pelayanan kesehatan
TRANSCRIPT
TUGAS KOMUNIKASI KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN,
PELAYANAN LABORATORIUM,
PELAYANAN PRIMER
Di Susun Oleh :
I putu adi suparsa
011-901-010
A-11
PROGRAM D-3 ANALIS KESEHATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Bab 1. Pelayanan Kesehatan
A. Realitas Pelayanan Kesehatan Kita
Bab 2 Pelayanan Laboratorium
A. Tinjauan Mutu Pelayanan Laboratorium Klinik Rumah Sakit
B. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK
Bab 3 Pelayanan Prima
A. PELAYANAN PRIMA
Pentingnya Pelayanan Prima
B. Prinsip-prinsip pelayanan prima
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “
PELAYANAN KESEHATAN, PELAYANAN LABORATORIUM, DAN PELAYANAN
PRIMA”.
Pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium dan pelayanan primer sangat
dibutuhkan oleh masyarakat kita. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua, terutama kita yang bergelut di bidang kesehatan.
Makassar, ... Juni 2012
Penulis
Bab 1. Pelayanan Kesehatan
A. Realitas Pelayanan Kesehatan Kita
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pelayanan kita masih kurang
dan masih rendah. Kelompok masyarakat berpendapatan menengah keatas
malah lebih percaya pada rumah sakit di luar negri ketimbang di negri
sendiri. Sementara kelompok dengan pendapatan menengah kebawah
terpaksa mendapatkan pelayanan kesehatan dalam negri yang masih
bermutu rendah atau kurang memuaskan tersebut.( Yasli ilyas. 2004 )
Rendahnya mutu pelayanan di rumah sakit di karenakan kurangnya
penerapan dasar pelayanan rumah sakit yaitu :
1. Nilai kemanusiaan adalah bahwa dalam pnyelengagaraan rumah sakit
memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku,
bangsa, agama, setatus social dan ras.
2. Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan rumah sakit harus
memberikan manfaat yang sebesar - besarnya bagi kemanusiaan
dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan drajat kesehatan
masyarakat.
3. Keadilan bahwa penyelenggaraan rumah sakit mampu memberikan
pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya
yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu.
4. Pemerataan adalah bahwa penyelenggaraan rumah askit menjangkau
seluruh lapisan rumah sakit
5. Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan
rumah sakit tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata,
tetapi harus mampu memberikan peningkatan drajat kesehatan dengan
tetap memperhatikan perlindungan dan keselamatan pasien. ( Jusmi
Amid. 2008 )
Bagaimana realitas pelayanan kesehatan kita..? Memang harus di
akui bahwa pelayann kesehatan kita masih belum memuaskan bahkan
mungkin kurang atau tidak memuaskan sama sekali. Masih segar dalam
ingatan kita Sukma ayu artis gundul tersebut meninggal karena malpraktek
yang di lakukan pihak medis sebuah rumah sakit suwasta di jakarta.
Sedangkan pengalaman seorang ibu yang hendak melahirkan, tetapi tidak
dapat di layani oleh Rumah Sakit Umum Daerah menado Sulawesi utara
karena masalah financial. Akhirnya pasien tersebut melahirkan di koridor
rumah sakit ( kompas, 22 Desember 2008 )
Sebenarnya banyak pasien yang tidak di layani atau mendapatkan
pelayanan kesehatan yang tidak patut namun tidak terungkap dan tetap
tertutup di instansi kesehatan kita.Buruknya pelayanan kesehatan ini juga
menjadi perhatian mantan presiden RI yang dapat kit baca pada harian
terbit tanggal 4 oktober 2003, dengan judul “presiden megawati kecam
pelayanan rumah sakit yang memprihatinkan”. Hal ini di sampaikan
presiden pada pembukaan Muktamar ke-25 Ikatan Dokter Indonesia ( IDI )
di istana Negara Jakarta. Presiden menceritakan pengalamannya sendiri
ketika berobat di Rumah Sakit tentang betapa sulitnya menemui dokter
karena dokter berprakteik di sejumlah Rumah Sakit sekaligus, sehingga
sulit mengatur waktu dengan baik. Presiden menekankan agar dokter
bekerja dengan profesional. Memberikan pelayanan kesehatan secara total
dan tulus.
Presiden juga mengatakan bahwa dokter adalah profesi mulia, tetapi
sejujurnya sikap yang seharusnya di perankan oleh sebagian dokter tidak
pernah memberikan pelayanan focus, efektif dan keahliannya juga tidak di
berikan dengan optimal. Disini presiden menyinggung tentang mutu layanan
kesehatan yang kurang memadai pada institusi kesehatan kita.
Selanjutnya, Presiden mengatakan: “Senang tidak senang harus di
akui sekarang semakin berkembang penilaian dan sikap di kalangan lapisan
tertentu masyarakat yang lebih mempercayai pelayanan kesehatan luar
negri.”
Berkembangnya persepsi tentang rendahnya mutu layanan
kesehatan merupakan masalah yang perlu di tangani serius oleh setiap
pemilik jasa kesehatan kita. Banyaknya, warga Indonesia membeli
pelayanan kesehatan luar negri kerena mereka mau memberikan
pelayanan yang professional, lebih teliti dan efektif, kata Mega wati presiden
juga menekankan: “ Masalah ini, tidak hanya mencakup tanggung jawab
profesi, tetapi juga kebanggaan profesi bahkan martabat bangsa”
Keprihatinan Kepala Negara ini juga telah di rasakan oleh ketua
umum perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia ( PERSI )
dr.Hermansyur Kartowisastro seperti yang dapat kita baca pada harian
Suara pembaharuan, Kamis, 2 Oktober 2003. Dia menyatakan, “untuk
mencegah masyarakat berobat keluar negri, para dokter dan pengelola
Rumah Sakit perlu mengembalikan kepercayaan pasien kepada dokter dan
rumah sakit di Indonesia”.Artinya, paradikma dokter dan rumah sakit
sebagai pihak yang di butuhkan pasien, perlu di ubah. Sudah saatnya,
dokter dan Rumah Sakit lebih focus pada pasien, lebih informative dan
memberikan pelayanan terbaik.
Bab 2 Pelayanan Laboratorium
A. Tinjauan Mutu Pelayanan Laboratorium Klinik
Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral
yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah pada spesialisasi dan
subspesialisasi. Semakin pesat lajunya pembangunan, semakin besar pula
tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
baik.
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang
bermutu pun semakin meningkat. Di lain pihak pelayanan Rumah Sakit
yang memadai, baik di bidang diagnostik maupun pengobatan semakin
dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan diagnostik yang
diselenggarakan oleh laboratorium klinik Rumah Sakit sangat perlu untuk
menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat.
UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang
kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai
penjabaran dari undang-undang tersebut salah satunya adalah Surat
Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK 006.06.3.5.00788
tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit (termasuk di
dalamnya adalah pelayanan laboratorium klinik) untuk mengukur mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Berkaitan dengan pengukuran mutu pelayanan kesehatan tersebut,
menurut Donabedian ada 3 variabel yang dapat digunakan untuk mengukur
mutu, yaitu :
1. Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan kesehatan, seperti SDM, dana, obat, fasilitas,
peralatan , bahan, teknologi, organisasi, informasi dan lain-lain.
Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula. Hubungan input dengan mutu adalah dalam perencanaan
dan penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2. Proses, ialah interaksi professional antara pemberi layanan dengan
konsumen (pasien / masyarakat ). Proses ini merupakan variable
penilaian mutu yang penting.
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan
perubahan yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk
kepuasan dari konsumen tersebut.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan, laboratorium klinik yang
terdapat dalam seluruh Rumah Sakit perlu dikelola dengan menggunakan
prinsip-prinsip manajemen yang tepat. Salah satu pendekatan mutu yang
digunakan adalah Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Magement,
TQM).
Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003) konsep TQM pada mulanya
dipelopori oleh W. Edward Deming, seorang doktor di bidang statistik yang
diilhami oleh manajemen Jepang yang selalu konsisten terhadap kualitas
terhadap produk-produk dan layananannya. TQM adalah suatu pendekatan
yang seharusnya dilakukan oleh organisasi masa kini untuk memperbaiki
otputnya, menekan biaya produksi serta meningkatkan produksi. Total
mempunyai konotasi seluruh sistem, yaitu seluruh proses, seluruh pegawai,
termasuk pemakai produk dan jasa juga supplier. Quality berarti
karakteristik yang memenuhi kebutuhan pemakai, sedangkan management
berarti proses komunikasi vertikal dan horizontal, top-down dan bottom-up,
guna mencapai mutu dan produktivitas.
Pendekatan Manajemen Mutu Terpadu dalam pelayanan
laboratorium menurut Sianipar (1997) adalah menggunakan konsep dari
Creech, yaitu suatu pendekatan manajemen yang merupakan suatu sistem
yang mempunyai struktur yang mampu menciptakan partisipasi menyeluruh
dari seluruh jajaran organisasi dalam merencanakan dan menerapkan
proses peningkatan yang berkesinambungan untuk memenuhi bahkan
melebihi harapan pelanggan. Terdapat lima pilar Manajemen Mutu Terpadu,
yaitu kepemimpinan, proses, organisasi, komitmen, produk dan service.
Manajemen mutu terpadu berfokus pada peningkatan proses. Proses
adalah transformasi dari input, dengan menggunakan mesin peralatan,
perlengkapan metoda dan SDM untuk menghasilkan produk atau jasa bagi
pelanggan.
B. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN LABORATORIUM
KLINIK
Menurut Pusorowati (2004), mutu pada hakekatnya adalah tingkat
kesempurnaan suatu produk atau jasa. Sedangkan mutu pelayanan
laboratorium klinik Rumah Sakit diartikan sebagai derajat kesempurnaan
pelayanan laboratorium klinik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
konsumen akan pelayanan kesehatan dengan menggunakan potensi
sumber daya yang tersedia secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan
secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum, dan
sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat konsumen.
Upaya peningkatan mutu pelayanan laboratorium klinik merupakan
serangkaian kegiatan yang komprehensif dan integral yang menyangkut
struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut,
memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien,
dan memecahkan maslah-masalah yang terungkapkan sehingga pelayanan
laboratorium yang diberikan berdaya guna dan berhasil guna.
Sasaran upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium di rumah
sakit adalah : meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien, dokter dan
pemakai jasa laboratorium lainnya), meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelayanan laboratorium, dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
dimiliki.
Cakupan kegiatan peningkatan mutu meliputi seluruh kegiatan teknis
laboratorium dan kegiatan-kegiatan yang bersifat administrasi, serta
manajemen laboratorium. Kegiatan teknis laboratorium meliputi seluruh
kegiatan pra-analitik, analitik dan pasca-analitik. Kegiatan yang berkaitan
dengan administrasi meliputi pendaftaran pasien / spesimen, pelayanan
administrasi keuangan, dan pelayanan hasil pemeriksaan. Sedangkan
kegiatan yang bersifat manajerial meliputi pemberdayaan sumber daya
yang ada, termasuk di dalamnya adalah penatalaksanaan logistic dan
pemberdayaan SDM.
Pendekatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan laboratorium di Instalasi Patologi Klinik adalah :
1. Pendekatan tidak langsung
Program menjaga mutu (quality assurance/quality improvement),
seperti pemeriksaan kontrol kualitas (quality control), Pemantapan
Mutu Internal (PMI), Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Quality Assesment, seperti akreditasi, ISO 9001:2000
Total Quality Managemen (TQM)
Pengembangan standar profesi, seperti seminar / kursus /
workshop / pelatihan, pendidikan berkelanjutan. Program ini
dilakukan baik untuk Pranata Laboratorium maupun tenaga
administrasi.
Risk management, misalnya penanganan komplain dari pelanggan.
Program-program khusus, misalnya mengukur kepuasan pelanggan
melalui pemberian kuesioner.
2. Pendekatan pemecahan masalahPemecahan masalah merupakan
suatu proses siklus (daur) yang berkesinambungan. Langkah pertama
dalam siklus ini adalah identifikasi masalah. Identifikasi masalah
merupakan bagian sangat penting dari seluruh proses siklus karena
akan menentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya dari pendekatan
masalah. Masalah akan timbul apabila :
Terdapat penyimpangan antara hasil yang dicapai (output) dengan
standar yang adab.
Bab 3 Pelayanan Prima
A. PELAYANAN PRIMA.
Pelayanan prima adalah tuntutan pelayanan yang memuaskan
pelanggan atau masyarakat agar dapat di rasakan dampak positifnya bagi
pelanggan tersebut.Sebenarnya, yang di butuhkan pasien adalah rasa
nyaman, rasa aman, dan keyakinan bahwa dia mendapatkan pelayanan
kesehatan dari The best knowledge, the best skill, and efforts pembeli jasa
kesehatan. Artinya konsumen membutuhkan informasi, pelayanan dan
tindakan kesehatan yang berdasarkan The truth ilmu dan pengetahuan
kesehatan. Barang kali, kata yang tepat adalah pas dan sesuai dengan
kebutuhan medis konsumen.
Rasanya masih berupa angan - anagan bila kita berharap
mendapatkan pelayanan yang prima pada jasa kesehatan. Konsep dasar
pelayanan prima adalah memberiakan pelayanan yang melampaui harapan
konsumen, tetapi saat ini belum menjadi perhatian sebagian besar profesi
kesehatan kita.
Untuk dapat memberikan pelayanan prima pada jasa kesehatan,
salah satu komponen pentingnya adalah pengetahuan dan ketrampilan
untuk setiap profesi kesehatan haruslah prima juga. Yang juga sangat
penting adalah penghayatan terhadap profesi itu sendiri dan penghargaan
kepada hak pasien. Kepedulian, ketulusan, dan keikhlasan untuk
memberikan pelayanan terbaik menjadi kunci pelayanan prima. Tentunya,
banyak factor lain baik internal maupun eksternal individu yang juga
berperan bagi terlaksananya pelayanan prima di institusi kesehatan.
Pelayanan prima di bidang kesehatan ( Health Excellent Service ),
Health costumer care secara harfiah berarti pelayanan kesehatan yang
sangat baik atau pelayanan kesehatan terbaik. Pelayanan prima adalah
faktor kunci dalam keberhasilan pencapaian tujuan program kesehatan,
khususnya dalam bidang pelayanan masyarakat.
Jika program pelayanan masyarakat ingin dapat tumbuh dan
berkembang, maka program biasa dapat melakukan upaya-upaya
terobosan untuk dapat bertahan dalam persaingan. Program akan dapat
diuntungkan dan dapat dukungan jika dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang terus meningkat.
Untuk melaksanakan hal ini, kita perlu meningkatkan jumlah
dukungan pelanggan program yang kita miliki. Dengan demikian kita
hendaknya memiliki sistem yang dapat mempertahankan dukungan
pelanggan. Seperti halnya mendapatkan dukungan pelanggan yang baru.
Dalam hal untuk mendapatkan simpati baru, pelayanan bidang kesehatan
juga perlu mempertahankan loyalitas konsumen / pelanggannya yang telah
ada.
Pelayanan prima bidang kesehatan ( Health costumer care ) berarti
upaya memelihara dan mempertahankan para pelanggan pelayanan
kesehatan dan terus melakukan upaya menambah pelanggan baru.
Banyak aspek yang perlu dijadikan bahan permikiran dan bahan
pertimbangan agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan pelayanan
kesehatan dan bukan hanya sekedar memberikan janji pelayanan yang
terbaik. tetapi ternyata dalam praktek pelayanannya tidak baik.
Pelayanan prima bidang kesehatan ( Health costumer care ) yang
baik dibutuhkan kesiapan semua anggota pelaksana program tanpa kecuali.
apakah mereka yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan
para pelanggannya, untuk dapat melaksanakan tugas dan bekerjasama
bersama orang lain. Untuk itu dibutuhkan rasa percaya diri untuk
menyesuaikan dan mempertimbangkan kepercayaan dan menjaga rahasia
pelanggan yang ada pada kita.
Pelayanan prima dibidang eksehatan ( Health costumer care ) bukan
hanya sekedar memberikan susuatu layanan tehnis kesehatan saja tetapi
juga layanan informasi pelayanan kesehatan. Hal ini memerlukan sedikit
layanan ekstra dengan harapan pelayanan yang akan diperoleh adalah
pelayanan terbaik.
B. Pentingnya Pelayanan Prima.
Pelayanan prima kesehatan, adalah salah satu pelayanan yang
dirindukan oleh masyarakat pada saat ini, adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memperhatikan kebutuhan dari masyarakat, yakni jika unit
pelayanan masyarakat yg ingin maju dan mengharapkan pelanggannya
untuk memakai atau memanfaatkan jasa pelayanannya, maka unit
pelayanan tersebut harus dan tetap mengajak (baca: melalui promosi )
kepada pelanggannya agar selalu memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan . Walaupun banyak sudah unit lain yakni pihak swasta yang
menawarkan produk-produk jasanya untuk bersaing. Maka barang siapa
yang tetap konsisten terhadap azas kepatuhan pelayanan prima, maka
dialah yang akan jadi pemenangnya.
Masyarakat sekarang ini semakin cerdas dalam menilai dari setiap
langkah yang akan diambil , karena kebutuhannya selalu di hitung dengan
rincian untung rugi secara ekonomi yang terkadang agak terlalu rijit. Maka
unit pelayanan kesehatan pun sudah saatnya melakukan re evaluasi dan
pembenahan dari kebijakan yang telah dibuat, apakah menurut anggapan
pelanggannya secara ekonomi menguntungkan atau tidak. Jika dalam
perhitungan tersebut lebih cenderung berpihak pada keuntungan para
pelanggannya , maka produk pelayanan kesehatan tersebut kemungkinan
besar akan diminati oleh masyarakat pelanggan / pendukungnya. Namun
juga jangan salah, tanpa dibarengi peran promosi yang efektif hal ini akan
lama sampai pada tujuan akhir.
Pelayanan prima bidang kesehatan , penting bagi unit pelaksana
pelayanan kesehatan , termasuk pimpinan dan staf pelayanan tersebut. Ini
catatan penting bagi civitas unit pelaksana pelayanan tersebut karena dapat
meningkatkan citra dan mempertahankan loyalitas pelanggan serta
membantu untuk menyamakan misi dan visi dari programnya.
C. Prinsip-prinsip pelayanan prima
Pelayanan prima bidang kesehatan, dikembangkan berdasarkan
prinsip 3 A. Pertama, kita harus menyajikan Attitude ( sikap ) yang benar.
Kedua, kita harus saling memberikan Attention ( perhatian ) yg tidak
terbagi . ketiga , semua pelanggan senantiasa mencari action ( Tindakan)
Pelayanan prima berdasarkan konsep attituide ( sikap ) meliputi tiga
prinsip berikut:
a) Melayani pelanggan berdasarkan penampilan yang sopan dan
serasi.
b) Melayani pelanggan dengan berfikir positip sehat dan logis.
c) Melayani pelanggan dengan sikap selalu menghargai.
Pelayanan prima berdasarkan attention ( perhatian ) meliputi tiga
prinsip :
a) Mendengar dan memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan
para pelanggan.
b) Mengamati dan menghargai kepada para pelanggannya.
c) Mencurahkan perhatian penuh kepada para pelanggan.
Pelayanan prima berdasarkan action ( tindakan ) meliputi lima
prinsip:
a) Mencatat setiap pesan para pelanggan.
b) Mencatat kebutuhan pelayanan
c) Menegaskan kembali kebutuhan pelayanan
d) Mewujudkan kebutuhan pelanggan
e) Menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan masih mau
kembali setia untuk memanfaatkan pelayanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan konsep
pelayanan prima bidang kesehatan, yaitu :
1) Apabila dikaitkan dengan tujuan pemerintah dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka pelayanan prima
kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang terbaik kepada
masyarakat.
2) Pelayanan prima kesehatan didasarkan pada struktur pelayanan
terbaik.
3) Untuk instansi yang sudah mempunyai standar pelayanan
kesehatan maka pelayanan prima , yaitu adalah pelayanan yang
memiliki standar.
4) Apabila pelayanan selama ini sudah sesuai dengan standar,
maka pelayanan prima upaya mencari terobosan sehingga berarti
pelayanan yang diberikan dapat melebihi standar.
5) Untuk instansi yang belum mempunyai standar pelayanan maka
pelayanan prima adalah pelayanan yang terbaik dari instansi
yang bersangkutan. Usaha selanjutnya adalah menyusun standar
pelayanan prima.
Unit pelayanan kesehatan pemerintah yang melayani pelanggan di
Sumatera Utara meliputi posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas,
rumah sakit, Dinas Kesehatan kabupaten / kota, Unit pelaksana tehnis
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara ( Unit Latihan Kesehatan , Unit
Provincial Training Centre Kesehatan Masyarakat, Unit Laboratorium, Unit
Kesehatan Indra dan Mata, Unit Kesehatan Paru Masyarakat, Unit RSK
Sicanang, Unit RSK Lau simomo ), Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara.
Pada tahun 2002 s/d 2008 di Propinsi Sumatera Utara pernah
diselenggarakan Provincial Health Proyect ( PHP-II ) pada 5 (lima) propinsi
yakni DI. Jogyakarta, Jawa barat, Banten, Lampung dan Sumatera Utara.
PHP-II ini mempunyai kegiatan penyelenggaraan tehnical asistensi
terhadap pemerintahan kabupaten-kota dalam bidang perencanaan,
capacity building, managemen sumber daya manusia, re strukturi
organisasi, penyelenggaraan kepemerintahan baik . Di Tingkat Provinsi
telah dibentuk 7 ( tujuh ) Kelompok Kerja ( pokja) , salah satu adalah
kelompok kerjanya adalah Pokja Akuntabilitas Publik yang mempunyai
fungsi untuk memfasilitasi kabupaten / kota dalam penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik ( Good Governance ) .
Pada tahap awal 6 kabupaten Kota , menyusul 12 kab / kota, selanjut
dan seluruhnya menjadi 22 kabupaten / kota pada saat itu yang sudah
menyelenggarakan kegiatan kepemerintahan yang baik dengan salah satu
indikator adalah terselenggaranya pelayanan prima di tingkat puskesmas.
Keberhasilan Sumatera Utara menjadi icon percontohan oleh empat
propinsi lainnya ( DI.Jogyakarta , Jawa Barat, Banten, Lampung ) dalam
bidang penyelenggaraan asistensi kepemerintahan yang baik . Karena
PHP-II usai, sebagai exit strategi program unggulan tersebut rencananya
akan dipertahankan dengan biaya Anggaran Pemerintah Belanja Daerah
propinsi Sumatera Utara. (Dr.Candra Syafei.Sp.OG : Penulis adalah
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara )
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/pelayanankesehatan/
www.google.com/pelayananlaboratorium/
www.google.com/pelayananprimer/