panen dan pasca panen miss.doc

6
Panen dan Pasca Panen 1. Umur dan waktu panen Buah pisang yang akan dipanen disesuaikan dengan tujuannya. Untuk tujuan konsumsi lokal atau keluarga, panen dilakukan setelah buah tua atau bahkan sudah ada yang masak di pohon. Sedangkan untuk ekspor, pisang dipanen tidak terlalu tua (derajat ketuaan 75-85%)), tetapi sudah masak fisiologis (kadar patinya sudah maksimum). Pada keadaan ini kualitas buah cukup baik dan mempunyai daya simpan cukup lama. Waktu panen buah pisang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menghitung jumlah hari dari bunga mekar sampai siap dipanen atau dengan melihat bentuk buah. Buah yang tua biasanya sudut buah tumpul dan membulat, daun bendera mulai mengering, bekas putik bunga mudah patah. 2. Cara Panen Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas. 3. Periode Panen Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif. Kriteria kematangan pisang : Tingkat Kematanga n Warna Kulit Buah Pati ( % ) Gula ( % ) Keterangan 1 Hijau 20 0,5 Keras 2 Hijau Mulai 18 2,5 -

Upload: rizka-dwi-khairunnisa

Post on 28-Sep-2015

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Panen dan Pasca Panen

1.Umur dan waktu panen

Buah pisang yang akan dipanen disesuaikan dengan tujuannya. Untuk tujuan konsumsi lokal atau keluarga, panen dilakukan setelah buah tua atau bahkan sudah ada yang masak di pohon. Sedangkan untuk ekspor, pisang dipanen tidak terlalu tua (derajat ketuaan 75-85%)), tetapi sudah masak fisiologis (kadar patinya sudah maksimum). Pada keadaan ini kualitas buah cukup baik dan mempunyai daya simpan cukup lama.

Waktu panen buah pisang dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menghitung jumlah hari dari bunga mekar sampai siap dipanen atau dengan melihat bentuk buah. Buah yang tua biasanya sudut buah tumpul dan membulat, daun bendera mulai mengering, bekas putik bunga mudah patah.

2.Cara Panen

Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah.

Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.

3.Periode Panen

Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.

Kriteria kematangan pisang :

Tingkat

Kematangan

Warna Kulit

Buah

Pati

( % )

Gula

( % )

Keterangan

1

Hijau

20

0,5

Keras

2

Hijau Mulai Kuning

18

2,5

-

3

Hijau lebih banyak dari Kuning

16

4,5

-

4

Kuning lebih banyak dari Hijau

13

7,5

-

5

Kuning lebih banyak namun ujung buah masih hijau

7

13,5

-

6

Seluruhnya kuning

2,5

18,0

Mudah dikupas

7

Kuning sedikit bintik coklat

1,5

19,0

Masak penuh aroma

8

Kuning dengan banyak bintik coklat

1,0

19,0

Lewat masak, daging buah gelap, aroma tinggi sekali

Sumber: Murtiningsih,dkk. (1990).

4.PenangananPasca Panen:

1.Pemotongan sisir pisang dari tandannya

2.Pencucian sisir dari kotoran dan getah serta dilakukan seleksi buah

3.Pencucian sisir pisang yang sudah terseleksi dalam air bersih mengalir

4.Penyusunan sisir pada rak terbuka lalu dikeringanginkan dengan mengalirkan udara kering pada sisir-sisir pisang tersebut

5.Pengemasan sisir pisang pada kotak karton per 15 kg (3-5 sisir ukuran besar atau 6-9 sisir ukuran kecil)

6.Penyemprotan fungisida Al2(SO4)3 (120 ml/15 kg pisang)

7.Pengepakan pada container

Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan.

Standar Mutu Pisang berdasarkan RSNI-2005

1.Utuh

2.Kenyal

3.Segar, tidak busuk atau rusak

4.Bersih, bebas dari benda-benda asing yang berpengaruh terhadap kaulitas buah 5. Bebas memar akibat tergores atau terbentur

5.Bebas dari hama dan/atau penyakit yang mempengaruhipenampilan umum buah

6.Bila dalam bentuk sisiran, tidak ada buah dempet danbebas dari cendawan dan kering

7.Pistil (bekas putik bunga) sudah lepas

8.Bentuk buah sempurna sesuai dengan karakter jenis buah

9.Bebas dari kerusakan akibat temperature rendah

10.Bebas dari kerusakan akibat kelembaban

11.Bebas dari aroma dan rasa asing

Buah pisang selain banyak dikonsumsi sebagai buahmeja, juga dapat dibuat berbagai produk olahan seperti, tepung bayi, sale, keripik, jam, tape, konsentrat dan lain-lain. Jenis pisang yang banyak digunakan untuk produk olahan adalah pisang janten, kepok, tanduk, nangka, siem dan lain - lain. Contohnya keripik pisang yang hasil olahan dari lampung.

5.Pengemasan

Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi dalam kardus dengan lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang dengan plastik tersebut. Dapat saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton.

Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:

a) Produksi Indonesia

b) Nama kultivar pisang

c) Nama perusahaan/ekspotir

d) Berat bersih

e) Berat kotor

f) Identitas pembeli

g) Tanggal panen

h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan

6.Manfaat Produksi

Usaha pemberdayaan terhadap hasil yang akan di konsumsi sesuai dengan kegunaan dan manfaat produksi yang di hasilkan antara lain :

Daun

Bahan kertas tissue, Daun pisang abaca di buat pupuk kompos.

Batang (pelepah)

Kertas mata uang (misal Yen, Dollar AS, dll) , Bahan tekstil, Gordyn, kain jok, Tali kapal, Pembungkus kabel, Popok bayi, Pembalut wanita,Bahan pembungkus (kantung) tea cup, Disposable napkin(tissue pada toilet)

Pelepah dalam

Pelepah dalam pisang abaca di buat pupuk kompos

3.3 Penyeratan

Teknis penebangan hendaknya dilakukan dengan pisau tajam, untuk menjaga agar tunggul lekas kering. Setelah di tebang pelepah dilepaskan. Kualitas serat pisang abaca ditentukan oleh letak pelepah pada batang semu. Pelepah paling luar seratnya kasar, tetapi seratnya kuat. Makin ke dalam makin serat tersebut makin halus, warnanya makin putih tetapi kekuatan makin berkurang.

Proses Perkebunan Serat :

a.Pemotongan batang di bagi tiga bagian untuk memudahkan perseratan panjang potongan batang 1,20 .Masing-masing potongan dibagi 3 tegak untuk mempermudah pengupasan.

Penyeratan dilakukan pada saat pelepah pisang dalam keadaan basah agar lebih mudah di serat

Lembaran-lembaran pelepah kemudian disisir sampai menjadi serat yang masih basah, kemudian serat dicuci sebelum di keringkan (di jemur)

Serat siap di pasarkan di bentuk bantalan serat umumnya dengan berat 125 Kg.

Sedang pengambilan serat dapat di lakukan oleh petani plasma atau oleh perusahaan inti. Pengambilan serat pisang abaca yang dilakukan oleh petani plasma dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu secara manual dan menggunakan dekortikator semi otomatis. Untuk pengambilan serat oleh perusahaan inti, dilakukan secara lebih modern dalam bentuk suatu pabrik. Adapun perkerjaan pengambilan serat oleh petani plasma di uraikan sebagai berikut :

Penyeratan dengan tangan

a.1. Penyeratan Dengan Pisau

Prinsip kerja pengambilan serat pisang abaca dengan cara ini adalah menghancurkan daging pelepah yang terbawa pada tuxies

Tahap pertama adalah menyayat pelepah-pelepah secara membujur selebar 5 x 7,5 cm. Setelah itu lapisan kulit yang mengandung serat di pisahkan dari bagian dalam (yang tidak mengandung serat). Sayatan yang mengandung serat ini dinamakan Tuxies.

Pengambilan serat secara manual ini hanya memerlukan peralatan yang sederhana seperti pisau penyerat dan meja. Pisau penyerat di buat bergigi kecil tetapi tidak tajam, dengan ukuran gigi sekitar 15 gigi per cm dan lebar ujung pisau 10 cm.

Dengan alat ini tuxies di letakkan di atas meja, dimana sisi luar menghadap atas. Setelah itu pisau penyerat di tekan oleh satu tangan, sedangkan ujung tuxies di tarik secara konstan, sehingga seratnya terpisah dari daging pelepah. Semakin keras penekanan pisau penyerat, maka semakin bersih serat yang dihasilkan. Dengan cara ini setiap orang (petani plasma) akan mampu menghasilkan sebanyak 10 x 12 kg per hari.

a.2. Penyeratan Dengan Alat Klem

Cara lain yang lebih praktis adalah dengan menggunakan alat sederhana yang bekerja seperti alat klem. Dengan alat ini kemungkinan serat putus sebagaimana terjadi pada alat pisau dapat dperkecil. Adapun alat yang diperlukan adalah Klem yang memiliki pisau bergerigi yang diletakkan di atas meja.

Tuxies di masukkan di bawah pisau penyerat, kemudian pisau di tekan dengan memutar skrup diatasnya. Setelah tuxies tertekan kemudian bagian ujungnya di tarik oelh tangan sehingga serat terpisah. Dengan cara ini, berat tekanan pisau dapat diatur, sehingga rendemen serat dapat di kontrol dan mutu serat dapat lebih seragam.

Penyeratan dengan Dekorikator

Mesin dikorikator terdiri dari 2 buah drum dengan mata pisau penyerat dari besi tahan karat. Drum tersebut berputar dengan menggunakan tenaga dari motor berkekuatan sekitar 100 PK. Kapasitas penyeratan dari suatu mesin ini adalah sekitar 180 kg serat per jam atau sekitar 6 ton bahan tanaman segar.