penel 01 executive summary aset sdm pusjatan
TRANSCRIPT
@Penelitiur(txecrrtiYeSry)
Mmaiemon Sunher llup Murusin
Di In$k*{* PU$IflIAIT
BANI}UNG, DE$IIIIBER 2012
t(EIHE}I TERIAl\l PE}{ERJAAl\I U[{IUttl
BADAl\I PTt-lELiTIAl,I DArtl PEI.I GTlllBAI{GAr.I
PtJ SAT PEI*IELITIAN DAl\l PEI'IGEI!1BAhIGAN JALAl'l DAN JEt',1BATAr'l
: ::' : !;':.': l..il '::':i i -:: ... -::.::' ;i, ... ':..-.: =''; :.i i:i'::,,;:," :. :: ,r r .:; "' .' 'r -
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
1
A. PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang
Kemajuan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, di antaranya adalah perubahan mendasar dalam pola kehidupan ekonomi masyarakat serta perubahan pengelolaan organisasi. Kemajuan pesat iptek telah mengakibatkan operasi-operasi bisnis dapat berlangsung selama 24 jam dengan menjangkau pusat-pusat bisnis diberbagai wilayah bahkan belahan dunia dengan cepat. Dengan demikian setiap organisasi perlu merespon terhadap perubahan mendasar dalam pola kehidupan ekonomi masyarakat dengan perubahan sikap profesional. Sikap profesional dapat dicapai melalui spesialisasi dan sikap proaktif untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Demikian halnya dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, sebagai salah satu penyelanggara penelitian dan pengembangan, perlu merespon perubahan tersebut dengan perubahan sikap profesional berdasarkan pada regulasi dan tugas pokok dan fungsi penyelanggara penelitian dan pengembangan. Perubahan sikap profesional yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan adalah memanfaatkan dan pengelolaan aset secara optimal yang di milikinya dengan melakukan upaya tranformasi dari aspek profesionalitas kepada semua pihak.
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Laksana Kerja, Kementerian Pekerjaan Umum, pada bagian Kelima, Pasal 856, menyebutkan tugas Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, yaitu melaksanakan penelitian dan pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jalan dan jembatan. Selain itu, dalam pasal 857 telah ditetapkan pula fungsi yang harus diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) yang merupakan fungsi dari Bagian Tata Usaha, Bidang Program dan Kerjasama, Bidang Sumber Daya Kelitbangan serta Bidang Standar dan Diseminasi. Sedangkan Peraturan Menteri Penelitian Umum Nomor : 21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis, Kementerian Penelitian Umum, diantaranya menetapkan penataan organisasi dan
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
2
tata kerja Unit Pelaksana Teknis dengan menjelaskan Kedudukan, Tugas dan Fungsi untuk 4 (empat) Balai di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, yaitu Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, Balai Geoteknik Jalan serta Balai Bahan dan Perkerasan Jalan. Berdasarkan Permen PU Nomor : 08/PRT/M/2010 dan Permen PU Nomor : 21/PRT/M/2010, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, didukung oleh 8 (delapan) Unit Eselon III, seperti tersebut pada uraian di atas yang terdiri dari 4 (empat) Unit Eselon III dengan fungsi manajemen dan 4 (empat) Unit Eselon III dengan fungsi Unit Pelaksana Teknis (Balai) yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan.
Bidang Sumber Daya Kelitbangan sesuai dengan Permen PU Nomor : 08/PRT/M/2010, mempunyai tugas untuk melaksanakan administrasi kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia dan sarana kelitbangan, perpustakaan serta fasilitasi Hak atas Kekayaan Intelektual. Dan dalam melaksanakan tugas, Sumber Daya kelitbangan menyelenggarakan fungsi : - Pelaksanaan administrasi dan pengembangan sumber daya
manusia, dan - Pengembangan Sarana Kelitbangan.
Berdasarkan fungsi tersebut Bidang Sumber Daya Kelitbangan, memiliki tanggung jawab terhadap program pengelolaan dan pengembangan aset yang dimiliki Pusjatan yaitu sumber daya manusia dan sarana kelitbangan. Aset yang dimiliki akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produk litbang yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan suatu penataan sistem manajemen aset, untuk memenuhi visi Pusjatan sebagai lembaga penelitian dan pengembangan pada bidang jalan dan jembatan yang terkemuka, Penataan sistem manajemen asset sumber daya kelitbangan dibagi menjadi 2 fokus yaitu ; Sumber Daya Manusia dan Sarana Kelitbangan (Alat pengujian laboratorium dan Lapangan).
1. Sumber Daya Manusia Setiap Unit Eselon III memiliki sumber daya manusia dengan penugasan dalam jabatan tertentu, guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya serta program kerja yang telah ditetapkan. Dalam menyelesaikan program kerja yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu terdapat beberapa komponen yang saling berhubungan, seperti : analisis beban kerja, evaluasi beban kerja, standar kompetensi jabatan, assesmen dan profil kompetensi pegawai, sistem penilaian kinerja individu serta sistem informasi kepegawaian yang dapat memberikan informasi tentang kebutuhan pegawai dan menentukan kebijakan pengembangan kompetensi pegawai dalam mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan serta layanan teknis.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
3
Dalam mendukung program reformasi birokrasi, diantaranya diperlukan sistem rekruitmen yang terbuka, transparan, akuntabel, peringkat & harga jabatan, Peta kompetensi & kinerja Individu, serta ketersediaan data yang akurat. Berbagai permasalahan/ hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan kegiatan Pusjatan sebagai salah satu lembaga pemerintah tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola Pusjatan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur Pusjatan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Reformasi merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner. Pada intinya reformasi birokrasi yang dijalankan oleh Pusjatan, akan memberikan makna turut serta berupaya untuk : a. Menghilangkan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
yang masih berlangsung hingga saat ini. b. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang belum mampu
memenuhi harapan publik c. Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas yang belum
optimal dari birokrasi pemerintahan d. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas birokrasi
pemerintahan yang masih rendah. e. Meningkatkan disiplin dan etos kerja pegawai yang masih
rendah Dalam mendukung program reformasi birokrasi, maka pengelolaan aspek Sumber Daya Manusia oleh Pusjatan diantaranya memerlukan ; sistem rekruitmen yang terbuka, transparan, akuntabel ; sistem pengembangan sumber daya manusia yang mampu menciptakan SDM yang kompeten melalui perencanaan karir yang terstruktur ; sistem kompensasi jasa yang memadai dan mampu meningkatkan produktivitas dan memotivasi pegawai menuju tingkat kinerja yang diharapkan ; sistem manajemen konflik (stress) dan konseling pegawai ; sistem hubungan industrial antara pegawai dengan organisasi Pusjatan ; dan sistem evaluasi dan pengendalian mutu kerja internal. Melalui sistem
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
4
pengembangan sumber daya manusia tersebut diharapkan Pusjatan mampu menampilkan “organization performance” yang berkinerja terbaik.
2. Sarana Kelitbangan
Dalam pemrograman investasi, pencapaian program litbang dan layanan teknis pertahunnya, diperlukan penilaian dan evaluasi terhadap asset kelitbangan yang dimiliki. Penilaian dan evaluasi aset dimaksudkan untuk menganalisa, mengidentifikasi dan merencanakan atau memperkirakan kebutuhan aset kelitbangan dimasa yang akan datang berdasarkan capaian kinerja yang diperoleh dan rencana strategis Pusjatan, atas pertimbangan tersebut perlu dilaksanakan Penilaian dan Evaluasi Aset Kelitbangan Pusjatan.
Dari kegiatan Penilaian dan Evaluasi Aset Kelitbangan Pusjatan diperoleh deskripsi kondisi eksisting dan nilai aset kelitbangan Pusjatan dan mengukur pencapaian target yang diperoleh dari dukungan aset yang ada serta merencanakan penambahan aset dengan mempertimbangkan nilai investasi, rencana strategis Pusjatan dan capaian target yang dapat dipenuhi sampai dengan memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk mencapai break event point (balik modal) dari penambahan investasi.
Kegiatan penilaian dan evaluasi aset kelitbangan juga harus memperhatikan konsep laboratorium yang akan dikembangkan di lingkungan Pusjatan seperti laboratorium pengujian, laboratorium riset, laboratorium kalibrasi, laboratorium provider berdasarkan kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya alat. Sedangkan penilaian dan evaluasi aset kelitbangan alat pengujian laboratorium dan lapangan memerlukan identifikasi secara menyeluruh dari data sekunder yang dimiliki Pusjatan sehingga dapat diketahui kondisi asset eksisting dan program investasi aset kelitbangan, secara sistematis, efektif dan efisien.
A.2 Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun ruang lingkup dari penelitian penyusunan manajemen aset ini adalah : a. Mapping kualifikasi sumberdaya (SDM dan infrastruktur yang
dimiliki Pusjatan) b. Identifikasi dan analisis data – data sekunder sebagai bahan
penilaian dan evaluasi aset. c. Kooordinasi dengan Bidang Sumber Daya Kelitbangan terkait
kegiatan penilaian dan evaluasi aset.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
5
B. 2.1 Analisa Kondisi Eksisting MSDM Pusjatan
B.2. Hasil Pengembangan Desain SIM-K
B. 2 Hasil Pengembangan MSDM Pusjatan
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penelitian ini fokus pada dua aspek yakni penyusunan manajemen aset pada sumberdaya manusia yang ada di Pusjatan, seperti diuraikan berikut ini. - diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat tentang
kualifikasi dan kompetensi sumberdaya manusia, - diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat tentang
analisis jabatan, serta evaluasi jabatan yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, standar kompetensi jabatan,
- diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat tentang pola pengembangan karir pegawai,
- diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat tentang assesmen pegawai berbasis kompetensi, kepastian dalam sistem penilaian kinerja individu pegawai dan sistem informasi kepegawaian yang akurat,
- diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat tentang serta perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi pegawai pada setiap Unit Eselon III di lingkungan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan.
B. KELUARAN DAN HASIL
B.1 Keluaran
Dengan adanya penelitian penyusunan manajemen aset sumber daya manusia di lingkungan Puslitbang Jalan dan Jembatan ini, output yang diperoleh adalah Rencana strategis kebutuhan dan peningkatan kompetensi pegawai.
Dalam mendukung reformasi birokrasi pengelolaan aspek sumber daya manusia oleh Pusjatan diantaranya memerlukan ; sistem rekruitmen yang terbuka, transparan, dan akuntabel ; sistem
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
6
pengembangan sumber daya manusia yang mampu menciptakan SDM yang kompeten melalui perencanaan karir yang terstruktur ; sistem kompensasi jasa yang memadai dan mampu meningkatkan produktvitas dan memotivasi pegawai menuju tingkat kinerja yang diharapkan ; sistem manajemen konflik (stress) dan konseling pegawai ; sistem hubungan industrial antara pegawai dengan organisasi Pusjatan ; dan sistem evaluasi dan pengembangan mutu kerja internal.
Tugas pokok Sub Bidang Sumber Daya Manusia Pusjatan, diantaranya adalah melakukan penyiapan bahan rencana kebutuhan pengembangan kompetensi dan karir sumber daya manusia serta pelaksanaan administrasi kepegawaian struktural dan fungsional. Pada sub bidang SDM Pusjatan terdapat 4 (empat) identifikasi nama jabatan, yaitu :
1. Pemroses Tata Usaha Kepegawaian 2. Pemroses Jabatan Fungsional 3. Pelaksana Pengembangan dan Kompetensi dan Karir SDM 4. Pengadministrasian Kepegawaian Umum
Pada pemrosesan tata usaha kepagawaian, terdapat 14 (empat belas) produk administrasi surat. Temuan yang diperoleh adalah dalam penyusunan urutan surat administrasi diawali dengan surat usulan pensiun (1) dan diakhiri dengan surat usulan mengikuti ujian dinas (14). Secara sistematik penyusunan urutan dapat menimbulkan persoalan mendasar bahwa seorang pegawai pada awal pemrosesan akan dihadapkan kepada pemberhentian dirinya apabila ia sudah memasuki usia pensiun. Oleh karena itu tata urutan pemrosesan tata usaha kepegawaian mengikuti sistem fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu :
1. Sistem Pengadaan Sumber Daya Manusia, sebagai contoh : a. Surat Kebutuhan Pegawai b. Surat Penempatan Pegawai c. Surat Penugasan Pegawai d. Surat Usulan Pembuatan Kartu Pegawai e. Surat usulan pembuatan kartu istri/suami f. Surat Usulan Pembuatan Askes/Taspen/dsb g. Surat usulan pegawai harian proyek
2. Sistem Pengembangan Sumber Daya Manusia, sebagai contoh : a. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS (DP3) b. Surat usulan kenaikan pangkat regular c. Surat usulan kenaikan pangkat istimewa d. Surat usulan kenaikan pangkat penyesuaian ijasah (KPPI) e. Surat usulan mengikuti ujian dinas f. Surat usulan peserta Diklat Kepemimpinan g. Surat usulan peserta Diklat Prajabatan h. Surat usulan kegiatan pelatihan dan pengembangan kompetensi
dan karir
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
7
i. Surat usulan ijin dan tugas belajar, dsb 3. Sistem Kompensasi Jasa, sebagai contoh :
a. Surat keputusan penggajian (pertama kali) b. Surat keputusan kenaikan gaji berkala c. Surat keputusan impasing gaji d. Surat keputusan tunjangan-tunjangan kompensasi kerja e. Surat usulan pemberian tanda jasa/penghargaan f. Surat usulan pemberian kesejahteraan lainnya (kesehatan,
rekreasi, dsb) 4. Sistem evaluasi dan pengembangan mutu kerja internal, sebagai
contoh : a. Surat usulan demosi, mutasi, dan promosi pegawai b. Surat usulan masa persiapan pensiun (MPP) c. Surat usulan pensiun d. Surat usulan perpanjangan masa kerja (fungsional)
Tata urutan bidang produk tersebut akan sangat bermanfaat pada saat dilakukan penyusunan sistem informasi kepegawaian (SIM-K) yang berawal dari data input adalah pegawai yang masuk, dan data output adalah pegawai yang pensiun. Diantara ke dua informasi tersebut tersedia data proses pegawai dalam melaksanakan ; pekerjaannya, pengembangan, imbal jasa, evaluasi kinerja internal, dan proses persiapan pensiun.
Profil pegawai/SDM Pusjatan berdasarkan DUK terpetakan kedalam 3 profil, yaitu :
1) Profil pegawai Pusjatan berdasarkan golongan; 2) Profil pegawai Pusjatan berdasarkan usia; dan 3) Profil pegawai Pusjatanberdasarkan jenjang pendidikan.
Jika melihat pada masing-masing profil pegawai Pusjatan, maka dapat tergambarkan bahwa berdasarkan golongan pegawai Pusjatan didominasi golongan IIIA dan IIIB, serta IIIC. Sedangkan golongan pegawai yang cukup besar jumlahnya adalah golongan IIC yang sebagian besar berlatar pendidikan diploma dan SLTA. Lihat Tabel B.1 halaman 18.
Berdasarkan jenjang pendidikan SDM/pegawai Pusjatan didominasi oleh jenjang pendidikan S1 (126 orang) dan S2 (41 orang), serta tenaga teknisi berlatar belakang pendidikan diploma (45 orang). Hal ini mengindikasikan bahwa potensi SDM Pusjatan cukup prospektif dan baik guna menjadikan Pusjatan menjadi lembaga penelitian dan pengembangan yang mampu memenuhi tantangan masa depan dan berdaya saing. Lihat Tabel B.2 halaman 19.
Sedangkan jika berdasarkan kelompok usia tergambarkan bahwa SDM/pegawai Pusjatan didominasi oleh kelompok usia 46-50 (58 orang), 41-45 (56 orang), 36-40 (43 orang) serta 26-30 (40 orang), melihat kondisi tersebut maka potensi SDM/pegawai Pusjatan
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
8
didominasi oleh usia produktif dan usia muda <50 tahun. Artinya jika Pusjatan mengupayakan kebijakan pengembangan SDM untuk jangka menengah dan jangka panjang memungkinkan dapat terlaksana. Lihat Tabel B.3 halaman 20.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
9
Tabel.B.1. Jumlah Pegawai Pusjatan berdasarkan Tingkat Golongan per Unit Kerja (Status Juli 2012)
IIA IIB IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID IVA IVB IVC IVD IVE1. Kapus 1 12. Bagian TU 5 1 6 3 14 15 3 2 2 51
3. Bidang Proker 1 2 3 5 2 1 1 1 16
4. Bidang Standis 1 1 1 3 4 2 3 1 16
5. Bidang SDK 2 1 3 2 3 3 2 16
6. Balai Bahan Perkerasan Jln 10 3 7 8 9 10 2 4 3 1 1 4 62
7. Balai Geoteknik Jl. 2 8 1 7 10 6 1 2 1 1 39
8. Balai Lalin & Lingkungan Jln 6 1 7 1 15 8 5 6 2 2 3 56
9. Balai Jembatan & BP. Jln 3 6 1 19 7 3 1 1 1 42
Jumlah 29 8 40 6 71 61 31 16 15 10 5 2 5 299
JumlahUnit Kerja Golongan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
IIA IIB IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID IVA IVB IVC IVD IVE
Golongan
Rekapitulasi Pegawai Pusjatan Berdasarkan Golongan
1. Kapus 2. Bagian TU 3. Bidang Proker 4. Bidang Standis 5. Bidang SDK
6. Balai Bahan Perkerasan Jln 7. Balai Geoteknik Jl. 8. Balai Lalin & Lingkungan Jln 9. Balai Jembatan & BP. Jln
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
10
Tabel.B.2. Jumlah Pegawai Pusjatan berdasarkan Jenjang Pendidikan per Unit Kerja (Status Juli 2012)
SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S31. Kapus 1 1
2. Bagian TU 2 2 22 8 15 2 51
3. Bidang Proker 2 1 1 8 4 16
4. Bidang Standis 5 1 5 5 16
5. Bidang SDK 2 2 3 8 1 16
6. Balai Bahan Perkerasan Jln 1 7 9 7 25 8 5 62
7. Balai Geoteknik Jl. 1 1 2 12 18 4 1 39
8. Balai Lalin & Lingkungan Jln 5 1 7 6 22 13 2 56
9. Balai Jembatan & BP. Jln 2 3 7 25 5 42
Jumlah 9 17 51 45 126 41 10 299
JumlahJenjang PendidikanUnit Kerja
0
5
10
15
20
25
30
1. Kapus 2. Bagian TU 3. Bidang Proker
4. Bidang Standis
5. Bidang SDK 6. Balai Bahan Perkerasan Jln
7. Balai Geoteknik Jl.
8. Balai Lalin & Lingkungan Jln
9. Balai Jembatan &
BP. Jln
Rekapitulasi Pegawai Pusjatan berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan SD Jenjang Pendidikan SLTP Jenjang Pendidikan SLTA Jenjang Pendidikan Diploma
Jenjang Pendidikan S1 Jenjang Pendidikan S2 Jenjang Pendidikan S3
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
11
Tabel.B.3. Jumlah Pegawai Pusjatan berdasarkan Jenjang Usia per Unit Kerja (Status Juli 2012)
20-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-54 55-60 >601. Kapus 1 12. Bagian TU 1 2 4 3 12 18 4 7 513. Bidang Proker 1 2 2 5 3 1 2 164. Bidang Standis 1 3 1 3 5 1 2 165. Bidang SDK 2 1 2 6 3 2 166. Balai Bahan Perkerasan Jln 2 7 7 6 11 14 4 3 8 627. Balai Geoteknik Jl. 3 4 3 9 9 3 5 3 398. Balai Lalin & Lingkungan Jln 3 8 4 7 11 9 6 6 2 569. Balai Jembatan & BP. Jln 5 12 4 10 4 3 2 2 42
Jumlah 16 40 25 43 56 58 23 28 10 299
JumlahUnit Kerja Jenjang Usia
0
5
10
15
20
20‐25 26‐30 31‐35 36‐40 41‐45 46‐50 51‐54 55‐60 >60
Jenjang Usia
Rekapitulasi Pegawai Pusjatan Berdasarkan Jenjang Usia
1. Kapus 2. Bagian TU 3. Bidang Proker
4. Bidang Standis 5. Bidang SDK 6. Balai Bahan Perkerasan Jln
7. Balai Geoteknik Jl. 8. Balai Lalin & Lingkungan Jln 9. Balai Jembatan & BP. Jln
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
12
B. 2.2 Pemetaan Jabatan Fungsional Pusjatan
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh gambaran pemetaan jabatan fungsional tertentu menurut unit kerja, status, usia, jenjang serta menurut jenis kelamin. Hasil pemetaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh terkait dengan kebijakan Pusjatan dalam mengembangkan jabatan fungsional tertentu, dalam menata dan mengantisipasi pengayaan fungsi dan meminimasi struktur.
Pengayaan jabatan fungsional tertentu ini diharapkan juga dapat mendorong SDM Pusjatan untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya, sehingga akan mendorong Pusjatan sebagai salah satu lembaga penelitian dan pengembangan yang produktif dan berdaya saing.
B.2.2.1 Pemetaan Jabatan Fungsional Tertentu
1. Pemetaan jabatan fungsional tertentu menurut unit kerja Jumlah pejabat fungsional tertentu menurut unit organisasi sebagian besar berada di balai bahan perkerasan jalan (30%), di balai teknik lalu lintas dan lingkungan jalan (27%), di balai geoteknik jalan (15%), sedangkan 28% lainnya tersebar merata di 5 unit kerja lainnya. Tabel B.4 Pemetaan Jabatan Fungsional menurut Unit Organisasi
Peneliti 2 1 16 8 13 4 44Perekayasa 1 1 3 1 5 3 4 1 19Teklitkayasa 3 1 4 8Perencana 1 1 2Pedal 1 1 1 3Humas 2 2Pustakawan 2 2Arsiparis 1 1 2
Jumlah 5 4 4 5 25 12 22 5 82Sumber : Bidang SDK, 2012
JAFUNGBid. SDK BBPJ BGJ BTLLLJ BJBJ JUMLAH
Unit Kerja Bid. Standar & DesiminasiBid. ProkerBag. TU
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
13
02468
1012141618
Jabatan Fungsional Pusjatan Berdasarkan Unit Organisasi
Unit Kerja Bag. TU Unit Kerja Bid. ProkerUnit Kerja Bid. Standar & Desiminasi Unit Kerja Bid. SDKUnit Kerja BBPJ Unit Kerja BGJUnit Kerja BTLLLJ Unit Kerja BJBJ
Gambar B. 1 Jabatan Fungsional Berdasarkan Unit Organisasi
2. Pemetaan jabatan fungsional tertentu menurut status
Menurut statusnya jumlah SDM jabatan fungsional tertentu Pusjatan adalah 82 orang, terdiri dari : a. Status Aktif berjumlah 61 orang; b. Status berhenti sementara berjumlah 2 orang; c. Status berhenti sementara berjumlah 10 orang; d. Status proses berhenti berjumlah 1 orang; e. Status berhenti berjumlah 5 orang; f. Status pensiun berjumlah 3 orang.
Tabel B.5 Pemetaan Jabatan Fungsional menurut Status
1. Peneliti 36 2 4 0 2 0
2. Perekayasa 11 0 3 1 1 3
3. Teklitkayasa 7 0 1 0 0 0
4. Perencana 0 0 1 0 1 0
5. Pedal 1 0 1 0 1 0
6. Humas 2 0 0 0 0 0
7. Pustakawan 2 0 0 0 0 0
8. Arsiparis 2 0 0 0 0 0
61 2 10 1 5 3
TOTALSumber : Bidang SDK, 2012
JUMLAH
No JAFUNG Aktif (Orang)
Proses Berhenti
Sementara (Orang)
Berhenti Sementara
(Orang)
82
Proses Berhenti (Orang)
Berhenti (Orang)
Pensiun (Orang)
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
14
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Peneliti Perekayasa Teklitkayasa Perencana Pedal Humas Pustakawan Arsiparis
KONDISI JABATAN FUNGSIONAL PUSJATAN
Aktif (Orang) Proses Berhenti Sementara (Orang) Berhenti Sementara (Orang)Proses Berhenti (Orang) Berhenti (Orang) Pensiun (Orang)
Gambar B.2 Kondisi Jabatan Fungsional menurut Status
3. Pemetaan jabatan fungsional tertentu menurut usia
Jumlah pejabat fungsional tertentu menurut usia, terdiri dari : a. Usia 20-29 tahun berjumlah 1 orang; b. Usia 30-40 tahun berjumlah 19 orang; c. Usia 41-50 tahun berjumlah 31 orang; d. Usia 51-55 tahun berjumlah 9 orang; e. Usia 56-60 tahun berjumlah 13 orang; f. Usia > 60 tahun berjumlah 9 orang. Tabel B.6 Pemetaan Jabatan Fungsional menurut Usia
20-29 30-40 41-50 51-55 56-60 > 60 JUMLAHPeneliti 0 15 12 2 6 9 44Perekayasa 1 3 8 2 5 0 19Teklitkayasa 0 0 2 5 1 0 8Perencana 0 0 2 0 0 0 2Pedal 0 0 3 0 0 0 3Humas 0 0 2 0 0 0 2Pustakawan 0 1 0 0 1 0 2Arsiparis 0 0 2 0 0 0 2
TOTAL 82Sumber : Bidang SDK, 2012
USIAJAFUNG
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
15
0
2
4
6
8
10
12
14
16
JABATAN FUNGSIONAL PUSJATAN BERDASARKAN USIA
USIA 20-29
USIA 30-40
USIA 41-50
USIA 51-55
USIA 56-60
USIA > 60
Gambar B.3 Pemetaan Jabatan Fungsional menurut Usia
4. Pemetaan jabatan fungsional tertentu menurut jenjang
Tabel B.7 Pemetaan Jabatan Fungsional menurut Jenjang
Utama Madya Muda Pertama Penyelia Pelaksana Pelaksana Lanjutan
1 Peneliti 8 15 7 14 0 0 02 Perekayasa 0 9 5 5 0 0 03 Teklitkayasa 0 0 0 0 3 1 44 Perencana 0 0 1 1 0 0 05 Pedal 0 0 3 0 0 0 06 Humas 0 0 2 0 0 0 07 Pustakawan 0 1 0 1 0 0 08 Arsiparis 0 0 0 0 1 1
8 25 18 21 4 1 5
Sumber : Bidang SDK, 2012
No. Jabatan
82
Jenjang
Jabatan fungsional tertentu menurut jenjangnya hanya peneliti dan teklitkayasa yang memiliki jenjang yang lengkap artinya dari jenjang pertama sampai ke jenjang tertinggi ada/tersedia, sedangkan untuk perekayasa, perencana, pedal, humas maupun pustakawan jenjang jabatannya belum sepenuhnya terisi/tersedia. Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi Pimpinan Pusjatan untuk mendorong para pejabat fungsional tertentu agar lebih proaktif dan mengembangkan jenjang kariernya, sehingga diharapkan akan mampu memenuhi tantangan kedepan yang dihadapi oleh Pusjatan
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
16
dalam mengembangkan dan meningkatkan daya saing organisasi/ lembaganya.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Peneliti Perekayasa Teklitkayasa Perencana Pedal Humas Pustakawan Arsiparis
JABATAN FUNGSIONAL BERDASARKAN JENJANG
Utama Madya Muda Pertama Penyelia Pelaksana Pelaksana Lanjutan
Gambar B.4 Pemetaan Jabatan Fungsional menurut Jenjang
5. Pemetaan jabatan fungsional tertentu menurut jenis kelamin
Tabel B.8 Pemetaan Jabatan Fungsional menurut Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Peneliti 33 112 Perekayasa 16 33 Teklitkayasa 6 24 Perencana 2 05 Pedal 3 06 Humas 0 27 Pustakawan 0 28 Arsiparis 0 2
60 22
Sumber : Bidang SDK, 2012
No. JabatanJenis Kelamin
82Jumlah
Jumlah Total
Jumlah pejabat fungsional tertentu menurut jenis kelamin masih didominasi oleh laki-laki (73%) dan perempuan (27%), jika mengacu pada program pemerintah dalam kesetaraan gender, maka sudah selayaknya jika SDM perempuan dilingkungan Pusjatan untuk didorong dalam mengembangkan kariernya pada jabatan fungsional tertentu, sehingga diharapkan akan bisa memenuhi kebutuhan Pusjatan akan pejabat fungsional tertentu dimasa yang akan datang.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
17
0
5
10
15
20
25
30
35
Peneliti Perekayasa Teklitkayasa Perencana Pedal Humas Pustakawan Arsiparis
JABATAN FUNGSIONAL BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan
Gambar B.5 Pemetaan Jabatan Fungsional menurut Jenis Kelamin
Dalam rangka mencapai tujuan nasional dan peningkatan kualitas infrastruktur bidang Pekerjaan Umum, dibutuhkan adanya Pegawai Negeri Sipil dengan mutu profesionalisme yang memadai, berdaya guna dan berhasil guna di dalam melaksanakan tugas bidang infrastruktur pekerjaan umum dan pembangunan khususnya bidang infrastruktur jalan dan jembatan.
Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil dimaksud tersebut, Pegawai Negeri Sipil perlu dibina dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja yaitu salah satunya dengan jabatan fungsional.
Jabatan merupakan unit dasar dari struktur organisasi yang membangun organisasi. Semua jabatan harus dikombinasikan untuk mencapai tujuan, sehingga jabatan harus berhubungan dengan individu (employee) dan organisasi sebagai pemilik (employer). Dari sinilah jabatan bisa disebut sebagai kumpulan tanggungjawab / aktifitas untuk menghasilkan sesuatu.
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Berdasarkan hasil pemetaan jabatan fungsional tertentu dilingkungan Pusjatan, dapat diperoleh suatu gambaran bahwa perlu diupayakan terumuskannya kebijakan pengembangan pejabat fungsional tertentu dimasing-masing unit kerja dilingkungan Pusjatan agar mampu mendorong pertumbuhan profesionalisme PNS yang pada akhirnya akan mampu membangun organisasi. Seperti halnya di Balai Jembatan dan Bagunan Pelengkap Jalan, dimana pejabat fungsional peneliti relatif masih kurang, terlebih lagi jika dilihat dari jenjangnya yang tersedia peneliti pertama dan peneliti muda.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
18
Demikian halnya untuk jabatan fungsional teknisi litkayasa di Balai Jembatan dan Bagunan Pelengkap Jalan belum ada/tersedia (masih dalam taraf pengusulan), dimana tenaga fungsional teknisi litkayasa tersebut sangat dibutuhkan kaitannya dengan upaya pengembangan pelaksanaan kegiatan percobaan, survei, kegiatan rancang bangun/perekayasaan, jasa teknis, pemeliharaan alat dan fasilitas, pemasyarakatan hasil penelitian dan perekayasaan serta pemrosesan hasil penelitian dan perekayasaan.
Selain itu juga jabatan fungsional tertentu peneliti dan perekayasa juga idealnya ada di bidang proker, standar dan desiminasi, serta bidang SDK, guna menunjang perumusan program dan kebijakan penelitian dan rancang bangun bidang jalan dan jembatan.
B. 2.2.2 Pemetaan Jabatan Fungsional Umum per Unit Organisasi
Dilingkungan Pusjatan
A. Bagian Tata Usaha
Sesuai dengan tugas dan fungsi bagian tatausaha yaitu melaksanakan urusan keuangan dan pengelolaan penerimaan Negara bukan pajak, ketatausahaan, kerumahtanggaan dan pengelolaan barang milik Negara di lingkungan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan. Maka didalam melaksanakan dan menjalankan tugas dan fungsinya bagian tata usaha didukung oleh pegawai fungsional yang terdiri dari : 1. Pejabat fungsional tertentu berjumlah 4 orang, yaitu :
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah (Orang)
1 Perekayasa Madya 1 2 Pengendalian Dampak Lingkungan (Pedal)
Muda 1
3 Pranata Humas Muda 2 Jumlah 4
Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Umum
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
19
2. Pejabat fungsional umum berjumlah 47 orang yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah (Orang)
1 Pengadministrasi umum 10 2 Pengatur sarana kantor 9 3 Sekretaris 1 4 Pramubakti 1 5 Pengolah PNBP 3 6 Bendahara 2 7 Pengadministrasi keuangan 21
Jumlah 47
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
20
Berdasarkan analisa beban kerja (ABK) Bagian Tata Usaha, rincian jabatan fungsional umum adalah sebagai berikut : 1. Sub Bagian Umum, meliputi :
Keb. Pegawai Jumlah(Orang) Eksisting
1 Petugas penyiapan bahan pembinaaan ketata-usahaan
5,040 1,250 4 4 0
2 Pelaksana kerumahtanggaan 9,296 1,250 8 7 -13 Pengelola pengarsipan dan dokumentasi 2,271 1,250 2 2 04 Pengelola barang milik negara 3,912 1,250 3 3 05 Pengelola kendaraan 6,263 1,250 5 4 -16 Pelaksana keamanan kantor 26,820 1,250 21 1 -20
43 21 -22
No Pelaksanaan Tugas
Jumlah
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
2. Sub Bagian Keuangan, meliputi :
Keb. Pegawai Jumlah(Orang) Eksisting
1 Petugas pembukuan pembuat daftar gaji 4,363 1,250 4 3 -1
2 Petugas pembukuan bendahara pengeluaran 11,896 1,250 10 4 -6
3 Pengelola PNBP dan bendahara penerimaan 3,960 1,250 4 3 -1
4 Petugas pembukuan gudang umum 4,453 1,250 4 4 05 Penyiap laporan keuangan (unit akuntansi
kuasa pengguna anggaran) 4,684 1,250 4 4 0
6 Petugas pembukuan penguji SPP dan penerbitSPM
10,231 1,250 9 8 -1
35 26 -9
NoPelaksanaan Tugas
Jumlah
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
21
Dari hasil analisa beban kerja (ABK) yang telah disusun tergambarkan bahwa kebutuhan pegawai untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Bagian Tata Usaha adalah 78 orang yang terdiri dari : 1. Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan, keamanan serta
administrasi umum kebutuhan pegawai 43 orang (diluar keamanan 22 orang).
2. Pengelolaan keuangan dan pengelolaan penerimaan Negara bukan pajak serta pembukuan kebutuhan pegawai 35 orang.
Berdasarkan hasil pemetaan pegawai fungsional di lingkungan Bagian Tata Usaha pegawai yang tersedia saat ini berjumlah 46 orang (diluar keamanan), sedangkan berdasarkan ABK Bagian Tata Usaha membutuhkan pegawai 56 orang (diluar pelaksana keamanan kantor), sehingga masih kekurangan pegawai 10 orang. Kondisi ini tergambarkan bahwa untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan tupoksi Bagian Tata Usaha masih kekurangan pegawai 10 orang, yaitu : 1. Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan, serta
administrasi umum kekurangan pegawai 1 orang. 2. Pengelolaan keuangan dan pengelolaan penerimaan negara bukan
pajak serta pembukuan kekurangan pegawai 9 orang. Mengacu pada ABK yang telah disusun tahapan pelaksanaan
tugas pengelola kendaraan membutuhkan 5 orang pegawai, sedangkan ketersediaan pegawai yang memiliki tugas sebagai pengelola kendaraan berjumlah 4 orang, sehingga perlu ada penambahan 1 orang tugas pengelola kendaraan. Hal ini didasarkan pada perhitungan pembebanan kerja pemeliharaan kendaraan dan pelayanan transportasi pegawai membutuhkan isi kerja pertahun membutuhkan 6262,5 jam kerja, dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 5 orang.
Untuk kekurangan pegawai lainnya adalah di sub bagian keuangan dalam melaksanakan tugas pembukuan pembuat daftar gaji kekurangan 1 orang (beban kerja pertahun = 4.362,8 jam kerja dapat dilaksanakan oleh 4 orang dan yang tersedia 3 orang). Melaksanakan tugas pembukuan bendahara pengeluaran kekurangan 6 orang pegawai (beban kerja pertahun = 11.896 jam kerja dapat dilaksanakan oleh 10 orang pegawai dan yang tersedia 4 pegawai). Melaksanakan tugas pengelola PNBP dan bendahara penerimaan kekurangan pegawai 1 orang (beban kerja pertahun = 3.960 jam kerja dapat dilaksanakan oleh pegawai 4 orang yang tersedia 3 orang), serta melaksanakan tugas pembukuan penguji SPP dan penerbit SPM kekurangan 1 orang pegawai (beban kerja pertahun = 10.231,33 jam kerja dapat dilaksanakan oleh 9 orang pegawai dan yang tersedia hanya 8 orang pegawai).
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
22
Secara umum yang menjadi penyebab terjadinya kekurangan pegawai di bagian tata usaha adalah adanya pengembangan dan penjabaran tugas baik di Sub Bagian Keuangan yaitu adanya penjabaran urusan/tugas pembukuan. Sedangkan di Sub Bagian Umum yaitu penambahan urusan/tugas pelaksana keamanan kantor. Untuk mengetahui hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan pegawai antara pembebanan kerja yang saat ini berjalan dibandingkan dengan pembebanan kerja hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian
Jumlah Eksisting (Orang)
Kebutuhan menurut ABK
(Orang) Umum Keuangan Umum Keuangan
Jumlah 21 26 43 35 Kekurangan/ Kelebihan
-22 -9
*) Keterangan untuk sub bag. umum kekurangan SDM adalah untuk tenaga pelaksana keamanan sebanyak 21 orang.
B. Bidang Program dan Kerjasama
Secara umum Bidang Program dan Kerjasama memiliki tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan rencana strategis program dan anggaran kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemantauan, evaluasi, pelaporan, akuntabilitas kinerja, serta pengembangan kerja sama.
Hasil pemetaan eksisting jabatan fungsional di bidang program
dan kerjasama, terdiri dari : 1. Pejabat fungsional tertentu berjumlah 4 orang yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah (Orang)
1 Peneliti pertama 2 2 Perekayasa madya 1 3 Arsiparis penyelia 1
Jumlah 4
Kepala Bidang Program dan Kerjasama
Kepala Sub Bidang Program dan Evaluasi
Kepala Sub Bidang Pengembangan Kerja sama
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
23
2. Pejabat fungsional umum berjumlah 12 orang dengan catatan bahwa 1 orang rangkap jabatan fungsional dengan jabatan fungsional tertentu, terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah (Orang)
1 Penyusun rencana progam dan anggaran 2 2 Penyusun monev 2 3 Penyusun bahan laporan kinerja hasil
Litbangrap IPTEK 4
4 Pengadministrasi umum 3 5 Pengemudi 1
Jumlah 12
Berdasarkan analisa beban kerja (ABK) Bidang Program dan Kerjasama, rincian jabatan fungsional umum adalah sebagai berikut :
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
24
1. Sub Bidang Program dan Evaluasi Keb. Pegawai Jumlah
(Orang) Eksisting1 Penyusun program dan anggaran 8,578 1,250 7 2 -52 Penyusun evaluasi dan pelaporan 5,785 1,250 5 2 -3
12 4 -8
No Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
2. Sub Bidang Pengembangan Kerjasama
Keb.Pegawai Jumlah(Orang) Eksisting
1 Penghimpun bahan kerjasama dalam negeri 1,069 1,250 1 1 02 Penghimpun bahan kerjasama internasional 1,091 1,250 1 1 03 Petugas administrasi dan urusan keuangan
pengembangan kerjasama 2,003 1,250 2 2 0
4 Penanggung jawab kesekretariatan kolokium,workshop, seminar (nasional daninternasional)
2,501 1,250 2 2 0
5 Informasi dan Teknologi 3,227 1,250 3 1 -29 7 -2
No Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
25
Dari hasil analisa beban kerja (ABK) yang telah disusun tergambarkan bahwa kebutuhan pegawai untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Bidang Program dan Kerjasama adalah 21 orang yang terdiri dari : 1. Penyusunan rencana strategis program dan anggaran kegiatan
penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemantauan, evaluasi, pelaporan, akuntabilitas kinerja kebutuhan pegawai 12 orang.
2. Pengembangan kerjasama kebutuhan pegawai 9 orang. Berdasarkan hasil pemetaan pegawai fungsional dilingkungan
Bidang Program dan Kerjasama yang tersedia saat ini (diluar pengemudi) berjumlah 11 orang, sedangkan berdasarkan ABK Bidang Program dan Kerjasama membutuhkan pegawai 21 orang, sehingga masih kekurangan pegawai 10 orang, yaitu : 1. Penyusunan rencana strategis program dan anggaran kegiatan
penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemantauan, evaluasi, pelaporan, akuntabilitas kinerja kekurangan pegawai 8 orang.
2. Pengembangan kerjasama kekurangan pegawai 2 orang. Mengacu pada ABK yang telah disusun terlihat bahwa untuk
pelaksanaan tugas penyusunan program dan anggaran membutuhkan pegawai sebanyak 7 orang, dimana dijabarkan beban kerja pelaksanaan tugas penyusunan program kerja dan anggaran, meliputi : 1. Menelaah dokumen rencana pembangunan, agar dapat menjadi
masukan dalam menyusun Rencana Strategis; 2. Menyusun Rencana Strategis Unit Eselon II, sebagai pedoman
dalam menyusun Renja; 3. Melaksanakan review dan/atau revisi Rencana Strategis Unit
Eselon II, agar sesuai dengan konteks perubahan eksternal (peraturan dan sasaran strategis) dan internal (kegiatan litbang);
4. Menyusun Rencana Kerja Tahunan, sebagai rujukan bagi penyusunan RKA Tahunan;
5. Memproses usulan kegiatan tahunan (RKA Tahunan) yang dipedomani oleh Renstra Unit ESelon III, secara tepat waktu dan sesuai dengan prosedur dan pedoman yang berlaku;
6. Menyusun DIPA, agar dapat menjadi rujukan dalam pelaksanaan anggaran;
7. Menyusun Penetapan Kinerja (PK) yang diselaraskan dengan prosedur dan pedoman yang berlaku dan didasari oleh dokumen program dan anggaran yang telah disahkan;
8. Memproses revisi anggaran, yang didasarkan atas kebutuhan pelaksana kegiatan, secara tepat waktu yang didasarkan atas peraturan yang berlaku;
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
26
9. Memproses inputing ADK RKA KL, sebagai bahan untuk menyusun dokumen RKA KL;
10. Menyelenggarakan penyusunan Program Dokumen/Roadmap Teknologi, sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dalam menyusun rencana kerja dan anggaran maupun rencana strategis, termasuk amandemen Program Dokumen.
Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 8.578 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 7 orang.
Sedangkan dalam pelaksanaan tugas evaluasi dan pelaporan membutuhkan pegawai 5 orang, dimana beban kerja mencakup : 1. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) yang merujuk kepada Penetapan Kinerja Tahunan, agar disusun secara tepat waktu dan sesuai dengan pedoman yang berlaku;
2. Memproses laporan monitoring dan evaluasi secara berkala, sehingga dapat mengendalikan dan melaporkan pelaksanaan anggaran kepada pimpinan;
3. Menyusun bahan Rapat Koordinasi Berkala, sehingga dapat menjadi input dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan;
4. Melaksanakan uji petik, agar dapat diketahui kendala pelaksanaan kegiatan di lapangan;
5. Menyelenggarakan pelaporan kegiatan penelitian dan pengembangan;
6. Melaksanakan evaluasi tahunan. Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 5.785 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 5 orang.
Untuk pelaksanaan tugas pengembangan kerjasama yang mencakup : 1. Membuat ToR Kerjasama dalam Negeri; 2. Membuat RAB Kerjasama; 3. Membuat surat kerjasama dalam negeri dan luar negeri; 4. Membuat MoU; 5. Melakukan penjajakan atau diskusi kerjasama dalam Negeri dan
Luar Negeri dalam mendukung pengembangan teknologi jalan dan Jembatan;
6. Fasilitasi pengembangan kerjasama penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK dalam dan luar negeri;
7. Mengembangkan kerjasama penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK dalam dan luar negeri;
8. Membuat Pelaporan Administrasi; 9. Menyusun laporan kegiatan kerjasama.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
27
Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 13.688,5 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 11 orang. Untuk mengetahui hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan pegawai antara pembebanan kerja yang saat ini berjalan dibandingkan dengan pembebanan kerja hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian
Jumlah Eksisting (Orang)
Kebutuhan menurut ABK (Orang)
Program & Evaluasi
Pengembangan Kerjasama
Program & Evaluasi
Pengembangan Kerjasama
Jumlah 4 7 12 11 Kekurangan/ Kelebihan
-8 -4
*) Keterangan untuk jumlah SDM sub bid. Pengembangan kerjasama diluar jumlah pengemudi yaitu 1 orang.
C. Bidang Standar dan Diseminasi
Bidang standar dan desiminasi mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan perumusan dan evaluasi standar, pedoman, dan manual, diseminasi, advis teknis, fasilitasi mitigasi dan adaptasi dampak lingkungan, serta layanan informasi.
Hasil pemetaan eksisting jabatan fungsional di bidang dtandar
dan desiminasi, terdiri dari :
1. Pejabat fungsional tertentu berjumlah 4 orang yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah (Orang)
1 Peneliti madya 1 2.a. Perekayasa pertama 1
b. Perekayasa madya 2 Jumlah 4
Kepala Bidang Standar dan Diseminasi
Kepala Sub Bidang Standar
Kepala Sub Bidang Diseminasi
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
28
2. Pejabat fungsional umum berjumlah 9 orang, terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah (Orang)
1 Penyusun monev 3 2 Penyiapan bahan dan pemasyarakatan hasil
Litbang & SPM 2
3 Pengolah layanan SPM 2 4 Pelaksana pengadministrasi umum 2
Jumlah 9
Dari hasil analisa beban kerja (ABK) yang telah disusun tergambarkan bahwa kebutuhan pegawai untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Bidang Standar dan Diseminasi adalah 18 orang yang terdiri dari : 1. Penyiapan bahan perumusan dan evaluasi standar, pedoman dan
manual serta koordinasi mitigasi dan adaptasi dampak lingkungan kebutuhan pegawai 10 orang.
2. Penyiapan bahan pemasyarakatan hasil Litbang, standar, pedoman dan manual, serta layanan teknis komunikasi dan informasi publik kebutuhan pegawai 8 orang.
Menurut hasil pemetaan pegawai fungsional umum dilingkungan Bidang Standar dan Diseminasi yang tersedia saat ini berjumlah 9 orang, sedangkan berdasarkan ABK Bidang Standar dan Desiminasi membutuhkan pegawai 18 orang, sehingga masih kekurangan pegawai 9 orang, yaitu : 1. Penyiapan bahan perumusan dan evaluasi standar, pedoman dan
manual serta koordinasi mitigasi dan adaptasi dampak lingkungan kekurangan pegawai 5 orang.
2. Penyiapan bahan pemasyarakatan hasil Litbang, standar, pedoman dan manual, serta layanan teknis komunikasi dan informasi publik kekurangan pegawai 4 orang.
Berdasarkan analisa beban kerja (ABK) bidang standar dan desiminasi, rincian jabatan fungsional umum adalah sebagai berikut :
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
29
1. Sub Bidang Standar Keb. Pegawai Jumlah
(Orang) Eksisting1 Pelaksana perumusan Standar, Pedoman dan
Manual 3,244 1250 3 2 -1
2 Pelaksana Editor 4,018 1250 3 0 -33 Pelaksana Administrasi 4,472 1250 4 2 -2
10 4 -6Jumlah
Kelebihan/ KekuranganNo Jabatan Fungsional Umum
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
2. Sub Bidang Desiminasi Keb. Pegawai Jumlah
(Orang) Eksisting1 Pelaksana advis dan pendampingan teknis 980 1,250 1 1 02 Pelaksana bimbingan teknis untuk teknisi
laboratorium daerah 1,003 1,250 1 1 0
3 Pelaksana bimbingan teknis untukpelaksanaan dan pengawasan
1,003 1,250 1 1 0
4 Pelaksana bimbingan teknis untukpenerapan SPM di daerah
1,108 1,250 1 2 1
5 Pelaksana informasi publik 925 1,250 1 0 -16 Pelaksana jurnal bidang jalan dan jembatan 1,421 1,250 1 0 -17 Pelaksana simpul layanan litbang bidang jalan
dan Jembatan 1,436 1,250 1 0 -1
8 Costumer service 999 1,250 1 0 -18 5 -3
No Jabatan Fungsional UmumKelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
Jumlah
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
30
Mengacu pada ABK yang telah disusun terlihat bahwa untuk pelaksanaan tugas sub bidang standar, mencakup : 1. Melakukan penyiapan TOR dan ROK dalam kegiatan persiapan
kegiatan perumusan Standar , pedoman dan manual; 2. Merekapitulasi jadwal kegiatan,daftar konseptor dan daftar
narasumber; 3. Koordinasi dengan Panitia Teknis,BSN dan Instansi Terkait; 4. Melaksanakan kegiatan rapat SPM; 5. Menyusun Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan
Akhir; 6. Menyiapkan naskah kegiatan rapat Internal; 7. Penyiapan Naskah Rapat Teknis; 8. Mempersiapkan naskah rapat konsensus; 9. Mempersiapkan naskah rapat teknis; 10. Menyusun Naskah Standar untuk Finalisasi Pengesahan SNI; 11. Merekapitulasi jadwal kegiatan, daftar konseptor dan daftar
narasumber; 12. Melaksanakan kegiatan rapat Internal; 13. Melaksanakan kegiatan rapat Teknis; 14. Mempersiapkan pelaksanaan rapat konsensus; 15. Mempersiapkan rapat teknis 16. Menyusun Naskah Standar untuk Finalisasi Pengesahan SNI. Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 11.734,17 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 10 orang.
Sedangkan untuk pelaksanaan tugas sub bidang desiminasi, mencakup : 1. Persiapan, Pengumpulan Data, Koordinasi Internal dan Survey
Pendahuluan dan Penentuan Skala Prioritas; 2. Penyusunan laporan pendahuluan, koordinasi eksternal,
penyusunan laporan antara, pelaksanaan, penyusunan laporan akhir;
3. Koordinasi Internal dan Penyebarluasan Informasi Bintek untuk Teknisi Laboratorium Daerah;
4. Penyusunan laporan pendahuluan, pelaksanaan, penyusunan laporan antara, penyusunan laporan akhir;
5. Koordinasi Internal dan Penyebarluasan Informasi Bintek Pelaksanaan dan Pengawasan;
6. Penyusunan laporan pendahuluan, pelaksanaan, penyusunan laporan antara, penyusunan laporan akhir;
7. Koordinasi Internal dan Koordinasi Eksternal Bintek untuk penerapan SPM di daerah;
8. Penyusunan laporan pendahuluan, pelaksanaan, penyusunan laporan antara, penyusunan laporan akhir;
9. Koordinasi Internal dan Penyebarluasan Informasi Publik;
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
31
10. Penyusunan laporan pendahuluan, pelaksanaan, penyusunan laporan antara, penyusunan laporan akhir;
11. Persiapan, Pengumpulan Naskah Jurnal Litbang; 12. Penyuntingan naskah oleh Dewan Redaksi dan Mitra Bestari; 13. Perbaikan Naskah oleh Penulis; 14. Pencetakan dan pendistribusian; 15. Pelaporan; 16. Koordinasi Internal dan eksternal pelaksana simpul layanan
Litbang bidang Jalan dan Jembatan 17. Penyusunan laporan pendahuluan, pelaksanaan, penyusunan
laporan antara, penyusunan laporan akhir; 18. Pelaksanaan customer service; 19. Pelaporan. Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 8.874,39 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 8 orang.
Untuk mengetahui hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan pegawai antara pembebanan kerja yang saat ini berjalan dibandingkan dengan pembebanan kerja hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian Jumlah Eksisting
(Orang) Kebutuhan menurut ABK
(Orang) Standar Desiminasi Standar Desiminasi
Jumlah 5 4 10 8 Kekurangan/ Kelebihan
-5 -4
D. Bidang Sumber Daya Kelitbangan
Bidang sumber daya kelitbangan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan administrasi kepegawaian, pengembangan sumber daya manusia dan sarana kelitbangan, perpustakaan serta fasilitasi Hak atas Kekayaan Intelektual.
Kepala Bidang Sumber Daya Kelitbangan
Kepala Sub Bidang Sumber Daya Manusia
Kepala Sub Bidang Sarana Kelitbangan
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
32
Hasil pemetaan eksisting jabatan fungsional di bidang sumber daya kelitbangan, terdiri dari :
1. Pejabat fungsional tertentu berjumlah 5 orang yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah (Orang)
1 Perekayasa muda 1 2 Perencana muda 1
3.a. Pustakawan pertama 1 b. Pustakawan madya 1
4 Arsiparis pelaksana 1 Jumlah 5
2. Pejabat fungsional umum berjumlah 9 orang dengan catatan bahwa 1 orang rangkap jabatan fungsional dengan jabatan fungsional tertentu, terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah (Orang)
1 Pengadministrasi kepegawaian 2 2 Penelaan kinerja pegawai 2 3 Penyusun rencana sarana kelitbangan 2 4 Pengadministrasi umum 1 5 Pengelola perpustakaan 2
Jumlah 9
Berdasarkan analisa beban kerja (ABK) bidang sumber daya kelitbangan, rincian jabatan fungsional umum adalah sebagai berikut :
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
33
1. Sub Bidang Sumber Daya Manusia Keb. Pegawai Jumlah
(Orang) Eksisting1 Pemroses Tata Usaha Kepegawaian 5,388 1,250 4 2 -22 Pemroses Jabatan Fungsional 3,278 1,250 3 1 -23 Pelaksana Pengembangan dan Kompetensi
dan Karir SDM 2,717 1,250 2 1 -1
4 Pengadministrasi Kepegawaian Umum 3,217 1,250 3 1 -212 5 -7
No Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
2. Sub Bidang Sumber Daya Sarana Kelitbangan
Keb. Pegawai Jumlah(Orang) Eksisting
1 Perencana dan pemograman sarana 900 1,250 1 1 0
2 Pelaksana pengembangan sarana kelitbangan 1,521 1,250 1 1 0
3 Pelaksana administrasi sarana kelitbangan 91 1,250 0 0 04 Pengelola Perpustakaan 4,243 1,250 3 2 -15 Pelaksana fasilitas HAKI 118 1,250 0 0 06 Pelaksana sistem manajemen mutu dan
ortala 5,971 1,250 5 0 -5
7 Petugas operator alat besar 106 1,250 0 0 0 10 4 -6
No Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
34
Dari hasil analisa beban kerja (ABK) yang telah disusun tergambarkan bahwa kebutuhan pegawai untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Bidang Sumber Daya Kelitbangan adalah 22 orang yang terdiri dari : 1. Penyiapan bahan rencana kebutuhan, pengembangan kompetensi
dan karir sumber daya manusia kebutuhan pegawai berjumlah 12 orang.
2. Penyiapan bahan perencanaan, pemrograman, investasi, pengembangan dan dukungan administrasi sarana kelitbangan, perpustakaan, fasilitas HAKI, serta penyelenggaraan sistem manajemen mutu, organisasi dan tata laksana kebutuhan pegawai berjumlah 10 orang.
Berdasarkan hasil pemetaan pegawai fungsional umum dilingkungan Bidang Sumber Daya Kelitbangan yang tersedia saat ini berjumlah 9 orang, sedangkan berdasarkan ABK Bidang Sumber Daya Kelitbangan membutuhkan pegawai 22 orang, sehingga masih kekurangan pegawai 13 orang, yaitu : 1. Penyiapan bahan rencana kebutuhan, pengembangan kompetensi
dan karir sumber daya manusia kekurangan pegawai berjumlah 7 orang.
2. Penyiapan bahan perencanaan, pemrograman, investasi, pengembangan dan dukungan administrasi sarana kelitbangan, perpustakaan, fasilitas HAKI, serta penyelenggaraan sistem manajemen mutu, organisasi dan tata laksana kekurangan pegawai berjumlah 6 orang.
Mengacu pada ABK yang telah disusun terlihat bahwa untuk pelaksanaan tugas sub bidang SDM, mencakup : 1. Pemrosesan tata usaha kepegawaian; 2. Melakukan analisa jabatan, analisa beban kerja, penyusunan
rencana kebutuhan pegawai, penyusunan program pengembangan kompetensi SDM dan evaluasi program pengembangan kompetensi pegawai sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam rangka pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM;
3. Melaksanakan pengembangan kompetensi dan karir sumber daya manusia;
4. Melakukan penyiapan bahan rencana kebutuhan pengembangan kompetensi dan karir sumber daya manusia serta pelaksanaan administrasi kepegawaian struktural dan fungsional.
Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 14.600 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 12 orang.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
35
Sedangkan beban kerja/pelaksanaan tugas sub bidang sarana kelitbangan, mencakup : 1. Perencanaan dan pemograman investasi; 2. Pelaksana kegiatan sarana; 3. Administrasi sarana kelitbangan; 4. Menjaga agar koleksi perpustakaan terawat dan mencegah
kerusakan lebih lanjut; 5. Fasilitas Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI); 6. Pengembangan sarana kelitbangan, penyelenggaraan penyusunan
program Sistem Integrasi Pusjatan; 7. Inventarisasi alat besar (ALBES). Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 12.950 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 10 orang.
Untuk mengetahui hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan pegawai antara pembebanan kerja yang saat ini berjalan dibandingkan dengan pembebanan kerja hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian
Jumlah Eksisting (Orang)
Kebutuhan menurut ABK (Orang)
SDM Sumber Daya Kelitbangan
SDM Sumber Daya Kelitbangan
Jumlah 5 4 12 10 Kekurangan/ Kelebihan
-7 -6
E. Balai Bahan dan Perkerasan Jalan
Tugas Balai Bahan dan Perkerasan Jalan adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang Bahan dan perkerasan jalan. Dimana fungsi yang diemban meliputi ; penyusunan program, pelaksanaan penelitian, pelaksanaan pengembangan, pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi, pelaksanaan pelayanan teknis meliputi pengujian dan pengkajian, pelaksanaan alih teknologi, penyiapan standar, pedoman dan manual, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi, dan evaluasi dan pelaporan.
Hasil pemetaan jabatan fungsional di Balai Bahan dan Perkerasan Jalan, adalah sebagai berikut :
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
36
1. Pejabat fungsional tertentu berjumlah 25 orang, yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah (Orang)
1 Peneliti 16 2 Perekayasa 5 3 Teknisi Litkayasa 3 4 Pedal 1
Jumlah 25
2. Pejabatan fungsional umum berjumlah 41 orang dengan catatan
bahwa 1 orang rangkap jabatan fungsional dengan jabatan
fungsional tertentu, yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah (Orang)
1 Penyusun rencana program dan anggaran 4 2 Penyiapa SPM 2 3 Penyusun monev 8 4 Fasilitator perekayasaan, pengujian dan
pengkajian 13
5 Fasilitator difusi dan alih teknologi 1 6 Pelaksana penyelenggara laboratorium 1 7 Pengadministrasi umum 9 8 Pengemudi 3
Jumlah 41
Berdasarkan analisa beban kerja (ABK) balai bahan perkerasan jalan, rincian jabatan fungsional umum adalah sebagai berikut :
Kepala Balai Bahan dan Perkerasan Jalan
Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan
Kepala Seksi Penerapan dan Pelayanan
Kelompok Jabatan Fungsional
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
37
1. Seksi Penelitian dan Pengembangan Keb. Pegawai Jumlah
(Orang) Eksisting1 Penyusun program penelitian dan
pengembangan 2,250 1,250 2 2 0
2 Penyiap standar, pedoman dan manual 3,299 1,250 3 2 -13 Pelaksana evaluasi dan pelaporan 12,547 1,250 10 8 -2
15 12 -3
No Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
2. Seksi Penerapan dan Pelayanan
Jumlah Jumlah(Orang) Eksisting
1 Penyusun Program 871 1,250 1 2 12 Pelaksana Penerapan Teknologi 1,252 1,250 2 7 53 Pelaksana Pelayanan Teknis 714 1,250 1 6 54 Pelaksana Alih Teknologi 1,366 1,250 2 1 -15 Penyelenggara Laboratorium 1,709 1,250 2 1 -16 Pelaksana Sertifikasi 722 1,250 1 0 -17 Pelaksana Evaluasi dan Pelaporan 2,179 1,250 2 0 -28 Pelaksana Administrasi dan Pengelola Rumah
Tangga 2,275 1,250 2 9 7
13 26 13
Kelebihan/ KekuranganNo Jabatan Fungsional Umum Beban Kerja/Th
(Jam) Jam Kerja/Th
Jumlah
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
38
Dari hasil analisa beban kerja (ABK) yang telah disusun tergambarkan bahwa kebutuhan pegawai untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Balai Bahan Perkerasan Jalan adalah 28 orang yang terdiri dari : 1. Penyiapan program penelitian, pengembangan, penyiapan standar,
pedoman, dan manual serta evaluasi dan pelaporan kebutuhan pegawai 15 orang.
2. Pelaksanaan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi kebutuhan pegawai 13 orang.
Menurut hasil pemetaan pegawai fungsional umum dilingkungan Balai Bahan Perkerasan Jalan yang tersedia saat ini berjumlah 38 orang diluar pengemudi, sedangkan berdasarkan ABK Balai Bahan Perkerasan Jalan membutuhkan pegawai 28 orang, sehingga terdapat kelebihan pegawai 10 orang, yaitu : 1. Penyiapan program penelitian, pengembangan, penyiapan standar,
pedoman, dan manual serta evaluasi dan pelaporan kekurangan pegawai 3 orang.
2. Pelaksanaan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi kelebihan pegawai 13 orang.
Mengacu pada ABK yang telah disusun terlihat bahwa untuk pelaksanaan tugas sub bidang Litbang, mencakup : 1. Pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi; 2. Penyiapan Standar, Pedoman dan Manual; 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan. Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 18.095,4 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 15 orang.
Sedangkan pelaksanaan tugas sub bidang penerapan dan pelayanan, mencakup : 1. Pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi 2. Pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi bidang bahan dan
perkerasan jalan 3. Pelaksanaan kegiatan pelayanan teknis bidang bahan dan
perkerasan jalan 4. Pelaksanaan alih teknologi bidang bahan dan perkerasan jalan 5. Penyelenggara Laboratorium 6. Pelaksana Serifikasi 7. Pelaksana Evaluasi dan Pelaporan 8. Pelaksana Administrasi dan Pengelola Rumah Tangga Dimana kebutuhan jam kerja pertahun 11.088,25 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 13 orang.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
39
Untuk mengetahui hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan pegawai antara pembebanan kerja yang saat ini berjalan dibandingkan dengan pembebanan kerja hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian
Jumlah Eksisting (Orang)
Kebutuhan menurut ABK (Orang)
Litbang Penerapan & Pelayanan
Litbang Penerapan & Pelayanan
Jumlah 12 26 15 13 Kekurangan/ Kelebihan
-3 13
F. Balai Geoteknik Jalan
Balai Geoteknik Jalan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang geoteknik jalan. Dengan fungsi ; penyusunan program, pelaksanaan penelitian, pelaksanaan pengembangan, pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi, pelaksanaan pelayanan teknis meliputi pengujian dan pengkajian, pelaksanaan alih teknologi, penyiapan standar, pedoman dan manual, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi, dan evaluasi dan pelaporan.
Kepala Balai Geoteknik Jalan
Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan
Kepala Seksi Penerapan dan Pelayanan
Kelompok Jabatan Fungsional
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
40
Hasil pemetaan jabatan fungsional di Balai Geoteknik Jalan,
adalah sebagai berikut : 1. Pejabat fungsional tertentu berjumlah 12 orang, yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah (Orang)
1 Peneliti 8 2 Perekayasa 3 3 Teknisi Litkayasa 1
Jumlah 12
2. Pejabatan fungsional umum berjumlah 29 orang yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah (Orang)
1 Penyusun rencana program dan anggaran 5 2 Penyusun monev 1 3 Fasilitator perekayasaan, pengujian dan
pengkajian 18
4 Fasilitator difusi dan alih teknologi 1 5 Pelaksana penerapan dan pelayanan teknis 1 6 Pelaksana penyelenggara laboratorium 2 7 Pengadministrasi umum 1
Jumlah 29
Berdasarkan analisa beban kerja (ABK) Balai Geoteknik Jalan, rincian jabatan fungsional umum adalah sebagai berikut :
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
41
1. Seksi Penelitian dan Pengembangan Keb. Pegawai Jumlah
(Orang) Eksisting1 Penyusun program penelitian dan
pengembangan 2,322 1,250 2 5 3
2 Penyiap standar, pedoman dan manual 3,299 1,250 3 0 -33 Pelaksana evaluasi dan pelaporan 12,565 1,250 10 2 -8
15 7 -8
Kelebihan/ KekuranganNo Jabatan Fungsional Umum Beban Kerja/Th
(Jam) Jam Kerja/Th
Jumlah
2. Seksi Penerapan dan Pelayanan Keb. Pegawai Jumlah
(Orang) Eksisting1 Pelaksana Perekayasaan, Pengujian dan
Pengkajian 2,386 1,250 2 18 16
2 Pelaksana Difusi dan Alih Teknologi 1,550 1,250 2 1 -13 Pelaksana Penerapan dan Pelayanan Teknis 2,749 1,250 3 1 -24 Penyelenggara Laboratorium 1,754 1,250 2 2 05 Pelaksana Sertifikasi 770 1,250 1 0 -1
10 22 12
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/ThNo Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
42
Dari hasil analisa beban kerja (ABK) yang telah disusun tergambarkan bahwa kebutuhan pegawai untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Balai Geoteknik Jalan adalah 25 orang yang terdiri dari : 1. Penyiapan dan pelaksanaan program penelitian, pengembangan,
penyiapan standar, pedoman, dan manual serta evaluasi dan pelaporan kebutuhan pegawai 15 orang.
2. Penyiapan dan pelaksanaan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi kebutuhan pegawai 10 orang.
Menurut hasil pemetaan pegawai fungsional umum dilingkungan Balai Geoteknik Jalan yang tersedia saat ini berjumlah 29 orang, sedangkan berdasarkan ABK Balai Geoteknik Jalan membutuhkan pegawai 29 orang, sehingga terdapat kelebihan pegawai 4 orang, yaitu : 1. Penyiapan dan pelaksanaan program penelitian, pengembangan,
penyiapan standar, pedoman, dan manual serta evaluasi dan pelaporan kekurangan pegawai 8 orang.
2. Penyiapan dan pelaksanaan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi kelebihan pegawai 12 orang.
Mengacu pada ABK beban kerja pelaksanaan tugas sub bidang litbang adalah 18.185,4 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 15 orang. Sedangkan beban kerja pelaksanaan tugas sub bidang penerapan dan pelayanan adalah 9.209,29 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 10 orang.
Untuk mengetahui hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan pegawai antara pembebanan kerja yang saat ini berjalan dibandingkan dengan pembebanan kerja hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian
Jumlah Eksisting (Orang)
Kebutuhan menurut ABK (Orang)
Litbang Penerapan & Pelayanan
Litbang Penerapan & Pelayanan
Jumlah 6 23 15 10 Kekurangan/ Kelebihan
-9 13
G. Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan
Tugas Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan.
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
43
Sedangkan fungsi yang diemban adalah penyusunan program, pelaksanaan penelitian, pelaksanaan pengembangan, pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi, pelaksanaan pelayanan teknis meliputi pengujian dan pengkajian, pelaksanaan alih teknologi, penyiapan standar, pedoman dan manual, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi, dan evaluasi dan pelaporan.
Hasil pemetaan jabatan fungsional di Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, adalah sebagai berikut :
1. Pejabat fungsional tertentu berjumlah 22 orang, yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah (Orang)
1 Peneliti 13 2 Perekayasa 4 3 Teknisi Litkayasa 4 4 Pedal 1
Jumlah 22
2. Pejabatan fungsional umum berjumlah 38 orang yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah (Orang)
1 Penyusun rencana program dan anggaran 5 2 Penyiap SPM 3 3 Penyusun monev 6 4 Fasilitator perekayasaan, pengujian dan
pengkajian 5
5 Fasilitator difusi dan alih teknologi 3 6 Pelaksana penerapan dan pelayanan teknis 3 7 Pelaksana penyelenggara laboratorium 2 8 Pengadministrasi umum 7 9 Pengemudi 2 10 Pramubakti 2
Jumlah 38
Kepala Balai Teknik Lalu Lintas & Lingkungan
Jalan
Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan
Kepala Seksi Penerapan dan Pelayanan
Kelompok Jabatan Fungsional
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
44
Berdasarkan analisa beban kerja (ABK) Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, rincian jabatan fungsional umum adalah sebagai berikut : 1. Seksi Penelitian dan Pengembangan
Keb. Pegawai Jumlah(Orang) Eksisting
1 Penyusun program penelitian danpengembangan
2,413 1,250 2 4 2
2 Penyiap standar, pedoman dan manual 2,907 1,250 3 3 03 Pelaksana evaluasi dan pelaporan 15,031 1,250 12 6 -6
17 13 -4
No Jabatan Fungsional Umum Kelebihan/ Kekurangan
Jumlah
Jam Kerja/ThBeban Kerja/Th (Jam)
2. Seksi Penerapan dan Pelayanan Jumlah Jumlah(Orang) Eksisting
1 Penyusun Program 871 1,250 1 1 02 Pelaksana Penerapan Teknologi 1,256 1,250 1 5 43 Pelaksana Pelayanan Teknis 714 1,250 1 3 24 Pelaksana Alih Teknologi 1,366 1,250 1 3 25 Penyelenggara Laboratorium 1,455 1,250 2 2 06 Pelaksana Sertifikasi 722 1,250 1 0 -17 Pelaksana Evaluasi dan Pelaporan 2,179 1,250 2 0 -28 Pelaksana Administrasi dan Pengelola Rumah
Tangga 2,275 1,250 2 7 5
11 21 10
No Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/Th
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
45
Dari hasil analisa beban kerja (ABK) yang telah disusun tergambarkan bahwa kebutuhan pegawai untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan adalah 28 orang yang terdiri dari : 1. Penyiapan dan pelaksanaan program penelitian, pengembangan,
penyiapan standar, pedoman, dan manual serta evaluasi dan pelaporan kebutuhan pegawai 17 orang.
2. Pelaksanaan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi kebutuhan pegawai 11 orang.
Menurut hasil pemetaan pegawai fungsional umum dilingkungan Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan yang tersedia saat ini berjumlah 38 orang (termasuk pengemudi 2 orang dan pramubakti 2 orang), sedangkan berdasarkan ABK Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan membutuhkan pegawai 28 orang, sehingga terdapat kelebihan pegawai 10 orang (termasuk pengemudi 2 orang dan pramubakti 2 orang), sedangkan jika diluar pengemudi dan pramubakti kelebihannya 6 orang. Kekurangan dan kelebihan pegawai berdasarkan ABK di Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan yaitu : 1. Penyiapan dan pelaksanaan program penelitian, pengembangan,
penyiapan standar, pedoman, dan manual serta evaluasi dan pelaporan kekurangan pegawai 4 orang.
2. Pelaksanaan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi kelebihan pegawai 10 orang.
Mengacu pada ABK beban kerja pelaksanaan tugas sub bidang litbang adalah 20.351,5 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 17 orang. Sedangkan beban kerja pelaksanaan tugas sub bidang penerapan dan pelayanan adalah 10.838,76 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 11 orang.
Untuk mengetahui hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan pegawai antara pembebanan kerja yang saat ini berjalan dibandingkan dengan pembebanan kerja hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian
Jumlah Eksisting (Orang)
Kebutuhan menurut ABK (Orang)
Litbang Penerapan & Pelayanan
Litbang Penerapan & Pelayanan
Jumlah 13 21 17 11 Kekurangan/ Kelebihan
-4 10
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
46
H. Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan
Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan bidang Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, sedangkan fungsi yang diemban, meliputi ; penyusunan program, pelaksanaan penelitian, pelaksanaan pengembangan, pelaksanaan penerapan meliputi perekayasaan dan difusi teknologi, pelaksanaan pelayanan teknis meliputi pengujian dan pengkajian, pelaksanaan alih teknologi, penyiapan standar, pedoman dan manual, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi, dan evaluasi dan pelaporan.
Hasil pemetaan jabatan fungsional di Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, adalah sebagai berikut :
1. Pejabat fungsional tertentu berjumlah 12 orang, yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Tertentu Jumlah (Orang)
1 Peneliti 4 2 Perekayasa 1
Jumlah 5
Kepala Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap
Jalan
Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan
Kepala Seksi Penerapan dan Pelayanan
Kelompok Jabatan Fungsional
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
47
2. Pejabatan fungsional umum berjumlah 36 orang yang terdiri dari :
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah (Orang)
1 Penyusun rencana program dan anggaran 9 2 Penyiap SPM 4 3 Penyusun monev 1 4 Fasilitator perekayasaan, pengujian dan
pengkajian 2
5 Fasilitator difusi dan alih teknologi 3 6 Pelaksana penerapan dan pelayanan teknis 3 7 Pelaksana penyelenggara laboratorium 5 8 Pengadministrasi umum 8 9 Pelaksana Pengolah Studio Gambar 1
Jumlah 36
:: repository.unisba.ac.id ::
Manajemen Asset Sumber Daya Manusia di Lingkungan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (PUSJATAN)
48
Berdasarkan analisa beban kerja (ABK) Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, rincian jabatan fungsional umum adalah sebagai berikut : 1) Seksi Penelitian dan Pengembangan
Keb. Pegawai Jumlah(Orang) Eksisting
1 Penyusun program penelitian danpengembangan
4,708 1,250 4 9 5
2 Penyiap standar, pedoman dan manual 240 1,250 1 4 33 Pelaksana evaluasi dan pelaporan 2,419 1,250 2 1 -1
7 14 7
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/ThNo Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
2) Seksi Penerapan dan Pelayanan Keb. Pegawai Jumlah
(Orang) Eksisting1 Pelaksana Perekayasaan, Pengujian dan
Pengkajian 1,285 1,250 1 2 1
2 Pelaksana Difusi dan Alih Teknologi 3,372 1,250 3 3 03 Pelaksana Penerapan dan Pelayanan Teknis 1,971 1,250 2 3 14 Penyelenggara Laboratorium 1,791 1,250 2 5 35 Pelaksana Sertifikasi 723 1,250 1 0 -1
10 13 4
Kelebihan/ Kekurangan
Beban Kerja/Th (Jam) Jam Kerja/ThNo Jabatan Fungsional Umum
Jumlah
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
49
Dari hasil analisa beban kerja (ABK) yang telah disusun tergambarkan bahwa kebutuhan pegawai untuk mengoptimalisasikan tugas dan fungsi Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan adalah 17 orang yang terdiri dari : 1. Penyiapan dan pelaksanaan program penelitian, pengembangan,
penyiapan standar, pedoman, dan manual serta evaluasi dan pelaporan kebutuhan pegawai 7 orang.
2. Penyiapan dan pelaksanaan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi kebutuhan pegawai 10 orang.
Menurut hasil pemetaan pegawai fungsional umum dilingkungan Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan yang tersedia saat ini berjumlah 36 orang (termasuk tenaga administrasi dan petugas pengolah studio gambar), sedangkan berdasarkan ABK Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan membutuhkan pegawai 17 orang, sehingga terdapat kelebihan pegawai 19 orang, yaitu : 1. Penyiapan dan pelaksanaan program penelitian, pengembangan,
penyiapan standar, pedoman, dan manual serta evaluasi dan pelaporan kelebihan pegawai 7 orang.
2. Penyiapan dan pelaksanaan perekayasaan, difusi teknologi, pengujian, pengkajian, penerapan dan pelayanan teknis, alih teknologi, penyelenggaraan laboratorium serta sertifikasi kelebihan pegawai 12 orang.
Mengacu pada ABK beban kerja pelaksanaan tugas sub bidang litbang adalah 7.366,9 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 7 orang. Sedangkan beban kerja pelaksanaan tugas sub bidang penerapan dan pelayanan adalah 9.142,11 jam dibagi jam kerja per tahun = 1.250 sehingga diperoleh kebutuhan pegawai sebanyak 10 orang.
Untuk mengetahui hasil perhitungan dan perbandingan kebutuhan pegawai antara pembebanan kerja yang saat ini berjalan dibandingkan dengan pembebanan kerja hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Uraian
Jumlah Eksisting (Orang)
Kebutuhan menurut ABK (Orang)
Litbang Penerapan & Pelayanan
Litbang Penerapan & Pelayanan
Jumlah 14 22 7 10 Kekurangan/ Kelebihan
7 12
Sebagai catatan bahwa untuk balai jembatan dan bahan pelengkap jalan tidak memasukkan pelaksanaan tugas administratif, penyusunan program kerja penerapan dan pelayanan serta pengolah
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
50
studio gambar, hal ini yang menjadikan surplus pegawai dibalai jembatan dan bahan pelengkap jalan.
Berdasarkan hasil pemetaan jabatan fungsional umum dilingkungan Pusjatan setelah dibandingkan dengan analisa beban kerja yang telah tersusun dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terjadinya surplus SDM/Pegawai di unit kerja Balai-balai dan adanya defisit pegawai di unit kerja Bagian dan Bidang-bidang, untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
No. Unit Kerja Surplus Pegawai
(Orang) Defisit Pegawai
(Orang) 1. Bagian Tata Usaha 10 2. Bidang Proker 10 3. Bidang Standar & Desiminasi 9 4. Bidang Sumber Daya Kelitbangan 13 5. Balai Bahan Perkerasan Jalan 10 6. Balai Geoteknik Jalan 4 7. Balai Teknik Lalu Lintas Dan
Lingkungan Jalan 6
8. Balai Jembatan dan Bagunan Pelengkap Jalan
19
Jumlah 39 42 Kekurangan 3
Kebijakan pemenuhan defisit/kekurangan pegawai khusunya untuk fungsional umum dapat diantisipasi melalui kebijakan rotasi/mutasi, sehingga memungkinkan terjadinya pemenuhan kekurangan tersebut. Langkah kebijakan rotasi/mutasi tersebut harus dibarengi dengan kebijakan pelatihan, sehingga memungkinkan tidak menimbulkan terjadinya kesalahan penempatan diakibatkan oleh ketidak sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.
Secara umum timbulnya defisit dan surplus pegawai dimasing-masing unit kerja, yaitu : 1) Defisit/kekurangan pegawai, disebabkan oleh :
• Penjabaran lebih rinci terkait dengan pelaksanaan tugas yang menjadi unit kerja manajemen (bagian dan bidang);
• Penambahan beban pelaksanaan tugas. 2) Surplus/kelebihan pegawai, disebabkan oleh :
• Belum seluruhnya pelaksanaan tugas yang menjadi kewenangan masing-masing unit kerja, khususnya balai, seperti : pelaksanaan tugas pengadministrasian, penyusunan program kerja penerapan dan pelayanan serta pengolah studio gambar;
• Tidak dihitungnya beban kerja/tugas balai yang sifatnya proyek, crash program, seminar/semiloka, dll. Untuk lebih mengotimalkan hasil pelaksanaan ABK, maka perlu
dikaji dan dianalisis terkait dengan ketidakseragaman beban kerja/pelaksanaan tugas di masing-masing balai, dimana jika melihat
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
51
B.2.3 Penataan Organisasi Pusjatan
pada nomenklatur struktur organisasi memiliki seksi yang sama, serta perlu lebih didetailkan beban kerja/tugas masing-masing balai.
Organisasi dan manajemen Pusjatan mempunyai pengaturan dan kedudukan, tugas, fungsi dan tanggung jawab, susunan organisasi, tata kerja dan tata laksana yang sesuai dengan standar perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengorganisasian kerja sebagai salah satu fungsi dasar manajemen dapat dipandang sebagai proses menetapkan hubungan- hubungan baik secara vertikal maupun horizontal antar berbagai sumber daya yang dimiliki organisasi. Sebuah organisasi yang terbentuk secara formal akan memiliki kejelasan-kejelasan dalam hal : struktur formal, peran dan fungsi serta hierarki dan interaksi.
Penataan organisasi Pusjatan lebih ditekankan pada perlunya perumusan kebijakan terkait dengan optimalisasi pemanfaatan SDM yang tersedia, dimana jika mengkaji hasil pemetaan SDM Pusjatan khususnya fungsional umum tergambarkan surplus dan defisitnya SDM dimasing-masing unit kerja, maka organisasi efisiensi dan efektifitas organisasi Pusjatan dapat terlaksana dan terwujud jika pemenuhan pegawai dimasing-masing unit kerja sesuai dengan kompetensi dan kapabilitasnya sebagaimana yang telah diukur dan ditetapkan dalam ABK.
Selain itu adanya rencana untuk mengembangkan laboratorium baik pengujian, kalibrasi maupun provider, hal ini perlu diantisipasi baik kebutuhan akan SDM dan untuk jangka panjang perlu direkomendasikan dan dirancang model organisasi pengelola laboratorium.
Fakta-fakta yang ada pada organisasi Pusjatan dengan melihat dari sisi organisasi pesaing yang menghasilkan produk dan jasa seperti yang dihasilkan Pusjatan, pelanggan yang relatif stabil dan dapat terukur, aturan dari pemerintah dan tekanan dari organisasi publik yang relatif rendah. Maka dapat dikatakan bahwa organisasi Pusjatan merupakan organisasi yang : 1. Kapasitas melimpah 2. Dimensi volatilitas mantap (stabil) 3. Kerumitan bersifat homogen dan terkonsentrasi
Berdasarkan hasil analisis terhadap dimensi organisasi, menunjukkan bahwa model organisasi Pusjatan dapat dikategorikan ke dalam model organisasi yang mekanistik.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
52
Desain struktur suatu organisasi untuk organisasi yang biasa dapat diuraikan ke dalam 3 (tiga) desain organisasional, yaitu : 1. Struktur organisasi sederhana, dengan ciri :
a. Tingkat departementalisasi rendah b. Rentang kendali lebar c. Wewenang tersentralisasi pada satu orang d. Formalisasi kecil Kekuatan struktur sederhana terletak dalam kesederhanaannya, cepat, luwes dan tidak mahal pemeliharaannya, dan tanggungjawabnya yang jelas. Kelemahan utama dari struktur sederhana ini adalah sulit untuk mempertahankan sesuatu yang lain daripada organisasi yang kecil, keadaan menadi tidak memadai ketika organisasi berkembang. Formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan beban informasi berlebihan dan akhir-akhirnya dapat macet karena eksekutif tunggalnya mencoba terus mengambil semua keputusan.
2. Struktur organisasi birokrasi dengan ciri : a. Tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai lewat
spesialisasi; b. Aturan dan pengaturan yang sangat formal; c. Tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam departemen-
departemen fungsional; d. Wewenang terpusat; e. Rentang kendali sempit; f. Pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama dari struktur birokrasi terletak dalam kemampuannya menjalankan kegiatan terbakukan secara sangat efisien. Spesialisasi yang sama dikelompokkan dalam departemen-departemen, menghasilkan ekonomi skala, duplikasi minimum dari personalia dan peralatan, dan pegawai mempunyai kesempatan untuk berbicara dalam bahasa yang sama diantara teman sekerja mereka. Menyerapnya aturan dan pengaturan menyingkirkan keleluasaan manajerial. Operasi terbaku yang digandeng formalisasi tinggi, memungkinkan dipusatkannya pengambilan keputusan. Oleh karena pengambil keputusan yang inovatif dan berpengalaman tidak terlalu dibutuhkan pada tingkat di bawah eksekutif senior. Kelemahan utama struktur birokrasi adalah tujuan unit fungsional dapat mengesampingkan tujuan keseluruhan dari organisasi itu, kepedulian yang obsesif akan pematuhan aturan-aturan, tidak ada ruang modifikasi, dan keputusan telah terprogram.
3. Struktur organisasi matriks adalah suatu struktur yang menciptakan lini rangkap dari wewenang, menggabungkan depertementalisasi fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi fungsional terletak dalam mengumpulkan spesialis yang sama, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan, sementara memungkinkan pengumpulan dan menggunakan bersama sumber daya khusus untuk semua produk.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
53
Kelemahan utamanya adalah kesulitan meng-koordinasikan tugas dari spesialis fungsional yang beraneka agar aktifitas mereka diselesaikan pada waktunya dan sesuai anggaran. Karakteristik struktural yang paling jelas dari matriks adalah memecah konsep kesatuan komando. Pegawai dalam matriks mempunyai dua atasan - manajer departemen fungsionalnya dan manajer produknya. Oleh karena itu, matriks mempunyai rantai rangkap dua.
Struktur organisasi Pusjatan berdasarkan fakta yang ada dan membandingkan dengan ciri-ciri dari desain struktur organisasi di atas, dapat dikatakan sebagai desain struktur organisasi birokrasi. (S. Robbin 175 - 177)
Berdasarkan konsep righttsizing tersebut sebagaimana telah diuraikan di atas, maka diperoleh suatu rumusan, sebagai berikut : 1. Apakah keberadaan organisasi PUSJATAN dibentuk untuk
melaksanakan kewenangan tertentu yang dimiliki dan dirumuskan secara jelas baik bidang kewenangan maupun ruang lingkupnya;
2. Apakah misi dan visi PUSJATAN telah dirumuskan dengan jelas dan terkait dengan kewenangan yang dimiliki sebagai derivasi dari visi dan misi daerah menjadi acuan pengembangan organisasi;
3. Apakah penerapan peraturan/regulasi pemerintah, dapat memunculkan organisasi yang dapat mengakomodasikan dan mewadahi pelaksanaan kewenangan dalam penyelenggaraan pelayanan publik secara responsif.
Untuk dapat menghasilkan formulasi rencana strategi (renstra) di Pusjatan ke depan yang mengacu kepada bentuk struktur organisasi yang mampu diimplementasikan, maka diperlukannya langkah pengidentifikasian dan penilaian faktor-faktor eksternal dan internal mencakup peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan berdasarkan bentuk struktur organisasi tersebut untuk selanjutnya diformulasikan strategi pengembangannya dengan pendekatan SWOT Analisis.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
54
1. Faktor-faktor yang berasal dari lingkungan eksternal organisasi Pusjatan dapat diidentifikasi seperti pada tabel EFE di bawah ini :
Faktor Sukses Utama Bobot Rating Nilai
A. Peluang 1. Dukungan Pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan pegawai; 2. Adanya unit kerja yang menangani
peningkatan kompetensi pegawai ; 3. Mendorong pembangunan sarana dan
prasarana Pusjatan yang tergambar dalam masterplan infrastruktur;
4. Multiflier efek yang ditimbulkan oleh adanya pelayanan balai-balai di Pusjatan;
5. Mengambil langkah kebijakan aktif untuk memberikan akses terhadap pengambilan keputusan bagi permasalahan kesejahteraan pegawai di Pusjatan;
0,15
0,1
0,1
0,1
0,15
4 3 3 3 4
0,6
0,3
0,3
0,3
0,6
B. Ancaman 1. Sentralisasi kebijakan/regulasi dalam
menentukan pengembangan organisasi Pusjatan;
2. Tingkat kebutuhan tenaga ahli spesifik yang cenderung meningkat;
3. Adanya keterbatasan anggaran APBN untuk pengembangan organisasi Pusjatan;
4. Belum menyeluruhnya sertifikasi pegawai berdasarkan penilaian dari badan/lembaga yang berwenang dalam memberikan sertifikasi pegawai ;
5. Belum terumuskannya peraturan yang mengadopsi upaya-upaya strategis dalam pengembangan organisasi Pusjatan;
0,08
0,08
0,1
0,07
0,07
3 3 4 3 3
0,24
0,24
0,4
0,21
0,21
TOTAL 1,00 3,40
Total skor yang diperoleh dari hasil perhitungan matrik eksternal faktor adalah 3,40. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengembangan struktur organisasi Pusjatan berada pada posisi diatas rata-rata dari keseluruhan posisi strategisnya. Peluang tertinggi yang harus diantisipasi oleh Pusjatan adalah dukungan pemerintah dalam menyusun payung hukum bagi pengembangan organisasi dan mengambil langkah kebijakan aktif untuk memperbaiki akses kepada proses pengambilan keputusan yang berpihak kepada peningkatan kinerja pegawai. Sedangkan ancaman tertinggi yang perlu diantisipasi penanganannya adalah masih keterbatasan aggaran untuk merespon seluruh kebutuhan pengembangan organisasi Pusjatan.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
55
Fenomena ini menunjukkan bahwa pada dasarnya pengembangan organisasi Pusjatan dapat memanfaatkan peluang-peluang eksternal yang timbul dan dapat mengantisipasi ancaman-ancaman yang dihadapi dalam pengembangannya. Pemanfaatan peluang-peluang yang timbul dalam upaya pengembangan organisasi Pusjatan dilakukan dengan cara menetapkan strategi membangun tingkat kesadaran pegawai dalam membangun kinerjanya sendiri, mulai tingkat terbawah hingga tingkat teratas.
2. Faktor-faktor yang berasal dari lingkungan internal dalam penyusunan renstra Pusjatan dapat diidentifikasi seperti terlihat pada tabel IFE sebagai berikut :
Faktor Sukses Utama Bobot Rating Nilai
A. Kekuatan 1. Kemampuannya menjalankan kegiatan
terbakukan secara sangat efisien; 2. Spesialisasi pekerjaan yang sama
dikelompokkan dalam balai-balai; 3. Menghasilkan ekonomi skala, duplikasi
minimum dari personalia dan peralatan; 4. Menyerapnya aturan dan pengaturan
menyingkirkan keleluasaan manajerial; 5. Operasi terbaku yang digandeng formalisasi
tinggi memungkinkan dipusatkannya pengambilan keputusan;
6. Pegawai mempunyai kesempatan untuk berbicara dalam bahasa yang sama antara teman sekerja mereka;
0,1
0,09
0,1
0,08
0,08
0,08
4 3 4 3 3 3
0,4
0,27
0,4
0,24
0,24
0,24
B. Kelemahan 1. Tujuan unit fungsional dapat
mengesampingkan tujuan keseluruhan dari organisasi;
2. Kepedulian yang obsesif akan pematuhan aturan-aturan;
3. Tidak ada ruang modifikasi; 4. Keputusan telah terprogram; 5. Keterbatasan sarana dan prasarana
penunjang program dan kegiatan;
0,1
0,09
0,1 0,09 0,09
2 2 2 1 1
0,2
0,18
0,2 0,09 0,09
TOTAL 1,00 2,79
Dari matriks IFE sebagaimana yang disusun pada tabel tersebut terlihat bahwa faktor kekuatan tertinggi adalah kemampuannya menjalankan kegiatan terbakukan secara sangat efisien, sedangkan faktor kelemahan tertinggi adalah tujuan unit fungsional dapat mengesampingkan tujuan keseluruhan dari organisasi. Pemanfaatan kekuatan yang dimiliki oleh Pusjatan dalam mengoptimalkan peran dan fungsinya untuk menyusun renstra dilakukan dengan menerapkan strategi yang mampu mendayagunakan sumber daya internal, kemampuan serta
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
56
kompetensi inti yang dimiliki berdaya saing dan terstruktur sejalan dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dalam matrik SWOT strategi/arah kebijakan dibangun dengan memadukan unsur-unsur kekuatan dengan peluang dan ancaman, serta unsur-unsur kelemahan dengan peluang dan ancaman, sehinga diperoleh strategi sebagai berikut :
• Strategi SO : menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang.
• Strategi ST : menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman.
• Strategi WO : meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
• Strategi WT : meminimalkan kelemahan untuk menghindari
ancaman.
Strategi SO
1. Dukungan Pemerintah dalam meningkatkan ksejahteraan pegawai;
2. Adanya unit kerja yang menangani peningkatan kompetensi pegawai;
3. Mendorong pembangunan sarana dan prasarana Pusjatan yag tergambar dalam masterplan infrastruktur;
4. Multiflier efek yang ditimbulkan oleh adanya pelayanan balai-balai di Pusjatan;
5. Mengambil langkah kebijakan aktif untuk memberikan akses terhadap pengambilan keputusan bagi permasalahan kesejahteraan pegawai di Pusjatan
1. Kemampuannya menjalan-kan kegiatan terbakukan secara sangat efisien;
2. Spesialisasi yang sama dikelompokkan dalam balai-balai;
3. Menghasilkan ekonomi skala, duplikasi minimum dari personalia dan peralatan;
4. Menyerapnya aturan dan pengaturan menyingkirkan keleluasaan manajerial;
5. Operasi terbaku, yang digandeng formalisasi tinggi, memungkinkan dipusatkan-nya pengambilan keputusan;
6. Pegawai mempunyai kesempatan untuk berbicara dalam bahasa yang sama iantara teman sekerja mereka
Mendorong peningkatan jabatan fungsional pegawai dari jenjang bawah ke jenjang di atasnya berdasarkan hasil penilaian lembaga penilai (bersertifikat), seperti : dari peneliti pertama menjadi peneliti muda dan seterusnya.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
57
Strategi ST
1. Sentralisasi kebijakan/regulasi dalam menentukan pengembangan organisasi Pusjatan;
2. Tingkat kebutuhan tenaga ahli spesifik yang cenderung meningkat;
3. Adanya Keterbatasan anggaran APBN untuk pengembangan organisasi Pusjatan;
4. Belum menyeluruhnya sertifikasi pegawai berdasarkan penilaian dari badan/lembaga yang berwenang dalam memberikan srtifikasi pegawai
5. Belum terumuskannya peraturan yang mengadopsi upaya-upaya strategis dalam pengembangan organisasi Pusjatan;
1. Kemampuannya menjalankan kegiatan terbakukan secara sangat efisien;
2. Spesialisasi yang sama dikelompokkan dalam balai-balai;
3. Menghasilkan ekonomi skala, duplikasi minimum dari personalia dan peralatan;
4. Menyerapnya aturan dan pengaturan menyingkirkan keleluasaan manajerial.;
5. Operasi terbaku, yang digandeng formalisasi tinggi, memungkinkan dipusatkannya pengambilan keputusan;
6. Pegawai mempunyai kesempatan untuk berbicara dalam bahasa yang sama iantara teman sekerja mereka
Membentuk struktur organisasi yang Hemat struktur kaya fungsi.
Strategi WO
1. Dukungan Pemerintah dalam meningkatkan ksejahteraan pegawai;
2. Adanya Badan di pemerintahanan yang menangani peningkatan kompetensi pegawai ;
3. Mendorong pembangunan sarana dan prasarana Pusjatan yag tergambar dalam masterplan infrastruktur;
4. Multiflier efek yang ditimbulkan oleh adanya pelayanan balai-balai di Pusjatan;
5. Mengambil langkah kebijakan aktif untuk memberikan akses terhadap pengambilan keputusan bagi permasalahan kesejahteraan pegawai di Pusjatan
1. Tujuan unit fungsional dapat mengesampingkan tujuan keseluruhan dari organisasi;
2. Kepedulian yang obsesif akan pematuhan aturan-aturan;
3. Tidak ada ruang modifikasi; 4. Keputusan telah terprogram;
Adanya pembagian dan perumusan tugas yang jelas antara satuan-satuan tugas organisasi yang akan dibentuk sehingga tidak terjadi tugas dan fungsi yang tumpang tindih (over lapping); dan mempertegas fungsi lini dan staff.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
58
B.2.3 Penetapan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional PUSJATAN
5. Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang program dan kegiatan;
Strategi WT
1. Sentralisasi kebijakan/regulasi dalam menentukan pengembangan organisasi Pusjatan;
2. Tingkat kebutuhan tenaga ahli spesifik yang cenderung meningkat;
3. Adanya Keterbatasan anggaran APBN untuk pengembangan organisasi Pusjatan;
4. Belum menyeluruhnya sertifikasi pegawai berdasarkan penilaian dari badan/lembaga yang berwenang dalam memberikan srtifikasi pegawai ;
5. Belum terumuskannya peraturan yang mengadopsi upaya-upaya strategis dalam pengembangan organisasi Pusjatan;
1. Tujuan unit fungsional dapat mengesampingkan tujuan keseluruhan dari organisasi;
2. Kepedulian yang obsesif akan pematuhan aturan-aturan;
3. Tidak ada ruang modifikasi; 4. Keputusan telah terprogram; 5. Keterbatasan sarana dan
prasarana penunjang program dan kegiatan;
Perampingan fungsi-fungsi yang tidak seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah. Dalam hal ini pemerintah dapat mengalihkan pekerjaan tersebut keluar maupun masih memilikinya (outsourching), memberikan sepenuhnya kepada pihak luar atau bersama-sama mengelola dengan pihak luar yakni organisasi bisnis dan organisasi nirlaba.
Sejalan dengan kebijakan penerapan reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh Pemerintah, dewasa ini menuntut adanya perubahan tata kelola dan peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM, sehingga mampu mengimbangi dan mendorong percepatan pelaksanaan kebijakan tersebut.
Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang dapat dipakai untuk memprediksi tingkat efektifitas, dan atau keberhasilan dalam tugas dan tanggung jawab dalam situasi tertentu (Spencer & Spencer, 1993).
Alasan model kompetensi digunakan, adalah : 1. Untuk mendapatkan orang yang sesuai dengan jabatan pada saat
yang tepat; 2. Isi jabatan yang semakin kompleks; 3. Perkembangan teknologi dan informasi; 4. Gaya hidup (life style);
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
59
5. Tuntutan untuk berfikir strategis; 6. Dapat meminimalisasi gap; 7. Tuntutan perkembangan organisasi.
Kompetensi yang perlu dimiliki SDM di masa depan antara lain adalah : 1. Mengetahui pengetahuan tentang bisnis; 2. Memiliki keahlian dalam mengelola SDM; 3. Memiliki kemampuan mengelola perubahan; 4. Memiliki kemampuan mengelola budaya; 5. Memiliki kredibilitas personil; 6. Mampu mengikuti perubahan organisasi.
Elemen pembentukan kompetensi dapat dikelompokan kedalam 3 (tiga) bagian, yaitu : 1. Ilmu Pengetahuan (Know How); 2. Keterampilan (Skill); 3. Kualitas Personal.
Karakteristik kompetensi personal terbentuk dari : 1. Motive (alasan, sebab); 2. Trait (kepercayaan); 3. Self Concept (konsep diri); 4. Content Knowledge (penguasaan ilmu); 5. Cognitive and Behavioral Skill (kesadaran dan keahlian bertindak).
Sesuai dengan hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan dalam upaya mengoptimalkan tusi masing-masing unit kerja dilingkungan Pusjatan guna menjadikan Pusjatan menjadi lembaga penelitian dan pengembangan yang terkemuka di Indonesia, maka dibutuhkan kebijakan dan strategi pengembangan SDM yang profesional, terampil dan mandiri. Pada dasarnya untuk memenuhi SDM yang memiliki kualifikasi tersebut dapat dipenuhi oleh pegawai Pusjatan saat ini. Selain pemenuhan kebutuhan oleh ketersediaan pejabat fungsional tertentu yang ada, juga dapat dipenuhi oleh aparatur/pegawai Pusjatan yang secara tidak langsung melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai tenaga peneliti, perekayasa maupun teklitkayasa namun tidak termasuk kedalam kelompok jabatan fungsional tertentu.
Aparatur/SDM Pusjatan yang memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut tersedia di masing-masing unit kerja yang saat ini bergolongan IIIA dan IIIB, khususnya dengan latar belakang pendidikan teknik. Potensi ini jika tidak diupayakan dicarikan solusi strategisnya maka akan berdampak pada upaya pengembangan karier aparatur dimasa yang akan datang, serta akan menghambat optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran Pusjatan menjadi organisasi/lembaga penelitian dan pengembangan yang terkemuka, profesional serta berdaya saing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
60
Tabel B.9 Potensi SDM Berdasarkan Jenjang Pendidikan
IIIA IIIB IIIA IIIB IIIA IIIB1. Bagian TU 02. Bidang Proker 2 1 1 43. Bidang Standis 1 14. Bidang SDK 1 15. Balai Bahan Perkerasan Jln 5 4 1 106. Balai Geoteknik Jl. 1 6 2 2 117. Balai Lalin & Lingkungan Jln 10 1 3 148. Balai Jembatan & BP. Jln 1 16 3 1 21
Jumlah 0 2 40 12 0 8 62Sumber : DUK Pusjatan, Juli 2012
Catatan : Program Studi untuk masing-masing Jemjang Pendidikan berlatar belakang teknik
Unit Kerja JumlahD3 S1 S2
Salah satu upaya mendorong dan meningkatkan kualitas dan kapabilitas aparatur/SDM tersebut adalah melalui peningkatan kompetensi pegawai melalui sistem/program sertifikasi keahlian secara berjenjang mulai pratama, madya serta utama.
Program dan sistem sertifikasi ini diharapkan akan mampu mendorong motivasi pegawai untuk lebih mengaktualisasikan kemampuannya dan potensi dirinya, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal pada institusi/lembaga yang menaunginya yaitu Pusjatan.
Standar kompetensi yang ditetapkan disesuaikan dengan tusi Pusjatan meliputi ; standar kompetensi ahli jalan, standar kompetensi ahli geoteknik dan standar kompetensi ahli jembatan. Dalam menetapkan standar kompetensi ada beberapa acuan yang dipertimbangkan antara lain :
1 12
1
56
10
16
1 1
4
21
3
1 12
3
1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1. Bagian TU
2. Bidang Proker
3. Bidang Standis
4. Bidang SDK
5. Balai Bahan
Perkerasan Jln
6. Balai Geoteknik
Jl.
7. Balai Lalin &
Lingkungan Jln
8. Balai Jembatan & BP. Jln
D3 IIIA
D3 IIIB
S1 IIIA
S1 IIIB
S2 IIIA
S2 IIIB
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
61
1. Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 2. Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 3. Permen PU No. 14 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi; 4. Kepmenpan nomor : KEP/128/M.PAN/9/ 2004 dan Peraturan
Kepala LIPI nomor : 04/E/2009, tentang standar kompetensi jabatan fungsional peneliti.
5. Permenpan nomor : PER/219/M.PAN/7/2008 dan peraturan bersama Menristek dan Kepala BKN nomor : 13/M/PB/VIII/2008, nomor : 22 tahun 2008 tentang jabatan fungsional perekayasa dan angka kreditnya.
6. Permenpan Nomor : KEP/193/M.PAN/11/ 2004 dan Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor : 147/Kp/Bppt/V/2007 tentang standar kompetensi jabatan fungsional dan angka kredit teknisi litkayasa.
Secara terperinci standar kompetensi untuk masing-masing keahlian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Standar Kompetensi Ahli Teknik Jalan
1. Standar Kompetensi Ahli Pratama Teknik Jalan
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
1. Pelaksanaan perencanaan jalan dengan tingkat ke-sulitan sederhana hingga agak rumit
Menguasai pelaksanaan perencanaan jalan dengan tingkat kesulitan sederhana hingga agak rumit
Mampu melakukan/ membantu pe-laksanaan survey (land survey).
Memahami pe-rencanaan jalan dengan sifat sederhana hingga agak rumit dan kompleks dengan metode konvensional. Ruang lingkup pekerjaan adalah perencanaan dengan kecepatan< 60 km/jam dengan trase datar dan per-timbangan drainase dan kondisi tanah relatif sedang
Mampu melaksana-kan pengujian bahan
Mampu meng-analisa data hidrologi
Mampu merencana-kan geometrik dan perkerasan jalan
2 Pelaksanaan pekerjaan jalan dengan tingkat ke-sulitan sederhana hingga agak rumit
Menguasai pelaksanaan pekerjaan jalan dengan tingkat ke-sulitan sederhana hingga agak rumit
Mampu membantu dalam pekerjaan jalan yang bersifat sangat sederhana
Memahami pe-laksanaan pekerjaan jalan yang bersifat sederhana dengan menguasai gambar rencana, spesifikasi. Dalam hal ini, ruang lingkup pekerjaan adalah pembangunan dan pemeliharan jalan kecil dan jalan sedang yang berperan sebagai jalan lokal dan jalan lingkungan.
Mampu membantu dalam pengambilan contoh benda uji bahan jalan
Mampu membantu melaksanakan pekerjaan jalan sesuai gambar rencana
Mampu membantu dalam pengukuran hasil pekerjaan
3 Pelaksanaan pengawasan pekerjaan jalan dengan tingkat
Menguasai pe-laksanaan pe-ngawasan pe-kerjaan jalan
Mampu mengawasi dan bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan dalam
Memahami pe-laksanaan pengawas-an pekerjaan jalan dengan sifat sederhana dengan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
62
ke-sulitan sederhana hingga agak rumit
dengan tingkat ke-sulitan sederhana hingga agak rumit
tingkat sederhana menguasai spesifikasi dan prosedur pe-meriksaan mutu. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pengawasan pekerja-an pemeliharaan rutin hingga pemeliharaan berkala maupun pem-bangunan jalan kecil.
Mampu menyelesai-kan masalah lapangan dengan tingkat kesulitan sedang
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
Menguasai spesifi-kasi pelaksanaan yang berkaitan dengan cara pe-laksanaan, mana-jemen peralatan, manajemen sumber daya manusia terhadap hasil yang sesuai dengan jadwal yang disyaratkan
Mampu dan me-nguasai tata cara pengambilan contoh benda uji bahan
Mampu melaksana-kan tata cara pengukuran hasil pekerjaan
Mampu memeriksa laporan hasil pe-laksanaan pekerja-an untuk selanjut-nya memberikan rekomendasi untuk pembayaran
4 Norma dan Etika Profesi
Pemahaman norma umum dan etika profesi
Mengembangkan dan mewujudkan tanggung jawab dan kepedulian profesi tenaga teknik kepada Tuhan, bangsa, negara dan masyarakat
Penilaian dilakukan mencakup perilaku, tindakan dan pelaksanaan tugas profesi
Menjunjung tinggi falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
Menghayati serta mematuhi kode etik profesi sebagai tenaga ahli konstruksi
5 Peraturan perundang- undangan
Pemahaman peraturan perundang-undangan
Memahami, dan me-nerapkan, kaidah-kaidah peraturan perundangan yang berlaku
Penilaian dilakukan mencakup tindakan dan pelaksanan tugasnya dalam pelaksanaan pekerjaan
Mengemban tanggung jawab profesional atas tindakan dan karya-
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
63
nya No. Bakuan
Kompetensi Unit
Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
6 Menerapkan pengetahuan kewirausaha-an
Mampu me-nerapkan pe-ngetahuan ke-wirausahaan dan memuas-kan pemangku kepentingan (stakeholder)
Mampu bernegosiasi Penilaian harus men-cakup kemampu-an memeragakan dan mempraktekkan
Memahami kelembagaan
7 Menguasai Manajemen Karya Ilmiah dan Laporan
Mampu me-nyusun makalah, kertas kerja (technical paper), laporan dan lain sebagai-nya, serta mampu me-maparkan dan mempresentasikan
Mampu menyusun makalah, kertas kerja (technical paper)
Penilaian dilakukan mencakup mem-presentasikan, me-meragakan, dan mempraktekan atau simulasi
Mampu menyusun Laporan
Mampu mengimplementasikan dan mempresentasikan laporan, makalah kertas kerja
Persyaratan Jenjang Pendidikan :
1. Kualifikasi Akademis strata S-1 Teknik Sipil dari perguruan tinggi / swasta yang telah diakreditasi oleh BAN-PT, dengan pengalaman kerja (magang) minimal 3 tahun atau
2. Kualifikasi Akademis strata D-3 Teknik Sipil dari perguruan tinggi / swasta yang telah diakreditasi oleh BAN-PT, dengan pengalaman kerja (magang) minimal 4 tahun.
Acuan Penilaian : 1. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca dan mengintepretasikan
peta topografi. 2. Kemampuan menganalisa kondisi lapangan yang menghasilkan
perencanaan geometrik yang optimal. 3. Kemampuan memanfaatkan sumber daya alam setempat untuk
perencanaan perkerasan.secara optimal. 4. Kemampuan mengembangkan alternatif desain. 5. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca, memahami dan
mengintepretasikan ketentuan dokumen kontrak. 6. Kemampuan mengidentifikasi, mencermati, menganalisa dan
mengintepretasikan ketentuan-ketentuan penting dalam syarat-syarat kontrak dan spesifikasi teknis.
7. Kemampuan menerapkan ketentuan-ketentuan dokumen kontrak terutama ketentuan-ketentuan spesifikasi teknis ke dalam pembuatan metode kerja, penyusunan rencana campuran kerja (job mix), dan pelaksanaan setiap item pekerjaan.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
64
b. Standar Kompetensi Ahli Madya Teknik Jalan
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
1. Perencanaan jalan dengan tingkat ke-sulitan rumit dan kompleks
Menguasai pe-laksanaan pe-rencanaan jalan dengan tingkat kesulitan rumit dan kompleks
Mampu melaksana-kan perencanaan perkerasan jalan dan menguasai sifat- sifat tanah dan bahan jalan dan mampu me-nguasai pengujian bahan jalan
Memahami pe-rencanaan jalan dengan sifat rumit dan dan kompleks dengan kekhususan perencanaan lalu lintas, ekonomi transportasi, per-kerasan dan bahan jalan, geometrik dan drainase, dan geoteknik
Mampu menguasai perencanaan jalan sesuai perkembang-an lalu lintas dan kondisi sosek masyarakat
Mampu meng-analisa survey ber-dasarkan topografi dan geologi sesuai kondisi lingkungan sekitarnya
Mampu membuat dan menganalisa tata lingkungan dan sifat-sifat tanah
Mampu menyusun TOR, Dokumen Spesifikasi dan Gambar Rencana
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
2 Pelaksanaan pekerjaan jalan dengan tingkat kesulitan rumit dan kompleks
Menguasai pelaksanaan pekerjaan jalan dengan tingkat kesulitan rumit dan kompleks
Mampu mengelola manajemen per-alatan, sumber daya manusia yang sesuai dengan jadwal serta dana yang tersedia
Mampu dan me-mahami pelaksanaan pekerjaan dengan tingkat kesulitan sedang hingga rumit dan kompleks dengan menguasai kontrak, spesifikasi, gambar rencana, jadwal pe-laksanaan dan metode pelaksanaan. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah peningkatan jalan pembangunan jalan raya atau jalan sedang yang berfungsi sebagai jalan arteri atau jalan kolektor.
Mampu ber-tanggung jawab terhadap pelaksana-an pekerjaan yang bersifat rumit dan kompleks
Mampu menyelesai-kan masalah lapangan dan mem-berikan saran kepada pemberi tugas dengan metoda yang sesuai
Mampu memilih beberapa metode pelaksanaan yang sesuai dengan kondisi lapangan
Menguasai secara lengkap spesifikasi pekerjaan yg ber-kaitan dengan pengendalian mutu
Mampu memper-timbangkan saran dari disiplin ilmu lainnya
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
65
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
3 Pelaksanaan pengawasan pekerjaan jalan dengan tingkat kesulitan rumit dan kompleks
Menguasai pe-laksanaan pe-ngawasan pe-kerjaan jalan dengan tingkat kesulitan rumit dan kompleks
Mampu member-kan saran dan rekomendasi ter-hadap manajemen proyek termasuk manajemen peralat-an dan sumber daya manusia yang sesuai dengan jadwal serta dana yang tersedia
Memahami pe-laksanaan pekerjaan pengawasan jalan dengan sifat rumit dan kompleks, me-nguasai kontrak, spesifikasi metode pe-laksanaan dan mampu memberikan nasehat penyelesaian masalah, manajemen, struktur perkerasan sesuai kondisi di lapangan. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pengawasan peningkatan jalan, pembangunan jalan baru kolektor atau arteri
Mampu member-kan saran terhadap pelaksanaan pe-kerjaan yg bersifat rumit dan kompleks Mampu membantu pelaksanaan dalam menyelesaikan masalah lapangan dan memberikan saran kepada pem-beri tugas dengan metode yang sesuai Mampu memper-timbangkan be-berapa metoda pe-laksanaan yang sesuai dengan kondisi lapangan Menguasai secara lengkap spesifikasi pekerjaan yang berkaitan dengan pengendalian mutu
Mampu mempertimbangkan saran dari disiplin ilmu lainnya
4 Norma dan Etika Profesi
Pemahaman norma umum dan etika profesi
Mengembangkan dan mewujudkan tanggung jawab dan kepedulian profesi tenaga teknik kepada Tuhan, bangsa, negara dan masyarakat
Penilaian dilakukan mencakup perilaku, tindakan dan pelaksanaan tugas profesi
Menjunjung tinggi falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
66
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
Menghayati serta mematuhi kode etik profesi sebagai tenaga ahli konstruksi
5 Peraturan perundang- undangan
Pemahaman peraturan perundang-undangan
Memahami, dan me-nerapkan, kaidah-kaidah peraturan perundangan yang berlaku
Penilaian dilakukan mencakup tindakan dan pelaksanan tugasnya dalam pelaksanaan pekerjaan Mengemban tang-
gung jawab profesi-onal atas tindakan dan karya-nya
6 Menerapkan pengetahuan kewirausaha-an
Mampu me-nerapkan pe-ngetahuan ke-wirausahaan dan memuas-kan pelanggan pemangku ke-pentingan (stakeholder)
Mampu bernegosiasi Penilaian harus mencakup kemampu-an memeragakan dan mempraktekkan
Memahami ke-lembagaan
7 Menguasai Manajemen Karya Ilmiah dan Laporan
Mampu me-nyusun makalah, kertas kerja laporan dan lain sebagai-nya, serta mampu me-maparkan dan mempresenta-sikan
Mampu menyusun makalah, kertas kerja (technical paper)
Penilaian dilakukan mencakup mempre-sentasikan, me-meragakan, dan mempraktekan atau simulasi
Mampu menyusun Laporan
Mampu mengimple-mentasikan dan mempresentasikan laporan, makalah kertas kerja
Persyaratan Jenjang Pendidikan :
1. Memiliki ijazah setara dengan Sarjanan (S1) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 3 (tiga) tahun.
2. Memiliki ijazah setara dengan Magister (S2) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 1 (satu) tahun.
Acuan Penilaian : 1. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca dan mengintepretasikan
peta topografi. 2. Kemampuan menganalisa kondisi lapangan yang menghasilkan
perencanaan geometrik yang optimal 3. Kemampuan memanfaatkan sumber daya alam setempat untuk
perencanaan perkerasan secara optimal.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
67
4. Kemampuan mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat dalam perencanaan jalan.
5. Kemampuan mengembangkan alternatif desain. 6. Kemampuan menyusun dokumen perencanaan termasuk
spesifikasi, desain, gambar rencana dan rencana biaya. 8. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca, memahami dan
mengintepretasikan ketentuan dokumen kontrak. 9. Kemampuan mengidentifikasi, mencermati, menganalisa dan
mengintepretasikan ketentuan-ketentuan penting dalam syarat-syarat kontrak dan spesifikasi teknis.
7. Kemampuan menerapkan ketentuan-ketentuan dokumen kontrak terutama ketentuan-ketentuan spesifikasi teknis ke dalam pembuatan metode kerja, penyusunan rencana campuran kerja (job mix) dan pelaksanaan setiap item pekerjaan. 2. Standar Kompetensi Ahli Utama Teknik Jalan
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
1. Perencanaan jalan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Menguasai perencanaan jalan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Mampu melaksana-kan tugas pe-rencanaan jalan sesuai dengan ke-butuhan transport-tasi dan berdasar-kan analisa survey lalu lintas
Memahami pe-rencanaan jalan dengan tingkat kompleksitas tinggi dan mutlak memerlu-kan analisa per-bandingan dengan beberapa metode yang ada. Diperlukan kemampuan meng-analisa dan solusi khusus dengan ke-terkaitan disiplin keahlian lainnya
Mampu menyiapkan rencana jalan alternatif dan pe-ngalihan lalu lintas
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
68
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
Mampu menyiapkan laporan lalu lintas
Mampu menyiapkan spesifikasi jalan dengan komplek-sitas tinggi secara lengkap
2 Pelaksanaan pekerjaan jalan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Menguasai pelaksanaan pekerjaan jalan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Mampu ber-tanggung jawab ter-hadap manajemen proyek termasuk manajemen per-latan sesuai dengan jadwal dan dana yang ditetapkan
Memahami pe-laksanaan pekerjaan jalan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks dengan ke-mampuan menga-nalisa pekerjaaan dengan metode yang ada. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah antara lain pembangunan jalan bebas hambatan.
Mampu bert-anggung jawab ter-hadap kualitas hasil pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi yang berkaitan dengan konstruksi jalan
Mampu meng-analisa data dan metode yang di-gunakan dalam pe-nyelesaian masalah di lapangan
Mampu melaksana-kan konstruksi jalan dengan tingkat sofistifikasi dan kompleksitas yang tinggi
Mampu membuat solusi yang inovatif dan bersifat khusus dalam penyelesaian masalah lapangan
Menguasai secara lengkap spesifikasi pekerjaan jalan dengan hasil sesuai dengan mutu yang di syaratkan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
69
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
3 Pelaksanaan pengawasan pekerjaan jalan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Menguasai pe-laksanaan pe-ngawasan pe-kerjaan jalan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Mampu member-kan saran dan nasihat terhadap manajemen proyek termasuk mana-jemen peralatan sesuai dengan jadwal dan dana yang ditetapkan
Memahami pe-laksanaan pengawas-an jalan dengan sifat rumit dan komplek-sitas tinggi dengan menguasai kontrak, spesifikasi manajemen proyek dan dapat membuat penyelesaian per-masalahan di lapangan. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pengawasan pembangunan jalan bebas hambatan dan jalan raya yang berperan sebagai jalan arteri.
Mampu merekomen-dasikan mutu hasil pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi yang berkaitan dengan konstruksi jalan
Mampu meng-analisa data dan metoda yang di-gunakan dalam pe-nyelesaian masalah di lapangan
Mampu member-kan saran teknik mengenai konstruksi jalan dengan tingkat sofistifikasi dan kompleksitas yg tinggi
Mampu membuat solusi yang inovatif dan bersifat khusus dalam penyelesaian masalah lapangan
Menguasai secara lengkap spesifikasi pekerjaan jalan dan jembatan yang berkaitan dengan pengendalian mutu sesuai yang di-persyaratkan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
70
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
4 Norma dan Etika Profesi
Pemahaman norma umum dan etika profesi
Mengembangkan dan mewujudkan tanggung jawab dan kepedulian profesi tenaga teknik kepada Tuhan, bangsa, negara dan masyarakat
Penilaian dilakukan mencakup perilaku, tindakan dan pelaksanaan tugas profesi
Menjunjung tinggi falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
Menghayati serta mematuhi kode etik profesi sebagai tenaga ahli konstruksi
5 Peraturan perundang- undangan
Pemahaman peraturan perundang-undangan
Memahami, dan me-nerapkan, kaidah-kaidah peraturan perundangan yang berlaku
Penilaian dilakukan mencakup tindakan dan pelaksanan tugasnya dalam pelaksanaan pekerjaan
Mengemban tanggung jawab profesional atas tindakan dan karya-nya
6 Menerapkan pengetahuan kewirausaha-an
Mampu me-nerapkan pe-ngetahuan ke-wirausahaan dan memuas-kan pelanggan/ pemangku ke-pentingan (stakeholder)
Mampu bernegosiasi Penilaian harus mencakup kemampu-an memeragakan dan mempraktekkan
Memahami kelembagaan
7 Menguasai Manajemen Karya Ilmiah dan Laporan
Mampu me-nyusun makalah, kertas kerja (technical paper), laporan dan lain sebagai-nya, serta mampu me-maparkan dan mempresentasikan
Mampu menyusun makalah, kertas kerja (technical paper)
Penilaian dilakukan mencakup mem-presentasikan, me-meragakan, dan mempraktekan atau simulasi
Mampu menyusun Laporan
Mampu mengimple-mentasikan dan mempresentasikan laporan, makalah kertas kerja
Persyaratan Jenjang Pendidikan :
1. Memiliki ijazah setara dengan Sarjanan (S1) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 6 (enam) tahun.
2. Memiliki ijazah setara dengan Magister (S2) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 3 (tiga) tahun.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
71
3. Memiliki ijazah setara dengan Doktor (S3) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 1 (satu) tahun.
Acuan Penilaian : 1. Kemampuan mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat
dalam perencanaan jalan 2. Kemampuan menganalisa secara ekonomi dan finansial rencana
pembangunan jalan 3. Kemampuan mengembangkan alternatif desain. 4. Kemampuan menyusun dokumen perencanaan umum 5. Kemampuan menyusun dokumen perencanaan teknis termasuk
spesifikasi, desain, gambar rencana dan rencana biaya. 6. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca, memahami dan
mengintepretasikan ketentuan dokumen kontrak. 7. Kemampuan mengidentifikasi, mencermati, menganalisa dan
mengintepretasikan ketentuan-ketentuan penting dalam syarat-syarat kontrak dan spesifikasi teknis
8. Kemampuan menerapkan ketentuan-ketentuan dokumen kontrak terutama ketentuan-ketentuan spesifikasi teknis ke dalam pembuatan metode kerja, penyusunan rencana campuran kerja (job mix), dan pelaksanaan setiap item pekerjaan.
2. Standar Kompetensi Ahli Geoteknik
a. Standar Kompetensi Ahli Geoteknik Muda (G0) No. Bakuan
Kompetensi Unit
Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
A. Umum 1. Sifat indeks
tanah Menentukan Sifat Indeks Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Klasifikasi tanah, berat volume, berat jenis, kadar air, batas cair, batas plastis, gradasi tanah, angka pori, tingkat kejenuhan, hubungan sifat indeks dengan sifat mekanika dan sifat hidrolis tanah.
Menguasai metode/standar pengujian untuk mendapat-kan sifat indeks tanah
Menguasai sifat indeks tanah
2 Sifat mekanika tanah
Menentukan Sifat Mekanika Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Kuat geser tanah, kohesi, konsep tegangan total dan tegangan efektif, hubungan hubungan tegangan dan regangan tanah.
Menguasai metode/standar pengujian untuk mendapatkan sifat mekanika tanah
Menguasai sifat mekanika tanah
3
Sifat hidrolis tanah
Menentukan Sifat Hidrolis Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Permeabilitas, aliran/ rembesan air dalam tanah, tegangan pori,
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
72
Menguasai metode/standar pengujian untuk mendapatkan sifat hidrolis tanah
teori konsolidasi.
Menguasai sifat hidrolis tanah
4 Pengujian Tanah di Laboratorium
Penyelidikan Tanah di Laboratorium
Menguasai Prosedur Uji Laboratorium :
Dapat melakukan uji direct shear
Dapat melakukan uji triaxial
Dapat melakukan uji unconfined compression
Dapat melakukan uji sifat indeks tanah
Dapat melakukan uji permeabilitas
Dapat melakukan uji kompaksi
Dapat melakukan uji konsolidasi
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
5 Pengujian Tanah di Lapangan
Penyelidikan Tanah di Lapangan
Menguasai jenis dan prosedur pengeboran
Menguasai Prosedur uji Lubang (pit test)
Menguasai Jenis dan Prosedur Uji Lapangan (Institu test)
Menguasai Jenis, Prosedur dan memahami Arti Penyelidikan Air Tanah
B. Penunjang 1. Pengetahuan Aplikasi komputer 2. Pengetahuan peralatan geoteknik
Persyaratan Jenjang Pendidikan :
1. Memiliki ijazah setara dengan Sarjanan (S1) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 1 (satu) tahun.
2. Memiliki ijazah Diploma 3 (D3) Teknik Sipil Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 3 (tiga) tahun.
Acuan Penilaian : 1. Pendidikan : Minimum setara dengan Diploma 3 (D3) Teknik
Sipil/Serumpun dari Perguruan Tinggiyang terakreditasi.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
73
2. Pengalaman/Pemagangan : Minimum 3 (tiga) tahun untuk D3 atau 1 (satu) tahun untuk S(1).
3. Pengujian : Mengikuti Workshop (voluntary) dan ujian (tulisan dan/atau lisan) yang dilaksanakan oleh asosiasi profesi terkait. b. Standar Kompetensi Ahli Geoteknik Madya (G1)
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
A. Umum 1. Sifat indeks
tanah Menentukan Sifat Indeks Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Klasifikasi tanah, berat volume, berat jenis, kadar air, batas cair, batas plastis, gradasi tanah, angka pori, tingkat kejenuhan, hubungan sifat indeks dengan sifat mekanika dan sifat hidrolis tanah.
Menguasai metode/standar pengujian untuk mendapat-kan sifat indeks tanah
Menguasai sifat indeks tanah
2 Sifat mekanika tanah
Menentukan Sifat Mekanika Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Kuat geser tanah, kohesi, konsep tegangan total dan tegangan efektif, hubungan hubungan tegangan dan regang-an tanah.
Menguasai metode/standar pengujian untuk mendapatkan sifat mekanika tanah
Menguasai sifat mekanika tanah
3 Sifat hidrolis tanah
Menentukan Sifat Hidrolis Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Permeabilitas, aliran/ rembesan air dalam tanah, tegangan pori, teori konsolidasi. Menguasai
metode/standar pengujian untuk mendapatkan sifat hidrolis tanah
Menguasai sifat hidrolis tanah
4 Pengujian Tanah di Laboratorium
Penyelidikan Tanah di Laboratorium
Menguasai Prosedur Uji Laboratorium :
Dapat melakukan uji direct shear
Dapat melakukan uji triaxial
Dapat melakukan uji unconfined compression
Dapat melakukan uji sifat indeks tanah
Dapat melakukan uji permeabilitas
Dapat melakukan uji kompaksi
Dapat melakukan uji konsolidasi
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
74
No. Bakuan
Kompetensi Unit
Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
5 Pengujian Tanah di Lapangan
Penyelidikan Tanah di Lapangan
Menguasai jenis dan prosedur pengeboran
Menguasai Prosedur uji Lubang (pit test)
Menguasai Jenis dan Prosedur Uji Lapangan (Institu test)
Menguasai Jenis, Prosedur dan memahami Arti Penyelidikan Air Tanah
6 Teori tekanan tanah
Menentukan Besar Tekanan Tanah
Menguasai Tekanan Tanah yang bekerja
Distribusi tekanan tanah vertikal dan lateral, teori tekanan tanah aktif dan pasif. Menguasai Teori
Tekanan Tanah Menguasai Parameter
Tanah yang dibutuhkan
7 Sifat kompaksi tanah
Menentukan Sifat Kompaksi Tanah
Menguasai metoda pengambilan contoh tanah
Kadar air optimal, hubungan kadar air dengan kepadatan kompaksi, karakter-istik swelling.
Menguasai metoda/ standar pengujian untuk mendapatkan sifat kompaksi tanah
Menguasai sifat kompaksi tanah
8 Sifat-sifat khusus tanah
Menentukan sifat-sifat khusus tanah
Menguasai metoda pengambilan contoh tanah
Sifat-sifat kimia tanah, tanah ekspan-sif, tanah collapse, tanah organik dan gambut, tanah jenuh sebagian, dan lain-lain.
Menguasai metoda/ standar pengujian untuk mendapatkan sifat kompaksi tanah
Menguasai sifat kompaksi tanah
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
9 Pondasi dangkal Pondasi dangkal
Menguasai Jenis dan Sistem Pondasi Dangkal
Jenis dan sistem pondasi dangkal, teori daya dukung tanah, estimasi penurunan jangka panjang.
Menguasai Teori Daya Dukung Tanah/Pondasi Dangkal
Menguasai Teori Penurunan Tanah/Pondasi
Menguasai parameter tanah yang dibutuhkan
10 Pondasi dalam Pondasi dalam Meguasai Jenis dan Jenis dan sistem
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
75
Sistem Pondasi Dalam pondasi dalam, daya dukung teoritis dan empiris, kapasitas tarik, daya dukung lateral, group effect, negative skin friction, estimasi penurunan tiang tunggal dan group, estimasi penurunan tiang tunggal dan group, estimasi deformasi lateral tiang.
Menguasai metoda Penentuan daya Dukung Aksial Pondasi Dalam
Menguasai Metoda Penentuan Daya Dukung Lateral Pondasi Dalam
Menguasai Metoda Uji Beban Tiang
Menguasai parameter tanah yang dibutuhkan
11 Sistem pe-nahan tanah dangkal/ sederhana
Sistem pe-nahan Tanah Sederhana/Dangkal
Menguasai Jenis dan Sistem Penahan Tanah Sederhana
Dinding penahan tanah gravitasi, centilever sheetpile, tekanan lateral tanah, dll. Menguasai metoda
Perhitungan Sistem Penahan tanah
Menguasai Parameter Tanah yang dibutuhkan
12 Stabilitas lereng sederhana
Stabilitas lereng seder-hana/dangkal
Menguasai Tipe lereng yang ada
Analisa stabilitas pada galian terbuka dangkal dan timbun-an tanah rendah.
Menguasai Metoda perhitungan Stabilitas lereng
Menguasai parameter Tanah yang dibutuhkan
B. Penunjang 1. Pengetahuan Aplikasi komputer 2. Pengetahuan peralatan geoteknik Persyaratan Jenjang Pendidikan : 1. Memiliki ijazah setara dengan Sarjanan (S1) Teknik Sipil/Serumpun
sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 3 (tiga) tahun.
2. Memiliki ijazah setara dengan Magister (S2) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 1 (satu) tahun.
3. Memiliki ijazah setara dengan Doktor (S3) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 0 (nol) tahun.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
76
Acuan Penilaian : 1. Pendidikan : Minimum setara dengan Sarjana (S1) Teknik
Sipil/Serumpun dari Perguruan Tinggi yang terakreditasi. 2. Pengalaman/Pemagangan : 3 (tiga) tahun. 3. Pengujian : Mengikuti Workshop (voluntary) dan ujian (tulisan
dan/atau lisan) yang dilaksanakan oleh asosiasi profesi terkait. c. Standar Kompetensi Ahli Geoteknik Utama (G2)
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
A. Umum 1. Sifat indeks
tanah Menentukan Sifat Indeks Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Klasifikasi tanah, berat volume, berat jenis, kadar air, batas cair, batas plastis, gradasi tanah, angka pori, tingkat kejenuhan, hubungan sifat indeks dengan sifat mekanika dan sifat hidrolis tanah.
Menguasai metode/standar pengujian untuk mendapat-kan sifat indeks tanah
Menguasai sifat indeks tanah
2 Sifat mekanika tanah
Menentukan Sifat Mekanika Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Kuat geser tanah, kohesi, konsep tegangan total dan tegangan efektif, hubungan hubungan tegangan dan regang-an tanah.
Menguasai metode/standar pengujian untuk mendapatkan sifat mekanika tanah
Menguasai sifat mekanika tanah
3 Sifat hidrolis tanah
Menentukan Sifat Hidrolis Tanah
Menguasai metode pengambilan contoh tanah
Permeabilitas, aliran/ rembesan air dalam tanah, tegangan pori, teori konsolidasi. Menguasai
metode/standar pengujian untuk mendapatkan sifat hidrolis tanah
Menguasai sifat hidrolis tanah
4 Pengujian Tanah di Laboratorium
Penyelidikan Tanah di Laboratorium
Menguasai Prosedur Uji Laboratorium :
Dapat melakukan uji direct shear
Dapat melakukan uji triaxial
Dapat melakukan uji unconfined compression
Dapat melakukan uji sifat indeks tanah
Dapat melakukan uji permeabilitas
Dapat melakukan uji kompaksi
Dapat melakukan uji konsolidasi
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
77
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja Cakupan/Kualifikasi
5 Pengujian Tanah di Lapangan
Penyelidikan Tanah di Lapangan
Menguasai jenis dan prosedur pengeboran
Menguasai Prosedur uji Lubang (pit test)
Menguasai Jenis dan Prosedur Uji Lapangan (Institu test)
Menguasai Jenis, Prosedur dan memahami Arti Penyelidikan Air Tanah
6 Teori tekanan tanah
Menentukan Besar Tekanan Tanah
Menguasai Tekanan Tanah yang bekerja
Distribusi tekanan tanah vertikal dan lateral, teori tekanan tanah aktif dan pasif. Menguasai Teori
Tekanan Tanah Menguasai Parameter
Tanah yang dibutuhkan
7 Sifat kompaksi tanah
Menentukan Sifat Kompaksi Tanah
Menguasai metoda pengambilan contoh tanah
Kadar air optimal, hubungan kadar air dengan kepadatan kompaksi, karakter-istik swelling.
Menguasai metoda/ standar pengujian untuk mendapatkan sifat kompaksi tanah
Menguasai sifat kompaksi tanah
8 Sifat-sifat khusus tanah
Menentukan sifat-sifat khusus tanah
Menguasai metoda pengambilan contoh tanah
Sifat-sifat kimia tanah, tanah ekspan-sif, tanah collapse, tanah organik dan gambut, tanah jenuh sebagian, dan lain-lain.
Menguasai metoda/ standar pengujian untuk mendapatkan sifat kompaksi tanah
Menguasai sifat kompaksi tanah
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
78
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
9 Pondasi dangkal
Pondasi dangkal
Menguasai Jenis dan Sistem Pondasi Dangkal
Jenis dan sistem pondasi dangkal, teori daya dukung tanah, estimasi penurunan jangka panjang.
Menguasai Teori Daya Dukung Tanah/Pondasi Dangkal
Menguasai Teori Penurunan Tanah/Pondasi
Menguasai parameter tanah yang dibutuhkan
10 Pondasi dalam Pondasi dalam Meguasai Jenis dan Sistem Pondasi Dalam
Jenis dan sistem pondasi dalam, daya dukung teoritis dan empiris, kapasitas tarik, daya dukung lateral, group effect, negative skin friction, estimasi penurunan tiang tunggal dan group, estimasi penurunan tiang tunggal dan group, estimasi deformasi lateral tiang.
Menguasai metoda Penentuan daya Dukung Aksial Pondasi Dalam
Menguasai Metoda Penentuan Daya Dukung Lateral Pondasi Dalam
Menguasai Metoda Uji Beban Tiang
Menguasai parameter tanah yang dibutuhkan
11 Sistem pe-nahan tanah dangkal/ sederhana
Sistem pe-nahan Tanah Sederhana/Dangkal
Menguasai Jenis dan Sistem Penahan Tanah Sederhana
Dinding penahan tanah gravitasi, centilever sheetpile, tekanan lateral tanah, dll.
Menguasai metoda Perhitungan Sistem Penahan tanah
Menguasai Parameter Tanah yang dibutuhkan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
79
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
12 Sistem penahan tanah dalam/ kompleks
Menguasai Jenis dan Sistem Penahan Tanah Sederhana
Braced wall, anchor/ tie back wall, soil nailing, stabilitas dasar galian, base heave, reinforced earth wall, cofferdam, dll.
Menguasai metoda Perhitungan Sistem Penahan tanah
Menguasai Parameter Tanah yang dibutuhkan
Menguasai metoda penanggulangan penahan tanah yang tidak stabil
13 Stabilitas lereng sederhana
Stabilitas lereng seder-hana/dangkal
Menguasai Tipe lereng yang ada
Analisa stabilitas pada galian terbuka dangkal dan timbun-an tanah rendah.
Menguasai Metoda perhitungan Stabilitas lereng
Menguasai parameter Tanah yang dibutuhkan
14 Stabilitas lereng kompleks
Stabilitas Lereng Kompleks/ Tinggi
Menguasai Tipe lereng yang ada
Analisa stabilitas pada lereng natural, galian terbuka dalam, dan timbunan tanah tinggi. Pengetahuan tentang pengaruh air tanah pada stabilitas lereng. Penanggulangan lereng tak stabil.
Menguasai Metoda perhitungan Stabilitas lereng
Menguasai parameter Tanah yang dibutuhkan
Menguasai metoda Penanggulangan Lereng yang Tidak Stabil
15 Kontrol air tanah
Kontrol Air Tanah
Menguasai Teori Aliran Air Melalui Tanah
Kontrol rembesan air pada galian atau dam, dewatering, critical hydraulic gradient, filter, piping, dll.
Menguasai parameter Tanah yang dibutuhkan
Menguasai Metoda Pengontrolan Air Tanah
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
80
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
16 Konstruksi khusus
Teknik Khusus Menguasai perbaikan tanah dengan menggunakan preloading
Terowongan, reklamasi, bendungan/dam, dll. Diaphragm wall, vertical drains, stone column, teknik perbaikan tanah lainnya.
Menguasai perbaikan tanah dengan melakukan stabilisasi dan grouting
Menguasai perbaikan tanah dengan melakukan Deep Compaction.
Menguasai perkuatan tanah dengan menggunakan Stone Column.
Menguasai perkuatan tanah dengan menggunakan Geotextile.
Menguasai perkuatan tanah dengan menggunakan Soil Nailing.
Menguasai perkuatan tanah dengan menggunakan Diaphragma Wall
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
81
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
17 Keahlian geoteknik khusus
Geoteknik Khusus
Menguasai hal ihwal berkenaan dengan geoteknik lingkungan
Geoteknik lingkungan, mekanika batuan, dinamika tanah, geoteknik gempa, dll. Menguasai Prosedur
dan Standar uji dalam menentukan sifat-sifat mekanika batuan serta dapat menggunakannya untuk keperluan konstruksi pada batuan
Menguasai Prosedur dan Standar untuk menentukan sifat dinamika tanah serta dapat menggunakannyauntuk pekerjaan konstruksi yang berkaitan dengan beban dinamis
Menguasai masalah-masalah yang berkaitan dengan geoteknik gempa
B. Penunjang 1. Pengetahuan Aplikasi komputer 2. Pengetahuan peralatan geoteknik
Persyaratan Jenjang Pendidikan :
1. Memiliki ijazah setara dengan Sarjana (S1) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 3 (tiga) tahun.
2. Memiliki ijazah setara dengan Pasca Sarjana (S2) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 1 (satu) tahun.
3. Telah memiliki sertifikat G1 dan sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman praktek selama 2 (dua) tahun dlam kualifikasi G1.
Acuan Penilaian : 1. Pendidikan : Minimum setara dengan Sarjana (S1) Teknik
Sipil/Serumpun dari Perguruan Tinggi yang terakreditasi. 2. Pengalaman/Pemagangan : 3 (tiga) tahun. 3. Pengujian : Mengikuti Workshop (voluntary) dan ujian (tulisan
dan/atau lisan) yang dilaksanakan oleh asosiasi profesi terkait.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
82
3. Standar Kompetensi Ahli Konstruksi Jembatan
a. Standar Kompetensi Ahli Pratama Konstruksi Jembatan
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
1. Perencanaan Jembatan sederhana dan standar
Menguasai pelaksanaan perencanaan jembatan dengan tingkat kesulitan sederhana hingga agak rumit
Mampu menyedia-kan data untuk perencanaan struktur jembatan sederhana secara lengkap
Memahami perencanaan jembatan sederhana hingga yang rumit dengan metode konvensional dengan bentang maksimum 40 meter, single span, pondasi sumuran atau tiang pancang
Mampu meng-evaluasi data hidrologi
Mampu meng-analisa perhitungan struktur jembatan sederhana
2 Pelaksanaan pekerjaan jembatan sederhana dan standar
Menguasai pelaksanaan pekerjaan jembatan sederhana dan standar
Mampu melaksana-kan dan ber-tanggung jawab ter-hadap mutu hasil pekerjaan jembatan dalam tingkat sederhana sampai dengan bentang 40m
Memahami pelaksanaan pekerjaan jembatan dengan sifat sederhana dan umum dengan metode konvensional dengan menguasai gambar kerja dan spesifikasi dan metode kerja sesuai dengan kondisi lapangan. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pembuatan atau penggantian jembatan dengan bentang maksimum 40 m, single span terdiri dari beton, baja atau komposit dengan pondasi sumuran, tiang pancang atau bore pile.
Mampu menyelesai-kan masalah lapangan dengan tingkat kesulitan sederhana
Menguasai spesifi-kasi pelaksanaan yang berkaitan dengan cara pe-laksanaan MSDM terhadap hasil yang sesuai dengan jadwal yang di-syaratkan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
83
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
Mampu melaksana-kan pekerjaan jembatan sesuai dengan gambar rencana yang diterima
Mampu menguasai tata cara pengambil-an contoh benda uji bahan
Mampu melaksana-kan tata cara pengukuran hasil pekerjaan
Mampu membuat pelaporan hasil pelaksanaan pe-kerjaan untuk men-dapatkan pem-bayaran
3 Pelaksanaan pengawasan pekerjaan jembatan dengan tingkat sederhana dan standar
Menguasai pe-laksanaan pe-ngawasan pe-kerjaan jembatan dengan tingkat sederhana dan standar
Mampu mengawasi dan bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan jembatan dalam tingkat sederhana
Memahami pe-laksanaan pengawas-an pekerjaan jembatan dengan sifat sederhana dan umum dengan penguasaan spesifikasi dan prosedur pemeriksaan mutu. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pengawasan pekerja-an jembatan dengan bentuk maksimal 40 m dan single span terdiri dari beton komposit atau baja.
Mampu menyelesai-kan masalah dengan tingkat kesulitan sedang
Menguasai spesifi-kasi pelaksanaan yang berkaitan dengan cara pelak-sanaan manajemen peralatan, MSDM terhadap hasil yang sesuai dengan jadwal yang diper-syaratkan
Mampu menguasai tata cara pe-ngambilan sampel pengujian bahan struktur jembatan dan jalan
Mampu melaksana-kan tatacara cara pengukuran hasil pekerjaan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
84
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
Mampu memeriksa laporan hasil pe-laksanaan pekerja-an untuk selanjut-nya memberikan rekomendasi untuk pembayaran
4 Norma dan Etika Profesi
Pemahaman norma umum dan etika profesi
Mengembangkan dan mewujudkan tanggung jawab dan kepedulian profesi tenaga teknik kepada Tuhan, bangsa, negara dan masyarakat
Penilaian dilakukan mencakup perilaku, tindakan dan pelaksanaan tugas profesi
Menjunjung tinggi falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
Menghayati serta mematuhi kode etik profesi sebagai tenaga ahli konstruksi
5 Peraturan perundang- undangan
Pemahaman peraturan perundang-undangan
Memahami, dan me-nerapkan, kaidah-kaidah peraturan perundangan yang berlaku
Penilaian dilakukan mencakup tindakan dan pelaksanan tugasnya dalam pelaksanaan pekerjaan Mengemban
tanggung jawab profesional atas tindakan dan karya-nya
6 Menerapkan pengetahuan kewirausaha-an
Mampu me-nerapkan pe-ngetahuan ke-wirausahaan dan memuas-kan pelanggan/ pemangku ke-pentingan (stakeholder)
Mampu bernegosiasi Penilaian harus mencakup kemampu-an memeragakan dan mempraktekkan
Memahami kelembagaan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
85
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
7 Menguasai Manajemen Karya Ilmiah dan Laporan
Mampu me-nyusun makalah, kertas kerja (technical paper), laporan dan lain sebagai-nya, serta mampu me-maparkan dan mempresentasikan
Mampu menyusun makalah, kertas kerja (technical paper)
Penilaian dilakukan mencakup mem-presentasikan, me-meragakan, dan mempraktekan atau simulasi
Mampu menyusun Laporan
Mampu mengimplementasikan dan mempresentasikan laporan, makalah kertas kerja
Persyaratan Jenjang Pendidikan :
1. Kualifikasi Akademis strata S-1 Teknik Sipil dari perguruan tinggi / swasta yang telah diakreditasi oleh BAN, dengan pengalaman kerja (magang) minimal 3 tahun atau
2. Kualifikasi Akademis strata D-3 Teknik Sipil dari perguruan tinggi / swasta yang telah diakreditasi oleh BAN, dengan pengalaman kerja (magang) minimal 4 tahun.
Acuan Penilaian : 1. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca dan mengintepretasikan
peta topografi. 2. Kemampuan menganalisa kondisi lapangan yang menghasilkan
perencanaan struktur jembatan yang optimal. 3. Kemampuan memanfaatkan sumber daya alam setempat untuk
perencanaanstruktur jembatan.secara optimal. 4. Kemampuan mengembangkan alternatif desain.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
86
b. Standar Kompetensi Ahli Madya Konstruksi Jembatan
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
1. Perencanaan Jembatan dengan tingkat kesulitan sedang dan agak rumit
Menguasai pelaksanaan perencanaan jembatan dengan tingkat kesulitan agak rumit dan Kompleks
Mampu melakukan perencanaan struktur jembatan skala menengah & kompleks
Memahami pe-rencanaan jembatan dengan sifat lebih rumit dan kompleks dengan beberapa metode sesuai per-masalahan di lapang-an. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah perencanaan dengan bentang 40-60 m dengan maksimum 3 span dari beton bertulang, baja atau beton prestressed, dengan mengguna-kan pondasi tiang pancang, borepile atau caisson.
Mampu melaksana-kan penilaian kapasitas dan kondisi jembatan
Mampu melaksana-kan perencanaan perbaikan jembatan sesuai dengan tingkat kerusakan-nya
Mampu menyiapkan spesifikasi teknis jembatan
Mampu member-kan saran teknik dalam pemeliharaan jembatan dengan struktur proyek agak rumit
2 Pelaksanaan pekerjaan jembatan tingkat kesulitan sedang dan agak rumit
Menguasai pelaksanaan pekerjaan jembatan tingkat kesulitan sedang dan agak rumit
Mampu ber-tanggung jawab ter-hadap manajemen proyek termasuk manajemen per-alatan, sumber daya manusia yang sesuai dengan jadwal serta dana yang tersedia
Memahami pe-laksanaan pekerjaan jembatan dengan sifat sedang dan agak rumit dengan per-timbangan beberapa metode pelaksanaan. Juga harus me-nguasai dokumen kontrak gambar kerja, prosedur review design serta monitor-ring pekerjaan. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan jembatan dengan bentang 40-60 m, maksimum 3 span terdiri dari beton, baja, komposit prestresed atau jembatan rangka
Mampu ber-tanggung jawab ter-hadap pelaksanaan pekerjaan yang ber-sifat rumit dan kompleks
Mampu menyelesai-kan masalah lapangan dan mem-berikan saran ke-pada pemberi tugas metode yang sesuai
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
87
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
Mampu memper-timbangkan be-berapa metode pe-laksanaan yang sesuai dengan kondisi lapangan
Menguasai spe-sifikasi pelaksanaan yang berkaitan dengan pengendali-an mutu
Mampu memper-timbangkan saran dari disiplin ilmu lainnya
3 Pelaksanaan pengawasan pekerjaan jembatan dengan tingkat kesulitan sedang dan agak rumit
Menguasai pe-laksanaan pe-ngawasan pe-kerjaan jembatan dengan tingkat kesulitan sedang dan agak rumit
Mampu member-kan saran dan rekomendasi ter-hadap manajemen proyek termasuk manajemen per-alatan sumber daya manusia sesuai dengan jadwal serta dana yang tersedia
Memahami pelaksa-naan pengawasan pekerjaan dengan sifat rumit dan kompleks dengan menguasai kontrak spesifikasi dan prosedur pemeriksaan mutu dan metode pelaksanaan sesuai kondisi lapangan. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pengawasan pelak-sanaan pekerjaan dengan bentang 40-60m. dengan maksimum 3 Span.
Mampu member-kan saran terhadap pelaksanaan pe-kerjaan yang ber-sifat rumit dan kompleks
Mampu membantu pelaksana dalam menyelesaikan masalah lapangan dan memberikan saran kepada pemberi tugas dengan metode yang sesuai.
Mampu memper-timbangkan be-berapa metoda pe-laksanaan yang sesuai dengan kondisi lapangan
Menguasai secara lengkap spesifikasi pekerjaan yang berkaitan dengan pengendalian mutu
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
88
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
Mampu memper-timbangkan saran dari disiplin ilmu lainnya
4 Norma dan Etika Profesi
Pemahaman norma umum dan etika profesi
Mengembangkan dan mewujudkan tanggung jawab dan kepedulian profesi tenaga teknik kepada Tuhan, bangsa, negara dan masyarakat
Penilaian dilakukan mencakup perilaku, tindakan dan pelaksanaan tugas profesi
Menjunjung tinggi falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
Menghayati serta mematuhi kode etik profesi sebagai tenaga ahli konstruksi
5 Peraturan perundang- undangan
Pemahaman peraturan perundang-undangan
Memahami, dan me-nerapkan, kaidah-kaidah peraturan perundangan yang berlaku
Penilaian dilakukan mencakup tindakan dan pelaksanan tugasnya dalam pelaksanaan pekerjaan Mengemban
tanggung jawab profesional atas tindakan dan karya-nya
6 Menerapkan pengetahuan kewirausaha-an
Mampu me-nerapkan pe-ngetahuan ke-wirausahaan dan memuas-kan pelanggan/ pemangku ke-pentingan (stakeholder)
Mampu bernegosiasi Penilaian harus mencakup kemampu-an memeragakan dan mempraktekkan
Memahami kelembagaan
7 Menguasai Manajemen Karya Ilmiah dan Laporan
Mampu me-nyusun makalah, kertas kerja (technical paper), laporan dan lain sebagai-nya, serta mampu me-maparkan dan mempresentasikan
Mampu menyusun makalah, kertas kerja (technical paper)
Penilaian dilakukan mencakup mem-presentasikan, me-meragakan, dan mempraktekan atau simulasi
Mampu menyusun Laporan
Mampu mengimplementasikan dan mempresentasikan laporan, makalah kertas kerja
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
89
Persyaratan Jenjang Pendidikan :
1. Memiliki ijazah setara dengan Sarjanan (S1) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 3 (tiga) tahun.
2. Memiliki ijazah setara dengan Magister (S2) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 1 (satu) tahun.
Acuan Penilaian : 1. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca dan mengintepretasikan
peta topografi. 2. Kemampuan menganalisa kondisi lapangan yang menghasilkan
perencanaan struktur jembatan yang optimal. 3. Kemampuan memanfaatkan sumber daya alam setempat untuk
perencanaan struktur jembatan.secara optimal. 4. Kemampuan menganalisa kondisi jembatan. 5. Kemampuan mengembangkan alternatif penaganan. 6. Kemampuan mengembangkan alternatif desain.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
90
c. Standar Kompetensi Ahli Utama Konstruksi Jembatan
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
1. Perencanaan Jembatan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Menguasai perencanaan jembatan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Mampu melaksana-kan perancangan jembatan dengan tingkat komplek-sitas yang tinggi
Memahami pe-laksanaan pe-rencanaan jembatan dengan kompleksitas tinggi dan khusus. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan pe-rencanaan jembatan dengan bentang > 60 m dengan multi span
Mampu meng-analisa metode-metode yang ada, dan dapat me-nyimpulkan metode yang paling tepat untuk suatu kasus tertentu
Mampu member-kan solusi yang bersifat khusus dengan tingkat keterkaitan tinggi dengan disiplin ilmu lainnya
Menguasai hal-hal untuk perancangan secara lengkap yang berkaitan dengan/ termasuk data penunjang seperti data hidrologi
Mampu merancang jembatan dengan inovasi- inovasi untuk mengatasi masalah-masalah pelaksanaan
Mampu menyiapkan detail struktur yang rumit jembatan khusus
Mampu member-kan usulan pe-nyelesaian masalah lapangan untuk jembatan-jembatan struktur jembatan khusus (terhadap kegagalan bangunan)
Mampu meng-analisa kapasitas jembatan yang ada terhadap beban-beban yang ada
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
91
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
Mampu menyiapkan spesifikasi dan dokumen kontrak
2 Pelaksanaan pekerjaan jembatan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Menguasai pelaksanaan pekerjaan jembatan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Mampu ber-tanggung jawab ter-hadap manajemen proyek termasuk manajemen per-alatan sesuai dengan jadwal dan dana yang ditetap-kan.
Memahami pelak-sanaan Pekerjaan jembatan dengan sifat tinggi dan kompleks dengan pertimbangan beberapa metode pelaksanaan me-nguasai kontrak, gambar kerja, manajemen proyek, manajemen mutu. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan jembatan dengan bentang > 60 m, multi span terdiri dari beton, pre-stressed, baja dengan berbagai type konstruksi dengan teknologi tinggi.
Mampu ber-tanggung jawab ter-hadap kualitas hasil pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi yang berkaitan dengan konstruksi jalan pendekat dan struktur jembatan
Mampu meng-analisa data dan metode yang di-gunakan dalam pe-nyelesaian masalah di lapangan
Mampu melaksana-kan konstruksi jembatan dengan tingkat sofistifikasi dan kompleksitas yang tinggi
Mampu membuat solusi yang inovatif dan bersifat khusus dalam penyelesaian masalah di lapangan
Menguasai secara lengkap spesifikasi pekerjaan jembatan untuk mencapai hasil sesuai dengan mutu yang disyaratkan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
92
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
3 Pelaksanaan pengawasan pekerjaan jembatan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Menguasai pe-laksanaan pe-ngawasan pe-kerjaan jembatan dengan tingkat kesulitan tinggi dan kompleks atau bersifat khusus
Mampu member-kan saran dan nasihat terhadap manajemen peralat-an sesuai dengan jadwal dan dana yang ditetapkan
Memahami pelak-sanaan pengawasan pekerjaan jembatan dengan sifat rumit dan kompleksitas tinggi dengan me-nguasai kontrak spesifikasi, mana-jemen proyek dan dapat membuat solusi permasalahan di lapangan. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan pengawasan pekerjaan jembatan dengan bentang > 60 m dengan multi span.
Mampu merekomen-dasikan mutu hasil pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi yang berkaitan dengan konstruksi jembatan
Mampu meng-analisa data dan metode yang di-gunakan dalam pe-nyelesaian masalah di lapangan
Mampu memberi saran teknik me-ngenai konstruksi jembatan dan jalan pendekat dengan tingkat sofistikasi dan kompleksitas yang tinggi
Mampu membuat solusi yang inovatif dan bersifat khusus dalam penyelesaian masalah lapangan. yang ditetapkan
Menguasai secara lengkap spesifikasi pekerjaan jembatan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
93
No. Bakuan Kompetensi
Unit Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Cakupan/Kualifikasi
4 Norma dan Etika Profesi
Pemahaman norma umum dan etika profesi
Mengembangkan dan mewujudkan tanggung jawab dan kepedulian profesi tenaga teknik kepada Tuhan, bangsa, negara dan masyarakat
Penilaian dilakukan mencakup perilaku, tindakan dan pelaksanaan tugas profesi
Menjunjung tinggi falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
Menghayati serta mematuhi kode etik profesi sebagai tenaga ahli konstruksi
5 Peraturan perundang- undangan
Pemahaman peraturan perundang-undangan
Memahami, dan me-nerapkan, kaidah-kaidah peraturan perundangan yang berlaku
Penilaian dilakukan mencakup tindakan dan pelaksanan tugasnya dalam pelaksanaan pekerjaan Mengemban
tanggung jawab profesional atas tindakan dan karya-nya
6 Menerapkan pengetahuan kewirausaha-an
Mampu me-nerapkan pe-ngetahuan ke-wirausahaan dan memuas-kan pelanggan/ pemangku ke-pentingan (stakeholder)
Mampu bernegosiasi Penilaian harus mencakup kemampu-an memeragakan dan mempraktekkan
Memahami kelembagaan
7 Menguasai Manajemen Karya Ilmiah dan Laporan
Mampu me-nyusun makalah, kertas kerja (technical paper), laporan dan lain sebagai-nya, serta mampu me-maparkan dan mempresentasikan
Mampu menyusun makalah, kertas kerja (technical paper)
Penilaian dilakukan mencakup mem-presentasikan, me-meragakan, dan mempraktekan atau simulasi
Mampu menyusun Laporan
Mampu mengimplementasikan dan mempresentasikan laporan, makalah kertas kerja
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
94
Persyaratan Jenjang Pendidikan :
1. Memiliki ijazah setara dengan Sarjanan (S1) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 6 (enam) tahun.
2. Memiliki ijazah setara dengan Magister (S2) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 3 (tiga) tahun.
3. Memiliki ijazah setara dengan Doktor (S3) Teknik Sipil/Serumpun sekurang-kurangnya telah memiliki pengalaman/pemagangan selama 1 (satu) tahun.
Acuan Penilaian : 1. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca dan mengintepretasikan
peta topografi. 2. Kemampuan menganalisa kondisi lapangan yang menghasilkan
perencanaan struktur jembatan yang optimal. 3. Kemampuan memanfaatkan sumber daya alam setempat untuk
perencanaan struktur jembatan.secara optimal. 4. Kemampuan menganalisa kondisi jembatan. 5. Kemampuan mengembangkan alternatif penaganan.
Kemampuan mengembangkan alternatif desain.
Rencana Strategis (Renstra) adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin di capai dalam kurun waktu 1 (Satu) tahun sampai dengan 5 (Lima) tahun dan disusun berdasarkan pemahaman terhadap lingkungan strategik baik dalam skala nasional, regional maupun lokal dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau timbul serta memuat visi dan misi sebagai penjabaran dalam membina unit kerja serta kebijaksanaan sasaran dan prioritas sasaran.
Komponen perencanaan startegis kebutuhan dan peningkatan kompetensi pegawai Pusjatan yang tetap dipertahankan dan mengacu pada pola dasar dan program pengembangan dan pembinaan SDM/pegawai Kementerian Pekerjaan Umum, meliputi visi, misi dan strategi utama, serta yang menjadi perhatian Pusjatan adalah peningkatan kompetensi pegawai dalam jangka waktu 5 (Lima) tahun mendatang.
B.2.4 Perumusan Rencana Strategis Kebutuhan dan Peningkatan Kompetensi Pegawai
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
95
Dalam rangka mendorong peningkatan kualitas manajemen Pusjatan dan peningkatan kualitas layanan publik, maka pemetaan kompetensi yang dibutuhkan setiap jabatan untuk mencapai standar yang ditetapkan sangat penting. Oleh karena itu, perlu dibenahi standar kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil Pusjatan, yang mencakup : 1. Kompetensi dasar, terdiri dari :
a. Integritas b. Kepemimpinan c. Perencanaan dan pengorganisasian d. Kerjasama e. Fleksibilitas
2. Kompetensi bidang, terdiri dari : a. Berorientasi pada pelayanan b. Berorientasi pada kualitas c. Mencari informasi d. Berpikir analitis e. Perhatian terhadap keteraturan f. Membimbing g. Pengaturan kerja h. Keahlian teknikal/profesional/manajerial
Tujuan dari penetapan dan pengembangan standar kompetensi pegawai, antara lain adalah : 1. Memberikan pemahaman bagi para pejabat instansi pemerintah
tentang penyusunan standar dan pengukuran kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil ( PNS ).
2. Meningkatkan kualitas rancang bangun penyusunan standar dan pengukuran kompetensi jabatan Pegawai Negeri Sipil ( PNS ).
3. Memperjelas arah pengembangan pola karir dan sistem pendidikan dan pelatihan pegawai.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan penetapan dan pengembangan standar kompetensi pegawai adalah : 1. Bagi individu, meliputi :
a. Pengembangan karir individu PNS sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh instansi.
b. Kesempatan bagi individu PNS untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.
2. Bagi organisasi, meliputi : a. Pemetaan kompetensi yang dibutuhkan instansi lebih akurat
dan akuntabel sehingga administrasi dan manajemen rekrutmen serta pola karir lebih efisien.
b. Arah pengembangan pola karir dan sistem pendidikan dan pelatihan lebih jelas, fokus dan terukur. Langkah dan tahapan penyusunan rencana strategis
peningkatan kompetensi pegawai Pusjatan, adalah sebagai berikut : 1. Perumusan dan penyusunan visi, misi, nilai dan tujuan; 2. Formulasi strategi;
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
96
3. Perumusan kebijakan.
6.6.1. Perumusan dan Penyusunan Visi, Misi, dan Nilai Perumusan visi sebagaiman tersebut di atas, berlandaskan atas
pemikiran strategis sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 12 Ayat (2) : untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (I), diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. Sistem manajemen kepegawaian saat ini memang belum mampu mendorong peningkatan profesionalitas, kompetensi, dan remunerasi yang adil dan layak sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja, sebagaimana diamanatkan dalam Undang - Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; Penataan Kepegawaian/SDM aparatur diarahkan guna mengembangkan dan melaksanakan sistem manajemen kepegawaian yang berbasis kinerja atau berorientasi kepada sistem merit, yang didukung oleh perencanaan kepegawaian yang terintegrasi dan berkelanjutan, tersedianya sistem remunerasi yang adil dan layak, pembinaan karier, dan penilaian berdasar prestasi kerja, diklat berbasis kompetensi, tata nilai, moral, etika dan etos kerja yang baik, dan perlindungan hukum untuk memacu pegawai negeri sipil agar dapat berprestasi tinggi (profesional); dengan memperhatikan perkembangan isu strategis lingkungan organisasi, seperti perubahan kebijakan nasional dalam sistem manajemen pegawai negeri sipil, dan arah kebijakan pembangunan nasional.
Selain itu dalam merumuskan visi, juga harus dipertimbangkan dengan visi kementerian pekerjaan umum dan khususnya visi Pusjatan, serta kebijakan pemerintah dalam mereformasi birokrasi.
Terkait dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka diusulkan visi peningkatan pegawai Pusjatan adalah :
Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian PUSJATAN Berbasis Kompetensi Menuju Terciptanya Pegawai Negeri Sipil yang Profesional dan Sejahtera
Mengingat pernyataan visi merupakan cita-cita yang ingin
diwujudkan dalam jangkauan kedepan mengarah pada perspektif, maka dipandang perlu untuk menjabarkan lebih lanjut dalam pernyataan misi agar dapat menjadi pedoman penyelenggaraan program berjangka menengah lima tahunan dalam susunan renstra kebutuhan dan peningkatan kompetensi pegawai. Adapun misi yang dirumuskan adalah :
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
97
PERTAMA : Meningkatkan profesionalisme dan kinerja kelembagaan PUSJATAN
KEDUA : Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia di Bidang IPTEK.
KETIGA : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur melalui pendidikan dan latihan (Diklat) Aparatur.
KEEMPAT : Mewujudkan Penataan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan sesuai kompetensinya.
KELIMA : Meningkatkan pembinaan aparatur dalam rangka mendorong peningkatan disiplin, kinerja dan kesehjateran pegawai untuk mewujudkan PNS yang berprestasi tinggi.
KEENAM : Meningkatkan pelayanan prima administrasi kepegawaian dalam rangka mewujudkan pelayanan administrasi yang tepat didukung oleh penyajian data dan informasi kepegawaian yang akurat.
Adapun nilai-nilai yang diacu dalam pelaksanaan misi adalah : 1. Komitmen dan konsistensi
a. Komimen adalah keteguhan hati, tekad yang mantap dan janji untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu yang diyakini.
b. Konsistensi adalah ketetapan, kesesuaian, ketaatan dan kemantapan dalam bertindak sesuai dengan visi, misi, janji, prinsip, amanah, kebijakan atau aturan dan nilai-nilai yang telah ditetapkan (taat azas).
2. Keikhlasan dan kejujuran a. Keikhlasan adalah kerelaan yang sepenuh hati, yang datang dari
lubuk hati, serta tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa atas suatu perbuatan, khususnya, yang berdampak positif bagi orang lain.
b. Kejujuran adalah sikap yang berpihak pada kebenaran dan sikap moral yang terpuji (morally up right), sehingga berani menolak dan bertindak melawan segala kebathilan yang bertentangan dengan suara hati.
3. Kebersamaan dan dinamika kelompok a. Kebersamaan adalah suatu sikap dan perilaku yang
menggambarkan suasana hati bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok kerja tertentu sehingga tumbuh perasaan bersama yang kuat dalam suatu kelompok dan melahirkan kelompok kerja yang sinergis dalam melaksanakan tugas bersama.
b. Dinamika kelompok adalah cara kerja kelompok yang bersifat dinamis, kreatif, dan sinergis dalam melayani dan atau mencapai sasaran kerja secara menyeluruh.
4. Disiplin dan keteraturan kerja a. Disiplin adalah kemampuan untuk mengendalikan diri, tenang
dan tetap taat pada aturan, norma dan prinsip-prinsip tertentu, walaupun dalam situasi yang sangat menekan sekalipun.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
98
b. Keteraturan kerja adalah sikap dan tindakan yang mengikuti jadwal dan sistem kerja yang telah tersusun dan terencana secara baik serta bersifat sistematis, dinamis dan berorientasi pada hasil “Start slowly and build it up slowly on reguler basis”.
6.6.2.Formulasi Strategi Dalam memformulasikan strategi kebutuhan dan peningkatan
kompetensi pegawai, maka dilakukan analisa lingkungan strategis, meliputi : INTERNAL
Kekuatan Eksistensi dalam pengelola sumber daya aparatur
(UU nomor 43 Tahun 1999 beserta peraturan
pelaksananya, Keppres No 59 Tahun 1999);
Tersedianya sistem dan prosedur kerja yang baku
dalam pengelolaan sumber daya aparatur;
Tersedianya pengelola sumber daya aparatur yang
memadai
Tersedianya sumber daya aparatur yang dikelola;
Tersedianya uraian tugas yang jelas pada masing
masing fungsi
Hasil-hasil pengelolaan sumber daya aparatur yang
selama ini telah dilaksanakan
Tersusunnya laporan pelaksanaan tugas secara
periodik
Tersusunnya laporan kegiatan evaluasi
pelaksanaan tugas
Kelemahan Belum terimplementasikannya analisa jabatan
sebagai dasar perencanaan Manajemen SDM
Belum terealisasikannya hasil analisa beban kerja
pada masing-masing unit kerja
Kurangnya pemahaman proses manajemen
pengembangan SDM diindikasikan masih
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
99
lemahnya koordinasi
Belum optimalnya SIM K yang terintegrasi dan
terstruktur sebagai pendukung pengelolaan SDM
aparatur
o Kurang
tersedianya sarana dan prasarana diklat yang
memadai
o Masih
terdapatnya pelanggaran disiplin PNS
o Belum adanya
standar pelayanan minimal dalam pelayanan
kepegawaian
o Masih
kurangnya tenaga fungsional tertentu (peneliti,
perekayasa, teknisi litkayasa) di balai
EKSTERNAL
Peluang o Keputusan.
MENPAN Nomor Kep/23.2/M.PAN/ 2/2004 tanggal
16 Februari 2004 tentang Penataan Pegawai Negeri
Sipil
o Keputusan
Kepala BKN No 46 A tentang Standar kompetensi
Jabatan Struktural dan No 46 B tentang Evaluasi
Jabatan
o Tuntutan
tentang Standar pelayanan minimal (SPM) dalam
Pelayanan Kepegawaian;
o Kebijakan
kepegawaian secara nasional yang mensyaratkan
diklat sebagai bagian sistem pembinaan pegawai
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
100
o Banyaknya
lembaga pendidikan dan pelatihan lokal maupun
nasional yang bisa diajak kerjasama diindikasikan
dengan Kerjasama penyelenggaraan Diklat dengan
sistem pola kemitraan
o Kerjasama
dalam proses pelayanan kepegawaian (pensiun,
askes, dll)
o Banyaknya
tawaran peningkatan SDM (diklat fungsional,
beasiswa, pendidikan formal)
o Makin
banyaknya lembaga pengawasan formal dan non
Formal
Ancaman o Situasi kondisi
politik nasional menghasilkan komitmen yang
kurang kondusif dalam pengembangan SDM
Aparatur
o Anggaran
pengembangan dan peningkatan kualitas SDM
masih rendah. Dengan diindikasi-kan, masih
terbatasnya kuantitas pengiriman untuk mengikuti
Diklat Teknis/Fungsional
o Adanya
Peraturan Perundang-undangan yang kurang
mendukung terhadap pelaksanaan Diklat
o Semakin
meningkatnya tuntutan dan kritisnya masyarakat
terhadap peningkatan pelayanan pemerintah
o Globalisasi
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
101
(transparansi, akuntabel pengelolaan SDM).
Faktor penentu keberhasilan mengoptimalkan kebutuhan dan
peningkatan kompetensi pegawai lebih memfokuskan strategi
(kebijakan dan program) dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan,
melalui penyelenggaraan misi untuk mewujudkan visi Pusjatan dalam
mengembangkan dan membina pegawainya. Faktor penentu
keberhasilan (critical success factors) berupa kegiatan-kegiatan
program yang mempunyai prioritas tinggi untuk dilaksanakan dalam
periode renstra peningkatan kompetensi pegawai Pusjatan, karena
hasil dari kegiatan program tersebut menjadi prasyarat tercapainya
tujuan akhir, yaitu terciptanya sistem manajemen kepegawaian
menuju terwujudnya pegawai negeri sipil yang profesional dan
sejahtera. Adapun kegiatan tersebut adalah :
1. Dilaksanakannya kegiatan-kegiatan program Pengembangan Sistem
Manajemen Kepegawaian yang diarahkan pada terwujudnya sistem
pembinaan PNS berbasis kompetensi;
2. Revitalisasi berbagai penyusunan peraturan/regulasi berkenaan
dengan manajemen kepegawaian, baik sebagai upaya penyesuaian
dengan kebutuhan pembinaan PNS, maupun tindak lanjut berupa
kebijakan lokal dalam rangka mengantisipasi perubahan dan
perkembangan eksternal di masa dating;
3. Pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian yang
diarahkan pada terwujunya data dan informasi kepegawaian yang
bernilai tambah (cepat-tepat dan akurat setiap saat);
4. Pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian kepegawaian
di daerah yang diarahkan pada penegakkan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan kepegawaian guna mendukung terciptanya
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance);
5. Peningkatan akuntabilitas kinerja pelayanan administrasi
kepegawaian yang diarahkan pada terwujudnya pelayanan prima di
bidang kepegawaian;
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
102
6. Peningkatan kualitas SDM aparatur melalui pendidikan dan
pelatihan PNS dan peningkatan pendidikan formal PNS yang
diarahkan pada terwujudnya kualitas SDM aparatur yang
profesional berbasis kompetensi;
Dalam rangka mencapai visi dan misi maka visi dan misi
tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan
operasional berupa perumusanan tujuan strategis (strategic goals)
organisasi.
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari
pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Sehingga dapat secara tepat
mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam
memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke
depan dengan diformulasikannya tujuan strategis ini dalam
mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih
dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan
Pusjatan untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah
dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi
organisasi. Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi di
dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang
ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance indicator)
yang terukur. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Memperkuat sistem perencanaan kepegawaian
2. Mengembangkan sistem manajemen informasi kepegawaian
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Pegawai
Negeri Sipil
4. Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur Pegawai Negeri Sipil
berbasis kompetensi
5. Peningkatan Pembinaan Pegawai Negeri Sipil
6. Peningkatan kinerja pelayanan kepegawaian
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
103
PERTAMA : Meningkatkan profesionalisme dan kinerja
kelembagaan PUSJATAN.
Dengan tujuan :
Meningkat kinerja lembaga PUSJATAN yang berdaya
saing dengan dukungan SDM yang profesional.
KEDUA : Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya
Manusia di Bidang IPTEK.
Dengan tujuan :
1. Memperkuat sistem perencanaan dan
pengembangan pegawai.
2. Mengembangkan sistem manajemen kepegawaian.
KETIGA : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur
melalui pendidikan dan latihan (Diklat) Aparatur.
Dengan tujuan :
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur untuk
meningkatkan kompetensi sesuai tugas pokok dan
fungsi yang dilaksanakan melalui pendidikan dan
latihan, peningkatan pendidikan formal dan
meningkatkan ketrampilan teknis dan fungsional
aparatur pemerintah.
KEEMPAT : Mewujudkan Penataan Pegawai Negeri Sipil dalam
Jabatan sesuai kompetensinya.
Dengan tujuan :
Terwujudnya penataan pegawai sesuai kompetensi
jabatan dan syarat jabatan serta memperhatikan pola
karir .
KELIMA : Meningkatkan Pembinaan Aparatur dalam rangka
mendorong peningkatan disiplin, kinerja dan
kesehjateran pegawai untuk mewujudkan PNS yang
berprestasi tinggi.
Dengan tujuan :
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
104
Peningkatan pembinaan pegawai untuk meningkatkan
akuntabilitas dan kesejahteraan pegawai.
KEENAM : Meningkatkan pelayanan prima administrasi
kepegawaian dalam rangka mewujudkan pelayanan
administrasi yang tepat didukung oleh penyajian data
dan informasi kepegawaian yang akurat.
Dengan tujuan :
Peningkatan kinerja pelayanan kepegawaian dalam
rangka meningkatkan kapasitas Pusjatan guna
mewujudkan Tata Pemerintahan yang baik (Good
Governance).
Perumusan strategi kebutuhan dan peningkatan kompetensi
pegawai berdasarkan hasil analisa lingkungan strategis eksternal dan
internal yang teridentifikasi, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tabel 6.4. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan Analisis SWOT
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
Peluang (Oppurtunity)
Strategi SO : Strategi WO :
1. Memacu peningkatan kualitas pegawai dan me-ningkatkan hubungan komunikasi antar pegawai di Pusjatan
1.eningkatkan profesiona-litas, kreativitas, dan disiplin pegawai dalam menjalankan berbagai tugas, fungsi dan tanggung jawab, serta memberikan perhatian khusus dan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi.
2. Menjaga komitmen pimpin-an dan loyalitas staf
2.endorong terlaksananya ABK agar tercipta peng-gunaan dana yang
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
105
efektif, efisien dan transparan, serta maksimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang ada.
3. Efisiensi penggunaan dana dalam pelaksanaan kegiatan
3.elakukan pemantapan sistem informasi, penataan kelembagaan, dan pe-ngukuran kinerja.
4. Meningkatkan koordinasi antar instansi, serta kerja-sama dengan organisasi profesi sebagai mitra
4.endukung terlaksananya demok rasi dan reformasi birokrasi.
Ancaman (Threats)
Startegi ST : Strategi WT :
1. embuka akses yang lebih luas bagi partisipasi masyarakat dalam hal meminimalkan atau menghapus KKN, dll.
1.eningkatkan pengawasan melekat dan budaya kerja untuk menghapus / me-ngurangi praktek KKN.
2. enumbuhkan komitmen untuk meningkatkan transparansi antar unit kerja Pusjatan
2.endukung upaya-upaya peningkatan transparansi antar unit kerja Pusjatan
3. Mengembangkan pe-mahaman yang benar tentang semangat reformasi birokrasi ke arah yang lebih produktif.
3. Meningkatkan kreativitas pegawai dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tusi-nya.
4. Mendorong dan men-dukung upaya-upaya penyelesaian masalah kepegawaian guna meningkatkan profesio-nalisme pegawai.
4. Mendukung supremasi hukum dalam rangka menghapus atau mengurangi KKN.
Strategi-strategi yang dapat dituangkan dalam renstra SDM
Punjatan, adalah langkah-langkah upaya yang ditempuh untuk
mewujudkan visi dan misi. Untuk itu langkah upaya yang perlu
dilakukan oleh Pusjatan adalah :
1. Paradigma pembinaan PNS terutama dalam upaya pengembangan
sistem manajemen kepegawaian termasuk di dalamnya
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
106
pengembangan terhadap norma, standar dan prosedur kepegawaian
mengacu pada manajemen yang berlaku secara nasional. Hal
tersebut dimaksudkan agar dapat dicapai standar yang sama dalam
pembinaan seluruh PNS di Pusjatan, meskipun di masa mendatang
sebagian operasional manajemennya terdesentralisasikan ke Unit
kerja seiring dengan perkembangan.
2. Menciptakan kondisi antara, untuk menjembatani tercapainya
tujuan terwujudnya kondisi sistem manajemen kepegawaian di
masa yang akan datang. Adapun kondisi antara sebagai tersebut
adalah :
a. Berbagai upaya pengembangan sistem manajemen kepegawaian
pada saat ini, yang diaktualisasikan melalui penyusunan
rencana kegiatan program berjangka menengah diarahkan pada
pencapaian visi.
b. Penyempurnaan berbagai instrumen manajemen kepegawaian
melalui kegiatan tindak lanjut berbagai peraturan perundang-
undangan kepegawaian mengacu perkembangan norma,
standar, dan prosedur kepegawaian secara nasional yang
disusun dalam berbagai rancangan instrumen manajemen
kepegawaian yang baru sebagai antisipasi kebutuhan pembinaan
PNS berbasis kompetensi di masa yang akan datang.
c. Pemberdayaan sistem informasi manajemen kepegawaian baik
yang berbasis teknologi informasi maupun sistem manual yang
ada melalui kegiatan program berkelanjutan ; pengembangan
sistem informasi manajemen kepegawaian dan pemeliharaan
dokumentasi/tata-naskah PNS.
3. Menyelenggarakan capacity building kelembagaan untuk
mewujudkan keberdayaan Pusjatan agar mampu menghadapi
tantangan perubahan dan perkembangan dalam menyelenggarakan
kompetensi intinya. Untuk itu perlu ditempuh :
a. Memperkuat integrasi internal melalui pencapaian komitmen
bersama semua pimpinan dan staf.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
107
b. Menyelaraskan kompetensi individu pegawai dengan kompetensi
inti Pusjatan (competence-based organisation), melalui:
penciptaan kondisi dan pembinaan kapasitas SDM pegawai yang
mendorong peningkatan motivasi kerja, kualitas SDM pegawai
(keahlian, pengetahuan, wawasan dan keterampilan), serta
tumbuhnya daya kreasi dan inovasi, dalam rangka keberhasilan
pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang kepegawaian.
c. Menyelaraskan organisasi dengan fungsi Pusjatan, dan
d. Menanamkan nilai-nilai organisasi (budaya kerja/etos kerja,
akuntabilitas kinerja, disiplin), baik melalui pembinaan langsung
atasan-pegawai, maupun melalui media kepelatihan.
Untuk mengimplementasikan strategi dalam rangka mencapai
sasaran dan tujuan yang telah telah ditetapkan, maka perlu
dirumuskan kebijakan-kebijakan strategis yang menjadi pedoman bagi
perumusan dan operasionalisasi program lima tahun dari renstra
kepegawaian Pusjatan. Kebijakan strategis sebagaimana tersebut,
adalah Penyiapan ketersediaan SDM Pusjatan yang berkualitas secara
proporsional di semua unit kerja dengan menata keseimbangan antara
jumlah pegawai dengan beban kerja di setiap unit kerja, serta
meningkatkan kualitas pegawai Pusjatan melalui pengelolaan SDM
Pusjatan berdasarkan standar kompetensi.
Berdasarkan kebijakan diatas maka program dan kegiatan
strategis yang akan dilakukan Pusjatan adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur Pusjatan, dengan
kegiatan strategis :
a. Mengembangkan perencanaan pengembangan SDM aparatur
secara komprehensif di semua tingkatan;
b. Meningkatkan SDM aparatur melalui pendidikan dan pelatihan;
c. Mengembangkan standar kompetensi jabatan.
2. Program Pengelolaan SDM Aparatur, dengan kegiatan strategis :
a. Mengembangkan pola karir jabatan;
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
108
b. Mengembangkan SIM-K;
c. Pembinaan PNS;
d. Mengadakan rekrutmen pegawai berbasis kompetensi.
Sejalan dengan upaya pemenuhan dan pelaksanaan program
peningkatan profesionalisme aparatur Pusjatan melalui pendidikan
dan pelatihan didasarkan pada kebijakan dan strategi dasar dalam
memenuhi tuntutan dan kebutuhan akan peningkatan kompetensi
pegawai guna dapat menunjang tujuan dan sasaran Pusjatan menjadi
lebaga penelitian dan pengembangan yang terkemuka dan
berkelanjutan.
Peningkatan kinerja aparatur dalam rangka pemberian
pelayanan publik merupakan program utama pemerintah dewasa ini.
Program ini dilatarbelakangi oleh makin menguatnya tuntutan
masyarakat terhadap ketersediaan pelayanan yang prima, efisien, dan
terjangkau. Untuk itu, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelaku
utama pelayanan dituntut untuk mengaktualisasikan kinerja
pelayanannya secara optimal, baik pelayanan publik yang bersifat
langsung maupun tidak langsung (direct & indirect services).
Kinerja pelayanan publik sampai saat ini masih ditandai dengan
banyaknya keluhan masyarakat terhadap kurang optimalnya kualitas
pelayanan yang diberikan oleh birokrasi. Dengan kata lain, masyarakat
masih melihat adanya kesenjangan antara kinerja PNS yang
diharapkan (intendedperformance) dengan kinerja nyata yang
dihasilkan (actual performance). Fenomena kesenjangan ini menjadi
salah satu bukti bahwa mayoritas sumber daya aparatur masih
memiliki kompetensi yang kurang optimal, yang mengakibatkan
rendahnya kinerja pelaksanaan program-program pelayanan publik di
instansi pemerintah. Oleh karenanya, peningkatan kompetensi
aparatur pemerintah merupakan kunci utama dalam melakukan
transfromasi kinerja pelayanan instansi pemerintah kepada
masyarakat.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
109
Program peningkatan kompetensi sesungguhnya telah menjadi
acuan dalam pengelolaan dan pembinaan pegawai negeri sipil (PNS).
Misalnya, dalam undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian pasal 17 dinyatakan bahwa “Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan
prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat
obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras
atau golongan”. Kebijakan ini secara eksplisit mendudukkan konsep
kompetensi sebagai acuan utama untuk melakukan pengelolaan dan
pengembangan karir PNS, terutama dalam hal promosi dan jenajang
karir seorang PNS.
Dalam kebijakan pendidikan dan pelatihan aparatur yang
tertuang dalam PP No. 101 Tahun 2000, konsep kompetensi juga
dijadikan acuan dasar dalam penyelenggaraan diklat aparatur. Pasal 3,
misalnya, menegaskan bahwa sasaran diklat adalah untuk
mewujudkan PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan
persyaratan jabatan masing-masing, baik itu untuk Diklat
Kepemimpinan, Teknis, dan Fungsional. Disamping itu, pasal 17
menegaskan bahwa kurikulum diklat aparatur mesti disusun
berdasarkan atas standar kompetensi jabatan PNS.
Dalam konteks dunia pendidikan di Indonesia, konsep
kompetensi juga mendapat perhatian yang begitu besar terutama
dalam dunia pendidikan nonformal seperti lembaga-
lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat), dan institusi pendidikan
keahlian (vocational education). Pengaruh konsep ini pun membuat
para pembuat kebijakan dan praktisi diklat di sektor publik / lembaga
diklat pemerintah untuk mengadopsi dan mencoba menerapkannya.
Oleh karena itu, para praktisi diklat PNS memandang perlu adanya
penerapan konsep kompetensi ke dalam program diklat, yang
kemudian disebut sebagai diklat berbasis kompetensi (DBK)
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
110
atau competence-based training. Konsep program DBK ini dipandang
sebagai suatu alternatif solusi bagi kelemahan dan kekurangan
penyelenggaraan diklat aparatur saat ini, sekaligus dapat wewujudkan
program diklat yang akan menghasilkan alumni diklat yang kompeten
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Namun demikian, dalam tataran praktis masih banyak
perbedaan dan perdebatan tentang bagaimana seharusnya pengelolaan
sumber daya manusia berbasis kompetensi, khususnya dalam
program pengembangan SDM melalui diklat ini harus dilakukan.
Misalnya, kurang spesifiknya tujuan diklat, kurang jelasnya
sistematika kurikulum, dangkalnya materi / modul diklat adalah
beberapa contoh saja tentang kelemahan-kelemahan penyelenggaraan
program diklat berbasis kompetensi. Untuk itulah maka diperlukan
upaya-upaya yang lebih konkret tentang bagaimana memformulasikan
penyelenggaraan DBK oleh instansi pemerintah, khususnya lembaga
diklat dan instansi pembina kepegawaian.
Salah satu unsur yang sangat penting dalam penerapan diklat
berbasis kompetensi di instansi pemerintah adalah program asesmen /
penilaian kompetensi, baik bagi PNS yang akan mengikuti
diklat, maupun yang telah menyelesaikan diklat. Asesmen kompetensi
ini merupakan proses untuk mengukur sampai sejauhmana seorang
PNS telah memenuhi standar kompetensi dan kinerja yang telah
ditetapkan. Agar proses pengukuran ini berjalan efektif, maka sistem
asesmen kompetensi memerlukan instrumen yang benar-benar valid
dan reliabel, asesor (penilai) yang kompeten, mekanisme yang jelas,
serta sertifikasi kompetensi yang transparan.
Secara teoritis, asesmen kompetensi dalam konteks kediklatan
sebenarnya ingin memberikan jawaban terhadap dua pertanyaan
pokok, yaitu: 1) apakah calon peserta diklat benar-benar
membutuhkan kompetensi yang diajarkan dalam diklat, dan 2)
bagaimana cara untuk mengetahui bahwa peserta diklat telah memiliki
kompetensi yang diajarkan?. Dua pertanyaan pokok inilah seharusnya
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
111
menjadi acuan dalam penyelenggaraan program diklat aparatur, dan
asesmen kompetensi menjadi prasyarat dalam pelaksanaan DBK.
Tanpa asesmen kompetensi yang efektif, maka program-program diklat
yang dilaksanakan lebih banyak jatuh kepada program ”ritual dan
penghabisan anggaran” yang belum tentu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Setelah kurang lebih sembilan tahun menerapkan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Diklat Jabatan Pegawai
Negeri Sipil, telah kita identifikasi berbagai permasalahan yang terjadi
baik dalam substansi Peraturan Pemerintah itu sendiri maupun dalam
implementasinya.Identifikasi permasalahan-permasalahan tersebut
bukan saja dirasakan dan ditemukan oleh LAN sebagai Instansi
Pembina Diklat, bahkan juga ditemukan oleh Lembaga-Lembaga Diklat
yang tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, urgensi
melakukan pembaharuan baik pada tataran substansi maupun
implementasi merupakan suatu kebutuhan.
Kebutuhan SDM Pusjatan akan program pendidikan dan
pelatihan, meliputi :
1. Diklat Pimpinan Struktural
Penetapan pegawai yang telah mengikuti Diklat PIM/Struktural
didasarkan pertimbangan jenjang diklat yang telah dilalui dan
tingkat golongan.
Tujuan pelaksanaan Diklat Pimpinan Struktural, adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan structural, secara
professional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai
Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansinya;
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai
pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi
pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat;
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
112
d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan
demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Sasaran pelaksanaan Diklat Pimpinan Struktural, adalah :
a. Menjabarkan visi, misi, dan strategi pembangunan nasional
dalam program instansinya;
b. Memahami dan mewujudkan kepemerintahan yang baik (good
governance) dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab unit
organisasinya;
c. Melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi kinerja unit organisasinya serta merancang tindak
lanjut yang diperlukan;
d. Merumuskan strategi pelaksanaan pelayanan prima sesuai de
ngan tugas dan tanggung jawab unit organisasi;
e. Menerapkan system dan prinsip-prinsip akuntabilitas dalam
pelaksanaan kebijakan unit organisasinya;
f. Meningkatkan kapasitas organisasi dan staf melalui peningkatan
kompetensi pegawai dan pendayagunaan organisasi;
g. Menumbuhkembangkan motivasi pegawai untuk
mengoptimalkan kinerja unit organisasinya;
h. Menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan dalam keragaman;
i. Merumuskan dan member masukan untuk pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan logis dan sistematis;
j. Melaksanakan pola kemitraan, kolaborasi dan pengembangan
jejaring kerja;
k. Memanfaatkan teknologi informasi dalam pelaksanaan tugas;
l. Berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
2. Diklat Dalam Jabatan
Adanya kesenjangan KSA (knowledge, Skill, Attitude) yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan baik yang bersifat
periodik/ insidentil. Kebutuhan Diklat tingkat jabatan dapat
diketahui dengan mempergunakan analisis misi, fungsi, tugas dan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
113
sub tugas yang diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi.
Kemudian kompetensi-kompetensi itu dikelompokkan sedemikan
rupa sehingga menghasilkan standar diklat untuk tiap-tiap jabatan.
Tujuan mengikuti Diklat dalam jabatan adalah untuk
meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan.
Jumlah estimasi pegawai Pusjatan yang mengikuti Diklat dalam
jabatan diproyeksikan dengan pertimbangan berjenjang juga
diperuntukan bagi pegawai yang belum mengikuti Diklat dalam
jabatan, agar mampu meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan
dan keterampilannya.
3. Diklat Teknis
Berkaitan dengan siapa dan jenis diklat teknis apa yang diperlukan.
Menggambarkan kebutuhan Diklat tingkat individu dapat disusun
dengan mempergunakan TNA Tool (Training Needs Assessment),
yakni dengan membandingkan kesenjangan standar kompetensi
dalam jabatan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh seorang PNS
yang bekerja dalam unit jabatan tersebut.
Terkait dengan kebutuhan tersebut, maka SDM Pusjatan
membutuhkan berbagai jenis pelatihan dan pendidikan yang
sifatnya teknis, selain menunjang pelaksanaan kegiatan
kesehariannya, juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
sesuai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Estimasi kebutuhan SDM Pusjatan akan pendidikan dan pelatihan
teknis harus disesuaikan dengan rencana pengembangan organisasi
kedepan (jangka pendek dan jangka menengah), serta ketersediaan
anggaran. Terdapat 36 jenis Diklat Teknis yang dapat diusulkan
untuk diikuti oleh SDM Pusjatan, mulai dari Diklat Administratif
dan Keuangan, Diklat Teknis Bidang Jalan dan Jembatan, Diklat
Teknis Penunjang, serta Sertifikasi Keahlian.
Adapun jumlah SDM Pusjatan yang diusulkan untuk mengikuti
Diklat Teknis adalah merupakan estimasi dengan dasar kebutuhan
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
114
dan ketersediaan anggaran yang diupayakan bisa memenuhi
kebutuhan akan Diklat Teknis tersebut.
4. Diklat Fungsional
Diklat fungsional dilaksanakan guna meningkatkan kemampuan
pejabat fungsional dalam meningkatkan kompetensi dan
meningkatkan jenjangnya. Jumlah pejabat fungsional yang
diusulkan mengikuti Diklat didasarkan pada ketersediaan jumlah
pejabat fungsional yang aktif saat ini dan bagi pegawai/SDM
Pusjatan yang baru diusulkan menjadi pejabat fungsional.
Berdasarkan analisa dan kajian aparatur/pegawai Pusjatan yang
secara tidak langsung melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
tenaga peneliti, perekayasa maupun teklitkayasa namun tidak
termasuk kedalam kelompok jabatan fungsional tertentu. Dimana
aparatur/SDM tersebut tersebar dimasing-masing unit kerja yang saat
ini bergolongan IIIA dan IIIB, khususnya dengan latar belakang
pendidikan teknik berjumlah 62 orang, sedangkan yang tersebar di
masing - masing balai berjumlah 56 orang.
Aparatur/pegawai tersebut dapat dikembangkan keahlian dan
kompetensinya sebagai ahli dibidang teknik jalan raya, geoteknik
maupun jembatan. Peningkatan kompetensi keahlian SDM/Aparatur
Pusjatan yang memiliki prospek jenjang potensial namun tidak masuk
kedalam kelompok jabatan fungsional tertentu, diupayakan pertahun
terdistribusi merata baik untuk keahlian teknik jalan raya, geoteknik,
maupun konstruksi jembatan. Bagi aparatur/pegawai yang telah
memiliki sertifikat keahlian diproyeksikan untuk selalu meningkatkan
kompetensinya pada tahun ke-4 nya (sesuai dengan masa berlaku
sertifikasi adaah 3 tahun), sedangkan untuk sertifikat keahlian utama
dapat ditempuh/diperoleh jika pegawai yang bersangkutan telah
memiliki sertifikat madya sekurang-kurangnya 2-3 tahun, dengan
syarat pegawai tersebut berperan aktif untuk meningkatkan
kemampuannya melalui pelaksanaan kegiatan yang akan dapat
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
115
menambah pengalaman serta mampu memenuhi bakuan kompetensi
yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui lebih jelas terkait dengan rencana strategis
kebutuhan peningkatan kompetensi pegawai di Pusjatan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 6.6. Proyeksi Peningkatan Kompetensi Keahlian Pegawai Pusjatan
(Bergolongan III A dan III B)
2013 2014 2015 2016 2017 2018 20191 Ahli Teknik Jalan Raya
a. Ahli Pratama 6 6 6 6b. Ahli Madya 6 6 6 6c. Ahli Utama 6(24 Orang)
2 Ahli Geoteknika. Ahli Pratama 3 3 3 2b. Ahli Madya 3 3 3 2c. Ahli Utama 3(11 Orang)
3 Ahli Konstruksi Jembatana. Ahli Pratama 5 5 5 6b. Ahli Madya 5 5 5 6c. Ahli Utama 5(21 Orang)
14 14 14 28 28
No. Keahlian Tahun
Jumlah Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2012
Pada tabel tersebut tampak sejumlah 56 pegawai teridentifikasi
akan dikembangkan kompetensi keahliannya dan dipetakan sesuai
bidang keahlian serta jumlah pegawai dengan kompetensinya.
Berdasarkan rencana strategis kebutuhan peningkatan kompetensi
pegawai di Pusjatan tersebut sebanyak 24 orang teridentifikasi ahli
teknik jalan raya, 11 orang teridentifikasi ahli geoteknik, dan 21 orang
teridentifikasi ahli konstruksi, dan akan ditingkatkan jabatan
fungsionalnya.
Dengan menggunakan perencanaan moderat, dalam 4 tahun ke
depan jumlah karyawan diproyeksikan relatif merata. Pada
Kompetensi Teknik Jalan Raya, mulai tahun 2013, dari total 24
pegawai dalam setiap tahunnya sebanyak 6 karyawan diupayakan
dapat meningkatkan kompetensinya ke jenjang yang lebih tinggi,
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
116
menjadi ahli pratama, dan selanjutnya pada tahun 2016 ahli pratama
di dorong untuk meningkatkan kompetensinya ke ahli madya,
demikian seterusnya sehingga kebutuhan kompetensi SDM dapat
dipenuhi.
Demikian halnya untuk ahli Geoteknik dan ahli Konstruksi
Jalan dilakukan treatment yang sama dengan ahli Teknik Jalan Raya
untuk proyeksi peningkatan kompetensi. Tentunya proyeksi ini perlu
memperhatikan konstrain lainnya yakni masa kerja dan usia pegawai
yang tidak mendekati masa pensiun.
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan secara komprehensif
dan terintegrasi terkait dengan penyusunan asset manajemen plan
Pusjatan, sampai dengan Laporan Antara maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
Secara umum perumusan dan penyusunan rencana strategis
peningkatan kompetensi SDM Pusjatan, pada fase perancangan
konseptual dilakukan melalui beberapa langkah analisa dan kajian,
meliputi :
a. Memotret profil eksisting SDM Pusjatan, meliputi ; profil
berdasarkan golongan, berdasarkan tingkat usia, serta jenjang
pendidikan, yaitu :
1) Profil pegawai Pusjatanberdasarkan jenjang pendidikan
Berdasarkan jenjang pendidikan SDM/pegawai Pusjatan
didominasi oleh jenjang pendidikan S3 (10 orang), S2 (41
orang), dan S1/D4 (126 orang) serta tenaga teknisi berlatar
belakang pendidikan diploma (45 orang). Hal ini
mengindikasikan bahwa potensi SDM Pusjatan cukup
prospektif dan baik guna menjadikan Pusjatan menjadi
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
117
lembaga penelitian dan pengembangan yang mampu
memenuhi tantangan masa depan dan berdaya saing.
2) Profil pegawai Pusjatan berdasarkan golongan
Dapat tergambarkan bahwa berdasarkan golongan pegawai
Pusjatan didominasi golongan IIIA dan IIIB, serta IIIC.
Sedangkan golongan pegawai yang cukup besar jumlahnya
adalah golongan IIC yang sebagian besar berlatar pendidikan
diploma dan SLTA.
3) Profil pegawai Pusjatan berdasarkan usia
Berdasarkan kelompok usia tergambarkan bahwa
SDM/pegawai Pusjatan didominasi oleh kelompok usia 46-50
(58 orang), 41-45 (56 orang), 36-40 (43 orang) serta 26-30 (40
orang), melihat kondisi tersebut maka potensi SDM/pegawai
Pusjatan didominasi oleh usia produktif dan usia muda <50
tahun. Artinya jika Pusjatan mengupayakan kebijakan
pengembangan SDM untuk jangka menengah dan jangka
panjang memungkinkan dapat terlaksana.
b. Memetakan jabatan fungsional di Pusjatan
1) Pemetaan jabatan fungsional tertentu
Jumlah pejabat fungsional tertentu menurut unit organisasi
sebagian besar berada di balai bahan perkerasan jalan (30%),
di balai teknik lalu lintas dan lingkungan jalan (27%), di balai
geoteknik jalan (15%), sedangkan 28% lainnya tersebar
merata di 5 unit kerja lainnya.
2) Pemetaan jabatan fungsional umum menurut unit kerja
Berdasarkan hasil pemetaan jabatan fungsional umum di
lingkungan Pusjatan setelah dibandingkan dengan analisa
beban kerja yang telah tersusun dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa terjadinya surplus SDM/Pegawai di unit
kerja Balai-balai dan adanya defisit pegawai di unit kerja
Bagian dan Bidang-bidang.
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
118
Secara umum timbulnya defisit dan surplus pegawai
dimasing-masing unit kerja, yaitu :
3) Defisit/kekurangan pegawai, disebabkan oleh :
• Penjabaran lebih rinci terkait dengan pelaksanaan
tugas yang menjadi unit kerja manajemen (bagian dan
bidang);
• Penambahan beban pelaksanaan tugas.
4) Surplus/kelebihan pegawai, disebabkan oleh :
• Belum seluruhnya pelaksanaan tugas yang menjadi
kewenangan masing-masing unit kerja, khususnya
balai, seperti : pelaksanaan tugas pengadministrasian,
penyusunan program kerja penerapan dan pelayanan
serta pengolah studio gambar;
• Tidak dihitungnya beban kerja/tugas balai yang
sifatnya proyek, crash program, seminar/semiloka, dll.
Untuk lebih mengotimalkan hasil pelaksanaan ABK, maka
perlu dikaji dan dianalisis terkait dengan ketidakseragaman
beban kerja/pelaksanaan tugas di masing-masing balai,
dimana jika melihat pada nomenklatur struktur organisasi
memiliki seksi yang sama, serta perlu lebih didetailkan beban
kerja/tugas masing-masing balai.
c. Penataan organisasi Pusjatan
Penataan organisasi Pusjatan lebih ditekankan pada perlunya
perumusan kebijakan terkait dengan optimalisasi pemanfaatan
SDM yang tersedia, dimana jika mengkaji hasil pemetaan SDM
Pusjatan khususnya fungsional umum tergambarkan surplus
dan defisitnya SDM dimasing-masing unit kerja, maka efisiensi
dan efektifitas organisasi Pusjatan dapat terlaksana dan
terwujud jika pemenuhan pegawai dimasing-masing unit kerja
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
119
sesuai dengan kompetensi dan kapabilitasnya sebagaimana yang
telah diukur dan ditetapkan dalam ABK.
Selain itu adanya rencana untuk mengembangkan laboratorium
baik pengujian, kalibrasi maupun provider, hal ini perlu
diantisipasi baik kebutuhan akan SDM dan untuk jangka
panjang perlu direkomendasikan dan dirancang model organisasi
pengelola laboratorium.
d. Perumusan standar kompetensi jabatan fungsional
Aparatur/SDM Pusjatan yang memiliki potensi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut tersedia dimasing-masing unit kerja yang
saat ini bergolongan IIIA dan IIIB berjumlah 62 orang,
khususnya dengan latar belakang pendidikan teknik. Potensi ini
jika tidak diupayakan dicarikan solusi strategisnya maka akan
berdampak pada upaya pengembangan karier aparataur
kedepan, serta akan menghambat optimalisasi pencapaian
tujuan dan sasaran Pusjatan menjadi organisasi/lembaga
penelitian dan pengembangan yang terkemuka, professional
serta berdaya saing.
Salah satu upaya mendorong dan meningkatkan kualitas dan
kapabilitas aparatur/SDM tersebut adalah melalui peningkatan
kompetensi pegawai melalui sistem/program sertifikasi keahlian
secara berjenjang mulai pratama, madya serta utama.
Standar kompetensi yang ditetapkan disesuaikan dengan tusi
Pusjatan meliputi ; standar kompetensi ahli jalan, standar
kompetensi ahli geoteknik dan standar kompetensi ahli
jembatan.
e. Formulasi rencana strategis peningkatan SDM Pusjatan
Perumusan visi :
Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian PUSJATAN
Berbasis Kompetensi Menuju Terciptanya Pegawai Negeri
Sipil yang Profesional dan Sejahtera.
Penjabaran misi :
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
120
PERTAMA : Meningkatkan profesionalisme dan kinerja
kelembagaan PUSJATAN
KEDUA : Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber
Daya Manusia di Bidang IPTEK.
KETIGA : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Aparatur melalui pendidikan dan latihan (Diklat)
Aparatur.
KEEMPAT : Mewujudkan Penataan Pegawai Negeri Sipil
dalam Jabatan sesuai kompetensinya.
KELIMA : Meningkatkan pembinaan aparatur dalam rangka
mendorong peningkatan disiplin, kinerja dan
kesehjateran pegawai untuk mewujudkan PNS
yang berprestasi tinggi.
KEENAM : Meningkatkan pelayanan prima administrasi
kepegawaian dalam rangka mewujudkan
pelayanan administrasi yang tepat didukung oleh
penyajian data dan informasi kepegawaian yang
akurat.
Berdasarkan visi dan misi yang telah dirumuskan, maka
disusun program dan kegiatan strategis yang akan dilakukan
Pusjatan adalah sebagai berikut :
1) Program Peningkatan Profesionalisme Aparatur Pusjatan,
dengan kegiatan strategis :
a) Mengembangkan perencanaan pengembangan SDM
aparatur secara komprehensif di semua tingkatan;
b) Meningkatkan SDM aparatur melalui pendidikan dan
pelatihan;
c) Mengembangkan standar kompetensi jabatan.
2) Program Pengelolaan SDM Aparatur, dengan kegiatan
strategis :
a) Mengembangkan pola karir jabatan;
b) Mengembangkan SIM-K;
:: repository.unisba.ac.id ::
Executive Summary : Jasa Konsultansi Penyusunan Asset Manajemen Plan
121
c) Pembinaan PNS;
d) Mengadakan rekrutmen pegawai berbasis kompetensi.
7.2. Saran
Dalam item penelitian penyusunan rencana strategis
peningkatan kompetensi SDM Pusjatan, pada fase perancangan
konseptual ini telah dikaji secara optimal sesuai dengan rencana
kegiatan. Namun demikian pihak Pusjatan perlu melakukan koreksi
dan memberikan masukan terkait dengan mapping dan beban kerja
SDM di setiap unit kerja.
:: repository.unisba.ac.id ::