pemeriksaan fisik neurologi rev
TRANSCRIPT
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGISNEUROLOGIS
Dr. Rimawati Tedjasukmana, Dr. Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGTSpS, RPSGT
Bag. Neurologi FK UKRIDABag. Neurologi FK UKRIDA
PendahuluanPendahuluan
Bbrp dasawarsa ini ilmu dan teknologi Bbrp dasawarsa ini ilmu dan teknologi kedokteran berkembang pesat.kedokteran berkembang pesat.
Banyak alat (imaging) tersedia utk Banyak alat (imaging) tersedia utk membantu menegakan diagnosis.membantu menegakan diagnosis.
Tapi pemeriksaan fisik masih tetap Tapi pemeriksaan fisik masih tetap penting.penting.
Dlm menegakan diagnosis peny. Saraf Dlm menegakan diagnosis peny. Saraf dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pem. mental (kognitif), dan pem. pem. mental (kognitif), dan pem. penunjangpenunjang
AnamnesisAnamnesis
Tanyakan keluhan pasienTanyakan keluhan pasien1.1. Sejak kapan dimulai?Sejak kapan dimulai?2.2. Sifat serta beratnyaSifat serta beratnya3.3. Lokasi dan penjalaranLokasi dan penjalaran4.4. Hubungan dg waktu atau kegiatanHubungan dg waktu atau kegiatan5.5. Keluhan lain yg berhubunganKeluhan lain yg berhubungan6.6. Pengobatan sebelumnyaPengobatan sebelumnya7.7. Faktor yg memperberat/ringanFaktor yg memperberat/ringan8.8. Perjalanan keluhan (menetap, tambah Perjalanan keluhan (menetap, tambah
berat/ ringan, serangan, dll)berat/ ringan, serangan, dll)
Keluhan penyakit Keluhan penyakit saraf(1)saraf(1) Gangguan mental/kognitif: Gangguan mental/kognitif: daya daya
ingat, bahasa, membaca, menghitung,dllingat, bahasa, membaca, menghitung,dll Sakit kepalaSakit kepala Kejang fokal/umumKejang fokal/umum Gangguan kesadaranGangguan kesadaran Gangguan Gangguan
penglihatan/pendengaranpenglihatan/pendengaran VertigoVertigo
Keluhan penyakit Keluhan penyakit saraf(2)saraf(2) Kesulitan bicara atau menelanKesulitan bicara atau menelan Keluhan anggota gerak (kaku, lemah, Keluhan anggota gerak (kaku, lemah,
gemetar, gerak involunter)gemetar, gerak involunter) Nyeri di tengkuk, pinggang, jari, dllNyeri di tengkuk, pinggang, jari, dll Parestesia dan hipestesiaParestesia dan hipestesia Gangguan fs. Otonom (impotensi, Gangguan fs. Otonom (impotensi,
kesulitan BAB/BAK)kesulitan BAB/BAK) Keluhan kejiwaan (cemas, depresi Keluhan kejiwaan (cemas, depresi
insomnia, perubahan tingkah laku)insomnia, perubahan tingkah laku)
3 Pertanyaan Menuju 3 Pertanyaan Menuju DiagnosisDiagnosis
1.1. Adakah kelainan?Adakah kelainan?– Adanya kelainan neurologisAdanya kelainan neurologis
2.2. Dimanakah letak kelainan?Dimanakah letak kelainan?– Lokasi yang menjadi masalahLokasi yang menjadi masalah– Dibutuhkan pengetahuan neuro-Dibutuhkan pengetahuan neuro-
anatomianatomi
3.3. Apakah bentuk kelainan?Apakah bentuk kelainan?
Tujuan Pemeriksaan Tujuan Pemeriksaan NeurologisNeurologis
1.1. Mendeteksi adanya kelainan Mendeteksi adanya kelainan neurologis.neurologis.
2.2. Melokalisasi kelainan dalam Melokalisasi kelainan dalam susunan saraf (bisa dikonfirmasi susunan saraf (bisa dikonfirmasi kemudian dengan pem. kemudian dengan pem. Penunjang)Penunjang)
Pendekatan Sistematis Pendekatan Sistematis
Misalnya pada kelumpuhan kedua Misalnya pada kelumpuhan kedua tungkai:tungkai:– OtotOtot– Neuro-muscular junctionNeuro-muscular junction– SarafSaraf– RadiksRadiks– Medula spinalisMedula spinalis– Batang otakBatang otak– CerebrumCerebrum
Rencana DasarRencana Dasar
Pemeriksaan fisik umum (tanda vital, dll)Pemeriksaan fisik umum (tanda vital, dll) KesadaranKesadaran Tanda rangsang meningealTanda rangsang meningeal Saraf kranialisSaraf kranialis MotorikMotorik SensorikSensorik KoordinasiKoordinasi Status mental/kognitifStatus mental/kognitif
Jangan Memeriksa Jangan Memeriksa Semuanya!Semuanya! Screening test vs detailed testScreening test vs detailed test Pendekatan berbasis masalah:Pendekatan berbasis masalah:
– Lakukan screening semua sistemLakukan screening semua sistem– Konsentrasi pada sistem yang Konsentrasi pada sistem yang
berhubungan dengan keluhan pasienberhubungan dengan keluhan pasien– Pemeriksaan kognitif tak perlu Pemeriksaan kognitif tak perlu
dilakukan bila pada saat anamnesis dilakukan bila pada saat anamnesis kognisi tampak baik dan bila masalah kognisi tampak baik dan bila masalah tak berhubungan (foot drop)tak berhubungan (foot drop)
KesadaranKesadaran
Fungsi reticular activating Fungsi reticular activating system di batang otak.system di batang otak.
Cara pemeriksaan:Cara pemeriksaan:1.1. Inspeksi: respons terhadap Inspeksi: respons terhadap
stimulus visual, auditorik, taktilstimulus visual, auditorik, taktil
2.2. Konversasi: reaksi thd suara wajar, Konversasi: reaksi thd suara wajar, atau suara kuatatau suara kuat
3.3. Nyeri: respons thd rangsang nyeriNyeri: respons thd rangsang nyeri
Tingkat KesadaranTingkat Kesadaran
Sadar: sadar thd diri dan lingkungan.Sadar: sadar thd diri dan lingkungan. Delirium: gaduh-gelisah, kacau, disorientasDelirium: gaduh-gelisah, kacau, disorientas Somnolen/letargi/obtundasi: mengantuk, Somnolen/letargi/obtundasi: mengantuk,
mudah dibangunkan, mampu jawab verbal, mudah dibangunkan, mampu jawab verbal, menangkis nyeri.menangkis nyeri.
Sopor/stupor: dpt dibangunkan dg Sopor/stupor: dpt dibangunkan dg rangsang kuat, kemudian kesadaran turun rangsang kuat, kemudian kesadaran turun lagi.lagi.
Koma: Tak ada gerakan spontan, tak ada Koma: Tak ada gerakan spontan, tak ada jawab thd rangsang nyeri yg kuat.jawab thd rangsang nyeri yg kuat.
Skala Koma GlasgowSkala Koma Glasgow
Buka MataBuka Mata4 Spontan4 Spontan3 Pd rangsang suara3 Pd rangsang suara2 Pd rangsang nyeri2 Pd rangsang nyeri1 Tidak ada1 Tidak adaRespon MotorikRespon Motorik6 Menurut Perintah6 Menurut Perintah5 Tunjuk tempat rangsang5 Tunjuk tempat rangsang4 Menarik ekstremitas4 Menarik ekstremitas3 Fleksi abnormal3 Fleksi abnormal2 Ekstensi2 Ekstensi1 Tidak ada1 Tidak ada
Respon VerbalRespon Verbal5 Orientasi Penuh5 Orientasi Penuh4 Bicara kacau4 Bicara kacau3 Kata-kata (inappropriate)3 Kata-kata (inappropriate)2 Bunyi tanpa arti2 Bunyi tanpa arti1 Tidak ada1 Tidak ada
Lebih banyak digunakan untuk cedera kepala dibanding stroke (hemiplegia, aphasia)
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik UmumUmum Tanda vital: jalan napas, respirasi, Tanda vital: jalan napas, respirasi,
sirkulasi.sirkulasi. Kulit; tanda trauma, bekas Kulit; tanda trauma, bekas
suntikan, berkeringat, kering, dll.suntikan, berkeringat, kering, dll. Kepala: tanda trauma, perdarahan Kepala: tanda trauma, perdarahan
hidung dan telinga.hidung dan telinga. Thorax, jantung, paru, Thorax, jantung, paru,
ekstremitas.ekstremitas.
RespirasiRespirasi
Pola pernapasan dapat membantu Pola pernapasan dapat membantu menentukan letak lesi atau jenis menentukan letak lesi atau jenis gangguan.gangguan.– Cheyne-Stokes: disfungsi hemisfer Cheyne-Stokes: disfungsi hemisfer
bilateral, gejala herniasi transtentorial, bilateral, gejala herniasi transtentorial, gagal jantung.gagal jantung.
– Hiperventilasi neurogen sentral: antara Hiperventilasi neurogen sentral: antara mesensefalon dan pons.mesensefalon dan pons.
– Apneustik/Cluster breathing: pons.Apneustik/Cluster breathing: pons.– Ataksik: medulla oblongata.Ataksik: medulla oblongata.
Pola PernapasanPola Pernapasan
Cheyne-Stokes
Hiperventilasi
Apneustik
Cluster
Ataksik
Pupil dan gerakan Pupil dan gerakan matamata Pupil:Pupil:
– Ukuran: normal, miosis, midriasis, isokor Ukuran: normal, miosis, midriasis, isokor (kanan=kiri)/anisokor (kanan, kiri tdk (kanan=kiri)/anisokor (kanan, kiri tdk sama)sama)
– Refleks cahaya (mesensefalon)Refleks cahaya (mesensefalon)
Gerakan bola mata:Gerakan bola mata:– Doll’s eye manouver (mesensefalon, pons)Doll’s eye manouver (mesensefalon, pons)– Test Okulosvestibuler/Test KaloriTest Okulosvestibuler/Test Kalori
Doll’s eye maneuverDoll’s eye maneuver
Refleks Refleks Okulovestibuler/Test Okulovestibuler/Test KaloriKalori
Batang otak utuh Lesi di pons
Syarat:
•Gendang telinga utuh
•Liang telinga bersih
Cara:•Kepala posisi 30 derajat•Masukan 5cc air dingin (100cc air suhu 30 derajat) di liang telinga.
Tanda Rangsang Tanda Rangsang MeningealMeningeal Kaku kudukKaku kuduk BrudzinskyBrudzinsky Lasegue’s signLasegue’s sign Kernig’s signKernig’s sign
Ditemukan pada pasien meningitis Ditemukan pada pasien meningitis atau SAH (Perdarahan atau SAH (Perdarahan Subarachnoid)Subarachnoid)
Normal >135 derajat
Tanda KernigTanda Kernig
Tanda LasegueNormal >70 derajat
Saraf KranialisSaraf Kranialis
N. I (Olfaktorius): menghidu, membauiN. I (Olfaktorius): menghidu, membaui N.II (Optikus): melihatN.II (Optikus): melihat N.III (Okulomotorius): gerak bola mataN.III (Okulomotorius): gerak bola mata N.IV (Trochlearis): gerak bola mataN.IV (Trochlearis): gerak bola mata N.V (Trigeminus): motorik, sensorik N.V (Trigeminus): motorik, sensorik
wajah.wajah. N.VI (Abduscens): gerak bola mataN.VI (Abduscens): gerak bola mata
Saraf KranialisSaraf Kranialis
N. VII (Facialis): motorik wajah, N. VII (Facialis): motorik wajah, pengecapanpengecapan
N. VIII (Stato-akustikus/Vestibulo-N. VIII (Stato-akustikus/Vestibulo-cochlearis): pendengaran, keseimbangancochlearis): pendengaran, keseimbangan
N. IX (Glossopharyngeus): disfagia, N. IX (Glossopharyngeus): disfagia, disartriadisartria
N. X (Vagus): disfagia-disartriaN. X (Vagus): disfagia-disartria N. XI (Accessorius): M. Sternocleido-N. XI (Accessorius): M. Sternocleido-
mastoideus, M. Trapezius.mastoideus, M. Trapezius. N. XII (Hipoglossus): otot lidahN. XII (Hipoglossus): otot lidah
N. IIN. II
Visus (ketajaman penglihatan):Visus (ketajaman penglihatan):– Bandingkan dg pemeriksa, Snellen, Bandingkan dg pemeriksa, Snellen,
jari, gerakan, cahaya.jari, gerakan, cahaya. Lapang pandang: Lapang pandang:
– Konfrontasi, kampimetriKonfrontasi, kampimetri Papil optikus:Papil optikus:
– Oftalmoskop (edema, atrofi, dll).Oftalmoskop (edema, atrofi, dll). PupilPupil
KonfrontasiKonfrontasi
N. III, IV, VIN. III, IV, VI
Ptosis (?)Ptosis (?) Pupil: refleks cahaya langsung, Pupil: refleks cahaya langsung,
konsensualkonsensual Gerakan bola mata: huruf HGerakan bola mata: huruf H Pursuit: smooth/jerkyPursuit: smooth/jerky DiplopiaDiplopia NistagmusNistagmus
N. VN. V
Sensibilitas wajahSensibilitas wajah Otot pengunyah.Otot pengunyah. Jaw reflex (jaw jerk).Jaw reflex (jaw jerk). Refleks kornea (aferen N.V, Refleks kornea (aferen N.V,
eferen N. VII)eferen N. VII)
N. VN. V
N. VIIN. VII
Otot wajah:Otot wajah:– Angkat alis dan kerutkan dahiAngkat alis dan kerutkan dahi– Memejamkan mataMemejamkan mata– Menyeringai, mencucukan bibir, Menyeringai, mencucukan bibir,
menggembungkan pipimenggembungkan pipi Pengecapan 2/3 ant lidah: manis, Pengecapan 2/3 ant lidah: manis,
asin, asam.asin, asam.
N. VIIN. VII
Lesi sentral (UMN):Lesi sentral (UMN):– Sekitar mata dan dahi tdk lumpuh.Sekitar mata dan dahi tdk lumpuh.– Bagian bawah wajah lumpuh.Bagian bawah wajah lumpuh.
Lesi perifer (LMN):Lesi perifer (LMN):– Semua gerakan otot wajah lumpuh Semua gerakan otot wajah lumpuh
(kerutan dahi hilang, mata tak bisa (kerutan dahi hilang, mata tak bisa pejam, plika nasolabialis datar, pejam, plika nasolabialis datar, sudut mulut lebih rendah)sudut mulut lebih rendah)
Lesi perifer
Lesi sentral
N. VIIIN. VIII
Pendengaran: tes Schwabach, Pendengaran: tes Schwabach, Rinne, Weber, audiogram.Rinne, Weber, audiogram.
Vestibuler: vertigo, nistagmusVestibuler: vertigo, nistagmus– Dix-Hallpike manouver, Dix-Hallpike manouver,
elektronistagmografielektronistagmografi– Stepping testStepping test– Past pointingPast pointing
WeberWeber
Hasil test WeberHasil test Weber
SchwabachSchwabach
Pendengaran penderita dibanding Pendengaran penderita dibanding pemeriksa.pemeriksa.
Garpu tala di telinga penderita Garpu tala di telinga penderita telinga pemeriksa. (+) memendek telinga pemeriksa. (+) memendek konduksi udara.konduksi udara.
Garpu tala di mastoid penderita Garpu tala di mastoid penderita mastoid pemeriksa. (+) mastoid pemeriksa. (+) memendek konduksi tulang.memendek konduksi tulang.
N. IX-XN. IX-X
Menyebut aaaaa (disfonia, afonia)Menyebut aaaaa (disfonia, afonia) Artikulasi (disartria)Artikulasi (disartria) Uvula, palatum molle, arkus Uvula, palatum molle, arkus
faringfaring Gag reflexGag reflex
N. XIN. XI
M. Sternocleidomastoideus:M. Sternocleidomastoideus:– Istirahat (atrofi, fasikulasi)Istirahat (atrofi, fasikulasi)– Gerakan (menoleh)Gerakan (menoleh)
M. Trapezius:M. Trapezius:– Istirahat (atrofi, fasikulasi, posisi Istirahat (atrofi, fasikulasi, posisi
bahu)bahu)– Gerakan (angkat bahu)Gerakan (angkat bahu)
N. XIIN. XII
Observasi (atrofi, fasikulasi)Observasi (atrofi, fasikulasi) Menjulurkan lidah (deviasi)Menjulurkan lidah (deviasi) Kekuatan (menekan lidah pd pipi)Kekuatan (menekan lidah pd pipi) KecekatanKecekatan
Pemeriksaan MotorikPemeriksaan Motorik
Sistem Motorik terdiri dari:Sistem Motorik terdiri dari:– Upper Motor Neuron (UMN)Upper Motor Neuron (UMN)– Lower Motor Neuron (LMN)Lower Motor Neuron (LMN)
Upper Motor NeuronUpper Motor Neuron
Badan sel di korteks motorik Badan sel di korteks motorik (girus prefrontal)(girus prefrontal)
Akson berakhir di:Akson berakhir di:– Nukleus saraf otak (Kortikobulbaris)Nukleus saraf otak (Kortikobulbaris)– Kornu anterior medula spinalis Kornu anterior medula spinalis
(Kortikospinalis)(Kortikospinalis)
Lower Motor NeuronLower Motor Neuron
Badan sel:Badan sel:– Nukleus saraf otakNukleus saraf otak– Kornu anterior medula spinalisKornu anterior medula spinalis
Akson berakhir di:Akson berakhir di:– Motor end plate (otot rangka)Motor end plate (otot rangka)
UMNUMN LMNLMN
InspeksiInspeksi NormalNormal
(disuse atrophy)(disuse atrophy)AtrofiAtrofi
FasikulasiFasikulasi
TonusTonus MeningkatMeningkat
(kecuali pd akut)(kecuali pd akut)MenurunMenurun
(atau (atau normal)normal)
KekuatanKekuatan MenurunMenurun MenurunMenurun
Refleks Refleks TendonTendon
MeningkatMeningkat
(kecuali pd akut)(kecuali pd akut)MenurunMenurun
Atau normalAtau normal
Refleks Refleks PatologisPatologis
AdaAda Tidak ada Tidak ada
Cara Pemeriksaan Cara Pemeriksaan MotorikMotorik Inspeksi:Inspeksi:
– Sikap, bentuk, ukuran, gerak Sikap, bentuk, ukuran, gerak abnormalabnormal
Palpasi:Palpasi:– Tonus ototTonus otot
Pemeriksaan gerakan pasif:Pemeriksaan gerakan pasif:– Rigidity, cogwheel phenomeneRigidity, cogwheel phenomene
Pemeriksaan gerakan aktifPemeriksaan gerakan aktif
Gerak Abnormal (1)Gerak Abnormal (1)
Fasikulasi: Fasikulasi: – gerak halus, cepat, berkedut dr satu berkas gerak halus, cepat, berkedut dr satu berkas
serabut otot. Tdk ada gerak persendian. serabut otot. Tdk ada gerak persendian. – Tanda iritasi motor neuron (SMA, ALS)Tanda iritasi motor neuron (SMA, ALS)
Tremor:Tremor:– Gerak involunter, ritmis, kontraksi otot berlawanan Gerak involunter, ritmis, kontraksi otot berlawanan
bergantian.bergantian.– Tremor halus: keracunanTremor halus: keracunan– Tremor kasar: Parkinson (pill rolling). Tremor kasar: Parkinson (pill rolling).
Khorea:Khorea:– Gerak cepat, tiba-tiba, aritmik, kasar.Gerak cepat, tiba-tiba, aritmik, kasar.– Pada 1 extremitas, separuh/seluruh badan.Pada 1 extremitas, separuh/seluruh badan.– Huntington, Sydenham ChoreaHuntington, Sydenham Chorea
Gerak Abnormal (2)Gerak Abnormal (2)
Atetosis:Atetosis:– Gerak lebih lamban, seperti ular, Gerak lebih lamban, seperti ular,
melibatkan otot distal. melibatkan otot distal. – Ggn ganglia basalisGgn ganglia basalis
Balismus:Balismus:– Gerak tiba-tiba, kasar, cepat, terutama Gerak tiba-tiba, kasar, cepat, terutama
otot skelet proksimalotot skelet proksimal Spasme: gerak berpola, tampak Spasme: gerak berpola, tampak
berlebihan, berulangberlebihan, berulang Tic: gerak terkoordinir, berulangTic: gerak terkoordinir, berulang
TremorTremor
Gerakan involunter ritmik pada Gerakan involunter ritmik pada anggota gerak.anggota gerak.
Jenis:Jenis:– Pada istirahatPada istirahat– Waktu mempertahankan posisiWaktu mempertahankan posisi– Pada gerakanPada gerakan– Pada akhir gerakanPada akhir gerakan
TremorTremor
Tremor fisiologis:Tremor fisiologis:– Waktu mempertahankan posturWaktu mempertahankan postur– Frekuensi cepat, halus, terutama distal, Frekuensi cepat, halus, terutama distal,
tidak mengganggu.tidak mengganggu.– Lebih jelas pd: lelah, cemas, obat (kafein, Lebih jelas pd: lelah, cemas, obat (kafein,
steroid)steroid) Tremor patologis:Tremor patologis:
– Waktu istirahat atau bergerakWaktu istirahat atau bergerak– Frekuensi lambat, kasar, proksimal atau Frekuensi lambat, kasar, proksimal atau
distal, asimetris.distal, asimetris.– Mengganggu aktivitas.Mengganggu aktivitas.
Tremor PatologisTremor Patologis
Resting tremor:Resting tremor:– Pill-rolling tremor, berkurang pd gerakan, Pill-rolling tremor, berkurang pd gerakan,
bradikinesia, rigiditasbradikinesia, rigiditas– Pada: Parkinson’s disease, drug induced Pada: Parkinson’s disease, drug induced
parkinsonismparkinsonism Tremor pd mempertahankan postur dan Tremor pd mempertahankan postur dan
selama gerakan:selama gerakan:– Postural tremor, hilang pd istirahatPostural tremor, hilang pd istirahat– Pada: Familial tremor, essential tremor, senile tremorPada: Familial tremor, essential tremor, senile tremor
Tremor pd akhir gerakan:Tremor pd akhir gerakan:– Pd gerakan, maximum dekat target (test telunjuk-Pd gerakan, maximum dekat target (test telunjuk-
hidung), ada gejala serebelum lainhidung), ada gejala serebelum lain– Disebut Cerebellar tremor (intention tremor)Disebut Cerebellar tremor (intention tremor)
Kekuatan MotorikKekuatan Motorik
NILAINILAI PEMERIKSAANPEMERIKSAAN
00 Tidak ada kontraksi sama sekaliTidak ada kontraksi sama sekali
11 Ada sedikit kontraksi ototAda sedikit kontraksi otot
22 Tak kuat melawan gravitasi, menggeserTak kuat melawan gravitasi, menggeser
3 3 Bisa melawan gravitasi, tak mampu Bisa melawan gravitasi, tak mampu melawan tahanan ringanmelawan tahanan ringan
44 Bisa melawan tahanan ringanBisa melawan tahanan ringan
55 Bisa mengimbangi tahanan pemeriksa Bisa mengimbangi tahanan pemeriksa
Pemeriksaan Sensorik Pemeriksaan Sensorik (1)(1)
Jenis sensibilitas:Jenis sensibilitas: Protopatik: nyeri superfisial, suhu, Protopatik: nyeri superfisial, suhu,
rabaraba Proprioseptik: tekan, getar, posisi, Proprioseptik: tekan, getar, posisi,
nyeri dalam/tekannyeri dalam/tekan Diskriminatif/kortikal: 2 point Diskriminatif/kortikal: 2 point
tactile discrimination, tactile discrimination, stereognosis, dllstereognosis, dll
Pemeriksaan Sensorik Pemeriksaan Sensorik (2)(2)
Serabut sensorik di medula Serabut sensorik di medula spinalis:spinalis:
Serabut utk nyeri, raba dan suhu Serabut utk nyeri, raba dan suhu langsung menyilang garis tengah.langsung menyilang garis tengah.
Segmen medula spinalis rata-rata Segmen medula spinalis rata-rata 2 segmen lebih tinggi dari pada 2 segmen lebih tinggi dari pada prosesus spinosus.prosesus spinosus.
Dermal Segmentation
Pemeriksaan Sensorik Pemeriksaan Sensorik (3)(3) Modalitas:Modalitas:
– NyeriNyeri– SuhuSuhu
– GetarGetar– PosisiPosisi
Traktus Spinotalamikus
Kolumna Dorsalis
Sistem sensorik di Sistem sensorik di medula spinalismedula spinalis
Pem. Sensorik Pem. Sensorik
Pendekatan berdasarkan masalah:Pendekatan berdasarkan masalah: Kanan banding kiriKanan banding kiri Level sensorik spinalLevel sensorik spinal Radikuler/dermatomalRadikuler/dermatomal Distribusi sarafDistribusi saraf Distal banding proksimalDistal banding proksimal
Alat pemeriksaan Alat pemeriksaan sensoriksensorik Jarum (nyeri superfisial)Jarum (nyeri superfisial) Kapas (raba)Kapas (raba) Botol air panas/dingin (suhu)Botol air panas/dingin (suhu) Garpu tala (getar)Garpu tala (getar) Lain-lain (diskriminatif): jangka (2 Lain-lain (diskriminatif): jangka (2
point discrimination), benda point discrimination), benda (stereognosis), pensil (stereognosis), pensil (graphesthesia)(graphesthesia)
Rasa nyeri, raba, suhuRasa nyeri, raba, suhu
Nyeri superfisial : jarum (tajam/ Nyeri superfisial : jarum (tajam/ tumpul), mulai dari daerah tumpul), mulai dari daerah analgesik ke normal.analgesik ke normal.
Raba: kapasRaba: kapas Suhu: panas/dinginSuhu: panas/dingin Nyeri dalam: tekan, jepit ototNyeri dalam: tekan, jepit otot
Rasa Posisi, Gerak, Rasa Posisi, Gerak, GetarGetar Rasa posisi, gerak:Rasa posisi, gerak:
– Menggerakan jari-jari secara pasif. Menggerakan jari-jari secara pasif. (Jari yg diperiksa tak bersentuhan den (Jari yg diperiksa tak bersentuhan den jari lain, mata pasien ditutup)jari lain, mata pasien ditutup)
– Tanyakan apakah pasien merasakan Tanyakan apakah pasien merasakan gerak tsb dan tahu arahnya.gerak tsb dan tahu arahnya.
Rasa getar:Rasa getar:– Garpu tala pd tulang (jari tangan/kaki, Garpu tala pd tulang (jari tangan/kaki,
pergelangan tangan/kaki, spina pergelangan tangan/kaki, spina vertebra)vertebra)
Rasa Somestesia LuhurRasa Somestesia Luhur
Diskriminasi: Diskriminasi: – kemampuan utk mengetahui ditusuk dgn 2 kemampuan utk mengetahui ditusuk dgn 2
jarum atau 1 jarum pd saat yg sama. jarum atau 1 jarum pd saat yg sama. – Cara: jangka/2 jarum. Fungsi lobus Cara: jangka/2 jarum. Fungsi lobus
parietalis.parietalis. Stereognosia: Stereognosia:
– kemampuan mengenal bentuk benda dgn kemampuan mengenal bentuk benda dgn meraba. meraba.
Grafestesia: Grafestesia: – kemampuan mengenal huruf/angka yg kemampuan mengenal huruf/angka yg
ditulis di kulit dg mata tertutup.ditulis di kulit dg mata tertutup.
Gangguan SensorikGangguan Sensorik
Anestesia: tidak terasa sama Anestesia: tidak terasa sama sekali.sekali.
Hipestesia: rasa berkurang.Hipestesia: rasa berkurang. Hiperestesia: rasa bertambah.Hiperestesia: rasa bertambah. Parestesia: rasa Parestesia: rasa
berubah/kesemutan.berubah/kesemutan. Analgesia: rasa nyeri berkurang. Analgesia: rasa nyeri berkurang.
RefleksRefleks
Refleks adalah jawaban thd Refleks adalah jawaban thd rangsang.rangsang.
Lengkung refleks:Lengkung refleks:– Reseptor Reseptor aferen aferen eferen eferen efektor efektor
Jenis refleks:Jenis refleks:– Refleks dalam (refleks regang otot/ Refleks dalam (refleks regang otot/
muscle stretch reflex/ fisiologis)muscle stretch reflex/ fisiologis)– Refleks superfisialRefleks superfisial– Refleks patologisRefleks patologis
Tingkat jawaban Tingkat jawaban refleksrefleks (-): tak ada refleks(-): tak ada refleks Menurun: Jawaban lemahMenurun: Jawaban lemah (+): jawaban normal(+): jawaban normal Meningkat: jawaban berlebihanMeningkat: jawaban berlebihan
Refleks DalamRefleks Dalam
Timbul oleh regangan otot yg Timbul oleh regangan otot yg disebabkan rangsangan, disebabkan rangsangan, jawabnya otot berkontraksi.jawabnya otot berkontraksi.
Refleks biceps, triceps, lulut, Refleks biceps, triceps, lulut, achilles, radius, ulnaachilles, radius, ulna
Refleks superfisialisRefleks superfisialis
Timbul krn terangsangnya kulit/ mukosa Timbul krn terangsangnya kulit/ mukosa kontraksi otot yg ada disekitarnya. kontraksi otot yg ada disekitarnya.
Refleks Kornea: N.V, N. VIIRefleks Kornea: N.V, N. VII Refleks dinding perut superfisialis: atas Refleks dinding perut superfisialis: atas
(Th7-9), tengah (Th 9-11), bwh (Th11-(Th7-9), tengah (Th 9-11), bwh (Th11-12,L)12,L)
Refleks kremaster: L1-2Refleks kremaster: L1-2 Refleks anus superfisialis: S2-5Refleks anus superfisialis: S2-5 Plantar refleks: (+) normalPlantar refleks: (+) normal
Refleks PatologisRefleks Patologis
Refleks Babinski:Refleks Babinski:– Gores telapak kaki bag lateral, mulai dr Gores telapak kaki bag lateral, mulai dr
tumit menuju pangkal jari.tumit menuju pangkal jari.– (+): dorsofleksi ibu jari, disertai mekarnya (+): dorsofleksi ibu jari, disertai mekarnya
jari-jari yg lain.jari-jari yg lain.– Lesi traktus piramidalis.Lesi traktus piramidalis.
Klonus: Klonus: – Kontraksi ritmik otot pd pereganganKontraksi ritmik otot pd peregangan– Hiperefleksi patologis (lesi tr. Piramidalis)Hiperefleksi patologis (lesi tr. Piramidalis)– Klonus kaki (dorsofleksi kaki) Klonus kaki (dorsofleksi kaki) – Klonus patela (dorong patela ke distal)Klonus patela (dorong patela ke distal)
Refleks BabinskiRefleks Babinski
Klonus kaki (ankle Klonus kaki (ankle clonus)clonus)
Koordinasi (1)Koordinasi (1)
Koordinasi gerak diatur serebelum.Koordinasi gerak diatur serebelum. Gejala klinis gangguan serebelum:Gejala klinis gangguan serebelum:
– AtaksiaAtaksia– DisdiadokokinesisDisdiadokokinesis– DismetriaDismetria– Tremor intensiTremor intensi– DisgrafiaDisgrafia– Gangguan sikapGangguan sikap– Nistagmus, fenomena rebound, astenia, Nistagmus, fenomena rebound, astenia,
atonia, disartriaatonia, disartria
Cara Pemeriksaan Cara Pemeriksaan KoordinasiKoordinasi Percobaan telunjuk- hidung: sentuh ujung Percobaan telunjuk- hidung: sentuh ujung
hidung dgn telunjuk.hidung dgn telunjuk. Percobaan hidung-jari-hidung: sentuh hidung Percobaan hidung-jari-hidung: sentuh hidung
sendiri, jari pemeriksa, hidung sendiri.sendiri, jari pemeriksa, hidung sendiri. Percobaan jari-jari: 2 ujung telunjuk bertemu Percobaan jari-jari: 2 ujung telunjuk bertemu
di tengahdi tengah Percobaan tumit-lutut: tumit ke lutut Percobaan tumit-lutut: tumit ke lutut
kontralateral sampai kakikontralateral sampai kaki Test Romberg: berdiri, mata terbuka, mata Test Romberg: berdiri, mata terbuka, mata
tertutuptertutup Tandem Walking: jalan pd 1 garis lurusTandem Walking: jalan pd 1 garis lurus
Status Mental Status Mental (Kognitif)(Kognitif) Status Mini Mental (Mini mental Status Mini Mental (Mini mental
State Examination/MMSE)State Examination/MMSE)– Skor maksimum 30Skor maksimum 30– Screening test fungsi kognitif Screening test fungsi kognitif
(termasuk perhatian, daya ingat, (termasuk perhatian, daya ingat, bahasa)bahasa)
Status MentalStatus Mental
AtensiAtensi OrientasiOrientasi BahasaBahasa Daya ingatDaya ingat Fungsi lobus frontalis (abstraksi, Fungsi lobus frontalis (abstraksi,
judgement, planning)judgement, planning) NeglectNeglect PraxisPraxis
Cara PresentasiCara Presentasi
Sistematis:Sistematis:– Kesadaran, tanda vital, pupilKesadaran, tanda vital, pupil– Tanda rangsang meningealTanda rangsang meningeal– N. KranialisN. Kranialis– MotorikMotorik– SensorikSensorik– RefleksRefleks– KoordinasiKoordinasi– Status MentalStatus Mental
Sebutkan semua kelainanSebutkan semua kelainan Sebutkan hal negatif yang penting Sebutkan hal negatif yang penting
(Misalnya pd kelemahan tungkai, tak ada level hipestesi)(Misalnya pd kelemahan tungkai, tak ada level hipestesi)