peluang
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PELUANG
Judi Keinginan Menang Peluang
Istilah• Ruang sampel (ruang contoh), ditulis dengan S, adalah
himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak.
• Titik sampel adalah setiap anggota ruang sampel.
• Kejadian adalah suatu himpunan hasil atau suatu himpunan bagian dari ruang sampel.
• Gabungan dua kejadian A dan B, ditulis A U B, adalah suatu kejadian yang hasil-hasilnya adalah hasil dalam A atau hasil dalam B.
• Irisan dua kejadian A dan B, ditulis A B adalah suatu kejadian yang hasil-hasilnya adalah hasil dalam A yang sekaligus adalah hasil dalam B, atau hasil dalam B yang sekaligus adalah hasil dalam A. Jika A B = Ø, Adan B dikatakan saling asing atau merupakan kejadian yang tidak mungkin terjadi bersama-sama.
• Komplemen suatu kejadian A, ditulis adalah suatu kejadian dalam S yang hasilnya adalah bukan hasil dari A
Misalkan pada percobaan pelemparan koin
(koin dalam kondisi baik) sebanyak 3 kali.
Akan didapatkan kemungkinan
mendapatkan angka (A) dan gambar (B)
sebagai berikut:
Kemungkinan Hasil Pelemparan Koin
A
A
G
G
A
G
A
G
A
G
A
G
A
G
Pada hasil pelemparan akan didapatkan kejadian-kejadian sebagai berikut:- Kejadian tidak mendapatkan gambar (K)- Kejadian munculnya gambar (paling tidak 1 kali) (L)- Kejadian muncul gambar sebanyak 1 kali (M)- Kejadian muncul gambar sebanyak 2 kali (N)- Kejadian muncul gambar 1 kali atau 2 kali (O)Maka:S = {AAA, AAG, AGG, GGG, GAA, GAG, AGA, GGA}K = {AAA}L = {AAG, AGG, GGG, GAA, GAG, AGA, GGA} = M = {GAA, AGA, AAG}N = {AGG, GAG, GGA}O = {GAA, AGA, AAG, AGG, GAG, GGA} =
Definisi Klasik Tentang Peluang
Jika suatu eksperimen menghasilkan sejumlah
hingga hasil yang mungkin, misalnya n dan
setiap hasil tidak mungkin terjadi bersama-
sama serta masing-masing mempunyai
kemungkinan yang sama untuk terjadi, maka
P(A)= , dengan n(A) = banyaknya hasil
dalam A.
TEOREMA 1Misalkan S ruang sampel dari suatu percobaan acak, H himpunan semua kejadian dalam S dan A H, maka berlaku:1. P(A ) = 1 – P (A)2. 0 ≤ P (A) ≤ 13.4.
Keterangan:
1. a. Dalam undian dengan sebuah dadu, misalkan A =
mendapat mata dadu 6, maka P(A) = . Dari hasil tersebut
dapat diketahui bahwa P(A ) = bukan mata dadu 6 atau
mata dadu 1 sampai 5 adalah .
b. Kalau peluang mendapatkan hadiah 0,72 maka
peluang tidak mendapatkan hadiah 0,28.
3. a. Waktu melakukan undian dengan sebuah mata uang,
maka angka (A) yang nampak di atas atau gambar (G) yang
nampak di atas. Kedua peristiwa ini mutually eksklusif
(saling asing), karenanya
P (A atau G) = P (A) + P (G) = 1
Artinya salah satu muka akan nampak diatas ketika
melakukan sebuah undian mata uang.
3. b. Dalam peristiwa pelemparan mata dadu maka
munculnya ke enam kemungkinan keluarnya mata
dadu adalah peristiwa yang saling asing.
Untuk kondisi dadu yang baik, P (mata 1) = P (mata 2)
= … P (mata 6) = 1/6.
Maka P (mata 1 atau mata 2 atau … mata 6) =
P (1) + P (2) + … + P (6) = 1
3. c. Sebuah kotak berisi 10 kelereng merah, 18 kelereng
hijau dan 22 kelereng kuning. Kelereng tersebut
diambil secara acak, berapa peluang terambil
kelereng merah atau kuning?
Jawab:Misalkan A = terambil kelereng merah B = terambil kelereng hijau C = terambil kelereng kuningKetiga peristiwa diatas mutually exclusif (saling asing), maka
Maka didapatkan:
3. d. Ada 200 lembar undian berhadiah dengan sebuah hadiah pertama, 5 hadiah kedua, 10 hadiah ketiga dan sisanya tak berhadiah. Seseorang membeli selembar undian. Berapa peluang orang itu akan memenangkan hadiah pertama atau hadiah kedua?
Jawab:Ada 4 peristiwa yang saling asing, yaitu A = hadiah pertama, B = hadiah kedua, C = hadiah ketiga dan D = tak berhadiah. P(A)= 0,005; P(B)=0,025; P(C)=0,05 dan P(D) = 0,92, maka P(A atau B)=P(A) + P(B) = 0,005 + 0,025 = 0,03
TEOREMA 2Teori ini berkaitan dengan hubungan antara dua
peristiwa yang bersyarat.
Dua peristiwa dikatakan mempunyai hubungan
bersyarat jika peristiwa yang satu menjadi syarat
terjadinya peristiwa yang lain.
Dituliskan A|B untuk menyatakan peristiwa A terjadi
didahului peristiwa B. Peluangnya di tulis P(A|B) dan
disebut peluang bersyarat untuk terjadinya peristiwa A
dengan syarat B.
Jika ditulis A dan B untuk menyatakan peristiwa-peristiwa A dan B kedua-duanya terjadi, maka peluangnya dinyatakan dalam peluang bersyarat diperoleh
P (A dan B) = P (B) . P(A|B)
Jika A dan B Independen, maka
P (A|B) = P (A)
Dari persamaan yang sebelumnya maka:
P (A dan B) = P (A) . P (B)
Atau dapat diperluas untuk k buah peristiwa E₁, E₂, …, Ek yang independen menjadi
P (E₁ dan E₂ dan … dan Ek) = P(E₁).P(E₂). … .P(Ek)
Contoh 1Dilakukan undian dengan sebuah mata uang sebanyak 2 kali. Q = peluang munculnya angka pada undian pertama, dan R = peluang munculnya gambar pada undian yang kedua. Berapa peluang terjadinya Q dan R?
Hal ini adalah peristiwa yang independen.
Maka P (Q dan R) = P (Q).P (R) = ½ . ½ = ¼
Contoh 2Sebuah kotak berisi 10 kelereng merah, 18 kelereng hijau
dan 22 kelereng kuning. Kelereng tersebut identik. Secara
acak diambil kelereng dua kali, tiap pengambilan, diambil 1
kelereng. Kelereng yang telah diambil pertama kali tidak
disimpan lagi ke dalam kotak. Misalkan E = kelereng yang
diambil pertama berwarna merah dan F = kelereng yang
diambil kedua kali berwarna hijau. Peristiwa-peristiwa E
dan F tidak independen. Berapakah P (F|E) (dibaca peluang
terambilnya F setelah pengambilan E)? Dan P (E dan F)?
Jawab:P (E) = 0,2P (F|E) =
Sedangkan P (E dan F) = P (E) . P (F|E) = (0,2)( ) =
Merupakan peluang kelereng warna merah pada pengambilan pertama dan kelereng warna hijau pada pengambilan kedua
Latihan:1. Lakukan undian dengan dua buah dadu. Berapa
peluang didapatkannya jumlah mata dadu:a. 12 buah d. paling sedikit 4 buahb. 7 buah e. paling sedikit 7 buahc. 6 buah f. tidak kurang dari 5 buah
2. Dari tumpukan kartu “bridge” yang tebal dikocok dengan baik diambil dua lembar kartu. Tentukan peluangnya bahwa kedua kartu itu adalah kartu As, jika kartu pertama:d. Disimpan lagi sebelum kartu kedua diambile. Tidak disimpan lagi sebelum kartu kedua diambil