pembanngunan kawasan tepi air sungai cikapundung
TRANSCRIPT
PEMBANGUNAN KAWASAN TEPI AIR SUNGAI
CIKAPUNDUNGDalam Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Kaum Marginal
di Sepanjang Sungai Cikapundung
Ryani Gunawan 25209001, Siti Aisyah Rahman 25209019, Komang Tria
Prabawati 25209023
Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK
Sungai Cikapundung yang pernah menjadi urat kehidupan kota Bandungsaat ini kondisinya telah berada di titik nadir. Pencemaran lingkunganterjadi dari hulu hingga ke hilirnya. Proyek ini adalah suatu gagasan baruuntuk merehabilitasi KTAS Cikapundung dengan menitikberatkan padapemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,terutama bagi kaum marginal di tepi Sungai Cikapundung.
Key words : Cikapundung, pencemaran lingkungan, rehabilitasi,kaum marginal
FENOMENA KAWASAN TEPI AIR SUNGAI
CIKAPUNDUNG
Pembangunan bantaran sungai yang mempersempit sungai
Permukiman padat yang didominasi squatters
Kualitas sungai yang semakin menurun karena pencemaran
PERMASALAHAN
Berdasarkan fenomena yang terjadi dapat disimpulkan permasalahan
yang dihadapi KTAS Cikapundung:
Daya tampung sungai yang menurun menyebabkan banjir
dimusim hujan
Kondisi permukiman yang padat dan kumuh, prasarana dan
sarana tidak tertata dan tidak memadai
Pembuangan limbah padat maupun cair ke badan air dan
bantaran sungai di berbagai ruas sungai mencemari air dan
menghambat aliran sungai
Orientasi terhadap sungai masih menjadikan river back
Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah akan kebersihan
lingkungan
OBJEKTIFITAS
CN Fisik
Non Fisik
FENOMENA
IKAPUNDUNG
PERMASALAHAKarakteristikCikapundung
g
f
KONSEP & STRATEGI PENGEMBANGAN
KTAS CIKAPUNDUNG :
Rehabilitasi KTAS Cikapundung
Meningkatkan kualitas sosial-ekonomi
masyarakat marginal KTAS Cikapundun
objekti
Diagram 01. Objektifitas Proyek
ANALISIS TAPAK
LEGENDA
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Perumahan Informal
Perumahan Formal
Komersial perdagangan
Pendidikan
U
Lokasi pengembangan dibatasi oleh Jalan
Siliwangi dan Pajajaran. Kondisi topografi
sungai tertinggi berada pada titik Jalan
Siliwangi dan menurun sampai ahirnya datar
pada titik Jalan Pajajaran.
Masyarakat di daerah Jalan Siliwangi
memanfaatkan sungai sebagai mata
pencaharian untuk mencari ikan (keramba),
selain dari pada itu, masyarakat sekitar
hanya memanfaatkan sungai sebagai
pembuangan limbah rumah tangga
Sungai diapit oleh sebagian besar
permukiman informal dan sebagian kecil
permukiman formal
Aksesbilitas Cikapundung sangat sulit,
dikarenakan padatnya permukiman kawasan
sungai, dan tidak terdapat jalan sekunder
atupun lingkungan yang dapat difungsikan
sebagai mitigasi bencana.
JasaIndustri
Fasilitas kesehatan
CIWALK
STRENGTH OPPORTUNITY
Berpotensi menjadi area pariwisata. Berpotensi menjadi jalur transportasi. Dapat menjadi area Ruang Terbuka Hijau
di daerah bantaran sungai. Lokasi yang strategis. Adanya perangkat hukum yang
mendukung baik dalam pemanfaatanlahan maupun pelestarian kawasan
Menormalisasikan sungai Cikapundung. Pariwisata sungai. Meningkatkan kualitas kaum marginal di
sepanjang sungai Meningkatkan sense of belonging terhadap
sungai Cikapundung. Memanfaatkan limbah padat (tinja) dari
rumah-rumah untuk menjadi sumber biogas.
WEAKNESS THREAT Pencemaran sungai dari limbah rumah
tangga Pembangunan pada bantaran sungai Pendangkalan sungai. Tidak terdapat jalur evakuasi bencana
Budaya masyarakat yang terbiasamembuang langsung limbah domestik, airkotor dan sampah ke sungai.
Budaya masyarakat yang terbiasa tinggal dilanded houses.
Masyarakat tidak terbiasa menggunakanbiogas dari tinja manusia.
RTRW Kawasan Cikapundung
Legenda sesuai warna
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Perumahan Informal
Komersial perdagangan
Pendidikan
Jasa
Industri
Fasilitas kesehatan
Pemerintahan
U
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Model Penataan Kawasan Tepi Air Sungai Cikapundung
REHABILITASI kawasan dengan memperbaiki sungai dan
lingkungan sekitar agar dapat berfungsi kembali sebagaimana
mestinya. Menjaga/melindungi KTAS Cikapundung dari
pencemaran.
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN FINANSIAL
MASYARAKAT dengan membuka lapangan pekerjaan
baru, meningkatkan aktivitas komersial, membangun sarana
infrastruktur yang menunjang aktivitas ekonomi masyarakat.
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT
dengan perbaikan permukiman yang dilakukan dengan
pemberdayaan masyarakat lokal dengan harapan masyarakat
mendapatkan keahlian, pendapatan yang lebih baik. Selain
itu masyarakat diberikan pendidikan/pelatihan dalam
kelompok masyarakat yang berhubungan dengan
pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan limbah.
TahP
I
N
I
PE
SosialisasiMasyarakat,
apan Perencanaanembangunan
Pembiayaan, RehabilitasiSungai, Pengadaan Lahan,
Relokasi, PengadaanPerumahan
EKONOM
Masyarakat yang
Mandiri Secara
Finansial
PERANCANGAN
PELAKSANAAEKOLOG
SOSIAL-BUDAYASUSTAINABLE
DEVELOPMENT
RehabilitasiKawasan
Cikapundung
Peningkatan
Kualitas Hidup
Masyarakat
STRATEGI
MBANGUNAN
KTAS
Diagram 02. Konsep Perencanaan dan Perancangan
TAHAPAN PERANCANGAN
1. Sosialisasi kepada Masyarakat
Dengan berdasar kepada pemikiran Pengelolaan Sumber Daya
Alam yang berkelanjutan, menurut US-Aid dan ESP
(Environmental Service Program) dapat berjalan dengan efektif
bila masyarakat sebagai “stakeholders” dilibatkan penuh, karena
merekalah yang sangat berkepentingan akan kelangsungan
kehidupan KTAS. Sosialisasi ini juga akan membantu perencana
dalam menampung aspirasi masyarakat terhadap perubahan
lingkungan mereka, lebih jauh, sosialisasi ini dapat:
Menjadi dasar perubahan perilaku melalui sekolah lapangan,
untuk menguatkan transfer of knowledge;
Penguatan lembaga masyarakat yang telah ada dengan
membentuk jaringan komunikasi melalui community
organisation;
Mendukung pengembangan pembiayaan dan sumber-sumber
potensial lainnya sebagai manifestasi dari social capital dan
kemampuan masyarakat mandiri;
Adapun Tahapan Sosialisasi ini adalah:
Urun rembuk dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk
menyebarluaskan usulan konsep perencanaan dan kebijakan
pemerintah, diharapkan dari para tokoh masyarakat setempat
partisipasi mereka untuk turut serta mengkampanyekan
gerakan ini,
Membuka depot ide dengan pendampingan dari LSM atau
mengikutsertakan mahasiswa dari institusi terkait
Sharing dan brainstorming ide pengembangan dengan analisis
lengkap terhadap keuntungan dan kerugian yang mungkin
timbul dari proyek ini,
Mengumumkan rencana aksi yang telah disetujui bersama
Pelaksanaan proyek dan kemajuannya dilaporkan secara
transparan, sehingga pelibatan masyarakat untuk turut serta
dalam pelakasanaan dan pengawasan proyek ini dapat
membangun rasa memiliki masyarakat terhadap lingkungannya
2. Tahapan Perencanaan Pembangunan
Usulan pelaksananaan proyek dibagi atas 3 fase (diagram tahapan
proyek terlampir), dengan pertimbangan:
Arah aliran air dari hulu ke hilir, sehingga penjernihan
dilakukan di batas hulu proyek (Jl.Siliwangi) yang
dialokasikan di Tahap I,
Keterbatasan dana yang harus diantisipasi, sehingga proyek ini
dirancang untuk dapat berkembang di tahap berikutnya dengan
pembiayaan berantai (chain financing project) dari tahap
proyek sebelumnya,
Diperlukan adanya pilot project yang dapat menjadi sarana
evaluasi proyek, dan sebagai alat kampanye gerakan ini kepada
masyarakat secara lebih luas,
Karakteristik kawasan yang lebih banyak multifungsi atau mix-
use, pembagian ini akan meringankan tiap fase untuk
dilaksanakan.
TAHAPAN PELAKSANAAN
2
3
K
SUNGAI CIKAPUNDUNG
U
TAHAP I: Indikasi Kesuksesan terhadap Proses Perancangan
Rancangan Unggulan:
Rehabilitasi Air Sungai Cikapundung dengan Nanoteknologi,
Daya tarik pariwisata Kebun Binatang sebagai pusat pengembangan wisata alam,
Rancangan Pendukung:
Penataan permukiman
Pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan usaha kerambah ikan
Hasil yang diharapkan:
Air sungai menjadi bersih dan sehat
Income bertambah dari pariwisata, transportasi, pajak dan sektor informal lain
TAHAP II: Kelanjutan Proyek untuk Peningkatan Hidup Kaum Marginal
Rancangan Unggulan:
Penataan permukiman berkontur yang secara efektif memanfaatkan potensi lingkungan
Penataan PKL dan sarana penyedia jasa lain sebagai sumber peningkatan pendapatan
masyarakat setempat
Rancangan Pendukung:
Open space, selain menjadi RTH dan titik aktivitas komunitas setempat juga menjadi simpul
bagi perpindahan moda seperti Stasiun Kereta Gantung dan Dermaga,
Kombinasi Talud Ekologi dan Talud Struktural serta Pembenahan Jaringan Utilitas
Hasil yang diharapkan:
Lingkungan permukiman menjadi sehat dan bersih
Income bertambah dari pariwisata, transportasi, pajak dan sektor informal lain
TAHAP III: Kelanjutan Proyek untuk Peningkatan Kualitas dan Kenyamanan Hunian
Rancangan Unggulan:
Pengadaan Rusun dan RTH, Fasum dan Fasos
Rancangan Pendukung:
Perbaikan sarana utilitas permukiman
Proyek penanaman pohon di RTH
Hasil yang diharapkan:
Permukiman tertata dengan rapi
Ruang Terbuka Hijau sebagai resapan dan paru-paru kota
TAHAP 1
TAHAP
TAHAP
JALAN LAYANG
CIWAL
REHABILITASI SUNGAI
Untuk menghidupkan kembali fungsi sungai dan merehabilitasi
lingkungan di KTAS Cikapundung, tahapan pelaksanaannya adalah:
1. Menjernihkan Air Sungai dengan Metode Nanoteknologi,
Metode yang sangat murah dan hanya membutuhkan waktu
seminggu untuk menjernihkan air, bahan utama Titanium
Dioksida (TiO2) banyak tersedia di Indonesia dengan harga
miring sebagai material fotokatalis dan dengan bantuan sinar
matahari dekomposisi limbah dapat berlangsung secara sempurna
dan membebaskan air dari polutan organik. Metode ini telah
dikembangkan dan dibuktikan oleh Teknik Fisika – ITB.
(Abdullah, 2009).
2. Pengerukan Sungai
Sedimentasi yang membuat sungai menjadi dangkal perlu
dikeruk. Pengerukan juga akan mendukung upaya pengembangan
transportasi air. Dengan pengerukan pula, usaha kerambah ikan
yang menjadi mata pencaharian sebagian penduduk di KTAS
dapat lebih berkembang, produksi ikan dapat lebih terjamin
kualitas dan kuantitasnya.
3. Membuat Talud Struktural dan Talud Ekologikal
Talud Struktural
Dibuat di titik-titik rawan banjir sepanjang KTAS Cikapundung
seperti di RT.6 RW.18, Kel.Tamansari Kec. Bandung Wetan
pada Maret 2009 lalu (Pikiran Rakyat, 2009). Talud ini selain
menjadi penahan erosi juga menjadi jalur bagi Hovercraft,
kendaraan segala medan untuk inspeksi KTAS dan pertolongan
pertama evakuasi korban banjir.
Talud Ekologikal
Upaya pencegahan erosi dengan menyebarkan lahan hijau,
antara lain menggunakan vegetasi Vetiver, yang mampu
menumbuhkan akar 1 cm setiap harinya. Jenis rumput ini tidak
memerlukan perawatan intensif, dan efektif pada kemiringan
45o, tumbuh cepat seperti jaring dan mampu menembus jauh ke
dalam tanah sehingga terbukti mampu menahan erosi
permukaan dan menstabilkan lereng/talud (US-Aid, 2009).
4. Menata Jaringan Utilitas Terpadu
Merencanakan sistem utilitas terpadu di bawah tanah dengan
akses mudah untuk pemeliharaan, melingkupi Jaringan Air
bersih, Jaringan Air Kotor/Limbah Domestik Cair Rumah
Tangga dan Komersil, Sistem Drainase Air Hujan dan Air
Tampungan lain, Pengolahan Sampah, Listrik dan
Telekomunikasi.
Istimewa untuk Jalur Gas. Disposal padat Rumah Tangga dan
komersil (tinja), dialirkan khusus dengan memanfaatkan
gravitasi ke reaktor-reaktor biogas pada simpul-simpul yang
telah ditentukan untuk kemudian digunakan oleh sektor
komersial (terutama PKL yang telah direlokasi) sepanjang
KTAS.
5. Membuat Jalan Inspeksi KTAS
Selain untuk jalur inspeksi KTAS dan akses ke permukiman, jalur
ini juga dapat digunakan sebagai jalur alternatif yang membantu
mengatasi masalah kemacetan di sekitar Jl.Cihampelas dan Jl.
Tamansari. Manfaat lain yang tak kalah pentingnya, jalur ini
adalah lintasan utama pemadam kebakaran dan evakuasi
penduduk bila terjadi kebakaran yang tak terduga.
STRATEGI PEMBIAYAAN
Strategi pembiayaan merupakan issue yang sangat penting untuk
direncanakan pada awal perencanaan. Strategi pembiayaan akan
menentukan konsep perancangan maupun pelaksanaan
pembangunan. Selain itu konsep keterjangkauan untuk perumahan
bagi kaum marginal juga erat kaitannya dengan strategi pembiayaan.
1. Strategi Alokasi Biaya Proyek
MBIA
PEMBANGUNANTAHAP I
2. Strategi Pembiay
Mekanisme Pembiayaan Perumahan
Sumber dana didapat dari Pemerintah, NGO, Investor dan tabungan
mandiri masyarakat. Tabungan ini didapat melalui pemotongan upah
pekerja pada proyek Cikapundung dengan besar potongan untuk
tabungan sebesar 20-30 % dari pendapatan.
a
Diagram 04 Strategi P
Permukiman
a
e
Pariwisat
Infrastruktur
RehabilitasiSungai
an Pengadaan Perumah
mbiayaan
Income
PEMBANGUNANTAHAP II
PEMBANGUNANTAHAP III
h
Diagram 0.3StrategiAlokasi Biaya Proyek
an
Diagr
STRATEGIINIMALISASI
YA PERUMAHAN
Membangunrumah secara
kolektif
am 06. Meka
Tenaga kerjamasyarakat
sekitar
Pemanfaatanteknologi lokal
Diagram 05. Keterjangkauan
SUMBERDANA
Pemerinta
Masyarakat
n
Investornisme Pembia
bantuan
Tabungan Mandiri30%
Pnjama
PEMBIAYAAN
Keterjangkauan
Mekanisme PembiayaanIncome
yaan Perumahan
PENGADAAN LAHAN
Perkembangan kota dengan segala fasilitasnya menyebabkan
semakin derasnya arus urbanisasi dan pembangunan, sedangkan di
sisi lain lahan jumlah lahan Kota Bandung tidak mengalami
penambahan. Dalam hal ini sudah jelas kaum marginal akan semakin
tergusur pada daerah pinggiran dan melakukan pembangunan pada
lahan yang tidak seharusnya dibangun.
Kepemilikan lahan yang diperoleh akibat penghunian yang terus-
menerus (adverse possession) dimungkinkan pada daerah ini, karena
masyarakat sepanjang sungai Cikapundung telah menghuni selama
lebih dari 20 tahun.
1. Pengadaan Lahan Proyek
2. Jaminan Hak Atas Lahan
Jaminan hak milik atas lahan / land secure tenure akan
mempengaruhi senses of belonging dari masyarakat terhadap hunian
dan lingkungannya, sehingga upaya negosiasi kepemilikan lahan
menjadi sangat penting dalam upaya pemeliharaan hasil
pembangunan/maintenance.
Strategi yang diterapkan adalah sertifikat pemilikan lahan secara
kolektif yang diberikan pemerintah pada setiap kelompok
permukiman. Strategi ini diterapkan untuk mengantisispasi
permasalahan pergantian hak milik akibat transaksi jual beli, selain
itu untuk menjaga tata guna lahan kawasan pengembangan hak milik
diberikan hanya dalam bentuk hak milik sewa berjangka waktu yang
diperpanjang dalam jangka waktu tertentu.
PENGADAANLAHANPembebasanLahan formal
Relokasi kawasaninformal
SERTIFIKATLAHAN
SECARAKOLEKTIF
Pemutihan LahanDalam BentukHak SewaBerjangka Waktu
n
Temporer PermanenDiagram 07. Pengadaan Lahan Proyek
MencegahPerpindahan HakMilik
Mencegah alih fungsibangunan
Diagram 08. Strategi sertifikasi laha
STRATEGI PENGADAAN PERUMAHAN
Proses pemindahan permukiman
Proses pemindahan permukiman melibatkan masyarakat
untuk mengurangi kecemasan masyarakat akan kehilangan
tempat tinggalnya dan faktor lain yang menyebabkan stress
pada penghuni.
Relokasi
Relokasi dilakukan d
terhadap kelompok per
memperhatikan aspek a
pada lahan kosong
pembangunan II.
Pembangunan Permukiman
Proses pembangunan melibatkan banyak pihak sehingga
selalu dilakukan tahapan musyawarah yang dihadiri multi
pihak dalam setiap pengambilan keputusan.
Internal organisasi masyarakat ini berfungsi sebagai
perwakilan dari masyarakat pada suatu kelompok
permukiman, sehingga dalam setiap langkah selalu
memperhatikan kondisi latar belakang masyarakat demi
tercapainya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Membentukinternal
OrganisasiMasyarakat
PelaksanaanPembangunan
PengawasanKelompok KecilBerdasarkan
Daerah
PENGHUNI
mendukung
D
PenghuniSosialisa
Peng
Diagram 09. Proses Pemindahan Permukiman
engan tidak melakukan pemisahan
mukiman yang sudah terbentuk dan
ksesbilitas. Lokasi relokasi dibangun
yang terdapat pada tahapan
PertemuanMulti Pihak
Survei SegalaAspek
Masyarakat
Evaluasi
iagram 10.Alur Relokasi
Relokasisementara
PelaksanaanPembangunan
Relokasi
si
Kawasan Awal
Kawasan Baru
Bergantung Kepadaembangan Pembangunan
Diagram 11. Proses PelaksanaanPembangunan Permukiman
Relokasi
PerencanaanPelaksanaan
Tanggal kepindahan,organisasi transpor,mengelola prosespemberian jatah,pembongkaran rumah,dll
Kereta gantung sebagai alternatifTransportasi
Open Space di Bantaran Sungai
Hovercraft sebagai kendaraan pendukung
2
TAHAPPenataan Permukiman lama dengan view ke arah sungai danmempertimbangkan topografi lahan yang berkontur
U
]
PENGADAAN RUMAH SUSUN Fokus dari pembangunan tahap 3
ini lebih ditekankan pada 2 hal, pertama kepada penyediaan rumah
susun untuk buruh pabrik kina, kost mahasiswa maupun bagi warga
setempat yang direlokasi. Kedua, penyediaan ruang terbuka hijau
sebagai resapan dan paru-paru kota di kawasan ini karena tingkat
kepadatan yang sangat tinggi.
PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU, RTH juga
difungsikan sebagai taman dan ruang bersama untuk penghuni rusun.
RTH juga dilengkapi dengan sarana olah raga seperti lapangan basket
dan jogging track.
Rusun 5-6 lantai Rusun 5-6 lantaiRusun 3 lantai
RTH
RTH
Sungai Cikapundung
Rusun 5-6 lantai
Fasos dan Fasum
Rusun 3 lantai
TAHAP 3
U
KESIMPULAN
Pembelajaran yang dapat diambil dalam proyek
pembangunan kawasan tepi air sungai Cikapundung ini
adalah :
Kawasan tepi air sungai Cikapundung bukanlah masalah
bagi kota Bandung melainkan potensi yang dapat digali
Masyarakat yang menempati kawasan Cikapundung
sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan
sehingga pembentukkan kelompok internal masyarakat
sangat diperlukan dalam proses perencanaan dan
perancangan pembangunan
Untuk memanfaatkan dana yang ada pembangunan
secara bertahap merupakan sebuah strategi yang tepat,
selain itu beban pembangunan secara sosial juga dapat
terbagi-bagi
Rehabilitasi sungai
Strategi pembiayaan dan pengelolaan dana harus
memperhatikan kondisi masyarakat marginal kawasan
cikapundung sehingga tepat sasaran.
Pemberian hak milik secara kolektif dengan sistem sewa
merupakan salah satu solusi pembangunan kampung
yang berkelanjutan
Perpindahan masyarakat/relokasi harus melibatkan
masyarakat dalam segala tahapan, agar tidak
menimbulkan konflik dan tidak merusak tatanan
masyarakat semula yang sudah ada
Dalam proses pelaksanaan pembangunan diperlukan
kontribusi masing-masing pihak seperti pemerintah,
masyarakat, NGO/LSM, dan pihak investor.
Kawasan pembangunan yang terdiri dari tiga tahapan
pembangunan memiliki karakteristik yang berbeda,
sehingga memerlukan strategi masing-masing untuk
menanggulangi permasalahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.penataan ruang.net/detail_b.asp?id=93
UN Habitat.2008.Perumahan bagi kaum miskin di kota-kota Asia.
Vol 1-7
US-AID, 2009. Satu Kata Sejuta Manfaat. Pedoman Rehabilitasi
DAS Skala Kecil di Indonesia. BAPPENAS
Abdullah, Mikrajuddin. 2009. Menjadikan keterbatasan sebagai
pemicu kreavititas dan inovasi dalam riset nanosains di
Indonesia.ITB