pengaruh kualitas layanan terhadap motivasi membeli bagi anggota dan kinerja koperasi pegawai...
DESCRIPTION
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Motivasi Membeli Bagi Anggota Dan Kinerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia Di Kota Malang, rifki hanif stie asia malangTRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 48
PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MOTIVASI MEMBELI BAGIANGGOTA DAN KINERJA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA DI
KOTA MALANG
Oleh:
Rifki Hanif *)
Abstraksi
Di Indonesia, terdapat tiga pelaku ekonomi yang umum disebut bangun usaha milikNegara (BUMN), Koperasi, dan usaha swasta. Sejalan dengan kemurnian pelaksanaanPancasila dan UUD 1945, khususnya pasal 33 UUD 1945, koperasi merupakan suatu bentukbidang usaha yang paling sesuai dengan ciri-ciri dan kondisi masyarakat Indonesia dalammenjalankan aktivitas perekonomiannya. Dengan demikian tidak berlebihan jika koperasiperlu mendapatkan perhatian dan dorongan kita bersama agar mampu memberikan kontribusiyang lebih signifikan bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota padakhususnya,
Variabel dalam penelitian ini adalah Kualitas layanan, Motivasi Membeli bagi Anggota,dan Kinerja Koperasi. penelitian ini populasi targetnya adalah anggota aktif KPRI-PerguruanTinggi di kota Malang sebanyak 4.717 orang yang tersebar pada 3 koperasi UniversitasNegeri di kota Malang (Universitas Brawijaya Malang, Universitas Negeri Malang, danUniversitas Islam Negeri Malang).
Analisis jalur dilakukan dengan metode regresi berganda untuk melihat pengaruhvariabel X1 dan X2 terhadap variabel Y1 dan regresi sederhana untuk melihat pengaruhvariabel X1 terhadap variabel X2.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas Layanan tidak berpengaruh langsungterhadap Kinerja Koperasi, tapi melalui Motivasi Membeli Bagi Anggota.
Kata Kunci: Kualitas Layanan, Motivasi Membeli bagi Anggota, Kinerja Koperasi
*) Dosen Manajemen STIE ASIA Malang
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 49
Latar Belakang
Di Indonesia, terdapat tiga pelaku ekonomi yang umum disebut bangun usaha milik
Negara (BUMN), Koperasi, dan usaha swasta. Sejalan dengan kemurnian pelaksanaan
Pancasila dan UUD 1945, khususnya pasal 33 UUD 1945, koperasi merupakan suatu bentuk
bidang usaha yang paling sesuai dengan ciri-ciri dan kondisi masyarakat Indonesia dalam
menjalankan aktivitas perekonomiannya. Dengan demikian tidak berlebihan jika koperasi
perlu mendapatkan perhatian dan dorongan kita bersama agar mampu memberikan kontribusi
yang lebih signifikan bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota pada
khususnya,
Saat ini, reputasi koperasi tidak lagi setara dengan pelaku ekonomi yang lain (BUMN
dan Swasta). Selain itu, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Hidayati (2006),
diketahui bahwa masih banyak koperasi, khususnya koperasi konsumsi yang belum mampu
memberdayakan anggotanya secara maksimal.
Oleh karena itu upaya untuk selalu meningkatkan kinerja pelayanannya harus terus
dilakukan. Apabila pelayanannya baik, maka motivasi membeli dari anggota juga meningkat,
yang pada akhirnya kinerja koperasi juga akan meningkat. Sehingga merupakan suatu
kebutuhan bagi pengelola koperasi untuk menerapkan manajemen yang profesional agar
efektivitas peran koperasi bagi anggota-anggotanya dapat terwujud.
Dalam hal ini, peneliti memilih koperasi yang menjadi obyek penelitian adalah Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di kota Malang. Penelitian ini dilakukan pada koperasi
yang kriterianya lebih banyak memiliki kesamaan atau kemiripan (homogen) dengan harapan
hasil penelitian ini bisa digeneralisir minimal kepada masing-masing KPRI yang menjadi
sasaran penelitian ini.
Alasan lainnya adalah, bahwa KPRI di tiga Perguruan Tinggi Negeri di kota Malang
tersebut telah mampu memberikan manfaat yang bagi anggota pada khususnya dan
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 50
masyarakat pada umumnya. Ini bisa dilihat dari tingkat SHU yang diberikan tiap tahun relatif
selalu mengalami kenaikan.
Tabel 1. Tingkat SHU yang dibagikan
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kinerja KPRI-Perguruan Tinggi
Negeri di Kota Malang?
2. Apakah motivasi membeli anggota berpengaruh signifikan terhadap kinerja KPRI-
Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang?
3. Apakah kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota
KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang?
4. Apakah kualitas layanan berpengaruh secara tidak langsung dan signifikan terhadap
kinerja KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang melalui motivasi membeli
anggota?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang, judul penelitian dan rumusan masalah maka dapat
disusun tujuan studi sebagai berikut :
NO NAMA KOPERASI 2005 2006
1 UNIBRAW 293,009,300 468,339,514
3 UM 820,526,200 1,400,853,023
13 UIN (STAIN) 122,494,400 60,669,169
Jumlah 1,236,029,900 1,929,861,706
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 51
1. Mengidentifikasi pengaruh kualitas layanan koperasi terhadap kinerja KPRI-Perguruan
Tinggi Negeri di Kota Malang.
2. Mengidentifikasi pengaruh motivasi membeli bagi anggota terhadap kinerja KPRI-
Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang.
3. Mengidentifikasi pengaruh kualitas layanan koperasi terhadap motivasi membeli anggota
KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang.
4. Mengidentifikasi pengaruh kualitas layanan secara tidak langsung terhadap kinerja KPRI-
Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang melalui motivasi membeli anggota.
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Layanan
Pengertian Kualitas Layanan memiliki pengertian yang beragam, karenanya tidak ada
pengertian atau definisi yang diterima secara universal. Namun demikian menurut Goetsh &
Davis dalam Tjiptono (2002:51) dijelaskan bahwa pengertian kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.
Terdapat beberapa model pengelompokan dimensi kualitas. Antara lain yang
dikemukakan oleh Garvin dalam Mowen & Minor (2002) yang secara umum kualitas dapat
dikelompokkan ke dalam delapan dimensi yaitu :
1. Kinerja produk inti /karakteristik utama.
2. Keistimewaan tambahan/features, karakteristik tambahan.
3. Reliability/kehandalan produk.
4. Conformance/kesesuaian dengan spesifikasi.
5. Durability/daya tahan.
6. Serviceability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi,
penanganan keluhan yang memuaskan.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 52
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
8. Kualitas yang dipersepsikan/perceived quality, yaitu citra dan reputasi serta tanggung
jawab perusahaan terhadapnya.
Sementara Parasuraman et al, (1985) dari berbagai hasil penelitiannya mengelompokkan
kualitas menjadi lima dimensi yaitu :
1. Tangibles/tampilan fisik yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan
sarana komunikasi.
2. Reliability/kehandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera dan memuaskan.
3. Responsiveness/daya tanggap yaitu keinginan para staff untuk membantu pelanggan
dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance/jaminan, mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
5. Empaty meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan
mamahami kebutuhan para pelanggan.
Pengelompokan dimensi kualitas menurut Zeithmal lebih menekankan pada
industri/perusahaan jasa, sedangkan Garvin lebih menekankan pada perusahaan manufaktur.
Namun demikian Garvin dalam Mowen & Minor (2002) telah melakukan penelitian pada
tahun 1998 terhadap toko retail, dan dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa
pengelompokan kualitas dibagi ke dalam tujuh dimensi yaitu :
1. Kinerja, yang merupakan tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci
yang diidentifikasi pelanggan. Misalnya, jumlah atribut yang ditawarkan, kemampuan
pegawai untuk menangani masalah dengan baik, kualitas informasi yang diberikan
kepada pelanggan.
2. Interaksi pegawai, yaitu mengenai keramahan, sikap hormat, dan empaty yang
ditunjukkan oleh para staff pemberi jasa/barang perusahaan.
3. Reliabilitas, merupakan konsistensi kinerja barang, jasa atau toko.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 53
4. Daya tahan, merupakan rentang kehidupan produk/toko dan kekuatan secara umum.
Misalnya mendapatkan penghargaan secara terus menerus.
5. Ketepatan waktu dan kenyamanan, yaitu seberapa cepat produk diserahkan /
diperbaiki, kenyamanan pembelian dan proses jasa termasuk penerimaan kartu kredit,
jam kerja toko dan tempat parkir.
6. Estetika, merupakan penampilan fisik barang/toko. Misalnya suasana toko,
penampilan fisik pegawai yang menarik.
7. Kesadaran akan merk, merupakan dampak positif/negatif tambahan atas kualitas yang
tampak dari evaluasi konsumen yang mengenal merek/toko tersebut. Misalnya sejauh
mana tinggi rendah kualitas suatu merek/toko sebagai hasil kepercayaan konsumen.
Motivasi Pembelian
Motivasi dalam terjemahan bebasnya adalah kekuatan penggerak individu yang
memaksanya untuk bertindak (Schieffman & Kanuk, 1994:94). Dijelaskan pula oleh Sheth &
Mittal (2004:234) bahwasanya penelitian tentang motivasi konsumen adalah penting, karena
bermanfaat untuk mengetahui alasan-alasan apa yang memotivasi seseorang membeli atau
tidak membeli produk, jasa atau merek tertentu. Teori tentang motivasi menurut Maslow
berkaitan erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dijelaskan bahwa seseorang akan
meningkatkan kebutuhannya ke tingkat yang lebih tinggi apabila kebutuhan yang di
bawahnya terpuaskan. Jika dikaitkan dengan kebutuhan anggota koperasi, maka ada
bermacam motivasi anggota dalam melakukan transaksi dengan koperasi, seperti motif untuk
mendapatkan SHU atau layanan yang lebih baik maupun harga yang murah dibanding
perusahaan swasta.
Kinerja
Kinerja koperasi jika dibanding dengan kinerja perusahaan swasta lebih menunjukkan
kemajuan yang bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif, karena pengaruhnya baik secara
makro maupun mikro masih sangat terbatas, Raharjo dalam Djohan (1997:84). Begitu juga
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 54
peran koperasi sebagai badan usaha masih relatif lemah dibanding perusahaan swasta dan
BUMN, antara lain disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia yang berkualitas
sehingga mengakibatkan belum dapat menjalankan fungsi dan peranannya sesuai yang
diharapkan, Prawirokusumo dalam Djohan (1997:84). Dan jika dibandingkan dengan
koperasi-koperasi di negara tetangga, koperasi di Indonesia masih lemah atau rapuh dan tidak
efisien, Soedjono dalam Djohan (1997:84). Seperti telah diketahui bersama bahwa dalam
koperasi, Sumber Daya Manusia yang dimaksudkan di sini adalah tidak hanya karyawan dan
manajer saja, akan tetapi menyangkut anggota maupun pengurus.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka hal ini memberi pengertian bahwa keberhasilan
atau kinerja koperasi sangat bergantung pada SDM-nya yang berarti pula bergantung pada
ketiga komponen tersebut yaitu : anggota, pengurus, dan pengawas. Dari sisi anggota,
disebabkan oleh karena kurangnya pemberdayaan dan partisipasi anggota secara maksimal,
dan dari sisi pengurus karena kurangnya profesionalisme manajemen.
Kualitas layanan harus benar-benar diperhatikan oleh koperasi , karena kualitas layanan
merupakan faktor utama yang membedakan perus dengan lainnya, dan kualitas layanan ini
dinilai lebih tinggi dalam hal tingkat pentingnya bagi koperasi dibanding variabel periklanan,
promosi dan usaha penjualan, serta menduduki ranking ketiga setelah produk dan harga
(Payne, 2000:219).
Kerangka Konseptual
Gambar 3.1. KERANGKA KONSEPTUAL
Indikator dari masing-masing variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 55
X1 = Kualitas Layanan, dengan indikator-indikator sebagai berikut:
X1.1 = Keterhandalan Pelayanan
X1.2 = Daya Tanggap
X1.3 = Jaminan
X1.4 = Empati
X1.5 = Tampilan Fisik
X2 = Motivasi membeli, dengan indikator-indikator sebagai berikut:
X2.1 = Motif Ekonomi
X2.2 = Harapan
X2.3 = Insentif
Y1 = Kinerja, dengan indikator-indikator sebagai berikut:
Y1.1 = Penjualan
Y1.2 = Rasio Penjualan : Modal
Y1.3 = SHU
Y1.4 = Jumlah anggota
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tinjauan pustaka, kerangka proses
berfikir dan kerangka konseptual dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Kualitas layanan koperasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja KPRI-Perguruan
Tinggi Negeri di kota Malang.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 56
2. Motivasi membeli anggota berpengaruh signifikan terhadap kinerja KPRI-Perguruan
Tinggi Negeri di kota Malang.
3. Kualitas layanan koperasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota
KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di kota Malang.
4. Kualitas layanan koperasi berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap
kinerja KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di kota Malang melalui motivasi membeli
anggota.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Kualitas layanan (X1)
Kualitas layanan adalah kondisi dinamis atau relatif bagi masing-masing orang atau
konsumen atas layanan yang diberikan perusahaan yang keberadaannya ada dibenak
konsumen yaitu berdasarkan persepsinya bukan pada realitasnya. Yang disebut sebagai
konsumen dalam penelitian ini adalah anggota koperasi yang menjadi pelanggan KPRI.
X1.1 : Keterhandalan adalah tanggapan responden mengenai kemampuan koperasi
memberikan pelayanan secara akurat (tepat sasaran, contohnya: jika pelanggan
butuh shampo anti ketombe, maka pihak pegawai KPRI akan menawarkan shampo
Clear, Zinc, dan lain-lain), sesuai dengan yang dijanjikan kepada anggota (jika
pihak KPRI menjanjikan adanya layanan antar barang maka mereka akan berusaha
untuk memenuhinya) dan yang memuaskan anggotanya.
X1.2 : Daya tanggap adalah tanggapan responden terhadap daya tanggap karyawan dalam
memberikan perhatian pada anggota saat belanja, memberi bantuan yang
diperlukan, serta kebersediaan dalam menanggapi keluhan.
X1.3 : Jaminan adalah tanggapan responden atas pelayanan karyawan yang selalu ramah,
sopan, dapat dipercaya (tidak membohongi pelanggan), serta memberi rasa aman
kepada anggota yang belanja.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 57
X1.4 : Empati adalah tanggapan responden atas pelayanan karyawan yang selalu
berkomunikasi dengan baik, memahami kebutuhan anggota secara baik, serta
memberikan perhatian secara pribadi.
X1.5 : Tampilan fisik adalah tanggapan responden atas pelayanan koperasi yang terkait
dengan fasilitas gedung yang memadai, kenyamanan dalam berbelanja, penampilan
karyawan, serta kebersihan ruangan yang terjaga.
2) Motivasi membeli (X2)
Motivasi membeli adalah dorongan yang kuat dari seseorang untuk melakukan transaksi
atau pembelian berdasarkan alasan dan tujuan tertentu. Adapun definisi operasional dari
masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
X2.1 : Motif ekonomi adalah tanggapan responden mengenai dorongan membeli di
koperasi karena alasan untuk mendapatkan SHU.
X2.2 : Harapan adalah tanggapan responden mengenai dorongan membeli di koperasi
karena harapan mendapat pelayanan yang lebih baik dibanding toko-toko umum.
X2.3 : Insentif adalah tanggapan responden mengenai dorongan melakukan pembelian
karena untuk mendapatkan harga yang lebih murah dibanding toko-toko umum.
3) Kinerja koperasi (Y1)
Kinerja adalah outcome dari suatu pekerjaan atau hasil kerja yang dicapai oleh koperasi
yang berhubungan dengan penjualan, perbandingan penjualan terhadap modal, SHU, dan
jumlah anggota. Dan data sekunder diambil dari data tahun 2006 karena RAT koperasi
yang terakhir dilakukan pada bulan Desember 2006-Januari 2007 dengan masing-masing
indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Y1.1 : Penjualan adalah tanggapan responden terhadap kemajuan koperasi berdasarkan
penjualan yang dicapai pada tahun 2006.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 58
Y1.2 : Perbandingan penjualan terhadap modal adalah tanggapan responden terhadap
kemajuan koperasi berdasarkan perbandingan penjualan terhadap modal pada tahun
2006.
Y1.3 : SHU adalah tanggapan responden terhadap kemajuan koperasi yang didasarkan pada
SHU yang dicapai pada tahun 2006.
Y1.4 : Jumlah anggota yaitu tanggapan responden terhadap kemajuan koperasi berdasarkan
jumlah anggota pada tahun 2006.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study dengan beberapa variabel
yang diidentifikasi antara lain: variable kompetensi individu dan komitmen organisasi
sebagai variabel eksogen, variabel kualitas layanan dan motivasi membeli sebagai variabel
endogen intervening, serta kinerja sebagai variabel endogen dependen.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di tiga KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia)-Perguruan
Tinggi Negeri di kota Malang. Ketiga KPRI itu adalah:
1. KPRI Serba Usaha-Universitas Brawijaya Malang.
2. KPRI Universitas Negeri Malang
3. KPRI Universitas Islam Negeri Malang
Jenis Data Penelitian
1. Data primer. Merupakan data yang diperoleh langsung melalui pengajuan kuesioner
kepada responden berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.
2. Data sekunder. Merupakan data yang tersaji dalam bentuk tertulis atau dokumen dimana
data ini berisi informasi-informasi pendukung yang diperlukan dalam penelitian.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 59
Adapun jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer,
diperoleh dari pengajuan kuisioner kepada responden. Sedangkan data sekunder diperoleh
melalui jurnal-jurnal dan penelitian serupa yang dilakukan di dalam negeri, dan sumber-
sumber lainnya.
Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat
diperoleh. Menurut Arikunto (1998), terdapat tiga sumber data dalam suatu penelitian, yaitu :
1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui
wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Sumber data ini biasanya disebut
responden. Yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti, baik pertanyaan lisan maupun tertulis.
2. Place, yaitu sumber data yang berupa tempat, dan menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak.
3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar,
atau simbol lain.
Berdasarkan pada definisi diatas, maka sumber data pada penelitian ini adalah
responden. Responden disini adalah anggota di tiga KPRI-Perguruan Tinggi Negeri di kota
Malang.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Kuisioner. Menurut Umar
(2004), kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan responden
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
Populasi dan Sampel Penelitian
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 60
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen atau individu-individu yang merupakan
sumber infomasi dalam suatu riset. Populasi sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (1)
populasi target, merupakan sumber informasi representatif yang diinginkan (2) populasi
contoh merupakan suatu contoh yang benar-benar diambil sebagaimana ditentukan oleh
kerangka contoh atau sampling.
Sebelum memutuskan populasi target, harus diketahui terlebih dahulu karakteristik
individu yang akan dimasukkan pada populasi target.
Adapun karakteristik individu populasi target pada penelitian ini adalah :
1. Semua anggota koperasi yang menjadi pelanggan KPRI yang masih aktif di tiga
Perguruan Tinggi Negeri di kota Malang (Universitas Brawijaya Malang, Universitas
Negeri Malang, dan Universitas Islam Negeri Malang). sampai saat dilakukannya
penelitian. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan informasi dan evaluasi yang betul-
betul aktual tentang kualitas layanan dan motivasi membeli dari para anggota KPRI
tersebut.
2. Sedangkan kriteria keaktifannya dapat dilihat dari transaksi yang dilakukan dengan
koperasi (berupa kwitansi ataupun bukti transaksi jual-beli lainnya) maupun dari buku
keanggotaan dan catatan-catatan lain seperti daftar hadir RAT.
Berdasarkan karakteristik populasi di atas, maka pada penelitian ini populasi targetnya
adalah anggota aktif KPRI-Perguruan Tinggi di kota Malang sebanyak 4.717 orang yang
tersebar pada 3 koperasi Universitas Negeri di kota Malang (Universitas Brawijaya Malang,
Universitas Negeri Malang, dan Universitas Islam Negeri Malang) (Sumber Laporan
Tahunan 2004-PKPRI Kota Malang) untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah:
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 61
DAFTAR JUMLAH ANGGOTA KOPERASI POPULASI DI KOTA MALANG TAHUN 2006
No. Nama Koperasi Instansi Jumlah
Anggota
Jumlah
Sampel
1 Serba Usaha Universitas Brawijaya
Malang
3.053 59
2 Universitas Malang Universitas Negeri Malang 1.758 34
3 STAIN Universitas Islam Negeri
Malang
320 6
J U M L A H 5.131 99
Sedangkan yang dimaksud dengan sampel, adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Mengingat keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh peneliti, maka pada
penelitian ini digunakan penelitian sampel. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari
populasi anggota aktif KPRI-Perguruan Tinggi di kota Malang.
Dalam menentukan ukuran sampel, Slovin dalam Sanusi (2003:84) memasukan unsur
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir.
Nilai toleransi ini dinyatakan dalam presentase mulai dari 1 persen sampai dengan 10 persen.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
n = 21 NN
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 62
α = toleransi ketidaktelitian (dalam persen)
Dengan menggunakan rumus yang sama dan jumlah populasi dalam penelitian berjumlah
5131 anggota, maka akan didapat jumlah sampel 98,088 yang jika dibulatkan menjadi 99
orang pada α = 10 %. Dengan komposisi sebagai berikut:
51313053 x 99 = 59 anggota KPRI Serba Usaha-Universitas Brawijaya Malang
51311758 x 99 = 34 anggota KPRI Universitas Negeri Malang
5131320 x 99 = 6 anggota KPRI Universitas Islam Negeri Malang
Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam suatu penelitian, harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif (Arikunto, 2002). Teknik
penentuan responden yang dipilih dari sampel yang telah ditentukan adalah simpel random
dengan sistim undian.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu didalam penelitian, sehingga dengan adanya
alat tersebut data yang diperlukan dalam penelitian dapat dikumpulkan. Kuesioner dalam
penelitian ini disusun dengan menggunakan skala likert atau metode Likert’s Summafed
Ratings (LSR) dengan 4 skala. Pada skala pengukuran ini responden diminta untuk memberi
respon terhadap setiap pernyataan atau pertanyaan dengan memilih salah satu dari lima
pilihan (Cooper & Emory, 1996:194).
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 63
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment
Pearson dan dianggap valid jika r hitung > r tabel. Konsistensi jawaban responden
ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan (r11), instrumen dikatakan
reliabel apabila nilai r11 mendekati satu.
Nilai rproduct moment tabel untuk N= 100 dan α = 5 % adalah 0,195. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel.
Sementara masing-masing konstruk variabel dapat dikatakan reliabel apabila mempunyai
nilai angka Alpha >0,6. Dari hasil uji menunjukan bahwa semua instrumen penelitian reliabel
dan valid.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah berguna untuk melihat apakah data terdistribusi dengan normal.
Dalam uji normalitas ini digunakan uji kenormalan Lilliefors sejenis dengan Kolmogorov-
Smirnov. Dalam uji ini dihitung nilai statistik Lilliefors Yang selanjutnya dibandingkan
dengan nilai tabel Lilliefors. Data dikatakan berdistribusi normal jika L hitung < L tabel.
Pengujian Asumsi Klasik
Analisis jalur (Path Analysis) dalam penelitian ini menggunakan metode regresi berganda
(Multiple Regression). Dalam menggunakan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian
asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas terlebih dahulu.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah kondisi dimanan terdapat korelasi linier sempurna antara
variabel-variabel di dalam model. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF (Varian
Inflation Factor), jika nilai VIF < 4 berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 64
Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam suatu model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain.
Jika varians residual anatar satu oengamaan dengan pengamatan lain ternyata berbeda, maka
terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Goldfeld-Quandt
Test. Prosedur pengujian dengan metode ini terlebih dahulu mengurutkan data berdasarkan
salah satu variabel bebasnya kemudian menghilangkan c buah pengamatan yang berada di
tengah (c ditentukan secara apriori). Melakukan regresi pada kelompok data variabel bebas
yang kecil dan besar. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai F yang merupakan rasio dari
mean square residual kelompok keud terhadap mean square residual kelompok pertama dan
dibandingkan dengan F tabel. Jika uji menghasilkan nilai F uji < F tabel, maka model telah
memenuhi asumsi homokedastisitas atau tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Pengujian Hipotesis dengan Analisis Jalur
Analisis jalur dilakukan dengan metode regresi berganda untuk melihat pengaruh
variabel X1-1 - X1-5 dan X2 terhadap variabel Y1 dan regresi sederhana untuk melihat pengaruh
variabel X1-1 - X1-5 terhadap variabel X2.
Pengaruh Reliability (X1-1), Responsiveness (X1-2), Assurance (X1-3), Empathy (X1-4),
Tangible (X1-5) terhadap Motivasi Pembelian Anggota (X2) secara langsung
Hasil analisis regresi yang pertama ini menghasilkan persamaan berikut :
ZX2 = β1X1-1 + β1X1-2 + β1X1-3 + β1X1-4 + β1X1-5 + e2
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 65
Hasil Analisa Pengaruh Variabel X1-1-X1-5 terhadap Variabel X2 secara langsung
variabel BebasStandardized CoefficientsBeta T Sign.
Konstanta -1.120 0.265
Reliability (X1-1) 0.200 2.425 0.017
Responsiveness (X1-2) 0.186 2.233 0.028
Assurance (X1-3) 0.970 0.875 0.384
Empathy (X1-4) 0.114 1.303 0.196
Tangible (X1-5) 0.400 3.741 0.000
Variabel Terikat : Motivasi Pembelian
R Square (R2) : 0.448
E2 : 0.552
Dari tabel 5.5.1 diatas, maka dapat diperoleh model persamaan pertama sebagai berikut :
Zmotivasi membeli = 0,200X1-1 + 0,186X1-2 + 0,400X1-5 + 0,552
Berdasarkan tabel diatas koefisien determinasi (r2) adalah sebesar 0,448 yang berarti
model pengaruh variabel nilai yang dirasakan mampu menjelaskan sebesar 45 %, sedangkan
sisanya 55% adalah dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat dalam model
regresi ini.
1. Uji F (overall test)
Variabel X1 (Kualitas Layanan) mempunyai nilai Fhitung = 15,285 dengan signifikansi F
sebesar 0,000 sedangkan nilai Ftabel = 2,021. Jadi Fhitung > Ftabel dapat disimpulkan bahwa
variabel X1 (Kualitas Layanan) berpengaruh simultan secara signifikan terhadap kepercayaan
secara langsung. Nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1 (Kualitas Layanan)
sebesar 0,670 dan hubungannya positif. Angka sebesar 0,670 ini menunjukkan bahwa
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 66
koefisen beta terstandard yang diperoleh masuk dalam kategori tingkat hubungan yang
sedang. Dari sini dapat disimpulkan jika semakin tinggi kualitas layanan maka akan semakin
tinggi pula motivasi membeli oleh anggota.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan dalam
penelitian ini adalah terdapat pengaruh secara langsung yang signifikan antara kualitas
layanan terhadap motivasi membeli anggota KPRI di tiga perguruan tinggi negeri di kota
Malang diterima.
1. Uji t (partial test)
Berdasarkan angka signifikan t dapat dilihat pengaruh secara parsial dari masing-masing
dimensi kualitas layanan adalah sebagai berikut:
1. Variabel X1-1 (Reliability) mempunyai nilai t hitung = 2,425 dengan t tabel = 1,658
karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-1 (Reliability)
berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara langsung. Nilai
koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-1 adalah 0,200 dan bentuk
hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability meningkat
maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.
2. Variabel X1-2 (Responsiveness) mempunyai nilai t hitung = 2,233 dengan t tabel =
1,658 karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-2
(Responsiveness) berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara
langsung. Nilai koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-2 adalah 0,186 dan
bentuk hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability
meningkat maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.
3. Variabel X1-3 (Reliability) mempunyai nilai t hitung = 2,425 dengan t tabel = 1,658
karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-1 (Reliability)
berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara langsung. Nilai
koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-1 adalah 0,200 dan bentuk
hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability meningkat
maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 67
4. Variabel X1-1 (Reliability) mempunyai nilai t hitung = 2,425 dengan t tabel = 1,658
karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-1 (Reliability)
berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara langsung. Nilai
koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-1 adalah 0,200 dan bentuk
hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability meningkat
maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.
5. Variabel X1-1 (Reliability) mempunyai nilai t hitung = 2,425 dengan t tabel = 1,658
karena t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1-1 (Reliability)
berpengaruh signifikan terhadap motivasi membeli anggota secara langsung. Nilai
koefisien beta terstandarisasi untuk variabel X1-1 adalah 0,200 dan bentuk
hubungannya positif (searah) yang berarti bahwa jika variabel Reliability meningkat
maka motivasi membeli dari anggota juga akan meningkat.
Pengaruh Kualitas Layanan (X1) dan Motivasi Pembelian (X2) terhadap Kinerja
Koperasi (Y) secara langsung
Hasil analisis regresi yang pertama ini menghasilkan persamaan berikut :
ZY1 = β1X1 + β2X2 + e1
Hasil Analisa Pengaruh Variabel X1 – X2 terhadap Variabel Y secara langsung
variabel BebasStandardized CoefficientsBeta T Sign.
Konstanta 2.087 0.040
Kualitas Layanan (X1) 0.111 0.963 0.338
Motivasi Pemb Angg(X2) 0.390 3.396 0.001
Variabel Terikat : Kinerja Koperasi
R Square (R2) : 0.218
E2 : 0.782
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 68
Dari tabel diatas , maka dapat diperoleh model persamaan pertama sebagai berikut : ZY1
= 0,111X1 + 0,390X2 + 0,782
Berdasar tabel hasil analisis diatas koefisien determinasi yang dilihat dari angka R square
(r2) diperoleh angka sebesar 0,218. Angka ini menunjukkan bahwa variabel Kualitas Layanan
dan Motivasi Pembelian Anggota mampu menjelaskan pengaruh terhadap Kinerja Koperasi
sebesar 22 % dalam model penelitian, sedangkan sisanya 78% dijelaskan oleh variabel-
variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi ini.
Kemudian uraian pengaruh (untuk angka signifikan t) Kualitas Layanan dan Motivasi
Pembelian Anggota terhadap Kinerja Koperasi adalah sebagai berikut :
a. Variabel X1 (Kualitas Layanan) mempunyai nilai thitung = 0,963 (sig 0,338 > 0,05). Jadi
dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (Kualitas Layanan) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja Koperasi secara langsung. Nilai koefisien beta terstandarisasi
untuk variabel X1 (Kualitas Layanan) sebesar 0,111. Tingkat hubungan sebesar 0,111 ini
tergolong rendah.
b. Variabel X2 (Motivasi Pembelian Anggota) mempunyai nilai thitung = 3,396 (sig 0.001).
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Motivasi Pembelian Anggota) berpengaruh
secara signifikan terhadap Kinerja Koperasi secara langsung. Nilai koefisien beta
terstandarisasi untuk variabel X2 (Motivasi Pembelian Anggota) sebesar 0,390. Tingkat
hubungan sebesar 0,390 ini tergolong rendah. Namun hubungannya bersifat positif yang
berarti jika semakin tinggi motivasi pembelian anggota maka semakin tinggi pula kinerja
koperasi.
Dari perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis kedua dan ketiga yang
diajukan dalam penelitian ini: terdapat pengaruh positif yang signifikan antara motivasi
membeli oeh anggota (X2) pada KPRI di tiga perguruan tinggi negeri di kota Malang
terhadap kinerja koperasi (Y); terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas
layanan (X1) terhadap motivasi membeli anggota (X2) pada KPRI di tiga perguruan tinggi
negeri di kota Malang adalah diterima.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 69
Pengaruh tidak langsung Kualitas Layanan (X1) terhadap Kinerja Koperasi (Y) melalui
Motivasi Pembelian Anggota (X2)
Maka untuk selanjutnya dari hasil perhitungan regresi dapat dihitung pengaruh tidak
langsung dari variabel bebas Kualitas Layanan (X1) terhadap Kinerja Koperasi (Y) melalui
Motivasi Pembelian Anggota (X2). Dengan nilai beta terstandard yang sudah diperoleh akan
diketahui nilai koefisien jalurnya :
P3 = 0,111
P1 = 0,624 P2 = 0,390
e1 = 0,611 e2 = 0,782
Diagram lintas variabel bebas ke variabel terikat
Pengaruh tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat yang melalui variabel
intervening seperti terlihat pada model diatas dapat diperoleh melalui perkalian nilai
pengaruh langsung (koefisien beta terstandarisasi) pada masing-masing persamaan regresi.
Maka, untuk mencari pengaruh tidak langsung variabel Kualitas Layanan (X1) terhadap
Kinerja Koperasi (Y) melalui variabel Motivasi Pembelian (X2) adalah sebagai berikut :
PTL (X1-Y ) = p1 x p2
Keterangan :
PTL X1-Y = Pengaruh tidak langsung variabel X1 (Kualitas Layanan) terhadap variabel
Y (Kinerja Koperasi).
P1 = Pengaruh langsung variabel X1 (Kualitas Layanan) terhadap variabel X2 (Motivasi
Pembelian Anggota)
P2 = Pengaruh langsung variabel X2 (Motivasi Pembelian Anggota) terhadap variabel Y
(Kinerja Koperasi)
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 70
Dengan demikian pengaruh tidak langsung kualitas layanan terhadap kinerja koperasi
melalui motivasi pembelian anggota seperti yang dijelaskan berikut :
PTL X1 – Y= 0,624 x 0,390 = 0,243
Kemudian dari hasil perhitungan diatas ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh tidak langsung variabel kualitas layanan terhadap variabel kinerja koperasi melalui
variabel motivasi membeli anggota.
Nilai Koefisien Beta Antar Variabel
VariabelPengaruhLangsung
Pengaruh TidakLangsung Pengaruh Total
Kualitas Layanan terhadap Kinerja Koperasi 0.111 0.243 0.354
Kualitas Layanan terhadap Motivasi Membeli 0.624
Motivasi Membeli terhadap Kinerja Koperasi 0.390
Kemudian untuk menghitung koefisien determinasi total dari model, sebelumnya perlu
diketahui pengaruh error yang melalui perhitungan sebagai berikut:
Rm2 = 1 – Pe1
2Pe22........Pei
2
Interpretasi terhadap Rm2 adalah sama dengan interpretasi koefisien determinasi (R2)
pada analisis regresi. Untuk model diatas diperoleh koefisien determinasi total :
Rm2 = 1 – (0,782)2 (0,884)2
= 0,52
Berdasarkan hasil analisis diatas, koefisien determinasi yang interpretasinya adalah sama
dengan angka R square (r2) pada analisis regresi diperoleh angka sebesar 0,52. Artinya
variabel kualitas layanan dan variabel motivasi membeli anggota mampu menjelaskan
pengaruh terhadap kinerja KPRI di tiga perguruan tinggi di kota Malang sebesar 52 % dalam
model penelitian, sedangkan sisanya 48% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
terdapat dalam model regresi ini.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 71
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi membeli. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas layanan,
maka semakin tinggi pula motivasi membeli anggota, begitu juga sebaliknya. Variabel
kualitas layanan dalam penelitian ini dijelaskan melalui lima dimensi yaitu:
reliability/keterhandalan, responsiveness/daya tanggap, assurance/jaminan, emphaty/empati,
dan tangible/tampilan fisik. Dari kelima dimensi kualitas layanan yang ada, dimensi daya
tanggap karyawan koperasi menduduki peringkat pertama dalam preferensi responden untuk
memberikan jawaban setuju dengan rata-rata skor nilai tertinggi. Yang berarti bahwa
sebagian besar responden setuju menyatakan bahwa daya tanggap karyawan KPRI dalam
berinteraksi dengan pelanggan sangat bagus. Atau dengan kata lain, motivasi membeli para
pelanggan koperasi/anggota koperasi meningkat dikarenakan daya tanggap karyawan KPRI
yang bagus.
Temuan hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi membeli berpengaruh
signifikan terhadap kinerja. Motivasi membeli anggota dijelaskan oleh tiga indikator, yaitu:
untuk mendapatkan SHU, pelayanan yang lebih baik, dan harga yang lebih murah. Dari
ketiga indikator tersebut, yang menduduki peringkat pertama preferensi responden untuk
memberikan pendapat setuju adalah indikator untuk mendapatkan SHU. Dengan kata lain,
sebagian besar motivasi anggota dalam membeli di koperasi di KPRI adalah untuk
mendapatkan SHU dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,81. Sedangkan mean terkecil
dalam indikator motivasi membeli anggota adalah indikator harga yang lebih murah dengan
nilai mean sebesar 3,24.
Hasil temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa kualitas layanan tidak memiliki
pengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja. Tetapi mempunyai pengaruh tidak
langsung terhadap kinerja melalui variabel motivasi membeli anggota. Variabel kinerja
dijelaskan oleh empat indikator yaitu: penjualan, perbandingan perjualan terhadap modal,
SHU, dan jumlah anggota.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 72
Saran
Oleh karena semakin banyaknya tempat-tempat belanja dan lembaga-lembaga penyedia
dana yang bermunculan pada empat tahun terakhir di Kota Malang, maka disarankan bagi
pengelola koperasi untuk terus meningkatkan kualitas layanannya atau minimal sama dengan
yang dilakukan pesaing tersebut. Seperti misalnya kemampuan menyediakan barang dan jasa
yang lebih lengkap, bervariasi, menarik, dengan harga yang lebih murah, dan dengan
pelayanan yang memuaskan. Dengan demikian diharapkan anggota tidak berpindah ke
tempat lain selain koperasi.
Dalam studi ini koperasi yang diteliti baru Koperasi Pegawai Republik Indonesia di tiga
perguruan tinggi dikota Malang saja, untuk peneliti selanjutnya hendaknya dapat
melaksanakan studi yang lebih luas lagi baik untuk lingkup daerah/wilayah maupun jenis
koperasinya. Selain itu bisa menambahkan variabel-variabel lainnya sehingga akan didapat
gambaran atau informasi yang lebih jelas tentang koperasi dalam hubungannya sebagai
subyek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptono, Fandy. 2002. Total Quality Management. Edisi revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Mowen, John C and Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Lina Salim (penerjemah).2002. Edisi kelima. Jakarta: PT Erlangga.
Parasuraman A, Leonard L. Berry, Valarie A. Zeithmal. 1991. Understanding CustomerExpectations of Service. Journal Sloan Management Review. Vol. 32, no. 3, pp. 39-48.
Schiffman, Leon. G. and Leslie Lazar Kanuk. 1994. Consumer behavior. Fifth edition. NewJersey: Prentice Hall Inc.
Sheth, Jagdish N dan Banwari Mittal. 2004. “ Customer Behavior: A ManagerialPerspective”. Second Edition. USA: Thomson South Western.
Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA Vol. 5 No. 1. Desember 2010
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang 73
Djohan, Djabaruddin. 1997. “ Setengah Abad Pasang Surut Gerakan Koperasi Indonesia 12Juli 1947- 12 Juli 1997” .Dekopin.
Adrian, Payne. 2000. The Essence of Service Marketing – Pemasaran Jasa. Fandy Tjiptono.2000. Yogyakarta: Andi.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PTRineka Cipta.
Umar, Husein. 2004. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Edisi ketiga. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.
Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi.Malang: Buntara Media.
Cooper, Donald & Emory, William. 1996. Metode Penelitian Bisnis Jilid 2. WidyonoSoetjipto dan Uka Wijaya (penerjemah). 1998. Jakarta: Erlangga.