penerapan model pembelajaran inquiri untuk meningkatkan karya tulis ilmiah dan hasil belajar biologi...
DESCRIPTION
kumpulan sekripsi geratis,pnpm-mp,pnpm-gsc,ktsp,ptk,silabus,rpp,prota,promes,bisnis online,adsense,seo,penghasil uang,tutorial blogspotTRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN KARYA TULIS ILMIAH DAN HASIL
BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII MTs NW BAGIK PAYUNG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSIOleh :
ISTIHARAHNPM.: 06221020
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP HAMZANWADI SELONG)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
2010
1
2
HALAMAN PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SIKUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
RAHMATULLAHNPM : 06221036
Menyetujui,
Pembimbing I
MUHAMMAD KHAIRUL WAZNI, M. Pd NIS : 3303021104
Pembimbing II
Drs. ARTAJAB, M.PdNIS.
Mengetahui,Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
MUHAMMAD KHAIRUL WAZNI, M. Pd NIS : 3303021104
3
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Proposal dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL) Dalam Upaya
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 5 Sikur Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah memberikan pencerahan dan membahas kita
kepada jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan bimbingan baik secara
langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan penyempurnaan Proposal
ini dan menjadi bahan evaluasi penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Muh. Suruji selaku Ketua STKIP Hamzanwadi Selong atas
kesemaptan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi di STKIP Hamzanwadi Selong.
2. Bapak Muhammad Khairul Wazni, M. Pd, selaku Kaprodi sekaligus
Pembimbing I
3. Bapak Drs. Artajab, M.Pd, selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan serta memberi saran dalam
penyusunan Proposal ini.
4
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah berjasa mendidik penulis selama belajar di
STKIP Hamzanwadi Selong.
5. Rekan-rekan seperjuangan serta semua pihak yang ikut serta dalam
menyelesaikan Proposal ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan Proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal ini.
Wallohul Muwaffiqu Wal Hadi Ila Syabilirrosyad
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pancor, . . . Agustus 2010
Penulis
5
ABSTRAK
ISTIHARAH 2011 : Penerapan model pembelajaran untuk meningkatkan karya
tulis ilmiah dan hasil belajar biologi kelas VII MTs. NW
Bagik Payung tahun pelajaran 2010/2011
Pembimbing I : M. KHAIRUL WAZNI, M.Pd.
Pembimbing II : PURTASIH, M.Pd.
Salah satu cara untuk meningkatkan karya tulis ilmiah dan hasil belajar
pada siswa adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran diantaranya
denganmenrapkan metode pembelajaran yang dapat menekankan pada
keterampilan dan aktivitas siswa untuk menemukan sendiri konsep pengetahuan
dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang dimaksud adalah metode inkuiri,
sehingga penelitian ini bertuiuan untuk mengetahui akibat dari penerapan metode
inkuiri dalam meningkatkan karya tulis ilmiah dan hasil belajara biologi pada
siswa kelas VII MTs. NW Bagik Payung tahun pelajaran20l020ll.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiridari
dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencarraan,
tindakan, observasi, dan refleksi.
Adapun instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah menggunakan dengan menggunakan LKS untuk mengukur
kemampuan mebuat karya tulis siswa dan tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan, pada siklus I nilai rala-rata siswa dalam
menulis karya ilmiah 19,8 dan itu tergolong cukup, sedangkan rata-rata hasil
belajar siswa 64,0 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 5A % pada siklus II
nilai rata-rata siswa dalam menulis karya dalam ilmiah 20,8 dan itu tergolong
cukup sedangkan rata-rata hasil belajar siswa 74.4 dengan ketuntasan belajar
secara kasikal meningkatkan menjadi 88 %. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penerapan model inkuiri dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan
karya tulis ilmiah dan hasil belajar siswa kelas VII MTs. NW Bagik Payung tahun
pelajaran 201012011.
6
MOTTO
Segala sesuatu pasti akan
berlalu. . . . . .. . . . : . semuanya hanya
Persoala waktu...............
Lakuakan segala hal sendiri dan jangan
berfikir untuk
Meminta bantuan orang lain selama kamu
mampu...........
Tidak ada hal yang sulit selama kita mau dan
berusaha
mrnjalaninya
7
Persembahan
skripsi ini kupersembahkan kepada:
bunda dan bapak tercinta, suami dan
anakku Guntur Reno Richardi tersayang,
saudara-saudaraku, semua keluarga dan
sahabat-sahabat serta Almamaterku
tercinta
8
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Proposal dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL) Dalam Upaya
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 5 Sikur Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah memberikan pencerahan dan membahas kita
kepada jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan bimbingan baik secara
langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan penyempurnaan Proposal
ini dan menjadi bahan evaluasi penulis mengucapkan terima kasih kepada :
6. Bapak Drs. Muh. Suruji selaku Ketua STKIP Hamzanwadi Selong atas
kesemaptan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi di STKIP Hamzanwadi Selong.
7. Bapak Muhammad Khairul Wazni, M. Pd, selaku Kaprodi sekaligus
Pembimbing I
8. Bapak Drs. Artajab, M.Pd, selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan serta memberi saran dalam
penyusunan Proposal ini.
9
9. Bapak dan Ibu Dosen yang telah berjasa mendidik penulis selama belajar di
STKIP Hamzanwadi Selong.
10. Rekan-rekan seperjuangan serta semua pihak yang ikut serta dalam
menyelesaikan Proposal ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan Proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal ini.
Wallohul Muwaffiqu Wal Hadi Ila Syabilirrosyad
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
ABSTRAK....................................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Batasan Masalah....................................................................... 5
D. Rumusan Masalah..................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian...................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
G. Definisi Operasional................................................................. 6
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Inquiri..................................................... 8
1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiri............................... 8
2. Keunggulan Model Pembelajaran Inquiri............................. 9
3. Sintaks Model Pembelajaran Inquiri..................................... 10
B. Karya Tulis Ilmiah.................................................................... 12
C. Hasil Belajar.............................................................................. 13
1. Pengertian Hasil Belajar....................................................... 13
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar............... 15
11
D. Kerangka Berfikir..................................................................... 18
E. Hipotesis................................................................................... 19
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 20
B. Setting Penelitian...................................................................... 20
1. Subyek Penelitian.................................................................. 20
2. Obyek Penelitian................................................................... 20
C. Setting Penelitian ..................................................................... 20
D. Rancangan Penelitian................................................................ 21
E. Instrumen Penelitian................................................................. 22
F. Uji Coba Instrumen................................................................... 23
H. Tehnik Pengumpulan Data........................................................ 26
I. Tehnik Analisa Data................................................................. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................... 29
B. Pembahasan................................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan................................................................................ 37
B. Saran........................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kriteria Indeks Kesukaran Soal..................................................... 18Tabel 2. Kriteria Nilai Daya Beda................................................................. 19
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan sosial
pada abad ini demikian pesat, sehingga menuntut adanya peningkatan mutu
pendidikan yang ditandai dengan diterapkannya berbagai strategi, pendekatan
dan metode pembelajaran. Seorang guru yang baik adalah guru yang
mempunyai kemampuan menguasai metode mengajar, sehingga guru tidak
mungkin lagi memberi ilmu atau sumber ilmu mengajar yang tunggal, akan
tetapi murid harus dimotivasi dan diberi kesempatan untuk mencari,
menentukan, mempelajari dengan bimbingan guru. Bentuk bimbingan tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat agar siswa dapat
mengerti dan mengetahui serta berbuat secara kreatif melalui bertanya,
mengobservasi, mencari, informasi, eksperimen, menyimpulkan dan
mengkoordinasikannya (Hamalik, 2003).
Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan pemerintah
maupun swasta mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang
pendidikan tinggi. Usaha- usaha tersebut antara lain pengadaan perpustakaan,
laboratorium, penyempurnaan kurikulum serta peningkatan kemampuan guru
melalui penataran. Hasil yang dicapai dari usaha- usaha tersebut belum
optimal, hal ini ditandai dengan adanya keresahan yang timbul pada
masyarakat bahwa mutu lulusan dari berbagai jenjang pendidikan relatif
rendah. Sehubungan dengan hal itu, timbul berbagai tanggapan tentang sebab-
sebabnya dan jika disimak lebih teliti akan tampak bahwa faktor yang
mempengaruhi kurangnya proses dan hasil belajar yang dicapai siswa adalah
fasilitas belajar seperti laboratorium dan kualitas guru yang kurang
memuaskan. Adapun salah satu faktor tersebut adalah cara atau metode
pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian mencoba
menggunakan salah satu metode pembelajaran yaitu metode inquiri.
14
Metode inquiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran menekankan
suatu yang bersifat mencari kreatif, analisis, argumentasi (ilmiah) dengan
menggunakan langkah- langkah tertentu menuju suatu kesimpulan. Pengajaran
berdasarkan inquiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana
kelompok siswa inkuiri dibawa kedalam suatu isu atau mencari jawaban-
jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara
jelas dan struktural. Kelompok model pengajaran ilmiah berangkat pada
persengketaan inquiri problem centeres inquiri (Hamalik, 2003).
Kelebihan metode inquiri yaitu perkembangan cara berfikir ilmiah,
seperi menggali pertanyaan, mencari jawaban dan menyimpulkan atau
memproses keterangan yang seluas- luasnya, dapat melatih anak untuk belajar
sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
Hasil tentang metode inquiri membuktikan bahwa berhasil meningkatkan
kualitas siswa dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran
biologi (Subki, 2008).
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan proses pembelajaran biologi
di Mts. NW Pringgasela umumnya masih menggunakan pola pendekatan yang
bersifat klasikal, guru lebih mendominasi proses pembelajaran dengan metode
ceramah dan latihan menjawab soal- soal. Sedangkan siswa hanya duduk
mendengar, mencatat, menghafal, dan mengerjakan soal secara individu
ditempat duduknya masing- masing. Penyajian materi pelajaran biologi seperti
pola diatas dapat menimbulkan gejala kejenuhan dan kebosanan bagi siswa.
Hasil dari keadaan tersebut mengakibatkan hasil belajar yang dicapai
siswapun merosot khususnya pada mata pelajaran biologi.
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah
(Djuroto dan Suprijadi, 2003:12). Pembahasan yang dilakukan berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu
penelitian. Penelitian ini dari penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun
kajian pustaka. Menurut Sudjana (2004) karya ilmiah adalah hasil atau produk
manusia (biasanya dalam bentuk tulisan sekalipun tidak hanya itu) atas dasar
pengetahuan, sikap dan cara berpikir ilmiah. Lebih jauh ditegaskan bahwa
15
kebenaran ilmiah akan diperoleh dengan cara berpikir ilmiah melalui metode
ilmiah dengan langkah : merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
verifikasi data dan menarik kesimpulan. Semua langkah tersebut identik
dengan prosedur siklus pembelajaran yang berbasis pada inkuiri. Jadi karya
tulis ilmiah adalah tulisan yang membahas suatu masalah secara sistematis
dengan aturan tertentu berdasarkan atas proses serta hasil berpikir ilmiah
melalui penelitian.
Hasil belajar adalah sesuatu yang diraih siswa dalam pendidikan
setelah mengikuti kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Adapun
keberhasilan dari belajar dapat diketahui setelah adanya penilaian yang
dikembangkan dengan angka, huruf ataupun simbol. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa prestasi adalah pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal
yang dipelajari disekolah yang menyangkut pengetahuan, kecakupan dan
keterampilan yang dinyatakan sesudah adanya penilaian (Djamarah, 2002).
Pemberian nilai terhadap suatu hasil sangat penting dilakukan karena
dari pemberian suatu nilai kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan siswa dan bagaimana kedudukan siswa tersebut. Hal ini
ditegaskan lebih lanjut bahwa dengan hasil belajar kita dapat mengetahui
bagaimana kedudukan siswa dalam kelas, apakah dia pandai, sedang atau
kurang. Dan hasil itu dikembangkan dengan angka (Djamarah, 2002). Dan ada
juga yang mengatakan bahwa hasil belajar berupa pernyataan dalam bentuk
angka dan tingkah laku lebih lanjut dijelaskan bahwa sasaran pertama dari
hasil prestasi belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang diharapkan
terjadi pada siswa, setelah proses belajar mengajar berlangsung. Tanda yang
diberikan pada prestasi tersebut berupa angka atau nilai. Sasaran kedua adalah
prestasi guru dalam mengajar dalam bentuk men mengajar berlangsung. Tanda
yang diberikan pada prestasi tersebut berupa angka atau nilai. Sasaran kedua
adalah prestasi guru dalam mengajar dalam bentuk menyampaikan bahan ajar
dengan baik (eljaya dan tabrani, 1994). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan belajar selain dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
16
kemampuan guru dalam mendidik dan mengajar. Jelasnya kemampuan guru,
dalam mengajar akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi permasalahan diatas, peneliti mencoba merancang
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Inquiri Untuk Meningkatkan Karya Tulis Ilmiah Dan Hasil
Belajar Biologi Pada Siswa Kelas VII di Mts. NW Bagik Payung Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dan untuk keperluan
peneliti sangat perlu mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Motivasi belajar biologi siswa relatif rendah. Mereka merasa bosan dan
tidak tertarik membaca buku teks yang dimiliki. Hal ini merupakan
dampak dari pembelajaran konvensional yang lebih menekankan pada
penghafalan- penghafan materi dan sebagian dari guru menganggap bahwa
dirinya merupakan satu- satunya sumber belajar bagi siswa, sehingga
siswa tidak berminat untuk mengkaji lebih lanjut materi- materi yang
diberikan guru dan tidak berminat untuk membaca.
2. Siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami materi biologi yang
diberikan guru. Dari analisis ulangan harian oleh guru pengajar biologi
kelas tersebut, didapatkan bahwa rendahnya hasil belajar siswa disebabkan
karena siswa tidak mampu menjawab soal- soal ulangan. Dengan demikian
dapat diduga bahwa rendahnya hasil belajar biologi siswa salah satunya
disebabkan oleh kurang efektifnya proses pembelajaran yang diterapkan
oleh para guru. Penyajian materi biologi yang didominasi metode ceramah
semata- mata berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum
atau buku teks, sehingga bagi siswa belajar biologi tampaknya hanya
untuk menghadapi ulangan atau ujian saja dan terlepas dari konsep-
konsep yang terkandung di dalamnya yang banyak berhubungan dengan
lingkungan sekitar.
17
C. Batasan Masalah
Supaya tidak terjadi perluasan masalah dalam penelitian ini, maka
perlu adanya pembatasan masalah yaitu :
1. Pembahasan objek penelitian
Gejala yang diteliti dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan
Kemampuan membuat karya ilmiah dan hasil belajar biologi dengan
menggunakan model inkuiri.
2. Pembatasan Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. NW Bagik
Payung Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Penerapan Model Pembelajaran Inquiri dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Biologi Siswa Pada Kelas VII di MTs. NW Bagik Payung Tahun
Pelajaran 2011/2012?
2. Apakah Penerapan Model Pembelajaran Inquiri dapat Meningkatkan
Kemampuan Membuat Karya Tulis Ilmiah Biologi pada Siswa Kelas VII
di MTs. NW Bagik Payung Tahun Pelajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran inquiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VII di MTs. NW Bagik
Payung Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui apakah Penerapan Model Pembelajaran Inquiri dapat
Meningkatkan Kemampuan Membuat Karya Tulis Ilmiah Biologi pada
Siswa Kelas VII di MTs. NW Bagik Payung Tahun Pelajarn 2011/2012.
18
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran biologi melalui penerapan model inkuiri
b. Bagi siswa agar dapat meningkatkan karya tulis ilmiah dan hasil
belajar pada pelajaran biologi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi penulis dapat memperoleh pengalaman langsung dalam
menerapkan pembelajaran biologi terutama dengan menggunakan
model inkuiri
b. Bagi siswa terutama sebagai subjek penelitian, diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam
belajar biologi secara aktif, kreatif dan menyenangkan melalui
kegiatan penyelidikan sesuai perkembangan berpikirnya.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahamaan dalam memahami dan
menafsirkan judul penelitian ini maka, penulis perlu membuat definisi
operasional :
1. Penerapan maksudnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang akan
dilakukan dalam penelitian atau tindakan untuk memulai suatu kejadian.
(Hamalik, 2003).
2. Inquiri, menurut suchman (Azhar, 1991), inkuiri artinya penyelidikan dan
discovery artinya penemuan dengan melalui “penyelidikan” siswa
akhirnya memperoleh suatu “penemuan”. Karena itu ada metode ini
dilaksanakan secara seiring sejalan, maka dalam inkuiri siswa diharapkan
19
pada suatu masalah kemudian diminta untuk mencari jawabannya serta
kesimpulannya.
Rumusan masalah lainnya menyatakan, “pengajaran berdasarkan inkuiri
adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa atau sekelompok siswa
inkuiri kedalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi
pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan
struktural kelompok “(Kourilsky, 1987:68). Pengajaran ini berpangkal
pada pendekatan inkuiri ialah problem-contered inquiry. Strategi
pelaksanaannya dalam kelas adalah discovery-orientered inquiry dan
policy-based inquiry.
3. Hasil Belajar, merupakan laporan sebagai bukti terakhir bahwa anak telah
memenuhi dan memahami masalah yang dipelajari (Nasution, 1975). Hasil
belajar merupakan proses hasil belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah
siwa, pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dengan demikian, hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar sedangkan dari sisi guru, hasil
belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran (Dimyati dan
Mudjiono, 2006).
4. Karya Tulis Ilmiah adalah tulisan yang membahas suatu masalah secara
sistematis dengan aturan tertentu berdasarkan atas proses serta hasil
berpikir ilmiah melalui penelitian. (Djuroto dan Suprijadi, 2003:12).
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Inquiri
1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiri
Inquiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry” yang secara harfiah
berarti penyelidikan (Mulyasa, 2006). Menurut Carin dan Sund (1975) yang
disitasi oleh Mulyasa mengemukakan bahwa inquiry adalah the process of
investigating a problem. Sedangkan menurut (Sagala, 2004) yang disitasi
oleh iskak metode inquiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar- dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar- benar ditempatkan
sebagai subyek yang belajar.
Metode inquiri menurut Roestiyah (2001) merupakan suatu teknik atau
cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru
membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, dan masing- masing kelompok mendapat tugas tertentu
yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau
membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam
kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan
baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah
diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai
kelanjutan hasil kerja kelompok.
Inquiri yaitu salah satu metode pengajaran dengan cara guru
menyuguhkan suatu peristwa kepada siswa yang menimbulkan teka- teki,
dan memotivasi siswa untuk mencari pemecahan masalah.
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/30/metode-inquiry/
Perilaku mengajar dengan strategi inquiri juga disebut sebagai model
inquiri. Model inquiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa
21
mengolah pesan, sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai- nilai. Dalam inquiri siswa dirancang untuk terlibat
dalam melakukan inquiri. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), model
pengajaran inquiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa. Tujuan
utama model inquiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual,
berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
Metode inquiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan
proses mental dengan kegiatan- kegiatan sebagai berikut, yakni :
1. Mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang fenomena alam
2. Merumuskan masalah yang ditemukan
3. Merumuskan hipotesis
4. Merancang dan melakukan eksperimen
5. Mengumpulkan dan menganalisis data
6. Menarik kesimpulan mengembangkarn sikap ilmiah, yakni obyektif,
jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan bertanggungjawab.
(Mulyasa, 2006)
2. Keunggulan Model Pembelajaran Inquiri
Metode inquiri adalah metode yang mampu menggiring peserta didik
untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiri
menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif. Model inquiri
ini memiliki keunggulan, yakni :
1. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide- ide dengan
lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru
3. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri,
bersifat jujur, obyektif, dan terbuka
4. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri
22
5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik
6. Situasi pembelajaran lebih menggairahkan
7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu
8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri
9. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional
10. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Roestiyah
(2001:75)
Keunggulan model pembelajaran inquiri :
1. Mendorong siswa berpikir secara ilmiah dalam menyelesaikan
pemecahan masalah yang dihadapi.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan, dan transfer pengetahuan
pada situasi proses pengajaran
3. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif dan intuitif, dan bekerja atas
dasar inisiatif sendiri
4. Menumbuhkan sikap obyektif, jujur, dan terbuka
5. Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan dinamis
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/30/metode-inquiry/
3. Sintaks Model Pembelajan Inquiri
No. Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa1. Membimbing
kegiatanGuru menyediakan petunjuk yang cukup
Siswa melakukan kegiatan- kegiatan percobaan atau menyelidiki untuk menemukan konsep- konsep atau prinsip- prinsip yang telah ditetapkan oleh guru
2. Menghadapkan masalah
Menjelaskan prosedur dan kerangka penelitian dalam rangka siswa melakukan penelitian dan menulis karya
Menulis prosedur yang diberikan guru
23
ilmiah3. Mencari dan
mengkaji data1. Meminta siswa berusaha
untuk mengumpulkan informasi sebanyak- banyaknya tentang masalah yang mereka hadapi
2. Menyiapkan informasi yang dibutuhkan siswa
3. Memeriksa tampilnya masalah
4. Menjawab pertanyaan siswa
5. Menetapkan hipotesis dari jawaban siswa untuk dikaji lebih lanjut
1.Bertanya kepada guru untuk menggali informasi
2. Mencari informasi dan data- data yang dibutuhkan melalui observasi dan mengumpulkan buku- buku yang relevan
3. Melakukan diskusi untuk merumuskan hipotesis, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan cara kerja
4. Menyampaikan hipotesis, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan cara kerja
4. Mengorganisir, merumuskan dan menjelaskan
1. Melakukan diskusi kelas, guru meminta untuk mengemukakan kesimpulan yang didapat setelah melakukan penelitian
2. Meminta siswa membandingkan hasil yang mereka peroleh dan memberikan tanggapan terhadap kesimpulan siswa yang lain
3. Mengarahkan diskusi
1. Memberikan tanggapan terhadap kesimpulan yang lain
2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan hasil penelitian
3.Menanyakan hal- hal yang dianggap belum jelas
24
dengan cara mengklasifikasikan kesimpulan yang salah, merumuskan kesimpulan, menjelaskan serta memberikan pertanyaan- pertanyaan untuk membimbing siswa pada pemecahan masalah yang terarah
5. Menganalisis proses penelitian
Meminta siswa untuk menganalisis pola- pola penemuan mereka melalui proses penulisan karya ilmiah
Secara kelompok siswa menulis karya ilmiah
B. Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah
(Djuroto dan Suprijati, 2003: 12). Pembahasan yang dilakukan berdasarkan
penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu
penelitian. Penelitian ini dari penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun
kajian pustaka. Menurut Sudjana (2004) karya ilmiah adalah hasil atau
produk manusia (biasanya dalam bentuk tulisan sekalipun tidak hanya itu)
atas dasar pengetahuan, sikap, dan cara berpikir ilimiah. Lebih jauh
ditegaskan bahwa kebenaran ilmiah akan diperoleh dengan cara berpikir
ilmiah melalui metode ilmiah dengan langkah: merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, verifikasi data dan menarik kesimpulan. Semua
langkah tersebut identik dengan prosedur siklus pembelajaran yang berbasis
pada inquiri. Jadi karya ilmiah adalah tulisan yang membahas suatu masalah
secara sistematis dengan aturan tertentu berdasarkan atas proses serta hasil
berpikir ilmiah melalui penelitian.
Hasil atau produk manusia dalam bentuk tulisan di dalam memaparkan
dan menganalisis data harus berdasarkan pemikiran ilmiah. Menurut Djuroto
dan Suprijadi (2003) pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan
empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris adalah dibahas secara
25
mendalam, berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan artinya
dapat dibuktikan kebenarannya. Sama seperti dikatakan Sudjana (2004)
bahwa menggabungkan berpikir rasional dan berpikir empiris adalah
berpikir ilmiah.
Dari pemikiran ilmiah tersebut, maka setiap karya ilmiah dalam bentuk
apapun, yang ditulis oleh siapa pun, serta untuk tujuan mana pun, harus
didasarkan atas proses serta hasil berpikir ilmiah melalui penelitian. Dalam
proses berpikir ilmiah disangga atas dasar tiga unsur pokok yang meliputi
pengajuan masalah, perumusan hipotesis, dan verifikasi data. Sedangkan
hasilnya disajikan dan ditulis secara sistematis menurut aturan model ilmiah.
Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk laporan, makalah, buku
maupun terjemahan, baru dapat disebut karya tulis ilmiah apabila sedikitnya
memiliki tiga syarat, yaitu:
1. Isi kajiannya pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengertiannya dijiwai atau menggunakan metose ilmiah
(metode berpikir ilmiah)
3. Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai
suatu sosok tulisan keilmuan (Aqib, 2003: 14)
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Dalam proses belajar mengajar, hasil merupakan hal yang sangat
penting, karena dapat menjadi petunjuk sejauh mana keberhasilan seorang
siswa dalam kegiatan belajarnya. Hasil belajar merupakan perpaduan kata
dari ’’hasil dan belajar’’, dimana antara keduanya punya makna yang
berbeda. Oleh karena itu dijelaskan pengertian prestasi belajar, terlebih
dahulu akan dijelaskan tentang makna masing- masing kata yang dimaksud
yakni hasil belajar.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan dan
sebagainya (poerwadarmita, 2001). Dari pernyataan ini dapat dijelaskan
bahwa prestasi belajar adalah hasil dari sesuatu aktivitas, pekerjaan,
26
diciptakan baik secara individual maupun secara kelompok (Djamarah,
2002).a adalah merupakan suatu proses atau kegiatan para siswa baik
dengan bimbingan guru atau usahanya sendiri guna mendapat sejumlah ilmu
pengetahuan dan keterampilan untuk dapat mengubah sikap dan perilaku
untuk dapat memudahkannya beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Bertolak dari pengertian prestasi belajar dapat dijelaskan bahwa hasil
belajar adalah sesuatu yang diraih siswa dalam pendidikan setelah mengikuti
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Adapun keberhasilan dari
belajar dapat diketahui setelah adanya penilaian yang dilambangkan dengan
angka, huruf, ataupun simbol. Lebih lanjut dijelaskan bahwa prestasi adalah
pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di
sekolah yang menyangkut pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang
dinyatakan sesudah adanya penilaian (Djamarah, 2002).
Pemberian nilai terhadap suatu hasil sangat penting dilakukan karena
dari pemberian suatu nilai kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan siswa dan bagaimana kedudukan siswa tersebut. Hal ini
ditegaskan lebih lanjut bahwa dengan hasil belajar kita dapat mengetahui
bagaimana kedudukan siswa dalam kelas, apakah dia pandai, sedang atau
kurang. Dan hasil itu dikembangkan dengan angka (Djamarah, 2002). Dan
ada juga mengatakan bahwa hasil belajar berupa pernyataan dalam bentuk
angka dan tingkah laku, lebih lanjut dijelaskan bahwa sasaran pertama dari
hasil prestasi belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang diharapkan
terjadi pada siswa, setelah proses belajar mengajar berlangsung. Tanda yang
diberikan pada prestasi tersebut berupa angka atau nilai. Sasaran kedua
adalah prestasi guru dalam mengajar dalam bentuk menyampaikan bahan
ajar dengan baik (Wijaya dan Tabrani, 1994). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan belajar selain dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan guru dalam mendidik dan mengajar. Jelasnya kemampuan guru,
guru dalam mengajar akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
27
2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak dapat dibedakan
atas dua bagian, yaitu :
1. Faktor internal, yakni faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri
seperti:
a. Pengaruh cara belajar
Dalam belajar memerlukan cara tersendiri bagi setiap orang sebagai
suatu kebiasaan misalnya, belajar dengan metode keseluruhan
(whole/ Gestait Method) atau metode pembagian (Parthe method).
Adapun cara belajar dengan suara atau sambil mendengarkan musik
atau cara- cara lainnya. Semua ini sangat tergantung secara pribadi,
artinya cara relajar yang baik tidak dapat dipaksakan sesuai
kehendak orang lain, Namur harus sesuai dengan keadaan siswa
(Gunarsah, 2003).
b. Pengaruh kesehatan jasmani
Menurut penyelidikan yang telah dilakukan oleh seorang mahasiswa
FIP UGM Yogyakarta ternyata kondisi fisik mempengaruhi prestasi
belajar anak. Adanya anak yang sering sakit , prestasinya menurun.
Anak yang cacat misalnya, kurang pendengaran, kurang penglihatan,
prestasinya juga menurun apabila dibandingkan dengan anak normal
(Mustakim dan Wahid, 1998)
c. Sering tidak masuk dan bolos
Siswa yang sering tidak masuk karena malas atau bolos pada jam-
jam tertentu menandakan bahwa kurangnya minat atau belajar.
Kurangnya minat menyebabkan kurangnya perhatian dan usaha
belajar sehingga menghambat studinya (Hamalik, 2003)
d. Pengaruh cinta kasih
Pada prinsipnya tidak menjadi penghalang bagi siswa untuk
mengadakan ... jenis kelamin yang berlainan asalkan pada batas
pergaulan yang normal. Akan tetapi dilain pihak banyak juga akibat
28
dari pergaulan ini, menimbulkan akses yang lebih jauh sehingga
mengganggu studinya.(Arikunto, 2002)
2. Faktor eksternal, yakni faktor yang datang dari luar anak itu sendiri,
meliputi:
1. Pengaruh lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa,
misalnya:
a) Suasana tempat belajar di rumah, suasana rumah yang dimaksud
sebagai situasi atau kejadian- kejadian yang sering terjadi dalam
keluarga dimana anak berada dan belajar. Keadaan rumah yang
semeraut, gaduh, dan ramai tidak akan memberi ketenangan pada
anak yang belajar akibatnya anak menjadi bosan di rumah, suka
keluar rumah akibatnya belajar anak menjadi kacau (Dimiayati
dan Mudjiono, 2002).
b) Cara mendidik anak, yaitu kepemimpinann yang dianut oleh suatu
keluarga, misalnya orang tua yang kejam terhadap anak
(otoriter), atau orang tua yang memanjakan anak sehingga anak
bebas berbuat apa saja (Laisespaire). Tentu yang diharapkan
dalam suatu rumah tangga (Amalik, 2003).
2. Pengaruh lingkungan sekolah
Faktor- faktor yang datang dari lingkungan sekolah yang biasa
menghambat belajar anak, antara lain:
a) Cara guru mengajar, erat kaitannya dengan metode mengajar
yang dipakai guru atau penguasaan guru kurang terhadap materi
yang diajarkan.
b) Bahan pelajaran, meliputi alat- alat yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar seperti alat peraga, buku- buku sumber yang
menunjang materi yang diajarkan. (Slameto, 2002)
3. Pengaruh lingkungan masyarakat
Faktor- faktor yang datang dari lingkungan masyarakat berpengaruh
terhadap belajar siswa, antara lain :
29
a) Teman bergaul di masyarakaat, yaitu teman bermain anak setelah
pulang sekolah. Jika anak banyak bergaul dengan temannya yang
tidak sekolah apalagi nakal maka anak cepat terpengaruh dan
menjadi ikut- ikutan nakal (Slameto, 2002).
b) Cara hidup di lingkungan yaitu kebiasaan hidup di sekitar anak,
misalnya jika anak hidup pada lingkungan masyarakat judi maka
secara tidak langsung anak menjadi calon penjudi yang kurang
menguntungkan bagi pertumbuhan kejiwaan anak, sehingga
dalam belajar cenderung berspekulasi seperti halnya dalam
perjudian. (Arikunto, 2002)
30
D. Kerangka Berpikir
31
Pembelajaran Model Inquiri
Suatu strategi yang berpusat pada siswa, dimana kelompok siswa
inquiri di bawa ke dalam isu mencari suatu jawaban terhadap
suatu atau mencari jawaban terhadap suatu isu pertanyaan melalui
prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural
Tujuan Pembelajaran Model Inquiri
- Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar
kepeda siswa
- Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada
situasi proses belajar yang baru
- Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan
Langkah- langkah Pembelajaran Inquiri
- Membimbing kegiatan siswa
- Modifikasi inquiri
- Kebebasan inquiri
- Inquiri pendekatan peranan
- Teka- teki bergambar
Proses Belajar
Merupakan proses pembelajaran,
mendorong siswa untuk berfikir intuitif
dan merumuskan hipotesanya sendiri
Hasil Belajar
Merupakan suatu hasil yang dicapai
setelah siswa mengalami proses
pembelajaran
Penerapan Model Pembelajaran
Inquiri
Hasil belajar dan kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah meningkat
Peningkatan mutu pendidikan setelah dilakukan pemerintah maupun
swasta dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang perguruan tinggi,
namun hasil belum optimal. Sehubungan dengan hal itu, timbul beberapa
cara atau metode sebagai bahan penerapan dalam peningkatan prestasi
belajar.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa hasil belajar adalah pendidikan tentang
kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang
menyangkut pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang dinyatakan
sesudah ada penilaian dan hasil dari suatu aktivitas kegiatan, pekerjaan yang
telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun secara kelompok
(Djamarah, 2002).
Dalam mengevaluasi peningkatan hasil belajar tersebut telah
diterapkan beberapa metode yang dapat meningkatkan hasil belajar,
diantaranya yaitu metode inkuiri. Dari metode inkuiri ini diusahakan dapat
meningkatkan prestasi belajar sebab peranan dari metode inkuiri adalah
suatu teknik bagaimana cara menggunakan proses mentalnya dalam usaha
menemukan konsep- konsep atau prinsip- prinsip untuk mengamati,
menggolongkan, mengukur, menduga dan mengambil kesimpulan.
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka
hipotesis tindakan penelitian ini adalah :
1. Penerapan model pembelajaran inquiri dapat meningkatkan hasil belajar
biologi siswa kelas VII di MTs. NW Bagik Payung.
2. Penerapan model pembelajaran inquiri dapat meningkatkan kemampuan
membuat karya ilmiah Biologi pada siswa kelas VII di MTs. NW Bagik
Payung Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian PTK adalah suatu penelitian
yang mengangkat masalah- masalah actual yang dihadapi guru maupun
siswa. Adapun masalah actual tersebut adalah berupa penerapan
pembelajaran dengan model inkuiri.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam
suatu penelitian tentang urutan- urutan bagaiman penelitian dilakukan
(Nazir, 1999). Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan eksperimen.
C. Setting Penelitian
1. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas VII MTs. NW Bagik Payung Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah Penerapan Model
Pembelajaran Inquiri untuk Meningkatkan Karya Ilmiah dan Hasil Belajar
Biologi Tahun Pelajaran 2011/2012
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs. NW Bagik Payung
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari tahun pelajaran
2011/2012
33
E. Rancangan Penelitian
Dalam penerapan pembelajaran dengan model inkuiri untuk
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran biologi di MTs. NW Bagik
Payung, penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dalam dua siklus apabila
siklus I tidak tuntas. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu :
perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Secara rinci
prosedur tindakan ini dijabarkan sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap ini, hal- hal yang dilakukan oleh peneliti adalah :
a. Peneliti mensosialisasikan pembelajaran dengan model pembelajaran
inkuiri terhadap guru mata pelajaran biologi
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau scenario
pembelajaran.
c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati, mencatat langkah-
langkah dalam pembelajaran dengan model inkuiri yang diajukan
kepada siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung
dengan observernya guru mata pelajaran biologi.
d. Mendesain alat evalusi tiap akhir siklus
e. Merencanakan analisis hasil tes
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini merupakan pelaksanaan dari semua hal yang telah
direncanakan pada tahap perencanaan dan direalisasikan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
3. Observasi/ Pengamatan
Pada tahap ini observer melakukan observasi pelaksanaan tindakan
pembelajaran di kelas dengan lembar observasi untuk melihat kesesuaian
pelaksanaan dalam scenario pembelajaran
4. Refleksi
Adapun beberapa tahap yang dilakukan pada tahap ini, yaitu :
1. Melihat hasil tes
34
2. Melihat kekurangan dalam proses kegiatan belajar mengajar dalam
menggunakan lembar observasi
3. Mengadakan perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
Siklus II
Tahapan- tahapan yang dilakukan pada siklus II sama dengan tahapan
yang dilakukan pada siklus I, akan tetapi di siklus II merupakan
penyempurnaan dari pelaksanaan siklus I
F. Instrumen Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Lembar Hasil Pengamatan
Menurut Ridwan (2005) dalam bukunya metode dan Teknik Menyusun
Tesis mengemukakan bahwa lembar hasil pengamatan (catatan anetdot)
adalah catatan penelitian mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat
pengamatan berlangsung. Lembar hasil pengamatan dalam penelitian ini
berupa lembar hasil pengamatan langkah- langkah penerapan model
pembelajaran inkuiri di dalam kelas yang diberikan oleh guru dengan
membubuhkan tanda check lis pada lembar pengamatan yang terdiri dari
pilihan jawaban yaitu, jawaban “ya” dan “tidak”. Jawaban “ya” diberikan
apabila aspek yang dinilai nampak dan jawaban “tidak” diberikan apabila
aspek yang dinilai tidak nampak. Hasil pengamatan digunakan sebagai
refleksi bagi guru mata pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnnya
2. Tes
Tes sebagai instrument pengumpulan data adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian untuk
mengukur data mengenai hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran
35
model inkuiri. Adapun bentuk tes yang dimaksud yaitu berupa tes obyektif
dengan alternative jawaban a,b,c, dan d dan system penskoran jawaban,
benar bernilai 1(satu) dan salah bernilai 0 (nol).
G. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument dilaksanakan pada siswa MTs. NW Bagik Payung,
adapun kelas yang digunakan untuk pelaksanaan uji coba instrument
penelitian adalah kelas yang setara dengan kelas tempat dilaksanakan
penelitian yaitu kelas VII. Selain itu sebab dilakukan ujicoba instrument di
sekolah untuk menjamin kerahasiaan validitas dan reabilitas soal tes.
Menurut Arikunto (1999) dalam bukunya Dasar- dasar Evaluasi
Pendidikan menyatakan bahwa baik buruknya suatu tes kita tinjau dari
beberapa criteria, yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
beda.
1. Validitas butir soal
Untuk mencari validitas butir soal dapat dicari dengan menggunakan
rumus korelasi product moment, sebagai berikut (Arikunto, 1999) :
……………………….… (1)
Dengan XY menyatakan koefisien korelasi, menyatakan jumlah
skor dalam sebaran X, menyatakan jumlah skor dalam sebaran Y,
menyatakan jumlah hasil kali skor dalam sebaran X dan sebaran Y,
menyatakan jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X,
menyatakan jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y dan N
menyatakan jumlah subyek.
Nilai akan dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Jadi
kemungkinan yang terjadi adalah item tersebut dikatakan valid jika lebih
besar dari r tabel dan item tersebut dikatakan tidak valid lebih kecil dari r
tabel.
36
2. Reliabilitas butir soal
Untuk mencari reliabilitas instrument dapat digunakan rumus
Spearman Brown, yaitu (Arikunto, 1999) :
……………………………………………………………..(2)
Dengan menyatakan koefisien korelasi seluruh tes,
menyatakan reliabilitas separuh tes.
Nilai akan dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Jadi
ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu :
1. Jika > , maka butir soal tersebut dikatakan reliabel
2. Jika < , maka butir soal tersebut dikatakan tidak reliabel
3. Derajat kesukaran soal
Untuk menganalisis tingkat kesukaran soal adalah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 1999) :
P = ……………………………………………………………………..(3)
Dengan P menyatakan indeks kesukaran soal, B menyatakan
banyaknya siswa yang menjawab benar tiap butir soal, dan Js menyatakan
banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh
maka makin sulit soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang
diperoleh maka makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks tersebut dapat
diperoleh pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1: Kriteria indeks kesukaran soal
No. Nilai Kualifikasi
1. 0,0 – 0,30 Sukar
2. 0,31 – 0,70 Sedang
3. 0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 1999)
37
4. Derajat pembeda soal
Item soal yang baik adalah item yang mampu membedakan antara
kemampuan antara siswa yang pandai dengan siswa yang rendah. Adapun
rumus untuk mengetahui daya beda yaitu (Arikunto, 1999) :
D = ……………………………………………………………(4)
Dengan D menyatakan daya pembeda, Ba menyatakan banyaknya
siswa kelompok atas yang menjawab benar, Bb menyatakan banyaknya
siswa kelompok bawah yang menjawab benar, Ja menyatakan jumlah siswa
kelompok atas, dan Jb menyatakan jumlah siswa kelompok bawah. Kriteria
daya beda dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2 : Kriteria nilai daya beda
No. Nilai Kualifikasi
1. 0,0 – 0,20 Jelek
2. 0,21 – 0,40 Cukup
3. 0,41 – 0,70 Baik
4. 0,71 – 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 1999)
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber data
Sumber data penelitian ini berasal dari siswa kelas VII MTs. NW Bagik
Payung
2. Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah :
a. Data hasil belajar diperoleh dari tes berupa data kuantitatif
b. Data aktivitas guru pada saat pelaksanaan tindakan kelas berupa data
kualitatif
c. Kemampuan menulis karya ilmiah yang dikumpulkan dengan model
tes.
Konversi data kemampuan menulis karya ilmiah
38
No Kriteria Interval Kualifikasi
1
2
3
4
5
> (Mi + 1,5 SDi)
(Mi + 0,5 SDi) s/d (Mi + 1,5
SDi)
(Mi - 0,5 SDi) s/d (Mi + 0,5 SDi)
(Mi - 1,5 SDi) s/d (Mi - 0,5 SDi)
< (Mi - 1,5 SDi)
> 26
22-26
18-22
14-18
< 14
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang baik
Keterangan :
Mi = Rata-rata ideal
= ½ (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)
SDi = Simpangan baku ideal
= 1/6 (skor maksimum ideal-skor minimum ideal)
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis hasil observasi
Dilakukan melalui observasi langsung oleh observer (pengamat).
Data aktivitas guru diambil dengan menggunakan lembar observasi.
2. Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi
yang diperoleh dari tindakan kelas dapat dilihat dari hasil ketuntasan
belajar siswa, yaitu :
a. Ketuntasan Individual
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila
memperoleh nilai > 6,5. Nilai ketuntasan minimum > dipilih karena
sesuai dengan kemampuan individu (Ridwan, 2005)
b. Ketuntasan Klasikal
Data tes hasil belajar proses pembelajaran dianalisis dengan
menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal
85 % dari jumlah siswa yang memperoleh nilai > 6,5 (Ridwan, 2005).
Dengan rumus ketuntasan belajar klasikal adalah :
39
Kk = ……………………………………………………..(5)
Dimana :
Kk : Ketuntasan klasikal
X : Jumlah siswa yang memperoleh nilai > 6,5
Z : Jumlah seluruh siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa dicapai jika > 85 % siswa memperoleh
skor minimal > 6,6 yang akan terlihat pada hasil evaluasi tiap- tiap
siklus.
3. Kemampuan Karya Tulis Ilmiah
Kemampuan siswa membuat karya tulis ilmiah adalah kemampuan
menulis siswa terhadap suatu masalah secara sistematis dengan aturan
tertentu berdasarkan atas proses serta hasil berfikir ilmiah melalui
penelitian. Skor memiliki rentangan 1-4 pemberian skor didasarkan atas
kriteria dari masing-masing aspek pada rubrik penilaian. Misalnya pada
aspek pemilihan topik; skor 4 apabila kriteria pada topik orisinal,
kontekstual, dan sesuai dengan materi yang ada.
Pedoman konvensi data kemampuan menulis karya ilmiah
No Kriteria Kualifikasi
1
2
3
4
5
> (Mi + 1,5 SDi)
(Mi + 0,5 SDi) s/d (Mi + 1,5 SDi)
(Mi - 0,5 SDi) s/d (Mi + 0,5 SDi)
(Mi - 1,5 SDi) s/d (Mi - 0,5 SDi)
< (Mi - 1,5 SDi)
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
J. HASIL PENELITIAN
40
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan untuk mengoptimalkan
atau meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menulis karya ilmiah pada
siswa kelas VII MTs. NW Bagik Payung tahun pelajaran 2011/2012 dengan
menggunakan pembelajaran model inkuiri.
a. Hasil Penelitian Siklus I
i. Perencanaan
Pada tahap ini dibuat skenario pembelajaran yang merupakan awal dari
proses untuk melaksanakan suatu tindakan penelitian dan selanjutnya
menyiapkan bahan-bahan pertanyaan pada tengah-tengah pembelajaran
berlangsung untuk menambah motivasi siswa belajar biologi
khususnya dalam membuat karya ilmiah
ii. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 4 kali pertemuan. Pertemuan
ke-1 dilaksanakan tanggal 10 Januari 2011. Pertemuan ke-2
dilaksanakan tanggal 24 Januari 2011. untuk menulis karya ilmiah.
Sedangkan pertemuan ke-4 dilaksanakan tanggal 31 Januari 2011
untuk evaluasi hasil belajar.
iii. Observasi
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran dengan mengisi blanko kosong berupa lembar observasi
untuk merekam jalannya proses belajar mengajar.
Adapun hasil yang diperoleh dari lembar observasi tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus Jumlah siswa Jumlah skor Skor rata-rata Kategori
1 25 747 29.88 Cukup aktif
Berdasarkan indikator-indikator yang tercantum dalam lembar
observasi, perilaku aktivitas siswa sudah memenuhi kriteria yang
sudah ditetapkan yaitu minimal cukup aktif. Dengan demikian berarti
41
kategori aktivitas siswa sudah dinyatakan tuntas. Meskipun ada
indikator yang perlu mendapat perbaikan pada siklus 1 ini, yaitu :
a) kurangnya interaksi siswa dengan siswa
b) kurangnya kerjasama kelompok
c) kurangnya kebersamaan siswa dalam bertanya
Sedangkan hasil penampilan yang selama berlangsungnya proses
belajar mengajar berdasarkan hasil observasi adalah masih belum
maksimalnya upaya guru dalam memberikan motivasi serta
membangkitkan siswa dalam membuat kesimpulan hasil belajar.
Tabel 4.2. Data Hasil Perhitungan Skor Kemampuan Menulis Karya
Ilmiah
Statistik Model Pembelajaran Inkuiri
N 25
19,8
Hasil pengukuran kemampuan menulis karya ilmiah siswa pada
pelajaran biologi dengan model pembelajaran inkuiri mempunyai rata-
rata 19,8. Hal ini berarti rata-rata kemampuan menulis karya ilmiah
siswa tergolong cukup.
iv. Evaluasi
Siswa dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan pada
siklus 1, setelah selesai proses pembelajaran dilakukan evaluasi dalam
bentuk tes tulis. Hasil yang diperoleh melalui analisis hasil evaluasi
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus 1
Siklus Banyak siswa
Nilai rata-
Banyak siswa yang
Banyak siswa yang
Prosentase ketuntasan
42
rata tuntas tidak tuntas
1 25 64,0 15 10 60%
Mengacu pada data di atas, maka hasil evaluasi belajar pada siklus
pertama masih dikatakan belum tuntas, karena belum mencapai kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya.
v. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil analisis evaluasi yang diperoleh
para siklus pertama, maka dapat dikatakan bahwa ketuntasan belajar
secara klasikal masih belum tercapai yaitu 85%, ketidaktercapaian itu
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah :
1. Masih kurangnya aktivitas guru untuk memotivasi siswa agar
melakukan intraksi dengan siswa lain.
2. Guru kurang memberikan arahan kepada siswa untuk tetap
berdiskusi dan selalu bekerjasama dalam kelompok dan
mendorong serta membimbing siswa.
3. Kemampuan untuk mengemukakan pertanyaan masih belum
nampak dalam kegiatan pembelajaran.
b. Hasil Penelitian siklus II
i. Perencanaan
Pada tahap ini dibuat skenario pembelajaran terampil yang
merupakan penyebaran dari skenario pembelajaran siklus I dengan
memperhatikan kekurangan-kekurangannya, selanjutnya melakukan
perbaikan untuk mengatasi persoalan pada siklus I dan akan ditindak
lanjuti pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengulang kembali pelajaran yang dahulu yang berkaitan dengan
materi siklus I
b. Membangkitkan minat belajar siswa agar lebih aktif dalam
menerima materi
43
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Mengutarakan permasalahan yang berhubungan degnan materi
pembelajaran
e. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru agar mengupayakan
memberi bimbingan yang maksimal kepada para siswa, terutama
yang lemah dan lamban dalam menerima pelajaran atau yang
nilainya dibawah standar
f. Membuat siswa bisa mengerjakan materi pembelajaran dengan
dunia nyata.
g. Membuat siswa bisa mengerjakan materi pembelajaran dengan
dunia nyata.
ii. Pelaksanaan tindakan
Setelah mengadakan evaluasi dan observasi pada siklus I,
ternyata masih banyak yang belum mengalami ketuntasan belajar
sehingga perlu diadakan perbaikan-perbaikan tersebut dilihat pada
skenario pembelajaran pada siklus II. Setelah itu berubah diadakan
pelaksanaan siklus II dimana pelaksanaan siklus II ini dimulai dari
tanggal 7 Februari untuk pertemuan pertama, pertemuan ke-2 tanggal
14 Februari 2011 dan pertemuan ke-3 tanggal 21 Februari 2011.
sedangkan pertemuan ke-4 dilaksanakan tanggal 28 Februari 2011
untuk evaluasi.
iii. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan guru dengan menggunakan
lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.4. Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Siklus Jumlah siswa Jumlah skor Skor rata-rata Kategori
II 25 984 39.36 Aktif
Berdasarkan indikator yang tercantum dalam lembar observasi,
prilaku aktivitas siswa sudah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan
44
yaitu aktif. Dengan demikian berarti kategori aktivitas siswa sudah
dinyatakan tuntas.
Tabel 4.5.Data Hasil Perhitungan Skor Kemampuan Menulis Karya
Ilmiah
Statistik Model Pembelajaran Inkuiri
N 25
20,81
Hasil pengukuran kemampuan menulis karya ilmiah siswa pada
pelajaran biologi dengan model pembelajaran inkuiri mempunyai rata-
rata 20,81. Hal ini berarti rata-rata kemampuan menulis karya ilmiah
pada pelajaran biologi dengan model pembelajaran inkuiri tergolong
cukup.
iv. Evaluasi
Sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan
pada siklus II maka setelah selesai proses pembelajaran dilakukan
evaluasi dalam bentuk tes tertulis. Hasil yang diperoleh melalui
analisis evaluasi tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
SiklusBanyak siswa
Nilai rata-rata
Banyak siswa yang
tuntas
Banyak siswa yang tidak tuntas
Prosentase ketuntasan
II 25 74,4 21 4 85%
Berdasarkan rata-rata hasil evaluasi belajar sebesar 74,4.
Dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85%. Dengan
demikian telah terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus II baik dari
segi aktivitas belajar siswa maupun dari segi hasil belajar siswa.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran
model inkuiri cocok diterapkan pada siswa kelas VII MTs. NW Bagik
Payung khususnya pada penulisan karya ilmiah.
45
v. Refleksi
Melihat hasil analisis evaluasi belajar siklus II, ketuntasan
secara klasikal sudah tercapai. Dari hasil penelitian yang dilakukan
dalam dua siklus itu dapat diketahui bahwa hasil evaluasi belajar dan
penulisan karya ilmiah siswa mengalami peningkatan.
K. PEMBAHASAN
a. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
hasil belajar dan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas VII MTs.
Bagik Payung dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Penelitian
ini dilakukan dalam 2 siklus.
b. Berdasarkan hasil analisis pada setiap siklus. Terlihat bahwa dari siklus I
ke siklus II sudah mengalami peningkatan.
c. Pada siklus pertama menunjukkan nilai skor rata-rata evaluasi hasil belajar
adalah 64,0 yang artinya rata-rata evaluasi hasil belajar masih kurang
karena kurang dari 65. Hal ini disebabkan oleh kurangnya keantusiasan
dalam mengikuti proses belajar karena sebagian besar siswa tidak bisa
menganalisa permasalahan, merencanakan penyelesaian, serta memeriksa
ulang apa yang telah dilakukan, sehingga siswa mendapat kesulitan dalam
mengerjakan tugas maupun dalam mengerjakan tes evaluasi. Untuk
mengatasi hal-hal tersebut guru melakukan perbaikan-perbaikan dalam
pembelajaran dan meningkatkan hal-hal yang masih dianggap kurang.
Dengan perbaikan dan peningkatan yang dilakukan diharapkan
ketuntasan / hasil belajar dapat tercapai.
d. Pada siklus I, indicator keberhasilan yang ditetapkan belum tercapai. Oleh
karena itu, untuk pencapaian yang ada yang lebih oftimal dan lebih baik
maka guru melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Perbaikan-
perbaikan yang dilakukan adalah guru menjelaskan materi lebih rinci bagi,
memberikan bimbingan yang lebih merata terutama pada siswa yang
kurang memperhatikan.
46
e. Dari hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil
belajar siswa yaitu 74,4. Ini berarti hasil evaluasi siswa pada siklus II
mengalami peningkatan dari 64.0 menjadi 74,4. artinya, indicator
keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini sudah tercapai.
f. Sedangkan untuk penulisan karya ilmiah siswa dari siklus I dan II
mengalami peningkatan dari 19,8 menjadi 20,81 dan itu sudah tergolong
cukup.
g. Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa hasil evaluasi dan
kemampuan menulis karya ilmiah siswa mengalami peningkatan pad tiap
siklus. Dengan demikian ternyata model pembelajaran inkuiri merupakan
model pembelajaran yang tepat diterapkan guru dalam proses
pembelajaran karena model pembelajaran inkuiri berhasil meningkatkan
ketuntasan belajar dan penulisan karya ilmiah siswa kelas VII MTs. NW
Bagik Payung.
Pengalaman belajar y ang didapatkan siswa dalam pembelajaran
inkuiri akibat diberikan siswa kesempatan untuk mengemukakan gagasan,
diberikan kesempatan, untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri
terhadap permasalahan yang diberikan, memberikan pendapat terhadap
kemampuan siswa untuk dapat berpikir dengan pola penerapan kemungkinan
untuk dapat menemukan kenyataan keuntungan atau keunggulan.
Model inkuiri salah satunya adalah meningkatkan intelektual siswa.
Kebaikan pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan adalah dapat
meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir bebas.
Pada kegiatan pembelajaran inkuiri, peran guru adalah sebagai
pemimpin, pembimbing dan fasilitator. Dalam pembelajaran biologi dengan
model inkuiri yang paling utama adalah memberikan kondisi yang seluas-
luasnya kepada siswa untuk memperoleh pengalaman bagaimana
mengkntruksi pengetahuan itu sendiri.
Oleh karena itu siswa ditempatkan sebagai pusat dalam proses kegiatan
belajar mengajar, baik yang dilakukan secara individu atau kelompok melalui
implementasi model inkuiri dapat memberikan kepada siswa kesempatan
47
untuk bekerja sebagai ilmuan yaitu menemukan masalah, selanjutnya
merumuskan hipotesis dan menginformasikan hasil penyelidikan dan
penelitiannya.
48
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa : penerapan model pembelajaran inkuiri pada pokok bahasan ciri-ciri
makhluk hidup dapat meningkatkan hasil evaluasi belajar dan kemampuan
menulis karya ilmiah siswa dikelas VII MTs. NW Bagik Payung tahun ajaran
2011/2012. hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata evaluasi hasil belajar dan
rata-rata kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah.
a. Pada siklus I, rata-rata perolehan hasil evaluasi belajar siswa adalah 64,0
dan ketuntasan klasikalnya 60%
b. Sedangkan pada siklus II, rata-rata peroleh hasil evaluasi belajar siswa
adalah 74,4 dan ketuntasan klasikalnya 85% hal ini berarti mengalami
peningkatan dari siklus I dan presentase ketuntasan meningkat 25%. Dan
rata-rata dalam menulis karya ilmiah pada siklus I adalah 19,8 dan pada
siklus II adalah 20,81 dan itu tergolong cukup.
B. SARAN
Dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model inkuiri
peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa di dalam belajar tetap melakukan interaksi atau kerjasama di
dalam mengerjakan atau menyelesaikan suatu permasalahan dalam belajar
2. Bagi guru, apabila menerapkan penulisan karya ilmiah dalam pengalaman
belajar langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Memberikan siswa wawasan terlebih dahulu tentang karya tulis ilmiah
- Memberikan tugas kepada siswa berkelompok mencari topik dalam
kehidupan sehari-hari yang dianggap menarik untuk diteliti
- Melakukan seminar terhadap laporan penelitian siswa dikelas.
49
3. Guru hendaknya selalu memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran sehingga guru dapat mengetahui siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar.
50