pelajaran sekolah sabat ke-1 triwulan ii 2014

8
Pelajaran 1 untuk 5 April 2014 www.gmahktanjungpinang. org Adapted from : www.fustero.es Roma 2:14 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat ba diri mereka sendiri. Hukum-hukum d Zaman Kristus

Upload: david-syahputra

Post on 22-Jun-2015

24.173 views

Category:

Spiritual


8 download

DESCRIPTION

Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014 Hukum-hukum di Zaman KRIS

TRANSCRIPT

Page 1: Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014

Pelajaran 1 untuk 5 April 2014www.gmahktanjungpinang.

orgAdapted from : www.fustero.es

Roma 2:14

Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh

dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat,

maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka

menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.

Hukum-hukum di Zaman Kristus

Page 2: Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014

Selama abad pertama, ketika Yesus dan para rasul hidup, masyarakat Yahudi diatur oleh berbagai undang-undang, diantaranya:

1.Hukum Manusia:I. Hukum Romawi. II. Hukum Para Rabbi.

2.Hukum Ilahi:I. Hukum Sipil. II. Hukum Upacara. III. Hukum Moral.

Page 3: Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014

Hukum Romawi2 Petrus 2:13,14 Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.

Yesus dan para rasul yang diajarkan itu adalah benar untuk patuh kepada hukum Sipil yang ditetapkan oleh Roma, selagi mereka tidak melanggar perintah Ilahi. Roma memiliki sebuah sistem hukum yang kuat , dan sebagian besar masyarakat beradab saat ini menggunakannya pada sistem pemerintahan mereka. Banyak kisah Perjanjian Baru yang menuliskan hal-hal tentang hukum Romawi. Misalnya, penyaliban (Matius 27:26), naik banding Paulus kepada Kaisar (Kis. 25:11), atau hak Paulus sebagai warganegara Roma (Kisah Para Rasul 22:25)

Page 4: Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014

Hukum-hukum Para RabiTitus 1:14 dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.

Selama periode antar perjanjian Lama dengan Baru, orang-orang Yahudi berjanji untuk tetap menjaga 613 hukum utama yang mereka temukan dalam 5 Kitab Musa.

Ketika orang-orang Farisi menuduh Yesus melanggar hukum tentang penyembuhan pada hari Sabat (Yohanes 9), mereka benar-benar menuduh-Nya melanggar hukum Para Rabi mengenai perintah Sabat.

Untuk itu, ditambahkanlah banyak aturan (hukum rabbi) yang dikumpulkan dalam Mishnah dan Midrash.

Page 5: Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014

Hukum-hukum Sipil “Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa,

hamba-Ku, di gunung Horeb untuk disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum.” (Malachi 4:4)

Hukum Musa atau Taurat terdiri dari lima kitab pertama dalam Alkitab – Pentateukh. Hukum sipil bangsa Israel adalah bagian dari Taurat.

Hukum-hukum tersebut mengatur tentang pajak di Bait Allah, perceraian, sunat, peraturan di ladang, perlindungan bagi orang miskin, para saksi…

Kekaisaran Romawi mengizinkan orang Yahudi untuk tetap menggunakan hukum mereka sendiri, senantiasa dibawah hukum Romawi. Oleh karena itu, Sanhedrin sering dapat menjatuhkan hukuman sesuai dengan hukum sipil dalam Taurat.

Page 6: Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014

Hukum-hukum Upacara“Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan.” (Ibrani 9:9-10)

Hukum Upacara termasuk segala sesuatu yang berkaitan dengan Bait Suci dan perayaan keagamaan bangsa Israel.

Allah menetapkan Hukum ini untuk mengajarkan rencana keselamatan-Nya. Semua tatacara dan upacara menampilkan pelayanan Yesus Kristus.

Hukum Upacara telah digenapi dalam Kristus, sehingga aturan-aturan itu tidak lagi bersifat perintah bagi orang percaya.

Namun demikian, kita dapat memahami lebih baik lagi karya penebusan Yesus dengan mempelajari Hukum itu.

Page 7: Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014

Hukum Moral“Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah", Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga.” (Yakobus 2:10-11)Sepuluh Perintah Allah adalah hukum moral yang kekal. Itu adalah dasar dari semua hukum. Oleh karena itu, kita harus mentaati setiap hukum hanya jika sesuai dengan Sepuluh Perintah Allah.

Yesus mengatakan kepada kita untuk memlihara Perintah Allah (Mat 19:16-19). Para rasul juga melakukan hal itu. (Roma 13:8-10)

Setiap orang harus patuh pada Hukum Moral, bahkan jikalau ia tidak tunduk kepada Hukum Romawi, Para Rabi, Sipil atau Upacara.

Page 8: Pelajaran Sekolah Sabat ke-1 triwulan II 2014

“Pada saat itu ia tidak mempercayakan hukum‑Nya itu ke dalam ingatan satu bangsa yang cenderung untuk melupakan

tuntutan‑tuntutan‑Nya, melainkan Ia telah menuliskannya di atas loh batu. Ia mau membuangkan dari Israel segala kemungkinan

untuk mencampur‑baurkan tradisi‑tradisi kafir dengan hukum‑Nya yang suci, atau mengacau‑balaukan

tuntutan‑tuntutan‑Nya dengan adat kebiasaan manusia. Tetapi Ia tidak berhenti hanya dengan memberikan kepada mereka

peraturan‑peraturan dari Sepuluh Hukum itu saja. Bangsa itu telah menunjukkan diri mereka sangat mudah untuk tersesat sehingga Ia tidak mau membiarkan satu pun pintu pencobaan

yang tidak dijaga. Musa diperintahkan untuk menuliskan, sebagaimana dikatakan Allah kepadanya,

pertimbangan‑pertimbangan serta hukum‑hukum sambil memberikan petunjuk‑petunjuk yang terperinci tentang apa yang

dituntut. Petunjuk‑petunjuk yang berhubungan dengan tugas bangsa itu kepada Allah, kepada satu dengan yang lainnya, dan kepada orang‑orang asing hanyalah merupakan prinsip‑prinsip

hukum Allah yang diperluas, dan diberikan dalam cara yang khusus agar tidak seorang pun keliru. Mereka dimaksudkan untuk menjaga kesucian hukum‑hukum yang diukirkan dalam loh batu

itu.”

EGW (Patriarchs and Prophets, cp. 32, pg. 364)