overview dan contoh soal ifrs 08092015
TRANSCRIPT
PENERAPAN PSAK BERBASIS IFRS EFEKTIF TAHUN 2015
Agenda
Standar Akuntansi di Indonesia1.
Perkembangan PSAK sd 20152.
Overview Perubahan PSAK3.
PSAK
Sejarah Standar Akuntansi
Pra PAI1973
PAI 1973
Harmonisasi IAS 1994-
2007
Konvergensi IFRS 2008-
2012
Konvergensi IFRS 2012-
2015
3
8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global
Efektif1 Januari 2012
Efektif1 Januari 2015
Roadmap IFRS di Indonesia
Efektif < 2010
• 3 PSAK
• 1 ISAK
• 9 PPSAK• 1 PISAK
Efektif 2011
• 16 PSAK
• 6 ISAK
• 1 PPSAK
Efektif 2012
• 11 PSAK
• 12 ISAK
• 3 PPSAK
Efektif2013
• 22 PSAK
• 1 ISAK
• 2 PPSAK
Efektif2014&2015
• 4 PSAK• 9 Revisi PSAK• 4 ISAK (2014)• 1 PPSAK (2014)• Penyesuan SAK
4
IAS / IFRS dalam proses adopsi:a. IAS 41 Agricultureb. IFRIC 21 Leviesc. IFRS 9 Financial Instrument
Diskusi IFRSa. IFRS 4 Insurance Contractb. IFRS Revenue from Contract with
Customersc. Leasesd. Conceptual Framework –
Reporting Entity
FASE 1 FASE 2
5
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated FinancialStatements
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]
2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3 IFRS 12: Disclosure of Interests inOther Entities
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]
4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]
5 IFRIC 18: Transfer of Assets fromCustomers
ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014]
6 IFRIC 19: Extinguishing FinancialLiabilities with Equity Instruments
ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7 IFRIC 20: Stripping Costs in theProduction Phase of a Surface Mining
ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014]
6
PSAK 2013 & 2014NO IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of FinancialStatements
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4 IAS 28: Investments in Associates andJoint Ventures
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5 IAS 32: Financial Instruments:Presentation
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7 IAS 39: Financial Instruments:Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
8 IFRS 7: Financial Instruments: Disclosures
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2017)• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan
DSAK IAI• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016)
IFRS terbaru:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts• IFRS on Leases• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
Pembahasan IASB:
KERANGKA KONSEPTUAL PENYAJIAN DAN
9
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
• Konsep dasar yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai ekternal
• Tujuan menjadi acuan bagi:– Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya– Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan– Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum– Para pemakai laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan
10
ISI – KDP2LK
• Tujuan laporan keuangan• Asumsi Dasar• Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat
informasi dalam laporan keuangan• Unsur Laporan Keuangan• Pangakuan Unsur Laporan Keuangan• Pengukuran Unsur Laporan Keuangan• Konsep modal serta pemeliharaan modal
11
Kerangka Konseptual
menurut PSAK
OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
PSAK 1
PSAK 1 Penyajian Laporan KeuanganLatar Belakang Perubahan 2013
14
Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat
Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009
Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 : pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif.
Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini.
15
Laporan Keuangan - 2013
• PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan– Komponen– Tanggung jawab laporan keuangan
Identifikasi laporan keuangan Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan
Keuangan
Karakteristik umum Penyajian secara wajar dan
kepatuhan terhadap SAK Kelangsungan usaha Dasar akrual Material dan agregasi Saling hapus Frekuensi pelaporan Informasi komparatif Konsistensi penyajian
16
Tujuan Laporan Keuangan
• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan :
– memberikan informasi mengenai:– posisi keuangan, – kinerja keuangan– arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode;c. laporan perubahan ekuitas selama periode;d. laporan arus kas selama periode;e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; danea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38Af. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
45
Informasi Komparatif Minimum 38,38A, 38B
• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
47
Informasi Komparatif - Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Ketika hal ini terjadi, entitas menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan tersebut.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
48
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian kembali, retrospektif atau reklasifikasi
• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan; dan
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
• Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:– (a) akhir periode berjalan;– (b) akhir periode sebelumnya; dan– (c) awal periode
49
21Referensi : Laporan Tahunan Q1 Telkom 2015
Penghasilan Komprehensif Lain
• Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos penghasilan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yan tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK
• Komponen penghasilan komprehensif:– Selisih revaluasi aset tetap– Pengukuran kembali program imbalan pasti– Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan– Perubahan nilai investasi available for sales – Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas
50
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif Lain
• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; danb) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika penyajian
tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos penghasilan dan
beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan
51
Penghasilan Komprehensif Lain – Tidak Direklasifikasi
• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.
• Jurnal saat revaluasi– Akumulasi Depresiasi 200.000– Aset tetap 200.000– Aset tetap 100.000– Surplus revaluasi 100.000
• Jurnal saat depresiasi– Beban Depresiasi 50.000– Akumulasi Depresiasi 50.000– Surplus Revaluasi 10.000– Saldo Laba 10.000
Ref: PSAK 1 55
Penghasilan Komprehensif Lain – Direklasifikasi
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
• Jurnal saat pembelian– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000– Kas 100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000– Penghasilan komprehensif lain 15.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016– Kas 110.000– Penghasilan komprehensif lain 15.000– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000– Penghasilan penjualan AFS 10.000
56
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
26
Referensi : Laporan Tahunan Q1 Telkom 2015
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
27Referensi : Laporan Tahunan BP 2014
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
28
Referensi : Laporan Tahunan BP 2014
29
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011
• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
• Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian retroaktif perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
• Minimum line item Penyajian Neraca – Properti Investasi– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas– Aset yang dimiliki untuk dijual– dll
• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
30
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
• Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif.• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan
fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak,
pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll• Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak
mempengaruhi laba pada periode rugi. • Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan
31
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS
• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
• Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode
PSAK 2
33
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
• Metode yang dapat digunakan:– Metode langsung kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran
kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung informasi yang lebih berguna
• ETAP metode tidak langsung
34
Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara konsisten.– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau
operasi (alternatif)– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara
terpisah.• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo
awal dan akhir kas dan setara kas
PSAK 2
36
PSAK 3 : Laporan Interim
• Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim.
• LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas• Komponen Minimal Laporan Interim
– Laporan posisi keuangan ringkas– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.
• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini.
• Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan keuangan tahun sebelumnya, bukan interim tahun sebelumnya
37
PSAK 3 : Laporan Interim
PSAK 4
39
PSAK 4 LK Tersendiri
Sebagai bagan dari informasi tambahan
Iinvestasi dicatat dengan menggunakan metode biaya
Hanya untuk entitas terkonsolidasi
Ketentuan Penyajian Pengungkapan
PSAK 5
41
Segmen Operasi – PSAK 5
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
Penyusunan laporan keuangan didasarkan
pada perspektif kebutuhan informasi oleh pihak eksternal
Penyusunan laporan keuangan didasarkan
pada perspektif kebutuhan informasi oleh pihak internal
Segmen Operasi
• Segmen operasi adalah komponen dari entitas: – Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban,– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari pendapatan, laba rugi atau aset.
• Pengungkapan:– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan,
laba rugi atau aset) jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas tambahan segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).
– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan dalam kategori “semua segmen lain”.
42
43
Ilustrasi SegmenPelaporan segmen ad. Segment reportingSegmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.
PSAK 7
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
Mengapa perlu ??
45
Laporan Posisi Keuangan
Dan Laba Rugi
Transaksi dan Saldo
Dipengaruhi
• Keberadaan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
• Komitment dengan pihak tersebut
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi
• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan pihak-pihak berelasi.
• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan individual.– Pengungkapan atas sifat hubungan– Nilai transaksi, saldo terkait pihak berelasi
46
Pihak Berelasi
47
a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.
b. Pihak berelasi substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukumc. Pihak berelasi
Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan, personel manajemen kunci.
Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu); anggota dari kelompok usaha sama Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam butir (a). Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan
48
Ilustrasi Pengungkapan Pihak BerelasiTransaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactionsPerusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
49
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
PSAK 8
51
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan
• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan keuangan sudah final– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun
manajemen
52
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
53
Ilustrasi PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (ANTM 2013)– Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan fasilitas
pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang ditentukan adalah 2% per tahun.
• PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)– Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra Karya
Prima (MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta.– Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham
PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.– Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia No. 30 Tahun 2012, tanggal 21 Desember 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, ditetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2013.
PSAK 10
55
PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.– Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana
suatu entitas beroperasi– Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional
• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55) disajikan dengan mata uang fungsional. Selisih kurs diakui dalam laba rugi:
– Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional– Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang
fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang
termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.– Translasi dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda. Selisih akan
diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.– Remeasurement dari non mata uang fungsional ke mata uang fungsional
PSAK 13
57
Properti Investasi – PSAK 13
• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.
• Pengakuan– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.– Jika menggunakan model biaya PSAK 16
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkankondisi pasar pada tanggal neraca
• Properti investasi tidak disusutkan.• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
58
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss) impairment
• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )
Example
59
Ilustrasi - Investasi Properti
• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas bukan menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai
Ilustrasi - Investasi Properti
• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta. Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000. Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
• Properti Investasi 4.500Kas 4.500
• Properti Investasi 500Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100Properti investasi 100
31/12/2012 31/12/2013Tanah 2.000 2.100 Bangunan 3.000 2.800
PSAK 14
63
Persediaan – PSAK 14
• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih kerugian yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi
64
Penilaian PersediaanBiaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil
Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil
A 400 50 60 20.000 24.000 20.000
B 200 120 100 24.000 20.000 20.000
C 500 70 60 35.000 30.000 30.000
D 300 200 220 60.000 66.000 60.000
TOTAL 139.000 134.000 130.000
NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)
PSAK 15
66
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15
Entitas Asosiasi entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan Ventura Bersama pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari pengaturan
Metode Ekuitas metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan pascaperolehan laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain. Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/-
penghasilan komprehensif Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan
disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.
67
Penerapan Metode Ekuitas• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas investasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat pengecualian penerapan metode ekuitas
• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit perwalian dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait investasi dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55
• Jika entitas mau dijual menerapkan PSAK 58
68
Penghentian Metode Ekuitas
• Jika entitas menjadi entitas anak PSAK 65• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan PSAK 55.
Nilai wajar sisa kepentingan diangggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55, entitas mengakui selisihnya sebagai laba rugi.
• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain menggunakan dasar yang sama jika investee melepas aset dan liabilitas.
• Jika investee menjadi investasi pada ventura bersama atau sebaliknya, maka entitas melanjutkan penerapan metode ekuitas dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.
69
Contoh
• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak suara PT Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015
• Nilai tercatat investasi:– Tahun 2010 Rp 1.000 milyar– Tahun 2011 Rp 0– Tahun 2012 Rp 0– Tahun 2013 Rp 1.600
Tahun Laba (rugi) PT Serbaneka
Porsi laba (rugi) utk PT. Aneka
Nilai tercatat
2012 (10.000) (3.000) 1.0002013 (8.000) (2.400) (1.400)2014 4.000 1.200 (200)2015 6.000 1.800 1.600
70
Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25% kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan adanya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000
Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000 Kas 500.000
Des.31 Investasi jangka panjang 60.000 Pendapatan Investasi 50.000Penghasila komprehensif lain 10.000(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas 37.500 Investasi Jangka Panjang 37.500(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)
71
Kehilangan Pengaruh SignifikanPada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif terkait dengan investasi ini 500
31 Des Kas 4.000Investasi jangka panjang 1.000 Keuntungan penjualan investasi 3.000
Penghasilan komprehensif lain 500Penghasilan dari investasi 500
Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000Investasi tersis akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%)Keuntungan penjualan investasi: • Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000
PSAK 16
73
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK
PSAK16
PSAK 26
PSAK48
PSAK58
PSAK30
ISAK 8
PSAK – TerkaitAset tetap
PSAK13 & 19ISAK 25
Penurunan Nilai Aset
Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
Investasi PropertiAset tidak berwujudTanah
Sewa
Aset Tetap
Bunga Pinjaman
Pengertian Aset Tetap
• Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
74
Tidak berlaku untukHak penambanganReservasi tambang
Ciri► “Used in operations” and not
for resale.► Long-term in nature and
usually depreciated.► Possess physical substance.
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
75
Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.
Pertukaran Aset
Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.
Substansi Komersial
Nilai wajarAset dipertukarkan
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajarkecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, atau
– Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal
76
Dismantling Cost
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.
Example
77
Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:Dr Aset Tetap 324,94 milyarCr Kas 300 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94milyar
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1CrBeban bunga 1,497 milyar
Kewajiban diestimasi 1,497 milyar
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
Sebagai kebijakan akuntansinya, dan
Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.
78
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :– Biaya perolehan– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi, – dikurangi
Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
79
Revaluation Model
Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
1/1/2012 Aset tetap 4.000,000Kas 4.000,000
31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000Akumulasi Penyusutan 800.000
31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000 Akumulasi Penyusutan 400.000*Surplus Revaluasi 1.600.000
*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000
Example
80
Pengukuran nilai wajar
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement
cost).
81
82
Frekuensi Penilaian
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
Revaluation Model
Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi.
83
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: • proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan secara proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset. Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai revaluasi
84
Revaluation Model
Metode Eliminasi Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.
Example
85
1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000Kas 4.000,000
31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000Akumulasi Penyusutan 800.000
31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000Aset Tetap 800.000
Aset Tetap 1.600,000Surplus Revaluasi 1.600.000
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi.– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba.
Entire class
To Equity directly
Negative to P/L
86
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) saat penyusutan– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi.
Dr Surplus RevaluasiCr Saldo Laba
87
88
Revaluation ModelExample
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Aset Tetap 1.200.000 Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000
89
Revaluation ModelExample
Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Aset Tetap 1.200.000 Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000 Cr - Surplus Revaluasi 800.000
90
Revaluation ModelExample
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 700.000 Cr – Aset Tetap 700.000.
91
Revaluation ModelExample
• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000.
Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Rugi Revaluasi 300.000Dr – Surplus Revaluasi 400.000 Cr – Aset Tetap 700.000
Revaluation Model
• PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 100.000 pada 1 Jan 2010 dan menggunakan metode revaluasi
• Mesin tersebut disusutkan dengan metode garis lurus 5thn.
• Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 96.000
• Buat jurnal untuk tahun 2010 dan 2011.
Contoh
Dr Aset tetap 100,000Cr Kas 100,000
Dr Beban Penyusutan 20,000Cr Akumulasi Penyusutan
20,000Dr Akumulasi Penyusutan 20,000Cr Aset tetap 4,000Cr Surplus Revaluasi 16,000
Revaluation Model
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000Cr Akumulasi Penyusutan
24,000Dr Surplus Revaluasi 4,000Cr Saldo Laba 4,000
1.1.2010
31.12.2011
92
31.12.2010
Penyusutan
• Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).
PenyusutanCost Model
Revaluation Model
93
• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.
Penyusutan
• Metode penyusutan yang digunakan:– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas.
– Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi.
Metode Penyusutan
94
PSAK 18
96
PSAK 18: Program Purna Karya
• IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans • PSAK 18 (revisi 2010) tidak hanya mengatur entitas dana pensiun,
tetapi semua program manfaat purnakarya.• Program manfaat karya:
– Program Manfaat Pasti– Program Iuran Pasti– Hybrid Plan
• Hybrid plan diberlakukan sebagai manfaat pasti
97
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Iuran Pasti:– Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta berdasarkan:
a. jumlah iuranb. efisiensi kegiatan operasionalc. pendapatan investasi
– Tujuan pelaporan memberikan informasi periodik penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi
– Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup:• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya• Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
98
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Manfaat Pasti:– Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup:
• laporan yang menyajikan:– Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya– nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan– surplus/defisit atau
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.– Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji didasarkan pada
manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat gaji proyeksi
– Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya memberikan informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap perubahan manfaat yang akan diterima peserta dalam program manfaat pasti
99
PSAK 18: Program Purna Karya
• Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan nilai wajar. Nilai wajar = nilai pasar.
• Investasi pada non surat berharga yang diperdagangkan ‐ nilai wajar mengacu SAK terkait.
• Pengungkapan : – Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya– Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan– Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh setiap
perubahan program purnakarya selama periode tersebut
PSAK 19
101
Aset tak berwujud – PSAK 19
• Aset tak berwujud memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat – – terbatas dan tidak terbatas– Direview setiap tanggal laporan keuangan
• Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas• Model Biaya dan Model Revaluasi• Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis• Akuisisi melalui hibah pemerintah• Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali memenuhi
konsep pengembangan
PSAK 22
103
PSAK - 22
Akuntansi dan Pengukuran setelah
Pengakuan Awal
ISI
Efektif berlaku 2011 Menggantikan PSAK 22
1994
Metode Akuisisi Pengungkapan
Pedoman Aplikasi
Teori konsolidasi
104
Atribut Entity Theory Parent Theory
Perbedaan fair value dari aset dan liabilitas
terindentifikasi pada saat akuisisi
Diakui penuh, mencerminkan hak untuk induk dan non
pengendali.Hanya diakui sebesar hak
induk
Penyajian pihak non pengendali / NCI Sebagai bagian dari ekuitas Tidak sebagai equity atau
utang (sebelum ekuitas)
GoodwillGoodwill merupakan aset entitas yang diakui penuh
pada tanggal akuisisGoodwill hanya milik
induk
• Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali
• Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas induk
PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination
Biaya akuisisi
Metode Pencatatan
Ruang Lingkup
PSAK 22 1994• Kecuali
• Under common control
• Ventura bersama• Purchase dan Polling of
interest• Komponen harga
perolehan• Panduan tersendiri
untuk nilai wajar
• Diukur dengan nilai wajar saat perolehan tidak ada penilaian kembali
• Berdasarkan nilai tercatat netto
• Goodwill parent• Diamortisasi• Neg goodwiil diakui
105
Non Pengendali
Akuisisi bertahap
Pengukuran aset dan liab
Goodwill
PSAK 22 2010• Kecuali
• UCC• Ventura bersama• Akuisisi aset
• Metode Akuisisi
• Dibebankan periode berjalan
• Mengikuti SAK lain
• Diukur kembali, selisih diakui laba/rugi
• Berdasarkan nilai wajar / porsi aset identifikasi
• Goodwill entity• impairment• Neg goodwiil –
laba/rugi
106
Identifikasi Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh “pengendalian” atas satu atau lebih bisnis.
“penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau“penggabungan setara (merger of equals)”
107
Bisnis
Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu diadakan dan dikelola dengan tujuan
memberikan hasil dalam bentuk dividen, biaya yang lebih rendah, atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung
kepada investor atau pemilik, anggota, atau peserta lainnya.
Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3
Elemen yang dikeluarkan
Imbalan diberikan
Kepemilikan yang dimiliki sebelumnya
Kepentingan non pengenlai
Goodwill
Aset diidentifikasi dan liabilitas yang dialihkan (entitas yang diakuisisi)
Pendekatan dua kolom
Ilustrasi Penggabungan Usaha
• PT. Melati membeli 80% saham kepemilikan PT. Kenanga pada 2 Januari 2011, 8000 lembar dengan harga 10/lembar., nilai nominal saham 5/lembar Nilai total aset bersih PT. Kenanga pada tanggal akuisisi sebesar 80.000. Berdasarkan informasi apraisal, nilai aset PT. Kenangan dalam rangka akuisisi dinilai kembali dengan kenaikan sebesar 10.000. Dalam rangka akuisisi tersebut dikeluarkan biaya konsultan, akuntan sebesar 4.000. Biaya registrasi akuisi saham sebesar 2.000.
• Jurnal akuisisi PT. KenangaInvestasi dai PT. Kenanga 80.000Biaya akuisisi 4.000
Modal saham 40.000Tambahan modal saham 40.000Kas 4.000
Tambahan modal saham 2.000Kas 2.000
Nilai investasi 80.000 ; Nilai buku 80.000 ; nilia wajar = 90.000.Jumlah yang dibeli 80% = 64.000 dan nilai wajar 72.000 . Goodwill parent = 8.000Goodwill total = 10.000
Ilustrasi Penggabungan usaha• PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk
akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada (1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan nilai wajar 300.000 untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn). Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
• Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)• Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000• Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000 goodwill untuk parent• Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000• Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000• Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000
Aset menjadi
lebih besar
Induk Anak FV Induk Anak FV
Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000
• Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)• PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000• PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000 • PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
112
Induk Anak FV Induk Anak FVAset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000
Konsolidasi KonsolidasiAset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000Aset tidak lancar 6.800.000 Ekuitas 6.000.000Goodwill 160.000 Non pengendali 260.000
9.460.000 9.460.000
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200
ATL 6.800 E 6.000
GW 200 NP 300
9.500 9.500
Goowill parent Goowill parent & NCIKnsl Knsl
AL 2.500 L 3.200ATL 6.740 E 6.000GW 160 NP 200
9.400 9.400PSAK LAMA
Aset menjadi lebih besar:Fakto r: Jml akuisisi,
Perbedaan BV, FV, HP
Ilustrasi Penggabungan Usaha Bertahap
• Entitas A sebelumnya memiliki entitas B sebesar 20% dengan nilai 320 juta. Nilai buku entitas B total sebesar 1.500 juta.
• Entitas A membeli tambahan saham entitas B sebanyak 60% dengan harga 1.200. Nilai wajar aset B saat akuisisi sebesar 1.800.
• Total kepemilikan baru 20% + 60% = 80%.• Nilai wajar yang baru 60% = 1.200 maka 100% = 2.000• Harga wajar dari aset yang dibeli 1.800 sehingga
• goodwill total 2.000-1.800 = 200, maka goodwill untuk minoritas = 40• Goodwiil parent 1.600 – 80%x1.800 = 1.600 – 1.440 = 160.
• Kepemilikan lama dinilai kembali 20% x 2.000 = 400, sehingga ada keuntungan 400-320 = 80.
• Investasi yang baru sebesar 80% x 2000 = 1.600• Jurnal
• Investasi 1.200• Kas 1.200• Investasi 80• Keuntungan investasi 80
Goodwill tidak diamortisasi
• Goodwill dinilai apakah mengalami penurunan nilai• Jika mengalami penurunan nilai diturunkan selanjutnya direview setiap
pelaporan• Penurunan nilai apakah nilai tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
dapat diperoleh kembali (recoverable amount)• Nilai diperoleh kembali, nilai yang lebih tinggi antara :
– Nilai wajar dikurangi biaya penjualan jika dijual– Nilai pakai / hasil dari investasi di masa datang jika dipakai / dipertahankan
Nilai wajar – penjualan4.500.000
Nilai buku5.000.000
Nilai pakai4.000.000
Nilai diperoleh kembali4.500.000
Penurunannilai
500.000
PSAK 23
116
Pendapatan - PSAK 23 (2010)
• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik.
• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima
• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dan dikurangi diskon atau rabat.
• Jenis pendapatan:– Penjualan barang– Penjualan jasa– Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti
dan dividen
PSAK 24
Ruang Lingkup PSAK 24
Imbalan Kerja
Imbalan Kerja Jangka Pendek Pesangon Imbalan Paska
Kerja
Imbalan KerjaJangka Panjang
Lainnya
ImbalanJangka PendekAbsen
Bagi hasil atau
Bonus
KontribusiPasti
ManfaatPasti
Past service cost
CurrentService Cost
Diterapkan oleh pemberi kerja dalam pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham.
119
Latar Belakang Perubahan
• Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
• Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi komparabilitas opsi ditiadakan
• Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman dalam praktik yang ada
• Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program imbalan pasti yang diperlukan
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN • Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria • Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program • Persyaratan pengungkapan PERUBAHAN LAINNYA • Imbalan kerja jangka pendek • Pesangon • Perubahan penting lainnya
120
Perubahan Signifikan
Pengakuan keuntungan
dan kerugian Aktuaria
Melalui Laba Rugi
Melalui OCI
Koridor
Pengakuan keuntungan dan kerugian
Aktuaria
Melaui OCI
PSAK 24 R 2010 PSAK 24 R 2013
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek
Diakui saat pekerja telah memberi jasa
Liabilitas jangka pendek sebagai:
Liabilitas setelah dikurangi yang telah dibayar, beban dibayar dimuka jika terjadi kelebihan pembayaran
Beban atau pernyataan lain membolehkan sbg biaya perolehan
Cuti berimbalan jangka pendek
Boleh diakumulasi diakui pada saat pekerja memberikan jasa
cuti berimbalan yang tidak boleh diakumulasi diakui saat cuti terjadi
Program Bagi Laba dan Bonus
Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus
1 Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
2 Dapat diestimasi secara andal
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan pembayaran.
123
Imbalan Paska Kerja
EMPLOYER PENSION FUND EMPLOYEECONTRIBUTIONS BENEFIT
Defined Contribution
Plans
Defined Benefit Plans
DEFINED VOLATILE
VOLATILE DEFINED
RISK LIMIT
RISK LIMIT
Program Iuran Pasti
Pengakuan dan Pengukuran
Diakui sebagai beban
Diakui liabilitas (beban terakru) setelah dikurangi dengan iuran
telah dibayar atau aset (pembayaran dimuka jika terdapat
kelebihan).
Jika iuran tidak jatuh tempo seluruhnya dalam 12 bulan ->
didiskonto
Pengungkapan• jumlah yang
diakui sebagai beban untuk program iuran pasti.
• Informasi program iuran pasti untuk personel manajemen kunci
125
Program Manfaat Pasti
• Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif untuk memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja pensiun.
• Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai• Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial asumsi demografi
dan keuangan.• Dana diakumulasikan dalam Aset Program• Risiko atas manfaat pasti:
– Risiko aktuarial jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
– Risiko investasi hasil investasi atas aset program berbeda dari yang diharapkan.
RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL
Program Manfaat Pasti
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)
Nilai Wajar Aset Program(NWAP)
Faktor-faktor:
Biaya Jasa:• Biaya Jasa Kini• Biaya Jasa Lalu• Keuntungan (kerugian) atas
Penyelesaiaan• Biaya Bunga• Remeasurement (Keuntungan
dan kerugian aktuarial)
• Pendapatan Bunga• Iuran atau Penarikan• Remeasurement (Keuntungan dan
kerugian aktuarial)
Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca) +/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti -/- Nilai wajar aset program yang
digunakan untuk menyelesaikan kewajiban secara langsung
Ekuitas (di Neraca) +/- Penghasilan komprehensif lain
pendapatan atau kerugian
Laporan Posisi Keuangan
128
Ilustrasi
• Imbalan kerja perusahaan:Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Tingkat Hasil yang Diharapkan 12%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan 250.000
Nilai wajar aset 220.000
Ilustrasi – PSAK lama
JURNAL UMUM MEMO
Beban Kas Liabilitas Nilai Kini
Kewajiban Aset Aktuaria Saldo awal (200.000) 200.000 Biaya jasa kini 30.000 (30.000) Biaya bunga 20.000 (20.000)
Hasil yang diharapkan (24.000) 24.000 Iuran (24.000) 24.000 Imbalan 16.000 (16.000) Penurunan (ken) kewajiban (16.000) 16.000 Selisih aktual atas harapan (12.000) 12.000 Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial
26.000 (24.000) (2.000) (250.000) 220.000 28.000
129
130
Jurnal – PSAK lama
Beban pensiun 26.000Kas 24.000Liabilitas 2.000
LiabilitasNilai kini Kewajiban (250.000)Aset Program 220.000Kerugian aktuaria yg blm diamortisasi 28.000Net Liabilitas manfaat pensiun (2.000)
131
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
• Imbalan kerja perusahaan:Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000
Nilai wajar aset akhir 20X0 222.000
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Beban Kas Pend
Komprehensif Liabilitas Nilai Kini
Kewajiban Aset Saldo awal (200.000) 200.000 Biaya jasa kini 30.000 (30.000) Biaya bunga 20.000 (20.000)
Pendapatan bunga (20.000) 20.000 Iuran (24.000) 24.000 Imbalan 16.000 (16.000)Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000) Rugi Aktuaria – Aset Program 6.000 (6.000) Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntung) akturial Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000) (250.000) 222.000 Saldo Akhir 22.000
132
Kerugian
133
Jurnal
Beban pensiun 30.000Pendapatan Komprehensif Lain 22.000
Kas 24.000Liabilitas 28.000
LiabilitasKewajiban manfaat Pensiun 28.000EkuitasPendapatan komprehensif lain - kerugian 22.000NotesNilai kini Kewajiban 250.000Aset Program 222.000Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000
134
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
• Imbalan kerja perusahaan:KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1 250.000Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1 222.000Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1 22.000Biaya Jasa Kini 34.000Tingkat Diskonto 10%Iuran 26.000Imbalan 20.000Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1 279.500Nilai wajar aset – Akhir 20X1 276.600
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Beban Kas Pendapatan
Komprehensif Liabilitas Keweajiban
ProgramAset
Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Biaya jasa kini 34.000 (34.000)
Biaya bunga 25.000 (25.000) Pendapatan bunga (22.200) 22.200
Iuran (26.000) 26.000 Imbalan 20.000 (20.000) Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500 Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400 Amortisasi biaya jasa lalu Kerugian (keuntungan) akturial
36.800 (26.000) (35.900) 25.100(14.900) (2.900) (279.500) 276.600
135
136
JurnalBeban pensiun 36.800Liabilitas manfaat pensiun 25.100
Kas 26.000Pendapatan Komprehensif Lain 35.900
LiabilitasLiabilitas manfaat pensiun 2.900EkuitasPendapatan komprehensif lain 14.900NotesNilai kini Kewajiban (279.500)Aset Program 276.600Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
PSAK 25
138
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
• Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan penyajian.
• Ketika SAK spesifik berlaku, kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada, menggunakan pertimbangan manajemen.
• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan relevan. Jika ada tidak ada ketentuan transisi perubahan kebijakan diterapkan secara retrospektif, kecuali tidak praktis
• Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
• Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan fakta dan iformasi relevan atas dampak penerapan PSAK tersebut.
139
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
• Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.
• Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.
• Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.
• Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.
• Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu ataub) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan
kembali untuk periode lalu sajian paling awal
140
IlustrasiPerubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
• Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-2366/BL/2009 tertanggal 30 Maret 2009, penyediaan tenaga listrik oleh IPP kepada Perusahaan dan entitas anak termasuk dalam kategori perjanjian pelaksanaan jasa publik ke swasta, yang dikecualikan dari penerapan ISAK 8, sampai DSAK–IAI menerbitkan interpretasi standar akuntansi yang spesifik mangatur transaksi tersebut.
• Selanjutnya, sesuai dengan surat manajemen tanggal 22 Desember 2011 kepada Ketua Bapepam-LK, manajemen telah memutuskan untuk menerapkan ketentuan ISAK 8, sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011), terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik mulai tanggal 1 Januari 2012. Perusahaan dan entitas anak menerapkan ISAK 8 secara restrospektif, pengaruh perubahan tersebut menyebabkan penyajian kembali pada laporan keuangan konsolidasian Perusahaan (Catatan 58).
PLN LK tahun 2012
PSAK 26
142
Bunga Pijaman PSAK 26
• Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut. – biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama
periode berjalan dikurangi– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
• Menggunakan dana secara umum tingkat kapitalisasi untuk pengeluaran atas aset tersebut.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi.
• Biaya pinjaman yang dikapitalisasi menambah aset
143
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
• PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk membangun gedung dengan tingkat bunga 8%. Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan sehingga sebagian dana diinvestasikan.
• Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta.
• Total biaya bunga yang terjadi adalah:10.000 x 8% = 800 juta
• Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah800 juta – 300 juta = 500 juta
Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%. Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb:1. 10%, 2-year note specifically for the project: 500.0002. 8%, 5-year note (other debt): 400.000
Berapa bunga yang dikapitalisasi ??
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000 July 31: 360.000.
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
45.833avoidable
Expenditure840.000
Up to specific loan,
500.000 at10% x 11/12
Excess(840,000 less
500.000 = 340.000)At 8% x 5/12
+
56.567
11.333avoidable
-600Revenue
Bunga yang dapat dihindari : 56.567Bunga aktual :• 500.000 @ 10% = 50.000• 400.000 @ 8% = 32.000
82.000 • Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual
sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567.• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
PSAK 28
148
PSAK 28 Kontrak Asuransi Kerugian
• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak asuransi kerugian diatur lebih khusus dalam PSAK 28
• Pendapatan premi pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak polis atau berdasarkan risiko.
• Reasuransi : prospektif dan retroaktif dipertanggungjawabkan secara terpisah.
• Beban klaim : diakui saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim disetuju; poses penyelesaian; sudah terjadi tapi belum dilaporkan.
• Liabilitas utang klaim; estimasi klaim retensi• Pengungkapan kebijakan akuntansi; piutang premi dari penutupan polis
bersama dan jumlah premi jangka panjang
PSAK 30
150
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.
• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset– Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus menerapkan ketentuan PSAK 30
PSAK 34
152
Kontrak Konstruksi - PSAK 34
• Mengatur perlakuan akuntansi yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.
• Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran dipengaruhi oleh ketidakpastian di masa mendatang.
• Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan.
• Metode menentukan tahap penyelesaian: proporsi biaya kontrak, survei atas pekerjaan dan penyelesaian suatu bagian secara fisik.
• Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban
PSAK 38
154
PSAK 38 Kontrak Asuransi Jiwa
• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak asuransi jiwa diatur lebih khusus dalam PSAK 38
• Kontrak asuransi dibedakan menjadi kontrak jangka pendek dan kontrak jangka panjang.
• Pendapatan premi kontrak jangka pendek; premi kontrak jangka panjang; pendapatan lain.
• Beban klaim klaim yang disetujui; klaim dalam proses penyelesaian; klaim yang terjadi tapi belum dilaporkan; klaim reasuransi (pengurang beban klaim)
• Liabilitas manfaat polis masa depan disajikan dalam aktuaria berdasarkan perhitungan aktuaria harus memenuhi tes kecukupan liabilitas sesuai PSAK 62.
• Estimasi liabilitas klaim kesehatan dan kecelakaan taksiran perhitungan teknis asuransi
PSAK 44
156
Aktivitas Pengembangan Real Estat - PSAK 44
• Diterapkan untuk perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estat, walaupun aktivitas pengembangan real estat tersebut bukan aktivitas utama perusahaan.
• Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut:– proses penjualan telah selesai;– harga jual akan tertagih;– tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan
datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan– penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan tersebut.
• Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria metode akrual penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.
PSAK 45
158
PSAK 45 : Organisasi Nirlaba
• Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. • Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.• Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban• Laporan keuangan Organisasi Nirlaba• Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan
keuangan entitas nirlaba. • Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP
untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan Catatan atas laporan keuangan.
PSAK 46
160
Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46
• Beban pajak adalah jumlah dari :– Pajak kini– Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan
pajak penghasilan• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto, kecuali
secara hukum tidak mungkin saling hapus (anak dan induk)• Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa
manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
Pajak Tangguhan: Aset / Liabilitas Beban/Pendapatan
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE – Tax Planning atau
Tax Avoidance
Definisi
• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya:a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; danc) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan.
• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
Laba Pajak >Laba Akuntansi
Laba Akuntansi >Laba pajak
162
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui sebagai aset.
163
• Beban Pajak Kini• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan kena pajak ada pengakuan pajak menurut akuntansi sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan kena pajak pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian dapat dikompensasikan di masa mendatang manfaat tersebut diakui pada saat kerugian tersebut terjadi Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
164
Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000 dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
PendapatanBeban
Laba sebelum pajak
Pajak Penghasilan (25%)
260.000120.000
140.000
35.000
2012 2013 TotalLaporan Keuangan 2011
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
260.000120.000
140.000
35.000
260.000120.000
140.000
35.000
780.000360.000
420.000
105.000
PenghasilanBeban yang boleh dikurangkan
Penghasilan kena pajak
Pajak terutang (25%)
200.000120.000
80.000
20.000
2012 2013 TotalLaporan Pajak 2011
300.000120.000
180.000
45.000
280.000120.000
160.000
40.000
780.000360.000
420.000
105.000
Laporan Keuangan (PSAK)Pajak Terutang (Fiskal)
Difference
35.00020.000
15.000
35.000
2012
45.000
(10.000)
35.000
2013
40.000
(5.000)
105.000
Total
105.000
0
Perbandingan 2011
Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan
Tahun Laporan yang diperlkan2011
2012
2013
Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000
Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak tangguhan 5.000
Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar 3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo aset/liabilitas pajak tangguhan.
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer 2013 Aset Pajak
TangguhanLiabilitas Pajak
TangguhanLaba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000Perbedaan sumbangan 400.000Total penghasilan kena pajak 3.600.000Pajak terutang (fiskal) 900.000Pajak tangguhan 250.000 200.000JurnalBeban Pajak penghasilan 850.000 900.000 – 50.000
Aset pajak tangguhan 250.000Liabilitas pajak
tangguhan200.000
Utang pajak penghasilan 900.000
ILUSTRASI – kerugian fiskal• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan
kerugian akuntansi nilainya sama).• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak
20X1 20X2 20X3 20X4 Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000 Beban pajak kini - - - 500 Beban (manfaat) pajak tangguhan
(2.000) 500 750 750
Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250 Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750
170
Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500
171
ILUSTRASI – kerugian fiskal
PSAK 48
173
Penurunan Nilai – PSAK 48• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva.• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :
– Informasi dari luar perusahaan– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa.
174
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Carrying Amount Nilai Aset
Akumulasi Penyusutan
dan Akumulasi Rugi
Penurunan Nilai
Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan
Nilai Pakai
Recoverable Amount
Nilai tertinggi
Recovered through sale
Recovered through use
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta Rp 410 juta
Rp 360 juta Rp 410 juta
Tidak ada penurunan nilai
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
175
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.
Illustration 11-15
Rp 400 juta Rp 360 juta
Rp 350 juta
Rp40 juta Rugi Penurunan Nilai
176
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Rp 360 juta
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta
Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40 juta
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:Rp M
Goodwill 10Properti 20Pabrik dan Peralatan 30
60Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Kasus
177
Goodwill Properti Pabrik & Peralatan
Total
Nilai buku 10 20 30 60
Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)
Nilai setelah penurunan nilai 0 (18) 27 45
PSAK 50
179
Instrumen Keuangan 50,55,60
• Definisi dan klasifikasi• Pemisahan liabilitas keuangan
dan ekuitas• Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.• Akuntansi untuk penarikan
saham dan saham treasury• Saling hapus atas aset dan
liablitas
• Definisi, klasifikasi dan reklasifikasi
• Pengakuan dan penghapusan
• Pengukuran setelah pengakuan awal
• Akuntansi untuk derivarif untuk diperdagangkan dan hedging.
Instrumen Keuangan
IAS 32 IAS 39 IFRS 7
PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60 Pengungkapan
instrumen keuangan dan risiko
180
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Kewajiban kontraktual
KasKontrak diselesaikan dengan instrumen
ekuitas entitasHak kontraktualInstrumen ekuitas
entitas lain
Aset Keuangan
Liabilitas keuangan
kontrak yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi dengan seluruh kewajibannya
181
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan Kas Instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas lain Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung; atau
Kontrak yang akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas entitas• nonderivatif• derivatif
►Kewajiban Keuangan Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas;
kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:• non derivatif; atau • derivatif
• Definisi
• Penyajian – Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan majemuk
– Saham Treasuri
– Bunga Dividen, keuntungan dan kerugian
– Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan
Ketentuan Umum Penyajian
• Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas. - PAR 11
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas
184
Instrumen Keuangan Majemuk
• Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,, atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.
• Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang: – menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan – memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi
instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.
185
Saham Treasuri
• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari ekuitas.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.
• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di ekuitas.
186
Saham Treasuri (contoh)
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 200 pada harga Rp 500 per share. Sebagai tambahan, perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000.
EkuitasSaham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan beredar Rp 4.000.000
Agio saham biasa 6.000.000Laba ditahan 20.000.000Total ekuitas 30.000.000
187
Saham Treasuri (contoh)
Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi saham sebanyak 5.000 lembar saham dengan harga Rp 700.
Saham treasuri 3.500.000
Kas 3.500.000
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan 15.000 beredar Rp 4.000.000
Agio saham biasa 6.000.000Laba ditahan 20.000.000Dikurangi: biaya saham treasuri (5.000 lembar) 3.500,000 Total ekuitas 26.500.000
188
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 1.000
Kas 500.000
Saham treasuri 350.000
Agio saham treasuri 150.000
189
Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 600.
Kas 300.000Agio saham treasuri50.000
Saham treasuri 350.000
Agio Saham Treasuri2 April 50.0002 Maret 150.000
Saldo 100.000
Saham Treasuri (contoh)
190
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Mei, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 1.000 lembar dengan harga Rp 550.
Kas 550.000Agio saham treasuri 100.000Laba ditahan 50.000
Saham treasuri 700.000
191
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumumanLaba ditahan 60 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta
Agio saham biasa 20 juta
Tanggal distribusiSaham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta
Saham biasa 40 juta
Dividen Saham - contoh
192
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 30 persen dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumumanLaba ditahan (600 ribu x Rp 200) 120 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta
Tanggal distribusiSaham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta
Saham biasa 120 juta
Dividen Saham - contoh
193
Implementasi pendekatan with-and-without:1. Menentukan jumlah nilai wajar utang yang dapat
dikonversi menjadi komponen liabilitas dan ekuitas.2. Menentukan komponen liabilitas dengan menghitung
net present value atas arus kas masa depan pada tingkat suku bunga pasar.
3. Mengeluarkan komponen liabilitas dari nilai wajar utang yang dapat dikonversi untuk mendapatkan komponen ekuitas.
Utang Yang Dapat Dikonversi
194
Ilustrasi: PT ABC menerbitkan 1000 lembar obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai nominal Rp 200.000 pada awal tahun 2013. Obligasi tersebut memiliki periode 6 tahun dengan pembayaran bunga 7 persen setiap akhir Desember. Setiap obligasi dapat dikonversi menjadi 100 lembar saham dengan nilai par Rp 500. Suku bunga pasar untuk obligasi sejenis adalah 9 persen.
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
195
Komponen liabilitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
PV nilai nominal = = Rp 119.253.465
PV pembayaran bunga = 62.802.860
PV komponen liabilitas Rp 182.056.325
Komponen ekuitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajarNilai wajar obligasi pada tanggal penerbitan Rp 200.000.000
Dikurangi: nilai wajar komponen liabilitas pada tanggal penerbitan 182.056.325
Nilai wajar komponen ekuitas pada tanggal penerbitan Rp 17.943.675
Pencatatan jurnal atas transaksi:Kas 200.000.000
Utang obligasi 182.056.325Agio saham – ekuitas konversi 17.943.675
196
Kondisi 1: Obligasi tidak dikonversi sampai maturity
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Utang obligasi 200.000.000Kas 200.000.000
Kondisi 2: Obligasi dikonversi saat maturity
Agio saham – ekuitas konversi 17.943.675Utang obligasi 200.000.000
Saham biasa 50.000.000Agio saham – biasa 167.943.675
Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 dapat ditransfer ke akun agio saham – biasa.
Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 ditransfer ke akun agio saham – biasa.
197
Kondisi 3: Obligasi dikonversi sebelum maturity
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Daftar Amortisasi Obligasi
Tanggal Kas dibayarkan Beban bunga Amortisasi diskonto Nilai tercatat01/01/2013 182,056,325 31/12/2013 14,000,000 16,385,069 2,385,069 184,441,394 31/12/2014 14,000,000 16,599,725 2,599,725 187,041,120 31/12/2015 14,000,000 16,833,701 2,833,701 189,874,821
Obligasi dikonversi menjadi saham pada tanggal 31 Desember 2015
Agio saham – ekuitas konversi 17.943.675Utang obligasi 189.874.821
Saham biasa 50.000.000Agio saham – biasa 157.818.496
198
Konversi Terinduksi
Tujuan: 1) mengurangi beban bunga; dan 2) menurunkan rasio debt to equity.
Contoh: PT DEF mengeluarkan obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai par Rp 500 juta yang dapat dikonversi menjadi 200 ribu lembar saham biasa dengan nilai par Rp 1.500,- dan mencatat agio saham – koversi ekuitas sebesar Rp 70 juta. Dua tahun kemudian, PT DEF ingin mengurangi beban bunga dengan memberikan insentif kepada pemegang obligasi tersebut sebesar Rp 85 juta bagi yang mengkonversi obligasi mereka. Ketika konversi tersebut terjadi, maka PT DEF mencatat sebagai berikut:
Beban konversi 15 jutaAgio saham – ekuitas konversi 70 jutaUtang obligasi 500 juta
Saham – biasa 300 jutaAgio saham biasa 500 jutaKas 85 juta
PSAK 53
200
PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 53 harus diterapkan untuk seluruh transaksi pembayaran berbasis saham, yang didefinisikan sebagai berikut:
■ Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik entitas (termasuk saham dan opsi saham)
■ Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang memperoleh barang atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada pemasok barang atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan harga (nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas entitas; dan
■ Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas maupun pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi tersebut untuk diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau instrumen ekuitas.
201
Hak membeli saham bagi eksekutif dan karyawan kunci:• Kompensasi jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan
loyalitas pada karyawan kunci.• Metode pelaporan opsi saham:
• metode nilai intrinsik perbedaan harga saham dengan harga penggunaan waran saat waran diberikan; dan
• metode nilai wajar nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)
Waran Saham (situasi 3)
202
• Menentukan beban kompensasi: dengan metode nilai wajar• Mengalokasi beban kompensasi: selama periode karyawan
bekerja
Akuntansi untuk Kompensasi Saham
Contoh: PT ABC merencanakan pemberian kompensasi kepada 10 anggota direksi untuk membeli saham masing-masing sebanyak 1000 lembar dengan nilai par Rp 600. Opsi diberikan tanggal 1 Januari 2012 dan dapat digunakan selama 6 tahun ke depan. Harga opsi per lembar saham adalah Rp 2000, dan harga pasar saham adalah Rp 3000 per lembar. Nilai wajar beban kompensasi adalah Rp 16 juta. Perkiraan masa bakti (expected period of benefit) direksi adalah 2 tahun lagi.
203
Akuntansi untuk Kompensasi Saham
Tidak ada pencatatan saat tanggal pemberian opsi (1 Januari 2012)
Pencatatan beban kompensasi untuk 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2013
Beban kompensasi 8.000.000Agio saham – opsi (16 juta / 2 thn) 8.000.000
Pencatatan saat direksi menggunakan 40% hak opsi (4.000 lembar) tanggal 25 Februari 2015
Kas (4.000 x Rp 2.000) 8.000.000Agio saham – opsi (40% x 16jt) 6.400.000
Saham biasa (4.000 x Rp 600) 2.400.000Agio saham – biasa 12.000.000
204
Akuntansi untuk Kompensasi Saham
Pencatatan ketika direksi tidak menggunakan hak opsi sampai tanggal kadaluarsa (1 Januari 2018)
Agio saham – opsi (60% x 16jt) 9.600.000Agio saham – opsi kadaluarsa 9.600.000
Berdasarkan IFRS, perusahaan tidak melakukan penyesuaian atas beban kompensasi saat tanggal kadaluarsa.
• Perusahaan dapat melakukan penyesuaian jika terdapat kondisi kerja (service condition) pada rencana kompensasi.
• Karena kondisi pasar direfleksikan dari penentuan nilai wajar opsi saat tanggal pemberian, maka tidak diperbolehkan adanya penyesuaian jika penyebabnya adalah perubahan harga saham perusahaan.
PSAK 55
Jenis Instrumen Keuangan
206
Instrumen Keuangan
AsetKeuangan
LiabilitasKeuangan
InstrumenEkuitas
Instrumen Derivatif
Instrumen Lindung Nilai
Aset Keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan
laba rugi
Investas dimiliki hingga jatuh
tempo
Pinjaman diberikan dan
Piutang
Aset keuangan tersedia untuk
dijual
Liabilitas Keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Kewajiban Lainnya
Instrumen Ekuitas Biasa
Instrumen Ekuitas
Majemuk
Instrumen Ekuitas
Sinstesis
Derivatif Biasa
Derivatif Melekat
Atas Nilai Wajar
Atas Arus Kas
Atas Investasi Neto pada
Operasi Luar Negeri
207
PSAK 55
• Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung: Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
• Pengukuran aset keuangan • Nilai wajar • Biaya diamortisasi • Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
• Penyisihan piutang mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
• Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.• Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi atas risk and
reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah harga
penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga permintaan (asking price).
• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan instrumen keuangan, utang ditentukan lebih dahulu.
208
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif Pengujian penurunan nilai secara individu untuk yang signifikan
Jika tidak ada penurunan nilai akan dilakukan penurunan nilai secara kolektif.
Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria. Untuk AFS instrument ekuitas tidak diperkenankan
Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang didesain untuk tujuan hedging
209
Pengukuran Awal
Aset dan Kewajiban Keuangan
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Nilai wajar
(biaya transaksi expense)
Tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Nilai wajar ditambah Biaya Transaksi
(biaya transaksi dikapitalisasi)
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
NeracaBiaya
TransaksiKeuntungan atau
Kerugian Nilai
Wajar
Bunga dan
Dividen
Penurunan Nilai
Pembalikan
Penurunan Nilai
FVTPLNilai wajar Dibebankan Laba atau rugi Laba atau
rugi By default By default
HTM
Biaya Diamortisasi
Dikapitalisasi
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
Pinjaman Diberikan dan
Piutang
Biaya diamortisasi
Dikapitalisasi-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
Jenis / Biaya Transaksi
Laporan Posisi
Keuangan
Keuntungan atau
Kerugian Nilai Wajar
Bunga dan
Dividen
Penurunan Nilai
Pemulihan Penurunan
Nilai
AFS
Utang/ Dikapitalisasi
Nilai wajar
Pendapatan komprehensif
lain*
Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Ekuitas/ Dikapitalisasi
Nilai wajar Pendapatan komprehensif
lain*
Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan komprehensif
lain
Ekuitas:Tidak dapat
diukur secara andal/
Dikapitalisasi
Harga perolehan
-
Laba Rugi Laba Rugi -
* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai
Transfer / Reklasifikasi
Diijinkan jika ada perubahan intensi.
HTM
AFSFVTPL
Diijinkan namun harus memenuhi TAINTING RULE
Loans & Receivable
Situasiyang langka
Suku bunga efektif
• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi premium atau diskon
213
214
Ilustrasi Provisi
Enitas A memberikan pinjaman Rp 600.000 bunga 8%, tahunan. Bunga sebesar 8% kali total pinjaman dibayarkan setiap akhir tahun dan pokok dilunasi pada akhir tahun ketiga. Entitas A membebankan provisi 4%, yang dipotong dari pinjaman yang diberikan
Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar 600.000 dikurang 4% = 576.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat bunga yang menyamakan nilai kini kas yang akan diterma dengan nilai pinjaman 576.000
215
Ilustrasi Provisi 1
Tidak ada provisi 600,000 Pembayaran PV
8% 1 48,000 44,444 2 48,000 41,152 3 48,000 38,104 3 600,000 476,299 600,000
Dengan provisi 4% 576,000 Pembayaran PV
9.59708% 1 48,000 43,797 2 48,000 39,962 3 48,000 36,462 3 600,000 455,779 576,000
• Tingkat suku bunga efektif lebih besar karena nilai uang yang diberikan lebih kecil.
• Perusahaan tetap akan memperoleh pembayaran bunga 8% dari pokok
• Tingkat suku bunga efektif dihitung sebesar 9,59708%.
216
Ilustrasi Provisi… Lanjutan
Piutang 576.000Kas 576.000
(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar 600.000 dan dikurangi diskon sebesar 4.000) Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi biaya transaksiKas 48.000Pinjaman yang diberikan 7.279 Pendapatan bunga 55.279
Pendapatan bunga dihitung dari bunga efektif
Impairment of Financial Assets Measured at Amortized Cost
Individually Collectively
Test for impairment forFinancial Assets
Individually Significant Not Individually Significant
Individually
217
Fail Pass Fail Pass
Collectively tested with similar credit risk
218
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Pada setiap pelaporan aset keuangan harus dievaluasi apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai
Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai
Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan
219
Kesulitan keuangan signifikan pihak peminjam
Pelanggaran kontrak seperti terjadi penundaan pembayaran bunga maupun pokok
Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat kesulitan keuangan yang dialami peminjam
Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan
Memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan membayar turun
Penurunan Nilai – Konsep Umum
220
terdapat bukti objektif
kerugian diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas
masa depan
Tingkat diskonto suku bunga efektif yang berlaku pada saat
pengakuan awal dari aset tersebut
Nilai tercatat aset keuangan dikurangi:
langsung/pencadangan
Kerugian diakui dalam laporan laba rugi
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Contoh Soal Obligasi
PT AAA menerbitkan obligasi senilai Rp 5 juta tertanggal 1 Januari 2012, jatuh tempo dalam waktu 4 tahun dengan kupon 8 persen yang dibayarkan setiap tanggal 1 Januari.
Kasus 1) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 8 persen (at par).
Kasus 2) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 6 persen (premium).
Kasus 3) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 10 persen (diskon), kupon dibayar 1 Juli dan 1 Januari (semiannually).
Contoh Soal Obligasi (at Par)
1) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 8 persen.
Jan 12 Jan 13 Jan 14 Jan 15 Jan 16
N = 4
PV 400rb 400rb 400rb 400rb
5jt+
i = 8%
PV nilai nominal =
PV pembayaran kupon = +
PV (harga jual) obligasi ¿𝑹𝒑𝟓 .𝟎𝟎𝟎 .𝟎𝟎𝟎
Contoh Soal Obligasi (at Par)
223
1) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 8 persen.
01 Jan 12 Kas 5.000.000Utang Obligasi 5.000.000
31 Des 12 Beban bunga obligasi 400.000Utang bunga obligasi 400.000
01 Jan 13 Utang bunga obligasi 400.000Kas 400.000
Contoh Soal Obligasi (Premium)
224
2) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 6 persen.
Jan 12 Jan 13 Jan 14 Jan 15 Jan 16
N = 4
PV 400rb 400rb 400rb 400rb
5jt+
i = 6%
PV nilai nominal =
PV pembayaran kupon = +
PV (harga jual) obligasi ¿𝑹𝒑𝟓 .𝟑𝟒𝟔 .𝟓𝟏𝟎
Contoh Soal Obligasi (Premium)
2) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 6 persen.
Tanggal Bunga dibayar
Beban bunga
Premium diamortisasi
Nilai buku obligasi
1/1/2012 5,346,510 1/1/2013 400,000 320,791 79,209 5,267,301 1/1/2014 400,000 316,038 83,962 5,183,339 1/1/2015 400,000 311,000 89,000 5,094,339 1/1/2016 400,000 305,661 94,339 5,000,000
1,600,000 1,253,490 346,510
Contoh Soal Obligasi (Premium)
2) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 6 persen.
01 Jan 12 Kas 5.346.510Utang obligasi 5.346.510
31 Des 12 Beban bunga obligasi 320.791Utang obligasi 79.209
Utang bunga obligasi 400.00001 Jan 13 Utang bunga obligasi 400.000
Kas 400.000
Contoh Soal Obligasi (Diskon)
3) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 10 persen, kupon semiannually.
Jan 12 Jan 13 Jan 14 Jan 15 Jan 16
N = 4 x 2 = 8
PV 200rb
5jt+
i = = 5%
200rb 200rb200rb 200rb200rb 200rb200rb
Juli 12 Juli 13 Juli 14 Juli 15
Contoh Soal Obligasi (Diskon)
3) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 10 persen, kupon semiannually.
PV nilai nominal =
PV pembayaran kupon = +
PV (harga jual) obligasi ¿𝑹𝒑𝟒 .𝟔𝟕𝟔 .𝟖𝟒𝟎
Contoh Soal Obligasi (Diskon)
3) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 10 persen, kupon semiannually.
Tanggal Bunga dibayar
Beban bunga
Diskon diamortisasi
Nilai tercatat obligasi
1/1/2012 4,676,840 1/7/2012 200,000 233,842 33,842 4,710,682 1/1/2013 200,000 235,534 35,534 4,746,216 1/7/2013 200,000 237,311 37,311 4,783,527 1/1/2014 200,000 239,176 39,176 4,822,703 1/7/2014 200,000 241,135 41,135 4,863,838 1/1/2015 200,000 243,192 43,192 4,907,030 1/7/2015 200,000 245,352 45,352 4,952,382 1/1/2016 200,000 247,618 47,618 5,000,000
1,600,000 1,923,160 323,160
Contoh Soal Obligasi (Diskon)
3) Jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 10 persen, kupon semiannually.
01 Jan 12 Kas 4.676.840Utang obligasi 4.676.840
01 Jul 12 Beban bunga obligasi 233.842Utang obligasi 33.842Kas 200.000
31 Des 12 Beban bunga obligasi 235.534Utang obligasi 35.534Utang bunga obligasi 200.000
01 Jan 13 Utang bunga obligasi 200.000Kas 200.000
Metode Suku Bunga Efektif
Pada kasus ketiga, jika PT AAA menyiapkan laporan keuangan pada akhir bulan Februari 2012, maka PT AAA melakukan pro-rata atas beban bunga sesuai dengan jumlah bulan yang dibebankan.
Bunga Akrual
Bunga akrual () Rp 66.666,67
Amortisasi diskon () 11.280,67
Beban bunga (Jan – Feb) Rp 77.947.34
Beban bunga obligasi 77.947,34Utang obligasi 11.280.67Utang bunga obligasi 66.666.67
PSAK 56
233
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan pengungkapan LPS.
• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan antar periode.
LPS Dasar = Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
EPS Laba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
Penyesuaian atas Efek berpotensi saham biasa yang dilutif
=+/+ atau-/-
LPS Dasar
LPS Dilusian
234
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
PT. Melati memiliki income sebesar 210.000 untuk tahun 2014 dan rata-rata jumlah lembar saham beredar 100.000 saham. Perusahaan memiliki dua obligasi konversi.
Obligasi 6% dengan nilai total 1.000.000 yang dapat dikonversi menjadi 20.000 saham biasa. Bunga terkait dengan utang obligasi tersebut sebesar 62.000.
Obligasi 7% dijual dengan total 1.000.000 pada 1 april 2014 dan dapat dikonversi menjadi 32.000 saham. Bunga terkait dengan obligasi tersebut untuk tahun 2014 sebesar 80.000
EPS Dasar 210.000 / 100.000 = 2.1
Ilustrasi Laba Per Lembar Saham
Menghitung Diluted EPS, dimulai dari EPS Dasar 2,1
210.000
100.000=
+ 62.000 x (1 – 0,40)
20.000
Basic EPS = 2,10 Pengaruh
LPS= 1,86
+
+
+
$80,000 x (1 – 0,40) x 9/12
24.000
Pengaruh LPS = 1,50
LPS Dilusian = 1,97
6% Debentures 7% DebenturesBasic EPS
Ilustrasi Laba Per Lembar Saham
PSAK 57
238
Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika(a) Memiliki kewajiban kini(b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya (c) Estimasi yang andal
• Kewajiban kontinjensi adalah:(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
239
Contoh
• PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang konsumen.
1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang menimbulkan kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah menciptakan ekspektasi yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu sebagian barang akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan uang pelanggan (par 24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi terbaik dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi kewajiban konstruktif ), 14, 17 dan 24.
240
Contoh
• Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan. • Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang jasa keuangan.
• Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum dilakukan.
1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu pelatihan ulang) belum terjadi.
2. Kewajiban diestimasi tidak diakui (par 14 dan 17-19).
PSAK 58
242
PSAK 58• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset yang Dimiliki untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah dari pos lainnya.
Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
• Syarat yang harus terpenuhi:– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut
JIKA
244
Penyajian Menurut PSAK 58
2005 Annual Report:
PSAK 60
246
PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan
• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar Tingkat 1 harga kuotasi pasar Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi) Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan– Pengungkapan kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)
247
Ilustrasi – Pengungkapan Jenis
Sumber : LK Pertamina 2012
248
Ilustrasi – Kebijakan Manajemen Risiko
• Risiko keuangan– Risiko usaha kendali pemerintah, patungan, kontraktor, cadangan,
penetapan harga oleh pemerintah– Risiko keuangan
• Risiko pasar risiko nilai tukar mata uang asing, harga komoditi – analisis sensitivitas• Risiko kredit umur piutang, informasi penurunan nilai, rating utang yang dimiliki• Risiko likuiditas
• Manajemen Modal– Kebijakan dewan direksi adalah untuk mempertahankan basis modal
yang kuat untuk menjaga keyakinan investor, kreditur dan pasar, dan untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa yang akan datang.
• Nilai wajar
Sumber : LK Pertamina 2012
249
Ilustrasi – Analisis Sensitivitas
Sumber : LK Pertamina 2013
250
Ilustrasi – Risiko kredit
Sumber : LK Pertamina 2013
251
Ilustrasi – Pengungkapan Nilai wajar
• Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
• Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai berikut:
– Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1);
– Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga) atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2);
– Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
Sumber : LK Pertamina 2013
PSAK 61
253
PSAK 61 Hibah Pemerintah
• Akuntansi dan pengungkapan atas hibah pemerintah • Pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah• Hibah pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai:
– entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan– hibah akan diterima
• Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis selama periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang dimaksudkan akan dikompensasi dengan hibah.
• Pendekatan penghasilan >>> dalam laba rugi– Hibah pemerintah terkait dengan aset Penghasilan ditangguhkan,
atau Pengurang jumlah tercatat aset– Hibah pemerintah terkait dengan penghasilan Pendapatan (laba
rugi), atau Pengurang beban
PSAK 62
PSAK 62: Kontrak Asuransi
255
• Mengatur Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi langsung (direct insurance) dan reasuransi.
• Karakteristik: Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi
(insurance risk); Ketidakpastian kejadian masa depan; Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko
asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.
Tes kecukupan liabilitas– Insurer menilai kecukupan liabilitas asuransi dengan menggunakan
estimasi kini atas arus kas masa depan – Jika nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan
estimasi arus kas masa depan, maka kekurangan harus diakui dalam laporan laba rugi.
PSAK 62 Kontrak Asuransi
256
1• Salah satu pihak (insurer) secara
signifikan menerima risiko asuransi (insurance risk);
2 • Ketidakpastian kejadian masa depan;
3• Mengandung risiko asuransi (insurance
risk) dan risiko lain. Namun risiko asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.Dampak:
Jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk hukum sebagai kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi sebagai kontrak asuransi, begitu juga sebaliknya.
Karakteristik
Implikasi Penerapan PSAK 62
257
PSAK 62
PSAK 63
259
PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi
• Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi – Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset– Tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya– Laba tidak mencerminkan replacement cost sehingga mengurangi
modal riil– Laba kepemilikan aset non-moneter tidak mencerminkan laba
ekonomi riil• Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi disajikan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan• Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran
kini pada akhir periode pelaporan• Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan
diungkapkan terpisah
260
Langkah-langkah
Pemilihan indeks harga umum
Analisis dan penyajian-kembali aset dan liabilitas
Penyajian-kembali laba rugi
Perhitungan laba rugi posisi moneter neto
Penyajian-kembali arus kas
Penyajian-kembali periode sebelumnya
PSAK 64
PSAK 64 Akuntansi Aset Eksplorasi & Evaluasi
262
Pengurusan Ijin Eksplorasi & Evaluasi Pengembangan
Produksi & Pengolahan
Lain–Lain Setelah Produksi
IFRS 6 IAS 8, 38, 16, 37 & 36
PSAK 64
Beban diakui sebagai aset Pengukuran awal, aset dicatat
pada harga perolehan Pengukuran selanjutnya sesuai
dengan IAS 16, 38 dan 36.
Dibebankan pada periode berjalan, kecuali jika: Kegiatan eksplorasi yang signifikan
masih berjalan, dan Cadangan Terbukti belum dapat ditentukan.
Sudah dapat dibuktikan bahwa terdapat Cadangan Terbukti.
Ditangguhkan & diamortisasi pada saat produksi
Penurunan nilai - berlaku Estimasi biaya restorasi - berlaku
All other applicable IFRSs
Technical feasibility & commercial viability / cadangan Terbukti
263
PSAK 64 Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi
• Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang
mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih relevan dan andal.
PSAK 65
265
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65
Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan laporan keuangan konsolidasian
Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan investee; jika dan hanya jika memiliki Kekuasaan atas invesste Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk
mempengaruhi imbal hasil investor. Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa
Kehilangan pengendalian - entitas induk (31)
• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32; dan
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang dapat diatribusikan pada entitas induk.
Keuntungan/ Kerugian dlm LR
Nilai wajar investasi tersisa
Saham / Aset diterima (pembayaran)Nilai investasi
tercatat SELISIH
Reklasifikasi ke Saldo Laba
Contoh
• A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak suara)
• A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B (berdasarkan ukuran absolut)
• C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain (masing masing memiliki ‐ 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang masingmasing memegang 1%.
• C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil keputusan terkait aktivitas relevan.
Contoh
• AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA tidak memiliki kekuasaan atas BBB
• AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA memiliki kekuasaan atas BBB?
Contoh Kehilangan Pengendalian• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB diklasifikasikan
sbg AFS• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130
269
Investasi pada Barata (aset keuangan) 130Kas dan setara kas 750
Investasi pada Barata (entitas anak) 500Keuntungan 380
Keuntungan = 85% 750 - 85% x 500 = 32515% 130 – 15%x 500 = 55Total 380
Contoh tidak Kehilangan Pengendalian
• AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)• AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500
270
Kas 500Investasi pada BBB(4.000 x 10%) 400Keuntungan (ekuitas) 100
PSAK 65
272
Pengaturan Bersama PSAK 66
Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki pengendalian bersama.
Karakteristik pengaturan bersama: Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau
lebih pihak dalam pengaturan tersebut Pengendalian bersama persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian
Jenis pengaturan : operasi bersama mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban Ventura bersama investasi, metode ekuitas
273
Perubahan Standar
274
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama
275
Laporan Keuangan Para Pihak – Operator Bersama
Operator bersama mengakui hal berikut terkait dengan kepentingannya dalam operasi bersama:
• aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang dimiliki bersama• liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi bersama.• pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan dari
operasi bersama;• bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama;
dan• beban, mencakup bagiannya atas beban apapun yang terjadi secara
bersama-sama.
276
Contoh - Konstruksi
• CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan swasta. Mereka membentuk pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan pemenuhan kontrak dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan antara dua kota. Pengaturan kontraktual tersebut menentukan bagian partisipasi A dan B dan menetapkan pengendalian bersama atas pengaturan, yang subjek pengaturan tersebut adalah penyerahan jalan.
• CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z) sebagai pihak yang akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B, menyepakati kontrak dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait dengan pengaturan dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z adalah bahwa para pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan kewajiban terhadap liabilitas entitas.
277
Contoh - Konstruksi
• CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam pengaturan
dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan;b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk
semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam pengaturan berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan
c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A dan B berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan
• CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu yang ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A dan B menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator atas dasar ‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.
• CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan menagihkan jasa konstruksi kepada pemerintah atas nama para pihak.
278
Contoh - Konstruksi
ANALISIS• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang bentuk
hukumnya tidak memberikan pemisahan antara para pihak dan kendaraan terpisah (yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z adalah aset dan liabilitas para pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan yang telah disetujui oleh para pihak dalam pengaturan kontraktual mereka, yang menyatakan bahwa A dan B memiliki hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang dilakukan melalui entitas Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.
• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka bagian mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian mereka atas setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya utang dagang kepada pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang disetujui oleh mereka. Masing-masing pihak juga mengakui bagiannya atas pendapatan dan beban yang dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan kepada pemerintah melalui entitas Z.
PSAK 67
280
Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain PSAK 67
Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki dalam aktivitas &
arus kas Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko; konsekuensi
perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak
keuangan dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi sifat dan luas kepentingan; sifat dan
perubahan risiko
PSAK 68
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; danc. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS menggunakan konsep yang sama
282
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9
283
Assets
Assets
Intangible
Financial
Inv Property
PP&E
Inventory
EtcDefinedBenefit
Biological assets
Cost
CM or RM CM or RM
Cost Nil
Nil
Lower
of C
or N
RV
some F
VM
Cost
Cost
CM or FVM
Fair value
AmC or FV
M
Fair value
less costs to
sell
Fair value
less costs to
sell
FV plan assets less PUC plan obligation & arbitrary rulesFV plan assets less
PUC plan obligation & arbitrary rules
Various
Various
© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org
Hirarki Fair Value
284
Apakah ada harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik (Level 1)
Apakah ada input selain harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain Harga kuotasian yang dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi.
Level 3
NoYes
YesNo
Harus digunakan tanpa penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat diobservasi, termasuk informasi pasar dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi diantaranya data entitas (anggaran, proyeksi), harus disesuaikan jika pelaku pasar menggunakan asumsi berbeda
284
TERIMA KASIH
Profesi untukMengabdi pada
NegeriDwi Martani
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Akuntan