paper sosial
DESCRIPTION
ilmu sosial, kajian sosialTRANSCRIPT
Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 1
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN
EMPATI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS VIII B SMP
NEGERI 15 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
IMPLEMENTING ROLE PLAYING METHOD TO IMPROVE THE STUDENTS
EMPHATY IN SOCIAL STUDIES TEACHING AND LEARNING OF CLASS VIII B AT
SMP NEGERI 15 YOGYAKARTAIN THE ACADEMIC YEAR OF 2012/2013
Oleh: Dwi Oktaviani Nurhasanah, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan empati siswa melalui
metode role playing dalam pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mencakup perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013. Pengambilan data melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan bentuk analisis kualitatif. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik triangulasi metode. Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan empati siswa adalah
melaksanakan metode role playing dengan variasi tugas, pengaturan waktu yang baik, pemberian point;
serta penjelasan materi melalui pelaksanaan role playing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode role playing dapat meningkatkan empati siswa
kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal tersebut terlihat dari peningkatan
empati berdasarkan hasil observasi yang terjadi pada setiap siklusnya. Hasil rata-rata indikator empati
siswa pada siklus I sebesar 61%, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 83%. Dengan demikian
metode role playing dapat digunakan untuk meningkatkan empati siswa dalam pembelajaran IPS di kelas
VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Kata Kunci: Role Playing, Empati Siswa, Pembelajaran IPS
Abstract
This research aims at knowing the efforts in improving the students' empathy through role
playing method in social studies teaching and learning of class VIIIB at SMP Negeri 15 Yogyakarta in
the academic year of 2012/2013. The type of this research is classroom action research that includes
planning, action, observation, and reflection. The subjects of the research are the students of class VIII B
at SMP Negeri 15 Yogyakarta in the academic year of 2012/2013. The data are collected through
observation, interview, test, and documentation. This research uses qualitative analysis. The validity of
the data is tested using triangulation method. The efforts that are taken to improve the students’ empathy
are implementing role playing method with various tasks, managing the time, giving point, and
explaining the material through the implementation of role playing. The results of this research shows
that the implementation of role playing during the teaching and learning process can improve the
empathy of the students class VIII B at SMP Negeri 15 Yogyakarta in the academic year of 2012/2013. It
can be seen from the improvement of the students’ empathy based on the observation conducted on each
cycle. The mean of the students’ empathy in cycle I is 61 % and there is an improvement in cycle II in
which the mean is 83%. In conclusion, role playing method can be used to improve the students’ empathy
in social science teaching and learning in class VIII B at SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Keywords: Role Playing, Students’ Empathy, Social Studies Teaching and Learning
Jurnal Pendidikan IPS Tahun ke 2012/2013 2
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan yang
sangat penting untuk menjamin kelangsungan
bangsa dan negara. Agar keberlangsungan
bangsa dan negara dapat tercapai, maka perlu
didukung oleh pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan yang berkualitas mampu
mengembangkan potensi siswa dan mampu
memecahkan masalah di sekitar lingkungannya.
Pendidikan yang berkualitas dapat
dihasilkan melalui pendidikan nasional.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa
Pendidikan Nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab. Dengan melihat tujuan di
atas, maka diharapkan pendidikan dapat sejalan
dengan tujuan pendidikan nasional, sehingga
menghasilkan mutu pendidikan yang
berkualitas.
Tujuan pendidikan nasional tidak mudah
untuk dicapai. Mutu pendidikan yang rendah
merupakan problem yang dihadapi dunia
pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dapat
disebabkan proses pembelajaran yang belum
efektif. Salah satu faktor agar pembelajaran
menjadi efektif yakni guru selalu
mengaktualisasikan dirinya yang berkaitan
dengan tugasnya, seperti menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik dan memilih
metode serta media yang relevan padaproses
pembelajaran.
Proses pembelajaran pada hakikatnya
merupakan proses belajar dan mengajar. Dalam
proses pembelajaran inilah guru harus dapat
menggunakan metode pembelajaran yang tepat
dan media pendidikan yang sesuai dengan
proses pembelajaran. Hal ini karena
pembelajaran yang menyenangkan dan menarik
dapat mengembangkan siswa memiliki sikap
empati. Selain dapat menggunakan metode dan
media yang relevan, guru yang kompenten juga
harus mampu menciptakan lingkungan belajar
yang baik, mampu mengelola proses
pembelajaran dengan efektif, dan dapat
menumbuhkan empati siswa di dalam proses
pembelajaran. Empati sangat penting dimiliki
oleh siswa, karena siswa akan peka terhadap
permasalahan di sekitar dan akan memudahkan
siswa dalam memecahan masalah sosial secara
bersama-sama terutama masalah sehari-hari di
masyarakat. Adanya kebutuhan masyarakat
untuk memecahkan masalah-masalah sosial
menjadikan IPS sebagai suatu proses
pembelajaran yang sangat penting.
Pembelajaran IPS merupakan
pembelajaran yang mampu mengembangkan
kompetensi siswa ke arah kehidupan
bermasyarakat dengan baik dan memiliki
kepekaan sosial. Dengan demikian,
pembelajaran IPS tidak hanya ditekankan pada
pencapaian hasil belajar saja atau tidak hanya
ditekan pada aspek kognitif saja, melainkan
Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 3
guru dituntut memadukan aspek kognitif,
afektif, dan pskimotorik secara proporsional.
Idealnya pembelajaran dalam setiap
mata pelajaran di sekolah perlu menekankan
pada empati siswa. Termasuk dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
karena IPS merupakan pelajaran yang mampu
melatih siswa untuk peka terhadap
permasalahan yang terjadi di lingkungannya
dan mampu memecahkan masalah.
Pembelajaran IPS seharusnya dapat
membentuk sikap siswa yang mampu berfikir
untuk memahami, menyikapi, beradaptasi, dan
memecahkan masalah sosial.
Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan, sebagian siswa di SMP Negeri 15
Yogyakarta khususnya di kelas VIII B kurang
memiliki rasa empati terhadap siswalain yang
terlihat dari ketidakpedulian antar siswa dalam
menghadapi permasalahan. Pada saat
pembelajaran berlangsung siswa tidak
memperhatikan guru, tidak mau membantu
teman yang sedang kesulitan belajar, dan
kurangnya tanggungjawab terhadap tugas yang
diberikan oleh guru. Suasana belajar yang
kurang kondusif pun seringkali terjadi dalam
pembelajaran IPS menyebabkan rendahnya
empati yang di miliki oleh siswa. Ketika ada
teman kelas yang tidak masuk karena sakit,
tidak ada siswa yang berinisiatif untuk
menjenguknya. Suasana seperti ini tidak efektif
untuk menumbuhkan sikap empati siswa.
Permasalahan lainnya yaitu rendahnya
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS
yang membuat siswa tidak memperhatikan
guru karena proses pembelajaran hanya bersifat
satu arah. Selain itu siswa mengerjakan PR
tidak di rumah tapi di sekolah, media
pembelajaran kurang menarik karena dalam
pembelajaran hanya menggunakan white
board, tidak adanya LCD, dan menggunakan
peta yang sudah usang. Metode pembelajaran
kurang bervariasi hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab tanpa menggunakan
metode lain yang menyebabkan siswa
cenderung ramai sendiri, tidak mendengarkan
guru dalam menjelaskan materi pelajaran.
Berdasarkan kondisi yang telah
dijelaskan di atas, maka peneliti ingin
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan
judul “Penerapan Metode Role Playing untuk
Meningkatkan Empati Siswa dalam
Pembelajaran IPS di Kelas VIII B SMP Negeri
15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”.
KAJIAN TEORI
Empati
Menurut Asri Budiningsih (2004: 46),
empati berasal dari kata pathos (dalam bahasa
Yunani) yang berarti perasaan mendalam.
Sedangkan menurut Carkhuff dalam Asri
Budiningsih (2004: 47) mengartikan empati
sebagai kemampuanuntuk mengenal, mengerti
dan merasakan perasaan orang lain dengan
ungkapan verbal dan perilaku, dan
mengkomunikasikan pemahaman tersebut
kepada orang lain. Brammer dalam
Pangaribuan (1993: 50) mengartikan empati
sebagai cara seseorang untuk memahami
Jurnal Pendidikan IPS Tahun ke 2012/2013 4
persepsi orang lain dari kerangka internalnya.
Sedangkan menurut Rogers dalam Pangaribuan
(1993: 50) empati merupakan cara
mempersepsi kerangka internal dari referensi
orang lain dengan keakuratan dan komponen
emosional, seolah-olah seseorang menjadi
orang lain.
Menurut Hansen (1982: 57)
mengemukakan empati mengandung makna
bahwa seseorang mencoba untuk mengerti
keadaan orang lain sebagai mana orang
tersebut mengertinya dan menyampaikan
pengertian itu kepadanya. Dalam sumber lain,
Pangaribuan (1993: 78) menyebutkan empati
berarti masuk ke dalam diri seseorang dan
melihat keadaan dari sisi orang tersebut,
seolah-olah ia adalah orang itu.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS)
Pendidikan IPS (Social Studies)
menurut Mayhood, dkk (Supardi, 2010: 1)
adalah “The Social Studies are compissed of
those aspests of history, geography, and
pilosophy which in practice are selected for
instructional purposes in schools and collegs”.
Sedangkan National Council for the Social
Studies (NCSS) memberikan definisi yang
lebih tegas, bahwa IPS merupakan:
Social studies are the integrated study
of the social sciences and humanities to
promote civic competence. Within the
school program, social studies provides
coordinated, sistematic study drawing
upon such disciplines as anthropology,
archaeology, economics, geography,
history, law, philosophy, political
science, psychology, religion, and
sociology, as well as appropriate
content from the humanities,
mathematics, and the natural sciences.
(Supardi, 2011: 182).
Pendidikan IPS adalah studi ilmu-ilmu
sosial dan humaniora yang diintegrasikan
untuk tujuan membentuk kewarganegaraan.
IPS di sekolah menjadi suatu studi secara
sistematik dalam berbagai disiplin ilmu, seperti
antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,
sejarah, hukum, filsafat, politik, psikologi,
agama dan sosiologi, sebagaimana yang ada
dalam ilmu-ilmu humaniora, bahkan termasuk
matematika, dan ilmu-ilmu alam dapat menjadi
aspek dalam IPS. Menurut Numan Soemantri
(2004: 44), Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu
sosial, psikologi, filsafat, ideologi agama dan
negara yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan.
Metode Pembelajaran Role Playing
Metode role playing di pelopori oleh
George Shaftel (Hamzah B. Uno, 2010: 25).
Metode role playing adalah suatu cara
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan
siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan.
Metode ini dapat melibatkan seluruh
siswa untuk berpartisipasi dan mempunyai
kesempatan untuk memajukan kemampuannya
Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 5
dalam bekerjasama (Oemar Hamalik, 2005:
214). Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam pembelajaran role playing adalah
sebagai berikut (Supardi, 2011:207):
1) Menentukan topik serta tujuan yang ingin
dicapai; 2) Memberikan gambaran situasi yang
ingin disimulasikan, misalnya: menjelaskan
dengan menggunakan media kondisi politik
Indonesia pasca kekalahan Jepang dengan
Sekutu, Sukarno dan Hatta dipanggil
pemerintah Jepang ke Vietnam, para pemuda
berkumpul untuk membicarakan proklamasi
kemerdekaan; 3) Membentuk kelompok dan
menentukan peran masing-masing; 4)
Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan
simulasi; 5) Melaksanakan simulasi; 6)
Melakukan penilaian; 7) Membuat kesimpulan.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research).
PTK merupakan penelitian berupa tindakan
yang dilakukan guru di dalam kelas guna
mengadakan perbaikan dari situasi atau kondisi
sehingga dapat meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar. Penelitian ini mencoba untuk
meningkatkan empati siswa dalam
pembelajaran IPS dengan penerapan metode
role playing di kelas VIII B SMP Negeri 15
Yogyakarta karena empati siswa di kelas
tersebut paling rendah. Penelitian ini
melibatkan berbagai pihak antara lain guru
yang berperan sebagai pelaksana tindakan
bekerjasama dengan peneliti selaku observer
dan juga dibantu oleh teman sejawat yaitu
teman mahasiswa agar kegiatan observasi lebih
mudah, lebih teliti, dan lebih objektif.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini mengikuti prinsip dasar
yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart.
Secara garis besar rancangan Kemmis &
Taggart (1988:11) terdiri dari tahap-tahap:
perencanaan (planning), tindakan (acting) dan
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect).
Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan di SMP
Negeri 15 Yogyakarta.Sekolah tersebut
beralamat di Jalan Tegal Lempuyangan No 61,
Yogyakarta. Waktu pelaksanaan yaitu mulai
tanggal 27 Maret 2013 sampai dengan 17 April
2013.
Data dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah
data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari hasil observasi, wawancara, catatan
lapangan, dokumentasi dan tes. Hasil
observasi berkaitan dengan jalannya proses
pembelajaran, respon siswa terhadap metode
pembelajaran, dan empati siswa dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode pembelajaran role playing.
Di samping itu, dilengkapi pula
wawancara dengan guru dan siswa, serta
sebagai pendukung diambil data kuantitatif dari
tes sesudah dilaksanakannya tindakan. Catatan
lapangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
Jurnal Pendidikan IPS Tahun ke 2012/2013 6
tindakan juga dikumpulkan. Sumber data yang
sekaligus sebagai subjek penelitian adalah
siswa kelas VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, tes, dokumentasi
dan catatan lapangan. Instrumen utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti.
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai
perencana, pelaksana, pengumpul data,
penganalisis, penafsir data, dan akhirnya
pelapor hasil penelitiannya. Peneliti
berkolaborasi dengan guru dan teman sejawat
sebagai observer.
Pembahasan
Penelitian ini merupakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan
yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk
memecahkan masalah pembelajaran melalui
kegiatan penelitian. Penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Yogyakarta
yang dilakukan sebanyak dua siklus. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
empati siswa setelah penerapan metode role
pada pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP
Negeri 15 Yogyakarta.
Hasil analisis pada siklus I sampai
dengan siklus II menunjukkan bahwa
penerapan metode role playing dapat
meningkatkan empati siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP Negeri
Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata
persentase indikator empati siswa pada siklus I
mencapai 61%.Pada siklus II meningkat
sebesar 22% menjadi 83%. Hal ini berarti
bahwa rata-rata persentase indikator empati
siswa telah melampaui kriteria keberhasilan
tindakan yang ditetapkan yaitu 75%, sehingga
penelitian dikatakan berhasil. Selain itu juga
didukung oleh peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus I sampai siklus II.Pada siklus I
persentase siswa yang mencapai nilai ≥ 75 baru
sebesar 59%. Pada siklus II meningkat menjadi
88%. Hal ini berarti bahwa jumlah siswa yang
mencapai nilai KKM (75) telah melampaui
kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu
75%.
Simpulan
Penerapan metode role playing dapat
meningkatkan empati siswa dalam
pembelajaran IPS di SMP Negeri 15
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, khususnya
kelas VIII B. Upaya yang dilaksanakan untuk
meningkatkan empati siswa adalah dengan
melaksanakan metode role playing dengan
variasi tugas dan pengaturan waktu yang baik,
pemberian point; serta penjelasan materi
melalui pelaksanaan role playing. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan metode role
playing dapat meningkatkan empati siswa kelas
VIII B SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
peningkatan rata-rata persentase indikator
empati siswa setiap siklusnya. Pada siklus I
Penerapan Metode Role Playing ....(Dwi Oktaviani Nurhasanah) 7
rata-rata persentase indikator empati siswa
adalah 61%. Pada siklus II menjadi 83% atau
mengalami peningkatan sebesar 22%. Hal ini
berarti bahwa rata-rata persentase indikator
empati siswa telah melampaui kriteria
keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu
75%.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, ada beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan metode role playing, guru
sebaiknya lebih kreatif dalam
menyampaikan materi dan lebih memotivasi
siswa, sehingga setiap siswa lebih siap
dalam mengikuti proses pembelajaran
menggunakan metode role playing.
2. Sebaiknya metode role playing dapat
diterapkan oleh guru IPS maupun guru
bidang studi lain sebagai alternatif
meningkatkan empati siswa, namun
disesuaikan dengan materi pelajaran karena
tidak semua materi pelajaran dapat
menggunakan metode role playing.
DAFTAR PUSTAKA
Asri Budiningsih. (2004). Pembelajaran
Moral. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad.
(2011). Belajar dengan Pendekatan
PAIKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hansen. (1982). Membantu Mencegah
Masalah Orang Lain dengan Teknik
Konseling. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Kemmis, Stephen & Mc. Taggart,Robin.
(1988). The Action Research
Planner. Third Edition. Victoria:
Deaken University.
Numan Soemantri. (2001). Menggagas
Pembaharuan Pendidikan IPS.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2008). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Supardi. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Sosial.
Yogyakarta:Ombak.