tombol reset terletak

Page 24: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

24

di tengah dan berwarna putih berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk

ke posisi nol.

Gambar 2.5. alat ukur waktu stopwatch (sumber: Purwoko, 2004: 14-15)

d. Angka Penting

Angka penting adalah angka hasil pengukuran. Dalam menentukan

banyaknya angka penting kita perlu memperhatikan beberapa aturan

berikut ini:

1) Semua angka bukan nol adalah angka penting.

2) Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah

angka penting.

3) Angka nol disebelah kanan angka bukan nol termasuk angka

penting, kecuali terdapat penjelasan khusus, misalnya berupa garis

di bawah angka terakhir yang masih dianggap penting.

4) Semua angka nol yang digunakan untuk menentukan letak desimal,

bukan angka penting.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan pendekatan Problem Posing dan

kontribusi terhadap hasil belajar siswa sudah ada beberapa orang terdahulu

Page 25: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

25

yang telah melakukannya. Adapun penelitian yang relevan dalam penelitian

ini yaitu:

1. Mercilia Septa Putri (2013) melakukan penelitian eksperimen Pengaruh

Model Pembelajaran Problem Posing terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari

hasil penelitian dapat diketahui bahwa model pembelajaran Problem

Posing berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP

Negeri 4 Lubuklinggau. Ada perbedaan hasil belajar ini karena

penggunaan model pembelajaran Problem Posing lebih menekankan pada

kreativitas siswa dalam mengajukan soal dan keaktifan siswa dalam

menjawab soal, sehingga menimbulkan rasa percaya diri melakukan

pemecahan masalah dalm proses belajar mengajar di kelas.

2. Juni Purnomo (2010) Penerapan model Pembelajaran Problem Posing

terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Muara Kati.

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa kegunaan model pembelajaran

Problem Posing ini adalah unutuk meningkatkan hasil belajar, kreativitas

siswa dalam mengajukan soal dan kreativitas siswa dalam menjawab

pertanyaan, menimbulkan kepercayaan diri kepada siswa dalam

melakukan permasalahan dalam proses belajar, mensolidkan siswa dalam

menyelesaikan permasalahan bersama-sama, sehingga terciptanya

kekompakan siswa dalam pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan suatu langkah-langkah yang dibuat

seorang peneliti dalam menjalankan proses penelitian. Dalam suatu penelitian

Page 26: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

26

diperlukan suatu program yang tersusun dalam melaksanakan penelitian, hal

ini yang menjadi dasar peneliti membuat kerangka berpikir.

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Selanjutnya menurut Sugiyono (2012:60), kerangka

berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari

berbagai teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis

secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan

antar variabel yang diteliti.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kerangka

berpikir adalah sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari

berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah

dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,

sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.

Pembelajaran merupakan proses berlangsungnya interaksi belajar

mengajar antara siswa dan guru, baik interaksi secara langsung seperti

kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, Oleh karena itu guru

harus tepat memilih pendekatan yang dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk lebih aktif proses pembelajaran dan dapat membangun

pengetahuan serta lebih memahami dalam merumuskan soal. Adapun

pembelajaran yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

pendekatan Problem Posing.

Pendekatan Problem Posing dalam penelitian ini adalah pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada kegiatan merumuskan soal secara

Page 27: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

27

individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal. Disini siswa harus berpikir dan bernalar,

menciptakan dan mengkomunikasikan ide-ide mereka untuk menyelesaikan

soal yang mereka buat, dengan menggunakan informasi yang tersedia untuk

menyelesaikan masalah serta memikirkan cara yang paling tepat dan masuk

akal dalam menyelesaikan soal yang telah mereka rumuskan.

Sebelum diberi perlakuan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu

memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Lalu kemudian hasil pre-test tersebut dianalisis, setelah didapat data normal,

maka penelitian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan dengan

menggunakan pendekatan Problem Posing, adapun materi yang diberikan

adalah pengukuran. Selanjutnya, pada akhir pembelajaran diberikan post-test

untuk mengetahui sejauh mana tingkat penyerapan dan keberhasilan siswa

setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan Problem

Posing. Melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem

Posing ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Setelah selesai dilaksanakan data dianalisis, tahap

terakhir adalah penarikan kesimpulan.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 112), hipotesis merupakan pernyataan yang

penting kedudukannya dalam penelitian. Hipotesis adalah jawaban sementara

yang diajukan dalam penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh yang signifikan

Page 28: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

28

pendekatan problem posing terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 6

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Menurut Arikunto (2010:203), metode penelitian adalah cara yang

digunakan peneliti dalam mengumpul data peneliti. Metode penelitian

pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang

digunakan adalah metode eksperimen yang mempunyai ciri khas menggunakan

kelas kontrol sebagai dasar untuk membandingkan dengan kelompok yang

dikenai perlakuan eksperimental.

Dalam penelitian ini, terdapat dua kelompok sampel yaitu kelompok

eksperimen yang akan diberikan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

problem posing dan satu kelompok kontrol diberi perlakuan dengan ceramah,

diskusi dan tanggung jawab. Sebelum mengadakan eksperimen akan dilakukan

Page 29: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

29

pre-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah diberikan perlakuan,

akan diadakan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

desain pretest-postest control group design. Menurut Arikunto (2010:125)

desain penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 3.1.

Pretest-Postest Control Group Design

Kelompok (Pre-test) Perlakuan (Post-test)

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan:

X = Pembelajaran dengan pendekatan problem posing

- = Perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran ceramah dan

tanya jawab

O1 = Pretest

O2 = Posttes

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah:

1) Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya (Sugiyono, 2012:4). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pendekatan problem posing.

2) Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:4). Variabel terikat

Page 30: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

30

dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan problem posing.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sudjana (2005:6), populasi adalah totalitas semua nilai yang

mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun

kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan

yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas X di SMA Negeri 6 Lubuklinggau, sebanyak 207 siswa yang terdiri

dari 6 kelas pada tahun 2015/2016. Secara rinci populasi penelitian dapat

dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 6 Lubuklinggau Tahun 2015/2016

2. Sampel

Sugiyono, (2012:62) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel

No. Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. X.1 19 16 35

2. X.2 19 16 35

3. X.3 16 19 35

3. X.4 16 18 34

5. X.5 17 18 35

6. X.6 16 17 33

Jumah 103 104 207

Page 31: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

31

dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Simple

random sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara acak,

sampel yang diperoleh dinamakan sampel random. Cara pengambilan

sampel adalah dengan undian nomor urut pada populasi terdiri dari 6

kelas. Selanjutnya 6 kelas tersebut akan diundi untuk mendapatkan kelas

sampel. Undian pertama keluar dipilih sebagai kelas eksperimen dan

undian yang keluar kedua sebagai kelas kontrol. Tabel 3.3 berikut ini

menunjukkan kelas yang diambil sebagai sampel.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

No Kelompok Kelas Jumlah Siswa

1 Eksperimen X.2 35

2 Kontrol X.1 35

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar setelah

diterapkan pendekatan problem posing. Teknik pengumpulan data yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Arikunto (2010:193),

menyatakan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik

tes digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes tertulis,

instrumen yang digunakan adalah soal tes. Tes yang digunakan untuk

mengukur data tentang hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol yang digunakan berbentuk essay. Tes dilakukan dua kali yaitu

Page 32: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

32

pada saat tes awal (pretest) dan tes akhir (postest), dimana tes ini

digunakan untuk menilai kemampuan siswa sebelum dan sesudah diberi

perlakuan dengan menggunakan pendekatan problem posing.

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini setelah data diperoleh, maka selanjutnya

dilakukan analisis data yaitu:

1. Menentukan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku

Menurut Sudjana (2005:67) , nilai rata-rata dan simpangan

baku diambil dari tes awal dan tes akhir, untuk semua hasil belajar

kelas eksperimen maupun kontrol dengan rumus:

𝑥 = 𝑓𝑖 𝑥𝑖

𝑓𝑖

Keterangan:

= Nilai rata-rata sampel

fi = Frekuensi

xi = Titik tengah nilai tes

Keterangan:

s = Simpangan baku

xi = Titik tengah nilai tes

= Nilai rata-rata sampel

N = Banyaknya siswa dalam sampel

fi = Frekuensi

2. Uji Normalitas

x

1

)( 2

n

xxfs

ii

x

Page 33: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

33

Menurut Sugiyono (2012:107), uji normalitas digunakan

untuk mengetahui kenormalan data, untuk menghitung uji normalitas

dengan menggunakan rumus :

k

i h

h

f

ff

1

2

02 )(

Keterangan :

χ2 = Harga Chi-kuadrat yang dicari

f0 = Frekuensi yang diobservasi

fh = Frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika χ2

hitung ≥ χ 2

tabel, artinya distribusi data tidak normal dan,

Jika χ2

hitung < χ 2

tabel, artinya data berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Menurut Sudjana (2005:249-250), uji homogenitas antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimaksudkan untuk

mengetahui keadaan varians kedua kelompok sama ataukah berbeda.

Uji statistik menggunakan uji varians (F), dengan rumus:

F = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 atau,

F = 𝑆1

2

𝑆22

Keterangan:

S12 = Varians terbesar

S22 = Varians terkecil

Page 34: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

34

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen.

Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak homogen.

4. Uji Hipotesis

Menurut Sudjana (2005:239-241), Pengujian hipotesis

mengarahkan kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak

hipotesis tersebut. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji

kesamaan dua rata-rata. Jika kedua kelompok data berdistribusi

normal dan bervarian homogen maka uji t, dengan rumus:

t = x

1− x

2

𝑠 1

𝑛1+

1

𝑛2

dengan,

s2 =

𝑛1− 1 𝑠12+ 𝑛2−1 𝑠2

2

𝑛1+ 𝑛2− 2

Keterangan:

t = Perbedaan rata-rata kedua sampel

𝑥 1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen

𝑥 2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol

n1 = Banyak sampel kelompok eksperimen

n2 = Banyak sampel kelompok kontrol

s1 = Varians kelas eksperimen

s2 = Varians kelas kontrol

s = Simpangan baku

dan hipotesis statistik yang akan kita uji adalah:

H0 = Rata-rata nilai kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan

rata-rata nilai kelas kontrol (μ1 ≤ 𝜇2).

Page 35: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

35

Ha = Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih daripada nilai rata-rata

kelas kontrol (μ1 > 𝜇2).

Kriteria pengujian:

Jika thitung ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak

Namun, jika kedua data berdistribusi normal dan tidak

homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t (t’) dengan

rumus:

t’ =

x 1− x 2

𝑠1

2

𝑛1+

𝑠22

𝑛2

Keterangan :

1x = Nilai rata-rata kelompok eksperimen

2

x = Nilai rata-rata kelompok kontrol

n1 = Banyak sampel kelompok eksperimen

n2 = Banyak sampel kelompok kontrol

s1 = Varians kelas eksperimen

s2 = Varians kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika:

−𝑊1 𝑡1+ 𝑊2 𝑡2

𝑊1+ 𝑊2< 𝑡 ′ <

𝑤1 𝑡1+ 𝑤2 𝑡2

𝑤1 + 𝑤2 dengan,

w1 = 𝑠1

2

𝑛1 , w2 =

𝑠22

𝑛2 ,

t1 = t (1 −1

2𝛼), 𝑛1 − 1 , dan 𝑡2 = 𝑡 1 −

1

2 𝛼 , 𝑛2 − 1

E. Pertanggung Jawaban Penelitian

1. Validitas Instrumen

Page 36: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

36

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2010:

211). Menurut Sugiyono (2012:348), menyatakan instrumen yang valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal, uji ketepatan

dilakukan dengan menggunakan metode pearson product moment dengan

rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:213):

2222 )()(

)()(

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

= Skor total dari keseluruhan butir masing-masing responden

X = Skor butir soal masing-masing responden

N = Banyak sampel

Klasifikasi besarnya koefisien korelasi menurut Guilford

(dalam Suherman dan Sukjaya, 1990:147), dapat dilihat pada Tabel

3.4.

Tabel 3.4.

Kriteria Validitas

Rentang Korelasi Kriteria

rxy ≤ 0,00 Tidak valid

0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah

0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang

0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi

Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas

diperlukan uji-t yang dikemukakan Sudjana (2005:230), yaitu :

Y

Page 37: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

37

𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟𝑥𝑦 𝑛−2

1−𝑟𝑥𝑦2

Keterangan:

n = Banyak data

r = Korelasi

t = Distribusi student

Distribusi pada (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan

(dk = n-2). Kriteria pengujiannya adalah jika thitung > ttabel berarti

instrumen dikatakan valid sebaliknya thitung ≤ ttabel berarti instrumen

tidak valid. Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan

rumus di atas, maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada tabel

3.5 di bawah ini :

Tabel 3.5

Hasil Analisis Validitas Butir Soal

No. Soal Nilai rxy thit ttabel Keterangan

1. 0,82 6,40 2,086 Valid

2. 0,36 1,724 2,086 Tidak Valid

3. 0,85 7,20 2,086 Valid

4. 0,88 8,28 2,086 Valid

5. 0,83 6,64 2,086 Valid

6. 0,13 0,58 2,086 Tidak Valid

7. 0,16 0,72 2,086 Tidak Valid

8. 0,74 4,91 2,086 Valid

9. 0,83 6,64 2,086 Valid

ttabel ditentukan dengan signifikan untuk α = 0,05 dan dk = 22-2 =

20, dengan uji dua pihak, maka diperoleh ttabel = 2,086. Berdasarkan

analisis di atas maka soal yang valid berjumlah 6 soal.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012:348), instrumen yang reliabel berarti

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

Page 38: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

38

2

1

2

11 11

b

k

kr

yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan menurut

Arikunto (2010:221), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian

bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Uji reabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

rumus alpha, sebagai berikut:

Keterangan :

𝑟11 = Reliabilitas instrumen

k = Jumlah item atau banyaknya soal 2

is = Jumlah varians skor stiap butir soal

2

ts = Varians skor total

Menurut Suherman dan Sukjaya (1990:177) , Dengan besarnya

varians skor total ditentukan dengan rumus :

=

Menurut Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 177)

koefisien reliabilitas dinyatakan dengan r11. Interprestasi yang lebih

rinci mengenai nilai r11 tersebut dibagi kedalam kategori-kategori, dapat

dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Derajat Reliabilitas

Rentang Korelasi Kriteria Reliabilitas

r11 ≤ 0,20 Derajat relibilitas sangat rendah

n

n

xx

i

i

2

2 )( 2

is

Page 39: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

39

0,20 < r11 ≤ 0,40 Derajat relibilitas rendah

0,40 < r11 ≤ 0,60 Derajat relibilitas sedang

0,60 < r11 ≤ 0,80 Derajat relibilitas tinggi

0,80 < r11 ≤ 1,00 Derajat relibilitas sangat tinggi

Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha

di atas, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,84 (terlampir) yang berarti

soal tes tersebut mempunyai derajat reliabilitas sangat tinggi sehingga

dapat dipercaya sebagai alat ukur.

3. Daya pembeda

Menurut Suherman dan Sukjaya, daya pembeda dari sebuah

butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan suatu butir tersebut

untuk membedakan setiap butir soal. Angka yang menunjukkan

besarnya daya pembeda disebut juga indeks dekriminasi (daya

pembeda). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal essay

digunakan rumus:

Keterangan :

= Indeks daya pembeda

= Jumlah skor kelompok atas

= Jumlah skor kelompok bawah

SIA = Jumlah skor ideal kelompok (kelompok atas atau bawah)

Klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda menurut

Suherman dan Sukjaya (1990:202) dapat dilihat pada Tabel 3.7.

DP

AJS

BJS

A

BA

SI

JSJSDP

Page 40: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

40

Tabel 3.7.

Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Korelasi Kriteria

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Sedang

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Hasil perhitungan analisis tingkat daya pembeda uji coba instrumen

dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8.

Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba Instrumen

No. Soal JSA JSB SIA DP Keterangan

1. 22 12 22 0,45 Baik

2. 40 19 132 0,15 Jelek

3. 94 22 132 0,54 Baik

4. 86 44 99 0,42 Baik

5. 99 43 110 0,50 Baik

6. 59 56 110 0,02 Jelek

7. 35 31 44 0,09 Jelek

8. 24 2 33 0,66 Baik

9. 115 41 121 0,61 Baik

Perhitungan analisis daya pembeda butir soal uji coba instrumen

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.

4. Tingkat Kesukaran

Menurut Suherman dan Sukjaya (1990:213), tingkat

kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring

banyaknya siswa peserta tes yang mengerjakan dengan benar. Jika

banyak siswa peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka

tingkat kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika hanya sedikit

dari siswa yang dapat menjawab dengan benar maka tingkat

Page 41: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

41

kesukarannya rendah. Untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal,

dapat menggunakan rumus:

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran

JBA = Jumlah skor kelompok atas

JBB = Jumlah skor kelompok bawah

JSA = Jumlah skor ideal kelompok atas

JSB = Jumlah skor ideal kelompok bawah

Klasifikasi interprestasikan tingkat kesukaran menurut

Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 213) dapat dilihat pada

Tabel 3.9.

Tabel 3.9.

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Rentang Korelasi Kriteria

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang

0,70 < IK < 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Setelah uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus di

atas, maka diperoleh hasil seperti yang terdapat pada tabel 3.10 di

bawah ini (selengkapnya pada lampiran B).

Tabel 3.10

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba Instrumen

No. Soal JSA JSB SIA SIB IK Keterangan

1. 22 12 22 22 0,77 Mudah

2. 40 19 132 132 0,22 Sukar

3. 94 22 132 132 0,43 Sedang

4. 86 44 99 99 0,65 Sedang

5. 99 43 110 110 0,64 Sedang

6. 59 56 110 110 0,52 Sedang

7. 35 31 44 44 0,78 Mudah

BA

BAK

SISI

JBJBI

Page 42: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

42

8. 24 2 33 33 0,39 Sedang

9. 115 41 121 121 0,64 Sedang

Perhitungan analisis tingkat kesukaran butir soal uji coba instrumen

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B. Berdasarkan analisis tes uji

coba, maka rekapitulasi hasil tes uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.11

sebagai berikut:

Tabel 3.11

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No. Validitas Daya Pembeda

Tingkat

Kesukaran Keterangan

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1. 0,82 S. Tinggi 0,45 Baik 0,77 Mudah Digunakan

2. 0,36 S. Rendah 0,15 Jelek 0,22 Sukar T.Digunakan

3. 0,85 S. Tinggi 0,54 Baik 0,43 Sedang Digunakan

4. 0,88 S. Tinggi 0,42 Baik 0,65 Sedang Digunakan

5. 0,83 S. Tinggi 0,50 Baik 0,64 Sedang Digunakan

6. 0,13 S. Rendah 0,02 Jelek 0,52 Sedang T.Digunakan

7. 0,16 S. Rendah 0,09 Jelek 0,78 Mudah T.Digunakan

8. 0,74 Tinggi 0,66 Baik 0,39 Sedang Digunakan

9. 0,83 S. Tingga 0,61 Baik 0,64 Sedang Digunakan

Berdasarkan rekapitulasi pada Tabel 3.11, maka soal yang akan

digunakan untuk tes adalah soal yang memenuhi syarat validitas, daya

pembeda, dan tingkat kesukaran yang baik. Dari 9 soal yang diujikan,

ada 6 soal yang dipakai dan 3 soal yang tidak dipakai sebagai instrumen

dalam penelitian, soal yang dipakai pada penelitian ini adalah soal nomor

1,3,4,5,8 dan 9.

Page 43: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Lubuklinggau pada

semester genap tahun pelajaran 2015/2016, dengan menggunakan dua kelas

sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen yaitu

kelas X.2, proses pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Posing

sedangkan pada kelas kontrol, yaitu kelas X.1 menggunakan pembelajaran

ceramah dan tanya jawab. Pada pelaksanaan penelitian peneliti bertindak

sebagai pengajar. Adapun uraian materi yang dibahas adalah pengukuran.

Pada penelitian ini jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan

adalah sebanyak empat kali pertemuan, yang dilaksanakan pada tanggal 11

Agustus 2015 sampai dengan 11 September 2015, dengan rincian satu kali

pemberian pre-test, dua kali proses pembelajaran, dan satu kali post-test.

Pelaksanaan pre-test untuk kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 20

Agustus 2015 diikuti 35 siswa, dilanjutkan dua kali proses pembelajaran

dengan menggunakan problem posing yang dilaksanakan 27 Agustus 2015

dan 3 September 2015. Kemudian, pada kelas eksperimen diberikan post-test

yang dilaksanakan pada tanggal 10 September 2015 diikuti 35 siswa.

Sedangkan, pada kelas kontrol pre-test dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus

2015 diikuti 35 siswa, dilanjutkan dengan dua kali proses pembelajaran

dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang dilaksanakan

pada tanggal 25 Agustus 2015 dan 1 September 2015 dan terakhir

pelaksanaan post-test dilaksanakan pada tanggal 8 September 2015 diikuti 35

siswa.

Page 44: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

44

1. Deskripsi dan Analisis Data Tes

a. Kemampuan Awal Siswa (pre-test)

Kemampuan awal siswa merupakan kemampuan awal yang

dimiliki siswa sebelum mengikuti proses belajar mengajar pada materi

listrik dinamis. Kemampuan ini diukur dengan memberikan pre-test

(tes awal) tentang penguasaan pengukuran yang berjumlah enam butir

soal berbentuk essay kepada seluruh sampel baik kelas eksperimen

maupun kelas kontrol.

Dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari pre-test (tes

awal) dapat dikemukakan rekapitulasi skor rata-rata (𝑥 ), dan

simpangan baku (s) yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Rekapitulasi hasil Pre-Test

No Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 Rentang nilai 53 47

2 Nilai rata-rata 28,82 25,15

3 Simpangan baku 11,08 10,68

4 Nilai terkecil 4 2

5 Nilai terbesar 57 49

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa skor rata-rata

kelas eksperimen 28,82 dengan simpangan baku 11,08 sedangkan

kelas kontrol skor rata-rata 25,15 dengan simpangan baku 10,68. Dari

data menunjukkan selisih skor rata-rata tes awal kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah sebesar 3,67. Sedangkan selisih simpangan baku

kedua kelas tersebut adalah sebesar 0,4. Data tersebut menunjukkan

Page 45: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

45

bahwa kemampuan awal kelas eksperimen relatif sama (homogen)

dengan kemampuan awal kelas kontrol, sehingga dapat dilanjutkan

dengan melaksanakan pembelajaran pada kedua kelas tersebut yaitu

kelas eksperimen dengan menerapkan pendekatan Problem Posing

dan kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran ceramah dan

tanya jawab pada materi pengukuran.

b. Kemampuan Akhir Siswa (post-test)

Kemampuan akhir siswa diukur dengan memberikan post-test

dengan soal yang sama diberikan pada pre-test setelah siswa

mengikuti proses belajar mengajar, tes ini diberikan untuk

mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran yang diterapkan baik pada kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari tes

akhir dapat dikemukakan rekapitulasi skor rata-rata (𝑥 ), dan

simpangan baku (s) yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Post-Test

No Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 Rentang nilai 47 41

2 Nilai rata-rata 71,78 59,6

3 Simpangan baku 12,04 11,80

4 Nilai terkecil 42 42

5 Nilai terbesar 89 83

Page 46: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

46

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa skor rata-rata

kelas eksperimen 71,78 dengan simpangan baku 12,04 sedangkan

kelas kontrol skor rata-rata 59,6dengan simpangan baku 11,08. Jika

dilihat dari skor rata-rata tes akhir kelas eksperimen 71,78

dibandingkan dengan skor rata-rata tes akhir kelas kontrol 59,6

telihat bahwa hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan Problem Posing lebih besar.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam panelitian ini adalah “Ada pengaruh

pendekatan Problem Posing terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X

SMA Negeri 6 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Namun sebelum

melakukan uji hipotesis tersebut, perlu dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas varians dari hasil tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

a. Uji Normalitas

1) Uji Normalitas Data Pre-Test

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data

masing-masing kelompok. Berdasarkan ketentuan perhitungan

statistik tentang uji normalitas data dengan tingkat kepercayaan 𝛼 =

0,05, jika 𝑥2hitung < 𝑥2

tabel maka data berdistribusi normal. Dari hasil

uji normalitas data tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Page 47: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

47

dapat dilihat pada Tabel 4.3. Sedangkan perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran C.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Hasil Pre-Test

Kelas 𝑥2hitung Dk 𝑥2

tabel Kesimpulan

Eksperimen 6,88 5 11,07 Normal

Kontrol 1,36 5 11,07 Normal

Kelas eksperimen di dapat nilai 𝜒𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 6,88 dan pada kelas

kontrol di dapat nilai 𝜒𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 1,36. Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf

kepercayaan α = 0,05, jika 𝜒𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 , maka data nilai pre-test

(tes awal) kedua kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal.

Gambar 4.1 dan 4.2 adalah kurva uji normalitas untuk kelas

eksperimen dan kontrol :

Gambar 4.1 kurva uji normalitas eksperimen pre-test

0,0595

0,1838

0,305

0,2719

0,1301

0,0335

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

-3 -2 -1 0 1 2

Pre-test

Page 48: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

48

Gambar 4.2 kurva uji normalitas kontrol pre-test

2) Uji Normalitas Data Post-test

Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik tentang uji normalitas

data dengan tingkat kepercayaan 𝛼 = 0,05, jika 𝜒𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2

maka data berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas data tes akhir

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Nilai Post-Test

Kelas 𝜒𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 Dk 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 Kesimpulan

Eksperimen 5,41 5 11,07 Normal

Kontrol 7,52 5 11,07 Normal

Berdasarkan 4.4 dapat dilihat bahwa nilai 𝜒𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 data post-test

(tes akhir) untuk kelas eksperimen sebesar 5,41 dan kelas kontrol

sebesar 7,52. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai

uji normalitas data dengan taraf kepercayaan α = 0,05, jika

𝜒𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 , maka data nilai post-test (tes akhir) kedua kelas

eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Gambar 4.3 dan

0,0582

0,1668

0,2691 0,2714

0,1563

0,0527

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

-3 -2 -1 0 1 2

Pre-test

Page 49: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

49

Gambar 4.4 adalah kurva uji normalitas untuk kelas eksperimen dan

kelas kontrol :

Gambar 4.3 kurva uji normalitas eksperimen post-test.

Gambar 4.4 kurva uji normalitas kontrol post-test.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada

kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak.

Berdasarkan hasil penghitungan statistik tentang uji homogenitas, jika

Fhitung < Ftabel , maka varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

0,0262

0,0868

0,1825

0,25420,2324

0,1411

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1

Post-test

0,1106

0,1858

0,2354

0,2019

0,1269

0,0547

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

-2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2

Post-test

Page 50: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

50

adalah homogen. Uji homogenitas varians tes awal dan tes akhir pada

taraf kepercayaan α = 0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.5. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

Tabel 4.5

Hasil Uji Homogenitas Skor Pre-Test dan Post-Test

Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan

Tes Awal 1,18 35;35 1,85 Homogen

Tes Akhir 1,07 35;35 1,85 Homogen

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa varians kedua

kelompok yang dibandingkan pada tes awal adalah homogen karena

Fhitung < Ftabel, sama dengan varians kedua kelompok yang

dibandingkan pada tes akhir adalah homogen karena Fhitung < Ftabel

pada taraf kepercayaan α = 0,05.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas,

maka kedua kelompok data pre-test dan post-test adalah normal

dan homogen. Dengan demikian, uji kesamaan dua rata-rata antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal dan akhir

menggunakan rumus uji-t. Hipotesis statistik yang diuji dalam

perhitungan uji-t untuk pre-test dan post-test adalah :

H0 = Rata-rata nilai kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan

rata-rata nilai kelas kontrol (μ1 ≤ 𝜇2).

Ha = Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih daripada nilai rata-rata

kelas kontrol (μ1 > 𝜇2).

Page 51: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

51

Hasil uji-t untuk tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Skor Pre-Test dan Post-Test

thitung ttabel Kesimpulan

Tes Awal 1,53 2,00 Ho diterima

Tes Akhir 4,79 1,67 Ho ditolak

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji-t pada

kemampuan awal siswa menunjukkan kemampuan awal yang sama

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena thitung < ttabel yaitu

1,53 < 2,00 pada taraf kepercayaan 0,05 artinya Ho diterima. Hasil

analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas

sampel terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa. Kelas eksperimen

diberikan dengan menerapkan pendekatan Problem Posing, sedangkan

pada kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan ceramah dan tanya

jawab.

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t tentang kemampuan akhir

menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 4,79 > 1,67 yang menunjukkan

bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari niai rata-rata

kelas kontrol, sehingga hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini

menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan

Problem Posing meningkat lebih besar daripada hasil belajar siswa

yang menerapkan pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Dengan

kata lain, ada pengaruh pendekatan Problem Posing terhadap hasil

belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau Tahun

Page 52: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

52

Pelajaran 2015/2016. Untuk melihat hasil dari pre-test dan post-test

pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat gambar di bawah ini:

Gambar 4.5 nilai rata-rata pre-test dan post-test

B. Pembahasan Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 6

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat dari perbandingan

hasil pre-test (tes awal) dan post-test (tes akhir) yang diberikan sebelum

dan setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas

sampel.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu Apakah ada

pengaruh pendekatan problem posing terhadap hasil belajar fisika siswa

kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016?

Penelitian ini dilakukan pada dua kelas sebagai sampel yaitu kelas X2

(eksperimen) dan X1 (kontrol). Peneliti juga menggunakan kelas XI IPA 3

SMA Negeri 6 Lubuklinggau untuk pengujian instrumen tes pada tanggal

11 Agustus 2015. Kemudian kedua kedua kelas diberi perlakuan yang

berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan

pendekatan problem posing. Pendekatan problem posing adalah

0

20

40

60

80

Pre-test Post-test

Eksperimen

Kontrol

Page 53: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

53

pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan merumuskan

soal secara individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Sedangkan kelas kontrol

diberi perlakuan dengan pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya

jawab.

Pada kelas eksperimen, menggunakan pendekatan Problem Posing,

disini siswa dibagi secara heterogen yang terdiri dari 6 sampai 7 orang,

kemudian setelah guru menyampaikan materi pembelajaran siswa diminta

membuat masalah yaitu dengan membuat soal dari materi yang telah

disampaikan sebelumnya dan ditulis pada lembar Problem Posing 1,

setelah itu soal yang telah dibuat dilimpahkan pada kelompok lain untuk

mencari jawaban dari soal tersebut secara berdiskusi dan ditulis pada

lembar Problem Posing 2. Dengan catatan masing-masing kelompok yang

membuat soal sudah mengetahui jawabannya juga. Sehingga setiap

kelompok bisa saling bekerja keras untuk menemukan jawaban, tidak

hanya membuat soal saja.

Setelah selesai setiap kelompok menyerahkan soal pertanyaan dan

jawaban pertanyaan kepada guru, kemudian guru memberi kesempatan

pada setiap kelompok untuk mempresentasikan pertanyaan yang telah

dibuatnya pada kelompok lain. Sehingga terjadinya diskusi menarik antara

kelompok-kelompok menyangkut pertanyaan yang telah dibuatnya dan

jawaban yang paling tepat untuk mengatasi pertanyaan-pertanyaan yang

bersangkutan. Terakhir guru menanggapi hasil jawaban yang tepat dan

memberikan kesimpulan.

Page 54: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

54

Pada pertemuan kedua pelaksanaan pembelajaran, tidak jauh berbeda

dengan kondisi pada pertemuan pertama pada kelas eksperimen tetap

menggunakan pendekatan Problem Posing dan pada kelas kontrol

menggunakan pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab, disini

mereka pun sudah lebih memahami proses pelaksanaan pembelajaran

tersebut, sehingga peneliti menjadi lebih mudah untuk mengarahkannya.

Dari hasil analisa data pre-test (tes awal) skor rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang jauh. Hal ini

berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama sebelum

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan memberikan perlakuan

yang berbeda. Selanjutnya, dilaksanakan pembelajaraan dengan

menerapkan pendekatan Problem Posing pada kelas eksperimen dan

pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab pada kelas kontrol,

kemudian diberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

kedua kelas tersebut.

Berdasarkan hasil analisa data post-test (tes akhir) yang telah

diberikan kepada siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa

kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran fisika dengan

menggunakan pendelatan Problem Posing lebih baik daripada hasil belajar

siswa kelas kontrol dengan pembelajaran metode ceramah dan tanya

jawab. Hal ini terlihat dari rata-rata tes akhir hasil belajar fisika siswa

kelas eksperimen memperoleh nilai sebesar 71,78 dan simpangan baku

12,04. Sementara kelas kontrol setelah diberi perlakuan dengan metode

Page 55: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

55

ceramah diperoleh skor rata-rata tes akhir sebesar 59,6 dan simpangan

baku 11,08.

Dengan demikian skor rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari

skor rata-rata kelas kontrol. Ini berarti bahwa hasil belajar kelas

eksperimen yang menerapkan pendekatan Problem Posing dapat

meningkat lebih besar daripada hasil belajar kelas kontrol dengan

menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab.

Peran guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan

Problem Posing ini adalah sebagai fasilitator bagi siswa dalam

menemukan pengetahuan yang harus dimiliki siswa. Guru membimbing,

mengarahkan dan memotivasi siswa dalam setiap kelompok serta

merangsang keaktifan siswa untuk belajar mandiri menemukan

pengetahuan yang baru. Hal ini membantu siswa memahami dan

mengingat pengetahuan yang didapatnya dan bertahan lebih lama dalam

ingatannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas X SMA

Negeri 6 Lubuklinggau, hasil belajar menggunakan pembelajaran dengan

metode ceramah dan tanya jawab lebih kecil dibandingkan dengan hasil

belajar menggunakan pendekatan Problem Posing. Pembelajaran dengan

metode ceramah dan tanya jawab ternyata memiliki kelemahan dimana

kegiatan belajar lebih berpusat pada guru, siswa hanya menerima apa yang

guru jelaskan. Saat diberi kesempatan mereka malas bertanya karena

mereka terbiasa hanya menerima materi yang dijelaskan guru, walaupun

mereka belum mengerti. Hal ini disebabkan mereka sama sekali tidak

Page 56: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

56

termotivasi dan tidak tertantang untuk belajar, sehingga tidak tertarik

dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Keadaan demikian membuat situasi

belajar menjadi tidak kondusif dan siswa menjadi pasif.

Selanjutnya hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti yang

berjudul “Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2015/2016” dalam hal ini memberikan informasi bahwa hasil analisis data

tes awal melalui uji-t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 didapat hasil thitung

= 1,53 dan ttabel = 2,00 sehingga thitung < ttabel. Kemudian hasil analisis data

tes akhir melalui uji-t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 didapat hasil

thitung = 4,79 dan ttabel = 1,67 sehingga thitung > ttabel. Dengan demikian ada

pengaruh pendekatan Problem Posing terhadap hasil belajar fisika siswa

kelas X SMA Negeri 6 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 30 hari yang

dilaksanakan dari tanggal 31 Juli sampai 31 Agustus 2015, dalam melakukan

penelitian ini dari awal hingga berakhirnya penelitian banyak hal yang

menjadi hambatan-hambatan atau keterbatasan dalam penelitian yang harus

dilewati dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. adapun hambatan peneliti

dalam melaksanakan penelitian ini adalah:

1. Kemampuan peneliti yang masih dalam tahap pembelajaran baik dalam

melakukan penelitian dan analisis data penelitian sehingga membutuhkan

waktu yang lama dalam mengolah data.

Page 57: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

57

2. Keterbatasan waktu peneliti yang dapat digunakan untuk melaksanakan

penelitian ini hanya dua kali pertemuan.

3. Ketidaksiapan siswa mengubah kebiasaan dari mendengarkan dan

menerima informasi dari guru menjadi pembelajaran dengan banyak

berpikir dan memecahkan masalah sendiri atau kelompok, ini kadang-

kadang menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa.

4. Terbatasnya dana yang dapat digunakan dalam penelitian ini, dimana

peneliti harus mengeluarkan dana sendiri untuk kepentingan selama

penelitian berlangsung.

Page 58: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pengunaan

pendekatan Problem Posing terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA

Negeri 6 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2013/2014. Rata-rata hasil belajar tes

akhir kelas eksperimen sebesar 70,67 dan kelas kontrol sebesar 58,08. Jadi

terlihat bahwa hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan Problem Posing.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis

mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga

terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa ataupun antara

guru dengan siswa.

2. Guru diharapkan lebih menguasai dan mengikuti perkembangan berbagai

pendekatan-pendekatan pembelajaran yang ada, salah satunya pendekatan

Problem Posing, yang merupakan solusi pembelajaran dalam upaya

meningkatkan pemahaman siswa dalam merumuskan soal-soal fisika.

3. Sekolah diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan sebagai perbaikan dalam pembelajaran fisika.

Page 59: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

59

4. Penelitian diharapkan dengan adanya pendekatan problem posing dapat

menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai seorang calon

guru.

Page 60: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aksara.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

I. M. Astra, Umiatin, et al. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Problem

Posing Tipe Pre-Solution Posing Terhadap Hasil Belajar Fisika dan

Karakter Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012)

135-143.

Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung :

Alfabeta

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rhineka

Cipta.

Sudjana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

----------. 2005. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman. & Sukjaya, Yaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah 157.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidorjo : Masmedia Buana

Pustaka

Tim Pengembangan MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Rajawali Pers.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep,

Strategi, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Bandung: Alfabeta.

Page 61: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

61

---------. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana.

Zahra Ghasempour, et al. 2013. Innovation in Teaching and Learning through

Problem Posing Tasks and Metacognitive Strategies. International Journal

of Pedagogical Innovations 1 (2013)

Page 62: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

62

Page 63: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

63

Page 64: PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/problem posing.pdf · Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

lxiv

lxiv