pendahuluan bab i -...
TRANSCRIPT
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 1
PENDAHULUAN BAB
I
AA.. LLAATTAARR BBEELLAAKKAANNGG
Pertanian adalah kegiatan mengelola sumberdaya alam hayati dengan bantuan
teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian
yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu
agroekosistem. Urusan pilihan pertanian dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian.
Strategi yang ditempuh dalam pembangunan pertanian adalah peningkatan produksi
sektor pertanian yang menjadi sasaran rencana strategis dinas pertanian. Arah kebijakan
yang ditetapkan untuk mendukung strategi tersebut adalah peningkatan produksi dan
produktivitas 11 komoditi tanaman pangan dan hortikultura, peningkatan produksi 5
komoditi tanaman perkebunan dan peningaktan produksi 7 jenis binatang ternak.
Dinas Pertanian Kabupaten Sampang telah berusaha meningkatkan pembangunan
pertanian di Kabupaten Sampang sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada. Namun
demikian dalam perjalanan pelaksanaan terdapat permasalahan yang menjadi isu strategi.
Permasalahan yang menjadi isu strategis dinas pertanian yang perlu mendapat perhatian dan
penanganan yaitu:
1. Peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
2. Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 2
BB.. MMAAKKSSUUDD DDAANN TTUUJJUUAANN
Laporan kinerja ini merupakan media informasi pertanggungjawaban Dinas Pertanian
Kabupaten Sampang untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran.
Dalam laporan kinerja ini diuraikan hasil evaluasi berupa analisis kinerja sasaran
sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD dan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten
Sampang. Evaluasi terhadap capaian kinerja ditujukan untuk memberikan :
1. Peningkatan akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Sampang;
2. Umpan balik bagi peningkatan kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Sampang;
3. Meningkatkan kredibilitas terhadap pemberi wewenang
4. Mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas sehingga
tugas-tugas dinas akan dapat dilaksanakan lebih efektif, efisien dan responsif terhadap
lingkungannya.
CC.. GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM DDIINNAASS PPEERRTTAANNIIAANN
Kedudukan, tugas dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Sampang berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor : 07 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Sampang Nomor : 69 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pertanian
Kabupaten Sampang sebagai berikut :
1. Dinas Pertanian merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pertanian;
2. Dinas Pertanian dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan
tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah;
3. Dinas Pertanian mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
rumah tangga Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Bupati serta
melakukan tugas konsultatif dan koordinatif dibidang pertanian.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 3
Secara rinci untuk melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Pertanian mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan;
2. Pelaksanaan kebijakan bidang pertanian, peternakan dan perkebunan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pertanian, peternakan dan perkebunan;
4. Pelaksanaan administrasi dinas bidang pertanian, perkebunan dan peternakan;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dang fungsinya;
Susunan Organisasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Sampang terdiri atas :
a. Unsur Pimpinan yaitu Kepala Dinas : Ir. Hary Soeyanto, MM
b. Unsur Pembantu Pimpinan yaitu Sekretaris : Ir. Susanta, MM
1. Kasubag Umum : R. Hermiyati, S.Sos
2. Kasubag Keuangan : Indriawati Wiwik S, S.Sos, MSi
3. Kasubag Program : In Am Anis, S.TP
c. Unsur Pelaksana terdiri dari :
1. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan
Hortikultura : Ir. Suyono, Msi
a. Kasi Budidaya Tanaman Pangan dan
Hortikultura : Umul Choir, SP, MSi
b. Kasi Sarana dan Prasarana dan
Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura : Moh. Sairi, SE
c. Kasi Pengelolaan Hasil dan
Pemasaran : Tutik Sutrisnowati, SE, MT
2. Kepala Bidang Perkebunan : Ir. Abu Yasid
a. Kasi Budidaya Tanaman Perkebunan : Sri Warsono, ST
b. Kasi Sarana dan Prasarana Perkebunan : Sufiyatul Hanifah, S.TP, MSi
c. Kasi Pengolahan dan Pemasaran
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 4
Hasil Perkebunan : Mery Sulistiana, SP, MSi
3. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan
Hewan : drh. Hj. Halifatul Ummah, MSi
a. Kasi Pembibitan dan Produksi Peternakan : drh. Kristina Rahayu Ningsih
b. Kasi Kesehatan Hewan : drh. Hendra Gunawan
c. Kasi Pengembangan Ternak, Pengolahan
Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner : Kurratul Aini, S.Pt
4. Kepala Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan
Pertanian : Bambang Subagio, S.Pt
a. Kasi Kelembagaan dan Ketenagaan
Penyuluhan : Suhermanto
b. Kasi Sarana dan Prasarana
Penyuluhan : Nurdin, S.Hut, M.M
c. Kasi Data, Statistik dan Informasi : Suharyanto, SP
5. UPTD ( Cabang Dinas ) : -
6. Kelompok Jabatan Fungsional : -
Untuk tingkat kecamatan, di masing - masing kecamatan terdapat PPL dan petugas
teknis di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang
merupakan petugas pelaksana di Kecamatan dalam rangka memenuhi dan menjalankan
semua program serta tugas - tugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Sampang. Dalam
pelaksanaan di lapangan dibantu oleh Petugas Pengendali Organisme Pengganggu
Tanaman (POPT) Kabupaten Sampang.
Upaya untuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas – tugas operasional
Dinas Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bupati Sampang Nomor : 69
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Pertanian Kabupaten Sampang ditetapkan uraian tugas dan fungsi pokok Dinas
Pertanian Kabupaten Sampang sebagai berikut :
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 5
1. Sekretariat :
a. Pengelolaan pelayanan administrasi umum;
b. Pengelolaan administrasi keuangan;
c. Pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan protocol;
d. Pengelolaan administrasi perlengkapan;
e. Pengelolaan surat menyurat, kearsipan dan perpustakaan;
f. Pembinaan organisasi dan tatalaksana dinas;
g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana dinas;
h. Pelaksanaan koordinasi penyusunan perundang undangan;
i. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, rencana anggaran, pengelolaan
keuangan, serta mempertanggungjawabkan pelaksanaannya;
j. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan pembinaan sumber daya manusia;
k. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian masalah hokum (non yudisial);
l. Pelaksanaan koordinasi perencanaan jaringan teknologi informasi dan
pemeliharaannya (maintenance)
m. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang;
n. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
2. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura :
a. Penyusunan kebijakan perbenihan, produksi, perlindungan, pengolahan dan
pemasaran hasil tanaman pangan dan hortikultura.
b. Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan benih tanaman pangan dan
hortikultura
c. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura
d. Peningkatan produksi bidang tanaman pangan dan hortikultura
e. Pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, bencana alam, dampak
perubahan iklim tanaman pangan dan hortikultura.
f. Pengembangan potensi dan sarana dan prasarana pertanian.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 6
g. Peningkatan mutu pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan
dan hortikultura.
h. Pemberian izin usaha/rekomendasi tanaman pangan dan hortikultura.
i. Pemantauan dan evaluasi tanaman pangan dan hortikultura.
j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas.
3. Bidang Perkebunan :
a. Penyusunan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan
evaluasi bidang perkebunan.
b. Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan benih bidang perkebunan.
c. Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan sarana dan prasarana bidan
perkebunan.
d. Pelaksanaan pembinaan pemanfaatan sarana dan prasarana perkebunan.
e. Pengawasan mutu dan peredaran benih bidang perkebunan.
f. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi bidang perkebunan.
g. Pelaksanaan intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi tanaman perkebunan.
h. Pengendalian dan pengendalian hama penyakit bidang perkebunan.
i. Pemberian bimbingan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
j. Pemberian izin usaha/rekomendasi teknis bidang perkebunan.
k. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perkebunan.
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pertanian sesuai dengan
bidang tugasnya.
4. Bidang Peternakan :
a. Penyusunan kebijakan pembibitan, produksi, peternakan dan kesehatan hewan,
perlindungan serta pengolahan dan pemasaran hasil bidang peternakan.
b. Pengolahan sumber daya genetic hewan.
c. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan benih/bibit ternak, pakan ternak, dan
benih/bibit hijauan pakan ternak.
d. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 7
e. Pengendalian penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
f. Pengawasan peredaran dan penggunaan serta sertifikasi benih/bibit ternak, pakan,
hijauan pakan ternak dan obat hewan.
g. Pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan dan pupuk hewan.
h. Pelaksanaan sertifikasi persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan
kesejahteraan hewan.
i. Pemberian izin/rekomendasi bidang peternakan, kesehatan hewan, dan kesehatan
masyarakat veteriner.
j. Pemberian bimbingan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil bidang
peternakan.
k. Pemantauan dan evaluasi bidang peternakan dan kesehatan hewan.
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pertanian sesuai
dengan bidang tugasnya.
5. Bidang Sumber Daya Pertanian dan Penyuluh Pertanian :
a. Penyusunan kebijakan, program penyuluhan dan pengembangan SDM pertenaian dan
peternakan.
b. Pelaksanaan penyuluhan dan mengembangkan mekanisme, tata kerja, dan metode
penyuluhan pertanian dan peternakan.
c. Pengelolaan kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan.
d. Pengumpulan, pengolahan, pengemasan, dan penyebaran materi, media, serta
informasi penyuluhan pertanian dan peternakan.
e. Pelaksanaan pembinaan pengembangan kerjasama, kemitraan, sarana dan prasarana
serta pembiayaan penyuluhan pertanian dan peternakan.
f. Pengembangan kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani serta forum
kegiatan bagi petani/kelembagaan petani.
g. Peningkatan kapasitas penyuluhan pertanian dan peternakan.
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pertanian dan peternakan bagi penyuluh dan
petani
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 8
i. Pelaksanaan monitoring, supervise dan evaluasi pelaksanaan bidang penyuluhan dan
pengembangan sumber daya manusia pertanian dan peternakan.
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pertanian sesuai
dengan bidang tugasnya.
Tantangan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Sampang dalam rangka
memantapkan dengan dinamika lingkungan strategis domestik yaitu reformasi
pembangunan yang mengarah tuntutan transparansi, demokratisasi, partisipasi, otonomi
daerah dan good governance serta tantangan lingkungan internasional dalam berkompetisi di
pasar bebas. Dengan tantangan yang sekaligus merupakan peluang dalam meningkatkan
pembangunan pertanian maka Sumber Daya Manusia Pertanian baik aparat maupun petani
perlu ditingkatkan.
Jumlah aparat Dinas Pertanian Kabupaten Sampang Tahun 2017
sebanyak 190 orang, yang terdiri dari golongan IV sebanyak 26 orang ( 13,7 % ),
golongan III sebanyak 94 orang ( 49,5 % ), golongan II sebanyak 32 orang
(16,8 %), golongan I sebanyak 3 orang (1,6 %) dan tenaga honorer sebanyak 35 orang
(18,4 %).
Kalau dilihat dari jumlah data personil serta tugas yang diemban masing-masing
personel tampaknya belum ada keseimbangan, hal ini bisa dilihat dari adanya beberapa
pegawai yang dari segi disiplin ilmu dan pendidikan kurang menunjang dan sebagian tidak
berlatar belakang sarjana pertanian sehingga membawa konsekuensi antara pengembangan
dan kebutuhan terhadap keberadaan pegawai tidak seimbang. Untuk itu dalam rangka
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Dinas Pertanian Kabupaten Sampang mengirim
personel untuk mengikuti pelatihan yang diadakan pemerintah ataupun swasta sesuai dengan
bidang tugas dan disiplin ilmunya.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 9
DD.. DDAASSAARR HHUUKKUUMM
Dasar Hukum Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKjIP) ini adalah :
a. Ketetapan MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
b. Undang-undang Nomor : 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
c. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor : 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah;
e. Peraturan Bupati Sampang Nomor : 69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Sampang;
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 10
EE.. SSIISSTTEEMMAATTIIKKAA
IKHTISAR EKSEKUTIF
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Gambaran Umum Dinas Pertanian
D. Dasar Hukum
E. Sistematika
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis
1. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaiannya
B. Rencana Kinerja
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja
B. Analisis Capaian Kinerja
C. Akuntabilitas Keuangan
BAB IV : PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 11
PERENCANAAN KINERJA BAB
II
AA.. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PERTANIAN
1) Tujuan
Untuk merealisasikan pelaksanaan Misi Pemerintah Daerah, Dinas
Pertanian menetapkan tujuan pembangunan pertanian Kabupaten Sampang
yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Tujuan ini
ditetapkan untuk memberikan arah terhadap program Dinas Pertanian
secara umum dan dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan
keterkaitan terhadap peran misi serta program yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan Renstra Dinas Pertanian adalah Meningkatnya kesejahteraan
petani.
2) Sasaran
Sasaran (objective) merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan (goal) yang telah ditetapkan.
Sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Pertanian selama kurun waktu jangka
menengah lima tahun adalah 1) Meningkatnya produksi sektor pertanian.
Sasaran ini memiliki indikator kinerja:
a) Kontribusi sektor tanaman hortikultura terhadap PDRB
b) Kontribusi sektor tanaman pangan terhadap PDRB
c) Kontribusi sektor perkebunan terhadab PDRB
d) Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB
Sasaran 2) adalah Meningkatnya IKM pelayanan pertanian dengan indikator
kinerja IKM pelayanan pertanian.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 12
Keterkaitan tujuan dengan sasaran jangka menengah Dinas Pertanian
ditunjukkan dalam tabel 2.1 berikut:
2. Strategi Dan Arah Kebijakan Dinas Pertanian
Untuk mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan, Dinas
Pertanian Kabupaten Sampang menerapkan beberapa strategi hasil pengkajian
terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi target sasaran.
Penentuan alternatif strategi ditunjukkan dalam tabel 2.2 berikut:
TUJUAN INDIKATOR
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
2013 2014 2015 2016 2017 2018
(2)
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Meningka
tnya
kesejahte
raan
petani
Kontribusi
subsektor
pertanian
tanaman
pangan,
tanaman
hortikultur
a,
peternaka
n, dan
perkebuna
nterhadap
PDRB (%)
1.Meningk
atnya
produksi
sektor
pertanian
1.Kontribusi sektor
tanaman hortikultura
terhadap PDRB (%)
2,09 2,20 2,42 2,40 2,45 3,00
2. Kontribusi sektor
tanaman tanaman
pangan terhadap
PDRB
11,02 11,76 13,31 12,42 12,22 12,00
3. Kontribusi sektor
perkebunan
terhadap PDRB
4,06 4,44 4,44 4,56 5,06 5,21
4. Kontribusi sektor
peternakan terhadap
PDRB
5,72 5,91 6,39 6,26 6,52 6,58
2.Meningk
atnya IKM
pelayan
pertanian
1.IKM pelayanan
pertanian 70,43 79,00 77,97 81,00 82,00
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 13
Tabel 2.2: Alternatif strategi pecapaian sasaran
FaktorEksternal
Faktor Internal
Peluang : 1. Akses jembatan suramadu 2. Program pertanian APBN &
APBD Provinsi. 3. Pengembangan infrastruktur dan
alsintan. 4. Pasar lokal, regional dan nasional
masih terbuka untuk pemasaran komoditi padi dan kedelai.
5. Berkembangnya industri makanan olahan dengan bahan baku hasil tanaman pangan, menjadi peluang pasar potensial
Tantangan: 1. Teknologi pertanian tepat guna 2. Pasar puspa agro jaringan pasar regional 3. Kemitraan usaha tani. 4. Adanya potensi anomali cuaca/iklim, bencana
alam dan ledakan serangan organisme pengganggu, akan berpengaruh terhadap produktivitas dan produksi tanaman pangan khususnya padi dan tanaman hortikultura.
5. Rendahnya perhatian, kemauan dan kepercayaan swasta (pemilik modal dan pemilik jaringan pasar) untuk menjalin kerjasama kemitraan dengan petani.
6. Adanya persaingan kebutuhan air (industri, pemukiman dll)
Kekuatan : 1. Mayoritas penduduk terdiri dari
petani. Kemauan, ketekunan dan semangat petani yang tidak mudah menyerah terhadap kondisi alam yang kurang menguntungkan.
2. Kawasan basah, kering & hortikultura
3. Memiliki komoditas pangan dan hortikultura unggulan yang dapat dikembangkan, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun regional
4. Sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Sampang.
AlternatifStrategi : 1. Pengembangan agribisnis pertanian
tanaman pangan dan hortikultura 2. Peningkatan IP melalui perluasan
akses jaringan irigasi. 3. Peningkatan penggunaan alat dan
mesin pertanian.
AlternatifStrategi : 1. Perluasan akses pasar pertanian 2. Intensifikasi dan diversifikasi pertanian tanaman
pangan dan hortikultura 3. Pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT)
dalam bentuk basah maupun kering.
Kelemahan: 1. Tingkat pendidikan petani
rendah 2. Lemahnya kelembagaan
kelompok tani. 3. Rata-rata pemilikan lahan petani
tergolong kecil. 4. Terbatasnya sumberdaya alam
yang ada (khususnya air) dan beberapa variabel pendukung lainnya seperti kesuburan tanah semakin menurun.
5. Sebagian besar pengolahan lahan pertanian tergantung pada curah hujan.
6. Hasil pertanian umumnya masih dalam bentuk produk segar.
7. Lemahnya teknologi yang diterapkan dalam sektor pertanian.
8. Munculnya berbagai jenis hama dan penyakit pengganggu usahatani.
9. Alat produksi (sarana dan prasarana produksi) yang digunakan masih sederhana
AlternatifStrategi : 1. Optimalisasi SDM Petani melalui
sekolah lapang dan pengembangan kelompok tani berbasis hamparan
AlternatifStrategi : 1. Demplot/demfarm pertanian organik tepat
guna 2. Optimalisasi inseminasi buatan dan
pengembangan bibit ternak local unggul.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 14
Kemudian untuk menjamin terlaksananya strategi, Dinas Pertanian
Kabupaten Sampang menetapkan beberapa kebijakan yang dapat dipergunakan
sebagai pedoman, pegangan atau penunjuk dalam pengembangan strategi
antara lain :
1) Penataan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sekolah Lapang Pertanian.
2) Verifikasi kelompok tani dan pengembangan jumlah kelompok tani berbasis
hamparan.
3) Inventarisasi dan pemerataan penyediaan alsintan dan infrastruktur
pertanian.
4) Pengembangan produksi, produktivitas tanaman pangan dan hortikultura
serta perkebunan berbasis kawasan dengan menerapkan prinsip GAP (Good
Agriculture Practices)
5) Perluasan akses pasar melalui standarisasi mutu produk pertanian melalui
GHP (Good Handling Practices) dan GMP (Good Manufacturing Practices),
temu usaha dan pameran produk pertanian
Hubungan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program ditunjukkan
dalam tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3: tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatnya kesejahteraan petani
1. Meningkatnya produksi sektor pertanian
2. .Meningkatnya IKM pelayan pertanian
1) Optimalisasi SDM Petani melalui sekolah lapang dan pengembangan kelompok tani berbasis hamparan.
2) Perluasan akses pasar pertanian 3) Pengembangan agribisnis
pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta perkebunan.
4) Intensifikasi dan diversifikasi pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta perkebunan.
5) Demplot/demfarm pertanian organik tepat guna.
6) Optimalisasi IB dan penanganan kesehatan ternak.
1. Penataan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sekolah Lapang Pertanian.
2. Verifikasi kelompok tani dan pengembangan jumlah kelompok tani berbasis hamparan.
3. Pengembangan produksi, produktivitas tanaman pangan dan hortikultura berbasis kawasan dengan menerapkan prinsip GAP (Good Agriculture Practices).
4. Perluasan akses pasar melalui standarisasi mutu produk pertanian melalui GHP (Good Handling Practices) dan GMP (Good Manufacturing Practices), temu usaha dan pameran produk pertanian
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 15
BB.. RENCANA KINERJA
1. Komitmen Kinerja
Pada Tahun 2017 rencana kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Sampang mengacu pada
RPJMD Tahun 2013 – 2018. Rencana kinerja Dinas Pertanian Tahun 2017 berisi mengenai
program utama dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dinas pada Tahun 2017. Sasaran
yang ingin dicapai adalah 1) Meningkatnya produksi sektor pertanian. 2) Meningkatnya IKM
pelayan pertanian. Pada sasaran ini sangat penting bagi petani dan sasaran ini dititik
beratkan untuk mewujudkan swasembada pangan dan Nilai Tukar Petani (NTP) serta untuk
memantapkan ketahanan pangan dengan peningkatan produksi dan produktivitas hasil
pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan..
Dengan demikian pada Tahun 2017 Dinas Pertanian akan berkomitmen untuk
tercapainya 2 (dua) sasaran dan program kegiatan teknis terdiri dari 13 (Tujuh belas)
program dengan 31 kegiatan seperti tercantum dalam RKT Tahun 2017 (Lampiran 2). Dua
sasaran dan 13 (Tiga belas) program dengan 31 kegiatan ini dipilih dan direncanakan secara
prioritas. Adapun kedua sasaran sebagaimana dalam tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahun 2017
NO SASARAN URAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI TAHUN 2016
TARGET TAHUN 2017
1 2 3 4 5 6 1 Meningkatnya produksi
sektor pertanian 1 Kontribusi sektor tanaman
hortikultura terhadap PDRB % 2.40 2.45
2 Kontribusi sektor tanaman
pangan terhadap PDRB % 12.42 12.22
3 Kontribusi sektor perkebunan
terhadap PDRB % 4.56 5.06
4 Kontribusi sektor peternakan
terhadap PDRB % 6.26 6.52
2 Meningkatnya IKM
pelayanan pertanian 1 IKM pelayanan pertanian % 80.00 81.00
(Lampiran 2. RKT Tahun 2017 )
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 16
2. Pernyataan Keberhasilan Komitmen Kinerja
Rencana kinerja merupakan penjabaran dari sasaran dan program berikut target
kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian yang
mengacu pada RPJMD Tahun 2013 -2018 dan akan diwujudkan melalui berbagai
kegiatan dalam satu tahun pelaksanaan.
Komitmen pencapaian sasaran perlu dikemukakan untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, kinerja aparatur dan menghindari salah tafsir dalam menilai
tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu pencapaian sasaran. Pernyataan keberhasilan
atas komitmen kinerja tersebut diberikan dengan memberikan atribut pada capaian
masing-masing indikator kinerja, dengan kriteria sebagai berikut :
a) Sangat Berhasil apabila nilai pencapaian hasil mencapai 85% s/d 100%;
b) Berhasil apabila nilai pencapaian hasilnya mencapai 70% s/d 85%;
c) Cukup Berhasil apabila nilai pencapaian hasilnya mencapai 55% s/d 70% dan
d) Tidak Berhasil apabila nilai pencapaian hasilnya mencapai < 55%.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 17
AKUNTABILITAS KINERJA BAB
III
AA.. CAPAIAN KINERJA
Pada Tahun 2017 Dinas Pertanian Kabupaten Sampang merencanakan 2 (dua)
sasaran dengan 17 (tujuh belas) program dan 67 (enam puluh tujuh) kegiatan yang terdiri
dari 4 (empat belas) program dengan 24 kegiatan adalah kegiatan Administrasi Umum
(ADUM) sedangkan 13 (tiga belas) program lainnya dengan 43 kegiatan adalah kegiatan
teknis.
Sedangkan kedua sasaran yang ditetapkan Dinas Pertanian guna menanggulangi
permasalahan-permasalahan dibidang pertanian antara lain :
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Aparatur dan Petani,
2. Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura, serta
perkebunan dan peternakan.
3. Meningkatkan Luas Panen Tanaman Pangan, Hortikultura dan perkebunan serta
infrastruktur dan pemanfaatan alsintan,
4. Meningkatkan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura serta perkebunan
dan peternakan.
5. Kontribusi sektor Pertanian Tanaman Pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan
terhadap PDRB.
Untuk mencapai sasaran tersebut diatas maka dilaksanakan melalui program-program
strategis yang dibiayai oleh APBD Kabupaten Sampang Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Kesejahteraan Petani
2. Peningkatan produksi dan perlindungan tanaman pangan dan hortikultura
3. Peningkatan produksi peternakan.
4. Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak.
5. Peningkatan produksi dan perlindungan penyakit perkebunan.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 18
6. Peningkatan kualitas bahan baku.
7. Peningkatan pemasaran hasil produksi petertanian
8. Pengembangan data dan informasi.
9. Peningkatan penerapan teknologi pertanian.
10. Pengembangan kawasan agropolitan.
11. Pemberdayaan penyuluh pertanian.
12. Peningkatan ketahanan pangan pertanian.
13. Peningkatan produksi pertanian.
Dari hasil penilaian, keberhasilan pencapaian 2 (dua) sasaran yang diukur
melalui pencapaian keberhasilan 5 (lima) indikator kinerjanya dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Sasaran pertama “Meningkatnya produksi sektor pertanian“ , keberhasilannya diukur melalui
4 (empat) indikator sebagai berikut:
1) Indikator kinerja “Kontribusi sektor tanaman hortikultura terhadap PDRB”. Pada indikator
ini menggambarkan prosentasi faktor produksi tanaman hortikultura terhadap PDRB
selama 1 tahun. Capaian kinerjanya mencapai 112,24 % dengan kriteria Sangat berhasil.
2) Indikator kinerja “Kontribusi sektor tanaman pangan terhadap PDRB”. Pada indikator ini
menggambarkan prosentasi faktor produksi tanaman pangan terhadap PDRB selama 1
tahun. Capaian kinerjanya mencapai 113,34% dengan kriteria Sangat berhasil.
3) Indikator kinerja “Kontribusi sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB”. Pada indikator
ini menggambarkan prosentasi faktor produksi tanaman perkebunan terhadap PDRB
selama 1 tahun. Capaian kinerjanya mencapai 98,22% dengan kriteria Sangat berhasil.
4) Indikator kinerja “Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB”. Pada indikator ini
menggambarkan prosentasi faktor produksi peternakan terhadap PDRB selama 1 tahun.
Capaian kinerjanya mencapai 133,74% dengan kriteria Sangat berhasil.
Sasaran kedua “Meningkatnya IKM pelayanan pertanian “, yang keberhasilannya diukur
melalui 1 (satu) indikator kinerja “IKM pelayanan pertanian”. Pada indikator ini
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 19
menggambarkan tingkat pelayanan pertanian terhadap masyarakat petani selama satu tahun.
Capaian kinerjanya mencapai 98,77% dengan kriteria Sangat berhasil.
Capaian sasaran Renstra tahun 2017 dapat digambarkan dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Capaian Sasaran RENSTRA tahun 2017
Sasaran
Satuan Realisasi
Tahun
2016
Tahun 2017
Uraian Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
URUSAN PERTANIAN
1. Meningkatnya produksi
sektor pertanian
Kontribusi sektor tanaman
hortikultura terhadap PDRB
% 2,40 2,45 2,75 112,25
Kontribusi sektor tanaman
pangan terhadap PDRB
% 12,42 12,22 13,85 113,34
Kontribusi sektor
perkebunan terhadap PDRB
% 4,56 5,06 4,97 98,22
Kontribusi sektor
peternakan terhadap PDRB
% 6,26 6,52 8,72 133,74
Meningkatnya IKM
Pelayanan Pertanian
IKM Pelayanan Pertanian % 77,97 81,00 80 98,77
Dari table sasaran di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Capaian Kontribusi sektor tanaman hortikultura terhadap PDRB meningkat 112,25%.
Hal ini banyak dipacu oleh peningkatan produksi bawang merah 335%, cabe 257%,
semangka 150%, jambu air 104%, mangga 159% dan pisang 119%.
b. Capaian Kontribusi sektor tanaman pangan terhadap PDRB meningkat 113,34%. Hal
ini banyak dipacu oleh peningkatan produksi padi 107%, jagung 174%, ubi kayu
329%,dan kacang tanah 180%.
c. Capaian Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB relatif sesuai target sebesar
98,22%.
d. Capaian Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB meningkat 133,74%. Hal ini
banyak dipacu oleh adanya program pusat SIWAB (Sapi Induk Wajib Bunting).
e. Capaian IKM pelayanan pertanian relative sesuai target sebesar 98,77%.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 20
1. Sektor Pertanian
Capaian produksi bidang pertanian yang mendukung kenaikan faktor pertanian
terhadap PDRB ditunjukkan dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Capaian Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2017
No Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2017
Komoditi Target (ton) Realisasi (ton) Capaian (%) 1 a. Padi 272,703 290,527 107 2 b. Jagung 87,395 152,017 174 3 c. Ubi Kayu 46,564 153,171 329 4 d. Kedelai 45,000 32,083 71 5 e. Kacang tanah 20,089 36,118 180 6 f. Bawang Merah 10,082 33,796 335 7 g. Cabai 11,659 29,960 257 8 h. Semangka 548 823 150 9 i. Jambu Air 1,726 1,794 104 10 j. Mangga 10,257 16,352 159 11 k. Pisang 7,297 8,680 119
Dari Tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa produksi tanaman padi, jagung, ubi kayu,
kacang tanah, bawang merah, cabai, semangka, jambu air, manga dan pisang melebihi
target. Hal ini banyak disebabkan oleh meningkatnya gaerah pasar yang didukung oleh
program kegiatan Dinas Pertanian. Realisasi produksi kedelai tidak mencapai target. Hal itu
lebih disebabkan perluasan area tanam tertentu atau kecenderungan sebagian petani
mengubah pola tanam mengarah kepada komoditi padi dan jagung Perubahan itu disebabkan
beberapa keadaan tertentu antara lain:
Adanya optimasi lahan LEWAT program UPSUS pajale
Harga pasar kedelai turun.
.2. Sektor Perkebunan
Capaian produksi bidang pertanian yang mendukung kenaikan faktor perkebunan
terhadap PDRB ditunjukkan dalam tabel 3.3 berikut:
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 21
Tabel 3.3 Capaian Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2017
No Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2017
Komoditi Target (ton) Realisasi (ton) Capaian (%)
1 a. Jambu mete 2,430 2,937 120.9
2 b. Kelapa 750 742 98.9 3 c. Wijen 600 434 72.3
4 d. Cabe Jamu 800 850 106.3
5 e Tembakau 437 3,055 699.1
Dari Tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa produksi tanaman Jambu mente, cabe
jamu dan tembakau melebihi target. Hal ini banyak disebabkan oleh meningkatnya gaerah
pasar yang didukung oleh program kegiatan Dinas Pertanian. Sebaliknya produksi wijen
mengalami penururnan dari target yang ditetapkan. Realisasi produksi wijen tidak mencapai
target karena terbatasnya informasi pasar sehingga tidak banyak petani budidaya wijen.
Sementara penurunan produksi kelapa dipengaruhi oleh perubahan cuaca sekalipun tidak
signifikan.
3. Sektor Peternakan
Capaian produksi bidang peternakan yang mendukung kenaikan faktor pertanian
terhadap PDRB ditunjukkan dalam tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Capaian Produksi Peternakan Tahun 2017
No Produksi Peternakan Tahun 2017
Jenis Target (ton) Realisasi (ton) Capaian (%)
1 a. Daging 3,195.57 4,174.19 130.6
2 b. Telur 1,085.97 5,042.48 464.3
No Populasi ternak dalam 1 tahun (ekor) : Target (ton) Realisasi (ton) Capaian (%)
1 a.Sapi 214.376 215.020 100.3
2 b. Kambing 46.546 46.587 100.1
3 c. Domba 9.371 9.631 102.8
4 d. Ayam buras 794.958 774.645 97.4
5 e. Ayam Petelur 60.720 52.017 85.7
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 22
No Populasi ternak dalam 1 tahun (ekor) : Target (ton) Realisasi (ton) Capaian (%)
6 f. Ayam Pedaging 118.641 100.261 84.5
7 g. Itik 48.730 45.88 94.2
Dari Tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa polulasi ternak sapi, kambing dan domba
sesuai target. Hal ini banyak disebabkan oleh penurunan kasus gangguan reproduksi pada
ternak (Gangrep), penambahan populasi ternak sapi karena kelahiran dari hasil kegiatan
SIWAB (Sapi Induk Wajib Bunting) serta meningkatnya minat peternak dalam melakukan
aktifitas usaha terutama untuk ternak domba dan kambing. Sementara realisasi populasi
ungags tidak mencapai target lebih karena tingkat mortalitas akibat penyakit yang masih
tinggi.
BB.. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Akuntabilitas keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dalam rangka mewujudkan
suatu sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tercantum dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pertanian Kabupaten Sampang. Akuntabilitas kinerja
keuangan ini diukur melalui kinerja penggunaan belanja langsung untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada di DPA dengan rincian anggaran dan realisasi untuk mendukung
pencapaian keberhasilan sasaran yang ditetapkan pada 13 program dan 31 kegiatan teknis
dengan uraian sebagai tabel 3.5 berikut :
Tabel 4.5 Realisasi Anggaran Program Kegiatan Tahun 2017
NO PROGRAM
KEGIATAN
URAIAN SATUAN
RENCANA TINGKAT
CAPAIAN / TARGET
REALISASI PROSENTASE
CAPAIAN / TARGET
1 2 3 5 6 7 8 1 Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani
Pelatihan petani dan pelaku agribisnis Rp.
100,000,000 99,219,000 99.2
Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering
Rp.
361,251,000 356,838,000 98.8
Program Anti Kemiskinan (APP) Pendampingan
Rp.
57,250,000 48,610,000 84.9
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 23
1 2 3 5 6 7 8 Pengembangan kemitraan dan
peningkatan kualitas hasil peternakan Rp.
515,000,000 370,090,500 71.9
2 Program Peningkatan Produksi dan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Tanaman pangan
Rp.
100,000,000 89,239,800 89.2
Pengembangan perbenihan/perbibitan tanaman pertanian
Rp 169,985,000 90,843,000 53.4
Penyediaan sarana produksi pertanian Rp.
150,000,000 123,570,000 82.4
Pengembangan / pemeliharaan infrastruktur pertanian
Rp.
2,112,927,500 1,967,027,900 93.1
Pengelolaan sektor irigasi dan sumber-sumber air
Rp.
370,000,000 151,847,761 41.0
Pengelolaan lahan dan air Rp 5,059,022,000 4,976,408,923 98.4
3 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Pelatihan pengelolaan pembibitan ternak kepada masyarakat
Rp.
275,000,000 188,180,500 68.4
Pengembangan agribisnis peternakan Rp.
768,000,000 673,615,400 87.7
Intensifikasi inseminasi buatan
Rp.
200,000,000 180,261,700 90.1
Kerjasama regional / nasional / internasional pemeriksaan gangguan reproduksi pada hewan
Rp.
47,500,000 40.620,100 85.5
4 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak Rp
268,890,000 241,108,100 89.7
Pengadaan sarana dan prasarana pengamanan ternak
Rp.
99,400,000 99,400,000 100.0
Pengamanan ternak Rp.
200,000,000 144,813,500 72.4
Pembangunan sumber daya, sarana dan prasarana kehewanan
Rp.
67,000,000 64,654,750 96.5
5
Program Peningkatan Produksi dan Perlindungan Tanaman Perkebunan
Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan
Rp.
204,048,400 99,496,790 48.8
Sekolah Lapang Penanggulangan Hama
Terpadu (SLPHT) Tanaman Perkebunan Rp
. 99,958,800 74,857,350 74.9
6 Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
Standarisasi kualitas bahan baku Rp.
4,400,000,000 3,817,320,226 86.8
Penanganan panen dan pasca panen
bahan baku Rp
. 494,618,900 384395378 77.7
Pembinaan dan fasilitasi pembentukan dan atau pengesahan badan hukum kelompok tani tembakau
Rp.
97,005,500 86,105,500 88.8
7
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian Produksi Pertanian
Promosi atas hasil produksi hasil pertanian Rp.
275,000,000 93,533,670 34.0
Pengembangan sistem informasi pasar Rp
. 75,000,000 68,360,000 91.1
8
Program Pengembangan Data dan Informasi
Penyusunan data statistik pertanian Rp.
75,000,000 73,016,000 97.4
Penyusunan data statistik peternakan Rp
. 50,000,000 49,949,000 99.9
9
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna
2,222,000,000 2,009,811,500 90.5
Pelatihan penerapan teknologi pertanian
modern Rp
. 75,000,000 64,810,000 86.4
Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna
Rp.
173,000,000 128,175,000 74.1
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 24
1 2 3 5 6 7 8
10
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
Pengembangan sentra tanaman hortikultura
Rp.
100,000,000 55,201,000 55.2
11
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan
Rp.
143,509,000 100,474,000 70.0
Penyuluhan dan pendampingan bagi
pertanian/perkebunan Rp
. 63,607,000 63,262,000 99.5
Pengadaan sarana dan prasarana
penyuluhan Rp
. 369,940,000 355,807,650 96.2
Peningkatan dan penguatan kelembagaan
penyuluhan pertanian Rp
. 228,949,500 223,722,500 97.7
Fasilitasi pekan nasional (penas) KTNA Rp
. 111,247,750 109,779,250 98.7
12
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
Rp.
100,000,000 0 0
Penanganan pasca panen dan pengolahan
hasil pertanian 738,214,200 720,986,200 97.7
Pengembangan intensifikasi tanaman padi
melalui limbah pertanian Rp
. 200,000,000 171,594,000 85.8
Pengembangan diversifikasi tanaman Rp
. 100,000,000 55,516,000 55.5
13
Program Peningkatan Produksi Pertanian
Pengembangan bibit unggul pertanian/ perkebunan
Rp.
100,000,000 55,516,000 55.5
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata prosentase penyerapan anggaran
relatif baik karena masih diatas 80%. Berdasarkan pengukuran kinerja (lampiran 4)
prosentase kinerja masih lebih tinggi dari prosentase penyerapan anggaran, Ini berarti
anggaran kegiatan tahun 2017 dipergunakan secara efisien.
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 25
P E N U T U P BAB
IV
Pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
Kabupaten Sampang Tahun 2017 telah banyak menunjukkan peningkatan. Keberhasilan dari
pelaksanaan tersebut tidak berarti kinerja pemerintahan telah berjalan secara baik dan lancar
tanpa suatu hambatan maupun kendala namun masih banyak permasalahan-permasalahan
yang memerlukan pemecahan tetapi berkat dukungan dan partisipasi serta bantuan dari
semua pihak terkait yang dilandasi oleh semangat kerja keras untuk membangun dan
memperbaiki sehingga permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi walaupun masih
perlu ditindak lanjuti pada tahun-tahun mendatang.
Permasalahan-permasalahan yang masih dijumpai dalam pelaksanaan program dan
kegiatan di sektor pertanian pada Tahun 2017 antara lain :
a. Realisasi produksi kedelai dan wijen tidak memenuhi target. Rencana aksi untuk kembali
meningkatkan produksi kedelai dan wijen agar mencapai target pada tahun mendatang
sebagai berikut:
1) Untuk meningkatkan produksi kedelai melalui rencana aksi :
a. Penguatan agribisnis kedelai dan pemilihan benih unggul kedelai.
b. Perluasan pasar kedelai.
2) Untuk meningkatkan produksi wijen melalui rencana aksi:
a. Temu usaha wijen
b. Kerjasama pasar wijen.
Disamping itu secara umum upaya yang akan dan telah dilakukan untuk
mengantisipasi hambatan atau kendala dalam pencapaian target kinerja sasaran adalah :
a. Dinas Pertanian Kabupaten Sampang melalui Kegiatan Penyuluhan Penerapan
Teknologi Pertanian Tepat Guna terus membina petani yang tergabung dalam kegiatan-
L A K j I P D I N A S P E R T A N I A N T A H U N 2 0 1 7 26
kegiatan kelompok tani untuk diarahkan untuk dapat mengolah lahan pertanian dengan
sentuhan-sentuhan teknologi melalui penggunaan beberapa alat dan mesin pertanian.
Sebagai bentuk penguatan kemampuan SDM petani terus digalakkan pembinaan
agribisnis pertanian dan Sekolah Lapangan Penanggulangan Hama Terpadu (SLPHT)
guna mengantisipasi adanya gelombang serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) dengan harapan nantinya petani tidak lagi mengalami kerugian sehingga tidak
berdampak pada penurunan luas panen maupun produksi tanaman pangan dan
hortikultura
b. Mengupayakan peningkatan penyuluhan benih unggul bersertifikat kepada petani;
c. Meningkatkan pembinaan penangkar benih yang dapat memproduksi benih sehingga
benih dapat terjangkau oleh petani.
d. Pengembangan pertanian berbasis klaster mulai dikembangkan khususnya komoditi yang
diminati pasar lokal maupun regional.
e. Terus mengupayakan intensifikasi, diversifikasi dan optimasi lahan untuk meningkatkan
produksi dan produktifitas tanaman pangan dan hortikultura.
f. Pengembangan diversifikasi tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi
dan secara teknis bisa dikembangkan berbasis agropolitan dan agrowisata.
g. Pengembangan ternak melalui IB dengan tetap menjaga keamanan dan kesehatan
ternak.