pbl felix blok 25

20
Infertilitas et causa Azoospermia Felix Winata / 102012156 / E10 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 Email : [email protected] Pendahuluan Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran. Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidak mampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurang mampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidak mampuan mutlak untuk memiliki keturunan. Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%. Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi 1,2,3 Anamnesis Keluhan utama : pasien harus didorong untuk mengekspresikan tujuan dari kunjungannya. Pertanyaaan terbuka yang terkait 1

Upload: felixwinata

Post on 12-Sep-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

blok 25

TRANSCRIPT

Infertilitas et causa AzoospermiaFelix Winata / 102012156 / E10Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510Email : [email protected]

Pendahuluan Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia kedokteran. Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong 50% pasangan infertililitas untukmemperoleh anak. Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai ketidak mampuan mutlak untuk memiliki anak atau kemandulan pada kenyataannya dibidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurang mampuan pasangan untukmenghasilkan keturunan, jadibukanlah ketidak mampuan mutlak untuk memilikiketurunan.Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%. Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi1,2,3Anamnesis Keluhan utama : pasien harus didorong untuk mengekspresikan tujuan dari kunjungannya. Pertanyaaan terbuka yang terkait dengan keluhan tersebut dapat membantu mengklarifikasi rincian keluhan tersebut. Penyakit yang diderita saat ini. Menanyakan secara menyeluruh, tetapi tetap disesuaikan dengan keluhan utama pasien. Riwayat medis dan pembedahan di masa lalu. Pasien harus diminta untuk menyebutkan semua masalah kesehatan yang penting. Obat-obatan yang digunakan saat ini dan di masa lalu harus disebutkan. Semua reaksi alergi harus dicatat. Riwayat ginekologis. Aspek-aspek yang terkait dengan riwayat ginekologis pasien mencakup riwayat menstruasi secara rinci (usia menarke/menopause, lama siklus, dan lama menstruasi terkahir), riwayat pemakaian kontrasepsi, infeksi vagina atau panggul sebelumnya, riwayat seksual, dan prosedur pembedahan ginekologis sebelumnya. Untuk pria tanyakan apakah ada cidera testis, infeksi genitourinaria, kemoterapi, gondongan setelah masa puber. Riwayat obstetric. Semua kehamilan harus dirinci termasuk usia gestasi, komplikasi terkait kehamilan, dan hasil akhir kehamilan. Riwayat keluarga. Riwayat keluarga secara rinci harus diperoleh. Penyakit penyakit serius (diabetes, penyakit kardiovaskular, hipertensi) atau penyebab kematian untuk setiap individu harus dicatat dengan perhatian khusus terhadap anggota keluarga generasi pertama. Riwayat keluarga yang menunjukan adanya retardasi mental yang tidak dapat dijelaskan atau sindrom genetik dapat memiliki pengaruh terhadap kehamilan selanjutnya. Riwayat sosial. Pasien harus ditanya mengenai pekerjaannya dan dimana serta dengan siapa ia tinggal. Ia harus ditanya pula mengenai kebiasaan merokok, pemakaian obat terlarang, dan konsumsi minuman beralkohol. Pemeriksaan FisikPertama kali pasien masuk kita dapat melihat tentang keadaan umumnya, apakah baik atau tidak. Lalu kita lakukan TTV. Pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan pada kunjungan pertama dengan dihadiri oleh pendamping pasien. Pasien harus diminta untuk membuka seluruh pakaiaanya kemudian tubuhnya ditutupi dengan baju rumah sakit yang sesuai lalu untuk masalah infertilitas pada pria kita lakukan Inspeksi apakah ada kelainan anatomi kelamin pria, hipospadia, varikokel, kriptokisme (testis kecil), tanda-tanda peradangan, lalu kita palpasi bagaimana suhunya, apakah ada tumor, dan apakah ada rasa nyeri pada saat dipegang.Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Analisis SpermaPemeriksaan analisis sperma sangat penting dilakukan pada awal kunjungan pasutri dengan masalah infertilitas, karena dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa faktor lelaki turut memberikan kontribusi sebesar 40% terhadap kejadian infertilitas.4Beberapa syarat yang harus diperhatikan agar menjamin hasil pemeriksaan analisis sperma yang baik adalah: Lakukan abstinensia (pantang senggama) selama 2-3 hari Keluarkan sperma dengan cara masturbasi dan hindari dengan cara senggama terputus. Hindari penggunaan pelumas pada saat masturbasi Hindari penggunaan kondom untuk menampung sperma Gunakan tabung dengan mulut yang lebar sebagai tempat penampungan sperma. Tabung sperma harus dilengkapi dengan nama jelas, tanggal, dan waktu pengumpulan sperma, metod pengeluaran sperma yang dilakukan (masturbasi atau senggama terputus). Kirim sampel secepat mungkin ke laboratorium sperma. Hindari paparan temperature yang terlalu tinggi (>38oC) atau terlalu rendah ( 50%3. Bentuk sperma yang normal > 50%4. Volume > 2mlPada pria faktor kemandulan terdiri dari : 51. Faktor pretestikular : jika hormone FSH dan LH yang merangsang testis produksinya menurun sehingga spermatogenesis akan terganggu. Keadaan ini disebut hipogonadotropin yang menyebabkan kelainan yang disebut hipogonadism 2. Faktor testicular : testis rusak akibat trauma (terpukul), infeksi (mumps orchitis) bila infeksi ini mengenai kedua testis akan menyebabkan kemandulan. 3. Faktor postestikuler : infeksi gonore yang dapat meyebabkan penyumbatan epididimis sehingga walaupun testisnya baik dan sperma tetap diproduksi tetapi sperma tersebut tidak dapat dikeluarkan. Semen yang keluar hanya mengandung secret kelenjar vesikula seminalis dan kelenjar prostat.

Diagnosis Banding Infertilitas akibat gangguan hormonalTestosteron adalah hormon yang dihasilkan oleh testis sehingga penting dalam proses spermatogenesis. Dalam spermatogenesis, testosteron memiliki peran yang penting karena sangat dibutuhkan dalam perkembangan spermatozoa menjadi spema yang siap untuk membuahi ovum. Gangguan dalam jumlah testosteron dapat mengganggu proses spermatogenesis. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah menggunanakn immunometric assay dan spectrofotomeri. Produksi testosteron dapat mengalami gangguan karena beberapa faktor antara lain adalah umur, obesitas, hipertiroid, penyakit kronis, dan penyakit congenital. Seseorang dikatakan mengalami kekurangan sperma bila sperma yang dihasilkan kurang dari 2x106. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian hormon dan bila ingin memiliki anak dapat dilakukan in vitro fertilization (IVF).3

Infertilitas akibat gangguan organ genital wanita.Infertilitas akibat gangguan anatomi pada organ wanita adalah penyebab tersering yang sering dijumpai. Gangguan anatomi yang tersering itu adalah gangguan pada tuba falopii. Tuba falopii merupakan jalan yang harus dilalui ovum dan merupakan tempat pembuahan terutama pada bagian ampulla. Inflamasi pada tuba falopii merupakan penyebab tersering terjadinya gangguan sehingga menyebabkan infertilitas. Lokasi yang sering mengalami masalah adalah bagian fimbriae atau bagian distal dari tuba falopii karena perlekatan yang disebabkan proses infeksi. Endometriosis adalah terdapatnya endometrium diluar rahim. Kelainan ini juga dapat menyebabkan infertilitas pada wanita. Lokasi paling sering dari endometriosis adalah di ovarium sehingga dapat menyebabkan kehamilan ektopik dan berakibat infertilitas.Leiomyoma merupakan tumor jinak dari jaringan fibroid yang sering dijumpai pada wanita. Myoma merupakan tumor yang terdapat pada endometrium sehingga dapat menyebabkan gangguan pada konsepsi dan menyebabkan infertilitas.5

Etiologi Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas, antara lain:1. Umur Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase inidimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fasemenopause. Fase menopause terjadi pada umur 45-55tahun. Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu seltelur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahuns impanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkanpun menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45tahun sel telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi.Pemeriksaan cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari ke-2 atau ke-3.2,3

2. Infertilitas Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan masalahin fertilitas datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit pada organ reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai dengan pasangan tersebut.23. Infeksi : OrchitisOrchitis (inflamasi pada testis) dapat disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak terjadi bila bersifat unilateral.bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling sering menyebabkanadalah virus gondongan (mumps). Virus lainnya meliputi Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya menyebabkan orchitisantara lain Neisseria gonorhoeae,Chlamydia trachomatis, E. coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus sp., dan Streptococcus sp. 74. Stress Stres memicu pengeluaran hormone kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormone reproduksi. 25. LingkunganPaparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap, silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi. 26. Hubungan seksual Penyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi, dan melakukannya tidak pada masa subur. 21. 2. 7. Kondisi reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan seltelur8. Kondisi reproduksi pria, yaitu kualitas sperma dan seksualitas. Epidemiologi Secara umum, diperkirakan satu dari tujuh pasangan di dunia bermasalah dalam hal kehamilan. Di Indonesia, angka kejadian perempuan infertil primer 15% pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 64% pada usia 40-44 tahun. Berdasar survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan (7 juta orang) yang infertil. Mereka disebut infertil telah meningkat mencapai15-20 persen dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia. Penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari pria, 40% dari wanita, 10% dari pria dan wanita, dan 10% tidak diketahui.Patofisiologi Kebanyakan pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan (mumps), dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 3 sampai 4 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis. 7Virus parotitis juga dapat mengakibatkan orchitis, sekitar 15 % 20% pria menderita orchitisakut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra pubertas dengan orchitisparotitika dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi testis. Pada pria dewasa atau pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan pada beberapa kasus merusak sel-sel leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi testosteron. Ada resiko infertilitas yang bermakna pada pria dewasa dengan orchitisparotitika. Tuberkukosis genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal unilateral pada kutub bawah epididimis. Dapat terbentuk nodula-nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. Infeksi dapat menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran lebih lanjut terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan ginjal. 7,8Manifestasi Klinis Tanda dan gejaladapat berupa demam, semen mengandung darah, keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat, membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air besar(mengedan), melakukan hubungan seksual. Selangkangan klien juga dapat membengkak pada sisi testis yang terkena termasuk demam tinggi, peningkatan sel darah putih, kemerahan skrotum secara unilateral atau bilateral, pembengkakan, dan nyeri. 7,8PenatalaksanaanPada dasarnya, pengobatan didasarkan pada penyebabnya. Jika diduga penyebabnya virus, obatnya dengan obat simptomatis (meredakan keluhan), yakni obat pereda demam dan nyeri (non-steroid anti-inflammatory drugs), misalnya: Ibuprofen, Asam Mefenamat, Naproxen, dan sejenisnya. Sedangkan jika diduga karena kuman, maka diperlukan antibiotika sedikitnya selama 714 hari. Obat-obat antibiotika yang lazim digunakan pada Orchitis yang disebabkan kuman diantaranya:Doxycycline, Azithromycin, Trimethoprim-sulfamethoxazole, Ofloxacin, Ciprofloxacin. Selain itu, untuk mengurangi keluhan dianjurkan: Istirahat, Hindari pemakaian celana dan celana dalam ketat, dan hindari aktifitas berlebihan. Bila terjadi hidrokel maka diperlukan aspirasi. 7

KomplikasiKomplikasi dariorchitisdapat berupa:1. Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajatatrofi testis. dengan kerusakan irreversibel terhadap spermatogenesis.2. Abses(Nanah) pada kantong testis. Hidrokel communican atau pyocelemungkin memerlukan drainase bedah untuk mengurangi tekanan dari tunika.3. Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%. Infertilitas(Sulit memiliki keturunan), terutama jika orkhitis terjadi pada kedua testis.4. Kemandulan jarang dalam kasus-kasusorchitis unilateral.5. Impotensi tidak umum setelahepididimitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya sementara.6. Yang lebih penting adalahazoospermiayang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan oleh gangguan saluran epididimal yang diamati pada laki-laki penderita epididimitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum diketahui.7Pencegahan1. Vaksin merupakan pencegahan yang sudahbanyak digunakan pada negara maju dan berkembang sehingga sangat berhasil menurunkan insiden penyakit parotitis yang disebabkan paramiksovirus. Vaksin parotitis hidup yang dilemahkan sudah terbukti secara nyata menghilangkan insiden gondongan dan harus diberikan pada anak usia 12-15 bulan segagai bagian dari vaksin campak, parotitis dan rubella (MMR). Parotitis dan ensefalitis merupakan komplikasi yang jarang bila vaksinasi mumps sangat protektif.2. Mengobati infeksi di organ reproduksi. Ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran sperma. 3. Menghindari rokok. Rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni pertumbuhan, jumlah dan kualitas sperma.4. Menghindari Alkohol dan zat adiktif. Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma.5. Hindari obat yang mempengaruhi jumlah sperma, seperti obat darah tinggi, dan lain-lain.4PrognosisBerdasarkan etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan penatalaksanaan yang telah dijelaskan, prognosis infertilitas yang disebabkan oleh orchitis adalah dubia et bonam. Kesimpulan Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil Infertilitas dapat disebabkan dari berbagai faktor baik dari faktor suami maupun dari faktor istri, infertilitas karena faktor istri mencangkup 45% yang mempunyai masalah pada vagina, serviks, uterus, kelainan pada tuba, ovarium dan pada peritoneum. Sedangkan infertilitas karena faktor suami sekitar 40%, meliputi kelainan pengeluaran sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan, faktor imunologik/antibodi, antisperma, serta faktor gizi. Faktor gabungan yang disebabkan oleh kedua suami istri sekitar 20-30%. Sementara akibat faktor tidak terjelaskan sekitar 10-15%.

Daftar Pustaka

1. Djuwantono, Tono. 7 Hari memahami infertilitas. Bandung : PT . RefikaAditama, 2008. 2. Herlianto, H. Fertilitas (Kelahiran) dalampengantar demogarfi. Jakarta:Trans media,2007.3. Lembaga Demografi UI. Permadi, 2008. Mengatasi Infertilitas. Bandung: PT Grafindo , 20084. Hestiantoro, andon. Infertilitas, dalam:Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2011. Hal. 424-34. 5. Syahrum M.H., Kamaludin., Tjokronegoro A. Kemandulan pria dan faktor yang mempengaruhi kesuburan pria dan hubungannya dengan keluarga berencana, dalam : Reproduksi dan embriologi: dari satu sel menjadi organisme. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002. Hal: 21-236. Wilson, Walter R and Merle A Sande. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. USA : the McGraw-Hill Companies, Inc.7. Price, Wilson M. Lorraine, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,Gangguan Pertumbuhan,Proliferasi dan Diferensiasi Sel, Buku 1, Edisi 4, EGC, Jakarta, 2005, h. 111 1268. Wilson, Walter R and Merle A Sande. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. USA : the McGraw-Hill Companies, Inc.

13