penerapan metode penemuan terbimbing pada...

15
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL ILMIAH Oleh: Nama : Agusman Riyadi NPM : 4011099 Prodi : Pendidikan Matematika Dosen Pembimbing : 1. Dodik Mulyono, M.Pd. 2. Lucy Asri Purwasi, M.Pd. Mat PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA ( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU 2017

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 8 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

Nama : Agusman Riyadi

NPM : 4011099

Prodi : Pendidikan Matematika

Dosen Pembimbing : 1. Dodik Mulyono, M.Pd.

2. Lucy Asri Purwasi, M.Pd. Mat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU

2017

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8

LUBUKLINGGAUTAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh: Agusman Riyadi1, Dodik Mulyono2, Lucy Asri Purwasi 3

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP-PGRI Lubuklinggau

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Discovery Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2016/2017”. Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh yang

signifikan metode pembelajaran Discovery terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas VII SMP Negeri 8 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017?”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran discovery

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 8 Lubuklinggaui

tahun pelajaran 2016/2017. Metode penelitian yang digunakan adalah true

experimental design yaitu eksperimen sebenarnya yang membandingkan metode

pembelajaran discovery dengan pembelajaran konvensional. Populasinya adalah

seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 8 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 yang

berjumlah 242 siswa, dan sebagai sampelnya adalah kelas VII.G dan kelas VII.D

yang diambil secara random. Kelas VII.G diberi pembelajaran dengan metode

pembelajaran Discovery sedangkan kelas VIII.D diberi pembelajaran dengan

pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik

tes. Nilai rata-rata siswa untuk kelas yang diajarkan dengan metode pembelajaran

discovery sebesar 81,55 sedangkan untuk kelas yang diajarkan dengan konvensional

sebesar 77,80. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf

signifikan 05,0 . Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thit = 1,80 > ttab =

1,67 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran

discovery terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 8

Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017.

Kata kunci: Metode Pembelajaran Discovery, Hasil Belajar, Matematika.

PENDAHULUAN

Sanjaya (2011:1), Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita

adalah rendahnya dan proses belajar yang dicapai siswa. Rendahnya hasil oleh setiap

1 Alumni Prodi Matematika STKIP PGRI lubuklinggau 2 Dosen Prodi Matematika STKIP PGRI Lubuklinggau 3 Dosen Prodi Matematika STKIP PGRI Lubuklinggau

belajar siswa yang ditandai oleh pencapaian prestasi belajar yang belum memenuhi

standar kompetensi seperti tuntutan kurikulum. Dalam setiap mata pelajaran,

khususnya mata pelajaran matematika dianggap salah satu mata pelajaran yang sulit

untuk dipahami dan membuat banyak siswa dalam mempelajari pembelajaran

matematika dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa mata

pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari guru mata pelajaran matematika

kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau mengatakan bahwa metode pembelajaran

yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode konvesional. Ada

beberapa masalah yang sering timbul di dalam menggunakan konvesional yaitu: 1)

dalam proses belajar mengajar siswa kurang aktif dalam mengemukakan

pendapatnya; 2), berkurangnya minat siswa terhadap pembelajaran matematika; 3)

siswa cenderung pasif sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lambat

karena siawa hanya menunggu informasi dari guru tanpa adanya usaha mencari

informasi yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi.

Penggunaan metode konvensional menyebabkan pelaksanaan belajar belum maksimal

sehingga hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran matematika masih banyak

yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan

sekolah yaitu sebesar 75.

Hal ini mencerminkan dari nilai rata-rata ulangan harian pada mata pelajaran

matematika yang berjumlah 189 siswa, hanya 85 siswa atau 44,97% siswa tuntas dan

104 siswa atau 55,03% belum tuntas dan rata-rata ulangan harian yang diperoleh

sebesar 60. Sehingga membuat sebagian besar siswa mengikuti remedial. Selain itu,

masih banyak siswa yang tidak dapat menjawab atau menyelesaikan soal yang sedikit

berbeda dengan contoh soal yang diberikan oleh guru dan siswa tidak berani untuk

mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dimengerti.

Metode penemuan terbimbing juga salah satu bentuk metode yang dapat

mengembangkan kemampuan menggunakan pola pikir dan keterampilan. Apabila

siswa dapat mengembangkan pola pikir serta mengunakan konsep dalam

memecahkan masalah dan mencapai tujuan dalam pembelajaran. Sehingga dalam

penggunaan metode penemuan terbimbing bertujuan menjadi siswa manusia yang

aktif, kreatif, cerdas, bertanggung jawab dan dapat menyelesaikan suatu permasalah

serta meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing

Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun

Ajaran 2016/2017”.

DESKRIPSI TEORITIK

Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Metode pembelajaran penemuan terbimbing (Discovery learning) adalah

proses mental dimana siswa mampu menyesuaikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang

dimaksud dengan proses mental antara lain ialah : mengamati, mengerti,

menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat

kesimpulan dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan untuk menemukan

sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya sebagai fasilitator dan

membimbing apabila diperlukan atau apabila ada yang dipertanyakan (Roestiyah

2012:20). Sedangkan menurut Hariyono, (2001: 3) menyatakan bahwa penemuan

terbimbing tidak hanya sekedar keterampilan tangan karena pengalaman, kegiatan

pembelajaran dengan metode ini tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa,

namun guru masih tetap ambil bagian sebagai pembimbing. Penemuan terbimbing

merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak langsung (Indirect Instuction).

Siswa tetap memiliki porsi besar dalam proses penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran

Langkah-langkah Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

(1) Guru menyampaikan tujuanpembelajaran; (2) Guru menjelaskan materi

yang berkenaan dengan materi pelajaran; (3) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa

(LKS) pada setiap kelompok; (4) Guru membimbing siswa dalam merumuskan

hipotesis; (5) Guru mengarahkan siswa menyelesaikan masalah yang ada di dalam

Lembar Kerja Siswa (LKS); (6) Siswa melakukan percobaan dan guru membimbing

siswa untuk mendapatkan informasi melalui percobaan bersama kelompoknya

masing-masing; (7) Setelah selesai siswa diminta untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok; (8) Guru membimbing siswa dalam membuat evaluasi terhadap

kegiataan dilakukan.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing.

Menurut Roestiyah (2012:76), adapun kelebihan dan kekurangan metode

penemuan terbimbing ini adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan Metode Penemuan Terbimbing

a) Siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar.

b) Sebagai wahana interaksi antara siswa dengan guru sehingga siswa aktif

dalam mengungkapkan pendapat yang mereka miliki.

c) Dapat membangkitkan gairah belajar siswa.

d) Siswa benar-benar memahami suatu konsep (rumus) karena mereka

mengalami sendiri proses mendapatkan suatu konsep.

e) Dapat melatih keterampilan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan

2) Kekurangan Metode Penemuan Terbimbing:

a) Untuk materi tertentu waktu yang tersita lebih lama

b) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di

lapangan beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti diajarkan

dengan metode konvensional.

c) Tidak semua topik cocok disampaikan dengan metode ini, umumnya

topik-topik atau materi pelajaran yang berhubungan dengan prinsip dapat

dikembangkan dengan metode Penemuan Terbimbing.

METODE PENELITIAN

Rencangan eksperimen yang digunakan berbentuk pre-test dan post-test.

Group rancangan yang digambarkan: Suryabrata (2010:92)

Keterangan:

A = Kelas Eksperimen

01 = Tes yang dilakukan sebelum pembelajaran (Pre-Test)

X = Pembelajaran dengan metode Penemuan Terbimbing

02 = Tes yang dilakukan sesudah pembelajaran ( Post-Test)

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017. Secara rinci populasi penelitian dapat

dilihat pada tabel 3.1:

A = 𝐎𝟏 X 𝐎𝟐

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VIII.A 12 20 32

2 VIII.B 14 18 32

3 VIII.C 14 17 31

4 VIII.D 13 19 32

5 VIII.E 11 21 32

6 VIII.F 15 15 30

Jumlah 79 110 189

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017

Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak dengan cara pengundian.

Dalam hal ini pengambilan anggota dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan kesetrataan dan tingkat kemampuan siswa dalam populasi tersebut.

Dari enam kelas tersebut diundi satu kelas yaitu kelas VIII.F sebagai sampel dan

diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara langsung oleh peneliti pada tanggal

13 Maret sampai dengan 13 April 2017 di kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau

tahun pelajaran 2016/2017. Pembelajaran matematika dengan Metode Penemuan

Terbimbing ini diajarkan pada siswa kelas VIII.F SMP Negeri 8 Lubuklinggau

dengan uraian materi Kubus dan Balok. Sebelum pelaksanaan penelitian dimulai,

terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen tes yang bertujuan mengetahui kualitas

soal yang akan digunakan. Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas IX SMP negeri 8

Lubuklinggau pada tanggal 13 maret 2017 dengan diikuti siswa sebanyak 30 siswa

pada materi luas permukaan dan volume pada kubus serta balok.

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data dengan menggunakan

pemberian tes pre-test dan post-test, tes pre-test dan post-test tersebut diberikan

kepada kelas yang menjadi sampel dalam pelaksanakan kegiatan pembelajaran

matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing pada materi Luas permukaan dan

volume pada kubus serta balok

Kemampuan awal

Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Penemuan Terbimbing.

Kemampuan siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi Kubus dan Balok adalah

merupakan data penelitian yang didapat dari tes awal atau soal yang diberikan

sebelum siswa mendapatkan pengajaran dari guru. rekapitulasi analisis hasil Pre-test

siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Rekapitulasi hasil Pre-test

Kategori Hasil

Rata-rata nilai 21,83

Simpangan baku 7.47

Nilai maksimum 40

Nilai minimum 11

Siswa yang tuntas 0 orang (0%)

Siswa yang tidak tuntas 30 orang (100%)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai lebih

dari atau sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75 dalam Pre-test

sebanyak 0 siswa (0%) dan mendapat nilai kurang dari KKM adalah sebanyak 30

siswa (100%).

Kemampuan akhir

Kemampuan akhir siswa dalam penugasan materi luas permukaan dan volume

pada kubus serta balok merupakan hasil belejar setelah mengikuti proses

pembelajaran matematiak dengan menggunakan metode Penemuan Terbimbing.

Kemampuan akhir diperoleh melalui Post-test (tes akhir). Pelaksanaan Post-test

berfungsi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Penemuan Terbimbing. Soal

tes yang digunakan berbentuk essay yang terdiri dari 5 soal dengan jumlah skor

adalah 47. rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Rekapitulasi hasil Post-test

Kategori Hasil

Rata-rata nilai 81,27

Simpangan baku 6,62

Nilai maksimum 96

Nilai minimum 68

Siswa yang tuntas 25 orang (83,3%)

Siswa yang tidak tuntas 5 orang (16,7%)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai lebih

dari atau sama dengan KKM (75) dalam Post-test sebanyak 25 siswa (83,3%) dan

nilai kurang dari KKM (belum tuntas) sebanyak 5 orang (16,7%). Nilai yang tertinggi

adalah 96 dan nilai yang terendah adalah 68. Rata-rata nilai secara keseluruhan

sebesar 81,27.

Jadi secara deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa setelah

diterapkan pembelajaran menggunakan metode Penemuan Terbimbing dapat

dikatakan tuntas, karena nilai rata-ratanya lebih dari KKM yaitu lebih dari atau sama

dengan 75 (>75). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 4.1

Grafik Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar Pre-test dan Post-test

PEMBAHASAN

Pre-test dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2017, pembelajaran Pre-test

Dilakukan untuk melihat dan mengukur kemampuan awal siswa sebelum diberikan

perlakuan atau pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan, apakah siswa dapat

mengerjakan soal yang diberikan tersebut tuntas. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat

bahwa 0 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 75 (tuntas). Nilai

(�̅�) nilai siswa secara keseluruhan sebesar 21,83. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pre-

test sebelum diterapkan metode Penemuan Terbimbing adalah belum tuntas.

Setelah pemberian Pre-test pada kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau,

kemudian siswa diberikan perlakuan menggunakan metode Penemuan terbimbing

sebanyak tiga kali pertemuan. Pelaksanakan pembelajaran dengan metode Penemuan

Terbimbing dilakukan dengan cara guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai, kemudian guru menjelaskan materi yang berkenaan dengan materi

10

30

50

70

90

Rata-rata Ketuntasan Belajar

Axi

s Ti

tle

Pre test

Post test

pelajaran, kemudian guru membagi dan terbentukalah 5 kelompok dan setiap

kelompok terdiri dari 6 orang siswa yang heterogen. Setelah kelompok terbentuk

kemudian membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus diselesaikan oleh

siswa. Setiap siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk merumuskan

masalah dan menganalisis data sesuai petunjuk pada Lembar Kerja Siswa (LKS) .

Kemudian siswa ,mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2017, setelah

peneliti menjelaskan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran Penemuan Terbimbing, menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan materi yang berkenaan dengan materi pelajaran, dan membagi

kelompok, peneliti membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai materi Luas

permukaan dan volume pada kubus serta balok dengan indikator yang harus dicapai

siswa adalah Memahami rumus dan menghitung luas permukaan kubus dan balok.

Saat siswa berdiskusi untuk menemukan Luas permukaan dan volume pada kubus

serta balok siswa mengalami kesulitan. Hasil penemuan siswa pada kelas eksperimen

setelah diterapkan Metode Penemuan Terbimbing dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1

Hasil Jawaban LKS Siswa kelas eksperimen

Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai memahami metode pembelajaran

Penemuan Terbimbing setelah LKS II dibagikan mereka sudah tahu apa yang harus

dilakukannya. Sehingga mereka langsung menyelidiki dan menemukan permasalahan

yang ada dalam LKS. Tetapi sebagian dari mereka ada yang masih bingung dan

mengalami kesulitan karena mungkin lupa dengan pelajaran yang sudah dipelajari

sebelumnya. Dengan demikian peneliti memberikan arahan kepada siswa yang belum

mengerti. Setelah hasil diskusi mereka selesai, mereka mempresentasikan didepan

kelas. Setelah itu membuat kesimpulan. Kelompok yang mampu menyelesaikan

masalah pada pertemuan kedua sebanyak dua kelompok, sedangkan kelompok lain

juga sudah mampu menyelesaikan masalah namun belum mampu memberikan

penjelasan yang sesuai dan masih terdapat kesalahan. Hasil penemuan siswa pada

kelas eksperimen setelah diterapkan metode Penemuan Terbimbing dapat dilihat

pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Hasil Jawaban LKS Siswa kelas eksperimen

Pada tahap pertemuan ketiga ini tidak ada siswa yang mengalami kesulitan

karena mereka sudah paham dengan permasalahan yang ada pada LKS yang

diberikan. Dan semua siswa telah mencapai hasil yang baik karena sudah memahami

materi yang telah diberikan sebelumnya, sehingga peran peneliti hanya mengecek dan

mengawasi. Pada pertemuan ketiga lima kelompok sudah mampu menyelesaikan

masalah dengan baik, sedangkan satu kelompok lagi masih terdapat kesalahan. Hasil

penemuan siswa pada kelas eksperimen setelah diterapkan metode Penemuan

Terbimbing dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3

Hasil Jawaban LKS Siswa kelas eksperimen

selanjutnya satu kelas diberikan tes akhir (post-test) sebagai tolak ukur

keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Tes akhir dilaksanakan pada tanggal 10

April 2017, Berdasarkan hasil post-test pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-

rata siswa (�̅�) adalah 81,27. Berdasarkan hasil nilai rata-rata kelas eksperimen

ternyata nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena kelas

eksperimen menggunakan metode pembelajaran Penemuan Terbimbing .

Setelah dilakukan uji hipotesis dengan uji-t menghasilkan bahwa

thitung > ttabel dengan nilai 5,18 > 1,69 ini membuktikan bahwa hipotesis dalam

penelitian ini diterima dan H0 ditolak yaitu rata-rata hasil belajar matematika yang

menggunakan metode penemua terbimbing lebih dari rata-rata hasil belajar

matematika siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini

diterima, yaitu ada penerapan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2016/2017.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV, maka dapat

disimpulkan bahwa “Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan metode pembelajaran

Penemuan Terbimbing secara signifikan tuntas”. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis

uji-t pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (5,18) > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (1,69), yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Rata-rata nilai akhir siswa sebesar 81,27.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan, maka saran yang dapat

diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Dapat melatih siswa untuk lebih disiplin dalam menghargai waktu belajar dan

dapat memotivasi belajar siswa.

2. Guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga terjalin

komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa ataupun antara guru dengan

siswa.

3. Metode Penemuan Terbimbing ini perlu diterapkan pada materi yang lain sehingga

dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan dapat memaksimalkan hasil

pembelajaran.

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hariyono, 2001. Dasar-dasar akuntasi jilid 2. Penerbit: STIE YKPN

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, 2010. Resume metodologi penelitian, Penerbit: rajawali pers

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenata Media.