efektivitas pelayanan kesehatan di pusat kesehatan

88
EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) TOWATA KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR DAHLAN Nomor Stambuk : 1056 103972 11 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN

DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) TOWATA

KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR

DAHLAN

Nomor Stambuk : 1056 103972 11

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Dahlan

Nomor Stambuk : 1056 1039 7211

Program Studi : Ilmu Adminitrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan

plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 01 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

Dahlan

Page 3: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN
Page 4: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

i

EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN

DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) TOWATA

KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Adminitrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

DAHLAN

Nomor Stambuk : 10561 103972 11

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 5: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

ii

PERSETUJUAN

Judul Proposal Penelitian : Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Towata

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar

Nama Mahasiswa : Dahlan

Nomor Stambuk : 10561 103972 11

Program Studi : Ilmu Adminitrasi Negara

Menyetujui:

Pembimbing I

Dr. Abdul Mahsyar, M.Si.

Pembimbing II

Samsir Rahim, S.Sos, M.Si.

Mengetahui:

Dekan

Fisipol Unismuh Makassar

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si

Ketua Jurusan

Ilmu Adminitrasi Negara

Dr. Burhanudin S.Sos.M.Si.

Page 6: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

iv

ABSTRAK

Dahlan. 2015. Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) Towata Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Skripsi. Jurusan Ilmu Adminitrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar. (Pembimbing I Abdul Mahsyar dan

Pembimbing II Samsir Rahim.)

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apakah pelayanan kesehatan efektif dan

faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelayanan kesehatan di Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Towata Kecamatan polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitataif dengan

menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi

dokumentasi dan kepustakaan. Teknik penentuan informan yaitu secara acak dan

memilih informan yang peneliti anggap berpengaruh terhadap penelitian.

Berdasarakan temuan di lapangan menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Towata dapat dikatakan cukup efektif.

Faktor pendukung pelayanan kesehatan diantaranya (1) pendidikan, pengalaman

dan keterampilan; (2) sarana dan prasarana; dan (3) kerjasama yang baik,

sedangkan faktor penghambat pelayanan kesehatan diataranya (1) kurangnnya

komitmen; (2) kurangnnya sumber daya; (3) kurangnnya partisipasi; (4)

keterbatasan waktu; (5) kurangnnya pemahaman; dan (6) kurangnnya

pemantauan. Hal ini dapat dilihat kesesuaian dengan standar pelayanan yang telah

ditetapkan dan pelayanan yang diberikan sudah cukup sesuai dengan harapan

masyarakat. Namun dalam mengenai perilaku sumber daya staf yang dimiliki oleh

Puskesmas Towata masih dikatakan kurang apalagi dalam hal ketepatan waktu.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Puskesmas

Towata sebagai pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat telah menjadikan

pelayanan kesehatan yang lebih kompleks dan spisifik sesuai dengan

kecenderungan masalah kesehatan di Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

Kata kunci: Efektivitas, Pelayanan, Kesehatan.

Page 7: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan puja hanya milik Allah SWT atas segala limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Salam dan

salawat tak lupa penulis kirimkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad

SAW dan semoga keselamatan tercurah kepada sahabat-sahabat beliau, keluarga

beliau, serta umat yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang

dialami penulis, namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,

hambatan dan kesulitan tersebut dapat diatasi. Karenanya, sepantasnyalah penulis

menghaturkan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak

yang telah memberikan andil dalam penyusunan skripsi ini.

Ayahanda terhormat Dg. Bangun dan Ibunda tercinta Dg. Saena yang telah

membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Harapan dan

cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat dan

menambah ilmu. Demikian pula buat istriku yang tersayang Rosdiana, Amd.

S.Kep, sesungguhnya tiada kata yang mampu penulis defenisikan untuk

mengungkapkan rasa terima kasih atas segala pengorbanan dan pengertian yang

kalian berikan selama penulis menempuh pendidikan. Ucapan terima kasih dan

penghargaan juga kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si., Dekan Fisipol Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 8: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

vi

3. Bapak Dr. Burhanudin S.Sos.M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Adminitrasi Negara

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan arahan,

petunjuk dan bimbingan selama kuliah.

4. Bapak Dr. Abdul Mahsyar, M.Si., Pembimbing I dan Bapak Samsir Rahim,

S.Sos, M.Si., Pembimbing II atas kerelaan dan kesediaan membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Adminitrasi Negara yang telah

memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama penulis menimba

ilmu di Jurusan Ilmu Adminitrasi Negara Universitas Muhammadiyah

Makassar.

6. Bapak H. Zainal Abidin, S.Sos,M.Kes, Kepala Puskesmas Towata. yang telah

memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di

puskesmas tersebut.

7. Seluruh rekan mahasiswa Jurusan Ilmu Adminitrasi Negara Angkatan 2011

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan yang lebih

baik dari Allah SWT. Penulis menyadari sebagai manusia yang tak luput dari

kekurangan, demikian pula skripsi ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi

perbaikan ke depan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca. Amin.

Takalar, Agustus 2015

Penulis

Page 9: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

vii

Page 10: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengajuan Skripsi ............................................................................ i

Halaman Persetujuan ............................................................................ ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................... iii

Abstrak ............................................................................................................ iv

Kata Pengantar ................................................................................................. v

Daftar Isi ................................................................................................ vii

Daftar Tabel ..................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ....................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori ....................................... 9

B. Kerangka Pikir ............................................................... 37

C. Fokus Penelitian ............................................................ 37

D. Deskripsi Fokus penelitian .................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................... 39

B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................... 39

C. Sumber Data .................................................................. 40

Page 11: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

viii

D. Informan Penelitian ....................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 43

F. Teknik Analisis Data ............................................................. 44

G. Pengabsahan Data .................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karakteristik Obyek Penelitian ................... 46

B. Pemaparan Jawaban Rumusan Masalah 1 .......................... 57

C. Pemaparan Jawaban Rumusan Masalah 2 70

BAB V PENUTUP

BAB V A. Kesimpulan ......................................................................... 72

B. Saran-saran ........................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74

LAMPIRAN .................................................................................................... 76

Page 12: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 49

4.2 Tabel 4.2 Jumlah Fasilitas Gedung Puskesmas Towata ............... 55

4.3 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin ............................ 57

4.4 Identitas responden berdasarkan usia .......................................... 57

4.5 Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir .................. 58

4.6 Identitas responden berdasarkan pekerjaannya ............................. 58

Page 13: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan

oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan

Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk pelayanan barang publik

maupun pelayanan jasa. Dewasa ini masyarakat semakin terbuka dalam

memberikan kritik bagi pelayanan publik. Oleh sebab itu, substansi adminitrasi

sangat berperan dalam mengatur dan mengarahkan seluruh kegiatan organisasi

pelayanan dalam mencapai tujuan.

Salah satu bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah

adalah pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Kesehatan merupakan

karunia Tuhan yang sangat berharga dan merupakan hak dasar manusia, serta

menjadi salah satu dari tiga faktor utama selain faktor pendidikan dan pendapatan

yang menentukan indeks pembangunan sumber daya manusia. Derajat kesehatan

di Indonesia tiga dekade ini, telah mengalami peningkatan yang bermakna, tetapi

bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, maka peningkatan tersebut

masih terhitung rendah.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal

yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai

peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Pelayanan bidang kesehatan merupakan bukti konkret pelayanan publik, dan

mutlak dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah. Dalam UUD 1945 pasal 34

1

Page 14: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

2

ayat 2 memberi amanat “agar manusia mengembangkan sistem jaminan sosial

bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Hal ini juga sesuai peraturan undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya;

tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah

dijangkau, dan bermutu. Dengan ini semua akan memberikan kepuasan yang

berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada institusi yang

memberikan pelayanan yang efektif tersebut. Pembangunan kesehatan saat ini

mempunyai visi pencapaian Indonesia Sehat. Ada beragam target yang diharapkan

dapat tercapai, diantaranya adalah pelayanan kesehatan yang optimal di

Puskesmas. Puskesmas merupakan salah satu sarana dalam pemberian pelayanan

kesehatan yang terdekat dengan masyarakat. Pentingnya sarana pelayanan

kesehatan diakibatkan karena kesehatan merupakan aspek paling penting dan

salah satu indikator dalam mengukur kesejahteraan masyarakat disuatu daerah.

Selama ini pemerintah telah membangun Puskesmas dan jaringannya di

seluruh Indonesia. Puskesmas telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1968,

rata-rata setiap kecamatan mempunyai dua puskesmas, setiap tiga desa

mempunyai satu puskesmas pembantu. Puskesmaspun telah menyiapkan berbagai

upaya kesehatan yang harus dilaksanakan sebagai pertanggungjawabannya ke

Dinas Kesehatan. Puskesmas berada dibawah pengawasan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, dengan wilayah pembinaannya satu kecamatan. Jika kemudian

Page 15: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

3

dalam satu kecamatan itu ditemukan dua puskesmas, maka wilayahnya di bawah

berdasarkan daerah terdekatnya.

Akan tetapi yang masih menjadi kendala adalah peran puskesmas itu

sendiri apakah sudah optimal melaksanakan tugasnya dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam sebuah perjalanan yang peneliti

lakukan ke Rumah Sakit Umum Daerah Takalar pada hari Rabu tanggal 17

Januari 2015, peneliti menemukan bahwa masyarakat dinilai masih ada yang

enggang berobat ke Puskesmas, yang dibuktikan dengan masih adanya pasien

yang memilih berobat ke rumah sakit. Seperti halnya yang dilakukan oleh bapak

Tompo warga Dusun Lassang mengatakan bahwa, “saya malas berobat ke

puskesmas karena dokter sering datang terlambat”. Hal yang demikian juga

dikemukakan oleh ibu Kanang warga Dusun Tammuloe menyatakan bahwa, “saya

malas berobat ke puskesmas karena penyakit akan lama sembuhnya jika berobat

di puskesmas”.

Berdasarkan dari pernyataan tersebut, peneliti berasumsi bahwa orang

lebih memilih ke rumah sakit dengan biaya mahal dari pada ke puskesmas.

Melihat kenyataan di lapangan, maka perlu ditinjau ulang peran puskesmas dalam

memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat. Pembangunan puskesmas akan

semakin nyata ketika peran dalam memberikan pelayanan kesehatan dirasakan

oleh semua kalangan masyarakat di berbagai wilayah baik itu di perkotaan

maupun di pedesaan.

Salah satu visi gubernur Sulawesi Selatan yakni rakyat tidak sakit. Hal ini

selaras dengan visi pencapaian Indonesia Sehat. Dalam Undang-Undang Republik

Page 16: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

4

Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah mengamatkan

adanya urusan pemerintahan yang menjadi urusan wajib pemerintah provinsi,

kabupaten, dan kota. Salah satu diantara urusan wajib tersebut adalah urusan

bidang kesehatan. Kabupaten Takalar yang termasuk dalam provinsi Sulawesi

Selatan juga menjalankan urusan wajib tersebut. Salah satunya melalui sarana

kesehatan Puskesmas yang disediakan oleh pemerintah Kabupaten Takalar.

Bentuk pelayanan yang efektif antara pasien dan pemberi pelayanan

(provider) disadari sering terjadi perbedaan persepsi. Pasien mengartikan

pelayanan yang bermutu dan efektif jika pelayanannya nyaman, menyenangkan

dan petugasnya ramah yang mana secara keseluruhan memberikan kesan

kepuasan terhadap pasien. Sedangkan provider mengartikan pelayanan yang

bermutu dan efesien jika pelayanan sesuai dengan standar pemerintah. Adanya

perbedaan persepsi tersebut sering menyebabkan keluhan terhadap pelayanan.

Keberadaan puskesmas yang akhir-akhir ini mulai kehilangan peran dalam

memberikan pelayanan kesehatan khususnya di Kabupaten Takalar dikarenakan

semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat untuk berobat. Puskesmas

diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada

masyarakat terutama bagi masyarakat miskin. Apalagi sekarang banyak peristiwa-

peristiwa yang terjadi yang berkenaan tentang semakin buruknya pelayanan

kesehatan di puskesmas. Dalam menghadapi kondisi tersebut, diharapkan

puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada

masyarakat terutama bagi masyarakat miskin di desa. Dengan memiliki sikap

Page 17: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

5

bertindak cepat dan tepat, berpihak kepada masyarakat, menegakkan kedisiplinan,

menunjukkan transparansi, dan mewujudkan akuntabilitasnya.

Bagi masyarakat Towata, Puskesmas adalah satu-satunya sarana kesehatan

atau tempat berobat yang disediakan pemerintah terdekat dan dengan biaya yang

terjangkau. Biaya berobat ke rumah sakit terlalu mahal membuat puskesmas

menjadi sarana kesehatan yang diharapkan masyarakat. Puskesmas Towata

memegang peranan yang cukup penting dalam menjaga sekaligus mengobati

kesehatan masayarakat Towata khususnya dan masayarakat di Kecamatan

Polongbangkeng Utara umumnya. Pentingnya peranan puskesmas ini menuntut

puskesmas untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Paradigma puskesmas

sebagai tempat berobat yang seadanya perlu diganti dengan sebuah paradigma

baru. Puskesmas Towata sebagai satu-satunya fasilitas kesehatan terdekat dituntut

untuk memberikan pelayanan kesehatan yang mudah, murah, cepat, tepat dan

bermutu serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Seperti puskesma lainnya yang ada, Puskesmas Towata juga memiliki

masalahnya sendiri. Dari segi bangunan fisik, Puskesmas Towata memang sudah

cukup baik, bahkan untuk sebuah pelayanan rawat inap. Akan tetapi, peralatan

kesehatan yang ada masih belum lengkap. Puskesmas induk yang hanya satu saja

sangat menyulitkan masyarakat yang tinggalnya jauh dari lokasi puskesmas.

Apalagi angkutan umum yang melewati puskesmas itu sangat sedikit, membuat

puskesmas sulit dijangkau sebagaian masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari Selasa tanggal

20 Januari sampai dengan hari Selasa tanggal 27 Januari 2015, peneliti

Page 18: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

6

menemukan bahwa dari sudut pandang sumber daya manusia pelaku

kesehatannya, Puskesmas Towata hanya memiliki beberapa dokter. Namun doketr

tersebut jarang ada di tempat. Dengan kata lain dokter yang ada tidak melayani

sesuai dengan jam kerja yang seharusnya, ditambah lagi pelayanan yang belum

maksimal seperti masih tampak adanya keluhan yang terjadi seperti perawat yang

kurang ramah dan petugas kesehatan yang masih lamban dalam menangani, masih

adanya pegawai nakal yang meminta “uang bensin” untuk pengurusan surat-surat

serta ketidakdisiplinan pegawai seperti waktu datang dan pulang yang tidak jelas.

Hal ini jelas membuat pasien merasa kecewa.

Telah banyak kajian-kajian yang mencoba mengelaborasi persoalan-

persoalan-persoalan yang menyangkut pelayanan kesehatan, namun sebahagian

besar kajian-kajian tersebut masih berfokus pada pendekatan medis (prosedur, tata

cara). Sedangkan kajian-kajian mengenai efektivitas pelayanan kesehatan sangat

terbatas. Untuk itu diperlukan peranan seorang pekerja sosial untuk mengevaluasi

program dengan menggunakan pendekatan secara evaluatif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti sadar kesehatan adalah sesuatu hal

yang penting dan harus didukung dengan sebuah pelayanan yang baik pula,

karena itu peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul

“Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Towata Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 19: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

7

1. Bagaimana efektivitas pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) Towata Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar?

2. Faktor apa yang menghambat dan mendukung pelayanan kesehatan di Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Towata Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar??

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui efektivitas pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas) Towata Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

2. Untuk mengetahui faktor yang menghambat dan mendukung pelayanan

kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Towata Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Manfaat Ilmiah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan

informasi tambahan bagi dunia pendidikan.

Page 20: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

8

b. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pemerintah

maupun pihak pengelola Puskesmas dalam rangka peningkatan efektivitas

pelayanan kesehatan sehingga kualitas pelayanan kesehatan semakin baik untuk

kedepannya.

c. Manfaat Praktis

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti dalam hal mengaplikasikan

ilmu dalam hal administrasi dan kebijakan di bidang kesehatan.

Page 21: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Efektivitas

Terkadang banyak orang yang menyamakan makna efektivitas dengan

efisiensi, namun sebenarnya keduanya memiliki makna yang berbeda. Efektivitas

merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk

memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep dalam

teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori

efektivitas. Atmosoeprapto (2002: 139) menyatakan efektivitas adalah melakukan

hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau

efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah

bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat.

Menurut Stoner dalam Kurniawan (2005: 106) menekankan pentingnya

efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas

adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Efektivitas dalam kegiatan

organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang

menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Sumaryadi (2005: 105)

berpendapat dalam bukunya bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila

organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan

operasional.

9

Page 22: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

10

Menurut Silalahi (2002: 10), efektivitas menunjuk pada keberhasilan

pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan efektivitas adalah kunci dari

kesuksesan suatu organisasi. Sedangkan Tangkilisan (2005: 139), efektivitas

organisasi adalah keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada pencapaian

tujuan, kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia.

Ditinjau dari aspek ketepatan waktu maka menurut Siagian (2002: 171),

efektivitas adalah tercapaianya berbagai sasaran yang telah ditentukan

sebelumnya, tepat waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang

sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimanan yang didasarkan oleh

David J. Lawles (Andini, 2012: 26) antara lain:

a. Efektivitas Individu

Efektivitas individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang

menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi.

b. Efektivitas Kelompok

Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja

sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan jumlah kontribusi

dari semua anggota kelompoknya.

c. Efektivitas Organisasi

Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok.

Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang

lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.

Page 23: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

11

Selain itu, Gibson, Ivancevich dan Donnely (Andini, 2012: 26)

memberikan batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori

sistem antara lain:

a. Produksi

Produksi merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah

dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.

b. Efisiensi

Konsep efisiensi didefinisikan sebagai angka perbandingan antara output

dan input. Ukuran efisiensi harus dinyatakan dalam perbandingan antara

keuntungan dan biaya atau dengan waktu atau dengan output.

c. Kepuasan

Kepuasan menunjukkan sampai di mana organisasi memenuhi kebutuhan

para karyawan dan pengguna.

d. Adaptasi

Kemampuan adapatasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat

menanggapi perubahan ekstern dan intern.

e. Perkembangan

Organisasi harus dapat berkembang dalam organisasi itu sendiri untuk

memperluas kemampuannya untuk hidup terus dalam jangka panjang.

f. Hidup Terus

Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang.

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau

sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain segala sesuatu

Page 24: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

12

dikatakan efektif apabila tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya

tercapai.

Maka dapat disimpulkan bahwa konsep efektivitas tingkat organisasi

menunjuk pada tingkat sejauh organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-

fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan

secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada, ketepatan waktu dalam

melaksanakan tugas tersebut yang dapat dilihat dari kualitas maupun kuantitas dan

dapat bermanfaat bagi anggota-anggota yang ada disekitarnya.

Dengan membaca uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

efektivitas berhubungan dengan empat hal yaitu:

a. Pencapaian tujuan yang telah disepakati, sebuah kegiatan yang dikatakan

efektif apabila tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

b. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu, sebuah pekerjaan dikatakan efektif

apabila pekerjaan tersebut dilakukan secara tepat waktu.

c. Kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas ataupun

pekerjaannya.

d. Adanya manfaat yang nyata yang dirasakan oleh masyarakat yang ada

disekitarnya.

Masih soal efektivitas, ada beberapa pendekatan terhadap efektivitas.

Pendekatan-pendekatan itu adalah:

a. Pendekatan Sasaran (Goal Approach)

Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil

merealisasikan suatu lembaga yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam

Page 25: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

13

pengukuran efektivitas dimulai dengan mengidentifikasi sasaran organisasi dalam

pencapaian sasaran tersebut.

b. Pendekatan Sumber (System Resources Approach)

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu

lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkan. Suatu

lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara

keadaan dan sistem agar dapat menjadi efektif.

c. Pendekatan Proses (Internal Proses Approach)

Pendekatan proses menganggap efektivitas sebagai efesiensi dan kondisi

kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal

berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara

terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan

memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber

yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efesiensi kesehatan

lembaga.

2. Pelayanan

a. Definisi Pelayanan

Seperti yang telah dijelaskan di atas pelayanan merupakan salah satu tugas

pokok pemerintah. Secara umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan

perbuatan yang hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan,

maupun kelompok atau masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Aparatur Negara

No. 63 Tahun2003, disebutkan bahwa pelayanan adalah segala bentuk kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan

Page 26: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

14

lingkungan Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk barang atau jasa dalam

rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Gronroos yang dikutip dari Ratminto (2005: 2), pelayanan adalah

suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dengan

karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan

yang dimaksudnya untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

Moenir (2000: 27) berpendapat pelayanan hakikatnya adalah serangkaian

kegiatan, karena itu ia merupakan proses, sebagai proses pelayanan berlangsung

rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan dalam masyarakat.

Menurut Lijan Poltak (2006: 5), pelayanan adalah setiap kegiatan yang

menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan

meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik.

Menurut Paimin (2007: 164), pelayanan adalah serangkaian kegiatan suatu

proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa produk

jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak terwujud, cepat hilang, lebih dapat

dirasakan dari pada memilki, dan pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam

proses mengkonsumsi jasa tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka pelayanan dapat disimpulkan sebagai

kegiatan yang dilakukan suatu organisasi yang ditunjukkan untuk konsumen atau

masyarakat umum yang berbentuk jasa untuk memenuhi kebutuhan. Adapun dua

bagian konsep pelayanan yang ada di Indonesia yaitu:

Page 27: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

15

1. Pemerintah memberi pelayanan secara langsung melalui dinas daerah. Pada

kategori ini kebijakan yang harus dilakukan guna mengoptimalkan pelayanan

pada masyarakat adalah unit dinas di daerah agar lebih mampu memudahkan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang

tugasnya.

2. Pemerintah menyerahkan fungsi pelayanan kepada masyarakat atau swasta.

Hal ini dilakukan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Pemerintah

berfungsi mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam memenuhi

tuntutan kebutuhan masyarkat. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan

pengawas terhadap fungsi pelayanan yang telah diberikan.

b. Fungsi Pelayanan

Pelayanan memiliki beberapa fungsi yang diberikan oleh pemerintah.

Fungsi tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

Fungsi Pelayanan Masyarakat (Publik Service Functions)

1) Pendidikan

2) Kesehatan masyarakat

3) Kesehatan lingkungan

4) Penataan jaringan jalan dan taman

5) Penyediaan air bersih

Fungsi Pembangunan (Development Functions)

1) Perencanaan pembangunan (fisik, sosial ekonomi, sosial budaya)

Page 28: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

16

2) Kebijakan pengembangan perekonomian sesuai dengan potensi daerah

(kerajinan tangan, pariwisata, perdagangan, industri) untuk meningkatkan

pendapatan dan mengurangi pengangguran.

3) Mengatur perizinan, memfasilitasi hubungan dengan berbagai pihak dalam

rangka pengembangan daerah secara ekonomi maupun fisik.

4) Mendorong partisipasi masyarakat secara langsung melalui Lembaga

Swadaya Masyarakat.

Fungsi Ketertiban dan Ketentraman (Prospective Functions)

1) Penciptaan ketertiban dan ketentraman

2) Perlindungan terhadap bencana alam

3) Perlindungan terhadap kebakaran

3. Pelayanan Publik

a. Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik menjadi fokus studi disiplin ilmu adminstrasi publik

Indonesia, masih menjadi persoalan yang memperoleh perhatian dan penyelesaian

yang komprehensif. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat

terus mengalami pembaharuan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan

seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam

pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, pembaharuan dilihat dari dua sisi

tersebut belumlah memuaskan.

Pelayanan publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk

Page 29: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

17

atas suatu barang, jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.

Menurut undang-undang No. 25 tahun 2009, pelayanan publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Ratminto (2005: 5), pelayanan publik adalah segala bentuk

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di

pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun

dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sementara menurut Kurniawan (2005: 4), pelayanan publik adalah

pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pelayanan publik adalah keseluruhan pelayanan yang dilaksanakan oleh

aparatur pemerintah kepada publik di dalam suatu organisasi atau instansi untuk

memenuhi kebutuhan penerima pelayanan publik/masyarakat.

Ruang lingkup pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2009, pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik

Page 30: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

18

serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Dalam ruang lingkup tersebut, termasuk pendidikan, pengajaran pekerjaan dan

usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan,

jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata

dan sektor strategis lainnya.

Adapun penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas

pelayanan publik baik pemerintah daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah

yang menyelenggarakan pelayanan publik. Sedangkan penerima pelayanan publik

adalah orang perorangan dan atau kelompok orang dan atau badan hukum yang

memiliki hak, dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik (Rohman, Ahmad

Ainur,2008: 3).

b. Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik

Pemerintah merupakan pihak yang memberikan pelayanan bagi

masyarakat. Adapun didalam pelaksanaannya pelayanan ini terdiri dari beberapa

bentuk. Menurut Moenir (2010: 190), bentuk pelayanan itu terdiri dari:

1) Pelayanan lisan

Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang

hubungan masyarakat, di bidang layanan informasi dan di bidang-bidang yang

lain tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang

memerlukan.

Page 31: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

19

2) Pelayanan berbentuk tulisan

Ini merupakan jenis pelayanan dengan memberikan penjelasan melalui

tulisan di dalam pengelolahan masalah masyarakat. Pelayanan dalam bentuk

tulisan ini terdiri dari dua jenis yakni:

(a) Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan

kepada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam

berurusan dengan institusi atau lembaga.

(b) Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan,

pemberian/penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

(c) Pelayanan berbentuk perbuatan

Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan ini memang tidak terhindar dari

layanan lisan, jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung.

Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam

hubungan pelayanan secara umum. Hanya titik berat terletak pada perbuatan itu

sendiri yang ditunggu oleh orang yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang

berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil

perbuatan, bukan hanya sekedar penjelasan dan kesanggupan secaara lisan. Disini

faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan

kualitas hasil yang memadai.

c. Azas Pelayanan Publik

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,

penyelenggara pelayanan harus memenuhi azas-azas pelayanan sebagai berikut

(Ratminto, 2005: 19):

Page 32: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

20

1) Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2) Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3) Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegang teguh pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

4) Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5) Kesamaaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membeda-bedakan suku, ras, agama,

golongan, gender, dan status ekonomi.

6) Keseimbangan hak dan kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan

kewajiban masing-masing pihak.

Lembaga administrasi negara membuat beberapa kriteria pelayanan publik

yang baik, antara lain meliputi, kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, kemauan

keterbukaa, efisiensi, ekonomis dan keadilan merata, ketepatan waktu serta

kriteria kuantitatif.

Page 33: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

21

d. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik

Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63 Tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan harus

memenuhi beberapa prinsip yaitu:

1) Kesederhanaan, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah,

cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2) Kejelasan mencakup beberapa hal antara lain:

(a) Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan umum.

(b) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

(c) Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran.

3) Kepastian waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan.

4) Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5) Rasa aman. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

6) Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelasaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan publik.

7) Kelengkapan sarana dan prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan

sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

Page 34: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

22

8) Kemudahan akses. Tempat dan lokasi serta sarana prasarana kerja yang

memadai dan mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan

teknologi telematika.

9) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Pemberi layanan harus bersikap

disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan pelayanan yang ikhlas.

10) Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu

yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah,

dan lain-lain.

4. Pelayanan Kesehatan

a. Definisi Pelayanan Kesehatan

Sebelum kita membahas mengenai pelayanan kesehatan terlebih dahulu

kita harus mengetahui definisi dari kesehatan. Kesehatan berdasarkan undang-

undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 1 ayat 1 didefinisikan sebagai

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Jadi

pengertian kesehatan cakupannya sangat luas, mencakup sehat fisik maupun non

fisik (jiwa, sosial dan ekonomi). Sedangkan upaya kesehatan adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh

pemerintah dan atau masyarakat.

Dalam pasal 1 juga tertuang definisi jaminan pemeliharaan kesehatan

masyarakat adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang

paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan,

Page 35: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

23

dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara

praupaya. Dalam pasal 3 menjelaskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pasal 8

menjelaskan bahwa pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat

dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi

sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu tetap

terjamin.

Menurut Sutadi (2005: 10), pelayanan kesehatan merupakan komoditi

yang unik dan khusus, tidak dapat disamakan dengan komoditi lain karena

pelayanan yang diberikan berupa jasa, sehingga sulit untuk mencapai kepuasan

pelanggan. Dalam pengertian ini, pelayanan kesehatan disamping sebagai suatu

usaha untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat, sekaligus juga dalam rangka

usaha pembinaan, dan pengembangan pemanfaatan sumber daya manusia.

Maka pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu oraganisasi untuk

memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit

serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun

masyarakat.

Berdasarkan rumusan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa bentuk dan

jenis pelayanan kesehatan tergantung dari beberapa faktor yaitu:

1) Pengornisasian pelayanan; pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara

sendiri atau bersama-sama sebagai anggota dalam suatu organisasi.

Page 36: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

24

2) Tujuan atau ruang lingkup kegiatan; pencegahan penyakit, memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan, penyembuhan/pengobatan dan pemulihan

kesehatan.

3) Sasaran pelayanan; perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pelayanan kesehatan memiliki tiga fungsi yang saling beerkaitan, saling

berpengaruh dan saling bergantung, yakni fungsi sosial (fungsi untuk memenuhi

harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna pelayanan kesehatan), fungsi teknis

kesehatan (fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pemberi

pelayanan kesehatan), dan fungsi ekonomi (fungsi untuk memenuhi harapan dan

kebutuhan institusi pelayanan kesehatan). Ketiga fungsi tersebut ditanggung

jawab oleh tiga pilar utama pelayanan kesehatan yaiut, masyarakat (yang dalam

prakteknya dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat), tenaga

teknis kesehatan (yang dilaksanakan oleh tenaga profesional kesehatan), dan

tenaga adminstrasi/manajemen kesehatan (manajemen/administrator kesehatan).

b. Sasaran Pelayanan Kesehatan

Menurut Hoggets dan Cascio dalam Andini (2012: 36), pelayanan

kesehatan dapat dibagi menjadi dua bagian utama jika dilihat berdasarkan

sasarannya:

1) Pelayanan kesehatan personal (Personal health services) maksudnya sasaran

pelayanan kesehatan ini adalah untuk pribadi atau perorangan.

2) Pelayanan kesehatan lingkungan (Envrionmental health service) yaitu sasaran

pelayanan kesehatan ini adalah lingkungan, kelompok, atau masyarakat.

Page 37: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

25

c. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang baik memiliki berbagai persyaratan pokok.

Syarat pokok yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

1) Tersedia dan berkesinambungan

Yaitu syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah

pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat

berkesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan

oleh masyarakat tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat

selalu ada ketika dibutuhkan.

2) Dapat diterima dan wajar

Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan

kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat

istiadat, kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak

wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.

3) Mudah dicapai

Lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Dengan demikian maka

pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting, pelayanan

kesehatan yang terlalu terkonsentrasi pada perkotaan saja dan tidak ditemukan di

daerah pedesaan bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.

4) Mudah dijangkau

Dapat dilihat dari segi biaya, untuk dapat mewujudkan keadaan yang

seperti ini harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan hanya

Page 38: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

26

bisa dijangkau oleh sebagian masyarakat bukanlah pelayanan kesehatan yang

baik.

5) Bermutu

Maksudnya menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa

pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai kode etik serta

standar yang telah ditetapkan.

d. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (Andini, 2012: 41), stratifikasi pelayanan kesehatan yang

dianut setiap negara tidaklah sama, namun secara umum berbagai strata ini dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:

1) Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services)

Pelayanan kesehatan tingkata pertama merupakan pelayanan kesehatan

yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta

mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat

jalan.

2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua

Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan yang lebih lanjut,

telah bersifat rawat inap dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tenaga

spesialis.

Page 39: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

27

3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan yang

bersifat lebih kompleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga

subspesialis.

e. Tujuan Pelayanan Kesehatan

Tujuan pelayanan kesehatan sesuai dengan visi dan misi pembangunan

kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesi. Visi

pembangunan kesehatan Indonesia yaitu (DepKes RI):

“Gambaran masyarakat Indonesia yang dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara

yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pola

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah republik

Indonesia”.

Visi kesehatan Indonesia dilaksanakan melalui misi yang juga ditetapkan

oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Misi pembangunan kesehatan

Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Menggerakkan pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan.

Para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan

pertimbangan kesehatan di dalam semua kebijakan pembangunannya. Program

yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan diharapkan untuk tidak

dilaksanakan.

Page 40: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

28

2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup mandiri.

Kesehatan merupakan tanggung jawab individu, masyarakat, pemerintah,

dan swasta itu artinya kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah,

masyarakat juga harus mandiri menjaga kesehatannya sendiri.

3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatana yang bermutu, merata

dan terjangkau.

4) Menjangkau dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat

beserta lingkungan tanpa meninggalkan upaya penyembuhan penyakit.

(DepKes RI)

5. Pelayanan Kesehatan di Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

a. Definisi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan sebuah wadah

kesehatan yang lahir untuk menjawab semua masalah pelayanan kesehatan yang

ada. puskesmas adalha unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit

pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang mealksanakan upaya

penyuluhan, pencegahan, dan penanganan kasus-kasus penyakit diwilayah

kerjanya secara terpadu dan terkoordinasi. Definisi Puskesmas berdasarkan

Kepmenkes No 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas adalah Unit

Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja UPT tugasnya

adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.

Puskesmas hadir sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan

yang memadai dan memiliki jangkauan luas bagi masyarakat. Tujuan umum

Page 41: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

29

pelayanan kesehatan melalui puskesmas adalah untuk terselenggaranya upaya

kesehatan masyarakat yang bermutu, merata, terjangkau, dan peran serta

masyarakat

Menurut KepMen kesehatan tersebut, dalam menjalankan tugasnya

Puskesmas memiliki beberapa usaha pokok tentang Kebutuhan Dasar Puskesmas,

dimana beban pokok Puskesmas dikurangi dari 18 menjadi 6 yaitu:

1) Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

2) Perbaikan Gizi Masyarakat

3) Kesehatan Lingkungan

4) Pemberantasan Penyakit Menular

5) Promosi Kesehatan

6) Pengobatan

Dalam menciptakan efektivitas pegawai harus memberikan pelayanan

yang baik bagi masyarakat. Menurut Putu Audayasa (2009), ada lima nilai dasar

dalam aspek pelayanan kesehatan yang sebauknya selalu dijunjung tinggi oleh

para pegawai dan aparat kesehatan dalam upaya memberdayakan masyarakat

untuk hidup bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut adalah:

1) Bertindak cepat dan tepat

Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tndakan

kesehatan, terhadap kasus/masalah yang bisa bersifat mendadak maupun

mendesak. Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai

prosedur tetap atau standar operasional prosedural yang telah ditentukan.

Page 42: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

30

2) Berpihak Kepada Masyarakat

Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis pelayanan

kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya. Masyarakat sebagai

obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu agar

mencapai derajat kesehatan yang optimal.

3) Menegakkan Kedisiplinan

Disiplin kerja adalah menegakkan semangat dalam memberikan peyanan

yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanan. Disiplin adminitrasi

adalah melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib

teratur, terarah, terbuka, dan terukur.

4) Menunjukkan Transparansi

Menunjukkan keterbukaan pelayanan dengan aturan kerja yang jelas,

ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan. Menunjukkan

keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan yang berlaku dalam

lingkup pelayanan kesehatan.

5) Mewujudkan Akuntabilitas

Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggung jawab terhadap

institusi internal di dalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada intitusi

eksternal di dalam lingkungan pelayanan kesehatan. Tanggung jawab terhadap

masyarakat sangat penting sekali karena menyangkut upaya peningkatan

pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat secara holistik.

Page 43: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

31

b. Fungsi Puskesmas

Berdasarkan Kepmenkes No. 128 Tahun 2004, puskesmas memiliki

beberapa fungsi yang harus dilaksanakan oleh puskesmas, diantaranya:

1) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Dalam hal ini puskesmas selalu berupaya menggerakkan lintas sektor dan

dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang

berwawasan kesehatan. Selain itu juga aktif memantau dan melaporkan dampak

kesehatan dari penyelenggara setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

Serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

2) Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan

aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayannya,

serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan.

3) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, berkesinambungan yang terdiri dari

pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat. Pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

Page 44: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

32

(a) Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan

untuk puskesmas tertentu rawat inap.

(b) Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum (good

publics) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit tanpa mengabaikan menyembuhkan penyakit dan

pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut antara lain adalah

promosi kesehatan, memberantas penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan

gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa

serta berbagai pedoman kesehatan masyarakat lainnya.

c. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan

melakukan standarisasi. Proses standarisasi meliputi penyusunan, penerapan,

monitoring, pengendalian, serta evaluasi dan revisi standar (Koentjoro, 2007: 24).

Dalam PP 102/2000 dijelaskan standar adalah spesifikasi teknis atau

sesuatu yang dilakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan

konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, yakni perkembangan masa kii dan

Page 45: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

33

masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (2007:

25).

Standar pelayanan minimal bidang kesehatan untuk tingkat nasional diatur

dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang

standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota. Dalam pasal 2

KEPMENKES tersebut diamanatkan kabupaten/kota untuk menyelenggarakan

pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal. Adapun target yang

merupakan SPM bidang kesehatan tingkat nasional adalah sebagai berikut

(Keputusan menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003) (Ratminto,

2005: 271):

1) Pelayanan kesehatan ibu dan bayi

(a) Cakupan kunjungan ibu hamil k4 (95%)

(b) Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan (90%).

(c) Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk (100%).

(d) Cakupan kunjungan neonatus (90%).

(e) Cakupan kunjungan bayi (90%).

(f) Cakupan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang ditangani (100%).

2) Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah

(a) Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah (90%).

(b) Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga

kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS/Dokter kecil (100%).

Page 46: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

34

3) Pelayanan keluarga berencana

Cakupan peserta aktif KB (70%).

4) Pelayanan imunisasi

Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) (100%).

5) Pelayanan pengobatan perawatan

(a) Cakupan rawat jalan (15%).

(b) Cakupan rawat inap (1,5%).

6) Pelayanan kesehatan jiwa

Pelayanan kesehatan jiwa di saranan pelayanan kesehatan umum (15%).

7) Pemantauan pertumbuhan balita

(a) Balita yang naik berat badannya (80%).

(b) Balita Bawah Garis Merah (<15%).

8) Pelayanan Gizi

(a) Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A dua kali per tahun (90%).

(b) Cakupan ibu hamil mendapat makanan pendamping ASI pada bayi garis

merah dari keluarga miskin (100%).

(c) Balita gizi buruk mendapat perawatan (100%).

9) Pelayanan obsestrik dan neonatal emergensi dasar dan komprehensif

(a) Akses terhadap ketersediaan darah dan komnen yang aman untuk

menangani rujukan ibu hamil dan neonatus (80%).

(b) Ibu hamilresiko tinggi/komplikasi yang ditangani (80%).

(c) Neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani (80%).

Page 47: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

35

10) Pelayanan gawat daruratl

Sarana kesehatan dan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat

diakses masyarakat (90%).

11) Peneyelenggaraan penyelidikan epidomologi dan penanggulangan Kejadian

Luar Biasa (KLB) dan gizi buruk

(a) Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam (100%).

(b) Kecamatan bebas rawan gizi (80%).

12) Pencegahan dan pemberantasan bebas polio

AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun ( ).

13) Pemberantasan dan pencegahan penyakit TB paru

Kesembuhan penderita TBCBTA positif (>85%)

14) Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA

Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani (100%).

15) Pencehgahan dan pemberantasan penyakit HIV AIDS

1) Klien yang mendapatkan penanganan HIV AIDS (100%).

2) Infeksi menular seksual yang diobati (100%).

16) Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

1) Penderita DBD yang ditangani (100%)

17) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare

Balita dengan diare ditangani (100%).

Dan lainnya.

Page 48: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

36

d. Peran pemerintah dalam Regulasi Pelayanan Kesehatan

Regulasi pelayanan kesehatan (Ratminto, 2005: 25) adalah upaya publik

untuk memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap

perilaku dan fungsi organisasi maupun perorangan yang menyediakan pelayanan

kesehatan. Diterapkan otonomi daerah bukan berarti pelayanan kesehatan di

daerah dapat melakukan kegiatan pelayanan secara bebas tanpa adanya kendali.

Peran pemerintah pusat dan masyarakat diperlukan sebagai pengendali melalui

kegiatan regulasi. Pemerintah pusat tersebut tentunya juga dapat diwujudkan

melalui lembaga masyarakat yang dipercaya dan mendapatkan otoritas untuk

melakukan kegiatan regulasi. Pada dasarnya kegiatan regulasi diperlukan untuk

mengendalikan kegiatan pelayanan kesehatan agar dilaksanakan sesuai

persyaratan yang berlaku yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

Persyaratan regulasi disusun agar organisasi pelayanan kesehatan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dengan memperhatikan nilai-nilai sosial

yang ada di masyarakat, antara lain akuntabilitas pelayanan publik, keragaman

yang ada di masyarakat, keseimbangan dan keadilan, pilihan masyarakat terhadap

pelayanan publik dan swasta, pembiayaan kesehatan kebutuhan masyarakat

terhadap keterbukaan informasi, dan perlindungan terhadap lingkungan.

Disamping mengendalikan mutu pelayanan kesehatan, regulasi juga dilakukan

untuk melindungi masyarakat terhadap kegagalan pasar, meningkatkan efesiensi

pelayanan, dan mencegah terjadinya diskriminasi pelayanan terhadap masyarakat.

Page 49: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

37

B. Kerangka Pikir

Gambar 2.1Kerangka Pikir Penelitian

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah mengenai efektivitas pelayanan kesehatan di

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Towata Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar serta faktor yang menghambat dan mendukung

pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Towata

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Konsep efektivitas tingkat organisasi menunjuk pada tingkat sejauh

organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsi sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan

sumber-sumber yang ada, ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas tersebut

Pelayanan Publik

Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Towata

Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) Towata Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

- Tercapainya Tujuan

- Kemampuan Pegawai

- Ketepatan Waktu

- Kelengkapan Fasilitas

- Pelayanan Adminitrasi

- Bermanfaat

Page 50: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

38

yang dapat dilihat dari kualitas maupun kuantitas dan dapat bermanfaat bagi

anggota-anggota yang ada disekitarnya.

Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) Towata Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat

diukur melalui indikator tercapainya tujuan, kemampuan pegawai, ketetapan

waktu, kelengkapan fasilitas, pelayanan adminitrasi, dan bermanfaat.

Faktor penghambat adalah segala sesuatu yang menyebabkan

implementasi itu tidak dapat berjalan dengan baik atau terhambat dalam

mencapai tujuan yang ingin dicapai. Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang

menyebabkan implementasi itu dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.

Page 51: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Lama penelitian ini diperkirakan selama kurang lebih sebulan mulai Bulan

Mei tahun 2015 sampai selesai.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Towata terletak di Dusun Towata Desa Lassang Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Zuriah (2006: 47),

penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang

diarahkan untuk memberikan gekala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian

secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan

saling berhubungan dengan menguji hipotesis.

Sudarwan Danim (2002: 41) memberikan ciri-ciri dominan dari penelitian

deskriptif yaitu:

1. Bersifat mendiskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual,

adakalanya penelitian ini dimaksudkan hanya membuat deskripsi atau narasi

semata-mata dari fenomena, tidak untuk mencari hubungan antar variabel,

menguji hipotesis atau membuat ramalan.

39

Page 52: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

40

2. Dilakukan dengan survei. Oleh karena itu penelitian deskripsi sering disebut

juga sebagai penelitian survei. Dalam artian luas, penelitian deskripsi dapat

mencakup seluruh metode penelitian, kecuali yang bersifat histories dan

eksperimental.

3. Bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail.

4. Mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi

keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung.

5. Mendeskripsikan sebyek yang sedang dikelolah kelompok orang tertentu

dalam waktu bersamaan.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian ini terutama dijaring dari sumber data primer dan

data sekunder dengan proporsi sesuai dengan tujuan penelitian ini.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi

penelitan. Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara:

a. Wawancara mendalam, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan informan atau orang yang diwawancarai, dimana pewawancara dan

informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

b. Observasi tidak terstruktur, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan

tanpa menggunakan guide observasi. Dengan demikian, pada obsrvasi ini

peneliti harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya

dalam mengamati suatu objek (Bungin, 2007: 116-117).

Page 53: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

41

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan

untuk mendukung kelengkapan dari data primer. Data sekunder dapat diperoleh

melalui:

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau

sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

literature, internet dan sumber-sumber lain yang berkompetensi dan memiliki

keterkaitan dengan masalah penelitian.

D. Informan Penelitian

Pengambilan informan dilakukan secara purposive yaitu pengambilan

sample atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang kami anggap kompoten

dengan masalah yang diteliti. Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk

membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian

kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Menurut Bagong Suyanto

(2005: 171), subyek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ini

ditentukan dengan sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan

memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau

permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat,

dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang dapat

membantu dalam memenuhi persoalan atau permasalahan.

Page 54: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

42

Menurut Bagong Suyanto (2005: 172), informan penelitian meliputi

beberapa macam, yaitu:

1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti.

3. Informan tambahan.

Maka dalam penelitian ini menggunakan informan penelitian sebanyak 17

orang yang tediri atas:

1. Informan kunci, yaitu

a. H. Zainal Abidin S.Sos. M.kes selaku Kepala Puskesmas, Dokter

Puskesmas yaitu dr. Ismail selaku dokter umum.

b. Satu orang perwakilan dari Bidan.

c. Satu orang perwakilan dari Perawat.

d. Bidan koordinator terdiri dari 1 orang.

e. Satu orang dari Sanitarian.

f. Satu orang dari Fungsi Analisis.

g. Satu orang dari Fungsi Apoteker.

h. Satu orang dari Fungsi Gizi.

i. Satu orang dari Bagian adminitrasi.

j. Satu orang dari Fungsi umum.

k. Satu orang dari Kesling.

l. Satu orang dari Farmasi.

Page 55: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

43

2. Informan utama, yaitu masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan di

Puskesmas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan utama

sebanyak 5 orang.

E. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari

dan mengumpulkan data berupa teknik pengumpulan data primer dan teknik

pengumpulan data sekunder.

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang

langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitan. Teknik pengumpulan data

primer dapat dilakukan dengan cara:

a. Wawancara mendalam, yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan informan atau orang yang diwawancarai, dimana pewawancara dan

informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

b. Observasi tidak terstruktur, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan

tanpa menggunakan guide observasi. Dengan demikian, pada obsrvasi ini

peneliti harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya

dalam mengamati suatu objek (Bungin, 2007: 116-117).

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang

diperoleh melalui bahan kepustakaan untuk mendukung kelengkapan dari data

primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara:

Page 56: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

44

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada dilokasi penelitian atau

sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

literature, internet dan sumber-sumber lain yang berkompetensi dan memiliki

keterkaitan dengan masalah penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan

selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan

untuk diolah secara sistematis. Menurut Burhan (2007: 276), teknik analisis data

kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah, dan

menyusunnya dalam satu-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap

berikutnya, dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan analisis

sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti unutk membuat kesimpulan

penelitian.

G.Keabsahan Data

Adapun untuk pengujian keabsahan datanya, pada penelitian ini dilakukan

dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Terdapat tiga jenis triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik,

dan triangulasi waktu.

1. Triangulasi sumber

Page 57: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

45

Triangulasi sumber adalah langkah pengecekan kembali data-data yang

diperoleh dari informan dengan cara menanyakan kebenaran data atau informasi

kepada informan yang satu dengan informan lainnya antara pegawai Puskesmas

Towata dan masyarakat yang pernah berobat di Puskesmas tersebut.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau

cara dengan cara yang berbeda.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber masih

segar,belum banyak masalah sehingga akan memberikan data yang lebih valid dan

lebih kredibel, untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek

keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam

membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.

Page 58: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karakteristik Obyek Penelitian

1. Gambaran Umum Kecamatan Polongbangkeng Utara (Polut)

a. Letak dan Geografisnya

Polongbangkeng Utara (Polut) adalah salah satu kecamatan yang ada

di Kabupaten Takalar yang terletak disebelah utara dan berjarak kurang lebih

9 km dari ibu kota Kabupaten Takalar. Ibu kota Kecamatan Polut terletak di

Kelurahan Palleko yang sebelah utara, timur dan barat berbatasan dengan

Kabupaten Gowa, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan

Pattallassang dan Kecamatan Polongbangkeng Selatan. Luas wilayah

Kecamatan Polongbangkeng Utara sekitar 212,25 km2 atau sebesar 37,47%

dari total Kabupaten Takalar dan terdiri dari 10 desa dan 6 kelurahan.

b. Iklim

Curah hujan terjadi karena dipengaruhi oleh keadaan iklim dan

perputaran atau pertemuan arus udara. Dalam setahun sekitar 9 hari hujan

dengan rata-rata curah hujan setahun sekitar 153 mm. Jumlah hari hujan

banyak terjadi di Bulan Desember dan Bulan Januari. Sedangkan curah hujan

banyak terjadi pada bulan Desember dan Bulan Maret. Sumber (PPK

Kecamatan Polongbangkeng Utara Statistik Daerah Kecamatan

Polongbangkeng Utara 2014).

Page 59: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

47

c. Kesehatan

Perhatian pemerintah terhadap kesehatan semakin meningkat. Hal ini

dapat dilihat dari upaya yang dilakukan adalah pengadaan dan pemanfaatan

fasilitas kesehatan, penambahan dan peningkatan kualitas petugas dan

pemberian penyuluhan tentang pentingnnya hidup sehat.

2. Gambaran Umum Puskesmas Towata

a) Puskesmas Towata sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat Terdepan

Puskesmas Towata merupakan salah satu organisasi fungsional dari

pemerintah yang menjadi pusat kesehatan masyarakat terdepan dan ujung

tombak pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat luas dan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Towata pada khususnya. Dimanan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dilakukan secara menyeluruh

dan terpadu didalam kegiatan pokoknya. Selain itu Puskesmas Towata

berfungsi pula membina peran serta dari masayarakat guna mewujudkan

derajat kesehatan masayarakat yang optimal, bermutu, merata dan

terjangkau terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Puskesmas Towata merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten

Takalar yang berada di wilayah Kecamatan Polongbangkeng Utara.

Wilayah kerja Puskesmas Towata meliputi satu kelurahan dan tiga desa

yaitu Kelurahan Parangluara, Desa Towata, Desa Lassang dan Desa

Kampung Beru.

Page 60: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

48

b) Keadaan Geografi

Puskesmas Towata mempunyai luas tanah 2.400 m2 dan luas

bangunan 190 m2. Yang dibangun pada tahun 1992. Lokasi Puskesmas

Towata berada di wilayah Kecamatan Polongbangkeng Utara Desa Towata

Dusun Salekowa.

Puskesmas towata mempunyai wilayah kerja di satu kelurahan dan

empat desa dengan luas 107,52 km2 dengan wilayah kerja bernatasan

dengan kelurahan lain, yaitu:

1) Sebeleah Utara berbatasan dengan Sungai Jeneberang Kabupaten

Gowa.

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bajeng kabupaten

Gowa.

3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa.

4) Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Tompopadalle.

Wilayah Kelurahan/Desa meliputi 22 lingkungan/Dusun, dengan

pembagian berdasarkan Kelurahan/Desa sebagai berikut:

1) Kelurahan Parangluara sebanyak 3 lingkungan yaitu ligkungan Tompo

Dalle, Lingkungan Kampung Parang, dan Lingkungan Je’netallasa.

2) Desa Towata sebanyak 5 Dusun yaitu Dususn Belaka, Dusun

Salekowa, Dusun Bonto Tinggi, dan Dusun Lassang.

Page 61: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

49

3) Desa Lassang sebanyak 5 dusun yaitu: Dusun Bontonompo, Dusun

Tammuloe, Dusun Borongnginru, Dusun Biring Tabbing, dan Dusun

Paraikatte.

4) Desa Kampung Beru sebanyak 5 Dusun, yaitu Dusun Kampung Beru,

Dusun Bontonompo, Dusun Romanglompoa, Dusun Kampung Raja,

dan Dusun Lauwa.

5) Desa Lassang Barat sebanyak 4 Dusun, yaitu: Dusun Mattoanging,

Dusun Angin Mammiri, Dusun Malaginna, dan Dusun Panjo’jo.

c) Keadaan Penduduk

Tabel 4.1 berikut menggambarkan distribusi penduduk berdasarkan

jenis kelamin:

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin

Total Towata Lassang Kamp. Beru P. Luara

Lassang

Barat

n % n % n % n % n % n %

Laki-laki 1.381 50 923 49 1.280 49 1.064 49,5 1.388 49 6.036 49

Wanita 1.379 50 956 51 1.341 51 1.091 50,5 1.566 51 6.333 51

Total 2.760 100 1.879 100 2.621 100 2.155 100 2.954 100 12.36 100

Sumber: Kecamatan Polongbangkeng Utara dalam Angka 2014

Penduduk di wilayah Puskesmas Towata kebanyakan berjenis

kelamin wanita yaitu sebanyak 6.333 orang, sedangkan penyebaran

penduduk terbanyak yaitu 2.954 orang berada di wilayah Desa Lassang

Barat.

Page 62: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

50

d) Visi dan Misi Puskesmas

Visi Puskesmas yaitu terwujudnya Kecamatan Polongbangkeng

Utara sehat di wilayah kerja Puskesmas Towata Tahun 2015. Adapun misi

dari Puskesmas Towata adalah sebagai berikut:

(1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna/menyeluruh

(preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif), bermutu, manusiawi,

serta terjangkau oleh masyarakat.

(2) Meningkatkan profesionalisme SDM Puskesmas dalam memberikan

pelayanan kesehatan.

(3) Meningkatkan pembinaan masyarakat agar bisa mandiri dalam hal

menjaga kesehatannya.

(4) Menjadikan puskesmas sebagai pusat pengembangan pembangunan

berwawasan kesehatan.

(5) Menjalin hubungan kerjasama internal yang baik dalam memberikan

pelayanan kesehatan.

(6) Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan lintas program dan

lintas sektoral dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Page 63: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

51

e) Struktur Organisas

KEPALA PUSKESMAS

H. Zaenal Abidin, S.Sos, M.Kes

KEPALA PUSKESMAS

H. Zaenal Abidin, S.Sos, M.Kes

UMUM

Kasmiati, SKM

PERENCANAAN

Adi Darmawansyah, SKM

PERLENGKAPAN

Muh. Yusuf

BENDAHARA

Nurlaelah

Gizi Masyarakat

Dinayanti, AMG

Adi Darmawasyah, SKM.

Pengobatan

dr. Nungki Mahesarani

dr. Fauzi Uswani

Peng. Gigi: dr. Morma Niar

UKS: Muh. Ramli

PHN: Muflina, Amk

P2M: Nurlaelah

Imunisasi: Awin, S.Kep

Kiki Reskiana, Amk

TB/Kusta: Nurlaelah,

Ridwana AMK

Diare/ISPA: Jumrawati S.Kep

Irmawati

Survailens: H. Kasmuddin, S.kep

Adi Darwansyah, SKM

KIA/KB

Hj. Fatmawati

Adelheit Emilia Mut, Amd.Kep

Ira Utami, S.ST

Sri Fatmawati, Amd.Kep

KIA/KB

Hj. Fatmawati

Adelheit Emilia Mut, Amd.Kep

Ira Utami, S.ST

Sri Fatmawati, Amd.Kep

Promkes

Amin, S.Kep

LOKET

Ratnawati S.

Kasniati

Bakri

APOTIK

Hartuti Amd. Farm

USILA

Jumliati S.Kep DATA BASE/SIK

Muh. Dahlan SKM SP2 TP

Jumliawati, S.Ke

LABORATORIUM

Nurlaelah

Ridwana Amak

USILA

Jumliati S.Kep USILA

Jumliati S.Kep

Pustu Lassang

Dafria, Amd.Keb

Polindes Kp.Beru

Rosdiana Amd.Keb

POSYANDU

Sumber: Puskesmas Towata Tahun 2015

Page 64: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

52

f) Standar Pelayanan Puskesmas Towata

Lama pelayanan tiap penderita per loket

Loket pendaftaran maksimal 3 menit

Poli umum 5 – 10 menit

Poli gigi 5 – 30 menit

Poli KIA 5 – 30 menit

Jadwal Pelayanan

Poli umum : setiap hari

Poli gigi : setiap hari

Poli KIA : setiap hari

Waktu Pelayanan

Jam pelayanan loket

Senin – Kamis : 08.00 – 15.30

Jumat : 08.00 – 12.00

Sabtu : 08.00 – 13.30

Penyedia pelayanan

Hak

(1) Membuat peraturan-peraturan yang berlaku di Puskesmas dengan

kondisinya secara partisipatif.

(2) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan profesinya.

Kewajiban

(1) Memberikan informasi pelayanan kepada penggguna layanan.

Page 65: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

53

(2) Mendaftarkan pengguna layanan dan melakukan pelayanan sesuai

dengan prosedur tetap pelayanan.

(3) Melayani sesuai dengan standar pelayanan

(4) Menegur pengguna layanan yang tidak menaati ketentuan pelayanan.

Hak dan kewajiban pengguna layanan

Hak

(1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib pelayanan.

(2) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan.

(3) Mendapatkan informasi atas penyakit yang diderita, tindakan medis

yang dilakukan, kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan medis

dan cara, perkiraan biaya pelayanan.

(4) Meminta konsultasi medis.

(5) Menyampaikan keluhan, saran da kritik.

Kewajiban

(1) Membawa KTP.

(2) Membawa kartu berobat.

(3) Membayar sesuai tarif Perda kecuali bagi pemegang kartu

GAKIR/ASKES.

(4) Mengikuti alur pelayanan.

(5) Menaati aturan pelayanan.

g) Ketenagaan

Staf yang mengabdikan diri pada Puskesmas Towata sebanyak 78

orang. Selain itu dipekerjakan pula seorang cleaning service yang membantu

Page 66: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

54

pelaksanaan tugas sehari-hari khususnya dalam hal penanganan kebersihan

Puskesmas Towata.

Adapun perincian staf Puskesmas Towata yaitu:

Kepala PKM : 1 orang

Dokter Umum : 2 orang

Dokter Gigi : 2 orang

Kes. Masyarakat/Pelaksana sanitasi : 1 orang

Bidan : 6 orang

Bidan Desa : 5 orang

Perawat : 4 orang

Perawat Gigi : 2 orang

Pelaksana Gizi : 1 orang

Pelaksana Imunisasi : 1 orang

Laboran : 1 orang

Pelaksana Farmasi : 1 orang

Staf/Adminitrasi : 1 orang

Fungsional Umum : 1 orang

Magang

Perawat : 33 orang

Perawat Gigi : 1 orang

Bidan : 47 orang

Sanitarian : 1 orang

Pelaksana Gizi : 2 orang

Page 67: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

55

Pelaksana Farmasi : 3 orang

Laboran : 2 orang

Adminitrasi : 1 orang

Petugas Kartu : 1 orang

Sopir : 1 orang

h) Fasilitas dan Peralatan

Fasilitas Gedung

Adapun fasilitas gedung ataupun ruangan yang dimiliki Puskesmas

Towata adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jumlah Fasilitas Gedung Puskesmas Towata

No. Fasilitas Gedung Jumlah

1. Ruang Poli Umum 1

2. Ruang Poli Gigi 1

3. Ruang KIA/KB 1

4. Ruang Apotik 1

5. Ruang Periksa 1

6. Ruang Kartu 1

7. Ruang Imunisasi 1

8. Ruang Tunggu 1

9. Laboratorium 1

10. Ruang Informasi 1

11. Ruang Tata Usaha 1

12. Ruang Kepala Puskesmas 1

13. Ruang Rawat Inap 1

14. Kamar Mandi 3

Page 68: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

56

Fasilitas Adminitrasi

Perlengkapan yang dimiliki oleh Puskesmas Towata dalam

menjalankan peranannya agar terlaksananya laporan adminitrasi antara

lain meja, kursi, lemari arsip, satu unit komputer, kartu berobat pasien,

buku catatan arsip, kartu laporan, formulir kegiatan lapangan, buku

laporan kegiatan, kartu KIA/KB, buku bendahara dan papan tulis.

Fasilitas Alat Kesehatan

Adapun peralatan yang dimiliki Puskesmas Bandar Khalipah yaitu:

Alat-alat pemeriksaan kesehatan

Alat-alat pertolongan persalinan

Alat-alat P3K

Timbangan Bayi dan Dewasa

Dental Unit Chair

Alat-alat perawatan gigi

Alat-alat laboratorium sederhana

USG

Fasilitas Obat-abatan

Puskesmas Bandar Khalipah dalam rangka menjalankan tugas-tugas

pokoknya memulihkan kesehatan dan pengobatan penyakit didukung oleh

perlengkapan obat-obatan antara lain:

Obat-obatan Inpres

Obat-obatan Askes

Obat-obatan GAKIN

Page 69: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

57

B. Pemaparan Jawaban Rumusan Masalah 1

1. Karakteristik Responden

Sebelum pemaparan jawaban rumusan masalah yang pertama maka

terlebih dahulu peneliti menyajikan data karakteristik responden yang bertujuan

untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki responden, sehingga

memudahkan peneliti dalam menganalisis penelitian nantinya. Karakteristik

responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase %

1. Laki-laki 7 35

2. Perempuan 13 65

Total 20 100

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 20 orang, 7 orang (35%)

berjenis kelamin laki-laki dan 13 orang (65%) berjenis kelamin perempuan. Dari

data tersebut tergambar bahwa pasien Puskesmas Towata lebih banyak berjenis

kelamin perempuan dari pada pasien berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.4 Identitas responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Persentase

< 20 Tahun 2 10

21 Tahun – 30 Tahun 4 20

31 Tahun – 40 Tahun 7 35

41 Tahun – 50 Tahun 6 30

> 50 Tahun 1 5

Jumlah 20 100

Page 70: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

58

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 20 responden , mayoritas

berusia 31 – 40 tahun sebanyak 7 orang (35%), yang berusia 41 – 50 tahun

sebanyak 6 (30%), yang berusia di atas 50 tahun sebanyak 1 orang, 21 – 30 tahun

sebanyak 4 orang dan sisanya yang berusia di bawah 20 tahun sebanyak 2 orang.

Tabel 4.5 Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir

Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase

SD – SMP 15 75

SMA 5 25

DIPLOMA 0 0

Sarjana 0 0

Jumlah 20 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 20 responden, 25 orang

berpendidikan SD – SMP (75%), pendidikan SMA sebanyak 5 (25%), sedangkan

yang berpendidikan diploma dan sarjana tidak ada, sehingga dapat diketahui

bahwa rata-rata tingkat pendidikan pasien adalah tamatan SD sampai SMP.

Tabel 4.6 Identitas responden berdasarkan pekerjaannya

Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase

Petani 10 50

Buruh 5 25

Wiraswasta 5 25

Pegawai 0 0

Lainnya 0 0

Jumlah 20 100

Page 71: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

59

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 responden terdapat 10 orang

(50%) petani, 5 orang (25%) buruh, dan 5 orang (25%) wiraswasta, sedangkan

tidak ada pegawai.

2. Penyajian Data tentang Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Towata Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Pada bagian ini seluruh data yang telah diperoleh dianalisis sesuai dengan

fokus kajian penelitian. Data tersebut diperoleh dengan melakukan studi pustaka,

wawancara dan observasi terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan

efektivitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Towata, serta melakukan studi

dekumentasi. Data tersebut akan dianalisis dengan mengamati beberapa indikator

sebagai berikut:

a. Tercapainya Tujuan

Tujuan pelayanan kesehatan adalah memelihara kesehatan dan mencegah

penyakit, menyembuhkan penyakit, dan memulihkan kesehatan pasien. Dari hasil

data yang telah ditemukan bahwa jika dipandang dari sudut pandang tujuan

pelaksanaan kesehatan yang dilakukan Puskesmas Towata adalah cukup efektif.

Hal ini dapat dilihat dengan tercapainya tujuan pelayanan kesehatan. Dalam hal

memelihara kesehatan dan mencegah penyakit dapat dilihat dengan

keterjangkauan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Towata dalam memelihara

kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara dari 20 orang responden, pada umumnya

menjawab pelayanan kesehatan di Puskesmas Towata terjangkau. Namun ada

beberapa responden yang menjawab Puskesmas tidak selalu terjangkau dengan

alasan kondisi geografis semata, yaitu jauhnya puskesmas dari tempat tinggal

Page 72: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

60

sebagian masyarakat, dan sedikitnya tarnsportasi umum yang menuju Puskesmas.

Hal ini sesuai yang disampaikan Dg. Ropu (38 tahun) yang mengemukakan

sebagai berikut:

“Rumah saya di Dusun Romang Lompoa, sangat susah untuk sampai ke

sini dengan cepat karena tidak ada kendaraan umum yang bisa ditumpangi

kecuali ojek. Itupun untuk dapatkan ojek harus ke tempat mangkalnya di

Dusun Tammuloe tepatnya diperempetan jalan”.

Begitu pula yang disampaikan oleh Dg. Sayani yang mengemukakan

sebagai berikut:

“Puskesmas Towata sangat tidak terjangkau. Rumah saya di Lingkungan

Kampung Parang, saya kesini harus pinjam kendaraan dulu sebab tidak

ada kendaraan umum yang lewat”.

Sebenarnya pihak puskesmas sudah memiliki alat transportasi roda empat

berupa ambulance, yang seharusnya dapat dioptimalkan lagi pemakaiannya,

misalnya untuk menjemput pasien yang sakit yang tempat tinggalnya jauh dari

lokasi puskesmas.

Dalam hal mencegah penyakit pihak puskesmas mengadakan pendidikan

kesehatan satu kali dalam sebulan yang biasanya dilakukan bersamaan dengan

kegiatan posyandu. Dari 20 responden yang diwawancara hanya 2 orang yang

menjawab tidak pernah diadakan penyuluhan guna untuk pendidikan kesehatan.

Hal ini disebabkan karena biasanya kegiatan tersebut dilakukan setelah posyandu

yang hanya diikuti oleh kaum ibu atau wanita. tetapi menurut hasil wawancara

terhadap responden, banyak responden kurang mengerti terhadap pendidikan atau

penyuluhan kesehatan yang Puskesmas berikan. Pihak puskesmas dinilai kurang

baik dalam mempromosikan kegiatan ini. Hal ini membuat kurangnya minat

Page 73: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

61

masyarakat dalam mengikuti kegiatan ini, masyarakat yang hadir tidak mengikuti

secara serius kegiatan ini. Hal ini terbukti ketika peneliti mewawancarai perihal

pertanyaan apakah pihak Puskesmas Towata pernah mengadakan kegiatan

penyuluhan atau pendidikan kesehatan dalam waktu belakngan ini? Dimana dan

Kapan? Pengetahuan apa saja yang dapat diperoleh dari penyuluhan tersebut?.

Sebagian besar jawaban responden hampir serupa, seperti yang dikemukakan oleh

Dg. Kanang (43 tahun) yang mengemukakan sebagai berikut:

“Puskesmas Towata pernah ji mengadakan penyuluhan kesehatan di Pustu

Kampung Beru bulan Juli. Saya rasa Bidan Rosmiati lebih tahu tentang hal

tersebut”.

Begitu pula yang disampaikan oleh Hj. Karannuang (41 tahun) yang

mengemukakan sebagai berikut:

“Puskesmas Towata mengadakan penyuluhan kesehatan di bulan Juli di

Dusun Panjo’jo, namun saya sudah lupa apa saja yang sudah disampaikan.

Maklum mameki, ka tuama”.

Dalam menanggulangi masalah ini seharusnya pihak Puskesmas Towata

menemukan cara bagaimana untuk menarik perhatian masyarakat. Ceramah-

ceramah mengenai kesehatan ada baiknya dilakukan dengan cara kebiasaan

masyarakat setempat, sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat.

Persediaan obat di Puskesmas Towata selalu tersedia sesuai dengan

keinginan pasien. Seluruh informan menyatakan hal tersebut. Memang obat-

obatan yang tersedia di Puskesmas Towata adalah obat-obatan untuk jenis

penyakit ringan. Dan untuk penyakit berat akan dirujuk ke Rumah Sakit ataupun

di beri resep oleh dokter. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Wahyuni

Rahma S.Farm yang mengemukakan sebagai berikut:

Page 74: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

62

“Menurut saya, obat-obatan sudah cukup memadai dan obat-obatan yang

ada untuk penyakit yang tidak terlalu serius saja. Kalau penyakit serius

harus dibawa ke rumah sakit atau dirujuk ke Rumah sakit”.

Begitu pula yang disampaikan oleh Saodah (25 tahun) yang

mengemukakan bahwa “Saya sudah beberapa kali berobat ke Puskesmas ini dan

selalu disediakan obat. Gratis lagi”.

2. Kemampuan Pegawai

Kemampuan pegawai dalam penelitian ini diukur dengan keterampilan

tenaga pelaksana, ketelitian tenaga pelaksana, penguasaan teknologi dan sikap

petugas. Secara umum kemampuan pegawai Puskesmas Towata cukup baik. Hal

ini terlihat dari 20 informan ada 10 orang yang menyatakan masih terjadi tumpang

tindih tanggung jawab. Artinya banyak informan yang menyatakan pegawai tidak

bekerja pada bidangnya masing-masing. Hal ini dikarenakan ketidakdisiplinan

pegawai. Jadi jika pegawai yang satu belum datang maka akan digantikan oleh

pegawai lain. Hal ini sejalan dengan pengamatan peneliti yang pernah terjadi saat

tenaga medis bagian obat belum datang digantikan dulu oleh pegawai lain yaitu

pegawai bagian Fungsi Gizi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan salah seorang pegawai Damayanti, AMG

yang mengemukanan sebagai berikut:

“sejujurnya saya sendiri merasa aneh dengan disiplin pegawai disini,

masih banyak pegawai yang tidak displin, datang dan pulang tidak tentu

jamnya. Sayakan bagian Fungsi Gizi, terkadang itu pegawai di bagian

obat-obatan lama sekali datangnya sehingga pasien harus menunggu lama

untuk mengambil obatnya. Terpaksa saya yang menggantikannya.”

Page 75: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

63

Jika dilihat dari segi ketelitian, pegawai Puskesmas Towata sudah dalam

posisi baik. Ha ini dapat dibuktikan dengan jawaban seluruh informan, bahwa

pihak Puskesmas tidak pernah melakukan kesalahan dalam mendiagnosisi

penyakit ataupun memberi obat dan resep obat. Menurut informan pegwai tidak

pernah melakukan kesalahan dalam mendiagnosis penyakit alasannya yaitu

menurut mereka selama mereka berobat ke Puskesmas Towata apa yang mereka

rasakan sesuai dengan yang diberitahukan pegawai medis. dan menurut mereka

setelah berobat satu atau dua kali mereka lebih baik.

Tidak hanya itu, peralatan sederhana yang tersedia juga dapat dikuasai

dengan baik oleh pegawai Puskesmas. Seluruh informan menyatakan hal tersebut.

pegawai Puskesmas dinilai sudah memahami fungsi dari tiap-tiap peralatan yang

ada.

Sikap pegawai juga menjadi faktor penting dalam melakukan pelayanan

kesehatan. Keramahan pegawai Puskesmas Towata dapat memberi pengaruh

banyak kondisi mental pasien yang datang berobat. Menurut informan, sikap para

pegawai Puskesmas Towata dinilai biasa saja ada 12 orang dari 20 informan.

Sisanya menjawab ramah. Hal ini terjadi karena adanya sikap personalitas. Hal ini

sesuai dengan yang disampaikan oleh Dg. Rani (39 tahun) yang mengemukakan

bahwa “pegawai disini ramah apalagi jika mereka mengenal kita, jika yang tidak

kenal ya sikap mereka biasa saja”.

Berdasarkan dari indikator kemampuan pegawai yang dijelaskan tersebut

di atas maka dikatakan keseluruhan kemampuan pegawai baik.

Page 76: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

64

3. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu yang dilihat disini yaitu mengenai jadwal pelayanan

Puskesmas, keberadaan pegawai Puskesmas selama jadwal pelayanan, kecepatan

prosedur pelayanan. Menurut masyarakat, ada beberapa hal dimana Puskesmas

tidak tepat waktu. Hal yang dimaksud adalah pertama, pelayanan kesehatan yang

tidak sesuai dengan keunginan masyarakat. Jadwal pelayanan yang sampai pukul

15.30 hari senin-kamis, pukul 12.00 hari jum’at, dan pukul 13.30 hari sabtu.

Tetapi ini tidak sesuai keinginan masyarakat, menurut mereka seharusnya jam

pelayanannya sampai sore apalagi tidak adanya dokter jaga hal ini membuat

pasien terkadang kecewa. Hal ini sesuai dengan pengakuan Dg. Bau (46 thn) yang

mengemukakan sebagai berikut:

“Menurut saya jam pelayanan Puskesmas ini terlalu cepat, terkadang tidak

sampai sore. Seharusnya sampai jam 5 gitu, apalagi terkadang orang sakit

kan tidak tahu jam, apalagi tidak ada dokter jaga dimalam hari. Biasanya

jika kami sakit pada saat jam pelayanan sudah tutup, kami biasanya minum

obat dari warung dan menunggu untuk besok baru berobat ke Puskesmas”.

Menurut masyarakat, Puskesmas pada umumnya dibuka terlambat dari

jadwal yang ada, tidak sesuai dengan jadwal buka seharusnya yaitu pukul 08.00

WITA. Selain itu pegawai Puskesmas tidak selalu berada ditempat (Puskesmas)

selama jadwal yang ada. Sebagian besar informan menyatakan bahwa pegawai

puskesmas tidak selalu berada ditempat selama jadwal pelayanan. Masih menurut

informan, jika kita datang ke Puskesmas pada pukul 12.00 WITA keatas, kita

tinggal hanya menemukan beberapa orang saja, bahkan tidak jarang tidak ada

orang sama sekali, sehingga Puskesmas ditutup.

Page 77: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

65

Hal ini sesuai yang disampaikan oleh salah seorang informan yaitu Dg

Sabainna (44 thn) yang mengemukakan sebagai berikut:

“Saya pernah datang berobat ke Puskesmas ini pukul 08.00 pagi tapi

Puskesmas belum buka dan setelah saya menunggu baru pukul 09.00 baru

buka. Padahal keadaan anak saya sudah parah. Setelah anak saya

ditangani, saya harus menunggu lagi untuk obatnya karena pegawai

apoteknya belum datang. Untuk pemeriksaan dahak anak saya, saya harus

membayar Rp 10.000 dan untuk kartu Rp 6000, saya merasa kurang puas

dengan pelayanan disini”.

Kemungkinan ini terjadi karena pegawai Puskesmas selain dokter

terkadang merasa mampu melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang

dilakukan di rumahnya ataupun tempat prakteknya(sebagaimana hasil wawancara

dengan pegawai Puskesmas) padahal bagaimanapun jika tidak ada halangan yang

benar-benar berarti, dokter seharusnya harus selalu berada di Puskesmas.

Selain hal diatas, kecepatan prosedur pemeriksaan juga diakui cepat oleh 6

orang dan sisanya 12 orang menyatakan biasa saja, sedangkan yang menjawab

lambat 2 orang. Begiru juga respon petugas terhadap pasien, sebagian besar

responden menyatakan cepat yaitu 13 orang, sedang sisanya sebanyak 7 orang

menyatakan biasa saja, yang menyatakan lambat sama sekali tidak ada.

Dari pembahasan diatas berdasarkan indikator ketepatan waktu, pelayanan

kesehatan di Puskesmas Towata kurang efektif.

4. Kelengkapan Fasilitas

Fasilitas adalah salah satu faktor penunjang pelayanan kesehatan yang

diberikan Puskesmas. Fasilitasnya adalah berbentuk fasilitas medis dengan tujuan

sebagai wahana pemberian pelayanan kesehatan bagi pasien. Menurut hasil

Page 78: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

66

observasi dan wawancara, fasilitas Puskesmas Towata masih berada dalam

kondisi cukup baik. Dari segi ketersediaan peralatan yang dapat menunjang

pelayanan kesehatan. Puskesmas Towata belum memiliki alat-alat yang lengkap

untuk rawat inap. Dari segi ketersediaan peralatan yang dapat menunjang

pelayanan kesehatan, Puskesmas Towata peralatan yang dimiliki cukup lengkap

hal ini dibuktikan dengan jawaban 12 orang informan yang menyatakan cukup

lengkap. Mengapa mereka menjawab cukup lengkap karena responden tahu

peralatan yang tersedia cukup untuk pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk

rawat inap masih kurang.

Hal ini juga didukung dengan jawaban pegawai Puskesmas ibu Hj.

Fatmawati (42 tahun) yang mengemukakan sebagai berikut;

“Peralatan disini cukup lengkap, tapi misalnya peralatan untuk rawat inap

masih kurang seperti tempat tidur dan tabung oksigen yang masih hanya

satu dan peralatan rawat inap lainnya,”

Pihak Puskesmas selaku pihak yang mengetahui secara detail keberadaan

fasilitas Puskesmas menyatakan fasilitas yang ada di Puskesmas ini masih

diprioritaskan fasilitas untuk rawat jalan, sedangkan untuk rawat inap belum

menjadi prioritas utama. Hal ini penulis katakan karena sebagian masyarakat

masih memilih rumah sakit ataupun Klinik Dokter Praktek untuk rawat inap.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh pegawai Puskesmas, Muh.

Dahlan, SKM (44 tahun) yang mengemukakan sebagai berikut:

“Pelayanan di Puskesmas ini 24 jam, tetapi hanya untuk rawat inap saja.

untuk pengurusan kartu, adminstrasi, maupun obat-obatan tidak ada.

karena pegawai siaga disini tidak ada, apalagi dokter siaga. Ini yamg

Page 79: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

67

membuat kurangnnya pasien yang datang ke Puskesmas ini untuk rawat

inap.”

Tidak hanya fasilitas, tetapi prioritas utama sebaiknya justru

mempersiapkan kemampuan pegawai Puskesmas untuk sebuah pelayanan raawat

inap. Kemampuan yang dimaksud bukan hanya dari ilmu tapi juga mental,

mengingat seringnya pegawai tidak ada ditempat selama jadwal pelayanan,

apalagi untuk siaga di Puskesmas untuk pelayanan rawat inap. Hal ini berikutnya

adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk berobatinap di Puskesmas.

Dari segi fisik Puskesmas, menurut sebagian besar informan, kondisi

Puskesmas cukup nyaman, ada 16 orang yang menyatakan begitu. Apalagi setelah

adanya renovasi bangunan Puskesmas ini. Sebagian responden menyatakan begitu

karena belum seluruh ruangan selesai direnovasi.

Dengan pembahasan diatas dapat disimpulkan untuk indikator

kelengkapan fasilitas, Puskesmas Towata cukup lengkap.

5. Pelayanan Administrasi

Pelayanan adminitrasi memang bukan pelayanan utama yang dilakukan

oleh pihak Puskesmas, namun harus diakui pelayanan adminitrasi tidak dapat

dipisahkan dari pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas.

Pelayanan adminitrasi yang dilakukan oleh pihak Puskesmas, dinilai baik oleh

masyarakat/pasien yang menjadi informan dalam penelitian ini. Seluruh informan

dalam penelitian ini diberikan kartu sakit ketika pertama kali berobat ke

Puskesmas. Pihak Puskesmas juga memilki arsip lengkap mengenai sejarah

penyakit seseorang. Hal ini dijawab 14 orang, sedangkan sisanya menyatakan

Page 80: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

68

tidak tahu mengenai keberadaan arsip tersebut. Hal ini dinilai wajar, karena pasien

yang datang berobat tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, walaupun pihak

Puskesmas akan selalu memeriksa hal tersebut apabila pasien membawa kartu

sakitnya.

Pelayanan administrasi yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Towata

ternyata memungut biaya. Hal itu dibenarkan oleh pernyataan Dg. Nginga (33

thn) yang pada saat itu sedang berobat dan meminta surat rujukan ke Rumah

Sakit. Tanpa menunggu lama, surat rujukan tersebut sudah bisa diambil. Tetapi

harus membayar biaya Rp 20.000 untuk sekali surat rujukan.

Ditambah lagi untuk surat keterangan sehat atau sakit, tidak ditentukan

biayanya sehingga adanya pegawai nakal yang meminta biaya yang cukup besar.

Hal ini dibenarkan oleh Ibu Nurhayati S.Pd (28 tahun) seorang guru SD Negeri di

Kampung Beru yang mengemukakan sebagai berikut:

“Saya hamil 9 bulan, jadi untuk mendapat cuti dari kantor, saya harus

menyertakan surat keterangan melahirkan dari Puskesmas, saat saya

mengurus surat itu, bagian tata usaha meminta biaya Rp. 50.000. Saya

terkejut, karena saya butuh akhirnya mau tidak mau ya saya bayar saja.”

Walaupun adanya pungutan untuk biaya pengurusan surat-surat tetapi

prosedurnya cepat, tidak berbelit-belit. Hal ini juga sesuai dengan apa yang

disampaikan Kepala Puskesmas Towata yakni H. Zainal Abidin, S.Sos, M.Kes

yang mengemukakan sebagai berikut:

“Prosesnya mudah dan langsung, jika yang memiliki JAMKESMAS

langsung diproses surat rujukannya. Tetapi jika umum, dengan

menggunakan KTP saja dan jika untuk masyarakat kurang mampu, harus

membawa surat keterangan dari lurah atau camat baru bisa diproses di

Puskesmas.”

Page 81: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

69

Hal ini merupakan sebuah kemajuan besar dalam pengurusan surat-surat.

Pihak Puskesmas sudah dapat melakukan pelayanan adminstrasi yang cukup baik.

6. Bermanfaat

Pelayanan kesehatan hendaknya memberikan manfaat bagi masyarakat

sekitar Puskesmas Towata. Pada umumnya manfaatnya yaitu meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas Towata memiliki manfaat nyata bagi

masyarakat didaerah ini. Ada 17 orang yang menjawab Puskesmas Towata

memiliki manfaat nyata sedangkan sisanya 3 orang menyatakan cukup. Manfaat

nyatanya yaitu Puskesmas sebagai tempat berobat terdekat masyarakat dan adanya

program berobat gratis bagi masyarakat kurang mampu.

Selain itu Puskesmas Towata juga bermanfaat untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat, sebagian masyarakat jawabannya hampir serupa. Untuk

manfaat pengobatan yaitu pasien banyak yang merasa lebih baik setelah berobat

ke Puskesmas. Pada umumnya bagi masyarakat yang merasa tidak selalu lebih

baik setelah berobat, akan kembali lagi ke Puskesmas untuk memastikan

penyakitnya. Jika penyakit yang tidak dapat ditangani oleh Puskesmas, langsung

akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.

Manfaat lainnya yaitu berkurangnya penularan penyakit menular. Sebagian

besar yang menyatakan wilayah kerja Puskesmas Towata tidak pernah mendapat

penyakit menular. Kalaupun ada masyarakat yang terjangkit, tidak sampai

mewabah, hanya terbatas pada beberapa orang saja.

Page 82: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

70

C. Pemaparan Jawaban Rumusan Masalah 2

Pada bagian ini seluruh data yang telah diperoleh dianalisis sesuai dengan

fokus kajian penelitian. Data tersebut diperoleh dengan melakukan studi pustaka,

wawancara dan observasi terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan

faktor pendukung dan faktor penghambat pelayanan kesehatan di Puskesmas

Towata, serta melakukan studi dekumentasi.

1. Faktor Pendukung

Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan maka diperoleh informasi

mengenai faktor pendukung efektivitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Towata

yaitu sebagai berikut:

a. Petugas, perawat, dan dokter yang bertugas di Puskesmas Towata adalah

orang-orang yang berpendidikan, berpengalaman dan terlatih. Seperti

pendapat Notoatmodjo (2003: 86) bahwa “sumber daya manusia adalah

semua manusia yang terlibat dalam suatu organisasi”.

b. Sarana dan prasarana yang lengkap sebagai penunjang pelaksana pelayanan

yang dilakukan atau diberikan oleh pihak Puskesmas Towata kepada pasien

yang berobat. Seperti pendapat Notoatmodjo (2003: 86) bahwa, “sarana dan

prasarana adalah suatu alat penunjang yang mendukung pelayanan kesehatan.

c. Terjalinnya kerjasama yang baik antara petugas, perawat dan dokter di

Puskesmas Towata dan sadar akan tanggung jawab mereka masing-masing.

Seperti pendapat Sunarto (2000: 45) yang menyatakan bahwa, “kerjasama

adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak demi

Page 83: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

71

tercapainya penyelesaian yang dihadai secara optimal”.

2. Faktor Penghambat

Berdasarkan pendapat Yamit (2004: 32 – 33) menyatakan keseluruhan

faktor penghambat dalam pelayanan kesehatan dapat dijadikan dasar untuk

meningkatkan atau memperbaiki pelayanan agar dapat mengurangi bahkan

menghilangkan kesenjangan yang terjadi antara pemberi layanan maupun yang

membutuhkan pelayanan. Berdasarkan teori di atas dan identifikasi yang telah

dilakukan maka diperoleh informasi mengenai faktor penghambat yang

mempengaruhi efektivitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Towata yakni

kurangnnya komitmen, kurangnnya sumber daya, kurangnnya partisipasi,

keterbatasan waktu, kurangnnya pemahaman, dan kurangnnya pemantauan

(Suardi, 2004: 75).

Page 84: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Towata Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar diukur melalui

indikator tercapainya tujuan, kemampuan pegawai, ketetapan waktu,

kelengkapan fasilitas, pelayanan adminitrasi, dan bermanfaat.

2. Berdasarkan hasil wawancara dan studi pustaka diperoleh bahwa tujuan

pelayanan kesehatan di Puskesmas Towata sudah sesuai dengan tujuan

pelayanan kesehatan yakni memelihara kesehatan dan mencegah penyakit,

menyembuhkan penyakit, dan memulihkan kesehatan pasien., hanya saja tidak

selalu terjangkau karena alasan kondisi geografis.

3. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa kemampuan

pegawai Puskesmas Towata cukup baik.

4. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa ketepatan waktu

pelayanan kesehatan di Puskesmas Towata kurang efektif.

5. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa pelayanan adminitrasi yang

dilakukan oleh pihak Puskesmas, dinilai baik oleh masyarakat/pasien, namun

terkadang ada pungutan biaya.

6. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa Puskesmas Towata memiliki

manfaat nyata bagi masyarakat didaerah Kecamatan Polongbangkeng Utara.

72

Page 85: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

73

7. Faktor pendukung pelayanan kesehatan diantaranya (1) pendidikan,

pengalaman dan keterampilan; (2) sarana dan prasarana; dan (3) kerjasama

yang baik, sedangkan faktor penghambat pelayanan kesehatan diataranya (1)

kurangnnya komitmen; (2) kurangnnya sumber daya; (3) kurangnnya

partisipasi; (4) keterbatasan waktu; (5) kurangnnya pemahaman; dan (6)

kurangnnya pemantauan.

8. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka

diperoleh bahwa Pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) Towata dikatakan cukup efektif.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian yang dikemukakan tersebut, maka peneliti dalam

kesempatan ini menyampaikan beberapa saran berkenaan dengan efektivitas pelayanan

kesehatan di Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Towata Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar sebagai berikut:

1. Kepada Dinas kesehatan Kabupaten Takalar hendaknya lebih memperhatikan

kebutuhan dan ketersediaan tenaga baik itu tenaga medis maupun tenaga non

medis, karena hal ini sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan di Puskesmas

Towata.

2. Kepada Camat Polongbangkeng Utara untuk dapat meningkatkan kerjasama secara

lintas sektor dalam pembangunan di bidang kesehatan.

3. Kepada Kepala Puskesmas Towata agar dapat memperhatikan kebutuhan-

kebutuhan yang diperlukan Puskesmas Towata seperti tenaga, ketersediaan sarana

Page 86: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

73

dan prasarana, dengan jalan membuat usulan-usulan yang berkaitan dengan

kebutuhan Puskesmas Towata ke Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar.

Page 87: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

74

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

A.nS. Moenir. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:

Pembaruan Aksara.

Atmosoeprapto, Kisdarto. 2002. Menuju Sumber Daya Manusia Berdaya dengan

Kepemimpinan Efektif dan Manajemen Efesien. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Bunging, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Danin, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Pembaruan.

Koentjoro, Tjahjono. 2007. Regulasi Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Napitupulu, Paimin. 2007. Pelayanan Publik dan Costumer Satisfaction.

Bandung: PT. Alumni.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ratminto dan Atik Septiwinarsi. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rohman, Ahmad Ainur. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang: Averroes

Pers.

Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta:

Rineka Cipta

Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman Praktis Azas-Azas Manajemen. Bandung:

Medan Maju

Page 88: EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

75

Suardi, Rudi. 2004. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000: Penerapan Untuk

Mencapai TQM. Jakarta: CV Teruna Grafica.

Sumaryadi, Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah.

Jakarta: CV Citra Utama.

Sunarto, Komanto. 2000. Pengantar Sosiologi Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga

Sutadi, Idup dan Fernando. Desi. Dasar-Dasar Good Governance. Lembaga

Adminitrasi Negara. Jakarta.

Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta: Prenada.

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2005. Manajemen Publik Negara. Jakarta: PT Gramedia

Widia Sarana Indonesia

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidika. Jakarta: Bumi

Aksara.

Yamit, Zulian. 2004. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta:

Ekonesia.

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang standar pelayanan.

Putu Sudayasa. 2009. Hakikat 5 Dasar Pelayanan Kesehatan Puskesmas.

http://www.puskel.com/hakikat-5-nilai-dasar-pelayanan-kesehatan-

puskesmas/. Diakses pada tanggal 5/02/2015 pukul 11.10 wib.