paper sosial

7
Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 1 PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VIII B SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 IMPLEMENTING ROLE PLAYING METHOD TO IMPROVE THE STUDENTS EMPHATY IN SOCIAL STUDIES TEACHING AND LEARNING OF CLASS VIII B AT SMP NEGERI 15 YOGYAKARTAIN THE ACADEMIC YEAR OF 2012/2013 Oleh: Dwi Oktaviani Nurhasanah, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan empati siswa melalui metode role playing dalam pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan data melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan bentuk analisis kualitatif. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi metode. Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan empati siswa adalah melaksanakan metode role playing dengan variasi tugas, pengaturan waktu yang baik, pemberian point; serta penjelasan materi melalui pelaksanaan role playing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode role playing dapat meningkatkan empati siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal tersebut terlihat dari peningkatan empati berdasarkan hasil observasi yang terjadi pada setiap siklusnya. Hasil rata-rata indikator empati siswa pada siklus I sebesar 61%, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 83%. Dengan demikian metode role playing dapat digunakan untuk meningkatkan empati siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta. Kata Kunci: Role Playing, Empati Siswa, Pembelajaran IPS Abstract This research aims at knowing the efforts in improving the students' empathy through role playing method in social studies teaching and learning of class VIIIB at SMP Negeri 15 Yogyakarta in the academic year of 2012/2013. The type of this research is classroom action research that includes planning, action, observation, and reflection. The subjects of the research are the students of class VIII B at SMP Negeri 15 Yogyakarta in the academic year of 2012/2013. The data are collected through observation, interview, test, and documentation. This research uses qualitative analysis. The validity of the data is tested using triangulation method. The efforts that are taken to improve the students’ empathy are implementing role playing method with various tasks, managing the time, giving point, and explaining the material through the implementation of role playing. The results of this research shows that the implementation of role playing during the teaching and learning process can improve the empathy of the students class VIII B at SMP Negeri 15 Yogyakarta in the academic year of 2012/2013. It can be seen from the improvement of the students’ empathy based on the observation conducted on each cycle. The mean of the students’ empathy in cycle I is 61 % and there is an improvement in cycle II in which the mean is 83%. In conclusion, role playing method can be used to improve the students’ empathy in social science teaching and learning in class VIII B at SMP Negeri 15 Yogyakarta. Keywords: Role Playing, Students’ Empathy, Social Studies Teaching and Learning

Upload: aganis-hendrian-putra

Post on 22-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

ilmu sosial, kajian sosial

TRANSCRIPT

Page 1: Paper sosial

Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 1

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN

EMPATI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VIII B SMP

NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

IMPLEMENTING ROLE PLAYING METHOD TO IMPROVE THE STUDENTS

EMPHATY IN SOCIAL STUDIES TEACHING AND LEARNING OF CLASS VIII B AT

SMP NEGERI 15 YOGYAKARTAIN THE ACADEMIC YEAR OF 2012/2013

Oleh: Dwi Oktaviani Nurhasanah, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan empati siswa melalui

metode role playing dalam pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mencakup perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun

ajaran 2012/2013. Pengambilan data melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Penelitian ini

menggunakan bentuk analisis kualitatif. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik triangulasi metode. Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan empati siswa adalah

melaksanakan metode role playing dengan variasi tugas, pengaturan waktu yang baik, pemberian point;

serta penjelasan materi melalui pelaksanaan role playing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode role playing dapat meningkatkan empati siswa

kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal tersebut terlihat dari peningkatan

empati berdasarkan hasil observasi yang terjadi pada setiap siklusnya. Hasil rata-rata indikator empati

siswa pada siklus I sebesar 61%, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 83%. Dengan demikian

metode role playing dapat digunakan untuk meningkatkan empati siswa dalam pembelajaran IPS di kelas

VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta.

Kata Kunci: Role Playing, Empati Siswa, Pembelajaran IPS

Abstract

This research aims at knowing the efforts in improving the students' empathy through role

playing method in social studies teaching and learning of class VIIIB at SMP Negeri 15 Yogyakarta in

the academic year of 2012/2013. The type of this research is classroom action research that includes

planning, action, observation, and reflection. The subjects of the research are the students of class VIII B

at SMP Negeri 15 Yogyakarta in the academic year of 2012/2013. The data are collected through

observation, interview, test, and documentation. This research uses qualitative analysis. The validity of

the data is tested using triangulation method. The efforts that are taken to improve the students’ empathy

are implementing role playing method with various tasks, managing the time, giving point, and

explaining the material through the implementation of role playing. The results of this research shows

that the implementation of role playing during the teaching and learning process can improve the

empathy of the students class VIII B at SMP Negeri 15 Yogyakarta in the academic year of 2012/2013. It

can be seen from the improvement of the students’ empathy based on the observation conducted on each

cycle. The mean of the students’ empathy in cycle I is 61 % and there is an improvement in cycle II in

which the mean is 83%. In conclusion, role playing method can be used to improve the students’ empathy

in social science teaching and learning in class VIII B at SMP Negeri 15 Yogyakarta.

Keywords: Role Playing, Students’ Empathy, Social Studies Teaching and Learning

Page 2: Paper sosial

Jurnal Pendidikan IPS Tahun ke 2012/2013 2

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan yang

sangat penting untuk menjamin kelangsungan

bangsa dan negara. Agar keberlangsungan

bangsa dan negara dapat tercapai, maka perlu

didukung oleh pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan yang berkualitas mampu

mengembangkan potensi siswa dan mampu

memecahkan masalah di sekitar lingkungannya.

Pendidikan yang berkualitas dapat

dihasilkan melalui pendidikan nasional.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa

Pendidikan Nasional bertujuan untuk

mengembangkan potensi siswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis, serta

bertanggung jawab. Dengan melihat tujuan di

atas, maka diharapkan pendidikan dapat sejalan

dengan tujuan pendidikan nasional, sehingga

menghasilkan mutu pendidikan yang

berkualitas.

Tujuan pendidikan nasional tidak mudah

untuk dicapai. Mutu pendidikan yang rendah

merupakan problem yang dihadapi dunia

pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dapat

disebabkan proses pembelajaran yang belum

efektif. Salah satu faktor agar pembelajaran

menjadi efektif yakni guru selalu

mengaktualisasikan dirinya yang berkaitan

dengan tugasnya, seperti menciptakan suasana

pembelajaran yang menarik dan memilih

metode serta media yang relevan padaproses

pembelajaran.

Proses pembelajaran pada hakikatnya

merupakan proses belajar dan mengajar. Dalam

proses pembelajaran inilah guru harus dapat

menggunakan metode pembelajaran yang tepat

dan media pendidikan yang sesuai dengan

proses pembelajaran. Hal ini karena

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik

dapat mengembangkan siswa memiliki sikap

empati. Selain dapat menggunakan metode dan

media yang relevan, guru yang kompenten juga

harus mampu menciptakan lingkungan belajar

yang baik, mampu mengelola proses

pembelajaran dengan efektif, dan dapat

menumbuhkan empati siswa di dalam proses

pembelajaran. Empati sangat penting dimiliki

oleh siswa, karena siswa akan peka terhadap

permasalahan di sekitar dan akan memudahkan

siswa dalam memecahan masalah sosial secara

bersama-sama terutama masalah sehari-hari di

masyarakat. Adanya kebutuhan masyarakat

untuk memecahkan masalah-masalah sosial

menjadikan IPS sebagai suatu proses

pembelajaran yang sangat penting.

Pembelajaran IPS merupakan

pembelajaran yang mampu mengembangkan

kompetensi siswa ke arah kehidupan

bermasyarakat dengan baik dan memiliki

kepekaan sosial. Dengan demikian,

pembelajaran IPS tidak hanya ditekankan pada

pencapaian hasil belajar saja atau tidak hanya

ditekan pada aspek kognitif saja, melainkan

Page 3: Paper sosial

Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 3

guru dituntut memadukan aspek kognitif,

afektif, dan pskimotorik secara proporsional.

Idealnya pembelajaran dalam setiap

mata pelajaran di sekolah perlu menekankan

pada empati siswa. Termasuk dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

karena IPS merupakan pelajaran yang mampu

melatih siswa untuk peka terhadap

permasalahan yang terjadi di lingkungannya

dan mampu memecahkan masalah.

Pembelajaran IPS seharusnya dapat

membentuk sikap siswa yang mampu berfikir

untuk memahami, menyikapi, beradaptasi, dan

memecahkan masalah sosial.

Berdasarkan observasi yang telah

dilakukan, sebagian siswa di SMP Negeri 15

Yogyakarta khususnya di kelas VIII B kurang

memiliki rasa empati terhadap siswalain yang

terlihat dari ketidakpedulian antar siswa dalam

menghadapi permasalahan. Pada saat

pembelajaran berlangsung siswa tidak

memperhatikan guru, tidak mau membantu

teman yang sedang kesulitan belajar, dan

kurangnya tanggungjawab terhadap tugas yang

diberikan oleh guru. Suasana belajar yang

kurang kondusif pun seringkali terjadi dalam

pembelajaran IPS menyebabkan rendahnya

empati yang di miliki oleh siswa. Ketika ada

teman kelas yang tidak masuk karena sakit,

tidak ada siswa yang berinisiatif untuk

menjenguknya. Suasana seperti ini tidak efektif

untuk menumbuhkan sikap empati siswa.

Permasalahan lainnya yaitu rendahnya

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS

yang membuat siswa tidak memperhatikan

guru karena proses pembelajaran hanya bersifat

satu arah. Selain itu siswa mengerjakan PR

tidak di rumah tapi di sekolah, media

pembelajaran kurang menarik karena dalam

pembelajaran hanya menggunakan white

board, tidak adanya LCD, dan menggunakan

peta yang sudah usang. Metode pembelajaran

kurang bervariasi hanya menggunakan metode

ceramah, tanya jawab tanpa menggunakan

metode lain yang menyebabkan siswa

cenderung ramai sendiri, tidak mendengarkan

guru dalam menjelaskan materi pelajaran.

Berdasarkan kondisi yang telah

dijelaskan di atas, maka peneliti ingin

mengadakan penelitian tindakan kelas dengan

judul “Penerapan Metode Role Playing untuk

Meningkatkan Empati Siswa dalam

Pembelajaran IPS di Kelas VIII B SMP Negeri

15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”.

KAJIAN TEORI

Empati

Menurut Asri Budiningsih (2004: 46),

empati berasal dari kata pathos (dalam bahasa

Yunani) yang berarti perasaan mendalam.

Sedangkan menurut Carkhuff dalam Asri

Budiningsih (2004: 47) mengartikan empati

sebagai kemampuanuntuk mengenal, mengerti

dan merasakan perasaan orang lain dengan

ungkapan verbal dan perilaku, dan

mengkomunikasikan pemahaman tersebut

kepada orang lain. Brammer dalam

Pangaribuan (1993: 50) mengartikan empati

sebagai cara seseorang untuk memahami

Page 4: Paper sosial

Jurnal Pendidikan IPS Tahun ke 2012/2013 4

persepsi orang lain dari kerangka internalnya.

Sedangkan menurut Rogers dalam Pangaribuan

(1993: 50) empati merupakan cara

mempersepsi kerangka internal dari referensi

orang lain dengan keakuratan dan komponen

emosional, seolah-olah seseorang menjadi

orang lain.

Menurut Hansen (1982: 57)

mengemukakan empati mengandung makna

bahwa seseorang mencoba untuk mengerti

keadaan orang lain sebagai mana orang

tersebut mengertinya dan menyampaikan

pengertian itu kepadanya. Dalam sumber lain,

Pangaribuan (1993: 78) menyebutkan empati

berarti masuk ke dalam diri seseorang dan

melihat keadaan dari sisi orang tersebut,

seolah-olah ia adalah orang itu.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS)

Pendidikan IPS (Social Studies)

menurut Mayhood, dkk (Supardi, 2010: 1)

adalah “The Social Studies are compissed of

those aspests of history, geography, and

pilosophy which in practice are selected for

instructional purposes in schools and collegs”.

Sedangkan National Council for the Social

Studies (NCSS) memberikan definisi yang

lebih tegas, bahwa IPS merupakan:

Social studies are the integrated study

of the social sciences and humanities to

promote civic competence. Within the

school program, social studies provides

coordinated, sistematic study drawing

upon such disciplines as anthropology,

archaeology, economics, geography,

history, law, philosophy, political

science, psychology, religion, and

sociology, as well as appropriate

content from the humanities,

mathematics, and the natural sciences.

(Supardi, 2011: 182).

Pendidikan IPS adalah studi ilmu-ilmu

sosial dan humaniora yang diintegrasikan

untuk tujuan membentuk kewarganegaraan.

IPS di sekolah menjadi suatu studi secara

sistematik dalam berbagai disiplin ilmu, seperti

antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,

sejarah, hukum, filsafat, politik, psikologi,

agama dan sosiologi, sebagaimana yang ada

dalam ilmu-ilmu humaniora, bahkan termasuk

matematika, dan ilmu-ilmu alam dapat menjadi

aspek dalam IPS. Menurut Numan Soemantri

(2004: 44), Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu

sosial, psikologi, filsafat, ideologi agama dan

negara yang diorganisasikan dan disajikan

secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan.

Metode Pembelajaran Role Playing

Metode role playing di pelopori oleh

George Shaftel (Hamzah B. Uno, 2010: 25).

Metode role playing adalah suatu cara

penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui

pengembangan imajinasi dan penghayatan

siswa. Pengembangan imajinasi dan

penghayatan dilakukan siswa dengan

memerankannya sebagai tokoh hidup atau

benda mati. Permainan ini pada umumnya

dilakukan lebih dari satu orang, hal itu

bergantung kepada apa yang diperankan.

Metode ini dapat melibatkan seluruh

siswa untuk berpartisipasi dan mempunyai

kesempatan untuk memajukan kemampuannya

Page 5: Paper sosial

Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 5

dalam bekerjasama (Oemar Hamalik, 2005:

214). Langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam pembelajaran role playing adalah

sebagai berikut (Supardi, 2011:207):

1) Menentukan topik serta tujuan yang ingin

dicapai; 2) Memberikan gambaran situasi yang

ingin disimulasikan, misalnya: menjelaskan

dengan menggunakan media kondisi politik

Indonesia pasca kekalahan Jepang dengan

Sekutu, Sukarno dan Hatta dipanggil

pemerintah Jepang ke Vietnam, para pemuda

berkumpul untuk membicarakan proklamasi

kemerdekaan; 3) Membentuk kelompok dan

menentukan peran masing-masing; 4)

Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan

simulasi; 5) Melaksanakan simulasi; 6)

Melakukan penilaian; 7) Membuat kesimpulan.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research).

PTK merupakan penelitian berupa tindakan

yang dilakukan guru di dalam kelas guna

mengadakan perbaikan dari situasi atau kondisi

sehingga dapat meningkatkan kualitas proses

dan hasil belajar. Penelitian ini mencoba untuk

meningkatkan empati siswa dalam

pembelajaran IPS dengan penerapan metode

role playing di kelas VIII B SMP Negeri 15

Yogyakarta karena empati siswa di kelas

tersebut paling rendah. Penelitian ini

melibatkan berbagai pihak antara lain guru

yang berperan sebagai pelaksana tindakan

bekerjasama dengan peneliti selaku observer

dan juga dibantu oleh teman sejawat yaitu

teman mahasiswa agar kegiatan observasi lebih

mudah, lebih teliti, dan lebih objektif.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini mengikuti prinsip dasar

yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart.

Secara garis besar rancangan Kemmis &

Taggart (1988:11) terdiri dari tahap-tahap:

perencanaan (planning), tindakan (acting) dan

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect).

Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan di SMP

Negeri 15 Yogyakarta.Sekolah tersebut

beralamat di Jalan Tegal Lempuyangan No 61,

Yogyakarta. Waktu pelaksanaan yaitu mulai

tanggal 27 Maret 2013 sampai dengan 17 April

2013.

Data dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah

data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari hasil observasi, wawancara, catatan

lapangan, dokumentasi dan tes. Hasil

observasi berkaitan dengan jalannya proses

pembelajaran, respon siswa terhadap metode

pembelajaran, dan empati siswa dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode pembelajaran role playing.

Di samping itu, dilengkapi pula

wawancara dengan guru dan siswa, serta

sebagai pendukung diambil data kuantitatif dari

tes sesudah dilaksanakannya tindakan. Catatan

lapangan yang berkaitan dengan pelaksanaan

Page 6: Paper sosial

Jurnal Pendidikan IPS Tahun ke 2012/2013 6

tindakan juga dikumpulkan. Sumber data yang

sekaligus sebagai subjek penelitian adalah

siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara, tes, dokumentasi

dan catatan lapangan. Instrumen utama yang

digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti.

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai

perencana, pelaksana, pengumpul data,

penganalisis, penafsir data, dan akhirnya

pelapor hasil penelitiannya. Peneliti

berkolaborasi dengan guru dan teman sejawat

sebagai observer.

Pembahasan

Penelitian ini merupakan jenis

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan

yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk

memecahkan masalah pembelajaran melalui

kegiatan penelitian. Penelitian tindakan kelas

ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Yogyakarta

yang dilakukan sebanyak dua siklus. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

empati siswa setelah penerapan metode role

pada pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP

Negeri 15 Yogyakarta.

Hasil analisis pada siklus I sampai

dengan siklus II menunjukkan bahwa

penerapan metode role playing dapat

meningkatkan empati siswa dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP Negeri

Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata

persentase indikator empati siswa pada siklus I

mencapai 61%.Pada siklus II meningkat

sebesar 22% menjadi 83%. Hal ini berarti

bahwa rata-rata persentase indikator empati

siswa telah melampaui kriteria keberhasilan

tindakan yang ditetapkan yaitu 75%, sehingga

penelitian dikatakan berhasil. Selain itu juga

didukung oleh peningkatan hasil belajar siswa

dari siklus I sampai siklus II.Pada siklus I

persentase siswa yang mencapai nilai ≥ 75 baru

sebesar 59%. Pada siklus II meningkat menjadi

88%. Hal ini berarti bahwa jumlah siswa yang

mencapai nilai KKM (75) telah melampaui

kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu

75%.

Simpulan

Penerapan metode role playing dapat

meningkatkan empati siswa dalam

pembelajaran IPS di SMP Negeri 15

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, khususnya

kelas VIII B. Upaya yang dilaksanakan untuk

meningkatkan empati siswa adalah dengan

melaksanakan metode role playing dengan

variasi tugas dan pengaturan waktu yang baik,

pemberian point; serta penjelasan materi

melalui pelaksanaan role playing. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan metode role

playing dapat meningkatkan empati siswa kelas

VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun

ajaran 2012/2013.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya

peningkatan rata-rata persentase indikator

empati siswa setiap siklusnya. Pada siklus I

Page 7: Paper sosial

Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 7

rata-rata persentase indikator empati siswa

adalah 61%. Pada siklus II menjadi 83% atau

mengalami peningkatan sebesar 22%. Hal ini

berarti bahwa rata-rata persentase indikator

empati siswa telah melampaui kriteria

keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu

75%.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, ada beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran dengan

menerapkan metode role playing, guru

sebaiknya lebih kreatif dalam

menyampaikan materi dan lebih memotivasi

siswa, sehingga setiap siswa lebih siap

dalam mengikuti proses pembelajaran

menggunakan metode role playing.

2. Sebaiknya metode role playing dapat

diterapkan oleh guru IPS maupun guru

bidang studi lain sebagai alternatif

meningkatkan empati siswa, namun

disesuaikan dengan materi pelajaran karena

tidak semua materi pelajaran dapat

menggunakan metode role playing.

DAFTAR PUSTAKA

Asri Budiningsih. (2004). Pembelajaran

Moral. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad.

(2011). Belajar dengan Pendekatan

PAIKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hansen. (1982). Membantu Mencegah

Masalah Orang Lain dengan Teknik

Konseling. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Kemmis, Stephen & Mc. Taggart,Robin.

(1988). The Action Research

Planner. Third Edition. Victoria:

Deaken University.

Numan Soemantri. (2001). Menggagas

Pembaharuan Pendidikan IPS.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. (2008). Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Supardi. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Sosial.

Yogyakarta:Ombak.