penentuan pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi ... · penentuan pengaruh faktor lingkungan...

12
341 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK DI KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR Erna Ratnawati, Ruzkiah Asaf, dan Rezki Antoni Suhaimi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Kabupaten Probolinggo sebagian besar wilayah pesisirnya didominasi oleh kegiatan pertambakan dan industri.Dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara terus menerus tanpa ada perlakuan yang lebih bijak terhadap kondisi lahan menyebabkan menurunnya produktivitas lahan tersebut. Selain dari aktivitas tambak sendiri juga didukung oleh polusi dari aktivitas pabrik dan pencemaran lainnya yang membuat merosotnya hasil yang diperoleh. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas tambak adalah faktor lingkungan berupa kualitas tanah dan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi tambak di Kabupaten Probolinggo. Teknik analisis yang diaplikasikan adalah analisis jalur dengan menerapkan model mediasi, model rekursif, dan model persamaan dua jalur. Sebagai peubah tidak bebas adalah peubah kualitas air dan produksi total tambak dan peubah bebas adalah peubah kualitas tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 peubah kualitas tanah ternyata hanya tigapeubah yang mempengaruhi produksi tambak yaitu: pH F tanah, Al, dan Fe, sedangkan dari 11 peubah kualitas air ternyata hanya empat peubah yang mempengaruhi produksi tambak yaitu: NO 2 , NH 3 , Salinitas, dan NO 3 . pH F tanah berpengaruh langsung sebesar 0,440 terhadap produksi, Al tanah berpengaruh langsung sebesar - 1,517 terhadap produksi, dan Fe tanah berpengaruh sebesar 1,329 terhadap produksi. NO 2 , NH 3 , Salinitas, dan NO 3 berpengaruh langsung masing-masing 0,336, 0,618, -0,260, dan -0,182 terhadap produksi. KATA KUNCI: faktor lingkungan, produksi, tambak, Kabupaten Probolinggo PENDAHULUAN Kabupaten Proboolinggo adalah salah satu kota yang berada di pesisir Utara Jawa Timur dimana sebagian penduduknya rata-rata sejak lama bertumpu pada usaha perikanan, baik sebagai nelayan, pengolah ikan skala kecil, ataupun pembudidaya ikan (budidaya air payau dan air tawar). Sebagian besar wilayah pesisirnya didominasi oleh kegiatan pertambakan dan industri. Kegiatan pertambakan tersebut memberikan kontribusi produksi perikanan yang signifikan bagi Kabupaten Probolinggo. Dengan luas tambak yang ada sekitar 1.987 ha. Produksi udang vanamei menduduki peringkat pertama yaitu sebesar 1.700,50 ton dan berikutnya bandeng sebesar 1.143.56 ton (Anonim, 2012). Kabupaten Probolinggo berada pada ketinggian 0-2500 m di atas permukaan laut, dengan topografi terletak di lereng gunung membujur dari barat ke timur. Hal ini menyebabkan tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi yang berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning- kuningan, sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan tinggi (Anonim, 2012). Tahun 2010 kota Probolinggo ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai kawasan Minapolitan yang bertumpu pada sektor perikanan. KKP akan terus mengoptimalkan seluruh potensi bidang perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu yang menjadi prioritas terkait pengembangan udang. Komoditas yang dibudidayakan oleh petambak di Kabupaten Probolinggo adalah udang windu, udang vaname, dan ikan bandeng. Untuk komoditas udang vaname umumnya pembudidaya menerapakan teknologi intensif, sedangkan udang windu dan bandeng pembudidaya menerapkan teknologi ekstensif. Tambak di Kabupaten Probolinggo pada umumnya dibangun pada lahan bekas manggove. Setiap komoditas yang dibudidayakan di tambak, menuntut kualitas air dan tanah yang dapat berbeda untuk tumbuh secara optimum. Page 357 of 1000 Page 1 of 12

Upload: buitruc

Post on 17-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

341 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAKDI KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Erna Ratnawati, Ruzkiah Asaf, dan Rezki Antoni SuhaimiBalai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau

Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi SelatanE-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kabupaten Probolinggo sebagian besar wilayah pesisirnya didominasi oleh kegiatan pertambakan danindustri.Dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara terus menerus tanpa ada perlakuan yang lebih bijakterhadap kondisi lahan menyebabkan menurunnya produktivitas lahan tersebut. Selain dari aktivitas tambaksendiri juga didukung oleh polusi dari aktivitas pabrik dan pencemaran lainnya yang membuat merosotnyahasil yang diperoleh. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas tambak adalah faktorlingkungan berupa kualitas tanah dan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktorlingkungan terhadap produksi tambak di Kabupaten Probolinggo. Teknik analisis yang diaplikasikan adalahanalisis jalur dengan menerapkan model mediasi, model rekursif, dan model persamaan dua jalur. Sebagaipeubah tidak bebas adalah peubah kualitas air dan produksi total tambak dan peubah bebas adalah peubahkualitas tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 peubah kualitas tanah ternyata hanya tigapeubahyang mempengaruhi produksi tambak yaitu: pHF tanah, Al, dan Fe, sedangkan dari 11 peubah kualitas airternyata hanya empat peubah yang mempengaruhi produksi tambak yaitu: NO2, NH3, Salinitas, dan NO3. pHF

tanah berpengaruh langsung sebesar 0,440 terhadap produksi, Al tanah berpengaruh langsung sebesar -1,517 terhadap produksi, dan Fe tanah berpengaruh sebesar 1,329 terhadap produksi. NO2, NH3, Salinitas,dan NO3 berpengaruh langsung masing-masing 0,336, 0,618, -0,260, dan -0,182 terhadap produksi.

KATA KUNCI: faktor lingkungan, produksi, tambak, Kabupaten Probolinggo

PENDAHULUAN

Kabupaten Proboolinggo adalah salah satu kota yang berada di pesisir Utara Jawa Timur dimanasebagian penduduknya rata-rata sejak lama bertumpu pada usaha perikanan, baik sebagai nelayan,pengolah ikan skala kecil, ataupun pembudidaya ikan (budidaya air payau dan air tawar). Sebagianbesar wilayah pesisirnya didominasi oleh kegiatan pertambakan dan industri. Kegiatan pertambakantersebut memberikan kontribusi produksi perikanan yang signifikan bagi Kabupaten Probolinggo.Dengan luas tambak yang ada sekitar 1.987 ha. Produksi udang vanamei menduduki peringkat pertamayaitu sebesar 1.700,50 ton dan berikutnya bandeng sebesar 1.143.56 ton (Anonim, 2012).

Kabupaten Probolinggo berada pada ketinggian 0-2500 m di atas permukaan laut, dengan topografiterletak di lereng gunung membujur dari barat ke timur. Hal ini menyebabkan tanahnya berupatanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi yangberupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan, sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan tinggi (Anonim, 2012).

Tahun 2010 kota Probolinggo ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagaikawasan Minapolitan yang bertumpu pada sektor perikanan. KKP akan terus mengoptimalkan seluruhpotensi bidang perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu yang menjadi prioritasterkait pengembangan udang. Komoditas yang dibudidayakan oleh petambak di KabupatenProbolinggo adalah udang windu, udang vaname, dan ikan bandeng. Untuk komoditas udang vanameumumnya pembudidaya menerapakan teknologi intensif, sedangkan udang windu dan bandengpembudidaya menerapkan teknologi ekstensif. Tambak di Kabupaten Probolinggo pada umumnyadibangun pada lahan bekas manggove. Setiap komoditas yang dibudidayakan di tambak, menuntutkualitas air dan tanah yang dapat berbeda untuk tumbuh secara optimum.

Page 357 of 1000

Page 1 of 12

Page 2: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

342Penentuan pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi ... (Erna Ratnawati)

Secara umum, faktor lingkungan tambak (kualitas tanah dan air) adalah faktor penentu dominandalam budidaya tambak sehingga dipertimbangkan sebagai kriteria dalam kesesuaian lahan untukbudidaya tambak (Muir & Kapetsky, 1988; Boyd, 1995; Hardjowigeno et al., 1996; Treece, 2000;Salam et al., 2003; Karthik et al., 2005; Mustafa et al., 2007). Faktor lingkungan tambak adalah faktorpenting yang mempengaruhi produksi di tambak (Mustafa & Ratnawati, 2005; Mustafa & Sammut,2007). Namun demikian, belum ada informasi rinci mengenai hubungan sebab akibat dari kualitastanah atau kualitas air dalam mempengaruhi produksi tambak di Kabupaten Probolinggo.

Analisis jalur (path analysis) adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yangterjadi pada regresi berganda apabila peubah bebasnya mempengaruhi peubah tergantung, tidakhanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Rutherford & Choe, 1993; Everitt & Dunn,2001). Dalam perkembangannya, analisis jalur diperluas dan diperdalam kedalam bentuk analisisModel Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling = SEM) (Sarwono, 2007). Sesuai denganhakikatnya, analisis jalur bukan difungsikan untuk mencari faktor penyebab, tetapi hanya membuatmodel kausal yang dapat digunakan untuk membuat penjelasan teoritis (Amir, 2006). Penelitian inibertujuan untuk mengkarakteristik lingkungan tambak dan menganalisis hubungan kausal antarpeubah kualitas tanah, kualitas air, dan produksi tambak dengan maksud untuk mengetahui pengaruhlangsung atau tidak langsung kualitas tanah dan air terhadap produksi tambak di KabupatenProbolinggo. Analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi analisis jalur.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di Kecamatan Kraksaan, Dringu, Gending, Sumberasih, Pajarakan, Tongas, dan Paiton Kabupaten Probolinggo. Data yang digunakan dalam penelitianini dikelompokkan menjadi dua yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh denganpengamatan secara langsung di lapangan, kegiatan yang dilakukan adalah pengambilan contohtanah dan air serta wawancara dengan responden . Data sekunder diperoleh dari beberapa instansiterkait. Analisis kualitas tanah dan air masing-masing dilaksanakan di Laboratorium Tanah danLaboratorium Air, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP), Maros, ProvinsiSulawesi Selatan.

Pengumpulan Data

Metode penelitian yang diaplikasikan adalah metode survei. Data yang dikumpulkan meliputikualitas tanah, kualitas air, dan produksi tambak. Pengukuran dan pengambilan contoh tanah dilakukanpada kedalaman 0-0,25 m. Kualitas tanah yang diukur secara in situ adalah pHF, pHFOX dan potensialredoks (Ahem, 2004) diukur dengan redox-meter. Kualitas tanah yang dianalisis di laboratoriummeliputi karbon organik dan bahan organik dengan metode Walkley dan Black, N-total dengan metodeKjedhal, PO4 dan P2O5 dengan metode Bray 1 (Sulaeman et al., 2005), Fe dan Al denganspektrofotometer (Menon, 1973) dan tekstur meliputi pasir, liat,, dan debu dengan metode hidrometer(Agus et al., 2006)

Pengukuran dan pengambilan contoh air di tambak mengikuti titik pengambilan contoh tanah.Peubah kualitas air yang diukur langsung di lapangan adalah suhu, salinitas, oksigen terlarut, danpH dengan menggunakan Hydrolab® Minisonde. Contoh air untuk analisis di laboratorium diambildengan menggunakan Kmerer Water Sampler dan dipreservasi mengikuti petunjuk APHA (2005). Peubahkualitas air yang dianalisis di laboratorium mengikuti petunjuk Menon (1973), Parsons et al. (1989),APHA (2005).

Data produksi tambak diperoleh melalui wawancara dengan mengajukan kuesioner secaraterstruktur terhadap responden. Responden terpilih adalah pengelola dari tambak yang diukur dandiambil contoh tanah dan contoh airnya.

Seluruh titik-titik pengukuran dan pengambilan contoh ditentukan posisinya dengan menggunakanGlobal Positioning System (GPS).

Page 358 of 1000

Page 2 of 12

Page 3: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

343 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

Analisis Data

Statistik deskriptif berupa nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi digunakanuntuk analisis data setiap peubah kualitas tanah, air, dan produksi tambak. Koefisien korelasiditentukan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas yaitu gejala korelasi antarpeubahkualitas tanah maupun kualitas air tambak. Untuk menghitung persamaan regresinya digunakanmetode langkah mundur (backward) Draper & Smith, (1981). Uji R2, Uji F dan Uji t digunakan untukmengetahui besarnya pengaruh peubah eksogenous terhadap peubah perantara secara parsial. Tarafsignifikansi ditetapkan sebesar 0,20. Analisis jalur ini menggunakan bantuan program IBM SPSSStatistics 20. Besarnya pengaruh peubah lain di luar model ditentukan dengan menghitung koefisienanalisis jalur yang menunjukkan error dengan menggunakan persamaan (Widarjono, 2010; Suliyanto,2011) :

di mana:Pe = koefisien analisis jalurR2 = koefisien determinasi.

Diagram hasil analisis jalur dibuat dengan bantuan program AMOS 16.0.

HASIL DAN BAHASAN

Karakteristik Lingkungan dan Produksi Tambak

Kabupaten Probolinggo terdiri dari 24 kecamatan, tujuh diantaranya adalah kecamatan pesisiryaitu Paiton, Kraksaan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas, dan Sumberasih. Jenis tanah yang dijumpaiadalah tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral. Kualitas tanah dan produksi tambak diKabupaten Probolinggo dapat dilihat pada Tabel 1.

Nilai rata-rata produktivitas tambak di Kabupaten Probolinggo adalah 928.466 kg/ha/siklus. Jumlahproduksi yang dihasilkan merupakan produksi dari ikan bandeng, udang windu, dan udang vaname.Hasil yang didapatkan merupakan produktivitas pada satu siklus yaitu pada musim kemarau. Padasiklus berikutnya yaitu pada musim penghujan sebagian pembudidaya tambak di KabupatenProbolinggo menerapkan sistem budidaya monokultur semi intensif dan intensif dengan harapanmemperoleh produksi yang lebih besar dan menggunakan sistem polikultur dengan pertimbanganefisiensi pemanfaatan lahan yang digunakan. Ikan bandeng dapat dibudidayakan bersama udangwindu ditambak karena ikan bandeng mudah beradaptasi di tambak dan toleransi tinggi terhadappenyakit.

pHF adalah pH tanah yang diukur di lapangan dalam kondisi tanah jenuh dengan air, sedangkanpHFOX adalah pH tanah yang diukur di lapangan setelah dioksidasi sempurna dengan H2O2 (hidrogenperoksida) 30% (Ahem dan Rayment,1998). pHF dan pHFOX tanah tambak di Kabupaten Probolinggorata-rata 7,23 dan 5,15 menunjukkan nilai yang tidak tinggi demikian pula dengan pHH2O dan pHKCl

dengan nilai rata-rata 7,46 dan 7,01 sehingga tanah tambak di Kabupaten Probolinggo tidak memilikipotensi kemasaman yang tinggi.

Rata-rata potensial redoks tanah tambak di Kabupaten Probolinggo bernilai negatif yaitu -116,92mV yang menunjukkan bahwa tanah dalam kondisi tereduksi. Hal ini sebagai akibat dari tambakyang seluruhnya berisi air karena digunakan untuk budidaya ikan bandeng sehingga terbentuk kondisireduksi pada tanah dasar tambak.

Kandungan bahan organik tanah di tambak Kabupaten Probolinggo bervariasi dari 0,14 sampai4,94%, nilai ini tergolong rendah yang menunjukkan bahwa tanah tambak di Kabupaten Probolinggotidak tergolong sebagai tanah organosol atau tanah gambut. Tanah gambut adalah tanah yang dicirikandengan kandungan bahan organik yang melebihi 20% (Boyd et al., 2002).

Konsentrasi fosfat di Kabupaten Probolinggo antara 25,78-89,25 mg/L, ketersediaan fosfat > 60mg/L dalam tanah tambak, tergolong baik untuk peningkatan kesuburan perairan tambak (Karthik et

2R - 1 Pe

Page 359 of 1000

Page 3 of 12

Page 4: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

344Penentuan pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi ... (Erna Ratnawati)

al, 2005). Tanah tambak yang memiliki konsentrasi fosfat tinggi, baik untuk kegiatan budidaya tambaktradisional. Kondisi nilai fosfat pada Tabel 1, menandakan bahwa kandungan unsur beracun sepertiFe dan Al yang ada di Kabupaten Probolinggo tergolong rendah.

Kandungan pasir umumnya tinggi dengan rata-rata 67,6% dan kandungan liat tergolong sangatrendah dengan nilai rata-rata 5,5% karena tanah tambak sering dijumpai bertekstur halus dengankandungan liat minimal 20-30% untuk menahan peresapan ke samping (Boyd, 1995). Secara kimia,tekstur tanah demikian juga tidak mampu menyimpan unsur hara dan memiliki daya sanggah tanahyang rendah sehingga fluktuasi pH dapat lebih besar. Tanah dasar tambak yang bertekstur dominanpasir dalam kondisi aerob laju oksidasi lebih cepat daripada yang memiliki banyak kandungan bahanorganik (Noor, 2004). Untuk mengembalikan kondisi dasar tambak yang baik diperlukan nilai potensialredoks minimal + 50 mV dengan nilai pH 6,5-8,5 (Boyd,1995 dalam Widigdo, 2003).

Suhu air di pertambakan Kabupaten Probolinggo dapat digolongkan layak untuk tambak bandeng(Tabel 2), karena suhu air yang baik untuk ikan bandeng adalah 27-31°C (Ismail et al., 1993). Sedangkanuntuk nilai salinitas, ikan bandeng dapat tumbuh optimal pada salinitas air 15-30 ppt (Ismail et al.,1993). Nilai salinitas yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian berkisar antara 2 - 29 ppt denganrata-rata 20,23 ppt. Nilai salinitas ini merupakan kondisi yang sangat menguntungkan sebab salinitasair relatif mudah diatur sesuai dengan tuntutan komoditas yang dibudidayakan, terutama pada lokasiyang dekat dengan sumber air tawar dan air asin,

Batas toleransi organisme akuatik terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor,antara lain: suhu, oksigen terlarut, alkalinitas, dan adanya anion dan kation serta jenis, dan stadiumorganisme. Pada umumnya pH air yang baik bagi organisme akuatik adalah 6,5-9,0; pada pH 9,5-11,0 dan 4,0-6,0 mengakibatkan produksi rendah dan jika lebih rendah dari 4,0 atau lebih tinggi11,0 akan meracuni ikan (Swingle, 1968). Nilai pH yang didapatkan di daerah surveiantara 7,39-8,71kisaran nilai pH tersebut umumnya netral hingga alkalis dan masih dalam batas yang layak sebagaimedia budidaya tambak.

Tabel 1. Statistik deskriptif produksi dan kualitas tanah di tambak Kabupaten Probolinggo,Provinsi Jawa Timur

Faktor/ peubah Minimum Maksimum Rata-rata Standar DeviasiProduksiProduktivitas (kg/ha/siklus) 100 4000 928,46 1044,716Kualitas Tanah :

pHF 6,73 7,66 7,231 0,3085

pHFOX 2,08 7,14 5,158 1,8768Redox -160 -75 -116,923 26,2217pHH2O 6,06 8,29 7,468 0,5896pHKCL 5,78 7,48 7,018 0,4885COrganik (%) 0,08 2,87 1,132 0,7229BOrganik (%) 0,14 4,94 1,951 1,2445NTotal (%) 0,02 0,13 0,069 0,0325PO4 (ppm) 25,78 89,25 54,167 22,3861P2O5 (ppm) 19,27 66,7 40,485 16,7305S (%) 0,07 0,65 0,242 0,1454Fe (ppm) 0 222,63 74,204 92,656Al (ppm) 0,19 103,5 43,237 45,7858Pasir (%) 54 86 67,615 9,0419Liat (%) 0 14 5,538 4,7013Debu (%) 11 45 26,846 10,1065

Page 360 of 1000

Page 4 of 12

Page 5: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

345 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagipertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Dari Tabel2 terlihat bahwa kandungan nitrat air tambak di Kabupaten Probolinggo juga tergolong tinggi.Konsentrasi NO3 pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L.Konsentrasi NO3 lebihdari 5 mg/L menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusiadan tinja hewan. Konsentrasi NO3 yang lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasiperairan yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat.

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitratdan gas nitrogen (denitrifikasi). Seperti halnya NH3, maka NO2 juga beracun terhadap ikan, karenamengoksidasikan besi (Fe) di dalam hemoglobin. Dalam bentuk ini kemampuan darah untuk mengikatoksigen terlarut sangat merosot (Poenomo, 1988). Pada udang yang darahnya mengandung tembaga(Cu) (hemocyanin) mungkin terjadi oksidasi Cu oleh NO2 dan memberikan akibat yang sama sepertipada ikan (Smith & Russo, 1975 dalam Poernomo, 1988). Kandungan nitrit air tambak KabupatenProbolinggo yaitu rata-rata 0.02mg/L tergolong tidak tinggi. Konsentrasi NO2 pada perairan relatifkecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung NO2 sekitar 0,001 mg/Ldan sebaliknya tidak melebihi 0,06 mg/L (Canadian Council of Resource and Emvironment Ministers,1987). Di perairan, konsentrasi NO2 jarang melebihi 1 mg/L (Sawyer & Mc Carty, 1978.]. KonsentrasiNO2 yang lebih dari 0,05 mg/L dapat bersifat toksik bagi organisme akuatik sang sangat sensitif(Moore, 1991)

Amonia dapat berada dalam bentuk molekul (NH3) atau bentuk ion NH4, dimana NH3 lebih beracundaripada NH4 (Poernomo, 1988). NH3 dapat menembus bagian membran sel lebih cepat daripadaNH4(Colt & Amstrong, 1981 dalam Kordi & Tancung, 2007). Konsentrasi amonia air tambak KabupatenProbolinggo berkisar antara 0.002 sampai 3.2429 mg/L dengan rata-rata 0.5944 mg/L kondisi initergolong cukup tinggi di perairan. Konsentrasi NH3 0,05-0,20 mg/L sudah menghambat pertumbuhanorganisme akuatik pada umumnya. Apabila konsentrasi NH3 lebih dari 0,2 mg/L, perairan bersifattoksik bagi beberapa jenis ikan (Sawyer & Mc Carty, 1978). Ikan tidak dapat bertoleransi terhadapkonsentrasi NH3 yang terlalu tinggi, karena dapat mengganggu proses pengikatan oksigen olehdarah dan pada akhirnya dapat mengakibatkan sufokasi.

Di perairan, unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalambentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupapartikulat. Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan (Dugan, 1972).

Tabel 2. Statistik deskriptif kualitas air dan produksi di tambak bandeng KabupatenProbolinggo, Provinsi Jawa Timur

Faktor/ peubah Minimum Maksimum Rata-rata Standar DeviasiProduksiProduktivitas (kg/ha/siklus) 100 4000 928,46 1044,716Kualitas Air :

NO3 0,0015 4,9473 1,199854 1,864141327

NO2 0,0004 0,1649 0,028346 0,049074614

NH3 0,002 3,2429 0,594462 0,838937756

PO4 0,0021 0,2186 0,080262 0,060840331Fe 0,0001 0,0865 0,010908 0,026287496BOT 21,34 61,31 42,14385 14,39786647TSS 3 124 41,76923 37,08527076

Suhu ( °C) 28 35,4 32,13077 2,036084729DO (mg/L) 6,64 8,68 7,496154 0,551052606Salinitas (ppt) 2 29 20,23077 7,928365176pH 7,39 8,71 7,997692 0,408394292

Page 361 of 1000

Page 5 of 12

Page 6: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

346Penentuan pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi ... (Erna Ratnawati)

Konsentrasi fosfat pada perairan alami berkisar antara 0,005-0,020 mg/L, sedangkan pada air tanahbisanya berkisar 0,02 mg/L (UNESCO/WHO/UNEP, 1992) Konsentrasi PO4 jarang melebihi 0,1 mg/L,meskipun pada perairan eutotrof. Konsentrasi PO4 pada perairan alami jarang melebihi 1 mg/L (Boyd,1988). Berdasarkan konsentrasi fosfat, perairan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: perairan dengankesuburan rendah, yang memiliki konsentrasi fosfat berkisar antara 0-0,02 mg/L; perairan dengantingkat kesuburan sedang, yang memiliki konsentrasi fosfat 0,021-0,05 mg/L; dan perairan dengantingkat kesuburan tinggi, yang memiliki konsentrasi fosfat 0,051-0,10 mg/L (Yoshimura, 1966 dalamLiaw, 1969). Berdasarkan kriteria tersebut menunjukkan bahwa kualitas air tambak di KabupatenProbolinggo tergolong tingkat kesuburan rendah dan tinggi.

Besi dalam bentuk kation ferro (Fe2+) hanya didapatkan di perairan anaaerob dan terjadi akibatproses dekomposisi bahan organik yang berlebihan. Konsentrasi besi (Fe2+) di tambak KabupatenProbolinggo berkisar berkisar 0,0001 – 0,0865 mg/L dengan rata-rata 0,01. Konsentrasi besi di perairanalami 0,05-0,2 mg/L dan konsentrasi besi > 1,0 mg/L, membahayakan kehidupan organisme akuatik(Boyd, 1988; Moore, 1991). Menurut Poeernomo (1988), konsentrasi Fe2+ yang dipersyaratkan sebagaimutu air bagi tambak udang adalah 0,01-0,03 mg/L.

Bahan organik total air menggambarkan kandungan bahan organik total suatu perairan yangterdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi dan koloid. Bahan organik di perairan terdapat sebagaiplankton, partikel-partikel tersuspensi dari bahan organik yang mengalami perombakan (detritus)dan bahan-bahan organik total yang berasal dari daratan dan terbawa oleh aliran sungai. Kandunganbahan organik total air di tambak Kabupaten Probolinggo berkisar 21,34 - 61,31 mg/L dengan rata-rata 42,14 mg/L (Tabel 2). Kandungan bahan organik total dalam air laut biasanya rendah dan tidakmelebihi 3 mg/L. Menurut Reid (1961), perairan dengan kandungan bahan organik total diatas 26mg/L adalah golongan perairan yang subur.

Padatan tersuspensi total (total suspended solid) menggambarkan bahan baik organik maupunnonorganik yang terkandung dalam larutan dalam bentuk tersuspensi. Padatan tersuspensi totalyaitu bahan-bahan tersuspensi berukuran diameter > 1 µm, tertahan pada saringan milliporeberdiameter pori 0,45 um (Effendi, 2003). Padatan tersuspensi total berupa lumpur, pasir halus danjasad renik yang melayang-layang di perairan. Padatan tersuspensi total air tambak di KabupatenProbolinggo antara 3 – 124 mg/L dengan rata-rata 41,76 mg/L. Berdasarkan hal tersebut, padatantersuspensi total air tambak di Kabupaten Probolinggo tergolong baik.

Hubungan Lingkungan dan Produksi Tambak

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa peubah kualitas tanah merupakan peubah bebas dan peubaheksogenous dalam penelitian ini. Dari 16 peubah kualitas tanah yang dianalisis (Tabel 1), ternyatahanya tiga peubah yang mempengaruhi produksi tambak Kabupaten Probolinggo yaitu: pHF tanah(pHFT), Al tanah dan Fe tanah (Gambar 1).

pHF(T), Al(T) dan Fe(T) berpengaruh sangat nyata dengan pengaruh langsung (direct effect) masing-masing sebesar 0,440, -1,517 dan 1,329 terhadap total produksi tambak di Kabupaten Probolinggo(Tabel 3). Permasalahan kualitas air seringkali bermula dari kondisi tanah dasar, sehingga akan berakibatterhadap produksi yang akan didiperoleh. Nilai pH adalah parameter kunci kualitas air tambak, nilaipH tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalin tanah. Semakin banyak ion H+ dalam tanah makasemakin asam dan semakin banyak konsentrasi ion OH - menunjukkan tanah semakin alkalis.Pentingnya pH tanah adalah untuk menentukan mudah tidaknya penyerapan unsur hara oleh tanah,seperti dalam penyerapan fosfor dari pemupukan fosfat yang berkaitan dengan pengapuran,menunjukkan kemungkinan adanya senyawa beracun dan mempengaruhi perkembanganmikroorganisme yang hidup di tanah. Nilai pH tanah tambak berpengaruh terhadap kualitas airdiatasnya, rendahnya alkalinitas perairan terjadi pada tanah yang asam . Tanah dengan pH yangrendah menunjukkan pula kandungan sulfat yang tinggi (Hardjowigeno, 1989), sehingga pHberpengaruh terhadap peningkatan produksi hasil budidaya tambak.

Besi (Fe) merupakan unsur hara mikro yang paling banyak dijumpai dalam tanah. Besi (Fe) berfungsidalam mengikat S dan menghasilkan FeS. Keberadaan Fe dalam media sebagai penyeimbang potensialredoks. Besi yang teroksidasi meminimalkan reduksi sulfat (Ritvo et al.,1999). Pada kondisi tereduksi,

Page 362 of 1000

Page 6 of 12

Page 7: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

347 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

Fe membentuk senyawa yang stabil dengan sulfide dan mengendap sehingga menurunkan konsentrasisulfide (S2-) dalam larutan tanah. Hal tersebut menunjukkan bahwa Fe sangat berpengaruh terhadapproduksi, Ritvo & Dixon (1998) menganalisa hubungan beberapa konsentrasi unsur kimia dalamtanah dan menemukan hasil produksi udang yang lebih tinggi pada tambak yang memiliki konsentrasibesi (Fe) yang tinggi dan menemukan hasil yang rendah pada tambak berkapur dan bersulfur. Shigueno(1975) mencoba mengaplikasikan besi oksida sebanyak 1 kg/m2 di tambak dan menunjukkan hasilyang berbeda nyata dengan produksi udang. Vilalon (1991) menyarankan penggunaan besi oksidauntuk pengelolaan dasar tambak setiap 2 minggu sekali sebanyak 2 kg/m2 area tambak. Unsur Aldalam tanah dapat mengurangi jumlah produksi, dalam hal ini berhubungan dengan Kapasitas tukarkation (KTK) tanah yang erat kaitannya dengan kesuburan tanah. Menurut Hakim et al (1986) besarKTK tanah dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang antara lain; reaksi tanah, tekstur tanah ataujumlah liat; jenis mineral liat; bahan organik; pengapuran dan pemupukan. Pada pH tanah yangrendah, KTK tanah akan relatif rendah, karena misel liat dan bahan organik banyak menyerap ion-ionH+ atau Al3+.

Nitrit (NO2), Amoniak (NH3) dan Nitrat (NO3) dapat meningkatkan total produksi budidaya tambakyang dilakukan, hal ini dapat dipahami karena kualitas air merupakan faktor penentu keberhasilanbudidaya di tambak karena komoditas yang dibudidayakan di tambak hidup dalam badan air sehinggakualitas air yang baik dibutuhkan untuk dapat mendukung kehidupan organisme akuatik dan jasadmakanannya pada setiap stadium pemeliharaan. Peubah kualitas air yang penting untuk budidaya ditambak adalah suhu, salinitas, oksigen terlarut, pH, nitrit (NO2), nitrat (NO3), amonia (NH3), danfosfat (PO4). Amoniak dalam air ada yang dalam bentuk molekul, ada yang dalam bentuk NH3 dan adadalam bentuk ion ammonia, NH4+. Kedua bentuk tersebut sangat bergantung pada kondisi pH dan

pHFT : pH

F tanah NO

2 A : Nitrit air

Al T : Almunium tanah NH3 A : Amonia air

Fe : Besi tanah SalinitasA : Salinitas airNO

3A : Nitrat air

Gambar 1. Diagram hasil analisis jalur kualitas tanah terhadap kualitas air danproduksi Total di tambak Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur

Page 363 of 1000

Page 7 of 12

Page 8: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

348Penentuan pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi ... (Erna Ratnawati)

suhu air. Amoniak dalam air dapat menjadi racun bagi organisme yang dipelihara, tetapi dibutuhkanoleh phytoplankton dan organisme air sebagai sumber nitrogen untuk sintesa protein, sehinggadigunakan sebagai biofilter. Nitrit dan nitrat ada dalam air sebagai hasil oksidasi, keduanya selaluada dalam konsentrasi yang rendah karena tidak stabil akibat proses oksidasi dan sangat tergantungpada keberadaan bahan yang dioksidasi dan bakteri. Tingkat racun nitrit sangat bergantung padakondisi internal dan eksternal organisme yang dipelihara, ion bikarbonat, natrium, kalsium dan ion-ion lainnya, selain itu juga tergantung pada pH, suhu, dan salinitas. Nitrat adalah bentuk utamanitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga.Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik, jika air banyak mengandung oksigen sehinggadenitrifikasi dapat dihindari, akan tetapi amoniak merupakan standar kualitas air sehingga perludihindari terjadinya eutrofikasi terjadinya pembentukan nitrat dan berlebihnya pertumbuhan algadan tanaman yang berdampak pada organisme yang dipelihara.

Salinitas akan mengurangi jumlah produksi tambak, karena salinitas adalah kadar garam seluruhzat yang larut dalam 1.000 gram air laut, dengan asumsi bahwa seluruh karbonat telah diubahmenjadi oksida, semua brom dan lod diganti dengan khlor yang setara dan semua zat organikmenga1ami oksidasi sempuma (Forch et al,1902 dalam Sverdrup et al, 1942). Salinitas mempunyaiperan penting dan memiliki ikatan erat dengan kehidupan organisme perairan termasuk ikan, dimanasecara fisiologis salinitas berkaitan erat dengan penyesuaian tekanan osmotik organism yangdipelihara di tambak. Salinitas berpengaruh terhadap reproduksi, distribusi, dan osmoregulasi.Perubahan salinitas tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku biota tetapi berpengaruh terhadapperubahan sifat kimia air (Brotowijoyo et al., 1995). Biota air laut mengatasi kekurangan air dengan

Tabel 3. Nilai pengaruh langsung, tidak langsung, dan total setiap korelasi dalam analisisjalur untuk faktor lingkungan dan total produksi tambak di Kabupaten ProbolinggoProvinsi Jawa timur

Keterangan: pHFT : pH

F tanah NO

2A : Nitrit air

AlT : aluminium tanah NO3A : Nitrat air

FeT : besi tanah NH3A : Amoniak air

Korelasi dalam analisis jalurPengaruh Langsung

Pengaruh Tidak langsung

Pengaruh Total

pHF NO2 0,452 0,519 0,971pHF NH3 0,556 0,555 1,111pHF Salinitas -0,584 -0,667 -1,251pHF NO3 0,553 -2,122 -1,569AL NO2 -1,018 0,782 -0,236AL NH3 -1,762 -0,275 -2,037AL Salinitas 0,795 0,468 1,263AL NO3 -2,215 0,394 -1,821Fe NO2 0,801 -0,994 -0,193Fe NH3 1,719 -0,196 1,523Fe Salinitas -0,54 0,441 -0,099Fe NO3 -2,215 0,513 -1,702pHF Prod 0,44 1,569 2,009AL Prod -1,517 -0,865 -2,382Fe Prod 1,329 -0,408 0,921NO2 Prod 0,335 1,301 1,636NH3 Prod 0,618 -0,088 0,53Sal Prod -0,26 -2,474 -2,734NO3 Prod -0,182 10,799 10,617

Page 364 of 1000

Page 8 of 12

Page 9: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

349 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

mengkonsumsi air laut sehingga kadar garam dalam cairan tubuh bertambah. Dalam mencegahterjadinya dehidrasi akibat proses ini kelebihan garam harus dibatasi dengan jalan mengekskresiklorida lebih banyak lewat urine yang isotonik (Hoar et al., 1979). Perubahan salinitas dapatmempengaruhi konsumsi oksigen, sehingga mempengaruhi laju metabolisme dan aktivitas suatuorganisme (Buwono, 1993).

KESIMPULAN

Hasil analisis jalur variabel kualitas tanah menunjukkan ada tiga variabel yang mempengaruhiproduksi yaitu: pHF (T), Al(T) dan Fe(T), berpengaruh sangat nyata dengan pengaruh langsung (directeffect) masing-masing sebesar 0,440, -1,517 dan 1,329. Sedangkan variabel kualitas air menunjukkanada empat variabel yang berpengaruh terhadap produksi tambak di kabupaten Probolinggo JawaTimur yaitu nitrit (NO2), amoniak (NH3), salinitas dan nitrat (NO3).

UCAPAN TERIMA KASIH

Diucapkan banyak terima kasih kepada Hakim Madeng dan M. Arnol atas bantuannya di lapangan;Rosiana Sabang dan Rahmiah atas bantuannya dalam analisis kualitas tanah; Sitti Rohani, AndiSahrijanna, dan Kurniah atas bantuannya dalam analisis air; serta Anugriati dan Arman atas bantuannyadalam mentabulasi data hasil penelitian

DAFTAR ACUAN

Anonim, 2012. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Probolinggo. 2012. ProbolinggoAgus, Yusrial, F. & Sutono. 2006. Penetapan tekstur tanah. Dalam: Kurnia, U., Agus, F., Adimihardja, A.

dan Dariah, A. (eds.), Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Penelitian danPengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Bogor. hlm. 43-62.

Ahern, C.R. and Rayment, G.E. 1998. Codes for acid sulfate soils analytical methods. In: Ahern, C.R.,Blunden , B. and Stone, Y. (eds.), Acid Sulfate Soils Laboratory Methods Guidelines. Acid SulfateSoil Management Advisory Committee, Wollongbar, NSW. pp. 3.1-3.5.

Ahern, C.R., and McElnea, A.E., 2004. Calculated sulfur parameters. In: Acid Sulfate Soils LaboratoryMethods Guidelines. Queensland Department of Natural Resources, Mines and Energy,Indooroopilly, Queensland, Australia. pp.B11-1-B1-B11-2.

Amir, M.F. 2006. Mengolah dan Membuat Interpretasi Hasil Olahan SPSS untuk Penelitian Ilmiah.EDSA Mahkota, Jakarta. 201 hlm.

APHA (American Public Health Association). 2005. Standard Methods for Examination of Water andWastewater. Twentieth edition APHA-AWWA-WEF, Washington, 1185 pp.

Boyd, C.E. 1988. Water Quality of Warmwater Fish Ponds.Fourth printing.Alabama AgriculturalExperiment Station, Auburn University, Alabama.

Boyd, C.E. 1995. Bottom Soils, Sediment, and Pond Aquaculture. Chapman and Hall, New York, 348pp.

Boyd, C.E., Wood, C.W., Thunjai, T., 2002. Aquaculture Pond Bottom Soil Quality Management. PondDynamics/Aquaculture Collaborative Research Support Program Oregon State University, Corvallis,Oregon, 41 pp.

Brotowijoyo, M. D., Dj. Tribawono.,& E. Mulbyantoro. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan danBudidaya Air.Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Buwono,I.D,. 1993. Tambak Udang Windu Sistem Pengelolaan Intensif. Kanisius.Yogyakarta.Canadian Council of Resource and Environment Ministers. 1987.Canadian Water Quality. Canadian Council of Resource and Environment Ministers, Ontario.Draper, N.R. and H. Smith. 1981. Applied Regression Analysis.2nd edition. John Wiley & Sons, New

York. 709 pp.Dugan, P.R.1972.Biochemical Ecology of Water Pollution. Plenum Press, New York.159 pp.Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit

Kanisius, Yogyakarta, 258 hlm.

Page 365 of 1000

Page 9 of 12

Page 10: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

350Penentuan pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi ... (Erna Ratnawati)

Everitt, B.S. and Dunn, G. 2001. Applied Multivariate Data Analysis. Second edition. Arnold, London.342 pp.

Hakim, Nurhajati, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.Hardjowigeno, S., 1989. Ilmu Tanah, cet. II, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.Hardjowigeno, S., Soekardi, M. Djaenuddin, D, Suharta, N. dan Jordens, E. R. 1996. Kesesuaian Lahan

untuk Tambak. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. 17 hlm.Hoar, W. S., D. J. Randall and J. R. Brett. 1979. Fish Fisiology : Bioenergenetic and Growth.Academic

Press, Florida.Ismail, A., Poernomo, A., Sunyoto, P., Wedjatmiko, Dharmadi, Budiman, R.A.I. 1993. Pedoman Teknis

Usaha Pembesaran Ikan Bandeng di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Jakarta,93 hlm [31] Poernomo, A. 1988. Pembuatan Tambak Udang di Indonesia. Seri Pengembangan No. 7.Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai, Maros, 40 hlm.

Karthik, M., J. Suri, N. Saharan and Biradar, R. S. 2005. Brackish Water Aquaculture Site Selection inPalghar Taluk, Thane district of Maharashtra, India, Using the Techniques of Remote Sensing andGeographical Information System. Aquacultural Engineering 32: 285-302.

Kordi M.G. & Tancung A.B. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: RinekaCipta.

Liaw, W. K. 1969. Chemical and biological studies of fishponds andreservoirs in Taiwan. Rep. FishCulture Res., Fish. Series, Chin. Am. Joint Commission on Rural Reconstruction 7, 1-43.

Menon, R.G. 1973. Soil and Water Analysis: A Laboratory Manual for the Analysis of Soil and Water. ProyekSurvey O.K.T. Sumatera Selatan, Palembang. Salam, M. A., Ross, L. G. and Beveridge, C. M. M.2003. A comparison of development opportunities for crab and shrimp aquaculture in southwesternBangladesh, using GIS modeling. Aquaculture 220: 477-494.

Moore, J.W. 1991. Inorganic Contaminants of Surface Water. Springer-Verlag, New York. 334 pp.Muir, J. F. and Kapetsky, J. M. 1988. Site selection decisions and project cost: the case of brackish

water pond systems. In: Aquaculture Engineering Technologies for the Future. Hemisphere PublishingCorporation, New York. pp. 45-63.

Mustafa, A. & E, Ratnawati . 2005. Faktor pengelolaan yang berpengaruh terhadap produksi rumputlaut (Gracilaria verrucosa) di tambak tanah sulfat masam (studi kasus di Kabupaten Luwu, ProvinsiSulawesi Selatan). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11(7), 67-77.

Mustafa, A. and J. Sammut. 2007. Effect of different remediation techniques and dosages of phosphorusfertilizer on soil quality and klekap production in acid sulfate soil-affected aquaculture ponds.Indonesian Aquaculture Journal 2(2): 141-157.

Mustafa, A., Rachmansyah & A, Hanafi. 2007. Kelayakan lahan untuk budidaya perikanan pesisir.Dalam: Prosiding Simposium Nasional Hasil Riset Kelautan dan Perikanan tahun 2007. BadanRiset Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Hlm.1-29.

Noor, M. 2004. Lahan Rawa: Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. PTRajaGrafindo Persada, Jakarta. 238 hlm.

Parson, T.R., Maita, Y. and Lalli. C.M. 1989. A Manual of chemicsal and biological methods for SeawaterAnalysis. Pergamon Press, Oxford. 173 pp.

Poernomo, A. 1988. Pembuatan Tambak Udang di Indonesia. Seri Pengembangan No. 7. Balai PenelitianPerikanan Budidaya Pantai, Maros. Reid, G.K. 1961. Ecology of inland water estuaries. ReinhaldPublished Co.New York. 375 pp.

Ritvo, G. and Dixon B.J. 1998. Accumulation of Chemical Element in Texas Shrimp Ponds Soils. Journalof World Aquaculture Society 29:4 : 422-431.

Ritvo, G. 1999. Regression Analysis of Soil Chemical Compotion for Two Shrimp farm in texas. Journalof World Aquaculture Society: 30 : 26-35.

Rutherford, R.D. and Choe, M.K. 1993. Statistical Model for Causal Analysis. John Wiley & Sons, Inc.,New York.

Salam, M.A., Ross, L.G., Beveridge, C.M.M., 2003. A comparison of devel opportunities for crab andshrimp aquaculture in Southwestern Bangladesh, using GIS modeling. Aquaculture 220,477-494.

Page 366 of 1000

Page 10 of 12

Page 11: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

351 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014

Sarwono, J. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta. 321 hlm.Sawyer, C.N. and McCarty, P.L. 1978. Chemistry for Environmental Engineering. Third edition. McGraw-

Hill Book Company, New York, 532 pp.Shigueno, K.1975. Shrimp Culture in Japan. Association for International Technical Promotion. Tokyo,

Japan. 153 hal.Sulaeman, Suparto dan Eviati. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.

Diedit oleh: Prasetyo, B.H., Santoso, D. dan Widowati, L.R. Balai Penelitian Tanah, Bogor. 136 hlm.Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta. 311

hlm.Sverdrup, H. V.,M.W. Johson and R.H. Fleming. 1942. The Ocean. Their Physis, Chemistry and General

Biology. Prentice Hall. New York.Swingle, H.S, 1968. Standardization of Chemical Analysis of Water and Pond Muds. In Proceedings of

the World Sympson on Warm Water Pond Fish Culture F.A.O. Fisheries Report No.44, Vol 4: 397-421

Treece, G. D. 2000. Site selection. In: Stickney, R. R. (ed.), Encyclopedia of Aquaculture. John Wiley &Sons, Inc., New York. pp. 869-879.

UNESCO/WHO/UNEP. 1992. Water Quality Assessments. In: Chapman, D. (ed.). Chapman and Hall Ltd.,London.

Villalon, J.R. 1991. Practical Manual for Semi Intensif Commercial Production of Marine Shrimp. TexasA&M University Sea Grant College programe. 103 p.

Widarjono, A. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Edisi pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.358 hlm.

Widigdo, B. 2003. Permasalahan dalam budidaya udang dan solusinya. Jurnal ilmu-ilmu Perairan danPerikanan Indonesia. 10(1): 18-23.

Page 367 of 1000

Page 11 of 12

Page 12: PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI ... · PENENTUAN PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PRODUKSI TAMBAK ... Jumlah produksi yang dihasilkan merupakan produksi

352Penentuan pengaruh faktor lingkungan terhadap produksi ... (Erna Ratnawati)

DISKUSI

Nama Penanya:Jhon Hutapea

Pertanyaan:Alumunium 0 – 200 ppm bagaimana pengaruhnya terhadap produktifitas tambak?

Tanggapan:Ditanggapi oleh Indrajaya : Al adalah non direct effect pada produksi di tambak.

Nama Penanya:Anonim

Pertanyaan:(Saran) Analisis jalurnya, perlu diperjelas dalam pendahuluan Alumunium dipengaruhi danmempengaruhi apa.

Tanggapan:Ditanggapi oleh Tarunamulia: Analisis jalur baru bisa dilakukan setelah ditemukan nilai. Yangdilampaui adalah informasi multivariate.

Page 368 of 1000

Page 12 of 12