pencemaran udara kimia lingkungan

32
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT KARBON MONOKSIDA (CO) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7 Linda Juli Astuti 1006806444 Nina Muhamad Kadri 1006806526 Nurul Amalina 1006806564 Putri Ayuningtyas 1006806583 Renny Handayani 1006806614 Riri Yuana 1006806620 DEPARTEMEN FARMASI PROGRAM S1 EKSTENSI

Upload: putri-ayuningtyas

Post on 25-Jul-2015

191 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

PENCEMARAN UDARA AKIBAT

KARBON MONOKSIDA (CO)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

Linda Juli Astuti 1006806444

Nina Muhamad Kadri 1006806526

Nurul Amalina 1006806564

Putri Ayuningtyas 1006806583

Renny Handayani 1006806614

Riri Yuana 1006806620

DEPARTEMEN FARMASI PROGRAM S1 EKSTENSI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2011

Page 2: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

PENCEMARAN UDARA

AKIBAT CARBON MONOKSIDA (CO)

Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok

di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting

dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga

dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara

optimal. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang

sangat memprihatinkan. Udara merupakan media lingkungan yang

merupakan kebutuhan dasar manusia perlu mendapatkan perhatian yang

serius, hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia

2010 dimana program pengendalian pencemaran udara merupakan salah

satu dari sepuluh program unggulan.

Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll

disamping memberikan dampak positif namun disisi lain akan memberikan

dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan

kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar

ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan

terjadinya penularan penyakit.

Menurut Badan Lingkungan Hidup Dunia, United Nations

Environmental Program pada tahun 1992, Indonesia berada di urutan ketiga

negara terpolusi di dunia setelah Mexico dan Bangkok (UNEP, 2007). Hal ini

Page 3: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

menunjukkan bahwa kota – kota di Indonesia mengindikasikan pencemaran

udara yang cukup tinggi.

A. PENCEMARAN UDARA

1. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi

fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat

membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan

kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-

unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan

terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia

secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Tabel 1 Baku Mutu Udara Ambien Nasional

Page 4: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Tabel 2. Perbandingan Tingkat Konsentrasi antara Udara Bersih

dan Udara Tercemar

2. Klasifikasi Pencemaran Udara

Menurut Warner (1981) pencemaran udara berdasarkan

sumbernya, dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Polutan primer, terbentuk langsung dari emisi yang terdiri dari

partikulat berukuran < 10 mikron (PM 10), Sulfur dioksida (SO2),

Nitrogen dioksida (NO2), Karbon monoksida (CO) dan Timbal.

b. Polutan sekunder, merupakan bentuk lanjut dari pencemar primer

yang telah mengalami reaksi kimia di lapisan atmosfer yang lebih

rendah. Yang termasuk kepada kategori pencemar sekunder adalah

ozon yang dikenal sebagai oksidan fotokimia, garam sulfat, nitrat

dan sebagainya.

Page 5: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Sementara Peavy (1985) menyatkan bahwa bahan pencemar

udara dapat dibagi menjadi polutan alami, campuran kimia, dan

partikel. Sementara polutan partikel dapat digolongkan sebagai

partikulat seperti debu, asap dan gas (polutan gas organik dan

inorganik).

Dari pengelompokan tersebut, sumber-sumber emisi zat

pencemar udara secara diagramatis disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Klasifikasi Sumber Emisi

(Sumber : Colls, 2002)

3. Jenis-Jenis Bahan Pencemar

a. Karbon monoksida (CO)

b. Nitrogen dioksida (NO2)

c. Sulfur Dioksida (SO2)

d. CFC

e. Karbon dioksida (CO2)

f. Ozon (O3)

g. Benda Partikulat (PM)

h. Timah (Pb)

i. HydroCarbon (HC)

Page 6: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

4. Penyebab Utama Pencemaran Udara

Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar,

diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya

kendaraan bermotor. Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997

terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :

a. Sepeda motor 207 %

b. Mobil penumpang 177 %

c. Mobil barang 176 %

d. Bus 138 %

5. Dampak Pencemaran Udara

a. Penipisan Ozon

b. Pemanasan Global ( Global Warming )

c. Penyakit pernapasan, misalnya: jantung, paru-paru dan

tenggorokan

d. Terganggunya fungsi reproduksi

e. Stres dan penurunan tingkat produktivitas

f. Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak

g. Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.

WHO Inter Regional Symposium on Criteria for Air Quality and

Method of Measurement telah menetapkan beberapa tingkat

konsentrasi pencemaran udara dalam hubungan dengan akibatnya

terhadap kesehatan/lingkungan sebagai berikut:

a. Tingkat I : Konsentrasi dan waktu expose di mana tidak ditemui

akibat apa-apa, baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Tingkat II : Konsentrasi di mana mungkin dapat ditemui iritasi pada

panca indera, akibat berbahaya pada tumbuh-tumbuhan,

pembatasan penglihatan dan akibat lain pada lingkungan (adverse

level).

c. Tingkat III : Konsentrasi di mana mungkin timbul hambatan pada

fungsi-fungsi faali yang fital serta perubahan yang mungkin dapat

menimbulkan penyakit menahun atau pemendekan umur (serious

level).

Page 7: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

d. Tingkat IV : Konsentrasi di mana mungkin terjadi penyakit akut

atau kematian pada golongan populasi yang peka (emergency

level).

Gambar 2. Pengaruh Pencemaran Udara Bagi Kesehatan

Page 8: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

6. Peraturan Pencemaran Udara di Indonesia

Dari segi ketentuan atau peraturan, peraturan di indonesia tidak

kalah dengan peraturan di amerika. Karena undang undang

ingkungan di indonesia sangat bagus. Bedanya pada aplikasi

peraturannya saja, negara maju lebih responsif daripada di Indonesia.

Peraturan yang ada di Indonesia merupakan peraturan yang

berkiblat pada Eropa karena masa lalu Indonesia yang pernah dijajah

oleh Belanda. Sistem yang dianut oleh Indonesia adalah sisil law,

dimana hukum- hukumnya dibukukan ke dalam Undang – Undang.

Indonesia telah meratifikasi hukum yang ada. Meratifikasi adalah

memasukkan ketentuan asing, biasanya berupa konvensi atau traktat

(perjanjian). Caranya adalah dengan membuat UU mengenai ratifikasi

ketentuan – ketentuan tersebut. Peraturan yang ada di Indonesia yang

mengatur tentang pencemaran udara diantaranya yaitu (Tamin, 2004) :

1 UU No.23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

2 PP No.41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

3 KepMen KLH No.45/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran

Udara

4 Kep Kepala Bappedal No.107/1997 tentang Perhitungan dan

Pelaporan Informasi PSI

5 KepMen KLH No.KEP/MENLH/1995 tentang Emisi Sumber Tidak

Bergerak

6 Kep Kepala Bappedal No. 205/1997 tentang Pedoman Teknis

Pengendalian Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak

7 KepMen KLH No.129/2003 tentang Standar Emisi untuk Kegiatan

Minyak dan Gas

8 KepMen KLH No.35/93 tentang Standar Emisi untuk Kendaraan

Bermotor

9 KepMen KLH No.141/2003 tentang Standar Emisi untuk Tipe Baru

dan Produksi Masa Kini Kendaraan Bermotor

10 KepMen KLH No.252/2004 tentang Keterbukaan Informasi baik

Sumber Tidak Bergerak dan Sumber Bergerak

11 KepMen KLH No. 50/96 tentang Standar Tingkat Kebauan

Page 9: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

7. Pemantauan Kualitas Udara

Secara garis besar ada empat tujuan utama yaitu :

Untuk mengetahui tingkat pencemaran udara yang ada di suatu

daerah dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan mengenai

kualitas udara yang berlaku dan baku.

Untuk menyediakan pengumpulan data (data base) yang diperlukan

dalam evaluasi pengaruh pencemaran dan pertimbangan

perencanaan, seperti pengembangan kota dan tata guna lahan,

perencanaan transportasi, evaluasi penerapan strategi

pengendalian pencemaran yang telah dilakukan, validasi

pengembangan model difusi dan dispersi pencemaran udara.

Untuk mengamati kecenderungan tingkat pencemaran udara yang

ada di daerah pengendalian pencemaran udara tertentu.

Untuk mengaktifkan dan menentukan prosedur pengendalian

darurat untuk mencegah timbulnya episode pencemaran udara.

Gambar 3. Alat dan Skema Kerja Pemantauan Kualitas Udara

B. CARBON MONOKSIDA

Page 10: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan

beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas

karbon monoksida antara lain:

Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa

karbon lainnya:

2 C + O 2 → 2 CO

Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses

industri yang terjadi dalam tanur:

CO2 + C → 2 CO

Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:

2 CO2 → 2 CO + O 2

Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke

atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari

kegiatan manusia.

1. Sifat Fisika dan Kimia

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa

karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak

sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran

sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau,

tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak

berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi bersifat

racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat

dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.

2. Sumber dan Distribusi

Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara

alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia,

Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan,

oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai

listrik alam.

Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama

yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi,

Page 11: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per

tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang

menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari

sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari

industri dan pembakaran sampah domestik.

Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari

CO diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain

itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para perokok dapat

memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya.

Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku

dapur rumah tangga dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapa

penelitian ditemukan kadar CO yang cukup tinggi didalam kendaraan

sedan maupun bus. Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi

tergantung dari kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan

bahan bakar bensin dan umumnya ditemukan kadar maksimum CO

yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada pagi dan malam hari.

Selain cuaca, variasi dari kadar CO juga dipengaruhi oleh topografi

jalan dan bangunan disekitarnya.

Pemajanan CO dari udara ambien dapat direfleksikan dalam

bentuk kadar karboksi-haemoglobin (HbCO) dalam darah yang

terbentuk dengan sangat pelahan karena butuh waktu 4-12 jam untuk

tercapainya keseimbangan antara kadar CO diudara dan HbCO dalam

darah. Oleh karena itu kadar CO didalam lingkungan, cenderung

dinyatakan sebagai kadar rata-rata dalam 8 jam pemajanan. Data CO

yang dinyatakan dalam rata-rata setiap 8 jam pengukuran sepajang

hari (moving 8 hour average concentration) adalah lebih baik

dibandingkan dari data CO yang dinyatakan dalam rata-rata dari 3 kali

pengukuran pada periode waktu 8 jam yang berbeda dalam sehari.

Perhitungan tersebut akan lebih mendekati gambaran dari respons

tubuh manusia tyerhadap keracunan CO dari udara.

Karbon monoksida yang bersumber dari dalam ruang (indoor)

terutama berasal dari alat pemanas ruang yang menggunakan bahan

bakar fosil dan tungku masak. Kadar nya akan lebih tinggi bila ruangan

Page 12: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

tempat alat tersebut bekerja, tidak memadai ventilasinya. Namun

umunnya pemajanan yang berasal dari dalam ruangan kadarnya lebih

kecil dibandingkan dari kadar CO hasil pemajanan asap rokok.

Beberapa Individu juga dapat terpajan oleh CO karena

lingkungan kerjanya. Kelompok masyarakat yang paling terpajan oleh

CO termasuk polisi lalu lintas atau tukang pakir, pekerja bengkel mobil,

petugas industri logam, industri bahan bakar bensin, industri gas kimia

dan pemadam kebakaran. Pemajanan Co dari lingkungan kerja seperti

yang tersebut diatas perlu mendapat perhatian. Misalnya kadar CO di

bengkel kendaraan bermotor ditemukan mencapai setinggi 600 mg/m3

dan didalam darah para pekerja bengkel tersebut bisa mengandung

HbCO sampai lima kali lebih tinggi dari kadar nomal. Para petugas

yang bekerja dijalan raya diketahui mengandung HbCO dengan kadar

4–7,6% (porokok) dan 1,4–3,8% (bukan perokok) selama sehari

bekarja. Sebaliknya kadar HbCO pada masyarakat umum jarang yang

melampaui 1% walaupun studi yang dilakukan di 18 kota besar di

Amerika Utara menunjukan bahwa 45 % dari masyarakat bukan

perokok yang terpajan oleh CO udara, di dalam darahnya terkandung

HbCO melampaui 1,5%. Perlu juga diketahui bahwa manusia sendiri

dapat memproduksi CO akibat proses metabolismenya yang normal.

Produksi CO didalam tubuh sendiri ini (endogenous) bisa sekitar

0,1+1% dari total HbCO dalam darah.

Karbon monoksida dapat terjadi di berbagai lingkungan,

baik secara alamiah dan buatan (artifisial). Konsentrasi gas karbon

monoksida berikut dalam ppm dapat ditemui dari:

Page 13: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Tabel 3. Konsentrasi Gas Karbon Monoksida

KONSENTRASI TEMPAT/SUMBER

0,1 ppm Kadar alami di atmosfer

0,5 – 5 ppm Kadar rata-rata di rumah

5 – 15 ppm Kadar dekat kompor gas rumah

100 – 200 ppm Daerah pusat kota (Seperti Meksiko)

5.000 ppm Cerobong asap rumah dari

pembakaran kayu

7.000 ppm Gas knalpot mobil yang tidak

diencerkan

30.000 ppm Asap rokok yang tidak diencerkan

3. Dampak Terhadap Kesehatan

Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah

kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel

darah merah yang mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini

menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200

kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2).

Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan

terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya

membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat

serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu,

metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga dapat terganggu

dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan CO

sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada

otot jantung atau sirkulasi darah periferal yang parah.

Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap

aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm

apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing

Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)Hemoglobin + CO –>  COHb (karboksihemoglobin)

Page 14: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia

ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.

Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu

ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan

asap rokok yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari

20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm

selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok

menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok

jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat

membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok

dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi CO-Hb

dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok

berat mudah terkena serangan jantung.

Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan

100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada

tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai

2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, maka akan

mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang

ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman.

Gas CO sangat berbahaya, tidak berwama dan tidak berbau,

berat jenis sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke

udara), CO tidak stabil dan membentuk CO2 untuk mencapai kestabilan

phasa gasnya. CO berbahaya karena bereaksi dengan haemoglobin

darah membentuk Carboxy haemoglobin (CO-Hb). Akibatnya fungsi Hb

membawa oksigen ke sel- sel tubuh terhalangi, sehingga gejala

keracunan sesak nafas dan penderita pucat. Reaksi CO dapat

menggantikan O2 dalam haemoglobin dengan reaksi :

O2Hb + CO         –>            OHb + O2

Penurunan kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan,

fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung dan paru-paru

menurun bahkan dapat menyebabkan kematian. Waktu tinggal CO

dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan. CO dapat dioksidasi menjadi CO2

dalam atmosfer adalah HO dan HO2 radikal, atau oksigen dan ozon.

Page 15: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat menghilangkan

CO dari atmosfer.

Dari penelitian diketahui bahwa udara yang mengandung CO

sebesar 120 ppm dapat dihilangkan selaIna 3 jam dengan cara

mengontakkan dengan 2,8 kg tanah (Human, 1971), dengan demikian

mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari

lingkungan, sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan

Aspergillus.

Dampak dari CO bervasiasi tergantung dari status kesehatan

seseorang pada saat terpajan. Pada beberapa orang yang berbadan

gemuk dapat mentolerir pajanan CO sampai kadar HbCO dalam

darahnya mencapai 40% dalam waktu singkat. Tetapi seseorang yang

menderita sakit jantung atau paru-paru akan menjadi lebih parah

apabila kadar HbCO dalam darahnya sebesar 5–10%.

Pengaruh CO kadar tinggi terhadap sistem syaraf pusat dan

sistem kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun respon dari

masyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar rendah

dan dalam jangka waktu panjang, masih sedikit diketahui. Misalnya

kinerja para petugas jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk

mendeteksi adanya perubahan kecil dalam lingkungannya yang terjadi

pada saat yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan

membutuhkan kewaspadaan tinggi dan terus menerus, dapat

terganggu/ terhambat pada kadar HbCO yang berada dibawah 10%

dan bahkan sampai 5% (hal ini secara kasar ekivalen dengan kadar

CO di udara masing-masing sebesar 80 dan 35 mg/m3) Pengaruh ini

terlalu terlihat pada perokok, karena kemungkinan sudah terbiasa

terpajan dengan kadar yang sama dari asap rokok.

Beberapa studi yang dilakukan terhadap sejumlah sukarelawan

berbadan sehat yang melakukan latihan berat (studi untuk melihat

penyerapan oksigen maksimal) menunjukkan bahwa kesadaran hilang

pada kadar HbCO 50% dengan latihan yang lebih ringan, kesadaran

hilang pada HbCo 70% selama 5-60 menit. Gangguan tidak dirasakan

pada HbCO 33%, tetapi denyut jantung meningkat cepat dan tidak

proporsional. Studi dalam jangka waktu yang lebih panjang terhadap

Page 16: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

pekerja yang bekerja selama 4 jam dengan kadar HbCO 5-6%

menunjukkan pengaruh yang serupa terhadap denyut jantung, tetapi

agak berbeda.

Hasil studi diatas menunjukkan bahwa paling sedikit untuk para

bukan perokok, ternyata ada hubungan yang linier antara HbCO dan

menurunnya kapasitas maksimum oksigen. Walaupun kadar CO yang

tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan

denyut jantung, ritme jantung menjadi abnormal gagal jantung, dan

kerusakan pembuluh darah periferal, tidak banyak didapatkan data

tentang pengaruh pemajanan CO kadar rendah terhadap sistim

kardiovaskular.

Hubungan yang telah diketahui tentang merokok dan

peningkatan risiko penyakit jantung koroner menunjukkan bahwa CO

kemungkinan mempunyai peran dalam memicu timbulnya penyakit

tersebut (perokok berat tidak jarang mengandung kadar HbCO sampai

15 %). Namun tidak cukup bukti yang menyatakan bahwa karbon

monoksida menyebabkan penyakit jantung atau paru-paru, tetapi jelas

bahwa CO mampu untuk mengganggu transpor oksigen ke seluruh

tubuh yang dapat berakibat serius pada seseorang yang telah

menderita sakit jantung atau paru-paru.

Studi epidemiologi tentang kesakitan dan kematian akibat

penyakit jantung dan kadar CO di udara yang dibagi berdasarkan

wilayah, sangat sulit untuk ditafsirkan. Namun dada terasa sakit pada

saat melakukan gerakan fisik, terlihat jelas akan timbul pada pasien

yang terpajan CO dengan kadar 60 mg/m3, yang menghasilkan kadar

HbCO mendekati 5%. Walaupun wanita hamil dan janin yang

dikandungnya akan menghasilkan CO dari dalam tubuh (endogenous)

dengan kadar yang lebih tinggi, pajanan tambahan dari luar dapat

mengurangi fungsi oksigenasi jaringan dan plasental, yang

menyebabkan bayi dengan berat badan rendah. Kondisi seperti ini

menjelaskan mengapa wanita merokok melahirkan bayi dengan berat

badan lebih rendah dari normal. Masih ada dua aspek lain dari

pengaruh CO terhadap kesehatan yang perlu dicatat. Pertama,

tampaknya binatang percobaan dapat beradaptasi terhadap

Page 17: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

pemajanan CO karena mampu mentolerir dengan mudah pemajanan

akut pada kadar tinggi, walaupun masih memerlukan penjelasan lebih

lanjut. Kedua, dalam kaitannya dengan CO di lingkungan kerja yang

dapat menggangggu pertubuhan janin pada pekerja wanita, adalah

kenyataan bahwa paling sedikit satu jenis senyawa hidrokarbon-

halogen yaitu metilen khlorida (dikhlorometan), dapat menyebabkan

meningkatnya kadar HbCO karena ada metobolisme di dalam tubuh

setelah absorpsi terjadi. Karena senyawa diatas termasuk kelompok

pelarut (Sollvent) yang banyak digunakan dalam industri untuk

menggantikan karbon tetrakhlorida yang beracun, maka keamanan

lingkungan kerja mereka perlu ditinjau lebih lanjut.

Tabel 3. Pengaruh konsentrasi COHb di dalam darah

Terhadap Kesehatan Manusia

KONSENTRASI

CO DALAM

DARAH

GEJALA - GEJALA

Kurang dari 20%

20%

30%

30% – 40%

40% - 50%

60% - 70%

70% - 89%

Tidak ada gejala

Nafas menjadi sesak

Sakit kepala, lesu, mual, nadi dan pernafasan

sedikit meningkat

Sakit kepala berat, kebingungan, hilang daya

ingat, lemah, hilang daya koordinasi gerakan

Kebingungan makin meningkat, setengah sadar

Tidak sadar, kehilangan daya mengontrol faeces

dan urin

Koma, nadi menjadi tidak teratur, kematian

karena kegagalan pernafasan

Page 18: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Tabel 4. Efek paparan Gas Karbon Monoksida

4. Gejala – gejala Keracunan Gas CO

Umumnya rute keterpajanan gas karbon monoksida adalah

melalui jalan pernapasan atau rute terhirup atau inhalasi (inhalation

route). Gas ini dikelompokkan sebagai bahan kimia asfiksia

(asphyxiate). Ia mengakibatkan racun dengan cara meracuni

homoglobin (Hb) darah. Hb berfungsi mengikat darah dalam bentuk

HbO. Setelah CO mengikat haemoglobin darah terbentuk ikatan:

HbCO maka otomatis oksigen akan terusir. Dengan mekanisme ini,

tubuh mengalami kekurangan oksigen dan gejala asfiksia atau

kekurangan oksigen akan terjadi. Sebab afinitas atau sifat pengikatan

atau daya lengket karbon monoksida ke haemoglobin darah

dibandingkan dengan oksigen jauh lebih besar sebanyak 200 – 3-

000 kali lipat.

Dalam jumlah sedikit pun gas karbon monoksida jika terhirup

dalam waktu tertentu dapat menyebabkan gejala racun terhadap

tubuh.

Page 19: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Gejala akut – waktu singkat:

Gas karbon monoksida adalah gas beracun. Gejalanya dapat

terjadi perlahan-lahan, dan kerap terjadi secara mendadak cepat. Ini

bergantung dari konsetrasi paparan dan lama paparan.

Indikasinya bibir dan kuku-kuku jari jemari akan berubah menjadi

agak merah. Ini suatu tanda adanya paparan yang melampaui batas

yang bisa diterima. Juga bisa terlihat seseorang yang terpapar

mengalami gejala sakit kepala, pernapasan jadi pendek dan dangkal,

pusing, mendesah, indiges, dan mual. Pada konsetrasi yang tinggi bisa

saja terjadi pingsan atau tidak sadarkan diri dan mungkin berakibat

kematian. Gejalanya juga bisa berupa penglihatan terganggu dan

kehilangan ingatan.

Gejala kronik – gejala jangka panjang:

Kajian klinis menunjukkan adanya hubungan antara paparan

gas karbon monoksida untuk pekerjaan tertentu seperti petugas

pemadam kebakaran, pekerja proyek/foundry dan kejadian

meingkatnya penyakit jantung. Gas karbon moniksida adalah gas

toksin reproduksi.

Kajian klinis secara inhalasi terhadap tikus (hamil)

menunjukkan dampak negatif. Melibatkan konsentrasi sekitar

65ppm/24 jam maka akan menunjukkan gejala atau efek negatif

terhadap sistem reproduksi.

5. Pertolongan Pertama Keracunan

Bila terjadi keracunan gas karbon monoksida, maka untuk

pertolongan pertama adalah segera bawa korban ke tempat yang jauh

dari sumber karbon monoksida, longgarkan pakaian korban supaya

mudah bernafas. Pastikan korban masih bernafas dan segera berikan

oksigen murni. Korban harus istirahat dan usahakan tenang.

Meningkatnya gerakan otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan

oksigen, sehingga persediaan oksigen untuk otak dapat berkurang.

Segera bawa ke rumah sakit terdekat.

6. Siapa yang beresiko keracunan karbon monoksida

Page 20: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

Kasus kematian akibat kebakaran gedung atau bangunan

disebabkan karena keracunan CO, oleh karena itu petugas

pemadam kebakaran merupakan yang beresiko tinggi mendapat

keracunan CO

Pengecat yang menggunakan cat yang mengandung metilin

klorida, asapnya mudah diserap melalui paru-paru dan mudah

masuk ke peredaran darah, metilin klorida ditukar ke karbon

monokisida di hati.

Perokok adalah salah satu kelompok yang beresiko keracunan CO

karena asap tembakau merupakan salah satu sumber CO.

Bayi, anak-anak dan mereka yang mengalami masalah

kardiovaskuler lebih mudah beresiko keracunan karbon monoksida,

walaupun pada kepekatan yang rendah.

7. Pencegahan

a. Sumber Bergerak

1) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.

2) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.

3) Memasang filter pada knalpot.

b. Sumber Tidak Bergerak

1) Memasang scruber pada cerobong asap.

2) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian

secara berkala.

3) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan

kadar CO rendah.

c. Manusia

Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku

mutu (10.000 ug/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24

jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-

upaya:

a) Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker gas.

b) Menutup/menghindari tempat – tempat yang diduga

mengandung CO seperti sumur tua , Goa , dll.

Page 21: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

8. Penanggulangan

a) Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan

exhaust-fan.

b) Bila terjadi korban keracunan maka lakukan :

Berikan pengobatan atau pernafasan buatan

Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat

Page 22: Pencemaran Udara Kimia Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Colls, Jeremy. (2002). Air Pollution, Second Edition, Spon Press Tylor &

Francis Group, London.

Huboyo, Haryono S, M. Arief Budiharjo. 2008. Buku Ajar Pencemaran Udara.

Semarang: Universitas Diponegoro

InfoPOM Badan POM Volume 5 No. 1 Januari 2004, Keracunan Yang

Disebabkan Gas Karbon Monoksida, Jakarta, 2004.

Peavy, Howard S, Rowe, Donald R, Tchobanoglous, George, (1985),

Environmental Engineering, McGraw Hill Inc, Singapore

Sentra Informasi Keracunan Badan POM, Pedoman Penatalaksanaan

Keracunan Untuk Rumah Sakit, Karbon Monoksida, Jakarta, 2001.

Tamin, Ridwan D (2005), Assistant Deputy for Vehicles Emissions Pollution

Control, Policy And Regulation Of Air Pollution In Indonesia, paper

presented in Training of Trainer BASIC URBAN AIR QUALITY

MANAGEMENT CAI Net, September 19 – 23, 2005, Bandung

http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF

http://xa.yimg.com/kq/groups/9413146/259254791/name/

RacunGasKarbonMonoksida.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida

http://www.pom.go.id/public/siker/desc/produk/RacunKarMon.pdf