pemberian kompres panas terhadap · pdf filelampiran 4 asuhan keperawatan lampiran 5 jurnal...

74
i PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENURUNAN NYERI PAYUDARA PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. Y DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG MAWAR 1 RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH : NILA MEGA KRISTIANA NIM. P11 098 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: lynhan

Post on 08-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

i

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENURUNAN

NYERI PAYUDARA PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. Y DENGAN POST PARTUM SPONTAN

DI RUANG MAWAR 1 RUMAH SAKIT

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

DI SUSUN OLEH :

NILA MEGA KRISTIANA

NIM. P11 098

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

i

PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENURUNAN

NYERI PAYUDARA PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. Y DENGAN POST PARTUM SPONTAN

DI RUANG MAWAR 1 RUMAH SAKIT

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Prasyarat

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

NILA MEGA KRISTIANA

NIM. P11 098

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 3: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nila Mega Kristiana

NIM : P11 098

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : PEMBERIAN KOMPRES PANAS

TERHADAP PENURUNAN NYERI

PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. Y DENGAN

POST PARTUM SPONTAN DI

RUANG MAWAR 1 RS Dr.

MOEWARDI SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, Mei 2014

Yang Membuat Pernyataan

NILA MEGA KRISTIANA

NIM. P11 098

Page 4: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Nila Mega Kristiana

NIM : P11 098

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : PEMBERIAN KOMPRES PANAS

TERHADAP PENURUNAN NYERI

PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. Y DENGAN

POST PARTUM SPONTAN DI

RUANG MAWAR 1 RS Dr.

MOEWARDI SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Kamis, 08 Mei 2014

Pembimbing : Nurul Devi Ardiani, S.Kep,.Ns (………………….)

NIK. 201186080

Page 5: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Nila Mega Kristiana

NIM : P11 098

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : PEMBERIAN KOMPRES PANAS

TERHADAP PENURUNAN NYERI

PAYUDARA PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Ny. Y DENGAN

POST PARTUM SPONTAN DI

RUANG MAWAR 1 RS Dr.

MOEWARDI SURAKARTA.

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Selasa, 20 Mei 2014

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Nurul Devi Ardiani, S.Kep,.Ns (.........................)

NIK. 201186080

Penguji I : Siti Mardiyah, S.Kep,.Ns (..........................)

NIK. 201183063

Penguji II : Noor Fitriyani, S.Kep,.Ns (...........................)

NIK. 201187085

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Atiek Murharyati, S.Kep. Ns., M.Kep

NIK. 200680021

Page 6: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa berkat,

Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP

PENURUNAN NYERI PAYUDARA PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny.Y

DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RUANG MAWAR 1 RS.

MOEWARDI SURAKARTA”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Atiek Murharyati S.Kep.Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Meri Oktariani S.Kep.Ns.,M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk untuk dapat menimba

ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Nurul Devi Ardiani S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

vi

4. Siti Mardiyah S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Noor Fitriyani S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam membimbing serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua Dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Ayah dan Ibu (orang tua) tercinta yang telah memberikan motifasi dan inspirasi

serta kasih sayang yang besar untukku.

8. Teman-teman DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma

Husada Surakarta angkatan 2011.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Mei 2014

Penulis

Page 8: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ........................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Tujuan penulisan ............................................................................ 4

C. Manfaat penulisan .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Post Partum .................................................................................... 6

B. Asuhan Keperawatan Post Partum ................................................. 11

C. Nyeri .............................................................................................. 16

D. Nyeri Payudara .............................................................................. 19

E. Kompres Panas .............................................................................. 20

BAB III LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien .............................................................................. 24

B. Pengkajian ...................................................................................... 24

Page 9: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

viii

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 27

D. Intervensi Keperawatan ................................................................. 26

E. Implementasi Keperawatan ............................................................ 30

F. Evaluasi Keperawatan .................................................................... 33

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian ...................................................................................... 36

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 41

C. Intervensi ....................................................................................... 45

D. Implementasi .................................................................................. 47

E. Evaluasi .......................................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 55

B. Saran .............................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 Skala Nyeri Numerik ................................................... 18

2. Gambar 2.2 Skala Nyeri Deskriptif ................................................. 18

3. Gambar 2.3 Skala Nyeri Analog Visual .......................................... 19

Page 11: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 2 Log Book

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 Asuhan Keperawatan

Lampiran 5 Jurnal Tentang Kompres Panas

Page 12: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas pada persalinan normal dimulai beberapa jam sesudah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya. Masa nifas

(peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga

alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8

minggu (Bahiyatun, 2009).

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), masa nifas (puerperium)

dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil. Batas waktu nifas yang paling singkat

(minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang

relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batas maksimumnya adalah 40

hari.

Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI, 2007), diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%)

didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara,

dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang

memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu

menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet, kemungkinan hal

tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan,

1

Page 13: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

2

masa menyusui serta pengetahuan ibu yang kurang tentang menyusui (Astuti,

2013).

Terjadi perubahan fisiologi selama masa post partum yang meliputi

semua sistem tubuh salah satu diantaranya yaitu perubahan pada sistem

reproduksi. Disamping involusi, terjadi juga perubahan-perubahan penting

lainnya yaitu timbulnya laktasi (Nengah dan Surinati, 2013). Laktasi adalah

keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi

menghisap dan menelan ASI. Dalam proses menyusui ditemukan beberapa

masalah salah satunya adalah pembengkakan (engorgement) payudara

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Pembengkakan (engorgement) payudara terjadi karena ASI tidak

dihisap oleh bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem

duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan dan bendungan ASI

(Bahiyatun, 2009). Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan

meningkatnya tekanan intraduktal yang mempengaruhi berbagai segmen pada

payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Hal tersebut juga

bisa terjadi dikarenakan adanya sumbatan pada saluran susu (Bahiyatun,

2009).

Duktus tersumbat dapat menimbulkan nyeri pada payudara, nyeri

biasanya timbul hanya pada satu payudara dan hanya sedikit rasa hangat

dirasakan atau tidak ada rasa hangat sama sekali. Dalam suatu penelitian 96

dari 100 ibu dilaporkan mengalami nyeri pada waktu-waktu tertentu. Hal ini

Page 14: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

3

terjadi terutama antara hari ke-3 dan ke-7. Pada beberapa wanita, nyeri ini

berlangsung selama 6 minggu (Wheeler, 2004) .

Manusia hidup perlu adanya suatu kenyamanan karena hal ini

merupakan aspek mendasar dalam kehidupan manusia. Kenyamanan adalah

konsep sentral dalam pemberian asuhan keperawatan. Rasa nyaman berupa

terbebas dari rasa tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan dasar individu.

Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang sering kali dialami

oleh individu (Andarmoyo, 2013).

Nyeri adalah pengalaman sensorik yang dicetuskan oleh rangsangan

yang merupakan ancaman untuk menghancurkan jaringan (Mander, 2004).

Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Reseptor nyeri dapat meberikan respons akibat adanya stimulasi

atau rangsangan. Stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditrasmisikan

berupa implus-implus nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut,

yaitu serabut A (delta) dan serabut C. Implus nyeri menyebrangi tulang

belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang

paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau spinothalamus dan

spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi mengenai sifat dan lokasi

nyeri (Uliyah, 2008).

Nyeri payudara pada post partum dapat diatasi dengan melakukan

kompres panas untuk mengurangi rasa sakit (Ambarwati dan Wulandari,

2010). Kompres panas juga akan menghasilkan efek fisiologis untuk tubuh

yaitu efek vasodilatasi, peningkatan metabolisme sel dan merelaksasikan otot,

sehingga nyeri yang dirasa berkurang. Kompres panas dengan suhu 40,50C –

Page 15: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

4

43 0C merupakan salah satu pilihan tindakan yang digunakan untuk

mengurangi dan bahkan mengatasi rasa nyeri (Potter dan Perry, 2006).

Berdasarkan pengelolaan kasus yang dilakukan oleh penulis di Rumah

Sakit Dr.Moewardi Surakarta di dapatkan data bahwa Ny. Y mengeluh

merasakan nyeri pada payudara, payudara terasa kencang, teraba keras dan

terasa sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik

mengaplikasikan jurnal Nengah dan Surinati (2013), maka karya tulis ilmiah

ini berjudul “Pemberian Kompres Panas Terhadap Penurunan Nyeri Payudara

Pada Asuhan Keperawatan Ny. Y Dengan Post Partum Spontan Di Ruang

Mawar 1 RS Dr. Moewardi Surakarta”.

B. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri payudara pada Ny. Y dengan post partum

spontan di ruang Mawar I Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. Y dengan nyeri

payudara pada post partum spontan.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. Y

dengan nyeri payudara pada post partum spontan.

c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada Ny. Y dengan

nyeri payudara pada post partum spontan.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. Y dengan nyeri

payudara pada post partum spontan.

Page 16: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

5

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. Y dengan nyeri

payudara pada post partum spontan.

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian kompres panas pada Ny.

Y pada nyeri payudara pada post partum spontan.

C. Manfaat Penulis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan, masukan dan menambah wawasan bagi

mahasiswa keperawatan, dalam hal pemberian asuhan keperawatan

khususnya dalam keperawatan maternitas. Dapat digunakan sebagai

acuhan melaksanakan praktek klinik dalam membuat asuhan keperawatan

pada ibu post partum spontan.

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai masukan dalam membuat asuhan keperawatan pada ibu post

partum spontan yang mengalami nyeri payudara sehingga diharapkan

dapat meningkatkan perkembangan bagi ilmu dan dan praktek

keperawatan maternitas.

3. Bagi Penulis

Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan

dan menambah pengalaman dalam membuat asuhan keperawatan pada ibu

post partum spontan dengan masalah nyeri pada payudara sehingga dapat

memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.

Page 17: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Post Partum

1. Pengertian

Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi sampai

organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil

(Bobak, 2005). Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai

dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti

prahamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Bahiyatun, 2009).

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), masa nifas

(puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Batas waktu nifas

yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi

dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batas

maksimumnya adalah 40 hari.

2. Tahap Masa Post Partum

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Periode Immediate Post Partum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa

ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena

antonia uteri.

6

Page 18: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

7

b. Periode Early Post Partum

Fase ini berlangsung 24 jam – 1 minggu, dan memastikan involusi

uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau

busuk dan tidak demam.

c. Periode Late Post Partum

Fase ini berlangsung 1 minggu – 5 minggu. Pada periode ini yang perlu

dilakukan yaitu perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling

KB.

(Saleha, 2009)

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

a. Perubahan Uterus

Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar.

Hal ini menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta sehingga

jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus, mengalami

nekrosis dan lepas. Uterus akan mengalami pengecilan (involusi)

secara berangsur-angsur hingga kembali seperti sebelum hamil. Tinggi

fundus uterus pada bayi lahir yaitu setinggi pusat, saat uri lahir fundus

uteri dua jari bawah pusat (Suherni, 2008).

b. Lochea

Menurut Saleha (2009), lochea adalah cairan sekret yang berasal dari

cavum uteri dan vagina selama nifas. Lochea terbagi menjadi tiga jenis

yaitu:

Page 19: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

8

1) Lochea Rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-

sisa selaput ketuban. Inilah lokia yang akan keluar selama 2-3 hari

postpartum.

2) Lochea Sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir

yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.

3) Lochea Serosa berbentuk serum dan berwarna merah jambu

kemudian menjadi kuning. Lochea ini keluar pada hari ke-7 sampai

ke-14 pascapersalinan.

4) Lochea Alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai hari ke-14

kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti

sampai satu atau dua minggu berikutnya.

c. Perubahan Payudara

Menurut Waryana (2010), perubahan pada payudara dapat meliputi :

1) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan

hormon prolaktin setelah persalinan.

2) Kolostrum sudah ada saat persalinan, produksi ASI terjadi pada

hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.

3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses

laktasi.

d. Perubahan Vagina dan Perineum

Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae

(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. Pada perineum, terjadi

robekan perineum pada semua persalinan pertama. Robekan perineum

Page 20: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

9

umumnya terjadi di garis tengah dan bisa meluas apabila kepala janin

terlalu cepat (Suherni, 2008).

Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat

kepala dan bahu dilahirkan. Tindakan episiotomi adalah mengiris atau

menggunting perineum menurut arah irisan ada tiga: medialis,

mediolaeralis dan lateralis dengan tujuan agar supaya tidak terjadi

robekan-robekan perineum yang tidak teratur dan robekan musculus

princter ani (Rukiyah, 2009).

e. Perubahan Sistem Pencernaan

Setelah kelahiran plasenta, terjadi pula penurunan produksi

progesteron, sehingga yang menyebabkan terjadi nyeri ulu hati dan

konstipasi, terutama dalam beberapa hari pertama. Hal ini terjadi

karena inaktivitas motilitas usus akibat kurangnya keseimbangan

cairan selama persalinan dan adanya reflek hambatan defekasi karena

adanya rasa nyeri pada perineum akibat luka episiotomi (Bahiyatun,

2009).

f. Perubahan Sistem perkemihan

Setelah persalinan, terjadi diuresis fisiologis akibat

pengurangan volume darah dan peningkatan produk sisa. Beberapa ibu,

khususnya setelah persalinan yang menggunakan bantuan alat,

mengalami kesulitan saat mulai berkemih. Ada pula ibu yang mungkin

mengalami kesulitan menahan lebih lama aliran urinenya saat ada

dorongan berkemih. Banyak ibu meneteskan urinenya saat batuk,

Page 21: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

10

tertawa, bersin atau melakukan gerakan yang tiba-tiba. Gejala ini,

dikenal dengan istilah inkontinensia stres (Brayshaw, 2008).

g. Sistem Muskuloskeletal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum.

Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan

mempercepat proses involusi (Waryana, 2010). Stabilisasi sendi

lengkap pada minggu keenam sampai ke-8 setelah wanita melahirkan.

Akan tetapi, walapun sendi kembali ke keadaan normal sebelum hamil,

kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah melahirkan (Bobak,

2005).

h. Perubahan Sistem Endokrin

1) Hormon Plasenta

Saat plasenta lepas dari dinding uterus, kadar Human

Chorionic Gonadotropin (HCG) dan Human Plasental Lactogen

(HPL) secara berangsur turun dan normal kembali setelah 7 hari

post partum. HCG tidak terdapat dalam urine ibu setelah 2 hari

post partum. HPL tidak lagi terdapat dalam plasma (Bahiyatun,

2009).

2) Hormon Hipofisis

Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui

tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follicle

stimulating hormone (FSH) terbukti sama pada wanita menyusui

dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespon terhadap

Page 22: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

11

stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat. Kadar prolaktin

meningkat secara progresif sepanjang masa hamil. Pada wanita

menyusui, kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu keenam

setelah melahirkan (Bobak, 2005).

3) Hormon Oksitosin

Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian

belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan

payudara. Pada wanita yang memilih menyusui bayinya, isapan

sang bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi dan ini membantu

uterus kembali kebentuk normal dan pengeluaran air susu

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

B. Asuhan Keperawatan Post Partum

Asuhan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan

pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya

tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum

hamil (Saleha, 2009).

1. Pengkajian

a. Anamnesa

Tujuan anamnesa adalah mengumpulkan informasi tentang

riwayat kesehatan dan kehamilan untuk digunakan dalam proses

membuat keputusan klinis guna menentukan diagnosa dan

mengembangkan rencana asuhan yang sesuai (Erawati, 2011).

Page 23: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

12

1) Riwayat Kesehatan

Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah :

a) Keluhan yang dirasakan ibu saat ini.

b) Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari misalnya pola makan, buang air kecil

atau buang air besar, kebutuhan istirahat dan mobilisasi.

c) Riwayat persalinan ini meliputi adakah komplikasi, laserasi

atau episiotomi.

d) Obat atau suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya

tablet zat besi.

e) Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi,

penerimaan terhadap peran baru sebagai orang tua termasuk

suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan dan

kekhawatiran.

f) Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi

sehari-hari.

g) Bagaimana rencana menyusui nanti (ASI Eksklusif atau

tidak), rencana merawat bayi dirumah (dilakukan ibu sendiri

atau dibantu orang tua atau mertua).

h) Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.

i) Pengetahuan ibu tentang nifas.

Page 24: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

13

2) Pemeriksaan Fisik

Tujuan pemeriksaan fisik adalah menilai kesehatan dan

kenyamanan fisik ibu dan bayinya untuk membuat keputusan

klinis guna menentukan diagnosa dan mengembangkan rencana

asuhan yang paling sesuai (Erawati, 2011).

a) Keadaan umum, kesadaran

b) Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu, nadi dan

pernafasan.

c) Payudara: pembesaran, putting susu (menonjol atau

mendatar, adakah nyeri dan lecet pada putting), ASI atau

kolostrum sudah keluar, adakah pembengkakan, radang atau

benjolan abnormal.

d) Abdomen: tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.

e) Kandung kemih kosong atau penuh.

f) Genetalia dan perineum: pengeluaran lochea ( jenis, warna,

jumlah, bau), odema, peradangan, keadaan jahitan, nanah,

tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan perineum

dan hemmoroid pada anus.

(Suherni, 2008)

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon

individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai

Page 25: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

14

dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (Setiadi, 2012).

Diagnosa keperawatan pertama yang muncul pada post partum

spontan adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

(tindakan episiotomi). Diagnosa keperawatan kedua, nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (obstructive duct). Diagnosa

keperawatan ketiga, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan faktor biologis (asupan nutrisi zat besi tidak

adekuat) (Ujiningtyas, 2009).

3. Intervensi

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam

proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan

keperawatan dalam usaha memenuhi kebutuhan klien. Proses

perencanaan antara lain adalah membuat tujuan dan menetapkan kriteria

hasil, memilih intervensi dan membuat rasionalisasi dari intervensi yang

dipilih (Setiadi, 2012).

North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)

mengembangkan rencana keperawatan yang telah diperluas dan

dikaitkan dengan kriteria hasil atau Nursing Outcomes Classification

(NOC) serta intervensi atau Nursing Interventions classification (NIC).

Hasil dari NOC adalah konsep-konsep netral yang merefleksikan

pernyataan atau perilaku klien. Prioritas intervensi dari NIC

Page 26: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

15

mengarahkan perawat untuk meninjau ulang aktivitas perawatan pertama

yang dikaitkan dengan intervensi tersebut (Nursalam, 2009).

Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan pada diagnosa

keperawatanpertama adalah setelah diberikan asuhan keperawan

diharapkan pasien menunjukkan berdasarkan NOC: nyeri akut dapat

teratasi dengan kriteria hasil, skala nyeri berkurang (1-3), Tekanan

darah normal (120/60 mmHg), Nadi normal (60-120 x/menit), respirasi

normal (16-20x/menit). Intervensi sesuai NIC adalah identifikasi rasa

ketidaknyamanan dan penyebabnya, berikan tindakan yang memberikan

kenyamanan, misal kompres hangat pada punggung, payudara,

perineum, bantu memilih posisi optimal untuk mengejan, berikan

oksigen dan tingkatkan pemberian cairan infus (Ujiningtyas, 2009).

Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan pada diagnosa

keperawatan kedua adalah setelah diberikan asuhan keperawan

diharapkan pasien menunjukkan berdasarkan NOC: skala nyeri 2,

payudara tidak kenceng dan tidak teraba keras dan sekresi ASI lancar.

Intervensi sesuai NIC adalah kaji nyeri P Q R S T, ajarkan teknik breast

care, berikan kompres panas, kolaborasi pemberian analgesik

(Wilkinson, 2007).

Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan pada diagnosa

keperawatan kedua adalah setelah diberikan asuhan keperawan

diharapkan pasien menunjukkan berdasarkan NOC: skala nyeri 2,

payudara tidak kenceng dan tidak teraba keras dan sekresi ASI lancar.

Page 27: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

16

Intervensi sesuai NIC adalah kaji nyeri P Q R S T, ajarkan teknik breast

care, berikan kompres panas, kolaborasi pemberian analgesik

(Wilkinson, 2007).

Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan pada diagnosa

keperawatan ketiga adalah setelah diberikan asuhan keperawan

diharapkan pasien menunjukkan berdasarkan NOC: konjungtiva tidak

anemis, tidak pucat, HB : 12 g/dl, Ht : 33-45%, tidak lemas. Intervensi

sesuai NIC adalah kaji nutrisi pasien, anjurkan makan sedikit tapi sering,

pendidikan kesehatan nutrisi ibu menyusui, kolaborasi dengan dokter

untuk pemberian tranfusi dan pemberian Fe (Wilkinson, 2007).

C. Nyeri

1. Definisi

Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial

yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Rasa nyeri merupakan

mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini

akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri

(Judha, 2012). Nyeri adalah pengalaman sensorik yang dicetuskan oleh

rangsangan yang merupakan ancaman untuk menghancurkan jaringan

(Mander, 2004).

Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenagkan yang sering

kali dialami oleh individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri merupakan

Page 28: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

17

salah satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan

keperawatan kepada seorang pasien (Andarmoyo, 2013).

2. Klasifikasi Nyeri

Nyeri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu nyeri akut dan nyeri

kronis. Nyeri akut diakibatkan oleh penyakit, radang atau injuri jaringan.

Nyeri akut umumnya terjadi kurang dari 6 (enam) bulan. Nyeri kronik,

secara luas dipercaya menggambarkan penyakitnya. Nyeri kronik dapat

berlangsung lebih lama (lebih dari enam bulan). Nyeri ini dapat dan sering

menyebabkan masalah yang berat bagi pasien (Judha, 2012).

Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Reseptor nyeri dapat meberikan respons akibat adanya

stimulasi atau rangsangan. Stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut

ditrasmisikan berupa implus-implus nyeri ke sumsum tulang belakang oleh

dua jenis serabut, yaitu serabut A (delta) dan serabut C. Implus nyeri

menyebrangi tulang belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur

spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT)

atau spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa

informasi mengenai sifat dan lokasi nyeri (Uliyah, 2008).

3. Alat Ukur Nyeri

Pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan individual serta

kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda

oleh dua orang yang berbeda. Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan

dengan menggunakan skala sebagai berikut :

Page 29: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

18

1. Skala Numerik

Skala penilaian numerik (Numerical rating scale, NRS) lebih

digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien

menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.

Gambar 2.1

Skala Nyeri Numerik

Sumber : Andarmoyo (2013)

2. Skala deskriptif

Skala diskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan

nyeri yang lebih obyektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor

Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima

kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang

garis. Pendeskripsi ini di ranking dari “ tidak terasa nyeri” sampai

“nyeri yang tidak tertahankan”. Alat VDS ini memungkinkan klien

memilih sebuah kategori untuk mendeskripsikan nyeri.

Gambar 2.2

Skala Nyeri Deskriptif

Sumber : Andarmoyo (2013)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Numerik

Tidak Nyeri Sangat Nyeri

Deskriptif

Tidak

Nyeri

Nyeri

Ringa

n

Nyeri yang

tidak

tertahanka

Nyeri

Berat

Nyeri

Sedang

Page 30: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

19

3. Skala analog visual

Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) adalah suatu

garis lurus/horisontal sepanjang 10 cm, yang mewakili intensitas nyeri

yang terus-menerus dan pendeskripsis verbal pada setiap ujungnya.

Pasien diminta untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukan letak

nyeri terjadi sepanjang garis tersebut. Ujung kiri biasanya menandakan

“tidak ada” atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan biasanya

menandakan “berat” atau “nyeri yang buruk”.

Gambar 2.3

Skala Nyeri Analog Visual

Sumber : Andarmoyo (2013)

D. Nyeri Payudara

Terjadi peningkatan aliran darah ke payudara bersamaan dengan

produksi ASI dalam jumlah banyak. Dalam proses menyusui ditemukan

beberapa masalah salah satunya adalah pembengkakan (engorgement)

payudara (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pembuluh darah payudara

menjadi bengkak terisi darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan rasa

sakit (Saleha, 2009).

Masalah ini paling sering ditemui pada ibu pascabersalin.

Tersumbatnya saluran ASI dapat menyebabkan payudara rasa sakit, teraba

Tidak Nyeri Nyeri yang tidak

tertahankan

Analog

Page 31: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

20

ada benjolan yang terasa sakit, bengkak dan payudara mengeras. Pada kondisi

ini, saluran ASI tidak mengalami pengosongan dengan baik sehingga ASI

menumpuk (Riksani, 2012).

Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan

meningkatnya tekanan intraduktal yang mempengaruhi berbagai segmen pada

payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Hal tersebut juga

bisa terjadi dikarenakan adanya sumbatan pada saluran susu. Di payudara

sumbatan tersebut bisa terjadi pada satu atau bisa lebih duktus laktiferus

(Bahiyatun, 2009).

Duktus tersumbat dapat menimbulkan nyeri pada payudara, nyeri

biasanya timbul hanya pada satu payudara dan hanya sedikit rasa hangat

dirasakan atau tidak ada rasa hangat sama sekali. Dalam suatu penelitian 96

dari 100 ibu dilaporkan mengalami nyeri pada waktu-waktu tertentu. Hal ini

terjadi terutama antara hari ke-3 dan ke-7. Pada beberapa wanita, nyeri ini

berlangsung selama 6 minggu (Wheeler, 2004) .

E. Kompres Panas

1. Definisi

Kompres panas adalah memberikan rasa hangat pada daerah

tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat

pada bagian tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk

melancarkan sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit,

merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi lancar,

Page 32: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

21

serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien (Istichomah,

2007).

Kompres panas yaitu dimana kompres panas dapat meredakan

iskemia dan melancarkan pembuluh darah sehingga meredakan nyeri

dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera

(Bonde, 2013).

2. Mekanisme Dalam Menurunkan Nyeri.

Pemakaian kompres panas biasanya dilakukan hanya setempat saja

pada bagian tubuh tertentu. Dengan pemberian panas, pembuluh-

pembuluh darah akan melebar sehingga memperbaiki peredaran darah di

dalam jaringan tersebut. Aktivitas sel yang meningkat akan mengurangi

rasa sakit atau nyeri dan akan menunjang proses penyembuhan luka dan

proses peradangan (Andarmoyo, 2013).

Menurut Potter dan Perry (2006) dalam Rasdini (2012), terapi

panas merupakan salah satu modalitas terapi fisik yang menggunakan sifat

fisik panas secara konduksi untuk menstimulasi kulit sehingga dapat

menurunkan persepsi nyeri seseorang. Selain itu, teknik ini juga mudah

dilakukan oleh penderita sehari-hari.

Memberikan kompres panas atau dingin dapat memberi rasa

nyaman sesuai keinginan ibu (Chapman, 2006). Salah satu terapi non-

farmakologis yang berguna menurunkan intesitas nyeri yaitu stimulasi

masase kuntaneus dan kompres panas (Price dan Wilson, 2006).

Page 33: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

22

Potter dan Perry (2006) dalam Nengah dan Surinati (2013),

pemberian kompres panas menimbulkan efek hangat serta efek stimulasi

kutaneus berupa sentuhan. Efek ini dapat menyebabkan terlepasnya

endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. Cara kerjanya

adalah rangsangan panas pada daerah lokal akan merangsang reseptor

bawah kulit dan mengaktifkan transmisi serabut sensori A beta yang lebih

besar dan lebih cepat. Proses ini juga menurunkan transmisi nyeri melalui

serabut C dan delta A berdiameter kecil. Keadaan demikian menimbulkan

gerbang sinap menutup transmisi implus nyeri.

Ketika panas diterima reseptor, impuls akan diteruskan menuju

hipotalamus posterior akan terjadi reaksi reflek penghambatan simpatis

yang akan membuat pembuluh darah berdilatasi (Guyton dan Hall, 2007).

Kompres panas meningkatkan suhu kulit lokal, sirkulasi dan

metabolisme jaringan. Kompres panas mengurangi spasme otot dan

meningkatkan ambang nyeri. Kompres panas juga mengurangi respons

‘melawan atau menghindar’ seperti dibuktikan dengan gemetar dan

berdiri bulu roma (Simkin dan Ruth, 2005).

Menurut Kusumastuti (2008) dalam Nengah dan Surinati (2013),

kompres panas dianggap bermanfaat untuk memperbaiki sirkulasi darah,

tertama pada engorgement payudara post partum. Salah satu pengurang

nyeri dengan metode alami adalah metode panas dingin. Memang tak

menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa

nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dicelupkan ke air dingin

Page 34: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

23

mengurangi pegal di punggung dan kram bila di tempel di punggung

(Judha, 2012).

Dalam report information from Donald, M dan Susanne (2014)

menyatakan untuk pembengkakan payudara, bayi perlu minum ASI lebih

sering untuk membantu mengalirkan susu, sedangkan pembengkakan

payudara dapat mereda dengan kompres panas dan shower air panas di

daerah payudara yang nyeri.

3. Prosedur Dalam Kompres Panas

Instrumen yang digunakan adalah tiga buah handuk (dua handuk

kecil untuk kompres panas, satu handuk ukuran sedang untuk menutup

dan mengeringkan payudara yang sudah dikompres), air yang bersuhu

410C dalam waskom, termometer air dan stopwatch (Nengah dan Surinati

, 2013).

Fase kerjanya, sebelum melakukan tidakan menjaga privasi pasien

terlebih dulu. Langkah yang pertama yaitu menyiapkan instrumen yang

akan digunakan, lalu membuka baju bagian atas pasien dan meletakan

handuk ukuran sedang di bahu untuk menutup bagian payudara. Langkah

selanjutnya melakukan kompres panas pada bagin payudara pasien secara

bergantian. Cara mengompres, menggunakan handuk kecil yang sudah

dicelupkan ke waskom yang berisi air panas lalu di kompreskan pada

bagian payudara mulai dari pangkal payudara menuju putting susu.

Setelah itu mengeringkan payudara dengan handuk dan merapikan pasien

(Donald, M dan Susanne, 2014).

Page 35: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

24

BAB III

LAPORAN KASUS

Bab ini merupakan laporan kasus “Asuhan Keperawatan Post Partum

Spontan Pada Ny. Y Dengan Nyeri Payudara di Ruang Mawar I Rumah Sakit Dr.

Moewardi Surakarta”. laporan kasus ini meliputi: identitas, rumusan masalah,

pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 08 April 2014 jam 13.00 WIB.

Pengkajian dilakukan dengan metode Alloanamnesa dan Autoanamnesa.

Pengkajian identitas pasien didapatkan hasil Pasien bernama Ny.Y, umur 23

tahun, jenis kelamin perempuan, alamat rumah Pucangsawit Jebres Surakarta,

pekerjaan sebagai karyawan, pendidikan terakhir SLTA. Tanggal masuk

Rumah Sakit 07 April 2014, dengan diagnosa nyeri payudara pada persalinan

spontan. Identitas penanggung jawab Ny.Y yaitu Tn. P, umur 24 tahun,

hubungan dengan pasien adalah suaminya.

Riwayat kehamilan dari persalinan masa lalu : Pasien mengatakan ini

kehamilan yang pertama. Riwayat kehamilan saat ini : Pasien selama hamil

memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali ke bidan, pada saat hamil pasien

mengalami masalah mual muntah pada terimester I. Riwayat persalinan : jenis

persalinan spontan. Bayi yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki dengan

berat badan : 2500 kg dan tinggi badan : 45 cm. Perdarahan yang terjadi ≤ 500

24

Page 36: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

25

cc. Masalah saat akan memasuki proses persalinan yaitu diketahui hasil

laboratorium hemoglobin: 8,8 g/dl, anemia.

Riwayat ginekologi : Pasien mengatakan tidak ada masalah pada organ

reproduksinya. Pasien mengatakan bahwa belum pernah menggunakan KB,

namum berencana akan menggunakan KB suntik setelah anak pertama lahir.

Status setelah persalinan G1P1A0, bayi tidak rawat gabung dengan ibunya

karena ibu mengalami anemia dan dalam masa perbaikan.

Pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,

Berat Badan: 50 kg, Tinggi Badan : 150 cm. Pemeriksaan tanda-tanda vital

didapatkan : tekana darah 120/70 mmHg, suhu : 36,6 0C. Nadi : 80 x/menit,

pernapasan : 20 x/menit.

Pemeriksaan fisik Head to toe : pada pemeriksaan kepala didapatkan

bentuk kepala mesochepal, rambut hitam lebat, kusam dan kuat. Pada mata

didapatkan konjungtiva anemis, sklera non ikterik, pupil isokor. Pemeriksaan

hidung didapatkan tidak ada sekret, tidak ada polip. Pada telinga didapatkan,

telinga bersih tidak ada penumpukan serum. Pada pemeriksaan leher

didapatkan hasil tidak ada pembesaran kelenjar tiroid tidak ada pembesaran

vena jugularis.

Pada pemeriksaan jantung didapatkan hasil ictus kordis tidak tampak

namun teraba di SIC V midklavikula, pada perkusi didapat suara pekak pada

jantung, saat di auskultasi terdengar irama reguler dan suara jantung normal.

Pada pemeriksaan paru - paru didapatkan hasil bentuk dada simetris dan tidak

ada jejas saat di inspeksi, saat di palpasi vokal vremitus kanan dan kiri sama,

Page 37: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

26

saat di palpasi didapatkan suara sonor dan saat di lakukan auskultasi tidak ada

suara tambahan dan terdengar vesikuler di seluruh lapang paru.

Saat dilakukan pemeriksaan payudara didapatkan hasil payudara

tampak besar, simetris, putting susu tampak membesar dan terdapat

pigmentasi areola berubah menjadi kehitaman, ASI belum keluar banyak,

payudara terasa keras, merasakan nyeri dengan skala 4 dan teraba kencang

saat ASI-nya mulai diambil atau saat dipompa.

Pada pemeriksan abdomen didapatkan hasil involusi uterus belum

kembali seperti semula, fundus uterus setinggi umbilikus, kontraksi baik, keras

dan teratur, posisi abdomen globuler (membulat). Kandung kemih teraba

keras, terisi urine. Fungsi pencernaan klien sudah berfungsi dengan baik.

Terdapat striae gravidarum di daerah abdomen. Tanda Homan (-) tidak ada

nyeri.

Pemeriksaan perineum dan genetalia pasien didapatkan tidak ada

edema pada vagina, integritas kulit baik, masih ada perdarahan. Pada

perineum, terdapat episiotomi dan terasa nyeri dengan skala 5. Untuk tanda-

tanda REEDA hasilnya : ada kemerahan (Redness), tidak ada bengkak

(Edema), tidak ada bintik biru/kebiruan (Echimosis), ada pengeluaran cairan

darah (Discharge) dan penyatuan jaringan tampak baik (Appoximate).

Pengeluaran lokhea pada pasien, jumlahnya 1 pembalut besar penuh (± 150

cc), dengan jenis lokhea rubra (darah), konsistensi cair, baunya khas ( amis).

Pemeriksaan ekstermitas didapatkan : tidak ada edema, tidak ada jejas,

kekuatan otot 4 pada eksterimitas atas (kanan, kiri) dan bawah (kanan, kiri).

Page 38: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

27

Pengkajian nutrisi didapatkan data Antropometri : berat badan : 50 kg,

tinggi badan : 150 cm , IMT : 22,2. Biokimia : Hemoglobin : 8,8 g/dl,

hematokrit 28 %. Clinical : tampak pucat, konjungtiva anemis. Diit : Nasi,

sayur dan Es tea/air putih.

Pada tanggal 07 April 2014 jam 11.48 didapatkan hasil pemeriksaan

laboratorium hemoglobin 8,8 g/dl (nilai normal: 12-15,6 g/dl), hematokrit 28

% (nilai normal : 33-45%), leukosit 8,4 rb/ul (nilai normal: 4,5-11 rb/ul),

trombosit 303 rb/ul (nilai normal: 150-450 rb/ul), eritosit 3,75 jt/ul (nilai

normal : 4,10-5,10 jt/ul).

Terapi medik yang didapatkan yaitu cairan parenteral yang terdiri dari

infus RL 20 tpm, infus NaCl 0,9 % 20 tpm. Obat oral terdiri dari amoxilin

500mg/12 jam sebagai antibiotik, Ferobion 329mg/12 jam sebagai suplemen

penambah darah pada perdarahan ringan, Vit-c 50mg/24 jam sebagai

membantu penyerapan zat besi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengkajiaan pada pasien pada tanggal 08 April 2014 jam

13.00 WIB, didapatkan 3 diagnosa keperawatan :

Data subyektif : pasien mengatakan merasa nyeri luka setelah

episiotomi, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada daerah episiotomi,

skala nyeri 5, nyeri timbul saat bergerak. Data Obyektif : pasien tampak

meringis saat bergerak, wajahnya tampak tegang. Sehingga didapatkan

Page 39: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

28

diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

(tindakan episiotomi).

Data subyektif : pasien mengatakan ASI belum lancar, payudara terasa

kencang dan keras, rasanya seperti diremas, nyeri di bagian payudara, skala

nyeri 4, rasa nyeri timbul saat payudara di pompa/diambil ASI-nya. Data

obyektif yang didapat : wajah pasien tampak tegang, pasien tampak meringis

menahan sakit maka masalah keperawatan yang ada nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis (obstructive duct).

Data subyektif yang didapatkan : pasien mengatakan merasa lemah,

sebelum persalinan pasien pernah mengalami mual, muntah dan porsi

makannya sedikit. Setelah persalinan nafsu makan klien mulai ada. Pada data

obyektif didapatkan Antropometri: berat badan : 50 kg, tinggi badan : 150 cm,

IMT : 22,2. Biokimia : hemoglobin : 8,8 g/dl, hematokrit 28 %. Clinical :

tampak pucat, konjungtiva anemis. Diit : nasi, sayur dan Es tea/air putih dan

saat dikaji pasien terpasang tranfusi darah maka masalah keperwatan yang

diambil yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis (asupan nutrisi zat besi tidak adekuat).

C. Prioritas Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data diatas penulis dapat memprioritas diagnosa

keperawatan, adapun prioritas yang utama adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (tindakan episiotomi). Prioritas diagnosa keperawatan

yang kedua adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

Page 40: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

29

(obstructive duct). Prioritas diagnosa keperawatan yang ketiga

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

faktor biologis (asupan nutrisi zat besi tidak adekuat).

D. Intervensi

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis menentukan rencana

keperawatan sesuai dengan diagnosa yang telah ditentukan :

Diagnosa pertama : nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

(tindakan episiotomi). Rencana tindakan bertujuan agar setelah dilakukan

tindakan selama 2x24 jam masalah nyeri (tindakan episiotomi) dapat diatasi

dengan kriteria hasil: skala nyeri menjadi 2, pasien tidak tampak

meringis/kesakitan, pasien dapat mobilisai secara mandiri. Rencana tindakan

yang akan dilakukan: kaji nyeri P Q R S T dengan rasional menengetahui

tingkat nyeri. Berikan posisi yang nyaman dengan rasional mengurangi rasa

nyeri. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional : mengurangi

intensitas nyeri. Kolaborasi pemberian analgesik dengan rasional menurunkan

intensitas nyeri.

Diagnosa kedua : nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(obstructive duct). Tujuan dari tindakan diagnosa diatas yaitu setelah

dilakukan tindakan selama 2x24 jam masalah nyeri (obstructive duct) dapat

diatasi. Dengan kriteria hasil : skala nyeri 2, payudara tidak kenceng dan tidak

teraba keras dan sekresi ASI lancar. Rencana tindakan yang akan dilakukan:

kaji nyeri P Q R S T dengan rasional menengetahui tingkat nyeri. Ajarkan

Page 41: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

30

teknik breast care dengan rasional merawat dan memperlancar ASI. Berikan

kompres panas dengan rasional vasodilatasi saluran ASI. Kolaborasi

pemberian analgesik dengan rasional menurunkan intensitas nyeri.

Diagnosa ketiga : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan faktor biologis (asupan nutrisi zat besi tidak

adekuat). Berdasarkan diagnosa diatas rencana keperawatan yang dibuat

bertujuan setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam masalah nutrisi pasien

dapat teratasi dengan kriteria hasil : konjungtiva tidak anemis, tidak pucat,

Hemoglobin: 12 g/dl, Hematokrit : 33-45%, tidak lemas. Rencana tindakan

yang akan dilakukan : Kaji nutrisi pasien dengan rasional mengetahui asupan

nutrisi. Anjurkan makan sedikit tapi sering dengan rasional agar asupan nutrisi

adekuat. Pendidikan kesehatan nutrisi ibu menyusui dengan rasional agar

pasien mengerti pentingnya nutrisi bagi ibu ibu menyusui. Kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian tranfusi dan pemberian Fe dengan rasional untuk

meningkatkan hemoglobin.

E. Implementasi

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada tanggal 08 April

2014 sebagai berikut : jam 15.00 WIB mengkaji nyeri pasien, didapatkan

respon subyektif : Ny. Y mengatakan merasa nyeri pada daerah episiotomi

dengan skala nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri muncul saat bergerak

dan respon obyektif yang didapat pasien tampak tegang, pasien tampak

meringis saat bergerak.

Page 42: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

31

Tindakan jam 15.15 WIB mengkaji nyeri payudara pasien didapatkan

respon subyektif : Ny. Y mengatakan payudara terasa kencang dan teraba

keras, skala nyeri 4, rasanya seperti diremas, nyeri muncul pada saat payudara

di pompa untuk mengambil ASI. Respon obyektif yang ada : wajah pasien

tampak tegang pasien tampak meringis menahan sakit.

Pada jam 15.30 WIB mengkaji nutrisi didapatkan respon subyektif :

pasien mengatakan merasa lemah dan lemas, sebelum persalinan pasien sering

merasa mual, muntah, nafsu makan menurun, setelah persalinan nafsu makan

mulai muncul, pasien sudah mau makan dengan teratur. Respon obyektif

pasien : pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, Hemoglobin : 8,8 g/dl,

Hematokrit: 28%, tampak terpasang tranfusi darah.

Jam 15.45 WIB mengganti tranfusi dengan cairan infus NaCl 0,9 % 20

tpm, respon subyektif yang didapat : pasien mengatakan kalau ini tranfusi

darah yang kedua, tadi saat di ruang ponek/persalinan juga sudah dilakukan

tranfusi, pasien merasa darah yang dikeluarkan dari vagina masih banyak.

Respon obyektif : pasien tampak lemas, pasien tampak berkeringat, cairan

tranfusi diganti NaCl 0,9 % 20 tpm, masih terlihat pucat.

Jam 16.00 WIB memberikan posisi yang nyaman untuk pasien, respon

subyektif yang ada: pasien mengatakan, kalau pasien merasa nyeri saat

bergerak dan pasien sering berganti posisi mencari posisi yang nyaman dan

tidak merasa nyeri. Respon obyektif yang ada : pasien tampak mencari posisi

yang pas dan nyaman agar tidak merasakan nyeri yaitu posisi miring.

Page 43: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

32

Tindakan yang dilakukan pada tanggal 09 April 2014 sebagai berikut :

jam 07.15 WIB mengkaji nyeri pasien didapatkan respon subyektif : pasien

mengatakan nyeri pada daerah episiotomi sudah berkurang, skala nyeri 2,

pasien mengatakan sudah bisa duduk sendiri, sudah bisa mobilisasi mandiri

meski bergerak dengan pelan-pelan terlebih dulu. Respon obyektif : pasien

tampak sudah mampu bergerak secara mandiri, pasien tampak sudah bisa

duduk sendiri, wajah pasien tampak segar.

Jam 07.20 WIB mengkaji nyeri payudara pasien, didapatkan respon

subyektif : pasien mengatakan payudara masih terasa kencang dan keras,

dengan skala nyeri masih 4, nyeri pada saat payudara dipompa untuk

mengeluarkan ASI. Respon obyektif yang didapat : pasien tampak tidak

memakai bra, pasien tampak meringis saat payudaranya tersentuh.

Tindakan pada jam 07.30 WIB melakukan breast care (perawatan

payudara) di dapatkan respon subyektif : pasien mengatakan sebenarnya malu

dengan perawat saat mau dilakukan perawatan payudara. Pasien mengatakan

payudara terasa lebih enak tidak kenceng-kenceng lagi seperti sebelum

dilakukan perawatan. Respon obyektifnya : pasien tampak lebih rileks,

payudara tampak lebih bersih, areola kehitaman, putting tampak besar, ASI

belum keluar.

Pada jam 07.45 WIB melakukan kompres panas pada payudara pasien

selama 10 menit dengan suhu 400

C, mendapatkan respon subyektif : pasien

mengatakan payudara lebih rileks dan terasa lebih ringan, rasa sakit berkurang,

skala nyeri 2. Pasien mengatakan akan melakukannya sendiri sebelum

Page 44: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

33

menyusui. Respon obyektif : payudara teraba tidak keras, tampak bersih dan

ibu tampak rileks.

Pada jam 08.00 WIB melakukan pendidikan kesehatan nutrisi ibu

menyusui, respon subyektif yang ada : pasien mengatakan akan makan secara

teratur dan akan makan makanan yang bergizi agar ASI yang dikeluarkan ASI

yang berkualitas baik untuk bayinya. Respon obyektif : pasien tampak sedang

sarapan dan habis 1 porsi diit yang diberikan dari RS. Pasien tampak paham

dengan pendidikan kesehatan yang diberikan. Pasien mampu menyebutkan

makan yang bernutrisi bagi ibu menyusui.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan tanggal 08 April 2014 pada

jam 16.15 WIB didapatkan hasil evaluasi dengan metode SOAP pada diagnosa

pertama: nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan

episiotomi) didapatkan data subyektif : pasien mengatakan masih merasakan

nyeri di daerah episiotomi, skala nyeri 5, rasanya seperti ditusuk, timbul saat

pasien bergerak. Obyektif : wajah pasien tampak tegang dan tampak meringis

menahan sakit. Analisis : masalah belum teratasi. Planing: lanjutkan intervensi

(kaji nyeri P Q R S T, berikan posisi yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi

nafas dalam, kolaborasi pemberian analgesik).

Untuk diagnosa kedua: nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis (obstructive duct) pada jam 16.20 WIB didapatkan hasil evaluasi, data

subyektif : pasien mengatakan payudara masih terasa kencang dan teraba

Page 45: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

34

keras, skala nyeri 4, rasanya seperti diremas, muncul saat payudara dipompa

untuk mengeluarkan ASI. Data obyektif : payudara teraba keras, wajah pasien

tampak tegang dan meringis merasa sakit. Analisis : masalah belum teratasi.

Planing : lanjut Intervensi (kaji nyeri P Q R S T, ajarkan teknik breast care,

berikan kompres panas, kolaborasi pemberian analgesik).

Pada diagnosa ketiga: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis (asupan nutrisi zat besi

tidak adekuat) didapatkan hasil evaluasi jam 16.25 WIB dengan data subyektif

: pasien mengatakan sudah ada nafsu makan, sudah tidak merasakan mual

muntah. Data obyektif : konjungtiva masih anemis, masih terlihat lemah dan

lemas. Analisis : masalah teratasi sebagian. Planning : lanjutkan intervensi

(Kaji nutrisi pasien, anjurkan makan sedikit tapi sering, pendidikan kesehatan

nutrisi ibu menyusui, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian tranfusi dan

pemberian Fe.

Hasil evaluasi pada tanggal 09 April 2014, diagnosa pertama: nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan episiotomi) didapatkan

hasil data subyektif : pasien mengatakan nyeri didaerah episiotomi berkurang,

skala nyeri 2, pasien sudah bisa mobilisasi mandiri dan sudah bisa duduk

sendiri. Data obyektif : pasien tampak bergerak pelan-pelan, pasien tampak

bisa duduk sendiri. Analisis : masalah teratasi. Planning : intervensi

dihentikan.

Diagnosa kedua: nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(obstructive duct) didapatkan hasil evaluasi jam 09.00 WIB dengan data

Page 46: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

35

subyektif : pasien mengatakan payudara sudah terasa lebih enak, tidak teraba

keras, ibu merasa rileks, tidak terasa kenceng-kenceng lagi, skala nyeri 2. Data

obyektif : pasien tapak rileks, payudara teraba tidak keras, payudara tampak

bersih, putting tampak besar, areola kehitaman. Analisis : masalah teratasi.

Planning : intervensi dipertahankan (breast care dan kompres panas).

Diagnosa ketiga: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan faktor biologis (asupan nutrisi zat besi tidak

adekuat) didapatkan data subyektif : pasien mengatakan sekarang sudah

mengerti tentang pentingnya nutrisi pada ibu menyusui, pasien akan berusaha

makan secara teratur dan makan makanan yang bergizi agar asi yang

dikeluarkan berkualitas untuk bayinya. Data obyektif : pasien tampak segar,

nafsu makan sudah ada, diit dari RS habis 1 porsi, pasien dapat menyebutkan

nutrisi yang baik saat menyusui. Analisis : masalah teratasi. Planning :

hentikan intervensi.

Page 47: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

36

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas tentang “Asuhan Keperawatan Post Partum

Spontan pada Ny.Y dengan Nyeri Payudara di ruang Mawar 1 Rumah Sakit Dr.

Moewardi Surakarta”. Pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya

kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dengan kasus. Asuhan keperawatan

memfokuskan pada teori hierarki Maslow yang merupakan pemenuhan kebutuhan

dasar manusia melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Menurut Lyer (1998) dalam Nursalam (2009), pengkajian adalah tahap

awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data

yang sistematis dari berbagi sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi

status kesehatan klien.

Pada saat dikaji oleh penulis Ny.Y mengatakan ini kehamilan yang

pertama. Riwayat kehamilan saat ini : pasien selama hamil memeriksakan

kehamilannya sebanyak 6 kali ke bidan, pada saat hamil pasien mengalami

masalah mual muntah pada terimester I.

Berdasarkan pengkajian pada Ny. Y didapatkan adanya kesesuaian

tentang penyebab mual dan muntah pada pasien dengan teori menurut

Moeloek (2006) dalam Saswita (2011), mual dan muntah merupakan reaksi

36

Page 48: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

37

fisiologis kehamilan akibat pengaruh hormon kehamilan seperti progesteron,

Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan lain-lain. Mual dan muntah yang

berat (Hiperemesis Gravidarum) dapat menjadi gejala dari beberapa masalah

kesehatan seperti mola hidatidosa, hipertiroid, defisiensi vitamin B kompleks

dan stres berat.

Menurut Quinlan (2003) dalam Saswita (2011), penyebab mual dan

muntah pada ibu hamil masih belum diketahui dengan pasti tetapi ada

berbagai hal yang menjadi faktor predisposisi seperti faktor psikologis dan

perubahan hormon. Wanita hamil dengan tipe kepribadian histeris dan

ketergantungan yang berlebihan pada ibu cenderung mengalami mual dan

muntah. Faktor lain yang berpengaruh adalah hormone progesteron dan HCG

yang menyebabkan peningkatan motilitas lambung serta asam lambung

sehingga timbul reaksi mual muntah.

Saat dilakukan pemeriksaan payudara didapatkan hasil payudara tampak

besar, simetris, putting susu tampak membesar dan terdapat hiperpigmentasi

pada areola, ASI belum keluar banyak, payudara teraba keras, merasakan

nyeri dengan skala 4 dan terasa kencang saat ASI-nya mulai diambil.

Pengkajian diatas sesuai dengan teori menurut Bahiyatun (2009), bahwa

Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya

tekanan intraduktal yang mempengaruhi berbagai segmen pada payudara,

sehingga tekanan seluruh payudara meningkat. Hal tersebut juga bisa terjadi

dikarenakan adanya sumbatan pada saluran susu. Sumbatan pada payudara

tersebut bisa terjadi pada satu atau bisa lebih duktus laktiferus.

Page 49: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

38

Kontraksi uterus mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya

perdarahan dan pengembalian uterus kebentuk normal. Kontraksi uterus yang

tidak kuat dan terus menerus dapat menyebabkan terjadinya antonia uteri yang

dapat mengganggu keselamatan ibu. Kalau kontraksi uterus baik dan kuat

kemungkinan terjadinya perdarahan sangat kecil (Sumarah, 2009). Tinggi

fundus uterus yang normal segera setelah persalinan adalah kira-kira setinggi

umbilikus. Jika ibu tersebut sudah berkali-kali melahirkan atau jika bayinya

kembar atau besar, tinggi fundus uterus yang normal adalah di atas umbilikus

(Erawati, 2011). Hal ini sesuai dengan pengkajian yang didapatkan dari Ny. Y,

bahwa pada pemeriksan abdomen didapatkan hasil involusi uterus belum

kembali seperti semula, fundus uterus setinggi umbilikus, kontraksi baik, keras

dan teratur.

Diastasis rektus abdominalis adalah 2/5 (2 jari ketika otot berkontraksi

dan 5 jari ketika otot relaksasi), ada kesesuaian dengan teori menurut Varney

(2008), penentuan jumlah diastasis rekti digunakan sebagai alat obyektif untuk

mengevaluasi tonus otot abdomen. Diastasis adalah derajat pemisahan otot

rektus abdomen (rektus abdominis). Pemisahan ini diukur menggunakan lebar

jari ketika otot-otot abdomen kontraksi dan sekali lagi ketika otot-otot tersebut

relaksasi.

Pelebaran dinding abdomen yang menyebabkan pembentukan striae

sejak trimester kedua kehamilan. Bentuknya merupakan garis berwarna merah

muda atau ungu pada dinding abdomen, disekitar mamae dan paha bagian atas.

Terjadi striae effluvium seperti itu disebabkan oleh renggangan dinding

Page 50: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

39

abdomen akibat hamil dan faktor hormonal. Seperti juga striae gravidarum,

striae ini bersifat permanen, hanya warna gravidarum adalah putih (Manuaba,

2007). Hal ini sesuai dengan pengkajian pada Ny. Y bahwa terdapat striae

gravidarum di daerah abdomen.

Pemeriksaan tanda homan bertujuan untuk melihat ada tidaknya

trombosis yang mengancam dari vena ekstermitas inferior. Nyeri yang terasa

menandakan tanda homan (+), yang berarti terdapat trombosis vena profundus

(Mutaqqin, 2008). Pada pengkajian Ny. Y didapatkan tanda Homan (-) tidak

ada nyeri. Reflek pattela (+), apabila refleks pattela bernilai positif/baik maka

menunjukkan sistem saraf di area ekstremitas bawah termasuk baik (Varney,

2008).

Pemeriksaan perineum dan genetalia pasien didapatkan tidak ada

edema pada vagina, integritas kulit baik, masih ada perdarahan. Pada

perineum, pasien mengatakan merasa nyeri luka setelah episiotomi, nyeri

terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada daerah episiotomi, skala nyeri 5, nyeri

timbul saat bergerak.

Menurut Rustam (1989) dalam Rukiyah (2009), episiotomi adalah

mengiris atau menggunting perineum menurut arah irisan ada 3 yaitu :

medialis, mediolaeralis dan lateralis dengan tujuan agar supaya tidak terjadi

robekan-robekan perineum yang tidak teratur dan robekan musculus princter

ani (ruptur perineal totalis) yang bila tidak dijahit dan dirawat dengan baik

akan menyebabkan Inkontinensia alvi. Pada kenyataannya tindakan episiotomi

dapat menyebabkan peningkatan jumlah kehilangan darah ibu, bertambah

Page 51: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

40

dalam luka perineum bagian posterior, meningkatkan kerusakan pada spinter

ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari-hari pertama post partum (Sumarah,

2009).

Nyeri digambarkan sebagai keadaan yang tidak nyaman, akibat dari

ruda paksa jaringan. Tanda dan gejala nyeri ada bermacam-macam prilaku

yang tercemin dari pasien, respon psikologi berupa: suara menangis, merintih,

menarik/menghembuskan nafas, ekspresi wajah: meringis, menggigit lidah,

dahi berkerut, menggigit bibir (Judha, 2012).

Pengkajian nutrisi A, B, C, D yaitu : Antropometri : berat badan : 50

kg, tinggi badan : 150 cm , IMT : 22,2. Biokimia : Hemoglobin : 8,8 g/dl,

hematokrit 28 %. Clinical : tampak pucat, konjungtiva anemis. Diit : Nasi,

sayur dan Es tea/air putih.

Hasil pemeriksaan laboratorium hemoglobin 8,8 g/dl (nilai normal: 12-

15,6 g/dl), hematokrit 28 % (nilai normal : 33-45%). Berdasarkan hasil

pengkajian tersebut, Ny. Y mengalami anemia. Anemia didefinisikan sebagai

kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl dan kadar hematokrit kurang dari 30%

(Proverawati, 2011).

Menurut Tarwoto (2007) dalam Sembiring (2010), anemia adalah suatu

kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah

atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsi sebagai

pembawa oksigen keseluruh jaringan.

Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer, karena cairan darah ibu

banyak, sementara sel darahnya berkurang. Bila dilakukan pemeriksaan kadar

Page 52: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

41

hemoglobinnya (Hb) akan tampak sedikit menurun dari angka normal (11-12

gr/dl). Jika hemoglobinnya terlalu rendah, maka bisa terjadi anemia. Oleh

karena itu, selama hamil ibu perlu diberi obat penambah darah. Setelah

melahirkan, sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah

kembali mengental dimana kadar perbandingan sel darah dan cairan darah

kembali normal. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-15

pascapersalinan (Saleha, 2009).

B. Perumusan Masalah

Menurut Carpenito (2000) dalam Nursalam (2009), diagnosa

keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia

(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok

dimana perwat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan

intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,

membatasi, mencegah, dan mengubah.

Diagnosa yang pertama kali ditemukan adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (tindakan episiotomi), karena pada saat dilakukan

pengkajian didapatkan data subyektif : pasien mengatakan merasa nyeri luka

setelah episiotomi, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada daerah

episiotomi, skala nyeri 5, nyeri timbul saat bergerak. Data Obyektif : pasien

tampak meringis saat bergerak, wajahnya tampak tegang.

Nyeri terjadi karena adanya rangsangan mekanik atau kimia pada

daerah kulit di ujung-ujung syaraf bebas yang disebut nosireseptor. Nyeri

Page 53: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

42

digambarkan sebagai keadaan yang tidak nyaman, akibat dari ruda paksa

jaringan. Tanda dan gejala nyeri ada bermacam-macam prilaku yang tercemin

dari pasien, respon psikologi berupa: suara menangis, merintih,

menarik/menghembuskan nafas, ekspresi wajah: meringis, menggigit lidah,

dahi berkerut, menggigit bibir (Judha, 2012). Nyeri adalah pengalaman

sensorik yang dicetuskan oleh rangsangan yang merupakan ancaman untuk

menghancurkan jaringan (Mander, 2004).

Perumusan masalah keperawatan yang diambil penulis tentang nyeri

akut telah disesuaikan dengan diagnosa NANDA. Penulis menuliskan masalah

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan episiotomi).

Batasan karakteristik nyeri menurut NANDA (2011): perubahan

tekanan darah, perubahan frekuensi pernapasan, mengekspresikan perilaku

(mis, gelisah, merengek, menangis, waspada, mendesah), melaporkan nyeri

secara verbal, sikap tubuh melindungi, gangguan tidur, dll. Dari pengkajian

pada Ny. Y ditemukan ada beberapa kesamaan dengan batasan karakteristik

nyeri menurut NANDA (2011).

Diagnosa kedua yang didapatkan adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis (obstructive duct), karena pada saat dilakukan

pengkajian didapatkan data subyektif : pasien mengatakan ASI belum lancar,

payudara terasa kencang dan keras, rasanya seperti diremas, nyeri di bagian

payudara, skala nyeri 4, rasa nyeri timbul saat payudara di pompa/diambil

ASI-nya. Data obyektif yang didapat: wajah pasien tampak tegang, pasien

tampak meringis menahan sakit.

Page 54: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

43

Perumusan masalah keperawatan yang diambil penulis tentang nyeri

akut telah disesuaikan dengan buku saku diagnosa menurut Wilkinson.

Perubahan-perubahan penting yang terjadi setelah persalinan yaitu timbulnya

laktasi (Nengah dan Surinati, 2013). Sekitar 2 atau 3 hari setelah bayi lahir,

mungkin payudara ibu akan membesar secara dramatis, panas, keras dan tidak

nyaman. Hal ini disebabkan oleh peningkatan suplai darah ke payudara

bersamaan dengan terjadinya produksi ASI. Pembesaran biasanya terjadi

beberapa hari, namun kadang terasa sangat menyakitkan (Riksani, 2012).

Terjadi peningkatan aliran darah ke payudara bersamaan dengan

produksi ASI dalam jumlah banyak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Masalah ini paling sering ditemui pada ibu pascabersalin. Tersumbatnya

saluran ASI dapat menyebabkan payudara rasa sakit, teraba ada benjolan yang

terasa sakit, bengkak dan payudara mengeras. Pada kondisi ini, saluran ASI

tidak mengalami pengosongan dengan baik sehingga ASI menumpuk (Riksani,

2012). Payudara membesar, nyeri, kulit memerah pada suatu tempat,

membengkak sedikit, nyeri pada perabaan (Sulistyawati, 2009). Perumusan

masalah keperawatan yang diambil penulis tentang nyeri akut pada payudara

disesuaikan dengan diagnosa menurut Ujiningtyas (2009).

Diagnosa ketiga yang ditemukan adalah ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis (asupan

nutrisi zat besi tidak adekuat), karena pada saat dilakukan pengkajian

didapatkan data obyektif didapatkan : pasien mengatakan merasa lemah,

sebelum persalinan pasien pernah mengalami mual, muntah dan porsi

Page 55: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

44

makannya sedikit. Setelah persalinan nafsu makan klien mulai ada. Data

obyektif didapatkan : Antropometri : berat badan : 50 kg, tinggi badan : 150

cm , IMT : 22,2. Biokimia : Hemoglobin : 8,8 g/dl, hematokrit 28 %. Clinical :

tampak pucat, konjungtiva anemis. Diit : Nasi, sayur dan Es tea/air putih.

Perumusan masalah keperawatan yang diambil penulis tentang

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh telah disesuaikan

dengan diagnosa NANDA. Batasan karakteristik keseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh menurut NANDA (2011) : nyeri abdomen, menghindari

makan, bising usus hiperaktif, kurang makan, membran mukosa pucat, kurang

minat pada makanan, dan lainya.

Selama kehamilan, anemia didefinisikan sebagai kadar hemoglobin

kurang dari 10 g/dl dan kadar hematokrit kurang dari 30%. Nutrisi yang baik

adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia. Makan makanan yang

tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal,

telur dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga

pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengn baik. Penyebab paling

umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Pemberian Fe

sekali/hari cukup efektif mengatasi defisiensi zat besi. Biasanya Fe diberikan

secara rutin pada wanita hamil untuk mencegah penipisan simpanan zat besi

tubuh dan mencegah anemia (Proverawati, 2011).

Faktor resiko yang menyebabkan gangguan nutrisi antara lain :

Page 56: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

45

a. Riwayat Diet : asupan makanan tidak adekuat, tidak adekuatnya dan untuk

menyediakan makanan, ketidakmampuan fisik, tidak adekuatnya fasilitas

penyiapan makan, tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan makan.

b. Riwayat Penyakit : Penurunan berat badan dan tinggi badan, mengalami

penyakit tertentu, anoreksia, mual dan muntah, diare. Teori ini

disampaikan oleh Mubarak (2008). Pengkajian yang didapat pada Ny. Y

terdapat beberapa kesamaan pada faktor resiko menurut Mubarak (2008)

dan batas karakteristik menurut NANDA (2011).

Berdasarkan analisa data diatas penulis dapat memprioritas diagnosa

keperawatan, adapun prioritas yang utama adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (tindakan episiotomi). Prioritas diagnosa keperawatan

yang kedua adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(obstructive duct). Prioritas diagnosa keperawatan yang ketiga

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

faktor biologis (asupan nutrisi zat besi tidak adekuat).

C. Intervensi

Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari intervensi

yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil. Kriteria hasil

untuk diagnosis keperawatan mewakili status kesehatan klien yang dapat

diubah atau dipertahankan melalui rencana asuhan keperawatan yang mandiri,

sehingga dapat dibedakan antara diagnosis keperawatan dan masalah

kolaboratif (Nursalam, 2009).

Page 57: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

46

Penulis menyusun intervensi atau perencanaan sesuai dengan kriteria

NIC (Nursing Intervention Clasification), berdasarkan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan episiotomi) penulis menyusun

perencanaan antara lain: kaji nyeri P Q R S T dengan rasional menengetahui

tingkat nyeri. Berikan posisi yang nyaman dengan rasional mengurangi rasa

nyeri. Perubahan posisi yang sering (setiap 20-30 menit) dapat mengurangi

nyeri pada wanita secara bermakna (Simkin dan Ruth, 2005). Ajarkan teknik

relaksasi nafas dalam dalam dengan rasional: mengurangi intensitas nyeri.

Kolaborasi pemberian analgesik dengan rasional menurunkan intensitas nyeri

(Mubarak, 2009).

Berdasarkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis (obstructive duct), penulis menyusun perencanaan antara lain: Kaji

nyeri P Q R S T dengan rasional menengetahui tingkat nyeri. Ajarkan teknik

breast care dengan rasional merawat dan memperlancar ASI. Digunakan

untuk merangsang reflek oksitosin, dapat dilakukan sebelum menyusui

(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Berikan kompres panas dengan rasional

vasodilatasi saluran ASI. Kompres panas meningkatkan suhu kulit lokal,

sirkulasi dan metabolisme jaringan. Kompres panas mengurangi spasme otot

dan meningkatkan ambang nyeri (Simkin dan Ruth, 2005). Kompres panas

dapat meredakan iskemia dan melancarkan pembuluh darah sehingga

meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan

sejahtera (Bonde, 2013). Kolaborasi pemberian analgesik dengan rasional

Page 58: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

47

menurunkan intensitas nyeri. Pemberian analgesik dilakukan bila payudara

terlalu sakit (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Berdasarkan diagnosa ketiga ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis (asupan nutrisi zat besi

tidak adekuat) penulis menyusun perencanaan keperawatan antara lain: kaji

nutrisi pasien dengan rasional mengetahui asupan nutrisi. Anjurkan makan

sedikit tapi sering dengan rasional agar asupan nutrisi adekuat. Karena nutrisi

yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia. Makan

makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau,

daging merah, sereal, telur dan kacang tanah) dapat membantu memastikan

bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengn

baik (Proverawati, 2011).

Pendidikan kesehatan nutrisi ibu menyusui dengan rasional agar pasien

tahu pentinya nutrisi bagi ibu ibu menyusui. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian tranfusi dan pemberian Fe dengan rasional untuk meningkatkan

hemoglobin. Pemberian Fe sekali per hari cukup efektif mengatasi defisiensi

zat besi. Biasanya Fe diberikan secara rutin pada wanita hamil untuk

mencegah penipisan simpanan zat besi tubuh dan mencegah anemia

(Proverawati, 2011).

D. Implementasi

Menurut Lyer (1996) dalam Nursalam (2009), implementasi adalah

pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Page 59: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

48

Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan

ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang

diharapkan (Nursalam, 2009).

Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan yang pertama

pada tanggal 8 April 2014 sampai 9 April 2014 yaitu: mengkaji nyeri pasien,

didapatkan respon yang didapat Ny. Y mengatakan merasa nyeri pada daerah

episiotomi dengan skala nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri muncul saat

bergerak dan respon obyektif yang didapat pasien tampak tegang, pasien

tampak meringis saat bergerak. Memberikan posisi yang nyaman untuk pasien,

respon yang didapatkan: pasien mengatakan merasa nyeri saat bergerak dan

pasien sering berganti posisi mencari posisi yang nyaman dan tidak merasa

nyeri yaitu posisi miring. Perubahan posisi yang sering (setiap 20-30 menit)

dapat mengurangi nyeri pada wanita secara bermakna (Simkin dan Ruth,

2005).

Adapun perencanaan yang tidak dilakukan penulis adalah mengajarkan

teknik relaksasi nafas dalam kepada pasien dikarenakan pasien sudah

mengetahui cara penurunan intensitas nyeri menggunakan teknik relaksasi

nafas dalam, menurut pasien cara itu kurang mempengaruhi penurunan

intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Kolaborasi dalam pemberian analgesik

tidak dilakukan karena tidak ada advise dari dokter untuk pemberian analgesik

pada pasien.

Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua dari tanggal

8 April 2014 sampai 9 April 2014 yaitu mengkaji nyeri payudara pasien

Page 60: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

49

didapatkan respon payudara terasa kencang dan teraba keras, skala nyeri 4,

rasanya seperti diremas, nyeri muncul pada saat payudara di pompa untuk

mengambil ASI, wajah pasien tampak tegang pasien tampak meringis

menahan sakit. Melakukan breast care (perawatan payudara) di dapatkan

respon dari pasien bahwa pasien sebenarnya malu dengan perawat saat mau

dilakukan perawatan payudara, pasien mengatakan payudara terasa lebih enak

tidak kenceng-kenceng lagi seperti sebelum dilakukan perawatan. Pasien

tampak lebih rileks, payudara tampak lebih bersih, areola kehitaman, putting

tampak besar, ASI belum keluar. Breast care (perawatan payudara) digunakan

untuk merangsang reflek oksitosin, dapat dilakukan sebelum menyusui

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Melakukan kompres panas pada payudara pasien selama 10 menit

dengan suhu air panas 400 C, respon yang didapatkan, pasien mengatakan

payudara lebih rileks dan terasa lebih ringan, tidak sakit lagi, skala nyeri 2.

Pasien mengatakan akan melakukannya sendiri sebelum menyusui. Payudara

teraba tidak keras, tampak bersih dan ibu tampak rileks.

Kompres panas dapat meredakan iskemia dan melancarkan pembuuh

darah sehingga meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan

meningkatkan perasaan sejahtera (Bonde, 2013). Kompres panas

meningkatkan suhu kulit lokal, sirkulasi dan metabolisme jaringan. Kompres

panas mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri. Kompres

panas juga mengurangi respons ‘melawan atau menghindar’, seperti

dibuktikan dengan gemetar dan berdiri bulu roma (Simkin dan Ruth, 2005).

Page 61: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

50

Menurut Potter & Perry (2006) dalam Nengah dan Surinati (2013),

pemberian kompres panas menimbulkan efek hangat serta efek stimulasi

kutaneus berupa sentuhan. Efek ini dapat menyebabkan terlepasnya

endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. Cara kerjanya adalah

rangsangan panas pada daerah lokal akan merangsang reseptor bawah kulit

dan mengaktifkan transmisi serabut sensori A beta yang lebih besar dan lebih

cepat. Proses ini juga menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta

A berdiameter kecil. Keadaan demikian menimbulkan gerbang sinap menutup

transmisi implus nyeri. Menurut Guyton dan Hall (2007) dalam Nengah dan

Surinati (2013), ketika panas diterima reseptor, implus akan diteruskan menuju

hipotalamus posterior akan terjadi reaksi reflek penghambat simpatis yang

akan membuat pembuluh darah berdilatasi.

Adapun perencanaan yang tidak di implementasikan penulis adalah

kolaborasi pemberian analgesik dikarenakan tidak ada advice dari dokter

untuk tindakan pemberian analgesik. Selain itu Penulis memiliki kekurangan

dalam tindakan keperawatan pada Ny. Y yaitu penulis hanya melakukan

tindakan kompres panas 1 kali pada Ny. Y selama melakukan asuhan

keperawatan 2x24 jam. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan waktu

dalam melakukan tindakan. Sebelum dilakukan kompres panas skala nyeri

pada pasien 4 namun setelah dilakukan tindakan kompres panas skala nyeri

turun menjadi 2. Itu artinya kompres panas cukup efektif menurunkan skala

nyeri. Akan lebih efektif lagi apabila tindakan itu sering dilakukan pasien

sebelum menyusui bayinya.

Page 62: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

51

Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawaan

yang ketiga dari tanggal 8 April 2014 sampai 9 April 2014 adalah mengkaji

nutrisi respon yang didapatkan yaitu pasien mengatakan merasa lemah dan

lemas, sebelum persalinan pasien sering merasa mual, muntah, nafsu makan

menurun, setelah persalinan nafsu makan mulai muncul, pasien sudah mau

makan dengan teratur. Pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, Hb : 8,8 g/dl,

Ht : 28%, tampak terpasang tranfusi darah.

Mengganti tranfusi dengan cairan infus NaCl 0,9 % 20 tpm, pasien

mengatakan kalau ini tranfusi darah yang kedua, tadi saat di ruang

ponek/persalinan juga sudah dilakukan tranfusi, pasien merasa darah yang

dikeluarkan dari vagina masih banyak. Pasien tampak lemas, pasien tampak

berkeringat, cairan tranfusi diganti NaCl 0,9 % 20 tpm, tampak masih pucat.

Melakukan Pendidikan kesehatan nutrisi ibu menyusui, respon yang

ada yaitu pasien mengatakan akan makan secara teratur dan akan makan

makanan yang bergizi agar ASI yang dikeluarkan ASI yang berkualitas baik

untuk bayinya. Pasien tampak sedang sarapan dan habis 1 porsi diit yang

diberikan dari RS. Pasien tampak paham dengan pendidikan kesehatan yang

diberikan. Pasien mampu menyebutkan makan yang bernutrisi bagi ibu

menyusui. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran

berdaun hijau, daging merah, sereal, telur dan kacang tanah) dapat membantu

memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk

berfungsi dengn baik (Proverawati, 2011).

Page 63: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

52

E. Evaluasi

Menurut Ignatavicius dan Beyne (1994) dalam Nursalam (2009),

evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi

dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk

memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,

perencanaan, dan implementasi intervensi.

Evaluasi yang penulis lakukan pada diagnosa keperawatan pertama

hari pertama adalah masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik (tindakan episiotomi) belum teratasi karena tidak sesuai

dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan didapatkan hasil data yang

didapatkan pasien mengatakan masih merasakan nyeri di daerah episiotomi,

skala nyeri 5, rasanya seperti ditusuk, timbul saat pasien bergerak, wajah

pasien tampak tegang dan tampak meringis menahan sakit.

Evaluasi hari kedua pada diagnosa keperawatan pertama masalah

teratasi karena sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, pasien

mengatakan nyeri didaerah episiotomi berkurang, skala nyeri 2, pasien sudah

bisa mobilisasi mandiri dan sudah bisa duduk sendiri. Pasien tampak bergerak

pelan-pelan, pasien tampak bisa duduk sendiri.

Evaluasi hari pertama diagnosa keperawatan kedua masalah nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (obstructive duct) tidak teratasi

karena tidak sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan,

didapatkan hasil: pasien mengatakan payudara masih terasa kencang dan

Page 64: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

53

keras, skala nyeri 4, rasanya seperti diremas, muncul saat payudara dipompa

untuk mengeluarkan ASI. Payudara teraba keras, wajah pasien tampak tegang

dan meringis merasa sakit.

Evaluasi hari kedua diagnosa keperawatan kedua masalah teratasi

katena sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, pasien

mengatakan payudara sudah terasa lebih enak, tidak teraba keras, ibu merasa

rileks, tidak terasa kenceng-kenceng lagi, skala nyeri 2. Pasien tapak rileks,

payudara teraba tidak keras, payudara tampak bersih, putting tampak besar,

areola kehitaman.

Adapun kekurangan yang ada pada jurnal utama yaitu tidak adanya

cara-cara yang jelas dalam penjelasan tata cara melakukan kompres panas dan

tidak ada penjelasan tentang waktu yang dibutuhkan dalam melakukan

kompres panas pada pasien, namun penulis dalam melakukan tindakan

kompres panas mengacu pada teori lain yang menjelaskan tentang berapa lama

tindakan kompres panas dan teknik melakukan kompres panas. Adapun

kelebihan dari jurnal tersebut yaitu analisis data yang dicantumkan sudah jelas

dan lengkap.

Evaluasi hari pertama pada diagnosa keperawatan ketiga masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

faktor biologis (asupan nutrisi zat besi tidak adekuat) tidak teratasi, karena

tidak sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan. Hasil yang

didapatkan: pasien mengatakan sudah ada nafsu makan, sudah tidak

Page 65: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

54

merasakan mual muntah, konjungtiva masih anemis, masih terlihat lemah dan

lemas.

Evaluasi hari kedua diagnosa keperawatan ketiga masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi, karena tujuan

dan kriteria hasil sesuai dengan harapan penulis, pasien mengatakan sekarang

sudah mengerti tentang pentingnya nutrisi pada ibu menyusui, pasien akan

berusaha makan secara teratur dan makan makanan yang bergizi agar asi yang

dikeluarkan berkualitas untuk bayinya, pasien tampak segar, nafsu makan

sudah ada, diit dari RS habis 1 porsi, pasien dapat menyebutkan nutrisi yang

baik saat menyusui.

Page 66: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi tentang tentang “Asuhan

Keperawatan Post Partum Spontan pada Ny. Y dengan nyeri payudara di

ruang Mawar 1 Rumah Sakit Moewardi Surakarta” dengan mengaplikasikan

jurnal tentang kompres panas terhadap penurunan intensitas nyeri

pembengkakan payudara pada post partum normal, maka dapat ditarik

kesimpulan :

1. Pengkajian

Hasil pengkajian pada Ny. Y post partum pada persalinan spontan,

didapatkan: data subyektif : pasien mengatakan merasa nyeri luka setelah

episiotomi, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada daerah

episiotomi, skala nyeri 5, nyeri timbul saat bergerak.

Data Obyektif : pasien tampak meringis saat bergerak, wajahnya

tampak tegang. Data subyektif : pasien mengatakan ASI belum lancar,

payudara terasa kencang dan keras, rasanya seperti diremas, nyeri di

bagian payudara, skala nyeri 4, rasa nyeri timbul saat payudara di

pompa/diambil ASI-nya. Data obyektif yang didapat : wajah pasien

tampak tegang, pasien tampak meringis menahan sakit.

55

Page 67: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

56

Data subyektif yang didapatkan : pasien mengatakan merasa lemah,

sebelum persalinan pasien pernah mengalami mual, muntah dan porsi

makannya sedikit. Setelah persalinan nafsu makan klien mulai ada. Pada

data obyektif didapatkan Antropometri : berat badan : 50 kg, tinggi badan :

150 cm , IMT : 22,2. Biokimia : Hemoglobin : 8,8 g/dl, hematokrit 28 %.

Clinical : tampak pucat, konjungtiva anemis. Diit : Nasi, sayur dan Es

tea/air putih dan saat dikaji pasien terpasang tranfusi darah.

2. Diagnosa keperawatan

Prioritas diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. Y

berdasarkan data yang ditemukan adalah prioritas diagnosa keperawatan

yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

(tindakan episiotomi). Prioritas diagnosa keperawatan yang kedua yaitu

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (obstructive duct).

Prioritas diagnosa keperawatan yang ketiga, ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis (asupan

nutrisi zat besi tidak adekuat).

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan diagnosa pertama yaitu nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik (tindakan episiotomi), penulis menyusun

perencanaan antara lain: kaji nyeri P Q R S T, berikan posisi yang nyaman,

ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi pemberian analgesik

dengan rasional menurunkan intensitas nyeri.

Page 68: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

57

Perencanaan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis (obstructive duct) antara lain: kaji nyeri P Q R S T, ajarkan teknik

breast care dengan rasional merawat dan memperlancar ASI. Berikan

kompres panas, kolaborasi pemberian analgesik.

Perencanaan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis (asupan nutrisi zat

besi tidak adekuat) antara lain: kaji nutrisi pasien, anjurkan makan sedikit

tapi sering, pendidikan kesehatan nutrisi ibu menyusui, kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian tranfusi dan pemberian Fe.

4. Implementasi yang dilakukan oleh penulis yaitu :

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama dua hari

yaitu sesuai dengan perencanaan yang telah di buat.Adapun perencanaan

yang tidak dilakukan penulis adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas

dalam dengan alasan pasien sudah mengetahui cara melakukan relaksasi

nafas dalam, menurut pasien teknik ini kurang efektif dalam menurunkan

nyeri. Penulis juga tidak melakukan tindakan kolaborasi pemberian

analgesik karena tidak ada advice dari dokter untuk pemberian analgesik

ke pasien.

5. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan penulis pada Ny.Y.

Evaluasi selama dua hari, didapatkan bahwa diagnosa pertama

masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (tindakan

episiotomi) teratasi, karena tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan harapan

Page 69: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

58

penulis, yaitu skala nyeri menjadi 2, pasien tidak tampak meringis atau

kesakitan, pasien dapat mobilisai secara mandiri.

Evaluasi selama dua hari, didapatkan bahwa diagnosa kedua

masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (obstructive

duct) teratasi, karena tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan harapan

penulis, yaitu payudara sudah terasa lebih enak, tidak teraba keras, ibu

merasa rileks, tidak terasa kenceng-kenceng lagi, skala nyeri 2. Pasien

tapak rileks, payudara teraba tidak keras, payudara tampak bersih, putting

tampak besar, areola kehitaman.

Evaluasi selama dua hari, didapatkan bahwa diagnosa ketiga

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan faktor biologis (asupan nutrisi zat besi tidak adekuat)

teratasi, karena tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan harapan penulis,

yaitu pasien sekarang sudah mengerti tentang pentingnya nutrisi pada ibu

menyusui, pasien akan berusaha makan secara teratur dan makan makanan

yang bergizi agar asi yang dikeluarkan berkualitas untuk bayinya, pasien

tampak segar, nafsu makan sudah ada, diit dari RS habis 1 porsi, pasien

dapat menyebutkan nutrisi yang baik saat menyusui.

6. Analisa data yang dilakukan penulis.

Hasil analisa yang dilakukan penulis dalam pemberian kompres

panas selama 1 x 24 jam pada Ny. Y yaitu didapatkan hasil bahwa terjadi

penurunan intensitas skala nyeri yang semula skala 4, setelah dilakukan

kompres panas skala nyeri menjadi 2.

Page 70: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

59

B. SARAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknya institusi pendidikan dapat memberikan informasi dan

meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas sehingga

dapat menghasilkan perawat yang professional, terampil, inovatif, dan

bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif

berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.

2. Bagi Rumah Sakit

Hendaknya rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

dan mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan

maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan

keperawatan yang optimal pada umunya yaitu dengan melakukan

pemberian kompres panas terhadap intensitas nyeri payudara sebagai

acuan dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya pada ibu post

partum persalinan spontan.

Page 71: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

60

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati dan Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha

Medika.

Andarmoyo. 2013. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta : Ar-Ruzz

Media.

Astuti. 2013. Pembengkakan Payudara Ibu Post Sectio Caesarea Pada Masa

Menyusui Di Rumah Sakit Umum Daerah Ade Mohammad Djoen Sintang,

(online),

(http://kopertis11.net/jurnal/sains/VOL%205%20NO.1%20APRIL%20201

3/SRI%ASTUTI-PEMBENGKAKAN%20PAYUDARA.pdf diakses 22

Mei 2014 jam 16.00 WIB).

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC.

Bonde, dkk. Pengaruh Kompres Panas Terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid

Pada Siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II, (online),

(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/3751,

diakses 6 April 2014 jam 22.00).

Brayshaw. 2008. Senam Hamil dan Nifas. Jakarta : EGC

Chapman. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta : EGC.

Donald, M dan Susanne. 2014. Breastfeeding Baby, (online),

(http://search.proquest.com/docview/43023086, diakses 20 April 2014 jam

21.00).

Erawati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. Jakarta : EGC.

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC

Ikatan Apoteker Indonesia. 2011. Informasi Spesialis Obat. Jakarta : ISFI.

Istichomah. 2007. Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Terhadap Perubahan

Skala Nyeri Pada Klien Kontusio Di RSUD Sleman, (online),

(http://p3m.amikom.ac.id/p3m/85%20%20PENGARUH%20TEKNIK%2P

EMBERIAN%20KOMPRES%20TERHADAP%20PERUBAHAN%20SK

ALA%20NYERI%20PADA%20KLIEN%20KONTUSIO%20di%20RSU

D%20SLEMAN.pdf, diakses 22 Mei 2014 jam 15.00 WIB).

Page 72: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

61

Judha, dkk. 2012. Teori pengukuran Nyeri “Nyeri Persalinan”. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Kusumawati. 2006. Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap

Persalinan dengan Tindakan di RS dr.Moewardi Surakarta, (online),

(http://eprints.undip.ac.id/15334/1/TESIS__YULI_KUSUMAWATI.pdf,

diakses 18 April 2014 jam 21.30).

Liu. 2008. Manual Persalinan (Labour Ward Manual) Edisi 3. Jakarta : EGC.

Mander. 2004. Nyeri Persalinan (Pain in Childbearing and its Control). Jakarta :

EGC.

Manuaba, Ida Ayu C. 2009. Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Mubarak dan Nurul. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC

Muttaqin. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.

Nanda. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta

: EGC.

Nengah dan Surinati. 2013. Pengaruh Pemberian Kompres Panas Terhadap

Intensitas Nyeri Pembengkakan Payudara Pada Ibu Post Partum di

Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Dauh Puri, (online),

(http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/6120/4611,

diakses 02 April 2014 jam 21.30 WIB).

Nursalam. 2009. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktek

Klinik. Jakarta : Salemba Medika.

Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Proverawati. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Rasdini, dkk. 2012. Back Masagedan Kompres Panasterhadap Penurunan

Intensitas Nyeri Pada Lansia dengan Osteoartritis, (online),

(http://www.jurusankeperawatanbali.com/index.php/jurnal-jurnal-

keperawatan-bali/arsip-jurnal-keperawatan-bali/78-volume-5-nomor-2-

desember-2012/98-back-massage.htm, diakses 10 April 2014 jam 20.00

WIB).

Page 73: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

62

Riksani. 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta : Dunia Sehat.

Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta : Trans Info

Media.

Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

Saswita, dkk. 2011. Efektifitas Minuman Jahe Dalam mengurangi Emisis

Gravidarum Pada Ibu Teimester 1, (online),

(http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/viewFile/634/627, diakses

tanggal 03 Mei 2014 jam 10.30 WIB).

Sembiring. 2010. Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian

Perdarahan Post Partum di RSUP H. Adam Malik Medan, (online),

(http://sari-mutiara.ac.id/new/wp-content/uploads/2013/10/31-hubungan-

anemia-dalam-kehamilan-dengan-kejadian-post-partum-di-RSUP-

H.Adam-Malik-Medan.doc. diakses tanggal 03 Mei 2014 jam 10.00 WIB).

Setiadi. 2012. Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori

Dan Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Simkin dan Ruth. 2005.Buku Saku Persalinan. Jakarta : EGC

Suherni, dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.

Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta :

Andi.

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin). Yogyakarta : Fitramaya

Sumelung, dkk. 2014. Faktor-Faktor Yang Berperan Meningkatkanya Angka

Kejadian Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage

Tauhna, (online), (http://ejournal.unsrat.ac.id, diakses tanggal 17 April

2014 jam 20.30).

Uliyah. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta :

Salemba Medika.

Ujiningtyas. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta : Salemba

Medika.

Varney, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Page 74: PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP · PDF fileLampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Jurnal Tentang ... keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi ... khususnya dalam keperawatan

63

Wheeler. 2004. Buku Saku Asuhan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.