pbl tumbuh kembang

15
 Demensia dan Depresi yang Terjadi pada Lansia Adinda Elisabeth Sugio  102011057  Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Abstrak Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta pskisosial yang menyertai kehidupan manusia. emensia merupakan masalah besar dan serius yang dihadapi oleh negara ! negara maju, dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang timbul di negara" neg ara ber kemban g sepe rti #ndonesia. $al ini dise bab kan ole h mak in men gemukany a  penyakit degeneratif serta makin meningkatnya usia harapan hidup di hampir seluruh belahan dunia. %ecara klinis munculnya demensia pada seorang usia lanjut sering tidak disadari karena a&i tanny a tid ak jel as dan per jala nan penya kit nya pro gre sif namun per lah an. epresi mer upa kan penya kit men tal ya ng pal ing seri ng pad a pas ien ber usi a dia tas '0 tahun dan merupakan contoh penyakit paling umum dengan tampilan gejala yang tidak spesifik pada  populasi geriatri. epresi pada geriatri adalah masalah besar yang mempunyai konsekuensi med is, sos ial , dan ekonomi pen tin g. $al ini men ye babkan pen der ita an bag i pas ien dan keluarganya, memperburuk kondisi medis dan membutuhkan sistem pendukung yang mahal. Abstract Geriatric medicine is the branch of science that studies health issues concerning the elderly  promotof aspects, preventive, curative and rehabilitative and accompanying pskisosial human life. ementia is a major and serious problems faced by the country " developed countries,  )lamat *orespondensi+ akultas *edokteran -niversitas *risten *rida acana )rjuna -tara /o. ' akarta 11510 e lephone+ 0213 5'4"20'1 hunting3, a6+ 0213 5'"171 8mail+  co&frea69gmail.com  

Upload: adinda-elisabeth

Post on 08-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

demensia

TRANSCRIPT

13

Demensia dan Depresi yang Terjadi pada LansiaAdinda Elisabeth Sugio(102011057 Mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Abstrak

Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta pskisosial yang menyertai kehidupan manusia. Demensia merupakan masalah besar dan serius yang dihadapi oleh negara negara maju, dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang timbul di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh makin mengemukanya penyakit degeneratif serta makin meningkatnya usia harapan hidup di hampir seluruh belahan dunia. Secara klinis munculnya demensia pada seorang usia lanjut sering tidak disadari karena awitannya tidak jelas dan perjalanan penyakitnya progresif namun perlahan. Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering pada pasien berusia diatas 60 tahun dan merupakan contoh penyakit paling umum dengan tampilan gejala yang tidak spesifik pada populasi geriatri. Depresi pada geriatri adalah masalah besar yang mempunyai konsekuensi medis, sosial, dan ekonomi penting. Hal ini menyebabkan penderitaan bagi pasien dan keluarganya, memperburuk kondisi medis dan membutuhkan sistem pendukung yang mahal. Abstract

Geriatric medicine is the branch of science that studies health issues concerning the elderly promotof aspects, preventive, curative and rehabilitative and accompanying pskisosial human life. Dementia is a major and serious problems faced by the country - developed countries, and has also been the health problems that arise in developing countries like Indonesia. This is due to the increasing salience of degenerative diseases and the increasing life expectancy in almost all parts of the world. In clinical appearance of dementia in the elderly is often not recognized because it is not clear onset and progressive course of their illness but slowly. Depression is the most common mental illness in patients aged over 60 years and is an example of the most common diseases with symptoms that do not look specifically at the geriatric population. Depression is a major problem in geriatrics who have medical consequences, social, and economic importance. This causes suffering for patients and their families, the medical condition worsens and requires costly support system.Pendahuluan

Geriatri merupakan salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang mencakup kesehatan badani, jiwa dan sosial, serta penyakit cacat.

Tujuan pelayanan geriatri adalah mepertahankan derajat kesehatan setinggi tingginya sehingga terhidar dari penyakit atau gangguan kesehatan. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung. Melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai. Melakukan pengobatan yang tepat. Memelihara kemandirian secar amaksimal dan tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiannya berlangsing tenang.Isi

Anamnesis

Anamnesis mengambil peran besar dalam menentukan diagnosis. Oleh sebab itu, anamnesis harus dilakukan sebaik mungkin sehingga dapat mengambil diagnosis dengan baik pula dan mampu memberikan pertolongan bagi pasien.

Dalam melakukan anamnesis, terkandung pengertian komunikasi antar dokter pasien. Dalam berkomunikasi, terdapat dua aspek yang penting, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbaldalam proses wawancara dan nonverbal misalnya menganggukkan kepala. Dalam proses anamnesis, terjadi komunikasi interpersonal antara dokter dan pasien yang dapat disingkat dalam tiga proses, yaitu: pasoen bercerita, dokter mendengar dan mempertahikan, dan tanya jawab.1

Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung dengan pasiennya. Pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahannya. atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari hari anamnesis dilakukan bersama sama auto dan alloanamnesis.Sesuai dengan skenario 2, maka dapat diperoleh data-data anamnesis sebagai berikut:

Pria berumur 67 tahun Pikunnya semakin parah dan perilaku cenderung tertutup Jarang mau bergerak, seringkali acuh tak acuh

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Melalui skenario 2 yang diberikan, dapat kita ketahui bahwa pada pasien dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah.

Beberapa data pemeriksaan fisik yang didapat:

Pasien kesadaran compos mentis TB = 165 cm ; BB = 58 kg Tekanan darah = 160/100 mmHg Suhu = 36ocPemeriksaan Penunjang pada Geriatri:

-Pemeriksaan neuropsikiatrik dengan the Mini Mental State Examination

(MMSE), The Global Deteriortation Scale (GDS), dan The Clinical

Dementia Ratings (CDR).

Fungsi tiroid, hati, dan ginjal.

Kadar Vitamin B12 Kadar obat dalam darah (terutama yang bekerja SSP)

CT scan, MRIGeriatri Pengertian

Geriatri merupakan salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang mencakup kesehatan badani, jiwa dan sosial, serta penyakit cacat.

Perkembangan ilmu ini juga seiring dengan perkembangan gerontologi dalam dunia kedokteran yang semakin dirasakan pentingnya, mengingat selain bertambahnya kelompok penduduk dalam usia ini juga bahwa masalah yang dialami pada usia ini pun kian rumit serta kompleks.Asupan Gizi

Kebutuhan energi menurun secara progresif setelah usia 50 atau 60 tahun karena massa otot berkurang dan pengeluaran energi metabolik pada keadaan istirahat juga menurun. Energi yang dibutuhkan untuk aktivitas juga menurun karena penuaan seringkali membawa gaya hidup yang lebih banyak duduk. Untuk banyak orang lanjut usia, khususnya perempuan, mungkin membutuhkan perencanaan makanan dan suplemen makanan yang cermat.Penyakit LansiaDemensiaPengertianDemensia adalah gangguan global fungsi kognitif dengan tingkat kesadaran yang normal, berbeda dengan acute confusional state dimana tingkat kesadarnnya terganggu. Insidensinya 5% pada usia lebih dari 65 tahun dan 20% pada usia lebih dari 85 tahun. Dengan adanya terapi terapi baru, penting untuk berusaha mencapai suatu diagnosis spesifik, namun hal itu tidak mudah karena peralatan klinik tidak dapat memberikan hasil yang akurat. Banyak orang yang terdiagnosis menderita penyakit Alzheimer memiliki diagnosis pascamati (pastmortem) yang berbeda. Pasien yang mengeluh mengalami gangguan memori lebih mungkin menderita ansietas, karena pada mereka yang menderita demensia murni biasanya tidak memiliki kesadaran atas penyakitnya. Penyebab gangguan kognitif yang berpotensi untuk disembuhkan adalah:

Depresi : semua pasien dengan demensia perlu menjalani pemeriksaan status mental untuk menyingkarkan kemungkinan pseudo-demensia depresif. Namun demukuan bahwa gejala depresi merupakan manifestasi dari semua demensia. Hidrosefalus tekanan normal mungkin merupakan akibat dari kelainan difus pada ambilan cairan serebrospinal (LCS), menyebabkan dilatasi ventrikel, dan diindikasikan oleh adanya trias demensia, inkontineasia, dan gangguan cara berjalan. Fungsi lumbal terapeutik dapat meghasilkan perbaikan yang nyata dan digunakan untuk menyeleksi pasien yang tepat untuk dilakukan shunting.

Hematoma subdural dapat timbul sebagai perubahan subakut dalam fungsi kognitif dengan gangguan cara berjalan tanpa adanya riwayat trauma yang mendahului.

Tumor intrakranial merupakan merupakan penyebab ganguan kognitif yang cukup banyak. Gejala/tanda fokal biasanya ditemukan.

Hipertiroidisme dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan sedang.

Hiponatremia berat kronis.

Defisiensi vitamin B12 Neurosifilis atau paralisis umum pada penyakit jiwa

Vaskulitis

Sindrom paraneoplastik jarang menyebabkan demensia murni, misalnya ensefalitis limbus terkait tumor dapat timbul dengan disertai perubahan kepribadian.

Penyakit whipple berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif, dan dapat membaik dengan terapi antibiotik.Semua pasien harus menjalani CT scan kepala, dan pemeriksaan kadar vitamin B12 , fungsi tiroid, dan serologi sifilis, dan juga dilakukan hitung darah lengkap, tes biokimia untuk fungsi ginjal dan hati, serta laju endap darah untuk mencari ada / tidaknya penyakit sistemik yang mengakibatkan gangguan kognitif.2

Patofisiologi

Beberapa ahli memisahkan demensia yang terjadi sebelum usia 65 tahun (demensia prasenilis) dari yang terjadi setelah usia 65 tahun (demensia sinilis). Perbedaan ini berdasarkan asumsi yang penyebab penyebabnya berbeda; degenerasi neuronal yang jarang pada orang muda dan [enyakit vaskuler atau keadaan lanjut usia pada orang tua.

Sebagian besar penyakit yang menyebabkan demensia adalah degenerasi neuronal yang luas atau gangguan multifokal. Bertambahnya usia mengakibatkan hilangnya neuron dan massa otak secara bertahap, tetapi hal ini tidak disertai dengan penurunan intelektuall yang signifikan tanpa adanya penyakit. Pasien dengan demensia degeneratif pada dekade keenamm mempunyai massa otak lebih besar darpada pasien normal secara intelektual pada dekade ke delapan.

Demensia yang terjadi akibat kortikal (misalnya penyakit Alzheimer atau dari penyakit struktur subkortikal seperti basal ganglia, talamus, dan substansia alba bagian dalam (misalnya penyakit Huntington atau multipel sklerosis). Demensia kortikal ditandai dengan hilangnya fungsi kognitif seperti bahasa, persepsi, kalkulaso; sebaliknya, demensia subkortikal menunjukkan perlambatan kognitif dan proses informasi, pendataran afek, dan gangguan motivasi, suasana hati, dan bangun. Ingatan terganggu pada kedua jenis. Gambaran demensia subkortikal juga terjadi pada proses kortikal yang mengenai lobus frontalis dan mungkin menunjukkan proyeksi yang rusak dan ke lobus frontalis.3

Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer bermula paling banyak dengan gangguan bertahap pada memori episodik, namun lama kelamaan menyebabkan penurunan kognisi secara umum, pada awalnya hanya memori memori baru yang tidak dapat diingat sedangkan memori masa kecil masih baik. Lama kelamaan tidak ada memori sama sekali yang dapat diingat. Penyakit berkembang tanpa henti, menyebabkan kematian akibat pneumonia atau perilaku tidak wajar setelah 8 10 tahun. Kunci penatalaksanaannya adalah merawat penderita sesuai dengan gejalanya dan memberikan dukungan serta istirahat yang baik pada perawatnya.3

Demensia Frontotemporal

Pada demensia frontotemporal terdapat perubahan kepribadian yang nyata dan berkembang sindrom diseksekutif, yaitu penderita tidak memiliki kemauan untuk memulai kegiatan apapun atau juga bisa sebaliknya dimana mereka mengalamai disinhibisi nyata. Beberapa fungsi yang tetap ada seperti memori menjadi tanda diagnostik. Onset biasanya pada usia 65 tahun atau lebih. MRI menunjukkan adanya atrofi frontal dan/atau temporal.

Demensia vaskularAnamnesis meunjukkan perkembangan bertahap dari kognitif dan tanda neurologis lokal pada seseorang dengan faktor risiko yang sesuai. Cara berjalan dengan langkah kecil dan kaki yang diangkat merupakan tanda khasnya. Memori mungkin tidak terlalu terganggu dibandingkan dengan gangguan pada kerja visuopersepsi. MRI menunjukan atrofi dengan lesi vaskular difus pada substansia putih dan abu abu. Keakuratan diagnosis sering dihambat oleh ditemukannya penyakit serebrovaskular pada pasien penyakit Alzhaimer. Mengobati faktor risiko penyakit.3Demensia benda-LewyMenyebabkan parkinsonisme. Gambaran khas adalah kognisi yang fluktuatif, halulsinasi visual pada malam hari, dan gangguan tidur rapid eye movement (REM). Gambaran pencitraan hasilnya normal atau menunjukkan adanya atrofi difus. L Dopa mengeksaserbasi gejala gejala psikiatri secara dramatis.

Depresi

Pengertian

Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering pada pasien berusia di atas 60 tahun dan merupakan contoh penyakit yang paling umum dengan tampilan gejala yang tidak spesifik / tidak khas pada populasi geriatri.

Terdapat beberapa faktor biologis, fisis, pskilogis, dan sosial yang memuat seorang berusia lanjut rentan terhadap depresi. Perubahan pada sistem saraf pusat seperti meningkatkan aktivitas monoamin oksidase dan berkurangnya konsentrasi neurotransmitter dapat berperan dalam terjadinya depresi pada usia lanjut. Pasien geriatri yang menderita depresi juga sering memiliki kormoboid penyakit vaskular dengan lesi di daerah ganglia basalis dan prefontal otak. Pasien pasien ini sering memperlihatkan kemunduran fungsi motorik, kurangnya kemampuan penilaian (judgement) , dan terganggunya fungsi eksekusi.

Depresi pada pasien geriatri adalah masalah besar yang mempunyai konsekuensi media, sosial, dan ekonomi penting. Hal ini menyebabkan penderitaan bagi pasien dan keluarganya, memperburuk kondisi medis dan membutuhkan sistem pendukung yang mahal.

Depresi pada geriatri sulit diidentifikasi sehingga tidak / terlambat diterapi, mungkin karena perbedaan pola gejala tiap kelompok umur. Selain itu depresi pada geriatri sering tidak diakui pasien dan tidak dikenali dokter karena gejala yang tumpah tindih, sering komorbiditas dengan penyakit medis lain sehingga lebih menonjolkan gejala somatik daripada gejala depresinya.4Etiologi dan PatogenesisBerbagai teori mengenai etiologi dan patogenesis diajukan para ahli tentang gangguan depresi usia lanjut namun pada banyak kasus jelas berhubungan dengan polifarmasi yang berkaitan dengan multipatologi. Beberapa penyebab lain adalah kondisi medik seperti strok dan hipotiroidisme. Faktor faktor lain yang memperberat depresi perlu pula diperhatikan antara lain kehilangan (pasangan hidup, perpisahan teman dekat dan anggota keluarga, taraf kesehatan yang menurun kehilangan rasa aman, kekuasaan / jabatan dan kebebasan), serta pemiskinan sosial dan lingkungan..

Beberapa teori tentang etiologi depresi antara lain teori neurobiologi yang menyebutkan bahwa faktor genetik berperan. Kemungkinan terjadinya depresi pada saudara kembar monozigot adalah 60 80% sedangkan pada saudara kembar heterozigot adlah 25 35%4

Hipertensi

Hipertensi adalah kelainan tekanan darah yang paling sering dijumpai.. terdapat dua golongan besar hipertensi yaitu hipertensi sekunder dan primer, bergantung pada penyebabnya.

Kausa pasti hipertensi hanya dapat ditemukan pada 10% kasus. Hipeetensi yang terjadi akibat masalah primer lain disebut hipertensi sekunder. Contoh hipertensi sekunder antara lain hipertensi ginjal, hipertensi endokrin, dan hipertensi neurogenik.

Penyebab yang mendasari 90% kasus hipertensi tidak diketahui. Hipertensi semacam ini disebut hipertensi primer (esensial atu idiopatik). Hipertensi primer adalah suatu kategori umum untuk peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh beragam penyebab yang tidak diketahui dan bukan suatu entitas tunggal. Orang dapat memperlihatkan kecenderungan genetik yang kuat mengidap hipertensi primer, yang dapat dipercepatatau diperburuk oleh faktor kontribusi misalnya kegemukan, stres, merokok, atau kebiasaan makan.5

Tekanan darah tubuh yang normal adalah 120/80. Namun, tekanan darah tersebut tidak memiliki nilai yang baku. Hal itu berbeda- beda tergantung pada aktivitas fisik dan emosi. Tekanan sistolik adalah tekanan yang berhubungan dengan volume darah yang dipompa setiap kali detak jantung. Adapun tekanan diastolik adalah tekanan yang mengukur daya tahan dari pembuluh darah sehingga tekanan diastolik dianggap lebih penting bagi menilai derajat hipertensi seseorang. Klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik yaitu sebagai berikut.

-Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95 109 mmHg

- Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110 119 mmHg

-Hipertensi derajat III, yaiyu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHgKategoriSistolik (mmHg)Diastolik

Normal120

Atrofi OtotAtrofi otot merupakan penyakit penurunan fungsi otot karena mengecilnya otot sehingga menyebabkan hilangnya kemampuanberkontraksi. Atrofi dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis yang merusak saraf yang mengoordinasi otot. Jaringan otot yang mengalami atrofi akan mengalami pengurangan ukuran sampai dengan 25% dari ukuran semula. Atrofi dapat diperkecil dengan cara memberikan stimulasi listrik, pemijatan, atau latihan latihan khusus.Psikiatri Geriatri7Pada pemeriksaan status mental individu lanjut usia harus diperhatikan fungsi kognitifnya dan adakah mereka memerlukan alat bantu seperti kacamata atau alat bantu dengar.

Pasien berusia lebih dari 65 tahun serin mempunyai keluhan subjektif gangguan daya ingat ringan, seperti lupa nama orang lain dan salah menempatkan barang barang. Masalah kognitif minor mungkin terjadi karena anksietas pada saat wawancara. Gangguan daya ingat yang berhubungan dengan ini tidak bermakna; disebut sebagai benign senescent forgetfulness.Riwayat keluarga termasuk sikap dan adaptasi keluarga mereka terhadap usia tua dan , jika mungkin informasi mengenai penyebab kematian orang tua mereka. Penyakit Alzheimer diturunkan secara autosomal dominan pada 10 30% anak anak dari orang tua dengan penyakit Alzheimer. Gangguan depresi dan ketergantungan alkohol juga diturunkan. Kehidupan sosial pasien saat ini dievaluasi. Siapa yang merawat, apakah pasien mempunyai anak, bagaimana hubungan orangtua-anak. Riwayat keuangan membantu pemeriksa mengevaluasi keadaan keuangan untuk penyakit pasien dan memberi pertimbangan tata laksana yang realistik.Riwayat perkawinan termasuk deskripsi pasangan dan bagaimana hubungannya. Jika pasien duda atau janda, dokter hendaknya memeriksa bagaimana mereka saat menghadapi masa berkabung. Jika kehilangan pasangan terjadi dalam tahun ini, pasien perlu mendapat perhatian serius.Daya ingat yang dievaluasi terdiri atas daya ingat segera, jangka pendek dan jangka panjang. Retensi dan recall diperiksa dengan menyebutkan 6 digit dan mengulang maju dan mundur.Klinisi harus menyadari bahwa pada keadaan sangat cemas kemampuan untuk mengerjakan pemeriksaan digit-span dapat terganggu.Terapi

Medica Mentosa6Penatalaksaan untuk penderita Alzheimer mencakup terapi simtomatik dan rehabilitatif. Sasaran terapi simtomatik adalah mengurangi gejala kignitif, perilaku, psikiatrik.Tabel 1. Jenis, Dosis dan Efek Samping Obat Obat Demensia.

Nama ObatGolonganIndikasiDosisEfek Samping

DonepezilPenghambat kolinesteraseDA ringan sedang.Dosis awal 5mg/hr bila perlu, setelah 4-6 minggu menjadi 10 mg/hrMual, muntah, diare, insomnia

GalantaminePenghambat kolinesterasDA ringan sedangDosis awal 8 mg/hr; setiap bulan dosis dinaikkan 8 mg/hr hingga dosis maksimal 24 mg/hrMual, muntah, diare, anoreksia

RivastigaminePenghambat kolinesteraseDA ringan sedangDosis awal 2x1,5 mg/hr; setiap bulan dosis dinaikkan 2x1,5 mg/hr hingga dosis maksimal 2x6 mg/hrMual, muntah, pusing, diare, anoreksia

MemantinePenghambat reseptor NMDADA sedang beratDosis awal 5mg/hr; setelah 1 minggu, dosis dinaikkan menjadi 2x5 mg/hr dan seterusnya hingga dosis maksimal 2x10 mg/hrPusing, nyeri kepala, konstipasi

Tabel 2. Jenis, Dosis, dan Efek Samping pengobatan untuk Gangguan Psikiatrik dan Perilaku pada DemensiaDepresi

Nama ObatDosisEfek Samping

Sitalopram10-40 mg/hrMual, mengantuk, nyeri kepala, tremor, dan disfungsi seksual.

Esitalopram5-20 mg/hrInsomnia, diare , mual, mulut kering, dan mengantuk.

Sertealin25-100 mg/hrMual, diare, mengantuk, mulut kering, dan disfungsi seksual

Fluoksetin10-40 mg/hrMual, diare, mengantuk, insomnia, dan mulut kering.

Venlafaksin37,5 225 mg/hrNyeri kepala, mual, anoreksia, insomnia, dan mulut kering

Duloksetin30-6- mg/hrPenurunan nafsu makan, mual, mengantuik, dan insomnia

Non Medica Mentosa

Terapi non farmakologis, dimulai dengan konsultasi dokter saraf yang menangani demensis untuk menganalisa maslah yang ada, kemudian ditentukan tujuan apa yang ingin dicapai. Hal ini bergantung dari jenis gangguan, berat gangguan, dan proses penyakitnya. Dalam hal ini peran dari keluarga sangat penting dalam membantu memperlambat progresivitas penyakit ini.

Tindakan tindakan rehabilitasi disesuaikan dengan tujuan yang ingin dica[ai. Tujuan tersebut adalah :

1.Mengoptimalkan kemampuan yang masih ada.

Buat catatan kecil untuk membantunya mengingat.; Buat jadwal saat berkemih

dan buang air besar.; Usahakan untuk berkomunikasi lebih sering.

2.Berupaya mengatasai masalah perilaku.

Evaluasi terhadap perubahan fisik atau penyakit yang sedang diderita

pasien.; Lihat kemungkinan adanya efek samping obat.

3.Membantu keluarga atau orang yang merawat dengan memberikan

informasi yang tepat.

Memberikan latihan latihan kepada keluarga ataupun orang yang

merawat tentang bagaimana cara menghadapi dan memperlakukan penderita

demensia.

4.Memberikan dukungan melalui lingkungan sekitarnya.

Berinteraksi sosial pada kebanyakan penderita demensia akan terasa

menyenangkan, seperti mengikuti perkumpulan perkumpulan atau pesta.Prognosis

Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart attack).

Depresi pada geriatri sering berlanjut kronis dan kambuh kambuhan, ini berhubungan dengan komorbiditas medis, kemunduran kognitif dan faktor faktor psikososial, kemungkinan kambuh cukup tinggi pada pasien dengan riwayat periode berulang, awitan pada usia yang lebih tua, riwayat dismitia, sakit medis yang sedang terjadi, kian beratnya depresi dan kronisitas depresi.

Komplikasi yang dapat terjadi adalah malnutrisi dan pneumonia (akibat imobilitas atau berbaring terus menerus) serta akibat sampingan dari pemberian obat antidepresi.Pasien yang depresi mempunyai risiko lebih tinggi untuk bunuh diri dibanding populasi lain.KesimpulanPasien laki laki berumur 67 tahun yang mengalami pikun semakin parah disertai dengan perilaku yang cenderung tertutup kemungkinan mengalami depresi yang mengarah kepada demensia yaitu penyakit Alzheimer stadium awal. Daftar Pustaka

1. Hardjodisastro D. Menuju seni ilmu Kedokteran. 1st ed. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama; 2006. h.2172. Davey P. Medicine at a Glance. 1st ed.Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama; 2003. h.356-73. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. 13th ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2012. h.166-74. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Internal Publishing; 2009. h.845-65. Sherwood L. Fisiologi manusia. 6th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. h.4086. Dewanto G, Suwono WJ. Panduan praktik diagnosis dan tata laksana penyakit saraf. 1st ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009, h.185-67. Kusumawardhani. Husain AB. Buku ajar Psikiatri. 1st ed, Jakarta : Badan penerbit Fakultas Kedokteran UI; 2010.h.455-6,9

(Alamat Korespondensi:

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Telephone: (021) 5694-2061 (hunting),

Fax: (021) 563-1731

Email: HYPERLINK "mailto:[email protected]" [email protected]