pengaruh active learning tipe listening team …digilib.unila.ac.id/23862/12/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH ACTIVE LEARNING TIPE LISTENING TEAM TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARANGEOGRAFI KELAS X DI SMA N 1 PAGAR DEWA KABUPATEN
TULANG BAWANG BARAT
Oleh:Pia Yustika Mirawati
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRAK
PENGARUH ACTIVE LEARNING TIPE LISTENING TEAM TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARANGEOGRAFI KELAS X DI SMA N 1 PAGAR DEWA KABUPATEN
TULANG BAWANG BARAT
Oleh
Pia Yustika Mirawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh active learning tipelistening team terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaranGeografi kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa. (2) besar peningkatan kemampuanberpikir kreatif siswa setelah penerapan model pembelajaran active learning tipelistening team pada mata pelajaran geografi kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa.Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen semu (quasi experiment design).Objek penelitian adalah model pembelajaran active learning tipe listening teamdan kemampuan berpikir kreatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X4 di SMAN 1 Pagar Dewa. Analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana danUji n-Gain. Hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruhpenggunaan model pembelajaran active learning dalam pembelajaran Geografiterhadap kemampuan berpikir kreatif dan ada peningkatan kemampuan berpikirkreatif sebesar 47% setelah menggunakan model pembelajaran active learning.
Kata Kunci: Active Learning, Kemampuan berpikir kreatif.
ABSTRAK
THE INFLUENCE OF ACTIVE LEARNING TYPE LISTENING TEAMAGAINST THE ABILITY OF CREATIVE THINKING STUDENTS
SUBJECTS GEOGRPHY CLASS X IN SMA N 1 PAGAR DEWAKABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
By
Pia Yustika Mirawati
This study aims to find out (1) the influence of active learning type listening teamagainst the capacity to think creative students subjects geography class X in SMAN 1 Pagar Dewa (2) large increase students ability to think creatively afterapplication of model active learning tipe listening team on the subjects geographyclass X in SMA N 1 Pagar Dewa. This research uses the quasi experiment design.The object of this study is a model active learning type listening team and abilitycreative thinking. The subject of study this isa student of class X4 in SMA N 1Pagar Dewa. Analysis of data using analysis linear regression simple and test n-gain. The analysis in get the conclusion that is the use og model active learning inlearning geography of the ability of creative thinking and there is increasedcapacity creative thinking of 47% after using model active learning.
Keywords: active learning, ability creative thinking
PENGARUH ACTIVE LEARNING TIPE LISTENING TEAM TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARANGEOGRAFI KELAS X DI SMA N 1 PAGAR DEWA KABUPATEN
TULANG BAWANG BARAT
Oleh
Pia Yustika Mirawati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Progtam Studi Pendidikan GeografiJurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, pada 29 Januari 1994.
Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara pasangan
Bapak Riyanto dan Ibu Armilah.
Penulis telah menyelesaikan jenjang pendidikan mulai dari Pendidikan dasar di
SD Negeri 2 Purwajaya, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang
Bawang(2000-2006), melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 5
Banjar Agung Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang (2006-2009)
dan sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pagar Dewa, Kecamatan Pagar
Dewa, Kabupaten Tulang Bawang Barat(2009-2012). Pada tahun 2012, penulis
terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan geografi FKIP Universitas Lampung
melalui jalur seleksi ujian tertulis mandiri.
Pada tahun 2014 bulan Juli-September penulis telah melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N 1 Sukau, dan Kuliah Kerja Nyata(KKN)
di pekon Buay Nyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat. Penulis
melakukan penelitian kependidikan di SMA N 1 Pagar Dewa untuk meraih gelar
sarjana pendidikan atau S.Pd.
MOTTO
Tidak akan tahu hasilnya gagal atau suksesjika tidak pernah berani untuk mencoba
(Pia Yustika Mirawati)
PERSEMBAHAN
Terucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya kecilku inisebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada :
Mamaku Tercinta (Armilah)sebagai sosok yang ikhlas dan penyabar membimbingku dari kecil hingga saat inidengan penuh kasih sayang serta iringan do’a yang tak pernah putus yang selalu
beliau panjatkan tak lain untuk kesuksesanku. Pia sayang mama
Papaku Terkasih (Riyanto)sebagai figur seseorang yang sangat ku kagumi, yang selalu memberi nasihat artikehidupan, memberikanku semangat tiada henti dalam menggapai cita-cita yang
ingin aku capai. Pia sayang papa
Adik tersayang (Lybhel bagus Prayoga)sebagai sosok adik yang selalu buat semangat, semoga mbak bisa menjadi panutanyang baik buat kamu, mbak sayang dedek
serta
Almamater Kebanggaanku Universitas Lampungsebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta jati
diriku kelak.
i
SANWACANA
Bismillahirohmannirohim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, hidayah, serta inayah-Nya,
penulis masih diberi kesehatan sehingga skripsi yang berjudul “ Pengaruh Active
Learning tipe Listening Team Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Mata
Pelajaran Geografi Kelas X Di SMA N 1 Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang
Barat”, dapat diselesaikan dengan segenap kemampuan dan keterbatasan yang
ada.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara
langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui
kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat Bapak Dr.Sumadi, M.S, selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Drs.
Zulkarnain, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, sekaligus pembimbing
akademik, Serta kepada Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si, selaku dosen
Pembahas.Terimakasih atas arahan dan bimbingannya yang sangat bermanfaat
untuk terselesaikannya skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada:
ii
1. Dr. Hi. Muhammad Fuad, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin yang
diberikan.
2. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,
Terimakasih atas layanan administrasi yang diberikan.
3. Drs. Buchori Asyik. M.Si selaku Wakil Dekan Bidang keuangan umum
dan kepegawaian Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung, Terimakasih atas layanan administrasi yang diberikan.
4. Drs. Supriyadi, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang kemahasiswaan dan
alumni Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,
Terimakasih atas layanan administrasi yang diberikan
5. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Selaku ketua program studi geografi.
7. Bapak dan Ibu Dosen di Lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Geografi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada penulis.
8. Ibu, Bapak dan adikku serta keluarga besar yang selalu mendo’akan dan
memotivasi serta menanti kesuksesanku.
9. Kesayanganku Rio Adi Saputra, lelaki yang sejak dulu sabar menemani,
selalu mendukung dan memberi motivasi.
iii
10. Sahabat-sahabatku Widia Wati, S.Pd, Nur Hidayah Rasyid, S.Pd, Adela
Maharany, S.Pd, Nurmala Eria AP, S.Pd, Hermitha Ramadini,S.Pd, Nur
Intan, S.Pd, Arinza Regina Syuri, S.Pd, Andriansyah, S.Pd, M.Yasir, S.Pd
dan sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2012 di program studi
Pendidikan Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya dalam
menuntut ilmu dan menggapai impian.
11. Teman sekaligus keluarga seperantauanku, Made Desi, S.Pd. Wayan dewi,
S.Pd. Ayu Reza, S.Pd. Auzin Darma, S.E. Setio Adinata, S.kom. Ricki
wahid, S.kom. Bayu purnawan, Amd,Rad, Teddy Aprianto, Amd,Kep.
Sholehan, S.E. dan yang lainnya yang selalu mendukungku. Sahabat yang
selalu ada untuk ku, orang-orang hebat yang buat aku belajar banyak
tentang pertemanan, orang-orang pilihan yang ku sayang, kalian sahabat
sekaligus keluarga untuk ku.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin Ya Robbal’ Alamin.
Bandar Lampung, September 2016
Penulis,
Pia Yustika Mirawati
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ......................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah ................................................................... 1
B. RumusanMasalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. ManfaatPenelitian ........................................................................... 6
E. RuangLingkupPenelitian ................................................................. 7
II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8
1. Belajar ...................................................................................... 8
2. pembelajaran ............................................................................ 10
3. Pembelajaran geografi ............................................................... 12
4. Model Pembelajaran Active Learning ....................................... 14
5. Listening Team .......................................................................... 17
6. KemampuanBerpikir Kreatif..................................................... 18
7. Keterkaitan model pembelajaran Active Learning dengan
berpikir kreatif ........................................................................... 21
8. Penelitian yang Relevan ........................................................... 23
B. Kerangka Pikir ................................................................................ 25
C. Hipotesis .......................................................................................... 26
III. METODE PENELITIAN
A. Metodedan Prosedur Penelitian ...................................................... 27
1. Metode Penelitian...................................................................... 27
2. Prosedur Penelitian.................................................................... 27
B. Waktu dan TempatPenelitian ......................................................... 28
C. Subyek penelitian ........................................................................... 28
D. Desain Penelitian ............................................................................ 29
E. Variabel Penelitian........................................................................... 29
F. Definisi OperasionlVariabel ............................................................ 30
1. Model Pembelajaran Active Learning ....................................... 30
2. Kemampuan Berpikir Kreatif .................................................... 31
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 32
H. TeknikAnalisi Data .......................................................................... 34
1. Uji Persyaratan Instrumen........................................................... 34
a. UjiValiditas .............................................................................. 34
b. UjiReliabilitas........................................................................... 35
2. Deskripsi data aspek Kemampuan Berpikir Kreatif(KBK) ........ 36
3. Uji Persyaratan Analisis Data...................................................... 37
a. UjiNormalitas Data ............................................................. 37
4. UjiHipotesis ................................................................................ 38
a. Regresi Linier Sederhana .................................................... 38
b. Uji Skor N-gain......................................................... .......... 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 40
1. Lokasi Penelitian....................................................................... 40
2. Sejarah SMA N 1 Pagar Dewa.................................................. 42
3. Visi dan Misi..................................................................... . 43
4. Kondisi Sekolah........................................................................ 44
a. Sarana dan Prasarana............................................................ 44
b. Keadaan Guru SMA Negeri 1 PagarDewa........................ . 45
c. Keadaansiswa SMA Negeri 1 PagarDewa........................ . 46
d. Kegiatan ekstakurikuler.................................................... . 47
e. Kegiatan Pembelajaran ...................................................... . 47
B. Pelaksanaan Penelitian................................................................ . 48
C. Hasil penelitian........................................................................... . 48
1. Deskripsi Subyek Penelitian..................................................... . 48
2.DeskripsPenggunaan Model PembelajaranActive Learning...... . 48
3. Deskripsi Nilai kemampuan berpikir kreatif Siswa............... . 49
4.UjiPersyaratanAnalisis Data................................................. 54
5. UjiHipotesis......................................................................... 56
D. PembahasanHasil Penelitian.......................................................... 59
V. SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Ciri-ciri abtitude berpikir kreatif ......................................................... 19
2. Hasilulanganhariankelas X SMA Negeri 1 PagarDewa
tahunajaran 2015/2016........................................................................ 28
3. Desain One Group Pretest-Posttest Design...................................... ... 29
4. Kisi-kisi instrumen Model PembelajaranActive Learning
tipeListening Team............................. ................................................. 30
5. Kisi-kisiinstrumenKemampuanberpikirkreatif............................. ...... 32
6. Kriteria Interpretasi reliabilitas............................. .............................. 36
7. rubikkriteriaketerampilanberpikirkreatifsiswa............................. ....... 36
8. Kriteriaketerampilanberpikirkreatifsiswa..................................... 37
9. Kriteria N-gain yang di peroleh dari siswa ........................................ 39
10. Jumlah Guru menurut bidang studi di SMA N 1 Pagar Dewa
tahun Pelajaran 2015/2016.................................................................. 45
11. Jumlahsiswa SMA Negeri 1 PagarDewatahunpelajaran 2015/2016... 46
12. SubyekPenelitian di SMA Negeri 1 PagarDewatahunajaran 2015/2016. 48
13. DistribusiFrekuensinilaipretest ........................................................... 50
14. DistribusiFrekuensinilaiposttest .......................................................... 51
15. Hasilkemampuanberpikirkreatif (KBK) siswa............................... 52
16. HasilUjiNormalitas Data Pretestpadakelaseksperimen................. 55
17. HasilUjiNormalitas Data Posttestsiswasetelah
menggunakan model pembelajaranactive learning........................... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar1.KerangkaPikir............................................................................ 26
Gambar 2.Diagram NilaiPretestKelaseksperimen.............................. 53
Gambar 3.Diagram NilaiPosttestKelaseksperimen............................. 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Silabus pembelajaran ............................................................. 72
Lampiran 2. RPP pembelajaran................................................................. 77
Lampiran 3. Soal pretest ........................................................................... 86
Lampiran 4. Soal posttest .......................................................................... 87
Lampiran 5 uji validitas soal ..................................................................... 86
Lampiran 6 uji reabilitas ........................................................................... 88
Lampiran 7 nilai kemampuan berpikir kreatif siswa ................................ 89
Lampiran 8 Nilai pretset dan postest siswa kelas eksperimen .................. 90
Lampiran 9 Hasil n-gain............................................................................ 91
Lampiran 10.anilisis butir soal .................................................................. 92
Lampiran 11 rubik pretest dan posttest ..................................................... 94
Lampiran 12 data penggunaan Active learning dan tabel regresi ............. 96
Lampiran 13 Dokumentasi ........................................................................ 98
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan
pendidikan, sampai kapan dan dimanapun berada. Pendidikan sangat penting,
sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan
terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk
menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping
memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Pendidikan diperoleh melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran pada
dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa dengan harapan
terjadinya respon yang positif pada diri siswa. Guru harus mampu memberi
stimulus dalam proses pembelajaran agar siswa memberi respon positif. Siswa
menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan juga akan berpengaruh pada
penguasaan materi yang diserap siswa akan optimal. Oleh sebab itu seorang guru
harus dapat mensiasati agar proses pembelajaran tersebut bisa berjalan dengan
baik.
Sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu siswa
mengembangkan diri secara optimal dan mampu mencapai tujuan-tujuan
belajarnya. Karenanya proses belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan
2
dan kemampuan siswa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus memberi
pengalaman belajar yang menyenangkan dan berguna bagi mereka.
Siswa yang mengikuti proses pembelajaran dengan senang dan antusias, maka
dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat yang tinggi dalam belajar.
Dengan adanya semangat yang tinggi dan rasa ingin tahu maka dapat
menimbulkan pemikiran siswa yang kreatif. Kemampuan berpikir kreatif dapat
menjadi penentu kemampuan siswa dalam menjawab permasalahan yang ada pada
saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Penyelesaian masalah secara kreatif merupakan suatu keterampilan dalam berfikir
kreatif dimana siswa menjadi lebih peka terhadap masalah-masalah hingga
ditemukan solusinya. Berfikir kreatif merupakan proses dimana kita menjadi lebih
peka terhadap masalah-masalah yang dihadapi sehingga kita dapat memberikan
tanggapan secara kreatif untuk menyelesaikan masalah dalam proses
pembelajaran.
Lebih dari itu, kemampuan berpikir kreatif tidak hanya berguna untuk menunjang
akademik siswa, namun berguna juga dalam menghadapi masalah dalam
kehidupan kedepan. Siswa perlu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
dalam kehidupan sehari-hari, yakni ketika siswa dihadapkan pada suatu masalah
dalam kesehariannya, maka siswa dapat menentukan berbagai solusi yang tepat
untuk memecahkan masalah tersebut.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran Geografi yang
dilakukan lebih dominan kepada hapalan teori saja.
3
Akibatnya, kemampuan berpikir kreatif dikalangan siswa tidak dapat berkembang
sesuai dengan harapan. Seperti yang diketahui bahwasannya Geografi merupakan
ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta terkait dengan
pemecahan masalahnya.
Sementara itu hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA 1 Pagar Dewa
diketahui bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran belum
sepenuhnya mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif, dimana proses
pembelajaran Geografi kelas X selama ini guru hanya menggunakan metode
ceramah, latihan soal, dan presentasi yang dilakukan oleh siswa dari hasil diskusi
kelompok. Metode ceramah menyebabkan siswa hanya diam, mendengarkan
penjelasan guru dan cenderung pasif dalam pembelajaran. Latihan soal tidak
optimal karena siswa hanya mengerjakan soal-soal latihan di buku ajar geografi
dengan cara memindahkan jawaban yang sudah tersedia di buku tersebut.
Presentasi yang dilakukan oleh siswa umumnya hanya membacakan salinan dari
buku ajar geografi sehingga kurang mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa
tersebut.
Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih untuk membiasakan diri meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dalam merumuskan masalah, berhipotesis,
menginterpretasi pernyataan, memberikan alasan dan solusi yang tepat dari suatu
masalah sehingga tidak tercipta suasana belajar yang dinamis dan efektif.
Model pembelajaran yang mengajak siswa aktif dapat membelajarkan siswa untuk
memunculkan rasa percaya diri dengan maksud untuk menyusun pengetahuan
mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih
4
tinggi, mengembangkan kemandirian sehingga pembelajaran seperti ini dapat
memberikan peluang pemberdayaan potensi berpikir tingkat pada siswa dalam
aktivitas-aktivitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam konteks
kehidupan dunia nyata yang kompleks serta dapat mengintegrasikan pengalaman
mereka dengan ilmu geografi dalam memecahkan permasalahan yang mereka
hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Guilford dalam Munadar (2004: 8) menyatakan masalah kreativitas dalam
pendidikan, bahwasanya pengembangan kreativitas dewasa ini ditelantarkan
dalam pendidikan formal, padahal amat bermakna bagi pengembangan potensi
siswa secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan budaya. Walaupun
kemampuan anak berbeda-beda, tetapi yang harus diyakini setiap guru adalah
bahwa setiap anak mempunyai potensi untuk kreatif, tinggal bagaimana seorang
guru dapat menimbulkan semangat belajar anak, sehingga potensi kreatif dan rasa
ingin tahunya akan muncul. Pengalaman yang diperoleh siswa saat belajar sangat
penting bagi kehidupannya. Dengan mengalami sendiri apa yang ia pelajari,
hasilnya akan bermakna mendalam dan tahan lama dengan kata lain agar siswa
dapat menangkap makna belajar, ia harus membangun sendiri makna itu.
Model Active Learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk
belajar secara aktif. Dengan cara ini mereka dengan aktif menggunakan otak, baik
untuk menentukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan masalah,
mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada
dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa di ajak turut serta dalam
semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
5
Banyak penelitian yang menunjukan keberhasilan model Active Learning dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satunya dilakukan oleh
Muh.akib (2013) dengan hasil kesimpulan bahwa penerapan Active Learning
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa.
Dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Pengaruh Active Learning tipe listening team terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa mata pelajaran Geografi kelas X di SMA N 1
Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran active learning tipe listening team
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mata pelajaran Geografi
kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat ?
2. Seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah
penerapan model pembelajaran active learning tipe listening team pada mata
pelajaran Geografi kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa Kabupaten Tulang
Bawang Barat ?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh model pembelajaran active learning tipe listening team terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran geografi kelas X di SMA N
1 Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Besar peningkatan kemampuan berpikir siswa setelah menerapkan model
pembelajaran active learning tipe listening team pada mata pelajaran geografi
kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam dunia
pendidikan berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran active learning
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, sebagai acuan dalam menyusun program pembelajaran dengan
memberdayakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa dalam proses
belajar mengajar melalui model pembelajaran active learning sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi di sekolah.
b. Bagi guru, dapat memberikan sumbangan pemikiran dan alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan
meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran active
learning.
7
c. Bagi siswa, memberikan kesempatan siswa dalam belajar secara aktif dengan
dilibatkan dalam kegiatan tanya jawab yang terarah sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
d. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai
calon guru dalam membelajarkan siswa dengan menggunakan model
pembelajaran active learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran active learning tipe listening
team dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X4 di SMA N 1 Pagar Dewa tahun
pelajaran 2015/2016.
3. Tempat penelitian ini di laksanakan di SMA N 1 Pagar Dewa Kabupaten
Tulang Bawang Barat
4. Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2015/2016
5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pembelajaran geografi.
Menurut Nursid (2001: 12) Pembelajaran Geografi adalah pengajaran tentang
aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala
alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya, yang
diajarkan di sekolah-sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2009: 2) mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja oleh individu yang
ditandai dengan adanya perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap pada diri individu tersebut. Sedangkan Dalyono
(2012: 49) merumuskan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Teori-teori belajar yang mendukung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Teori belajar Behavioristik
Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur (Syaiful Sagala, 2013:42). Prinsip-
prinsip belajar menurut teori behaviorisme yang dikemukakan oleh Harley dan
Davis dalam Syaiful Sagala (2013:43) adalah:
1. Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila siswa ikut terlibat secaraaktif didalamnya.
2. Materi pelajaran diberikan dalam bentuk unit-unit kecil dan diatursedemikian rupa sehingga hanya perlu memberikan suatu respon tertentusaja.
9
3. Tiap-tiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswadapat dengan segera mengetahui apakah respon yang diberikan betul atautidak.
4. Perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan respon apakahbersifat positif atau negatif.
2) Teori Belajar Konstruktivisme
Yatim Riyanto (2010:144) menyatakan bahwa dalam teori ini guru berperan
menyediakan suasana dimana siswa dapat memahami dan menerapkan suatu
pengetahuan, sehingga siswa bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-ide. Guru dapat memberikan
sebuah kesempatan untuk siswa-siswanya untuk menerapkan ide-ide mereka
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran
konstruktivisme. Menurut Yatim Riyanto (2010:147) teori pembelajaran
konstruktivisme pada dasarnya ada beberapa tujuan yang ingin diwujudkan
antara lain:
1. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan
mencari sendiri jawabannya.3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep
secara lengkap.4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
3) Teori Belajar kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif Piaget mewakili konstruktivisme dalam proses
belajar. Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses
dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas
melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka (Trianto,
10
2011:29). Implikasi teori kognitif Piaget dalam Trianto (2011:30) pada
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidaksekedar kepada hasilnya.
2. Memerhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktifdalam kegiatan belajar.
3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuanperkembangan.
2. Pembelajaran
Menurut Muhaimin dalam Yatim Riyanto (2010: 131) Pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa untuk belajar, kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa
mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi dan metakognisi
yang berpengaruh terhadap pemahaman. Menurut Wenger dalam Miftahul Huda,
(2014: 2), pembelajaran bukan lah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh
seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga
bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu,
pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara
individual, kolektif ataupun sosial.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan yang dilakukan
dengan tujuan tertentu dan akan menghasilkan perubahan tertentu. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat serta dapat berlaku dimanapun dan
kapanpun.
Pembelajaran menurut Degeng dalam Hamzah B. Uno (2011: 2) adalah upaya
untuk membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi
11
dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan. Menurut Oemar Hamalik (2011: 57) “Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran”.
Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2009: 14) menjelaskan bahwa pembelajaran
terdiri dari empat langkah berikut:
1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.
2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut.
3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan
yang menunjang proses pemecahan masalah.
4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan dan
melakukan revisi.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa pembelajaran adalah jalan yang harus
ditempuh oleh seorang, untuk mengerti suatu hal yang sebenarnya tidak diketahui.
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri
seseorang. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam
dirinya telah terjadi perubahan seperti dari tidak tahu menjadi tahu serta dari tidak
mengerti menjadi mengerti.
12
3. Pembelajaran Geografi
Menurut pakar Geografi pada seminar dan lokakarya tahun 1988, Geografi adalah
ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Nursid
Sumaatmadja, 2001: 11).
Adapun ruang lingkup pembelajaran geografi meliputi:
a. alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia;b. penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya;c. interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang
memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaanbumi;
d. kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, danudara di atasnya (Nursid Sumaatmadja, 2001: 12).
Dengan demikian, bidang kajian pembelajaran geografi tidak hanya ditunjukkan
pada ilmu alam, melainkan juga berkenaan dengan umat manusia serta hubungan
diantara keduanya, baik hubungan manusia dengan manusia ataupun hubungan
manusiadengan alam, sekaligus mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang
membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan.
Menurut Bintarto dalam Sumarmi (2012: 7) memberikan definisi bahwa geografi
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kaitan sesama antara manusia,
ruang, ekologi, kawasan, dan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat
dan kaitan sesama tersebut.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2001: 95), metode pembelajaran Geografi adalah
cara menyajikan pokok bahasan kepada anak didik, apakah dengan menggunakan
13
ceramah murni, ceramah yang dipadukan dengan tanya jawab, diskusi,
memberikan tugas, karyawisata atau cara-cara yang lainnya.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran geografi
diperlukan metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga dalam penyampaian
materi pembelajaran siswa tidak merasa bosan dan jenuh.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2001: 78) metode pembelajaran Geografi dibagi
menjadi dua kelompok utama, yaitu:
a. Metode pembelajaran di dalam ruangan (indoor study)Metode pembelajaran geografi yang termasuk di dalam ruangan adalahmetode ceramah, tanya jawab, diskusi, sosiodrama, dan bermain peran,serta kerja kelompok.
b. Metode pembelajaran di luar ruangan (outdoor study)Metode pembelajaran geografi yang termasuk di luar ruangan adalahmetode tugas belajar dan karyawisata.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi dapat
dilakukan dimana saja, baik dalam ruangan maupun di luar ruangan. kelompok
pembelajaran seperti ini menyesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
dipelajari. Kelompok pembelajaran di dalam ruangan dan di luar ruangan memang
perlu untuk membantu mempermudah memahami materi pelajaran, dan tidak
menimbulkan kebosanan pada siswa saat mengikuti pembelajaran.
14
4. Model Pembelajaran Active Learning
Joyce dan Weil (dalam Nursid Sumaatmadja 2001: 100), mendeskripsikan bahwa
model pengajaran dapat digunakan untuk menyusun kurikulum, merancang bahan
pengajaran, dan menuntut pelajaran di dalam kelas atau pada kondisi lainnya.
Menurut Mulyasa (2004: 241) dalam model active learning (belajar aktif) setiap
materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan
pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara
aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif
guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga
peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Hosnan, (2013: 209) menjelaskan bahwa active learning atau pembelajaran aktif
adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri,
untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan
keterampilannya, mereka belajar dan berlatih.
Pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Kegagalan dalam dunia
pendidikan kita, terutama terjadi karena siswa diruang kelas lebih banyak
menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang
dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang
diungkapkan Konfucius: yang saya dengar saya lupa, yang saya lihat saya ingat,
yang saya lakukan saya paham.
15
Ketiga pernyataan ini menekankan pentingnya belajar aktif dalam pembelajaran
agar apa yang telah dipelajari tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di
atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses
pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi
pembelajaran. Silberman (2006: 23) memodifikasi dan memperluas pernyataan
Konfucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan active learning yaitu :
yang saya dengar saya lupa, yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat, yang
saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain saya mulai
pahami, dari yang saya dengar, lihat, bahas dan terapkan, saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.
Terdapat 101 teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran aktif seperti
dijelaskan Silberman (dalam Trianto, 2009: 138), teknik-teknik tersebut
dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu:
a) Bagaimana membantu siswa aktif sejak awal, misalnya strategi tim
membangun, penilaian mendadak, dan keterlibatan langsung.
b) Bagaimana membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang aktif, misalnya strategi pembelajaran kelas, diskusi
kelas, kolaborasi, dan peer teaching; dan
c) Bagaimana membuat pembelajaran yang tidak terlupakan, misalnya review,
penilaian diri, dan perencanaan masa depan.
Menurut Hosnan (2013: 216-217) menjelaskan bahwa terdapat kelebihan dan
kekurangan dari model pembelajaran Active Learning diantaranya:
16
Kelebihan active Learning:
a. Peserta didik lebih termotivasi
b. Mempunyai lingkungan yang aman
c. Partisipasi oleh seluruh kelompok belajar
d. Setiap orang bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya sendiri
e. Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya
f. Reseftif meningkat
g. Pendapat induktif distimulasi
h. Partisipan mengungkapkan proses berfikir mereka
i. Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan
Kekurangan active Learning:
a. Keterbatasan waktu
b. Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan
c. Ukuran kelas yang besar
d. Keterbatasan materi, peralatan, dan sumber daya
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Active Learning, daat
disimpulkan bahwa pembelajaran Active Learning memerlukan waktu yang
banyak dalam persiapan sedangkan waktu dalam pembelajaran terbatas. Tetapi
jika melihat kelebihannya maka pembelajaran Active Learning perlu untuk di
lakukan dalam kelas, beberapa keuntungannya yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, siswa seluruhnya ikut serta partisipasi dalam pembelajan kelompok,
dan siswa bertanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran dan siswa
berpartisipan dalam mengungkapkan proses berpikir mereka.
17
Berdasarkan penjelasan diatas model pembelajaran active learning merupakan
pembelajaran aktif yang menarik, menyenangkan dan dapat menimbulkan
antusias belajar siswa yang baik.
5. Listening Team
Model pembelajaran active learning ada bermacam-macam strategi yang dapat
digunakan pada saat pembelajaran salah satunya adalah Listening team. Menurut
Wina Sanjaya (2007: 145) Strategi Listening Team ini bertujuan membentuk
kelompok yang mempunyai tugas atau tanggung jawab tertentu berkaitan dengan
materi pelajaran sehingga akan diperoleh partisipasi aktif siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Yang mana diawali dengan pemaparan pembelajaran
oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. Setiap
kelompok mempunyai peran masing-masing.
Kegiatan ini merupakan sebuah cara membantu siswa agar tetap terfokus dan siap
siaga selama pelajaran yang diberikan. Silberman (2009: 106-107) menjelaskan
tentang prosedur Listening team yaitu:
1. Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berilah tim-tim ini tugas-tugas ini :
a) Tim 1 (penanya), tugasnya Setelah pelajaran yang didasarkan ceramah
selesai, paling tidak menanyakan dua pertanyaan mengenai materi yang
disampaikan.
b) Tim 2 (orang yang setuju) tugasnya Setelah pelajaran yang didasarkan
ceramah selesai, menyatakan poin-poin mana yang mereka sepakati(atau
membantu) dan menjelaskan mengapa demikian.
18
c) Tim 3 (orang yang tidak setuju) tugasnya Setelah pelajaran yang
didasarkan ceramah selesai, mengomentari tentang poin-poin mana yang
tidak mereka setujui dan menjelaskan mengapa demikian.
d) Tim 4 (pemberi contoh) tugasnya Setelah pelajaran yang didasarkan
ceramah selesai, memberi contoh-contoh kasus atau aplikasi materi.
2. Sampaikan pelajaran anda yang didasarkan pada sesi tatap muka. Setelah
selesai, berilah tim beberapa saat untuk mengomentari tugas-tugas mereka.
3. Suruhlah tiap-tiap tim untuk bertanya, sepakat dan sebagainya.
6. Kemampuan Berpikir Kreatif
Menurut Hasan dalam Syafaruddin, menyatakan bahwa kemampuan (ability)
adalah “kesanggupan, kecakapan, pengetahuan, keahlian, dan kepandaian, yang
dapat dinyatakan melalui pengukuran-pengukuran tertentu. Sedangkan Robbins
dalam Syafaruddin(2012: 72) memberikan pengertian kemampuan adalah suatu
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Berpikir kreatif sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru,
sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya
(Munandar, 2004: 25).
Menurut Munandar (2004: 192) empat aspek kemampuan berpikir kreatif
meliputi fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Fluency merupakan
kemampuan menghasilkan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah
maupun pertanyaan. Flexibility merupakan kemampuan yang menghasilkan
19
gagasan bervariasi dari informasi yang telah didapatkan. Originality merupakan
kemampuan menghasilkan gagasan atau ide yang berbeda dari sebelumnya.
Elaboration merupakan kemampuan mengembangkan maupun menambahakan
gagasan secara detail sehingga lebih menarik.
Menurut Munandar (2004: 96) ada tiga aspek yang secara umum menandai orang-
orang kreatif, yaitu :
a. Kemampuan kognitif: termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata,
kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang
berlainan, dan fleksibilitas kognitif.
b. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli
internal maupun eksternal.
c. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri: orang kreatif ingin
menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-
kovensi.
Jabaran ciri-ciri abtitude (kognitif) kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut
diuraikan pada tabel 1 .
Tabel 1. Ciri-ciri berpikir kreatif siswaKemampuan berfikir kreatif IndikatorBerfikir Lancar 1. Mencetuskan banyak gagasan dalam
pemecahan masalah2. Memberikan banyak jawaban dalam
menjawab suatu pertanyaan3. Memberikan banyak cara atau saran
untuk melakukan berbagai hal.4. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih
banyak daripada anak-anak lain.Berfikir Luwes 1. Menghasilkan gagasan penyelesaian
masalah atau jawaban suatu pertanyaanbervariasi.
20
2. Dapat melihat suatu masalah dari sudutpandang yang berbeda-beda.
3. Menyajikan suatu konsep dengan carayang berbeda-beda.
Berfikir Orisinal 1. Memberikan gagasan yang baru dalammenyelesaikan masalah atau jawabanyang lain dari yang sudah biasa dalammenjawab suatu pertanyaan
2. Membuat kombinasi-kombinasi yangtidak lazim dari bagian-bagian atauunsur-unsur.
Keterampilan mengelaborasi 1. Mengembangkan atau memperkayagagasan orang lain.
2. Menambahkan atau memperici suatugagasan sehingga meningkatkan kualitasgagasan tersebut.
Sumber: Munandar (2004: 192).
Berpikir kreatif merupakan ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam
interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan
orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik dapat
diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif dan adanya
ciri-ciri seperti mampu mengarahkan diri pada objek tertentu, mampu memperinci
suatu gagasan, mampu menganalisis ide-ide dan kualitas karya pribadi, mampu
menciptakan suatu gagasan baru dalam pemecahan masalah. (Munandar, 2004:
45).
Berdasarkan uraian di atas berpikir kreatif merupakan kemampuan memberikan
gagasan baru, memecahkan masalah dengan ide-idenya. Siswa harus mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, yang mana nantinya akan
bermanfaat dalam pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari.
21
7. Keterkaitan Model Pembelajaran Active Learning dengan berpikir kreatif
Active learning (belajar aktif) adalah salah satu cara atau stategi belajar mengajar
yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam kegiatan belajar seoptimal
mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan
efisien.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki setiap siswa,
namun kemampuan tersebut berbeda-beda tergantung sikap siswa sendiri dalam
mengasah kemampuan berpikir tersebut. Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat
diasah atau ditingkatkan dengan proses pembelajaran yang sesuai. Proses
pembelajaran yang mendukung untuk mengingkatkan kemampuan berpikir ialah
pembelajaran aktif. Proses belajar yang menuntut dan mengarahkan siswa menjadi
aktif dalam pembelajaran, maka akan dapat membantu siswa dalam membiasakan
serta melatih kemampuan berpikir kreatif.
Hal ini sesuai dengan kesimpulan dari Yerigan (2008 : 24) dalam penelitiannya
yang berjudul Getting Active In The Classroom, ia menyimpulkan bahwa
pembelajaran aktif dapat meningkatkan interaksi antar siswa dan taraf berpikir
tingkat tinggi siswa. Menurut Costa dalam Tawil dan Liliasari (2013 :4), berpikir
tingkat tinggi terdiri dari berpikir kritis, berpikir kreatif,pemecahan masalah,dan
pengambilan keputusan.
Berdasarkan teori diatas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran aktif melibatkan
seluruh siswa untuk partisipan, hal ini yang dapat menjadikan siswa saling
berinteraksi satu dengan yang lain, sehingga pembelajaran aktif dapat
miningkatkan interaksi antar siswa dan dapat meningkatkan taraf berpikir tingkat
22
tinggi siswa, baik taraf berpikir kritis, berpikir kreatif atau pun dalam
pengambilan keputusan.
DeMichiell, et. Al (2005:179) mengungkapkan bahwa berpikir kreatif merupakan
suatu hal yang sukar dipelajari. Namun, dengan strategi dan metode yang
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran di kelas mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini dikarenakan siswa terlibat aktif dan
ikut berpartisipasi dalam pembelajaran secara langsung.
Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran maka dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, meskipun berpikir
kreatiftermasuk suatu hal yang sulit untuk dipelajari. Hal tersebut bisa terjadi
dengan menggunakan strategi atau metode yang melibatkan siswa secara aktif,
seperti misalnya model pembelajaran active learning.
Teori Scannapieco dalam Kennedy (2007: 188) yang menyatakan bahwa
pembelajaran aktif dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara
menyeluruh. Jadi siswa yang melakukan pembelajaran secara aktif dapat
mengembangkan kemampuan berpikir dan bahkan meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif. Hal tersebut dikarenakan siswa ikut aktif dalam proses
pembelajaran.
Model pembelajaran active learning menuntut siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran yang mana siswa tidak hanya aktif tetapi pembelajaran juga
menyenangkan dan menarik. Kemampuan berpikir kreatif akan dapat dilatih atau
ditingkatkan salah satunya dengan cara belajar aktif tersebut. Hal ini sesuai
dengan teori menurut Silberman (2009), yang menyatakan bahwa belajar aktif
23
merupakan satu kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang
komprehensif untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-
aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat
mereka berpikir tentang materi pelajaran.
Partisipasi aktif siswa menjadi tempat bagi siswa mengembangkan kemampuan
berpikir dalam pembelajaran, ketika siswa mengikuti pembelajaran yang menarik
perhatian dan pembelajarannya memacu semangat siswa maka siswa akan
mengikuti pembelajaran secara aktif, ketika siswa belajar sacara aktif maka dapat
memicu siswa untuk lebih berpikir, sehingga siswa mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatifnya. Model active learning akan membuat siswa ikut
serta secara aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa
dapat di asah dengan baik dan dapat meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
secara tidak langsung partisipasi aktif siswa mempengaruhi kemampuan berpikir
kreatif siswa.
8. Penelitian yang Relevan
Dikutip dari jurnal penelitian pendidikan yang telah dilakukan oleh Muh. Akib
Fajar Yudanto tahun 2013 di SMP N 19 Tegal. Penelitian tersebut yang berjudul
penerapan model active learning melalui eksperimen inkuiri terbimbing untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa smp kelas VIII,
hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa Model pembelajaran Active Learning
melalui eksperimen inkuiri terbimbing mampu memberikan kesempatan kepada
siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan uji t dan uji gain dapat
disimpulkan bahwa penerapan model Active Learning melalui strategi eksperimen
24
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil
belajar siswa.
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan ditemukan hasil sebagai berikut :
1. Menurut Wati (2012) di SMP Negeri 1 jaten bahwa belajar aktif (active
learning ) tipe Listening Team bertujuan melibatkan mental siswa secara
maksimal, membangun siswa secara dialogis serta proses tanya jawab terus
menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
berpikir siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi
sendiri.
2. Berdasarkan hasil penelitian Alawy (2012) di SMAN 10 Pekanbaru,
mengemukakan kelebihan dari strategi Listening Team yaitu dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, suasana belajar tidak kaku
dan tidak menoton, siswa menjadi antusias dalam proses pembelajaran,
siswa menjadi aktif dilihat dari perhatiannya terhadap penjelasan guru, kerja
sama dalam kelompok, mengemukakan pendapat, dan saling membantu
dalam menyelesaikan masalah, karena siswa aktif dalam pembelajaran maka
daya ingat siswa dalam penyerapan materi pelajaran semakin besar, dapat
membantu siswa untuk memfokuskan perhatian pada penjelasan guru saat
menjelaskan materi pembelajaran, fokus siswa dapat dicapai ketika siswa
konsentrasi mendengarkan penyajian materi dari guru diawal pelajaran
supaya mereka dapat menyelesaikan tugas dengan baik, Listening Team ini
juga dapat merangsang siswa untuk mengemukakan ide dan beradu
pendapat sehingga siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
25
Berdasarkan reverensi di atas, penelitian ini berupaya untuk memperkuat dan
melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan
eksperimen model pembelajaran active learning terhadap kemampuan berpikir
kreatif siswa.
B. Kerangka Pikir
Pelajaran geografi bukan hanya pelajaran yang membutuhkan hafalan, namun
juga membutuhkan pengaplikasian konsep-konsep. Seperti pemecahan masalah
dalam kehidupan nyata. Jadi dalam pembelajaran geografi tidak hanya suatu
proses pemindahan pengetahuan dari seorang guru kepada siswa.
Guru yang berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran harus mampu
menyajikan pelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga tujuan
pembelajaran tercapai dan siswa mampu meningkatkan kemampuan berpikirnya.
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menarik perhatian siswa dalam
pembelajaran. Salah satunya guru dapat menggunakan model pembelajaran active
learning. Dengan penerapan model active learning maka siswa di ajak untuk
belajar secara aktif, dengan melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa akan lebih percaya diri dalam
memahami materi yang diajarkan, dan siswa akan mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah veriabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya yaitu pengaruh penggunaan model pembelajaran active
learning, dan variabel terikatnya yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa.
26
Pengaruh antara variabel tersebut di gambarkan dalam diagram berikut :
Keterangan : X = penggunaan model pembelajaran active learning tipe listeningteam
Y = kemampuan berpikir kreatif siswa
Gambar 1.Pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran active learning tipe
listening team terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran
Geografi kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang
Barat.
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat lebih dari 50% setelah
menerapkan model pembelajaran active learning pada mata pelajaran
Geografi kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang
Barat.
X YPengaruh
27
III. METODE PENELITIAN
A. Metode dan Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Menurut
Sugiyono (2012:107), metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan survey awal ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas dan siswa
yang akan dijadikan subjek penelitian.
b. Menentukan kelas eksprimen yang akan dijadikan subjek penelitian.
c. Memberikan Pretest pada kelas eksprimen sebelum diberikan perlakuan.
d. Memberi perlakuan pada kelas eksperimen, yaitu diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran active learning tipe listening team.
e. Memberikan Posttest pada kelas eksprimen pada akhir pembelajaran.
f. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan statistik yang sesuai.
g. Menarik kesimpuan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
28
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016,
bertempat di SMA N 1 Pagar Dewa, Kabupaten Tulang Bawang Barat.
C. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling atau sampel bertujuan khusus. Purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu tujuan dan pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. Berikut tabel 2 nilai ulangan harian kelas X.
Tabel 2: hasil ulangan harian kelas X SMA Negeri 1 Pagar Dewa tahun ajaran2015/2016KKM Kelas Jumlah Presentase
(%)Ket
X1 X2 X3 X4 X5 X6
≥75 17 15 13 11 14 15 86 54,77 Tuntas<75 10 13 13 14 12 10 71 45,23 Tidak
tuntasjumlah 27 28 26 25 26 25 157 100
Berdasarkan teknik dan tabel tersebut diperoleh kelas X4 semester genap di SMA
N 1 Pagar Dewa tahun pelajaran 2015/2016 sebagai subyek penelitian. Kelas X4
adalah kelas yang memiliki kemampuan yang rendah, hal itu dilihat dari rata-rata
nilai Ulangan Harian I dari semua kelas X yang ada di SMA N 1 Pagar Dewa
yaitu kelas X1, X2, X3, X4, X5, X6, maka didapat nilai rata-rata Ulangan Harian
yang paling rendah adalah kelas X4. Kelas X4 merupakan kelas eksperimen.
Obyek dalam penelitian ini ialah penerapan model pembelajaran active learning
tipe listening team terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian ini akan
dilaksanakan di kelas X4 semester genap pada Standar Kompetensi 3.
29
Menganalisis unsur-unsur geosfer dan Kompetensi Dasar (KD) 3.3 Menganalisis
hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah One Group
Pretest-Posttest Design. Desain dari metode penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3. Desain One Group Pretest-Posttest DesignOne Group Pretest-Posttest Design
Y1 X Y2
Keterangan:Y1 : PretestX : model pembelajaran Active LearningY2 : Posttest
Penelitian dilakukan pada kelas eksperimen yaitu kelas X4 menggunakan
penerapan Model Pembelajaran Active Learning. Perlakuan dikelas eksperimen
dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, yang mana pertemuan pertama kelas
eksperimen diberikan Pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa,
pertemuan kedua menerapkan model Active Learning dalam proses pembelajaran,
kemudian pada pertemuan ketiga dilakukan posttest.
E. Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.Variabel bebasnya adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran
active learning, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif.
30
F. Definisi Operasional Variabel
1. Model Pembelajaran Active Learning (Belajar Aktif)
Active learning adalah salah satu cara belajar mengajar yang menuntut
keaktifan serta partisipasi siswa dalam kegiatan belajar seoptimal
mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara
efektif dan efisien. Dalam model pembelajaran Active Learning ada
banyak strategi atau tipe pembelajaran, salah satuya tipe Listening Team.
Tipe Listening team merupakan sebuah cara membantu siswa agar tetap
terfokus dan siap siaga selama pelajaran yang diberikan.
Tipe pembelajaran tersebut di terapkan pada saat pembelajaran di kelas
eksperimen, yang mana guru menyajikan materi pembelajaran dan siswa
di bagi menjadi empat kelompok yang mana masing-masing kelompok
mendapat tugas yang berbeda. Nilai yang di ukur dalam penelitian ini
yaitu antara 1-4 , dengan indikator sebagai berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi instrumen Model Pembelajaran Active Learning tipeListening Team
Variabel IndikatorSkala
PengukuranKet.
ModelPembelajaranActive Learningtipe ListeningTeam
1. memperhatikan guru saatmenjelaskan
2. Siswa mampumengajukan pertanyaan,
3. siswa mampu menjawabdan menanggapipertanyaan dengan baik,
4. mampu bekerjasamadalam kelompok.
Numerik observasi
31
2. Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif dapat diasah dengan proses pembelajran
yang aktif. Setelah pembelajaran dalam kelas menerapkan pembelajaran
aktif, kemudian siswa diberi tes. Tes dilakukan sebelum dan sesudah
pembelajaran. Soal tes berupa uraian yang mana masing-masing soal
mencerminkan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif suatu proses
yang digunakan ketika seseorang individu mampu mencetuskan banyak
jawaban, gagasan, penyelesaian masalah dan pertanyaan serta
mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru.
Jawaban yang diberikan siswa dijumlahkan dan dilihat tergolong kategori
berpikir tinggi, sedang atau rendah. Indikator dalam berpikir kreatif:
a) Ketrampilan Berpikir Lancar, Dilihat dari bagaimana perilaku anak
yang suka mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah
jawaban jika ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai
suatu masalah, lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.
b) Ketrampilan Berpikir Luwes (Fleksibel), Dilihat dari bagaimana
perilaku anak yang memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak
lazim terhadap suatu objek, memberikan macam-macam penafsiran
terhadap suatu gambar, cerita atau masalah, memberi pertimbangan
terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain.
c) Ketrampilan Berpikir Orisinal, Dilihat dari bagaimana perilaku anak
memikirkan hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
32
d) Ketrampilan Memperinci (Mengelaborasi), Dilihat dari bagaimana
perilaku anak mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
Kategori berpikir kreatif tersebut kemudian diberi angka atau nilai mulai
dari 0-3.
Tabel 5. Kisi-kisi instrumen Kemampuan berpikir kreatif
Variabel IndikatorPengukuran
variabel
Skala
PengukuranKet
Kemampuan
berpikir
kreatif
Hasil tes formatif
mata pelajaran
Geografi dengan
mengukur
kemampuan
berpikir kreatif
siswa,
1) Berpikir lancar
2) Berpikir luwes
3) Berpikir orisinal
4) memperinci
Tingkat
besarnya
hasil tes
formatif
Interval Tes
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Pada penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang
data-data tentang profil sekolah yang berkenaan dengan penelitian.
2. Observasi
33
Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data kegiatan belajar mengajar di
kelas dan data tentang aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model active Learning.
3. Teknik Tes
Data kemampuan berpikir kreatif berupa nilai pretest dan postest. Nilai pretes
diambil pada awal pembelajaran di kelas eksperimen, sedangkan nilai postes
diambil diakhir pembelajaran pada kelas eksperimen. Bentuk soal yang diberikan
adalah berupa soal uraian yang mengandung indikator ketrampilan berpikir
kreatif. Masing-masing indikator berpikir kreatif memiliki skor 0-3 pada soal
pretes dan postes. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :
S = R/N x 100
Keterangan: S= nilai yang diharapkan(dicari); R= jumlah skor dari item atau soal
yang dijawab benar; N= jumlah skor maksimum dari tes tersebut. (Purwanto,
2008: 112)
Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menggunakan
teknik tes berbentuk uraian. Tes ini dapat menuntut kemampuan berpikir kreatif
siswa untuk memunculkan ide baru, gagasan atau jawaban yang bervariasi,
sehingga sangat cocok untuk menguji kemampuan berpikir kreatif siswa.
Menurut Memes (2001: 36) menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat
kemampuan berpikir kreatif siswa, dapat diketahui dengan menjumlahkan skor
yang diperoleh siswa, kemudian mengklasifikasikannya kedalam kemampuan
berpikir kreatif tinggi, kemampuan berpikir kreatif sedang, dan kemampuan
berpikir kreatif rendah yaitu :
34
1. Jumlah skor siswa lebih dari 66, maka kemampuan berpikir kreatif
dikategorikan tinggi.
2. Jumlah skor siswa antara 55 - 66, maka kemampuan berpikir kreatif
dikategorikan sedang.
3. Jumlah skor siswa di bawah 55, maka kemampuan berpikir kreatif
dikategorikan rendah.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Instrumen
a) Uji Validitas Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211), validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesasihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Pada penelitian ini validitas
digunakan untuk mengetahui kevalidan soal tes yang akan digunakan
dalam penelitian dan dilakukan sebelum soal benar-benar diajukan
kepada siswa.
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan uji validitas
dengan bantuan program komputer SPSS 21. Dengan kriteria
pengujian jika harga rhitung > rtabel dengan α = 0,05 maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka
alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid.
Setelah data didapat dan ditabulasi maka pengujian validitas
konstruksi (Construct) dilakukam dengan analisis faktor, yaitu dengan
35
mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Product
Moment sebagai berikut:
x.y = . ( )( ){ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }Keterangan:
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Yx = Skor variabel Xy = Skor variabel YX = Jumlah skor variabel XY = Jumlah skor variabel YX2 = Jumlah kuadrat skor variabel XY2 = Jumlah kuadrat skor variabel Yn = Jumlah sampel(Suharsimi Arikunto, 2010: 213)
b) Uji Reabilitas Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 221), reliabilitas menunjukkan
pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan
alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.
Jadi, suatu alat ukur itu mempunyai realibilitas, jika hasil pengukuran
dilakukan tidak berbeda walaupun diukur pada situasi lain. Untuk
mengklasifikasikan tingkat reliabilitas digunakan rumus Alpha
Cronbach atau rumus Alpha sebagai berikut:
r11 = k(k−1) 1 − ∑σb2σt2Keterangan:11 : Reliabilitas instrumenk : Banyaknya butir soal∑ σ : Jumlah varians skor tiap-tiap item2 : Varians total
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan uji reliabilitas
dengan bantuan program komputer SPSS 21. Kriteria pengujian
36
dengan taraf signifikansi 0,05 (5%), jika rhitung lebih dari atau sama
dengan rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel. Begitu pula
sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak
reliabel. Berikut interpretasi nilai reliabilitas instrumen terlihat pada
tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6 . Kriteria Interpretasi Reliabilitas
Nilai Interpretasi
0,800 – 1,00 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010: 213.
2. Deskripsi data aspek kemampuan berpikir kreatif (KBK)
Untuk mendeskripsikan aspek kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
pembelajaran geografi, maka di lakukan langkah sebagai berikut :
(1) Menjumlahkan skor seluruh siswa
(2) Memasukan skor kedalam rubik keterampilan berpikir kreatif siswa
Tabel 7 . rubik kriteria keterampilan berpikir kreatif siswa
(3) Menentukan skor tiap indikator ketrampilan berpikir kreatif dengan
menggunakan rumus :
37
P = f/N x 100Keterangan : P= poin yang dicari; f= jumlah poin keterampilanberpikir kreatif yang diperoleh; N= jumlah total poin keterampilanberpikir kreatif tiap indikator
(4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan
berpikir kreatif siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria berikut :
Tabel 8. kriteria keterampilan berpikir kreatif siswaInterval Kriteria80,1-100 Sangat tinggi60,1-80 Tinggi40,1-60 Sedang20,1-40 Rendah0,0-20 Sangat rendah
Sumber : dimodifikasi dari arikunto(2010: 245)
3. Uji Persyaratan Analisis Data
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitias digunakan untuk mengetahui kenormalan data dari
kelompok perlakuan berasal dari distribusi normal atau tidak. Data
yang akan di uji normalitasnya ialah data hasil pretest dan posttes Uji
normalitas dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
χ2 = (Oi − Ei)2Eiki=1
Keterangan:Oi = frekuensi yang diamati, kategori ke-iEi = frekuensi yang diharapkan dari kategori ke-ik = jumlah kategori
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas dengan
bantuan program komputer SPSS 21. Metode pengambilan keputusan
untuk uji normalitas yaitu:
a. Jika Signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.
38
b. Jika Signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
(Duwi Priyatno, 2010: 40).
4. Uji Hipotesis
a. Regresi linier sederhana
Menurut Sundayana (2014: 190), analisis regresi digunakan sebagai alat
untuk melihat hubungan fungsional antar variabel untuk tujuan
peramalan, di mana dalam model tersebut ada variabel bebas dan variabel
terikat. Analisis linier sederhana dapat digunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel
dependen. Regresi linier sederhana digunakan untuk menguji hipotesis
nomor 1. Regresi linier sederhana dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut: Y′ = a + bxKeterangan:Y′ = nilai prediksi variabel dependena = konstanta, nilai Y' jika X = 0b = koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel
Y' yang didasarkan variabel Xx = variabel independen (Sundayana, 2014:192).Koefisien-koefisien regresi a dan b untuk regresi linier dapat dihitung
dengan rumus:a = (∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )∑ (∑ )b = ∑ (∑ )(∑ )∑ (∑ )(Hartono, 2012: 160)
39
b. Uji skor N-gain
Uji skor N-gain digunakan untuk menguji hipotesis ke 2.Untuk
mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Hake (modifikasi dalam
Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:
n_gain = skor posttest − skor pretestskor maksimum − skor pretestSelanjutnya, maka N-gain berpikir kreatif siswa dapat dilihat dari kriteria
pada Tabel 9.
Tabel 9. Kriteria N-gain yang diperoleh dari siswaNilai rata-rata N-gain (g) Kriteriag>0,7 Tinggi0,3<g ≤0,7 Sedang
g<0,3 Rendah
Sumber: dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008: 3)
67
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran active learning Tipe
Listening Team terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran
Geografi kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa. Yakni nilai kemampuan
berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran active
learning Tipe Listening Team lebih baik dari nilai sebelum menggunakan
model pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
regresi linier sederhana di dapat nilai sebesar 9,595 poin selama 3 kali
pertemuan.
2. Ada peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah menerapkan
model pembelajaran active learning Tipe Listening Team pada mata
pelajaran Geografi kelas X di SMA N 1 Pagar Dewa. Peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa tidak lebih dari 50 %, peningkatannya
hanya mencapai 47 %.
68
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, dengan memahami bahwa belajar aktif dapat memberikan
pengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata
pelajaran geografi.
2. Bagi siswa, dengan mengetahui bahwa belajar secara aktif dan terlibat
langsung dalam proses pembelajran dapat meningkatkan semngat belajar
sehingga siswa mampu mengoptimalkan kemampuan berpikir kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Alawy, Nurazmy. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ListeningTeam Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloiddi Kelas XI SMAN 10 Pekanbaru. http://www.google.com . Diakses Tanggal20 Desember 2015.
Dalyono. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
De Michiell, Richard Manning, Nova Southeastern & Thomas Griffith. 2005.Engaging Students to Think Creatively: an Insight Exercise for Educators inThe Information Age. International Journal of Case Method Research &Application.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT RinekaCipta.
Duwi Priyatno. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis DataPenelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Hamalik, Oemar. 2011. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Jakarta:PT Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hartono.2012. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Hosnan, M.2013. Pendekatan Saintifik Dan Konseptual Dalam PembelajaranAbad 21. Bogor : Ghalia Indonesia
Kennedy, Ruth. 2007. In-Class Debates: Fertile Ground for Active Learning andthe Cultivation of Critical Thinking and Oral Communication Skills.International Journal of Teaching and Learning in Higher Education.
Loranz,D.2008.Gain Score.Online.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YSDisciplin Rep0708.pdf
Memes,W.2001.Perbaikan Pembelajaran Topik Kalor Di SLTP.Jurnal Pendidikandan Pengajaran FKIP Negeri Singaraja. Departemen Pendidikan Nasional RI
Miftahul huda.2014.Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Muh. Akib fajar yudanto.2013. Penerapan model active learning melaluieksperimen Inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan Berpikirkreatif dan hasil belajar siswa smp kelas VIII.http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej diakses tanggal 20 November2015
Mulyasa,E.2004.Implementasi Kurikulum 2004.Bandung:Rosda Karya
Munandar.2004.Pengembangan kreativitas anak berbakat.Jakarta:Rineka Cipta
Nursid Sumaatmadja.2001.Metodologi Pengajaran Geografi.Jakarta:PT BumiAksara
Purwanto, N.2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung:Remaja Rosdakarya
Rostina Sundayana. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Silberman,M.L.2006.Active Learning.Bandung: PT.Nusa Media
. 2009. Active Learning.Yogyakarta : Pustaka Insan Madani
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang : Aditya MediaPublishing.
Syafarudin. 2012. Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat.Medan: PerdanaPublishing
Syaiful Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Tawil dan Liliasari.2013.Berpikir Kompleks.Makassar:Badan penerbit UNM
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, danImplementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Bumi Aksara.
. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana Prenada Media Grup
Wati, Rina. 2012. Penerapan metode pembelajaran Listening Team disertaiTalking Stick terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari kemampuan awalsiswa Kelas VIII SMP Negeri 1 jaten Tahun pelajaran 2010/2011. Skripsitidak diterbitkan. Surakarta:Universitas Sebelas Maret.
Wina Sanjaya, 2007, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan, Ed. 1 Cet. 2, Jakarta: Kencana.
Yatim Riyanto.2010.Paradikma Baru pembelajaran.Jakarta:Kencana
Yerigan, T. 2008. Getting Active In The Classroom. Journal of College Teaching& Learning. 5/6:20-24.