pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

49
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi yang diimbangi dengan kemajuan teknologi, kegiatan olah raga untuk meningkatkan prestasi telah dikaji secara modern, yang meliputi taktik, teknik, dan kebugaran fisik dikaji secara menyeluruh. Prestasi-prestasi yang luar biasa dalam cabang olahraga atletik adalah berkat peningkatan kondisi fisik para olahragawan terutama yang berhubungan dengan kekuatan dan daya tahan (Siregar, 2008). Untuk meningkatkan kondisi fisik dalam mencapai prestasi dibutuhkan adanya kekuatan, daya tahan, dan kecepatan. Hanya otot-otot yang dilatih secara terus-menerus dan teratur yang akan menjadi kuat. Oleh karena itu agar jasmani kita segar, maka semua otot tubuh harus dilatih sehingga kemampuan otot menjadi maksimal (Sadoso, 2008). Salah satu cara untuk menguatkan otot-otot adalah dengan pelatihan- pelatihan yang memaksa otot untuk melawan beban. Dalam meningkatkan kekuatan otot, beban harus cukup berat sedangkan jumlah ulangan kecil saja, kalau pelatihan beban berhasil, maka akan berpengaruh pada luas penampang otot-otot (Soebroto, 2001). Untuk meningkatkan kekuatan otot-otot pelatihan yang paling tepat ialah pelatihan dengan pembebanan berlebihan (overload training). Kekuatan otot diperlukan untuk dapat melakukan gerakan secara 1

Upload: vokhuong

Post on 08-Dec-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada zaman globalisasi yang diimbangi dengan kemajuan teknologi,

kegiatan olah raga untuk meningkatkan prestasi telah dikaji secara modern,

yang meliputi taktik, teknik, dan kebugaran fisik dikaji secara menyeluruh.

Prestasi-prestasi yang luar biasa dalam cabang olahraga atletik adalah berkat

peningkatan kondisi fisik para olahragawan terutama yang berhubungan

dengan kekuatan dan daya tahan (Siregar, 2008). Untuk meningkatkan kondisi

fisik dalam mencapai prestasi dibutuhkan adanya kekuatan, daya tahan, dan

kecepatan. Hanya otot-otot yang dilatih secara terus-menerus dan teratur yang

akan menjadi kuat. Oleh karena itu agar jasmani kita segar, maka semua otot

tubuh harus dilatih sehingga kemampuan otot menjadi maksimal (Sadoso,

2008).

Salah satu cara untuk menguatkan otot-otot adalah dengan pelatihan-

pelatihan yang memaksa otot untuk melawan beban. Dalam meningkatkan

kekuatan otot, beban harus cukup berat sedangkan jumlah ulangan kecil saja,

kalau pelatihan beban berhasil, maka akan berpengaruh pada luas penampang

otot-otot (Soebroto, 2001). Untuk meningkatkan kekuatan otot-otot pelatihan

yang paling tepat ialah pelatihan dengan pembebanan berlebihan (overload

training). Kekuatan otot diperlukan untuk dapat melakukan gerakan secara

1

Page 2: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

2

optimal, kekuatan otot dapat dicapai dengan melakukan pelatihan yang

memberikan pembebanan berlebih sehingga terjadi kontraksi otot yang

maksimal (Nala, 2003).

Ada beberapa pelatihan untuk meningkatkan kekuatan otot-otot

khususnya otot lengan seperti mengangkat halter, gantung angkat (pull-ups),

melempar bola, tunjang telungkup (push-ups), mengangkat bangku Swedia,

berjalan dengan tangan jarak 5 meter dan lainnya (Nugroho, 2005).

Salah satu pelatihan di atas, pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5

meter merupakan bentuk pelatihan kekuatan otot-otot khususnya otot lengan

tangan, karena pembebanan yang dilakukan lebih menekankan berat pada

kedua lengan yang mempergunakan berat badan sendiri sebagai beban

pelatihan (Sadoso, 2005). Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter

berat badan bertumpu pada kedua lengan sedangkan kaki tidak menyentuh

tanah dipegang oleh orang lain dilanjutkan bergerak ke depan dengan

kekuatan penuh serta repetisi dan set (Jarver, 2003).

Dengan adanya pelatihan kekuatan otot lengan yang dilaksanakan secara

sistematis, sesuai dengan repetisi dan set akan berpengaruh terhadap

kemampuan otot untuk melakukan gerak yang menggunakan kekuatan otot

lengan, hal ini dimungkinkan karena untuk dapat melakukan gerak

menggunakan kekuatan otot lengan dengan baik dan benar di samping harus

adanya teknik yang baik, harus pula ditunjang oleh faktor kekuatan otot-otot

lengan (Karna, 2007).

Page 3: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

3

Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

meningkatkan kekuatan otot lengan dari pada 4 repetisi 5 set karena pelatihan

yang memiliki repetisi lebih besar akan dapat meningkatkan lebih besar

kontraksi otot dan berpengaruh pada kekuatan otot, jika dibandingkan dengan

pelatihan yang memiliki repetisi lebih kecil sedangkan setnya lebih besar

akan cenderung meningkatkan daya tahan otot. Otot yang diberikan

pembebanan berlebihan akan semakin kuat dan volume ototnya semakin besar

(Nala, 2009).

Dengan demikian dapatlah diperkirakan melakukan pelatihan gerakan

berjalan dengan tangan jarak 5 meter akan ada pengaruhnya terhadap

kekuatan otot lengan tangan, daya tahan otot, kelentukan, kecepatan,

koordinasi dan lainnya sehingga akan berpengaruh pula pada kemampuan

menolak.

Kenyataan yang ada di lapangan sangat bertolak belakang dengan

harapan peneliti hal ini disebabkan belum dimilikinya kekuatan otot-otot

lengan oleh para siswa putra SMP Negeri 9 Denpasar, hal ini dibuktikan pada

saat diadakannya kejuaraan cabang olahraga baik yang bersifat pertandingan

seperti dalam permainan bola voli, basket mini, bela diri, renang maupun

cabang olahraga yang bersifat perlombaan secara individu / perorangan

seperti, cabang olahraga atletik, nomor lempar dan tolak. Para siswa belum

mampu mencapai prestasi yang mengembirakan.

Page 4: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

4

Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pelatihan-pelatihan yang

menekankan kekuatan, daya tahan, koordinasi otot-otot khususnya pada otot

lengan yang diberikan oleh para guru olahraga atau orang yang berkecimpung

dalam olahraga prestasi, atau bisa juga disebabkan oleh karena para siswa

putra SMP Negeri 9 Denpasar baru menekuni suatu cabang olahraga setelah

umur dewasa, semestinya dasar-dasar cabang olahraga khususnya cabang

olahraga atletik, nomor lempar dan tolak diberikan dari kelas VI walaupun

pelaksanaannya secara sederhana dengan melempar atau menolak bola yang

mempunyai ukuran yang sesuai dengan umur para siswa (Sadoso, 2004).

Berdasarkan pengalaman dan kenyataan di lapangan maka untuk

mendapatkan kekuatan otot lengan, sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh

pelatihan yang menekankan pada kekuatan otot-otot lengan seperti pelatihan

berjalan dengan tangan jarak 5 meter yang dilaksanakan secara sistematis,

kontinyu serta terprogram. Penulis perlu mengadakan suatu penelitian dengan

judul” Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

meningkatkan kekuatan otot lengan dari pada 4 repetisi 5 set pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 9 Denpasar”.

1.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan atas latar belakang masalah, maka dapat dibuat rumusan

masalahnya sebagai berikut :

Page 5: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

5

1) Apakah pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set

dapat meningkatkan kekuatan otot lengan pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 9 Denpasar?

2) Apakah pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 4 repetisi 5 set

dapat meningkatkan kekuatan otot lengan pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 9 Denpasar?

3) Apakah pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set

lebih meningkatkan kekuatan otot lengan dari pada 4 repetisi 5 set pada

siswa putra kelas VII SMP Negeri 9 Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

umum yang ingin dicapai adalah mendapatkan tipe pelatihan berjalan dengan

tangan jarak 5 meter serta takaran pelatihan yang lebih baik dalam

meningkatkan kekuatan otot lengan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui peningkatan kekuatan otot lengan pada pelatihan

berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set pada siswa putra kelas

VII SMP Negeri 9 Denpasar.

Page 6: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

6

2. Untuk mengetahui peningkatan kekuatan otot lengan pada pelatihan

berjalan dengan tangan jarak 5 meter 4 repetisi 5 pada siswa putra kelas

VII SMP Negeri 9 Denpasar.

3. Untuk mengetahui bahwa berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4

set lebih meningkatkan kekuatan otot lengan dari pada 4 repetisi 5 set pada

siswa putra kelas VII SMP Negeri 9 Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan meliputi :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1.4.1.1 Untuk Para Siswa

Memberikan sumbangan pikiran dan pengetahuan terkait dengan

pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

meningkatkan kekuatan otot lengan dari pada 4 repetisi 5 set pada siswa putra

kelas VII SMP Negeri 9 Denpasar.

1.4.1.2 Untuk Para Guru Olahraga dan Pelatih

Digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pelatihan untuk

peningkatan kekuatan otot lengan.

1.4.1.3 Untuk Lembaga

Menambah / memperbanyak refrensi di perpustakaan Pascasarjana

UNUD Denpasar yang mana merupakan sumber refrensi bagi para mahasiswa

yang memerlukan.

Page 7: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

7

1.4.2. Kegunaan Praktis

1.4.2.1 Bagi Pelatih Guru Olahraga

Berkecimpung dalam olahraga prestasi adalah sebagai pedoman dalam

melakukan pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set

lebih meningkatkan kekuatan otot lengan dari pada 4 repetisi 5 set pada siswa

putra kelas VII SMP Negeri 9 Denpasar.

1.4.2.2 Bagi Mahasiswa dan Masyarakat

Melengkapi kebutuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan

khususnya di Pascasarjana UDAYANA Denpasar yang mana nantinya dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan literatur bagi mahasiswa yang

berkepentingan.

1.4.2.3 Bagi Para Mahasiswa

Acuan bagi mahasiswa / siswa bahwa pelatihan berjalan dengan tangan

berjarak 5 meter yang dilaksanakan secara rutin, kontinyu serta

berkesinambungan dengan beban yang cukup akan dapat meningkatkan

kekuatan otot lengan sehingga dapat tampil dengan keyakinan diri yang tinggi

dan dapat mencapai prestasi yang diharapkan dan memperoleh kemenangan.

Page 8: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk berkontraksi ketika

menerima beban (Nala, 2005). Latihan yang dapat menguatkan otot adalah

latihan dengan beban. Tanpa menggunakan beban kekuatan otot tidak akan

bertambah. Dengan latihan beban sel-sel otot akan membesar, makin besar sel

otot, maka kekuatannya akan semakin besar. Kekuatan otot didapat dari

kontraksi sekelompok atau beberapa kelompok otot. Mengembangkan

kekuatan otot merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan prestasi,

karena kekuatan otot adalah sumber dari perubahan (Hidayat, 2006).

Kekuatan otot melukiskan kontraksi maksimal yang dapat dihasilkan oleh otot

atau sekelompok otot. Secara psikologis kekuatan diartikan sebagai

kemampuan berdasarkan kemudahan bergerak proses sistem saraf dan

perangkat otot untuk melakukan gerak dalam mutu waktu tertentu (Kosasih,

2004).

Kemampuan otot yang dinilai umumnya adalah otot-otot tangan,

lengan, dada, perut, tungkai dan punggung. Kekuatan otot tangan dan lengan

penting untuk memegang, mengangkat, menarik, memukul, mengayun dan

sebagainya. Sedangkan kekuatan otot tungkai diperlukan untuk menyangga

berat tubuh, melompat, jalan, lari, menyepak dan sebagainya. Sedangkan otot-

otot lainnya merupakan dasar tumpuan agar tubuh tegak dan kuat, sehingga

8

Page 9: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

9

lengan dan tungkai dapat berfungsi dengan baik, di samping otot-otot itu

sendiri dapat berfungsi untuk membantu gerakan (Nurhasan, 2006).

Otot-otot punggung berfungsi untuk menahan agar tubuh tetap tegak,

sementara lengan atau tungkai berfungsi memukul atau menyepak. Sedangkan

otot-otot dada di samping sebagai alat tumpuan, juga ikut membantu lengan

dalam gerakan memanjat (pull-ups) dan lain-lain. Kekuatan otot ini diukur

dengan alat dinamometer. Biasanya diukur kekuatan otot tangan (dengan

dynamometer tangan), otot dada (dynamometer dada) dan otot punggung

(dynamometer punggung), serta otot tungkai (dengan dynamometer tungkai).

Satuannya adalah dalam kilogram. Dengan mempergunakan pengukuran

dinamometer ini, kita akan mendapatkan kekuatan otot absolute. Sedangkan

bila kekuatan otot dinyatakan per-kg berat badannya, maka kita akan

mendapatkan kekuatan otot relatif. Kekuatan otot relatif ini adalah kekuatan

otot absolute dibagi dengan berat badan masing-masing yang diukur.

Satuannya ialah kilogram (Kg). Teknik pada waktu pengukuran hendaknya

seminimal mungkin (Nala, 2005).

Kekuatan otot dalam mendukung ketangkasan bergerak adalah

kekuatan otot-otot tungkai, karena kekuatan otot tungkai diperlukan untuk

menyangga berat badan atau tubuh dalam melakukan gerakan melompat,

berlari, menyepak dan lain-lainnya. Kekuatan otot-otot adalah kemampuan

otot untuk melakukan suatu kegiatan secara berulang-ulang atau berkontraksi

dalam waktu yang lama (Karna, 2003).

Page 10: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

10

Umumnya diakui bahwa kekuatan suatu otot berdasarkan pada dua

faktor utama. Pertama, dipengaruhi oleh unsur-unsur struktur otot itu,

khususnya volume. Telah diketahui bahwa kekuatan otot meningkat sesuai

dengan meningkatnya volume otot. Kedua, semakin jelas bahwa kekuatan otot

ditentukan oleh kualitas kontrol tak sengaja kepada otot yang bersangkutan.

Faktor ini menjadi penting dalam orang berlatih meningkatkan kekuatan otot

dan perlunya menggunakan kekuatan sesuai dengan pelaksanaan nyata

(Sumosarjono, 2008).

Kekuatan otot (Muscle Strength) adalah Kesanggupan otot untuk

menahan / melawan suatu berat / beban. Daya ledak (power) adalah

kesanggupan otot mengeluarkan kekuatan dalam waktu singkat dan berlaku

(gerakan) cepat. Jadi kekuatan otot yang dimaksudkan di sini adalah

kemampuan kerja otot. Kemampuan otot yang mudah dan sering dinilai

adalah otot-otot lengan, otot dada, otot perut. Untuk meningkatkan otot ini

latihan yang paling baik adalah latihan dengan pembebanan berlebih

(overlood training ) seperti latihan mengangkat halter set ups, pull ups (Said,

2004).

Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tenaga

terhadap suatu tahanan di mana kekuatan itu adalah antara kontraksi otot

secara maksimal sesuai dengan kebutuhan gerak yang digunakan, meskipun

banyak aktivitas olahraga memerlukan kelincahan atau kelentukan, kecepatan

dari otot itu (Wirata, 2004).

Page 11: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

11

Dari definisi di atas dapat dinyatakan bahwa kekuatan otot adalah

adanya seseorang untuk membangkitkan tegangan dalam menerima beban

waktu bekerja. Beban dapat berupa anggota tubuh sendiri ataupun beban dari

luar. Kekuatan otot sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara

keseluruhan.

Kekuatan otot merupakan daya penggerak setiap anggota fisik.

Kekuatan otot memegang peranan penting dalam melindungi orang dari

kemungkinan cedera. Dengan kekuatan otot tungkai atlet dapat melompat

tinggi, demikian pula dapat memperkuat stabilitas sendi-sendi (Rusli, 2006).

Kekuatan dijelaskan merupakan komponen kondisi fisik seseorang

tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima

beban sewaktu melakukan kegiatan atau bekerja (Sanusi, 2007). Kekuatan-

kekuatan otot melukiskan kontraksi minimal yang dapat dihasilkan oleh

sekelompok otot. Kapasitas otot lokal adalah kualitas yang memungkinkan

kita melangsungkan selama mungkin suatu usaha yang menggunakan otot

lokal dalam kondisi erobik. Kemampuan otot-otot ini tergantung pada

kontraksi otot yang bersangkutan (Karna, 2005). Makin berat masa kekuatan

otot yang diperlukan makin besar kecepatan dan daya ledaknya semakin

besar pula, penggunaan tenaga oleh otot atau sekelompok otot secara

eksplosif berlangsung dalam kondisi dinamis (Nala, 2005).

Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan atau

beban, menahan atau memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas

Page 12: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

12

olahraga (Soeharno, 2004). Kekuatan otot adalah kemampuan otot skeletal

tubuh untuk melakukan kontraksi atau tegangan maksimal dalam menerima

beban pada waktu melakukan aktivitas (Nala, 2002). Kekuatan adalah

komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam

mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (Sajoto, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot adalah sebagai berikut

: 1) besar kecilnya penampang melintang otot (potongan morphologic yang

tergantung dari proses hipertrofi otot). 2) jumlah myofibril yang turut bekerja

dalam melawan beban (makin banyak myofibril yang bekerja maka kekuatan

otot akan semakin besar) tergantung pada besar kecilnya kerangka tubuh dan

bagian-bagiannya seperti panjang tuas (makin besar otot skeletal maka

semakin besar kekuatannya). 3) Inervasi otot yang baik, keadaan zat kimia

dalam otot (glycogen, ATP). 4) keadaan tonus otot saat istirahat (Tonus

makin rendah maka kekuatan otot saat bekerja akan semakin besar). 5) umur

dan jenis kelamin (umur lebih muda maka kecepatan pulih asal akan lebih

baik dan jenis kelamin wanita kecepatan pulih asalnya lebih lambat)

(Soeharno, 2003).

Kekuatan otot adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau

sekelompok otot. Kemampuan otot-otot yang sering diukur dalam kesegaran

jasmani adalah otot lengan, otot perut, otot punggung dan lain-lain. Dalam

buku Atletik dikatakan bahwa untuk menguatkan otot adalah dengan latihan-

latihan yang memaksa otot melawan beban yang lazim (Jarver, 2004).

Page 13: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

13

Kekuatan otot merupakan kemampuan otot untuk berkontraksi ketika

menerima beban (Nala, 2007). Pelatihan yang dapat menguatkan otot adalah

pelatihan dengan pembebanan yang cukup tanpa menggunakan beban

pelatihan kekuatan otot tidak akan bertambah. Dengan pelatihan beban sel

otot maka kekuatannya semakin membesar, makin besar sel otot, maka

kekuatannya makin besar pula. Kekuatan otot adalah suatu daya tahan otot

dalam menahan beban atau menahan kelelahan dalam jarak jangka waktu

yang lama (Sanyoto, 2007). Prinsip kenaikan beban yang tetap, teratur dan

ajeg. Suatu pelatihan beban makin lama semakin berat merupakan keharusan

untuk menguatkan otot-otot sehingga nantinya dapat mencapai prestasi yang

maksimal, kenaikan beban itu secara setingkat demi setingkat dengan teratur

dan ajeg, peningkatan beban pelatihan harus berpedoman pada cirri-ciri

loading : intensitas, volume dan frekuensi. Program pelatihan ditentukan

adanya peningkatan baik dalam hal beban, set, repetisi maupun lamanya

pelatihan (Nala, 2007 ).

Setiap olahragawan tentu ingin mempunyai otot-otot yang kuat dan

daya tahan yang tinggi sebab otot yang kuat dan daya tahan yang tinggi

merupakan modal untuk melakukan aktivitas jika otot tidak kuat dan daya

tahan kurang baik maka akan terjadi suatu kegiatan yang sia-sia (Nurhasan,

2007).

Bagi seorang olahragawan yang ingin berprestasi perlu memiliki daya

tahan bagaimanapun tingginya keterampilan yang dimiliki oleh seorang

Page 14: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

14

olahragawan tanpa didukung oleh daya tahan yang baik semuanya itu tidak

ada artinya (Nala, 2005 ).

Untuk menguatkan otot, haruslah dilatih dengan beban. Tanpa

menggunakan beban, kekuatan otot tidak akan bertambah. Dengan berlatih

beban seperti ini sel-sel otot akan membesar dan semakin besar sel otot maka

kekuatannya pun akan semakin besar, kekuatan otot di dapat dari kontraksi

sekelompok atau beberapa kelompok otot. Mengembangkan kekuatan otot

berarti salah satu faktor untuk meningkatkan prestasi, karena kekuatan adalah

sumber dari perubahan (Sudarso, 2007).

2.2 Pelaksanaan Pelatihan

Pelatihan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis

terus menerus sehingga menyebabkan terjadinya suatu perubahan (Muhajir,

2004). Pelatihan merupakan sejumlah rangsangan (stimulus) yang

dilaksanakan pada jarak waktu tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan

prestasi (Hasnan, 2006). Pelatihan bermaksud untuk memobilisasi cadangan

kesanggupan tubuh dengan jalan memberikan rangsangan gerakan pada

organ-organ tubuh sebagai akibat penyelesaian diri / adaptasi dari organ-organ

tersebut dengan manifestasinya berupa fungsi yang lebih baik (Manuaba,

2003). Pelaksanaan pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan berjalan dengan

tangan 5 repetisi 4 set dan 4 repetisi 5 set.

Page 15: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

15

Pelatihan dijelaskan sebagai pengulangan suatu kegiatan secara terus

menerus sehingga menyebabkan terjadinya suatu perubahan (Pinayungan,

2001). Pelatihan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan secara

sistematis terus-menerus sehingga menyebabkan terjadinya suatu perubahan

(Purwadarminta, 2005). Pelatihan bermaksud untuk memobilisis cadangan

kesanggupan tubuh dengan jalan memberikan rangsangan gerakan pada

organ-organ tubuh sebagai akibat penyesuaian diri / adaptasi dari organ-organ

tersebut dengan manifestasinya berupa fungsi yang lebih baik (Manuaba,

2009).

Pelatihan harus sesuai dengan prosedur pelatihan yaitu : Sebelum

melakukan pelatihan inti hendaknya dilakukan (warming up) atau pemanasan

yang diikuti dengan pelatihan peregangan (Stretching) yang dilanjutkan

dengan pelatihan inti dan diakhiri dengan pelatihan pendinginan (Cooling

Down) serta pelatihan peregangan (Stretching) untuk pemulihan kondisi

setelah pelatihan yang melelahkan (Sadoso, 2007).

Pelatihan pemanasan (Warming Up) bertujuan untuk mengadakan

perubahan physiologis dalam tubuh dan menyiapkan organismenya dalam

pelatihan menghadapi aktifitas tubuh yang lebih berat, Pelatihan ini juga

bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan konsentrasi yang timbul dalam

latihan atau pertandingan. Pelatihan peregangan (Stretching) bertujuan untuk

menjaga unsur kelentukan tetap terjaga dengan baik dengan mencegah

terjadinya cedera (Syarifuddin, 2008).

Page 16: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

16

Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas bahwa pelatihan adalah

sejumlah rangsangan yang dilakukan dengan teratur sistematis, berulang-

ulang kian hari kian menambah jumlah beban pelatihan. Komponen-

komponen harus diperhatikan dalam menyusun program atau takaran

pelatihan. Komponen-komponen tersebut meliputi: Frekuensi, Intensitas, dan

tipe pelatihan, lama pelatihan.

2.2.1 Pelatihan Fisik

Pelatihan kondisi fisik memegang peranan penting dalam program

pelatihan seorang olahragawan yang harus direncanakan secara baik,

sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan

kemampuan fungsional dari sistem tubuh, sehingga dengan demikian

memungkinkan seorang olahragawan untuk mencapai prestasi yang lebih

tinggi (Rusli Lautan, 2004).

Kalau kondisi fisik dalam keadaan baik maka akan ada peningkatan

dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, peningkatan dalam

kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan ekonomisasi gerak yang lebih baik

pada waktu pelatihan pemulihan lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah

pelatihan, respon yang cepat dari organisme tubuh bila sewaktu-waktu

dibutuhkan (Harsono, 2005).

Sebelum menghadapi suatu pertandingan seorang atlet atau

olahragawan sudah berada dalam suatu kondisi fisik dan tingkatan fitness

Page 17: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

17

yang baik untuk menghadapi intensitas kerja dan segala macam stress yang

bakal dihadapi (Nala, 2007).

2.2.2 Pentingnya Kondisi Fisik

Kalau kondisi fisik dalam keadaan baik maka akan ada peningkatan

dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. Peningkatan dalam:

kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan ekonomisasi gerak yang lebih baik

pada waktu pelatihan, pemulihan lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah

pelatihan,respon yang cepat dari organisme tubuh bila sewaktu-waktu

dibutuhkan (Harsono, 2005).

2.2.3 Macam - Macam Kondisi Fisik

Macam-macam kondisi fisik yang perlu dimasukkan ke dalam program

pelatihan meliputi : 1) Daya tahan terhadap penyakit dan lingkungan, daya

tahan merupakan keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja

dalam waktu yang lama, tanpa kelelahan yang berlebihan setelah

menyelesaikan suatu kegiatan; 2) Kelentukan bergerak seluas-luasnya

kelentukan mengacu pada ruang gerak sendi-sendi tubuh bentuk dan tidaknya

seseorang ditentukan oleh luas tidaknya gerak sendi-sendinya; 3) Stamina,

kecepatan, keseimbangan, koordinasi, daya ledak, waktu reaksi adalah tingkat

yang lebih tinggi dari endurance, seseorang olahragawan yang mempunyai

stamina kemampuan anaerobik yang tinggi akan dapat bekerja lebih lama

sebelum mencapai oxygen debt-nya, juga recovery, lebih cepat (Bompa,

2009).

Page 18: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

18

2.2.4 Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis

dalam waktu yang relatif lama makin meningkatkan potensi individu, yang

bertujuan membentuk fungsi fisiologis.

Adapun tujuan pelatihan untuk meningkatkan kondisi fisik umum,

untuk mengembangkan fisik khusus, yang ditentukan oleh olahragawan

tersebut. Untuk menyempurnakan teknik olahraga yang disiplin dan

koordinasi gerak untuk mempertahankan kesehatan atlet, mencegah cedera,

untuk menjamin dan mengamankan persiapan secara optimal, meningkatkan

kepribadian, kemauan yang keras kepercayaan diri, ketekunan semangat dan

disiplin, untuk memperkaya pengetahuan, teori dengan memperhatikan dasar

fisiologis, psikologi dan gizi (Bompa, 2009).

2.2.5 Komponen pelatihan

Dengan kebugaran fisik seorang olahragawan dapat melakukan

aktivitas fisik dengan efisien dan dalam kemampuan selalu optimal waktu

pemulihan lebih cepat yang berarti setelah melaksanakan pelatihan yang berat

istirahat sebentar tenaga akan pulih kembali (Kosasih, 2006). Beberapa syarat

yang harus dipenuhi untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran fisik.

2.2.5.1Tipe Aktivitas (Macam Pelatihan).

Tipe kegiatan pelatihan olahraga yang dipilih untuk meningkatkan dan

memelihara kebugaran fisik adalah tipe pelatihan yang mengakibatkan

sebagian besar berkelompok otot tubuh dalam jangka waktu yang lama, dan

Page 19: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

19

dinamis dan metabolismenya mempergunakan udara luar/aerobik (Said,

2006). Dalam penelitian ini tipe penelitian untuk meningkatkan kemampuan

menolak peluru adalah pelatihan gerakan berjalan dengan tangan jarak 5

meter.

2.2.5.2 Intensitas Pelatihan

Intensitas adalah kesungguhan atau berat ringannya suatu aktivitas

dilakukan yang sering dinyatakan waktu, beban pengulangan dan denyut

jantung. Pelatihan olahraga atau aktivitas fisik yang dilakukan hendaknya

intensitas pelatihan sebesar 65 - 90% dari denyut nadi maksimal (Sadoso,

2004).

Pembebanan kerja yang dilaksanakan secara berulang-ulang dapat

memperbaiki dan mempertinggi kemampuan fungsi organ terutama

tergantung pada perbandingan antara volume dan intensitas kerja, pelatihan

kerja dan interval dilaksanakan intensitas pelatihan yaitu : beban awal 50%

atau 60% dan tambahan beban setiap minggu menyelesaikan kemampuan tiap

individu rata-rata dapat diberikan 10% - 15% dari gerakan gerakan awal

(Nala,2003 ).

2.2.5.3 Lama Pelatihan

Pada umumnya orang berpedoman bahwa kalau pelatihan lebih sering

dan lebih lama dilaksanakan maka hasilnya akan lebih besar. Tetapi harus

diingat adanya waktu pemulihan asal dan juga tidak boleh adanya kelebihan

Page 20: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

20

pelatihan (Over Training). Makin berat intensitas pelatihan maka lama

pelatihan semakin pendek sebaliknya makin ringan intensitas pelatihan maka

makin lama pelatihan akan makin panjang (Soedrajat, 2002). Lama pelatihan

fisik adalah 15 menit sampai 60 menit (Nala, 2005).

2.2.5.4 Frekuensi Pelatihan

Frekuensi pelatihan atau kekerapan pelatihan perminggu atau sering

pula kekerapan melakukan pelatihan suatu gerakan atau aktivitas di sebut

dengan pengulangan (repetision) (Nala, 2002). Frekuensi pelatihan yang baik

setidak-tidaknya 3 atau 4 kali seminggu ini sesuai bagi atlet pemula sehingga

menghasilkan peningkatan kemampuan otot yang baik serta tanpa

menimbulkan kelelahan yang berarti (Harsono, 2006).

Frekuensi pelatihan diusahakan agar tidak ada hari istirahat dua hari

berturut-turut (Umar, 2004). Penelitian ini frekuensi pelatihan yang

dipergunakan adalah empat (4) kali dalam seminggu.

2.2.5.5 Repetisi dan Set

Koordinasi merupakan gabungan berbagai gerakan yang dilakukan

secara harmonis dengan penguasaan koordinasi yang tinggi maka tubuh akan

bekerja secara efisien dan optimal tanpa menguasai koordinasi yang baik

sering tenaga banyak keluar secara sia-sia (Nala, 2005). Repetisi

dikemukakan adalah ulangan dari pada rangkaian pelatihan (Soekarman,

2007). Repetisi adalah ulangan mendorong, menarik, mengangkat menekan

berjalan, berlari, meloncat mempergunakan suatu beban yang dilaksanakan

Page 21: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

21

secara teratur dan berulang-ulang dalam penelitian ini repetisi yang

dipergunakan 5 repetisi dan 4 repetisi. Set juga dijelaskan sebagai suatu

rangkaian kegiatan dari suatu repetisi misalnya seorang atlet dapat menarik

beban seberat 1 kg sebanyak 8 kali kemudian istirahat ini berarti seorang atlet

telah melakukan 8 repetisi dan 1 set (Kosasih, 2009). Set yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah 4 set dan 5 set.

2.2.5.6 Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis

dalam waktu yang relatif lama makin meningkatkan potensi individu yang

bertujuan membentuk fungsi fisiologis adapun tujuan pelatihan untuk

meningkatkan kondisi fisik umum, untuk mengembangkan fisik khusus yang

ditentukan oleh olahragawan tersebut untuk menyempurnakan teknik olahraga

yang disiplin dan koordinasi gerak untuk mempertahankan kesehatan

mahasiswa, mencegah cedera, untuk menjamin dan mengamankan persiapan

secara optimal, meningkatkan kepribadian, kemauan yang keras kepercayaan

diri, ketekunan semangat dan disiplin, untuk memperkaya pengetahuan, teori

dengan memperhatikan dasar fisiologis, psikologi dan gizi (Bompa, 2000).

2.2.6 Prisip-Prinsip Pelatihan

Dikemukakan bahwa dalam melaksanakan pelatihan kita harus

berpegangan pada prinsip-prinsip yang akan menghasilkan kondisi fisik yang

baik (Krempel, 2006). Untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai

Page 22: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

22

hendaknya memperhatihan prinsip-prinsip pelatihan beban, prinsip pelatihan

ada beberapa macam (Bompa, 2009)

2.2.6.1 Prinsip Beban Berlebihan (Overload)

Pada dasarnya untuk mendapatkan efek pelatihan yang baik, maka

organ tubuh harus diberi beban melebihi beban yang dibiasanya diterima

dalam aktivitas sehari-hari, beban yang diberikan bersifat individual tetapi

pada prinsipnya diberikan beban mendekati beban maksimal dengan

melaksanakan prinsip beban berlebihan, maka kelompok-kelompok otot akan

berkembang kekuatannya secara efektif (Suherman, 2008).

2.2.6.2 Prinsip Kenaikan Beban yang tetap, teratur dan ajeg

Suatu pelatihan beban makin lama semakin berat merupakan

keharusan untuk menguatkan otot-otot sehingga nantinya dapat mencapai

prestasi yang maksimal, kenaikan beban itu secara setingkat demi setingkat

dengan teratur dan ajeg, peningkatan beban pelatihan harus berpedoman pada

ciri-ciri loading: intensitas, volume, frekuensi, kenaikan beban yang terlalu

cepat akan menyebabkan rusaknya otot bagi orang yang melakukan pelatihan,

waktu itu perlu dibuatkan suatu program pelatihan dan berusaha

melaksanakan program itu dengan sesungguhnya (Nala, 2003).

2.2.6.3 Prinsip Individual

Dalam melaksanakan pelatihan yang efektif maka harus mengetahui

tingkatan-tingkatan masing-masing individu agar dapat dilatih secara

sistematis dan metode untuk tujuan mencapai prestasi, pada dasarnya setiap

Page 23: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

23

individu memiliki perbedaan balk dalam kemampuan, potensi, karakteristik

maupun psikologi untuk itu faktor individu harus juga diperhatikan

sebaiknya-baiknya, oleh karena ini prinsip individu merupakan syarat yang

penting dalam suatu pelatihan (Said, 2005). Seluruh konsep pelatihan haruslah

disesuaikan dengan keiklasan, setiap individu agar tujuan pelatihan dapat

sejauh mungkin dicapai (Husin, 2002).

2.2.6.4 Prinsip Pelatihan Beraturan

Pelatihan beban hendaknya diatur sedemikian rupa yang dimulai dari

melatih kelompok otot yang besar kemudian baru melatih kelompok otot yang

kecil hal ini karena kelompok otot-otot yang kecil lebih cepat lelah. Pada

prinsip ini juga menekankan tidak diperbolehkan memberikan pelatihan

secara beruntun pada sekelompok otot yang sama karena otot akan mengalami

kelelahan dari membutuhkan waktu lama untuk pemulihannya (Harsono,

2008).

2.2.6.5 Prinsip Kekhususan

Dalam beberapa hal pelatihan berbeban hendaknya selalu bersifat

khusus karena pada dasarnya, setiap cabang olahraga yang ditekuni dan tidak

diperkenankan memberi bentuk pelatihan yang gerakannya berlawanan

dengan gerakan dari masing-masing cabang olahraga. Didalam melakukan

peningkatan kekuatan otot yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari

peningkatan otot tersebut. Oleh karena itu pelatihan beban merupakan

pelatihan ketrampilan gerak khusus sesuai dengan cabang olahraga yang

Page 24: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

24

diikuti, semakin besar frekuensi pelatihan maka semakin bertambah kekuatan

kontraksi otot (Nala, 2002).

2.2.6.6 Prinsip Pulih Asal

Hasil yang diperoleh dalam peningkatan kualitas fisik yang diperoleh

melalui hasil pelatihan dalam kurun waktu tertentu akan menurun kembali.

Oleh karena itu latihan harus berkesinambungan. Suatu pelatihan memiliki

peranan yang sangat penting dalam memelihara kondisinya (Gunter, 2004).

2.2.6.7 Prinsip Beban Harus Sepanjang Tahun Tanpa Diselingi

Mengingat penyusunan kualitas gerak terhadap beban tersebut bersifat

gagah dan sementara maka untuk mencapai prestasi maksimal, merupakan

suatu keharusan bahwa beban pelatihan yang diberikan sepanjang tahun

secara teratur dan kontinyu. Penyesuaian mahasiswa yang mempunyai

prestasi akan menurun bagi prestasinya. Apabila beban pelatihan selalu ringan

tanpa adanya penambahan (Bernhard, 2004).

2.2.6.8 Prinsip Interval

Pada prinsip ini sangat penting dalam rencana suatu pelatihan yang

bersifat harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang berguna untuk

ketahanan jasmani dan rohani seseorang dalam menjalankan pelatihan. Juga

merupakan irama jalannya suatu pelatihan yang pelaksanaannya dalam

penelitian program mingguan (Nala, 2003).

2.2.6.9 Prinsip Beban Gawat atau Prinsip Stress

Page 25: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

25

Beban pelatihan harus dapat menimbulkan kelelahan lokal maupun

kelelahan total dari jasmani seseorang olahragawan, kelelahan lokal itu

disebabkan oleh beban yang diberikan dengan waktu tetap dan intenstas

maksimal yang mengakibatkan kelelahan fungsi sistem otot (Sadoso, 2007).

2.2.6.10 Prinsip Nutrisi

Prinsip nutrisi sangat penting bagi tubuh seseorang untuk

meningkatkan prestasi serta menjaga kondisi fisik agar tetap prima

keseimbangan kebutuhan zat makanan dengan pengeluaran tenaga akan dapat

mencegah terjadinya kerusakan dan over training (Harsono, 2008).

2.2.7 Makna Pelatihan

Semua pendekatan yang berhasil untuk suatu pelatihan kekuatan hanya

mempunyai satu faktor kunci yang berlaku secara umum pendekatan yang

memberi beban lebih secara nyata pada kelompok otot aktif, kekuatan akan

mencapai hasil mana kala suatu otot secara berulang-ulang dirangsang untuk

menghasilkan suatu tingkat tenaga yang melebihi tenaga biasa yang

merangsang otot tersebut (Nala, 2006).

2.2.8 Takaran Pelatihan Kekuatan Otot Lengan

Sebuah program pelatihan akan membuahkan hasil yang baik, bila

disusun berdasarkan atas pengembangan kemampuan fisiologis khusus yang

dibutuhkan dalam penampilkan suatu cabang olahraga dengan takaran yang

tepat, tekaran dalam dunia olahraga dipergunakan sebagai suatu ukuran untuk

menentukan kuantitas dan kualitas yang menjadi bagian dari metodologi

Page 26: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

26

pelatihan oleh karena itu sangat penting peranannya dalam meningkatkan dan

mengbembangkan fisik olahragawan terutama kemampuan komponen

biomotorik secara tepat dan efisien (Husin, 2010).

Suatu takaran pelatihan akan mencapai sasaran atau tujuan jika dalam

porogram pelatihan sudah mencakup: 1). jenis atau tipe pelatihan yang dipilih;

2).unsur intensitas (persentase beban dan kecepatan); 3). Volume (durasi,

jarak dan jumlah repetisi); 4). Intensitas (kekerapan, prekuensi) pelatihan

(Soekarman, 2003).

2.3 Berjalan Dengan Tangan

Pelatihan berjalan dengan tangan adalah suatu olahraga yang sering

dipergunakan dalam pelatihan fisik. Berjalan dengan tangan adalah suatu

rangkaian gerakan yang memepergunakan berat badan sendiri sebagai beban

pelatihan yang mana pada pelatihan ini semua sampel dari kedua belah pihak

pada observasi awal mempunyai tinggi dan berat badan yang relatif sama

sehingga mempermudah dalam melakukan gerak berjalan dengan tangan,

kedua sampel yang berpasangan harus mempunyai kerja sama yang baik

sehingga tujuan dari pelatihan ini yaitu adanya perubahan pada kekuatan otot

lengan, daya tahan otot, kelentukan keseimbangan tubuh serta koordinasi otot

lengan dapat dicapai dengan baik sehingga berpengaruh pula pada

kemampuan menolak peluru yang sejauh-jauhnya (Nugroho, 2010).

Page 27: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

27

2.3.1 Pengaruh Berjalan Dengan Tangan

Pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya gerakan berjalan dengan

tangan antaara lain : 1) Kekuatan; 2) daya tahan; 3) fleksibilitas; 4)

keseimbangan; 5) koordinasi (Santoso, 2011).

2.3.1.1 Kekuatan

Dalam buku osteologi umum mengenai tulang dan skletus dijelaskan

bahwa sudut yang dibentuk sumbu panjang tulang otot juga mempunyai

pengaruh pada kerja otot, kalau besar sudut 900 atau otot hampir tegak lurus

dengan tulang atau bekerja sangat efektif, tetapi kalau sudut 00 atau ototnya

hampir terhimpit dengan tulangnya maka otot kurang efektif (Puja, 2008).

Pada setiap gerakan sistem pengungkit, jarak pendekatan otot dengan sumber

pergerakan mempunyai pengaruh yang besar di mana makin jauh pendekatan

otot dari sumber pergerakan gaya diperlukan menjadi makin besar dan gerak

yang ditimbulkan makin kecil (Santoso, 2005).

2.3.1.2 Daya Tahan

Daya tahan bagi setiap individu sangat penting untuk mendukung

aktivitas atau pelatihan yang dilaksanakan daya tahan ada 2 macam. Daya

tahan umum meliputi kerja jantung, paru-paru dan pembuluh darah dalam

melakukan aktivitas dalam jangka waktu yang lama, daya tahan otot adalah

kemampuan otot melakukan gerak secara berulang-ulang dalam waktu yang

lama (Nala, 2006).

2.3.1.3 Fleksibilitas

Page 28: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

28

Kelentukan merupakan persyaratan yang secara otomatis benar-benar

diperlukan bagi kelangsungan gerak dalam olahraga, kelentukan membuat

sendi-sendi dapat digerakan dengan baik dan sepenuhnya ke segala arah yang

diinginkan (Nugroho, 2011).

2.3.1.4 Keseimbangan

Keseimbangan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

mengontrol posisi tubuh agar tetap seimbang (Nurhasan, 2006).

Keseimbangan yang berpengaruh terhadap pelaksanaan gerakan pelatihan

gerobak dorong terhadap kemampuan pada saat menolak peluru. Tanpa

adanya keseimbangan yang baik tubuh akan tidak dapat dikontrol dan jatuh

kekiri dan kekanan sehingga dapat merugikan seorang penolak peluru (Jarver,

2008).

2.3.1.5 Koordinasi

Koordinasi merupakan gabungan berbagai gerakan yang dilakukan

secara harmonis dengan penguasaan koordinasi yang tinggi maka tubuh akan

bekerja secara efisien dan optimal tanpa menguasai koordinasi yang baik

sering tenaga banyak keluar secara sia-sia (Nala, 2006).

2.4 Sepuluh Komponen Biomotorik Yang diperlukan Dalam Pelatihan

Sepuluh Komponen Bio Motorik (Kebugaran Fisik) yang berpengaruh

terhadap prestasi meliputi:

Page 29: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

29

2.4.1 Daya Tahan

Setiap olahragawan atau atlet tentu ingin mempunyai otot-otot yang

kuat dengan daya tahan yang tinggi sebab otot yang kuat dengan daya tahan

yang tinggi merupakan modal untuk melakukan aktivitas. Jika otot tidak kuat

dan daya tahannya kurang baik maka akan terjadi suatu kegiatan yang sia-sia.

Bagi seorang olahragawan atau etlet yang ingin berprestasi perlu memiliki

daya tahan yang tinggi. Bagaimanapun tingginya ketrampilan yang dimiliki

oleh seorang olahragawan atau atlet tanpa didukung oleh daya tahan yang

baik semuanya itu tidak ada artinya (Nala, 2008).

2.4.2 Kekuatan

Kekuatan otot adalah kemampuan otot membangkitkan tenaga

terhadap suatu tahanan (Harsono, 2002). Kekuatan otot-otot melukiskan

kontraksi maksimal yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dan

kemampuan otot-otot yang dimulai pada umumnya adalah otot-otot tangan,

lengan, bahu, dada, perut, tungkai kaki dan punggung, kekuatan otot tangan

dan lengan penting untuk memegang, mengangkat, mengayun, menarik,

melempar, mendorong, menolak, dan mendorong (Jarver, 2006).

Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set

merupakan bentuk pelatihan untuk meningkatkan kontraksi, dengan adanya

repetisi lebih banyak maka semakin besar kontraksi otot yang terjadi akan

berpengaruh pula pada kekuatan otot (Nala, 2007).

Page 30: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

30

Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 4 repetisi dan 5 set,

juga merupakan bentuk pelatihan meningkatkan otot, namun yang terjadi

jumlah repetisi yang dimiliki lebih kecil dari setnya sehingga mempengaruhi

kontraksi otot dan kekutan meningkat secara lambat.

2.4.3 Kelentukan

Kelentukan merupakan Persyaratan yang secara otomatis benar-benar

diperlukan bagi kelangsungan gerak dalam olahraga, kelentukan membuat

sendi-sendi dapat digerakan dengan baik dan sepenuhnya ke segala arah yang

diinginkan. Perkembangan kebutuhan tergantung kepada keadaan

perseorangan kelentukan yang baik pada umumnya dicapai bila semua sendi

tubuh menunjukan kemampuan dapat bergerak dengan lancar sesuai dengan

fungsinya (Sumarjono, 2002).

2.4.4 Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan untuk melangkah dari satu tempat ke

tempat lainnya dalam waktu sesingkat mungkin (Kanca, 2008). Kecepatan

adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenisnya secara

berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Harsono, 2006).

2.4.5 Keseimbangan

Keseimbangan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

mengontrol alat-alat tubuhnya bersifat neuromuskular (Nurhasan, 2008).

Keseimbangan dikemukakan sebagai kemampuan statis atau mengontrol

Page 31: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

31

sistem neuro musluilon dalam kondisi statis maupun dinamis (Harsono,

2005).

2.4.6 Daya Ledak

Daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan

kekuatan maksimal yang digerakkan dalam waktu yang sependek-pendeknya

(Sajoto, 2003). Daya ledak juga dinyatakan kemampuan otot untuk

mempergunakan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat

(Harsono, 2008 ).

2.4.7 Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi juga diartikan kemampuan seseorang untuk segera

bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat

indera, syaraf atau perasaan (feeling) lainnya (Sajoto, 2003). Kecepatan reaksi

adalah kemampuan tubuh untuk memberikan jawaban secepatnya secara

kinetis terhadap suatu rangsangan (Sumosarjono, 2007).

2.4.8 Ketepatan

Ketepatan adalah suatu proses upaya seseorang untuk mengendalikan

gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan adalah kemampuan

tubuh untuk menempatkan meletakkan suatu benda dengan efektif, efisiensi

sesuai dengan kehendak dan mengurangi kesalahan sekecil mungkin

(Syarifuddin,2003). Ketepatan dikemukakan oleh sumosarjono adalah

kemampuan tubuh untuk menempatkan meletakkan suatu benda dengan

Page 32: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

32

efektif, efisiensi sesuai dengan kehendak dan mengurangi kesalahan sekecil

mungkin (Sumosarjono, 2007).

2.4.9 Kelincahan

Kelincahan merupakan kemampuan seseorang mengubah posisi di

area tertentu atau seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda

dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik (Samsudin, 2005). Untuk

mengukur kelincahan seseorang dilakukan dengan berlari sigsag atau belak-

belok maupun bolak-balik melewati beberapa rintangan.

2.4.10 Koordinasi

Koordinasi merupakan gabungan berbagai gerakan yang dilakukan

secara harmonis dengan penguasaan koordinasi yang tinggi maka tubuh akan

bekerja secara efisien dan optimal tanpa menguasai koordinasi yang baik

sering tenaga banyak keluar secara sia-sia (Nala, 2008). Sedangkan kontraksi

dan relaksasi otot berjalan secara mulus bila telah terjadi koordinasi yang

tinggi keseimbangan tidak terganggu sasaran yang diinginkan tepat

terjangkau, tidak cepat lelah dan mengurangi kemungkinan cidera

(Sumosarjono, 2005).

Page 33: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

33

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Berjalan dengan tangan jarak 5 meter adalah suatu pelatihan kekuatan

otot lengan menggunakan berat badan sebagai beban pelatihan yang

pelaksanaannya posisi badan telungkup kedua lengan sebagai tumpuan berat

badan, telapak tangan terbuka menyentuh tanah, kedua kaki diangkat ke atas

setinggi 60 cm dipegang oleh teman, gerakan maju ke depan menempuh jarak

5 meter, gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan 5 repetisi

dan 4 set.

Berjalan dengan tangan jarak 5 meter yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah suatu rangkaian gerakan yang mempergunakan berat badan sendiri

sebagai beban pelatihan yang mana pada pelatihan ini semua sampel dari

kedua belah pihak pada observasi awal mempunyai tinggi dan berat badan,

panjang lengan, dan tingkat umur yang relatif sama sehingga mempermudah

dalam melakukan gerakan berjalan dengan tangan jarak 5 meter, kedua

sampel yang berpasangan harus mempunyai kerja sama yang baik sehingga

tujuan dari pelatihan ini yaitu adanya perubahan pada kekuatan otot lengan,

dapat dicapai dengan baik.

Pelatihan dalam penelitian ini adalah pelatihan berjalan dengan tangan

jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih meningkatkan kekuatan otot lengan dari

33

Page 34: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

34

pada 4 repetisi 5 set, hal ini menunjukkan pada pelatihan yang memiliki

repetisi lebih besar atau banyak cendrung meningkatkan 1. kekuatan otot

(Streng), 2. Kelentukan (Plesibilitas), 3. Keseimbangan (Balance), 4.

Koordinasi (Koordination), 5. Tenaga Otot (Power), 6. Kelincahan

(Agality), jika dibandingkan dengan pelatihan yang memiliki repetisi yang

lebih kecil atau sedikit dan set yang besar atau banyak.

Pelatihan yang dilaksanakan secara terprogram akan berpengaruh pada

kekuatan otot lengan, kelentukan persendian, keseimbangan dan koordinasi,

program pelatihan harus dilaksanakan secara sistematis (terprogram,

berkelanjutan). Sebelum memilih tipe pelatihan yang akan digunakan perlu

ditentukan terlebih dahulu komponen biomotorik mana yang dominan pada

cabang olahraaga yang dilatih. Kekuatan otot melukiskan kontraksi maksimal

yang dapat dihasilkan oleh otot, sekelompok otot, kemampuan otot-otot yang

dimulai pada umumnya adalah otot-otot tangan, tungkai, kaki, bahu, dada,

perut, dan punggung, kekuatan otot tangan dan tungkai kaki penting untuk

memegang, mengangkat, mengayun, menarik, melempar, menolak, dan

mendorong. Dengan adanya pelatihan berjalan dengan tangan yang dilakukan

dengan repetisi dan set akan berpengaruh terhadap kekuatan otot lengan

sangat diperlukan dalam kemampuan menolak yang sejauh-jauhnya.

Page 35: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

35

3.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan permasalahan dan tinjauan pushtaka yang telah diuraikan

di atas, kerangka konsep dapat dibuat sebagai berikut:

Faktor Pelatihan

BERJALAN DENGAN TANGAN JARAK 5 METER

Gambar 3.1

Konsep Penelitian

Kelompok I

Berjalan Dengan Tangan Jarak 5

Meter 5 Repetisi 4 Set

Kelompok II

Berjalan Dengan Tangan Jarak 5

Meter 4 repetisi 5 Set

PENINGKATAN KEKUATAN OTOT LENGAN

Faktor Internal

Siswa putra

Umur

Berat badan

Tinggi badan

Panjang lengan

Panjang tungkai

Psikologis

Faktor Eksternal

Suhu

Gizi

Kelembaban Udara

Komponen Biomotorik

1. Kekuatan (Strengh)

2. Kelentukan (Flesibilitas)

3. Keseimbangan(Balance)

4. Koordinasi(Coordination)

5. Tenaga Otot (Power)

6. Kelincahan (Agality)

Komponen Biomotorik

1. Daya Tahan (Endurance)

2. Kelincahan (Agality)

3. Keseimbangan(Balance)

4. Koordinasi(Coordination)

5. Kekuatan (Strengh)

6. kelentukan (Flesibility)

Page 36: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

36

3.3 Hipotesis Penelitian

Sebagai pegangan dalam penelitian ini dipergunakan hipotesis alternatif

yang berbunyi sebagai berikut:

1) Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set dapat

meningkatkan kekuatan otot lengan pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 9 Denpasar.

2) Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 4 repetisi 5 set dapat

meningkatkan kekuatan otot lengan pada siswa putra kelas VII SMP

Negeri 9 Denpasar.

3). Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

meningkatkan kekuatan otot lengan dari pada 4 repetisi 5 set pada siswa

putra kelas VII SMP Negeri 9 Denpasar.

Page 37: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

37

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksprimental dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah randomized Pre and Post Test Control

Group Design (Pocock, 2008). Masing-masing kelompok terdiri dari 14

orang. Semua kelompok diberi tes awal, kemudian diberikan perlakuan empat

kali seminggu selama enam minggu selanjutnya masing-masing perlakuan

diobservasi

KP1

R.A

KP2

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Keterangan

P : Populasi

R : Random

S : Sampel

RA : Random Alokasi

37

O1 O2

P

R

S

O3 O4

Page 38: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

38

KP-1 : Kelompok Perlakuan 1 (pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5

meter 5 repetisi 4 set)

KP-2 : Kelompok perlakuan 2 (pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5

meter 4 repetisi 5 set)

O1 : Pengukuran data awal pada kelompok perlakuan 1 (kekuatan otot

lengan sebelum pelatihan pada perlakuan 1).

O2. : Pengukuran data akhir pada kelompok perlakuan1 (kekuatan otot

lengan setelah pelatihan pada kelompok 1).

O3 : Pengukuran data awal pada kelompok perlakuan 2 (kekuatan otot

lengan sebelum pelatihan pada kelompok 2).

O4 : Pengukuran data akhir pada kelompok perlakuan 2 (kekuatan otot

lengan sesudah pelatihan pada kelompok 2).

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Denpasar yang terletak di

jalan By Pass Ngurah Rai Sanur Kecamatan Denpasar Selatan.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu (satu setengah bulan) yang

dimulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2014 pelatihan dilakukan 4

kali seminggu (Selasa, Kamis Jumat Minggu).

Page 39: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

39

4.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi ada dua macam yaitu populasi target dan populasi

terjangkau. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP

yang ada di Denpasar Selatan. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah

semua siswa putra kelas VII SMP Negeri 9 Denpasar selatan.

4.3.2 Kriteria Inklusi

Yang dimasukkan sebagai sampel penelitian dalam penelitian ini harus

memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :

a). Usia 13-14 tahun

b). Tinggi badan 160-165

c). Berat badan 55-60 kg.

d). Berbadan sehat.

e). Bersedia mengikuti pelatihan.

4.3.3 Kriteria Eksklusi

Kreteria eksklusi yang dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan

bahwa subjek dalam populasi tidak dapat menjadi sampel penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Memiliki riwayat penyakit paru

b. Memiliki riwayat penyakit jantung

Kedua kreteria eksklusi ditentukan dan diperkuat dengan surat

keterangan dokter.

Page 40: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

40

4.3.4 Kriteria Drop Out

Kreteria yang dipergunakan sebagai dasar untuk membatalkan subjek

dalam populasi yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah sebagai berikut.

a. Subjek tidak dapat menyelesaikan beban pelatihan yang diberikan.

b. Subjek mengalami cedera selama penelitian yang dilakukan.

4.3.5 Sampel Penelitian

Besarnya sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini berdasarkan

asumsi yang diperoleh dari penelitian pendahuluan terhadap sepuluh orang

siswa. Berdasarkan hasil tes terhadap sepuluh orang siswa tersebut didapatkan

rata-rata 6 kg. Harapan peningkatan kekuatan otot lengan, setelah pelatihan

sebesar 20 % (Nossek, 2002). Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam

rumus (Pocock, 2008) sebagai berikut:

n = 2

12

2

) - (

2

x f (α,β)

Keterangan

n = besar sampel

α = 0,05

β = 0,1

μ1 = Rerata sebelum pelatihan

μ2 = Rerata sesudah pelatihan

f (α,β) = Nilai yang ada pada tabel

δ = 0,86 (nilai standar diviasi)

n = 2

12

2

) - (

2

x f (α,β)

Page 41: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

41

= 2

2

12,1)-(14,4

2.(0,86) x 10,5

= 2(2,3)

2.0,7396 x 10,5

=

5,29

1,4792 x 10,5

= 0,2796 x 10,5

= 2,796 dibulatkan menjadi 2,8 x 10 orang

= 28 Orang

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut di

atas maka diperoleh nilai n = 27,96 dibulatkan menjadi 28 untuk menjaga

sampel yang gagal atau drop out maka ditambah lagi 20 % dari sampel yang

diperoleh maka menjadi 28 orang (dibulatkan ke atas) orang pada satu

kelompok. Jadi sampel seluruhnya adalah 14 x 2 kelompok 28 orang.

4.3.6 Teknik Penentuan Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Dari populasi siswa kelas VII SMP Negeri 9 Denpasar, berjalan dengan

tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set dan pada 4 repetisi 5 set diadakan

pemilihan sejumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi.

b. Subjek dibagai menjadi dua kelompok secara random sampling.

c. Selanjutnya dilakukan pengundian untuk memperoleh nomor urut 1 sampai

14 untuk masing-masing kelompok.

Page 42: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

42

d. Banyaknya sampel yang sudah ada dipilih lagi berdasarkan kriteria

eksklusi.

e. Dari banyaknya sampel yang sudah ada (memenuhi syarat) dipilih secara

acak sederhana untuk mendapatkan banyaknya sampel sesuai dengan hasil

perhitungan dengan rumus Pocock.

f. Dari banyaknya sampel yang dipilih selanjutnya dialokasikan menjadi dua

kelompok dengan cara acak sederhana.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang dimaksud variabel bebas yaitu

1. Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set

2. Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 4 repetisi 5 set.

4.4.2 Variabel terikat

Variabel terikat adalah kekuatan otot lengan

4.5 Definisi Operasional Variabel

1. Pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter adalah suatu pelatihan

kekuatan otot lengan menggunakan berat badan sebagai beban pelatihan

yang pelaksanaannya posisi badan telungkup kedua lengan sebagai

tumpuan berat badan, telapak tangan terbuka menyentuh tanah, kedua kaki

diangkat ke atas setinggi 60 cm dipegang oleh teman, gerakan maju ke

Page 43: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

43

depan menempuh jarak 5 meter, gerakan ini dilakukan secara berulang-

ulang sesuai dengan 5 repetisi dan 4 set untuk kelompok eksperimen I dan

4 repetisi 5 set untuk kelompok eksperimen II, pelatihan berjalan dengan

tangan berjarak 5 meter ini dilakukan secara silih berganti antara siswa

yang berjalan dengan tangan dan siswa yang memegang kaki setelah

mencapai finish.

2. Kebugaran fisik dipergunakan untuk mengetahui kebugaran seseorang

untuk dapat melakukan kegiatan pelatihan, kebugaran fisik adalah

kemampuan fungsional tubuh seseorang dalam melakukan aktivitas

sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih

mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas yang datang

secara tiba-tiba pada dirinya. Alat ukur yang digunakan adalah tes lari 2,4

km.

3. Umur adalah usia dalam tahun berdasarkan tanggal bulan kelahiran yang

diambil dari data administrasi sekolah, sesuai akte kelahiran dan ijasah

berkisar antara 13-14 tahun.

4. Berat badan adalah bobot tubuh orang coba yang diukur dengan

timbangan berat badan merek detecto dengan ketelitian 0,1 kg,

penimbngan dilakukan dengan mengenakan pakaian olahraga tanpa alas

kaki.

Page 44: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

44

5. Jenis kelamin yang dipakai sampel adalah jenis kelamin laki-laki yaitu

jenis kelamin yang terlihat dari penampakan luar (phenotif) dan

kesesuaian dengan yang tertulis pada administrasi sekolah.

6. Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot yang diukur dengan hand

dinamometer tiga kali, lalu hasilnya dibagi tiga.

7. Repetisi adalah ulangan pelatihan (Soekarman, 2008). Dalam

pengembangan kekuatan otot tungkai dan kaki, kelentukan

sendi/pergelangan ada yang cendrung mempergunakan repetisi dan set

sebagai pedoman dalam penambahan beban. Penelitian ini repetisi yang

dipergunakan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan adalah 5

repetisi dan 4 repetisi. Dalam pengembangan kekuatan otot tungkai dan

kaki, kelentukan sendi / pergelangan ada yang cendrung

mempergunakan repetisi dan set sebagai pedoman dalam penambahan

beban.

8. Set adalah suatu rangkaian kegiatan dari repetisi atau ulangan dari pada

pelatihan (Nala, 2008). Set yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sebanyak 4 set dan 5 set. Pendapat yang menyatakan, kekuatan

otot-otot, kelentukan akan meningkat bila program pelatihan memakai

5 -12 repetisi sedangkan untuk set 5-10 set dengan beban maksimum

(Sajoto, 2009).

Page 45: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

45

4.6 Teknik Pengambilan Data

Penelitian ini adalah penelitian berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5

repetisi 4 set dan 4 repetisi 5 set, oleh karena itu sebelum pelatihan berjalan

dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set dan 4 repetisi dan 5 set dilakukan

terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

4.6.1 Membagi kelompok menjadi dua yaitu kelompok berjalan dengan

tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set dan, kelompok berjalan dengan

tangan jarak 5 meter 4 repetisi 5 set. Tes awal dimaksudkan untuk

membagi kelompok menjadi dua yaitu kelompok berjalan dengan

tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set dan berjalan dengan tangan jarak 5

meter 4 repetisi dan 5 set. Caranya dengan melakukan tes awal atau

pretest yaitu tes kekuatan otot lengan menggunakan tes menarik Hand

Dinamometer otot lengan. Berdasarkan hasil tes kekuatan otot lengan

tersebut data diurutkan secara ordinal paring, dengan teknik A-B-B-A

maka kelompok terbagi menjadi kelompok berjalan dengan tangan jarak

5 meter 5 repetisi 4 set dan kelompok berjalan dengan tangan jarak 5

meter 4 repetisi 5 set.

4.6.2 Perlakuan dalam penelitian ini adalah latihan berjalan dengan tangan

jarak 5 meter 5 repetisi 4 set dan 4 repetisi 5 set yang dilakukan 4 X

dalam seminggu selama 6 minggu kemudian diakhiri dengan posttest

kekuatan otot lengan kembali. Frekwensi latihan 4 kali dalam seminggu

ini dilakukan dengan pertimbangan atas anjuran (Fox,2006), bahwa

Page 46: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

46

latihan dengan frekuensi 3 sampai 5 kali perminggu lebih berpengaruh

dan akan dapat meningkatkan kekuatan otot lengan dari pada dilakukan

satu kali dalam seminggu atau 6 -7 kali per minggu. Karena melakukan

latihan satu minggu berturut-turun justru dapat menimbulkan cedera

karena adanya overuse. Oleh sebab itu dianjurkan bila melakukan

latihan perlu dalam seminggu latihan untuk memberi recovery.

4.6.3 Apabila pelaksanaan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4

set dan 4 repetisi 5 set selesai, dilakukan lagi tes akhir yaitu tes

kekuatan otot lengan.

4.7 Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini adalah berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5

repetisi 4 set dan 4 repetisi 5 set, meningkatkan kekuatan lengan, oleh karena

itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

4.7.1 Mengajukan tema kepada ketua jurusan

4.7.2 Mengajukan proposal kepada dosen pembimbing.

4.7.3 Mengajukan surat ijin penelitian.

4.8 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini dipergunakannya analisis statistik dengan alasan

karena data yang diambil dan akan diolah bersifat kuantitatif atau berbentuk

jumlah dan angka. Dari hasil perhitungan statistik deskripsi kemudian

Page 47: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

47

dilanjutkan dengan uji persyaratan analisis hipotesis yang meliputi beberapa

langkah sebagai berikut:

4.8.1 Uji Statistik

Dalam penelitian ini uji statistik untuk menganalisis data penelitian

meliputi: 1). Uji analisis deskripsi, 2) Uji Normalitas dengan Shapiro wilk,

3) uji homogenitas data dengan Leven,s, 4). Analisis Komparasi.

1. Uji deskriptif untuk menganalisis umur, tinggi badan, berat badan, dan

kebugaran fisik.

2. Uji normalitas dengan Shapiro wilk, bertujuan untuk menganalisis

normalitas data hasil lanjutan pada kedua kelompok, baik setelah maupun

sebelum pelatihan, batas kemaknaan yang digunakan α = 0,05.

3. Uji homogenitas data dengan Leven,s, yang betujuan untuk mengetahui

homogenitas data hasil penyertaan, baik sesudah maupun sebelum

pelatihan pada kedua kelompok. Batas kemaknaan yang digunakan

adalah 0,05 apabila nilai p > dari 0,05, maka data bersifat homogen.

4. Data normal dan homogen analisis Komparasi digunakan uji sebagai

berikut:

a.Analisis data untuk menguji perbedaan kekuatan otot lengan sebelum

dan sesudah pelatihan berjalan dengan tangan dengan jarak 5 meter,

pada kelompok sampel yang berpasangan digunakan analisis paired

Page 48: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

48

sampel. t-test antara tes awal perlakuan satu dengan tes akhir perlakuan

I dan tes awal perlakuan II dan tes akhir perlakuan II.

b.Analisis data untuk menganalisis apakah ada perbedaan kekuatan otot

lengan pada kedua kelompok sampel yang tidak berpasangan

dipergunakan analisis independent sampel t-test antara dua kelompok

sampel yang tidak berpasangan.

Page 49: pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set lebih

49

4.9 Alur Penelitian

Kreteria

Inklusi,Eksklusi

Populasi

Acak Sederhana

Sampel

Alokasi acak sederhana

Kelompok 1 Kelompok 2

Tes awal Tes awal

Perlakuan 1

Berjalan dengan tangan jarak

5 meter 5 repetisi 4 set

Perlakuan 2

Berjalan dengan tangan

jarak 5 meter 4 repetisi 5 set

Tes akhir

Analisis data

Penyusunan Tesis

Gambar 4.2 Bagan Alur Penelitian