pemodelan fluktuasi harga saham …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di...

47
PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM BERPOLA EGARCH Oleh MUSLIKAN M0198012 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2006

Upload: vokhanh

Post on 15-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM

BERPOLA EGARCH

Oleh

MUSLIKAN

M0198012

SKRIPSIditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2006

Page 2: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

ii

SKRIPSI

PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM

BERPOLA EGARCH

yang disiapkan dan disusun oleh

MUSLIKANM0198012

Dibimbing oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Irwan Susanto, DEA Dra. Purnami WidyaningsihNIP. 132134694 NIP. 131695204

telah dipertahankan di depan Dewan Pengujipada hari Senin, tanggal April 2006dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Anggota Tim Penguji Tanda Tangan

1. Dra. Sri Subanti, M.Si 1. .……………………NIP. 131568293

2. Drs. Sugiyanto, M.Si 2. .……………………NIP. 132000804

3. Drs. Wiranto, M.Kom 3. .……………………NIP. 132044769

Disahkan oleh

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dekan, Ketua Jurusan Matematika,

Drs. Marsusi, M.S. Drs. Kartiko, M.SiNIP. 130906776 NIP. 131569203

Page 3: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

iii

MOTO

*ب ـصـانـت فـرغـإذا فـف* را ـسـر یـسـع العـإن مSesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.

(QS. Alam Nasyrah : 6-7)

*اـھـعـس والاإـسـفـ اهللا نفـلـك یالAllah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(QS. Al Baqarah : 286)

Page 4: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta, yang telah membesarkan,

memelihara dan memberikan segala fasilitas kepada penulis

Page 5: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

v

KATA PENGANTAR

Bismillaahi walhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat

Alloh SWT atas segala nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, terutama penulis

tujukan kepada

1. Bapak Irwan Susanto, DEA, Pembimbing I, yang telah memberikan

banyak nasehat dan masukan kepada penulis,

2. Ibu Dra. Purnami Widyaningsih, Pembimbing II sekaligus Pembimbing

Akademik yang dengan teliti dan sabar dalam memberikan nasehat, arahan

dan koreksi terhadap penulis untuk mencapai hasil yang maksimal,

3. Ibu, Bapak, kakak dan adikku tercinta yang selalu memberi dukungan,

dorongan dan do’a dalam menyelesaikan skripsi ini,

4. Teman-teman satu angkatan, Lanjar, Jaka, Ari W, Edy, Suwardi, Iwan dan

masih banyak lagi yang lainnya atas bantuan fasilitas dan fikiran,

5. Dik Tukah tersayang, atas do’a dan dorongannya dalam mengembalikan

semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang

membutuhkan.

Surakarta, April 2006

Penulis

Page 6: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

vi

ABSTRAK

Muslikan, 2006, PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM BERPOLA

EGARCH. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Volatilitas digunakan sebagai ukuran untuk melihat seberapa besar perubahan

yang terjadi pada indikator-indikator ekonomi, salah satunya adalah perubahan harga

saham. Pemodelan volatilitas harga saham bertujuan untuk mengetahui perubahan

variansi dari sesatan model runtun waktu harga saham. Model EGARCH sebagai salah

satu bentuk pemodelan volatilitas mampu mendeteksi ketaksimetrisan volatilitas akibat

adanya isu-isu yang berbeda.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mencari model volatilitas harga

saham melalui pendekatan teoritis, dalam hal ini model EGARCH yang sesuai, dan

mencari estimasi parameter model menggunakan metode maksimum likelihood. Metode

yang digunakan adalah studi literatur. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam

mencari estimasi parameter model EGARCH adalah dengan terlebih dahulu

mengidentifikasi fungsi distribusi dari sesatan model runtun waktu, kemudian

menentukan fungsi likelihoodnya. Selanjutnya dengan menggunakan algoritma skoring,

parameter-parameter model EGARCH diestimasi.

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa estimasi parameter model

mempunyai bentuk turunan fungsi logaritma yang rekursif, yaitu log th

sebagai fungsi

dari log t ih

.

Page 7: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

vii

ABSTRACT

Muslikan, 2006 MODELING ON RETURN VOLATILITY BY EGARCH

MODEL. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret

University, Surakarta.

Volatility is used to measure how big change that happen at economic

indicators, one of them is volatility estimates of return. Modeling on return

volatility aim to know the fluctuation of variance from residual time series model.

An EGARCH model as one form of volatility models can detect the leverage or

asymmetric effect at volatility model that caused by different news.

The purposes of this final project are to look for the volatility model of

return through the theoretical approach i.e. the EGARCH model that appropriate,

and to determine the parameter estimation model using the maximum likelihood

method. The method is used in this final project is literature study. The steps are

used to find the parameters estimation of the EGARCH model are identify the

distribution function from the residual time series model first, and then determine

the likelihood function. Finally, using scoring algorithm, the parameters of the

EGARCH model are estimated.

From the investigation, it can be concluded that the parameters have the

recursive form of differential logarithm function, that is log th

as function from

log t ih

.

Page 8: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

viii

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...…. i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………..…………....……………… ii

MOTO………………………………………………………..………………………. iii

PERSEMBAHAN……………………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR…………………………………..………………………....… v

ABSTRAK…………………………………………………………………………… vi

ABSTRACT………………………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. viii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………….……………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………….……………………. 2

1.3 Batasan Masalah ……………………………………….…..……………….. 3

1.4 Tujuan ………………………………………………….…………………… 3

1.5 Manfaat Penulisan. …………………………………….…………………… 3

BAB II LANDASAN TEORI………………………………….……………………. 4

2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………………………. 4

2.1.1 Ruang Sampel……………………………….…………………….. 4

2.1.2 Variabel Random…………………………….……………………. 4

2.1.3 Fungsi Gamma……………………………….……………………. 6

2.1.4 Proses Autoregresif ………………………….……………………. 6

2.1.5 Proses Moving Average ….………………….……………………. 8

2.1.6 Proses ARMA ……………………….……………………………. 8

2.1.7 Proses ARIMA ………..………………………………………….. 9

2.1.8 Kestasioneran ….……………………….…………………………. 10

2.1.9 Model ARCH……………………………………………………... 11

2.1.10 Uji Eksistensi ARCH …..……………….…….…………………... 12

2.1.11 Maksimum Likelihood ...……………………….…………………. 12

2.1.12 Model GARCH ...……………………….………………………… 14

2.1.13 Penduga Tak Bias …..…………………….………………………. 15

Page 9: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

ix

2.1.14 Penduga Efisien …………………………………………………… 15

2.1.15 Eksponensial GARCH…………………….….…………………… 16

2.2. Kerangka Pemikiran………………………………….…………………….. 17

BAB III METODE PENULISAN…………………………………………………… 19

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………… 20

4.1 Identifikasi Model ………………………………………………………….. 20

4.2 Pendugaan Parameter ………………………………………………………. 25

4.3 Vektor Skor ………………………………………………………………… 26

4.4 EGARCH (1,1) …………………………………………………………….. 28

4.5 Matriks Informasi …………………………………….…………………….. 29

4.6 Algoritma Skoring ………………………………………………………….. 33

4.7 Langkah-langkah Pendugaan Parameter ………………….….….…………. 36

BAB V PENUTUP ……………………………………………….…………………. 37

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………. 37

5.2 Saran ………………………………………………………………………... 37

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….……………………. 38

Page 10: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak fenomena di dalam bidang ekonomi dapat dimodelkan sebagai

persamaan/pertidaksamaan matematika (ekonometri). Sebagai salah satu bidang

disiplin ilmu, ekonometri telah mengalami banyak perkembangan. Laju inflasi,

fluktuasi harga saham, fluktuasi nilai tukar mata uang dan masalah finansial

lainnya adalah contoh dari beberapa fenomena yang telah banyak dikaji dan

dikembangkan modelnya.

Dalam bidang ekonomi keuangan, volatilitas digunakan sebagai ukuran

untuk melihat seberapa besar perubahan yang terjadi pada indikator-indikator

ekonomi. Perubahan harga saham yang sering terjadi bahkan hampir setiap hari

akan mempunyai volatilitas yang tinggi. Perubahan harga saham dapat

dipengaruhi oleh informasi atau isu tentang perubahan ekonomi makro yang

terjadi di masyarakat. Isu positif (good shock), misalnya kenaikan nilai tukar

rupiah terhadap dolar, dapat meningkatkan kepercayaan terhadap kinerja

perusahaan sehingga dapat menaikkan harga saham, sebaliknya isu yang negatif

(bad shock), misalnya demo buruh, dapat menurunkan harga saham. Jika

digambarkan dengan kurva, terlihat tidak simetris karena isu yang positif biasanya

mempunyai pengaruh yang lebih kecil terhadap besarnya volatilitas jika

dibandingkan dengan isu yang negatif (Nelson, 1991).

Model konvensional tentang volatilitas mengasumsikan bahwa volatilitas

mempunyai variansi konstan dalam satu periode. Engle (1982) memperkenalkan

suatu model tentang volatilitas yang mempunyai variansi berubah-ubah sepanjang

waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada

tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

heteroskedasticity (ARCH). Hingga saat ini telah banyak tulisan tentang aplikasi

model ARCH dalam beberapa masalah yang berkaitan dengan ekonomi keuangan.

Salah satu diantaranya yang menarik dibahas dalam tulisan berikut adalah

Page 11: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

2

bagaimana mencari model fluktuasi harga saham dengan pola ARCH yang

mengandung fungsi eksponensial.

Generalize Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (GARCH)

adalah bentuk umum dari ARCH. Dalam beberapa persoalan keuangan, keluarga

model GARCH telah sukses dan banyak digunakan, tetapi ada salah satu

karakteristik data yang tidak terbaca dengan baik oleh model GARCH, yaitu

ketaksimetrisan data disebabkan adanya guncangan (shock) dari luar yang

mempengaruhi besar kecilnya volatilitas. Menurut Black di dalam Engle (1982),

berpendapat bahwa terdapat korelasi yang negatif antara fluktuasi keuntungan

modal (asset return volatility) saat ini dengan volatilitas return yang akan datang.

Isu positif mempunyai pengaruh lebih kecil terhadap volatilitas dibandingkan

informasi buruk. Salah satu model ARCH yang mampu mendeteksi

ketaksimetrisan data adalah model Exponential ARCH (EARCH). Sebagaimana

model GARCH, model EGARCH (Exponential GARCH) adalah bentuk umum

dari EARCH. Ada dua perbedaan yang mendasar antara model GARCH dan

EGARCH yaitu secara grafik, kurva EGARCH sebagai fungsi dari return

mempuyai bentuk yang tidak simetris pada kedua sisinya (sisi negatif return dan

sisi positif return) dan secara analitik, stasionaritas dan ergodisitas EGARCH

lebih mudah diperiksa (Nelson, 1991).

Model EGARCH dengan orde q, p atau dapat ditulis EGARCH(q,p)

adalah model volatilitas berpola ARCH yang nilainya tergantung dari q nilai-nilai

terakhir dari volatilitas sebelumnya dan p nilai-nilai terakhir dari sesatan

sebelumnya. Dalam skripsi ini dibahas pemodelan volatilitas terhadap fluktuasi

harga saham berpola EGARCH dan metode algoritma skoring dalam mencari

estimasi parameter model EGARCH, dengan asumsi bahwa perdagangan

berlangsung secara kontinu atau banyaknya hari libur dalam perdagangan

diabaikan.

Page 12: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dibahas dalam

penulisan ini adalah

1. bagaimana cara mengidentifikasi model fluktuasi harga saham dengan

volatilitas berpola EGARCH,

2. bagaimana mengestimasi parameter-parameter model EGARCH.

1.3 Batasan Masalah

1. Fluktuasi harga saham mempunyai model runtun waktu ARIMA(1,0,0)

dengan sesatan mengandung gejala heterokedastisitas.

2. Perdagangan saham diasumsikan kontinu, atau dengan kata lain hari

libur dalam perdagangan (non trading days) diabaikan.

1.4 Tujuan

Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penulisan tugas akhir ini adalah

1. dapat mengidentifikasi model runtun waktu ARIMA(1,0,0) dengan

sesatan berpola EGARCH.

2. mendapatkan estimasi parameter-parameter model EGARCH.

1.5 Manfaat Penulisan

Secara teoritis manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah

menambah wacana tentang pemodelan matematika dalam bidang keuangan

khususnya tentang peramalan dengan sesatan mempunyai variansi

heteroskedastik.

Page 13: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

4

BAB II

LANDASAN TEORI

.

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada sub bab ini dikemukakan beberapa teori yang mendasari pembahasan

pemodelan volatilitas harga saham dengan variansi heteroskedastik bertipe

EGARCH. Beberapa konsep dasar statistik diantaranya tentang ruang sampel,

variabel random, fungsi kepadatan peluang dan sebagainya, diberikan juga

penurunan model ARIMA, model ARCH dan EARCH.

2.1.1 Ruang Sampel

Menurut Bain dan Engelhardt (1991), jika dilakukan suatu pengamatan

terhadap data, maka himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu

pengamatan dinamakan ruang sampel dan dinotasikan dengan S.

2.1.2 Variabel Random

Variabel X dikatakan variabel random jika suatu fungsi yang terdefinisi

dalam ruang sampel S, mempunyai hubungan dengan bilangan real sehingga

( )X e x untuk setiap e dalam S. Jika himpunan dari semua nilai yang mungkin

dalam variabel random X merupakan himpunan terhitung nxxx ,...,, 21 maka X

disebut variabel random diskrit, tetapi jika semua nilai yang mungkin dalam

variabel random X adalah himpunan tak terhitung, misalkan bax , dengan x, a

dan b real, maka X disebut variabel random kontinu. Bain dan Engelhardt (1991),

menyajikan fungsi densitas probabilitas (fdp) dari X sebagai

1 2, , ,..., nf x P X x x x x x untuk X diskrit dan bax , untuk X

kontinu, dan mempunyai sifat

1. xxf 0

2. 1x

xf untuk X variabel random diskrit dan

Page 14: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

5

3. 1x

xf untuk X variabel random kontinu,

sedangkan fungsi distribusi kumulatif (fdk) dari variabel random X disajikan

sebagai F x P X x , untuk X variabel random kontinu maka

F x f t dt

.

Definisi 2.1.1 (Bain dan Engelhart, 1991) Jika X variabel random kontinu dengan

fdp xf , maka harga harapan dari X dinotasikan xE , didefinisikan

dxxxfxE (2.1)

untuk nilai integral yang konvergen mutlak, jika tidak maka dikatakan harga

harapan X tidak ada.

Teorema 2.1.1 (Bain dan Engelhart, 1991) Jika X dan Y variabel random

kontinu, xg dan yh keduanya adalah fungsi, maka

yhExgEyhxgE (2.2)

Persamaan (2.2) dapat diperluas lebih dari dua fungsi variabel random,

yaitu jika kXX ,...,1 suatu barisan variabel random, kk xuxu ,...,11 adalah

barisan fungsi, maka kkkk xuExuExuxuE ...,..., 1111 (2.3)

Beberapa fdp kontinu yang sangat mendukung dalam pembahasan skripsi

ini diantaranya adalah distribusi normal dan normal standar dan distribusi

eksponensial. Bain dan Engelhardt (1991), mendefinisikan suatu variabel random

X berdistribusi normal dengan mean dan variansi 2 , dinotasikan

,~ NX jika X mempunyai fdp

212

1; ,

2

xf x e

dengan ,x dan adalah parameter yang masing-masing

mempunyai nilai dan 0 . Selanjutnya jika suatu variabel

random Z berdistribusi normal dengan mean =0 dan =1, maka Z dikatakan

Page 15: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

6

mempunyai distribusi normal standar, biasanya dinotasikan 0,1Z N: , dengan

fdp

2 21

2zz e

, z (2.4)

Menurut Bain dan Engelhardt (1991), suatu variabel random kontinu X

berdistribusi eksponensial dengan parameter 0 , jika X mempunyai fdp

1,

xf x e

untuk 0x , dan sama dengan nol untuk x yang lain.

Definisi 2.1.2 (Bain dan Engelhardt, 1991) misalkan suatu barisan variabel

random 1 2, ,..., nY Y Y , masing-masing mempunyai fdk 1 2, ,..., nG y G y G y dan

untuk suatu fdk dari ,Y G y , berlaku lim nn

G y G y

untuk setiap y dengan

G y kontinu, maka dikatakan barisan 1 2, ,..., nY Y Y konvergen dalam distribusi ke

Y, dinotasikan dnY Y .

2.1.3 Fungsi Gamma

Fungsi gamma, dinotasikan v , sebagaimana ditulis oleh Bain dan

Engelhardt (1991), didefinisikan sebagai

0

1 dxexv xv , 0v (2.5)

Teorema 2.1.2 (Bain dan Engelhardt, 1991) Fungsi gamma sebagaimana

didefinisikan persamaan (2.5) memenuhi sifat

1. 1 1v v v untuk 1v

2. 1 !n n untuk 1, 2,...n dan

3.1

2

2.1.4 Proses Autoregresif

Menurut Box dan Jenkins (1994), runtun waktu (time series) adalah

himpunan dari pengamatan yang dibangkitkan berderet menurut waktu. Hal yang

Page 16: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

7

paling penting dalam runtun waktu adalah model stasioner, yang mengasumsikan

proses tetap bergerak dalam suatu tingkat mean yang konstan.

Menurut Cryer (1986), proses autoregresif adalah proses regresi terhadap

dirinya sendiri. Secara khusus proses autoregresif berorde-p untuk variabel

random tY dapat ditulis dengan AR (p) yang memenuhi persamaan

tptpttt YYYcY ...1211

Nilai yang disajikan deret tY adalah suatu kombinasi linier dari p nilai-nilai

terakhir ditambah nilai sesatan t .

Proses AR(1), dengan asumsi deretnya stasioner dapat ditulis sebagai

1

1

1t t t

t t

t t

Y Y

L Y

L Y

dengan L adalah fungsi lag, didefinisikan sebagai 1i

t tL Y Y dan

11 ... PP PL L L . Proses AR(1) stasioner, jika akar persamaan

karakteristiknya yaitu 1 11 0L L berada di luar lingkaran satuan atau

1 . Sedangkan t adalah white noise dengan 0E dan

2

0 .t

untuk tE

yang lain

Proses AR(2), dengan asumsi deretnya stasioner dapat ditulis sebagai

1 1 2 2

21 2

2

1

.

t t t t

t t

t t

Y Y Y

L L Y

L Y

Proses AR(2) stasioner jika akar persamaan karakteristiknya yaitu

21 1 2

1,22

4

2L

berada di luar lingkaran satuan atau

2

1 2

2 1

1

1

1

Page 17: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

8

2.1.5 Proses Moving Average

Menurut Cryer (1986), proses moving average orde q, ditulis MA(q),

dapat dinyatakan sebagai

1 1 2 2 ...

,

t t t t q t q

t q t

Y

Y L

dengan persamaan karakteristiknya 0q L

Jika dipenuhi syarat invertibel maka proses MA(q) merupaka prosesyang

stasioner. Syarat proses MA(q) ivertibel adalah akar dari 0q L terletak di

luar lingkaran satuan.

Proses MA(1) dapat dituliskan sebagai

1

1 .t t t

t t

Y

Y L

Proses MA(1) invertibel jika akar persamaan karakteristik 1 1 0L L

terletak di luar lingkaran satuan atau 1 . Sedangkan proses MA(2) dapat

dituliskan sebagai

1 1 2 2

21 21 .

t t t t

t t

Y

Y L L

Proses MA(2) dikatakan invertibel jika akar persamaan karakteristiknya yaitu

21 1 2

1,22

4

2L

berada di luar lingkaran satuan atau

2

1 2

2 1

1

1

1.

2.1.6 Proses ARMA

Suatu proses ARMA (p,q) adalah gabungan dari proses autoregresif dan

moving average. Menurut Cryer (1986), proses tersebut dapat dinyatakan

1 1 2 2 1 1 2 2... ...t t t p t p t t t q t qY c Y Y Y

Page 18: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

9

21 2 1 21 ... 1 ...p q

p t q tL L L Y c L L L (2.6)

jika akar dari 21 21 ... 0p

pz z z berada di luar lingkaran satuan, maka

kedua ruas pada persamaan (2.6) dapat dibagi dengan 1 21 ... ppL L L ,

diperoleh

t tY L

dengan

21 2

21 2

1 ...

1 ...

qq

pp

L L LL

L L L

, (2.7)

0j

j

dan 1 2/ 1 ... pc .

Dari persamaan (2.7) terlihat bahwa stasioneritas proses ARMA tergantung hanya

kepada parameter-parameter autoregresif 1 2, ,..., p dan tidak tergantung pada

parameter-parameter moving average 1 2, ,..., q .

2.1.7 Proses ARIMA

Menurut Bowerman dan O’connell (1986), untuk menentukan model

Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA), pertama-tama digunakan

pembedaan secara umum

*1 1D dl

t tZ L L Y ,

guna mentransformasi data runtun waktu yang asli 1 2, ,..., nY Y Y yang mempunyai

variansi musiman ke dalam data runtun waktu yang stasioner 1, ,...,b b n bZ Z Z ,

dengan cara memperhatikan perilaku fungsi autokorelasi dan autokorelasi parsial.

Model ARIMA l( , , )( , , )p d q P D Q adalah

l lp P t q Q tL L Z c L L

dengan

p adalah orde autoregresif tak musiman,

P adalah orde autoregresif musiman,

Page 19: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

10

q adalah orde moving average tak musiman,

Q adalah orde moving average musiman,

l adalah panjang musiman,

p L adalah operator autoregresif tak musiman berorde p,

P L adalah operator autoregresif musiman berorde P,

q L adalah operator moving average tak musiman berorde q,

lQ L adalah operator moving average musiman brorde Q,

c adalah konstanta dan

t adalah sesatan variabel random.

2.1.8 Kestasioneran

Menurut Makridakis, dkk (1999), model ARIMA hanya dapat diterapkan

pada deret data yang stasioner. Kestasioneran data ada dua, yaitu stasioner

terhadap mean dan stasioner terhadap variansi. Deret data dikatakan stasioner jika

dibangkitkan oleh proses yang didasarkan pada mean yang konstan dan variansi

yang konstan di sekitar meannya. Kemudian menurut Bowerman dan O’connell

(1987) runtun waktu dikatakan stasioner jika sifat statistiknya (sebagai contoh

mean dan variansi) dari runtun waktu tersebut betul-betul konstan terhadapa

waktu. Dalam kenyatannya sangat jarang ditemukan data yang stasioner,

khusunya di bidang ekonomi.

Jika data tidak stasioner terhadap mean maka dilakukan pembedaan pada

data, dan jika tidak stasioner terhadap variansi maka dilakukan transformasi.

Salah satu transformasi yang dapat digunakan adalah transformasi Box-Cox.

Definisi 2.1.3 (Cryer, 1986) Untuk suatu nilai parameter , didefinisikan

transformasi Box-Cox sebagai berikut

1, 0,

log , 0.

kt

t

t

Yg Y

Y

Page 20: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

11

Untuk memperoleh transformasi yang sesuai sehingga diperoleh data yang

stasioner terhadap variansi, perlu dikenakan beberapa nilai pada data yang

tidak stasioner. Kemudian diperiksa masing-masing hasil transformasi tersebut.

Dari beberapa nilai yang diberikan, dilakukan transformasi yang sesuai sebagai

berikut

Nilai Transformasi

-1* 1

tt

YY

-0,5* 1

t

t

YY

0 * logt tY Y

0,5 *t tY Y

0,01 * 100t tY Y

Tabel 2.1 Transformasi Box-Cox

2.1.9 Model ARCH

Salah satu pendekatan model ekonometrik adalah dengan cara

menjabarkan kuadrat sesatan yang diperoleh dari model autoregresif sehingga

menjadi suatu autoregresif baru. Engle menyatakan bahwa suatu proses t yang

memenuhi

2 2 21 1 2 2 ...

~ 0,1 1,...,

t t t

t t t q t q

t

v h

h

v N iid t T

(2.8)

disebut ARCH orde q atau qARCHt ~ . Proses tersebut dapat disajikan

menjadi tqttt hN ,0~,...,1 , yang menunjukkan bahwa distribusi bersyarat

dari t mempunyai variansi th yang tergantung secara linier terhadap q nilai-nilai

terakhir dari proses atau mempunyai variansi tidak konstan (heteroskedastic).

Page 21: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

12

2.1.10 Uji Eksistensi ARCH

Uji eksistensi ARCH digunakan untuk menguji ada tidaknya efek

heteroskedastisitas dalam data. Engle (1982), menyusun uji efek ARCH

berdasarkan prinsip pengali Lagrange. Misalkan tY adalah himpunan pengamatan

selama waktu t, dengan 1,...,t T yang dipengaruhi faktor eksogen tx , memenuhi

model regresi linier ttt xY ' dengan 'tx adalah vektor 1 k untuk faktor

eksogen yang dapat dinyatakan sebagai

'1 2, ,...,t t t tkx x x x .

Sedangkan adalah vektor parameter berdimensi 1k atau koefisien dari

variabel eksogen yang dapat dinyatakan sebagai

1 1 2, ,..., 'k k .

Selanjutnya dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh

sesatan t kemudian disusun persamaan regresi 2ˆt terhadap 2 2 21 2 1ˆ ˆ ˆ, ,...,t t

2 2 21 1ˆ ˆ ˆ...t t q t q tw (2.9)

kemudian dibuat statistik uji

2 TRLM

dengan 2R merupakan koefisien korelasi kuadrat berkaitan dengan model regresi

pada persamaan (2.9) dan qdLM

2 . Hipotesis nol, H0, menyatakan tidak

ada efek ARCH dalam data. Daerah kritis, menolak H0, jika LM q .

2.1.11 Maksimum Likelihood

Pada variabel random kontinu, fungsi likelihood didefinisikan sebagai

kepadatan bersama dari pengamatan Tyyy ,...,, 21 . Menurut Greene (1993),

fungsi likelihood yang didefinisikan sebagai fungsi dari vektor parameter dapat

dinyatakan sebagai

1 21

, ,..., ; ;T

T tt

f y y y f y L

Page 22: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

13

Penyelesaiannya dapat disederhanakan dengan log dari fungsi likelihood.

Harga dari vektor parameter yang memaksimumkan fungsi ini disebut penduga

maksimum likelihood, biasanya dinyatakan sebagai . Harga yang

memaksimumkan fungsi likelihood, juga memaksimumkan log likelihoodnya.

Jika Llog didifferensialkan terhadap , kemudian disamadengankan nol,

diperoleh akar, , sebagai penduga parameter . Secara analitik sulit ditemukan

penduga maksimum likelihood dari parameter , sehingga diperlukan metode

penyelesaian numerik, dalam hal ini digunakan metode optimasi. Ide dasar dari

metode optimasi ini adalah mencari penduga parameter optimal, , yang

memaksimumkan dengan proses yang berlangsung secara iteratif. Salah satu

metode optimasi tersebut adalah metode skoring seperti dalam Hamilton (1994),

1 logˆ ˆ ˆk

kk k l

(2.10)

dengan k menyatakan iterasi, merupakan penduga vektor parameter, sedangkan

k penduga matriks informasi untuk vektor parameter yang dievaluasi pada

iterasi ke-k dan

kllog adalah turunan pertama dari fungsi log likelihood

yang dievaluasi pada iterasi ke-k, sedangkan

kllog disebut vektor skor

untuk parameter .

Matriks informasi, , merupakan negatif dari harga harapan pada fungsi

Hessian. Hamilton (1994), mendefinisikan fungsi Hessian, dinotasikan n nH ,

sebagai turunan kedua dari 1 l terhadap , ditulis

2

' 't t

l l

Misalkan t adalah suatu vektor random 1p , dari ruang sampel S , yang

mempunyai elemen '1,...,t t t p , dan untuk sebarang t , didefinisikan *

t

yaitu suatu vektor random berdimensi 1p yang identik dengan t kecuali pada

Page 23: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

14

elemen ke-m untuk 1 m p , yaitu *'1,..., ,...,t t t m t p , definisi-definisi

berikut menjelaskan sifat simateris dan regular dari model ARCH.

Definisi 2.1.4 (Engle, 1982) Proses ARCH, sebagaimana didefinisikan

persamaan (2.4), dikatakan simetris jika

a. *t th h , untuk sebarang m dan t S

b. */ /t i t ih h untuk sebarang m, i dan t S

c. */ /t t m t t mh h untuk sebarang m dan t S .

Definisi 2.1.5 (Engle, 1982) Proses ARCH, sebagaimana didefinisikan

persamaan (2.4), dikatakan regular jika

a. min th untuk suatu 0 dan t S ,

b. 1/ /t i t t m t mE h h ada untuk setiap i, m dan t

Teorema 2.1.3 ( Engle, 1982 ) Jika model ARCH memenuhi sifat simetris

dan regular, maka ˆ 0

2.1.12 Model GARCH

Model ARCH digeneralisasikan oleh Bollerslev (1986) dengan model

GARCH, yaitu untuk q pada model ARCH (q), persamaan (2.8) dapat

ditulis kembali menjadi

2tt Lh (2.11)

dengan

1

ii

i

L L

L adalah fungsi lag, didefinisikan 22itt

iL .

Secara numerik, menurut Hamilton (1994), L dapat dinyatakan sebagai

pembagian dari dua polinomial dengan orde berhingga

p

p

qq

LLL

LLL

L

LL

...1

...

1 22

11

22

11 (2.12)

Page 24: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

15

dengan syarat bahwa akar-akar dari 1 0z berada di luar lingkaran

satuan. Jika persamaan (2.12) disubstitusikan ke dalam persamaan (2.11)

diperoleh

2

1 tt L

Lh

2

0 1 1 2 2

2 2 21 1 2 2

1 1 1

...

...

t t

t t t p t p

t t q t q

L h L

h h h h

p

i

q

iitiitit hh

1 1

20 (2.13)

dengan r ...1 210 . Persamaan (2.13) merupakan bentuk

GARCH (p,q)

2.1.13 Penduga Tak Bias

Suatu penduga T, terhadap fungsi parameter dikatakan efektif atau

tak bias jika harga harapan dari T sama dengan .

Definisi 2.1.6 (Bain dan Engelhart, 1991) Suatu statistik T dikatakan penduga tak

bias dari jika memenuhi

TE

untuk setiap , jika tidak berlaku, maka T dikatakan estimator bias.

2.1.14 Penduga Efisien

Efisiensi dari suatu penduga dapat dilihat dari variansi penduga tersebut.

Suatu penduga dikatakan efisien jika variansinya kecil, oleh karena itu suatu

penduga dikatakan efisien, relatif terhadap penduga lain jika variansinya lebih

kecil dari variansi penduga yang lain.

Definisi 2.1.7 (Bain dan Engelhardt, 1991) Misalkan T dan *T keduanya penduga

dari , efisiensi relatif dari penduga T terhadap *T , dinotasikan *,re T T ,

didefinisikan

Page 25: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

16

T

TTTre

var

var,

.

Lebih lanjut suatu penduga tak bias T terhadap dikatakan efisien

jika memenuhi 1, TTre untuk setiap penduga tak bias T terhadap .

2.1.15 Exponential GARCH

Jika th adalah variansi bersyarat dari t diberikan informasi pada waktu

ke-t, maka th haruslah nonnegatif. Model GARCH menjamin hal ini dengan

membuat th sebagai kombinasi linier dari variabel random positif. Cara lain untuk

menjamin kenonnegatifan th adalah dengan membuat log th sebagai fungsi

linier dari waktu (t) dan lag dari tv , yaitu

11

ln , 1

t t t

t t k t kk

v h

h g v

(2.14)

dengan ,tt dan ,1kk , bernilai real, stokastik dan merupakan barisan

skalar. Di dalam mendeteksi ketaksimetrisan volatilitas th terhadap return

saham t , nilai tvg haruslah sebagai fungsi dari tv pada kedua sisi tanda (- tv

dan + tv ). Salah satu caranya adalah dengan cara membuat tvg sebagai

kombinasi linier dari tv dan | tv |, yaitu

tttt vEvzvg

,ttvg mempunyai mean 0 , merupakan barisan variabel randon yang

independen dan berdistribusi identik (i.i.d). Sepanjang interval tv0 , kurva

tvg linier dengan gradient , dan sepanjang interval 0 tv , kurva

tvg linier dengan gradient . Inilah yang menyebabkan variansi bersyarat

th tidak simetris dalam merespon naik turunnya return saham.

Persamaan (2.14) juga dapat dinyatakan sebagai pembagian dua deret yang

berhingga, yaitu

Page 26: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

17

1

1

1

1 ...log( )

1 ...

t t t

qq

t t tpp

v h

L Lh g v

L L

(2.15)

dengan syarat,

pi

ii y

,11 dan

qi

ii y

,11 tidak mempunyai akar sama

dan akar dari

qi

ii y

,11 berada di luar lingkaran satuan.

Model EGARCH dapat diestimasi oleh maksimum likelihood dengan

menentukan terlebih dahulu fungsi densitas untuk tv . Nelson (1991), menyajikan

suatu fungsi Generalized Error Distribution (GED), yaitu suatu fungsi

pembangkit untuk variabel yang mempunyai bentuk eksponensial, sebagai fungsi

densitas untuk tv

1

2

1

exp

, , 01

.2

v

t

t tv

v

vv

f v v v

v

.

2.2 Kerangka Pemikiran

Model runtun waktu AR(1) pada fluktuasi harga saham dengan sesatan

berpola heteroskedastik mempunyai fungsi variansi berupa var t th . Fungsi

th merupakan fungsi terhadap waktu. Gejala heteroskedastik dari data dapat

berbentuk ARCH, GARCH, EGARCH atau yang lain. Dengan menggunakan test

pengali Lagrange, dapat ditentukan apakah model yang disajikan memenuhi atau

tidak.

Model EGARCH adalah salah suatu model EGARCH yang mampu

membaca ketaksimetrisan volatilitas, th , akibat guncangan, shock, terhadap

volatilitas, karena sesuai dengan realitas bahwasannya isu negatif, misalkan isu

demo buruh, mempunyai efek lebih besar terhadap fluktuasi harga ketimbang isu

positif, misalnya kebijakan pemerintah menunda kenaikan harga bahan bakar

minyak dan lain sebagainya.

Page 27: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

18

Setelah model yang disajikan memenuhi, selanjutnya adalah melakukan

pendugaan parameter-parameter model secara iteratif dengan menggunakan

algoritma skoring.

Page 28: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

19

BAB III

METODE PENULISAN

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah metode literatur

yang berarti bahwa keseluruhan bahan untuk penulisan skripsi ini diambil dan

bersumberkan pada buku-buku referensi dan teori-teori yang mendukung tujuan

penulisan skripsi ini, meliputi

1. kajian terhadap model regresi dengan sesatan berpola EGARCH,

2. kajian terhadap pendugaan maksimum likelihood terhadap parameter untuk

model EGARCH(1,1) sebagai salah satu model EGARCH yang mempunyai

bentuk cukup sederhana dan mudah untuk dilakukan pendugaan parameter, yang

mencakup tahapan-tahapan menduga parameter dengan metode maksimum

likelihood, kemudian mencari harga dengan menggunakan algoritma skoring.

Page 29: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

20

BAB IV

PEMBAHASAN

Misalkan dipunyai data runtun waktu harga saham dalam kurun waktu

tertentu memenuhi bentuk model runtun waktu AR(1) dengan volatilitas

mempunyai gejala heteroskedastik. Kemudian dilakukan pengujian model

EGARCH sebagai salah satu model volatilitas harga saham yang dapat

mendeteksi ketaksimetrisan volatilitas akibat adanya isu yang terjadi. Dalam bab

ini dibahas mengenai metode pendugaan parameter model EGARCH

menggunakan algorima skoring.

4.1 Identifikasi Model

Menurut Nelson (1991), pemodelan volatilitas dengan memanfaatkan

model bertipe EGARCH dilakukan dengan mengasumsikan bahwa log dari

perbandingan harga saham saat ini dengan harga saham sebelumnya (return), tR ,

dapat direpresentasikan mengikuti proses autoregresif AR(1)

ttt bRaR 1 (4.1)

Dengan sesatan random t , yang diperoleh pada pengamatan 1,...,t T

berdistribusi identik dan independen (i.id) dengan mean = 0 dan variansi, th ,

berubah-ubah sebagai fungsi dari waktu (t) memenuhi persamaan (2.15), yaitu

1

1

1

1 ...log( )

1 ...

t t t

pp

t t tqq

v h

L Lh g v

L L

(4.2)

dengan syarat 1

1q

ii

i

y

dan

1

1p

ii

i

y

tidak mempunyai akar yang sama,

1 1 1 1t t t tg v v E v v , (4.3)

dan log 1t tN , dengan tN menyatakan banyaknya hari libur dalam

perdagangan (non trading days). Misalkan diasumsikan bahwa perdagangan

Page 30: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

21

berlangsung kontinu, dalam hal ini 0tN , maka t dan persamaan (4.2)

menjadi :

1

1

1

1 ...log( )

1 ...

pp

t tqq

L Lh g v

L L

(4.4)

Sebagaimana penurunan model GARCH(p,q) dari model ARCH(p), untuk

p , maka persamaan (4.4) dapat ditulis menjadi :

1 1

1 1 2 2 1 1

2 2

log log

log log ... log

...

q p

t i t i j t ji j

t t q t q t

t p t p

h h g v

h h h g v

g v g v

(4.5)

dengan 1 ... p .

Jika persamaan (4.3) disubstitusikan ke dalam persamaan (4.5), maka diperoleh

1 1

1 1 2 2

1 1 1 1 2 2 2 2

log log

log log ... log

...

q p

t i t i j t ji j

t t q t q

t t t t t t

p t p t p t p

h h g v

h h h

v E v v v E v v

v E v v

(4.6)

selanjutnya model di atas dinamakan model EGARCH(q,p).

Parameter-parameter model EGARCH pada persamaan (4.6) diestimasi

dengan menggunakan maksimum likelihood dengan terlebih dahulu menentukan

fungsi densitas dari tv . Nelson (1991), memperkenalkan suatu fungsi densitas

untuk tv , berupa fungsi pembangkit untuk variabel random yang mempunyai

fungsi distribusi berbentuk eksponensial, yang dikenal sebagai generalized error

distribution (GED), yaitu

1

2

1

exp

, , 0 ,1

.2

v

t

t tv

v

vv

f v v v

v

Page 31: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

22

dengan g adalah fungsi gamma, adalah suatu konstanta yang mempunyai

nilai

12 21

2

3

v

v

v

dan v adalah suatu parameter positif yang menunjukkan ‘ketebalan ekor’ dari

tvf yaitu jika 2v , maka tv mempunyai distribusi normal standar; untuk v<2,

maka distribusi dari tv mempunyai ekor lebih tebal daripada distribusi normal

(contoh ketika 1v , maka tv berdistribusi double exponential) dan untuk 2v ,

distribusi tv mempunyai ekor lebih tipis dari pada normal.

Harga harapan untuk nilai mutlak tv menurut persamaan (2.1) adalah

12

1

12

10

121

0

exp

.2 1

exp2

.2 1

2 exp

.2 1

t t t t

v

t

t tv

v

v

t

t tv

v

v

t t tv

v

E v v f v dv

v vv dv

v

v vv dv

v

vv v dv

v

1

210

2 exp

.2 1

v

t t t tv

v

vE v v v dv

v

(4.7)

untuk menyelesaikan persamaan (4.7), bentuk integrannya ditransformasi terlebih

dahulu supaya memenuhi bentuk fungsi gamma. Misalkan xv

v

t

2

1maka

Page 32: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

23

1 1

2v vtv x dan

1 111

2v vtdv x dx

v

. Jika disubstitusikan ke persamaan (4.7)

menjadi

1 1 1 11

1 0

1 11 12 1

1 0

12

1

0

1

12 2 exp 2

1.2

2 22 exp[ ]

1.2

2exp[ ]

1

2 21

v v v vt

v v

v vv v

v v

vv

v

vE v x x x dx

vv

vx x x dx

v

x x dx

v

vv

jika tv berdistribusi normal standar, dalam hal ini 2v , maka 1 dan

2 /tE v , sehingga persamaan (4.6) menjadi

1 1 2 2 1 1

2 2 1 1 2 2

log log log ... log

... 2 2

... 2

t t t q t q t

t p t p t t

p t p

h h h h v

v v v v

v

dengan i i

Model EGARCH dapat ditentukan dengan asumsi bahwa mean dari ty

diberikan tx yang merupakan kombinasi linier dari lag variabel endogenous dan

eksogenous termasuk himpunan pengamatan hingga 1t , 1t , dengan adalah

suatu parameter berbentuk vektor yang belum diketahui, atau dapat ditulis

Page 33: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

24

1

1 1 2 2 1 1 2 2

1 1 2 2

,

log log log ... log

... 2 2 ...

2

t t t t

t t t q t q t t

p t p t t

p t p

t t t

y N x h

h h h h v v

v v v

v

y x

:

(4.8)

denga t menyatakan vektor pengamatan yang diperoleh sampai waktu t

'' ' ' ' '1 1 0 1 1 1 0 1, ,..., , ,..., , , ,..., , ,...,t t t m t t my y y y y x x x x x , dan t

t

t

vh

.

Karena t dapat dinyatakan sebagai

't t ty x dan t

t

t

vh

maka

1,t t t tVar y x h

dengan

11 1 2 2 1

1

122 1

2 1

22

2

log log log ... log

... 2

2 ... 2

tt t t q t q

t

t p ttp

t t p t

t ptp

t t p

h h h hh

h h h

h h

'1 1

1 1 2 2 1

1

'''1 12 2

2 1

2 2 1

' '2 2

2

2 2

log log ... log

... 2

2 ... 2

t tt t q t q

t

t tt p t pt tp

t t t

t t t p t p

p

t t

y xh h h

h

y xy xy x

h h h

y x y x

h h

= ',t tz h

Page 34: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

25

dengan

1 1 1, ,..., , ,..., , ,...,q p p

dan

1

'1 1

'

'1 1

1

'

1

log

log

,

2

2

t

t q

t t

t

t tt p t p

t

t t

t

t p t p

t p

h

h

y x

h

z hy x

h

y x

h

y x

h

M

M

M

4.2 Pendugaan Parameter

Fungsi kepadatan bersyarat bersama adalah perkalian dari semua

kepadatan bersyarat, ditulis

1 1 2 2 1 1 2 2, ,...,

1

, ,..., ; ;T T

T

T T t tY X Y X Y Xt

f y x y x y x f y x

. Oleh karena itu, fungsi

log pada m pengamatan pertama merupakan penjumlahan dari log likelihood.

Nelson (1991), menyusun persamaan log likelihood untuk model EGARCH

sebagai

Page 35: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

26

11

1

1

'

1 1

1

log ,

log / 1 log 2 log 1/

1/ 2 log 1/ 2

T

T t t tt

T

t

T T v

t t t tt t

T

t

L f y x

v v v

h y x h

l

(4.9)

dengan 1log ,t t tf y x l

untuk 2v , maka 1 dan persamaan (4.9) menjadi

2'

1 1

/ 2 log 2 1/ 2 log 1/ 2T T

t t

T tt t t

y xL T h

h

dengan ,

Untuk mendapatkan nilai yang maksimum, yaitu dengan cara

menurunkan log likelihood, kemudian disamadengankan nol. Namun pada

kenyataannya, secara analitik, sulit ditemukan penduga maksimum likelihood dari

parameter , sehingga diperlukan metode penyelesaian numerik. Dalam hal ini

digunakan metode optimasi, yaitu menggunakan algoritma skoring seperti dalam

Hamilton (1994), yaitu

1 logˆ ˆ ˆk

kk k l

dengan ˆ dinamakan matriks informasi dan

log l

disebut sebagai vektor

skor.

4.3 Vektor Skor

Salah satu perangkat untuk menyusun algoritma skoring adalah vektor

skor. Menurut Hamilton (1994), turunan dari fungsi log likelihood bersyarat dari t

pengamatan terhadap vektor parameter dikenal sebagai vektor skor. Untuk

Page 36: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

27

fungsi log likelihood pada persamaan (4.9) mempunyai vektor skor

1

2'

log ,

1/ 2 log 2 1/ 2 log 1/ 2

t t t t

t t

tt

S f y x

y xh

h

2 2' '

2

2 2' '

1 log 1 1

2 2

1 log 1 1 log

2 2

t t t tt t

t t

t t t tt t

t t

y x y xh h

h h

y x y xh h

h h

sedangkan

2 2' '

'

'

t t t ty x y x

2'

2'

'

'

2

t t

t t

t t

y x

y x

x

0

dan

11 1 1

1

11

1

1 1

log ... log ...

2 ... 2log

log 2

t ptt q t q p

t t p

t ptp

t t pt

q pt jt j

i t i j ji j t j t j

h hh h

h hh

hh h

'

'

Page 37: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

28

31 1

max ,

31 1 1

2log 1

' 2 '

log 1,

' 2 '

t j

t j

q pt j t j t jt i

i j ji j t j

q p q pt j t jt i

t t i i j ji i j

x hh

h h

hhz h

h

0

1 1

max ,

1 1 1

2 loglog 1

' 2 '

loglog 1,

' 2 '

t j

t j

q pt j t j t jt i

i j ji j t j

q p q pt j t jt i

t t i i j ji i j

x hh

h h

hhz h

h

0

,

untuk 0t j

dan

1 1

max ,

1 1 1

2 loglog 1

' 2 '

loglog 1,

' 2 '

t j

t j

q pt j t j t jt i

i j ji j t j

q p q pt j t jt i

t t i i j ji i j

x hh

h h

hhz h

h

0

,

untuk 0t j

4.4 EGARCH (1,1)

Salah satu model EGARCH yang menarik untuk dikaji, karena

menggambarkan pengaruh suatu berita/isu terhadap volatilitas, adalah model

EGARCH(1,1), yaitu

111

1 1

log log 2ttt t

t t

h hh h

(4.10)

dengan 0, 0 1, 0, 0 1, 1th dan 0

parameter menggambarkan besarnya ketaksimetrisan (leverage effect).

Terutama, jika ingin mencari pengaruh isu terbaru/terkini terhadap volatilitas,

Page 38: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

29

yaitu jika lag dari variansi bersyarat, 1th , dievaluasi pada level tak bersyarat, 2 ,

maka

12 1

2 2log log 2 ,tt

th

1.exp . ,t th A

untuk 1 0,t dan

1.exp . ,t th A

untuk 1 0t ,

dengan

2 exp . 2A

jika digambarkan secara grafik fungsi th terhadap 1t , dengan mengambil contoh

untuk nilai parameter-parameter , , dan masing-masing adalah 0.05, 0.1,

-0.1 dan 0.24, maka terlihat ketaksimetrisan grafik fungi th terhadap 1t positif

dan 1t negatif

- 2 - 1 1 2¶t- 1

1

2

3

4

ht

Gambar 4.1 Pengaruh isu terhadap volatilitas.

4.5 Matriks Informasi

Penyajian dari matriks informasi, ˆ , menurut persamaan (2.10) adalah

2

1

1ˆ'

Tt

t

ET

l

1t

Page 39: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

30

Untuk menduga parameter , turunan pertama l terhadap adalah

2 11 1 12 2 2

2 1

21

2

21

log 2 log

log1 1

2 2

1 1

2 2

11

2

t t t

t tt

t t tt

t

t tt

t

h h

hh

h hh

h

hh

h

l

dan turunan kedua dari l terhadap adalah

2

21

2 21 1

2 21 2

' '

11

' 2

1 11 1

' 2 2 '

1 11

' 2 2 '

t tt

t

t t t tt t

t t

t t t t tt t

t t

hh

h

h hh h

h h

h h hh h

h h

l l

sehingga harga harapan untuk kedua ruas adalah

2 2 21 2

2 21 2

1 11

' ' 2 2 '

1 11 .

2 ' 2 '

t t t t tt t

t t

t t t t tt t

t t

h h hE E h h

h h

h h hE E h E h E

h h

l

Karena

22

2

22

var

0

11

t t t

t

t

tt

t t

E E

E

h

E Eh h

Page 40: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

31

maka

21 2

2

1 1

1 11

' 2 ' 2 '

1

2 '

1

2 '

log log1

2 '

t t t tt t

t

t tt

t tt t

t t

h h h hE E h E h

h

h hE h

h hE h h

h hE

l

Matriks informasi adalah negatif dari harga harapan pada fungsi Hessian

yang telah diperoleh dan kemudian dibagi oleh semua pengamatan, menjadi

2

1

1

1ˆ'

1 log log

2 '

T

t

Tt t

t

ET

h hE

T

l

(4.11)

Penduga dari matriks informasi di atas adalah

1

1 log logˆ2 '

Tt t

t

h h

T

dengan

1 11 1

1

1 11 1

1

log ,

log, , 0

' 'log

' log, , 0

' '

t t t i

t tt t i t

tt

t tt t i t

t

h z h

hz h

hh

hz h

h

.

1 11 1 1

1

1 11 1 1

1

log 1 log, , 0

' 2 '

log 1 log, , 0

' 2 '

t t tt t t

t

t t tt t t

t

h hz h

h

h hz h

h

Page 41: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

32

dengan 111 1

1 1

, 1, log , , 2 /ttt t t

t t

z h hh h

Untuk menduga parameter , turunan pertama l terhadap adalah

2 11 1 12 2 2

21 1

log 2 log

11

2

t t t

t tt t t t

t

h h

hx h h

h

l

dan turunan kedua dari l terhadap adalah

2

21 1

' '

11

' 2t t

t t t tt

hx h h

h

l l

2 21 ' 2 2 11 1

2 12 ' ' 2

t t t t t tt t t t t t t t

t t

h h h hh x x h h x h

h h

sehingga harga harapan untuk kedua ruas adalah

21 ' 2 2

2

21

12

2 '

' 11

' 2

t t t tt t t t t t t

t

t tt

t

h h hh x x h h x

hE E

hh

h

l

21 ' 2 2

21

12

2 '

11

' 2

t t t tt t t t t t t

t

t tt

t

h h hE h x x E h E h x

h

hE h

h

1 ' 2 212

2 't t t

t t t t t t t

h h hE h x x h h x

Matriks informasi adalah negatif dari harga harapan pada fungsi Hessian

yang telah diperoleh dan kemudian dibagi oleh semua pengamatan, menjadi

Page 42: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

33

2

1

1 ' 2 2

1

1ˆ'

1 12

2 2 '

T

t

Tt t t

t t t t t t tt

ET

h h hE h x x h h x

T

l

(4.12)

Penduga dari matriks informasi pada persamaan (4.12) adalah

1 ' 2 2

1

1 ' 1

1

1 1ˆ 22 2 '

1 1 log log log2

2 2 '

Tt t t

t t t t t t tt

Tt t t

t t t t t tt

h h hh x x h h x

T

h h hh x x h x

T

dengan

1

1 1 11 1 1 3

1

log 1 2 1

' 2 't

t t i t t t

t i t

h h x h

h h h

0

1 1 11 1 1

1

log 1 log2

' 2 't i t

t t

t

h hx

h

0 , untuk 1 0t dan

1

1 1 11 1 1 3

1

log 1 2 1

' 2 't

t t i t t t

t i t

h h x h

h h h

0

1 1 11 1 1

1

log 1 log2

' 2 't i t

t t

t

h hx

h

0 , untuk 1 0t .

Pendugaan parameter dan dapat dilakukan secara terpisah dengan

menggunakan algoritma skoring. Prosedur dapat dilakukan pertama kali dengan

menduga menggunakan metode kuadrat terkecil, baru kemudian menduga

parameter .

4.6 Algoritma Skoring

Pendugaan parameter dan dilakukan dengan menggunakan algoritma

skoring. Prosedur dapat dilakukan pertama kali dengan menduga menggunakan

metode kuadrat terkecil, kemudian nilai awal untuk penduga parameter yaitu

0 yang diperoleh digunakan sebagai nilai awal untuk melakukan iterasi

Page 43: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

34

menggunakan algoritma skoring untuk parameter , begitu seterusnya. Masing-

masing langkah iterasi untuk vektor parameter menghasilkan penduga 1ˆ i

berdasarkan ˆ i

1

1

1

1ˆ ˆ ˆiTii i

tT

l

Untuk model EGARCH (1,1), algoritma skoring untuk dapat dilakukan dengan

memasukkan harga-harga yang telah diketahui sebelumnya

11

1

12

2 1

1 1

1

1

1ˆ ˆ ˆ

1 1 1ˆ 12 ' 2

1 1 1ˆ'

iTii i

t

iiT Ti t t t t

t tt t t

iTi t t t t

i i it t t t

T

h h h eh h

T T h

h h h e

h h h

l

2

1

12

1 1

log log logˆ'

iTt

it t

i i i i iT Ti t t t t t

it t t

h

h

h h h e h

h

dengan

1 1 11 1 1

31 1

1 1 11 1 1

31 1

1 1, , 0

' 2 'log

'1 1

, , 0' 2 '

i i ii t t t

t t ti ii t tt

i i ii t t t

t t ti it t

h e hz h e

h hh

h e hz h e

h h

pada bentuk ini, ite adalah sisa dari iterasi ke-i, i

th adalah penduga variansi dan

ˆ i adalah penduga untuk vektor parameter dari iterasi ke-i.

Untuk harga penduga , langkah skoring dapat digunakan untuk menduga .

Algoritma skoring untuk adalah

1

1

1

1ˆ ˆ ˆiTii i

tT

l

Page 44: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

35

1

1 ' 2 2

1

21 1

1

'

1 1 1ˆ 22 2 '

11

2

log log 2 l1 1 1ˆ2 2 '

iT

i t t tt t t t t t t

t

iT

t tt t t t

t t

i i i i i ii t t t t t t

i it t

h h hh x x h h x

T T

hx h h

h

x x h h e x

T T h h

2

1

1

1

og

log11

2

iTt

t

i i i iTt t t t

i it t t

h

e x h e

h h

dengan

11 1 1

1

log log 1 log2

' 2 '

it t i t

t t

t

h h hx

h

0 , untuk 1 0t dan

11 1 1

1

log 1 log2

' 2 't i t

t t

t

h hx

h

0 , untuk 1 0t

atau

1

1 1 1

1

11 1

1

log

'

log 1 1 log, , 2

2 '

1 1 log2

2 '

t i

it t

t t

t

tt t

t

h

h hx

h

hx

h

0 , untuk 1 0t dan

11 1 1

1

11 1

1

log

'

1 1 log, , 2

2 '

1 1 log2

2 '

t i

tt t

t

tt t

t

h

hx

h

hx

h

0 , untuk 1 0t

dan ite adalah sesatan pada iterasi ke-i.

Page 45: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

36

4.7 Langkah-langkah Pendugaan Parameter

Langkah-langkah yang dikerjakan untuk menduga parameter sesuai

dengan metode algoritma skoring meliputi

1. dari suatu data runtun waktu 1 2, ,..., tR R R , dengan menggunakan

program Minitab, dicari persamaan model ARIMA(1,0,0),

1t t tR a bR , dengan 0,t th : ,

2. dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh harga awal untuk

untuk dan , yaitu 0 a

b

b dan te ,

3. meregresikan 2log te thd 2 11

1

1,log , , 1 2tt

t

ee

e

diperoleh harga awal

untuk 0 , , , α ,

4. menghitung 111

1 1

log log 2ttt t

t t

h hh h

untuk

1,..,t T lalu menghitung penduga , dengan ˆ α d . d adalah

vektor koefisien regresi 2

1t

t

e

h

terhadap

log th

,

5. Menghitung ulang log th dengan menggunakan utk pengamatan

1,..,t T utk menghitung ˆ dan tS . Dari perhitungan tersebut

dapat dicari ˆ d b dengan d adalah vektor koefisien pada regresi

tS terhadap ˆ .

Demikian seterusnya hingga diperoleh barisan dan yang konvergen.

Page 46: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

37

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab terdahulu, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Volatilitas berpola EGARCH sebagai fungsi dari return mempunyai

bentuk grafik yang tidak simetris, hal ini menunjukkan bahwa isu (shock)

yang negatif mempunyai efek lebih besar daripada shock yang positif .

secara analitik hal ini dapat dilihat dari persamaan EGARCH (1,1).

2. Estimasi parameter model EGARCH menggunakan metode algoritma

skoring mempunyai bentuk turunan fungsi logaritma yang rekursif, yaitu

log th

sebagai fungsi dari log t ih

.

3. Grafik fungsi th menjadi tidak realistis atau terlalu besar untuk 0t ,

hal ini disebabkan bentuk th sebagai fungsi eksponensial dari t , atau

tt fh exp .

5.2 Saran

Bagi para pembaca yang tertarik mengkaji lebih lanjut model runtun waktu

dengan sesatan heteroskedastik berpola EGARCH, disarankan

1. mencoba menganalisis model EGARCH dengan tv berdistribusi GED non

normal,

2. menguji stasionaritas dan persistansi model EGARCH,

3. menerapkannya dalam kasus nyata dan membuat program komputer untuk

mencari tingkat konvergensi dari algoritma skoring.

Page 47: PEMODELAN FLUKTUASI HARGA SAHAM …...waktu (heteroskedastic), dalam memodelkan laju inflasi di negara Inggris pada tahun 1970an, yaitu model runtun waktu bertipe Autoregressive conditional

38

DAFTAR PUSTAKA

Bain, L. J. and Engelhardt, M. (1991), Introduction to Probability and

Mathematical Statistic. Second Edition. Duxbury Press, Belmont,

California.

Bollerslev, T. P. (1986), Generalized Autoregressive Conditional

Heteroskedasticity, Journal of Econometrics, 31 : 309-28.

Bowerman, B. L. and R. T. O’connell. (1986) Time Series Forecasting : Unified

Concept and Computer Implementation, 2nd ed. Duxbury Press, Boston.

Box, G. E. P. and G. M. Jenkins. (1994) Time Series Analysis : Forecasting and

Control, 3rd ed. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.

Cryer C. D. (1986) Time Series Analysis. Duxbury Press. Boston.

Engle, R. F. (1982), Autoregressive Conditional Heteroskedasticity with Estimates

of the Variance of U.K. Inflation, Econometrica, 50 : 987-1008.

Greene, W. H. (1993), Econometric Analysis. Second Edition. Macmillan

Publishing Company, New York.

Hamilton, J. D. (1994), Time Series Analysis. Pricenton University Press. New

Jersey.

Makridakis, S., S. C. Wheelwright and V. E. McGee. (1999) Metode dan Aplikasi

Peramalan, Jilid I, Ed. Ke-2. Terjemahan Untung Sus Andriyanto dan

Abdul Basith. Erlangga, Jakarta.

Nelson, D. B. (1991), Conditional Heteroskedasticity in Asset Return : A New

Approach, mimeo. University of Chicago. Graduate School of Business.