pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan kepala …lib.unnes.ac.id/3062/1/6555.pdf · pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK)
DI KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
RODIYAH
3301405602
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 10 Februari 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Margunani, MP Agung Yulianto, S.Pd, M.si Nip. 195703181986012001 Nip. 197407072003121002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Amir Mahmud, S.Pd, M.Si Nip.197212151998021001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 19 Februari 2010
Penguji Skripsi
Drs.Subowo, M.Si Nip. 195504161984031003
Anggota I Anggota II
Dra. Margunani, MP Agung Yulianto, S.Pd, M.si Nip. 195703181986012001 Nip. 197407072003121002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 196208121987021001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Semarang Februari 2009
RODIYAH NIM 3301405602
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
• Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh
(urusan) yang lain (Q.S. Al Insyiroh 6-7)
• Tiada kekayaan yang lebih utama daripada akal, tiada
kealpaan yang lebih menyedihkan daripada kebodohan,
dan tiada warisan yang lebih berharga daripada
pendidikan (Najl, Al-Balagah)
Persembahan :
• Ayah dan ibu (Mukhron danUmiatun
Jariyah(alm)) , terima kasih tak terhingga atas
segala yang telah diberikan.
• Kakak‐kakaku, dan adekku Tepi makasih atas
dukungan dan motivasinya selama ini
• Seseorang yang selalu mendukung dan
memberi semangat dalam hidupku “Ainur
Rofiq, S.Pd”
• Surti, V3, Lulu, Mb Yosi, Mb Iza, Nila, Pipit
terima kasih selama ini selalu memberi
semangat dan setia menemani penelitian
keliling Kota Semarang
• Teman‐teman di Risa dan Jamparing kos
• Almamaterku, teman‐teman Akuntansi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan skripsi
yang berjudul, “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK di Kota Semarang” Adapun tujuan
penyusunan skripsi ini adalah dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I (S1)
untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada program studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
dukungan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
penulisan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudjiono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba
ilmu.
2. Drs Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang telah banyak membantu untuk kelancaran penyusunan skripsi.
3. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian dan
kelancaran administrasi skripsi.
4. Dra Margunani, MP, selaku pembimbing I yang tulus dan penuh kesabaran
telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi sehingga penulis dapat
menyusun skripsi dengan baik.
5. Agung Yulianto S.Pd M.Si selaku pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Subowo, M.Si selaku penguji yang telah memberikan kritik, koreksi
dalam penyusunan skripsi ini
7. Seluruh Kepala Sekolah SMK Bisnis dan Manajemen yang telah memberikan
ijin dan pengarahan sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar.
8. Guru-guru Akuntansi SMK yang telah membantu dalam penelitian ini.
vii
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan, mendapat imbalan dari Alloh
SWT. Dan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.
Semarang, Februari2009
RODIYAH NIM 3301405602
viii
ABSTRAK
Rodiyah. 2010. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing I : Dra. Margunani, MP. Dosen pembimbing II : Agung Yulianto, S.Pd, M.Si Kata Kunci : Kinerja Guru, Motivasi Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Kinerja guru akan menjadi optimal apabila diintegrasikan dengan
komponen sekolah baik itu motivasi kerja maupun kepemimpinan kepala sekolah. Bagi seorang guru, motivasi untuk meraih kinerja yang lebih baik sangat diperlukan, dan kepemimpinan kepala sekolah yang baik juga diperlukan. Kepala sekolah yang mampu mendorong dan mengarahkan guru untuk terus maju dan berusaha mencapai tujuan kerja yang telah ditetapkan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) Adakah pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru akuntansi SMK di Kota Semarang 2) Adakah pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntansi SMK di Kota Semarang, 3) Adakah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru akuntansi SMK di Kota Semarang
Populasi dalam penelitian ini adalah guru akuntansi SMK di Kota Semarang yang berjumlah 103 guru akuntansi yang berasal dari 26 SMK keahlian bisnis dan manajemen. Sampel ditetapkan menggunakan rumus solvin sebanyak 82 responden dengan menggunakan proportional cluster random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket atau kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan statistik dengan menggunakan regresi berganda
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh persamaan regresi Y:10,666 + 0,354X1 + 0,192X2 sehingga terdapat pengaruh yang positif antara motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru akuntansi SMK. Dari hasil uji F atau uji simultan diperoleh F hitung sebesar101,631 dengan signifikansi 0,000<0,005 yang berarti regresi tersebut signifkan, maka Ha diterima. Dari hasil uji t atau uji parsial untuk variabel motivasi kerja guru diperoleh t hitung sebesar 6,209 dengan harga signifikan 0,000<0,050 Ha diterima. Sedangkan untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah diperoleh t hitung sebesar 6,280 dengan harga signifikan 0,000<0,050 maka Ha diterima.
Saran yang diberikan dalam peneliti ini adalah (1) Guru akuntansi hendaknya lebih memotivasi dirinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya yang lebih efektif dengan meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar (2) Kepala sekolah hendaknya lebih mengefektifkan kepemimpinannya terutama aspek supervisi pada perangkat pembelajaran guru dan pada saat proses pembelajaran, serta aspek jalinan hubungan sosial.
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kinerja ................................................................................................... 10
2.1.1 Pengertian kinerja ............................................................................... 10
2.1.2 Kinerja Guru Akuntansi ....................................................................... 10
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja .......................................... 14
2.1.4 Penilaian Kinerja .................................................................................. 15
2.2 Motivasi Kerja ........................................................................................ 17
2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja .................................................................... 17
2.2.2 Tujuan Pemberian Motivasi .................................................................. 18
2.2.3 Teori Motivasi Kerja ............................................................................ 18
2.2.4 Ciri-ciri Motivasi Kerja ........................................................................ 22
2.3. Kepemimpinan Kepala Sekolah .............................................................. 24
2.3. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................ 24
x
2.3.2 Tipe atau Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................... 25
2.3.3 Sifat-saifat Kepemimpinan ................................................................... 27
2.3.4 Teori Kepemimpinan ............................................................................ 32
2.3.4 Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................................. 34
2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................... 37
2.5 Hipotesis ................................................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian .................................................................................. 41
3.2 Sampel Penelitian .................................................................................... 42
3.3 Variabel Penelitian .................................................................................. 45
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 46
3.5 Validitas dan Reabilitas ........................................................................... 47
3.6 Metode Analisis Data ............................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 58
4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ............................................................... 58
4.1.2 Metode Analisis Statistik ...................................................................... 64
4.1.2.1 Uji Normalitas ................................................................................... 64
4.1.2.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 66
4.1.3 Pengujian Asumsi Klasik ..................................................................... 67
4.1.3.1 Uji Multikolinearitas ......................................................................... 67
4.1.3.2 Uji Heterokedasitas ........................................................................... 68
4.1.4 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 69
4.1.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ..................................... 69
4.1.4.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Ujit) ........................................... 70
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 74
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ................................................................................................ 78
5.2. Saran ...................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 89
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ....................................................................... 41
Tabel 3.2 Pemagian Sampel Tiap Subrayon .................................................. 44
Tabel 3.3 Pembagian Sampel Tiap Sekolah ................................................... 44
Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Motivasi Kerja Guru ....................................... 58
Tabel 4.2 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Motivasi kerja guru ..... 59
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Kepemimpinan Kepala Sekolah ...................... 60
Tabel 4.4 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Kepemimpinan
KEPSEK ....................................................................................... 62
Tabel 4.5 Kinerja Guru ................................................................................. 62
Tabel 4.6 . Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase kinerja guru .............. 63
Tabel 4.7 Uji Normalitas .............................................................................. 64
Tabel 4.8 Koefisien Regresi. ......................................................................... 65
Tabel 4.9 Besaran Nilai Toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF). ........ 68
Tabel 4.10 Hasil Analisis Varian(ANOVA) .................................................. 70
Tabel 4.11 Hasil Uji t .................................................................................... 71
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi Simultan ..................... 72
Tabel 4.12 Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial ........................ 73
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.4.Kerangka Berfikir ...................................................................... 39
Gambar 4.1 Diagram Kategori Motivasi Kerja .............................................. 60
Gambar 4.2 Diagram Kategori Kepemimpinan Kepala Sekolah .................... 64
Gambar 4.3 Diagram Kategori Kinerja Guru ................................................. 70
Gambar 4.4 Normal P-Plot ............................................................................ 74
Gambar 4.5 Scatterplot
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen .................................................................... 82
Lampiran 2 Lembar Instrumen Penelitian ...................................................... 83
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reabilitas Data Penelitian ............................... 88
Lampiran 4. Analisis Deskriptif Persentase ................................................... 99
Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi ................................................................ 106
Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 108
Lampiran 7 Chart .......................................................................................... 110
Lampiran 8 Surat ijin Penelitian .................................................................... 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa mempunyai peranan sangat
penting untuk kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, karena pendidikan
merupakan tempat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumberdaya
manusia. Sumberdaya yang berkualitas dalam konteks pendidikan adalah output
pendidikan yang mampu memenuhi harapan masyarakat, mampu menjawab
tantangan perubahan bahkan mampu mempelopori perubahan.
Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, serta memungkinkan para warganya untuk
mengembangkan diri baik yang berkenaan dengan aspek jasmani maupun rohani.
Upaya tersebut harus selalu ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan
kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari peningkatan kualitas
guru. Faktor guru memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan siswa. Guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang
diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah
penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik, untuk memenuhi tuntutan tersebut
diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran.
2
Mulyasa (2004:136) mengartikan kinerja atau performance sebagai prestasi
kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.
Sedangkan Mangkunegara (2005:136) mengartikan kinerja sebagai hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Baik atau tidaknya kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut
Mangkunegara (2007:14) kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pertama,
faktor individual yang terdiri dari: (1) latar belakang dan, (2) demografi . Kedua,
faktor psikologis terdiri dari (1) persepsi (2) attitude (3) personality (3)
pembelajaran dan, (4) motivasi. Ketiga, faktor organisasi yang terdiri dari: (1)
sumber daya (2) kepemimpinan (3) penghargaan (4) struktur dan, (5) job design.
Kinerja guru merupakan aktivitas yang dilakukan guru sesuai dengan profesi
yang diembannya, untuk dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan profesi
yang diembannya sangat terkait dengan ada tidaknya dalam bekerja. Kinerja guru
menarik untuk dikaji, mengingat guru sebagai sentral dalam proses pembelajaran,
guru dipandang sebagai gudangnya ilmu sekaligus sebagai tempat bertanya bagi
siswa, oleh karenanya kinerja guru dalam mengajar diharapkan dapat
menghasilkan output sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengamatan mengenai guru akuntansi SMK di Kota Semarang
menunjukan masih ada kendala atau persoalan dalam pencapaian kinerjanya.
Persoalan yang dihadapi guru akuntansi dalam pencapaian kinerja adalah belum
optimalnya dalam proses pembelajarannya. Tugas guru adalah membuat program
3
pembelajaran, melaksanakan analisis dan melaksanakan tidakan lanjut dari
analisis.
Sebagian besar guru akuntansi SMK di Kota Semarang membuat program
pembelajaran hanya untuk memenuhi tugas administrasi, mereka kurang
menyadari bahwa program pembelajaran yang telah mereka buat adalah skenario
pembelajaran satu semester atau satu tahun kedepan. Guru dalam membuat
program pembelajaran hanya mencontoh program pembelajaran yang sudah ada
atau milik guru lain. Persoalan guru akuntansi dalam pencapaian kinerjanya yang
belum optimal dalam proses pembelajaran seperti yang dilaporkan oleh Balitbang
depdiknas 60% guru SD, 40% guru SLTP, 43% guru SMA, 34% guru SMK
dianggap belum layak untuk mengajar dijenjang masing-masing. Selain itu 17.2%
guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya.
Observasi yang telah dilakukan di SMK Perdana Semarang dan SMK Teuku
Umar Semarang terlihat bahwa kinerja guru akuntansi kurang optimal terlihat dari
kerja guru dalam pembuatan rencana pembelajaran misal dalam pembuatan prota
(program tahunan) promes (program semester) dan rencana pembelajaran, guru
hanya meniru yang telah ada atau dari silabus tanpa merubah apapun. Guru tidak
rutin membuat rencana pembelajaran setiap kali mengajar. Dalam proses
pembelajaran, masih adanya guru yang mengajar bukan pada bidang mata
pelajarannya, sehingga dalam proses pembelajaran guru kurang menguasai materi
pelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar
mengajar masih konvensional sehingga siswa pasif. Alhasil pembelajaran
tuntaspun belum tercapai secara optimal.
4
Berdasarkan faktor-faktor yang telah diuraikan didepan, faktor yang paling
dominan menentukan kinerja guru adalah motivasi kerja dan kepemimpinan
kepala sekolah. Kreitner (2000:248) menyatakan bahwa motivasi berkaitan
dengan proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk
mencapai tujuan. Sedangkan menurut. Sule (2005:235) motivasi merupakan
sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukan perilaku tertentu. Menurut
Durosaro (2007) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang berasal
dari dalam diri individu yang membuat individu berbuat sesuatu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja Mangkunegara (2005:94). Sedangkan menurut Winardi
(2004:1) motivasi kerja berkaitan dengan kesediaan seseorang untuk
melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan keorganisasian yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu
tertentu.
Motivasi kerja menjadi salah satu faktor yang turut menentukan kinerja
seseorang, besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang
tergantung pada beberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Motivasi
merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu lembaga. Pegawai akan
bekerja sungguh-sungguh jika memiliki motivasi yang tinggi. Apabila pegawai
memiliki motivasi yang positif maka ia akan memperlihatkatkan minat,
mempunyai perhatian dan ikut serta dalam suatu tugas.
5
Motivasi merupakan faktor yang dominan mempengaruhi guru untuk
meningkatkan kinerja, karena motivasi merupakan dorongan secara internal
maupun eksternal. Menurut Sardiman (2007:85) motivasi memiliki tiga fungsi
yaitu:(1) mendorong manusia untuk berbuat, (2) menetukan arah perbuatan yaitu
kearah tujuan yang akan tercapai dan, (3) menyeleksi perbuatan yaitu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan-tujuan
tersebut.
Penelitian Handayani (2009) menyatakan adanya pengaruh positif dan
signifikan antara motivasi kerja dan lingkungan kerja dengan kinerja guru.
Penelitian Rumiyati (2008) adanya pengaruh positif dan signifikan antara
motivasi kerja dan keefektifan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru.
Selain motivasi yang tinggi untuk meraih kinerja guru yang baik
kepemimpinan kepala sekolah juga merupakan salah satu faktor yang dapat pula
turut menentukan baik atau tidaknya kinerja guru. Kepemimpinan berkaitan
dengan proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal
berbagai aktivitas yang harus dilakukan (Sule;2006:255). Sedangkan Purwanto
(2005:25) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu kepribadian (personality)
seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk
mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh
tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat
sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.
Kepala sekolah berperan sebagai seorang pemimpin yang akan menentukan
langkah-langkah pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah. Kepala sekolah
6
merupakan pimpinan tertinggi di sekolah. Kepemimpinan Kepala Sekolah
merupakan kemampuan kepala sekolah untuk menggerakan, mengarahkan,
membimbing melindungi, memberi teladan, memberi dorongan, dan memberi
bantuan terhadap sumberdaya manusia yang ada disuatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Wahjosumidjo;2005:83). Pola kepemimpin kepala sekolah akan sangat
berpengaruh bahkan sangat menetukan terhadap kemajuan sekolah.
Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam
keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja atau kinerja, baik pada
tingkat individual, pada tingkat kelompok, dan pada tingkat organisasi. Kepala
sekolah sebagai pemimpin juga ikut mempengaruhi kinerja guru karena kepala
sekolah mempunyai tanggung jawab untuk membantu guru dalam menyelesaikan
masalah pembelajaran dan kurikulum secara individu maupun kelompok.
Penelitian Levonia (2009) menunjukan adanya pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah yang dipersepsikan guru dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru dan penelitian Irawan (2006) menunjukan
adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara kepemimpinan kepala sekolah
yang dipersepsikan oleh guru dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut dapat menunjukan bahwa kinerja
guru juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan kepala sekolah,
iklim organisasi, lingkungan kerja dan motivasi kerja yang di miliki oleh setiap
guru. Dalam kondisi seperti itu guru dituntut untuk dapat menciptakan dan
7
memelihara kondisi belajar yang optimal mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar.
Selaras pemikiran diatas, maka penelitian ini akan mengkaji lebih lanjut
mengenai pentingnya motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas kinerja guru dan mengangkatnya dalam penelitian dengan
judul ”Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota
Semarang”
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti akan mengkaji
permasalahan yang mencakup:
1. Adakah pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru akuntansi di Kota Semarang?
2. Adakah pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntansi SMK di
Kota Semarang?
3. Adakah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
akuntansi SMK di Kota Semarang?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan,tujuan yang hendak dicapai
melalui penelitian ini mencakup:
8
1. Ada tidaknya pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru SMK di Kota Semarang
2. Ada tidaknya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntansi
SMK di Kota Semarang
3. Ada tidaknya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
SMK di Kota Semarang
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
a. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan penulis sebagai calon
pendidik mengenai bagaimana untuk dapat menghasilkan kinerja yang
lebih baik
b. Bagi pembaca, dapat dijadikan referensi dan menambah pengetahuan
dbidang pendidikan serta memberikan sumbangan bagi penelitian yang
lebih lanjut
2. manfaat praktis
a. Bagi pihak sekolah, dapat memberikan sumbangan dalam usaha
meningkatkan kinerja guru dengan memberikan informasi tentang
perlunya motivasi kerja yang tinggi dan kepemimpinan kepala sekolah
yang baik.
b. Bagi guru, dapat memberikan sumbangan dalam pemberian informasi
tentang pentingnya motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja guru
9
c. Bagi kepala sekolah, dapat memberikan sumbangan informasi betapa
pentingnya kepemipinan kepala sekolah yang baik dapat meningkatkan
kinerja guru agar tujuan pendidikan tercapai
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kinerja
2.1.1. Pengertian Kinerja
Lan dalam Mulyasa (2004:136) mengartikan kinerja atau performance
adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk
kerja. Sedangkan Mangkunegara (2005:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja
yang dicapai oleh seseorang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya sasaran/target, kuantitas,
kualitas, efektifitas dan efisiensi.
2.1.2. Kinerja Guru Akuntansi
Menurut Supriadi dalam Handayani (2009) menyatatakan kinerja guru
adalah usaha guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pengajaran.
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas
pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.
Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan
profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah. Guru
11
menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa. Guru sangat
berperan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, maka dari itu seorang
Guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dasar dalam proses belajar
mengajar.
Kinerja guru akuntansi merupakan kemampuan kerja yang dicapai oleh guru
dalam kegiatan pengelolaan pembelajaran khususnya pada mata diklat akuntansi
secara efektif di sekolah. Ini akan dilihat bagaimana guru akuntansi
mempersiapkan program pembelajaran akuntansi, termasuk bagaimana
merumuskan tujuan pembelajaran, mempersiapkan metode dan media
pembelajaran, serta bagaimana mempersiapkan evaluasi pembelajaran akuntansi.
Menilai kinerja guru, digunakan alat penilaian kemampuan guru (APKG).
APKG ini terdiri dari dua perangkat, yaitu APKG I digunakan untuk menilai
kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, sedangkan APKG II
digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam melaksankan pembelajaran.
Secara umum, APKG dapat dimanfaatkan untuk menilai kemampuan guru
atau calon guru. APKG ini tidak hanya berupaya untuk menentukan guru dalam
pembelajaran secara kognitif ( proses berfikir ) tetapi juga menentukan nilai dan
sikap serta ketrampilan.
Penilaian kinerja guru dalam hal perencanaan pembelajaran yang terdapat
dalam APKG I meliputi :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran,dan
sumber belajar
12
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran
4. Merancang pengelolaan kelas
5. merencanakan prosedur, jenis dan penyiapan alat penelitian
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
APKG II mencakup tujuan komponen dalam pelaksanaan pembelajaran
yaitu :
1. Mengelola ruang, waktu dan fasilitas belajar
2. Menggunakan strategi pembelajaran
3. Mengelola interaksi kelas
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif
peserta didik terhadap belajar
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran
tertentu
6. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
7. Kesan umum umum pelaksanaan pembelajaran
Ada empat kompetensi guru dalam hubungannya dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar yaitu : (a) merencanakan program
belajar mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar
mengajar, (c) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (d) menguasai bahan
pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang
dibinanya ( Sudjana; 2008 :19).
Dalam UU No 14 Th 2005 BAB IV pasal 20 ( a ) tentang guru dan dosen
dalam melaksnakan tugas keprofesional guru berkewajiban :
13
1. Merencanakan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru berisi perumusan
tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, serta penilaian hasil
akhir. Pada dasarnya sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya guru
membuat program perencanaan terlebih dahulu sehingga tujuan dari program
tersebut tercapai.
2. Melaksanakan proses pembelajaran
Proses pembelajaran mencakup kegiatan pra pembelajaran (pengecekan
kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi
pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa),
dan penutup (refleksi, rangkuman dan tindak lanjut). Pelaksanaan proses belajar
mengajar yaitu terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam rangka
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan
pengajaran perlu diadakan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil
belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta
didik dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajari
Sedangkan menurut Hasibuan dalam Handayani (2009) mendefinisikan
kinerja guru dapat dilihat dari tugas mengajar guru yang dibagi menjadi 3 (tiga)
yaitu :
1. Tahap sebelum Pengajaran ( Preactive)
2. Tahap pengajaran (interactive)
3. Tahap sesudah pengajaran (post active)
14
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, baik yang berasal
dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Menurut Simamora dalam
Mangkunegara (2007:14) kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pertama,
faktor individual yang terdiri dari: (1) latar belakang (2) demografi . Kedua, faktor
psikologis terdiri dari (1) persepsi (2) attitude (3) personality (3) pembelajaran
(4) motivasi. Ketiga, faktor organisasi yang terdiri dari: (1) sumber daya (2)
kepemimpinan (3) penghargaan (4) struktur (5) job design.
Menurut Tiffin dan Mccormick dalam Kurniati ( 2007) menyatakan ada 4
(empat ) macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang yaitu:
1. Faktor Individual Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat
kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel
personal lainnya.
2. Faktor Situasional
3. Faktor sosial dan organisasi, meliputi : kebijaksanaan organisasi, jenis
latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
4. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-
alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja.
Menurut Mangkunegara (2005:67) faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi ( motivation). Hal ini
sesuai dengan pendapat Keith Davis (1964) yang merumuskan bahwa :
Human Performance : Ability + Motivation
Motivation : Attitude + Situation
15
Ability : Knowledge + Skill
Menurut Griffin dalam Sule (2005 : 235) kinerja ditentukan oleh tiga faktor
yaitu:
1. Motivasi ( motivation ) yaitu yang terkait dengan keinginan untuk
melakukan pekerjaan.
2. Kemampuan ( ability ) yaitu kapabilitas dari tenaga kerja atau sumberdaya
manusia untuk melakukan pekerjaan.
3. Lingkungan pekerjaan ( the work environment )
2.1.4. Penilaian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2005:69) penilaian prestasi (kinerja) pegawai
adalah suatu proses penilaian prestasi kerja pegawai yang dilakukan pemimpin
perusahaan secara sistematik, berdasarkan pekerjaan yang di tugaskan kepadanya.
penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas
maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan (Hasibuan ; 2005: 87)
Penilaian kinerja guru sebagai salah satu komponen seekolah menjadi
penting karena penilaian bermanfaat untuk mengetahui kendala-kendala yang
dihadapi dan sekaligus memperbaiki kesalahan, sehingga karir dan kemampuan
guru akan berkembang kearah lebih baik. Menilai kinerja guru adalah suatu proses
menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok
mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Penilaian kinerja
dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kompetensi guru dalam profesinya
sebagai guru karena jabatan guru dikenal sebagai suatu pekerjaan professional
artinya jabatan ini memerlukan keahlian khusus, seperti professional lainnya
16
Menurut Mulyasa (2004:35) mengemukakan manfaat penilaian kinerja guru
adalah: (1) sumber data untuk pencatatan tenaga kependidikan, dan kegiatan
pengembangan jangka panjang bagi pendidikan nasional, (2) nasihat yang perlu
disampaikan kepadatenaga kependidikan dalam suatu lembaga pendidikan, (3)
alat untuk memberikan umpan balik yang mendorong arah kemajuan, (4)
meningkatkan kualitas kerja bagi para tenaga kependidikan, dan (5) bahan
informasi dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tenaga
kependidikan, baik perencanaan, promosi, mutasi maupun kegiatan lainnya.
Pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses
penilaian kinerja yaitu (1) kesetiaan, (2) prestasi kerja, (3) tanggung jawab, (4)
ketaatan, (5) kejujuran, (6) kerjasama, (7) prakarsa, dan (8) kepemimpinan
(Sastrohadiwiryo;2003 : 235).
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan diatas maka indikator yang
digunakan untuk mengukur kinerja guru adalah :
1. Merencanakan pembelajaran
2. Melaksanakan proses pembelajaran
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
2.2. Motivasi Kerja
2.2.1. Pengertian Motivasi Kerja
Menurut Mulyasa (2007:145) motivasi adalah daya penggerak yang telah
menjadi aktif, yang terjadi pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sempat dirasakan atau mendesak. Sedangkan menurut French
17
dan Raven dalam Sule (2005:235) motivasi adalah sesuatu yang mendorong
seseorang untuk menunjukan perilaku. Robins (2008:222) mendefinisikan
motivasi (motivation) sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya (Kreitner; 2000 : 48)
motivasi adalah proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku
untuk mencapai tujuan.
Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan
kerja (Mangkunegara;2005:94). Meurut As’ad dalam Kurniati (2007) motivasi
kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan
suatu kesediaaan atas dorongan agar mereka bekerja giat dalam mencapai
kepuasan dan tujuan organisasi.
2.2.2. Tujuan Pemberian Motivasi
Tujuan dari pemberian motivasi adalah:
1. Mendororong gairah dan semangat kerja karyawan
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
6. Mengefektifkan pengadaan karyawan
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
18
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
2.2.3. Teori Motivasi Kerja
1. Teori Kebutuhan
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan
yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri
(Mangkunegara;2005:94 ). Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari
perilaku pegawai. Kita tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa
mengerti kebutuhannya.
1) Abraham Maslow mengemukakan bahwa hirarki kebutuhan manusia adalah
sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan
fisik.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,
bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta
dicintai.
d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan dihargai
oleh orang lain.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan, skill, dan potensi (Mangkunegara; 2005 :95)
19
2) Mc. Clellan membagi kebutuhan manusia menjadi tiga yaitu :
a. Kebutuhan untuk berprestasi ( need for achievement )
Seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi
memiliki karakteristik sebagai orang yang menyukai pekerjaan yang
menantang, beresiko, serta menyukai adanya tanggapan atas pekerjaan yang
dilakukannya. Karena itu need for achievement ini akan mendorong seseorang
untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta
energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang optimal.
b. Kebutuhan untuk berafiliasi ( need for affiliation )
Kebutuhan akan afiliasi ini daya penggerak yang akan memotivasi
semangat bekerja seseorang. Karena itu need for affiliation yang merangsang
gairah kerja seorang karyawan,sebab tiap orang menginginkan :
1. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dilingkungan ia hidup
dan bekerja (sense of belonging)
2. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya
penting (sense of importance)
3. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement)
4. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation)
Seseorang karena kebutuhan ini akan memotivasi dan mengembangkan
dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya
20
c. Kebutuhan akan kekuasaan ( need for power )
Kebutuhan ini terkait dengan tinkatan dari seseorang dalam melakukan
kontrol atas situasi dan lingkungan yang dihadapinya. Hal ini terkait dengan
apa yang dinamakan sebagai kesuksesan dan kegagalan bagi seseorang barang
kali dapat menjadi dorongan motivasi untuk sukses, sebaliknya bagi yang lain,
kekhawatiran terhadap kesuksesan mungkin merupakan dorongan motivasi
baginya (Sule; 2005:244)
3) Teori Dua Faktor dari Herzberg yang menyatakan bahwa seseorang cenderung
akan termotivasi atau tidak didorong oleh dua jenis faktor yaitu :
a. Faktor pendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan ( motivating factor)
Faktor pendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan adalah berbagai
kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang menuntut untuk terpenuhi
sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang
dalam pekerjaannya. Yang termasuk dalam faktor ini adalah kesempatan
untuk berprestasi (achievement), adanya pengakuan dalam lingkungan
pekerjaan (recognition), adanya kesempatan untuk berkembang dan
bertanggung jawab (responsibility), serta adanya kesempatan untuk
berkembang dan mengembangkan diri (advencement and growth). Jika apa
yang diharapkannya ini tidak terpenuhi dalam lingkungan pekerjaannya, maka
seseorang akan termotivasi dengan baik untuk selalu menunjukkan kinerja
yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya.
b. Faktor pendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan (hygiene factor)
21
Faktor pendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan merupakan
kebutuhan yang terdapat dalam seseorang akan kondisi dari lingkungan
pekerjaannya, yang jika kebutuhan akan kondisi lingkungan yang
diinginkannya tidak terpenuhi, maka dirinya akan mengalami ketidakpuasan
dalam lingkungan pekerjaannya dan mengakibatkan seseorang cenderung
tidak termotivasi dalam melakukan pekerjaan dan akan menunjukkan kinerja
yang buruk
2. Teori Evaluasi Kognitif ( cognitive evaluation theory)
Teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan ekstrinsik, seperti
imbalan kerja, untuk usaha kerja yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik
karena kesenangan yang berhubungan dengan isi dari pekerjaan itu sendiri
cenderung menurunkan seluruh motivasi.Teori ini memperlihatkan bahwa
penghargaan-penghargaan ekstrinsik digunakan oleh organisasi-organisasi sebagai
imbalan atas kinerja yang unggul, penghargaan intrinsik, yang berasal dari
individu yang melakukan hal yang mereka sukai, berkurang. Dengan perkataan
lain, ketika penghargaan-penghargaan ekstrinsik diberikan kepada seseorang
karena melaksanakan tugas yang menari, hal ini justru menurunkan minat intrinsik
dalam tugas itu sendiri (Robbins; 2008 : 233-234)
3. Teori Efektivitas Diri
Efektivitas diri (self-efficacy) merujuk pada keyakinan individu bahwa ia
mampu mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi efektivitas diriseseorang,
semakin tinggi rasa percaya diri yang dimiliki dalam kemampuan seseorang untuk
berhasil dalam suatu tugas. Individu yang mempunyai efektivitas diri yang tinggi
22
tampaknya merespons umpan balik negatif dengan usaha dan motivasi yang lebih
tinggi, sementara individu efektivitas diri rendahcenderung mengurangi usaha
mereka ketika diberi umpan balik negatif (Robbins; 2008 : 242)
2.2.4.Ciri-ciri motivasi kerja
Menurut Sardiman (2005:83) motivasi pada diri setiap orang memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai)
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3. Menunjukkan minat terhadap bermcam-macam masalah.
4. Lebih senang bekerja sendiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa seseorang yang memiliki
motivasi kerja, memiliki ciri-ciri tersebut di atas. Apabila seseorang memiliki ciri-
ciri tersebut, berarti orang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri
motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena
kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau gurunya tekun melaksanakan
pekerjaannya, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri.
23
Guru yang produktif tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Selain itu,
juga harus berani mempertahankan pendapatnya kalau memang yakin dan
rasional. Bahkan peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum dan
berfikir bagaimana cara pemecahannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari motivasi kerja guru adalah dorongan
bagi seorang guru untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan belajar mengajar
tercapai agar tercapai tujuan sesuai rencana.
Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru adalah:
1. Ketekunan
2. Keuletan
3. Kemandirian
4. Keyakinan
5. Kreatif
2.3. Kepemimpinan Kepala Sekolah
2.3.1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan adalah suatu kepribadian (personality) seseorang yang
mendatangkan keinginan pada kelompok orang- orang yang mencontohnya atau
mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh yang tertentu, suatu
kekutan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat sekelompok orang-
orang mau melakukan apa yang dikehendakinya (Purwanto; 2005 : 26).
Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para
anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan (Sule; 2005: 255).
24
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian dari kemampuan dan
sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai
sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang diebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta tidak terpaksa.
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan
sangat besarndalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah
(Lazarut;2000:60). Sedangkan menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.0296 tahun 1996 (dalam Sutomo; 2005:79) kepala sekolah adalah
guru yang memperoleh tambahan tugas untuk memimpin penyelenggaraan
pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah.
Menurut Wahjosumidjo (2005:83) kepemimpinan kepala sekolah
merupakan kemampuan kepala sekolah untuk menggerakan, mengarahkan,
membimbing, melindungi, memberi teladan, memberi dorongan, dan memberi
bantuan terhadap sumberdaya manusia yang ada disuatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.3.2. Tipe atau Gaya Kepemimpinan
Tipe atau gaya kepemimpinan adalah cara atau teknik seseorang dalam
menjalankan suatu kepemimpinan (Purwanto; 2005 : 48 ).
Menurut Purwanto (2005:48) gaya kepemimpinan di bagi menjadi tiga
yaitu:
25
1. Kepemimpinan yang otokritas
Dalam kepemimpinan yang otokritas, pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya, memimpin adalah
menggerakkan dan memaksa kelompok. Kekuasaan memimpin yang otokritas
hanya dibatasi oleh Undang-undang. Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak
mau di ganggu gugat. Supervisi bagi pemimpin yang otokritas hanyalah berarti
mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan itu ditaati atau dijalankan
dengan baik oleh anggota-anggotanya.
2. Kepemipinan yang Laissez Faire
Pada kepemimpinan ini membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya.
Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan
koreksi terhadap pekerjaan anggota-anggotanya. Pembagian tugas dan kerja sama
diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau saran-saran
dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur, berserakan di
antara anggota-anggota kelompok tidak merata.
3. Kepemimpinan yang Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan
sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota
kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-
anggotanya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia selalu berpangkal pada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan
kelompoknya.
26
Sedangkan menurut Sule (2005: 260) terdapat dua macam gaya
kepemimpinan yaitu :
1. Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan ( task-oriented or job style)
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pekerjaan cenderung untuk
memberikan fokus pada pekerjaan dan prosedur yang harus dilakukan dalam
pekerjaan.
2. Kepemimpinan yang berorientasi kepada pegawai atau orang-orang
(employee oriented style)
Gaya kepemimpinan yang berorientasi kepadaorang-orang cenderung untuk
memberikan perhatian pada pemeliharaan tim dan memastikan bahwa seluruh
orang-orang mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya.
2.3.3. Sifat-sifat Kepemimpinan
Sifat-sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan kepala sekolah adalah
sebagai berikut:
1. Rendah hati dan sederhana
Seorang pemimpin hendaknya jangan mempunyai sikap sombong atau
merasa lebih mengetahui daripada yang lain. Ia hendaknya lebih banyak
mendengarkan dan bertanya daripada berkata dan menyuruh. Kelebihan
pengetahuan dan kelebihan kesanggupan yang dimilikinya hendaknya
dipergunakan untuk membantu yang lain atau anak buahnya, bukan untuk
dipamerkan dan dijadikan kebanggaan.
27
2. Bersifat suka menolong
Pemimpin hendaknya selalu siap sedia untuk membantu anggota-anggota
tanpa diminta bantuannya. Akan tetapi, bantuan yang diberikan jangan sampai
dirasakan sebagai paksaan sehinnga orang yang memerlukan bantuan itu justru
menolaknya meskipun ia sangat memerlukannya.
3. Sabar dan memiliki kestabilan emosi
Seorang pemimpin hendaklah memiliki sifat sabar. Jangan lekas merasa
kecewa dan memperlihatkan kekecewaannya dalam menghadapi kegagalan atau
kesukaran, dan sebaliknya, jangan lekas merasa bangga dan sombong jika
kelompoknya berhasil. Sifat ini akan memberikan perasaan aman kepada
anggota-anggotanya.
4. Percaya pada diri sendiri
Seorang pemimpin hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada
anggota-anggotanya; percaya bahwa mereka kan dapat melaksanakan tugasnya
masing-masing dengan sebaik-baiknya. Yang dipimpinnya harus merasa pula
bahwa mereka mendapat kepercayaan sepenuhnya untuk melaksanakan tugas-
tugas yang dipercayakan kepada mereka.
Kepercayaan pemimpin yang seperti itu hanya timbul atau ada pada diri
seorang pemimpin yang mempunyai kepercayaan sepenuhnya kepada diri sendiri,
percaya pada kesanggupan sendiri.
5. Jujur, adil, dan dapat dipercaya
Sikap percaya pada diri sendiri pada anggota-anggota kelompok dapat
timbul karena adanya kepercayaan mereka terhadap pemimpinnya. Karena mereka
28
menaruh kepercayaan kepada pemimpinnya, mereka akan menjalankan semua
kewajiban dengan rasa patuh dan bertanggung jawab. Untuk menimbulkan sikap
patuh yang demikian, pemimpin harus patuh pula pada dirinya sendiri : selalu
menempati janji, tidak lekas mengubah haluan, hati-hati dalam mengambil
keputusan dan teliti dalam melaksanakannya, berani mengakui kesalahan dan
kekurangan sendiri, dan sebagainya.
6. Keahlian dalam jabatan
Keahlian jabatan merupakan syarat utama dalam kepemimpinan. Tanpa
keahlian tak mungkin menjadi pemimpin. Dengan keahlian jabatan itu bukan saja
dimaksud kecakapan dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi juga termasuk
pengalaman dan penguasaan semua macam pengetahuan yang diperlukan untuk
memperoleh dan menambah kecakapan kita (Purwanto; 2005:55-58)
Sedangkan menurut Odway Tead dalam Winardi (2000: 83) sifat-sifat yang
harus ada dalam seorang pemimpin adalah:
1. Energi alamiah dan mental
Hal ini tampak pada kekuatan-kekuatan mental berupa semangat juang,
motivasi kerja, disiplin, kesabaran, ketahanan batin, keuletan, kemauan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Sifat mengenal tujuan dan arah
Memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaan dari semua
perilaku yang dikerjakan, mengetahui arah yang dituju,memberkan kemanfaatan
bagi dirisendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya.
3. Anthusiasme
29
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus sehat,
bararti, bernilai, memberikan harapan-harapan yang menyenangkan, memberikan
sukses, dan menimbulkan semanggat serta spirit de corp
4. Sifat ramah dan afeksi
Kasih sayang yang didedikasi pemimpin bisa menjadi tenaga penggerak
yang positif untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan bagi
semua pihak.
5. Integritas
Pemimpin harus bersifat terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa dan
seperasaan dengan anak buahnya, bahkan merasa senasib dan sepenanggungan
dalam satu perjuangan yang sama.
6. Kemampuan teknis
Setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran teknis
tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk mremimpin
kelompoknya.
7. Dapat mengambil keputusan
Pemimpin yang berhasil itu pasti dapat mengambil keputusan sacara
tepat,tegas, dan cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.
8. Intelegensi
Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu merupakan
kemampuan untuk melihat untuk memahami lebih baik, mengerti sebab dan akibat
kejadian,menemukan hal-hal yang krusial,dan cepat mnemukan cara
penyelesaiannyadalam waktu yang singkat.
30
9. Kemampuan untuk mengajarkan sesuatu
Pemimpin yang baik itu seorang guru pula, yang mampu menuntun,
mendidik, mengarahkan, mendorong dan menggerakan anak buahnya untuk
berbuat sesuatu.
10. kepercayaan
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya selalu didukung oleh
kepercayaan anak buahnya.
11. Stabilitas emosi
Pemimpin yang baik itu memiliki energi yang stabil. Artinya tidak mudah
marah, tersinggung perasaan dan tidak meledak-ledak secara emosional.
12. Pengetahuan tentang relasi insani
Memasukan dan mengembangkan semua bakat serta potensi anak buah,
untuk bisa bersama-sama maju dan mengecap kesejahteraan.
13. Obyektif
Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang
bersih,supaya obyektif ( tidak subyektif berdasarkan prasangka pribadi)
14. Dorongan pribadi
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari
dalam hati sanubari sendiri.
15. Ketrampilan berkomunikasi
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap
maksud orang lain, cepat mengungkap esensi pernyataan orang luar, mudah
memahami maksud para anggotanya.
31
16. Ketrampilan sosial
Pemimpin diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelolamanusia agar
mereka dapat mengembangkan bakat dan kemampuannnya.
2.3.4. Teori Kepemimpinan
Menurut G.R. TERRY (dalam Winardi; 2000: 62-68) mengemukakan ada
delapan teori kepemimpinan yaitu:
1. Teori Otokratis ( The Autocratic Theory )
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah,
pemaksaan dan tindakan yang agak arbitrer dalam hubungan antara pemimpin dan
pihak bawahan. Pemimpin otokratis menggunakan perintah-perintah yang
biasanya diperkuat oleh adanya sanki-sanksi, disiplin adalah factor terpenting.
2. Teori Psikologis ( The Psychologic Theory)
Kepemimpinan menurut teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang
pemimpin adalah mengembangkan system motivasi terbaik. Pemimpin
merangsang bawahannya untuk bekerja kearah pencapaian sasaran-sasaran
organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka.
3. Teori Sosiologis ( The Sosiologic Theory)
Pemimpin menetapakan tujuan-tujuan dengan mengikutsertakan para
pengikut dalam pengambilan keputusan terakhir.
4. Teori Suportif ( The Supportive Theory)
Dalam teori ini pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin
berusaha sebaiknya melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Untuk
32
maksud itu, pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu
mempertebal keinginan pada setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan
sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya
serta keinginannya sendiri.
5. Teori”Laissez Faire”( The Laissez- Faire Theory)
Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-
luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Ia
tidak berpartisipasi terseut hampir tidak berarti.
6. Teori Perilaku Pribadi ( The Personal-Behaviour Theory)
Dalam teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan
sama atau melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi
olehnya. Hingga tingkat tertentu ia bersifat fleksibel, karena ia beranggapan
bahwa ia perlu mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk menghadapi
sesuatu problem tertentu.
7. Teori Sosial atau Sifat ( The Trait Theory)
Sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain adalah:
a. Intelegensi
b. Inisiatif
c. Energi atau Rangsangan
d. Kedewasaan Emosional
e. Persuasif
f. Skill Komunikatif
g. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
33
h. Perseptif
i. Kreativitas
j. Partisipasi Sosial
8. Teori Situasi (The Situasional Theory)
Pada teori ini kepemimpinan menyatakan bahwa harus terdapat cukup
banyak fleksibilitas dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan diri dengan
berbagai macam situasi. Kepemimpinan bersifat ”multidimensi”.
2.3.5. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menurut teori Harry Minzberg (dalam Wahjosumidjo; 2008: 90-92)
terdapat tiga peran kepemimpinan kepala sekolah yaitu:
1. Peranan hubungan antar personal ( Interpersonal Roles)
Peranan ini timbul akibat otokritas formal dari seorang manajer , yang
meliputi:
a. Lambang (Figurehead)
Dalam pengertian sebagai lambang kepala sekolah mempunyai
kedudukan yang selalu melekat dengan sekolah. Kepala sekolah dianggap
sebagai lambang sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus
selalu dapat memelihara integritas diri agar lambang tidak menodai nama
baik sekolah.
b. Kepemimpinan (Leadership)
Peranan sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala
sekolah untuk menggerakan seluruh sumber daya yang ada di sekolah,
34
sehingga lahir etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai
tujuan.
c. Penghubung ( Liasion)
Dalam fungsi ini kepala sekolah berperan menjadi penghubung antara
kepentingan sekolah dengan lingkungan diluar sekolah. Sedangkan secara
internal liason kepala sekolah menjadi alat perantara antara wakil-wakil para
guru, staf, siswa dalam menyelesaikan kepentingan mereka.
2. Peranan Informasional ( Informational Roles)
Kepala sekolah berperan untuk menerima dan menyebarluaskan atau
meneruskan informasi kepada guru, staf, siswa dan orang tua siswa. Ada tiga
macam peran kepala sekolah sebagai penerus informasi yaitu:
a. Sebagai monitor
Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan,
yaitu kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap
penampilansekolah.
b. Sebagai disseminator
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menyebarluaskan dan
membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, siswa, dan orang tua murid.
c. Spokesman
Kepala sekolah menyebarkan (transmits) informasi kepada lingkungan
diluar yang dianggap perlu.
3. Peranan sebagai pengambil Keputusan (Desicional Roles)
35
Ada empat macam peran kepala sekolah sebagai pengambil keputusan,
yaitu:
a. Entrepreneur
Dalam peran ini kepala sekolah selalu berusaha untuk memperbaiki
penempilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program
yang baru, serta melakukan survei untuk mempelajari berbagai persoalan
yang timbul di lingkungan sekolah.
b. Orang yang memperhatikan gangguan ( disturbance-handler )
Gangguan yang timbul padasuatu sekolah tidak hanya diakibatkan
kepala sekolah yang tidak memperhatikan situasi, tetapi bisa juga akibat
kepala sekolah yang tidak mampu mengantisipasi semua akibat pengambilan
keputusan yang telah diambil.
c. Orang yang menyediakan segala sumber ( a resource allocater )
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menentukan siapa yang akan
memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan.
d. A Negotiator Roles
Dalam fungsi ini kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan
pembicaraan dan musyawarah dengan pihak lain. Untuk menjalin dan
memenuhi kebutuhan baik untuk sekolah maupun dunia usaha.
Berdasarkan teori yang telah di jelaskan diatas indikator yang digunakan
untuk mengukur kepemimpinan kepala sekolah adalah:
1. Ketegasan dalam mengambil keputusan
2. Ketrampilan berkomunikasi
36
3. Stabilitas emosi
4. Obyektifitas
5. Ketrampilan mengarahkan dan memotivasi
6. Ketrampilan social
2.4 Kerangka Berfikir
Kinerja guru adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
maupun kuantitas yang dicapai seorang guru, sesuai dengan tanggung jawabnya
dalam melasanakan tugas profesionalnya dalam rangka untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui proses belajar mengajar.
Kinerja seorang guru dalam kaitannya dengan mutu pendidikan harus dimulai
dari dirinya sendiri. Sebagai pribadi guru merupakan perwujudan diri engan
seluruh keunikan karakteristik sesuai dengan posisinya sebagai pemangku profesi
keguruan. Kepribadian merupakan landasan utama bagi perwujudan diri sebagai
guru yang efektif baik dalam melaksanakan tugas profesionalnya di lingkungan
kehidupan lainnya. Hal ini mengandung makna bahwa seorang guru harus mampu
mewujudkan pribadi yang efektif untuk dapat melaksanakan fungsi dan tanggung
jawabnya sebagai guru.
Kinerja guru dapat dilihat dari bagaimana guru membuat perencanaan
pembelajaran. Guru harus mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik. Guru mampu menyampaikan materi pelajarn dengan baik sehingga materi
yang diajarkan mudah dipahami siswa. Guru juga melaksanakan evaluasi secara
baik dan sistematis.
37
Kinerja seorang guru dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Salah satu
faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi. Pengertian
motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukan perilaku
(Sule;2005:235). Jadi motivasi kerja guru adalah keinginan guru untuk
menunjukan perilakunya atau malakukan tugas-tugasnya. Guru yang memiliki
motivasi tinggi apabila seorang guru tekun melaksanakan tugasnya, ulet dalam
memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri. Guru juga berusaha
mempertahankan pendapatnya apabila merasa yakin dengan pendapatnya itu
benar. Guru selalu berfikir inovatif dan kreatif sehingga tidak mau terjebak pada
sesuatu yang menonton. Maka seorang guru yang mempunyai motivasi kerja
cukup tinggi akan menunjukkan kinerja yang baik karena mereka terdorong dari
dirinya sendiri untuk melakukan pekerjaan itu.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja guru adalah
kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik dapat
tercapai jika pemimpin memiliki sifat ketegasan dalam mengambil keputusan,
terampil berkomunikasi yaitu mahir menulis, berbicara, mudah menangkap
maksud orang lain. Pemimpin juga harus memiliki emosi yang stabil artinya tidak
mudah marah, tersinggung perasaan dan tidak meledak-ledak secara emosional.
Pemimpin juga harus memiliki ketrampilan mengarahkan dan memotivasi.
Adanya seorang pemimpin yang dapat memimpin dengan baik dapat memberikan
dorongan atau motivasi kepada guru, dan hal tersebut secara tidak langsung juga
dapat meningkatkan kinerja guru.
38
Adanya motivasi yang tinggi dan kepemimpinan kepala sekolah yang baik
maka kinerja dapat dicapai secara optimal sesuai yang diinginkan khususnya
dalam pelajaran akuntansi. Kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.5. Kerangka Berfikir
2.5. Hipotesis
Berdasarkan uraian dalam kerangka berfikir tersebut, maka peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha 1 : Ada pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru akuntansi SMK di Kota Semarang
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
Indikatornya: 1. Ketegasan dalam
mengambil keputusan 2. Stabilitas emosi 3. Ketrampilan
berkomunikasi 4. Obyektifitas 5. Ketrampilan
mengarahkan dan memotivasi
6. Ketrampilan sosial (Winardi : 2000)
Motivasi Kerja (X1) Indikatornya: 1. Ketekunan 2. keuletan 3. Kemandirian 4. Keyakinan 5. Kreatif
( Sardiman : 2001)
Kinerja Guru Akuntansi (Y) Indikatornya :
1. Merencanakan pembelajaran 2. Melaksanakan proses
pembelajaran 3. Menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran ( Dalam UU No 14 Th 2005)
39
Ha 2 : Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntansi SMK di Kota
Semarang
Ha 3 : Ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
akuntansi SMK di Kota Semarang
40
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1.Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ; obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono;2002:57). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh guru akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) di kota Semarang untuk kelompok bisnis dan manajemen, yang berjumlah
103 guru (seratus tiga) yang berasal dari 26 (duapuluh enam) Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang terdiri dari 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri
dan 24 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta. Populasi penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1.Populasi penelitian
No Nama Sekolah Sub Rayon Jumlah Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
SMK N 02 Semarang SMK Dian Kartika Semarang SMK Gedong Songo Semarang SMK LPI Semarang SMK Nusabakti Semarang SMK Perdana Semarang SMK Purnama 1 Semarang SMK Setia Budi Semarang SMK Veteran Semarang SMK Sunan Kalijogo Semarang SMK PL Tarcius 2 Semarang SMK Pelita Nusantara 01 Semarang SMK N 9 Semarang
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 04 04 04
7 4 2 3 4 7 4 5 3 3 5 6 7 5
41
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
SMK Antonious Semarang SMK Ignatius Semarang SMK Kristen Gergaji Semarang SMK Palebon Semarang SMK Perintis 29-01 Semarang SMK PGRI 1 Semarang SMK PGRI 2 Semarang SMK Purnama 2 Semarang SMK Swadaya Seamarang SMK PL Tarcius 1 Semarang SMK Teuku Umar Semarang SMK Hidayah Semarang SMK Cut Nya’dien Semarang
04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04
3 2 4 3 4 3 4 4 4 2 2 4
Jumlah Guru 103
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang
3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono; 2002:57).
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan secara proportional
cluster random sampling artinya bahwa pengambilan sampel dilakukan melalui
beberapa tahap , pertama menentukan sampel daerah dan tahap kedua menentukan
orang-orang yang ada pada daerah tersebut (Sugiyono; 2002:61). Pengambilan
sampel pada penelitian ini dengan pertimbangan sub rayon, dengan tahap pertama,
menentukan sampel tiap subrayon, tahap kedua menentukan guru-guru akuntansi
yang ada pada tiap subrayon, tahap ketiga menentukan sampel guru-guru
akuntansi tiap sekolah. Dimana dalam menghitung proporsi sampel peneliti
menggunakan pendapat Slovin yaitu:.
42
n = N 1+Ne ²
Dimana :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
E : Derajat ketidaktelitian kesalahan 5%
Dari rumus diatas maka dapat dihitung jumlah sampel yang diambil, yaitu:
Diketahui:
N :103 guru akuntansi
e : 5%
n : 103
1+ 103 x 0,05²
n : 81,9 dibulatkan menjadi 82
Dengan taraf kesalahan 5% sehingga didapatkan sampel sebanyak 82 guru
dimana 82 guru tersebut diambil secara acak. Sehingga 82 guru didapatkan
sampel sebagai berikut :
Tabel 3.2 . Pembagian Sampel Tiap Subrayon
Subrayon Populasi Proporsi Sampel Subrayon 02 47 47 x 82 : 37
103
Subrayon 04
56 56 x 82 : 45 103
Jumlah Proporsi sampel 82
Sumber : Data penelitian, Diolah
Sampel dalam penelitian ini adalah guru akuntansi Sekolah Menengah
Kejuruan
43
(SMK) di Kota Semarang. Sampel penelitian tiap sekolah ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.3. Pembagian Sampel Tiap Sekolah
No Nama Sekolah Sub Rayon
Proporsi sampel tiap sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
SMK N 02 Semarang SMK Dian Kartika Semarang SMK Gedong Songo Semarang SMK LPI Semarang SMK Nusabakti Semarang SMK Perdana Semarang SMK Purnama 1 Semarang SMK Setia Budi Semarang SMK Veteran Semarang SMK Sunan Kalijogo Semarang SMK PL Tarcius 2 Semarang SMK Pelita Nusantara 01 Semarang SMK N 9 Semarang SMK Antonious Semarang SMK Ignatius Semarang SMK Kristen Gergaji Semarang SMK Palebon Semarang SMK Perintis 29-01 Semarang SMK PGRI 1 Semarang SMK PGRI 2 Semarang SMK Purnama 2 Semarang SMK Swadaya Seamarang SMK PL Tarcius 1 Semarang SMK Teuku Umar Semarang SMK Hidayah Semarang SMK Cut Nya’dien Semarang
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04 04
7/47 x 37 : 6 4/47 x 37 : 3 2/47 x 37 : 2 3/47 x 37 : 2 4/47 x 37 : 3 7/47 x 37 : 6 4/47 x 37 : 3 5/47 x 37 : 4 3/47 x 37 : 2 3/47 x 37 : 2 5/47 x 37 : 4 6/ 56 x 45 : 5 7/56 x 45 : 6 5/56 x 45 : 4 3/56 x 45 : 2 2/56 x 45 : 2 4/56 x 45 : 3 3/56 x 45 : 2 4/56 x 45 : 3 3/56 x 45 : 2 4/56 x 45 : 3 4/56 x 45 : 3 4/56 x 45 : 3 2/56 x 45 : 2 2/56 x 45 : 2 4/56 x 45 : 3
Jumlah Sampel 45 Total Sample Guru Akuntansi 82 Sumber : Data penelitian, Diolah
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang
maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono; 2002:21)
44
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variable terikat
yaitu
1. Variabel bebas(X)
a. Motivasi kerja (X1) dengan indikator sebagai berikut :
1. Ketekunan
2. Keuletan
3. Kemandirian
4. Keyakinan
5. Kreatif
b. Kepemimpinan Kepala Sekolah(X2) dengan indikator sebagai berikut :
1. Mengarahkan dan memotivasi
2. Stabilitas emosi
3. Ketrampilan berkomunikasi
4. Obyektivitas
5. Ketrampilan mengarahkan dan memotivasi
6. Ketrampilan sosial
2. Variabel Terikat(Y)
Kinerja guru dengan indikator sebagai berikut :
1. Merencanakan pembelajaran
2. Melaksanakan proses pembelajaran
3. Menilai dan mengevaluasi hasil
45
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Metode Kuesioner ( Angket )
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).
Kuesioner atau angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
motivasi kerja, kepemimpinan kepala sekolah, dan kinerja guru akuntansi. Jenis
angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup (close
form question), yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan jawaban
sehingga responden dalam memberikan jawaban tinggal memilih. Penggunaan
angket diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban
karena alternative jawaban telah tersedia sehingga untuk menjawabnya hanya
memerlukan waktu singkat. Pada setiap item soal disediakan 5 pilihan jawaban
dengan skor masing-masing sebagai berikut:
1) Jawaban A dengan skor 5
2) Jawaban B dengan skor 4
3) Jawaban C dengan skor 3
4) Jawaban D dengan skor 2
5) Jawaban E dengan skor 1
46
3.5. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan dari
instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto;2006:168). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas internal dengan menggunakan analisis faktor, yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Sedangkan rumus yang digunakan
yaitu korelasi Product Moment angka kasar oleh Pearson, yaitu :
r xy= }{ }{ ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑−−
−)2222 ()(
))((
YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
x = nilai faktor tertentu
y = nilai faktor total. Untuk menilai valid atau tidaknya instrumen,
dilakukan dengan mengkonsultasikan hasil perhitungan dengan
r table product moment.
N = Jumlah subjek (Arikunto;2006 :
170 )
Selanjutnya r xy (rhitung) yang diperoleh untuk masing- masing soal,
dikonsultasikan dengan nilai r table product moment dengan taraf signifikan 5 %.
Apabila r hitung> r tabel, maka instrumen dikatakan valid, sebaliknya apabila rhitung
47
<rtabel maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid. Dalam perhitungannya, akan
dibantu oleh SPSS for windows release 12.
Berdasarkan hasil uji coba validitas pada angket penelitian kepada 10
responden dengan 45 butir pertanyaan didapatkan hasil bahwa 44 butir pertanyaan
valid dan sisanya 1 butir pertanyaan tidak valid, sehingga butir soal yang tidak
valid ini didrop. Hasil perhitungan validitas angket penelitian diketahui bahwa
dari 45 butir pertanyaan yang di uji terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid yaitu
nomor 35 karena memiliki nilai r xy = 0,181 < 0,632. Selanjutnya butir pertanyaan
yang tidak valid tersebut tidak diikutsertakan dalam analisis data penelitian. Butir
pertanyaan yang dapat dinyatakan valid digunakan sebagai instrument penelitian,
sedangkan butir pertanyaan yang tidak valid dibuang, atau tidak digunakan
sebagai instrument penelitian karena setiap indikator telah terwakili oleh butir
pertanyaan yang dinyatakan valid. Butir pertanyaan dikatakan valid karena
berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r xy (rhitung) lebih besar dari r table yaitu
0,638>0,632 untuk jumlah responden 10 pada signifikansi 5 %.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Untuk menguji tingkat reliabilitas
instrumen diperoleh dengan cara menganalisa data dari satu kali pengetesan
(Arikunto;2006:178). Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dengan uji butir.
Instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket yang skornya merupakan
rentangan nilai satu sampai lima, maka untuk mengukur reliabilitas instrument
digunakan rumus alpha sebagai berikut:
48
r( ) ⎥
⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
= ∑2
2
11 11 t
b
kk
σσ
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal
∑ 2bσ = Jumlah varian total
12σ = varians total
Selanjutnya hasil perhitungan r11 yang diperoleh untuk masing-masing soal
dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment taraf signifikan 5%. Jika r11
lebih besar atau sama dengan r tabel, maka item dari angket tersebut dikatakan
reliable, dan sebaliknya jika r11 lebih kecil dari r tabel, maka item dari angket
tersebut dapat dikatakan tidak reliable. Dalam perhitungannya, akan diolah
dengan program SPSS windows release 12.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket diperoleh r 11>r tabel yaitu 0,982
>0,632 untuk jumlah responden 10 dengan taraf signifikan 5% dapat disimpulkan
bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
3.6. Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Deskriptif Presentase
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
masing-masing indikator dalam setiap indikator. Metode ini digunakan untuk
mengkaji deskripsi motivasi kerja guru akuntansi, kepemimpinan kepala sekolah,
49
dan kinerja guru akuntansi. Variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang
sangat mendukung dan kemudian indikator tersebut dikembangkan menjadi
instrumen (angket).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis data
sebagai berikut :
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan, dengan ketentuan mengubah skor kualitatif menjadi skor
kuantitatif menjadi skor dengan cara :
1) Jawaban A diberi skor 5
2) Jawaban B diberi skor 4
3) Jawaban C diberi skor 3
4) Jawaban D diberi skor 2
5) Jawaban E diberi skor 1
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden
d. Memasukan skor total kedalam rumus sebagai berikut:
% = %100xNn
Keterangan:
n = Skor empirik (skor yang diperoleh)
N = Jumlah total responden
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
Untuk menentukkan kategori presentase skor yang diperoleh pada masing-
masing variabel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
50
a. Menentukan angka presentase tertinggi
Skor maksimal x 100 % 5 x 100 % : 100 %
Skor maksimal 5
b. Menentukan angka presentase terendah
Skor minimal x 100 % 1 x 100 % : 20 %
Skor maksimal 5
c. Rentang presentase 100% -20 % : 80 %
d. Interval kelas presentase 80% : 5 : 16 %
Selanjutnya skor yang diperoleh (dalam persen) dengan analisis deskriptif
presentase dikonsultasikan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Motivasi Kerja
Presentase Kriteria > 84 % - ≤100 % A ( sangat tinggi) > 68 % - ≤ 84 % B ( tinggi ) > 52 % - ≤ 68 % C ( sedang) > 36 % - ≤ 52 % D ( rendah ) > 20 % - ≤ 36 % E ( sangat rendah )
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
Presentase Kriteria > 84 % - ≤100 % A ( sangat baik) > 68 % - ≤ 84 % B ( baik ) > 52 % - ≤ 68 % C ( cukup baik) > 36 % - ≤ 52 % D ( kurang baik) > 20 % - ≤ 36 % E ( tidak baik)
2. Metode Analisis Statistik
a. Persamaan Garis Regresi Ganda
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja guru
akuntansi dan kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas terhadap
51
kinerja guru akuntansi sebagai variabel terikat. Persamaan garis regresi digunakan
rumus :
Y = 2211 XbXbbo ++
22110 XbXbYb −−=
( )( ) ( )( )( )( ) ( )2
2122
21
221122
1∑∑∑
∑∑∑∑−
−=
xxxx
yxxxyxxb
( )( ) ( )( )( )( ) ( )221
22
21
121221
2∑∑∑
∑∑∑∑−
−=
xxxx
yxxxyxxb
Keterangan :
Y = variabel terikat kinerja guru
2,1 , bb = koefisien implementasi motivasi kerja, kepemimpinan kepala
sekolah
x1,x2 = implementasi motivasi kerja, kepemimpinan kepala sekolah
0a = konstanta
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah model regresi
penelitian memenuhi asumsi klasik yang Best Linier Unbias Estimator (BLUE).
Uji asumsi klasik ini menguji persamaan model regresi yang dapat menghasilkan
estimator linier yang baik dan tidak bias. Uji asumsi klasik digunakan untuk
memastikan bahwa model regresi berganda yang digunakan termasuk dalam
kriteria baik atau tidak dengan cara mengujinya terlebih dahulu dengan
menggunakan uji normalitas, uji multikolineritas, uji autokorelasi, dan uji
22110 XbXbYb −−=
52
heteroskedastisitas. Namun dalam penelitian ini tidak menggunnakan uji
autokorelasi karena dalam penelitian ini tidak menggunakan data time series atau
data observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain
1. Uji Normalitas
Untuk mengisi normalitas data salah satu cara yang digunakan adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus
diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
2. Multikolinieritas
Multikolinieritas artinya antara variabel yang terdapat dalam model regresi,
memiliki hubungan yang sempurna salah satu cara untuk mengidentifikasi dengan
mengkorelasikan antara variabel dan apabila korelasinya signifikan, maka antar
variabel bebas tersebut terjadi multikolinieritas. Deteksi adanya multikolinieritas
dapat pula dipergunakan nilai VIF ( Varian Inflation Factor), bila nilai VIF
dibawah 10 dan nilai toleransi diatas 0,1 berarti data bebas multikolinieritas.
Deteksi lain dengan melihat korelasi antara variable bebas, apabila masih
dibawah 0,8, maka dapat disimpulkan tidak mengandung multikolinieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti bahwa seluruh faktor gangguan tidak memiliki
varian yang sama atau tidak konstan. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
mengetahui apakah dalanm model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
53
residual atau satu pengamatan ke pengamatan lain yang tetap, maka disebut
homosekedasitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji hipotesis
1. Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara simultan (uji F)
Adalah untuk mengetahui apakah semua variabel indenpenden secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
a) Merumuskan hipotesis statistik
0H : 021 == ββ artinya X1 dan X2 secara simultan (bersama-
sama) tidak berpengaruh signifikan terhadapY.
Ha : 021 ≠ββ atau artinya X1 dan X2 secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap Y.
b) Kaidah pengambilan keputusan
1) Jika probabilitas < 0, 05 ( menggunakan SPSS) maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2) Jika probabilitas > 0, 05 ( menggunakan SPSS) maka Ho diterima dan
Ha ditolak
2. Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara parsial ( uji t)
Untuk mengetahui apakah variabel independent secara parsial
mempengaruhi variabel dependen.
c) Merumuskan hipotesis statistik
0H : 021 == αα artinya X1 dan X2 secara parsial (sendiri-
sendiri) tidak berpengaruh signifikan terhadapY.
54
Ha : 021 ≠αα atau artinya X1 dan X2 secara parsial (sendiri-
sendiri) berpengaruh signifikan terhadap Y.
d) Kaidah pengambilan keputusan
1) Jika probabilitas < 0, 05 ( menggunakan SPSS) maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2) Jika probabilitas > 0, 05 ( menggunakan SPSS) maka Ho diterima dan Ha
ditolak
3. Menentukan Koefisien Determinasi Simultan (R2)
Untuk mengetahui besarnya konstribusi variabel bebas dan variabel terikat,
maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan. Untuk mencari
koefisien determinasi secara keseluruhan dapat digunakan rumus sebagai berikut:
21
2
yJKregR∑
=
(Sudjana, 2002 : 383)
Hasil perhitungan R 2 secara keseluruhan digunakan untuk mengukur
ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linier berganda. Apabila R 2
mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam
menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat dan sebaliknya
apabila R 2 mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas dalam
menerangkan variabel terikat.
Dalam penelitian ini dalam mencari nilai R2 (R Square) peneliti
menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows release 12.
55
4. Menentukan Koefisien Determinasi Parsial
Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing
prediktor atau variabel, maka perlu dicari koefisien determinasi secara parsial,
dimana untuk mencari nilainya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
)1)(1( 212
22
122112 rr
rrrr
y
yyy
−−
−=
)1)(1( 212
21
121221 rr
rrrr
y
yyy
−−
−= (Sudjana;
2002:388)
Dalam penelitian ini nilai r2 dicari dengan menggunakan bantuan
komputer program SPSS for windows release 12.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi kerja,
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru akuntansi SMK di Kota
Semarang. Gambaran dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu
motivasi kerja (X1), kepemimpinan kepala sekolah (X2) dan kinerja guru
akuntansi (Y) SMK di Kota Semarang dapat diketahui dari analisis deskriptif
persentase sebagai berikut:
1. Motivasi Kerja.
Gambaran tentang motivasi kerja guru akuntansi SMK di Kota Semarang
berdasarkan jawaban angket dari masing-masing guru diperoleh hasil seperti
terangkum pada table berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Jawaban Motivasi Kerja Guru Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) >84%-≤100% >68%-≤84% >52%-≤68% >36%-≤52% >20%-≤36
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
25 50 7 0 0
30,49% 60,98% 8,54% 0,00% 0,00%
82 100 % Sumber : Data Penelitian, diolah
Lebih jelasnya hasil penelitian tentang motivasi kerja guru akuntansi SMK
di kota Semarang dapat disajikan secara grafis dengan diagram batang berikut ini :
57
30.49%
60.98%
8.54%0.00% 0.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
S angatTinggi
Tinggi S edang Rendah S angatRendah
Motivas i K erja
Gambar 4.1 Diagram Kategori Motivasi Kerja
Berdasarkan gambar 4.1 diatas terlihat bahwa rata-rata motivasi guru
akuntansi SMK di Kota Semarang sebanyak 30,49% responden masuk dalam
kategori sangat tinggi, yang memiliki motivasi kerja tinggi sebanyak 60,98%
responden dan yang memiliki motivasi sedang sebanyak 8,54%. Lebih jelasnya,
tingginya motivasi kerja guru akuntansi SMK di kota Semarang tersebut dapat
dilihat secara terperinci dari hasil analisis presentase dari deskripsi tiap indikator
berikut ini :
Tabel 4.2 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Motivasi Kerja
No Indikator Skor riil Skor ideal Presentase Kriteria 1 2 3 4 5
Ketekunan Keuletan Kemandirian Keyakinan Kreatif
1040 678 654 981 1256
1224 817 818 1226 1631
85% 83% 80% 80% 77%
Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
4609 5716 80% Tinggi Sumber : Data Penelitian, diolah (Lampiran 4 hal : 99 )
58
Berdasarkan hasil analisis deskriptif setiap indikatornya yaitu ketekunan,
keuletan, kemandirian, keyakinan, kreatif, diperoleh hasil bahwa secara umum
motivasi kerja guru tinggi. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya hasil secara
keseluruhan indikator motivasi kerja masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar
80%. Untuk indikator motivasi kerja yang masuk dalam kategori sangat tinggi
yaitu pada ketekunan yaitu sebesar 85%, sedangka yang terkecil yaitu pada kreatif
sebesar 77%.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Gambaran tentang kepemimpinan kepala sekolah SMK di kota Semarang
berdasarkan jawaban angket dari masing-masing guru diperoleh hasil seperti
terangkum pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Distribusi jawaban Kepemimpinan Kepala Sekolah Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) >84%-≤100% >68%-≤84% >52%-≤68% >36%-≤52% >20%-≤36%
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik
27 34 21 0 0
32,93% 41,46 25,61 0,00% 0,00%
82 100% Sumber : Data Penelitian, Diolah
Lebih jelasnya hasil penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah SMK
di kota Semarang dapat disajikan secaragrafis dengan diagram batang berikut ini :
59
32.93%
41.46%
25.61%
0.00% 0.00%0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%45.00%
S angat B aik Baik C ukup Baik K urang Baik Tidak Baik
K epemimpinan K epala S ekolah
Gambar 4.2. Distribusi Kategori Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan gambar 4.2 diatas terlihat bahwa sebagian besar kepemimpinan
kepala SMK di Kota Semarang masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak
41,46% responden, yang masuk kategori sangat baik yaitu 32,93% responden dan
yang memiliki kategori cukup baik sebesar 25,61 responden. Lebih jelasnya, baik
atau tidaknya kepemimpinan kepala sekolah SMK di kota Semarang tersebut
dapat dilihat secara terperinci dari hasil analisis presentase dari deskripsi tiap
indikator berikut ini:
Tabel 4.4 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase kepemimpinan kepala sekolah
No Indikator Skor
riil Skor ideal
Presentase Kriteria
1 2 3 4 5 6
Kemampuan Dalam Mengambil Keputusan Ketrampilan Berkomunikasi Stabilitas Emosi Obyektifitas Ketrampilan Mengarahkan dan Memotivasi Ketrampilan Sosial
1042 1279 945 941 603 1230
1226 1640 1227 1222 815
85% 78% 77% 77% 74% 75%
Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik
5984 6130 77% Baik Sumber : Data Penelitian, diolah (Lampiran 4 hal : 104)
60
Berdasarkan hasil analisis deskriptif setiap indikatornya yaitu kemampuan
dalam mengambil keputusan, ketrampilan berkomunikasi, stabilitas emosi,
obyektifitas, ketrampilan mengarahkan dan memotivasi, ketrampilan sosial
diperoleh hasil bahwa secara umum kepemimpinan kepala sekolah SMK sudah
baik. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya hasil secara keseluruhan indikator
kepemimpinan kepala sekolah SMK masuk dalam kategori baik yaitu
sebesar77%. Untuk indikator kepemimpinan kepala sekolah SMK yang masuk
dalam kategori sangat baik yaitu pada aspek kemampuan dalam mengambil
keputusan sebesar 85%, sedangka yang terkecil yaitu pada aspek ketrampilan
mengarahkan dan memotivasi sebesar 74%.
3. Kinerja Guru
Gambaran tentang kinerja guru SMK di kota Semarang berdasarkan jawaban
angket dari masing-masing guru diperoleh hasil seperti terangkum pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.5 Distribusi jawaban Kinerja Guru
Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) >84%-≤100% >68%-≤84% >52%-≤68% >36%-≤52% >20%-≤36%
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik
26 53 3 0 0
31,71% 64,63% 3,66% 0,00% 0,00%
82 100% Sumber : Data Penelitian, Diolah
Lebih jelasnya hasil penelitian tentang kinerja guru akuntansi SMK di kota
Semarang dapat disajikan secara grafis dengan diagram batang berikut ini :
61
31.71%
64.63%
3.66%0.00% 0.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
S angat B aik B aik C ukup baik K urang B aik Tidak baik
K inerja Guru
Gambar 4.3. Distribusi Kategori Kinerja Guru
Berdasarkan gambar 4.3 diatas terlihat bahwa kinerja guru akuntansi SMK
sebanyak 31,71% responden masuk dalam kategori sangat baik. Untuk kategori
Baik sebanyak 64,63% responden. Sedangkan untuk kategori cukup baik sebesar
3,66%. Lebih jelasnya, baik atau tidaknya kinerja guru akuntansi SMK di kota
Semarang tersebut dapat dilihat secara terperinci dari hasil analisis presentase
dari deskripsi tiap indikator berikut ini
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Deskriptif Presentase Kinerja Guru
Akuntansi
No Indikator Skor riil
Skor ideal
Presentase Kriteria
1 2 3
Merencanakan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan Evaluasi
686 1319 1649
817 1649 2061
84% 80% 80%
Baik Baik Baik
3654 4567 81% Baik Sumber : Data Penelitian, diolah (Lampiran 4 hal : 104 )
Berdasarkan hasil analisis deskriptif setiap indikatornya yaitu merencanakan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi diperoleh hasil
62
bahwa secara umum kinerja guru akuntansi SMK sudah baik. Hal ini dibuktikan
dengan diperolehnya hasil secara keseluruhan indikator kinerja guru akuntansi
SMK masuk dalam presentase paling tinggi yaitu aspek merencanakan
pembelajaran yaitu sebesar 84%. Untuk indikator kinerja guru akuntansi SMK
untuk pelaksanakan pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi memiliki presentase
yang sama yaitu sebesar 80%.
4.1.2 Metode Analisis Statistik
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data ini mengunakan rumus kolmogorov-smirnov dengan
perhitungan komputasi SPSS for windows release 12 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi Kerja
KepemimpinanKepala Sekolah
Kinerja Guru
N 82 82 82 Normal parameters(a,b) Mean 56.2073 72.9756 44.5610 Std. Deviation 5.61246 10.46213 4.23127MostExtremeDifferencs Absolute .076 .087 .106 Positive .076 .087 .106 Negative -.073 -.078 -.090 Kolmogorov-Smirnov Z .686 .788 956 Asymp. Sig. (2-tailed) .735 .563 .321
a Test distribution is Normal. (Lampiran 5, hal : 108 ) b Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa harga kolmogorov –smirnov untuk
variabel motivasi kerja sebesar 0,686 dengan probabilitas 0,735 lebih besar dari
0,05, dengan demikian menunjukkan bahwa data variabel motivasi kerja guru
akuntansi tersebut berdistribusi normal. Variabel kepemimpinan kepala sekolah
63
diperoleh harga kolmogorov –smirnov sebesar 0,788 dengan probabilitas 0, 563
lebih besar dari 0,05, dengan demikian data kepemimpinan kepala sekolah
berdistribusi normal, dan untuk variabel kinerja guru akuntansi diperoleh
kolmogorov –smirnov sebesar 0,956 dengan probabilitas 0,321 lebih besar dari
0,05, dengan demikian data kinerja guru akuntansi
juga berdistribusi normal. Lebih jelasnya penyebaran plot tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawahh ini:
Gambar 4.4 Normal p.plot
4.1.2.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda dengan dua prediktor yaitu motivasi kerja (X1) dan kepmimpinan kepala
sekolah (X2) terhadap kinerja guru akuntansi (Y). Model regresi ini dapat
64
digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara motivasi kerja dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru akuntansi. Berikut hasil
analisis regresi linier berganda:
Tabel 4.8. Koefisien Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.666 2.548 4.187 .000
Motivasi Kerja .354 .057 .469 6.209 .000
Kepemimpinan Kepala
Sekolah .192 .031 .475 6.280 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru Sumber : Data Penelitian , Diolah (Lampiran 5 hal : 109 )
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier ganda dengan
menggunakan program komputasi SPSS for windows release 12 diperoleh
persamaan regresi Y : 10,666 + 0,354X1 + 0,192X2 . Persamaan regresi tersebut
mempunyai makna sebagai berikut :
1. Setiap terjadi kenaikan satu skor motivasi kerja (X1) akan diikuti kenaikan
kinerja guru sebesar 0,354 apabila variabel lainnya dianggap tetap.
2. Setiap terjadi kenaikan satu skor kepemimpinan kepala sekolah (X2) akan
diikuti kenaikan kinerja guru sebesar 0.192 apabila variabel lainnya dianggap
tetap.
3. Setiap terjadi kenaikan satu skor motivasi kerja (X1) dan kepemimpinan
kepala sekolah (X2) akan diikuti kenaikan kinerja guru sebesar 10,666 apabila
variabel lainnya dianggap tetap.
65
4.1.3 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah model regresi
penelitian memenuhi asumsi klasik yang Best Linier Unbias Estimator (BLUE).
Uji asumsi klasik ini menguji persamaan model regresi yang dapat menghasilkan
estimator linier yang baik dan tidak bias. Uji asumsi klasik digunakan untuk
memastikan bahwa model regresi berganda yang digunakan termasuk dalam
kriteria baik atau tidak dengan cara mengujinya terlebih dahulu dengan
menggunakan uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedasitas.
4.1.3.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya hubungan atau korelasi secara sempurna antar variabel
bebas (independen) (Ghozali, 2005:5). Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menguji ada tidaknya penyimpangan multikolinieritas dalam suatu
persamaan regresi adalah dengan melihat nilai VIF dan toleransi pada suatu model
regresi. Menurut, Ghozali (2005:57), suatu model regresi yang tidak terjadi gejala
multikolinieritas jika memiliki nilai toleransi lebih dari 0,1 dan nilai variance
inflation factor (VIF) kurang dari 10. Berikut ini disajikan nilai VIF dan nilai
toleransi yang diperoleh dalam model
Tabel 4.9 Besaran Nilai Toleransi dan Variance Inflation Factor ( VIF )
Variabel bebas Toleransi VIF Motivasi kerja ( X1 ) Kepemimpinan kepala sekolah ( X 2 )
0,6200,620
1,613 1,613
Sumber : Data Penelitian , Diolah (Lampiran 5, Hal: 111 )
66
Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan program SPSS,
didapatkan besarnya nilai toleransi masing-masing variabel yang lebih dari 0,1
dan nilai VIF tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.
4.1.3.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas secara grafis dapat dilihat dari Multivariate
Standardized scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual
terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan
bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung
heteroskedastisitas. Pada gambar terlihat bahwa titik tersebar di sekitar nol pada
sumbu vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
Secara statistik uji heteroskedasitas dapat dilihat dari tabel coefficients apabila
nilai koefisien parameter beta tidak signifikan atau lebih besar dari 0,05 maka
regresi tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas dengan uji park. Berdasarkan
lampiran pada tabel coefficients (a) dapat dilihat nilai beta pada motivasi kerja
sebesar 0,469 lebih besar dari 0,05 dan nilai beta dari kepemimpinan kepala
sekolah 0,475 lebih besar dari 0,05 maka dalam model regresi tersebut tidak
terdapat problem heteroskedastisitas. Lebih jelasnya pola scatter plot dari hasil
perhitungan diperlihatkan di bawah ini :
67
Gambar 4.5 Scatterplot
Berdasarkan ketiga pengujian asumsi klasik di atas menunjukkan bahwa
model regresi berganda yang diperoleh tidak mengalami penyimpangan asumsi
klasik sehinnga efisien untuk menggambarkan bentuk hubungan antar variabel
penelitian
4.1.4 Pengujian Hipotesis
4.1.4.1 Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan perhitungan analisis regresi
ganda menggunakan program komputasi SPSS for Windows release 12 diperoleh
hasil seperti pada tabel berikut :
68
Tabel 4.10. Hasil Analisis Varian (ANOVA)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1044.311 2 522.156 101.631 .000a Residual 405.884 79 5.138 Total 1450.195 81
Sumber : Data Penelitian,diolah (Lampiran 5, Hal :
108 )
Hasil analisis pada tabel di atas diperoleh Fhitung :101,631dengan harga
signifikansi sebesar 0,000. Harga signifikansi kurang dari 0,05 hal ini
menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan. Maka dengan
demikian dapat dikatan bahwa secara bersama-sama atau simultan ada pengaruh
yang signifikan antara motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru akuntansi SMK di Kota Semarang.
4.1.4.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji
keberartian pengaruh dari masing-masing variabel beas yaitu motivasi kerja (X1)
dan kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja guru akuntansi (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program komputasi SPSS for
windows release 12 diperoleh hasil seperti pada tabel berikut :
69
Tabel 4.11 Hasil Uji t Model
1
(Constan) X1 X2
T
Sig Correlations Zero-order Partial Part
4,187 0,000
6,209 0,000 0,762 0,573 0,370
6,280 0,000 0,764 0,577 0,374
Sumber : Data Penelitian, diolah (Lampiran 5, Hal: 108 )
1) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran dan terangkum pada tabel 4.11
diatas menunjukkan bahwa untuk variabel motivasi kerja diperoleh thitung = 6,209
dengan harga signifikan 0,000 karena harga signifikansi yang diperoleh kurang
dari 0,050 (0,000<0,050) maka menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh
tersebut signifikan, hal ini berarti bahwa variabel motivasi kerja (X1) berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja guru (Y) maka Ha diterima dan menolak Ho.
2) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran dan terangkum pada tabel 4.11
didepan menunjukkan bahwa untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah
diperoleh thitung= 6,280 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi yang
diperoleh kurang dari 0,05 (0,000<0,050) hal ini menunjukkan bahwa nilai t yang
diperoleh tersebut signifikan, hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan kepala
sekolah (X2) juga berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru (Y) maka
Ha diterima dan menolak Ho
70
4.1.4.3 Koefisien Determinasi Simultan (R 2 )
Derajat hubungan antara motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru akuntansi secara bersama-sama atau secara simultan dapat
diketahui dari harga korelasi secara simultan atau R. Berdasarkan hasil analisis
dengan menggunakan program komputasi SPSS for Windows release 12
diperoleh hasil seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.12. Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .849a .720 .713 2.26667 Sumber : Data Penelitian, diolah (Lampiran 5, Hal :
107 )
Berdasarkan tabel 4.22 menunjukkan bahwa harga koefisien korelasi secara
simultan (R) sebesar 0,849. Besarnya pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru akuntansi SMK dapat diketahui dari harga
koefisien determinasi simultan (R2) sebesar 0,713. Dengan demikian
menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara
bersama-sama mempengaruhi kinerja guru akuntansi sebesar 72% dan sisanya
yaitu 28% dari kinerja guru akuntansi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dikaji dalam penelitian ini.
4.1.4.3 Koefisien Determinasi Parsial (r 2 )
Derajat hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel
terikat dalam penelitian ini dapat diketahui dari harga koefisien korelasi secara
71
parsial. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program komputasi
SPSS for windows release 12 seperti terangkum pada tabel berikut ini :
Tabel 4.13 Tabel Koefisien Determinasi Parsial
Model
CorrelationsZero-order Partial Part
(Constant) Motivasi Kerja Kepemimpinan Kepala Sekolah
.762 .764
.573 .577
.370 .374
Sumber : Data Penelitian, diolah (Lampiran 5, Hal : 108 )
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa harga koefisien korelasi secara
parsial (r2) antara motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar 0,573 dan koefisien
korelasi parsial antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar
0,577. Besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat
dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial (r2) dari
masing-masing variabel tersebut. Dengan demikian besarnya pengaruh motivasi
kerja terhadap kinerja guru r2 (0,573) atau 32,83% dan besarnya kepemimpinan
kepala sekolah (0,577) atau 33,29%. Hal ini berarti bahwa variabel motivasi kerja
memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap kinerja guru. Dari hasil tersebut
diketahui pula bahwa selain motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah,
kinerja guru juga dipengaruhi faktor lain
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda dengan
menggunakan bantuan program SPSS for Windows release 12 pengaruh
motivasi kerja guru dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru akuntansi SMK di Kota Semarang diperoleh persamaan regresi yaitu
72
Y= 10,666 + 0,354X1 + 0,192X2 . Dari persamaan tersebut, dapat
diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan satu point motivasi kerja guru
akan diikuti kenaikan kinerja guru akuntansi sebesar 0,192 apabila
kepemimpinan kepala sekolah dianggap tetap, dan setiap terjadi kenaikan
satu point kepemimpinan kepala sekolah akan diikuti kenaikan kinerja
guru akuntansi sebesar 0,354 apabila motivasi kerja guru dianggap tetap.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa keeratan
hubungan antara motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
guru dapat diketahui dari koefisien korelasi secara parsial yang dibuktikan dari
hasil secara simultan yang dibuktikan dengan uji F yang memperoleh F hitung yang
memiliki signifikansi kurang dari 0,05 dan uji t yang memperoleh thitung yang
memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05. Besarnya pengaruh motivasi kerja dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dilihat dari koefisien
determinasi simultan (R2) yaitu 0,713 atau sebesar 71,3 %, hal ini menunjukkan
bahwa motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kinerja guru. Sedangkan sisanya yaitu 28,7% dari kinerja
guru ditentukan oleh variabel lain selain motivasi kerja dan kepemimpinan kepala
sekolah yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan besarnya pengaruh
secara parsial antara motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntansi adalah 0,573
atau 32,83% sedangkan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh sebesar 0,577
atau 33,29%. Maka semakin baik motivasi kerja dan kepemimpinan kepala
sekolah akan meningkatkan kinerja guru atau sebaliknya.
Hasil penelitian ini didukung pendapat Mulyasa (2007: 227), bahwa kinerja
seorang guru dapat dipengaruhi oleh sepuluh faktor baik internal maupun
73
eksternal yaitu: dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat
terhadap tugas, penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari
kepala sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, adanya pelatihan, kelompok
diskusi terbimbing, dan layanan perpustakaan. Perpaduan antara faktor internal
dan eksternal sangat mempengaruhi kinerja guru.
4.2.1. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Akuntansi SMK
Berdasarkan hasil analisis deskriptif presentase menunjukkan bahwa
motivasi kerja guru akuntansi dalam kategori tinggi yaitu sebesar 80%.
Berdasarkan hasil analisis data secara parsial menunjukkan bahwa untuk variabel
motivasi kerja diperoleh thitung = 6,209 dengan harga signifikan 0,000 karena
harga signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,050 (0,000<0,050) maka
menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan, hal ini berarti
bahwa variabel motivasi kerja (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
guru (Y) maka Ha diterima.
Hal ini berarti guru-guru Akuntansi SMK di Kota Semarang memiliki
motivasi kerja yang tinggi. Secara nyata motivasi kerja dari dulu di SMK Kota
semarang dapat ditunjukkan dari perilakunya. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan diketahui bahwa perilaku guru akuntansi SMK di Kota Semarang
dalam melaksanakan pekerjaannya telah menunjukkan ketekunan, keuletan,
kemandirian, kreatif dan keyakinan atas pekerjaannya yang tinggi. Hal tersebut
didukung pendapat Sardiman (2005:83) yang menyatakan bahwa motivasi yang
ada pada diri setiap orang yang tinggi dapat dilihat dari Tekun menghadapi tugas
(dapat menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai),
74
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), Menunjukkan minat terhadap
bermcam-macam masalah, Lebih senang bekerja sendiri, Cepat bosan pada tugas-
tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja,
sehingga kurang kreatif, Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin
akan sesuatu), Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini, Senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
4.2.2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
Akuntansi SMK
Hasil analisis deskriptif presentase untuk kepemimpinan kepala sekolah masuk
dalam kategori baik yaitu sebesar 77%. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa
untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah dipnalisis data secara parsial di
peroleh thitung= 6,280 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi yang
diperoleh kurang dari 0,05 (0,000<0,050) hal ini menunjukkan bahwa nilai t yang
diperoleh tersebut signifikan, hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan kepala
sekolah (X2) juga berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru (Y) maka
Ha diterima
Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinnan kepala Sekolah sudah baik dan
kepala sekolah sudah menunjukkan kemampuannya dalam menjelaskan tugasnya
sebagai pengawas secara baik, selain itu kepala sekolah juga telah memiliki
stabilitas emosi saat menghadapi setiap masalah yang timbul, memiliki
kemampuan dalam mengambil setiap keputusan secara tegas, memiliki
keterampilan komunikasi yang baik, dan memiliki keterampilan menjalin
hubungan sosial dengan guru secara baik pula. Dari hasil tersebut menunjukkan
75
bahwa selain berorientasi kepada tugas, kepala sekolah SMK di Kota Semarang
dalam memimpin institusinya juga mengutamakan terjalinnya hubungan harmonis
dengan bawahan dalam hal ini adalah guru. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Winardi (2000: 83) yang menyatakan kepemimpinan kepala sekolah yang baik
bisa tercapai apabila kepala sekolah memiliki sifat energi alamiah dan mental,
sifat mengenal tujuan dan arah, anthusiasme, sifat ramah dan afeksi, integritas,
kemampuan teknis, dapat mengambil keputusan, Intelegensi, kemampuan untuk
mengajarkan sesuatu, kepercayaan, stabilitas emosi, pengetahuan tentang relasi
insani, obyektif, dorongan pribadi, ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan
sosial.
76
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil
suatu simpulan sebagai berikut :
1) Secara bersama-sama motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah
berpengaruh terhadap kinerja guru akuntansi SMK di Kota Semarang.
Besarnya pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru akuntansi SMK di kota Semarang dapat diketahui dari harga
koefisien determinasi simultan (R2) sebesar 0,713. Maka dengan demikian
menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara
bersama-sama mempengaruhi kinerja guru sebesar 71,3% dan sisanya yaitu
28,7% dari kinerja guru dipengaruhi oleh factor lain yang tidak dikaji dalam
penelitian ini.
2) Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru akuntansi SMK di Kota
Semarang. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi kerja seorang guru
maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja guru tersebut. Motivasi kerja
mempunyai pengaruh terhadap kinerja dengan kontribusi 32,83%
3) Ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru akuntansi
SMK di Kota Semarang. Hal ini berarti bahwa semakin baik kepemimpinan
kepala sekolah akan diikuti dengan meningkatnya kinerja guru tersebut.
77
Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh terhadap kinerja dengan
kontribusi 33,29%.
5.2. Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai
berikut:
1) Guru akuntansi hendaknya lebih memotivasi dirinya dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya yang lebih efektif dengan meningkatkan
kreativitasnya dalam mengajar melalui penggunaan metode dan media
mengajar yang lebih bervariasi sesuai pokok bahasan yang diajarkan. Selain
itu usaha untuk mempertahankan keyakinannya atas segala ide atau gagasan
untuk memajukan sekolah selama itu dipandang benar dapat dilaksanakan
secara riil.
2) Kepala sekolah hendaknya lebih mengefektifkan kepemimpinannya terutama
aspek supervisi pada perangkat pembelajaran guru dan pada saat proses
pembelajaran, serta aspek jalinan hubungan sosial terutama dengan pihak-
pihak yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
sekolah seperti orang tua siswa, masyarakat sekitar dan pihak-pihak terkait
lainnya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Handayani Sri. 2009. Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Guru Ekonomi Akunntansi SMA di kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang : UNNES
Irawan Hengki. 2006. Pengaruh Persepsi Guru mengenai Kepemimpinan
Kepala Seklah terhadap Kinerja Guru SMK Negeri dikabupaten Brebes. Tesis. Semarang : PPS UNNES
Kreitner Robert, Angelo. 2000. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat Kurniati Laili. 2007. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Purbalingga. Skripsi. Semarang; UNNES
Levonia Ria. 2009. Pengaruh Persepsi Guru mengenai Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Ekonomi Akuntansi SMA Se kota Pati. Skripsi. Semarang : UNNES
Mangkunegara Anwar. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung : Rosdakarya ....................................2007. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung :
Rafika Aditama Medwel. 2007. Motivation as a Determination of Teachers Performance in
Seondary School soial science subject A case Study of Ibadan South East Local Government of Oyo Stat, Nigeria. www. Medwel Journalis. Com (05maret2009)
Mulyasa. 2003. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya ..............2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung PT Remaja
Rosdakarya Purwanto Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Robins Stephens, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat
79
Rumiyati Sri. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Boyolali dengan Keefektifan Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Semarang : UNNES
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Sasrrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : PT Bumi
Aksara Sudjana Nana. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensindo ..................... 2002. Metode Statistika. Bandung : Transito. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfa Beta Sule Erni. Kurniawati. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana Sutomo. 2004. Manajemen Sekolah. Semarang : UPT MKK UNNES Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia ....................... 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : PT Raja Grafindo Winardi. 2004. Motivasi dan Pemotivasian. Jakarta : Raja Grafindo Persada Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
2006. Surabaya .: Kesindo Utama
80
ANALISIS DESKRIPTIF PERSENTASE MOTIVASI KERJA
No Kode Resp
Ketekunan Keuletan Kemandirian Keyakinan KreatifSkor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit
1 R-1 13 87% ST 10 100% ST 10 100% ST 15 100% ST 20 100% ST2 R-2 13 87% ST 8 80% T 7 70% T 10 67% S 14 70% T3 R-3 11 73% T 9 90% ST 9 90% ST 15 100% ST 15 75% T4 R-4 15 100% ST 9 90% ST 10 100% ST 15 100% ST 20 100% ST5 R-5 7 47% R 6 60% S 7 70% T 11 73% T 13 65% S6 R-6 15 100% ST 10 100% ST 10 100% ST 15 100% ST 19 95% ST7 R-7 12 80% T 9 90% ST 9 90% ST 13 87% ST 19 95% ST8 R-8 8 53% S 6 60% S 7 70% T 9 60% S 13 65% S9 R-9 13 87% ST 10 100% ST 10 100% ST 14 93% ST 18 90% ST10 R-10 14 93% ST 9 90% ST 10 100% ST 15 100% ST 20 100% ST11 R-11 13 87% ST 9 90% ST 9 90% ST 8 53% S 14 70% T12 R-12 14 93% ST 9 90% ST 8 80% T 14 93% ST 15 75% T13 R-13 14 93% ST 6 60% S 8 80% T 12 80% T 14 70% T14 R-14 13 87% ST 10 100% ST 8 80% T 15 100% ST 18 90% ST15 R-15 13 87% ST 9 90% ST 10 100% ST 12 80% T 12 60% S16 R-16 15 100% ST 9 90% ST 9 90% ST 12 80% T 17 85% ST17 R-17 14 93% ST 9 90% ST 9 90% ST 13 87% ST 18 90% ST18 R-18 12 80% T 10 100% ST 9 90% ST 13 87% ST 18 90% ST19 R-19 14 93% ST 7 70% T 6 60% S 8 53% S 10 50% R20 R-20 13 87% ST 10 100% ST 6 60% S 15 100% ST 17 85% ST21 R-21 13 87% ST 10 100% ST 7 70% T 15 100% ST 17 85% ST22 R-22 13 87% ST 9 90% ST 9 90% ST 10 67% S 15 75% T23 R-23 11 73% T 10 100% ST 9 90% ST 13 87% ST 15 75% T24 R-24 13 87% ST 8 80% T 7 70% T 13 87% ST 17 85% ST25 R-25 14 93% ST 7 70% T 7 70% T 9 60% S 15 75% T26 R-26 11 73% T 9 90% ST 8 80% T 9 60% S 16 80% T27 R-27 12 80% T 9 90% ST 9 90% ST 14 93% ST 17 85% ST28 R-28 14 93% ST 8 80% T 8 80% T 11 73% T 15 75% T29 R-29 13 87% ST 6 60% S 9 90% ST 14 93% ST 14 70% T30 R-30 13 87% ST 9 90% ST 10 100% ST 11 73% T 16 80% T31 R-31 13 87% ST 10 100% ST 9 90% ST 14 93% ST 17 85% ST32 R-32 11 73% T 9 90% ST 6 60% S 12 80% T 16 80% T33 R-33 13 87% ST 9 90% ST 7 70% T 11 73% T 18 90% ST34 R-34 13 87% ST 9 90% ST 10 100% ST 13 87% ST 18 90% ST35 R-35 14 93% ST 10 100% ST 8 80% T 12 80% T 13 65% S36 R-36 12 80% T 10 100% ST 10 100% ST 11 73% T 15 75% T37 R-37 14 93% ST 7 70% T 7 70% T 13 87% ST 13 65% S38 R-38 12 80% T 9 90% ST 7 70% T 12 80% T 13 65% S39 R-39 13 87% ST 8 80% T 7 70% T 10 67% S 14 70% T40 R-40 13 87% ST 10 100% ST 7 70% T 11 73% T 16 80% T41 R-41 12 80% T 7 70% T 7 70% T 9 60% S 16 80% T42 R-42 14 93% ST 8 80% T 9 90% ST 12 80% T 17 85% ST43 R-43 11 73% T 7 70% T 7 70% T 9 60% S 11 55% S44 R-44 14 93% ST 8 80% T 6 60% S 12 80% T 16 80% T45 R-45 13 87% ST 8 80% T 9 90% ST 13 87% ST 15 75% T46 R-46 12 80% T 9 90% ST 7 70% T 14 93% ST 14 70% T47 R-47 14 93% ST 8 80% T 6 60% S 12 80% T 15 75% T48 R-48 13 87% ST 7 70% T 7 70% T 12 80% T 15 75% T49 R-49 13 87% ST 7 70% T 9 90% ST 13 87% ST 14 70% T
81
No Kode Resp
Ketekunan Keuletan Kemandirian Keyakinan KreatifSkor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit
50 R-50 12 80% T 10 100% ST 10 100% ST 13 87% ST 15 75% T51 R-51 12 80% T 7 70% T 6 60% S 8 53% S 13 65% S52 R-52 13 87% ST 8 80% T 7 70% T 14 93% ST 20 100% ST53 R-53 14 93% ST 9 90% ST 7 70% T 13 87% ST 16 80% T54 R-54 12 80% T 7 70% T 8 80% T 12 80% T 17 85% ST55 R-55 12 80% T 5 50% R 6 60% S 11 73% T 13 65% S56 R-56 11 73% T 6 60% S 8 80% T 10 67% S 12 60% S57 R-57 14 93% ST 9 90% ST 10 100% ST 13 87% ST 15 75% T58 R-58 13 87% ST 9 90% ST 8 80% T 10 67% S 18 90% ST59 R-59 14 93% ST 6 60% S 6 60% S 10 67% S 15 75% T60 R-60 13 87% ST 7 70% T 8 80% T 13 87% ST 16 80% T61 R-61 13 87% ST 10 100% ST 6 60% S 12 80% T 15 75% T62 R-62 14 93% ST 5 50% R 8 80% T 10 67% S 14 70% T63 R-63 12 80% T 8 80% T 6 60% S 9 60% S 13 65% S64 R-64 11 73% T 8 80% T 8 80% T 11 73% T 13 65% S65 R-65 14 93% ST 8 80% T 5 50% R 14 93% ST 13 65% S66 R-66 14 93% ST 8 80% T 7 70% T 11 73% T 18 90% ST67 R-67 13 87% ST 9 90% ST 9 90% ST 13 87% ST 18 90% ST68 R-68 12 80% T 9 90% ST 8 80% T 10 67% S 16 80% T69 R-69 13 87% ST 7 70% T 7 70% T 13 87% ST 15 75% T70 R-70 8 53% S 7 70% T 9 90% ST 12 80% T 14 70% T71 R-71 12 80% T 8 80% T 9 90% ST 14 93% ST 13 65% S72 R-72 14 93% ST 9 90% ST 9 90% ST 14 93% ST 14 70% T73 R-73 14 93% ST 9 90% ST 8 80% T 10 67% S 15 75% T74 R-74 12 80% T 6 60% S 8 80% T 12 80% T 17 85% ST75 R-75 13 87% ST 9 90% ST 8 80% T 10 67% S 11 55% S76 R-76 12 80% T 7 70% T 7 70% T 12 80% T 14 70% T77 R-77 12 80% T 10 100% ST 8 80% T 12 80% T 14 70% T78 R-78 13 87% ST 7 70% T 9 90% ST 12 80% T 14 70% T79 R-79 13 87% ST 6 60% S 8 80% T 10 67% S 14 70% T80 R-80 12 80% T 9 90% ST 8 80% T 10 67% S 16 80% T81 R-81 12 80% T 9 90% ST 9 90% ST 13 87% ST 15 75% T82 R-82 10 67% S 8 80% T 7 70% T 12 80% T 13 65% S
Jumlah 1040 85% ST 678 83% T 654 80% T 981 80% T 1256 77% TDistribusi Jawaban Responden
Sangat Tinggi 52
43
31
34
24Tinggi 26 29 40 27 41Sedang 3 8 10 21 16Rendah 1 2 1 0 1Sangat Rendah 0 0 0 0 0
Distribusi Persentase Jawaban RespondenSangat Tinggi 63,41%
52,44%
37,80%
41,46%
29,27%Tinggi 31,71% 35,37% 48,78% 32,93% 50,00%Sedang 3,66% 9,76% 12,20% 25,61% 19,51%Rendah 1,22% 2,44% 1,22% 0,00% 1,22%Sangat Rendah 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
82
ANALISIS DESKRIPTIF PERSENTASE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
No Kode Resp
Kemampuan dalam
mengambil keputusan
Ketrampilan Berkomunikasi
Stabilitas Emosi Obyektifitas
Ketrampilan Mengarahkan
dan Memotivasi
Keterampilan Sosial
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit1 R-1 15 100% SB 17 85% SB 15 100% SB 14 93% SB 10 100% SB 19 95% SB2 R-2 13 87% SB 12 60% CB 9 60% CB 9 60% CB 6 60% CB 12 60% CB3 R-3 11 73% B 12 60% CB 9 60% CB 9 60% CB 6 60% CB 12 60% CB4 R-4 15 100% SB 20 100% SB 15 100% SB 15 #### SB 10 100% SB 20 100% SB5 R-5 7 47% KB 10 50% KB 9 60% CB 8 53% CB 6 60% CB 11 55% CB6 R-6 15 100% SB 20 100% SB 13 87% SB 15 #### SB 9 90% SB 19 95% SB7 R-7 12 80% B 20 100% SB 15 100% SB 15 #### SB 10 100% SB 20 100% SB8 R-8 8 53% CB 12 60% CB 8 53% CB 8 53% CB 5 50% KB 11 55% CB9 R-9 13 87% SB 16 80% B 12 80% B 11 73% B 7 70% B 15 75% B
10 R-10 14 93% SB 19 95% SB 14 93% SB 15 #### SB 9 90% SB 20 100% SB11 R-11 13 87% SB 15 75% B 8 53% CB 10 67% CB 5 50% KB 12 60% CB12 R-12 14 93% SB 16 80% B 10 67% CB 13 87% SB 8 80% B 14 70% B13 R-13 14 93% SB 16 80% B 10 67% CB 12 80% B 6 60% CB 16 80% B14 R-14 13 87% SB 18 90% SB 12 80% B 9 60% CB 6 60% CB 18 90% SB15 R-15 13 87% SB 15 75% B 11 73% B 9 60% CB 6 60% CB 12 60% CB16 R-16 15 100% SB 17 85% SB 12 80% B 11 73% B 9 90% SB 17 85% SB17 R-17 14 93% SB 12 60% CB 7 47% KB 9 60% CB 5 50% KB 13 65% CB18 R-18 12 80% B 16 80% B 10 67% CB 10 67% CB 6 60% CB 16 80% B19 R-19 14 93% SB 13 65% CB 10 67% CB 9 60% CB 7 70% B 12 60% CB20 R-20 13 87% SB 17 85% SB 14 93% SB 13 87% SB 8 80% B 17 85% SB21 R-21 13 87% SB 13 65% CB 11 73% B 11 73% B 8 80% B 13 65% CB22 R-22 13 87% SB 17 85% SB 10 67% CB 13 87% SB 7 70% B 10 50% KB23 R-23 11 73% B 17 85% SB 13 87% SB 9 60% CB 10 100% SB 19 95% SB24 R-24 13 87% SB 15 75% B 11 73% B 9 60% CB 6 60% CB 14 70% B25 R-25 14 93% SB 17 85% SB 13 87% SB 13 87% SB 7 70% B 15 75% B26 R-26 11 73% B 16 80% B 13 87% SB 10 67% CB 8 80% B 13 65% CB27 R-27 12 80% B 19 95% SB 15 100% SB 14 93% SB 10 100% SB 19 95% SB28 R-28 14 93% SB 11 55% CB 11 73% B 12 80% B 7 70% B 14 70% B29 R-29 13 87% SB 17 85% SB 12 80% B 12 80% B 7 70% B 17 85% SB30 R-30 13 87% SB 17 85% SB 11 73% B 13 87% SB 7 70% B 14 70% B31 R-31 13 87% SB 20 100% SB 15 100% SB 15 #### SB 10 100% SB 18 90% SB32 R-32 11 73% B 12 60% CB 11 73% B 9 60% CB 5 50% KB 13 65% CB33 R-33 13 87% SB 16 80% B 11 73% B 12 80% B 6 60% CB 14 70% B34 R-34 13 87% SB 19 95% SB 15 100% SB 14 93% SB 9 90% SB 18 90% SB35 R-35 14 93% SB 17 85% SB 10 67% CB 8 53% CB 5 50% KB 16 80% B36 R-36 12 80% B 15 75% B 11 73% B 12 80% B 6 60% CB 12 60% CB37 R-37 14 93% SB 19 95% SB 13 87% SB 14 93% SB 10 100% SB 14 70% B38 R-38 12 80% B 16 80% B 8 53% CB 9 60% CB 7 70% B 15 75% B39 R-39 13 87% SB 18 90% SB 11 73% B 14 93% SB 9 90% SB 15 75% B40 R-40 13 87% SB 19 95% SB 13 87% SB 13 87% SB 10 100% SB 16 80% B41 R-41 12 80% B 11 55% CB 9 60% CB 11 73% B 5 50% KB 10 50% KB42 R-42 14 93% SB 18 90% SB 14 93% SB 12 80% B 9 90% SB 17 85% SB43 R-43 11 73% B 16 80% B 13 87% SB 12 80% B 7 70% B 19 95% SB44 R-44 14 93% SB 19 95% SB 13 87% SB 14 93% SB 10 100% SB 19 95% SB45 R-45 13 87% SB 16 80% B 14 93% SB 15 #### SB 10 100% SB 14 70% B
83
No Kode Resp
Kemampuan dalam
mengambil keputusan
Ketrampilan Berkomunikasi
Stabilitas Emosi Obyektifitas
Ketrampilan Mengarahkan
dan Memotivasi
Keterampilan Sosial
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit46 R-46 12 80% B 19 95% SB 15 100% SB 14 93% SB 10 100% SB 19 95% SB47 R-47 14 93% SB 14 70% B 12 80% B 10 67% CB 5 50% KB 14 70% B48 R-48 13 87% SB 16 80% B 9 60% CB 7 47% KB 6 60% CB 14 70% B49 R-49 13 87% SB 18 90% SB 11 73% B 14 93% SB 8 80% B 18 90% SB50 R-50 12 80% B 15 75% B 14 93% SB 12 80% B 7 70% B 18 90% SB51 R-51 12 80% B 16 80% B 13 87% SB 10 67% CB 7 70% B 13 65% CB52 R-52 13 87% SB 20 100% SB 15 100% SB 15 #### SB 10 100% SB 18 90% SB53 R-53 14 93% SB 16 80% B 14 93% SB 14 93% SB 9 90% SB 19 95% SB54 R-54 12 80% B 17 85% SB 12 80% B 14 93% SB 7 70% B 17 85% SB55 R-55 12 80% B 13 65% CB 9 60% CB 9 60% CB 6 60% CB 13 65% CB56 R-56 11 73% B 14 70% B 8 53% CB 9 60% CB 7 70% B 12 60% CB57 R-57 14 93% SB 14 70% B 10 67% CB 10 67% CB 5 50% KB 11 55% CB58 R-58 13 87% SB 19 95% SB 14 93% SB 11 73% B 9 90% SB 17 85% SB59 R-59 14 93% SB 14 70% B 11 73% B 12 80% B 5 50% KB 14 70% B60 R-60 13 87% SB 15 75% B 12 80% B 10 67% CB 7 70% B 13 65% CB61 R-61 13 87% SB 13 65% CB 10 67% CB 12 80% B 5 50% KB 15 75% B62 R-62 14 93% SB 14 70% B 11 73% B 8 53% CB 7 70% B 14 70% B63 R-63 12 80% B 11 55% CB 8 53% CB 9 60% CB 6 60% CB 10 50% KB64 R-64 11 73% B 13 65% CB 10 67% CB 10 67% CB 6 60% CB 12 60% CB65 R-65 14 93% SB 17 85% SB 14 93% SB 12 80% B 9 90% SB 12 60% CB66 R-66 14 93% SB 15 75% B 13 87% SB 11 73% B 8 80% B 17 85% SB67 R-67 13 87% SB 12 60% CB 15 100% SB 15 #### SB 9 90% SB 17 85% SB68 R-68 12 80% B 14 70% B 9 60% CB 10 67% CB 7 70% B 13 65% CB69 R-69 13 87% SB 14 70% B 7 47% KB 12 80% B 7 70% B 15 75% B70 R-70 8 53% CB 10 50% KB 8 53% CB 13 87% SB 7 70% B 17 85% SB71 R-71 12 80% B 15 75% B 11 73% B 9 60% CB 6 60% CB 12 60% CB72 R-72 14 93% SB 14 70% B 12 80% B 14 93% SB 8 80% B 19 95% SB73 R-73 14 93% SB 17 85% SB 13 87% SB 13 87% SB 6 60% CB 14 70% B74 R-74 12 80% B 16 80% B 13 87% SB 12 80% B 9 90% SB 17 85% SB75 R-75 13 87% SB 13 65% CB 10 67% CB 9 60% CB 6 60% CB 15 75% B76 R-76 12 80% B 14 70% B 11 73% B 8 53% CB 5 50% KB 14 70% B77 R-77 12 80% B 13 65% CB 12 80% B 9 60% CB 8 80% B 13 65% CB78 R-78 13 87% SB 14 70% B 10 67% CB 11 73% B 9 90% SB 18 90% SB79 R-79 13 87% SB 15 75% B 9 60% CB 11 73% B 7 70% B 13 65% CB80 R-80 12 80% B 17 85% SB 14 93% SB 12 80% B 7 70% B 14 70% B81 R-81 12 80% B 19 95% SB 12 80% B 13 87% SB 7 70% B 10 50% KB82 R-82 10 67% CB 16 80% B 10 67% CB 13 87% SB 7 70% B 15 75% BJumlah ### 85% SB ### 78% B 945 77% B ## 77% B ## 74% B ### 75% B
84
Distribusi Jawaban Responden Sangat Baik 52
31
30
29
24
29Baik 26 33 24 22 30 26Cukup baik 3 16 26 30 17 23Kurang baik 1 2 2 1 11 4Tidak baik 0 0 0 0 0 0
Distribusi Persentase Jawaban RespondenSangat Baik 63,41%
37,80%
36,59%
35,37%
29,27%
35,37%Baik 31,71% 40,24% 29,27% 26,83% 36,59% 31,71%Cukup baik 3,66% 19,51% 31,71% 36,59% 20,73% 28,05%Kurang baik 1,22% 2,44% 2,44% 1,22% 13,41% 4,88%Tidak baik 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
85
ANALISIS DESKRIPTIF PERSENTASE KINERJA GURU
No Kode Resp
Merencanakan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan Evaluasi
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit1 R-1 9 90% SB 20 100% SB 24 96% SB 2 R-2 8 80% B 16 80% B 19 76% B 3 R-3 6 60% CB 16 80% B 21 84% B 4 R-4 9 90% SB 20 100% SB 24 96% SB 5 R-5 8 80% B 14 70% B 17 68% CB 6 R-6 10 100% SB 19 95% SB 25 100% SB 7 R-7 10 100% SB 20 100% SB 22 88% SB 8 R-8 4 40% KB 11 55% CB 16 64% CB 9 R-9 8 80% B 17 85% SB 22 88% SB 10 R-10 10 100% SB 20 100% SB 23 92% SB 11 R-11 9 90% SB 19 95% SB 21 84% B 12 R-12 9 90% SB 15 75% B 22 88% SB 13 R-13 10 100% SB 19 95% SB 20 80% B 14 R-14 9 90% SB 16 80% B 19 76% B 15 R-15 10 100% SB 16 80% B 16 64% CB 16 R-16 9 90% SB 17 85% SB 19 76% B 17 R-17 10 100% SB 18 90% SB 21 84% B 18 R-18 9 90% SB 14 70% B 21 84% B 19 R-19 8 80% B 13 65% CB 17 68% CB 20 R-20 9 90% SB 18 90% SB 17 68% CB 21 R-21 10 100% SB 14 70% B 18 72% B 22 R-22 7 70% B 18 90% SB 21 84% B 23 R-23 9 90% SB 18 90% SB 20 80% B 24 R-24 8 80% B 18 90% SB 23 92% SB 25 R-25 9 90% SB 17 85% SB 23 92% SB 26 R-26 9 90% SB 15 75% B 19 76% B 27 R-27 9 90% SB 18 90% SB 24 96% SB 28 R-28 9 90% SB 13 65% CB 22 88% SB 29 R-29 9 90% SB 18 90% SB 20 80% B 30 R-30 10 100% SB 19 95% SB 20 80% B 31 R-31 10 100% SB 18 90% SB 24 96% SB 32 R-32 8 80% B 13 65% CB 19 76% B 33 R-33 8 80% B 15 75% B 22 88% SB 34 R-34 10 100% SB 18 90% SB 23 92% SB 35 R-35 7 70% B 16 80% B 19 76% B 36 R-36 8 80% B 15 75% B 19 76% B 37 R-37 9 90% SB 15 75% B 21 84% B 38 R-38 7 70% B 16 80% B 19 76% B 39 R-39 7 70% B 19 95% SB 21 84% B 40 R-40 8 80% B 17 85% SB 22 88% SB 41 R-41 9 90% SB 12 60% CB 21 84% B 42 R-42 8 80% B 18 90% SB 22 88% SB 43 R-43 7 70% B 14 70% B 22 88% SB 44 R-44 6 60% CB 18 90% SB 21 84% B 45 R-45 9 90% SB 17 85% SB 20 80% B 46 R-46 9 90% SB 17 85% SB 22 88% SB 47 R-47 9 90% SB 14 70% B 19 76% B
86
No Kode Resp
Merencanakan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan Evaluasi
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit48 R-48 9 90% SB 14 70% B 19 76% B 49 R-49 9 90% SB 16 80% B 19 76% B 50 R-50 9 90% SB 18 90% SB 21 84% B 51 R-51 6 60% CB 16 80% B 20 80% B 52 R-52 9 90% SB 18 90% SB 24 96% SB 53 R-53 9 90% SB 14 70% B 22 88% SB 54 R-54 9 90% SB 13 65% CB 20 80% B 55 R-55 7 70% B 14 70% B 16 64% CB 56 R-56 6 60% CB 14 70% B 18 72% B 57 R-57 9 90% SB 14 70% B 19 76% B 58 R-58 7 70% B 16 80% B 23 92% SB 59 R-59 9 90% SB 15 75% B 17 68% CB 60 R-60 9 90% SB 16 80% B 19 76% B 61 R-61 8 80% B 16 80% B 18 72% B 62 R-62 9 90% SB 13 65% CB 18 72% B 63 R-63 9 90% SB 14 70% B 14 56% CB 64 R-64 8 80% B 14 70% B 18 72% B 65 R-65 7 70% B 16 80% B 18 72% B 66 R-66 9 90% SB 16 80% B 19 76% B 67 R-67 8 80% B 18 90% SB 22 88% SB 68 R-68 7 70% B 14 70% B 21 84% B 69 R-69 8 80% B 15 75% B 18 72% B 70 R-70 8 80% B 15 75% B 18 72% B 71 R-71 7 70% B 16 80% B 18 72% B 72 R-72 10 100% SB 17 85% SB 21 84% B 73 R-73 9 90% SB 15 75% B 20 80% B 74 R-74 9 90% SB 17 85% SB 20 80% B 75 R-75 8 80% B 11 55% CB 22 88% SB 76 R-76 7 70% B 16 80% B 18 72% B 77 R-77 7 70% B 17 85% SB 19 76% B 78 R-78 8 80% B 18 90% SB 20 80% B 79 R-79 7 70% B 14 70% B 21 84% B 80 R-80 7 70% B 18 90% SB 19 76% B 81 R-81 9 90% SB 18 90% SB 20 80% B 82 R-82 8 80% B 15 75% B 18 72% B
Jumlah 686 84% B 1319 80% B 1649 80% B Distribusi Jawaban Responden
Sangat Baik 45
35
23 Baik 32 39 51 Cukup baik 4 8 8 Kurang baik 1 0 0 Tidak baik 0 0 0
Distribusi Persentase Jawaban RespondenSangat Baik 54,88%
42,68%
28,05% Baik 39,02% 47,56% 62,20% Cukup baik 4,88% 9,76% 9,76% Kurang baik 1,22% 0,00% 0,00% Tidak baik 0,00% 0,00% 0,00%
87
ANALISIS DESKRIPTIF PERSENTASE PERVARIABEL
No Kode Resp Motivasi Kerja Kepemimpinan Kepala Sekolah Kinerja Guru
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit1 R-1 68 97% ST 90 95% SB 53 96% SB2 R-2 52 74% T 57 60% CB 43 78% B3 R-3 59 84% ST 61 64% CB 43 78% B4 R-4 69 99% ST 93 98% SB 53 96% SB5 R-5 44 63% S 55 58% CB 39 71% B6 R-6 69 99% ST 90 95% SB 54 98% SB7 R-7 62 89% ST 95 100% SB 52 95% SB8 R-8 43 61% S 53 56% CB 31 56% CB9 R-9 65 93% ST 72 76% B 47 85% SB
10 R-10 68 97% ST 90 95% SB 53 96% SB11 R-11 53 76% T 61 64% CB 49 89% SB12 R-12 60 86% ST 76 80% B 46 84% B13 R-13 54 77% T 72 76% B 49 89% SB14 R-14 64 91% ST 77 81% B 44 80% B15 R-15 56 80% T 64 67% CB 42 76% B16 R-16 62 89% ST 79 83% B 45 82% B17 R-17 63 90% ST 55 58% CB 49 89% SB18 R-18 62 89% ST 73 77% B 44 80% B19 R-19 45 64% S 62 65% CB 38 69% B20 R-20 61 87% ST 80 84% SB 44 80% B21 R-21 62 89% ST 68 72% B 42 76% B22 R-22 56 80% T 69 73% B 46 84% B23 R-23 58 83% T 81 85% SB 47 85% SB24 R-24 58 83% T 67 71% B 49 89% SB25 R-25 52 74% T 78 82% B 49 89% SB26 R-26 53 76% T 71 75% B 43 78% B27 R-27 61 87% ST 90 95% SB 51 93% SB28 R-28 56 80% T 65 68% B 44 80% B29 R-29 56 80% T 78 82% B 47 85% SB30 R-30 59 84% ST 75 79% B 49 89% SB31 R-31 63 90% ST 93 98% SB 52 95% SB32 R-32 54 77% T 64 67% CB 40 73% B33 R-33 58 83% T 72 76% B 45 82% B34 R-34 63 90% ST 90 95% SB 51 93% SB35 R-35 57 81% T 69 73% B 42 76% B36 R-36 58 83% T 67 71% B 42 76% B37 R-37 54 77% T 82 86% SB 45 82% B38 R-38 53 76% T 68 72% B 42 76% B39 R-39 52 74% T 80 84% SB 47 85% SB40 R-40 57 81% T 83 87% SB 47 85% SB41 R-41 51 73% T 55 58% CB 42 76% B42 R-42 60 86% ST 83 87% SB 48 87% SB43 R-43 45 64% S 80 84% SB 43 78% B44 R-44 56 80% T 88 93% SB 45 82% B45 R-45 58 83% T 82 86% SB 46 84% B46 R-46 56 80% T 87 92% SB 48 87% SB47 R-47 55 79% T 66 69% B 42 76% B
88
No Kode Resp Motivasi Kerja Kepemimpinan Kepala Sekolah Kinerja Guru
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit48 R-48 54 77% T 66 69% B 42 76% B49 R-49 56 80% T 82 86% SB 44 80% B50 R-50 60 86% ST 80 84% SB 48 87% SB51 R-51 46 66% S 73 77% B 42 76% B52 R-52 62 89% ST 90 95% SB 51 93% SB53 R-53 59 84% ST 84 88% SB 45 82% B54 R-54 56 80% T 80 84% SB 42 76% B55 R-55 47 67% S 60 63% CB 37 67% CB56 R-56 47 67% S 61 64% CB 38 69% B57 R-57 61 87% ST 64 67% CB 42 76% B58 R-58 58 83% T 82 86% SB 46 84% B59 R-59 51 73% T 66 69% B 41 75% B60 R-60 57 81% T 69 73% B 44 80% B61 R-61 56 80% T 68 72% B 42 76% B62 R-62 51 73% T 63 66% CB 40 73% B63 R-63 48 69% T 56 59% CB 37 67% CB64 R-64 51 73% T 62 65% CB 40 73% B65 R-65 54 77% T 73 77% B 41 75% B66 R-66 58 83% T 74 78% B 44 80% B67 R-67 62 89% ST 80 84% SB 48 87% SB68 R-68 55 79% T 62 65% CB 42 76% B69 R-69 55 79% T 63 66% CB 41 75% B70 R-70 50 71% T 64 67% CB 41 75% B71 R-71 56 80% T 62 65% CB 41 75% B72 R-72 60 86% ST 80 84% SB 48 87% SB73 R-73 56 80% T 76 80% B 44 80% B74 R-74 55 79% T 80 84% SB 46 84% B75 R-75 51 73% T 62 65% CB 41 75% B76 R-76 52 74% T 65 68% B 41 75% B77 R-77 56 80% T 68 72% B 43 78% B78 R-78 55 79% T 73 77% B 46 84% B79 R-79 51 73% T 67 71% B 42 76% B80 R-80 55 79% T 77 81% B 44 80% B81 R-81 58 83% T 73 77% B 47 85% SB82 R-82 50 71% T 73 77% B 41 75% B
Jumlah 4609 80% T 5984 77% B 3654 81% BDistribusi Jawaban Responden
Sangat Tinggi /Baik 25
27
26Tinggi / Baik 50 34 53Sedang/Cukup baik 7 21 3Rendah/Kurang Baik 0 0 0Sangat Rendah/Tidak Baik 0 0 0
Distribusi Persentase Jawaban RespondenSangat Tinggi /Baik 30,49%
32,93%
31,71%Tinggi / Baik 60,98% 41,46% 64,63%Sedang/Cukup baik 8,54% 25,61% 3,66%Rendah/Kurang Baik 0,00% 0,00% 0,00%Sangat Rendah/Tidak Baik 0,00% 0,00% 0,00%
89
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN
Rumus :
Kriteria Butir angket Valid jika rxy > rtabel Perhitungan : berikut ini contoh perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.
No. X Y X2 Y2 XY 1 5 196 25 38416 980 2 4 157 16 24649 628 3 3 168 9 28224 504 4 5 212 25 44944 1060 5 2 141 4 19881 282 6 5 218 25 47524 1090 7 3 212 9 44944 636 8 3 130 9 16900 390 9 4 207 16 42849 828 10 5 191 25 36481 955
Σ 39 1832 163 344812 7353 Dengan menggunakan rumus tersebut DIATAS diperoleh : rxy = 0,658 Pada α = 5% dengan N= 10 diperoleh rtabel = 0,632 karena rxy > r tabel, maka angket No. 1 tersebut Valid.
( )( )( ){ } ( ){ }2222
xyrΣΥ−ΝΣΥΣΧ−ΝΣΧ
ΣΥΣΧ−ΝΣΧΥ=
90
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN Rumus :
Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel Perhitungan 1. Varians total.
( )
ΝΝ
ΣΥ−ΣΥ
=
22
2tσ
σt
2=1021,067 2. Varians Butir Σσb
2 = 41,04 3. Koefisien reliabilitas r11 = 0,982 Pada α = 5% dengan N = 10diperoleh r tabel = 0.362 Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ Σ−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
−= 2
2
11 11k
k
t
brσσ