buah jarak
DESCRIPTION
freeTRANSCRIPT
Jarak (tumbuhan)Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari
?Jarak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Filum: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Euphorbiaceae
Upafamili: Acalyphoideae
Bangsa: Acalypheae
Upabangsa: Ricininae
Genus: Ricinus
Spesies: R. communis
Nama binomial
Ricinus communisL.
Jarak (Ricinus communis) adalah tumbuhan liar setahun (annual) dan biasa terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7 - 9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini merupakan spesies tanaman dari Euphorbiaceae dan tergolong ke dalam genus Ricinus, subtribe Ricininae.
Sebutan untuk pohon Jarak di Indonesia berbeda beda disetiap daerah. Di Sumatera, Jarak dikenal dengan nama Dulang ada juga yang menyebutnya denganGloah. Di Madura, Jarak disebut dengan Kalek.
[sunting] Morfologi
Jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan hijau bersemburat merah, sedangkan daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah. Buahnya berbentuk bulat dan berkumpul pada tandan, namun ada juga yang bentuknya sedikit lonjong - yang dapat ditemukan pada tumbuhan jarak di daerah Bali.[1]
[sunting] Manfaat
Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Biji jarak yang dibuang kulitnya dan dilumatkan hingga menjadi serbuk dapat ditempel ke tubuh sebagai obat korengan, sedangkan minyak yang diambil dari bijinya bisa diminum untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan orang dewasa. Daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan batuk dan sesak napas. Akarnya dapat dimanfaatkan untuk menjaga stamina tubuh[2].
Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis racun. Jarak pohon merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak dipakai sebagai campuran pelumas.
[sunting] Referensi
1. ̂ Lestari, Ratna Dwi. Pohon Jarak. Percik Yunior Edisi 6. Oktober 2008. ISSN 1978-5429
2. ̂ Lestari, Ratna Dwi. Pohon Jarak. Percik Yunior Edisi 6. Oktober 2008. ISSN 1978-5429
Wikimedia
Commonsmemiliki
galeri mengenai:
Jarak (tumbuhan)
Artikel bertopik botani ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak_(tumbuhan)"Kategori: Euphorbiaceae | Tumbuhan industri | Tumbuhan beracunKategori tersembunyi: Rintisan bertopik botani
Energi Biomassa dapat dikelompokkan menjadi energi masa depan, dengan alasan dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Energi Biomassa dapat juga disebut sebagai BBM Hayati karena berasal dari berbagai tanaman pertanian, perkebunan, peternakan, sampai sampah. Bedanya dengan BBM fosil adalah BBM Hayati dapat diperbaharui dengan caramenanam, melakukan Budi daya atau diternakan.
Klasifikasi Jarak Pagar :
SYARAT TUMBUH JARAK PAGAR
Persyaratan Lingkungan Tumbuh Tanaman jarak sebagai tanaman yang cukup bandel, dalam arti mudah beradaptasi terhadap lingkungan tumbuhnya, menghendaki lingkungan tumbuh yang optimal bagi pertumbuhannya, yaitu Latitut 50o LU 40o LS, Altitut 0 2000 m dpl, suhu berkisar antara 18o sd 30o C. Pada daerah dengan suhu rendah (< 18o C) menghambat pertumbuhan, sedangkan pada suhu tinggi (> 35o C) menyebabkan gugur daun dan bunga, buah kering sehingga produksi menurun. Curah hujan antara 300 mm sampai dengan 1200 mm per tahun. Dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tetapi memiliki drainase baik, tidak tergenang, dan pH tanah 5.0 sampai dengan 6.5
Asal : MeksikoDivisi : SpermatophytaSub Divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeOrdo : EuphorbialesFamili : EuphorbiaceaeGenus : JatrophaSpecies : Jatropha curcas
Nama Lokal :Jirak (Minang), Kalake pagar (Sunda),Jarak pager (Jawa)
KLASIFIKASI TANAMAN JARAK PAGAR
Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman jarak antara lain jarak kepyar (Ricinus communis), jarak bali (Jatropha podagrica ), jarak ulung (Jatropha gossypifolia L.) dan jarak pagar (Jatropha curcas). Diantara jenis tanaman jarak tersebut yang memiliki potensi sebagai penghasil minyak bakar (biofuel) adalah jarak pagar (Jatropha curcas). Jarak pagar telah lama dikenal masyarakat di berbagai daerah Indonesia, yaitu sejak diperkenalkan oleh bangsa Jepang pada tahun 1942-an, yang mana masyarakat diperintahkan untuk melakukan penanaman jarak sebagai pagar pekarangan. Beberapa nama daerah (nama lokal) yang diberikan lepada tanaman jarak pagar ini antara lain Sunda (jarak kosta, jarak budeg), Jawa (jarak gundul, jarak pager), Madura (kalekhe paghar), Bali (jarak pager), Nusatenggara (lulu mau, paku kase, jarak pageh), Alor (kuman nema), Sulawesi (jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene), Maluku (ai huwa kamala, balacai, kadoto).
Ciri-ciri Jarak Pagar• Family Euphorbiceae• Tanaman perdu, tinggi 1 – 7 m, bercabang tidak teratur• Batang kayu slindris, bila terluka mengeluarkan getah• Daun lebar, berbentuk jantung atau bulat telur melebar dengan panjang 5 – 15 cm• Bunga berwarna kuning kehujauan, berupa bunga menjemuk berbentuk malai, berumah satu• Umur tanaman dapat mencapai 20 tahun lebih
Secara umum :
1. Jatropha curcas (nontoxic)
2. J. curcas x J.integrerrima
3. Jatropha gossypifolia
4. Jatropha glandulifera
5. Jatropha tanjorensis
6. Jatropha multifida
7. Jatropha podagrica
8. Jatropha integerrima
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Jarak pagar merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di
daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah
diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan
dan racun, saat ini jarak pagar makin mendapat perhatian sebagai sumber bahan
bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya (Anonim
1
, 2010).
Jarak pagar merupakan tanaman penghasil minyak non-edible yang
mayoritas digunakan sebagai bahan baku penghasil biodiesel. Sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel, produk sampingan dari proses transesterifikasi dari minyak
jarak pagar dapat digunakan untuk membuat berbagai macam produk seperti kertas
berkualitas tinggi, pellet energi, sabun, kosmetik, pasta gigi, dan sebagai obat batuk
(Anonim
1
, 2010).
2.1.1 Sinonim
2.1.1.1 Nama Daerah
Tumbuhan Jarak pagar ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia, yaitu
:
(Sunda) Jarak kusta ; (Jawa tengah) Jarak Cina; (Madura) Kalele; (Bali) Jarak Pager;
(Alor) Kuman Nema; (Gorontalo) Bintalo; (Ternate dan Tidore) Balacai Hisa;
(Makasar) Tanggang-Tanggang Kali (Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000).
Universitas Sumatera Utara2.1.1.2 Nama Asing
Adapun nama asing dari tumbuhan jarak pagar adalah :
(Bahasa inggris) purging nuts (Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000).
2.1.3 Morfologi Tumbuhan
Ciri-ciri dari tumbuhan jarak pagar yaitu :
Habitus : Semak, menahun, tinggi 1½-5 m
Batang : Berkayu, bulat, bercabang, bergetah, putih kotor
Daun : Tunggal, tersebar, bekas daun tampak jelas, bulat telur, bertoreh,
pertulangan menjari, panjang 5-15 cm, lebar 6-16 cm, hijau
Bunga : Mejemuk, bentuk malai, di ujung batang dan di ketiak daun,
kelopak terdiri dari lima daun kelopak, bulat telur, panjang ± 4 mm, benang sari
mengelompok pada pangkal, kuning, tangkai putik tiga, pendek, hijau, kepala putih
melengkung keluar, kuning daun mahkota lima, ungu.
Buah : Kotak, panjang 2-3 cm, hijau
Biji : Bulat telur, coklat kehitaman
Akar : Tunggang, putih kotor (Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000).
2.1.4 Sistematika Tumbuhan
Adapun sistematika dari tumbuhan Jarak pagar adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Universitas Sumatera UtaraGenus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas L. (Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000)
2.1.5 Kandungan Kimia
Prinsip pembuatan minyak mentah (crude oil) jarak pagar adalah dengan
memisahkan minyak dengan kandungan senyawa lain dalam daging biji atau inti biji
dengan cara pengepresan. Biji jarak selain mempunyai kandungan minyak, juga
mengandung protein dan senyawa lain, seperti terlihat pada tabel berikut:
Senyawa Kandungan (%)
Minyak/Lemak 38
Protein 18
Serat 15,5
Air 6,2
Abu 5,3
Karbohidrat 17
Tabel 1. Kandungan Kimia Biji Jarak Pagar (Nurcholis, 2007).
2.1.7 Penggunaan Tumbuhan
Daun Jatropha curcas berkhasiat sebagai obat cacing, obat perut kembung
dan obat luka. Untuk obat cacing dipakai ± 5 g daun segar Jatropha curcas,
ditambah ½ sendok teh minyak kelapa, digerus sampai lumat, dioleskan di sekitar
dubur pada waktu akan tidur. (Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000).
2.2 Pengepresan Minyak Jarak
Pengepresan mekanik merupakan cara pemisahan minyak dari bahan yang
berupa biji-bijian. Cara ini paling sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang
kadar minyaknya tinggi, yaitu sekitar 30%-70%. Minyak jarak pagar terkandung
Universitas Sumatera Utaradalam bahan yang berbentuk biji dengan kandungan minyak sekitar 30%-50%.
Dengan demikian metode ekstraksi yang paling sesuai untuk biji jarak yaitu teknik
pengepresan mekanik (Hambali, 2006).
Dua cara yang umum digunakan pada pengepresan mekanik biji jarak yaitu
pengepresan hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (expeller
pressing). Cara lain adalah kombinasi pengepresan mekanik dengan ekstraksi
pelarut, tetapi cara ini jarang digunakan (Hambali, 2006).
2.2.1 Pengepresan Hidrolik
Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan tekanan.
Tekanan yang dapat digunakan sekitar 140,6 kg/cm. Besarnya tekanan akan
mempengaruhi minyak jarak yang dihasilkan. Pada teknik pengepresan hidrolik
sebelum dilakukan pengepresan, biji jarak diberi perlakuan pendahuluan berupa
pemberian suhu panas atau pemasakan. Pemasakan dapat dilakukan dengan cara
pemanasan di oven ataupun pengukusan dengan menggunakan uap air (steam).
Pemasakan biji jarak bertujuan untuk menggumpalkan protein dalam biji jarak.
Penggumpalan protein ini diperlukan untuk efisiensi ekstraksi (Hambali, 2006).
Umumnya, pada pengepresan hidrolik jumlah minyak yang dapat diperoleh
mencapai 80% dari kadar minyak yang terdapat pada daging biji (Hambali, 2006).
2.2.2 Pengepresan berulir
Teknik pengepresan biji jarak dengan menggunakan ulir (screw) merupakan
teknologi yang lebih maju dan banyak digunakan di industri pengolahan minyak
jarak saat ini. Dengan cara ini, biji jarak dipres dengan pengepresan berulir (screw)
yang berjalan secara kontinu. Pada teknik ini, biji jarak yang akan diekstraksi tidak
perlu dilakukan perlakuan pendahuluan. Biji jarak kering yang akan diekstraksi
Universitas Sumatera Utaradapat langsung dimasukkan kedalam screw press. Tipe alat pengepress berulir yang
digunakan dapat berupa pengepres berulir tunggal (single screw press) atau
pengepres berulir ganda (twin screw press) (Hambali, 2006).
Salah satu kelebihan pengepresan dengan menggunakan ulir adalah dapat
dilakukan secara kontinu sehingga kapasitas produksi menjadi lebih besar. Biji jarak
dapat dimasukkan kedalam alat pengepres secara kontinu, lalu minyak akan
mengalir keluar dari biji akibat pengepresan oleh ulir (screw). Kemudian, minyak
dapat keluar dan langsung terpisah dari ampas (bungkil) yang keluar pada bagian
ujung ulir (Hambali, 2006).
2.3 Minyak Dan Lemak
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang merupakan ester
dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buahbuahan, kacang-kacangan, biji-bijian. Dalam jaringan hewan lemak terdapat pada
hamper seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose
dantulang sumsum (Ketaren, 1986).
Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk trigliseridanya dan hanya
berbeda dalam bentuk (wujud). Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat-sifat
fisikokimia tiap jenis minyak berbeda-beda, dan hal ini disebabkan oleh perbedaan
sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan pengolahan (Ketaren, 1986).
2.3.1 Sifat Fisik Minyak Jarak Pagar
Adapun sifat fisik dari minyak jarak yaitu :
Sifat fisik Satuan Nilai
Titik nyala (Flash point)
0
C 236
Densitas pada 15
o
C g/cm
3
0,9177
Universitas Sumatera UtaraViskositas pada 30
o
C mm
2
/s 49,15
Residu karbon % (m/m) 0,34
Kadar abu sulfat % (m/m) 0,007
Titik tuang
0
C -2,5
Kadar air Ppm 935
Kadar sulfur Ppm <1
Bilangan Asam mg KOH/g 4,75
Bilangan Iod g iod/100 g minyak 96,5
Tabel 2. Sifat Fisik Minyak Jarak Pagar (Hambali, 2006).
2.3.2 Kandungan Dan Kegunaan
Bahan kimia yang trakndung dalam tumbuhan Jarak Pagar diantaranya α-
amirin, kampesterol, β-sitosterol, 7-ketosittosterol, dan HCN. Efek farmakologisnya
diantaranya melancarkan peredaran darah, menghilangkan bengkak, menghentikan
pendarahan, dan menghilangkan gatal (Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI
3
, 2009).
2.4 Esterifikasi
Metil ester dari minyak jarak pagar dapat dihasilkan melalui proses
transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak. Transesterifikasi adalah penggantian
gugus alkohol dari suatu ester dengan alkohol lain dalam suatu proses yang
menyerupai hidrolisis. Namun berbeda dengan hidrolisis, pada proses
transesterifikasi yang digunakan bukanlah air melainkan alkohol. Transesterifikasi
merupakan suatu reaksi kesetimbangan. Untuk mendorong reaksi agar bergerak ke
kanan agar dihasilkan metil ester maka perlu digunakan alkohol dalam jumlah
berlebih atau salah satu produk yang dihasilkan harus dipisahkan. (Hambali, 2006).
Faktor utama yang mempengaruhi rendemen ester yang dihasilkan pada
reaksi transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis
Universitas Sumatera Utarakatalis yang digunakan, suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan air, dan kandungan
asam lemak bebas pada bahan baku (yang dapat menghambat reaksi yang
diharapkan) (Hambali, 2006)).
Reaksi transesterifikasi trigliserida dengan etanol adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Reaksi transesterifikasi
2.5 Sulfonasi
Asam lemak dengan α-tersulfonasi memiliki aplikasi yang sangat luas dan
memiliki sifat biologis yang baik sebagai surfaktan. Sebuah teknik untuk
memproduksi mensulfonasi asam lemak dengan menggunakan kondisi rekasi khusus
sangat mungkin dilakukan tanpa menggunakan pelarut. Penggunaan gas SO3
memberikan hasil dengan rendemen 97% (Stein, 1975).
2.5.1 Metil Ester Sulfonat
Surfaktan dapat disintesis dari minyak nabati melalui senyawa antara metil
ester asam lemak (fatty acid methyl ester) dan alkohol lemak (fatty alcohol). Salah
satu proses untuk menghasilkan surfaktan adalah proses sulfonasi terhadap metil
ester menghasilkan metil ester sulfonat (MES). Proses sulfonasi terjadi dengan
mereaksikan pereaksi pensulfonasi seperti gas SO3, H2SO4 berasap, NaHSO3 dengan
metil ester asam lemak. Disebut sulfonasi karena proses ini melibatkan
Universitas Sumatera Utarapenambahan gugus sulfon pada senyawa organik (Nightingale, 1987; Schwuger and
Lewandowski, 1995).
Surfaktan digunakan dalam jumlah besar pada berbagai produk kosmetik dan
farmasi, detergen dan produk-produk pembersih lainnya. Biasanya setelah
digunakan, produk yang mengandung surfaktan tersebut dibuang sebagai limbah
yang pada akhirnya akan dibebaskan ke permukaan air. Biodegradasi dan
mekanisme penguraian lain sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah dan
konsentrasi surfaktan yang mencapai lingkungan. Salah satu alternatif untuk
mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan surfaktan adalah memperluas
peggunaan surfaktan alami. Metil ester sulfonat merupakan surfaktan alami turunan
ester asam lemak yang dibuat secara sintesis (Brown, 1995).
Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat
melalui proses sulfonasi dengan menggunakan bahan baku dari minyak nabati.
Keunggulan MES dibandingkan dengan surfaktan yang dibuat dari minyak bumi
(petroleum) adalah sifatnya dapat diperbarui, lebih ramah lingkungan karena mudah
didegradasi oleh bakteri, memiliki ketahanan terhadap kesadahan dan temperatur
tinggi, dan memiliki pembusaan yang rendah (Satsuki, 1994; Schwuger and
Lewandowski, 1995).
2.6 Surfaktan
Molekul-molekul dan ion-ion yang diadsorbsi pada antarmuka dinamakan
surface active agent atau surfaktan. Nama lainnya adalah amfifil, yang menunjukkan
bahwa molekul atau ion tersebut mempunyai afinitas tertentu terhadap solven polar
maupun nonpolar. Tergantung dari jumlah dan sifat dari gugus polar dan nonpolar
Universitas Sumatera Utarayang ada padanya, amfifil dapat bersifat hidrofilik (suka air), lipofilik (suka minyak)
atau bersifat seimbang di antara dua sifat tersebut.
Sifat amfifilik dari surfaktan itulah yang menyebabkan ia diadsorbsi pada
antarmuka. Keadaan asam lemak yang diadsorbsi pada antarmuka udara/air dan
minyak/air seperti dalam gambar 2.
Gambar 2. Molekul surfaktan membentuk misel (a. Gugus hidrofilik dan hidrofobik
surfaktan; b. Misel atau agregat surfaktan)
Pada antarmuka udara/air, rantai-rantai lipofilik diarahkan ke atas masuk
dalam udara, pada antarmuka minyak/air mereka bergabung dengan fase minyak.
Dengan cara berorientasi demikian pada antarmuka minyak/air, maka molekulmolekul surfaktan membentuk suatu jembatan antara fase polar dan fase non polar
yang menyebabkan terjadinya transisi antara kedua fase tersebut lebih baik. Untuk
membuat agar amfifil terkonsentrasi pada antarmuka, maka amfifil harus seimbang
dengan pengertian gugus-gugus yang larut dalam air harus seimbang dengan gugusgugusnya yang larut dalam minyak.
2.6.1 Tegangan permukaan
2.6.1.1 Fenomena Antarmuka
Jika ada dua fase atau lebih berada bersama-sama, maka batas antara fase–
fase tersebut dinamakan antarmuka. Sifat-sifat molekul yang membentuk antarmuka
tersebut berbeda dengan molekul-molekul yang berada dalam tiap fase. Fenomena
Universitas Sumatera Utaraantarmuka dalam farmasi dan pengobatan merupakan faktor yang mempengaruhi
adsorbsi obat, penetrasi molekul melalui membran biologik, terbentuknya emulsi
dan stabilitasnya dan dispersi partikel-partikel; yang tidak larut dalam medium cair
untuk membentuk suspensi. Sifat antarmuka dari surface active agent atau surfaktan
dapat disamakan dengan sifat alveoli paru-paru yang menyebabkan organ tersebut
dapat bekerja efisien (Moechtar, 1989).
2.6.1.2 Tegangan Muka dan Tegangan Antarmuka
Dalam zat cair, gaya kohesif antara molekul satu dengan molekul-molekul
tetangganya besar pengaruhnya. Sebagai contoh tetesan zat cair yang tersuspensi
dalam udara, maka molekul molekul di dalam tetesan tersebut dikelilingi oleh
molekul-molekul lainnya dari segala jurusan yang mempunyai gaya tarik-menarik
yang sama.
Gambar 3. Gaya-gaya tarik-menarik
yang tidak sama pada
permukaan zat cair
Namun, molekul-molekul yang berada di permukaan tetesan akan menerima
gaya kohesif yang sama dari molekul-molekul tetangganya. Akan tetapi mereka
mengalami gaya tarik menarik adhesive dengan udara yang relatif kecil. Efek
keseluruhannya ialah molekul-molekul di permukaan tersebut mengalami gaya ke
dalam yang menyebabkan luas permukaan cair tersebut menjadi lebih kecil. Gaya
yang diberikan sejajar dengan permukaan untuk mengimbangi gaya ke dalam
dinamakan tegangan muka. Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang
Universitas Sumatera Utarayang terjadi antaramuka antara dua fase cair yang tidak dapat tercampur. Tegangan
antarmuka lebih kecil dari tegangan muka sebab gaya adhesive antara dua fase cair
yang membentuk anatarmuka lebih besar dari gaya adhesive antara fase cair dan fase
gas yang membentuk antarmuka ( Moechtar, 1989 )
2.6.1.3 Pengukuran Tegangan Permukaan
2.6.1.3.1 Metode Kenaikan Kapiler
Bilamana suatu kapiler dimasukkan ke dalam labu yang berisi zat cair, maka
pada umumnya zat cair akan naik di dalam tabung sampai jarak tertentu. Dengan
mengukur kenaikan ini, maka tegangan muka zat cair dapat ditentukan dengan
metode ini.
Gaya yang ada antara molekul-molekul yang sama dikenal sebagai gaya
kohesif. Gaya yang ada antara molekul-molekul yang tidak sama, seperti gaya antara
zat cair dan dinding dari tabung kapiler gelas dikenal sebagai gaya adhesive.
Bilamana gaya adhesive antara molekul zat cair dan dinding lebih besar dari gaya
kohesif maka zat cair tersebut dikatakan membasahi dinding kapiler, yaitu menjalar
melalui dinding dan naik dalam tabung ( Moechtar, 1989 )
2.6.1.3.2 Metode Cincin Du Nuoy
Tensiometer Du Nouy banyak dipakai untuk mengukur tegangan muka dan
tegangan antarmuka. Prinsip alat tersebut berdasarkan kenyataan bahwa gaya yang
dibutuhkan untuk memisahkan cincin platina-iridium yang dicelupkan pada
permukaan atau antarmuka adalah berbanding lurus dengan tegangan muka atau
tegangan antarmuka. Gaya yang dibutuhkan untuk memisahkan cincin tersebut
ditetapkan dengan kawat yang berputar dan ini dicatat pada dial berkalibrasi dalam
satuan dyne. Tegangan muka dinyatakan dengan rumus :
Pembacaan dial dalam dyne
Universitas Sumatera UtaraKesalahan-kesalahan sebesar 25 % dapat terjadi jika faktor koreksi tidak
diperhitungkan dan digunakan (Moechtar 1989).
2.6.2 Nilai HLB
Griffin menemukan suatu skala nilai-nilai yang digunakan sebagai ukuran
keseimbangan hidrofil-lipofil (HLB = Hidrophilic-Lipophilic Balance) dari
surfaktan. Dengan pertolongan sistem bilangan ini dimungkinkan untuk menentukan
suatu jarak HLB yang mempunyai efisiensi optimum untuk setiap surfaktan. Makin
tinggi HLB suatu zat, makin hidrofilik zat tersebut.
Gambar 4. Klasifikasi surfaktan berdasarkan nilai HLB.
Davies menghitung HLB surfaktan dengan memecah molekulnya menjadi
gugus-gugus komponennya, masing-masing ditandai dengan angka gugus.
x faktor koreksi
2 x keliling cincin
F =
Universitas Sumatera UtaraZat HLB
Asam oleat 1
Gliseril mono oleat 3,8
Sorbitan mono oleat (Span 80) 4,3
Sorbitan mono laurat (Span 20) 8,6
Trietanolamin oleat 12,0
Polioksi etilen sorbitan mono oleat (Tween 80) 15,0
Polioksi etilen sorbitan mono laurat (Tween 20) 16,7
Natrium oleat 18,0
Natrium lauril sulfat 40
Tabel 3.Nilai HLB dari beberapa zat ampifilik
Dengan menjumlahkan angka-angka gugus tersebut, maka nilai HLB suatu surfaktan
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini
HLB = ∑(angka gugus hidrofilik) - ∑(angka gugus lipofilik) + 7
Dibawah ini beberapa angka gugus representative yang tercantum
Gugus Hidrofilik Angka Gugus
-SO4
-
Na
+
38,7
-COO
-
Na
+
19,1
Ester (Cincin sorbitan ) 6,8
Ester (Bebas) 2,4
Hidroksil (Bebas) 1,9
Hidroksil (Cincin sorbitan) 0,5
Gugus Lipofilik
-CH-
-CH2- 0,475
-CH3
=CHTabel 4. Angka gugus HLB
Universitas Sumatera Utara2.7 Spektrofotometri Inframerah
Spektrofotometri inframerah banyak digunakan dalam identifikasi analisa
kimia organik untuk menentukan gugus fungsi suatu senyawa. Frekuensi inframerah
biasanya dinyatakan dalam satuan bilangan gelombang (wavenumber), yang
didefinisikan sebagai banyaknya gelombang per sentimeter. Daerah pengukuran
radiasi inframerah yang umumnya digunakan untuk menyelidiki senyawa-senyawa
organik adalah 700-4000 cm
-1
, dimana pada daerah 1500-4000 cm
-1
merupakan
daerah gugus fungsi, dan pada daerah 700-1500 cm
-1
adalah daerah sidik jari
(fingerprint region) yang memberikan spektrum yang khas untuk setiap senyawa
(Hart, dkk. 2003; Silverstein, et al. 1981).
Spektrum inframerah suatu senyawa dapat dengan mudah diperoleh dalam
beberapa menit. Sedikit sampel diletakkan dalam instrumen dengan sumber radiasi
inframerah. Spektrofotometer secara otomatis membaca sejumlah radiasi yang
menembus sampel dengan kisaran frekuensi tertentu dan merekam pada kertas
berapa persen radiasi yang ditransmisikan. Radiasi yang diserap oleh molekul
muncul sebagai pita pada spektrum (Hart, dkk. 2003).
Spektrofotometri inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
suatu senyawa yang belum diketahui, karena spektrum yang dihasilkan spesifik
untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena cepat dan relatif
murah, dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dan jenis ikatan
yang ada dalam molekul, selain itu inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa
adalah khas karena dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa
tersebut (Silverstein, et al. 1981).
Universitas Sumatera Utara
Senyawa Kandungan (%)
Minyak/Lemak 38
Protein 18
Serat 15,5
Air 6,2
Abu 5,3
Karbohidrat 17
Tabel 1. Kandungan Kimia Biji Jarak Pagar (Nurcholis, 2007)
Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah diperoleh dari
lemak hewani serta minyak masak. Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus kimia
CH3(CH2)16COOH. Kata stearat berasal dari bahasa Yunani stear, yang berarti "lemak padat"
(Ing.tallow).
Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada suhu dan tekanan
tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi minyak nabati.
Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika,
dan untuk melunakkan karet.
Titik lebur asam stearat 69.6 °C dan titik didihnya 361 °C. Reduksi asam stearat menghasilkan stearil
alkohol.
Salah satu asam lemak yang paling mudah diperoleh adalah asam palmitat atau asam
heksadekanoat. Tumbuh-tumbuhan dari famili Palmaceae, seperti kelapa (Cocos nucifera)
dan kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan sumber utama asam lemak ini. Minyak kelapa
bahkan mengandung hampir semuanya palmitat (92%). Minyak sawit mengandung sekitar 50%
palmitat. Produk hewani juga banyak mengandung asam lemak ini (dari mentega, keju, susu, dan
juga daging).
Asam palmitat adalah asam lemak jenuh yang tersusun dari 16 atom karbon (CH3(CH2)14COOH).
Pada suhu ruang, asam palmitat berwujud padat berwarna putih. Titik leburnya 63,1 °C.
Asam palmitat adalah produk awal dalam proses biosintesis asam lemak (lihat artikel asam lemak).
Dari asam palmitat, pemanjangan atau penggandaan ikatan berlangsung lebih lanjut.
Dalam industri, asam palmitat banyak dimanfaatkan dalam bidang kosmetika dan pewarnaan. Dari
segi gizi, asam palmitat merupakan sumber kalori penting namun memiliki daya antioksidasi yang
rendah.
Asam risinoleat atau asam Δ9-hidroksioktadekenoat merupakan asam lemak tak jenuh yang
tersusun dari 18 atom karbon. Struktur asam ini mirip dengan asam oleat namun
memiliki gugus hidroksil (OH), sebagai pengganti atom H, yang terikat pada atom C ke-7 dari pangkal
(gugus karboksil).
Nama senyawa ini diambil dari minyak sumbernya, yaitu minyak jarak (Ricinus communis) yang dapat
mengandung 90% senyawa ini('ricinoleat' berarti 'oleat dari jarak').
Minyak jarak atau dikenal pula sebagai minyak kastroli memiliki manfaat bermacam-macam di bidang
industri, mulai dari otomotif, cat, hingga farmasi
Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik [[alifatik] yang
memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semuaasam alkanoat adalah asam
lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan
melepas atom Hidrogen menjadi ion H+.
Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksolat yang memiliki
dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat(alkandioat), jika tiga disebut
asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.
Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum disebut sebagai asam
lemak karena sifat-sifat fisikny