penerapan model student facilitator and explaining …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel...
TRANSCRIPT
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII
SMP NEGERI B. SRIKATON
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
Nama : Siti Ayu Sundari
NPM : 4011176
Prodi : Pendidikan Matematika
Dosen Pembimbing : 1. Anna Fauziah, M.Pd
2. Novianti Mandasari, M.Pd.Mat
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2017
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII
SMP NEGERI B. SRIKATON
Oleh :
Siti Ayu Sundari1
Anna Fauziah, M.Pd2
Novianti Mandasari, M.Pd.Mat 3
Email : [email protected]
ABSTRACT
This thesis entitled "Application of Student Facilitator Model and Explanation of
Mathematics Learning in Grade VII of State Junior High School B Srikaton". The
formulation of the problem in this research is whether the results of student
learning mathematics class VII SMP Negeri B Srikaton after applied model of
Facilitator learning and Student Explanation completed significantly? The purpose
of this study is to determine the completeness of the results of learning
mathematics students VII SMP Negeri B. Srikaton after applying the model
Facilitator and Student Explanation. The research method used is quasi
experimental method implemented without comparison group. The population is all
students of class VII SMP Negeri B Srikaton Lesson Year 2016/2017 which
consists of 7 classes and amounted to 258 students and after the draw was selected
class VII.1 as a sample of 36 students. Data collection was done using the test
technique. The collected data were analyzed using t-test at significant level α =
0,05. Based on the results of t-test calculati ns taine t it ng t ta el
an ave age ) of 82.50, so it can be concluded that the results of learning
mathematics students VII SMP Negeri B Srikaton after application of model
Student Facilitator and Explaining is significantly completed.
Keywords: Student Facilitator and Explaining, Learning Outcomes
A. Pendahuluan
Pendidikan memiliki dunia belajar dan mengajar yang merupakan interaksi
antara siswa dengan guru. Guru sebagai motivasi bagi siswa dalam proses belajar.
Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi dari yang belum tau menjadi tau,
belum bisa menjadi bisa, dari yang tidak mempunyai pontensi menjadi mempunyai
pontensi (Suprijono, 2010:1). Dengan adanya belajar terbentuklah kelompok-
kelompok siswa-siswa yang aktif berinteraksi antara mereka untuk mencari solusi
dalam pemecahan masalah.
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
Mengingat pentingnya matematika, sangatlah wajar bila nilai matematika
yang diperoleh siswa selalu mendapat perhatian dari orang tua siswa. Namun
kenyataan di lapangan menunjukan rata-rata nilai matematika siswa masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan bidang studi lain. Dari hasil pengamatan,
beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah konsep-
konsep matematika yang diajarkan di sekolah langsung berupa rumus-rumus yang
abstrak tanpa mempertimbangkan aspek aplikasi yang bisa disesuaikan dengan
kehidupan nyata siswa, sehingga pembelajaran matematika yang demikian
menjadikan siswa merasa bosan, sulit dan tidak menyukai untuk belajar
matematika.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan Ibu Puri Handayani, S.Pd
guru di SMP Negeri B. Srikaton bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk
kelas VII pada mata pelajaran Matematika adalah 68, dilihat dari rata-rata nilai
ulangan harian siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII pada semester
genap tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 63,95. Dari 260 siswa hanya 120 siswa
atau 42,09% saja yang dapat mencapai KKM, sedangkan 140 siswa atau 57,91%
harus mengikuti remedial.
Rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP Negeri B. Srikaton setelah diterapkan pembelajaran dengan
model Student Facilitator and Explaining secara signifikan tuntas?”. Adapun
tujuan ini adalah untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas
VII SMP Negeri B. Srikaton setelah diterapkan model Student Facilitator and
Explaining. Kemudian dengan adanya penelitian ini, manfaat yang dirapakan: (1)
Meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa serta untuk menumbuhkan rasa
percaya diri siswa terhadap kemampuannya sendiri, (2). Bahan pertimbangan bagi
guru mata pelajaran matematika untuk dapat menerapkan pembelajaran yang lebih
efektif, (3). Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah tersebut dan (4). Sarana bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang
diperoleh dari bangku kuliah, serta sebagai upaya untuk mengembangkan
pengetahuan, sekaligus dapat menambah wawasan, pengalaman dalam tahapan
proses pembinaan diri sebagai calon pendidik.
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melak kan penelitian an pem a asan engan j l “ Penerapan model Student
Facilitator and Explaining pada pembelajaran Matematika siswa kelas VII SMP
Negeri B. Srikaton”
B. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran
Saat ini, pembelajaran inovatif yang akan mampu membawa perubahan
belajar bagi siswa, telah menjadi barang wajib bagi guru. Alam rangka mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan
serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi,
pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian
kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut sering
disebut dengan pendekatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat model-model
pembelajaran. Menurut pendapat Joyce dan Weil (Rusman, 2010:133) model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain.sedangkan menurut Soekamto (Trianto, 2007:5) mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Meyer, W.J.
(Trianto, 2009:21) menjelaskan secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu
objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sesuatu
yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih konprehensif.
2. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Menurut Suyatno (2009:126) bahwa model Student Facilitator and
Explaining adalah suatu model pembelajaran dimana siswa mempresentasikan ide
atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Menurut Nanang dan Suhana (2010:50)
menyatakan bahwa model “Student Facilitator and Explaining” adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa mempresentasikan gagasan kepada peserta
lainnya. Darwis (2014) menjelaskan bahwa model pembelajaran Student
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
Facilitator and Explaining adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model
Student Facilitator and Explaining antara lain : (1) Guru menginformasikan
kompetensi yang ingin dicapai, (2) Guru mendemontrasikan materi atau
menyajikan materi, (3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan materi dan menjelaskan kepada siswa lainnya tentang materi
pembelajaran dengan menggunakan bagan atau peta konsep atau dengan
menggunakan media pembelajaran yang lainnya, (4) Guru menyimpulkan ide atau
pendapat dari siswa, menerangkan semua materi yang disajikan saat itu, (5) Guru
memberikan evaluasi kepada siswa dan (6) Refleksi dan Penutup.
Djamarah dan Zain (2010:78), model Student Facilitator and Explaining
memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah sebagai berikut: (1) Siswa diajak
untuk dapat menerangkan kepada siswa lain dan (2) Siswa dapat mengeluarkan ide-
ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.
Sedangkan kelemahan dari model Student Facilitator and Explaining antara lain :
(1 Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil dan (2)
Banyak siswa yang kurang aktif.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu. Metode
penelitian eksperimen semu merupakan metode eksperimen yang dilakukan tanpa
adanya kelas pembanding. Pada penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan
pembelajaran dengan model Student Facilitator And Explaining pada sampel
penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian pre experimental design yakni desain yang berkategori pretest and
posttest group design. Menurut Arikunto (2006:85). Design eksperimen tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
O1 X O2
Keterangan:
O1 = tes awal atau Pretest
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
X = model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
O2 = tes akhir atau Posttest
“Va ia el me pakan gejala yang menja i f k s peneliti nt k iamati
Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2004:2).
Dalam penelitian ini, terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (variabel terikat), sedangkan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2004:3). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini adalah model Student Facilitator and Explaining, sedangkan variabel
terikat adalah hasil belajar matematika siswa
D. Data Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara langsung oleh peneliti dari tanggal 28
September 2016 sampai dengan 28 Oktober 2016 di SMP Negeri B Srikaton.
Pembelajaran matematika dengan model Student Facilitator and Explaining ini
diterapkan pada siswa di kelas VII SMP Negeri B Srikaton dengan materi pokok
yaitu Himpunan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Negeri B Srikaton yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah 258 siswa. Setelah
dilakukan pemilihan secara acak, terpilih kelas VII.1 sebagai sampel penelitian
dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa
perempuan. Penelitian ini mendapatkan data dengan menggunakan tes tertulis.
Sebelum pelaksanaan penelitian dimulai, terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen tes yang bertujuan untuk mengetahui kualitas soal yang akan digunakan.
Uji coba instrumen tes dilaksanakan pada tanggal 29 September 2016 di kelas
VIII.4 SMP Negeri B Srikaton dengan jumlah siswa 35 orang dengan materi
himpunan. Berdasarkan hasil analisis uji instrumen, dari tujuh soal yang diujikan,
sebanyak lima soal yang dapat digunakan sebagai alat tes. Adapun pemberian tes
tertulis tersebut akan diberikan pada pelaksanaan penelitian yaitu dimulai dari tes
awal (Pre-test), melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dengan model
Student Facilitator and Explaining dan dilanjutkan dengan tes akhir (Post-test).
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
a. Kemampuan Awal Siswa
Tes awal (Pre-test) ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator
and Explaining. Pada pertemuan pertama dilakukan tes awal yang dilaksanakan
pada tanggal 12 Oktober 2016 yang diikuti oleh 36 siswa. Soal yang digunakan
berbentuk uraian sebanyak lima soal, dimana soal tersebut sudah diketahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran soal. Kemampuan siswa
sebelum mengikuti pembelajaran dengan materi himpunan adalah merupakan data
penelitian yang didapat dari tes awal atau soal yang diberikan sebelum siswa
mendapatkan pengajaran dari guru. Berdasarkan hasil perhitungan adapun
rekapitulasi analisis hasil pre-test siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Hasil Pre-test
No. Kategori Jumlah
1. Siswa yang tuntas 2 (5,56%)
2. Siswa yang tidak tuntas 34 (94,44%)
3. Nilai rata-rata 41,44
4. Simpangan baku 13,61
5. Nilai tertinggi 71
6. Nilai terendah 13
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai lebih
dari atau sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut yaitu 68 dalam
pre-test ini sebanyak 2 siswa (5,56%) dan yang mendapat nilai kurang dari KKM
sebanyak 34 siswa (94,44%). Nilai tertinggi adalah 71 dan nilai terendah adalah 13.
Rata-rata keseluruhan adalah 41,44 dan simpangan baku sebesar 13,61. Jadi secara
deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa sebelum diterapkan
model Student Facilitator and Explaining tidak tuntas, karena rata-rata nilai yang
diperoleh kurang dari KKM yang telah ditetapkan yaitu 68.
b. Kemampuan Akhir Siswa
Tes akhir (Post-test) dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator and
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
Explaining. Soal post-test yang digunakan berbentuk uraian sebanyak lima soal,
dimana peningkatan rata-rata nilai pada tes akhir merupakan hasil belajar siswa.
Berdasarkan analisis hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku dari hasil
post-test, maka rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Data Hasil Post-test
No. Kategori Jumlah
1. Siswa yang tuntas 30 (83,33%)
2. Siswa yang tidak tuntas 6 (16,67%)
3. Nilai rata-rata 82,50
4. Simpangan baku 14,02
5. Nilai tertinggi 100
6. Nilai terendah 42
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai lebih
dari atau sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah tersebut yaitu 68 dalam
post-test ini sebanyak 30 siswa (83,33%) dan yang mendapat nilai kurang dari
KKM sebanyak 6 siswa (16,67%). Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah
adalah 42. Rata-rata keseluruhan adalah 82,50 dan simpangan baku sebesar 14,02.
Jadi secara deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa
setelah diterapkan model Sudent Facilitator and Explaining dapat dikatakan tuntas,
karena nilai rata-ratanya lebih dari KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 68
( . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut:
Grafik 4.1 Nilai rata-rata dan simpangan baku Pre-Test
dan Post-test siswa
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pre-test
Post-test
Rata-rata Nilai Ketuntasan Belajar
41,44
5,56%
82,50 83,33%
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi hasil uji normalitas data
tes awal (pre-test) dan data tes akhir (post-test) dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut
ini :
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas
Data Tes Akhir (Post-test)
Tes χ2
hitung χ2
tabel Keterangan
Post-test 10,438 11,170 Normal
Berdasarkan tabel 4.3 pada tabel post-test i apat χ2
hitung = 10,438 dan
χ2
tabel = , 0 engan ca a mem an ingkan χ2
hitung dan χ2
tabel seperti langkah di
atas maka i apat χ2
hitung < χ2
tabel (10,438 < 11,170) maka dapat dikatakan data
berdistribusi normal.
2. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama satu bulan di kelas VII SMP
Negeri B Srikaton, maka model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
ini dapat dijadikan alternatif dalam proses belajar mengajar. Pada penelitian yang
dilakukan, peneliti mengajar di kelas VII.1. setelah pemberian pre-test, siswa
diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Sudent Facilitator
and Explaining sebanyak empat kali dan diteruskan dengan pemberian post-test.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adala “Hasil elaja matematika siswa
kelas VII SMP Negeri B Srikaton setelah diterapkan Model Student Facilitator and
Explaining s a t ntas” Hasil elaja yang akan iteliti e pa kemamp an
kognitif siswa pada materi himpunan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada 13 Oktober 2016 dengan materi yang
diajarkan adalah menentukan irisan, gabungan, kurang (selisih) dan himpunan serta
menentukan komplemen dari suatu himpunan. Pembelajaran berpedoman pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada kegiatan awal
pembelajaran, guru (dalam hal ini adalah peneliti) menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa. Setelah itu guru mengingatkan kembali
mengenai materi bilangan bulat yang telah dipelajari di sekolah dasar. Sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai, guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada hari
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
ini akan menggunakan model Student Facilitator and Explaining. Kemudian guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan
pembelajaran, guru memulai dengan menyampaikan materi yang akan dibahas
yaitu menentukan irisan, gabungan, kurang (selisih) dan himpunan serta
menentukan komplemen dari suatu himpunan, kemudian guru menyajikan materi
yang disertai dengan contoh-contoh soal. Setelah penyampaian materi selesai,
kemudian guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempelajari materi yang
baru saja dijelaskan, setelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide/pendapatnya di depan kelas kepada siswa lainnya
menggunakan peta konsep.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada 19 Oktober 2016 dengan materi yang
diajarkan adalah menyajikan gabungan dua himpunan dengan diagram venn serta
menyajikan irisan dua himpunan dengan diagram venn. Pembelajaran berpedoman
pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada kegiatan awal
pembelajaran, guru terlebih dahulu memeriksa kesiapan siswa, setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa tentang pentingnya
mempelajari materi yang akan dibahas. Guru mengingatkan kembali materi yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Sebelum pembelajaran dimulai, guru
menjelaskan bahwa pembelajaran pada pertemuan hari ini sama seperti pertemuan
sebelumnya yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator
and Explaining. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti guru memulai dengan menyajikan materi
yang akan dibahas yaitu menyajikan gabungan dua himpunan dengan diagram venn
serta menyajikan irisan dua himpunan dengan diagram venn. Setelah guru
menyajikan materi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan materi pelajaran di depan kelas melalui peta konsep yang sudah
dipersiapkannya di rumah. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai tertarik dan
berminat dalam belajar. Hal ini terlihat pada saat siswa mempresentasikan
ide/pendapatnya kepada siswa lainnya melalui peta konsep. Siswa lebih aktif
karena merasa dilibatkan dalam belajar, dimana setiap siswa berusaha untuk
mengemukakan ide/pendapat sebanyak-banyaknya berkaitan dengan materi
pelajaran, sehingga siswa mempunyai pengalaman yang berbeda ketika berbicara
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
dan berusaha menjelaskan materi pelajaran. Tetapi guru tetap memotivasi siswa
bagaimana cara menjelaskan suatu permasalahan dengan baik di depan kelas.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 20 Oktober 2016 dengan materi yang
diajarkan adalah menyajikan kurang (selisih) satuan himpunan lainnya dengan
diagram venn serta menyajikan komplemen suatu himpunan. Pada kegiatan awal
pembelajaran, guru terlebih dahulu memeriksa kesiapan siswa, setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa tentang pentingnya
mempelajari materi yang akan dibahas. Guru mengingatkan kembali materi yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Sebelum pembelajaran dimulai, guru
menjelaskan bahwa pembelajaran pada pertemuan hari ini sama seperti pertemuan
sebelumnya yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator
and Explaining. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti guru memulai dengan menyajikan materi
yang akan dibahas yaitu menyajikan kurang (selisih) satuan himpunan lainnya
dengan diagram venn serta menyajikan komplemen suatu himpunan. Setelah guru
menyajikan materi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan materi pelajaran di depan kelas melalui peta konsep yang sudah
dipersiapkannya dirumah. Pada pertemuan ketiga ini siswa mulai tertarik dan
berminat dalam belajar. Hal ini terlihat pada saat siswa mempresentasikan
ide/pendapatnya kepada siswa lainnya melalui peta konsep. Siswa lebih aktif
karena merasa dilibatkan dalam belajar, dimana setiap siswa berusaha untuk
mengemukakan ide/pendapat sebanyak-banyaknya berkaitan dengan materi
pelajaran, sehingga siswa mempunyai pengalaman yang berbeda ketika berbicara
dan berusaha menjelaskan materi pelajaran. Tetapi guru tetap memotivasi siswa
bagaimana cara menjelaskan suatu permasalahan dengan baik di depan kelas.
Pada tahap akhir pembelajaran, guru menyebutkan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru juga menginformasikan bahwa pada
pertemuan selanjutnya model pembelajaran yang akan digunakan sama seperti pada
hari ini, diharapkan setiap siswa mempersiapkan peta konsepnya masing-masing
guna memperlancar proses pembelajaran di pertemuan yang akan datang.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada 26 Oktober 2016 dengan materi yang
diajarkan adalah menyelesaikan masalah sehari-hari yang menggunakan konsep
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
himpunan. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru terlebih dahulu memeriksa
kesiapan siswa, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi yang akan dibahas. Guru
mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada
pertemuan hari ini sama seperti pertemuan sebelumnya yaitu pembelajaran dengan
menggunakan model Student Facilitator and Explaining. Pada kegiatan inti guru
memulai dengan menyajikan materi yang akan dibahas yaitu menyelesaikan
masalah sehari-hari yang menggunakan konsep himpunan. Setelah guru
menyajikan materi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan materi pelajaran di depan kelas melalui peta konsep yang sudah
dipersiapkannya dirumah. Sementara itu siswa yang lain menanggapi apa yang
dijelaskan temannya di depan kelas tersebut. Kemudian guru memanggil siswa
lainnya untuk bergantian menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, guru juga
memberikan motivasi agar siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam tahap ini semakin banyak siswa yang tampil di depan kelas, maka
semakin banyak pula ide-ide atau pendapat-pendapat siswa yang bermunculan.
Siswa terlihat antusias mengeluarkan pendapatnya mengenai materi pelajaran,
sehingga tidak jarang terjadi perdebatan diantara siswa. Siswa terlihat aktif mencari
informasi yang dibutuhkan guna menjawab pertanyaan. Dalam hal ini guru tetap
mempunyai peran meskipun tidak dominan. Peran guru selain sebagai motivator,
juga berperan dalam mengatur jalannya proses pembelajaran, memberikan arahan-
arahan kepada siswa mengenai materi pelajaran yang sedang dibahas dan
membimbing siswa dalam pemecahan masalah. Dengan begitu, siswa lebih bisa
memahami materi dan meningkatkan pengetahuannya sendiri. Dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan model Student Facilitator and Explaining, siswa aktif
mengeluarkan ide/pendapatnya dalam membahas materi pelajaran. Bagi siswa yang
mempresentasikan ide/pendapatnya didepan kelas akan mendapat penghargaan
berupa kata-kata pujian guna memberikan semangat siswa dalam belajar. Hal ini
sejalan dengan pendapat dari Bahaudin (27 Januari 2014) yang menyatakan bahwa
model Student Facilitator and Explaining merupakan suatu model pembelajaran
yang dapat mengajak siswa untuk menerangkan materi pembelajaran kepada siswa
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
lain melalui ide-ide yang ada dipikiran serta dapat merangsang perkembangan
kemampuan berpikir secara aktif, kreatif dan menyeluruh.
Pada saat pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model Student
Facilitator and Explaining peneliti menemukan : beberapa hambatan. Hambatan
yang di temui pada pertemuan pertama antara lain:
1. Pada pertemuan sebelumnya siswa diberi pemahaman tentang peta konsep dan
bagaimana cara pembuatannya.
2. Setiap kelompok terdiri dari dua orang siswa, diberi tugas membuat peta
konsep tentang materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan yang akan
datang, sehingga proses pembelajaran yang akan datang dapat berjalan secara
efektif.
Setelah peneliti menggunakan solusi diatas, hambatan yang terjadi pada
pertemuan pertama tidak lagi terjadi pada pertemuan-pertemuan berikutnya.
Sehingga siswa mulai belajar secara aktif dan mulai menyesuaikan diri dengan
model pembelajaran Student Facilitator and Explaining.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data tentang penerapan model
Student Facilitator and Explaining pada pembelajaran matematika di kelas VII
SMP Negeri B Srikaton tahun pelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri B Srikaton setelah diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining
secara signifikan tuntas. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata post-test
(kemampuan akhir) siswa sebesar 82,50 dengan persentase jumlah siswa yang
tuntas 30 siswa sebesar 83,33%.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan di atas, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Penggunaan model Student Facilitator and Explaining pada kegiatan belajar
mengajar dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru matematika untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
2) Siswa diharapkan lebih aktif dan berani dalam mengungkapkan gagasan dan
pendapatnya terutama dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar dapat
tercapai dengan baik.
3) Dapat dijadikan sebagai penambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti,
sedangkan bagi peneliti lain diharapkan juga dapat mengkaji lebih lanjut
4) tentang model Student Facilitator and Explaining pada materi pokok lainnya.
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Toha. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dalyono. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.
Darwis, A., Maris, I. M, dan Zulamrdi. 2014. Penerapan Model Pembelajaran
Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan Pemahaman
Konsep Matematika Edusainstika Jurnal Pendidikan MIPA Tarbiyah
STAIN Batusangkar. 1 (1), 77-78.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar - Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hanafiah, N. & Suhana, C. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT
Refika Aditama.
Hatimah, Ihat 2007. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Irlinawati, Dewik. 2003. Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoharjo. 1 (2),
29-36.
Jihad dan Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
___________ 2009. Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Yogyakarta:
Multi Pressindo.
Marsigit. 2009. Matematika SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.
Muslim, S. Ryane. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Student Facilitator and
Explaining dalam Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik, Jurnal Pendidikan dan Keguruan
Universitas Terbuka. 1 (1), Artikel 10.
Nanang dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika
Aditama
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Pengembangan Profesional Guru.
Bandung: Rajawali Pers.
1Alumni STKIP-PGRI,
2 dan 3 Dosen Prody Matematika
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rhineka Cipta.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Bandung: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
___________ 2009. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka.
Toha Anggoro, M. dkk. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Perstasi Pustaka.
Trimo. 2006. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: CV Citra Praya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2012. Jakarta.
Uno, Hamzah dan Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: Bumi Aksara.