pengaruh ekstrak daun kemangi (ocimum sanctum) terhadap

68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap Penurunan Kadar SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Parasetamol SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Intan Savira G.0009108 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Upload: leanh

Post on 10-Jan-2017

257 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

Penurunan Kadar SGPT Tikus Putih

(Rattus norvegicus) yang Diinduksi Parasetamol

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Intan Savira

G.0009108

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum

sanctum) terhadap Penurunan Kadar SGPT Tikus Putih (Rattus

novergicus) yang Diinduksi Parasetamol

Intan Savira, NIM: G0009108, Tahun: 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari Kamis, Tanggal 5 juli 2012

Pembimbing Utama

Nama : Endang Ediningsih, dr., MKK ...........................................

NIP : 19530805 198702 2 001

Pembimbing Pendamping

Nama : Samigun, dr., SU., PFarK ...........................................

NIP : 19470707 197609 1 001

Penguji Utama

Nama : Endang Sri Hardjanti, dr., PFark., M.Or ...........................................

NIP : 19471007 197611 2 001

Penguji Pendamping

Nama : Ratih Puspita Febrinasari, dr., M.Sc ...........................................

NIP : 19810704 198103 2 001

Surakarta,..................................

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M. Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

Page 3: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 1 Oktober 2012

Intan Savira

NIM. G0009108

Page 4: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Intan Savira, G0009108, 2012. Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum

sanctum) terhadap Penurunan Kadar SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang

Diinduksi Parasetamol. Skripsi Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.

Latar Belakang. Paparan parasetamol dalam dosis toksik dapat menyebabkan

proses stres oksidatif metabolik NAPQI yang sangat reaktif berikatan secara

kovalen dengan sel hati. Sehingga mengakibatkan enzim SGPT dalam hepar

meningkat, ini sebagai indikator adanya kerusakan hepar. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apakah ekstrak daun kemangi dapat menurunan kadar enzim

SGPT pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi parasetamol.

Metode Penelitian. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan the

post test only controlled group design. Subjek dari penelitian ini adalah 30 ekor

tikus putih (Rattus norvegicus), berumur 2-3 bulan dengan berat 150-220 gram.

Subyek dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif KK(-) diberi diet

standar. Kelompok kontrol positif KK(+) diberi diet standar dan parasetamol dosis

toksik. Kelompok kontrol silymarin diberi 50 mg/kg BB per oral dan parasetamol

dosis toksik. Kelompok perlakuan 1 mendapatkan dosis ekstrak daun kemangi

sebesar 80 mg/200 g BB dan parasetamol doksik toksik setiap 3 hari selama 10

hari. Kelompok perlakuan 2 mendapatkan dosis ekstrak kemangi sebesar 120

mg/200 g BB dan parasetamol dosis toksik setiap 3 hari selama 10 hari. Perlakuan

penelitian dilakukan pada hari ke-11 setelah mengalami adaptasi selama 10 hari.

Pada hari ke-21 dilakukan pengambilan darah tikus putih melalui pleksus vena

orbita untuk diukur kadar enzim SGPTnya. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis dengan One-Way ANOVA dan LSD.

Hasil Penelitian. Hasil uji One-Way ANOVA menunjukan adanya perbedaan

yang bermakna antara kelima kelompok perlakuan. Hasil uji LSD menunjukan

adanya perbedaan yang bermakna antara KK (-) – KK (+),KK (-) – KK (S), KK (-

) – KP1, KK (-) – KP2, KK (+) – KK (S), KK (+) – KP1, KK (+) – KP2, dan

menunjukan perbedaan yang tidak bermakna antara KK (S) – KP1, KK(S) – KP2,

KP1 – KP2.

Simpulan Penelitian. Pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)

terhadap tikus putih yang diinduksi parasetamol dosis toksik dapat menurunkan

kadar enzim SGPT.

Kata kunci : ektrak daun kemangi, penurunan kadar SGPT, parasetamol

Page 5: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Intan Savira, G0009108, 2012. The Influence of Kemangi Extract (Ocimum

sanctum) to Reduction of SGPT level of White Rat (Rattus norvegicus) Inducted

by Paracetamol. Mini Thesis Faculty of medicine, Sebelas Maret University,

Surakarta.

Background. The exposition to paracetamol in toxic dose can result in metabolic

oxidative stress process NAPQI that has reactively covalent bond with hepatic

cell. It then results in increased SGPT enzyme in liver, it is indicator of hepatic

damage. This research aims to find out whether or not the extract of basil leaf can

reduce the SGPT enzyme level in the paracetamol induced white rat (Rattus

norvegicus).

Method. This experiment was a laboratory experimental research with a post-test

only control group design. The subject of research was 30 male white rats (Rattus

norvegicus), age 2-3 months, weight 150-220 grams, divided into 5 groups, each

group consist of 6 rats. Group 1 (KK(-)) as control received normal saline. Group

2 (KK(+)) received toxic dose of paracetamol at toxic dose. Group 3 (KK(S))

received silymarin and paracetamol at toxic dose. Group 4 (KP1) received dose I

basic leaf extract at 80 mg/200 g BW dose and toxic dose of paracetamol every 3

days for 10 days. Group 5 (KP2) received dose II leaf extract at 120 mg/200 g BW

dose and toxic dose of paracetamol every 3 days for 10 days. The treatment of

research was carried out on the day-11st a 10 days adaptation. At the day-21

st, the

animal blood sample was callected from the white rat orbitalis plexus vena to

measured for its SGPT enzyme level. The data was then analyzed using One Way

ANOVA and LSD.

Results. The result of One Way ANOVA showed the significant difference

among the five treatment groups. From the result of LSD statistical test on all

groups, KK (-) – KK (+),KK (-) – KK (S), KK (-) – KP1, KK (-) – KP2, KK (+) –

KK (S), KK (+) – KP1, KK (+) – KP2, but there was not the significant different

between group KK (S) – KP1, KK(S) – KP2, KP1 – KP2.

Conclusion. From this study it can be concluded that extract of basil leaf

(Ocimum sanctum) administration to paracetamol in toxic dose -induced white rat

could reduce SGPT enzyme level.

Keywords : basil leaf extract, SGPT level reduction, paracetamol.

Page 6: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap Penurunan Kadar

SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Parasetamol”.

Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya penulis tak lepas dari bantuan

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa, motivasi dan kasih

sayangnya.

2. Prof.Dr. Zainal Arifin Adnan, dr.,Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Endang Ediningsih, dr., MKK, selaku Pembimbing Utama yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan

penelitian ini.

5. Samigun, dr., SU., PFarK, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan, saran dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan

penelitian ini.

6. Endang Sri Hardjanti, dr., PFarK., MOr selaku Ketua Penguji yang telah

berkenan menguji sekaligus memberikan kritik dan saran bagi penulis

7. Ratih Puspita Febrinasari, dr., M.Sc selaku Anggota Penguji yang telah

berkenan menguji dan memberikan kritik dan saran bagi penulis.

8. Seluruh Staf Bagian Skripsi dan Staf Laboratorium Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang banyak membantu

dalam skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat saya Anisa, Mbak Wawe, Amallia, Elita, Ari, Marsha,

Fadityo, Basith. Dan Kak Saqib yang senantiasa memberikan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 yang selalu memberikan semangat.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan,

khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Surakarta, 1 Oktober 2012

Intan Savira

Page 7: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA.................................................................................................. vi

DAFTAR ISI............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Perumusan Masalah.................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 5

B. Kerangka Pemikiran.................................................................... 31

C. Hipotesis...................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 33

A. Jenis Penelitian............................................................................ 33

B. Lokasi Penelitian......................................................................... 33

C. Subjek Penelitian......................................................................... 33

D. Teknik Sampling......................................................................... 34

E. Rancangan Penelitian.................................................................. 36

Page 8: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

F. Identifikasi Variabel Penelitian................................................... 37

G. Definisi Operasional Variabel Peneltian..................................... 37

H. Alat dan Bahan Penelitian........................................................... 41

I. Cara Kerja.................................................................................... 42

J. Teknik Analisis Data................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................. 47

A. Hasil Penelitian............................................................................ 47

B. Analisis Data................................................................................ 49

BAB V PEMBAHASAN.............................................................................. 53

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 57

A. Simpulan....................................................................................... 57

B. Saran............................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 58

LAMPIRAN

Page 9: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengukuran Rata-Rata Kadar SGPT untuk Masing-Masing

Kelompok Tikus Putih

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji LSD

Page 10: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Rancangan Penelitian

Gambar 3. Grafik Perbandingan Kadar Enzim SGPT Tikus Putih

Page 11: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil penelitian

Lampiran 2. Uji Statistik

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Page 12: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ditengah-tengah serbuan obat modern, jamu ramuan tradisional tetap

menjadi pilihan bagi masyarakat. Alasannya adalah obat tradisional lebih

murah dan efek samping yang ditimbulkan lebih sedikit daripada obat-obat

sintetik (Pribadi, 2009). Dibandingkan dengan obat modern, obat-obat

tradisional memiliki beberapa kelebihan di samping efek samping yang relatif

kecil jika tepat penggunaannya, juga komponen dalam satu bahan memiliki

beberapa efek farmakologi dan lebih sesuai untuk penyakit-penyakit

metabolik degeneratif (Katno, 2008).

Penyakit hati adalah salah satu penyakit metabolik degeneratif yang

masih menjadi masalah kesehatan dunia. World Healt Organization (WHO)

menyebutkan sekitar sepertiga dari jumlah penduduk dunia atau sekitar 2

trilyun orang mengidap penyakit hati dengan angka kematian mencapai 1 juta

jiwa (Reuters,2011). Namun kenyataanya perkembangan pengobatan penyakit

hati masih sering menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan (Madani

et al., 2008).

Gangguan hati selain dapat disebabkan oleh infeksi mikroorganisme,

penyakit keturunan dan metabolik, obat, toksin, dan penyebab lain. Berbagai

Page 13: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

obat dan makanan dapat sebagai zat yang toksik dan menyebabkan kerusakan

sel hati. Gangguan hati oleh karena obat-obatan ini biasanya merupakan

toksik langsung yang tergantung pada masing-masing individu (Akbar, 2007).

Salah satu obat yang dapat menyebabkan kelainan hati adalah asetaminofen

atau parasetamol, merupakan obat analgetik-antipiretik yang dikenal luas di

masyarakat dan dikenal sebagai obat bebas atau Over the Counter Drug

(OTC) dan dapat diperoleh mudah di toko obat maupun apotek tanpa resep

dokter. Karena mudahnya didapat, risiko untuk terjadinya penyalahgunaan

parasetamol menjadi lebih besar (Hidayat, 2007).

Kerusakan hati akibat parasetamol disebabkan oleh proses stres

oksidatif metabolik NAPQI yang sangat reaktif berikatan secara kovalen

dengan makromolekul vital sel hati. Kerusakan yang timbul berupa nekrosis

sentrilobularis (Wilmana dan Gan, 2007). Enzim yang berhubungan dengan

kerusakan hati yaitu aminotransferase dan oksidoreduktase. Serum Glutamat

Piruvat Transaminase (SGPT) adalah enzim aminotransferase yang normalnya

terdapat di jaringan tubuh terutama di hati. Kadar SGPT dalam darah akan

meningkat pada kerusakan hati akibat parasetamol (Sacher and Mc Person,

2004).

Konsumsi makanan kaya antioksidan dapat mengurangi penyakit

yang disebabkan oleh stres oksidatif dan inflamasi. Antioksidan juga berperan

penting dalam menghambat dan menetralkan radikal bebas (Rajkapoor et al.,

2008). Selain itu, antioksidan mampu menghalangi proses oksidatif serta

Page 14: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menetralkan radikal bebas untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif

(Agustina dan Ahmad, 2003).

Dari berbagai jenis tanaman obat yang diketahui mengandung

antioksidan, silymarin merupakan obat herbal yang memiliki efek protektif

dan kuratif terhadap hepar (Biogenic Stimulant Inc., 2006). Silymarin telah

digunakan sejak dulu untuk mengobati penyakit liver. Efek

hepatoprotektornya telah diketahui sejak ratusan tahun yang lalu (Wu et al.,

2008).

Yang menarik perhatian penulis adalah Ocimum sanctum atau yang

biasa dikenal dengan kemangi yang biasa dikonsumsi masyarakat sebagai

bahan pelengkap lalapan di berbagai warung makan. Selain itu, karena baunya

yang harum, kemangi lebih sering digunakan untuk mencuci tangan. Senyawa

antioksidan yang terkandung dalam Ocimum sanctum berupa senyawa fenolik

(tokoferol, flavonoid, asam fenolat), senyawa nitrogen (alkaloid, turunan

klorofil, asam amino, dan amina), dan beta karotene (Hidayati, 2008).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak daun kemangi

(Ocimum sanctum) berpengaruh terhadap penurunan kadar Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase (SGPT) tikus putih (Ratus norvegicus) yang diinduksi

parasetamol dan dibandingkan dengan silymarin.

Page 15: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Rumusan Masalah

Apakah pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat

menurunkan kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) tikus putih

(Rattus norvegicus) yang diinduksi parasetamol dosis toksik?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak

daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat menurunkan kadar enzim SGPT tikus

putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi parasetamol dosis toksik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

pengaruh pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

penurunan kadar Serum Glutamic Pyruvat Transaminase (SGPT) pada

tikus putih yang diinduksi oleh parasetamol dosis toksik.

2. Manfaat aplikatif

Penelitian ini diharapkan sebagai langkah awal sebagai bahan

pertimbangan penelitian pada hewan dengan tingkatan yang lebih tinggi

dengan dosis tepat.

Page 16: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kemangi

a. Klasifikasi tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Spesies : Ocimum sanctum (BPTO, 2004; Tjitrosoepomo, 2002)

Spesies lain yang mirip dengan Ocimum sanctum adalah

Ocimum basilicum formaticum, akan tetapi jarang digunakan dalam

masyarakat. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Ocimum

sanctum.

b. Nama daerah

Page 17: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Jawa : Lampes/Surawung (Sunda), Lampes (Jawa Tengah),

Kemanghi (Madura)

Bali : Uku-uku

Manado: Balakama

Maluku : Lufe-lufe (Ternate)

Minahasa : Baramakusu

(BPTO, 2004)

c. Nama asing

Ajaka, bai gka-prow, bai gkaprow, baranda, basilici herba,

brinda, common basil, garden basil, green holy basil, hot basil, Indian

basil, kala tulasi, kala tulsi, kemangen manjari, Krishna tulsi,

krishnamul, Manjari tulsi, orientin, parnasa, patra-puspha, Rama

tulsi, red holy basil, sacred basil, sacred purple basil, shayama tulsi,

St. Joseph's wort, suvasa tulasi, Thai basil, thulasi, thulsi, Trittavu,

tulasi, tulshi, tulsi, tulsi chajadha, vicenin, Vishnu priya.

d. Deskripsi tumbuhan

Tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis ini merupakan

herba tegak atau semak, tajuk membulat, bercabang banyak, sangat

harum dengan tinggi 0,3-1,5 m. Batang pokoknya tidak jelas,

berwarna hijau sering keunguan, dan berambut atau tidak (Sudarsono

et al., 2002).

Page 18: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Daun tunggal, berhadapan, dan tersusun dari bawah ke atas.

Panjang tangkai daun 0,25-3 cm dengan setiap helaian daun yang

berbentuk bulat telur sampai elips, memanjang, dan ujung meruncing

atau tumpul. Pangkal daun pasak sampai membulat, di kedua

permukaan berambut halus. Tepi daun bergerigi lemah, bergelombang,

atau rata (Sudarsono et al., 2002).

Bunga kemangi tersusun pada tangkai bunga berbentuk

menegak. Bunganya jenis hemafrodit, berwarna putih dan berbau

sedikit wangi. Bunga majemuk berkarang dan di ketiak daun ujung

terdapat daun pelindung berbentuk elips atau ulat telur dengan panjang

0,5-1 cm. Kelopak bunga berbentuk bibir, sisi luar berambut kelenjar,

berwarna ungu atau hijau, dan ikut menyusun buah, Mahkota bunga

berwarna putih dengan benang sari tersisip di dasar mahkota dan

kepala putik bercabang dua namun tidak sama (Sudarsono et al.,

2002).

Buah berbentuk kotak, berwarna coklat tua, tegak, dan tertekan

dengan ujung membentuk kait melingkar. Panjang kelopak buah 6-9

mm. Biji berukuran kecil, bertipe keras, coklat tua, dan waktu diambil

segera membengkak, Tiap buah terdiri dari empat biji. Akar tunggang

dan berwarna putih kotor (Mangoting, dkk., 2005; Sudarsono et al.,

2002).

Page 19: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

e. Deskripsi daun

Makroskopis: helaian daun bentuk lonjong, memanjang,

bundar, telur, atau bundar telur memanjang, ujung runcing, pangkal

daun runcing atau tumpul sampai membundar, tulang-tulang daun

menyirip, tepi bergerigi dangkal atau rata dan bergelombang, daging

daun tipis, permukaan berambut halus, panjang daun 2,5 cm sampai

7,5 cm, lebar 1 cm sampai 2,5 cm, tangkai daun berpenampang

bundar, panjang 1 cm sampai 2 cm, berambut halus.

Mikroskopis: Pada penampang daun melintang melalui tulang

daun tampak epidermis atas terdiri darisatu lapis sel kecil, bentuk

empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis dan

licin. Pada pengamatan tangensial berbentuk poligonal, berdinding

lurus atau agak berkelok-kelok. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis

sel kecil bentuk empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis,

kutikula tipis dan licin. Rambut penutup, bengkok, terdiri dari 1 sel

tangkai dan 2-4 sel kepala, bentuk bundar, tipe Laminaceae. Jaringan

palisade terdiri dari selapis sel berbentuk silindris panjang dan berisi

banyak butir klorofil. Jaringan bunga karang, dinding samping lurus

atau agak berkelok tipis, mengandung butir klorofil. Berkas pembuluh

tipe kolateral terdapat jaringan penguat yaitu kolenkim. Stomata tipe

diasitik pada epidermis atas dan bawah (Depkes RI, 1995)

Page 20: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

f. Bagian tanaman yang dapat digunakan: akar, daun, biji.

g. Kegunaan di masyarakat

Daun dapat digunakan untuk mengobati demam, batuk,

selesma, encok, urat saraf, air susu kurang lancar, sariawan, panu,

radang telinga, muntah-muntah dan mual, peluruh kentut, peluruh

haid, pembersih darah setelah bersalin, borok, dan untuk memperbaiki

fungsi lambung (Sudarsono et al., 2002).

Biji digunakan untuk mengatasi sembelit, kecing nanah,

penyakit mata, borok, penenang, pencahar, peluruh air kencing,

peluruh keringat, kejang perut (Sudarsono et al., 2002).

Akar digunakan untuk mengobati penyakit kulit. Semua bagian

tanaman digunakan sebagai pewangi, obat perangsang, disentri, dan

demam (Sudarsono et al., 2002).

h. Kandungan kimia

Beberapa bahan kimia yang terkandung pada seluruh bagian

tanaman kemangi di antaranya 1,8 sineol, anthol, apigenin,

stigmaasterol, triptofan, tannin, sterol, dan boron (Hariana, 2008;

Dharmayanti, 2007). Tanaman ini juga mengandung asam askorbat,

asam kafeat, iskulin, histidin, magnesium, dan betasitosterol. Semua

senyawa berkhasiat ini diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan

(Avianto, 2007).

Page 21: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Daun kemangi mengandung minyak atsiri dengan eugenol

sebagai komponen utama. Di samping itu juga mengandung flavon

apigenin, luteolin, flavon O-glikosida apigenin 7-O glukoronida,

luteolin 7-O glukoronida, flavon C-glukosida orientin, molludistin dan

asam ursolat (Sudarsono et al., 2002).

Sedangkan pada daun kemangi sendiri, penelitian fitokimia

telah membuktikan adanya flavonoid, glikosid, asam gallic dan

esternya, asam caffeic, dan minyak atsiri yang mengandung eugenol

(70,5%) sebagai komponen utama.

Menurut ”Daftar Komposisi Bahan Makanan” Direktorat Gizi

Departemen Kesehatan RI, kemangi termasuk sayuran kaya

provitamin A. Setiap 100 g daun kemangi terkandung 5.000 SI vitamin

A. Kelebihan lainnya, kemangi termasuk sayuran yang banyak

mengandung mineral kalsium dan fosfor, yaitu sebanyak 45 dan 75 mg

per 100 g daun kemangi.

i. Efek farmakologis

Minyak atsiri dari daun kemangi memiliki efek

antimikrobiologi yaitu efek melawan Microbacterium tuberculosis dan

Staphylococcus aureus In Vitro dan bakteri serta jamur lainnya. Efek

tersebut diperankan oleh eugenol dan methyl eugenol yang

menunjukkan reaksi yang positif. Oleh karena itu infeksi bakteri dan

jamur kulit dapat diobati dengan jus daun kemangi (Batla, 2004).

Page 22: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Ekstrak cair daun kemangi menunjukkan efek hipotensi dan

dapat menghambat kontraksi otot halus yang dirangsang oleh

asetilkolin, karbakol, dan histamin (Batla, 2004).

Sedangkan ekstrak padat daun kemangi dalam dosis 500 mg x

3 selama seminggu, signifikan menurunkan sesak nafas pada 20 pasien

dengan eosinofilia tropical. Meskipun di sana tidak ada pengurangan

jumlah eosinofil pada darah tepi (Batla, 2004).

j. Komponen daun kemangi yang mempunyai efek antioksidan

Daun Ocimum sanctum digunakan untuk mencegah formasi

radikal bebas dan telah digunakan dalam pengobatan arthritis, nyeri

otot, dan reumatik. Kandungan utama Ocimum sanctum yang bersifat

antioksidatif adalah asam askorbat, β-karotene, β -sitosterol, eugenol,

asam palmitat, dan tannin (Mishra et al, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Balanehru dan Nagarajan

menyebutkan bahwa asam ursolic yang terkandung dalam ekstrak

daun Ocimum sanctum dapat menghambat peroksidasi lemak

(Balanehru dan Nagarajan, 1991).

k. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok di luar

pengaruh cahaya matahari langsung (Ansel, 1989).

Page 23: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain

maserasi, perkolasi, soxhletasi, dan infundasi. Metode ekstraksi dipilih

berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah obat dan

penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan

dalam memperoleh ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989).

Metode ekstraksi yang digunakan di sini sama seperti yang

dikemukakan oleh Bhargava dan Singh (1981) yaitu dengan metode

perkolasi. Perkolasi merupakan proses penyarian serbuk simplisia

dengan pelarut yang cocok dengan melewatkan secara perlahan-lahan

melewati suatu kolom, serbuk simplisia dimasukkan ke dalam

perkolator. Dengan cara penyarian ini mengalirkan cairan melalui

kolom dari atas ke bawah melalui celah untuk keluar dan ditarik oleh

gaya berat seberat cairan dalam kolom. Dengan pembaharuan yang

terus-menerus bahan pelarut, memungkinkan berlangsungnya maserasi

bertingkat (Ansel, 1989). Menurut Balai Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat Tawangmangu, dari metode perkolasi akan dihasilkan

ekstrak kental dari sejumlah simplisia kering daun kemangi.

Bubuk daun Ocimum sanctum diekstrak dengan cara perkolasi

pada suhu ruangan 70% ethyl alkohol. Ekstrak terkonsentrasi di bawah

tekanan yang berkurang (suhu 50°C) dan pada akhirnya dikeringkan di

dalam vacuum desiccator. Sisa dari Ocimum sanctum dilarutkan di

Page 24: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dalam propylene glycol dengan konsentrasi 100 mg/ml dan digunakan

pada percobaan.

2. Mekanisme Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) dalam Hepar

Akibat Pemberian Parasetamol

Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron

donors) dalam arti kimia, namun menurut arti biologis pengertian

antioksidan lebih luas. Pengertian antioksidan dalam arti biologis adalah

senyawa-senyawa yang dapat meredam dampak negatif oksidan

(Suryohudoyo, 1993), termasuk dalam penghambatan dan penghentian

kerusakan oksidatif terhadap suatu molekul target (Setiawan dan

Suhartono, 2005). Manfaat antioksidan adalah untuk mengurangi

kerusakan asam deoksiribonukleat, menurunkan peroksidasi lipid, atau

terhambatnya transformasi keganasan in vitro (Agustina dan Ahmad,

2003). Antioksidan eksogen yang dapat meredam efek buruk radikal bebas

adalah yang tergolong dalam antioksidan vitamin seperti vitamin E, C, dan

beta karoten (Bagiada, dkk., 2005).

Daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat digunakan untuk

mencegah formasi radikal bebas dan telah digunakan dalam pengobatan

arthritis, nyeri otot, dan reumatik. Kandungan utama Ocimum sanctum

yang bersifat antioksidatif adalah asam askorbat (Vitamin C), tokoferol

(Vitamin E), -karotene, -sitosterol, eugenol, asam palmitat, asam

ursolic, senyawa fenolik (flavonoid, asam fenolat), dan senyawa nitrogen

Page 25: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(alkaloid, turunan klorofil, asam amino, dan amina) (Mishra et al, 2007;

Hidayati, 2008).

Secara umum, antioksidan dapat digolongkan menjadi 3 kelompok

yaitu antioksidan primer, sekunder dan tersier. Antioksidan primer ialah

golongan antioksidan yang berfungsi untuk mencegah pembentukan

radikal bebas, misalnya transferin, feritin, dan albumin. Antioksidan

sekunder ialah golongan antioksidan yang berfungsi menangkap radikal

bebas dan menghentikan pembentukan radikal bebas, misalnya

Superoxide Dismutase (SOD), Glutathion Peroxidase (GPx), Vitamin C,

Vitamin E, -karotene, dll. Antioksidan tersier ialah golongan antioksidan

yang berfungsi memperbaiki jaringan tubuh yang rusak oleh radikal bebas.

Vitamin E dan -karotene (antioksidan sekunder) yang terkandung

dalam daun kemangi merupakan pertahanan utama melawan oksigen

perusak, khususnya radikal bebas dan peroksidasi lipid dalam jaringan hati

(Maslachah et al, 2001). Vitamin E dan -karotene bersifat lipofilik

sehingga dapat berperan pada membran sel untuk mencegah peroksidasi

lipid. Walaupun nantinya akan terbentuk radikal vitamin E, senyawa

tersebut tidak terlalu reaktif karena terjadinya resonansi. Terdapat tiga

cara untuk menghilangkan radikal vitamin E yaitu (1) radikal vitamin E

mengalami reaksi-reaksi intramolekul menghasilkan senyawa-senyawa

non-radikal, (2) setelah bergeser kearah permukaan molekul, radikal

vitamin E bereaksi dengan vitamin C dan menghasilkan radikal vitamin C,

Page 26: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

radikal vitamin C kemudian dihilangkan melalui reaksi dismutasi yang

menghasilkan vitamin C dan dihidro-asam ascorbat (DHAA), dan (3)

radikal vitamin E dapat pula bereaksi dengan glutation atau sistein yang

juga terdapat dalam sitosol. Vitamin E hanya dapat berperan bila tekanan

oksigen (pO2) tinggi. Pada tekanan oksigen rendah, peranan vitamin E

digantikan oleh -karoten. Seperti halnya radikal vitamin E, radikal -

karoten agak stabil karena adanya resonansi dalam molekulnya

(Suryohudoyo, 1993). Sedangkan vitamin C sebaliknya bersifat hidrofilik

dan berperan dalam sitosol.

Senyawa fenolik seperti flavonoid, asam fenolat, dan tannin yang

juga terkandung dalam daun kemangi (Ocimum sanctum) merupakan

antioksidan primer maupun sekunder yang dapat mencegah terjadinya

proses oksidasi lebih lanjut dengan cara mendonorkan atom hidrogennya

kepada radikal bebas sehingga dapat menghambat terbentuknya radikal

peroksida pada tahap propagasi (Subroto, 2005). Gugus fungsi pada

senyawa flavonoid dapat berperan sebagai penangkap radikal bebas

hidroksi (OH) sehingga tidak mengoksidasi lemak, protein, dan DNA

dalam sel. Kematian sel hati pun dapat dicegah. Kemampuan flavonoid

dalam menangkap radikal bebas ini 100 kali lebih efektif dibandingkan

vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan vitamin E (Salamah dkk.,

2008 cit. Harbone, 1987). Asam ursolik yang terkandung dalam ekstrak

Page 27: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

daun Ocimum sanctum juga diperkirakan dapat menghambat peroksidasi

lemak (Balanehru dan Nagarajan, 1991).

3. Silymarin

Adalah obat herbal yang diektraksi dari “milk thistle” (Silybum

marianum), digunakan untuk mengobati penyakit liver. Silymarin adalah

campuran dari polifenol flavonoid, termasuk silibinin (silybin A dan

silybin B), isosilyn a dan B, silychristin A dan B, silydianin dan

komponen fenol lainnya (Wu et al., 2008). Silymarin menstabilkan

membran sel hepar dan menstimulasi sintesis protein, yang

mengembalikan fungsi dari sel yang rusak dan melindungi parenkim hepar

dari aksi destruktif noxae (zat-zat yang dapat menimbulkan kerusakan

hepar) (Biogenic Stimulants Inc., 2006).

a. Farmakokinetik

Silymarin tidak larut dalam air dan biasanya sediaan dalam

bentuk kapsul sebagai ekstrak standar. Absorbsi pada pemberian

peroral agak rendah. Konsentrasi puncak dalam plasma tercapai

setelah 4-6 jam. Ekskresi silymarin melalui empedu dan urin. Waktu

paruhnya berkisar antara 6-8 jam (Fraschini and Demartini, 2002).

Silymarin mengalami metabolisme fase I dan II, terutama

reaksi konjugasi multiple fase II. Silymarin memiliki profil keamanan

yang baik, tetapi sedikit diketahui terdapat potensiasi interaksi obat.

Silymarin memiliki efek terbatas pada farmakokinetik beberapa obat

Page 28: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tertentu in vivo; meskipun silymarin menurunkan aktivitas sitokrom P-

450, enzim UDP-glucuronosyltransferase (UGT), dan mengurangi

transport P-glycoprotein (P-gp) (Wu et al., 2008).

Silymarin dalam sirkulasi enterohepatik: absorbsi intestinal,

konjugasi dalam hepar, ekskresi melalui empedu, hidrolisis oleh flora

intestinal, dan pengambilan kembali oleh intestinal. Silibinin dan

komponen lain dari silymarin sangat cepat dikonjugasikan dengan

asam glukoranat dan sulfat di dalam hepar. Konjugatnya terdapat

dalam plasma dan empedu sekitar 80% dari dosis total yang diberikan.

Sisanya diekskresikan melalui urin (Fraschini and Demartini, 2002).

b. Farmakodinamik

1) Efek antioksidan: aktivitas melawan peroksidasi lipid yang

mencegah dihasilkannya radikal bebas, dan kemampuan

meningkatkan glutation (GSH) seluler.

2) Kemampuan meregulasi permeabilitas membrane sel dan

meningkatkan stabilitas membran sel pada kerusakan akibat

xenobiatic.

3) Efek anti-inflamasi: inhibasi migrasi neutrofil, sel Kupffer,

sintesis leukotrien dan pembentukan prostaglandin.

4) Efek antifibrotik: inhibisi transformasi sel stelat hati menjadi

miofibroblas yang dapat menyebabkan sirosis akibat deposisi

serabut kolagen.

Page 29: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

5) Inhibisi sitokrom P450.

6) Efek terhadap lipid hati: menstimulasi sintesis fosfatidilkolin,

meningkatkan aktivitas kolinfosfat sitidiltransferase,

mengurangi sintesis dan pergantian fosfolipid dalam hepar.

7) Menurunkan kadar plasma dari kolestrol dan LDL pada

hiperlidemia.

8) Stimulasi regenerasi jaringan hepar dengan meningkatkan

sintesis protein (meningkatkan pembentukan ribosom dan

sintesis DNA) pada kerusakan hepar.

9) Efek antikanker: mengurangi apoptosis, edema, deplesi dari

aktivitas katalase, dan induksi aktivitas cyclo-oxygenase dan

dekarboksilasi ornithine,

(Franschini and Demartini, 2002)

c. Efek samping

Silymarin secara umum dianggap aman, meskipun dilaporkan

terjadi tiga kasus reaksi alergi termasuk anafilaksis. Efek samping

paling umum dari silymarin adalah diare. Efek merugikan lain berupa

mual, rasa tidak nyaman pada epigastrium, sakit kepala, nyeri sendi,

pruritus, dan urtikaria (Mayer et al., 2005)

d. Toksisitas

Toksisitas akut, subakut, dan kronik dari silymarin sangat

rendah. Silymarin juga tidak bersifat toksik pada embrio. Toksisitas

Page 30: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

akut dari silymarin telah dipelajari pada mencit, tikus, kelinci dan

anjing setelah pemberian infus intravena. 50% dosis letal adalah 400

mg/kg pada mencit, 385 mg/kg BB pada tikus putih, dan 140 mg/kg

pada kelinci dan anjing. Pada kasus intoksikasi akut, penyebab

kematian nampaknya adalah kegagalan sistem kardiovaskuler

(Franschini and Demartini, 2002).

4. Struktur Hepar

Hepar adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8

kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa yang menempati

sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat

metabolisme tubuh dengan fungsi yang amat kompleks (Amirudin, 2007).

Hepar mempunyai 2 aliran darah yaitu dari saluran cerna dan limpa

melalui vena porta hepatis dan dari aorta melalui arteri hepatica (Lindseth,

2006).

Secara mikroskopis di dalam hepar manusia terdapat 50.000-

100.000 lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel

hepar berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Di

antara lembaran sel hepar terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang

merupakan cabang dari vena porta dan arteri hepatika. Selain sel-sel

hepar, sinusoid vena dilapisi oleh 2 tipe sel yang lain, sel endotel khusus

dan sel fagositik (sel Kupffer besar) yang merupakan sistem

retikuloendotelial dan berfungsi menghancurkan bakteri dan benda asing

Page 31: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

lain dalam tubuh, jadi hepar merupakan salah satu organ utama pertahanan

tubuh terhadap serangan bakteri dan organ toksik (Amiruddin, 2007;

Guyton dan Hall, 2007).

Fungsi hepar meliputi:

a. Penyaringan dan penyimpanan darah

b. Metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hormone, dan zat kimia

asing

c. Pembentukan empedu

d. Penyimpanan vitamin, dan

e. Pembentukan faktor koagulasi

(Guyton dan Hall, 2007).

Sebagian besar obat masuk melalui saluran cerna, dan hepar

terletak di antara permukaan absorptif dari saluran cerna dan organ target

obat di mana hepar berperan sentral dalam metabolisme obat. Sel hepar

terus menerus terpapar dengan darah vena porta. Hepar mempunyai fungsi

detoksifikasi sejumlah zat endogen dan eksogen. Fungsi detoksifikasi

sangat penting dan dilakukan oleh enzim hepar melaui oksidasi, reduksi,

hidrolisis, atau konjugasi zat-zat yang dapat berbahaya, dan mengubahnya

menjadi zat-zat yang dapat berbahaya, dan mengubahnya menjadi zat

yang secara fisiologis tidak aktif (Bayupurnama, 2007; Guyton dan Hall,

2007; Lindseth, 2006).

Page 32: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Agar dapat menembus membrane sel intestinal sebagian besar obat

bersifat lipofilik. Obat kemudian diubah lebih hidrofilik melalui proses

biokimiawi di dalam hepatosit, menghasilkan produk-produk larut air

yang dieskresi ke dalam urin atau empedu. Biotransformasi hepatik ini

melibatkan jalur oksidatif utamanya melalui sistem enzim sitokrom P-450

(Bayupurnama, 2007).

Enzim umumnya terdapat di dalam sel dan bisa berada dalam

struktur yang spesifik seperti organel atau mitokondria atau juga terdapat

di dalam sitosol. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara

pembentukan enzim dengan penghancurannya. Walaupun dapat

keseimbangan antara penghancuran dengan pembentukan enzim, akan

selalu terdapat sedikit enzim yang keluar ke ruangan ekstraseluler.

Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membrane

sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstraseluler dan dapat digunakan

sebagai sarana untuk membuat diagnosis (Akbar, 2007).

Satuan aktivitas enzim telah terstandarisasi secara internasional.

Satuan internasional (IU, dapat juga disebut Unit atau Enzym Unit; U)

suatu enzim adalah jumlah yang akan menganalisis transformasi 1µmol

substrat per menit dalam kondisi standar berupa temperature, pH optimal,

dan konsentrasi substrat optimal. Aktivitas dilaporkan sebagai IU per liter

(IU/L atau mIU/mL) (Sacher, 2004; Wrolstad dkk., 2005; Harr, 2002).

Page 33: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Hepar mengandung berbagai macam enzim, yang beberapa di

antaranya juga terdapat dalam serum dalam konsentrasi yang sangat kecil.

Enzim-enzim ini mempunyai fungsi yang tidak diketahui dalam serum dan

mempunyai seperti protein serum lainnya. Enzim didistribusikan melalui

plasma dan cairan interstisial dan mempunyai waktu paruh tersendiri,

biasanya diukur dalam hari. Sedikit yang diketahui tentang katabolisme

enzim serum, walaupun kemungkinan enzim dibersihkan oleh sel dalam

sistem retikuloendotelial. Peningkatan enzim dalam serum diperkirakan

menjadi akibat langsung dari kerusakan sel hepar (Fauci dkk., 2008).

5. Transaminase

Langkah awal dalam mendeteksi kerusakan hati adalah suatu tes

darah yang sederhana untuk menetukan keberadaan tertentu enzim hati

dalam darah. Enzim-enzim tersebut normalnya terkandung dalam sel hati.

Jika terjadi kerusakan hati, enzim-enzim ini masuk ke dalam alirah darah,

meningkatkan kadar enzim dalam darah dan menandakan kerusakaan hati

(Shiel, 2008).

Enzim hati yang paling sensitife dan banyak digunakan adalah

aminotransferase, yakni aspartat aminotransferase (AST) dan alanine

aminotransferase (ALT). Enzim aspartat aminotransferase (AST) juga

dikenal sebagai Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase (SGOT). Dan

alanine aminotransferase (ALT) juga dikenal sebagai Serum Glutamat

Piruvat Transaminase (SGPT). Aminotransferase mengkatalisis reaksi

Page 34: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kimia dalam sel dimana kelompok amino ditransfer dari molekul donor ke

molekul penerima. Kisaran nilai normal AST(SGOT) adalah 5-40 per liter

serum. Kisaran nilai normal untuk ALT (SGPT) adalah 7-56 unit per liter

serum (Shiel, 2008).

Tingkat tertinggi SGOT dan SGPT dapat ditemukan pada

gangguan yang menyebabkan banyak kematian sel hati (nekrosis hepatis

luas). Hal ini terjadi dalam kondisi-kondisi seperti : infeksi virus hepatitis

A atau B akut, kerusakan hati yang ditimbulkan oleh overdosis

asetaminofen, dan syok yang berkepanjangan di mana hati kekurangan

darah segar yang membawa oksigen dan nutrisi. Level SGOT dan SGPT

dalam situasi seperti ini dapat berkisar dari sepuluh kali batas atas normal

sampai ribuan unit per liter (Shiel, 2008).

Sejumlah obat dapat menyebabkan tingkat enzim hati yang

abnormal, seperti:

a. Analgesik : aspirin, asetaminofen, ibuprofen, naproxen, diklofenak,

fenilbutazon.

b. Anti-konvulsan : fenitoin, asam valproat, karbamazeprin, fenobarbital.

c. Antibiotik : tetrasiklin, sulfonamid, isoniazid, sulfametoksazol,

trimetropim, nitrofurantoin, flukonazol dan beberapa antifungal.

d. Penurun kolestrol : golongan statin (lovastatin, pravastatin,

atorvastatin, fluvastatin, rosuvastatin, simvastatin) dan niasin.

e. Obat kardiovaskuler : amiodaron, hidralazin, quinidin.

Page 35: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

f. Obat lain : anti-depresi dari jenis trisiklik.

(Shiel, 2008)

Walaupun SGPT dan SGOT sering dianggap sebagai enzim hati

karena tingginya konsentrasi keduanya dalam hepatosit, tapi hanya SGPT

yang spesifik, karena SGOT terdapat di miokardium, otot rangka, otak,

dan ginjal (Sacher dan McPherson, 2004).

6. Farmakologi Parasetamol

Parasetamol atau asetaminofen merupakan metabolit fenasetin

dengan efek antipiretik yang sama. Fenasetin, suatu produk yang lebih

toksik daripada metabolit aktifnya dan tidak mempunyai indikasi yang

rasional. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Efek anti-

inflamasi parasetamol hampir tidak ada. Fenasetin dan asetaminofen

adalah derivate dari para-aminofenol (Wilmana dan Gan, 2007; Payan dan

Katzung, 1997).

a. Farmakodinamik

Efek analgesik parasetamol dan fenasetin serupa dengan

salisilat yaitu menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Keduanya

menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga

berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek anti-inflamasinya sangat

lemah. Parasetamol merupakan penghambat prostaglandin yang lemah

(Wilmana dan Gan, 2007).

b. Farmakokinetik

Page 36: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Parasetamol dan fenasetin diabsorpsi cepat dan sempurna

melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai

dalam waktu ½ jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam

plasma, 25% parasetamol dan 30% fenasetin terikat protein plasma.

Kedua obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian

asetaminofen (80%) dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi

asetaminofen glukoronida dan sebagian kecil lainnya dengan asam

sulfat menjadi asetaminofen sulfat. Hasil konjugasi ini secara

farmakologi tidak aktif. Selain itu, kedua obat ini juga mengalami

hidroksilasi. Suatu metabolit minor tetap sangat aktif, yaitu N-asetil-p-

benzokuinon (NAPQI). Dalam pemakaian parasetamol pada dosis

terapi, NAPQI dapat diikat oleh glutation (GSH) hepar membentuk

konjugasi dengan sistein dan asam merkapturat, yang selanjutnya akan

diekskresikan ke dalam saluran kencing. Namun, pada dosis besar

metabolit ini dapat bersifat toksik terhadap hepar dan ginjal. Masa

paruh plasma dari asetaminofen antara 1-3 jam dan relatif tidak

dipengaruhi oleh fungsi ginjal. Kedua obat ini diekskresikan melalui

ginjal, sebagian kecil sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar

dalam bentuk terkonjugasi (Wilmana dan Gan, 2007; Payan dan

Katzung, 1997).

c. Indikasi

Page 37: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Khasiatnya sebagai analgetik dan antipiretik, tetapi tidak

sebagai anti radang. Efek analgetiknya diperkuat oleh kodein dan

kafein (Tjay dan Raharja, 2002). Parasetamol tidak mempengaruhi

kadar asam urat dan tidak mempunyai sifat menghambat trombosit.

Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti sakit

kepala, mialgia, nyeri persalinan, dan keadaan lain dimana aspirin

efektif sebagai analgesik. Asetaminofen tidak efektif untuk mengatasi

peradangan seperti arthritis rheumatoid, sekalipun dapat dipakai

sebagai obat tambahan analgesic dalam terapi antiinflamasi.

Parasetamol lebih disukai daripada aspirin untuk penderita hemophilia

atau dengan riwayat tukak lambung dan juga pada penderita yang

mengalami bronkospasme yang dipicu akibat aspirin (Katzung, 2002).

d. Sediaan dan posologi

Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal yang berbentuk

tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 125mg/5mL. Parasetamol

juga terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, berbentuk tablet

maupun cairan. Untuk dewasa dosis parasetamol 300 mg-1 g per kali,

dengan maksimum 4 gr per hari. Sedangkan dosis parasetamol untuk

anak 6-12 tahun : 150-300 mg/kali, dengan maksimum 1,2 g/hari.

Untuk anak 1-6 tahun : 60 mg/kali; keduanya diberikan maksimum 6

kali sehari (Wilmana dan Gan, 2007).

e. Efek samping

Page 38: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Efek merugikan paling serius akibat overdosis asetaminofen

akut berupa nekrosis hati yang fatal. Nekrosis tubulus ginjal dan koma

hipoglikemik mungkin juga terjadi (Hardman et al., 2008). Tetapi

yang paling sering terjadi antara lain reaksi hipersensitivitas dan

kelainan darah (Tjay dan Raharja, 2002). Selain itu, overdosis

asetaminofen dapat menimbulkan antara lain mual, muntah dan

anoreksia. Penanggulangannya dengan cuci lambung dan pemberian

zat penawar (asam amino N-asetilsistein atau metionin) sedini

mungkin, sebaiknya dalam 8-10 jam setelah intoksikasi. Wanita hamil

dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi

walaupun mencapai air susu ibu (Tjay dan Raharja, 2002)

f. Mekanisme kerusakan hepar akibat parasetamol

Secara normal, parasetamol dalam hepar mengalami

glukuronidasi dan sulfat menjadi konjugat yang sesuai, yang 95% dari

seluruh metabolit yang diekskresikan. Sedangkan 5% dimetabolisme

melalui konjugat glutation yang tergantung sitokrom P450. Ketika

asupan parasetamol jauh melebihi dosis terapeutik, jalur glukuronidasi

dan sulfat dipisahkan dan jalur sitokrom P450 bebas menjadi penting.

Selama glutation tersedia untuk konjugasi, asetaminofen tidak akan

menimbulkan hepatotoksisitas. Tapi, dengan perjalanan waktu,

glutation yang terpakai akan lebih cepat daripada regenerasinya,

sehingga akan terjadi penggosongan glutation dan terjadi penimbunan

Page 39: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

metabolit yang toksik dan reaktif, NAPQI. Metabolit ini akan bereaksi

dengan gugus nukleofilik yang terdapat pada makromolekul sel,

seperti protein, menghasilkan hepatotoksisitas (Correia, 1997).

Pemakaian 10-15 gram (200-250 mg/kg BB asetaminofen

dapat mengakibatkan hepatotoksisitas dengan nekrosis lobulus sentral.

Gejala dini kerusakan hati seperti mual, muntah, diare, dan nyeri

abdomen pada hari pertama. Pada hari kedua terjadi peningkatan

aktivitas serum transaminase, laktat dehidrogenase, kadar bilirubin

serum serta pemanjangan masa protrombin (Wilmana dan Gan, 2007;

Payan dan Katzung,1997).

Selain itu NAPQI dapat menyebabkan stres oksidatif, sehingga

NAPQI dapat menimbulkan terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi

lipid merupakan bagian dari proses atau rantai terbentuknya radikal

bebas (Rubin et al., 2005). Selama pembentukan NAPQI oleh

sitokrom P450, anion superoksida terbentuk. Pada proses fosforilasi

oksidatif, oksigen akan tereduksi menjadi air dengan penambahan

empat elektron. Dalam reaksi reduksi ini akan terbentuk radikal anion

superoksida (02-), yang kemudian diubah menjadi hidrogen peroksida

(H2O2) oleh enzim superoksida dismutase (SOD). Pada kondisi

normal, terbentuknya hydrogen peroksida tidak begitu berbahaya.

Namun, adanya logam transisi seperti Cu dan Fe akan membentuk

radikal hidroksil (OH-) yang sangat berbahaya. Dari berbagai bentuk

Page 40: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

senyawa oksigen reaktif tersebut, radikal hidroksil merupakan

senyawa yang paling reaktif dan berbahaya. Radikal hidroksil bukan

merupakan produk primer proses biologis, melainkan berasal dari

H2O2 (Winarsi, 2007; Grypioti, 2006).

Radikal hidrosil (OH-) sangat reaktif dan toksik terhadap sel-

sel tubuh karena dapat merusak senyawa-senyawa penting tubuh.

Adapun tiga senyawa penting (yang berperan untuk mempertahankan

integritas sel) yang dirusak OH-, antara lain:

1) Asam lemak tak jenuh

Merupakan komponen penting fosfolipid, glikolipid, dan

kolestrol penyusun membran sel, bereaksi dengan radikal hidroksil

sehinggga mengalami peroksidasi membentuk lipid peroksida.

Radikal hidroksil akan menginisiasi reaksi peroksida atom H

tunggal, kemudian berubah menjadi produk radikal karbon (R)

yang dapat bereaksi dengan atom oksigen. Radikal hidroksil juga

mengawali reaktivitasnya dalam senyawa lipid, kemudian inisiasi

reaksi berantai dengan oksigen triplet sehingga ditemukan banyak

dalam sel (Winarsi, 2007).

2) DNA

Asam nukleat seperti DNA dan RNA, yang diketahui

banyak mengandung karbohidrat seperti ribose (dalam RNA) dan

Page 41: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

deoksiribosa (dalam DNA), rentan terhadap serangan senyawa

radikal bebas (Winarsi, 2007).

3) Protein

Radikal hidroksil dapat merusak senyawa protein karena

senyawa oksidan tersebut dapat mengadakan interaksi dengan

asam-asam amino penyusun protein. Di antara asam amino

penyusun protein, yang paling rawan adalah asam amino sistein.

Pada asam amino ini, bagian yang mudah diserang radikal bebas

adalah gugus sulfidril (SH). Serangan radikal bebas pada gugus

tersebut akan membentuk ikatan disulfide (-S-S-) dan

menimbulkan ikatan intra dan antarmolekul sehingga protein

kehilangan fungsi biologisnya (Winarsi,2007).

Page 42: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Kerangka Pikiran

Parasetamol dosis toksik

pada hepar tikus

Protein

Tokoferol (Vit E), asam

palmitat, asam ursolic, β-

karoten, senyawa fenolik –

flavonoid & tannin,

senyawa nitrogen - alkaloid

Ekstrak daun kemangi

(Ocimum sanctum)

Bioaktivasi sitokrom P450

Stres oksidatif

Radikal bebas (O2- dan OH-)

Meningkatkan NAPQI

(elektrofilik)

Rantai DNA

rusak

DNA

Fungsi biologis

hilang

Lipid

peroksidase

meningkat

Asam lemak tak

jenuh

Kerusakan Sel Hepar Tikus Putih meningkat

Antioksidan alami

Penangkap radikal bebas

Kadar SGPT meningkat Keterangan :

: memacu

: menghambat

Silymarin

Antioksidan:

Polifenol

Polifenol

flavonoid,silybin A &

silybin B, isosilyn A

& B, silychristin A &

B, silydianin &

komponen fenol

lainnya

Page 43: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Hipotesis

Pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat

menurunkan kadar SGPT pada tikus putih akibat pemberian parasetamol dosis

toksik.

Page 44: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimental murni (true experimental design), di

mana hampir semua variabel luar dikendalikan oleh peneliti sehingga efek

manipulasi sepenuhnya dapat dipelajari (Brotowidjojo, 1991).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Setia Budi

Surakarta.

C. Subjek Penelitian

1. Subjek Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih

(Rattus norvegicus) galur Wistar, berat badan antara 150-220 gram,

dengan umur kira-kira 3 bulan.

2. Besar sampel : 30 ekor mencit

Banyaknya jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus

Federer (Purawisastra, 2001)

Rumus Federer :

Page 45: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(k-1) (n-1) > 15

k : jumlah kelompok

n : jumlah sampel dalam tiap kelompok

Besar sampel yang diperlukan dihitung dengan rumus:

(k-1) (n-1) > 15 ; k = 5

(5-1) (n-1) > 15

4n-4 > 15

4n >19

n > 4,75

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel minimal yang

diperlukan adalah 5 ekor tikus putih. Oleh karena itu, dalam percobaan ini

digunakan sampel sebesar 6 ekor tikus untuk tiap kelompok, sehingga

jumlah total sampel yang digunakan adalah 30 ekor. Satu kelompok

berjumlah 6 ekor ditempatkan dalam satu kandang.

D. Teknik Sampling

Dari populasi tikus, diambil sebanyak 30 ekor sampel, yang dilakukan

secara purposive sampling. Pengambilan sampel dari populasi dilakukan

secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan (Mustafa,

2000). Kemudian sampel dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari enam ekor tikus yang dipilih secara random.

Page 46: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Kelompok 1 sebagai kelompok kontrol negatif (-). Kelompok 2

sebagai kontrol positif (+) diberi parasetamol dosis toksik. Kelompok 3

sebagai kelompok silymarin untuk membandingkan.Kelompok 4 diberi

ekstrak daun kemangi dosis I dan parasetamol dosis toksik. Kelompok

terakhir diberi ekstrak daun kemangi dosis II dan parasetamol dosis toksik.

Page 47: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah the post test only control group

design.

Tikus putih jantan, 150-220 gram, 3 bulan

Sampel (S) n=30

\

K5

Kel. Dosis II

N5 = 6

K4

Kel. Dosis I

N4 = 6

K2

Kel.

Parasetamol

N2 = 6

Makanan

standar +

garam

fisiologis

tiap hari (10

hari)

K1

Kel.

Kontrol

N1 = 6

K3

Kel.

Silymarin

N3 = 6

Makanan

standar +

ekstrak daun

kemangi

dosis I tiap

hari

parasetamol

tiap 3 hari

(10 hari)

Makanan

standar +

parasetamol

tiap 3 hari

(10 hari)

Makanan

standar +

Silymarin

tiap hari +

parasetamol

tiap 3 hari

(10 hari)

Makanan

standar +

ekstrak daun

kemangi

dosis II tiap

hari

parasetamol

tiap 3 hari

(10 hari)

Pengukuran kadar SGPT serum (hari ke-11)

One Way ANOVA dilanjutkan Post Hoc

Test

Page 48: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Ekstrak daun kemangi, silymarin, parasetamol

2. Variabel terikat : Kadar Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT)

tikus putih.

3. Variabel luar

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan: variasi genetik, jenis

kelamin,

Jenis makanan dan minuman, suhu udara, umur, berat badan tikus

putih.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan

Kondisi psikologis, efek toksik dan hipersensitivitas (alergi),

keadaan awal hepar tikus putih, daya regenerasi sel hepar dan

imunitas.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

a. Ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)

Adalah daun kemangi kering yang dijadikan serbuk untuk mencari

simplisia nabati atau hewani diluar pengaruh cahaya matahari. Ekstrak

menggunakan etanol 70% dengan metode perkolasi. Bagian tanaman

kemangi yang digunakan pada penelitian ini adalah daun karena

sebagian besar kandungan zat antioksidan berada pada bagian daun

kemangi (Mishra et al, 2007). Pembuatan ekstrak dilakukan di Balai

Page 49: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tawangmangu,

kemanginya sendiri di dapatkan dari pasar terdekat di Tawangmangu.

Berdasarkan penelitian Chattopadhyay et al (1992), Bhargava dan

Singk (1981), dan Ubaid et al (2003), pemberian ekstrak daun Ocimum

sanctum sebanyak 200 mg/kg/hari atau 40 mg/200 g tikus per hari

secara per oral menunjukkan efek hepatoprotektor pada tikus.

Jadi pada penelitian ini digunakan dosis sedang dan dosis tinggi

pada pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) sebanyak

80 mg/200 g tikus, dan 120 mg/200 g tikus untuk mengetahui apakah

terdapat efek hepatoprotektor dari ekstrak daun kemangi (Ocimum

sanctum) dan pada dosis berapa efek hepatoprotektor tersebut paling

baik.

b. Silymarin

Silymarin adalah obat herbal hepatoprotektif. Silymarin yang

digunakan berbentuk kapsul yang didapatkan dari Apotek

Kondang Waras Surakarta. Dosis yang akan diberikan sebesar

50mg/kg BB tikus (Rajkapoor et al, 2008) secara peroral dan

diberikan sehari sekali selama 10 hari. Silymarin dilarutkan dalam

air untuk mendapatkan dosis yang diinginkan. Skala variabel

silymarin merupakan skala nominal.

c. Parasetamol

Page 50: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Parasetamol adalah obat analgetik dan antipiretik. Dalam

penelitian ini digunakan parasetamol dalam jumlah besar atau dosis

toksik. Parasetamol yang digunakan berupa sediaan dalam bentuk

tablet 500mg, yang didapatkan dari apotek terdekat.

2. Variabel terikat

SGPT adalah salah satu enzim yang dihasilkan oleh hepar dan

merupakan indikator kerusakan hepar. Pengukuran penurunan kadar

SGPT menggunakan metode spektrofotometri. Darah tikus putih yang

digunakan untuk pemeriksaan diambil dari pleksus vena orbita. Skala

variabel kadar SGPT merupakan skala rasio.

3. Variabel luar yang dapat dikendalikan

a. Variasi genetik

Variasi genetik dapat mempengaruhi respon pada makanan,

yang akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Untuk

meminimalkan pengaruh faktor genetik, digunakan tikus putih dari

galur yang sama yakni galur wistar

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin tikus putih yang digunakan adalah jantan.

Alasannya adalah tikus jantan dapat memberikan hasil penelitian yang

lebih stabil karena tidak dipengaruhi adanya siklus menstruasi dan

kehamilan seperti pada tikus putih betina (Smith dan Mangkoewidjojo,

1988). Skala variabel ini merupakan skala nominal.

Page 51: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

c. Jenis makanan dan minuman

Seperti untuk tikus putih laboratorium, kualitas makanan tikus

merupakan faktor penting yang mempengaruhi kemampuan tikus

mencapai potensi genetik untuk tumbuh, berbiak, hidup lama, atau

reaksi setelah pengobatan dan lain-lain. Prinsip pemberian makanan

dan minuman untuk tikus sama dengan mencit, biasanya diberi makan-

makanan berbentuk pellet tanpa batas (ad libitum) dan air minum

harus selalu tersedia. Tiap hari seekor tikus dewasa minum 20-45 ml

air (Smith dan Mangkoewidjo, 1988). Skala variabel ini merupakan

skala rasio.

d. Suhu udara

Hewan percobaan diletakkan dalam ruangan dengan suhu

udara berkisar antara 20-25 ۫˚C (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

Skala variabel ini merupakan skala interval.

e. Umur

Tikus dewasa digunakan dalam penelitian ini, karena umur

dapat mempengaruhi hasil penelitian. Tikus yang digunakan dalam

penelitian ini kurang lebih berumur 3 bulan, dengan rentang umur

antara 40-60 hari. Tikus jantan mengalami maturasi pada umur sekitar

45 hari (Suckow dkk., 2006). Skala variabel ini merupakan skala rasio.

4. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan

a. Kondisi psikologis

Page 52: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kondisi psikologis mencit sangat dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan, pemberian perlakuan berulang kali, dan keadaan kandang.

Lingkungan yang terlalu ramai dan gaduh, pemberian perlakuan yang

berulang kali, dan perkelahian antarmencit dapat mempengaruhi

kondisi psikologis mencit. Untuk mengurangi keadaan tersebut,

penelitian mengatur tempat kandang mencit di tempat yang tidak

ramai oleh manusia. Selain itu, posisikan kandang dekat jendela agar

mendapat pencahayaan yang cukup.

b. Keadaan awal hepar

Pada penelitian ini keadaan awal hepar tidak diperiksa

sehingga mungkin saja ada tikus yang sebelum perlakuan heparnya

sudah mengalami kelainan.

c. Daya regenerasi sel hepar

Masing-masing tikus mungkin memiliki daya regenerasi hepar

yang berbeda dengan tikus lain dalam kelompoknya.

d. Reaksi hipersensitivitas dan efek toksik

Dapat muncul pada beberapa mencit karena pengaruh

pemberian parasetamol atau ekstrak daun kemangi.

H. Alat dan bahan

1. Alat-alat yang digunakan

a. Kandang tikus putih

b. Timbangan elektrik hewan percobaan

Page 53: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c. Sonde lambung

d. Spuit

e. Pipa mikrokapiler

f. Gelas ukur

g. Pipet mikro

h. Tabung sentrifuge

2. Bahan yang digunakan

a. Makanan standar

b. garam fisiologis

c. Parasetamol

d. Ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)

e. Silymarin

f. Carboxy methyl cellulose 0,5%

I. Cara kerja

1. Persiapan percobaan

a. Sampel

Sampel tikus putih 30 ekor dilakukan pengelompokan secara

random menjadi 5 kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri

dari 6 tikus. Sampel diadaptasikan di Laboratorium Farmasi

Universitas Setia Budi Surakarta selama 10 hari (Murgesh et al.,

2005). Kemudian dilakukan penimbangan dan penandaan untuk

menentukan dosis.

Page 54: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

f. Ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)

Metode ekstraksi yang digunakan di sini sama seperti yang

dikemukakan oleh Bhargava dan Singkh (1981). Bubuk daun Ocimum

sanctum diekstrak dengan cara perkolasi pada suhu ruangan 70% ethyl

alkohol. Ekstrak terkonsentrasi di bawah tekanan yang berkurang

(suhu 50°C) dan pada akhirnya dikeringkan di dalam vacuum

desiccator. Residu dari Ocimum sanctum dilarutkan di dalam

propylene glycol dengan konsentrasi 100 mg/ml dan digunakan pada

percobaan.

g. Silymarin

Adalah obat herbal hepatoprotektif. Silymarin yang digunakan

dalam penelitian ini berupa sediaan dalam bentuk kapsul 35 mg.

silymarin didapatkan dari apotek terdekat. Dosis yang akan diberikan

sebesar 50 mg/kg BB tikus (Rajkapoor et al., 2008) secara peroral dan

diberikan sekali sehari selama 10 hari. Silymarin dilarutkan dalam

Carboxy methyl cellulose 0,5% untuk mendapatkan dosis yang

diinginkan. Dosis yang akan diberikan pada tikus dengan berat badan

200 gram sebesar 10 mg.

𝑉1

𝑀1=𝑉2

𝑀2

1

10=𝑉2

35

𝑉2 = 3,5𝑚𝑙

Page 55: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Jadi, untuk mendapatkan dosis sebesar 10 mg silymarin di

dalam 1 ml larutan silymarin dibutuhkan 35 mg silymarin yang

dilarutkan dalam 3,5 ml larutan Carboxy methyl cellulose 0,5%

(Manokaran et al., 2008).

h. Parasetamol

Dosis yang akan diberikan sebesar 750 mg/kg BB tikus

(Rajkapoor et al., 2008) secara peroral dan diberikan sekali setiap 3

hari selama 10 hari. Parasetamol dilarutkan dalam Carboxy methyl

cellulose 0,5% untuk mendapatkan dosis yang diinginkan. Dosis yang

akan diberikan pada tikus dengan berat 200 gram sebesar 150 mg.

𝑉1

𝑀1=𝑉2

𝑀2

1

150=

𝑉2

500

𝑉2 = 3,3 𝑚𝑙

Jadi, untuk mendapatkan dosis sebesar 150 mg parasetamol di

dalam 1 ml larutan parasetamol dibutuhkan 500 gram parasetamol

yang dilarutkan dalam 3,3 ml Carboxyl methyl cellulose 0,5%

(Manokaran et al., 2008).

2. Pelaksanaan Percobaan

Percobaan dilakukan setelah diadaptasi selama 10 hari dan percobaan

berlangsung selama 10 hari.

Page 56: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Pengelompokan subyek :

KK (-) : sebagai kelompok kontrol negatif, terdiri atas 6 ekor tikus putih

yang diberikan diet standar dan garam fisiologis 2ml/kg

(Rajkapoor et al., 2008) selama 10 hari.

KK (+) : sebagai kelompok perlakuan I (kontrol positif), terdiri dari 6 ekor

tikus putih yang diberi diet standar dan parasetamol dengan dosis

750 mg/kg BB tikus putih sekali setiap 3 hari selama 10 hari.

KK (S): sebagai kelompok perlakuan II, terdiri dari 6 ekor tikus yang diberi

diet standar dan silymarin 50 mg/kg BB setiap hari serta

parasetamol dengan dosis 750 mg/kg BB tikus putih yang

diberikan bersamaan dengan pemberian silymarin sekali setiap 3

hari selama 10 hari.

KP1 : sebagai kelompok perlakuan III, terdiri dari 6 ekor tikus putih yang

diberi diet standar dan ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)

dengan dosis I 80 mg/200 g BB tikus putih yang diberikan

bersamaan dengan dosis parasetamol 750 mg/kg BB sekali setiap 3

hari selama 10 hari.

KP2 : sebagai kelompok perlakuan IV, terdiri dari 6 ekor tikus putih yang

diberi diet standar dan ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)

dengan dosis II 120 mg/200 g BB tikus yang diberikan bersamaan

dengan dosis parasetamol 750 mg/kg BB sekali setiap 3 hari

selama 10 hari.

Page 57: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. Pengukuran Hasil

Pada hari ke-11 setelah diberi perlakuan dengan ekstrak daun

kemangi, KK (-), KK (+), KK (S), KP1, KP2 diambil darahnya dari pleksus

vena orbita untuk diukur kadar SGPTnya dari masing-masing kelompok.

pengukuran kadar enzim SGPT menggunakan metode IFCC tanpa

pyridoxal-5-phospate

J. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak daun kemangi

(Ocimum sanctum) terhadap kadar SGPT, maka dilakukan uji ANOVA bila

data berdistribusi normal dan varians data sama. Bila distribusi data tidak

normal dan atau varians data tidak sama digunakan uji Kruskal-Wallis sebagai

alternatif uji yang setara. Setelah itu analisis statistik dilanjutkan dengan Post

Hoc test bila digunakan uji ANOVA atau Mann-Whitney test bila digunakan

uji Kruskal-Wallis (Nazir, 1998; Murti, 1996).

Page 58: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai efek hepatoprotektif pemberian ekstrak daun

kemangi (Ocimum sanctum) per oral terhadap tikus putih jantan, didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Rata-Rata Kadar Enzim SGPT Tikus Putih

NO Kelompok Kadar Enzim SGPT

Perlakuan (U/l)

1 KK (-) 3,82 ± 0,73

2 KK (+) 9,61 ± 0,41

3 KK (S) 5,71 ± 0,62

4 KP 1 6,42 ± 1,28

5 KP 2 6,80 ± 1,28

Page 59: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Keterangan:

KK (-) : kelompok kontrol negatif, diberikan diet standar

KK (+) : kelompok kontrol positif, diberikan diet standar dan

parasetamol dosis toksik

KK(S) : kelompok silymarin sebanyak 50 mg/kg BB per oral dan

parasetamol dosis toksik

KP1 : kelompok perlakuan 1, diberi diet standar, ekstrak daun

kemangi dosis 80 mg/200 g BB per oral dan parasetamol dosis

toksik

KP2 : kelompok perlakuan 2, diberi diet standar, ekstrak daun

kemangi dosis 120 mg/200 g BB per oral dan parasetamol

dosis toksik

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kadar enzim SGPT tertinggi

terdapat pada kelompok parasetamol, yaitu tikus putih jantan dengan paparan

parasetamol dosis toksik. Sedangkan kadar enzim SGPT terendah pada

kelompok silymarin. Kelompok tikus putih jantan yang diberi herbal

silymarin dan ekstrak daun kemangi menunjukkan kadar enzim SGPT yang

lebih rendah dibanding dengan kelompok parasetamol.

Page 60: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar 1. Perbandingan Kadar Enzim SGPT Tikus Putih

B. ANALISIS DATA

Dari hasil penelitian di atas kemudian dilakukan uji hipotesis. Uji

hipotesis yang digunakan adalah Uji ANOVA. Adapun syarat untuk ANOVA

adalah :

1. Variabel data berupa variabel numerik/kontinyu/rasio.

2. Sebaran data harus normal, dibuktikan dengan nilai uji Kolmogorov-

Smirnov atau Shapiro-Wilk yang memiliki nilai p lebih besar daripada

nilai α. Misal, α = 0,05 makan nilai p untuk uji sebaran data harus >

0,05.

3. Varian data harus sama. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan

uji homogenity of variances, Dimana untuk varian data yang sama

akan memiliki nilai p > nilai α

0

2

4

6

8

10

12

KK (-) KK(+) KK (S) KP1 KP2

K

a

d

a

r

S

G

P

T

Kelompok Perlakuan

Page 61: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Skala ukuran variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah kadar

enzim SGPT adalah rasio, sehingga syarat pertama terpenuhi.

Metode analitik yang dapat digunakan untuk menentukan sebaran data

normal atau tidak normal adalah uji Kolmogorov-Smirnov atau uji Shapiro-

Wilk. Karena jumlah sampel yang dianalisis (n) ≤ 50 sampel, uji yang

digunakan adalah Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa nilai

p berturut-turut untuk kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol

positif,kelompok kontrol silymarin,kelompok perlakuan 1, dan perlakuan 2

adalah 0,308; 0,102; 0,823; 0,958; 0,700. Di mana nilai di atas lebih besar dari

α (0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa sebaran data KK (-), KK (+), KK

(S), KP1, KP2 normal. Sehingga syarat kedua untuk menggunakan uji One-

Way ANOVA terpenuhi.

Syarat ketiga untuk menggunakan uji ANOVA adalah varians data harus

sama. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan uji Homogeneity of

Variances, di mana untuk varians data yang sama akan memiliki nilai p > nilai

α. Sebaran data secara deskriptif dan hasil uji Homogeity of Variances dapat

dilihat pada lampiran. Nilai p yang didapatkan dari uji Homogeity of

Variances adalah 0,069 di mana nilai ini lebih besar dari 0,05 dan dapat

diartikan bahwa varians data antarkelompok sama. Syarat ketiga untuk

menggunakan uji ANOVA terpenuhi sehingga uji ANOVA bisa dilakukan.

Hasil uji ANOVA, nilai p adalah 0,000 (p < 0,05) jadi dapat disimpulkan

ada perbedaan nyata pada kadar enzim SGPT tiap kelompok, maka perlu

Page 62: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dilakukan uji lanjutan yaitu Post Hoc Multiple Comparisons (LSD) untuk

mengetahui letak perbedaan kadar enzim SGPT pada tiap tikus putih dari

kelima kelompok tersebut. Hasil uji LSD dapat dilihat di lampiran.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji LSD

Dari hasil uji statistik LSD dari semua kelompok tampak adanya

perbedaan signifikan pada kelompok KK (-) – KK (+),KK (-) – KK (S), KK (-

) – KP1, KK (-) – KP2, KK (+) – KK (S), KK (+) – KP1, KK (+) – KP2,

sedangkan pada kelompok KK (S) – KP1, KK(S) – KP2, KP1 – KP2 tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan atau p > 0,05.

Pasangan Kelompok Signifikansi Simpulan

KK (-) – KK (+) 0,000 Berbeda Signifikan

KK (-) – KK (S) 0,002 Berbeda Signifikan

KK (-) – KP1 0,000 Berbeda Signifikan

KK (-) – KP2 0,000 Berbeda Signifikan

KK (+) – KK (S) 0,000 Berbeda Signifikan

KK (+) – KP1 0,000 Berbeda Signifikan

KK (+) – KP2 0,000 Berbeda Signifikan

KK (S) – KP1 0,207 Tidak Berbeda

KK (S) – KP2 0,056 Tidak Berbeda

KP1 – KP2 0,484 Tidak Berbeda

Page 63: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB V

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini kelompok yang hanya diberi parasetamol dosis toksik atau

KK (+) kelompok kontrol positif menunjukkan kadar enzim SGPT yang tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini sesuai dengan teori Correia,

1997; dan Rajkapoor et al., 2008, bahwa parasetamol dalam dosis toksik

menyebabkan pengosongan glutation akibat banyaknya glutation yang terpakai.

Akibatnya, terjadi akumulasi dari metabolit NAPQI. Metabolit ini akan bereaksi

dengan gugus nukleofilik yang terdapat pada makromolekul sel, seperti protein,

menghasilkan hepatotoksisitas. Kerusakan hepar ini ditunjukkan oleh tingginya kadar

enzim SGPT pada kelompok parasetamol. Nekrosis atau kerusakan membrane

melepaskan enzim ini ke dalam sirkulasi dan dapat diukur dalam serum. Peningkatan

kadar enzim SGPT serum mengindikasikan adanya kebocoran seluler dan hilangnya

integritas fungsional dari membrane sel hepar. Pada kelompok perlakuan (KP) dosis I

dan II selain diberikan paparan parasetamol dosis toksik juga diberikan ekstrak

kemangi dengan dosis yang berbeda. Dan hasilnya menunjukkan kadar enzim SGPT

tidak setinggi pada kelompok kontrol positif. Hal ini menunjukkan sifat

hepatroprotektif dari ekstrak daun kemangi.

Page 64: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Pada penelitian ini, digunakan dua dosis ekstrak kemangi yang berbeda untuk

mengetahui dosis yang paling baik dalam mencegah kerusakan hepar pada tikus putih

yang diberi paparan parasetamol. Maslachah et al, 2001, berpendapat vitamin E dan β

karotene (antioksidan sekunder) yang terkandung dalam daun kemangi merupakan

pertahanan utama melawan oksigen perusak, khususnya radikal bebas dan peroksidasi

lipid dalam jaringan hati. Senyawa fenolik seperti flavonoid, asam fenolat, dan tannin

yang juga terkandung dalam daun kemangi (Ocimum sanctum) merupakan

antioksidan primer maupun sekunder yang dapat mencegah terjadinya proses oksidasi

lebih lanjut dengan cara mendonorkan atom hidrogennya kepada radikal bebas

sihingga dapat menghambat terbentuknya radikal peroksida pada tahap propagasi.

Gugus fungsi pada senyawa flavonoid dapat berperan sebagai penangkap radikal

bebas ini 100 kali lebih sfektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih efektif

dibandingkan vitamin E (Salamah dkk.m 2008 cit. Harbone, 1987). Asam ursolik

yang terkandung dalam ekstrak daun Ocimum sanctum juga diperkirakan dapat

menghambat peroksidasi lemak (Balanehru dan Nagarajan,1991). Dan hasilnya,

pemberian ekstrak daun kemangi dapat menurunkan kadar enzim SGPT.Penelitian ini

secara statistik menunjukkan terjadinya pola penurunan kadar enzim SGPT yang

sangat bermakna pada kedua kelompok yang diberi ekstrak daun kemangi

dibandingkan dengan kelompok parasetamol.

Dari uji normalitas distribusi didapatkan bahwa nilai signifikasi dari kelima

kelompok perlakuan lebih besar dari 0,05, sehingga data terdistribusi secara normal.

Page 65: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kemudian dari uji ANOVA didapatkan nilai sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari

0,05 sehingga kesimpulannya adalah ada perbedaan rata-rata kadar enzim SGPT di

antara kelima kelompok perlakuan yang diteliti.

Hasil uji Post Hoc Multiple Comparisons (LSD) menunjukkan adanya

perbedaan kadar enzim SGPT pada KK (-) dan KK (+). Hasil analisis kadar enzim

SGPT antara KK (+), kelompok kontrol silymarin atau KK (S), KP1dan KP2

menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kelompok kontrol silymarin sesuai dengan

teori, campuran dari polifenol flavonoid yang terkandung dalam silymarin

menstabilkan membrane sel hepar dan menstimulasi sintesis protein, yang

mengembalikan fungsi dari sel yang rusak dan melindungi parenkim hepar dari aksi

destruktif noxae (zat-zat yang dapat menimbulkan kerusakan hepar) (Biogenic

Stimulant Inc., 2006).

Pada penelitian sebelumnya, Kusuma (2010) melakukan penelitian tentang

efek ekstrak daun kemangi terhadap kerusakan hepar mencit akibat minyak kelapa

sawit dengan pemanasan berulang. Pada penelitian tersebut menggunakan ekstrak

kemangi dengan dosis 5,6 mg/20 g, 11,2 mg/20 g dan 16,8 mg/20 g mencit untuk

membuktikan kandungan dari kemangi dapat menangkal radikal bebas yang

disebabkan akibat minyak kelapa sawit dengan pemanasan berulang. Dari hasil

penelitian tersebut juga didapatkan perbedaan yang signifikan antartiap kelompok

kontrol. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pemberian ekstrak kemangi dapat

Page 66: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mencegah dan mengurangi kerusakan hepatosit mencit akibat paparan oksidan dari

minyak kelapa sawit dengan pemanasan berulang.

Pada penelitian ini, hasil uji LSD pada KK (-) dengan KK (S), KP1 dan KP2

dengan dosis berturut-turut adalah 50 mg/kg BB, 80 mg/200 g BB, 120 mg/200 g BB

tidak ada perbedaan yang berarti. Hal ini disebabkan pada KP1dan KP2 diberikan

ekstrak kemangi yang dapat menghambat kerusakan hepar oleh parasetamol. Uji LSD

pada KK (S) – KP1, KK (S) – KP2, KP1 – KP2 berturut-turut adalah 0,207; 0,056;

0,484, hasil tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti pada perbedaan

dosis yang diberikan dalam kelompok silymarin, kelompok perlakuan 1 dan 2.

Page 67: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan:

Pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dengan dosis 80

mg/200 g BB dan 120 mg/200 g BB terhadap tikus putih yang diinduksi

parasetamol dosis toksik 750 mg/kg BB selama 10 hari berturut-turut

menunjukkan dapat menurunkan kadar enzim SGPT pada tikus putih (Rattus

norvegicus).

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat aktif dalam

kemangi yang paling berperan sebagai hepatoprotektor.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis ekstrak daun kemangi

yang lebih bervariasi untuk mendapatkan efek yang efektif dan optimal

untuk menurunkan kadar SGPT.

3. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan metode yang

lebih baik serta mempersiapkan kandang yang representatif, yang lebih

bersih dan ideal bagi kondisi kesehatan dan psikologis tikus putih.

Page 68: Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57