pengaruh monitoring costs dan bonding costs …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-s-tatiana...

109
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS TERHADAP AGENCY PROBLEM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008-2010 SKRIPSI TATIANA RAHMAWATI 1006815120 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JULI 2012 Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Upload: others

Post on 23-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS

TERHADAP AGENCY PROBLEM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

2008-2010

SKRIPSI

TATIANA RAHMAWATI

1006815120

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2012

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 2: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS

TERHADAP AGENCY PROBLEM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

2008-2010

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

TATIANA RAHMAWATI

1006815120

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2012

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 3: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 4: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 5: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala

nikmat, kemudahan dan berbagai bantuan serta segala hal terbaik yang telah

diberikan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga

tercurah untuk Rasulullah SAW. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya sadar bahwa

dalam menyelesaikan skripsi ini, saya tidak mampu sendirian, banyak pihak yang

membantu saya, mulai dari dosen, orang tua, teman hingga karyawan FEUI. Oleh

karena itu, dalam beberapa paragraf ini, saya ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Papa dan Mama. Banyaknya kasih sayang dan pengorbanan yang kalian

berikan tidak terhitung dan terbalaskan. Tapi semoga kelulusan ini bisa

membuat kalian bangga dan bahagia. Untuk adik kecilku, tumbulah

menjadi orang hebat dengan mengikuti perintah Allah, dengan rasa syukur

dan kasih sayang dalam hatimu. Semoga kita semua bahagia.

2. Datuk dan nenekku sayang.

3. Ibu Ratna wardhani, selaku pembimbing skripsi dan dosen penguji yang

telah memberikan berbagai pertolongan kepada saya, meluangkan waktu

untuk mengevaluasi progress skripsi saya, membantu saya mengolah data,

memberikan pencerahan atas pertanyaan baik yang menyangkut skripsi

atau diluar skripsi, dan membantu saya ketika menghadapi kesulitan dalam

penulisan skripsi ini. Selaku dosen dan atasan ibu sudah memberikan

contoh yang sangat baik bagi saya. Terima kasih bu. Tanpa bimbingan dan

bantuan dari ibu mungkin skripsi ini tidak akan maksimal dan tidak bisa

selesai sesuai deadline. Sekali lagi terima kasih banyak ibu, dan maaf yah

bu kalau saya sering merepotkan dan jika ada perkataan yang kurang

berkenan mohon dimaafkan ibu dospemku sayang hehe. Semoga ibu dan

keluarga selalu sehat dan dalam lindunganNYA amin ya Allah.

4. Ibu Purwatiningsih Lisdiono (bu Ipung), selaku dosen Cg saya yang

baiknya luar biasa tiada tara. Ibu terima kasih atas ilmu yang diberikan

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 6: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

vi

kepada saya dan teman-teman, terima kasih atas kondisi kelas yang

‘hangat dan hidup’ sehingga kami semangat untuk belajar Cg. Ibu yang

selalu mengompori kami untuk jadi agent of change yang baik, semoga

doa ibu terkabul dan terima kasih atas dorongan itu. Saya yang hanya

salah satu dari sekian banyak murid yang kagum atas kebaikan ibu dan

menyayangi ibu, akan selalu ingat pesan ibu dan mendoakan ibu agar ibu

bertambah sehat setiap harinya, mendapatkan yang terbaik dan selalu

dalam lindunganNYA. Amin.

5. Teman-teman yang berjuang bersama dan berbagi berbagai rasa atas

perjuangan untuk mencapai gelar sarjana pada semester ini: Suhainti,

Taranita, Nanda, Sasa, Fety, Acul, Tiara, dan Sari. Terima kasih atas

kebersamaan, atas perjuangan dan canda tawa yang menguatkan penulis

dalam perjuangan mencapai gelar sarjana ini, sungguh terima kasih

temanku. Ini yang kita tunggu, nikmati!haha. ohiya buat tara yang selalu

ngurusin SIAK NG penulis selama 4 tahunan ini, terima kasihnya dobel

yak haha.

6. Tri susanti, si gendut yang selalu bisa membuat saya tersenyum dan

sebagai seorang pendengar yang baik ketika saya sedang jatuh dan juga

objek keisengan saya haha terima kasih.

7. Kepada teman-teman seangkatan Mone, Bowo, ikky, Mayang, Ica, Mega,

Anita, Willa, Radit, Adamusang, Mita, Ayu BJ, Made, Bari, Arin, Jurek,

Rizta, Nyak, Windi, Itin kecil, Itin besar, Ana, Fitri, Feby, Inul, Debo,

Simey, Eda, Yohana, Dinda, Aldi, Widi dan seluruh teman saya di ekstensi

FEUI. Terima kasih atas informasi yang berguna, support dan

kebersamaannya selama ini.

8. Keluarga besar FAE FEUI. Ira, Sandra, Kucay, Dimon, Hasya, Melisa,

Made, Zada, Ijan, Cindy, Sasa, Mayang, Novina, Indri, Ninda , Laura,

Cubul, Friska, Anita, Dewe, Kun, Ka Kia, Ka Wilis, Ka Mamat, Citra,

Adis, Ka Gita, Ka Wid, Eja, Bonan, Bobby, Bang Hendrik, Kiki, Yala,

Anin, Bang Ikhwan, Raul, Jeje, Muki, Ardo, Kadek, Digo, Dito, Sadad,

Abi, Iyas. Terima kasih atas kebersamaannya.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 7: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

vii

9. Indri tryana, sosok senior yang selalu dapat saya andalkan sejak saya

masuk FEUI. Terima kasih atas diskusi dan supportnya ndro! Semoga

cepet kerja di oil and gas company haha.

10. Ayudhia Mahardhika, Zahra Amalia, Amreta Nandini, Rini K, Namira,

Apsari I, Ellen CD, Adisti D, Annisa P dan Abraham A. Suriadikusumah.

11. Padma, Micil, Nisa, Romi, mba Titik, mba Ai, mas Heri dan pak Adi

sebagai kawanan pasca yang menyuport penulis, baik dalam semangat dan

bantuan ngeprint haha. Terima kasih banyak kawan.

12. Mas Jali, mas Wisnu, mas perpus lain, dan mas sekre ekstensi FEUI terima

kasih atas bantuan kemudahan peminjaman buku dan mengakses jurnal,

semoga kebaikan anada sekalian dibalas oleh Allah amin.

13. Pihak-pihak lain yang tak dapat disebutkan satu per satu, namun secara

langsung maupun tidak langsung membantu proses perkuliahan hingga

ujian akhir ini. Terim kasih banyak, dan maaf kalau tidak disebutkan.

Depok, 14 Juli 2012

Tatiana Rahmawati

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 8: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 9: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Tatiana Rahmawati

NPM : 1006815120

Program Studi : S1 Ekstensi

Departemen : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Monitoring Costs dan Bonding Costs Terhadap Agency Problem

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010.

beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-

eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-

kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 14 Juli 2012

Yang menyatakan

Tatiana Rahmawati

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 10: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

ix Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Tatiana Rahmawati

Program Studi : S1 Ekstensi Akuntansi

Judul : Pengaruh Monitoring Costs dan Bonding Costs Terhadap

Agency Problem Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Tahun 2008-2010.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh komponen monitoring effort,

bonding effort dan perbandingan tingkat pengaruhnya terhadap agency problem

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-

2010. Penelitian ini dilakukan dengan didasarkan pada agency theory yang

dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) dan penelitian yang dilakukan

oleh Depken et al., (2009). Secara keseluruhan penelitian ini menggunakan 234

sampel perusahaan yang memenuhi karakteristik sampel dan diolah dengan

metode cross section. Penelitian ini memberikan hasil bahwa komponen

monitoring effort berupa leverage justru akan meningkatkan agency problem.

Sedangkan komponen bonding effort berupa beban iklan pada penjualan dan

kepemilikan manajemen berpengaruh negatif terhadap agency problem.

Sedangkan perbandingan tingkat penjelas antar model monitoring effort dengan

model bonding effort menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan dimana

model monitoring effort memiliki nilai adjusted R squared lebih besar.

Kata kunci:

Agency problem, agency costs, monitoring effort dan bonding effort.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 11: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

x Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Tatiana Rahmawati

Study Program : Bachelor Accounting-Extension Program

Title : The Effect of Monitoring and Bonding Costs to Agency

Problem In Manufacturing Companies Listed on the Indonesian

Stock Exchange In 2008-2010

This research was conducted to see the effect of monitoring component,bonding

component and comparison of the level of influence on the agency problem of

manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008-2010.

The research was based on agency theory that put forward by Jensen and

Meckling (1976) and research conducted by Depken et al., (2009). Overall this

study used a sample of 234 companies that meet characteristics of the sample and

processed by the method of cross section. This study provides the results that

monitoring effort in the form of leverage would likely increase the agency

problem. While the effort of bonding component as advertising on sales and

property management negatively affect the agency problem. Whereas comparison

of the level of influence beetwen monitoring effort model and bonding effort

model showed unsignificantly different while monitoring effort model has higher

value of adjusted R squared.

Key words:

Agency problem, agency costs, monitoring effort and bonding effort.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 12: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

xi Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

ABSTRACT ........................................................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 8

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9

1.4. Kontribusi Penelitian ................................................................................ 9

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 10

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................. 11

BAB 2 TEORI DAN TINJAUAN LITERATUR ............................................. 13

2.1. Agency Theory ........................................................................................ 13

2.1.1. Agency problem .......................................................................... 14

2.1.1.1 Klasifikasi Agency problem ........................................... 17

2.1.2. Agency Cost ............................................................................... 21

2.2. Agency Problem di Indonesia.................................................................. 22

2.3. Pengukuran Agency problem .................................................................. 24

2.4. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Agency Cost ................................... 26

2.4.1. Monitoring Effort ....................................................................... 27

2.4.2. Bonding effort ............................................................................. 31

2.5. Rerangka Penelitian dan Pengembangan Hipotesis ................................. 34

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 40

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 40

3.2. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 40

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 13: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

xii Universitas Indonesia

3.3. Metode Pengambilan Sampel .................................................................. 41

3.4. Model Penelitian..................................................................................... 41

3.5. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................................... 43

3.6. Metode Pengujian Asumsi Klasik ........................................................... 46

3.6.1 Pengujian Asumsi Multikolinearitas ............................................ 47 3.6.2. Pengujian Asumsi Heterokedastisitas .......................................... 48 3.6.3. Pengujian Asumsi Autokorelasi .................................................. 49 3.6.4. pengujian Asumsi Normalitas ..................................................... 49

3.7. Teknik Analisis Data .............................................................................. 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ............................................... 52

4.1. Analisis Pemilihan Sampel ..................................................................... 52

4.2. Statisitk Deskriptif .................................................................................. 53

4.3. Model Monitoring Effort ........................................................................ 57

4.3.1. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................ 57

4.3.1.1. Uji Heterokedastisitas ................................................... 57

4.3.1.2. Uji Multikolinearitas .................................................... 58

4.3.1.3. Uji Autokorelasi ........................................................... 59

4.3.1.4. Uji Normalitas .............................................................. 60

4.3.2. Analisis Hasil Regresi................................................................. 62

4.4. Model Bonding Effort ............................................................................. 66

4.4.1. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................ 66

4.4.1.1. Uji Heterokedastisitas ................................................... 66

4.4.1.2. Uji Multikolinearitas .................................................... 67

4.4.1.3. Uji Autokorelasi ........................................................... 68

4.4.1.4. Uji Normalitas .............................................................. 69

4.4.2. Analisis Hasil Regresi................................................................. 70

4.5. Perbandingan Keefektifan Monitoring Effort dan Bonding Effort ............ 73

4.6. Rangkuman Hasil Penelitian ................................................................... 74

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 76

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 76

5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ............... 77

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 80

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 14: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Sampel Penelitian .............................................................................. 53

Tabel 4. 2 Statistik Deskrptif Model Monitoring Effort ...................................... 54

Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif Model Bonding Effort .......................................... 56

Tabel 4. 4 Pengujian Heterokedastisitas Model Monitoring Effort ...................... 58

Tabel 4. 5 Uji Multikolinearitas Model Monitoring Effort .................................. 59

Tabel 4. 6 Pengujian Autokorelasi Model Monitoring Effort .............................. 59

Tabel 4. 7 Pengujian Autokorelasi Model Monitoring Effort Setelah Autoregresif

.......................................................................................................................... 60

Tabel 4. 8Hasil Uji Normalitas Data Monitoring Effort ...................................... 61

Tabel 4. 9 Hasil Regresi Model Monitoring Effort ............................................. 63

Tabel 4. 10 Pengujian Heterokedastisitas Model Bonding Effort ........................ 67

Tabel 4. 11 Uji Multikolinearitas Model Bonding Effort..................................... 67

Tabel 4. 12 Pengujian Autokorelasi Model Bonding Effort ................................. 68

Tabel 4. 13 Pengujian Autokorelasi Model Bonding Effort Setelah Autoregresif 68

Tabel 4. 14 Hasil Uji Normalitas Data Bonding Effort. ...................................... 70

Tabel 4. 15 Hasil Regresi Model Bonding Effort ............................................... 71

Tabel 4. 16 Perbandingan Adjusted R Squared Model Monitoring Effort Dan

Bonding Effort ................................................................................................... 73

Tabel 4. 17 Ringkasan Hasil Penelitian .............................................................. 74

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 15: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Rerangka Penelitian ....................................................................... 34

Gambar 4. 1 Uji Normalitas Untuk Data Monitoring Effort ................................ 61

Gambar 4. 2 Uji Normalitas Untuk Data Bonding Effort .................................... 69

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 16: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

xv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Regresi Model Firm Value Sebelum Treatment Autoregresif . 86

Lampiran 2 Hasil Regresi Model Firm Value Setelah Treatment Autoregresif ... 87

Lampiran 3 Hasil Regresi Model Monitoring Effort Sebelum Treatment Sebelum

Autoregresif ....................................................................................................... 88

Lampiran 4 Hasil Uji Multikolinearitas Model Monitoring Effort ...................... 88

Lampiran 5 Hasil Regresi Model Monitoring Effort Setelah Treatment

Autoregresif ....................................................................................................... 89

Lampiran 6 Hasil Uji Heterokedastisitas Model Monitoring Effort ..................... 90

Lampiran 7 Hasil Regresi Model Bonding Effort Sebelum Treatment Autoregresif

.......................................................................................................................... 91

Lampiran 8 Hasil Uji Multikolinearitas Model Bonding Effort ........................... 91

Lampiran 9 Hasil Uji Heterokedastisitas Model Bonding Effort ......................... 92

Lampiran 10 Hasil Regresi Model Bonding Effort Setelah Treatment Autoregresif

.......................................................................................................................... 93

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 17: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan perekonomian Indonesia yang bisa dijelaskan dengan teori

korporasi modern dan teori korporasi post-modern, dimana karakter kepemilikan

perusahaan dimiliki oleh banyak pemegang saham dan menganut entity theory

(Arifin, 2005). Entity theory menyebutkan bahwa suatu entitas dipandang sebagai

suatu kesatuan yang terpisah dari pemilik (Godfrey et al., 2010). Sebagai

akibatnya perusahaan dapat dengan jelas mengidentifikasi transaksi yang

berkaitan dan memang menjadi tanggung jawab perusahaan. Karena semua

transaksi yang dilakukan oleh pemilik dan tidak berhubungan dengan perusahaan

akan dikeluarkan dari perhitungan perusahaan.

Ketika pemilik (principal/pemilik/shareholder) menunjuk orang lain

(manajemen/agen) untuk mengelola perusahaan ini disebut dengan agency

relationship (Jensen dan Meckling, 1976). Sedangkan menurut Schroeder et al.,

(2010), agency relationship menunjukan adanya hubungan antara 2 pihak, dimana

pihak yang satu menunjuk pihak yang lain untuk berperilaku seperti pihak yang

menunjuk tersebut. Contoh dari agency relationship adalah hubungan antara

stockholders dengan manajer, kreditur dengan stockholder, majority, stockholders

dengan minority stockholders, pemerintah dengan perusahaan, karyawan dengan

perusahaan, manajer dengan auditor dan masyarakat publik dengan perusahaan.

Selain itu Schroeder (2010) juga berpendapat bahwa agency relationship terjadi

karena shareholders/pemilik tidak punya keahlian untuk mengatur perusahaan

sendiri, sehingga mereka harus mempekerjakan agen untuk merepresentasikan

mereka. Agency theory merupakan salah satu teori yang muncul dalam

perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan

model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia (Arifin,

2005). Agency theory yang diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun

1976 tergolong ‘teori baru’ yang melengkapi teori sebelumnya yakni Teori Neo

Klasik pada tahun 1870–an (Sidabutar, 2003). Idealnya, agen yang ditunjuk

sebagai pihak yang menjalankan perusahaan oleh pemilik akan bertindak untuk

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 18: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

2

Universitas Indonesia

meningkatkan kesejahteraan para pemilik. Namun kenyataannya selama

perusahaan beroperasi, terdapat perbedaan kepentingan dan tujuan antara pihak

agen dan principal yang disebut dengan agency problem.

Pertentangan dan tarik-menarik kepentingan antara principal dan agen dapat

menimbulkan permasalahan. Menurut Schroeder (2010), para agen diberikan

kekuasaan membuat keputusan untuk kepentingan shareholders, tetapi

shareholders tidak dapat mengamati semua aksi dan keputusan yang dibuat oleh

agen sehingga muncul ancaman bahwa agen tidak akan bertindak sesuai dengan

kepentingan pemilik. Menurut Schulze et al., (2001), pendelegasian otoritas

tersebut membuat agen mendapatkan risiko yang tidak secara utuh ditanggung

oleh kompensasi, sebagai akibatnya pendelegasian ini memberikan mereka

kesempatan dan dorongan untuk mencari kompensasi tambahan dari bagian yang

tidak ada kompensasinya. Hal tersebut juga menciptakan information asymmetric

terhadap aktifitas agen yang apabila tidak di cek akan mempengaruhi firm

performance dan mengganggu kesejahteraan pemilik dan agen. Asumsi agency

theory ada 3, yaitu: (i) Bounded rationality: semua pihak akan bertindak rasional.

Yaitu semua pihak akan berupaya untuk meningkatkan utilitas atau kesejahteraan

pribadinya. (ii) Opportunism: adanya kesempatan yang mendorong untuk

melakukan fraud atau penyelewengan. Hal ini dapat diminimalisir dengan control

yang memadai. (iii) Information Asymmetric: tidak terdistribusinya informasi

secara baik yang mengakibatkan agen memiliki informasi yang lebih

dibandingkan dengan pemilik/shareholder.

Dalam penelitian Arifin (2005), permasalahan agency theory ini disebut

dengan Asymmetric Information, yaitu informasi yang tidak seimbang disebabkan

oleh tidak terdistribusinya informasi secara merata antara pemilik dan agen.

Sesuai dengan entity theory yang menyatakan bahwa pemilik dianggap sebagai

orang luar, maka mereka akan bergantung kepada angka akuntansi yang

dihasilkan oleh manajemen sebagai laporan penggunaan dana mereka. Sehingga

ketika fungsi akuntansi sebagai pengawas tidak berjalan dengan baik, maka

tingkat Asymmetric Information akan tinggi dan akan menimbulkan keinginan

besar bagi manajemen untuk memanipulasi kinerja yang dilaporkan untuk

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 19: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

3

Universitas Indonesia

kepentingan sendiri. Sedangkan dalam penelitian Vojtech (2011), agency problem

muncul karena manajemen mempunyai insentif yang berbeda daripada

meningkatkan utility shareholder. Karena setiap pihak adalah pihak yang rasional

dan akan bertindak untuk memaksimalkan keuntungan pribadinya sendiri. Dalam

penelitian lain yang dilakukan oleh Harjito dan Nurfauziah (2008) mengatakan

bahwa penyebab dari agency problem adalah perbedaan pandangan antara pemilik

dengan agen terhadap risiko bisnis. Dimana pemilik menginginkan pemilihan

proyek oleh manajemen yang memiliki risiko tinggi agar mendapatkan imbas

hasil yang juga tinggi, karena pemilik hanya bertanggung jawab menanggung

resiko sebesar dana yang mereka tanamkan. Sedangkan bagi manajemen akan

lebih menyukai proyek dengan risiko yang tidak terlalu tinggi. Dalam kasus ini

principal dikatageorikan sebagai risk tolerant dan manajemen dikatagorikan

sebagai risk averse.

Untuk mengoptimalkan setiap pengambilan keputusan perusahaan, dan juga

efek dari pemisahaan antara pemilik dengan agen terdapat biaya–biaya yang harus

dikeluarkan ketika terdapat agency relationship ini. Terdapat tiga biaya yang

disebut dengan agency cost (Jensen dan Meckling, 1976). Biaya yang pertama

adalah monitoring cost yaitu, pemilik harus mengeluarkan biaya yang dirancang

untuk memonitor dan mengendalikan perilaku agen agar tidak menyimpang.

Contoh dari biaya monitoring sendiri sangat berkaitan dengan fungsi akuntansi

sebagai pengawas, dimana monitoring bisa dilakukan oleh auditor, kreditor,

blockholder dan berbagai pihak pemangku kepentingan lainnya.

Biaya yang kedua adalah bonding cost yaitu adalah biaya yang sifatnya

mengikat, dikeluarkan oleh agen sebagai jaminan bahwa pihak agen tidak akan

melakukan aktivitas yang merugikan principal atau sebagai jaminan yang

membatasi kegiatan manajemen untuk memperoleh keuntungan pribadi yang akan

merugikan prinsipal. Harjito dan Nurfauziah (2008), juga menyatakan bahwa

biaya bonding adalah biaya yang merujuk pada usaha meyakinkan manajer untuk

bekerja bagi kepentingan pemilik tanpa perlu melakukan pengawasan. Salah satu

contoh dari biaya bonding ini adalah kompensasi eksekutif. Dimana umumnya

kompensasi yang baik adalah kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja,

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 20: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

4

Universitas Indonesia

sehingga terlihat upaya yang dihasilkan akan memiliki dampak terhadap value

perusahaan. Ketika value perusahaan naik maka nilai yang diberikan terhadap

kinerja agen baik sehingga kompensasi akan meningkat.

Biaya yang terakhir adalah residual loss yaitu penurunan tingkat

kesejahteraan pemilik maupun agen setelah adanya agency relationship karena

agency problem tidak pernah dapat dipecahkan secara sempurna. Atau perbedaan

return yang didapatkan karena perbedaan keputusan investasi antara pemilik

dengan agen (Harjito dan Nurfauziah, 2000).

Telah disebutkan diatas bahwa sering kali kinerja manajemen dikaitkan

dengan firm value. Maka ketika shareholder dan manajemen memiliki kontrak

(efficient contracting) yang mengikat dimana akan menyesuaikan dan

menyelaraskan kepentingan dan keinginan antara manajemen dengan shareholder

akan mengakibatkan firm value sebuah perusahaan tinggi. Bisa dikatakan bahwa

perusahaan sudah berjalan dengan effisien. Eksistensi dari agency cost terlihat

dari berkurangnya firm value yang diakibatkan dari kinerja perusahaan yang tidak

efisien (Depken et al., 2009). Banyak hal yang akan mempengaruhi firm value

dari sebuah perusahaan untuk bisa dikatakan sebagai perusahaan yang kinerjanya

effisien.

Penggunaan skor ineffisiensi ini juga diteliti oleh Habib and Ljunqvist

(2005) dalam Depken et al., (2009) yang menyatakan bahwa skor ineffisiensi ini

merupakan hasil perhitungan proporsional dari agency cost. Hasil serupa juga

didapatkan oleh Miguel et al., (2005) yang menyatakan bahwa terdapat ketidak

efisienan dalam proses pengambilan keputusan ketika terdapat agency problem.

Penelitian terhadap agency cost juga dilakukan oleh Henry (2009) yang mencoba

meneliti mengenai pengaruh corporate governance, ownership stucture dan faktor

lainnya terhadap agency cost. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Battese dan Coelli (1995) mengungkapkan estimasi hubungan antara agency cost

dan berbagai bentuk dari kompensasi eksekutif, kinerja perusahaan, mekanisme

pengawasan eksternal dan pengeruh lain.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 21: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

5

Universitas Indonesia

Berkurangnya firm value dari perusahaan tentunya akan merugikan banyak

pihak yang memiliki kepentingan di dalamnya. Maka karena itu penelitian

mengenai sebab berkurangnya firm value yang diakibatkan oleh ketidak efisienan

yang timbul akibat agency problem perlu dilakukan. Salah satu cara untuk

mengurangi agency problem adalah dengan melakukan mekanisme monitoring

effort dan bonding effort. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor–

faktor apa yang terkait dengan monitoring effort dan bonding effort terhadap

agency cost. Mekanisme monitoring effort dapat diklasifikasikan sebagai

monitoring effort dimensi eksternal dan dimensi internal. Untuk monitoring effort

dimensi eksternal dapat diukur dengan kualitas KAP yang mengaudit suatu

perusahaan tersebut, selain itu terdapat faktor leverage dan blockholders.

Blockholders adalah institusi non-keuangan yang mempunyai persentase

kepemilikan yang besar. Sedangkan untuk mekanisme monitoring effort dimensi

internal adalah persentase kehadiran rata-rata dari rapat komisaris.

Untuk mekanisme bonding effort hanya terdapat pada dimensi internal

perusahaan. Mekanisme bonding ini terkait dengan berbagai bentuk kompensasi

eksekutif, beban iklan pada penjualan dan efisiensi rasio (Depken et al., 2009).

Mekanisme bonding effort ini, ditetapkan hanya berdimensi internal karena semua

pelaku dalam bonding effort ini merupakan pihak internal dan berdasarkan

kebijakan internal perusahaan.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling tentang

agency problem (1976), maka hubungan agency ini sangatlah penting. Terlebih

lagi jika dikaitkan dengan perkembangan perekonomian yang dialami oleh

Indonesia. Pratt dan Zeckhauser (1991) dalam Sidabutar (2003) menyebutkan

beberapa paradigma menarik mengenai agency relationship ini yaitu: a) agency

relationship ini lebih signifikan daripada sebelumnya pada pada bidang politik

dan ekonomi dan b) Negara-negara maju seperti Jerman dan Jepang membuktikan

bahwa loyalitas perusahaan yang dibangun antara manajemen dalam jangka

panjang akan menghasilkan kepercayaan dan saling menguntungkan yang dapat

mengurangi agency problem.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 22: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

6

Universitas Indonesia

Sedangkan untuk keterjadian agency problem di Indonesia sendiri cukup

jelas terlihat, hal ini sesuai dengan penelitian Arifin (n.d), Siregar dan Utama

(2006) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikian perusahaan publik di

Indonesia banyak yang terkonsentrasi sehingga mendorong pemegang saham

pengendali/majoritas mengambil alih hak dan memindahkan kekayaan dari

pemegang saham non pengendali/minoritas. Selain itu sesuai dengan penelitian

Pratt dan Zeckhauser (1991) kondisi atau iklim politik di Indonesia cukup panas,

mengingat banyaknya regulator yang bisa dipengaruhi oleh perkumpulan

pengusaha atau komunitas dengan berbagai kepentingan berkeinginan untuk ikut

‘meracik’ peraturan yang mempunyai efek terhadap pelaporan keuangan. Selain

itu belum adanya keberpihakan pemerintah untuk menjamin ketersediaan

lapangan kerja untuk seluruh WNI di dalam negeri membuat karyawan atau agen

mengeruk kekayaan semaksimal mungkin selagi mereka bekerja. Sehingga secara

tidak langsung mereka akan melakukan misappropriation asset dan pengeluaran–

pengeluaran yang membebankan entitas yang berakibat juga pada kesejahteraan

pemilik. Terkait dengan globalisasi yang juga menuntut jaminan keamanan dan

kepastian dalam berinvestasi di Indonesia, dimana setiap keputusan investasi atau

keputusan ekonomi lainnya akan mengacu kepada value dan juga track record

dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu, sangat menarik untuk di bahas lebih

lanjut, terlebih lagi mengenai tingkat pengaruh dari monitoring dan bonding cost

terhadap penurunan agency problem. Karena ketika agency problem dapat

diminimalisir dan value of firm bisa dikatakan maksimal sehingga nilai

ineffisiensi kecil, tentunya iklim investasi akan baik yang diikuti dengan

perkembangan perekonomian yang lebih baik karena akan menarik investor untuk

menanamkan modalnya dan para kreditur untuk bisa lebih percaya dalam

menyalurkan dananya.

Penelitian sebelumnya banyak yang membahas mengenai pengaruh

monitoring cost dan bonding cost terhadap performa perusahaan. Ada pula yang

meneliti menggunakan metode qualitatif mengingat agency problem sedikit sulit

untuk dikuantifisir. Ang et al., (2000) mengukur agency cost dengan

menggunakan deviations of expense dan efficiency ratio sehingga dapat

dikuantifisir. Selain itu Ariswati (2004) dalam tesisnya meneliti analisa pengaruh

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 23: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

7

Universitas Indonesia

biaya agensi terhadap dividen. Penelitian tersebut lebih terkait dengan apakah

kebijakan dividen dapat mengurangi agency problem sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Jensen & Mecking (1976). Selain itu terdapat pula penelitian

yang dilakukan oleh Agrawal dan Knoeber (1996) berusaha untuk mengontrol

agency problem antara manajemen dengan shareholder. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Depken et al., (2009)

tentang mekanisme monitoring effort dan bonding effort untuk mengurangi

agency problem dengan beberapa perubahan. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu adalah:

1. Mekanisme yang dilakukan untuk mengurangi agency problem

diklasifikasikan ke dalam 2 dimensi, yaitu dimensi internal dan eksternal

untuk monitoring effort dan dimensi internal untuk bonding effort.

2. Penelitian kali ini memasukan unsur kualitas KAP dan leverage

sebagai salah satu proksi yang dapat digunakan sebagai monitoring external.

Penelitian Depken et al.,(2009) tidak memasukan Kualitas KAP dan

leverage sebagai faktor yang mempengaruhi agency problem. Selain itu

pada monitoring internal peneliti memasukan persentase kehadiran rata-rata

dari rapat komisaris.

3. Penelitian ini juga memasukan kepemilikan manajemen sebagai

salah satu proksi yang dapat digunakan sebagai bonding effort. Dalam

penelitian Depken et al., (2009), faktor yang dimasukan sebagai bonding

effort adalah kompensasi kas komisaris dan direksi, effisiensi ratio dan

advertising/sales ratio. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan kompensasi eksekutif, advertising/sales ratio, dan

kepemilikan manajemen. Penambahan kepemilikan manajemen ditujukan

untuk melihat apakah kepemilikan manajemen akan berpengaruh terhadap

agency problem.

4. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang berada di

Indonesia pada tahun 2008-2010. Karena setiap perbedaan dari budaya,

regulasi dan tempat tentunya akan berpengaruh dari agency relationship

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 24: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

8

Universitas Indonesia

yang terjadi. Pemilihan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur

dikarenakan bidang ini merupakan salah satu penggerak perekonomian di

Indonesia. Menurut JASICA (Jakarta Stock Industrial Clasification)

menyatakan bahwa industri manufaktur merupakan secondary sector yang

berjumlah sekitar 25 jenis perusahaan dari total 56 jenis perusahaan yang di

klasifikasikan sebagai sub sector industri yang berada di Indonesia. Industri

manufaktur juga cenderung stabil dalam kondisi perekonomian dan dengan

harapan tidak terjadi bias yang disebabkan oleh perbedaan industri

(Amarani, 2009). Selain itu industri manufaktur merupakan industri yang

memberikan multiple effect yang besar dalam perkembanga perekonomian

dan juga merupakan industri yang padat modal. Artinya likuiditas

perindustrian merupakan faktor utama dikarenakan sejak awal sudah sarat

dengan kebutuhan kas yang tinggi dan perlu pengelolaan yang efisien dan

efektif (Triyana, 2011). Karena jumlahnya yang cukup signifikan di pasar

Indonesia maka, penelitian terkait industri ini akan sangat berguna dan

semoga dapat digeneralisir dengan industri lainnya.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh dari faktor-faktor

monitoring effort dan bonding effort baik dimensi internal maupun eksternal untuk

meminimalisir agency problem. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Faktor–faktor apa yang terkait dengan monitoring effort yang

berpengaruh terhadap agency cost?

2. Faktor–faktor apa yang terkait dengan bonding effort yang berpengaruh

terhadap agency cost?

3. Apakah terdapat perbedaan kekuatan penjelas antara monitoring effort dan

bonding effort dalam mempengaruhi agency cost?

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 25: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

9

Universitas Indonesia

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh faktor-faktor apa yang terkait dengan

monitoring effort terhadap agency cost .

2. Menganalisis pengaruh faktor-faktor apa yang terkait dengan bonding

effort terhadap agency cost.

3. Menganalisis perbedaan kekuatan penjelas antara monitoring effort dan

bonding effort dalam mempengaruhi agency cost.

Dari semua faktor tersebut akan dihasilkan manakah faktor yang memang

berpengaruh signifikan terhadap agency problem. Sehingga hasil penelitian ini

bisa dijadikan referensi bagi investor, kreditor dan pihak berkepentingan lainnya

untuk mengambil keputusan ekonomi.

1.4. Kontribusi Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terbagi atas perusahaan dan bagi pihak

lain, dengan rincian sebagai berikut :

1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan: riset seperti ini di

Indonesia belum banyak dilakukan, tetapi agency problem di

Indonesia ternyata cukup kompleks dikarenakan adanya struktur

kepemilikan yang terkonsentrasi seperti hasil penelitian Siregar

dan Utama (2006) dan berbagai kondisi politik. Selain itu

penelitian ini memasukan variable–variable monitoring effort dan

bonding effort yang sebelumnya belum pernah diteliti dalam

konteks agency problem dan kaitannya untuk mengurangi agency

problem. variable yang dipergunakan diklasifikasikan sebagai

monitoring effort dan bonding effort yang berdimensi internal dan

eksternal. penelitian ini juga membandingkan antara monitoring

effort dan bonding effort yang memiliki kekuatan penjelas lebih

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 26: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

10

Universitas Indonesia

tinggi atas pengaruhnya terhadap agency problem. sehingga akan

terlihat kekurangan dan kelebihan dalam hal kualitas upaya untuk

mengurangi agency problem tersebut.

2. Untuk pemilik/shareholder: Sebagai bahan masukan untuk

mempertimbangkan aksi yang ingin dilakukan untuk

meminimalisir agency problem.

3. Untuk agen/manajemen: Sebagai bahan masukan untuk

memperhitungkan cost dan benefit dari tindakan yang diambil

terutama untuk pengambilan kebijakan/keputusan ekonomi.

4. Untuk potensial investor: Sebagai tambahan pertimbangan untuk

menentukan tempat investasi yang terbaik. Sekaligus sebagai

bahan untuk referensi terhadap kepemimpinan manajemen dan

nilai perusahaan.

5. Untuk kreditor: Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk

menentukan kelayakan pemberian kredit.

6. Untuk regulator: Sebagai salah satu referensi mengenai apa yang

perlu diatur dan ditambahkan dalam peraturan mengenai

perusahaan terbuka.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang tergabung

dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2008-2010. Terdapat 129 perusahaan pada tahun 2010, 125 pada tahun 2009 dan

123 pada tahun 2008 yang merupakan perusahaan manufaktur yang menjadi objek

penelitian.

Untuk industri manufaktur dipilih penulis karena industri manufaktur

merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, artinya

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 27: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

11

Universitas Indonesia

perkembangan industri manufaktur merupakan bagian yang penting dalam

pertumbuhan perekonomian Indonesia.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam tugas akhir ini, penulis membagi pokok pembahasan kedalam 5 bab

dan disertai dengan lampiran sebagai pendukung tugas akhir ini. Berikut

sistematika penyajiannya:

BAB I - PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesis

penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penelitian. Selain itu,

bab ini juga mencakup ruang lingkup penelitian yang terdiri dari batasan

masalah, cakupan geografi, dan periode penelitian.

BAB II – LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas teori – teori yang terkait dengan agency theory,

agency problem, agency cost, struktur kepemilikan, kualitas KAP, firm

value, monitoring dan bonding cost serta tinjauan tinjauan literatur dari

penelitian – penelitian sebelumnya yang terkait dengan variabel yang

dipergunakan sebagai landasan dari penelitian ini.

BAB III – METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan gambaran mengenai metodologi yang akan digunakan

dalam penelitian ini, yaitu termasuk metode pengumpulan data, metode

pengumpulan sampel penelitian, penjelasan mengenai variabel penelitian,

model dan hipotesis penelitian, serta metode pengolahan dan analisa data.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 28: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

12

Universitas Indonesia

BAB IV – ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisa atas data penelitian yang telah diolah yang

kemudian dibahas untuk menjawab rumusan masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya.

BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian ini berupa pernyataan-

pernyataan singkat yang merupakan jawaban atas rumusan masalah

penelitian dan saran – saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 29: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

13 Universitas Indonesia

BAB 2

TEORI DAN TINJAUAN LITERATUR

2.1. Agency Theory

Dalam perekonomian modern, pemisahan terhadap pengelola dan pemilik

sudah menjadi metode yang dilakukan oleh semua perusahaan besar dan yang

terdaftar di bursa. Pemisahan ini berakibat berupa pendelegasian otoritas kepada

agen agar agen dapat membuat keputusan atas kegiatan sehari–hari untuk

kelangsungan operasi perusahaan.

Terdapat 3 penjelasan yang mendasari kenapa pemilik mendelegasikan

otoritas tersebut. Penjelasan pertama adalah ukuran perusahaan, semakin besar

perusahaan maka akan semakin sulit pemilik untuk mengatur dan mengelola

sendiri, maka karena itu diperlukannya agen yang akan membantu pengelolaan.

Penjelasan yag kedua adalah kompleksitas operasi bisnis, semakin komples

operasi bisnis suatu perusahaan akan semakin membutuhkan sumberdaya yang

kompeten. Sehingga ketika pemilik tidak mempunyai kemampuan dalam

mengelola operasi perusahaan yang semakin lama akan semakin sulit sesuai

dengan perkembangan perekonomian dan tuntutan globalisasi, akan diperlukanlah

sumberdaya yang kompeten tersebut. Penjelasan yang ketiga adalah situasi

pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan harus pada saat yang tepat dan

oleh orang yang tepat, sehingga situasi saat pengambilan keputusan merupakan

hal yang penting. Situasi yang dimaksudkan disini adalah tekanan yang muncul

karena keterbatasan kemampuan kognitif seseorang. Seiring dengan keputusan

yang harus dipilih terdapat pula risiko dan tekanan, maka untuk meningkatkan

kualitas pengambilan keputusan bisa dengan memberikan bagian keputusan

kepada individu yang tepat dan berbeda. Hal serupa juga dijelaskan oleh Islam

(2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa alasan pendelegasian otoritas

adalah untuk menggunakan tenaga yang lebih profesional dan untuk memberikan

waktu istirahat kepada pemilik.

Pendelegasian tersebut bisa menjelaskan teori agensi. Teori agensi yang

diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976 merupakan teori yang

dikatagorikan ’baru’ , melengkapi teori sebelumnya yakni Teori Neo Klasik pada

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 30: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

14

Universitas Indonesia

tahun 1870–an yang menganggap pengelolaan juga dilakukan oleh pemilik

(Sidabutar, 2003). Teori agensi ini merupakan teori yang lahir dari teori entitas

yang memisahkan antara kepentingan pribadi dengan entitas bisnisnya, dimana

teori entitas merupakan teori turunan dari teori ekuitas (Alijoyo et al., 2004).

Maka menurut Alijoyo et al., (2004), teori agensi adalah teori yang menjelaskan

hubungan kontraktual antara pihak yang mendelegasikan pengambilan keputusan

tertentu dengan pihak yang menerima pendelegasian tersebut. Ketika pemilik

(principal/owner/shareholder) menunjuk orang lain (manajemen/agen) untuk

mengelola perusahaan disebut dengan agency relationship (Jensen dan Meckling,

1976).

Implikasi dari pemisahan kepemilikan (owner) dengan pengelolaan (agen)

yang diisyaratkan pada agency theory memungkinkan terciptanya ‘check and

balance’ dalam sebuah perusahaan sehingga terjadi independensi yang sehat bagi

para agen untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang optimal dan return yang

memadai bagi shareholders (Alijoyo et al., 2004). Sebagai kekurangannya bila

tidak terjadi ‘check and balance’ yang wajar sehingga interaksi antara pemilik

dengan agen akan terganggu, seperti yang dikemukakan oleh Jensen dan

Meckling (1976). Jensen dan Meckling berpendapat bahwa ketika sebuah

perusahaan dikelola oleh orang yang berbeda dengan pemilik maka nantinya akan

timbul masalah (agency problem) karena setiap individu diasumsikan rasional

(akan berusahan untuk mementingkan kesejahteraan pribadinya melebihi

kesejahteraan pemilik). Agency problem dapat diminimalisir dengan beberapa

upaya yang tentunya juga menimbulkan biaya. Upaya tersebut merupakan agency

cost.

2.1.1. Agency problem

Teori korporasi modern dan post modern menyatakan bahwa kepemilikan

suatu perusahaan dimiliki oleh banyak orang. Investor yang memiliki kepemilikan

di suatu perusahaan terbagi menjadi 2 tipe (Kim et al., 2010). Tipe pertama yaitu

investor aktif yang selalu berfokus pada kinerja perusahaan. Tipe kedua adalah

investor pasif yang lebih berfokus pada risiko dan return dari investasi yang

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 31: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

15

Universitas Indonesia

dilakukannya dan tidak berkeinginan untuk terlibat langsung dalam menjalankan

bisnis perusahaan. Baik investor aktif maupun pasif tidak bisa membuat

keputusan sehari–hari untuk kelangsungan bisnis perusahaan. Maka karena itu

dibutuhkan manajemen yang kompeten dan profesional.

Terdapat 3 penyebab munculnya agency problem menurut penelitan

terdahulu, yaitu:

1. Dikarenakan adanya kompensasi yang tidak seimbang dengan usaha/upaya

yang dikeluarkan oleh manajemen.

2. Dikarenakan ada asymmetric information antara manajemen dengan

pemilik.

3. Dikarenakan adanya perbedaan pandangan terhadap risiko bisnis.

Penjelasan tentang penyebab Agency problem yang dikemukakan oleh

Schroeder (2011), adalah para agen diberikan kekuasaan untuk membuat

keputusan untuk kepentingan pemilik, tetapi pemilik tidak dapat mengamati

semua aksi dan keputusan yang dibuat oleh manajemen, sehingga muncul

ancaman bahwa manajemen tidak akan bertindak sesuai dengan kepentingan

pemilik. Pendelegasian otoritas seperti yang dikemukakan oleh Schroeder (2011)

juga diteliti oleh Schulze (2001) yang menyatakan bahwa pendelegasian otoritas

tersebut membuat manajemen mendapatkan risiko yang tidak secara utuh

ditanggung oleh kompensasi, sebagai akibatnya pendelegasian ini memberikan

mereka kesempatan dan dorongan untuk mencari kompensasi tambahan dari

bagian yang tidak ada kompensasinya.

Penelitian lain yang berusaha meneliti tentang penyebab agency problem

adalah Arifin (2005), menurut beliau permasalahan dari agency problem ini

adalah asymmetric information, yaitu informasi yang tidak seimbang disebabkan

oleh tidak terdistribusinya informasi secara merata antara manajemen dan pemilik.

Sesuai dengan entity theory yang menyatakan bahwa pemilik dianggap sebagai

orang luar, maka para pemilik akan bergantung kepada angka akuntansi yang

dihasilkan oleh manajemen sebagai laporan penggunaan dana mereka. Sehingga

ketika fungsi akuntansi sebagai pengawas tidak berjalan dengan baik, maka

tingkat asymmetric information akan tinggi dan akan menimbulkan keinginan

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 32: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

16

Universitas Indonesia

besar bagi manajemen untuk memanipulasi kinerja yang dilaporkan untuk

kepentingan sendiri. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Islam (2010) yang

menyatakan bahwa alasan terjadinya agency problem adalah karena asimetri

informasi. Lebih lanjut Islam (2010) juga menyatakan bahwa selain asimetri

informasi, agency problem juga diakibatkan oleh hak pembuatan keputusan.

Penelitian Arifin (2005) sangat berkorelasi dengan penelitian Vojtech (2011) yang

menyatakan bahwa agency problem muncul karena manajemen mempunyai

insentif yang berbeda daripada meningkatkan kesejahteraan pemilik. Karena

setiap pihak adalah pihak yang rasional yang akan bertindak untuk

memaksimalkan keuntungan pribadinya sendiri.

Selain itu dalam penelitian Harjito dan Nurfauziah (2008) mengatakan

bahwa penyebab dari agency problem adalah perbedaan pandangan antara pemilik

dengan manajemen terhadap risiko bisnis. Dimana pemilik menginginkan

pemilihan proyek oleh manajemen yang memiliki risiko tinggi agar mendapatkan

imbas hasil yang juga tinggi, karena pemilik hanya bertanggung

jawab/menanggung resiko sebesar dana yang mereka tanamkan. Sedangkan bagi

manajemen akan lebih menyukai proyek dengan risiko yang tidak terlalu tinggi.

Dalam kasus ini principal dikatagorikan sebagai risk lover dan manajemen

dikatagorikan sebagai risk averse. Pendapat tersebut juga didukung oleh Islam

(2010) yang menyatakan bahwa agency problem juga muncul dikarenakan adanya

perbedaan pandangan terhadap risiko bisnis.

Dalam pandangan Harjito dan Nurfauziah (2008) tentang perbedaan

pandangan terhadap risiko bisnis terkait dengan sifat alami dari pemilik (investor)

dan manajemen. Investor pasif yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan

dengan investor aktif, lebih berfokus pada risiko dan return dari investasinya.

Untuk meminimalkan risiko, mereka melakukan difersifikasi terhadap investasi.

Sehingga ketika perusahaan bermasalah mereka hanya akan bertanggung jawab

terhadap jumlah yang mereka investasikan. Sedangkan untuk agen, mereka akan

menanggung risiko yang besar, termasuk diberhentikan dari pekerjaan

dikarenakan tidak berhasil memenuhi tujuan perusahaan (Schroeder et al., 2011).

Jadi dapat disimpulkan bahwa agency problem merupakan masalah yang

timbul karena adanya ketidakcukupan kompensasi atas upaya manajemen yang

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 33: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

17

Universitas Indonesia

akan mendorong terjadinya fraud, asymmetric information dan perbedaan

pandangan terhadap risiko. Semua itu merupakan efek dari pemisahan

kepemilikan (owner) dengan pengelolaan (manajemen). Atau dalam definisi lain

menurut Alijoyo et al., ( 2004 ) agency problem timbul sebagai akibat keinginan

manajemen untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang

dapat mengorbankan kepentingan pemilik untuk memperoleh return dan nilai

jangka panjang perusahaan.

Agency problem tersebut bisa dikuantifisir dengan rendahnya firm value

yang diakibatkan oleh kinerja manajemen yang tidak efisien. Ketidak efisienan

kinerja juga merupakan sebuah biaya bagi suatu perusahaan. Bentuk dari ketidak

efisienan kinerja manajemen yang berakibat pada kesejahteraan pemilik dan juga

manajemen adalah penggunaan asset perusahaan untuk kepentingan pribadi,

discrenatiory expense untuk pembelian asset yang tidak produktif maupun

pengeluaran yang dibebankan kepada perusahaan tetapi penggunaannya untuk

kepentingan pribadi, kecurangan dalam menyusun laporan keuangan dan

pembelian fasilitas manajemen yang berlebihan.

2.1.1.1 Klasifikasi Agency problem

Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency problem yang dimaksud bisa

diklasifikasikan kedalam 2 tipe. Tipe yang pertama adalah antara manajemen

dengan pemilik yang disebut sebagai agency problem of equity dan yang kedua

adalah antara debtholder dengan manajemen-pemilik yang disebut dengan agency

problem of debt. Dimana agency problem yang terjadi antara manajemen dengan

pemilik akan terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan individu dengan kepemilikannya,

yaitu: (i) Manajemen dengan pemilik (baik minoritas maupun mayoritas), (ii)

antara pemilik minoritas dengan mayoritas,dan yang terakhir (iii) antara

manajemen yang mempunyai kepemilikan dan pemilik dari luar perusahaan.

Walaupun dalam pengklasifikasian pihak yang terkait agency problem of

equity ini berbeda, yaitu antara (i) manajemen dengan pemilik (baik minoritas

maupun mayoritas) dan (iii) manajemen yang mempunyai kepemilikan dengan

pemilik dari luar, tetapi efek yang ditimbulkan akan sama. Jensen dan Meckling

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 34: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

18

Universitas Indonesia

(1976) mengungkapkan bahwa agency problem yang terjadi antara manajemen

dengan pemilik terkait dengan kepemilikan manajemen/agen tersebut. Masalah

muncul ketika kepemilikan manajemen kurang dari 100% atau tidak adanya sama

sekali kepemilikan oleh manajemen. Kepemilikan manajemen kurang dari 100%

yang disebut sebagai α, maka ketika perusahaan mendapatkan keuntungan, pihak

manajemen hanya berhak untuk mendapatkan sebesar α tersebut. Biaya untuk

mendapatkan income perusahaan tersebut ditanggung oleh pemilik, yaitu

manajemen dan pemilik lainnya yang juga memiliki saham sebesar 1- α, atau

ditangggung oleh pemilik seluruhnya (pemegang saham) apabila tidak ada

kepemilikan oleh manajemen. Biaya tersebut dapat dimanipulasi oleh manajemen

yang nantinya akan mempengaruhi income dari perusahaan. Jadi ketika pemilik

yang bukan manajemen (outsider) hanya menunggu income dari hasil operasi

perusahaan sebesar 1- α ,dengan asumsi bahwa setiap orang rasional maka

manajemen akan berusaha untuk mendapatkan income tambahan dari konsumsi

asset perusahaan atau membeli fasilitas untuk manajemen secara berlebihan yang

nantinya biayanya juga akan ditanggung oleh si pemilik. Dalam hal ini

manajemen akan mendapatkan 2 kali keuntungan, yaitu saat pihak manajemen

mengkonsumsi untuk kepentingan pribadi atas asset perusahaan dan juga

pembagian keuntungan yang juga dipengaruhi oleh konsumsi pihak manajemen

tersebut. Ketika manajemen tidak mempunyai kepemilikan maka mereka hanya

akan mengkonsumsi asset perusahaan tanpa adanya pembagian keuntungan dari

kepemilikan tersebut. Tetapi effort yang dikeluarkan oleh manajemen ketika

posisinya juga sebagai pemilik akan berbeda jika hanya sebagai pegawai saja. Jadi

dapat disimpulkan bahwa semakin kecil kepemilikan manajemen di suatu

perusahaan akan semakin besar konsumsi pribadinya.

Berkurangnya value of firm diakibatkan karena adanya konsumsi pribadi

yang merupakan ineffisiensi bagi perusahaan.Tetapi jika pihak manajemen merasa

keuntungan untuk menaikan firm value lebih besar daripada keuntungan konsumsi

pribadi, maka mereka akan mengikatkan diri dalam kontrak yang membatasi

aktifitas mereka. Kontrak yang berperan untuk menyelaraskan kepentingan

manajemen dengan kepentingan pemilik.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 35: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

19

Universitas Indonesia

Eksistensi dari agency problem antara manajemen yang memiliki saham

perusahaan dengan pemegang saham dari luar (insider vs outsider shareholder)

juga diteliti oleh Masson dan Madhaven (1991) dalam Sidabutar (2003), mereka

membandingkan tingkat pengaruh kepemilikan insider shareholder dengan

tingkat perdagangan saham oleh insider shareholder yang memberikan hasil

bahwa adanya perdagangan saham oleh manajemen yang memiliki saham (insider

shareholders) merupakan bukti dari eksistensi agency problem. Hal ini logis

karena pihak insider shareholder yang merupakan manajemen memiliki informasi

yang lebih dibandingkan dengan outsider shareholder, maka dapat disimpulkan

bahwa firm value meningkat seiring dengan meningkatnya kepemilikan dari

insider shareholder, sedangkan hal yang sebaliknya yaitu penurunan firm value

akibat meningkatnya perdagangan saham oleh insider shareholder.

Hal yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976), terkait dengan

adanya kepemilikan oleh manajemen juga dapat menjelaskan kejadian ketika tidak

adanya saham perusahaan yang dimiliki oleh agen, masalah agensi ini akan

bergeser pada pemegang saham pengendali dan bukan pemegang saham

pengendali. Hal ini juga terkait dengan struktur organisasi yang dimiliki oleh

perusahaan. Umumnya setiap perusahaan memiliki pemegang saham

pengendali/blockholders/majority shareholder dan pemegang saham pengendali

tersebut akan memiliki control right yang lebih besar dibandingkan dengan bukan

pemegang saham pengendali atau minority shareholders. Maka dengan asumsi

semua orang rasional, si pemegang saham pengendali akan berupaya untuk

memaksimalkan keuntungan atau memindahkan keuntungan dari minority

shareholders kepada majority shareholders atau pemegang saham pengendali.

Cara yang dilakukan untuk memindahkan keuntungan bisa dengan tunneling dan

berbagai kegiatan lain yang dapat merugikan minority shareholder.

Sedangkan agency problem yang disebut dengan agency problem of debt

merupakan masalah yang terjadi antara bondholder dengan manajemen-pemilik.

Setiap kegiatan manajemen merupakan hal yang akan mendasari para kreditor

untuk mempertimbangkan keputusan ekonomi mereka untuk memberikan kredit.

Ketika kreditor memberikan kredit kepada suatu perusahaan tentunya mereka

berharap perusahaan akan dapat membayar pokok beserta bunga dari hutang

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 36: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

20

Universitas Indonesia

tesebut. pembayaran hutang dapat dilakukan apabila perusahaan memiliki

ketersediaan dana yang mencukupi. Karena itu para kreditor akan menyeleksi

pemberian kredit berdasarkan analisis data yang berasal dari laporan yang

disajikan oleh manajemen dan juga kriteria pemberian kredit yang dimiliki oleh

kreditor tersebut.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) terdapat 3 hal yang harus diperhatikan

untuk agency problem of debt ini. Ketiga hal tersebut berkaitan dengan alasan

kemungkinan terjadinya pemindahan kesejahteraan dari debt holder kepada

pemilik-manajemen:

1. Income effect: Ketika sebuah perusahaan meminjam uang untuk

keperluan pengembangan usaha, terdapat income effect yang akan

mempengaruhi pandangan terhadap risiko. Income effect terlihat

jelas ketika proyek yang dijalani oleh manajemen berhasil, sehingga

manajemen akan mendapatkan reward dari hasil usahanya. Hal ini

berbeda dengan apa yang didapatkan oleh debtholder. Mereka hanya

akan mendapatkan bunga dengan hitungan tetap. Sedangkan apabila

proyek tersebut tidak berhasil, maka gagal bayar yang akan dialami

oleh debtholder. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

menghindari gagal bayar adalah dengan perjanjian dimana

manajemen tidak diperkenankan untuk memilih proyek yang

berisiko tinggi atau proyek dengan NPV yang tidak positif dan besar.

2. Biaya kebangkrutan: Ketika debtholder akan meminjamkan dana

untuk keperluan pengembangan usaha, maka untuk meminimalisir

resiko dari gagal bayar, debtholder akan membuat persyaratan atau

perjanjian yang menjamin kesanggupan pembayaran. Hal ini terkait

dengan biaya bangkrutnya debitor. Cara yang dilakukan adalah

membuat perjanjian dengan kesepakatan bahwa debitur tidak boleh

atau meminimalisir mengadakan peminjaman dana tambahan kepada

pihak lain sebelum dana beserta bunga dapat dikembalikan. Hal ini

mengandung opportunity cost bagi perusahaan untuk meminjam

dana tambahan untuk keperluan pengembangan usaha selanjutnya.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 37: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

21

Universitas Indonesia

Hal ini bisa menjawab mengapa pendanaan perusahaan tidak

didominasi oleh debt.

3. Biaya monitoring dan bonding: Biaya yang terkait dengan beban

pembuatan dari kontrak untuk menjamin pihak debtholder tidak akan

menanggung kerugian.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mauer dan Sarkar (2005)

Menyimpulkan hal yang serupa dengan agency problem of debt yang

dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976), dimana mereka menyebutkan

bahwa keputusan akan penggunaan hutang jangka panjang ini tergantung pada

pengurangan pajak atas pembayaran bunga, bankcruptcy cost dan juga monitoring

dan bonding cost. Ketiga hal tersebutlah yang perlu diperhatikan dalam agency

problem of debt, yang juga berkorelasi dengan 3 alasan utama penyebab

munculnya agency problem.

2.1.2. Agency Cost

Agency cost merupakan biaya yang dikeluarkan atas upaya untuk

meminimalisir agency problem. Dalam penelitian Susila (2003), mengemukakan

bahwa setiap bagian yang terlibat dalam agency relationship harus menanggung

agency cost, agar pihak tersebut juga berkepentingan untuk meminimalkan agency

cost tersebut.

Terdapat tiga biaya yang disebut dengan agency cost (Jensen dan Meckling,

1976). Adapun komponen biaya yang dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976)

adalah monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost

merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik untuk mengawasi aktifitas

manajemen agar tidak mengganggu kesejahteraan pemilik, tetapi tidak hanya

terbatas pada pengukuran dan observasi perilaku manajemen. Melainkan meliputi

pengawasan melalui pembatasan anggaran, kebijakan kompensasi dan peraturan

operasi dan audit. Sedangkan menurut Denougin dan Fluet (2001) monitoring cost

merupakan memproduksi dan mendapatkan semua bentuk informasi tentang

perilaku manajemen. Karena menurutnya memonitor perilaku manajemen

merupakan informasi yang baik apabila dikombinasikan dengan kinerja.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 38: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

22

Universitas Indonesia

Biaya selanjutnya adalah bonding cost, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh

manajemen yang sifatnya mengikat dan membatasi aksi manajemen agar tidak

merugikan kesejahteraan pemilik (Jensen dan Meckling, 1976). Atau menurut

Schroeder et al., (2011), merupakan insentif yang dimiliki oleh manajemen untuk

bertindak sesuai dengan kepentingan shareholders/jaminan bahwa manajemen

tidak akan membahayakan kepentingan pemilik atau akan ada ganjaran ketika

manajemen melakukan pelanggaran. Contoh dari bonding cost adalah executive

stock option (ESOP), restricted stock grants, promosi jabatan dan bonus.

Mekanisme pemberian insentif ini dikaitkan dengan kesejahteraan pemilik atau

kinerja sehingga tujuan dari pemilik dan manajemen selaras.

Biaya yang ketiga adalah residual loss yang merupakan pengurangan

kekayaan yang dialami oleh pemilik akibat dari perbedaan keputusan antara

manajemen dengan pemilik (Arifin, 2005). Atau biaya yang harus ditanggung

oleh pemilik dan manajemen karena agency problem tidak dapat dihilangkan

dengan sempurna (Sidabutar, 2003)

2.2. Agency Problem di Indonesia

Wallace dan Zinkin (2005) mengungkapkan bahwa umumnya perusahaan

di Asia memiliki struktur kepemilikan yang terkonsentrasi, hal ini serupa dengan

yang terjadi di Indonesia. Sesuai dengan hasil penelitian Arifin (2003) dalam

Sidabutar (2003), Supriyanto (2008) dan Siregar dan Utama (2006) yang

menyatakan bahwa kepemilikan di Indonesia adalah terkonsentrasi terutama oleh

pihak yang memiliki hubungan keluarga. Maka agency problem yang terjadi yaitu

antara controlling shareholder dengan non controlling shareholders atau majority

shareholder dengan minority shareholder. Hal ini juga konsisten dengan

penelitian Islam (2010), yang meneliti negara Bangladesh yang memiliki struktur

kepemilikan yang juga terkonsentrasi sehingga agency problem yang sering

muncul yaitu antara majority shareholder dengan minority shareholder. Hal ini

berbeda dengan negara Amerika dimana kepemilikannya tersebar, sehingga

agency problem yang sering muncul yaitu antara manajemen dengan pemilik.

Dalam penelitian Islam (2010) menyebutkan salah satu penyebab dari

munculnya agency problem adalah hak untuk membuat keputusan atau hak yang

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 39: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

23

Universitas Indonesia

dapat dipergunakan untuk mengawasi keputusan (control right). Dimana ketika

pemegang saham pengendali memiliki control right yang lebih difasilitasi oleh

manajemen, akan muncul perampasan kesejahteraan dan hak dari pemegang

saham non-pengendali oleh pemegang saham pengendali. Dalam kesimpulan

penelitian Arifin (2003) dalam sidabutar (2003) menyatakan bahwa perusahaan

dengan kepemilikan keluarga sebesar 10,1 % - 20 % yang merupakan tempat

investasi yang baik karena terdapat pihak yang mengontrol tetapi tidak terlalu

kuat untuk mempengaruhi atau mengontrol manajemen, serta mengupayakan

dividen per share perusahaan selalu relatif tinggi.

Peran pemerintah dalam meminimalir agency problem juga tidak kalah

penting. Seperti yang telah dilakukan oleh pemerintahan di berbagai negara yang

berusaha untuk memberlakukan undang–undang yang diadopsi dari prinsip

Corporate Governance OECD (Organisation for Economis Co-operation and

Development). Prinsip Corporate Governance OECD diadopsi dan menjadi

landasan bagi peraturan tentang berjalannya corporate governance pada

perusahaan. Aturan tersebut mempunyai kekuatan yang mengikat ketika sudah

menjadi undang–undang yang berlaku. Di Indonesia sudah banyak peraturan dan

undang–undang yang membahas tentang kewajiban untuk menjalankan dan

melaporkan corporate governance seperti prinsip OECD dengan beberapa

penyesuaian. Aturan BAPEPAM LK, peraturan Bank Indonesia, Surat Keputusan

Menteri Negara BUMN dan undang–undang Perseroan telah mengatur

persyaratan pelaksanaan corporate governance dengan organnya agar tercapai

optimum value dari shareholder dengan mepertimbangkan value dari stakeholder

sesuai dengan tujuan corporate governance.

Hal yang juga menjadi perhatian di Indonesia adalah permasalahan yang

seringkali muncul ketika perusahaan tidak sepenuhnya menuruti aturan yang

mengatur mengenai hal–hal yang dapat meminimalisir agency problem. Salah satu

hal yang diatur oleh pemerintah yang bertujuan untuk meminimalisisr agency

problem dan juga untuk mengoptimalkan firm value adalah peraturan mengenai

diharuskannya perusahaan untuk mempunyai komisaris independen dengan

perangkat komite sebagai pihak yang membantu. Komisaris independen bertujuan

untuk melindungi hak dari pemegang saham minoritas yang tidak terwakili oleh

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 40: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

24

Universitas Indonesia

komisaris lain yang merupakan representative dari pemegang saham pengendali.

Eksistensi dari komisaris independen juga merupakan komponen dalam

melakukan upaya monitoring terhadap manajemen dan perusahaan untuk

meminimalkan agency problem. Sedangkan komite yang ditugaskan untuk

membantu dewan komisaris seperti komite audit, komite remunerasi dan komite

nominasi, komite GCG, komite manajemen risiko, dan komite lain yang dianggap

perlu oleh perusahaan. Tugas dari komite audit mengcakup tentang pelaporan

keuangan, manajemen risiko dan pelaksanaan corporate governance. Sedangkan

komite remunerasi bertugas untuk memastikan dan mengevaluasi kompensasi

yang akan diterima oleh komisaris dan direksi. Komiter nominasi sendiri bertugas

untuk mencalonkan, memberikan masukan dan mengevaluasi individu sebagai

calon komisaris dan direksi.

2.3. Pengukuran Agency problem

Seperti yang telah dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976), bahwa

eksistensi dari agency problem akan berdampak pada penurunan dari firm value.

Karena ketika terjadi pemisahaan antara kepemilikan dengan pengelolaan, maka

terjadi perbedaan jumlah beban dan pendapatan antara si penanggung beban

dengan penerima beban yang dapat menimbulkan perpindahan kesejahteraan.

Terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya untuk

mengukur agency problem. Henry (2009), menyebutkan bahwa untuk mengukur

agency problem diperlukan beberapa 4 variabel, yaitu : rasio penggunaan asset,

Discrenationary expenditure ratio, Tobin’s Q,dan free cash flow to growth ratio.

Variabel yang pertama adalah rasio penggunaan asset, dengan

perhitungan total pendapatan tahunan dibagi dengan total asset tahunan. Rasio ini

menunjukan seberapa efektif dari keputusan investasi dalam pembelian asset

perusahaan. Jika rasio ini kecil, menunjukan bahwa perusahaan kurang bagus

dalam menentukan pemilihan asset, atau perusahaan membeli asset yang tidak

produktif. Rasio ini juga dipakai oleh penelitian Ang et al., (2000), Singh dan

Davidson (2003) dan Mcknight dan Weir (2009).

Variabel yang kedua adalah discrenationary expenditure ratio, dengan

perhitungan beban penjualan, umum dan administrasi dijumlah dan dibagi dengan

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 41: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

25

Universitas Indonesia

pendapatan tahunan. Variabel ini mengindikasikan besarnya beban yang

pengeluarannya diserahkan kepada kebijakan manajemen. Ketika rasio ini tinggi

mengindikasikan bahwa terdapat agency problem. Rasio ini juga dipakai oleh

Singh dan Davidson (2003) dalam Henry (2009).

Sedangkan variabel yang ketiga ini merupakan variabel yang sering

dipergunakan untuk menghitung firm value. Variabel rasio Tobin’s Q sudah

dipergunakan untuk menghitung firm value oleh Griffith (1999), Chen dan Ho

(2000) dan Jiao (2010). Perhitungan variabel Tobin’s Q ini juga dapat

dipergunakan sebagai representasi dari kinerja manajemen. Berdasarkan asumsi

bahwa kinerja manajemen yang buruk menandakan eksistensi dari agency

problem dan dapat dilihat dari firm value di pasar. Pengukuran rasio ini dengan

menghitung jumlah dari kapitalisasi ekuitas pasar ditambah dengan nilai buku dari

saham preferen dan hutang jangka panjang dan dibagi dengan nilai buku dari total

asset.

Variabel yang terakir adalah interaksi dari free cash flow dengan

pertumbuhan perusahaann. Diukur dengan annual free cash flow dikali dengan

dummy pertumbuhan tahunan. Rasio ini menunjukan eksistensi dari agency

problem di sebuah perusahaan dengan tingginya free cash flow tetapi rendahanya

pertumbuhan perusahaan. Jadi semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa

tingginya agency problem.

Dalam penelitian Depken et al., (2009) menyatakan bahwa penurunan firm

value tersebut merupakan akibat dari kinerja perusahaan yang tidak efisien yang

mencerminkan adanya agency problem. Maka karena itu penurunan firm value

merupakan hal yang dicari. Penurunan tersebut dapat dilihat dari theoretical firm

value dikurangi dengan actual firm value, atau penurunan tersebut tercermin dari

perbedaan nilai antara theoritical firm value dengan actual firm value. Penjelasan

yang dikemukakan oleh Depken et al., (2009) juga dijelaskan oleh Jensen dan

Meckling (1976) dengan mengungkapkan rumusan penurunan nilai firm value

sebagai agency problem seperti berikut:

Qit = Q

it* - AC

it

Dengan Qit adalah nilai yang diobservasi pada perusahaan

i dan waktu

t,

Qit*

adalah nilai perusahaan i dan waktu

t saat tidak terdapat agency problem.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 42: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

26

Universitas Indonesia

Dengan asumsi bahwa disetiap hubungan kontraktual pasti terjadi agency problem

(Jensen dan Meckling, 1976) maka AC ≥ 0. Dengan asumsi ketika perusahaan

beroperasi secara efisien maka tidak ada agency problem, maka nilai perusahaan

akan maksimal. Sedangkan dalam kenyataannya agency problem pasti terjadi

disetiap perusahaan yang memisahkan antara kepemilikan dengan pengelolaan.

Komponen yang digunakan dalam pengukuran perhitungan penurunan

firm value mendasar pada penelitian yang dilakukan oleh Depken et al., (2009)

yaitu: log of book value of equity, log of sales, log of total asset, log of long term

debt/total asset, log of capital expenditure, log of capital expenditure squared

ratio, R&D to sales ratio, R&D to sales squared ratio, intangible asset/total asset

ratio, dividen/sales ratio, dividen/sales squared ratio. Selain itu juga

menggunakan market to book ratio.

Berdasarkan penjelasan di atas maka Depken et al., (2009) mengukur

agency problem melalui nilai residual dari persamaan firm value terhadap

beberapa variabel independen yaitu total compensation, cash compensation,

restricted stocks, stock options, governance index, sum of blockholders, outside

blockholders, advertising expense, efficiency ratio, number of shareholder dan

sebagai variabel kontrol adalah resiko yang di proksi dengan black-scholes

volatility.

2.4. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Agency Cost

Untuk meminimalisir agency problem, baik yang terkait dengan equity

maupun debt, dilakukan monitoring effort dan bonding effort. Setiap kegiatan

untuk klasifikasi agency problem yang berbeda tentu saja mendapatkan perlakuan

monitoring dan bonding tidak sama.

Perlakuan monitoring diklasifikasikan kedalam monitoring dimensi

internal dan monitoring dimensi eksternal. Sedangkan untuk bonding hanya

diklasifikasikan ke dalam bonding dimensi internal. Karena dalam hal ini,

bonding yang merupakan pembatasan dari kegiatan agen hanya dapat dilakukan

oleh pihak internal perusahaan. Pengaklasifikasian dimensi internal dan eksternal

terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Joseph dan Thevaranjan (1998)

yang menyatakan bahwa biaya atas upaya yang dilakukan secara internal

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 43: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

27

Universitas Indonesia

merupakan biaya yang dapat dikontrol, berbeda dengan biaya atas upaya yang

dilakukan untuk dimensi eksternal yang sulit untuk dikontrol.

Selain itu terdapat penelitian yang dilakukan oleh Demougin dan Fluet

(2001) menjelaskan bahwa dalam upaya meminimalkan agency problem terdapat

hubungan yang negatif antara upaya monitoring dan upaya bonding. Mereka

saling bersubtitusi terkait dengan biaya yang harus dan mampu dikeluarkan oleh

perusahaan dalam usaha untuk meminimalisir agency problem tersebut. Tetapi

penelitian tersebut tidak mengkalsifikasikan agency cost ke dalam dimensi

internal dan eksternal.

2.4.1. Monitoring Effort

Beberapa penelitian sebelumnya mengaitkan upaya monitoring dengan

berbagai hal. Penelitian yang dilakukan oleh Varian (1990) mengungkapkan

bahwa dalam hubungan agency relationship ini sebenarnya pemilik bukannya

tidak bisa untuk mengawasi perilaku menajemen, tetapi biaya untuk mengawasi

perilaku manajemen tersebut sangatlah besar. Pengawasan dengan biaya besar

yang akan ditanggung oleh pemilik ini belum tentu menjadi biaya juga jika

dilakukan oleh manajemen lain. Maka karena itu Varian (1990) menunjukan

bahwa upaya monitoring tidak harus dilakukan oleh pemilik. Monitoring bisa saja

dilakukan oleh setiap komponen dari manajemen. Caranya dengan

mengelompokkan manajemen, dimana kelompok yang satu ditugaskan untuk

mengawasi manajemen lainnya dalam pelaksanaan perusahaan, dan akan

diberikan insentif atas pengawasan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan fungsi

komisaris sebagai pengawas atas direksi yang menjalankan kegiatan sehari-hari

perusahaan.

Komponen monitoring effort yang sering dipergunakan dan dapat

diklasifikasikan sebagai monitoring berdimensi internal adalah persentase

kehadiran komisaris sebagai indikator seberapa aktif komisaris untuk ikut

mengawasi. Pembentukan komisaris independen sudah diatur oleh peraturan yang

dikeluarkan oleh Direksi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor: Kep-

315/BEJ/06/2000, menyebutkan bahwa perusahaan yang terdaftar di bursa wajib

memiliki komisaris independen. Penelitian yang dilakukan oleh Zaini (2002)

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 44: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

28

Universitas Indonesia

dalam Kusuma dan Susanto (2004) tentang komisaris, menyatakan bahwa dewan

komisaris gagal untuk melindungi hak pemegang saham dikarenakan banyaknya

perusahaan publik yang masih dikendalikan oleh pemegang saham pengendali. Ini

terjadi karena pemilihan komisaris yang tidak demokratis, sehingga komisaris

tersebut tidak berani memberi kritik kepada manajemen. Maka karena itu

dibutuhkanlah komisaris independen. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Arifin Zaenal (2007) tentang kaitan antara komisaris independen dengan

tingkat asimetri informasi, menyatakan bahwa komisaris independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengurangan agency problem baik dalam kondisi

asimetri informasi yang tinggi maupun rendah. Penelitian sebelumnya tersebut

mengaitkan agency problem dengan kefektifan komisaris independen. Dimana

variabel komisaris independen hanya menggunakan dummy tentang eksistensi dari

komisaris independen tersebut. Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian

yang dilakukan oleh Wedari (2004) dalam Herawaty (2008) yang mengaitkan

kefektifan komisaris independen dengan discretionary accruals, menyatakan

bahwa komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

discretionary accruals. Dimana dalam penelitian tersebut variabel komisaris

independen dianalisis dengan menggunakan perbandingan jumlah komisaris

independen dengan jumlah komisaris.

Seperti yang diungkapkan oleh Alijoyo (2004) bahwa tugas dari komisaris

independen merupakan pengawasan dari individu yang independen terhadap

pengelolaan yang dilakukan oleh manajamen. Peran komisaris independen

tersebut ditujukan untuk melindungi hak pihak minoritas. Maka karena itu

pengawasan oleh komisaris independen ini bisa diukur dari keaktifan dan

kontribusi pengawasan yang bisa dilihat dari persentase kehadiran dalam rapat.

Persentase kehadiran komisaris independen juga merupakan salah satu hal yang

harus diungkapkan dalam laporan tahunan yang terdaftar di bursa (misalkan di

Indonesia hal ini diatur oleh ketentuan BAPEPAM LK). Diberlakukannya aturan

ini bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas kepada publik dan

stakeholder lainnya untuk mengevaluasi kepatuhan perusahaan kepada aturan dan

juga mengevaluasi komitmen dari perusahaan dan komisaris independen itu

sendiri sebagai pengawas dan pelindung hak minoritas dalam operasi perusahaan.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 45: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

29

Universitas Indonesia

Sedangkan komponen upaya monitoring dimensi eksternal adalah

pengawasan dari blockholder, kualitas KAP dan pengawasan dari debtholder

terkait dengan leverage. Komponen pertama dalam monitoring dimensi eksternal

ini adalah pengawasan dari blockholder atau institusi pemegang saham terbesar

yang bukan institusi keuangan. Pengawasan dari blockholder ini dianggap sebagai

salah satu faktor yang penting. Hal ini karena mereka sebagai pemegang saham

terbesar memiliki insentif yang sangat tinggi untuk mengawasi pengelolaan dana

yang mereka investasikan. Tetapi korelasi terhadap agency problem dengan

pengawasan dari blockholder ini ditentukan dari tujuanya. Jika blockholder lebih

bertujuan untuk mengawasi pengelolaan dana maka akan berdampak baik pada

firm value, tetapi jika tujuaanya adalah menggunakan kekuasaanya (control right)

untuk kepentingan pribadinya maka akan berdampak negatif terhadap firm value

(Depken et al., 2009). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zhong et al., (2007),

menyatakan bahwa monitoring yang dilakukan blockholders terhadap earning

management tidak efektif. Pernyataan tersebut didukung oleh Singh dan Davidson

III (2001). Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sun (2006)

menyatakan bahwa efek dari upaya monitoring blockholder terhadap firm value

tidak dapat disimpulkan dan penelitian yang menghasilkan hubungan yang

berkorelasi positif antara blokholder dengan firm value sangat jarang. Hal yang

berbeda didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Park dan Song

(1995) yang mengaitkan antara pengawasan dari blockholder terhadap

kemungkinan penyelewengan fungsi ESOP dan eksistensinya terhadap firm value.

Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa pengawasan dari blockholder

akan mengecilkan kesempatan dari penerima ESOP untuk menyelewengkan

fungsi ESOP tersebut dan meningkatkan kinerja perusahaan. Dimana fungsi

utama ESOP untuk memberikan kepemilikan kepada amanajemen dengan tujuan

untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan shareholder yang nantikan

akan berdampak positif terhadap firm value. Sedangkan pada perusahaan yang

tidak memiliki blockholder peningkatan kinerja tidak akan terjadi. Penelitian ini

juga erat kaitannya dengan kepemilikan manajemen.

Komponen selanjutnya dari upaya monitoring dimensi eksternal adalah

kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP). Audit yang dilaksanakan oleh auditor

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 46: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

30

Universitas Indonesia

profesional dari KAP merupakan elemen yang penting dalam pasar, karena audit

dapat meningkatkan kredibilitas informasi keuangan dan mendukung secara

langsung praktek good corporate governance melalui pelaporan keuangan yang

transparan menurut Francis et al., (2003) dalam Arifin dan Ikhwanul (2010).

Sedangkan hasil penelitian knechel et al., (2007) dalam Fitriyani (2011)

menyatajkan bahwa pasar merespon positif pergantian auditor dari KAP non Big

4 ke KAP Big 4, hal ini karena pasar menilai kualitas audit yang diberikan oleh

KAP Big 4 lebih baik dari KAP non Big 4. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Herawati (2008) menyatakan bahwa klien KAP non Big 4 lebih banyak

melakukan earning management. Kualitas audit yang diberikan oleh KAP besar

yang digolongkan menjadi KAP Big 4 dianggap lebih baik karena mereka

mempunyai fasilitas yang mendukung untuk mendeteksi salah saji material dari

laporan keuangan. Mereka memiliki software yang memadai dan sumberdaya

manusia yang kompeten. Selain itu KAP big 4 akan kehilangan nama baiknya jika

terjadi kesalahan dalam proses audit, sedangkan kehilangan nama baik merupakan

hal yang ditakuti oleh perusahan jasa seperti KAP. Hal serupa juga dijelaskan oleh

DeAngelo (1981) dalam Arifin dan Ikhwanul (2010) yang menyatakan bahwa

KAP besar memiliki investasi yang besar dalam modal reputasional sehingga

memiliki banyak alasan untuk meminimalkan kesalahan audit melalui efek

reputasi auditor.

Penggunaan faktor leverage sebagai salah satu komponen upaya

monitoring eksternal, juga diteliti oleh Kusuma dan Susanto (2004) yang

menyatakan bahwa penggunaan hutang dapat mengurangi agency problem terkait

dengan berkurangnya free cash flow sehingga arus kas yang tersedia akan

berkurang dan kemampuan manajemen untuk melakukan pembelian yang

berlebihan juga akan berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh Ang et al.,(1999)

dalam Singh dan Davidson (2001) menunjukan bahwa adnya korelasi negatif

antara faktor leverage dengan agency problem. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Zainal Arifin (2003) menyatakan bahwa faktor leverage

berpengaruh positif terhadap agency problem. Hal ini disebabkan karena di

Indonesia pihak kreditur yang merupakan bank berada dalam 1 kelompok, dalam

artian direksi perusahaan yang meminjam juga merupakan pemilik dari bank dari

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 47: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

31

Universitas Indonesia

penyalur dana tersebut. Sehingga akan menciptakan agency problem antara

manajemen dengan kreditur. Sedangkan penelitian lain menyatakan bahwa hutang

dapat menjadi pengaruh yang efektif untuk mendisiplikan aksi manajemen

(Grossman dan hart, 1982; Stulz, 1990; Hart dan Moore, 1995) dalam Ghosh

(2007), sehingga dapat menurunkan permasalahan keagenan di perusahaan.

2.4.2. Bonding effort

Untuk komponen upaya bonding yang sering dipergunakan adalah total

kompensasi dari direksi dan komisaris, rasio beban iklan pada penjualan dan

persentase dari kepemilikan manajemen (insider ownership).

Komponen pertama dalam upaya bonding adalah kompensai untuk

komisaris dan direksi. Direksi sebagai pemegang jabatan yang cukup krusial

dalam setiap pengambilan keputusan untuk kegiatan operasional perusahaan,

maka setiap keputusan akan menjadi tanggung jawab mereka. Pemberian

kompensasi adalah sebagai reward terhadap pencapaian kinerja yang berada di

bawah kendali eksekutif (Watson dan Blanchard, 2001). Pengukuran reward yang

dipakai oleh perusahaan biasanya dari pretax earning dan net income (Sibson dan

Company 1991) dalam Dechow et al.,(1994). Kinerja mereka sering kali dikaitkan

dengan kompensasi yang mereka terima.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan

Meckling (1976); Sidabutar (2003) yang menyebutkan bahwa pengendalian

melalui bonding yaitu dalam hal pemberian kompensasi harus dikaitkan dengan

kinerja. Sehingga terjadi penyelarasan tujuan oleh pemilik dengan tujuan

manajemen. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Schroeder (2011) yang

menyatakan bahwa agen sebagai penanggung risiko harus diberikan kompensasi

yang memadai agar tidak terjadi fraud.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Depken et al., (2009) mereka

merinci bentuk kompensasi yang diberikan kepada top management atau direksi,

mereka menyebutkan bahwa ketika manajemen diberikan kompensasi berupa

saham perusahaan dalam artian mereka juga mempunyai kepemilikan dalam

perusahaan (insider ownership), mereka akan berupaya untuk meningkatkan firm

value dari perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan kepentingan pemilik,

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 48: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

32

Universitas Indonesia

karena kesejahteraan mereka juga ikut terpengaruhi oleh kinerja mereka. Lebih

lanjut Depken et al.,(2009) juga mengemukakan bahwa ketika kompensasi yang

diberikan dalam bentuk kas (bukan saham) maka akan berdampak sebaliknya

kepada perusahaan.

Efek dari kompensasi yang berbentuk kas dapat dijelaskan oleh Godfrey et

al.,(2010) dan Arens (2009), menyebutkan bahwa cash compensation sebagai

imbalan kerja atau insentif kepada manajemen akan berdampak buruk. Hal ini

terjadi karena cash compensation akan memancing manajemen untuk melakukan

financial fraudulent, yaitu dengan sengaja mencantumkan hal yang berbeda

dengan kenyataannya dalam laporan keuangan agar kinerjanya terlihat baik.

Fraud yang dilakukan bisa saja berupa penarikan penjualan periode yang akan

datang ke periode masa kini yang akan meningkatkan pendapatan masa kini

sehingga pendapatan akan terlihat lebih besar daripada seharusnya. Hal ini terkait

dengan penilaian kompensasi manajemen yang terkait dengan pendapatan

perusahaan.

Faktor kedua yang menjadi upaya bonding adalah pembentukan citra

perusahaan. Citra perusahaan yang dilihat oleh masyarakat, calon kreditur, calon

investor dan calon karyawan bisa dibentuk dengan menggunakan iklan. Iklan

melalui berbagai media yang dapat membentuk opini publik tentang kinerja

perusahaan, hubungan dengan stakeholdernya, dan juga penghargaan terhadap

tempat berjalannya perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang beriklan akan

mendapatkan banyak sorotan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Depken et al., (2009) menyatakan bahwa setiap perusahaan yang mempunyai

beban iklan yang besar mereka pasti mempunyai visibilitas terhadap kinerja

jangka panjang perusahaan, dan hal itu menarik bagi potensial investor dan

kreditur. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ferris et al., (1997) menyatakan

bahwa perencanaan jangka panjang perusahaan (yang salah satu alat

komunikasinya adalah iklan) dapat mengurangi agency problem dengan membuat

manajemen untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau pengeluaran yang

sia–sia. Selain itu, karena perusahaan mendapat banyak sorotan terhadap visi dan

misinya maka kadar asimetri informasi akan berkurang.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 49: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

33

Universitas Indonesia

Faktor yang terakir dalam upaya bonding adalah kepemilikan manajemen

dalam perusahaan. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Park dan Song

(1995) menunjukan bahwa pemberian ESOP (Employee Stock Ownership Plans)

yang akan berakibat pada meningkatnya kepemilikan oleh manajemen akan

meningkatkan kinerja perusahaan, atau berkorelasi positif dengan firm value.

Selain itu Park dan Song (1995) juga menyebutkan bahwa ESOP merupakan salah

satu alat untuk mengurangi praktik ‘pemindahan kesejahteraan’. Penelitian lain

yang menghasilkan hasil yang sama adalah penelitian yang dilakukan oleh

Midiastuti dan Machfoedz (2003) dalam Herawaty (2008) yang menyatakan

bahwa kepemlikikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat

digunakan untuk membatasi perilaku opportunistic manajemen dalam bentuk

earning management.

Kepemilikan manajemen yang sering dikaitkan dengan perubahan firm

value juga berperan dalam agency problem. Hal ini dikarenakan beberapa

penelitian terdahulu yang mengaitkan antara adanya kepemilikan oleh manajemen

yang dapat meningkatkan firm value, mengingat mereka akan mengupayakan

yang terbaik untuk meningkatkan firm value karena mereka juga mempunyai

kepemilikan pada perusahaan tersebut. Maka ketika firm value meningkat bisa

dikatakan bahwa agency problem telah dapat diminimalisir. (Fleming et al., 2005)

atau dengan kata lain ketika tidak adanya kepemilikan perusahaan yang dimiliki

oleh manajemen maka agency problemnya akan meningkat (Singh dan Davidson

III, 2001). Selaras dengan pernyataan tersebut, Jensen dan Meckling juga

mengungkapkan ketika kepemilikan manajemen kecil, maka kemungkinan

manajemen untuk melakukan konsumsi atas asset perusahaan akan besar sehingga

agency problem juga besar. Begitu pula sebaliknya ketika kepemilikan

manajemen meningkat maka agency problem akan menurun.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 50: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

34

Universitas Indonesia

2.5. Rerangka Penelitian dan Pengembangan Hipotesis

Sesuai dengan penjelasan mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi

agency cost, maka pengembangan hipotesis akan mengaitkan komponen-

komponen tersebut kedalam modal penelitian, dimana agency problem di proxy

dengan firm value. Berdasarkan penjelasan dalam bagian sebelumnya penelitian

ini membentuk rerangka penelitian seperti pada gambar 1.

Persentase kehadiran komisaris independen yang juga merupakan upaya

monitoring internal menjadi salah satu indikator bahwa praktek good corporate

governance sudah dilaksanakan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zaini

(2002) dalam Kusuma dan Susanto (2004) menyatakan bahwa dewan komisaris

tidak efektif, sehingga diperlukannya komisaris independen. Keterlibatan

komisaris independen dalam mengawasi jalannya pengelolaan yang dilakukan

oleh direksi dapat terlihat dari persentase kehadiran komisaris independen tersebut

dalam rapat yang diadakan oleh perusahaan. Sedangkan pelaporan mengenai

Persentase kehadiran komisaris

(H1)

(H2)komisari(H2)independen

Blockholders (H2)

Bonding effort

Agency

Problem

Kualitas KAP Big 4 - non big 4

(H3)

Leverage (H4)

Kompensasi eksekutif (H5)

Rasio advertising exp/ sale (H6)

Monitoring effort

Kepemilikan manajemen (H7)

Gambar 2. 1 Rerangka Penelitian

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 51: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

35

Universitas Indonesia

persentase kehadiran komisaris independen juga diatur dalam peraturan

BAPEPAM dan Surat Keputusan Menteri BUMN. Dimana komisaris independen

merupakan organ yang penting dalam penjaminan pelaksanaan corporate

governance karena mereka merupakan pengawas dari kegiatan operasi perusahaan

dan pelindung hak minoritas yang independen. Ketika praktek tersebut sudah

dilaksanakan maka perusahaan diharapkan akan dapat beroperasi secara efisien

dan akan meminimalisir agency problem dikarenakan adanya penyeimbang

kepentingan yang sudah dilaksanakan dalam praktek good corporate governance.

Pernyataan tersebut didukung oleh Wedari (2004) dalam Herawaty (2008).

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dibentuk pernyataan hipotesis

sebagai berikut:

Hipotesis 1: Terdapat pengaruh negatif dari persentase kehadiran

rapat komisaris sebagai upaya monitoring yang dilakukan perusahaan

terhadap agency problem.

Blockholders yang merupakan institusi pemegang kepemilikan terbesar

yang bukan institusi keuangan dianggap sebagai faktor yang menentukan dalam

agency problem. Tetapi dalam hal ini hak kontrol dari pemegang saham tersebut

mempunyai dampak yang saling bertolak belakang, hal ini dikarenakan tujuan

dari penggunaan hak tersebut. Jika blockholder menggunakan hak tersebut untuk

mengawasi dana yang dikelola oleh manajemen akan berdapkan negatif bagi

agency problem. Sedangkan ketika hak mereka pergunakan untuk mendapatkan

keuntungan pribadi maka dampaknya terhadap agency problem adalah positif

(Depken et al., 2009). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Davidson

III (2001) dan Zhong et al., (2007) menyatakan bahwa blockholder sebagai upaya

monitoring tidak akan berdampak signifikan terhadap upaya monitoring yang

dilakukan. Berlawanan dengan penelitian tersebut, Song (1995) menyatakan

bahwa pengawasan dari Blockholder efektif. Tetapi dalam penelitian lain yang

dilakukan oleh Sun (2006) menghasilkan pernyataan bahwa hubungan antara

pengawasan yang dilakukan oleh blockholder tidak dapat disimpulkan. Oleh

karena itu penelitian ini membuat pernyataan hipotesis tanpa arah, karena dampak

dari pengewasan Blockholder terhadap agency problem dapat positif atau negatif.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 52: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

36

Universitas Indonesia

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dibentuk pernyataan hipotesis

sebagai berikut:

Hipotesis 2: Terdapat pengaruh dari blockholder sebagai upaya

monitoring yang dilakukan perusahaan terhadap agency problem.

Kualitas KAP merupakan salah satu variabel upaya monitoring dimensi

eksternal. Kualitas KAP dianggap penting karena KAP besar dapat menjamin

pendapat yang diberikan atas hasil audit sebuah perusahaan. Terdapat perbedaan

kualitas audit antara KAP besar dan KAP kecil. Dimana kualitas KAP besar

dianggap memiliki kualitas audit yang lebih baik. Hal ini erat hubungannya

dengan perangkat untuk mengaudit dan sumber daya yang kompeten sehingga

KAP besar akan lebih meyakinkan dalam mendeteksi salah saji yang material.

Sehingga penilaian tersebut dapat digunakan oleh stakeholder lainnya untuk

menilai kondisi perusahaan. Pernyataan tersebut didukung oelh Francis et al.,

dalam Arifin dan Ikhwanul (2010) dan Knechel et al., (2007 dalam Fitriyani

(2011). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dibentuk pernyataan

hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 3: Terkait dengan fungsi monitoring dari KAP, maka

perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4 akan memiliki agency problem yang

lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big

4.

Leverage merupakan kebijakan pendanaan yang digunakan oleh

perusahaan untuk mengembangkan perusahaan terkait dengan kebutuhan modal.

Leverage yang dilakukan dengan penerbitan hutang jangka panjang akan

berdampak pada terlibatnya pihak ke tiga yang ikut serta dalam mengawasi

kinerja perusahaan. Hal ini terkat dengan kreditur yang dipinjam dananya tidak

ingin terjadi gagal bayar. Penelitian yang dilakukan oleh Ang et al., (1999) dalam

Singh dan Davidson (2001) menunjukan bahwa adnya korelasi negatif antara

faktor leverage dengan agency problem. Pernyataan tersebut juga didukung oleh

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 53: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

37

Universitas Indonesia

Kusuma dan Susanto (2004), Grossman dan hart (1982) Stulz, (1990) Hart dan

Moore (1995) dalam Ghosh (2007). Sedangkan untuk keefektifan pengawasan

yang dilakukan oleh leverage terhadap agency problem di Indonesia tidak

memiliki pengaruh negatif. Hal ini disebabkan karena di Indonesia pihak kreditur

yang merupakan bank berada dalam 1 kelompok, seperti yang diungkapkan Zainal

Arifin (2003). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dibentuk pernyataan

hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 4: Terdapat pengaruh positif dari leverage sebagai upaya

monitoring yang dilakukan perusahaan terhadap agency problem.

Kinerja direksi yang dikaitkan dengan kompensasi tentu akan berdampak

pada agency problem. Ketika kinerja dievaluasi dan ternyata hasilnya

meningkatkan value perusahaan sehingga, eksistensi dari agency problem akan

berkurang. Tetapi menurut Depken et al., (2009) bentuk kompensasi ini masing–

masing akan memiliki dampak berbeda. Mereka menyebutkan bahwa kompensasi

dalam bentuk kas akan meningkatkan agency problem sedangkan kompensasi

dalam bentuk ekuitas atau saham akan berdampak negatif terhadap agency

problem. Kompensasi dalam bentuk kas akan mendorong direksi untuk

melakukan financial fraudulent, bisa berupa pencatatan penjualan yang ditarik

dari periode yang akan datang ke periode kini (Godfrey et al., 2011;Arens, 2009).

Sedangkan untuk kompensasi dalam bentuk ekuitas, berarti manajemen akan

memiliki tujuan yang sama dengan pemilik lainnya, yaitu untuk memajukan

perusahaan. Sehingga dampak agency problem dapat diminimalisir. Di Indonesia

sendiri karena tidak banyak perusahaan yang memberikan kompensasi dalam

bentuk ekuitas maka data yang dipakai adalah total kompensasi yang mana lebih

dominan pada kompensasi dalam bentuk kas. Sehingga hubungan antara

kompensasi eksekutif di Indonesia akan berdampak positif. Berdasarkan

penjelasan tersebut maka dapat dibentuk pernyataan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 5: Terdapat pengaruh positif dari kompensasi kas sebagai

upaya bonding yang dilakukan perusahaan terhadap agency problem

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 54: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

38

Universitas Indonesia

Manajemen yang berupaya untuk meningkatkan firm value dihadapan

masyarakat akan menciptakan citra perusahaan yang bagus. Pencitraan yang

dilakukan untuk membuat opini publik terhadap perusahaan dapat dilakukan

dengan iklan. Sehingga komponen yang diperhatikan dalam pencitraan ini adalah

beban iklan pada penjualan. Ketika perusahaan dapat mempublikasikan visi misi

dan juga aplikasi dari pekerjaan yang baik dan juga memperhatikan nilai jangka

panjang perusahaan, tentunya akan mendapatkan banyak perhatian dari

masyarakat. Adanya visibilitas perusahaan yang akan menarik bagi potensial

investor dan kreditur akan menarik bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan

kinerjanya agar dapat penilaian bagus di pasar (Depken et al., 2009). Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Ferris et al., (1997) perencanaan jangka panjang

perusahaan yang dilakukan dapat mengurangi agency problem, terkait dengan

pengurangan pengeluaran yang berlebihan yang dilakukan oleh manajemen.

Upaya pencitraan perusahaan tersebut diukur dengan biaya marketing karena

ketika sebuah perusahaan melakukan pencitraan lewat iklan kepada masyarakat

luas, maka visi dan misi dari perusahaan tersebut akan diukur dan dievaluasi oleh

banyak kalangan, termasuk investor dan kreditor. Ketika banyak informasi yang

diterima oleh masyarakat maka asimetris informasi juga akan berkurang sehingga

agency problem juga akan berkurang. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat

dibentuk pernyataan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 6: Terdapat pengaruh negatif dari rasio beban iklan dibagi

dengan penjualan sebagai upaya bonding yang dilakukan perusahaan

terhadap agency problem.

Kepemilikan manajemen yang sering dikaitkan dengan perubahan firm

value juga berperan dalam agency problem. Hal ini dikarenakan beberapa

penelitian terdahulu yang mengaitkan antara adanya kepemilikan oleh manajemen

yang dapat meningkatkan firm value, mengingat mereka akan mengupayakan

yang terbaik untuk meningkatkan firm value karena mereka juga mempunyai

kepemilikan pada perusahaan tersebut. Maka ketika firm value meningkat bisa

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 55: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

39

Universitas Indonesia

dikatakan bahwa agency problem telah dapat diminimalisir. (Fleming et al., 2005)

atau dengan kata lain ketika tidak adanya kepemilikan perusahaan yang dimiliki

oleh manajemen maka agency problem akan meningkat (Singh dan Davidson III,

2001). Selaras dengan pernyataan tersebut, Jensen dan Meckling (1976) juga

mengungkapkan ketika kepemilikan manajemen kecil, maka kemungkinan

manajemen untuk melakukan konsumsi atas asset perusahaan akan besar sehingga

agency problem juga besar. Begitupula sebaliknya ketika kepemilikan manajemen

meningkat maka agency problem akan menurun. Pernyataan tersebut juga

didukung oleh Park dan Song (1995). Pernyataan mendukung lainnya diberikan

oleh Midiastuti dan Machfoedz (2003) dalam Herawaty (2008) yang menyatakan

bahwa kepemlikikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat

digunakan untuk membatasi perilaku opportunistic manajemen dalam bentuk

earning management. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dibentuk

pernyataan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 7: Terdapat pengaruh negatif dari kepemilikan manajemen

sebagai upaya bonding yang dilakukan perusahan terhadap agency problem.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 56: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

40 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Popoulasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. Sedangkan sampel dipilih dari

perusahaan manufaktur tersebut dengan menggunakan teknik purposive

judgement sampling dimana setiap unit yang diobservasi tidak memiliki peluang

yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Cooper dan Chindler, 2003). Pemilihan

sampel tersebut berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, seperti:

1. Perusahaan bergerak di industri manufaktur yang terdaftar di bursa

Efek Indonesia tahun 2008-2010.

2. Menggunakan periode laporan keuangan dari 1 Januari hingga 31

Desember.

3. Menggunakan mata uang rupiah (IDR) dalam pelaporan.

4. Memiliki data ekuitas yang tidak negatif.

5. Menyediakan seluruh data yang dibutuhkan secara lengkap.

Berdasarkan kriteria, diperoleh terdapat 234 perusahaan manufaktur di

Indonesia pada tahun 2008-2010 yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian

ini.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

berupa laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan pada tahun 2008-2010.

Data laporan tahunan dan laporan keuangan yang dikumpulkan secara observasi

diperoleh dari www.idx.co.id, Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan

dari data stream. Pengumpulan referensi untuk penelitian ini didadapatkan dari

berbagai sumber, yaitu pembelajaran literature, jurnal, slide dan berbagai

informasi yang berhubungan dengan masalah dan teori yang berhubungan dengan

penelitian.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 57: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

41

Universitas Indonesia

Alat yang digunakan untuk memperoses sampel adalah software Eviews 6

dan SPSS 17, untuk mengolah data dan Ms. Excel 2010 untuk membantu dalam

proses memasukan dan membandingkan data yang didapat dari laporan tahunan

dan laporan keuangan.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Mencari data berupa laporan tahunan dan laporan keuangan

perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

2. Mengeluarkan dari sampel apabila ada perusahaan yang datanya tidak

lengkap dan tidak menggunakan periode laporan keuangan dari 1

Januari hingga 31 Desember.

3. Mengeluarkan dari sampel apabila ada perusahaan yang datanya tidak

dalam bentuk mata uang rupiah (IDR) dan memiliki ekuitas negatif.

4. Mengeluarkan juga dari sampel apabila ada perusahaan yang datanya

termasuk outlier.

5. Setelah prosedur-prosedur di atas dijalankan, maka akan didapat total

sampel yang akan digunakan dalam proses penelitian selanjutnya.

3.4. Model Penelitian

Setiap hubungan kontraktual pasti akan mengalami agency problem.

Permasalahan ini sudah umum terjadi di perusahaan yang memisahkan antara

kepemilikan dengan pengelolaan. Bentuk dari agency problem tersebut dapat

dikuantifisir dengan berkurangnya firm value yang juga merupakan bukti dari

eksistensi agency problem. Maka karena itu diperlukanlah monitoring effort dan

bonding effort untuk meminimalisir efek dari agency problem tersebut.

Dalam penelitian ini akan digunakan model yang telah digunakan oleh

Depken et al.,(2009) dengan beberapa perubahan. Dimana dalam pengukuran firm

value yang berkurang didapatkan dari selisih absolut antara theorytical firm value

dengan actual firm value. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 58: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

42

Universitas Indonesia

dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976), yang menyatakan bahwa firm value

akan berkurang bila terjadi agency problem. Komponen yang digunakan untuk

mengukur actual firm value tersebut adalah log of book value of equity, log of

sales, log of total asset, long term debt/total asset, log of capital expenditure,

intangible asset/total asset ratio, dan market to book ratio sebagai proksi dari

theoritical firm value.

Sedangkan dalam perhitungan komponen yang mempengaruhi agency

problem sendiri terbagi menjadi 2 variabel independen secara umum, yaitu

monitoring effort dan boding effort. Dari 2 variabel independen yang

diklasifikasikan secara umum tersebut dapat terbagi menjadi 7 variabel

independen.

Model yang dipakai adalah:

Variabel Model monitoring effort terhadap Agenc Problem:

ABSAGCit = α0 + α1 RKOM it + α2 BLOCK it + α3 KAP it + α4 LEVit + α5

LTA it + εit

Variabel Model bonding effort terhadap Agency Problem:

ABSAGCit = α0 + α1KASKOM it + α2 ADV_SALES it + α3 MOWN it + α4

LTA it + εit

Keterangan:

ABSAGC : Agency problem perusahaan i di tahun t

RKOM : Persentase Kehadiran Komisaris perusahaan i di tahun t

BLOCK : Pengawasan dari blockholder perusahaan i di tahun t

KAP : Pengawasan dari auditor eksternal perusahaan i di tahun t

LEV : Pengawasan dari kreditur perusahaan i di tahun t

KASKOM : Kompensasi komisaris dan direksi perusahaan i di tahun t

ADV_SALES : Indikator visibilitas sebagai pencitraan perusahaan i di tahun t

MOWN : Kepemilikan perusahaan oleh manajemen perusahaan i di tahun t

LTA : Variabel control, ukuran perusahaan perusahaan i di tahun t.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 59: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

43

Universitas Indonesia

3.5. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam suatu penelitian, ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu

variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Penelitian ini

termasuk ke dalam katagori cross section. Untuk penelitian ini, yang termasuk ke

dalam variabel dependen adalah agency problem yang diproksi dengan selisih

atau residual absolut nilai theoretical firm value dengan actual firm value.

Variabel independen yang digunakan sejumlah 7 variabel, tetapi secara umum

dapat diklasifikasikan ke dalam 2 variabel yaitu variabel komponen monitoring

effort dan komponen bonding effort. Dimana variabel monitoring terbagi menjadi

2 dimensi yaitu internal dan eksternal. Berikut penjabaran variabel yang

digunakan:

a) Variabel terikat (dependen)

Dalam mengukur agency problem sebagai variabel dependen,

penulis menggunakan proksi absolut residu dari regresi theoretical

firm value dengan actual firm value. Residu merupakan nilai selisih

dari hasil regresi komponen yang digunakan. Komponen yang

digunakan untuk mengukur actual firm value adalah: Book value of

equity, sales, total asset, long term debt/total asset, capital

expenditure, intangible asset/total asset. Sedangkan untuk mengukur

firm value theoretical digunakan market to book ratio. Berikut

penjabaran model firm value beserta penjelasan terhadap komponen

tersebut:

Model Firm Value:

MBVit = α0 + α1 LBVOEit + α2 LSALESit + α3 LTAit + α4 TL_TAit + α5

LCAPEXit + α6 INT_TAit + εit

Penjelasan tentang komponen yang digunakan:

MBVit: Market to book ratio perusahaan i tahun t. Digunakan

sebagai salah satu pengukur penilaian pasar terhadap firm

value perusahaan. Ketika kinerja perusahaan dianggap baik

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 60: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

44

Universitas Indonesia

maka perusahaan akan dinilai tinggi oleh pasar, maka nilai

rasio ini akan meningkat.(Depken et al., 2009).

Pengukuran : Rasio ini menggunakan harga pasar saham

dikalikan dengan kuantitas saham yang beredar dibagi

dengan harga par saham dikali dengan kuantitas saham yang

beredar.

LBVOEit: Book value of equity perusahaan i tahun t.

Mencerminkan keadaan ekuitas dari perusahaan yang juga

dapat digunakan sebagai penilai firm value perusahaan.

(Depken et al., 2009)

Pengukuran : Log of book value of equity

LSALESit: Sales perusahaan i tahun t. Merupakan variabel

yang dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan operasi

perusahaan dan berguna untuk mengukur firm value

perusahaan. (Depken et al., 2009)

Pengukuran : Log of sales

LTAit: Total asset perusahaan i tahun t. Merupakan ukuran

yang dapat mengangkap hubungan penurunan natural dari

ukuran perusahaan dengan firm value (Demsetz dan

Villalonga, 2001) dalam Depken et al., (2009).

Pengukuran : Log fof total asset

TL_TAit: Debt to total asset ratio perusahaan i tahun t.

Merupakan rasio yang mengukur seberapa besar asset yang

dibiayai dengan hutang. Rasio ini juga dapat menggambarkan

firm value perusahaan. Di satu sisi penggunaan hutang dapat

meningkatkan firm value dengan adanya tambahan

pengawasan dari kreditor dan di sisi lain dapat menurunkan

firm value karena tingginya biaya bunga yang harus dibayar.

(Depken et al., 2009)

Pengukuran: Total kewajiban dibagi dengan total asset

LCAPEXit: Capital expenditure perusahaan i tahun t.

Merupakan ‘hard spending’ yang dikeluarkan oleh

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 61: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

45

Universitas Indonesia

perusahaan untuk kegiatan jangka panjangnya yang dapat

digunakan sebagai salah satu komponen penilai firm value.

(Depken et al., 2009)

Pengukuran: Log of capital expenditure

INT_TAit: Intangible asset/total asset ratio perusahaan i

tahun t Merupakan ‘soft spending’ yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Rasio ini akan berguna untuk penilaian firm

value perusahaan dalam jangka panjang. (Depken et al.,

2009)

Pengukuran : Intangible asset/total asset

Hubungan antara theoretical firm value dengan actual firm value

dapat digambarkan seperti berikut:

ABSAGC it = | FV it -FV it |

Setelah regresi dilakukan, maka bisa didapatkan residual dengan

nilai absolut yang digunakan sebagai variabel dependen dalam model

agency cost ini. Untuk regresi model firm value dapat dilihat pada

lampiran 1 dan 2.

b) Variabel Bebas (Independen)

1. Variabel monitoring effort

- Monitoring internal

RKOM: Rata-rata persentase kehadiran rapat semua

anggota dewan komisaris dalam rapat dewan komisaris.

Pengukuran : Sejumlah persentase rata-rata kehadiran

yang diungkapkan dalam laporan tahunan.

- Monitoring Eksternal

BLOCK: Jumlah lembar saham pemegang saham

pengendali dibagi total lembar saham. Pemegang

saham pengendali adalah institusi yang bergerak di

bidang non keuangan.

Pengukuran : Menggunakan presentase terhadap jumlah

kepemilikan pemegang saham pengendali tersebut.

KAP: Pengawasan dari KAP.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 62: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

46

Universitas Indonesia

Pengukuran: Menggunakan dummy terhadap perusahaan

yang diaudit oleh KAP Big 4 akan diberikan nilai 1 dan

0 kepada yang tidak diaudit oleh KAP Big 4.

LEVERAGE: Debt adalah total hutang jangka

panjang.

Pengukuran : Menggunakan rasio debt to equity sebagi

proksi adanya tambahan pengawasan karena adanya

pinjaman.

2. Variabel Upaya Bonding

KASKOM: Kompensasi dalam bentuk kas yang

diberikan kepada komisaris dan direksi.

Pengukuran : Log kompensasi yang didapatkan oleh

direksi dan komisaris.

ADV_SALES: Rasio beban iklan pada penjualan.

Pengukuran : Total beban iklan

Total penjualan

MOWN: Kepemilikan manajemen

Pengukuran: Menggunakan presentase kepemilikan

manajemen seperti yang diungkapkan dalam laporan

tahunan dan laporan keuangan.

c) Variabel kontrol

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel kontrol adalah

ukuran perusahaan yang dikuantifisir menggunakan log dari total asset

perusahaan (LTA)

3.6. Metode Pengujian Asumsi Klasik

Fenomena yang berusaha dijelaskan oleh penulis adalah fenomena yang

merupakan bentuk hubungan antara satu variabel terikat (dependen) dengan 7

variabel bebas (independen). Dimana variabel bebas tersebut dapat

diklasifikasikan secara umum menjadi variabel monitoring effort dan variabel

bonding effort. Maka karena itu model regresi yang digunakan adalah model

regresi linier berganda, karena satu variabel terikat yang akan dipengaruhi oleh

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 63: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

47

Universitas Indonesia

beberapa variabel bebas. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi

hubungan regresi linier berganda ini, karena itu penulis perlu mempertimbangkan

beberapa permasalahan umum yang sering terjadi pada regresi linier berganda.

Permasalahan tersebut meliputi multikolinieritas, heterosledastisitas, autokolerasi

dan uji normalitas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

permasalahan yang disebutkan agar perkiraan yang dihasilkan dapat

diintrepretasikan dengan baik dan akurat.

3.6.1 Pengujian Asumsi Multikolinearitas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang

digunakan mengandung korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Yaitu ketika

koefisien regresi yang diintrepretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat

jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas

lainnya dianggap tetap. Sedangkan menurut Gozali (2006) dalam Tryana (2011)

menyatakan bahwa jika variabel independen saling berhubungan, maka variabel-

variabel tersebut tidak orthogonal. Dimana variabel orthogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan

nol.

Adakalanya masalah kolinieritas dalam suatu model menjadi masalah yang

besar, karena ketika terjadi kolinieritas maka parameter yang terestimasi menjadi

tidak reliable yang akan berdampak pada ketidakakuratan intrepretasi. Akan

tetapi model yang mengandung kolinieritas masih bermanfaat, jika model yang

tersetimasi hanya digunakan untuk membuat suatu ramalan saja, asalkan R² masih

tinggi.

Dampak dari adanya masalah multikolinearitas ini adalah:

Varian koefisiensi menjadi besar, sehingga menimbulkan masalah

yaitu lebarnya interval kepercayaan.

Multikolinearitas dapat mengakibatkan banyak variabel yang tidak

signifikan tetapi koefisien determinasi (R2) tetap tinggi dan uji F

signifikan.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 64: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

48

Universitas Indonesia

Angka estimasi koefisien regresi mempunyai nilai yang tidak sesuai

substansi sehingga dapat menyesatkan intrepretasi.

Terdapat beberapa cara untuk mengatasi masalah kolinieritas secara umum,

yaitu melihat informasi sejenis yang ada, tidak mengikutsertakan variabel yang

kolinier dan mencari data tambahan. Sedangkan untuk pengujiannya sendiri

menggunakan software Eviews 6, jika terdapat korelasi antara variabel

independen yang nilainya melebihi 0,8 maka diduga kuat terdapat masalah

multikolinieritas. Kriteria lain yang dapat digunakan untuk mengukur

multikolinearitas dengan menggunakan SPSS adalah nilai VIF (variance

inflationary factor) yang kurang dari 10 dan nilai tolerance yang lebih dari 0.4

menandakan tidak terdapat masalah multikoliniaritas.

3.6.2. Pengujian Asumsi Heterokedastisitas

Permasalahan berikutnya yang perlu diperhatikan ketika melakukan regresi

linier berganda agar parameter dalam model bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator) adalah masalah heterokedastisitas. Hal ini berarti nilai error atau

residual mempunyai variasi yang tidak sama. Tidak konstannya residual atau σ

akan berdampak pada hasil pengujian yang diintrepretasikan salah. Cara untuk

mendeteksi heterokedastisitas adalah dengan metode grafik dan uji Park,

sedangkan salah satu cara untuk mengatasi heterokedastisitas adalah dengan

metode generalized least squares (GLS) dan transformasi logaritma.

Pengujian untuk mendeteksi heterokedastisitas pada penelitian ini dilakukan

dengan melihat nilai probabilitas Obs*R-squared setelah model diregresikan

dengan menggunakan Eviews 6. Apabila nilai probabilitas Obs*R-squared lebih

kecil dari α 5% maka diduga kuat terdapat heterokedastisitas pada model

penelitian. Apabila nilai probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari α 5% namun

masih lebih kecil dari α 10%, maka diduga masih terdapat indikasi

heterokedastisitas pada tingkat α 10%.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 65: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

49

Universitas Indonesia

3.6.3. Pengujian Asumsi Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

berganda yang digunakan ada korelasi antara error pada periode t dengan error

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka muncul masalah

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu dengan yang lainnya. Masalah ini timbul karena residual

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Atau menurut Nachrowi

(2002) adalah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang

berbeda waktu atau individu. Dampak yang timbul karena adanya autokorelasi

adalah taksiran yang diperoleh tidak lagi BLUE yaitu bias dan tidak konsisten.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi di dalam model regresi,

digunakan pengujian Durbin-Watson yang hanya digunakan untuk autokorelasi

tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adnya intercept

(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel

independen (gozali, 2006) dalam Tryana (2011). Jika dalam pengujian angka D-W

berkisar antara du<D-W<4-du dimana du adalah batas atas, maka tidak ada

autokorelasi. Batas bawah du adalah 1,54 dan batas atas du adalah 2,45. Maka

ketika nilai D-W berada diantara batas itu diduga kuat tidak terjadi autokol.

3.6.4. pengujian Asumsi Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

residual terdistribusi secara normal. Untuk mengetahui apakah residual

terdistribusi normal atau tidak dalam model regresi, maka dilakukan analisis

grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi

yang mendekati distribusi normal dan normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006) dalam

Tryana (2011).

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi

data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya. Selain menganalisis grafik histogram, langkah yang

harus dilakukan berikutnya adalah melakukan pengujian data outliers untuk

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 66: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

50

Universitas Indonesia

mendapatkan normalitas data. Outliers adalah kasus data yang memiliki

karakteristik yang unik yang terlihat sangat berbeda dari sampel lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai yang ekstrim. Ada empat penyebab timbulnya data

outliers:

Kesalahan dalam memasukan data

Gagal menilai adanya missing value

Data outlier bukan merupakan anggota populasi yang masuk menjadi

sampel

Outlier berasal dari populasi yang menjasi sampel, tetapi distribusi

dari variabel tersebut dalam populasi memiliki nilai ekstrim dan

tidak terdistribusi secara normal.

Hasil pengujian data outlier untuk mendapatkan normalitas data dapat dilihat

dari nilai skewness yang kurang dari 2 atau dari nilai p-value Kolmogorov-

Smirnov yang lebih dari 5%.

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap.

Tahap pertama adalah melakukan perhitungan terhadap nilai firm value yang bisa

di proksi dengan residual absolut theoretical dengan actual firm value. Nilai

theoretical didapatkan dari market to book ratio lalu diregresikan dengan

komponen actual firm value dengan faktor-faktor penentu yaitu log of book value

of equity, log of sales, log of total asset, long term debt/total asset, log of capital

expenditure, intangible asset/total asset ratio. Lalu lakukan regresi berganda

kepada kedua faktor tersebut. Hasil dari regresi firm value yang merupakan residu

absolut siap dijadikan variabel dependen terhadap proses selanjutnya. Sebelumnya

penulis telah melakukan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinieritas,,

heterokedastisitas, autokorelasi, dan normalitas kepada variable yang

mempengaruhi firm value tersebut.

Untuk tahap kedua adalah dengan memasukan data sample perusahaan

manufaktur yang tersedia kedalam komponen monitoring effort dan bonding

effort. Setelah itu lakukan lakukan regresi berganda untuk model yang telah

ditetapkan. Tak lupa untuk melakukan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinieritas,

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 67: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

51

Universitas Indonesia

heterokedastisitas, autokorelasi, dan normalitas terhadap variabel independen

yaitu monitoring effort dan bonding effort.

Tahap ke tiga adalah analisis hasil regresi berganda tersebut. Bandingkan

hasil yang diperoleh dari regresi agency problem dengan monitoring effort dan

dengan hasil regresi agency problem dengan upaya bonding effort. Metode yang

digunakan dalam mengolah data adalah pool data analysis dengan katagori cross

section.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 68: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

52 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

4.1. Analisis Pemilihan Sampel

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul dari sumber yang memadai,

maka penulis akan memastikan data mana yang memenuhi kriteria-kriteria

pemilihan sampel untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Karakterisitk

kriteria pemilihan sampel tersebut adalah perusahaan yang bergerak di industri

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008, 2009 dan 2010

menggunakan periode laporan keuangan dari 1 Januari hingga 31 Desember,

menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya, memiliki data

ekuitas yang tidak negatif dan yang menyediakan seluruh data yang dibutuhkan

secara lengkap.

Berdasarkan ketersediaan data yang diperoleh dari sumber yang memadai,

terkumpul sejumlah 101 perusahaan manufaktur tahun 2008, 104 perusahaan

manufaktur tahun 2009 dan 119 perusahaan manufaktur tahun 2010, maka

didapatkan 324 perusahaan yang dapat diolah menjadi sampel penelitian. Dari

total data sampel sejumlah 324 perusahaan, yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan sebesar 234 perusahaan manufaktur. Tahap selanjutnya adalah

melakukan winsorize atas data perusahaan yang memiliki data outlier dengan

kriteria data berada di luar kisaran mean ± 3 kali standar deviasi, sehingga tidak

ada data yang dihapus. Maka penelitian ini menggunakan 234 observasi dengan

jenis pengolahan data cross section pada industri manufaktur dalam periode

penelitian yaitu tahun 2008-2010. Ringkasan tabel sampel terangkum pada tabel

4.1.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 69: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

53

Universitas Indonesia

Tabel 4. 1 Sampel Penelitian

sampel yang terkumpul

Tahun 2010 119

Tahun 2009 104

Tahun 2008 101

Jumlah

324

Yang tidak memenuhi kriteria sampel

-Tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010 0

-Periode pelaporan kuntansi selain 1 jan -31 des 0

-Menggunakan mata uang pelaporan selain rupiah (27)

-Ekuitas yang negatif (24)

-Tidak tersedia komponen data yang lengkap (39) (90)

Jumlah

234

Total sampel yang dapat digunakan 234

4.2. Statisitk Deskriptif

Berikut ini adalah statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian model monitoring effort dan bonding effort. Table 4.2 ini

menyajikan nilai terkecil, nilai terbesar, mean, dan standar deviasi untuk model

monitoring effort.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 70: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

54

Universitas Indonesia

Tabel 4. 2 Statistik Deskrptif Model Monitoring Effort

Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

Rkomp 234 0.893269 0.118113 0.53 100

Block 234 0.661368 0.223317 0.00 0.99

Lev 234 5.424745 16.04331 0.043 82.10

Lta 234 12.04766 0.606923 10.74 13.67

Proporsi Big 4 Proporsi Non Big 4

KAP 39.74% 60.26%

Kesimpulan yang dapat ditarik dengan melihat informasi yang disampaikan

oleh tabel 4.2 adalah variabel independen kehadiran rata-rata rapat komisaris yang

memiliki angka maksimal 1 yang berarti kehadiran maksimum rata-rata rapat

komisaris 100% dan nilai minimum sebesar 0,53 menandakan bahwa kehadiran

rata-rata minimum komisaris sebesar 53% dan memiliki rata-rata sebesar

0,8943886 atau 89% menandakan bahwa sebagian besar sampel perusahaan

manufaktur menjalankan rapat komisaris dengan rata-rata tingkat kehadiran yang

tinggi dan rentang jarak beda tingkat kehadiran tidak berbeda jauh karena nilai

standar deviasi relatif kecil sebesar 0,118113.

Variabel indenpenden blockholder memiliki nilai minimum sebesar 0, yang

berarti ada perusahaan sampel yang tidak memiliki kepemilikan oleh blockholder

dan nilai maksimum sebesar 0,9974 menyatakan bahwa ada perusahaan yang

memiliki kepemilikan blockholder sampai sebesar 99,74%. Hal tersebut

dimungkinkan karena ada perusahaan sampel yang merupakan anak perusahaan

yang dimiliki sampai dengan kepemilikian yang sangat besar ataupun adanya

kepemilikan oleh pemerintah. Dengan rata-rata sebesar 0,661368, terdapat 129

perusahaan yang nilainya diatas dan sama dengan nilai rata-rata dan 105

perusahaan yang nilainya dibawah nilai rata-rata. Dengan standar deviasi sebesar

0,223317, berarti kepemilikan blockholder yang dimiliki oleh umumnya industri

manufaktur yang menjadi sampel tidak memiliki rentang jarak yang terlalu besar.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 71: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

55

Universitas Indonesia

Sedangkan untuk variabel independen KAP, menunjukan nilai minimum

sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Hal ini dikarenakan dalam pengujian ini

KAP merupakan dummy dari penggunakan KAP big 4 yang dinilai dengan 1 dan

KAP non big 4 yang dinilai dengan 0. Dengan standar deviasi 0,490428

mendakan bahwa perusahaan yang menjadi sampel sebagian kecil diaudit oleh

KAP big 4. Dari sampel yang digunakan diketahui bahwa sebanyak 141

perusahaan diaudit oleh KAP yang bukan termasuk big 4 atau non big 4 dan

sisanya sebanyak 93 perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP big 4.

Variabel independen selanjutnya adalah leverage. Leverage memiliki nilai

nilai minimum sebesar 0,043134 dan nilai maksimum sebesar 82,1. Dengan nilai

rata-rata sebesar 5,424745 menandakan sebanyak 208 perusahaan yang memiliki

nilai leverage dibawah rata-rata dan 26 perusahaan diatas rata-rata menandakan

bahwa rentang hutang yang dipilih oleh perusahaan manufaktur berbeda sesuai

dengan kebutuhannya. Hal tersebut juga menandakan bahwa perusahaan yang

menjadi sampel penelitian ini umumnya perusahaan manufaktur dengan tingkat

hutang yang rendah. Rentang ekstrem juga terlihat dari nilai standar deviasi yang

tinggi sebesar 16,04331.

Variabel kontrol yaitu total asset sebagai proksi dari ukuran perusahaan

memiliki nilai maksimum sebesar 13,67464 dan nilai minimum sebesar 10,

74289. Sedangkan nilai rata-rata sebesar 12,04379 dan standar deviasi sebesar

0,60693. Dengan nilai rata-rata yang mendekati nilai maksimum menandakan

bahwa sebagian besar perusahaan sampel memiliki total asset yang tidak kecil

atau sampel pada umunya memiliki ukuran perusahaan yang besar jika dilihat dari

total asset.

Pada model bonding effort juga akan dilakukan analisis statistik deskriptif.

Tabel 4.3 menyajikan nilai terkecil, nilai terbesar, mean, dan standar deviasi untuk

model bonding effort.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 72: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

56

Universitas Indonesia

Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif Model Bonding Effort

Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max

KASKOM 234 9.778935 0.608747 8.739651 11.86273

ADV_SALES 234 0.0504 0.172902 0 1.177898

MOWN 234 0.043462 0.091196 0 0.384

LTA 234 12.04766 0.606923 10.74289 13.67464

Variabel total kompensasi dalam bentuk kas memiliki nilai maksimum

sebesar 11,86273 dan nilai minimum sebesar 8,739651 dengan nilai rata-rata

sebesar 9,778935 dan nilai standar deviasi sebesar 0,608747. Dari 234 jumlah

sampel terdapat 124 perusahaan yang memiliki nilai total kompensasi kurang dari

rata-rata dan 110 perusahaan yang memiliki nilai kompensasi diatas rata-rata. Hal

ini menandakan masih banyak perusahaan sampel yang memberikan kompensasi

dalam bentuk kas kurang dari rata-rata kompensasi dan juga rentang jarak yang

tidak terlalu besar terhadap kompensasi dalam bentuk kas yang diberikan kepada

komisaris dan direksi perusahaan sampel.

Variabel independen beban iklan pada penjualan memiliki nilai minimum

sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1.177898. Dengan rata-rata 0.0504 terdapat

191 perusahaan yang memiliki nilai beban iklan pada penjualan yang kurang dari

rata-rata dan 43 perusahaan yang memiliki nilai lebih tingi dari rata-rata. Nilai

standar deviasi yang menunjukan nilai sebesar 0,172902 menandakan bahwa

perlakuan atau kebijakan yang diterapkan terkait beban iklan pada penjualan antar

perusahaan manufaktur cukup berbeda. Terlihat dari sektor di industri manufaktur

yang jarang sekali untuk beriklan, yaitu sektor pakan ternak, kimia, baja dan

logam, semen, kabel, kayu dan pengolahannya.

Variabel independen yang terakhir adalah kepemilikan manajemen. Dalam

tabel diatas menampilkan nilai maksimum kepemilikan manajemen sebesar 0,384

dan nilai minimum kepemilikan manajemen sebesar 0 yang berarti perusahaan

tersebut tidak mempunya manajemen yang memiliki kepemilikan atas perusahaan

sampel tersebut. Dengan rata-rata sebesar 0,043462 menandakan terdapat 177

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 73: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

57

Universitas Indonesia

perusahaan yang memiliki kepemilikan perusahaan kurang dari rata-rata dan 57

perusahaan yang memiliki. Standar deviasi sebesar 0,091196 menandakan bahwa

cukup terdapat perbedaan dari kepemilikan manajemen/insider ownership dalam

perusahaan yang menjadi sampel, tetapi umumnya dalam perusahaan yang

menjadi sampel memiliki insider ownership dengan kepemilikan yang rendah.

Variabel kontrol yaitu total asset sebagai proksi dari ukuran perusahaan

memiliki nilai maksimum sebesar 13,67464 dan nilai minimum sebesar 10,

74289. Sedangkan nilai rata-rata sebesar 12,04766 dan standar deviasi sebesar

0,606923. Dengan nilai rata-rata yang mendekati nilai maksimum menandakan

bahwa sebagian besar perusahaan sampel memiliki total asset yang tidak kecil.

Nilai variabel kontrol baik pada monitoring effort dan bonding effort tidak

memiliki besaran yang sama.

4.3. Model Monitoring Effort

4.3.1. Pengujian Asumsi Klasik

Sesuai dengan metodologi penelitian pada bab sebelumnya, sebelum

melakukan analisis terhadap temuan hasil empiris dan hipotesa yang

dikembangkan, perlu dilakukan uji asumsi klasik. Oleh karena itu, perlu dilakukan

berbagai macam pengujian dengan kriteria-kriteria yang ada terhadap model,

sehingga hasil pengujian dan analisis yang dikembangkan menghasilkan ukuran

yang valid dan tidak melanggar asumsi yang ada.

4.3.1.1. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas muncul apabila error atau residual dari model yang

diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi

lainnya.

Pengujian untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas pada penelitian ini

dilakukan dengan melihat nilai probabilitas Obs*R-squared setelah model

diregresikan. Apabila nilai Obs*R-squared lebih kecil dari α 5% maka diduga

kuat terdapat heterokedastisitas pada model penelitian. Apabila nilai probabilitas

Obs*R-squared lebih besar dari α 5% namun masih lebih kecil dari α 10%, maka

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 74: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

58

Universitas Indonesia

diduga masih terdapat indikasi heterokedastisitas pada tingkat α 10%. Nilai

probabilitas Obs*R-squared untuk pengujian model pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Pengujian Heterokedastisitas Model Monitoring Effort

Model monitoring effort

Obs*R-squared 0.1158

Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa monitoring effort memiliki nilai Obs*R-

squared lebih besar dari 5% dan 10% maka diduga kuat tidak terdapat masalah

heterokedastisitas pada model monitoring effort yang digunakan dalam penelitian

ini. Gambaran lebih detil tentang uji heterokedastisitas untuk model monitoring

effort dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.3.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikilinearitas dilakukan bertujuan untuk melihat apakah terdapat

hubungan yang kuat antara variabel independen. Model penelitian yang baik

seharusnya tidak mengalami masalah multikolineritas. Pengujian utnuk

mendeteksi multikolinearitas dilakukan dengan melihat korelasi antar variabel

independen pada correlation matrix yang terdapat pada program Eviews 6. Jika

terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya melebihin 0,8, maka

diduga kuat terdapat multikolinearitas. Hasil pengujian multikolineritas pada

model monitoring effort menyatakan bahwa tidak ada variabel independen yang

memiliki masalah multikolinearitas karena hubungan pada correlation matrix

tidak melebihi 0,8. Hasil dari uji multikolineritas ini bisa dilihat pada tabel 4.5 dan

lampiran 4.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 75: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

59

Universitas Indonesia

Tabel 4. 5 Uji Multikolinearitas Model Monitoring Effort

monitoring effort

ABSAGC RKOMP BLOCK KAP LEV LTA

ABSAGC 1 -0.00716 -0.02711 -0.01266 0.125484 0.057599

RKOMP -0.00716 1 -0.02706 -0.04327 0.01759 0.000303

BLOCK -0.027107 -0.02706 1 0.144019 -0.02591 -0.0134

KAP -0.012662 -0.04327 0.144019 1 -0.07339 0.526757

LEV 0.125484 0.01759 -0.02591 -0.07339 1 -0.00741

LTA 0.057599 0.000303 -0.0134 0.526757 -0.00741 1

4.3.1.3. Uji Autokorelasi

Auto korelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan

residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang

bersifat runtut waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa

sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian

tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antar objek

(cross section).

Pengujian terhadap autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari

nilai hasil Durbin Watson. Nilai dan pengujian ini dilakukan dengan program

Eviews, dari hasil pengujian tersebut ditentukan apajah nilai Durbin Watson

berada pada kisaran angka 2 (1,54<DW-stat<2,46). Apabila nilai DW berada pada

kisaran angka tersebut, maka dapat diindikasikan bahwa model pengujian tidak

mengalami masalah autokorelasi. Nilai statistik DW pada model monitoring effort

dapat dilihat pada tabel 4.6 dan juga pada lampiran 3.

Tabel 4. 6 Pengujian Autokorelasi Model Monitoring Effort

monitoring effort

Durbin-Watson stat 1.198716

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 76: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

60

Universitas Indonesia

Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa model monitoring effort

memiliki nilai DW kurang dari 1,54, maka dapat disimpulkan bahwa model

penelitian tersebut mengalami masalah autokorelasi. Treatment yang perlu

dilakukan untuk ‘menyembuhkan’ autokorelasi adalah dengan autoregresif pada

program Eviews. Treatment autoregresif merupakan penambahan variabel

independen yang bersama-sama dengan variabel independen lainnya akan

diregresikan terhadap variabel dependen (Nachrowi, 2006). Pada tabel 4.7

merupakan hasil DW setelah melakukan treatment autoregresif. Hasil pegujian

autokorelasi juga dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 4. 7 Pengujian Autokorelasi Model Monitoring Effort Setelah

Autoregresif

monitoring effort

Durbin-Watson stat 1.980808

Dari tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji autokorelasi tidak lagi

bermasalah. Hal ini didukung oleh angka DW yang sudah berada pada kisaran 2.

4.3.1.4. Uji Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual data

telah terdistribusi secara normal atau tidak. Normalitas dari suatu data dapat

dilihat dari bentuk histogram. Jika pencaran data yang tertera pada histogram

memiliki plot data berada di sekitar garis miring melintang, berarti data telah

memiliki penyebaran yang normal. Pengujian ini dapat dilakukan dengan program

SPSS yaitu dengan grafik histogram, uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk

dengan nilai p-value yang lebih dari 0,05. Jika nilai p-value lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.Gambar 4.1 dan tabel

4.8 akan menunjukan hasil dari uji normalitas yang dilakukan dengan program

SPSS.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 77: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

61

Universitas Indonesia

Gambar 4. 1 Uji Normalitas Untuk Data Monitoring Effort

Tabel 4. 8Hasil Uji Normalitas Data Monitoring Effort

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ABSAGC .284 234 .000 .576 234 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Gambar 4.1 menunjukan bahwa sebaran residual tidak berada mendekati

garis melintang dan Tabel 4.8 menunjukan bahwa uji Kolmogorov-Smirnov dan

Shapiro wilk yang kurang dari 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 78: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

62

Universitas Indonesia

residual pada model ini tidak berdistribusi normal. Namun karena dalam

penelitian ini jumlah sampel yang digunakan cukup besar (n > 30) menyebabkan

distribusi sampling error term mendekati normal (normality asymptotic) (Modul

Ekonometrika Dasar Lab IE – FEUI). Oleh karena itu, peneliti berkesimpulan

untuk tidak memberikan treatment lebih lanjut.

4.3.2. Analisis Hasil Regresi

Pengaruh empat variabel independen dalam model monitoring effort ini

terhadap variabel dependen agency cost dilakukan melalui pengujian regresi

berganda. Analisis regresi merupakan analisis yang mempelajari bagaimana

membangun sebuah model fungsional dari data untuk mendapatkan penjelasan

tentang hipotesis yang dibuat ataupun penjelasan mengenai fenomena yang ada.

Berikut penjabaran mengenai model monitoring effort.

Hasil pengujian regresi untuk monitoring effort dapat dilihat pada tabel 4.9

yang menampilkan hasil regresi setelah uji asumsi klasik dan setelah mendapatkan

treatment yang diperlukan. Sedangkan untuk gambaran yang lebih detil dapat

dilihat pada lampiran 5.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa model monitoring effort memiliki

nilai Adjusted R2

sebesar 15,84 %. Hal ini berarti bahwa variabel independen bisa

menjelaskan variabel dependen sebesar 15,84%, sedangkan 84,16% sisanya

ditentukan oleh variabel independen lain diluar model monitoring effort.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 79: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

63

Universitas Indonesia

Tabel 4. 9 Hasil Regresi Model Monitoring Effort

Variabel dependen: ABSAGC

Variabel independen ekspektasi tanda koefisien signifikansi

C -0.504635 0.9007

RKOM - -0.677031 0.3443

BLOCK ± -0.7961 0.4027

KAP - -0.375749 0.2769

LEV + 0.025153 *0.07805

LTA 0.335315 0.21365

F test Sign 0.0000

adj R Squared 0.158434

N 234

keterangan tabel :

ABSAGC = Nilai absolut dari residual theoritical firm value dengan actual firm value;

RKOM = Rata-rata kehadiran rapat dewan komisaris; BLOCK = persentase

kepemilikan pemegang saham pengendali berupa institusi non keuangan; KAP=

Variabel Dummy dengan nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP big 4, dan

0 untuk lainnya; LEV =Debt to Equity ratio; LTA= Log dari total asset.

*** signigikan level 1%, **signifikan level 5%, * signifikan level 10%

Berdasarkan pengujian regresi untuk masing-masing variabel independen

dan variabel kontrol dalam model monitoring effort ini, maka persamaan regresi

yang terbentuk dari penelitian dan intrepretasi atas hasil regresi adalah sebagai

berikut:

ABSAGC it = -0,504635 - 0,677031 RKOM - 0.7961 BLOCK - 0,375749

KAP + 0.025153 LEV + 0,335315 LTA

Adapun interpretasi atas pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis 1 menyatakan bahwa persentase kehadiran rapat

komisaris sebagai upaya monitoring berpengaruh negatif kepada

agency cost. Dalam model monitoring effort terlihat hasil regresi

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 80: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

64

Universitas Indonesia

untuk persentase kehadiran rata-rata rapat komisaris memiliki

koefisien sebesar -0,677031 dan signifikansi sebesar 0,3443. Jadi

persentase kehadiran rapat komisaris tidak berpengaruh terhadap

agency cost. Sehingga hipotesis 1 ditolak. Tidak signifikannya efek

pengawasan dari komisaris yang diukur oleh kehadiran rapat

komisaris mungkin dikarenakan tidak efektifnya rapat tersebut dan

juga pencatatan rapat hanya berdasarkan eksistensi dari rapat itu.

Selain itu upaya monitoring akan lebih terlihat pada rapat dewan

komisaris dan dewan direksi secara bersamaan. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zaini (2002) dalam

Kusuma dan Susanto (2004) yang menyatakan bahwa tidak

efektifnya dewan komisaris untuk pengawasan terhadap

pengelolaan yang dilakukan oleh direksi perusahaan.

2. Hipotesis 2 menyatakan bahwa blockholders mempunyai

pengaruh terhadap agency problem yang terjadi. Dalam model

monitoring effort ini diketahui bahwa blockholders memiliki

koefisien -0.7961 dan signifikansi sebesar 0,4027. Jadi, upaya

monitoring yang dilakukan oleh blockholders tidak berpengaruh

secara signifikan pada agency problem. Maka karena itu hipotesis

2 ditolak. Hal ini dikarenakan di satu sisi blockholders dapat

berperan sebagai pengawasan untuk kegiatan perusahaan dan di

sisi lain dapat berperan sebagai pihak yang dapat mengambil

tindakan untuk kepentingan pribadi. Dengan adanya kepemilikan

yang tinggi, blockholders akan memiliki hak voting yang tinggi

pula, sehingga secara tidk langsung mempunyai hak untuk terlibat

dalam pengambilan kebijakan perusahaan. Pernyataan tersebut

juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Depken et al.,

(2009) dan juga penelitian yang dilakukan oleh Zhong et al.,

(2007), menyatakan bahwa monitoring yang dilakukan

blockholders terhadap earning management tidak efektif sehingga

efeknya juga akan sama terhadap agency problem, yaitu kurang

efektif.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 81: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

65

Universitas Indonesia

3. Hipotesis 3 menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP

big 4 akan memiliki agency problem yang lebih kecil dibandingkan

dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non big 4. Dalam model

monitoring effort ini KAP memiliki koefisien -0, 375749 dengan

signifikansi 0,2769. Hal ini menunjukan bahwa KAP akan tidak

berpengaruh terhadap agency problem. Jadi hipotesis 3 ditolak.

Penggunaan faktor KAP big 4 dan non big 4 tidak signifikan

dikarenakan standar kerja yang digunakan dan lingkungan hukum

pada setiap KAP sama, jadi tidak memiliki efek yang signifikan

terhadap agency problem. Hal tersebut juga diungkapkan oleh

Khurana dan Raman (2005).

4. Hipotesis 4 menyatakan bahwa leverage mempunyai pengaruh

positif terhadap agency problem. Dalam model monitoring effort

ini leverage memiliki koefisien sebesar 0,025153 dan signifikansi

sebesar 0,07805. Kesimpulannya faktor leverage memiliki

pengaruh positif signifikan pada level 10%, sehingga hipotesis 4

diterima. Hasil tersebut menunjukan bahwa faktor hutang justru

menimbulkan agency problem antara manajemen dengan kreditur.

Masalah tersebut terkait dengan faktor pendorong agency problem

antara kreditur dengan manajemen-pemilik yaitu biaya

kebangkrutan yang akan menimbulkan opportunity cost kepada

perusahaan untuk tidak berhutang sebagai perjanjian dengan

kreditur, padahal perusahaan manufaktur tergolong industri yang

padat modal atau memerlukan banyak modal. Penjelasan terhadap

pengaruh tersebut juga dikeluarkan oleh Zainal Arifin (2003) yang

menyatakan bahwa penggunaan faktor leverage sebagai

pengawasan tidak efektif, karena kemungkinan banyak perusahaan

yang mengambil hutang dari bank yang masih terkait

kepemilikannya dengan pemilik perusahaan, sehingga justru akan

meningkatkan agency problem dan bukannya menjadi tambahan

pengawas oleh kreditur.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 82: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

66

Universitas Indonesia

5. Variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan yang diproksi dengan

menggunakan total asset dalam model monitoring effort ini

memiliki pengaruh positif terhadap agency problem. Hal ini

ditunjukan dengan hasil pengujian dimana total asset memiliki

koefisien sebesar 0,335315 dan signifikansi 0,21365.

4.4. Model Bonding Effort

4.4.1. Pengujian Asumsi Klasik

Sesuai dengan metodologi penelitian pada bab sebelumnya, sebelum

melakukan analisis terhadap temuan hasil empiris dan hipotesa yang

dikembangkan, perlu dilakukan uji asumsi klasik. Oleh karena itu, perlu dilakukan

berbagai macam pengujian dengan kriteria-kriteria yang ada terhadap model,

sehingga hasil pengujian dan analisis yang dikembangkan menghasilkan ukuran

yang valid dan tidak melanggar asumsi yang ada.

4.4.1.1. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas muncul apabila error atau residual dari model yang

diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi

lainnya.

Pengujian untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas pada penelitian ini

dilakukan dengan melihat nilai probabilitas Obs*R-squared setelah model

diregresikan. Apabila nilai Obs*R-squared lebih kecil dari α 5% maka diduga

kuat terdapat heterokedastisitas pada model penelitian. Apabila nilai probabilitas

Obs*R-squared lebih besar dari α 5% namun masih lebih kecil dari α 10%, maka

diduga masih terdapat indikasi heterokedastisitas pada tingkat α 10%. Nilai

probabilitas Obs*R-squared untuk pengujian model pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.10 dan juga pada lampiran 9.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 83: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

67

Universitas Indonesia

Tabel 4. 10 Pengujian Heterokedastisitas Model Bonding Effort

Model bonding effort

Obs*R-squared 0.9271

Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa bonding effort memiliki nilai Obs*R-

squared lebih besar dari 5% maka diduga kuat tidak terdapat masalah

heterokedastisitas pada model bonding effort yang digunakan dalam penelitian ini.

4.4.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikilinearitas dilakukan bertujuan untuk melihat apakah terdapat

hubungan yang kuat antara variabel independen. Model penelitian yang baik

seharusnya tidak mengalami masalah multikolineritas. Pengujian utnuk

mendeteksi multikolinearitas dilakukan dengan melihat korelasi antar variabel

independen pada correlation matrix yang terdapat pada program Eviews 6. Jika

terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya melebihin 0,8, maka

diduga kuat terdapat multikolinearitas. Hasil pengujian multikolineritas pada

model bonding effort menyatakan bahwa tidak ada variabel independen yang

memiliki masalah multikolinearitas karena hubungan pada correlation matrix

tidak melebihi 0,8. Hasil dari uji multikolineritas ini bisa dilihat pada tabel 4.11

dan juga lampiran 8 untuk model bonding effort.

Tabel 4. 11 Uji Multikolinearitas Model Bonding Effort

Bonding effort

ABSAGC KASKOM ADV_SALES MOWN LTA

ABSAGC 1 0.051096 -0.058779 -0.151836 0.057599

KASKOM 0.051096 1 0.210544 -0.157871 0.70839

ADV_SALES -0.058779 0.210544 1 -0.031485 0.163897

MOWN -0.151836 -0.157871 -0.031485 1 -0.254587

LTA 0.057599 0.70839 0.163897 -0.254587 1

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 84: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

68

Universitas Indonesia

4.4.1.3. Uji Autokorelasi

Auto korelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan

residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang

bersifat runtut waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa

sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian

tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antar objek

(cross section).

Pengujian terhadap autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari

nilai hasil Durbin Watson. Nilai dan pengujian ini dilakukan dengan program

Eviews, dari hasil pengujian tersebut ditentukan apajah nilai Durbin Watson

berada pada kisaran angka 2 (1,54<DW-stat<2,46). Apabila nilai DW berada pada

kisaran angka tersebut, maka dapat diindikasikan bahwa model pengujian tidak

mengalami masalah autokorelasi. Nilai statistik DW pada model monitoring effort

dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4. 12 Pengujian Autokorelasi Model Bonding Effort

Bonding effort

Durbin-Watson stat 1.227581

Dari Tabel 4.12 di atas dan juga lampiran 7 dapat dilihat bahwa model

monitoring effort memiliki nilai DW kurang dari 1,54, maka dapat disimpulkan

bahwa model penelitian tersebut mengalami masalah autokorelasi. Treatment

yang perlu dilakukan untuk ‘menyembuhkan’ autokorelasi adalah dengan

autoregresif pada program Eviews. Treatment autoregresif merupakan

penambahan variabel independen yang bersama-sama dengan variabel independen

lainnya akan diregresikan terhadap variabel dependen (Nachrowi, 2006). Pada

tabel 4.13 dan lampiran 10 menyatakan hasil DW setelah treatment autoregresif.

Tabel 4. 13 Pengujian Autokorelasi Model Bonding Effort Setelah

Autoregresif

Bonding effort

Durbin-Watson stat 1.952501

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 85: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

69

Universitas Indonesia

Dari tabel 4.13 diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji autokorelasi tidak lagi

bermasalah dikarenakan angka DW yang sudah berada pada kisaran 2.

4.4.1.4. Uji Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual data

telah terdistribusi secara normal atau tidak. Normalitas dari suatu data dapat

dilihat dari bentuk histogram. Jika pencaran data yang tertera pada histogram

memiliki plot data berada di sekitar garis miring melintang, berarti data telah

memiliki penyebaran yang normal. Pengujian ini dapat dilakukan dengan program

SPSS yaitu dengan grafik histogram, uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk

dengan nilai p-value yang lebih dari 0,05. Jika nilai p-value lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.Gambar 4.2 dan tabel

4.14 akan menunjukan hasil dari uji normalitas yang dilakukan dengan program

SPSS.

Gambar 4. 2 Uji Normalitas Untuk Data Bonding Effort

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 86: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

70

Universitas Indonesia

Tabel 4. 14 Hasil Uji Normalitas Data Bonding Effort.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ABSAGC .284 234 .000 .576 234 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Gambar 4.2 menunjukan bahwa sebaran residual tidak berada mendekati

garis melintang dan Tabel 4.14 menunjukan bahwa uji Kolmogorov-Smirnov dan

Shapiro wilk yang kurang dari 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

residual pada model ini tidak berdistribusi normal. Namun karena dalam

penelitian ini jumlah sampel yang digunakan cukup besar (n > 30) menyebabkan

distribusi sampling error term mendekati normal (normality asymptotic) (Modul

Ekonometrika Dasar Lab IE – FEUI). Oleh karena itu, peneliti berkesimpulan

untuk tidak memberikan treatment lebih lanjut.

4.4.2. Analisis Hasil Regresi

Model kedua adalah bonding effort, terdapat 3 variabel independen

sebagai proksi dari bonding effort untuk meminimalisir agency problem. Pada

tabel 4.15 dan lampiran 10 akan memaparkan hubungan yang diperoleh dari hasil

regresi yang telah dilakukan.

Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa model bonding effort memiliki

nilai Adjusted R2

sebesar 15,80 %. Hal ini berarti bahwa variabel independen bisa

menjelaskan variabel dependen sebesar 15,80%, sedangkan 84,20% sisanya

ditentukan oleh variabel independen lain diluar model.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 87: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

71

Universitas Indonesia

Tabel 4. 15 Hasil Regresi Model Bonding Effort

Variabel dependen: ABSAGC

Variabel independen ekspektasi tanda koefisien signifikansi

C 0.100968 0.9792

KASKOM + 0.646239 0.1385

ADV_SALES - -1.431921 **0.0202

MOWN - -5.467269 ***0.00335

LTA -0.308252 0.24295

F test Sign 0.0000

adj R Squared 0.158063

N 234

keterangan tabel :

ABSAGC= Nilai absolut dari residual theoritical firm value dengan actual firm value;

KASKOM= Kompensasi kas untuk direksi dan komisaris; ADV_SALES= Beban iklan

dibagi sales; MOWN= Kepemilian oleh manajemen ; LTA= log dari total asset.

*** signigikan level 1%, **signifikan level 5%, * signifikan level 10%

Berdasarkan pengujian regresi untuk masing-masing variabel independen

dan variabel kontrol dalam model bonding effort ini, maka persamaan regresi

yang terbentuk dari penelitian dan intrepretasi atas hasil regresi adalah sebagai

berikut:

ABSAGC it = 0,100968 + 0,64239 KASKOM – 1,431921 ADV_SALES –

5,467269 MOWN – 0,308252 LTA

Adapun interpretasi atas pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis 5 menyatakan bahwa total kompensasi dalam bentuk kas

akan meningkatkan agency problem. Dalam model bonding effort

ini menunjukan bahwa total kompensasi dalam bentuk kas

memiliki koefisien sebesar 0,646239 dengan signifikansi sebesar

0,1385. Jadi hipotesis 5 ditolak. Berarti pemberian kompensasi

dalam bentuk kas kepada manajemen dan komisaris tidak memiliki

pengaruh secara signifikan terhadap agency problem. Kompensasi

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 88: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

72

Universitas Indonesia

yang dalam bentuk kas tidak berpengaruh signifikan dikarenakan

pada dasarnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan

manufaktur di Indonesia kebanyakan dalam bentuk kas saja,

sehingga pengaruhnya terhadap agency cost tidak signifikan.

2. Hipotesis 6 menyatakan bahwa rasio beban iklan pada penjualan

akan berpengaruh negatif kepada agency problem. Dalam model

bonding effort ini menunjukan koefisien sebesar -1,431921 dengan

signifikansi sebesar 0,0202. Jadi hipotesis 6 diterima. Dapat

disimpulkan berarti rasio beban iklan dibagi dengan penjualan

memiliki pengaruh negatif signifikan pada level 5% terhadap

agency problem. Penggunaan iklan sebagai salah satu cara untuk

mempublikasikan visi dan misi serta prestasi perusahaan adalah

salah satu cara pencitraan dan sekaligus penarik perhatian bagi

stakeholder untuk ikut mengawasi, di sisi lain dengan adanya

informasi perusahaan yang dipublikasikan menandakan bahwa

asimetri informasi yang ada telah diminimalisir dan juga dapat

membangun nilai jangka panjang perusahaan, sehingga agency

problem juga dapat diminimalkan. Pernyatan ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Depken et al., (2009)

3. Hipotesis 7 menyatakan bahwa kepemilikan manajemen memiliki

pengaruh negatif terhadap agency problem. Dalam model bonding

effort, kepemilikan manajemen atau insider ownership memiliki

koefisien sebesar -5,467269 dan signifikansi sebesar 0,00335.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen ownership memiliki

pengaruh negatif signifikan pada level 1%. Jadi hipotesis 7

diterima. Kesimpulannya bahwa ketika adanya kepemilikan

perusahaan yang juga dimiliki oleh manajemen atau insider

ownership akan menyelaraskan kepentingan pemilik dengan

manajemen, sehingga manajemen akan berupaya untuk

meningkatkan nilai perusahaan semaksimal mungkin. Hasil

penelitian ini juga sesuai engan pernyataan yang diberikan oleh

Singh dan Davidson III, (2001) dan Fleming., (2005). Selain itu

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 89: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

73

Universitas Indonesia

kepemilikan manajemen juga adapt membatasi perilaku

opportunistic manajemen dalam bentuk earning management.

4. Variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan yang diproksi dengan

menggunakan total asset dalam model bonding effort ini memiliki

pengaruh negatif tidak signifikan agency problem. Hal ini

ditunjukan dengan hasil pengujian dimana total asset memiliki

koefisien sebesar – 0,308252 dan signifikansi 0,24295.

4.5. Perbandingan Keefektifan Monitoring Effort dan Bonding Effort

Setelah hasil regresi didapatkan, maka penulis dapat membandingkan

kefektifitasan antara monitoring effort dengan bonding effort berdasarkan adjusted

R2. Tabel 4.16 menampilkan perbandingan adjusted R

2 untuk monitoring effort

dan bonding effort.

Tabel 4. 16 Perbandingan Adjusted R Squared Model Monitoring Effort Dan

Bonding Effort

Monitoring effort Bonding effort

Adjusted R squared 0.158434 0.158063

Dari tabel 4.11 terlihat bahwa adjusted R squared monitoring effort lebih

besar jika dibandingkan dengan bonding effort. Walaupun perbedaan nilai

adjusted R squared tidak signifikan tetapi tetap dapat ditarik kesimpulan bahwa

variabel independen dalam model monitoring effort mempunyai kekuatan yang

lebih dibandingkan dengan bonding effort untuk memprediksi efek kekuatan dari

komponen yang bersangkutan secara bersamaan terhadap agency problem.

Variabel independen dalam model monitoring effort yang berpengaruh signifikan

adalah pengawasan dari kreditur karena faktor hutang (leverage), dengan tingkat

signifikansi pada level 10%.

Kombinasi komponen monitoring effort menghasilkan faktor yang dapat

menjelaskan agency problem sebesar 0.158434, sedangkan kombinasi komponen

bonding effort menghasilkan faktor yang dapat menjelaskan agency problem

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 90: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

74

Universitas Indonesia

sebesar 0.158063.Sedangkan untuk komponen bonding effort yang berpengaruh

signifikan adalah rasio beban iklan pada penjualan dan kepemilikan manajemen.

Masing-masing komponen bonding effort tersebut signifikan pada level 5% dan

1%.Dengan adanya perbandingan berdasarkan adjusted R squared tersebut maka

dapat disimpulkan aktifitas yang dapat mempengaruhi agency problem lebih dapat

dijelaskan oleh kegiatan bersifat monitoring daripada kegiatan bonding.

4.6. Rangkuman Hasil Penelitian

Sesuai dengan hasil penelitian atas regresi model monitoring dan model

bonding effort, maka berikut merupakan ringkasan hasil penelitian yang bisa

dilihat pada tabel 4.17 untuk model monitoring effort dan Bonding effort.

Tabel 4. 17 Ringkasan Hasil Penelitian

Variabel Dependen: ABSAGC

Mekanisme Monitoring Effort Mekanisme Bonding Effort

Variabel Independen

Ekspektasi Tanda Hasil

Variabel Independen

Ekspektasi Tanda Hasil

c C

RKOM - H1: Ditolak karena tidak Signifikan

KASKOM + H5: Ditolak karena tidak signifikan

BLOCK ± H2: Ditolak Karena tidak signifikan

ADV_SALES -

H6: Diterima pada pada level signifikansi 5%

KAP - H3: Ditolak Karena tidak signifikan

MOWN - H7: Diterima pada level signifikansi 1%

LEV + H4: Diterima pada level signifikansi 10%

LTA ± variabel kontrol

LTA ± variabel kontrol

F test Sign 0.0000 F test Sign 0.0000

Adj R Squared

0.158434 Adj R Squared 0.158063

N 234 N 234

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 91: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

75

Universitas Indonesia

Dari tabel 4.17 tersebut terlihat bahwa dari komponen model monitoring

effort yang berpengaruh signifikan terhadap agency cost adalah variabel leverage

dan berpengaruh positif.

Sedangkan pada model bonding effort yang berpengaruh signifikan terhadap

agency cost adalah variabel beban iklan pada penjualan dan kepemilikan

manajamen yang sama-sama memiliki pengaruh negatif.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 92: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

76 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh faktor monitoring

yang berpengaruh terhadap agency cost dan dapat diklasifikasikan sebagai

monitoring internal dan monitoring ekternal dan juga faktor bonding terhadap

agency cost yang terjadi. Agency problem merupakan masalah yang akan terjadi

pada semua hubungan kontraktual. Maka sangat penting untuk menemukan

faktor-faktor apa saja yang dapat meminimalkan atau mempunyai pengaruh

terhadap agency problem tersebut. Bentuk agency problem dapat diukur dengan

agency cost sebagai biaya dari masalah tersebut. Variabel independen yang

digunakan sebagai salah satu pengukur agency problem dalam penelitian ini

adalah monitoring effort berupa persentase kehadiran rapat komisaris,

pengawasan dari blockholder, pengawasan dari KAP, pengawasan kreditor dari

faktor leverage. Persentase kehadiran rapat dewan komisaris merupakan upaya

monitoring internal dan selain itu merupakan upaya monitoring eksternal.

Variabel independen lain yang merupakan variabel yang dapat

mempengaruhi agency problem adalah bonding effort. Bonding effort yang

digunakan dalam penelitian agency problem ini adalah besarnya kompensasi

berupa kas yang diberikan kepada komisaris dan direksi, jumlah beban iklan pada

penjualan dan kepemilikan manajemen. Sedangkan untuk variabel kontrol yang

digunakan dalam model monitoring dan bonding effort ini adalah ukuran

perusahaan yang diukur dengan total asset perusahaan. Sejumlah 234 perusahaan

manufaktur yang didapat untuk tahun 2008-2010 yang digunakan sebagai sampel

model monitoring dan bonding effort ini. Pengujian atas penelitian ini

menggunakan regresi berganda (ordinary least squared) dan bertipe cross section.

Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor yang berpengaruh signifikan dalam monitoring effort

terhadap agency cost adalah pengawasan dari kreditur atas faktor

hutang. Faktor tersebut berpengaruh positif signifikan kepada

agency problem, yang berarti ketika adanya peningkatan hutang

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 93: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

77

Universitas Indonesia

maka agency problem akan meningkat. Hal tersebut berkaitan

dengan faktor pendorong agency problem antara kreditur dengan

manajemen-pemilik. Terutama faktor biaya kebangkrutan atau

opportunity cost atas kesempatan penggunaan hutang lain yang

dilarang oleh kreditur agar hutang yang ada bisa dilunasi.

2. Faktor yang berpengaruh signifikan dalam bonding effort terhadap

agency cost adalah rasio beban iklan pada penjualan dan

kepemilikan manajemen. Rasio beban ikan pada penjualan

merupakan cermin adanya informasi yang cukup memadai yang

diberikan kepada publik melalui iklan sehingga adanya tambahan

pengawasan dari stakeholder dan juga dapat menurunkan kadar

asimetri informasi. Kepemilikan manajemen memiliki pengaruh

negatif signifikan terhadap agency problem. Kesimpulannya bahwa

dengan adanya kepemilikan manajemen dapat mengurangi agency

problem.

3. Dari hasil regresi akan terlihat perbedaan kekuatan penjelas dari

faktor yang digunakan dalam monitoring effort dan bonding effort.

Dari kedua model yang digunakan didapatkan perbedaan yang tidak

signifikan antar kedua model. Tetapi pada model monitoring effort

memiliki adjusted R squared yang sedikit lebih besar. Hal ini berarti

kombinasi dari komponen monitoring effort dapat menjelaskan lebih

banyak terhadap agency problem dibandingkan dengan kombinasi

komponen bonding effort.

5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai keterbatasan penelitian dan

saran bagi penelitian selanjutnya:

1. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa untuk tahun 2008-2010. Saran bagi

penelitian selanjutnya adalah mengambil sampel semua industri agar dapat

memperbanyak jumlah observasi sehingga data yang didapat dapat lebih

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 94: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

78

Universitas Indonesia

representatif dan lebih bervariasi untuk mendapatkan pembuktian empiris

secara menyeluruh.

2. Kesimpulan atas perbedaan kekuatan penjelas antara model monitoring

effort dengan bonding effort diambil hanya berdasarkan perbedaan besaran

angka adjusted R squared saja, tanpa melalui pengujian statistik yang

bersifat lebih valid. Saran untuk penelitian selanjutnya melakukan uji

perbedaan angka adjusted R squared.

3. Salah satu variabel independen yang digunakan adalah total kompensasi

dalam bentuk kas. Seharusnya data yang digunakan adalah kompensasi

dalam bentuk kas yang diberikan kepada komisaris, karena komisaris

menjalankan fungsi sebagai pengawas dan direksi menjalankan fungsi

untuk mengelola. Tetapi karena keterbatasan untuk memperoleh data

kompensasi kas untuk komisaris saja, maka peneliti menggunakan total

kompensasi kas untuk komisaris dan direksi, hal ini dikarenakan baik

dalam laporan keuangan dan tahunan banyak perusahaan yang

melampirkan data kompensasi kas secara gabungan untuk komisaris dan

direksi.

4. Variabel independen dalam monitoring effort berupa persentase kehadiran

rata-rata rapat dewan komisaris hanya menggunakan pengukuran

kehadiran rapat dewan komisaris saja karena lebih banyak perusahaan

yang mengungkapkan kehadiran rapat dewan komisaris sebagai pengawas,

seharusnya yang lebih mencerminkan upaya pengawasan adalah rapat

dewan komisaris beserta dewan direksi.

5. Periode penelitian terbatas pada tahun 2008-2010, sehingga kurang

memberikan variasi data maksimal pada penelitian. Hal ini juga terkait

keterbatasan perolehan data perushaan di bawah tahun 2009 oleh

ww.idx.co.id. Penelitian selanjutnya lebih baik menggunakan periode yang

lebih panjang agar trend setiap tahunnya dapat tercakup dalam penelitian.

6. Karena penelitian ini menggunakan periode tahun 2008-2010, dimana

pada tahun 2008 perekonomian diseluruh dunia sedang terkena dampak

krisis global, maka dari itu dikhawatirkan hasil intrepretasi data tidak

menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Selain itu krisis tersebut juga

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 95: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

79

Universitas Indonesia

mempengaruhi ketersediaan data karena banyaknya perusahaan yang

memiliki ekuitas negatif. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya tidak

mengunakan periode tahun 2008.

7. Penelitian untuk meneliti agency problem ini hanya menggunakan 7

variabel independen, dimana masih banyak faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi agency problem.

8. Pengukuran agency problem sendiri sebagai variabel dependen merupakan

selisih absolut dari variabel independen agency problem yang hanya

berjumlah 8 variabel independen. Masih banyak variabel independen lain

yang berpengaruh signifikan untuk memprediksi agency problem tersebut.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 96: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

80 Universitas Indonesia

Daftar Pustaka

Agrawal, A., & Knoeber, C. R. (1996). Firm Performance and Mechanisms to

Control Agency Problems Between Manager and Shareholders. Journal of

Financial and Quantitative Analysis.

Alijoyo, Antonius, & Subarto Zaini. (2004). Komisaris Independen. Jakarta: PT.

Indeks.

Amarani, R. D. (2009). Analisis Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan

institusional, Serta Ukuran dan komposisi Dewan Komisaris Terhadap

Agency Cost. Skripsi Universitas Indonesia

Arifin, Z. (2003). Efektifitas Mekanisme Bonding Dividen Dan Hutang Untuk

Mengurangi Masalah Agensi Pada Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta.

Jurnal Siasat Bisnis.

Arifin. (2005). Peran Akuntan Dalam Menegakan Prinsip Good Corporate

Governance Pada Perusahaan Di Indonesia. Disertasi Universitas

Diponegoro.

Arifin, H. I. (2010). Hubungan Antara Mekanisme Good Corporate Governance

(Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Asing,

Huang dan Kualitas Audit) Dengan Kinerja Saham. Skripsi Universitas

Indonesia.

Arifin, Z. (2007). Pengaruh Asymmetric Information Terhadap Efektifitas

Mekanisme Pengurang Masalah Agency. Sinergi Kajian Bisnis dan

Manajemen.

Ariswati, H. (2004). Analisa Pengaruh Biaya Agensi terhadap Dividen Perusahaan

Pada Bursa Efek Jakarta. Tesis Universitas Indonesia.

Bremser, W. (1988). CPA Firm Peer Reviews: Do They Improve Quality? The

CPA Journal.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 97: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

81

Universitas Indonesia

Brunello, G., Graziano, c., & Parigi, B. (2001). Executives Compensation and

Firm Performance in Italy. International Journal of industrial

Organization.

Chen, S.-S., & Ho, K. W. (2000). Corporation Diversification, Ownership

Strucutre, and Firm Value: The Singapore Evidence. International Review

of Financial Analysis.

Chuang, L., Lei, Z., & Xiuhong, L. (2010). Earning Quality and the Agency Costs

of Controling Shareholder. International Conference on E-Business and E-

Government.

Darren, H. (2009). Agency Costs, ownership structure and corporate governance

compliance: A private contractingperpective. Pasific-Basin Finance

Journal.

Dechow, P. M., Huson, M. R., & Sloan, R. G. (1994). The Effect of Restructuring

Charged on Executives' Cash Compensation. The Accounting Review.

Demougi, D., & Fluet, C. (2001). Monitoring Versus Incentives. European

Economic Review.

Depken II, C. A., Nguyen, G. x., & Sarkar, S. K. (2009). Agency Costs, Executive

Compensation, Bonding and Monitoring: A Stochastic Frontier Approach.

Article University of Texas.

Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory : An Assessment and Review. The

Academy of Management Review.

Ferris, S. P., Kumar, R., Sant, R., & Sopariwala, P. R. (1998). An Agency Analysis

of the Effect of Long Term Performance Plans on Managerial Decision

Making. The Quarterly Review of Economics and Finance.

Fitryani. (2011). Analisis Komprehensif Pengaruh Kompetensi dan Independensi

Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit. Disertasi Universitas Indonesia.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 98: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

82

Universitas Indonesia

Fleming, G., Heaney, R., & McCosker, R. (2004). Agency Costs and Ownership

Structure in Australia. Pasific-Basin Finance Journal.

Ghosh, S. (2007). Leverage, Managerial monitoring and Firm Valuation: A

simultaneous Equation Approach. Research in Economics.

Griffith, J. M. (1999). CEO Ownership and Firm Value. Managerial and Decision

Economics.

Harjito, A. D., & Nurfauziah. (2006). Hubungan Kebijakan Hutang, Insider

Ownership dan Kebijakan Deviden Dalam Mekanisme Pengawasan

Masalah Agensi. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia.

Herawaty, V. (2008). Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating

Variabel dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan.

Tesis Universitas Indonesia.

Hutchinson, M., & Gul, F. (2002). Investement Opportunities and Leverage: Some

Australian Evidence on the Role of Board Monitoring and Director Equity

Ownership. Managerial Finance.

Islam, M. Z., Islam , M. N., & Bhattacharjee, S. (2010). Agency Problem and the

Role of Audit Comittee: Implications for Corporate Sector in Bangladesh.

International Journal of Economics and Finance.

jayner Godfrey, A. H. (2010). Accounting Theory. Wiley.

Jensen, M. c., & Meckling, W. h. (1976). Theory of the firm: Managerial

Behavoiur, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics.

Jiao, Y. (2010). Stakeholder Welfare and Firm Value. Journal of Banking &

Finance.

Juliana, C. (2011). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Organisasi

Melalui Budaya, Strategi, dan Sistem Akuntansi Manajemen. Disertasi

Universitas Indonesia.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 99: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

83

Universitas Indonesia

Khurana, I. K., & Raman, K. K. (2004). Litigation Risk and The Financial

Reporting Credibility of Big 4 Versus Non Big 4 Audits: Evidence from

Anglo-American Countries. The Accounting Review.

Kim, K., Nofsinger, J. R., & Mohr, D. J. (2009). Corporate Governance. Pearson.

Kusuma, H., & Susanto, E. (2004). Efektifitas Mekanisme Bonding: Kasus

Perusahaan-Perusahaan yang Dikontrol Komisaris Independen. Jurnal

Akuntansi & Auditing.

Lioyd, W. P., Jahera, S. J., & Page , J. E. (1985). Agency Costs and Dividend

payout Ratios. Quarterly Journal of Businners and Economics.

Lippert, R., & Moore, W. (1995). Monitoring Versus Bonding: Shareholder

Rights and Management Compensation. Financial Management.

Maria, m. A. (n.d.). Efektifitas Pasal 120 UU No. 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas Mengenai Adanya Komisaris Independen dan

Komisaris Utusan Dalam Perseroan Terbatas Terkait Penerapan Good

Corporate Governance.

Mauer, D. C., & Sarkar, S. (2004). Real Options, Agency Conflicts, and Optimal

Capital Structure. Journal of Banking & Finance.

Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis untuk

Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Niawati, P. (2011). Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Governance,

Kepemilikan, dan Ukuran (SIZE) Bank Terhadap Kinerja Bank. Tesis

Universitas Indonesia.

Park, S., & Moon, S. H. (1995). Employee Stock Ownership Plans, Firm

Performance, and monitoring by Outside Blockholders. Financial

Management.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 100: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

84

Universitas Indonesia

Purwatiningsih. (2012). Corporate Governance-An introduce. Slide Perkuliahan

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rizki, A. (2011). Pengaruh konsentrasi kepemilikan Terhadap Profitabilitas,

Efisiensi dan Kualitas Aset Bank Umum di Indonesia Periode 2005-2009.

Skripsi Universitas Indonesia.

Sanjaya, I. P. (2008). Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba.

Jurnal Riset Akuntansi indonesia

Schroeder, R. G., Clark, M. W., & Cathey, J. M. (2010). Financial Accounting

Theory and Analysis. John Wiley and Sons.

Schulze, W. S., Lubatkin, M. H., Dino, R. N., & Buchholtz, A. K. (2001). Agency

Relationship in Family Firms: Theory and Evidence. Organization

Science.

Shapiro, S. P. (2005). Agency Theory. Annual Review of Sociology.

Sidabutar, C. J. (2003). Analisis Mekanisme Monitoring dan Bonding yang

Mempengaruhi Abnormal Profit Sebagai Representasi Agency Cost. Tesis

Universitas Indonesia.

Singh, M., & Davidson III, W. N. (2001). Agency Costs, Ownership Structure and

Corporate Governance mechanisms. Journal of Banking & Finance.

Siregar, S. V., & Utama, S. (2006). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan

Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Sun, J. (2006). Information Asymetry and Internal Monitoring: Which

Blockholders Monitor Manager More Effectively?. Dissertation University

of Southern California.

Supriyatno. (2008). Pengaruh Corporate Governance Dan Bentuk Kepemilikan

Terhadap Kinerja Keuangan Bank Di Indonesia. Finance and Banking

Journal.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 101: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

85

Universitas Indonesia

Susila, I. (2003). Konflik Keagenan Dalam Privatisasi BUMN. Jurnal Akuntansi

Dan Keuangan.

Tryana, I. (2011). Pengaruh Karakteristik Keuangan dan Non Keuangan Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan: Analisis Perbandingan Antar Negara di

Asean. Skripsi Universitas Indonesia.

Varian, H. R. (1990). Monitoring Agents With Other Agents. Journal of

Institutional and Theoritical Economics.

Wahyuni, E. S., Rossieta, H., & Syakhroza, A. (2011). Determinant Factors and

the Mediating Role of Agency cost on Privatized Entities Performance-The

Case on Indonesian State Owned Enterprise. Dissertation University of

Indonesia.

Wallace, P., & Zinkin, J. (2005). Mastering Business in Asia. John Wiley & Sons.

Watson, j., & Blanchard, M. (2001). Compensation Strategies, How to Keep your

Best Executives Happy. Community Banker.

Winarno, W. W. (2007). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi ilmu Manajemen YKPN.

Zhong, K., Gribbin, D. W., & Zheng, X. (2007). The Effect od Monitoring by

Outide Blockholders on Earnings Management. Quarterly Journal of

Business and Economics.

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 102: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

86

Universitas Indonesia

Lampiran 1 Hasil Regresi Model Firm Value Sebelum Treatment Autoregresif

Dependent Variable: MBV Method: Least Squares Date: 06/25/12 Time: 11:54 Sample: 1 234 Included observations: 234

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6.693016 6.763626 -0.989560 0.3234

LBVOE 0.650514 0.694386 0.936818 0.3498 LSALES 0.996485 0.737417 1.351317 0.1779

LTA -1.091262 1.184533 -0.921260 0.3579 LTD_TA 0.045552 0.764932 0.059551 0.9526 LCAPEX 0.247663 0.522544 0.473956 0.6360 INT_TA 51.10774 18.79911 2.718625 0.0071

R-squared 0.054733 Mean dependent var 2.456581

Adjusted R-squared 0.029748 S.D. dependent var 4.520974 S.E. of regression 4.453222 Akaike info criterion 5.854591 Sum squared resid 4501.679 Schwarz criterion 5.957955 Log likelihood -677.9871 Hannan-Quinn criter. 5.896267 F-statistic 2.190624 Durbin-Watson stat 1.418256 Prob(F-statistic) 0.044833

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 103: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

87

Universitas Indonesia

Lampiran 2 Hasil Regresi Model Firm Value Setelah Treatment Autoregresif

Dependent Variable: MBV Method: Least Squares Date: 06/25/12 Time: 11:59 Sample (adjusted): 2 234 Included observations: 233 after adjustments Convergence achieved after 6 iterations White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -9.230600 6.083082 -1.517422 0.1306

LBVOE 0.759648 1.061661 0.715528 0.4750 LSALES 1.165940 0.591156 1.972306 0.0498

LTA -0.948248 1.303543 -0.727439 0.4677 LTD_TA 0.181466 0.386890 0.469038 0.6395 LCAPEX 0.014213 0.536013 0.026516 0.9789 INT_TA 38.66275 24.44442 1.581660 0.1151 AR(1) 0.300356 0.123708 2.427938 0.0160

R-squared 0.137292 Mean dependent var 2.465279

Adjusted R-squared 0.110452 S.D. dependent var 4.528744 S.E. of regression 4.271323 Akaike info criterion 5.775456 Sum squared resid 4104.945 Schwarz criterion 5.893946 Log likelihood -664.8406 Hannan-Quinn criter. 5.823236 F-statistic 5.115247 Durbin-Watson stat 2.009765 Prob(F-statistic) 0.000021

Inverted AR Roots .30

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 104: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

88

Universitas Indonesia

Lampiran 3 Hasil Regresi Model Monitoring Effort Sebelum Treatment Sebelum

Autoregresif

Dependent Variable: ABCAGC Method: Least Squares Date: 06/25/12 Time: 12:06 Sample: 1 234 Included observations: 234

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.760766 5.547040 -0.497701 0.6192

RKOMP -0.342709 1.916077 -0.178860 0.8582 BLOCK -0.257550 1.028543 -0.250403 0.8025

KAP -0.316082 0.553107 -0.571467 0.5682 LEV 0.026347 0.014134 1.864067 0.0636 LTA 0.465741 0.440896 1.056351 0.2919

R-squared 0.021207 Mean dependent var 2.391158

Adjusted R-squared -0.000258 S.D. dependent var 3.448696 S.E. of regression 3.449141 Akaike info criterion 5.339434 Sum squared resid 2712.419 Schwarz criterion 5.428032 Log likelihood -618.7138 Hannan-Quinn criter. 5.375157 F-statistic 0.987973 Durbin-Watson stat 1.198716 Prob(F-statistic) 0.425830

Lampiran 4 Hasil Uji Multikolinearitas Model Monitoring Effort

ABCAGC RKOMP BLOCK KAP LEV LTA

ABCAGC 1.000000 -0.007160 -0.027107 -0.012662 0.125484 0.057599 RKOMP -0.007160 1.000000 -0.027061 -0.043273 0.017590 0.000303 BLOCK -0.027107 -0.027061 1.000000 0.144019 -0.025907 -0.013404

KAP -0.012662 -0.043273 0.144019 1.000000 -0.073390 0.526757 LEV 0.125484 0.017590 -0.025907 -0.073390 1.000000 -0.007412 LTA 0.057599 0.000303 -0.013404 0.526757 -0.007412 1.000000

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 105: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

89

Universitas Indonesia

Lampiran 5 Hasil Regresi Model Monitoring Effort Setelah Treatment Autoregresif

Dependent Variable: ABCAGC Method: Least Squares Date: 06/25/12 Time: 12:08 Sample (adjusted): 2 234 Included observations: 233 after adjustments Convergence achieved after 8 iterations White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.504635 4.038390 -0.124959 0.9007

RKOMP -0.677031 1.687214 -0.401272 0.6886 BLOCK -0.796100 0.949649 -0.838310 0.4027

KAP -0.375749 0.633669 -0.592974 0.5538 LEV 0.025153 0.017673 1.423209 0.1561 LTA 0.335315 0.421616 0.795309 0.4273

AR(1) 0.405409 0.063224 6.412300 0.0000 R-squared 0.180199 Mean dependent var 2.392658

Adjusted R-squared 0.158434 S.D. dependent var 3.456044 S.E. of regression 3.170468 Akaike info criterion 5.175218 Sum squared resid 2271.722 Schwarz criterion 5.278897 Log likelihood -595.9129 Hannan-Quinn criter. 5.217026 F-statistic 8.279423 Durbin-Watson stat 1.980808 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .41

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 106: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

90

Universitas Indonesia

Lampiran 6 Hasil Uji Heterokedastisitas Model Monitoring Effort

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.441015 Prob. F(19,214) 0.1101

Obs*R-squared 26.54226 Prob. Chi-Square(19) 0.1158 Scaled explained SS 207.2441 Prob. Chi-Square(19) 0.0000

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/25/12 Time: 12:18 Sample: 1 234 Included observations: 234 Collinear test regressors dropped from specification

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1620.491 1671.241 -0.969633 0.3333

RKOMP 1948.960 819.2379 2.378991 0.0182 RKOMP^2 -379.9443 207.7852 -1.828544 0.0689

RKOMP*BLOCK -16.29028 124.7156 -0.130619 0.8962 RKOMP*KAP 161.8803 69.44108 2.331189 0.0207 RKOMP*LEV 2.450025 3.134512 0.781629 0.4353 RKOMP*LTA -116.8231 57.09664 -2.046059 0.0420

BLOCK 450.2856 396.6320 1.135273 0.2575 BLOCK^2 -29.07556 50.08426 -0.580533 0.5622

BLOCK*KAP 67.98488 38.17452 1.780897 0.0763 BLOCK*LEV 1.417856 1.761054 0.805118 0.4216 BLOCK*LTA -36.70494 32.47160 -1.130371 0.2596

KAP 108.0570 267.5303 0.403905 0.6867 KAP*LEV -0.101413 0.595976 -0.170163 0.8650 KAP*LTA -25.94403 21.04752 -1.232641 0.2191

LEV -5.605714 10.73901 -0.521996 0.6022 LEV^2 0.001773 0.014074 0.125995 0.8999

LEV*LTA 0.199358 0.785833 0.253690 0.8000 LTA 93.30928 259.0207 0.360239 0.7190

LTA^2 2.477340 10.63837 0.232868 0.8161 R-squared 0.113428 Mean dependent var 11.59153

Adjusted R-squared 0.034714 S.D. dependent var 47.11281 S.E. of regression 46.28784 Akaike info criterion 10.58923 Sum squared resid 458508.8 Schwarz criterion 10.88456 Log likelihood -1218.940 Hannan-Quinn criter. 10.70831 F-statistic 1.441015 Durbin-Watson stat 1.692922 Prob(F-statistic) 0.110144

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 107: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

91

Universitas Indonesia

Lampiran 7 Hasil Regresi Model Bonding Effort Sebelum Treatment Autoregresif

Dependent Variable: ABCAGC Method: Least Squares Date: 06/25/12 Time: 12:12 Sample: 1 234 Included observations: 234

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.224837 4.746661 0.047367 0.9623

KASKOM 0.232504 0.527841 0.440482 0.6600 ADV_SALES -1.446864 1.329035 -1.088657 0.2774

MOWN -5.554118 2.548026 -2.179773 0.0303 LTA 0.017181 0.535758 0.032069 0.9744

R-squared 0.028835 Mean dependent var 2.391158

Adjusted R-squared 0.011872 S.D. dependent var 3.448696 S.E. of regression 3.428164 Akaike info criterion 5.323063 Sum squared resid 2691.279 Schwarz criterion 5.396894 Log likelihood -617.7983 Hannan-Quinn criter. 5.352832 F-statistic 1.699829 Durbin-Watson stat 1.227581 Prob(F-statistic) 0.150895

Lampiran 8 Hasil Uji Multikolinearitas Model Bonding Effort

ABCAGC KASKOM ADV_SALES MOWN LTA

ABCAGC 1.000000 0.051096 -0.058779 -0.151836 0.057599 KASKOM 0.051096 1.000000 0.210544 -0.157871 0.708390

ADV_SALES -0.058779 0.210544 1.000000 -0.031485 0.163897 MOWN -0.151836 -0.157871 -0.031485 1.000000 -0.254587

LTA 0.057599 0.708390 0.163897 -0.254587 1.000000

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 108: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

92

Universitas Indonesia

Lampiran 9 Hasil Uji Heterokedastisitas Model Bonding Effort

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.442848 Prob. F(20,212) 0.9824

Obs*R-squared 9.343919 Prob. Chi-Square(20) 0.9786 Scaled explained SS 91.62889 Prob. Chi-Square(20) 0.0000

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/25/12 Time: 12:16 Sample: 2 234 Included observations: 233 Collinear test regressors dropped from specification

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -223.9695 351.4351 -0.637300 0.5246

GRADF_01*GRADF_02 -119.5488 142.5733 -0.838507 0.4027 GRADF_01*GRADF_03 -130.1398 472.1890 -0.275610 0.7831 GRADF_01*GRADF_04 -71.31007 1246.205 -0.057222 0.9544 GRADF_01*GRADF_05 200.4500 179.4993 1.116718 0.2654 GRADF_01*GRADF_06 -10.19070 22.70557 -0.448820 0.6540

GRADF_02^2 9.491755 11.95186 0.794165 0.4280 GRADF_02*GRADF_03 -20.60064 53.46346 -0.385322 0.7004 GRADF_02*GRADF_04 -48.98033 244.0675 -0.200684 0.8411 GRADF_02*GRADF_05 -3.680124 19.00694 -0.193620 0.8467 GRADF_02*GRADF_06 3.237380 2.901699 1.115684 0.2658

GRADF_03^2 -13.96256 43.72951 -0.319294 0.7498 GRADF_03*GRADF_04 134.3659 624.4744 0.215166 0.8298 GRADF_03*GRADF_05 27.02591 38.16685 0.708099 0.4797 GRADF_03*GRADF_06 -3.237482 16.64745 -0.194473 0.8460

GRADF_04^2 349.3585 834.9443 0.418421 0.6761 GRADF_04*GRADF_05 28.00787 160.0785 0.174963 0.8613 GRADF_04*GRADF_06 -16.68852 46.97853 -0.355237 0.7228

GRADF_05^2 -7.402289 10.62639 -0.696595 0.4868 GRADF_05*GRADF_06 -1.474690 3.098954 -0.475867 0.6347

GRADF_06^2 -0.126533 0.129805 -0.974798 0.3308 R-squared 0.040103 Mean dependent var 9.797342

Adjusted R-squared -0.050454 S.D. dependent var 44.63124 S.E. of regression 45.74329 Akaike info criterion 10.56977 Sum squared resid 443599.1 Schwarz criterion 10.88081 Log likelihood -1210.379 Hannan-Quinn criter. 10.69520 F-statistic 0.442848 Durbin-Watson stat 1.970810 Prob(F-statistic) 0.982428

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012

Page 109: PENGARUH MONITORING COSTS DAN BONDING COSTS …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20317964-S-Tatiana Rahmawati.pdfProgram Studi : S1 Ekstensi Akuntansi . Judul : Pengaruh Monitoring Costs

93

Universitas Indonesia

Lampiran 10 Hasil Regresi Model Bonding Effort Setelah Treatment Autoregresif

Dependent Variable: ABCAGC Method: Least Squares Date: 06/25/12 Time: 12:15 Sample (adjusted): 2 234 Included observations: 233 after adjustments Convergence achieved after 8 iterations

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.100968 4.372075 0.023094 0.9816

KASKOM 0.646239 0.501341 1.289021 0.1987 ADV_SALES -1.431921 1.148528 -1.246745 0.2138

MOWN -5.467269 3.704061 -1.476020 0.1413 LTA -0.308252 0.487979 -0.631692 0.5282

AR(1) 0.392620 0.061109 6.424919 0.0000 R-squared 0.176208 Mean dependent var 2.392658

Adjusted R-squared 0.158063 S.D. dependent var 3.456044 S.E. of regression 3.171167 Akaike info criterion 5.171490 Sum squared resid 2282.781 Schwarz criterion 5.260358 Log likelihood -596.4786 Hannan-Quinn criter. 5.207326 F-statistic 9.710990 Durbin-Watson stat 1.952501 Prob(F-statistic) 0.000000

Inverted AR Roots .39

Pengaruh monitoring..., Tatiana Rahmawati, FE UI, 2012