penetapan amilase

12
 ACARA III PENETAPAN AMILASE ( WOHLGEMUTH ) A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum : Menentukan kadar amilase pada air seni. 2. Waktu Praktikum : Senin, 14 April 2014 3. Tempat Praktikum : Lantai III, Laboratorium Kimia, FMIPA, Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang d iekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter me nuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra ( Syaifudin, 2005: 33 ). Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul  pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat ( Trioktavia, 2010: 30 ). Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Namun, kita dapat mengetahui berbagai penyakit dari perubahan warna urin. Misalnya, urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan

Upload: ariyana-intan

Post on 13-Oct-2015

1.220 views

Category:

Documents


144 download

DESCRIPTION

praktikum biokimia

TRANSCRIPT

ACARA IIIPENETAPAN AMILASE ( WOHLGEMUTH )

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum : Menentukan kadar amilase pada air seni. 2. Waktu Praktikum : Senin, 14 April 2014 3. Tempat Praktikum: Lantai III, Laboratorium Kimia, FMIPA, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra ( Syaifudin, 2005: 33 ).Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat ( Trioktavia, 2010: 30 ).Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Namun, kita dapat mengetahui berbagai penyakit dari perubahan warna urin. Misalnya, urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang tersebut. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat ( Novalia, 2011: 12).Kata enzim berarti dalam ragi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hewan tingkat tinggi memiliki ribuan enzim. Hamper semua reaksi kimia dikatalis oleh enzim. Bahkan kesetimbangan CO2 + H2O H2CO3 dikatalisa oleh enzim karena laju reaksi penyetimbangan tanpa katalis tidak menghasilkan asam karbonat yang cukup cepat untuk keperluan hewan. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industri (seperti Pd pada eaksi dehidrogenasi). Reaksi biologis dalam tubuh berlangsung pada 370C dan dalam medium air. Enzim suatu pengendali laju reaksi yang yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Suatu enzyme adalah protein. Beberapa memiliki struktur yang sederhana, namun sebagian besar memiliki struktur yang rumit. Banyak enzim yang strukturnya tidak diketahui. Untuk aktivitas biologis. Beberapa enzim memerluakan gugus-gugus prostetik ddan kofaktor. Kofaktor ini merupakan bagian non-protein dari enzim itu. Suatu kofaktor dapat brupa ion logam sederhana, ion tembaga misalnya merupakan suatu kofaktor bagi enzim suatu asam askorbat oksidase. Enzim lain mengandung molekul organic non-protein sebagai kofaktor. Gugus prostetik organic biasanya sering kali dirujuk sebagai suatu koenzim. Jika suatuorganisme tidak dapat mensintesis suatu kofaktor yang diperlukan maka kofaktor itu harus terdapat dalam makanan dalam jumlah kecil. Satuan-satuan aktif dari banyak kofaktor adalah vitamin (Fessenden, 1989: 396).Amilase merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis pati menjadi gula-gula sederhana. Amilase mengubah karbohidrat yang merupakan polisakarida menjadi maltosa (alfa dan beta) ataupun glukosa (gluko amilase). Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme ( Anam, 2010 : 1 ).Enzim amilase mengkatalisis hidrolisis ikatan 1,4 pati menghasilkan maltodekstrin linear pendek. Enzim ini digunakan secara luas dalam industri makanan dan deterjen. Penggunaan amilase dari akteri halofil dapat memberikan keuntungan karena memiliki aktivitas optimum di kadar garam tinggi (Ventosa & Nieto 1995). Baru sedikit informasi yang ada mengenai amilase dari bakteri halofil. Acinetobacter sp. (Onishi & Hidaka 1978), Nesterenkonia halobia (Onishi & Sonoda 1979), Micrococcus varians subsp. Halophilus (Kobayashi et al. 1986), dan isolat Micrococcus spp. (Onishi 1972, Khire 1994) dilaporkan memiliki aktivitas amilolitik, tetapi tidak tersedia informasi mengenai karakteristik molekulernya. Satu-satunya bakteri halofil yang telah dikarakterisasi amilasenya secara molekuler ialah Halomonas meridiana. Hasil analisis protein dari gen penyandi amilasenya menunjukkan homologi yang cukup tinggi dengan amilase dari bakteri lain, streptomycetes, serangga, dan mamalia (Coronado et al. 2000).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Praktikum

Gelas Kimia 600 mL Labu Takar 10 mL Penangas Air Penjepit kayu Pipet Tetes Pipet Volum 1 mL Rak Tabung Reaksi Stopwatch Tabung Reaksi Rubber bulb

2. Bahan Praktikum

Air seni Akuades Amilum 0,1 % yang mengandung 0,5 % NaCl Larutan iod Kertas Label

D. SKEMA KERJA Air Seni Dibagi 2

Diencerkan (1:10) Tidak diencerkan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung 6 Tabung 7 Tabung 8 Tabung 9 Tabung 10

10 tetes 12 tetes 14 tetes 16 tetes 18 tetes 2 tetes 4 tetes 6 tetes 8 tetes 10 tetes Masing-masing diencerkan dengan aquades hingga totalnya 20 tetes + 40 tetes amilum 37oC selama 30 menit dalam penangas air didinginkan 5 menit + beberapa tetes larutan iodin (hingga berubah warna)

Hasil

E. HASIL PENGAMATANLANGKAH KERJAHASIL PENGAMATAN

Urin yang diencerkan dimasukkan dalam tabung 1-5 masing-masing dengan volume berbeda, dan urin yang tidak diencerkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 6-10 dengan volume berbeda-beda. Kemudian masing-masing + aquades + amilum 0.1%.

Dipanaskan dalam penangas air pada suhu 37C selama 30 menit Didinginkan dalam air Warna campuran: Tabung 1: bening sedikit kuning keruh Tabung 2: bening kekuningan keruh Tabung 3: bening agak keruh Tabung 4: bening Tabung 5: bening agak keruh Tabung 6-10: bening kekuningan Warna campuran: Tabung 1-10: bening Warna campuran: Tabung 1-10: bening

Hasil pengamatan untuk penambahan larutan iod pada masing-masing tabung reaksiTabung ke-Hasil Pengamatan

1Setelah ditambahkan 7 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna jingga.

2Setelah ditambahkan 6 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna jingga.

3Setelah ditambahkan 5 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna jingga kemerahan.

4Setelah ditambahkan 13 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna kunig kemerahan.

5Setelah ditambahkan 8 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna jingga.

6Setelah ditambahkan 5 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna merah keunguan.

7Setelah ditambahkan 41 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warn kuning.

8Setelah ditambahkan 50 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna kuning orange.

9Setelah ditambahkan 95 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna kuning orange.

10Setelah ditambahkan 40 tetes larutan iod dan dikocok, terbentuk warna kuning muda.

F. ANALISIS DATA1. Reaksi Hidrolisis Amilum oleh - amylase secara berurutan:1.

Amilum ( pati)+ -amilase Amilodekstrin (biru tua)1. Amilodekstrin+ -amilase Eritrodekstrin (merah)1. Eritrodekstrin+ -amilase Akrodekstrin (tidak barwarna)1. Akrodekstrin + -amilase Maltosa (tidak berwarna)1. Proses Hidrolisis amilase

Amilum amilodekstrin eritrodekstrin (merah)Akrodekstrin (tidak berwarna) Maltose1. Reaksi Hidrolisis

G. PEMBAHASAN

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan kadar amilase dalam urin. Telah diketahui sebelumnya bahwa di dalam urin terdapat adanya enzim amilase. Namun enzim amilase tidak hanya terdapat pada urin tetapi juga terdapat pada air liur atau saliva dan pangkreas yang berupa amilase, enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase sebab enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum. amilase terutama terdapat pada tumbuhan dan dinamakan ekso amilase sebab memecah dua unit glukosa yang terdapat pada ujung molekul amilum secara berurutan sehingga pada akhirnya membentuk maltosa, amilase telah diketahui terdapat dalam hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1-4 dan 1-6 pada glikogen dan menghasilkan glukosa (Poedjiadi, 2007: 37dan 152-154).Pada prosesnya, dilakukan pengujian terhadap adanya enzim amilase di dalam urine, dimana dilakukan suatu perbanding atau pemvariasian konsentrasi urine terhadap jumlah iod yang bereaksi. Tujuan dari pemvariasian jumlah konsentrasi urine dalam reaksi adalah untuk melihat pengaruh perubahan kimia yang terjadi pada proses penambahan iod terhadap konsentrasi enzim amilase yang terdapat dalam urine dengan ditandai oleh pembentukan eritrodestrin berwarna merah atau ungu dimana hal ini dikarenakan pada air seni hanya terdapat sedikit amilase.Untuk mengetahui adanya amilase dalam urin tersebut maka urin direaksikan dengan larutan amilum 1%, sehingga amilase didalam urin tersebut akan dapat menghidrolisis larutan amilum, menjadi maltose. Pada percobaan ini digunakan 10 tabung reaksi yang masingmasing tabung reaksi diisi dengan sampel (urin) yang jumlahnya berbeda beda. Pada tabung reaksi 1-5 diisi dengan urin yang diencerkan ( 1:10 ), dimana masing-masing tabung diisi 10-18 mL urin yang sudah diencerkan tersebut. Sedangkan tabung 6-10 diisis dengan urin pekat masing-masing tabung sebanyak 2-10 mL. Selanjutnya seluruh tabung tersebut ditambahkan dengan aquades hingga 2-18 tetes. Tujuan dari ditambahkannya aquades ke dalam setiap tabung adalah agar kuantitas larutan dalam tiap tabung sama besar yaitu 20 tetes, sehingga akan mempermudah dalam proses analisisnya. kemudian masingmasing tabung tersebut ditambahkan dengan larutan amilum 0,1% yang mengandung 5%NaCl sebanyak 40 tetes. Fungsi penambahan larutan amilum adalah sebagai larutan uji. Penambahan NaCl 5% ke dalam amilum berfungsi agar larutan tahan (awet), karena amilum cepat rusak jika penyimpanan terlalu lama, amilum mudah rusak karena adanya bakteri di udara bebas. Amilum yang ditambahkan ini bertindak sebagai substrat yang nantinya akan menempel atau berikatan dengan enzim amilase yang ada. Seperti yang terlihat dari hasil pengamatan terdapat endapan putih yang melayang dan ada yang mengendap di dasar tabung reaksi. Berdasarkan literatur (Hutagalung, 2007), fungsi penambahan substrat yaitu untuk mempercepat laju reaksi karena semakin banyak substrat maka semakin banyak tumbukan yang terjadi dalam proses hidrolisis. Tetapi pada saat tertentu, penambahan substrat tidak akan mempercepat laju reaksi bahkan menyebabkan laju reaksi menjadi konstan karena terjadi kejenuhan pada proses hidrolisis amilum. Selanjutnya semua larutan tersebut dipanaskan pada suhu 37C, dimana suhu tersebut merupakan suhu optimum bagi enzim amilase untuk berkerja, sehingga diharapkan dengan dipanaskannya sampel pada suhu 37oC kerja enzim amilase menjadi lebih maksimal Selama proses pemanasan, terjadi suatu proses hidrlisis terhadap sampel yang ada. Dimana tahap hidrolisis parsial yang terjadi adalah pemecahan amilum menjadi molekul-molekul yang lebih kecil yang dikenal dengan dekstrin. Dekstrin dapat didefinisikan sebagai hasil antara proses hidrolisis amilum sebelum menjadi maltosa. Dari hasil pengatan terlihat endapan berubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan melayang seperti koloid, semua sampel yang telah dipanaskan menunjukkan perubahan warna menjadi bening. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi hidrlisis yang menghasilkan suatu senyawa maltosa di dalam sampel urine tersebut bersama dengan amilum yang telah ditambahkan.Setelah dipanaskan, larutan kemudian didinginkan selama 5 menit. Tujuan dari pendinginan adalah untuk menghentikan reaksi enzimatis sehingga diharapkan hasil dapat diamati dengan jelas. Dari proses ini tidak terjadi perubahan pada sampel. Selanjutnya sampel ditambahkan larutan iod encer satu tetes, penambahan iod bertujuan untuk menguji terjadinya eritrodekstrin atau tidak dalam sampel urine yang ada, yang menunjukkan banyaknya enzim amylase yang dibutuhkan untuk mencerna 40 tetes larutan amilum 0,1%. Berdasarkan hasil pengamatan, pada tabung 1-5 terjadi perubahan warna dari bening menjadi jingga hingga merah. Sedangkan pada tabung 6-10 terjadi perubahan warna dari kuning hingga merah. Pada tabung 1-5 dan 6-10 menunjukkan variasi penambahan iod yang berbeda-beda sampai akhirnya sampel yang telah berwana tersebut tidak dapat menjadi bening lagi. Untuk masing-masing tabung 1-5 yaitu masing-masing membutuhkan larutan iod untuk berubah warna berturut-turut sebesar 7, 6, 5, 13 dan 8 tetes, sedangkan pada tabung ke enam membutuhkan larutan iod masing-masing sebesar 5, 41, 50, 95, dan 40 tetes. Dari perubahan warna yang dihasilkan menunjukkan adanya eritrodextrin yang terbentuk, hal ini mengindikasikan kadar enzim amilase pada urine. Jika kadarnya banyak maka semakin banyak pula amilum yang dirombak menjadi erytrodekstrin yang ditunjukkan dengan intensitas warna merah keunguan. Berarti bisa disimpulkan kadar erytrodekstrin pada urine tersebut terdapat dalam jumlah yang banyak. Dari referensi diketahui bahwa apabila enzim amilase yang terkandung dalam urin tersebut direaksikan dengan amilum maka, enzim amilase akan membantu proses hidrolisis amilum menjadi molekul yang lebuh kecil yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna. Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul yang lebih kecil yang disebut dengan dekstrin, jadi dekstrin adalah produk antara sebelum terbentuknya maltosa. Tahap dalam hidrolisis amilumserta warna yang terjadi dengan penambahan iodium sebagai berikut : (Poedjadi,2007 :38) Tahap hidrolisis Warna dengan iodiumAmilum biru Amilum terlarut biru Amilodekstrin lembayung Eritrodekstrinmerah Akrodekstrin tidak berwarna Maltosatidak berwarna Apabila larutan yang dihasilkan berwarna merah maka didalam urin terbut terkandung cukup banyak amilase yang dapat mencerna larutan 1% amilum terlarut menjadi eritrodekstrin, tetapi bila kadar amilum didalam urin sedikit maka akan tejadi warna biru atau ungu. Dari hasil pengamatan baik pada urin yang diencerkan dengan 10 ml dan urin yag tak di encerkan terjadi perubahan warna menjadi uangu atau lembayung. Hal itu menyatakan bahwa terdapat kandungan enzim amilase yang terdapat pada urin tersebut ditunjukkan dengan perubahan warna yang terjadi setelah penamabahan larutan iod. Dalam hal ini larutan iod berfungsi sebagai indikator untuk pengujian adaya kinerja dari enzim amilase yang menghidrolisis amilum menjadi molekul yang lebih sederhana dalam hal ini maltosa. Dikarenakan amilum merupakan golongan dari karbohidrat yang dapat di uji dengan uji benedict dan uji iod.

H. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kandungan enzim amilase dalam urin dapat di tentukan dengan penambahan larutan amilum, pemanasan, pendinginan dan penambahan larutan iod ke dalam urin. Dimana kandungan atau kadar amilase dalam urin ditandai dengan perubahan warna merah, apabila kandungan enzim amilase dalam urin tersebut banyak sedangkan untuk normal biasanya ditandai dengan warna ungu atau biru.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khairul. 2010. Produksi Enzim Amilase. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Coronado MJ, Vargas C, Mellado E, Tegos G, Drainas C, Nieto JJ, Ventosa A. 2000. The amylase gene amy H of the moderate halophile Halomonas meridiana: cloning and molecular characterization. Microbiology 146:861-868.Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.Novalia. 2011. Ekskresi. Jakarta: Erlangga.Syaifudin, Mukh. 2005. Efek Radiasi Pada Komponen Biokimia. Jakarta: UI-Press.Trioktavia. 2010. Sistem Ekskresi. Yogyakarta: UNY-Press.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA IIPENETAPAN AMILASE ( WOHLGEMUTH )

OLEH :ENI MULIANIG1C 011 014

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATARAM 2014