pengantar 1
DESCRIPTION
Diagnosa DarahTRANSCRIPT
Pemeriksaan medis yang bertujuan mendiagnosa / mendeteksi penyakit
- Untuk mendiagnosa penyakit- Untuk mengukur progress atau recovery suatu penyakit- Untuk konfirmasi kondisi sehat seseorang
1. DARAH
Serum
2. URINE 3. FECES 4. DAHAK 5. air liur / saliva
6. Usapan tenggorokan 6. U. serviks 7. U. uretra.
8. CFS 9. Amnion 10.biopsi dll
Sputum
Cerebrospinal fluid Jaringan sel
Bagian
IMUNOSEROLOGI
ImunologiIlmu yang meliputi penelitian dasar dan terapan klinis membahas antigen, antibodi dan fungsi perantara terkait imunitas terhadappenyakit. Teknik Imunologik : Reaksi antigen-antibodi in vitro
Antigen (Ag): suatu zat yang dapat menginduksi respon imun.
Antibodi (Ab) : Protein yang diproduksi tubuh sebagai respon suatu antigen, & mampu bergabung dengan antigen yang merangsang produksinya.
Suatu antigen hanya akan bereaksi dengan antibodi yang ditimbulkanoleh jenisnya sendiri atau antigen yang berkaitan erat.Maka reaksi antigen-antibodi digunakan untuk mengenali satu pihak menggunakan pihak lain (pasangannya)
Spesifisitas ini merupakan dasar reaksi serologi
Imunoserologi1. Limfosit : sel berinti satu berdiameter 7-12µm dan mempunyai
peran utama dalam imunitas, terdiri dari :• Limfosit T , turunan sel timus, berfungsi membentuk respon
untuk melindungi tubuh dari invasi antigen dari luar (benda asing, bahan kimia, mikroorganisme dll).
• Limfosit B, sel turunan dari bursa Fabricus, permukaannya dilapisi imunoglobulin sehingga berfungsi sebagai reseptor antigen.
2. Imunoglobulin : protein yang dibentuk Limfosit B dan mampu berikatan dengan antigen spesifik.
3. Mastosit (Mast Sel). Reaksi antara antigen-antibodi akan merangsang mastosit melepas zat vasoaktif untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
4. MakrophagSel yang dihasilkan monosit sumsum tulang, berperan pagosit terhadap molekul atau partikel asing. Respon imunologis terjadi setelah antigen diproses oleh makrophag.
Antibodi
adalah immunoglobulin yang bereaksi khusus terhadap antigen yang merangsang produksinya.
• Poliklonal : dibentuk oleh beberapa klon sel berbeda, pada hewan.
• Monoklonal : antibodi yang berasal dari satu klon sel (sel tumor – mieloma). Dibuat dengan menggabungkan sel mieloma & limfosit.
Dibagi menjadi 5 kelas : Berdasarkan susunan asam amino & penentu antigen pada rantai
H
1. IgA : rantai A.Fungsinya sebagai alat pertahanan pertama terhadap infasi mikroorganisme dari luar.
Imunoglobulin utama dalam sekresi (susu, liur, air mata, sekresi usus, dll), melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus.
2. IgD . Fungsi belum jelas. Jumlah sangat sedikit, & sering ditemukan pada
sel penderita leukemia.
3. IgE Terikat pada permukaan sel mast dan basofil, berlaku sebagai reseptor antigen yang merangsang produksinya dan kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergi. Pada penderita hipersensitivitas (asma, bronchiale, eksem dll).
4. IgG Antibodi utama dalam respon sekunder dan merupakan
pertahanan inang terhadap bakteri & virus. IgG mampu melewati plasenta bayi sehingga imunoglobulin ini banyak terdapat pada bayi yg baru lahir.
5. IgM Imunoglobulin utama yang pertama diproduksi sebagai respon
imun primer. Paling efisien dalam agglutinasi, pengikatan
komplemen dan reaksi antigen-antibodi. Pertahanan terhadap bakteri dan
virus.
Teknik Imunologik : Reaksi Antigen-Antibodi
Radioimunoasai (RIA)Untuk kuantitasi (menghitung) antigen yang diberi label radioaktif. Sangat sensitif dan digunakan untuk mengukur kadar hormon atau obat dlm serum.
Imunoasai Enzim ( EIA)Enzim dideteksi dengan mengukur aktivitas enzim dengan substratnya Antigen yang dikenal diikat pada microplate, dieramkan dengan serum uji, dicuci dan dieramkan dengan anti-imunoglobulin dengan label suatu enzim. Reaksi warna substrat merupakan fungsi jumlah antibodi.
Imunofluorosensi.Zat warna fluorosens dilekatkan pada molekul antibodi dan dapat dilihat dengan sinar ultra-ungu (mikroskop fluoresen).
Misalnya : pemeriksaan treponema & streptokokus.
Arti hasil tes diagnostik
PSPS+NP------------- x 100
NSNS+PP------------- x 100
Jika digunakan untuk menghitung prevalensi penyakit