pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

25
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rongga mulut merupakan anggota tubuh yang memiliki peran cukup penting dan terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan lunak di rongga mulut terdiri dari mukosa bukal, mukosa labial, lidah, palatum, gingiva dan juga kelenjar saliva. Rongga mulut yang sehat dan dapat berfungsi secara normal sangat tergantung pada jumlah saliva yang dihasilkan oleh kelenjar saliva baik mayor maupun minor. Berkurangnya atau gagalnya sekresi saliva dapat menyebabkan beberapa gangguan. Salah satu gangguan tersebut adalah keluhan mulut kering atau xerostomia. Keadaan ini umumnya berhubungan dengan berkurangnya aliran saliva. Keluhan mulut kering dapat terjadi akut atau kronis, sementara atau permanen. Dalam bentuk apa keluhan mulut kering timbul, tergantung dari penyebabnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan mulut kering, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, Sjogren sindrom, penyakit-penyakit sistemik, efek samping obat-obatan, stress dan juga usia. 1.2. Deskripsi Topik Seorang pasien perempuan berumur 33 tahun datang ke klinik gigi dan mulut untuk menambal giginya yang banyak berlubang. Hasil pemeriksaan menunjukkan karies servikal pada gigi 14, 15, 16, 17, dan 24, 25, 26, 27, lidah berfisur. Dari hasil anamnesis pasien mengatakan pernah mengalami operasi di

Upload: isnarizkia

Post on 02-Feb-2016

251 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

pengunyahan/mastikasi, pengecapan, atrisi,abrasi,abfraksi,erosi,karies, persarafan dan otot-otot rongga mulut, dentin primer,sekunder,tersier, proses menua

TRANSCRIPT

Page 1: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Rongga mulut merupakan anggota tubuh yang memiliki peran cukup penting dan

terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan lunak di rongga mulut terdiri dari

mukosa bukal, mukosa labial, lidah, palatum, gingiva dan juga kelenjar saliva. Rongga mulut

yang sehat dan dapat berfungsi secara normal sangat tergantung pada jumlah saliva yang

dihasilkan oleh kelenjar saliva baik mayor maupun minor.

Berkurangnya atau gagalnya sekresi saliva dapat menyebabkan beberapa gangguan.

Salah satu gangguan tersebut adalah keluhan mulut kering atau xerostomia. Keadaan ini

umumnya berhubungan dengan berkurangnya aliran saliva.

Keluhan mulut kering dapat terjadi akut atau kronis, sementara atau permanen. Dalam

bentuk apa keluhan mulut kering timbul, tergantung dari penyebabnya. Banyak faktor yang

dapat menyebabkan mulut kering, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, Sjogren

sindrom, penyakit-penyakit sistemik, efek samping obat-obatan, stress dan juga usia.

1.2. Deskripsi Topik

Seorang pasien perempuan berumur 33 tahun datang ke klinik gigi dan mulut untuk

menambal giginya yang banyak berlubang. Hasil pemeriksaan menunjukkan karies servikal

pada gigi 14, 15, 16, 17, dan 24, 25, 26, 27, lidah berfisur. Dari hasil anamnesis pasien

mengatakan pernah mengalami operasi di leher kanan dengan diagnosis tumor ganas kelenjar

parotis dan dilanjutkan dengan radiasi sebanyak 31 kali. Setelah itu, pasien merasakan mulut

kering dan gigi banyak yang berlubang.

Page 2: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

2

BAB II

PEMBAHASAN

1. Mulut Kering

Mulut kering merupakan kondisi atau keadaan dimana saliva yang diproduksi berkurang

atau tidak ada. Mulut kering ini menimbulkan keluhan berupa rasa tidak nyaman di mulut,

kesulitan menelan, rasa terbakar di mulut, bau mulut dan masalah-masalah lain yang timbul

akibat peningkatan jumlah mikroorganisme di mulut.1

Faktor penyebab dari kasus di atas adalah pasien mengalami operasi di leher kanan

dengan diagnosis tumor ganas kelenjar parotis dan dilanjutkan dengan radiasi sebanyak 31

kali.

Gambar 1: dua lidah pada pasien Sjogren syndrom menunjukkan epitel kering dengan

fissur disebabkan keparahan hiposlivasi

2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Mulut Kering

Sejumlah faktor dapat berperan dalam menyebabkan mulut kering (xerostomia)

seperti:

a. Berasal dari perkembangan : Aplasia kelenjar ludah

b. Kehilangan air/metabolit : Gangguan intake cairan, perdarahan, muntah/diare

c. Berasal dari iatrogenic : Obat-obatan, terapi radiasi pada kepala dan leher.

d. Penyakit-penyakit sistemik : Sindroma Sjogren, diabetes mellitus, sarcoidosis, infeksi

HIV, infeksi hepatitis C, graft versus host disease (GVHD), gangguan psikogenik

e. Faktor-faktor lokal : Pengunyahan yang berkurang, merokok, bernafas melalui mulut.

Berikut ini penjelasan beberapa faktor penyebab mulut kering:

Page 3: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

3

a. Penyinaran Daerah Kepala dan Leher(Terapi Radiasi pada Kanker)

Gangguan fungsi kelenjar saliva setelah radiasi dengan sinar ionisasi pada kepala dan

leher sudah banyak diketahui. Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan kelenjar saliva

tergantung dosis dan lamanya radiasi. Radiasi menyebabkan perubahan di dalam sel sekresi

serous, mengakibatkan pengurangan pengeluaran saliva dan peningkatan kepekatan

saliva.Apabila jumlah dosis radiasi yang diterima melebihi 5,2 Gy, aliran saliva akan

berkurang dan sedikit atau tidak ada saliva yang dikeluarkan dari kelenjar saliva. Beberapa

obat kemoterapi kanker juga dapat mengubah komposisi dan aliran saliva, mengakibatkan

xerostomia, tetapi perubahan ini biasanya sementara.2,3

b. Penggunaan Obat-Obatan

Obat-Obatan yang memblokade sistem sistem saraf akan menghambat sekresi saliva.

Oleh karena sekresi air dan elektrolit terutama diatur oleh sistem saraf parasimpatis, obat-

obatan dengan pengaruh antikolinergik akan menghambat paling kuat pengeluaran saliva.

Obat-obatan pengaruh anti β-adrenergik (yang disebut β-bloker) terutama akan menghambat

sekresi saliva mukus.2

Berikut daftar obat yang menyebabkan xerostomia3

Obat yang secara langsung merusak kelenjar saliva

Obat sitotoksik

Obat dengan aktivitas antikolinergik

Agen Antikolinergik : Atropin dan Hiosin

Agen Antireflux : Omeprazole

Agen Psikoaktif : Amitriptyline, Dothiepin

Serotonin selektif inhibitor re-uptake fluoxetine

Lainnya : Fenotiazin, Benzodiazepin, Opioid, Antihistamin.

Obat pada Sistem Simpatis

Obat dengan aktivitas simpatomimetik

Efedrin

Antihipersensitif :

Alfa 1 antagonis : Terazosin, Prazosin

Alfa 2 agonis : Klonidin

Beta Bloker : Atenolol, Propanolol

Obat yang menguras cairan : Diuretik

Tabel 1. Obat yang berhubungan dengan mulut kering

Page 4: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

4

c. Usia

Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini disebabkan oleh

adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan umur yang akan

menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya. Seiring dengan meningkatnya

usia, dengan terjadinya proses aging, terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar

saliva, dimana kelenjar parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak, lining sel

duktus intermediate mengalami atropi. Keadaan ini mengakibatkan pengurangan jumlah

aliran saliva. Selain itu, penyakit-penyakit sistemik yang diderita pada usia lanjut dan obat-

obatan yang digunakan untuk perawatan penyakit sistemik dapat memberikan pengaruh

mulut kering pada usia lanjut.4

d. Gangguan Kelenjar Saliva

Gambaran penyakit dengan sel-sel asinar dan sel-sel duktus kelenjar saliva yang

berkurang atau mengecil, mengakibatkan penurunan sekresi saliva seperti aplasi atau

hipoplasi kelenjar saliva mayor pembawaan, atrofi kelenjar saliva karena usia yang

meningkat atau penyinaran, penyumbatan muara pembuangan oleh tumor, penyakit auto-

imun seperti sindorma Sjogren, radang kelenjar saliva, dan lain-lain.2

e. Keadaan Fisiologis

Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat

berolahraga dan kurangnya minum menyebabkan dehidrasi, berbicara yang lama dapat

menyebabkan berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui

mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress,

putus asa dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan

emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem saraf autonom dan

menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.4

Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan mulut kering, yaitu3

a. AIDS

b. LUPUS

c. Disfungsi Tiroid

d. Penyakit Parkinson

e. Depresi

f. Kekhawatiran yang berlebihan

g. Dehidrasi

h. Trauma kelenjar saliva

Page 5: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

5

i. Gangguan stres pasca-trauma

j. Sindroma Sjogren

3. Faktor-Faktor yang Diakibatkan Mulut Kering

Faktor akibat dari mulut kering, yaitu

a. Rasa sakit

b. Sukar bicara

c. Sukar mengunyah dan menelan

d. Persoalan dengan protesa

e. Rasa tidak enak di mulut

f. Penimbunan lendir

g. Rasa seperti terbakar pada mulut

h. Gangguan pengecapan

i. Proses karies yang meningkat

j. Radang periodonsium

Kekeringan pada mulut menyebabkan fungsi pembersih dari saliva berkurang,

sehingga terjadi radang yang kronis dari selaput lendir yang disertai keluhan mulut terasa

seperti terbakar. Akibat dari mulut kering maka fungsi dari saliva yaitu safe cleansing akan

menurun atau tidak ada sehingga mikroorganisme/bakteri berkembang dengan baik di dalam

mulut dan bakteri-bakteri tersebut akan menyebabkan karies gigi.2

Mudahnya terkena infeksi dan terserangnya elemen gigi-geligi terutama adalah akibat

perubahan yang terjadi di dalam sususnan mikroflora mulut. Penggeseran yang paling

mencolok di sini ialah penambahan mikroorganisme kariogenik Streptococcus mutans,

laktobasilus, dan Candida.2

Pada pasien yang menggunakan protesa, akan timbul masalah dalam hal toleransi gigi

palsu. Mukosa yang kering menyebabkan pemakaian gigi palsu tidak menyenangkan, karena

gagal untuk membentuk selapis tipis mukus untuk tempat gigi palsu.2

Page 6: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

6

Gambar 2. Karies akibat xerostomia

4. Klasifikasi Kelenjar Saliva Berdasarkan Ukuran dan Tipe Sekresinya

Kelenjar saliva diklasifikasikan dua hal:

a. Ukuran

Kelihatan perbedaan diantara kelenjar mayor seperti kelenjar parotid, submandibular

dan sublingual, dengan kelenjar minor yang bertaburan dalam kebanyakan mukosa mulut.5

1) Kelenjar Saliva Mayor

Kelenjar saliva mayor terdiri dari tiga pasang bilateral.

a) Kelenjar Parotid

Kelenjar parotis merupakan kelenjar terbesar, kelenjar ini menghasilkan hanya 25%

dari total saliva. Kelenjar parotis terletak pada permukaan otot masseter yang berada di

belakang ramus mandibula, di anterior dan inferior telinga. Kelenjar ini meluas ke lengkung

zygomatikum di depan telinga.6

Kelenjar parotis memiliki suatu duktus utama yang dikenal dengan duktus Stensen.

Duktus ini berjalan menembus pipi dan bermuara pada vestibulus oris pada lipatan anatara

mukosa pipi dan gusi dihadapkan molar dua atas. Kelenjar ini terbungkus oleh suatu kapsul

yang sangat fibrous dan memiliki beberapa bagian seperti arteri temporal superfisialis, vena

retromandibular dan nervus fasialis yang menembus dan melalui kelenjar ini.

b) Kelenjar Submandibula

Kelenjar submandibula adalah kelenjar kedua terbesar,

kelenjar ini menghasilkan 60% dari total saliva. Terletak di

bawah ramus mandibula, bagian superfisialnya yang besar berada diantara pinggir bawah

mandibula yang menutupinya dan muskulus digastrikus. Bagian dalam kelenjar ini meluas

kedepan di bawah membrana mukosa dasar mulut sampai mencapai ujung posterior

kel.sublingualis.6

Page 7: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

7

c) Kelenjar Sublingual

Kelenjar sublingual adalah kelenjar

saliva terkecil dari tiga kelenjar saliva mayor dan

terletak di bawah selaput lendir di bagian

anterior dari dasar mulut. Kelenjar ini menghasilkan hanya sekitar 5% dari total saliva.

Kelenjar saliva sublingualis dari lobus minor, menyalurkan sekresinya melalui 8–20 duktus

kecil yang membuka secara langsung kebagian dasar mulut meskipun sebahagian membuka

ke duktus submandibularis duktus Rivinus5,6

2) Kelenjar Saliva Minor

Nama Lokasi Tipe Sekresi

Labial Bibir Campuran

Bukal Pipi Campuran

Palatine Durum dan

molle

Murni

mukur

Lingual Anterior

Tengah

Campuran

Serus

Page 8: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

8

Posterior Murni

mukur

Kelenjar saliva minor diklasifikasikan sebagai serous, mucus, campuran, sama seperti

kelenjar mayor. Kelenjar ini tersebar di seluruh rongga mulut dan diberi nama untuk lokasi

mereka.6

Kelenjar saliva minor lebih kecil dari kelenjar saliva mayor, namun jumlahnya lebih

banyak. Kelenjar saliva minor termasuk kelenjar eksokrin, namun duktus mereka lebih

pendek daripada duktus kelenjar saliva mayor. Ada juga kelenjar saliva minor yang bernama

Von Ebner’s salivary glands, terhubung dengan papilla lingual circumvallata, dibagian

posterior permukaan dorsal lidah. Kebanyakan kelenjar saliva minor memiliki sel mucus

yang banyak, kecuali kelenjar Von Ebner yang hanya terdiri dari sel serous.7

a) Kelenjar Glossopalatinal

Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat

meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.8

b) Kelenjar Labial

Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan memiliki

banyak duktus.8

c) Kelenjar Bukal

Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.

d) Kelenjar Palatinal

Kelenjar ini ditemui di sepertiga posterior palatal dan di palatum molle. Kelenjar ini

dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat.

e) Kelenjar Lingual

Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe, yaitu

a) Kelenjar Anterior Lingual

Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.

b) Kelenjar Lingual Van Ebner

Kelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata

c) Kelenjar Posterior Lingual

Dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan dengan tonsil.8

Page 9: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

9

Gambar 4. Kelenjar saliva minor

b. Tipe Sekresi

Terdapat perbedaan diantara kelenjar yang menghasilkan sekresi serus (cair & tipis,

kaya akan non-enzimatik dan protein enzimatik mengandung beberapa polisakarida) dengan

sekresi mukus (kental & tebal, kaya dengan polisakarida dan mengandung beberapa protein

non-enzimatik) dan kelenjar yang memproduksi cairan campuran (seromukus).5

Berdasarkan stimulasi mekanis atau rasa,

1) Kelenjar parotid berguna untuk mensekresi cairan encer yang kaya bikarbonat. Unsur

protein utama dari saliva parotid adalah amilase (20%), phosfoprotein, seperti

straterin (7%) dan protein kaya prolin (60%). Fosforprotein dan protein-kaya prolin:

unsur utama dari pellicle protein pada permukaan gigi, juga berperan dalam menjaga

saliva penuh dengan kalsium. saliva parotis penting: pencucian, neutralisasi asam &

membentuk pellicle.

2) Kel. Submandibular & sublingual aktif, bersama dengan banyak kelenjar saliva minor

sumber utama dari mucin saliva.

5. Kontribusi Masing-Masing Kelenjar Saliva dan Cairan Krevikuler.5

Kelenjar Kontribusi

(Stimulasi)

Kontribusi

(Tidak

Distimulasi)

Kelenjar Parotis 50% 20%

Page 10: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

10

Kelenjar

Submandibulari

s

30% 65%

Kelenjar

Sublingualis

10% 7-8%

Kelenjar Saliva

Minor

10% 7-8%

Cairan

Krevikuler : 10-

100 µL

6. Nilai Normal Volume Saliva, Kapan dikatakan mulut kering, dan Nilai Aliran

Saliva di Rongga Mulut

Nilai normal saliva : 500-1000 mL/hari (tanpa waktu tidur 600-700 mL)

Rata-rata aliran saliva

Keadaan Istirahat : 0,3 ± 0,22 mL/menit

Stimulasi : 1,7 ± 2,1 mL/menit

Dikatakan mulut kering saat aliran saliva yang distimulasi hanya <0,7 ml/menit dan

aliran saliva yang tidak distimulasi hanya <0,1 ml/menit.10

7. Mekanisme Terjadinya Sekresi Saliva Mayor dan Minor

Sekresi saliva sebagian besar adalah proses aktif, yang menunjukkan bahwa proses

tersebut menghabiskan energi. Dalam proses ini dibedakan dua fase:

a. Sintesis dan sekresi cairan asinar oleh sel-sel sekretori

Pada stimulasi kelenjar saliva, sel melalui eksostosis dapat memberikan cairan

sekresinya kepada lumen. Rangsangan dapat adrenergik ( α dan β ) maupun kolinergik,

karena sel-sel diinervasi baik simpatis maupun parasimpatis. Pada rangsangan β adrenergik

Page 11: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

11

melalui neurotransmiter noradrenalin di dalam sel dibentuk cyclic adenosin monophosphate

untuk meneruskan rangsangan di dalam sel.2

Karena rangsangan membran sel, di dalam sel dibentu cAMP, yang menggiatkan

protein kinase dan pada gilirannya menggiatkan fosforilase-kinase. Hal ini akan

menyebabkan fosforilasi mikrofilamen, yaitu elemen dari cytoskelet. Proses ini

mengakibatkan kontraksi filamen, sehingga granula sekresi diangkut ke membran plasma

luminal.2

Kemudian membran granula melebur dengan membran plasma dan setelah itu isi

granula (saliva primer) diteruskan kepada lumen untuk angkutan melalui muara

pembangunan. Rangsangan β-adrenergik biasanya menghasilkan sekresi saliva pekat, kaya

protein dan berbusa dari sel-sel asinar.2

b. Perubahan pada saluran Pembuangan, yaitu pada duktrus striata

Setelah saliva primer disekresi di dalam lumen, kemudian diangkut melalui saluran

pembuangan yang melibatkan kontraksi oleh sel-sel mio-epitel. Selama pengangkutan ke

rongga mulut ini susunan saliva diubah.

Pada muara pembuangan glandula parotis dan glandula submandibularis air dan

elektrolit-elektrolit (ion-ion seperti Na+, K+, Ca2+, Cl-, dan HCO3-) disekresi atau diresorpsi

oleh sel-sel epitel. Sekresi elektrolit adalah suatu proses aktif, yang melibatkan antara lain

enzim-enzim Na+, K+, ATP-ase di dalam membran plasma. Natrium dan klorida sangat

diresopsi, sedangkan untuk kalium, kalsium, dan bikarbonat proses sekresi merupakan

kelompok yang terbesar. Seluruh proses sekresi dikontrol oleh sistem saraf autonom.

Sebagai akibat perubahan sekunder, di dalam saliva menjadi sangat hipotonik

terhadap plasma darah. Sifat rangsangan menentukan juga kepekatan produk akhir. Ini dapat

bervariasi dari cair sampai sangat pekat. Yang menentukan dalam hal ini adalah sekresi air

dan sekresi musin yang diatur oleh masing-masing sistem saraf kolinergik dan adrenergik.

Neurotransmiter asetilkolin dan parasimpatomimetika merangsnag sekresi air.2

8. Persarafan yang Menginervasi Kelenjar Saliva Mayor dan Minor

Sekresi kelenjar saliva merupakan suatu reflek yang dimediasi oleh saraf. Volume dan

jenis saliva yang disekresikan dikontrol oleh sistem saraf otonom yang mana kelenjar tersebut

menerima kedua pasokan saraf yaitu parasimpatik dan simpatik. Proses reflek melibatkan

reseptor aferent dan saraf yang membawa impuls stimulan, pusat salivatory, dan komponen

eferen yang terdiri dari bundel saraf parasimpatis dan simpatis yang menginervasi kelenjar

saliva secara terpisah.9

Page 12: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

12

A. Kelenjar Saliva Mayor

A.1 Parotis

Nervus glossopharingeus (CN IX) mensarafi kelenjar parotis sebagai saraf sekretorik

viseralnya. Dari inti salivatory inferior di medula, saraf ini keluar melalui foramen jugurasi

lalu membentuk serabut parasimpatis preganglionik. Di bagian distal ganglion inferior,

sebuah cabang kecil dari CN IX masuk kembali ke kranium melalui canaliculus timpani

inferior dan ke telinga tengah untuk membentuk pleksus timpani. Serat preganglionik lalu

keluar bersama saraf petrosus inferior ke dalam fossa kranial medial dan keluar melalui

foramen ovale lalu bersinaps di ganglion otic. Serabut parasimpatis postganglionik keluar

dari ganglion otic menuju bawah saraf mandibular dan bergabung bersama saraf

auriculotemporal di fossa infratemporal. Serat ini menginervasi kelenjar parotis untuk sekresi

saliva.9

A.2 Submandibula dan Sublingual

A.2.1 Persarafan Parasimpatik

Inervasi secremotor kelenjar submandibular muncul dari ganglion submandibular

yang merupakan ganglion kecil yang terdapat di bagian atas otot hypoglossus. Serabut

parasimpatis secremotor kelenjar submandibular berasal dari pusat salivatory superior dan

serabut preganglionik, kemudian menjalar bersama chorda tympani, dan nervus lingualis

sebagai nervus fasialis dan membentuk ganglion. Sinaps antara saraf-saraf tersebut, serta

serabut postganglionik yang menginervasi kelenjar submandibula dan sublingual. Beberapa

serabut bahkan diperkirakan mencapai bagian inferior dari kelenjar parotis.9

A.2.2 Persarafan Simpatis

Persarafan simpatis yang mensarafi kelenjar submandibula berasal dari pleksus pada

arteri wajah. Serabut postganglionik muncul dari ganglion sevikal superior dan melewati

ganglion submandibula tanpa bersinaps bersamanya. Persarafan ini berperan sebagai

vasomotor arteri yang menyuplai kelenjar submandibula dan sublingual. Beberapa dari

cabang ganglion berfungsi sebagai vasomotor kelenjar submandibular dan duktusnya, dan

sisanya menjalar lagi menuju persarafan di bagian lingual untuk menginervasi kelenjar

sublingual dan kelenjar saliva minor lainnya di regio sekitarnya.9

A.2.3. Persarafan Sensorik

Page 13: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

13

Serabut saraf sensorik berasal dari persarafan di kelenjar submandibula dan sublingual

yang melewati ganglion tanpa bersinaps dan bergabung dengan nervus lingualis, yang sama

merupakan cabang dari nervus trigeminal.9

Gambar 5. Persarafan yang menginervasi kelenjar saliva

B. Kelenjar Saliva Minor

Sebagian besar kelenjar saliva minor menerima persarafan parasimpatis dari nervus

lingual, kecuali kelenjar saliva minor di palatum, yang menerima serabut saraf parasimpatis

mereka dari nervus-nervus di palatum yang berasal dari ganglion sphenopalatina dengan

pusat saraf yang sama dengan yang mensarafi kelenjar submandibular dan sublingual.9

9. Bakteri yang Berperan pada Permulaan Terjadinya Karies dan yang Terdapat

pada Perkembangan Karies

a. Bakteri yang berperan pada permulaan terjadinya karies : Streptococcus Mutans dan

Streptococcus Sobrinus.11

Karakteristik streptooccus mutans :

1. Bersifat gram postif

2. Bersifat nonmotil (tidak bergerak)

3. Bersifat anaerob fakultatif

4. Berbentuk kokus

5. Tumbuh optimal pada suhu sekitar 180 – 400 C

Page 14: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

14

6. Biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang

paling kondusif menyebabkan karies untuk enamel gigi

7. Bersifat asidogenik, yaitu menghasilkan asam dan asidodurik, yaitu mampu tinggal

pada lingkungan asam dan menghasilkan polisakarida yang lengket disebut dextran.

Karakteristik Streptococcus sobrinus :

1. Bakteri gram postif

2. Berbentuk kokus

3. Bersifat anaerob

4. Pertumbuhan optimal pada suhu 370 C dan berusaha dalam lingkungan PH rendah

(6,3)

5. Tinggal dilingkungan asam dan juga menghasilkan asam sebagai produk sampingan

dari metabolisme anaerobik dari glukosa.

b. Bakteri yang berperan pada perkembangan terjadinya karies : Lactobacillus sp

Karakteristik Lactobacillus sp :

1. Bakteri gram postif

2. Bersifat anaerob fakultatif atau mikrofilik

3. Membentuk sebagian besar asam laktat

4. Kebanyakan anggotanya dapat mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam

laktat.

10. Mikroorganisme yang Dapat Berkembang di Rongga Mulut pada Keadaan

Hiposalivasi

Bakteri: Streptococcus, Lactobacillus, Candida albicans

Streptococcus menjadi banyak karna fungsi saliva berkurang. Fungsi saliva sebagai

antimikroba. Jika antimikroba berkurang, maka bakteri streptococcus jadi mudah

berkembang akhirnya membentuk kolonisasi. Fungsi saliva yang kedua sebagai IgA. Jika

Page 15: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

15

hiposalivasi, maka IgA berkurang yang seharusnya IgA mencegah perlekatan bakteri di

permukaan gigi tetapi karena hiposalivasi IgA berkurang, maka terjadi perlekatan bakteri

yang banyak di gigi sehingga bakteri berkolonisasi

BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks, yang disekresikan dari kelenjar saliva

yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Dalam keadaan normal, saliva

Page 16: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

16

diproduksi kurang lebih 500-1500 ml/hari yang mempunyai fungsi penting di rongga mulut

seperti fungsi pengunyahan dan penelanan, fungsi safe cleansing dan fungsi pelindung.

Bila sekresi saliva mengalami pengurangan akan terjadi keluhan mulut kering atau

xerostomia. Berbagai faktor dapat meneybabkan berkurangnya sekresi saliva, seperti radiasi

pada daerah leher dan kepala, demam, diabetes, gagal ginjal, Sjogren sindrom, bernafas

melalui mulut, stress, dan usia.

Akibat dari mulut kering, yaitu sulit mengunyah dan berbicara, gangguan pengecapan,

masalah dengan protesa (gigi palsu), perubahan dalam susunan mikroorganisme rongga

mulut, peningkatan karies gigi dan penyakit periodonsium.

1.2. Saran

Pada kasus xerostomia (mulut kering) harus ada penanggulangan dan perawatan yang

tepat agak tidak terjadi keluhan-keluhan lain seperti yang sudah disebutkan pada bab

sebelumnya.

REFERENSI

1. Chandu GS, Hombesh MN. Management of Xerostomia and Hyposalivation in

Complete Denture Patients. Indian J Stomatol 2011; 2 (4): 263.

2. Amerongan, A.V.N. Ludah dan Kelenjar Ludah. Arti Bagi Kesehatan Gigi. Alih

bahasa Prof.drg.Raflah Abyono. Ed. Ke-1. Yogyakarta : Gajah Mada University

Press, 1991: 8-14, 197-201.

Page 17: pemicu 4, blok 10, kenapa ya kok susah makan

17

3. Sultana N, Sham M.E. Xerostomia. International journal of dental clinics 2011; 3(2):

58-61.

4. Fatia BM, Novia J, Yunitasari R, dkk. Xerostomia (Mulut Kering). 18 Agustus 2011.

http://dentacrab.blogspot.co.id/2011/08/xerostomia-mulut-kering.html. 06 November

2015.

5. Rensburg V, Jansen B.G. Oral Biology. Germany: Quintessence Publishing Co, Inc,

1995: 459-460.

6. Avery JK, Chiego DJ. Essential of Oral Histology and Embryology. America: Mosby

Elsevier, 2006: 195-99.

7. Zakirah CP. Anatomi dan Histologi Kelenjar Saliva. 02 Februari 2014.

http://ilmucutzp.blogspot.co.id/2014/02/anatomi-dan-histologi-kelenjar-saliva.html.

06 November 2015.

8. Akbarisyah T, Permata DT, Astuti DS, dkk. Makalah Oral Biology 5 Anatomi,

Histologi, dan Fisiologi dari kelenjar Saliva.

https://www.academia.edu/8070702/ANATOMI_HISTOLOGI_DAN_FISIOLOGI_D

ARI_KELENJAR_SALIVA. 07 November 2015.

9. Arifin J T. Inervasi Kelenjar Ludah. https://www.scribd.com/doc/244892281/Inervasi-

kelenjar-ludah. 07 November 2015.

10. Vigna de Almeida PD, Trindade Gregio AM, dkk. Saliva Composition and Functions:

A Comprehensive Review. The journal of contemporary dental practice 2008 ; 9 (3) :

2.

11. Soesilo D, Santoso RE, Diyatri I. Peranan Sorbitol dalam Mempertahankan

Kestabilan PH Saliva pada Proses Pencegahan Karies. Dent J 2005; 38 (1): 26.