papaer crvo mata
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
1/15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Retina 1,3Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang
melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke
anterior hampir sejauh korpus siliare dan berakhir pada ora serrata dengan tepi
yang tidak rata.vaughan Secara kasar, retina dibagi menjadi dua bagian, yaitu kutub
posterior dan retina perifer yang dipisahkan dengan ekuator retina. Ekuator retina
adalah garis khayal yang dianggap membentang sejalan dengan keluar dari empat
vena vertikosa.khurana Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56
mm pada kutub posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula lutea
yang berdiameter 5,5 sampai 6 mm, yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah
yang dibatasi oleh cabang-cabang pembuluh darah retina temporal.vaughan
Gambar 1. Struktur bola mata manusia.vaugthyan
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
2/15
Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi luar ke dalam, adalah sebagai berikut:vaughan,
khurana
1. Membran limitans interna, merupakan lapisan terdalam dan memisahkanretina dari vitreous, dibentuk oleh penyatuan terminal ekspansi serat
Muller, dan pada dasarnya adalah sebuah membran basal.
2. Lapisan serat saraf, terdiri dari akson dari sel-sel ganglion, yang melewatilamina cribrosa untuk membentuk saraf optic.
3. Lapisan sel ganglion, terutama berisi badan sel-sel ganglion (urutanneuron kedua jalur visual). Ada dua jenis sel ganglion. Sel-sel ganglion
kerdil yang terdapat di daerah makula dan dendrit dari setiap sinaps sel
tersebut dengan akson sel bipolar tunggal. Sel ganglion polisinaptik
terletak terutama di retina perifer dan setiap sel tersebut dapat synapse
dengan upto seratus sel bipolar.
4. Lapisan pleksiformis dalam. Pada dasarnya terdiri dari hubungan antaraakson sel bipolar dendrit sel ganglion, dan prosesus sel amakrin.
5. Lapisan inti dalam, terutama terdiri dari badan sel-sel bipolar. Hal ini jugaberisi badan sel amakrin horizontal dan sel-sel Muller dan kapiler-kapiler
arteri retina sentral. Sel-sel bipolar membentuk urutan neuron pertama.
6. Lapisan pleksiformis luar, terdiri dari sambungan sferul sel batang danpedikel sel kerucut dengan dendrit sel bipolar dan sel horizontal.
7. Lapisan inti luar, terdiri dari inti sel batang dan kerucut;8. Membran limitans eksterna, merupakan membran fenesterasi, melalui
prosesus sel batang dan kerucut.
9. Lapisan sel kerucut dan sel batang (fotoreseptor). Batang dan kerucutmerupakan organ akhir penglihatan dan juga dikenal sebagai fotoreseptor.
Lapisan sel batang dan sel kerucut hanya memiliki satu segmen luar sel
fotoreseptor yang tersusun secara palisade. Ada sekitar 120 juta sel batang
dan 6,5 juta sel kerucut. Sel batang mengandung zat fotosensitif visual
yang ungu (rhodopsin) dan bertanggung jawab pada penglihatan perifer
dan penglihatan pencahayaan rendah (penglihatan skotopik). Sel kerucut
juga mengandung zat fotosensitif dan terutama bertanggung jawab untuk
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
3/15
penglihatan sentral yang sangat diskriminatif (penglihatan fotopik) dan
penglihatan warna.
10.Epitelium pigmen retina, merupakan lapisan terluar dari retina. Terdiri darisatu lapisan sel yang mengandung pigmen. Melekat kuat pada lamina basal
yang mendasari (membran Bruch) dari koroid.
Gambar 2. Lapisan retinavaugthyan
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
4/15
Gambar 3. Gambaran histologis lapisan-lapisan retina. lang
Pasokan arteri utama kavum orbita dan strukturnya berasal dari arteri optalmika,
cabang besar pertama dari bagian intrakranial arteri karotid interna. Cabang ini
lewat di bawah nervus optikus dan menyertainya melalui kanal optik ke kavum
orbita. Cabang intraorbital pertama adalah arteri retina sentral, yang masuk nervus
optikus 15 mm di belakang bola mata. Cabang lain dari arteri optalmika
termasuk arteri lakrimal, arteri siliaris posterior longus dan brevis; arteri palpebral
medial, dan arteri supraorbital dan supratrokhlearis. Arteri siliaris posterior brevis
memasok koroid dan bagian dari nervus optikus. Kedua arteri siliaris posterior
longus memasok badan siliar dan beranastomosis satu sama lain dan dengan arteri
siliaris anterior untuk membentuk lingkaran arteri utama dari iris.vaughan
Drainase vena kavum orbita terutama melalui vena optalmika superior daninferior, di mana mengalirkan vena vortex, vena siliaris anterior, dan vena retina
sentralis. Vena optalmika berkomunikasi dengan sinus kavernosus melalui fisura
orbital superior dan pleksus pterygoid vena melalui fisura orbital inferior. Vena
optalmika superior awalnya terbentuk dari vena supraorbital dan supratrokhlearis
dan dari cabang vena angularis, yang semuanya mengalirkan kulit daerah
periorbital.
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
5/15
Sirkulasi retina adalah sebuah sistem end-arteri tanpa anostomosis. Arteri sentralis
retina keluar pada diskus optikus yang dibagi menjadi dua cabang besar. Arteri
ini berbelok dan terbagi menjadi arteriole di sepanjang sisi luar diskus optikus.
Arteriol ini terdiri dari cabang yang banyak pada retina perifer.vaughan, khurana
Sistem vena ditemukan banyak kesamaan dengan susunan arteriol. Vena retina
sentralis meninggalkan mata melalui nervus optikus yang mengalirkan darah vena
ke sistem kavernosus.vaughan, khurana Retina menerima darah dari dua sumber :
khoriokapilaris yang berada tepat di luar membrana Bruch, yang mendarahi
sepertiga luar retina, termasuk lapisan fleksiformis luar dan lapisan inti luar,
fotoresptor, dan lapisan epitel pigmen retina; serta cabang-cabang dari sentralis
retina, yang mendarahi 2/3 sebelah dalam. Fovea sepenuhnya diperdarahi oleh
khoriokapilaris dan mudah terkena kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila retina
mengalami ablasi. Pembuluh darah retina mempunyai lapisan endotel yang tidak
berlubang, yang membentuk sawar darah-retina. Lapisan endotel pembuluh koroid
dapat ditembus. Sawar darah retina sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel
pigmen retina.
vaughan
2.2. Fisiologi Retina [1,3]Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Sel-sel batang dan kerucut di
lapisan fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls saraf
yang dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya
ke korteks penglihatan. Makula bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan
yang terbaik dan untuk penglihatan warna, dan sebagian besar selnya adalah sel
kerucut. Di fovea sentralis, terdapat hubungan hampir 1:1 antara fotoreseptor
kerucut, sel ganglionnya, dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin
penglihatan yang paling panjang. Di retina perifer, banyak fotoreseptor
dihubungkan ke sel ganglion yang sama, dan diperlukan system pemancar yang
lebih kompleks. Akibat dari susunan seperti itu adalah makula digunakan terutama
untuk penglihatan sentral dan warna (penglihatan fotopik) sedangkan bagian
retina lainnya, yang sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang, digunakan
terutama untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).vaughan
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
6/15
Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar yang avaskuler pada
retina sensorik dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang
mencetuskan proses penglihatan. Setiap sel fotoreseptor kerucut mengandung
rhodopsin, yang merupakan suatu pigmen penglihatan fotosensitif. Rhodopsin
merupakan suatu glikolipid membran yang separuh terbenam di lempeng
membrane lapis ganda pada segmen paling luar fotoreseptor. Penglihatan skotopik
diperantarai oleh fotoreseptor sel batang. Pada bentuk penglihatan adaptasi gelap
ini, terlihat bermacam-macam nuansa abu-abu, tetapi warna ini tidak dapat
dibedakan. Penglihatan siang hari (fotopik) terutama diperantarai oleh
fotoreseptor kerucut, senja (mesopik) oleh kombinasi sel kerucut dan batang, dan
penglihatan malam (skotopik) oleh fotoreseptor batang.vaughan
2.3. Oklusi Vena Retina Sentral (Central Retinal Vein Occlusion, CRVO)2.3.1.DefinisiOklusi vena retina adalah penyumbatan pembuluh darah kecil yang membawa
darah dari retina. Retina adalah lapisan jaringan di bagian belakang mata bagian
dalam yang mengubah gambar cahaya menjadi sinyal saraf dan mengirimkannyake otak. CRVO merupakan suatu keadaan di mana terjadi penyumbatan vena
retina pada bagian sentral yang mengakibatkan gangguan perdarahan di dalam
bola mata.
2.3.2.EpidemiologiCRVO adalah penyebab penting morbiditas penglihatan pada lansia, terutama
mereka yang mengidap hipertensi dan glaukoma. Insiden CRVO meningkat pada
kondisi-kondisi sistemik tertentu, seperti hipertensi, hiperlipidemia, diabetes
militus,penyakit kolagen vaskular, gagal ginjal kronik, dan sindrom
hiperviskositas (misalnya, mieloma dan makroglobulinemia Wildenstrm).
Merokok juga merupakan faktor resiko. CRVO berkaitan dengan peningkatan
mortalitas penyakit jantung iskemik, termasuk infark miokardium.
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
7/15
2.3.3. Klasifikasi [1,2,5]CRVO dibagi dua berdasarkan jenis respon pada angiografi fluoresein:
1. Tipe non iskemik (Mild)Dicirikan oleh ketajaman penglihatan yang masih baik, defek pupil aferen ringan,
dan perubahan lapangan pandang yang ringan. Pada pemeriksaan funduskopi
ditemukan adanya dilatasi ringan dan cabang vena retina sentral yang berkelok-
kelok, serta dot-and-flame hemorrhages pada seluruh kuadran retina. Edema
macula dengan penurunan ketajaman penglihatan dan pembengkakan optic disk
dapat ada atau tidak.
Gambar 4. CRVO non iskemik
2. Tipe iskemikBiasanya dihubungkan dengan penglihatan yang buruk, defek pupil aferen, dan
skotoma sentral. Terlihat dilatasi vena, perdarahan pada empat kuadran yang lebih
luas, edema retina, dan ditemukan cotton wool spot. Visual prognosis pada tipe ini
jelek, dengan rata-rata hanya kurang dari 10% CRVO tipe iskemik memiliki
ketajaman penglihatan akhir lebih baik dari 20/400.
2.3.4. Etiologi [3,4]Sebab-sebab terjadinya penyumbatan vena retina sentral ialah:
1. Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat padaproses arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribrosa.
2. Akibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis atauendoflebitis.
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
8/15
3. Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yangterdapat pada kelainan viskositas darah, diksrasia darah, atau spasme arteri
retina yang berhubungan.
4. Abnormalitas darah itu sendiri (sindrom hiperviskositas dan abnormalitaskoagulasi);
5. Abnormalitas dinding vena (inflamasi);6. Peningkatan tekanan intraokular.2.3.5. Patofisiologi [2,5]Patogenesis dari CRVO masih belum diketahui secara pasti. Ada banyak faktor
lokal dan sistemik yang berperan dalam penutupan patologis vena retina sentral.
Arteri dan vena retina sentral berjalan bersama-sama pada jalur keluar dari nervus
optikus dan melewati pembukaan lamina kribrosa yang sempit. Karena tempat
yang sempit tersebut mengakibatkan hanya ada keterbatasan tempat bila terjadi
displacement. Jadi, anatomi yang seperti ini merupakan predisposisi terbentuknya
trombus pada vena retina sentral dengan berbagai faktor, di antaranya perlambatan
aliran darah, perubahan pada dinding pembuluh darah, dan perubahan dari darahitu sendiri.
Perubahan arterioskelerotik pada arteri retina sentral mengubah struktur arteri
menjadi kaku dan mengenai/ bergeser dengan vena sentral yang lunak, hal ini
menyebabkan terjadinya disturbansi hemodinamik, kerusakan endotelial, dan
pembentukan trombus. Mekanisme ini menjelaskan adanya hubungan antara
penyakit arteri dengan CRVO, tapi hubungan tersebut masih belum bisa
dibuktikan secara konsisten.
Oklusi trombosis vena retina sentral dapat terjadi karena berbagai kerusakan
patologis, termasuk diantaranya kompresi vena, disturbansi hemodinamik dan
perubahan pada darah.
Oklusi vena retina sentral menyebabkan akumulasi darah di sistem vena retina dan
menyebabkan peningkatan resistensi aliran darah vena. Peningkatan resistensi ini
menyebabkan stagnasi darah dan kerusakan iskemik pada retina. Hal ini akan
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
9/15
menstimulasi peningkatan produksi faktor pertumbuhan dari endotelial vaskular
(VEGF = vascular endothelial growth factor) pada kavitas vitreous. Peningkatan
VEGF menstimulasi neovaskularisasi dari segmen anterior dan posterior. VEGF
juga menyebabkan kebocoran kapiler yang mengakibatkan edema makula.
2.3.6. Manifestasi Klinis [4,5]Pasien mengeluhkan kehilangan penglihatan parsial atau seluruhnya mendadak.
Penurunan tajam penglihatan sentral ataupun perifer mendadak dapat memburuk
sampai hanya tinggal persepsi cahaya. Tidak terdapat rasa sakit. Dan hanya
mengenai satu mata.
2.3.7. Diagnosis [2,5]Pasien harus menjalani pemeriksaan mata lengkap, termasuk ketajaman
penglihatan, reflex pupil, pemeriksaan slit lamp segmen anterior dan posterior
mata, dan pemeriksaan funduskopi.
Ketajaman penglihatan merupakan salah satu indikator penting padaprognosis penglihatan akhir sehingga usahakan untuk selalu mendapatkan
ketajaman penglihatan terkoreksi yang terbaik.
Reflex pupil bisa normal dan mungkin ada dengan reflex pupil aferenrelative. Jika iris memiliki pembuluh darah abnormal maka pupil dapat tidak
bereaksi.
Konjungtiva: kongesti pembuluh darah konjungtiva dan siliar terdapat padafase lanjut
Iris dapat normal. Pada fase lanjut dapat terjadi neovaskularisasi. Pada pemeriksaan funduskopi terlihat vena berkelok-kelok, edema macula
dan retina, dan perdarahan berupa titik terutama bila terdapat penyumbatan
vena yang tidak sempurna. Perdarahan retina dapat terjadi pada keempat
kuadran retina. Perdarahan bisa superfisial, dot dan blot, dan atau dalam.
Cotton wool spot umumnya ditemukan pada iskemik CRVO. Biasanyaterkonsentrasi di sekitar kutub posterior. Cotton wool spot dapat menghilang
dalam 2-4 bulan.
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
10/15
Neovaskularisasi disk (NVD): mengindikasikan iskemia berat dari retina danbisa mengarah pada perdarahan preretinal/vitreus.
Perdarahan dapat terjadi di tempat lain (NVE: Neovascularization ofelsewhere)
Perdarahan preretinal/vitreus Edema macula dengan tanpa eksudat. Cystoid macular edema Lamellar or fullthickness macular hole
Optic atrophy Perubahan pigmen pada makulaTidak ada pemeriksaan laboratorium yang rutin didindikasikan untuk diagnosis
CRVO. Pada pasien tua, pemeriksaan laboratorium diarahkan pada identifikasi
masalah sistemik vascular. Pada pasien muda, pemeriksaan laboratoriumnya
tergantung pada temuan tiap pasien, termasuk di antaranya: hitung darah lengkap
(complet blood cell count), tes toleransi glukosa, profil lipid, elektroforesis protein
serum, tes hematologi, serologis sifilis.
Gambar 5. Oklusi vena sentralis retina.lang
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
11/15
Gambar 6. oklusi vena sentralis retina dengan perdarahan retina superfisialis yang
luas menutupi makula dan detail saraf optik.vaghan
2.3.8. Diagnosis Banding [5] Oklusi vena retina cabang Sindrom iskemik ocular2.3.9. Penatalaksanaan [1,2,3,5]a. Evaluasi dan ManajemenManajemen CRVO disesuaikan dengan kondisi medis terkait, misalnya hipertensi,
diabetes mellitus, hiperhomosisteinemia, dan riwayat merokok. Jika hasil tes
negatif pada faktor-faktor resiko CRVO di atas, maka dipertimbangkan untuk
melakukan tes selektif pada pasien-pasien muda untuk menyingkirkan
kemungkinan trombofilia, khususnya pada pasien-pasien dengan CRVO bilateral,
riwayat trombosis sebelumnya, dan riwayat trombosis pada keluarga.
Pengobatan terutama ditujukan kepada mencari penyebab dan mengobatinya,
antikoagulasia, dan fotokoagulasi daerah retina yang mengalami hipoksia. Steroid
diberi bila penyumbatan disebabkan flebitis.
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
12/15
Pasien CRVO harus diperingatkan pentingnya melaporkan perburukan
penglihatan karena pada beberapa kasus, dapat terjadi progresifitas penyakit dari
noniskemik ke iskemik.
b. Surgical and FarmacotherapyDekompresi surgikal dari CRVO via radial optik neurotomi dan kanulasi vena
retina dan pemasukan tissue-plasminogen activator(t-PA). Keefektifan dan resiko
dari pengobatan ini tidak terbukti.
Kortikosteroid dan terapi untuk mengurangi perlengketan platelet (aspirin) telah
disarankan, tapi kemanjuran dan resikonya juga masih belum terbukti.
Antikoagulasi sistemik tidak dianjurkan.
Edema makula tidak merespon terhadap terapi laser. Penyuntikan intravitreal
triancinolone memberikan sedikit efek. Uji coba dengan menyuntikkan depot
steroid atau agen anti -VEGF memberi hasil yang menjanjikan.
c.Iris NeovascularizationSuatu studi penelitian menemukan bahwa faktor risiko paling penting pada iris
neovaskularisasi adalah ketajaman visual yang jelek. Faktor risiko yang lain yang
berhubungan dengan perkembangan neovaskularisasi iris termasuk di antaranya
nonperfusi kapiler retina yang luas dan darah intraretinal. Bila terjadi
neovaskularisasi iris, terapi bakunya adalah fotokoagulasi laser pan-retina (Laser
PRP). Neovaskularisasi juga dapat dikontrol dengan agen anti-VEGF intravitreal.
Namun laser-PRP (Pan Retinal Photocoagulation) dapat menyebabkan skotoma
perifer, berkemungkinan meninggalkan hanya sedikit retina yang dapat berfungsi
dengan baik dan lapangan pandang yang menyempit.
2.3.10.Komplikasi [3]Penyulit oklusi vena retina sentral berupa perdarahan masif ke dalam retina
terutama pada lapis serabut sarah retina dan tanda iskemia retina. Pada
penyumbatan vena retina sentral, perdarahan juga dapat terjadi di depan papila
dan ini dapat memasuki badan kaca menjadi perdarahan badan kaca. Oklusi vena
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
13/15
retina sentral dapat menimbulkan terjadinya pembuluh darah baru yang dapat
ditemukan di sekitar papil, iris, dan retina (rubeosis iridis). Rubeosis iridis dapat
mengakibatkan terjadinya glaukoma sekunder, dan hal ini dapat terjadi dalam
waktu 1-3 bulan. Penyulit yang dapat terjadi adalah glaukoma hemoragik atau
neovaskular.
2.3.11.Prognosis [3]Penglihatan biasanya sangat berkurang pada oklusi vena sentral, dan sering pada
oklusi vena cabang, dan biasanya tidak membaik. Keadaan pasien yang berusia
muda dapat lebih baik, dan mungkin terdapat perbaikan penglihatan
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
14/15
BAB III
KESIMPULAN
Central Retinal Vein Occlusion (CRVO) merupakan suatu keadaan di mana
terjadi penyumbatan vena retina pada bagian sentral yang mengakibatkan
gangguan perdarahan di dalam bola mata. CRVO diklasifikasikan atas dua jenis
yaitu: noniskemik dan iskemik. CRVO noniskemik dicirikan oleh ketajaman
penglihatan yang masih baik, defek pupil aferen ringan, dan perubahan lapangan
pandang yang ringan. CRVO iskemik biasanya dihubungkan dengan penglihatan
yang buruk, defek pupil aferen, dan skotoma sentral. Untuk mendiagnosis pasien
dengan CRVO ditemukan gejala kehilangan penglihatan parsial atau seluruhnya
mendadak dan pasien harus menjalani pemeriksaan mata lengkap, termasuk
ketajaman penglihatan, reflex pupil, pemeriksaan slit lamp segmen anterior dan
posterior mata, dan pemriksaan funduskopi.
Terapi CRVO disesuaikan dengan kondisi medis terkait, misalnya hipertensi,diabetes mellitus, hiperhomosisteinemia, dan riwayat merokok. Untuk
farmakoterapi dapat diberikan kortikosteroid dan antikoagualan sistemik, serta
triamcinolone acetonide intravitreal, namun efikasi dan risiko dari modalitas
terapi ini masih belum terapi. Terapi pembedahan dapat berupa dekompresi
surgikal dari CRVO via radial optik neurotomi dan kanulasi vena retina serta
pemasukan tissue-plasminogen activator (t-PA). Keefektifan dan resiko dari
pengobatan juga belum terbukti. Bila terjadi neovaskularisasi iris, terapi bakunya
adalah fotokoagulasi laser pan-retina (Laser PRP). Neovaskularisasi juga dapat
dikontrol dengan agen anti-VEGF intravitreal. Namun laser-PRP (Pan Retinal
Photocoagulation) dapat menyebabkan skotoma perifer, berkemungkinan
meninggalkan hanya sedikit retina yang dapat berfungsi dengan baik dan lapangan
pandang yang menyempit.
-
7/29/2019 PApaer CRVO Mata
15/15
DAFTAR PUSTAKA
1. Riordan-Eva P. Anatomy & Embryology of the Eye. In: Riordan-Eva P,Whitcher JP (eds). Vaughan & Asbury's General Ophthalmology 17th Edition.
The McGraw-Hill Companies. 2007.
2. Khurana AK. Diseases of the Retina. In: Khurana AK (ed). ComprehensiveOphthalmology 4th Ed. New Delhi: New Age International (P) Ltd.,
Publishers. 2007; 249285.
3. Fletcher EC, Chong NV. Retina. In: Riordan-Eva P, Whitcher JP (eds).Vaughan & Asbury's General Ophthalmology 17th Edition. The McGraw-Hill
Companies. 2007.
4. Lang GE, Lang GK. Retina In: Lang GK (ed). Ophthalmology A ShortTextbook. New York: Thieme. 2000; 299357.
5. American Academy of Ophthalmology. Retina and Vitreus. AmericanAcademic of Ophthalmology. San Francisco. 2008.
6. James, Bruce. Lecture Notes : Oftalmologi, edisi kesembilan. Jakarta :Penerbit Erlangga, 2005. hal 138-139.
7. http://emedicine.medscape.com/article/1223746-overview#showall diakses 7Juni 2011.
http://emedicine.medscape.com/article/1223746-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1223746-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1223746-overview#showall