pencahayaan bangunan.pdf
TRANSCRIPT
Standar penerapan pencahayaan buatanSNI 03-6575-2001 Aplikasi Rekayasa Pencahayaan Bangunan
TEKNIK ARSITEKTUR
REKAYASA
PENCAHAYAAN
BANGUNAN
Agus Alfinanda
Dosen Pembimbing : Wahyu Hidayat,ST,MURPREKAYASA PENCAHAYAAN
BANGUNAN
Standar penerapan pencahayaan buatan
plikasi Rekayasa Pencahayaan Bangunan
TEKNIK ARSITEKTUR
REKAYASA
PENCAHAYAAN
BANGUNAN
Agus Alfinanda
Dosen Pembimbing : Wahyu Hidayat,ST,MURP REKAYASA PENCAHAYAAN
BANGUNAN
Standar penerapan pencahayaan buatan
Standar penerapan pencahayaan buatan SNI 03-6575-2001
Ruang lingkup.
Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para
perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam merancang sistem pencahayaan buatan dan
sebagai pegangan bagi para pemilik/pengelola gedung didalam mengoperasikan dan memelihara sistem
pencahayaan buatan.
Agar diperoleh sistem pencahayaan buatan yang sesuai dengan syarat
kesehatan, kenyamanan, keamanan dan memenuhi ketentuan yang berlaku untuk bangunan
gedung.
Standar ini mencakup persyaratan minimal sistem pencahayaan buatan dalam bangunan gedung.
Acuan.
a). National Electric Code (NEC).
b). Illuminating Engineering Society (IES).
c). International Electrotechnical Commission (IEC).
d). Australian Standard.
Metode dari sistem pencahayaan buatan SNI 2001 meliputi;
1. Penentuan tingkat pencahayaan minimum (E) yang direkomendasikan, tingkat pencahayaan
minimum yang direkomendasikan tercantum dalam tabel 1 Tingkat Pencahayaan minimum yang
direkomendasikan.
Tabel 1. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan
Fungsi ruangan Tingkat Pencahayaan (lux)
Kelompok renderasi warna
Keterangan
Rumah Tinggal : Teras 60 1 atau 2 Ruang tamu 120~250 1 atau 2 Ruang makan 120~250 1 atau 2 Ruang kerja 120~250 1 Kamar tidur 120~250 1 atau 2 Kamar mandi 250 1 atau 2 Dapur 250 1 atau 2 Garasi 60 3 atau 4
Perkantoran : Ruang Direktur 350 1 atau 2 Ruang kerja 350 1 atau 2 Ruang komputer 350 1 atau 2 Ruang rapat 300 1 atau 2 Ruang gambar
750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar.
Gudang arsip 150 3 atau 4 Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2 Lembaga Pendidikan : Ruang kelas 250 1 atau 2 Perpustakaan 300 1 atau 2 Laboratorium 500 1 Ruang gambar
750 1 atau 2 Gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar.
Kantin 200 1 Hotel dan Restauran :
Lobby, koridor 100 1
Pencahayaan pada bidang vertikal sangat penting untuk menciptakan suasana/kesan ruang yang baik.
Ballroom/ruang sidang. 200 1
Sistem pencahayaan harus di rancang untuk menciptakan suasana yang sesuai. Sistem pengendalian “switching” dan “dimming” dapat digunakan untuk memperoleh berbagai efek pencahayaan.
Ruang makan. 250 1 Cafetaria. 250 1
Kamar tidur. 150 1 atau 2 Diperlukan lampu tambahan pada bagian kepala tempat tidur dan
cermin. Dapur. 300 1 Rumah Sakit/ Balai pengobatan:
Ruang rawat inap.
250 1 atau 2
Ruang operasi, ruang bersalin.
300 1 Gunakan pencahayaan setempat pada tempat yang diperlukan.
Laboratorium 500 1 atau 2 Ruang rekreasi dan rehabilitasi.
250 1
Pertokoan/ Ruang pamer:
Ruang pamer dengan obyek berukuran besar (misalnya mobil).
500 1
Tingkat pencahayaan ini harus di-penuhi pada lantai. Untuk beberapa produk tingkat pencahayaan pada bidang vertikal juga penting.
Toko kue dan makanan. 250 1 Toko buku dan alat tulis/gambar.
300 1
Toko perhiasan, arloji. 500 1 Toko Barang kulit dan sepatu.
500 1
Toko pakaian. 500 1
Pasar Swalayan. 500 1 atau 2 Pencahayaan pada bidang vertical pada rak barang.
Toko alat listrik (TV, Radio/tape, mesin cuci, dan lain-lain).
250 1 atau 2
Industri (Umum): Ruang Parkir 50 3 Gudang 100 3 Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3 Pekerjaan sedang 200~500 1 atau 2 Pekerjaan halus 500~1000 1 Pekerjaan amat halus 1000~2000 1 Pemeriksaan warna. 750 1 Rumah ibadah:
Mesjid 200 1 atau 2
Untuk tempat-tempat yang mem butuhkan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dapat digunakan pencahayaan setempat.
Gereja 200 1 atau 2 Idem Vihara 200 1 atau 2 idem
Sumber : SNI Pencahayaan buatan, 2001.
2. Tingkat Pencahayaan Rata-rata (Erata-rata)
luxA
kdkpFE total
ratarata
××=− .....................(1)
Dimana :
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)
Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen).
A = Luas bidang kerja (m2)
kp = Koefisien penggunaan
kd = Koefisien depresiasi (penyusutan)
3. Jumlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan tertentu.
Untuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung fluks luminous total yang diperlukan
untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan, dengan menggunakan persamaan:
)(lumenkdkp
AEFtotal ×
×= ........................(2)
kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan:
nF
FN total
total ×=
1
........................................(3)
Dimana :
Erata-rata = Tingkat pencahayaan rata-rata (lux)
Ftotal = Fluks luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen).
A = Luas bidang kerja (m2)
kp = Koefisien penggunaan
kd = Koefisien depresiasi (penyusutan)
Ntotal = Jumlah armatur
F1 = Fluks luminous satu buah lampu
n = Jumlah lampu dalam satu armatur
4. Kebutuhan daya
Daya listrik yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan rata-rata tertentu pada
bidang kerja dihitung dengan menghitung terlebih dahulu jumlah lampu yang diperlukan dengan
persamaan:
Nlampu = Narmatur x n..........................................(4)
Dimana:
Nlampu = Jumlah lampu
n = Jumlah lampu dalam satu armatur
Daya yang dibutuhkan untuk semua armatur dapat dihitung dengan persamaan:
Wtotal = Nlampu x W1............................................(5)
dimana :
Wtotal = daya total yang dibutuhkan (Watt)
W1 = daya setiap lampu (Watt)
Dengan membagi daya total dengan luas bidang kerja, didapatkan kepadatan daya (Watt/m2) yang
dibutuhkan untuk system pencahayaan tersebut.
Tabel 2. perhitungan Tingkat Pencahayaan
Ruangan
Kp Kd E (Lux)
A (m2)
kdkp
AEFtotal ×
×=
(lumen)
F1 (lumen)
n
nF
F
N
total
total
×=
1
Nlampu = Narmatur x n
W1 (Watt)
Wtotal = Nlampu x W1
(Watt) PHILIPS
1. Loby 0.95 0.8 100 486.4 64000 1800 2 18 36 26 936 PL-C
2. Pengelola
a. Pengelola 1 0.9 0.8 350 76.8 37333.33 3250 2 6 12 36 432 TL-D Super 80
b. Pengelola 2 0.9 0.8 350 76.8 37333.33 3250 2 6 12 36 432 TL-D Super 80
3. Bank
a. Bank 1 0.95 0.8 350 26.88 12378.94 3000 1 4 4 45 180 ECOTONE HL
b. Bank 2 0.95 0.8 350 26.88 12378.94 3000 1 4 4 45 180 ECOTONE HL
4. Lavatory 1
a. Lavatory Pria
-toilet 1 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 ECOTONE PLE-U
-toilet 2 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 ECOTONE PLE-U
-pedestal 0.9 0.8 250 15.6 5416.66 1750 1 3 3 25 75 ALTO
b. Lavatory Wanita
-toilet 1 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 ECOTONE PLE-U
-toilet 2 0.9 0.8 250 3.36 1166.66 900 1 1 1 15 15 ECOTONE PLE-U
-pedestal 0.9 0.8 250 15.6 5416.66 1750 1 3 3 25 75 ALTO
Nilai – nilai kp, F1, dan W1 pada tabel 2 diperoleh dari tabel katalog produk lampu philips yang
terdapat pada lampiran 2 (tabel 1. Katalog lampu dan armatur). Nilai koefisien depresiasi (kd) adalah
sebesar 0,8, nilai ini didasarkan pada standar SNI 2001 tentang tingkat pencahayaan buatan. Sedangkan
pemilihan lampu dipilih berdasarkan tabel 1 Tingkat pencahayaan yang direkomendasikan.
Pada tabel 2 untuk ruang pengelola pemilihan lampu jatuh pada lampu jenis TL-D Super 80 (36
Watt) dengan F1 = 3250 lumen. Pemilihan ini berdasarkan dalam tabel 4.1, dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa untuk ruang pengelola dapat dikategorikan sebagai ruang kantor dengan tingkat
pencahayan yang dibutuhkan = 350 lux dan kelompok rendensi warna (Ra) yang direkomendasikan
adalah kelompok 1 atau 2. Kelompok rendensi warna 1, merupakan kelompok dengan nilai Ra > 85 dan
kelompok rendensi warna 2 adalah kelompok dengan nilai rendensi warna yaitu 70 < Ra < 85.
Dari katalog produk lampu dan armatur Philips dalam lampiran 5, lampu TL-D Super 80 dengan
daya 36 Watt mempunyai Ra= 83 dan temperatur warna = 5000 kelvin. Jadi lampu TL-D Super 80 (36
Watt) dengan Ra= 83 nilai ini sesuai dengan kelompok rendensi warna 2, yaitu 70>Ra < 85 dan dari tabel
yang sama pada lampiran 5 temperatur warna dari lampu TL-D Super 80 (36 Watt) = 5000 K sehingga
pemilihan temperatur warna dengan nilai 5000 K sudah sesuai, karena berdasarkan SNI 2001 tentang
tampak warna dari lampu, temperatur warna = 5000 K termasuk dalam kategori warna sedang atau
Neutral White. Hal ini sesuai dengan standar SNI bahwa untuk penerangan perkantoran di Indonesia
disarankan memakai lampu dengan temperatur warna antara 3300 - 5300 Kelvin.
Pemilihan TL-D super 80 sudah tepat karena sesuai dengan SNI 2001 tentang perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Pada tabel 2 semua lampu yang digunakan dipilih
berdasarkan SNI 2001 tentang perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung yang
disesuaiakan dengan produk katalog lampu dalam tabel 3.
Tabel 3. tabel katalog lampu Philips Product Description Volt
(V) Watt Cap Color
Temp (K)
Lumen (lm)
CRI (Ra)
PL-C 220 26 G24 2700 1800 83 PL-C 220 20 G24 2700 600 87 ECOTONE PLE-U 220 15 G24 2700 900 83
ECOTONE PLE-U 220 20 G24 2700 1350 83 ECOTONE HL 220 45 G24 3000 3000 83 ECOTONE HL 220 65 G10 3000 4200 83 PL-L 220 36 2G1 3500 2900 82 PL-L 220 40 2G1 3500 3500 82 ALTO 220 25 GX2 2700 1750 82 ESENSIAL 220 25 G23 2700 1500 83 ESENSIAL 220 20 G23 2700 1250 83 TORNADO 220 20 G21 2700 1250 82 DECOTWIST 220 25 G21 2700 1700 83 TL-D Super 80 220 36 G13 5000 3250 83 TL-5 220 35 G13 5000 3300 83 ARENA VISION 220 1000 G40 5000 90000 87 Sumber: Philips;2008 Beban Ruangan
Beban Fase
( VA)
R S T
Penerangan I
- Pengelola 1 540 - -
- Lavatori 1, kios1 dan
teras
- 550 -
- Bank 1, ATM 1 dan Drop
off
- - 537, 5
Penerangan II
- Loby (10 titik), ATM 2
dan Kios 2.
800 - -
- Loby (8 titik) dan Bank 2 - 745 -
- Pengelola 2 dan lavatory
-
-
802,5
Penerangan III
Ruang Serbaguna (6 titik)
2500
2500
2500
Ruang Serbaguna (6 titik) 2500 2500 2500
Ruang Panggung 812.5 1300 1300
Penerangan IV
- Cafe1, cafe 2, cafe 3 dan
lavatory
593,75 - -
- Rias Wanita, rias pria dan
masing-masing lavatory
ruang rias.
- 575 -
- Cafe 4, cafe 5, cafe 6 dan
lavatory
- - 593,75
Penerangan V
- Toko 1 dan selasar 223,75 - -
- Toko 2 dan selasar - 223,75 -
- Tunggu pementasan dan
selasar
- - 217,5
Penerangan VI
- Selasar 1 (sirkit 1) 487,5 - -
- Selasar 1 (sirkit 2) - 487,5 -
- Selasar 1 (sirkit 3) - - 487,5
Penerangan VII
- Selasar 2 (sirkit 1) 487,5 - -
- Selasar 2 (sirkit 2) - 487,5 -
- Selasar 2 (sirkit 3) - - 487,5
Penerangan VIII
- Selasar 3 (6 titik) 487,5 - -
- Selasar 3 (2 titik), Tangga
1dan 3
- 422,5 -
- Selasar 3 (2 titik), Tangga
2 dan 4
- 422,5
Total Beban 9432.5 9791.25 9848.75
Sistem Pencahayaan.
Sistem pencahayaan dapat dikelompokkan menjadi :
a). Sistem pencahayaan merata.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di seluruh ruangan, digunakan jika tugas visual
yang dilakukan di seluruh tempat dalam ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang sama.
Tingkat pencahayaan yang merata diperoleh dengan memasang armatur secara merata langsung maupun
tidak langsung di seluruh langit-langit.
b). Sistem pencahayaan setempat.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak merata. Di tempat yang
diperlukan untuk melakukan tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi, diberikan
cahaya yang lebih banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan mengkonsentrasikan
penempatan armatur pada langit-langit di atas tempat tersebut.
c). Sistem pencahayaan gabungan merata dan setempat.
Sistem pencahayaan gabungan didapatkan dengan menambah sistem pencahayaan setempat pada sistem
pencahayaan merata, dengan armatur yang dipasang di dekat tugas visual.
Sistem pencahayaan gabungan dianjurkan digunakan untuk :
1). tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi.
2). memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan cahaya datang dari arah tertentu.
3). pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada tempat yang
terhalang tersebut.
4). tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau yang kemampuan
penglihatannya sudah berkurang.
Pemilihan peralatan.
Lampu.
Spektrum Cahaya.
Dalam pemilihan lampu, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu tampak warna yang dinyatakan dalam
temperatur warna dan efek warna yang dinyatakan dalam indeks renderasi warna.
Temperatur warna yang lebih besar dari 5300 Kelvin tampak warnanya dingin, 3300 ~ 5300 Kelvin
tampak warnanya sedang dan lebih kecil dari 3300 Kelvin tampak warnanya hangat. Untuk perkantoran
di Indonesia disarankan memakai temperatur warna lebih besar dari 5300
Kelvin atau antara 3300 ~ 5300 Kelvin. Indeks renderasi warna dinyatakan dengan angka 0 sampai
dengan 100, dimana angka 100 menyatakan warna benda yang dilihat akan sesuai dengan warna aslinya.
Lampu pijar dan lampu halogen mempunyai indeks renderasi warna mendekati 100. Penjelasan lebih
lanjut dapat dilihat pada butir 4.4 perihal kualitas warna cahaya.
Efisiensi lampu.
Efisiensi lampu atau yang disebut juga efikasi luminus, menunjukkan efisiensi lampu dari pengalihan
energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam lumen per watt (lumen/watt). Banyaknya cahaya yang
dihasilkan oleh suatu lampu disebut Fluks luminus dengan satuan lumen. Efikasi luminus lampu
bertambah dengan bertambahnya daya lampu. Rugi-rugi balast harus ikut diperhitungkan dalam
menentukan efisiensi sistem lampu (daya lampu ditambah rugi-rugi balast).
Umur lampu dan depresiasi.
Ada beberapa cara untuk menentukan umur lampu, antara lain :
a). Umur individual teknik.
b). Umur rata-rata.
c). Umur minimum.
d). Umur rata-rata pengenal.
Juga perlu dipertimbangkan keekonomisan umur lampu berdasarkan fluks luminus dan umur teknik, yaitu
banyaknya jam menyala pada kombinasi antara depresiasi/ pengurangan fluks luminus lampu dan
kegagalan lampu.
Umur lampu banyak dipengaruhi oleh hal-hal antara lain : temperatur ruang, perubahan tegangan listrik,
banyaknya pemutusan dan penyambungan pada sakelar, dan jenis komponen bantunya (balast, starter dan
kapasitor).
Jenis lampu.
Pada saat sekarang, lampu listrik dapat dikategorikan dalam dua golongan, yaitu : lampu
pijar dan lampu pelepasan gas.
a). Lampu pijar.
Lampu pijar menghasilkan cahayanya dengan pemanasan listrik dari kawat filamennya pada temperatur
yang tinggi. Temperatur ini memberi radiasi dalam daerah tampak dari spektrum radiasi yang dihasilkan.
Komponen utama lampu pijar terdiri dari :
filamen, bola lampu, gas pengisi dan kaki lampu (fitting).
1). Filamen.
Makin tinggi temperatur filamen, makin besar energi yang jatuh pada spectrum radiasi tampak dan makin
besar efikasi dari lampu. Pada saat ini jenis filament yang dipakai adalah tungsten.
2). Bola lampu.
Filamen suatu lampu pijar ditutup rapat dengan selubung gelas yang dinamakan bola lampu. Bentuk bola
lampu bermacam-macam dan juga warna gelasnya. Bentuk bola (bentuk A), jamur (bentuk E), bentuk
lilin dan lustre dengan bola lampu bening, susu atau buram dan dengan warna merah, hijau, biru atau
kuning
(lihat SNI No. 04-1704-1989 ).
3). Gas pengisi.
Penguapan filamen dikurangi dengan diisinya bola lampu dengan gas inert. Gas yang umumnya dipakai
adalah Nitrogen dan Argon.
4). Kaki lampu.
Untuk pemakaian umum, tersedia dua jenis yaitu : kaki lampu berulir dan kaki lampu bayonet, yang
diindentifikasikan dengan huruf E (edison) dan B (Bayonet), selanjutnya diikuti dengan angka yang
menyatakan diameter kaki lampu dalam milimeter (E27, E14dan lain-lain). Bahan kaki lampu dari
alumunium atau kuningan.
5). Jenis lampu pijar khusus.
(a). Lampu reflektor.
Lampu pijar yang mempunyai reflektor yang terbuat dari lapisan metal tipis pada permukaan dalam dari
bola lampu yang memberikan arah intensitas cahaya yang dipilih. Reflektor dalam tidak boleh rusak,
korosi atau terkontaminasi.
Ada dua jenis lampu berreflektor yaitu jenis Pressed glass dan jenis Blown bulb.
(1). Lampu Pressed glass, adalah lampu yang kokoh dan gelas tahan panas. Gelas depan mempunyai
beberapa jenis pancaran cahaya seperti spot, flood, wide flood. Lampu ini dapat dipasang langsung
sebagai pasangan instalasi luar, tahan terhadap cuaca.
(2). Lampu Blown bulb, menyerupai lampu pressed glass, tetapi lampu ini
hanya dipasang di dalam ruangan.
Lampu Halogen.
Lampu Halogen adalah Lampu pijar biasa yang mempunyai filament temperatur tinggi dan menyebabkan
partikel tungsten akan menguap serta berkondensasi pada dinding bola lampu yang selanjutnya
mengakibatkan penghitaman. Lampu halogen berisi gas halogen (iodine, chlorine, chromine) yang dapat
mencegah penghitaman lampu.
Lampu pelepasan gas.
Lampu ini tidak sama bekerjanya seperti lampu pijar. Lampu ini bekerja berdasarkan pelepasan electron
secara terus menerus di dalam uap yang diionisasi. Kadangkadang dikombinasikan dengan fosfor yang
dapat berpendar.
Pada umumnya lampu ini tidak dapat bekerja tanpa balast sebagai pembatas arus pada sirkit lampu.
Lampu pelepasan gas mempunyai tekanan gas tinggi atau tekanan gas rendah. Gas yang dipakai adalah
merkuri atau natrium. Salah satu lampu pelepasan gas tekanan rendah dan memakai merkuri adalah lampu
fluoresen tabung atau disebut TL (Tube Lamp).
Lampu fluoresen tabung.
Lampu fluoresen tabung dimana sebagian besar cahayanya dihasilkan oleh bubuk fluoresen pada dinding
bola lampu yang diaktifkan oleh energi ultraviolet dari pelepasan energi elektron. Umumnya lampu ini
berbentuk panjang yang mempunyai elektroda pada kedua ujungnya, berisi uap merkuri pada tekanan
rendah dengan gas inert untuk penyalaannya.
Jenis fosfor pada permukaan bagian dalam tabung lampu menentukan jumlah dan warna cahaya yang
dihasilkan.
Lampu fluoresen mempunyai diameter antara lain 26 mm dan 38 mm, mempunyai bermacam-macam
warna; merah, kuning, hijau, putih, daylight dan lain-lain serta tersedia dalam bentuk bulat (TLE).
Lampu fluoresen mempunyai dua sistem penyalaan, yaitu memakai starter dan tanpa starter. Starternya
dibahas dalam butir 5.2.1. Lampu fluoresen jenis tanpa starter antara lain TL-RS, TL-X dan TL-M.
Ada dua jenis lampu fluoresen tanpa starter yaitu rapid start dan instant start. Bentuk lampu fluoresen
dapat berbentuk miniatur dan ada yang dilengkapi dengan balast dan starter dalam satu selungkup gelas
dan kaki lampunya sesuai dengan kaki lampu pijar . Lampu ini memakai balast elektronik atau balast
konvensional dan disebut lampu fluoresen kompak.
Lampu ini mengkonsumsi hanya 25% energi dibandingkan dengan lampu pijar untuk
fluks luminus yang sama serta umurnya lebih panjang.
Armatur.
Armatur adalah rumah lampu yang digunakan untuk mengendalikan dan mendistribusikan cahaya yang
dipancarkan oleh lampu yang dipasang didalamnya, dilengkapi dengan peralatan untuk melindungi lampu
dan peralatan pengendalian listrik.
Pemilihan Armatur.
Untuk memilih armatur yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pencahayaan, sebagai berikut :
a). distribusi intensitas cahaya.
b). efisiensi cahaya.
c). koefisien penggunaan.
d). perlindungan terhadap kejutan listrik.
e). ketahanan terhadap masuknya air dan debu.
f). ketahanan terhadap timbulnya ledakan dan kebakaran.
g). kebisingan yang ditimbulkan.
Distribusi Intensitas Cahaya.
Data distribusi intensitas cahaya pada umumnya dinyatakan dalam suatu diagram polar yang berupa
kurva-kurva yang memberikan hubungan antara besarnya intensitas terhadap arah dari intensitas tersebut.
Untuk armatur yang memancarkan distribusi cahaya yang simetris hanya diperlukan diagram polar pada
satu bidang vertikal yang memotong armatur melalui sumbu armatur.
Untuk armatur yang tidak simetris, misalnya armatur lampu Fluoresen (TL), paling sedikit diperlukan 2
diagram polar, masing-masing pada bidang vertikal yang terletak memanjang melalui sumbu armatur dan
bidang vertikal yang tegak lurus pada sumbu tersebut (lihat gambar 5.3.2.).
APLIKASI REKAYASA PENCAHAYAAN BANGUNAN (DALAM NEGERI)
McDonald Cinere, Bandung
di
36
Organisasi Ruang & Sistem Pencahayaan
Kasir & Tempat Pemesanan
Restoran fast food Mc Donald’s
tidak memiliki area foyer maupun
resepsionis. Pengunjung yang datang
langsung disambut area pemesanan
dengan menu besar yang berisikan daftar
makanan, minuman, dan harga. Ketika
pengunjung datang ke gerai pemesanan,
membawa pesanannya ke area ruang
makan.
Sistem Pencahayaan yang
diterapkan pada area pemesanan meliputi
pencahayaan aksen yang berfungsi untuk
menerangi menu, pencahayaan
atmosferik dimana cove lighting
menerangi langit-langit yang berwarna
kuning. Pencahayaan umum yang
digunakan berupa lampu CFL ditanam
pada langit-langit.
Ruang Makan
Area ruang makan terbagi
menjadi 2 yaitu area non smoking
dan smoking. Di dalam area non smoking juga terdapat area private untuk acara
ulang tahun. Pada area smoking yang bertempat di teras bangunan, kursi dan
meja terbuat dari logam anti-karat sehingga dapat bertahan dari ekspos air
hujan. Pada area non smoking, digunakan meja putih dengan pasangan berupa
Gambar 4. 16 Ilustrasi Titik Peletakan Lampu
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4. 15 Area Pemesanan
Sumber: Dokumentasi Pribadimemesan makanan, membayar, dan
kursi plastik berwarna merah, sofa berwarna merah, dan sofa tanpa sandaran berwana hitam. Salah satu
pencahayaan umum pada area ini menggunakan lampu fluorscent twin-tube yang ditanam di langitlangit.
Setiap unit rumah menggunakan 2 buah lampu fluorscent. Pencahayaan umum di area ini memilih warna
cool white.Rata-rata iluminasi di area ruang makan 140.7 lux. Pencahayaan umum lainnya menggunakan
lampu dekoratif yang berukuran cukup besar. Lingkaran lampu ini memiliki diameter kurang lebih 1
meter. Bagian luar lampu dekoratif tersebut menggunakan material olahan plastik dengan motif sulur
berwarna merah bata. Bagian dalam casing diisi dengan beberapa unit lampu fluorscent tubular. Terdapat
5 jenis lampu dekoratif ini di dalam area ruang makan non-smoking. Dapur berhubungan langsung dengan
area tempat pemesanan, sehingga lalu lintas antara pesanan dan produk yang dipesan dapat terjadi dengan
lancar.
Area Servis
Area penunjang berupa toilet terdapat di dalam area bangunan ini. Wastafel terdapat diluar toilet sehingga
berfungsi juga bagi para pengunjung yang berkegiatan mencuci tangan sesudah dan sebelum makan
Warna yang banyak dipakai dalam interior McDonalds adalah warna putih. Aksen menggunakan
warna kuning. Warna hitam dan merah digunakan pada perabotnya. Warna-warna ini juga adalah warna
utama yang digunakan di logo internasional McDonalds. Baik dinding, lantai, maupun langit-langitnya
menggunakan warna putih. Menurut Lydia Quinn warna kuning memancarkan kebahagiaan, namun juga
menyimbolkan keekonomisan (cheapness). Rata-rata iluminasi di area ruang makan 140,7 lux telah
mencapai standar. Hal ini sesuai dengan teori yang tercantum pada Philips Lighting Design, dimana
restoran yang menyediakan pelayanan cepat dan efisien dibutuhkan intensitas cahaya mencapai beberapa
ratus lux. Target market Mc Donald’s adalah kalangan menengah. Berdasarkan hasil wawancara
menyatakan bahwa pengunjung merasa pencahayaan membuat makanan terlihat cukup enak. Pada
pencahayaan umum digunakan lampu CFL cool white dengan nilai CRI ±65, nilai ini termasuk dalam
kategori baik, sehingga dapat memberikan warna makanan yang cukup akurat.
50% responden dengan usia remaja mengemukakan bahwa mereka merasa dengan mengunjungi
Mc Donald’s menaikan status sosialnya. Hal ini bisa disebabkan tingkat kepopuleran Mc Donald’s
sebagai ”tempat nongkrong” anak muda sehingga anak remaja merasa status sosialnya naik. 50%
Responden dengan usia dewasa tidak merasa dengan mengunjungi Mc Donald’s menaikan status
sosialnya. Mereka merasa bahwa dengan mengunjungi restoran cepat saji bukanlah suatu hal eksklusif
yang dapat menaikan status sosialnya.
Dari segi arsitektur, bangunan ini memiliki citra penggayaan modern. Rancangan yang
memberikan kesan bersih dan terang. Dinding dari Mc Donald’s menggunakan curtain wall sehingga
banyak sekali cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Sedangkan langit-langit yang tinggi memberikan
kesan luas dan lapang.
APLIKASI REKAYASA PENCAHAYAAN BANGUNAN (BANGUNAN LU AR NEGERI) STADION ALIANZ ARENA – MUNICH, JERMAN
Sistem Pencahayaan Allianz Arena:
Bagian depan dan atap secara total meliputi area 66.500 meter persegi yang terdiri atas 2.760 panel berisi
udara.
-Dilengkapi 1.056 (dari 2.760) panel lampu berwarna merah, biru atau putih, ditambah hijau.
-Sistem penerangan menggunakan 4.250 lampu individual.
-Total luas area yang diterangi mencakup 25.500 meter persegi.
-Setiap panel dilengkapi 4 lampu identik (dipasang di antara 2 panel berbentuk lensa).
-Lensa berwarna merah, biru, dan bening di setiap unit memungkinkan perubahan warna.
-Warna hijau dibuat dengan menutup lensa menggunakan lembaran plastik berwarna hijau.
-Pencahayaan fasad membutuhkan kabel sepanjang 100 km.
Stadion Allianz Arena termasuk kedalam 5 besar Stadion Terbaik di Eropa karena lampunya yang bisa
berubah warna dan menjadikan pencahayaan Stadion ini menjadi salah satu yang Pencahayaan Stadion
Terbaik di Dunia
Logo Allianz (biasanya terletak di dalam dan sekitar arena):
Pada sisi utara dan selatan eksterior:
-12 huruf menyala berwarna biru dan putih masing-masing seberat 250-500 kg.
-Komposisi: baja, timah, aluminium, plastik transparan.
-Menggunakan layar LED terbesar di Eropa (100.000 LED).
Apabila rival sekota Munich bertanding, maka secara otomatis warna dinding berubah menjadi
biru, dan ia akan berubah lagi menjadi putih, saat digunakan Tim Nasional Jerman. Uniknya, saat Allianz
Arena digunakan untuk perhelatan yang spesial seperti Final Liga Champions, maka dinding akan
berwarna putih, yang sebagian dihiasi oleh warna hijau dan biru. Perubahan warna pada dinding arena
ditentukan dari tim apa yang sedang bermain pada saat itu.