pbl blok 13 egi

14
Pemeriksaan dan Penatalaksanaan pada Anak dan Bayi Egidius Ian Andrian 102012346 Kelompok : B8 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Telp : 021-56942061 Fax : 021-5631731 E-mail : [email protected] I. Pendahuluan Pertumbuhan dan perkembangan anak dibahas dalam ilmu pediatric (Ilmu Kesehatan anak) yang memperhatikan kesehatan dari bayi, anak-anak, dan remaja; tumbuh kembang mereka, dan kesempatan mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka sebagai orang dewasa merupakan acuan utama dalam ilmu pediatric. Tidak hanya sistem organ dan sistem biologis yang diperhatikan, tetapi juga lingkungan dan pengaruh sosial, yang dapat berpengaruh kepada keadaan fisik, emosi, kesehatan mental, dan kemampuan sosial dari suatu individu. 1 Orang tua merupakan aktor utama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab orang tua merupakan orang yang berkontak langsung dengan anaknya. Mengetahui perumbuhan dan perkembangan anak mutlak bagi setiap orang tua demi menjamin tumbuh kembang seorang anak. II.Pemeriksaan Penanganan yang dilakaukan beberapa saat setelah bayi dilahirkan harus dilakukan sebaik mungkin. Penanganan ini saat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi secara optimal. Sehingga perlu penegakan diagnosis yang akurat. Untuk ini maka diperlukan diagnosa fisis yg merupakan cara yang baku dan harus dikuasai setiap dokter. Caranya diawali dengan anamnesis (pemeriksaan dengan wawancara) kemudian diikuti dengan: 1. pemeriksaan fisik 1

Upload: yogidj

Post on 23-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

aselorejos

TRANSCRIPT

Pemeriksaan dan Penatalaksanaan pada Anak dan Bayi

Egidius Ian Andrian102012346 Kelompok : B8

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Telp : 021-56942061 Fax : 021-5631731

E-mail : [email protected]

I. PendahuluanPertumbuhan dan perkembangan anak dibahas dalam ilmu pediatric (Ilmu Kesehatan

anak) yang memperhatikan kesehatan dari bayi, anak-anak, dan remaja; tumbuh kembang mereka, dan kesempatan mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka sebagai orang dewasa merupakan acuan utama dalam ilmu pediatric. Tidak hanya sistem organ dan sistem biologis yang diperhatikan, tetapi juga lingkungan dan pengaruh sosial, yang dapat berpengaruh kepada keadaan fisik, emosi, kesehatan mental, dan kemampuan sosial dari suatu individu.1

Orang tua merupakan aktor utama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab orang tua merupakan orang yang berkontak langsung dengan anaknya. Mengetahui perumbuhan dan perkembangan anak mutlak bagi setiap orang tua demi menjamin tumbuh kembang seorang anak.

II. PemeriksaanPenanganan yang dilakaukan beberapa saat setelah bayi dilahirkan harus dilakukan

sebaik mungkin. Penanganan ini saat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi secara optimal. Sehingga perlu penegakan diagnosis yang akurat. Untuk ini maka diperlukan diagnosa fisis yg merupakan cara yang baku dan harus dikuasai setiap dokter. Caranya diawali dengan anamnesis (pemeriksaan dengan wawancara) kemudian diikuti dengan:1. pemeriksaan fisik2. pemeriksaan penunjang3. diagnosis kerja4. diagnosis banding (dd/)5. diagnosis akhirAnamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, lengkap (pengaruhnya 80% thd diagnosis suatu penyakit)

AnamnesisAnamnesis pada pemeriksaan anak atau bayi dapat dilakukan dengan cara: auto-anamnesis (langsung pada pasien) alo-anamnesis (pada orangtua/ sumber lain) cara tercepat menuju diagnosis kunci menuju diagnosis

1

didapat data subyektif (rinci) jangan subyektif

Dimulai dengan:1. identitas

Nama (+ nama keluarga) Umur/ usia Jenis kelamin Nama ortu

Alamat Umur/ pendidikan/ pekerjaan ortu Agama dan suku bangsa

2. riwayat kehamilan

Kesehatan ibu saat kehamilan Pernah sakit panas (rubella dsb) Makan obat-obatan Tetanus toxoid

3. riwayat kelahiran

Tanggal lahir Tempat lahir Ditolong oleh siapa Cara kelahiran Kehamilan ganda Keadaan stlh lahir, pasca lahir, hari-hari 1 kehidupan Masa kehamilan Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan, kurang

atau besar4. riwayat pertumbuhan

Kurva berat badan dan panjang badan terhadap umur5. riwayat perkembangan

Patokan perkembangan (milestones) Pada bidang: motor kasar, motor halus, sosial-personal, bahasa pada balita Prestasi belajar pada anak usia sekolah Masa pubertas

6. riwayat imunisasi7. riwayat makanan8. riwayat penyakit yang pernah diderita9. riwayat keluarga.1

Pemeriksaan Fisik sama dengan pada orang dewasa

- inspeksi (pemeriksaan lihat)- palpasi (pemeriksaan raba)

2

- perkusi (pemeriksaan ketok)- auskultasi (pemeriksaan dengar)

pada abdomen: pemeriksaan auskultasi didahulukan (supaya tidak mengganggu pemeriksaan akibat palpasi

bayi/ anak dibaringkan pada meja pemeriksaan dengan posisi kepala sebelah kiri dokter (pemeriksa di kanan pasien)

posisi pasien yang nyaman dokter cuci tangan sebelum pemeriksaan (sesudah selesai cuci tangan lagi) – utk

membuktikan bahwa dokter bersih sebaiknya pemeriksaan dilakukan: tidak berulang pada bagian tubuh yang sama tidak didahului dengan alat-alat spt tenggorok, mulut, telinga, tekanan darah, suhu bila pasien tidak mau berbaring, periksa dalam gendongan/ pangkuan dulu, atau dalam

posisi duduk/ berdiri kemudian dibaringkan

Inspeksi Inspeksi umum: dilihat anak secara umum apa ada perubahan

(kesan: keadaan umum pasien) Inspeksi lokal: pemeriksaan setempat

Dilihat perubahan sampai sekecil-kecilnya

Palpasi Meraba dengan telapak tangan dan jari-jari tangan Ditentukan bentuk, besar, tepi, permukaan dan konsistensi organ:

- Bsr dinyatakan dg satuan t’tentu mis bola pingpong, telur ayam, biji rambutan dsb- Permukaan: licin/ benjol-benjol- Konsistensi: lunak, keras, kenyal, kistik, fluktuasi- Tepi: tajam, tumpul- Bebas/ melekat

Palpasi abdomen dilakukan dengan: Fleksi sendi pinggul dan lutut Abdomen diraba dengan telapak tangan mendatar dan jari-jari II – III – IV rapat Bila ada bag yang sakit, dimulai dari bagian yang tidak sakit Dengan 2 tangan untuk mengetahui adanya cairan atau “ballotement”

Perkusi Dada, Abdomen, dan Kepala

Untuk mengetahui perbedaan suara ketuk ditentukan batas suatu organ: paru, jantung, hati atau mengetahui batas-batas massa abnormal dalam rongga abdomen

Cara langsung: dengan jari II/ III (jarang) Cara tidak langsung:

Jari II atau III diletakkan lurus di bagian tubuh sebagai landasan ketuk Diketuk pada phalange bagian distal proximal kuku dengan jari II/ III tangan kanan yang

membengkok

3

Suara perkusi:- Sonor (suara paru normal)- Pekak (pada perkusi otot)- Timpani (perkusi abdomen bagian lambung)- Redup (di antara sonor dan pekak)- Hiper sonor (antara sonor dan timpani)

Ketukan tidak terlalu keras (fibrasi dan resonansi)

Auskultasi Alat stetoskop

- Pediatrik (neonatus dan anak)- Diameter membran 3 – 3.5 cm- Diameter mangkok 3 cm

Nada rendah pada- Bising presistolik- mid diastolik- Bising jantung I, II, III, IV

Nada tinggi pada- Bising sistolik- Friksi pericard.2

Keadaan Umum- Tampak sakit:

Berat Sedang Ringan

- Kesadaran (pasien dalam keadaan tidak tidur) Kompos mentis

- Sadar penuh- Respons adequat thdp semua stimulus

Apatik- Sadar tapi tak acuh- Masih ada respons thdp stimulus

Somnolen- Tampak mengantuk- Responsif thd stimulus kuat tapi tidur lagi

Sopor- Sedikit responsif thd stimulus kuat- Refleks pupil thd cahaya masih positif

Koma- Tidak responsif sama sekali thd stimulus- Refleks pupil thd cahaya negatif (kesadaran yang paling rendah)

4

Delirium- Kesadaran menurun, kacau, disorientasi, iritatif- Sering ada halusinasi (salah persepsi thd rangsang itu)

Dlm praktek srg sukar menentukan scr tpt apatis – somnolen - sopor – koma – dsb. Neonatus & bayi kecil respons thdp stimulus sesuai tingkat perkembangannya.2

- Status mental dan tingkah laku Gembira, tenang, koperatif Ketakutan, agresif, hiperaktif Gelisah, murung, cengeng.

- Kelainan-kelainan yang segera tampak Dyspnoe, retraksi Napas cuping hidung sianosis – pd pneumoni Icterus, edema anasarca, dll Karakteristik tangisan

- Kuat- Lemah (sakit berat)- Cengeng (malnutrisi, penyakit kronik)- Nada tinggi/ high pitched cry (tekanan intracranial meningkat)- Serak (kelainan larynx, tetani, kretinisme).1

- Posisi dan Aktivitas Datang dengan berjalan/ digendong Posisi abnormal (paresis/ paralisis) Posisi duduk (sesak nafas) Posisi berjalan membongkok dengan memegang perut kanan bawah (appendisitis)

berbaring miring ke kanan dengan flexi tungkai.- Fasies pasien

Fasies kolerika (mata cekung, layu, kering) Fasies obstruksi hidung: napas melalui mulut, mulut selalu terbuka (atresia koana,

hipertrofi adenoid, sinusitis kronik Fasies pasien tetanus khas:

- Wajah kaku, mulut trismus- Tetanus neonatorum fasies dengan mulut ikan (‘karper mond’)

Fasies khas:- Sindroma down- Sindrom Pierre Robin

Ekspresi kosong.- Status giziBerat badan Diukur secara rutin

- Tiap bln pd 6 bulan pertama- Tiap 3 bln pd 6 bln berikutnya- 2x sethn dlm 3 thn berikutnya- 1 kali setahun selanjutnya

5

Untuk menilai tumbuh kembang anak

Untuk menilai tumbuh kembang anak Diplot pada grafik BB anak baku Pengukuran berkala penting daripada sesaat Kehilangan BB akut: dehidrasi malnutrisi Kehilangan BB kronik: penyakit menahun Kelebihan/ kenaikan BB cepat:

- Overhidrasi/ edema- Makan berlebih

Obesitas- Makan terlalu banyak dan aktivitas kurang- Kelainan hormonal (hypothyroid).1

- Tinggi badan/ panjang badan Untuk menilai tumbuh kembang anak Berkala penting Diplot pd grafik tumbuh kembang (tinggi/ panjang badan anak) yang baku Pada anak < 3 tahun dengan berbaring Pada anak yang diduga cebol, bandingkan tinggi anak waktu duduk dengan tinggi total

anak berdiri (dwarfism) Tipe dewasa dini (pubertas prekoks):

- Cebol- Mukoposakaridosis

Tipe infantil menetap atau tipe dewasa terlambat:- Adolesensi tertunda- Hipotiroid- Kondrodistrofi

Tinggi badan berlebih: sindroma MARFAN (gigantisme akibat kelebihan hormon).- Lingkar kepala dan dada

Diukur pada bayi < 2 tahun: protuberans occipitalis glabela Berkala Lingkar dada melewati kedua puting susu (BBL – 2 th) Diplot pada grafik baku

LKBBL: 34 – 37 cmLD 2 cm lebih pendek

± 2 tahun lingkar kepala mendekati lingkar dada setelahnya lingkar dada lbh cepat tambah

Gizi cukup/ baik: BB 80 – 120% P50 nilai baku tanpa edemaGizi kurang : BB 60 – 80% P50 baku tanpa edemaGizi berlebih : BB > 120% P50 nilai baku Gizi Buruk Kwasiorkor : BB > 80% P50 nilai baku disertai edema

6

Marasmus : BB < 60% P50 nilai baku tanpa edema Marasmus kwasiorkor : BB < 60% P50 nilai baku dengan edemaMalnutrisi Disertai Oleh;

Tulang belulang menonjol Abdomen buncit, bokong rata Jaringan lemak minimal

Turgor kulit <, edema Rambut kering, merah jagung Kulit bersisik, cengeng

Gizi LebihMuka bulat, dagu bersusun.1,2

III. DiagnosisDari kasus yang diberikan, dan ciri-ciri yang ada pada bayi tersebut, saya mengambil

diagnosis bahwa bayi dalam kasus tersebut dalam keadaan normal, walaupun dalam prosesnya bayi dilahirkan secara spontan, dan tidak prematur (cukup bulan)

Manifestasi KlinisBukti klinik bahwa bayi pada skenario normal dapat dibuktikan dengan melakukan

pemeriksaan fisik, keadaan umum bayi dan pengukuran panjang/tinggi badan pada saat lahir, berat badan pada saat lahir dan lingkar kepala pada saat lahir. Acuan pengukuran seorang bayi pada saat lahir dikatakan normal adalah rerata 3,5 kg untuk berat badan, rerata 50 cm untuk panjang bayi dan rerata 35 cm untuk lingkar kepala. Pada skenario didapatkan hasil pengukuran berat badan pada saat lahir 3 kg, panjang bayi pada saat lahir 50 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bayi dalam keadaan normal.3

IV. Penatalaksanaan

Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit infeksi serius yang paling efektif. Dengan cara membentuk sistem kekebalan terhadap infasi mikroorganisme(virus dan bakteri). Demi mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan. Imunisasi telah hampir melenyapkan cacar global, poliomeilitis, sindroma rubella kongenital, tetanus, difteri dan mengurangi insiden pertusis, rubella, campak, parotitis epidemika, dan meningitis.Oleh karena itu imunisasi menjadi pelayanan perawatan kesehatan rutin, sebagai pengendalian mortalitas suatu penyakit. Adapun macam-macam imunisasi yang dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seorang karena tubuh yang secara aktif membentuk zat antibodi, contohnya:imunisasi polio atau campak. Imunisasi aktif juga dapat di bagimenjadi 2 macam yaitu : - Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di peroleh

sembuh dari suatu penyakit. - Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat darivaksinasi yang di

berikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.

7

2. Imunisasi Pasif adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalan tubuhnya di dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanus Serum).Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah: Terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagi jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnyaantiboditerhadapcampak. Imunisasi pasif ini di bagi yaitu:- Imunisai pasif alamiah adalah antibody yang didapat seorang karena diturunkan oleh

ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.- Imunisasi pasif buatan Adalahkekebalantubuhyangdiperolehkarenasuntikan serum

untuk mencegah penyakit tertentu.

Berikut skema yang dianjurkan imunisasi atau vaksinasi aktif pada anak dan bayi :

Gambar.1 : skema yang dianjurkan untuk imunisasi.4

Jenis-jenis imunisasi :

Imunisasi BCG adalah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuan member kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman.

Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberian vaksin hepatitis B ke tubuh bertujuan member kekebalan dari penyakit hepatitis.

Imunisasi polio adalah tindakan member vaksin poli (dalam bentuk oral) atau di kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan member kekebalan dari penyakit poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empat kali dengan 4-6 minggu.

8

Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberi vaksin DPT (difteri pertusis tetanus)/DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalandari kuman penyakit difteri,pertusis,dan tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6minggu.

Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan member vaksin campak pada anak yang bertujuan member kekebalan dari penyakit campak. Imunisasidapat di berikanpadausia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat diberikandalam waktu interval 6 bulan atau lebih setelah suntikan pertama .( Asuhan neonatus bayi dan balita : 98-101).4

Edukasi

Edukasi merupakan salah satu penatalaksanaan yang tepat dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak dan bayi. Orang tua sebagai orang yang berkontak scara langsung dengan anak harus mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Oleh karena itu orang tua harus dan wajib tau bagaimana pertumbuhan dan perkembangan yang baik bagi anaknya. Edukasi tidak mutlak kepada orang tua saja, tapi secara khusus mereka sebagai actor dalam hal ini. Dengan adanya edukasi mereka tau bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anaknya dan mengetahui bagaimana harus bertindak ataupun mencegah suatu masalah yang akan menganggu tumbuh kembang anaknya.Penyuluhan tentang imunisasi merupakan salah satu bentuk edukasi yang mencerdaskan serta menyadarkan orang tua bahwa pentinganya imunisasi dalam mencegah penularan penyakit.selain itu seminar tentang pentingnya gizi bagi tumbuh kembang anak juga menjadi salah satu bentuk edukasi yang efektif.

KesimpulanBerdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum bayi dan pengukuran berat badan

pada saat lahir, panjang bayi pada saat lahir dan lingkar kepala pada saat lahir yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa bayi yang disebutkan pada scenario tersebut, dalam keadaan normal. Oleh karena itu diperlukan penatalaksanaan yang tepat dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangan bayi. Edukasi yang tepat kepada orang tua, imunisasi serta vaksin yang lengkap merupakan langkah kongkrit dalam menjamin tumbuh kembang bayi.

Daftar Pustaka

9

1. Sudoyo W.Aru, et al. Buku Ajar IPD. Jilid I. Jakarta: Departemen IPD FK UI; 2006. H.314-316

2. Latief Abdul, Tumbelaka R.Alan, Matodang Corry, et all. Diagnosis Fisik pada Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI; 1991

3. Stanton B, Behrman RE. Overview of pediatrics. Dlm: Kliegman, Behrman, Janson, Stanton. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th Ed. Philadelphia: Elsevier inc; 2007:part I

4. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Volume 2. Jakarta: EGC; 2000. H.1248-1256

10

11