paper pertumbuhan penggunaan energi, konservasi energi, dan pencemaran energi terhadap lingkungan...

33
Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi Terhadap Lingkungan Hidup Nama Anggota Kelompok 8 : 1. Rama Rizky Linggawana 2013-11-284 2. Ferdhon Kukuh Priambudi 2013-11-286 3. Aditya Pambudi Nugroho 2013-11-287 4. Lamartupa Simarmata 2013-11-288 Kelas : G S1 Teknik Elektro STT-PLN Jakarta

Upload: nfall-sevenfoldism

Post on 16-Jan-2015

646 views

Category:

Engineering


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi,

dan Pencemaran Energi Terhadap

Lingkungan Hidup

Nama Anggota Kelompok 8 :

1. Rama Rizky Linggawana 2013-11-284

2. Ferdhon Kukuh Priambudi 2013-11-286

3. Aditya Pambudi Nugroho 2013-11-287

4. Lamartupa Simarmata 2013-11-288

Kelas : G

S1 Teknik Elektro

STT-PLN Jakarta

2014

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk tiap tahunnya sangatlah pesat, kita lihat saja di Indonesia,

saat ini jumlah penduduknya sudah lebih dari 250 juta jiwa. Setiap pemduduk pasti

melakukan aktifitas yang memanfaatkan berbagai sumber energi . memang terlihat dari

hukum kekelan energi yang mengatakan bahwa energi tidak bisa di musnahkan. Namun

bukan berarti kita bersikap komsutif dalam pemanfaatan energi di bumi. Menurut

pandangan saya, penghematan energi sangatlah di perlukan . bukan hanya untuk kita, tapi

juga untuk anak cucu kita di masa depan. tetapi jika kebutuhan akan energi juga banyak

bagaimana cara mengatasinya.

Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dicarikan jalan

keluarnya saat ini adalah masalah energi, baik untuk keperluan rumah tangga, maupun

untuk industri dan transportasi. Terkait dengan masalah tersebut, salah satu kebijakan

pemerintah ialah rencana pengurangan penggunaan bahan bakar minyak tanah untuk

keperluan rumah tangga termasuk untuk keperluan energi industri kecil. Sejalan dengan

itu pemerintah juga mendorong upaya-upaya untuk penggunaan sumber-sumber energi

alternatif lainnya yang dianggap layak dilihat dari segi teknis, ekonomi, dan lingkungan

seperti biofuel, biogas, briket arang dan lain sebagainya.

Perkembangan penelitian di bidang bioenergi, bukanlah barang baru di dunia ini.

Penjajakan peluang aplikasi bioenergi untuk di industrialisasi telah lama didengungkan,

dan sekarang telah memasuki tahapan produksi secara massal dan siap di

komersialisasikan. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, bioenergi akan menjadi

alternatif dan mampu bersaing dengan minyak dan gas bumi (migas) dalam

mempertahankan ketahanan energi di dunia.

Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk

menjadi lumbung bioenergi dunia. Potensi yang benar-benar tidak dapat diabaikan adalah

tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan tanaman-tanaman yang potensial

sebagai sumber bahan baku bioenergi. Disini yang dimaksud bioenergi sudah termasuk

pemanfaatan biomassa, biodiesel, bioetanol, dan biogas sebagai sumber energi alternatif.

Konsumsi energi dipenuhi oleh energi komersial antara lain dalam bentuk bahan

bakar minyak, gas, listrik, briket batubaraan Energy tradisional yang belum

memanfaatkan teknologi antara lain dalam bentuk panas matahari dan biomassa

Page 3: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

Konsumsi energi meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk.

Grafik Perbandingan Konsumsi Energi

1.2 Rumusan masalah 1.

Bagaimana pertumbuhan energi saat ini? 2.

Mengapa diperlukan knservasi energi? 3.

Dampak pencemaran apa yang disebabkan energi terhadap lingkungan?

1.3 Batasan Masalah Sesuai

dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan

pembatasan masalah penelitian. Adapun maksud dari pembatasan masalah ini adalah agar

permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu melebar sehingga

terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah

yang akan di teliti adalah : 1. Objek

penelitian adalah pertumbuhan penggunaan energi, konservasi energi, dan pencemaran

energi terhadap lingkungan hidup. 2. Penelitian bersifat

dekriptif, yang bertujuan menggambarkan fakta-fakta yang terjadi saat ini tentang

pertumbuhan penggunaan energi, konservasi energi, dan pencemaran energi terhadap

lingkungan hidup.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 4: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

2.1 Pertumbuhan Penggunaan Energi

Kebutuhan energi listrik global dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Peningkatan kebutuhan energi listrik tersebut sejalan dengan meningkatnya laju

pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan pesatnya perkembangan di sektor industri. Guna

mendukung pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), maka

pemerintah Indonesia telah menyusun kebijakan energi nasional dengan melakukan

pendekatan yang terintegrasi dengan memperhatikan dan mempertimbangkan masalah

konservasi serta kemampuan daya dukung dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu

eksploitasi terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia harus memperhatikan

kebutuhan generasi sekarang baik secara ekonomis, ekologis maupun sosial tanpa

mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.

Sampai saat ini masalah kebutuhan energi dunia masih didominasi oleh sumber

energi tak terbarukan (fosil). Pemanfaatan sumber energi fosil, seperti minyak bumi, gas

dan batubara, secara alamiah dari tahun ke tahun jumlahnya semakin menipis dan

terbatas. Disamping itu dampak dari penggunaan energi fosil, mulai dari proses

penyediaan, pengolahan, transportasi dan hingga sampai padapemanfaatan, terutama

terkait dengan masalah pemanfaatan kebutuhan energi di sektor transportasi sampai saat

ini masih menggunakan sumber energi fosil. Mengingat kecenderungan penggunaan

energi fosil yang cenderung semakin meningkat dengan jumlah produksi semakin

menipis dan terbatas. Disamping itu, terutama terkait dengan masalah dampak perubahan

iklim (climate change) yang ditimbulkan akibat penggunaan energi fosil. Maka dari itu,

perubahan cara pandang negara-negara di dunia mulai cenderung mengurangi

penggunaan sumber energi fosil dan mengalihkan perhatiannya pada pemanfaatan sumber

energi terbarukan (renewable energy source) sebagai sumber energi pengganti masa

depan ramah lingkungan.

Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA),

menunjukan bahwa permintaan kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan.

hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata

mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. Sebagaian besar atau sekitar 80%

kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari bahan bakar fosil.

Page 5: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

Tabel 1 Kebutuhan energi primer dunia sampai tahun 2030.

Berdasarkan proyeksi Badan Energi Dunia (IEA) selama periode 2006-2030,

permintaan energi dunia sebagian besar didominaasi dari negara-negara non OECD yakni

sebesar 87 %. Pertumbuhan permintaan energi China diproyeksikan paling besar

dibandikan dengan kawasan lainnya. India, belakangan ini juga memperlihatkan

pertumbuhan permintaan energi cukup besar satu tingkat dibawah China.

Berdasarkan data, bahwa pertumbuhan energi pada periode tersebut, juga ditandai

dengan menempatkan posisi batubara sebagai urutan ke dua terpenting pemasok sumber

energi setelah minyak. Pemakaian batubara diperkirakan mengalami peningkatan tiga kali

lipat hingga 2030. Sebesar 97% pemakaian batubara adalah non OECD dengan China

mengkonsumsi dua pertiga terbesar di dunia.

Posisi batubara dalam memasok energi sejalan dengan meningkatnya permintaan

pembangunan pembangkit listrik di sejumlah kawasan yang didorong pula oleh

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan. Pertumbuhan permintaan batubara diproyeksikan

tumbuh sekitar 2% per tahun (pada periode 2006-2007 permintaan batubara tumbuh

4,8%). Terhadap permintaan energi dunia batubara menyumbang 26% tahun 2006

menjadi 29%.

Posisi kedua setelah batubara, pasokan energi dunia secara berurutan disumbang oleh

gas, biomasa, nuklir, hydro dan sumber energi baru dan terbarukan. Peran sumber energi

baru dan terbarukan (EBT) untuk kelistrikan memperlihat terus mengalami peningkatan.

Diproyeksikan mulai 2010 peran energi baru dan terbarukan dalam kelistrikan

menduduki posisi ke dua setelah batubara dan hydro.

Page 6: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

Meskipun demikian, berdasarkan analisa dari IEA kecenderungan pemakaian

energi dunia masih dibayang-bayangi beragam masalah terkait dengan aspek sosial,

lingkungan dan ekonomi. Keamanan cadangan dan impor minyak dan gas semakin sangat

bergantung kepada OPEC. Pada sisi lain peningkatan pemakaian bahan bakar fosil

memicu perubahan iklim. Untuk itu sebagai upaya meredam perubahan iklim global,

maka Badan Energi Dunia (IEA) menganjurkan pemakaian energi yang bersih dan efisien

guna menekan naiknya emisi gas karbon.

2.2 Konservasi Energi

Pertama, adalah upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau

distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi. Kedua, upaya perlindungan

dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam.Ketiga,

pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau

transformasi fisik. Keempat, upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap

lingkungan. Kelima, suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat

dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan

mempertahankan lingkungan alaminya.

Di Indonesia, konservasi pada awalnya istilah yang banyak digunakan pada sumber

daya alam. Konservasi sumber daya alam ini secara sederhana dibagi menjadi tiga

periode, yaitu zaman kerajaan nusantara, zaman kolonial, dan zaman kemerdekaan.

Zaman kerajaan nusantara, sebelum abad ke-15, tradisi sakral sangat mewarnai

segenap kehidupan masyarakat. Waktu itu sangat kental dengan kepercayaan mistis dan

kekuatan alam yang terwujud dalam penabuhan benda-benda, pendirian situs-situs, dan

tindakan tertentu.

Memasuki periode kedua, zaman kolonial Belanda, praktek pelestarian alam tidak

dapat terlepas dari dua peristiwa kecil. Pada 1714, Chastelein mewariskan dua bidang

tanah persil seluas 6 ha di Depok kepada para pengikutnya untuk digunakan sebagai

Cagar Alam (Natuur Reservaat). Ia mengharapkan agar kawasan tersebut bisa

dipertahankan, tidak dipergunakan sebagai area pertanian. Selanjutnya, pada 1889

berdasarkan usulan Direktur Lands Plantentuin (Kebun Raya) Bogor, kawasan hutan

alam Cibodas ditetapkan sebagai tempat penelitian flora pegunungan, yang kemudian

Page 7: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

diperluas hingga pegunungan Gede dan Pangrango pada 1925.

Wacana konservasi kembali muncul pada akhir abad 19, tepatnya pada 1896, dimana

saat itu pemerintah Kolonial Belanda mendapat tekanan dari luar Hindia Belanda tentang

penyelundupan burung cendrawasih secara liar. Saat itu, seorang entomology amatir M.C.

Piepers, menyarankan agar dibuat suatu taman nasional seperti Yellowstone National

Park yang secara resmi melindungi spesies-spesies terancam punah.

Selama pendudukan Jepang (1942– 1945) secara umum kondisi perlindungan alam di

Indonesia kurang diperhatikan. Sebelumnya, dalam sejarah pengelolaan jati di Jawa oleh

Belanda, pada 1929 telah berhasil menata 31 unit wilayah pengelolaan hutan seluas

627.700 ha. Namun pada saat pendudukan Jepang, telah terjadi eksploitasi besar-besaran

dan merugikan.

Kemajuan kegiatan konservasi alam di Indonesia juga banyak dirangsang oleh

adanya World Conservation Strategy, yang telah disetujui pada waktu sidang umum PBB

tanggal 15 Maret 1979.

Divesifikasi energi mulai banyak diperbincangkan terkait cadangan minyak bumi

dunia yang semakin menipis, sementara kebutuhan terus meningkat. Harga jual bahan

bakar minyak (BBM) pun terus melambung tinggi.

Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia dapat

mendorong percepatan dan penambahan jumlah konsumsi energi yang cukup besar

sehingga ketersediaannya menjadi sangat strategis. Untuk menjaga keseimbangan antara

pasokan dan kebutuhan, pemerintah memandang perlu untuk mengatur dan mengelola

energi agar tepat guna. Lahirlah pemikiran tentang konservasi energi.

Awal tahun 1980-an, konservasi energi telah dilakukan di Indonesia. Namun seiring

berjalannya waktu, kegiatan tersebut agak berkurang. Geothermal yang mulai diekplorasi

akhir 1970-an, dan mulai dikembangkan 1980-an, juga hingga kini masih stagnan. Dari

27 giga watt potensi geothermal yang ada di nusantara, baru sekitar 1 – 1,5 giga watt saja

yang sudah dimanfaatkan.

Sadar akan ketergantungan kepada minyak bumi yang mulai akut, maka pada

pertengahan 1990-an, pemerintah mencanangkan program diversifikasi, intensifikasi dan

konservasi energi, yang ujungnya mengarah pada pengembangan energi alternatif.

Page 8: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

Konservasi energi kembali digiatkan karena diamanatkan oleh PP Nomor 70 Tahun

2009 sebagai tindak lanjut dari UU Energi. Kegiatan konservasi energi juga sejalan

dengan kebijakan energi bersih.

Lahirnya Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang energi memperkuat isu ini,

UU ini menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh energi dan merupakan

kewajiban pemerintah untuk melakukan pengelolaan sehingga ketersediaan energi dapat

terjamin.

Mengingat peranan energi sangat penting bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan

ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan,

dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional,

optimal, dan terpadu. Karenanya, konservasi dan diversifikasi energi di Indonesia mutlak

dilakukan. secara harfiah, konservasi energi upaya sistematis, terencana, dan terpadu

guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi

pemanfaatannya.

Mantan Menteri ESDM mengungkapkan, peraturan itu juga diterbitkan dengan

mempertimbangkan bahwa gas bumi merupakan sumber daya alam tak terbarukan

sehingga perlu diatur pemanfaatannya secara berkesinambungan untuk kemakmuran

rakyat yang berorientasi pada azas kemanfaatan.

Mengingat akan penting dan strategisnya ketahanan energi, maka stabilitas pasokan

energi masa kini dan dimasa mendatang merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-

tawar lagi. Ketergantungan terhadap minyak bumi baik untuk bahan bakar pembangunan

maupun peningkatan penghasilan negara menjebak Indonesia. Untuk keluar dari kondisi

tersebut Indonesia perlu dan mampu menjadi ekonomi energi yang solid.

Sementara itu Menteri

ESDM di era Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I, Purnomo Yusgiantoro menguraikan

beberapa langkah untuk dapat keluar dari kondisi tersebut. Pertama mengubah mentalitas

minyak bumi menjadi mentalitas energi. Pengalihan mentalitas tersebut sudah dilakukan

melalui program diversifikasi dan konservasi energi secara nasional, sistematis, cepat dan

terukur.

Diversifikasi termasuk upaya konversi atau peralihan dari energi minyak menjadi non

Page 9: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

minyak seperti gas dan batubara. Keberhasilan pemerintah dan masyarakat selama dua

tahun terakhir dalam mendukung konversi minyak tanah menjadi elpiji perlu diteruskan

dan ditingkatkan. Konservasi energi termasuk upaya penghematan konsumsi BBM secara

terencana dan terukur. Pengurangan subsidi BBM telah memaksa konsumen rumah

tangga dan industri untuk lebih hemat dalam mengkonsumsi BBM.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan program konservasi dan diversifikasi

energi ke dalam struktur pembangunan nasional. Caranya antara lain dengan memaksa

konversi penggunaan energi fosil yang tidak terbarukan ke energi terbarukan seperti

bahan bakar nabati, panas bumi, tenaga air dan tenaga surya atau bahkan nuklir.

Dan langkah terakhir yaitu, mempersiapkan infrastruktur energi termasuk perangkat

hukum, riset, pembiayaan. dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Kalau tidak

disiapkan dari sekarang, sulit bagi kiranya Indonesia untuk memasuki tahapan konversi

energi yang berikutnya yaitu dari energi fosil menjadi energi terbarukan. Ketergantungan

terhadap energi fosil perlu diakhiri dengan memanfaatkan potensi sumber-sumber energi

alternatif yang ada sehingga ketersediaan energi akan lebih terjamin.

Perlu sebuah kebijakan untuk mengatasi kelangkaan energi yang semakin parah dan

pertumbuhan energi yang sangat tinggi. Lantas bagaimana dalam jangka panjang, bangsa

ini bisa memenuhi kebutuhan energinya yang setiap tahun terus meningkat. Penghematan

memang mutlak harus dilakukan namun, pengembangan sumber sumber energi alternatif

yang tentunya bersifat renewable dan ramah lingkungan juga mutlak dikerjakan.

Ada banyak kebijakan yang biasa telah diambil oleh pemerintah dalam rangka

memperpanjang penggunaan cadangan energi nasional. Kebijakan yang dapat diambil

atau yang telah berjalan pada bidang energi adalah :

1. Intensifikasi Energi: adalah kegiatan pemanfaatan energi secara besar-besaran.

2. Diversifikasi Energi: adalah kegiatan penganekaragaman jenis jenis energi

3. Harga Energi: pengaturan harga energi agar jumlah energi yang dipakai terbatas

4. Konservasi energi: konservasi energi adalah kegiatan pemanfaatan energi secara efisien

dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar benar diperlukan

Page 10: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

untuk menunjang pembangunan nasional.

Konservasi (penghematan) energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan

energi atau penggunaan energi yang optimal sesuai dengan kebutuhan sehingga akan

menurunkan biaya energi yang dikeluarkan (hemat energi hemat biaya).

Tujuan konservasi energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam

yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan

energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi.

Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana

manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan

mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat

menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan

negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan

dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna

komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan

penghematan energi.

Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi.

Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita,

sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi.

Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit

energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas

dalam memilih metode produksi energi.

Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting

dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan

digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat

diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam

menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan

dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.

Teknologi Konservasi Energi dikembangkan melalui pemanfaatan energi secara

efisien dan rasional, serta memanfaatkan sumber daya alam yang berupa sumber energi

Page 11: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

alternatif.

Alasan Penerapan Efisiensi Energi

1. menurunkan biaya energi

2. menurunkan biaya produksi

3. menurunkan konsumsi energi

4. menurunkan emisi gas rumah kaca

5. menurunkan emisi gas lain (SOx , NOx)

6. meningkatkan kwalitas produk

7. memperbaiki fungsi lingkungan secara keseluruhan

8. meningkatkan reputasi/pengakuan

9. meningkatkan kesehatan & keselamatan kerja (K3)

10. meningkatkan kepatuhan thd peraturan/ISO 14001

11. mempersiapkan Protokol Kyoto/Cleean Dev.Mechanism (CDM)

Efisiensi energi meliputi :

1. Peralatan energi Listrik :

a. Motor listrik

b. Fan dan blower

c. Pompa dan sistem pemompaan

d. Menara pendingin

e. AC dan alat pendingin

f. Kompressor dan sistem udara tekan

2. Peralatan energi thermal :

Page 12: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

a. Bahan bakar dan pembakaran

b. Boiler dan pemanas fluida thermis

c. Distribusi steam,penggunaan dan isolasi

d. Pemanfaatan limbah panas

e. Kogenerasi

f. Alat penukar panas

Pemanfaatan Energi Alternatif, contoh:

1. ENERGI AIR.

A. Mikrohidro

Diaplikasikan dalam bentuk Pembangkit listrik tenaga mikrohidro, dgn syarat:

a. Merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan.

b. Dapat ditanggulangi oleh usaha swadaya masyarakat.

c. Usaha kelistrikan dari PLTMH secara ekonomi dapat dipertanggung jawabkan.

B. Pompa hidran

pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak

faksi air lainnya untuk mendorong ke tempat yang lebih tinggi

2. ENERGI ANGIN.

Page 13: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

A. Turbin Angin.

Merupakan kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan

menggunakan prinsip konversi energi kinetik menjadi listrik. Angin yang bergerak

memiliki energi kinetik. Energi tersebut bisa diubah menjadi energi mekanik, misalnya

untuk menjalankan pompa air, untuk selanjutnya diubah menjadi listrik.

B. Kincir angin.

Kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. pada awalnya dibuat

untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi,

keperluan irigasi, dll. Kincir angin mengkonversikan tenaga putar baling-baling ke tenaga

mekanik yang kemudian digunakan untuk mengungkit pompa air sederhana yang sudah

lazim digunakan oleh para petani untuk melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi,

dll.

3. ENERGI SURYA.

A. Water heating.

Pemanfaatan sinar matahari untuk penghangat air.

B. Photovoltaics.

sinar matahari diubah menjadi arus listrik searah (direct current).

4. ENERGI GELOMBANG.

A.LIMPET.

Cara Kerja: tabung beton dipasang di ketinggian tertentu di pantai, ujungnya di bawah

permukaan air laut. Ketika ombak datang kemudian air di dalam tabung mendorong udara

di bagian tabung yang terletak di darat. Ketika Ombak surut maka terjadi gerakan udara

yang sebaliknya dalam tabung.

Page 14: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

B. Tapered Channel.

Menampung hempasan air laut ke dalam suatu kolam reservoir sekitar 2 meter. Air dalam

reservoir dialirkan ke sebuah dum untuk memutar turbin pembangkit listrik. Terdiri dari 3

bangunan utama : saluran masuk air, reservoir (penampungan) dan pembangkit. Paling

penting : pemodifikasian bangunan saluran air berbentuk U yang bertujuan untuk

menaikkan air laut ke reservoir.

C. Tide Energy.

Pada prinsipnya peristiwa pasang surut dapat dikonversikan menjadi energi listrik atas

dasar perbedaan tinggi permukaan air laut saat pasang dan surut.

3.1 Pencemaran Energi Terhadap Lingkungan

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan

(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air

atau udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas

industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran

lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.Pencemaran terhadap lingkungan

dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang

semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan

kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi

manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan

alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya.Secara

langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan

dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-

zat pencemar yang berbahaya. Pencemaran

udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga

mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan

Page 15: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan

bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan

industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan

kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang

dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama

pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor

memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC

sebesar 88,90% (Bapedal, 1992). Secara umum, kegiatan

eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia

akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan

iklim, air dan tanah).

Dampak negatif penggunaan energi fosil sangat berpengaruh terhadap manusia dan

lingkungan. Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya:

minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2),

nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara

(hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,

setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran

bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari

proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara,

sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan

terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari

pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,

setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi

ke udara dapat membentuk asam sulfat(H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan

asam. Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan

membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat.

Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil

dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan

asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk

Page 16: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman

produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di

dalamnya.

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,

SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan

industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi

jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara.

Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga

terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar

matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer

menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan

permukaan air laut.

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,

dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana.

Metana merupakan salahsatugasrumahkacayangmenyebabkanpemasananglobal.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga

menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara

menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang

sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan

dari gas bumi hanya 1,5 ton.

5 Jenis Penyakit Akibat Pencemaran Udara

Tahukah anda ada bermacam penyakit yang setiap saat bisa menggerogoti tubuh

manusia, salahsatunya disebabkan oleh faktor pencemaran udara. Pencemaran udara oleh

partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat pula disebabkan karena

ulah manusia, lewat kegiatan industri dan teknologi. Partikel yang mencemari udara

banyak macam dan jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan

teknologi yang ada. Mengenai macam dan jenis partikel pencemar udara serta sumber

pencemarannya telah banyak

Page 17: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman,

hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat merugikan kesehatan manusia. Pada

umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis.

Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke

dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan

menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang

berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan

partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian

tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam

kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang

dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan.

Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya

partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pnemokoniosis

banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam

paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang

memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis,

Antrakosis dan Beriliosis.

1. Penyakit Silikosis

Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang

terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini

banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang

mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak

terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.

Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas

SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama-sama

dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.

Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2

sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan

segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru

Page 18: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-

batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang,

gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-

parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan

semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan

mengakibatkan kegagalan kerja jantung. Tempat

kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan

keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini

belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan

dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita

sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale

dan penyakit saluran pernapasan lainnya.

Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat

membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data

kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat

untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu-waktu diperlukan.

2. Penyakit Asbestosis

Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau

serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat,

namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada

pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik

beratap asbes dan lain sebagainya.

Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala

sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya

akan tampak membesar atau melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka

akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai

macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan

kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini.

Page 19: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

3. Penyakit Bisinosis

Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh

pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-

paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas,

pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang

menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi

dan lain sebagainya. Masa

inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit

bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu

hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang

menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi

alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan

gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut

biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan

emphysema.

4. Penyakit Antrakosis

Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu

batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau

pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa

batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara,

serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.

Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan

juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan

adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat

maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini

terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam,

yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit

tuberkolosilikoantrakosis.

Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan

waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit

Page 20: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang

memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni

lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema.

Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari

sumber penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah

dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari

fototorak yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan

debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru.

5. Penyakit Beriliosis

Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni,

oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran

pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan

nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam,

batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja

industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik

fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan

penunjang industri nuklir.

Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk

silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau

delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa

berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam

tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang

mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini

ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh

karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat

dengan pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus-menerus.

Page 21: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Bahan bakar fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbarui dan keberadaanya

mulai berkurang sekarang ini, dan salah satunya adalah solar, bahan bakar jenis ini

memiliki banyak dampak bagi lingkungan kita dan menyebabkan krisis energi bila

digunakan berlebihan.

Untuk mengatasi masalah diatas, kita mutlak untuk melakukan penghematan energi

di bumi ini , dalam segala aspek. Namun penghematan saja tidak cukup untuk

mengantisipasi hal ini karena semakin bertambah nya jumlah penduduk yang semakin

padat, dan semuanya juga membutuhkan energi.

Salah satu cara mengatasi masalah ini dengan melakukan konservasi energi

menggunakan energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pengganti bahan

bakar fosil ini. Di indonesia banyak energi alternatif yang tersedia. Manfaat dari energi

alternatif ini cukup banyak, mulai dari ramah lingkungan, tidak merusak dan dapat

menjaga kelestarian alam tanpa menimbulkan penyakit terhadap makhluk hidup

khususnya manusia, dan bermanfaat di bidang ekonomi.

Page 22: Paper Pertumbuhan Penggunaan Energi, Konservasi Energi, dan Pencemaran Energi terhadap Lingkungan Hidup

DAFTAR PUSTAKA

http://ismantoalpha.blogspot.com/2009/12/mengatasi-krisis-energi-dengan.html diakses

pada pukul 15.30 10 mei 2014

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/listrik-electro/1060-

jos1 diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014

http://listrikindonesia.com/potret_konservasi__di_indonesia_333.htm diakses pada pukul

15.30 10 mei 2014

http://vantheyologi.wordpress.com/2010/05/05/konservasi-energi-untuk-kesejahteraan-

manusia/ diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014

http://risqha21.wordpress.com/2011/11/15/59/ diakses pada pukul 15.30 10 mei 2014