pengaruh cash flow from operating to total … filepengaruh cash flow from operating to ... dan...

12
1 PENGARUH CASH FLOW FROM OPERATING TO TOTAL LIABILITIES, DEBT TO EQUITY, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016 Carmelia Ferlisia, Sri Megawati Elizabeth 2 Jurusan Manajemen STIE Multi Data Palembang 1 [email protected] , 2 [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan return on assets terhadap peringkat obligasi perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Populasi penelitian ini adalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016 sebanyak 28 obligasi. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 12 obligasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik biner. Pengolahan data menggunakan SPSS 23.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, sedangkan cash flow from operating to total liabilities, dan return on assets tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat obligasi. Lalu cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan return on assets secara simultan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Kata kunci : peringkat obligasi, cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, return on assets, regresi logistik biner. Abstract This research aims to know the influence of the cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, and return on assets there are influence on the bond rating of property and real estate companies listed on Bursa Efek Indonesia period 2014-2016. The population is the bonds issued property and real estate companies listed on Bursa Efek Indonesia period 2014-2016 as many as 28 bonds. The samples in this research were obtained by using purposive sampling method which consists of 12 bonds. This research uses a model of binary logistic regression analysis. Data processing using SPSS 23.0 The results of this research shows that debt to equity has an partial influence on the bonds rating, while cash flow from operating to total liabilities, and return on assets there is no partial influence toward bond rating. Then, cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, and return on assets has an simultaneous influence on bond rating. Kata kunci: bond rating, cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, return on assets, binary logistic regression

Upload: dothien

Post on 24-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH CASH FLOW FROM OPERATING TO TOTAL LIABILITIES, DEBT

TO EQUITY, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI

PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2014-2016

Carmelia Ferlisia, Sri Megawati Elizabeth 2 Jurusan Manajemen STIE Multi Data

Palembang [email protected] ,

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh cash flow from operating to

total liabilities, debt to equity, dan return on assets terhadap peringkat obligasi

perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

Populasi penelitian ini adalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan properti dan

real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016 sebanyak

28 obligasi. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik

purposive sampling sehingga diperoleh 12 obligasi. Penelitian ini menggunakan

teknik analisis regresi logistik biner. Pengolahan data menggunakan SPSS 23.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, sedangkan cash flow from

operating to total liabilities, dan return on assets tidak berpengaruh secara

parsial terhadap peringkat obligasi. Lalu cash flow from operating to total

liabilities, debt to equity, dan return on assets secara simultan berpengaruh

terhadap peringkat obligasi.

Kata kunci : peringkat obligasi, cash flow from operating to total liabilities, debt

to equity, return on assets, regresi logistik biner.

Abstract

This research aims to know the influence of the cash flow from operating to

total liabilities, debt to equity, and return on assets there are influence on the

bond rating of property and real estate companies listed on Bursa Efek Indonesia

period 2014-2016. The population is the bonds issued property and real estate

companies listed on Bursa Efek Indonesia period 2014-2016 as many as 28 bonds.

The samples in this research were obtained by using purposive sampling method

which consists of 12 bonds. This research uses a model of binary logistic

regression analysis. Data processing using SPSS 23.0

The results of this research shows that debt to equity has an partial influence

on the bonds rating, while cash flow from operating to total liabilities, and return

on assets there is no partial influence toward bond rating. Then, cash flow from

operating to total liabilities, debt to equity, and return on assets has an

simultaneous influence on bond rating.

Kata kunci: bond rating, cash flow from operating to total liabilities, debt to

equity, return on assets, binary logistic regression

2

1. Pendahuluan

Pembangunan perekonomian nasional sektor properti memiliki peran penting. Sektor ini sama strategisnya dengan sektor-sektor lain, seperti pertanian, industri,

perdagangan, jasa, dan lain-lain. Properti dengan titik berat di bidang pembangunan

perumahan dan konstruksi merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan efek berantai (multiplier effect) cukup panjang. Karena itu sektor

ini punya dampak besar untuk menarik dan mendorong perkembangan sektor-sektor

ekonomi lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama hampir 10 tahun

belakangan dan fenomena tumbuhnya kelas menengah baru yang cukup besar menjadi pemantik perkembangan properti. Dari sekian sub sektor properti, perumahan menempati

posisi paling strategis. Sebagai salah satu kebutuhan dasar atau pokok pembangunan

perumahan menjadi prioritas pembangunan nasional. Jumlah penduduk yang cukup besar kurang lebih 250 juta, memerlukan rumah baru secara kontinyu dalam jumlah banyak

setiap tahunnya. (Satriagung, 2016).

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia hingga kuartal III 2012 total nilai obligasi yang diterbitkan perusahaan properti dan infrastruktur sebesar Rp 3,7

triliun. Lalu berdasarkan Statistik Pasar Modal OJK tahun 2014 total sebanyak 231

obligasi dengan jumlah Rp 429,66 triliun terdapat 91 obligasi dari perusahaan Keuangan yang berada pada posisi pertama yaitu sebesar Rp 260,62 triliun atau sebesar 60,66%.

Lalu posisi kedua yaitu 21 obligasi dari perusahaan Infrastruktur, Utiliti, dan Transportasi

sebesar Rp 68,06 triliun atau sebesar 15,84%. Total nilai obligasi yang diterbitkan 27 obligasi Properti dan Real Estate sebesar Rp 24,18 triliun atau sebesar 5,63% yang

menempati posisi ketiga. Peningkatan jumlah obligasi di sektor properti akan terus terjadi

seiring dengan meningkatnya permintaan dari investor domestik. Setelah obligasi yang

rutin diterbitkan oleh perusahaan pembiayaan, investor institusi juga mulai melirik obligasi korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan properti dan infrastruktur karena

dianggap paling menarik. Terbukti dari Statistik Pasar Modal OJK, obligasi dari sektor

properti dan real estate berada pada posisi ketiga setelah perusahaan keuangan dan infrastuktur, utiliti, dan transportasi. Analis beranggapan bahwa potensi gagal bayar

(default) akan relatif lebih kecil karena perusahaan properti dan pembiayaan berpotensi

mencapai hasil kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang (Rheza, 2013).

Setiap obligasi yang diterbitkan perusahaan properti akan mendapatkan peringkat

dari lembaga pemeringkatan. Lembaga pemeringkatan di Indonesia salah satunya adalah

PT.PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Rating obligasi (peringkat obligasi) dilakukan untuk mengevaluasi risiko instrumen utang. Atas inisiatif Badan Pengawas

Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia, pada tanggal 31 Agustus 1994,

PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia. Guna meningkatkan

metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam melakukan pemeringkatan,

PEFINDO didukung oleh mitra globalnya yaitu Standard & Poor’s Rating Service

(S&P’s) (Wiyono dan Kusuma, 2017, h.132).

Dalam melakukan pemeringkatan industri properti, terdapat faktor-faktor kunci

keberhasilan yang diantaranya terdiri dari penilaian risiko bisnis dan penilaian risiko keuangan. Adapun penilaian risiko bisnis diantaranya posisi pasar (Market Position),

kualitas aset (Asset Quality), diversifikasi dan stabilitas operasional (Diversification and

Operating Stability), manajemen proyek dan strategi (Project Management and Strategy)

3

lalu untuk penilaian risiko keuangan terdiri dari kebijakan keuangan (Financial Policy),

struktur permodalan (Capital Structure), perlindungan kas dan likuiditas (Cash Flow

Protection and Liquidity), dan fleksibilitas keuangan (Financial Flexibility). Penelitian ini ingin menguji salah satu kriteria yang digunakan oleh PEFINDO dalam melakukan

pemeringkatan, yaitu kriteria keuangan. Kriteria keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Cash Flow From Operating to Total Liabilities, Debt To Equity, dan Return On Assets yang termasuk dalam penilaian PEFINDO dalam struktur permodalan

dan perlindungan arus kas dan likuiditas.

Berdasarkan fenomena yang ada maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan return on assets

terhadap peringkat obligasi pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016.

2. Landasan Teori

“Menurut Fahmi (2014, h.413) obligasi merupakan surat berharga yang dijual ke

publik, dimana disana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit, dan beberapa

ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam Undang-Undang yang disyahkan lembaga

terkait.”

“Menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi merupakan surat utang jangka menengah-

panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan

untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.”

“Peringkat obligasi adalah simbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen

peringkat untuk menunjukkan risiko dari obligasi. Risiko dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak terbayar (default). Peringkat obligasi (bond rating) dapat

digunakan sebagai proksi dari risiko obligasi (Hartono, 2017, h.251-252).

Lembaga pemeringkat PEFINDO didirikan pada 21 Desember 1993 dan berpusat

di Jakarta. Atas inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia,

pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal

di Indonesia. Guna meningkatkan metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria

dalam melakukan pemeringkatan, PEFINDO didukung oleh mitra globalnya yaitu

Standard & Poor’s Rating Service (S&P’s) (Wiyono dan Kusuma, 2017, h.132).

Cash Flow From Operating to Total Liabilities atau rasio arus kas operasi

terhadap total utang menunjukkan kemampuan arus kas operasi perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya, baik kewajiban lancar maupun kewajiban jangka

panjang. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan

kurang baik dalam membayar semua kewajibannya dengan menggunakan arus kas operasi dengan total utang (Hery, 2016, h.107).

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara total utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana

4

yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan (Kasmir, 2015, h.157-

158).

Hasil pengembalian atas aset (Return on Assets) merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini

digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah

dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas

aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah

dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2016, h.193).

Kerangka Pemikiran yang digunakan di dalam penelitian sebagai berikut:

Hubungan antar variabel dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Cash Flow From Operating To Total Liabilities terhadap Peringkat Obligasi

Cash Flow From Operating To Total Liabilities merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan arus kas operasi perusahaan dalam melunasi seluruh

kewajibannya, baik kewajiban lancar maupun kewajiban jangka panjang. Rasio yang

rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan kurang baik dalam

membayar semua kewajibannya dengan menggunakan arus kas operasi dengan total utang (Hery, 2016, h.107). Dengan adanya informasi mengenai Cash Flow From

Operating To Total Liabilities, hal ini akan membantu investor mengetahui

kemampuan perusahaan dalam melunasi utang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan menggunakan arus kas operasi. Jadi apabila Cash Flow From

Operating To Total Liabilities bernilai tinggi maka semakin baik rasio tersebut.

Menurut Brigham dan Houston (2012, h.300-302) faktor yang mempengaruhi

peringkat obligasi adalah rasio-rasio, termasuk rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran bunga. Semakin baik rasionya, maka makin tinggi peringkatnya. Maka

semakin tinggi nilai Cash Flow From Operating To Total Liabilities, maka semakin

baik kinerja arus kas operasi tersebut dan akan semakin tinggi pula peringkat obligasinya. Hal ini didukung dengan adanya penelitian dari Pertiwi (2013) yang

menyatakan bahwa Cash Flow From Operating To Total Liabilities berpengaruh

terhadap Peringkat Obligasi. H1 : Cash Flow From Operating To Total Liabilities Berpengaruh Terhadap Peringkat

Obligasi

2. Pengaruh Debt To Equity terhadap Peringkat Obligasi Debt To Equity merupakan rasio utang yang mengukur antara total utang dan

ekuitas yang dimiliki perusahaan. Kreditor lebih menyukai rasio utang yang rendah

5

karena semakin rendah rasio utang, makin besar perlindungan terhadap kerugian

kreditor jika terjadi likuidasi (Brigham dan Houston, 2012, h.143). Tingginya rasio

Debt To Equity menunjukkan semakin besar penggunaan utang, dan hal ini dapat memicu kesulitan keuangan dan risiko kebangkrutan (default) semakin tinggi juga.

Jadi semakin rendah rasio utang (Debt To Equity) maka semakin baik rasio tersebut.

Menurut Brigham dan Houston (2012, h.300-302) faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi adalah rasio-rasio, termasuk rasio utang dan rasio kelipatan

pembayaran bunga. Semakin baik rasionya, maka makin tinggi peringkatnya. Maka

semakin baik Debt To Equity akan semakin tinggi peringkat obligasinya. Hal ini

didukung dengan adanya penelitian dari Pertiwi (2013) yang menyatakan bahwa Debt to Equity berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.

H2 : Debt to Equity Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi

3. Pengaruh Return On Assets terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengembalian atas aset (Return on Assets) merupakan rasio yang

menunjukan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang

akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Semakin tinggi

tingkat pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2016, h.193). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Return On Assets, maka rasio tersebut

semakin baik. Menurut Brigham dan Houston (2012, h.300-302) faktor yang

mempengaruhi peringkat obligasi adalah rasio-rasio, termasuk rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran bunga. Semakin baik rasionya, maka makin tinggi

peringkatnya. Apabila Return On Assets tinggi maka semakin besar laba yang

dihasilkan dan laba tersebut dapat dipergunakan untuk membayar utang, baik utang

jangka panjang maupun utang jangka pendek. Maka semakin tinggi nilai Return On Assets, maka semakin baik kinerja dalam melunasi utang dan akan semakin tinggi pula

peringkat obligasinya. Hal ini didukung dengan adanya penelitian dari Prastika (2017)

dengan hasil penelitian bahwa Return On Assets berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.

H3 : Return On Assets Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi

4. Pengaruh Cash Flow From Operating To Total Liabilities, Debt To Equity, dan Return

On Assets Terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat pengaruh Cash Flow From

Operating To Total Liabilities, Debt To Equity, Return On Assets Terhadap Peringkat Obligasi. Penelitian Ayyu Pertiwi (2013) yang meneliti bahwa Debt To Equity dan

Cash Flow From Operation to Total Liabilities, berpengaruh terhadap Peringkat

Obligasi. Lalu penelitian Gilang Elly Prastika (2017) yang meneliti bahwa profitabilitas (Return On Assets) mempunyai pengaruh terhadap Peringkat Obligasi.

Selanjutnya penelitian dari Zaenab Na’imah Atalas (2013) yang meneliti bahwa Debt

To Equity berpengaruh positif terhadap Peringkat Obligasi Syariah. Penelitian terakhir dari Inder K Khurana et al. (2013) yang meneliti bahwa Cash From Operating to

Total Liabilities berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi. Maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4 : Cash Flow From Operating To Total Liabilities, Debt To Equity, dan Return On Assets Berpengaruh Terhadap Peringkat Obligasi

6

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini berbentuk asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dibangun suatu teori yang dapat

berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sujarweni, 2015,

h.74). Lalu penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran) (Sujarweni, 2015, h.47).

Objek pada penelitian ini adalah Cash Flow From Operating to Total Liabilities, Debt to Equity, Return On Assets, dan Peringkat Obligasi. Subjek pada penelitian ini

adalah obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan properti dan real estate periode tahun

2014-2016.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 obligasi. Metode penentuan sampel

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu sehingga didapat 12 sampel obligasi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang sudah ada, sudah dikumpulkan

dan sudah diolah oleh pihak lain. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

berasal dari publikasi laporan keuangan dari eksternal perusahaan yang memberikan

informasi mengenai cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, return on assets, dan data peringkat obligasi yang ada di Indonesia Bond Market Directory selama

periode 2014-2016.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

dokumen. Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret dan menganalisis isi dari

dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian ini, contohnya laporan keuangan. Periode tahun yang diteliti adalah mulai dari tahun 2014–2016 dengan laporan keuangan

perusahaan tahun 2014- 2016 yang diperoleh dari website www.idx.co.id serta peringkat

obligasi yang diperoleh periode 2014-2016 dari Indonesian Bond Market Directory yang

diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.Pengolahan data dengan persamaan regresi logistik.

4. Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu logistic regression

yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang mencerminkan dua pilihan atau

sering disebut binary logistic. Dalam teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji

normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2012, h.321).

4.1 Analisis Regresi Logistik

Model ini digunakan karena variabel dependen yang digunakan berupa variabel dummy (peringkat obligasi kategori high investment grade = satu dan peringkat

obligasi kategori low investment grade = nol). Dengan demikian model analisis dapat

dinyatakan sebagai berikut (Ghozali, 2013, h.336):

7

𝐿𝑛𝑃

1 − 𝑃= β

0+ β

1X1 + β

2 X2 + β

3X3 + ε

Keterangan :

𝐿𝑛(𝑃

1−𝑃) = Peringkat obligasi

β0 = Konstanta

β1β2 ,β3 = Koefisien regresi

X1 = Cash Flow From Operating To Total Liabilities

X2 = Debt To Equity

X3 = Return On Assets

ε = Standar error

4.2 Statistik Deskriptif

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Variabel N Min Maks Mean

Standar

Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

CFOTL 36 -.192 .086 -.02281 .069963

DER 36 .523 1.799 1.17647 .478449

ROA 36 .203 14.205 5.28994 3.099459

Peringkat

Obligasi

36 0 1 .33 .478

Sumber : Data diolah penulis, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 diatas bahwa dalam penelitian ini jumlah data yang digunakan sebanyak 36. Variabel CFOTL memiliki nilai minimum sebesar -0.192 dan

nilai maksimum 0,086 dan standar deviasi sebesar 0,069 lalu nilai rata-rata sebesar -

0.022. Variabel DER memiliki nilai minimum sebesar -0.523 dan nilai maksimum sebesar 1,799 dengan standar deviasi sebesar 0,478 lalu nilai rata-rata sebesar 1,176.

Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,203 dan nilai maksimum sebesar

14,205 dengan standar deviasi sebesar 3,099 lalu nilai rata-rata sebesar -5,28 yang

berarti dari seluruh sampel yang digunakan memiliki rata-rata sebesar 5,28. Variabel peringkat obligasi memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1

dengan standar deviasi sebesar 0,478 lalu nilai rata-rata sebesar 0,33.

4.3 Uji Multikolinieritas

Tabel 4.3

Uji Multikolinieritas

Variabel CFOTL DER ROA

CFOTL . 0,875 0,129

DER 0,875 . 0,008

ROA 0,129 0,008 .

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

8

Berdasarkan tabel 4.2 diatas bahwa nilai semua variabel independen meliputi

cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan return on assets

bernilai dibawah 0,9. Maka tidak terdapat multikolinieritas antar variabel.

4.4 Menilai Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test) Tabel 4.4

Hosmer and Lemeshow Test Variabel Independen

Step Sig

1 0,235

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sig bernilai 0,235 yang berarti

melebihi dari 0,05 maka dapat dikatakan model yang digunakan yaitu cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan return on assets terhadap peringkat

obligasi telah sesuai.

4.5 Menilai Kelayakan Seluruh Model (Overall Model Fit)

Tabel 4.4

Overall Model Fit Test

Iteration -2 Loglikehood

Step 1 34.222

2 33.356

3 33.328

4 33.328

5 33.328

Initial -2 Log Likehood: 45.829

Sumber : Data diolah peneliti, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada saat block number 0 yaitu saat variabel independen cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan

return on assets belum masuk pada persamaan, nilai -2 Log likehood sebesar 45.829.

Dapat dikatakan bahwa ketika tiga variabel independen yaitu cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan return on assets dimasukkan dalam persamaan

terjadi penurunan dari 45.829 menjadi 33.328 dan model ini dapat dikatakan sesuai

dengan data yang diteliti.

Tabel 4.5

Omnibus Tests of Model Coefficients Independent Variable

Chi-square Sig

Step 1 Step 12.501 0,006

Block 12.501 0,006

Model 12.501 0,006

Sumber : Data diolah penulis, 2017

9

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai chi-square pada model

variabel independen adalah 12,501 dengan signifikansi 0,006. Nilai signifikansi

bernilai dibawah 0,05 menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan dari variabel independen yaitu cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan

return on assets dalam menjelaskan variabel dependen yaitu peringkat obligasi.

4.6 Koefisien Determinasi (Nagelkerke 𝑹𝟐) Tabel 4.6

Hasil Nagelkerke 𝑹𝟐

Step Nagelkerke R Square

1 0,407

Sumber : Data diolah penulis, 2017 Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke’s R Square pada

tabel model summary sebesar 0,407. Ini menggambarkan bahwa model ini dapat

memprediksi model sebesar 40,7% yang dijelaskan oleh tiga variabel independen yaitu cash flow from operating to total liabilities, debt to equity, dan return on assets

sedangkan sebesar 59,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar model seperti variabel

jaminan, jangka waktu obligasi, dan sebagainya.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan diantaranya cash flow from

operating to total liabilities, debt to equity, dan return on assets berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi, variabel cash flow from operating to total liabilities tidak

berpengaruh terhadap peringkat obligasi, variabel debt to equity berpengaruh terhadap

peringkat obligasi, dan variabel return on assets tidak berpengaruh secara parsial terhadap peringkat obligasi.

Berdasarkan analisis data dan beberapa keterbatasan pada penelitian ini maka

terdapat beberapa saran dari penulis, yaitu:

1. Bagi investor dan calon investor yang ingin berinvestasi obligasi pada sektor properti

dan real estate sangat penting untuk melihat peringkat obligasi yang telah dikeluarkan

oleh lembaga pemeringkat, yaitu PEFINDO. Peringkat obligasi dipengaruhi oleh rasio

keuangan perusahaan tersebut yang tercermin dari rasio Cash Flow From Operating to Total Liabilities, Debt to Equity, dan Return On Assets. Rasio Debt to Equity memiliki

pengaruh yang besar karena semakin rendah rasio tersebut berarti semakin besar

modal perusahaan yang dapat menjamin utang perusahaan maka peringkat obligasi yang dimiliki semakin tinggi, sehingga perusahaan dapat terhindar dari risiko default.

2. Bagi perusahaan properti dan real estate yang mengeluarkan obligasi, penting untuk

meningkatkan dan menjaga kondisi keuangan karena hal ini akan berpengaruh pada peringkat obligasi yang keluarkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan

penelitian ini dengan menambah variabel independen yang mempengaruhi dan melibatkan pula faktor risiko bisnis pada perusahaan penerbit obligasi.

10

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Zaenab Na’imah 2014, Pengaruh DER, CR, Dan ROA Terhadap Peringkat

Obligasi Syariah (Studi Pada Obligasi Syariah Yang Terdaftar Di Daftar Efek

Syariah Dan Diperingkat PT PEFINDO Tahun 2008-2012, Skripsi S1, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Diakses 5 Agustus 2017, dari

www.repository.iainpekalongan.ac.id

Audinovic, Vizcardine 2013, Bumi Serpong Damai, 10 Oktober 2017, https://profil.merdeka.com

Alexander, Hilda B 2015, Sektor Properti Makin Terpuruk, 13 November 2017, http://properti.kompas.com

Anonim 2012, Diakses 19 Oktober 2017, dari https://agungpodomoroland.com

Anonim 2012, Diakses 19 Oktober 2017, dari http://www.dutaanggadarealty.com

Anonim 2012, Diakses 19 Oktober 2017, dari http://www.modernland.co.id

Anonim 2016, Diakses 19 Oktober 2017, dari http://intiland.com

Anonim 2017, Diakses pada 11 Agustus 2017, dari www.pefindo.com

Anonim 2017, Diakses pada 11 Agustus 2017, dari www.idx.co.id

Anonim 2017, Diakses pada 27 Agustus 2017, dari www.ojk.go.id

Anonim 2017, Diakses 19 Oktober 2017, dari http://www.summarecon.com

Basri, Yuswar Zainul dan Virna Sulfitri, 2012, Investasi Saham, Obligasi, Reksa Dana &

Instrumen Pasar Uang Lainnya, Universitas Trisakti, Jakarta

Brigham dan Houston, 2012, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta

Elizabeth P., Sri Megawati, 2016, Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga

Saham dengan ROA sebagai Variabel Intervening pada Saham Sektor Pertambangan

di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015.Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan Account vol. 3 no. 2 Desember 2016, Politeknik Negeri Jakarta

Fahmi, Irham 2014, Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal, Mitra Wacana

Media, Jakarta

Ghozali, I 2013, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21, Edisi 7,

Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.

Hadi, Nor, 2015, Pasar Modal Edisi 2, Graha Ilmu, Yogyakarta

11

Halim, Abdul, 2015, Analisis Investasi di Aset Keuangan, Mitra Wacana Media, Jakarta

Hartono, Jogiyanto, 2017, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

Hery, 2015, Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan, PT Grasindo, Jakarta

Hery, 2016, Analisis Laporan Keuangan, PT Grasindo, Jakarta

Kasmir, 2015, Analisis Laporan Keuangan, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Khurana, Inder K, et.al 2014, Cash Flow Management and Bond Rating Quality, Skripsi S1, University of Missouri, Diakses 5 Agustus 2017, dari www.uts.edu.au

Mahfudhoh, Ratih Umroh 2014, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi, Skripsi S1, Universitas Diponegoro, Diakses 5 Agustus 2017, dari

www.eprints.undip.ac.id

Octavia, Rahmi 2014, Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Saldo Laba, Dan Aliran Kas Operasi Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang

Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012), Skripsi S1, Universitas Negeri Padang,

Diakses 5 Agustus 2017, dari www.ejournal.unp.ac.id

Partiningsih, Dewi Noor dan Nur Fadjrih 2016, Pengaruh Faktor Keuangan, Non

Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi: Manajemen Laba Sebagai Variabel

Intervening, Skripsi S1, STIESIA Surabaya, Diakses 27 Oktober 2017, dari www. ejournal.stiesia.ac.id

Pertiwi, Ayyu 2013, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi (Studi kasus pada obligasi sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2008 s/d 2011), Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Diakses 5 Agustus 2017, dari www.repository.uinjkt.ac.id

Prastika, Gilang Elly 2017, Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan,

Leverage, Umur Obligasi Dan Reputasi Kap Terhadap Peringkat Obligasi Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015, Skripsi S1, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Diakses 6 Agustus 2017, dari

www.eprints.ums.ac.id

Rahmaputra, Hafiz dan Irni Yunita 2015, Pengaruh Rasio Aktivitas, rasio Likuiditas,

Rasio Profitabilitas, dan Rasio Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan

Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013, Skripsi S1, Universitas Telkom, Diakses 27 Oktober 2017, dari www.

repository.telkomuniversity.ac.id

12

Riyanto, A 2017, Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Leverage,

Umur Obligasi Dan Reputasi Kap Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015, Skripsi S1,

STAIN Kudus, Diakses 13 Agustus 2017, dari www.eprints.stainkudus.ac.id

Rheza 2013, Persentase “Default” Obligasi Korporasi Properti Paling Tinggi:Pefindo,

Diakses pada 11 Agustus 2017, dari www.ipotnews.com

Satriagung, Erlangga 2016, Properti Menggerakan Ekonomi, Diakses pada 11 Agustus

2017, dari http://kanalsatu.com

Sanusi, Anwar, 2016, Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung

Sujarweni, V Wiratna, 2015, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru

Press, Yogyakarta

Sujarweni, V Wiratna, 2016, Kupas Tuntas Penelitian Akuntansi dengan SPSS, Pustaka

Baru Press, Yogyakarta

Suryantini, Ni Putu Santi, dan Adi Wira Pinanditha 2016, Pengaruh Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Reputasi Auditor Terhadap Peringkat

Obligasi Pada Sektor Perbankan, Skripsi S1, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Diakses 13 September 2017, dari https://ojs.unud.ac.id

Tampubolon, Manahan P, 2013, Manajemen Keuangan (Finance Management), Mitra

Wacana Media, Jakarta

Tofler, Alvin 2016, Bagaimana Nasib Saham Properti di 2017, Diakses pada 11 Agustus

2017, dari http://www.bareksa.com

Wiyono, Gendro dan Hadri Kusuma 2017, Manajemen Keuangan Lanjutan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta