overhoul mesin
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

STUDI KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK SEKOLAH
PADA TEKNIK KENDARAAN RINGAN MATA DIKLAT
OVERHOUL MESIN DI KELAS X SMK PGRI 3 MALANG
SKRIPSI
OLEHARIF WICAKSONO
100513402142
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIFSEPTEMBER 2015

STUDI KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK SEKOLAH
PADA TEKNIK KENDARAAN RINGAN MATA DIKLAT
OVERHOUL MESIN DI KELAS X SMK PGRI 3 MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepadaUniversitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana
OlehARIF WICAKSONONIM 100513402142
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESINPROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
2015

LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Arif Wicaksono ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Malang, September 2015Pembimbing I
Drs. Partono, M.PdNIP 19610529 198601 1 001
Malang, September 2015Pembimbing II
Drs. H. Sutijono, M.MNIP 19511219 198103 1 002

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Arif Wicaksono ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal September 2015
Dewan Penguji
Drs. Partono, M.Pd , KetuaNIP 19610529 198601 1 001
Drs. H. Sutijono, M.M , AnggotaNIP 19511219 198103 1 002
Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd, M.Ed , AnggotaNIP 19641122 198812 1 001
Mengetahui, Mengesahkan,Ketua Jurusan Teknik Mesin Dekan Fakultas Teknik
Dr. Tuwoso, M.P. Dr. H. Andoko, ST., M.T NIP 19600305 198812 1 001 NIP 19650812 199103 1 005

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arif Wicaksono
NIM : 100513402142
Jurusan : Teknik Mesin
Fakultas/Program Studi : Teknik/S1 Pendidikan Teknik Otomotif
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, September 2015Yang membuat pernyataan
Arif WicaksonoNIM 100513402142

ABSTRAK
Wicaksono, Arif. 2015. Studi Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah Pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Partono., M.Pd, (II) Drs. H. Sutijono., M.M.
Kata kunci: Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah dan Overhoul Mesin
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi dua arah antara tenaga pendidik dan anak didik. Proses komunikasi tesebut terdiri dari beberapa unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain, unsusr tersebut antara lain tenaga pendidik, anak didik, materi pelajaran, fasilitas belajar dan lain-lain. Fasilitas belajar sangat penting dalam proses pembelajaran selain mendukung jalannya proses pengajaran juga dapat menimbulkan minat dan dorongan yang besar dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar perlu adanya penunjang agar kehgiatan tersebut dapat berjalan seimbang. Penunjang kegiatan belajar mngajar tersebut antara lain gedung, ruang belajar, sarana dan prasarana, keuangan dan lain-lain.
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui tingkat kelengkapan peralatan praktik sekolah pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang mengacu kepada Standar Minimum SMK, (2) Untuk mengetahui tingkat kesesuaian peralatan praktik sekolah pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang dengan Standar Minimum SMK. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Deskriptif. Obyek dalam penelitian ini adalah Siswa di SMK PGRI 3 Malang. Analisis data ini menggunakan skala persentase.
Berdasarakan secara keseluruhan, presentase tingkat kelengkapan peralatan praktik pada mata diklat overhaul mesin berdasarkan standar yang telah ditentukan, diperoleh (1) jumlah alat-alat khusus (Special Service Tools) sebanyak 14 set dengan presentase 38,88% (cukup sesuai) dan untuk kondisinya 14 set masih baik 38,88%, (2) jumlah alat ukur mekanik sebanyak 37 set dengan presentase 144,4% (sangat sesuai) dan untuk kondisinya 37 set masih baik 119,35%, (3) jumlah alat tangan dan alat umum sebanyak 94 set dengan presentase 81,9% (sangat sesuai) dan untuk kondisinya 94 set masih baik 81,9%, (4) jumlah trainer unit sebanyak 4 unit dengan presentase 33,3 % (cukup sesuai) adapun untuk kondisinya 4 unit masih baik 33,3% (cukup sesuai), (5) jumlah peralatan keselamatan kerja sebanyak 3 unit dengan presentase 75% (sesuai) dan untuk kondisinya 3 unit masih baik 75% (sesuai). Persentase tingkat kelengkapan pada ruang teori dan ruang praktik pada mata diklat overhoul mesin berdasarkan standar yang telah ditentukan, didapatkan hasil (1) jumlah perabot setiap area sebanyak 3 set atau 3 unit/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) adapun untuk kondisinya baik 3 unit/area dengan presentase 100%, (2) jumlah peralatan sebanyak 1 set/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) dengan kondisinya baik 1 set/area dengan presentase 100%, (3) jumlah media pendidikan sebanyak 2 unit/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) adapun untuk kondisinya baik 2 unit/area dengan presentase 100%, (4) jumlah perlengkapan

lain seperti kotak kontak dan tempat sampah sebanyak 5 buah atau unit/area dengan presentase 250% (sangat sesuai) adapun untuk kondisinya baik 5 unit/area dengan presentase 250%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelengkapan peralatan praktik sekolah pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat Overhoul Mesin di SMK PGRI 3 Malang sangat sesuai dengan standar yang ditentukan. Saran yang dapat disampaikan antara lain: pihak sekolah atau guru untuk menjaga kelengkapan peralatan praktek overhoul mesin dan lebih dapat memelihara kondisinya dengan baik.

ABSTRACT
Wicaksono, Arif. 2015. Study Completeness Equipment of School Practice On Light Weight Vehicle Engineering Overhoul Machine Training 10th Grade PGRI 3 Malang Vocational High School. Scription, Study Program of Automotive Engineering, Department of Mechanical Engineering. Engineering Faculty. Malang State University. Advisors (I) Drs. Partono., M.Pd, (II) Drs. H. Sutijono., M.M.
Keywords: Completeness Equipment of School Practice and Overhoul Machine
The learning process is a process of two-way communication between teachers and students. The communication process consists of several elements that are interrelated to each another. These element include teachers, students, the subject matter, learning facilities, and other elements. The learning facilities are very important for learning process besides supporting the course of teaching process also causing great interest and encouragement in learning. At the teaching and learning activities is need support for these activities so that can be balance. The supporting of learning activities include buildings, classrooms, facilities and infrastructures, finances, and etcetera.
This study is aimed for : (1) To determine the level of completeness equipment for practice in Light Weight Vehicle Engineering, Overhoul Machine Training in 10th Grade PGRI 3 Malang Vocational High School observed from the Minimum Standard Vocational High School, (2) To determine the level of suitability equipment for practice in Light Weight Vehicle Engineering, Overhoul Machine Training in 10th Grade PGRI 3 Malang Vocational High School observed from the Minimum Standard Vocational High School. This research uses descriptive research design. Objects in this study are students in PGRI 3 Malang Vocational School. Analysis of this data using a percentage scale.
Overall, the percentage level completeness of equipment for practice at the Overhaul Machines Training based on the standards that have been determined, obtained (1)The number of special tools (Special Service Tools) as many as 14 sets, the percentage is 38.88% (quite appropriate). And for the condition, 14 sets are still good 38.88%. (2)The number of mechanical measuring equipment as many as 37 sets, the percentage is 144.4% (very appropriate). And for the condition, 37 sets are still good 119.35%. (3)The number of hand tools and general tools as many as 94 sets with the percentage is 81.9% (very appropriate). And for the condition, 94 sets are still good 81.9%. (4)The number of trainers unit are 4 units with the percentage is 33.3% (quite appropriate). As for the condition, 4 units are still good 33.3% (quite appropriate). (5)The number of safety equipment are 3 units with the percentage is 75% (appropriate). And for the condition, 3 units is still good 75% (approriate). The percentage level completeness of theory room and practice room at Overhoul Machines Training based on the standards that have been determined, the result is (1)The number of furniture every area are 3 sets or 3 units/area with the percentage is 100% (very appropriate). As for condition is good 3 unit/area with a percentage of 100%, (2)The number of equipment as much as 1 set/area with the percentage is 100%

(approriate). With good condition 1 set/area with the percentage is 100%. (3)The number of media education are 2 units/area with the percentage is 100% (very appropriate). As for condition is good 2 units/area with a percentage of 100%. (4) The amount of other equipment such as electric sockets and trash boxes are 5 pieces or unit/area with the percentage is 250% (very appropriate). As for condition is good 5 units/area with the percentage is 250%.
Based on the results of this study, concluded that the completeness equipment for school practice in Light Weight Vehicle Engineering Overhoul Machine Training at PGRI 3 Malang Vocational High School is in accordance with prescribed standards. Suggestions can be submitted, such as: the school or the teacher to keep the completeness equipment for Overhoul Machine Pratical and more able to maintain it into good condition.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan
segenap curahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Studi Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah Pada Teknik
Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin di Kelas X SMK PGRI 3
Malang” ini dengan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu dari sekian
banyak tahap yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa jurusan teknik mesin
Universitas Negeri Malang untuk memperoleh gelar sarjana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Andoko, ST., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Malang yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Dr. Tuwoso, M.P., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan sekaligus
sebagai pembimbing akademik penulis yang telah memberikan ijin dan
arahannya dalam penyusunan skripsi.
3. Bapak Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd, M.Ed selaku penguji, yang telah
menyempurnakan dan memberikan pengarahan serta saran sehingga
terselesaikannya ujian skripsi.
4. Bapak Drs. Partono, M.Pd, selaku Pembimbing I yang selalu dengan sabar
membimbing, mengarahkan dan memberi motivasi selama dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih semoga kebaikan bapak diberi
balasan yang lebih baik oleh Allah S.W.T.

5. Bapak Drs. H. Sutijono, M.M, selaku Pembimbing II yang selalu dengan
sabar bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan,
memberi motivasi dan saran-sarannya yang sangat membanttu selama dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih semoga kebaikan Bapak diberi
balasan yang lebih baik oleh Allah S.W.T.
6. Kedua orang tua Bapak Nur Chozin dan Ibu Ida Setyowati, kakak M.
Firmandiansyah, dan semua keluarga penulis yang selalu mendoakan,
memberikan perhatian, kasih sayang serta segala sesuatu yang telah diberikan
demi keberhasilan penulis, semoga Allah SWT memberikan kesempatan buat
penulis untuk membalas yang telah diberikan selama ini.
7. Teman-teman S1 PTO angkatan tahun 2010 dan seluruh teman-teman yang
selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dicantumkan dalam skripsi ini
masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi lebih sempurnanya penelitian ini. Akhirnya
penulis berharap semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini dapat
memberikan manfaat dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan demi kemajuan ilmu
dan dunia pendidikan di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
E. Definisi Operasional ................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peralatan Praktik dan Bahan Praktik .......................................... 8
1. Peralatan Praktik .................................................................. 8
2. Bahan Praktik ....................................................................... 11
B. Kelengkapan Peralatan Praktik .................................................. 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................. 19
B. Instrumen .................................................................................... 19
C. Rancangan Penelitian ................................................................. 20
D. Teknik Pengumpulan Data, Pengorganisasian Data dan

Pengolahan Data ......................................................................... 24
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 24
2. Pengorganisasian Data ......................................................... 25
3. Pengolahan Data ................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Data Penelitian Kelengkapan Peralatan
Praktik ........................................................................................ 28
B. Kelengkapan dan Kesesuaian Peralatan Praktik pada Overhoul
Mesin .......................................................................................... 29
C. Kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan Praktik .... 31
BAB V PEMBAHASAN
A Tingkat Kelengkapan dan Kesesuaian Peralatan Praktik Mata
Diklat Overhoul Mesin di SMK PGRI 3 Malang ....................... 33
B Tingkat Kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan
Ruang Praktik di SMK PGRI 3 Malang ..................................... 36
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 40
B. Saran ........................................................................................... 41
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 42
LAMPIRAN ....................................................................................................... 44

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Jenis, Rasio dan Deskripsi Standar Prasaran Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ....................................... 14
2.2 Standar Sarana Area Kerja Mesin Otomotif .......................................... 15
2.3 Standar Alat-alat Khusus (Special Service Tools) Sesuai BSNP ........... 16
2.4 Standar Alat Ukur Mekanik Sesuai BSNP.............................................. 16
2.5 Standar Alat Tangan dan Alat Umum Sesuai BSNP ............................. 17
2.6 Standar Alat Trainer Unit Sesuai BSNP ................................................ 18
2.7 Standar Peralatan Keselamatan Kerja Sesuai BSNP .............................. 18
3.1 Format Pedoman Observasi Kelengkapan Peralatan Praktik pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan dan Standar BSNP ................................................ 20
3.2 Kriteria Penilaian Penelitian Berdasarkan Model Rating Scale ............. 26
4.1 Peralatan Praktik pada Overhoul Mesin.................................................. 29
4.2 Kelengkapan pada Ruang Teori dan Praktik .......................................... 31

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Wawancara ................................................................................... 44
2. Pedoman Survey ........................................................................................... 45
3. Data Wawancara .......................................................................................... 50
4. Data Survey .................................................................................................. 51
5. Foto Penelitian ............................................................................................. 56

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik, yang memungkinkan pengembangan segenap potensi
individu, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat
tercapai. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, visi dari Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
Sedangkan misi Pendidikan Nasional sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
“Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarakan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI”.

Pendidikan menengah kejuruan merupakan institusi yang bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya. Pendidikan menengah kejuruan dalam hal ini Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja
dan memiliki jastifikasi khusus pada kebutuhan di lapangan sehingga harus
memiliki kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja agar mampu
menyesuaikan lulusannya dengan tuntutan kerja.
Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila telah memenuhi tujuan
pendidikan nasional tersebut. Pendidikan juga dikatakan berhasil apabila proses
belajar mengajar dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar
dapat dicapai dengan lebih optimal. Untuk mengetahui ketercapaian tingkat
keberhasilan pendidikan, maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi artinya penilaian
terhadap tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam sebuah program (Muhhibin Syah, 2008: 141).
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi dua arah
antara tenaga pendidik dan anak didik. Proses komunikasi tesebut terdiri dari
beberapa unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain, unsur tersebut antara
lain tenaga pendidik, anak didik, materi pelajaran, fasilitas belajar dan lain-lain.
Fasilitas belajar sangat penting dalam proses pembelajaran selain mendukung
jalannya proses pengajaran juga dapat menimbulkan minat dan dorongan yang
besar dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar perlu adanya penunjang
agar kegiatan tersebut dapat berjalan seimbang. Penunjang kegiatan belajar

mngajar tersebut antara lain gedung, ruang belajar, sarana dan prasarana,
keuangan dan lain-lain.
Menurut Slameto (2010. hal 68), perlengkapan alat
pelajaran erat
hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran
yang dipakai oleh
guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
menerima bahan yang
diajarkan itu, peralatan yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan
bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah
menerima
pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi
lebih giat dan lebih
maju. Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah
satu dintaranya
adalah peralatan praktek siswa yang juga merupakan faktor
yang tidak dapat
diabaikan begitu saja. Sebab tanpa adanya fasilitas belajar yang
mendukung
proses belajar, siswa tidak akan bersemangat dalam belajar dan
tujuan belajar juga

akan terhambat ketercapaiannya. Jika siswa telah kehilangan
semangat belajar,
maka akan berdampak pada prestasi yang didapat oleh siswa.
Sumadi Suryabrata
2004: 233), mengemukakan bahwa alat-alat yang dipakai untuk
belajar dan faktor-
faktor lainnya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga
dapat membantu
proses belajar secara maksimal.
Menurut Arianto Sam (2010) dalam skripsi Florianus
Pandong (2009) “Fasilitas Belajar adalah semua kebutuhan yang
diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan,
melancarkan dan menunjang dalm kegiatan belajar di sekolah.
Fasilitas belajar bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan lebih efektif dan efisien yang nantinya diharapkan
peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan memperoleh
hasil belajar yang memuaskan”. Menurut Muhibbin Syah
menambahkan bahwa “disamping faktor-faktor internal dan
eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh
terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut”
(1999:140). Secara khusus Syaiful Bahri Djaamarah
mengemukakan bahwa “interaksi dari lingkungan alami dan
lingkungan sosial budaya selalu terjadi dalam mengisi kehidupan
anak didik serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

belajar anak di sekolah” (2002:143). Jadi dari refrensi di atas
dapat disimpulkan bahwa kelengkapan peralatan praktik akan
berakibat pada tercapainya keberhasilan yang berdampak pada
out put dari siswa, jika out put siswa yang baik akan lebih
diterima bagi masyarakat dan dunia industri.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMK PGRI 3
Malang, khususnya pada kelas X teknik kendaraan ringan mata
diklat Overhoul Mesin dan wawancara pada guru pendidik mata
diklat Overhoul Mesin. Perbandingan persentase antara teori dan
praktik mata diklat overhoul mesin, teori 30% dan praktik 70%
dan ruang praktik yang dipakai para siswa masih perlu
pengembangan. Untuk peralatan praktik masih banyak yang
kurang dan perlu adanya penambahan, meskipun kondisi
peralatannya masih baik dan sesuai dengan standar minimum
SMK. Sebagian siswa juga masih perlu pendampingan dalam
penggunaan alat praktik tersebut.
Subjek penelitian ini adalah Guru SMK PGRI 3 Malang
karena sekolah ini tergolong sekolah yang menjunjung tinggi
kedisiplinan. Para siswanya dituntut harus menaati peraturan
yang di SMK PGRI 3 Malang. SMK PGRI 3 Malang memilki motto
yang sesuai dengan tingkat kedisplinan di sekolah ini, yaitu
Succes By Disiplin. Melihat dari motto sekolah ini maka akan
diteliti bagaimana kelengkapan alat praktik sekolah mata diklat

overhoul mesin dan memilih SMK PGRI 3 Malang sebagai tempat
penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Studi Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah
Pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin Di Kelas X SMK
PGRI 3 Malang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dapat diambil
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat kelengkapan peralatan praktik sekolah
pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat overhoul mesin
di Kelas X SMK PGRI 3 Malang mengacu kepada Standar
Minimum SMK?
2. Bagaimana tingkat kesesuaian peralatan praktik sekolah
pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat overhoul mesin
di Kelas X SMK PGRI 3 Malang dengan Standar Minimum
SMK?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Untuk mengetahui tingkat kelengkapan peralatan praktik
sekolah pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat

overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang mengacu
kepada Standar Minimum SMK.
2. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian peralatan praktik
sekolah pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat
overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang dengan
Standar Minimum SMK.
D. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat penelitian yang dapat diambil antara lain
sebagai berikut:
1. Bagi guru adalah sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan
pembelajaran khususnya dalam hal minat sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan
prestasi belajar siswa
2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengetahui masalah pembelajaran yang
ada di lapangan dan sebagai referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi sekolah, hasil yang dicapai dari penelitian ini dapat digunakan
sebagai salah satu pertimbangan dalam melengkapi peralatan praktik
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
E. Definisi Operasional
Menurut Pedoman Penuliasan Karya Ilmiah (2010:18) mengungkapkan definisi
istilah dapat berbentuk difinisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi

operasianal adalah definisi yng didasarkanatas sifat-sifat hal yang didefinisikan
yang dapat diminati agar tidak terjadi salah pengertian dalam istilah, maka ada
beberapa istilah yang perlu ditegaskan secara singkat, sehingga akan dapat
membantu untuk memahami penulisan.
Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kelengkapan peralatan praktik adalah segala sesuatu yang dipakai untuk
pembelajaran praktik baik secara langsung maupun tidak langsung mulai
dari perlengkapan peralatan (alat ukur dan alat tangan), bahan praktik dan
engine stand yang digunakan saat praktikum untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Ketersediaan peralatan praktik yang dimaksud adalah sarana prasarana
yang menunjang belajar pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat
overhoul mesin. Dalam penelitian ini meliputi terpenuhi kelengkapan
peralatan praktik yang menyangkut aspek jumlah dan kondisi ketersediaan
peralatan praktik pada mata diklat overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI
3 Malang.
3. Studi kelengkapan peralatan praktik sekolah pada Teknik Kendaraan
Ringan mata diklat Overhoul Mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang,
ditinjau dengan standar yang berlaku di Badan Nasional Standar
Pendidikan (BNSP)

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peralatan Praktik dan Bahan Praktik
Peralatan bengkel otomotif merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pelaksanan kerja seorang mekanik. Kondisi peralatan pada bengkel mekanik
otomotif harus sesuai dengan standar tertentu. Penggunaan peralatan hendaknya
sesuai dengan persyaratan keselamatan kerja, karena apabila tidak sesuai dengan
persyaratan keselamatan kerja atau tidak ergonomis dapat menyebabkan
kecelakaan kerja yang dapat mengancam jiwa mekanik itu sendiri. Selain itu
pekerjaan yang dilakukan dengan peralatan yang tidak memenuhi standar tidak
dapat menghasilkan produktivitas secara optimal.
Secara keseluruhan standar sarana dan prasarana pada PERMENDIKNAS
No. 40 tahun 2008 teah termuat. Hanya saja standar mengenai spesifikasi
peralatan belum tersedia secara terperinci. Utnuk itulah diperlukan standar yang
lebih mendetail mengenai spesifikasi mengenai spesifikasi minimal peralatan
yang harus tersedia dalm ruang laboratorium/bengkel Teknik Kendaraan Ringan
melputi:

1. Peralatan Praktik
Peralatan praktik adalah suatu media yang dipakai untuk
mengerjakan sesuatu: perkakas, perabot yang dipakai untuk mencapai
maksud.
Alat Praktek adalah alat bantu belajar yang berfungsi untuk
mempermudah proses belajar mengajar dan praktikum siswa , Sekolah
Menengah Kejuruan . Alat Praktek ini begitu efektif bagi siswa sekolah
kejuruan karena alat praktek ini dapat Membantu Proses belajar mengajar
dan Praktikum siswa dan siswapun Lebih cepat mengerti . dan proses
belajar mengajar pun dapat bekerja secara efektif dan lebih efisien bahkan
pada suatu saat dapat diterapkan di dalam dunia kerja dan masyarakat
(Citra Mandiri Infokom)
Alat adalah suatu perabotan yang digunakan dalam melakukan
raktik belajar mengajar guru dan siswa. Semua alat yang disediakan harus
menunjang pelaksanaan pencapaian tujuan pengajaran. Oleh karena itu ,
kelengkapan alat-alat, jumlah yang memadai dan berfungsi dengan baik
akan sangat diperlukan. Sebaiknya alat-alat dibuatkan daftar inventarisnya
agar terkontrol dalam pemakaian, kerusakan dan pembelian alat baru.
Tool merupakan alat yang digunakan dalam membantu
melaksanakan praktik tetapi bukan alat praktik itu sendiri. Tool sebagai
bagian dari alat yang merupakan kelengkapan yang digunakan secara
bersama-sama. Tool sangat penting keberadaaanya sehingga harus dijaga,
dirawat dan disimpan dengan sebaik mungkin. Tool harus terbuat dari
bahan yang kuat dan awet serta lengkap sesuai dengan kebutuhan praktik.

Tool merupakan alat untuk mengerjakan atau membuat sesuatu barang.
Tool berbeda degan instrumen atau alat ukur. Instrumen alat ukur harus
memiliki satuan dan tingkat akurasi yang tinggi serta mudah untuk
dikalibrasikan.
Penggunaan peralatan hendaknya sesuai dengan persyaratan
keselamatan kerja, karena apabila tidak sesuai dengan persyaratan
keselamatan kerja atau tidak ergonomis dapat mengakibatkan kecelakan
kerja yang dapat mengancam jiwa mekanik itu sendiri. Selain itu pekerjaan
yang dilakukan dengan peralatan yang tidak memenuhi standar tidak dapt
menghasilkan produktivitas secara optimal (Maran, Zevy. 2007:1)
Acher (1989) menjelaskan bahwa peralatan praktik berdasarkan
statusnya dapat dibedakan menjadi peralatan yang harus ditangani oleh
satu orang (single work station) dan peralatan yang harus ditangani lebih
dari satu orang (group work station). Sedang menurut jenisnya peralatan
praktik diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: (1) peralatan utama, (2)
peralatan kelengkapan standar dan (3) peralatan kelengkapan tambahan.
Untuk menstandarkan sarana prasarana yang harus dimiliki
sekolah, maka dikeluarkan Permendiknas No 40 tahun 2008 tentang
standar sarana dan prasarana untuk sekolah menengah kejuruan/madrasah
aliah kejuruan. Dijelaskan dala peraturan tersebut bahwa SMK harus
memenuhi standar sarana prasarana minimum yang telah ditetapkan sesuai
dengan bidang kejuruan. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk meningkatka kualitas pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.

Dengan sarana prasarana utnuk kegiatan yang memenuhi standar maka
diharapkan kualitas lulusan SMK akan lebih baik.
2. Bahan Praktik
Bahan praktik adalah bahan yang habis maupun tidak habis dipakai
yang digunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Bahan-
bahan yang tidak habis dipakai digunakan kembali ada kegiatan praktik
berikutnya atau pada tahun berikut. Bahan harus tersedia selama proses
belajar mengajar berlangsung sehingga tidak mengganggu kegiatan
praktik. Bahan praktik selalu berubah spesifikasinya sesuai dengan
peekembangan pengetahuan dan teknologi yang terjadi (Sukardi, 2009:9)
Sarana praktik merupakan hal yang utama dan penting untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran praktik. Wotto (2000) menyebutkan
bahwa dalam kegiatan praktik, fasilitas praktik merupakan sumber belajar
utama yang apabila digunakan sebagai mana mestinya, dapat membantu
menjelaskan tentang suatu hal sehingga informasi yang disampaikan
melalui kegiatan praktik akan menjadi lebih jelas. Fasilitas tersebut
meliputi sarana dan prasarana seperti bahan praktik, alat praktik ruangan
praktik dan lain-lain.
Fasilitas sarana dan prasarana itu pun juga harus memiliki stadar
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu pemerintah mengeluarkan
standar untuk dijadikan acuan sehingga demi mewujudkan pemerataan

pendidikan. Standar tersebut diteangkan dalam Permendiknas No 40 tahun
2008 tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah.
B. Kelengkapan Peralatan Praktik
Dalam melaksanakan kegiatan belajar di sekolah banyak
sekali faktor-faktor yang mempengaruhi, baik yang mendukung
keberhasilan kegiatan belajr maupun yang menghambat
kegiatan belajar. Salah satu faktor yang dapat mendukung
kegiatan belajar sehingga dapat memberikan hasil yang
maksimal adalah kelengkapan peralatan praktik sekolah. Pada
saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan,
hal utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan
kelengkapan ideal.
Sonhadji (2002), melakukan studi dalam bidang teknologi dan temuannya
adalah sebagai berikut: (1) pengorganisasian fasilitas laboratorium pada aspek-
aspek tata ruang, pengendalian alat, bahan, dan keselamatan kerja pada umumnya
baik; (2) pengorganisasian fasilitas laboratorium pada aspek-aspek kondisi
lingkungan kerja, serta sistem pemeliharaan, perbaikan, dan pergantian peralatan,
sebagian besar kurang memadai; (3) kualitas pengorganisasian fasilitas antara
laboratorium teknik mesin pada perguruan tinggi negeri dan swasta terdapat
perbedaan; dan (4) kualitas pengorganisasian fasilitas antara laboratorium teknik
mesin dengan karakteristik personel pengelola yang bervariasi tidak terdapat

perbedaan. Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian sebelumnya pada
sebuah perguruan tinggi teknik yang dilakukan oleh Sonhadji dan kawan-kawan
(1993), yang menyatakan bahwa keadaan ruangan praktikum rerata belum
memenuhi syarat, sedangkan proses pengadaan alat dan bahan sering juga
mengalami kesulitan.
Kelengkapan peralatan praktik merupakan salah satu
faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dan menentukan
keberhasilan proses belajr mengajar (PBM) di sekolah. Dengan
adanya peralatan praktik yang lengkap siswa akan merasa
nyaman dalam menerima pengajaran dari seorang guru dan guru
juga dapat memanfaatkan peralatan praktik yang ada di sekolah
untuk memudahkan dalam penyampaian materi saat praktik
terhadap siswa.
Sedangkan yang dimaksud dengan alat disini adalah alat-
alat yang dipakai dalam melaksanakan praktek overhoul mesin.
Siswa akan memperoleh keterampilan secara maksimal dalam
proses praktek apabila didukung dengan adanya bengkel kerja
yang memiliki peralatan praktek yang lengkap.
Adapun standarisasi kerja optimal dengan memiliki
peralatan praktek lengkap (depdikbud, 1998) adalah :
1) Efisiensi penggunaan peralatan praktek berkisar antara
60% sampai

dengan 80%.
2) Peralatan selalu siap pakai dan aman yaitu semua
peralatan terhindar
dari kerusakan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun
2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagai berikut.
1) Ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan mesin
otomotif; kelistrikan otomotif, serta chasis otomotif dan sistem
Otomotif.
2) Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik
Otomotif adalah 256 m², yang meliputi: area kerja otomotif 96 m², area
kerja kelistrikan 48 m², area kerja chasis 64 m², ruang penyimpanan dan
isntruktur m².
3) Ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dilengkapi
prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Jenis, Rasio dan Deskripsi Standar Prasarana ruang
Praktik Program keahlian Teknik Mekanik OtomotifNo. Jenis Rasio Deskripsi
1. Area kerja mesin
otomotif
6 m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik
Luas minimum adalah 96 m²,
Lebar minimum adalah 8 m.
2. Area kerja kelistrikan 6 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik
Luas minimum adalah 48 m²,
Lebar minimum adalah 6 m.

3. Area kerja chasis dan
pemindah tenaga
8 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik
Luas minimum adalah 64 m²,
Lebar minimum adalah 8 m.
4. Ruang penyimpanan
dan isntruktur
4 m²/peserta didik Luas minimum adalah 48 m²,
Lebar minimum adalah 6 m.
(Sumber: Lampiran Permendiknas no. 40 tahun 2008)
4) Ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, khususnya
standar sarana pada area kerja mesin otomotif atau engine dilengkapi
dengan sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.2:
Tabel 2.2 Standar Sarana Area Kerja Mesin OtomotifNo. Jenis Rasio Deskripsi
1. Perabot
1.1 Meja Kerja 1 set/area Untuk minimum 16 peserta didik pada
pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda
motor)
1.2 Kursi Kerja/Stool
1.3 Lemari simpan alat
dan bahan
2 Peralatan
2.1 Peralatan untuk
pekerjaan mesin
otomotif
1 set/area Untuk minimum 16 peserta didik pada
pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda
motor)
3 Media Pendidikan
3.1 Papan tulis 1 buah/area Untuk minimum 16 peserta didik pada
pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda
motor)
4 Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak Minimum 1
buah/area
Untuk mendukung operasionalisasi peralatan
yang memerlukan daya listrik
4.2 Tempat sampah Minimum 1
buah/area
(Sumber: Lampiran Permendiknas no. 40 tahun 2008)

Mengacu pada BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan bahwa pada
umumnya kegiatan pembelajaran praktik bersifat individu, maka dalam kegiatan
praktik setiap siswa/pemakai mendapat satu sarana prasarana praktik. Kegiatan
pembelajaran yang sifatnya kelompok, maka setiap alat dipergunakan lebih dari
satu siswa/pemakai. Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
(2003:32), ukuran standar minimal kebutuhan jumlah sarana praktik sebuah
kelompok praktik dibagi menjadi:
Kelompok prakrik terdiri dari 36 siswa (1 rombongan belajar) = 6 alat dan 6 bahan
Kelompok praktik terdiri dari 18 siswa (1/2 rombongan belajar) = 4 alat dan 4 bahan
Kelompok prakrik terdiri dari 12 siswa (1/3 rombongan belajar) = 3 alat dan 3 bahan
Kelompok prakrik terdiri dari 9 siswa (1/4 rombongan belajar) = 2 alat dan 2 bahan
Kelompok prakrik terdiri dari 6 siswa (1/6 rombongan belajar) = 1 alat dan 1 bahan
Secara lebih spesifik, identifikasi kelengkapan peralatan praktik bengkel
engine khususnya pada mata diklat Ovehoul Mesin berpedoman pada standar
BSNP (Badan Nasional Standar Pendidikan), yaitu bisa dijabarkan pada Tabel 2.3
sampai dengan Tabel 2.7
Tabel 2.3 Standar Alat-alat khusus (Special Service Tools) Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSI
I Alat-alat Khusus (Special Service Tools)
1 Universal Puller 6 buah/lab Kuat dan mampu menarik pully yang terpasang pada poros
2 Kunci filter oli (Oil Filter Wrench)
6 buah/lab Mampu menjepit filter oli dengan kuat
3 Coil spring compressor 6 buah/lab Mampu menjepit pegas dengan kuat dalam pelepas/pemasangan shock breaker
4 Valve spring compressor 6 buah/lab Mampu menjepit pegas katup dengan kuat dalam pelepasa/pemasangannya
5 Piston ring compressor 6 set/lab Untuk memasang piston ring dan piston ke dalam silinder
6 Piston ring expander 6 set/lab Untuk melepas dan memasang ring piston pada piston

Sumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003
Tabel 2.4 Standar Alat Ukur Mekanik Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSIII Alat Ukur Mekanik
1 Jangka sorong 6 buah/lab Lurus dan ukuran mudah dibaca2 Micrometer 6 buah/lab Mempunyai ketelitian sampai dengan
0,1 mm ukuran mudah dibaca3 Dial indicator 6 buah/lab Mempunyai ketelitian sampai dengan
0,1 mm ukuran mudah dibaca4 Cylinder bor gauge 1 set/lab Mempunyai ketelitian sampai dengan
0,1 mm ukuran mudah dibaca5 Compression tester 6 buah/lab Mampu menahan tekanan kompresi
motor bensindan diesel mempunyai skala pengukuran yang mudah dibaca
6 Penyetel kerenggangan celah (fuller gauge)
6 buah/lab Mempunyai ketelitian sampai dengan 0,1 mm ukuran mudah dibaca
Sumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003
Tabel 2.5 Standar Alat Tangan dan Alat Umum Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSIIII Alat Tangan dan Alat
Umum1 Kunci pas (6-32) 6 set/lab Kuat dan tersedia berbagai ukuran2 Kunci ring (6-32) 6 set/lab Kuat dan tersedia berbagai ukuran3 Kunci shock 6 set/lab Kuat dan tersedia berbagai ukuran4 Kunci momen 1 set/lab Berdaya momen lebih dari 50 kg5 Ratchet handle 3 buah/lab Kuat, mempunyai stel arah putaran6 Speed handle 3 buah/lab Kuat7 Sliding handle 6 buah/lab Kuat dan memliki tangkay yang dapat
memegang shock8 L handle 6 set/lab Kuat dan memliki tangkay yang dapat
memegang shock9 Kunci L 3 buah/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam10 Kunci inggris 6 buah/lab Kuat dan mampu mencengkram11 Kunci kombinasi 6 set/lab Kuat dan tersedia berbagai ukuran12 Obeng (+) (-) 6 set/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam13 Obeng offset 6 set/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam14 Obeng ketok 6 set/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam15 Tang kombinasi 6 buah/lab Kuat dan memiliki beberapa mulut untuk
mencengkram16 Tang kuat (Vice grip) 6 buah/lab Kuat dan mampu mencengkram17 Tang moncong panjang 6 buah/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam18 Tang snapring 6 set/lab Kuat dan mampu mencengkram19 Palu besi 6 buah/lab Kuat dan aman digunakan20 Palu karet 6 buah/lab Kuat dan kepala palu mempunyai karet
yang kuat21 Gasket scraper 6 buah/lab Kuat dan mampu membersihakan sisa
gasket yang melekat pada komponen22 Spare part trolly 6 buah/lab Mampu menyimpan komponen-
komponen kendaraan sewaktu kendaraan dibongkat

23 Bak cuci spare part 10 unit/lab Ukuran memadai untuk mencuci komponen/alat praktik
24 Oil can 6 unit/lab Mampu memberikan pelumas pada saat perakitan
25 Ragum 1 unit/lab Mampu memegang benda kerja dengan kuat
Sumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003
Tabel 2.6 Standar Trainer Unit Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSIIV Trainer Unit
1 Engine Life Bensin 4 tak on stand
6 unit/lab Sebagai media praktikum siswa
2 Engine Life Bensin 4 tak on stand
6 unit/lab Sebagai media praktikum siswa
Sumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003
Tabel 2.7 Standar Peralatan Keselamatan Kerja Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSIV Peralatan Keselamatan
Kerja1 Baby crane 1 unit/lab Mampu mengangkat engine/komponen
lain yang berat2 Kompressor udara 1 buah/lab Hidup dan mampu memberikan udara
bertekanan3 V block 4 unit/lab Mampu menempatkan poros engkol
dengan aman saat dibongkarSumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi mengenai status sebuah
gejala yang ada. Penelitian deskriptif adalah penjelasan terhadap variable-variabel
penelitian melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam sehingga
ruang lingkup, kedudukan dan prediksi yang akan diteliti semakin jelas dan
terarah (Sugiyono, 2007). Selain itu penelitian deskriptif bertujuan untuk
melakukan analisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih
mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2007). Penelitian yang
dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kelengkapan ketersediaan peralatan

praktik pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat overhoul di kelas X SMK
PGRI 3 Malang. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara membandingkan
kelengkapan peralatan praktik sesuaian BSNP.
B. Responden
Menurut kamus besar bahasa Indonesia responden adalah penjawab (atas
pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian). Responden asal katanya
“respon”. Respon (Inggris: respond) bias dimaknai sebagai tanggapan , jawaban,
balasan. Jadi responden adalah orang yang anda mintai jawaban/tanggapan atas
pertanyaan yang anda ajukan. Kalau anda menyebarkan angket, maka responden
adalah mereka yang mengisi angket anda. Kalau anda melakukan wawancara, maka
responden adalah orang yang anda wawancara.
Sedangkan untuk responden yang dilakukan pada penelitian kali ini terhadap
para pekerja yang sesuai pada bidangnya seperti guru yang mengajar mata diklat
overhoul mesin pada bengkel praktik di SMK PGRI 3 Malang.
C. Instrumen Penelitian
Instrument pengumpulan data diperlukan untuk mengumpulkan data yang
diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dokumen dan survey dalam
bentuk kelompok dan dimasukkan ke dalam format isntrumen penelitian yang
berupa data-data di dalam penelitian ini, nantinya diperoleh dari hasil survey
terhadap kelengkapan peralatan praktik dan dituangkan ke dalam instrument
penelitian yang berupa tabel-tabel, dengan pediman pada peraturan Menteri
Pendidikan Nasional no 40 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana
Sekolah Menengah Kejuruan dan standar BSNP

Data yang dikumpulkan melalui survey dapat dijabarkan melalui kisi-kisi
observasi sperti tabel berikut:
Tabel 3.1 Format pedoman survey Kelengkapan Peralatan Praktik pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 40 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Kejuruan dan standar BSNP
No Aspek Yang Di
Observasi
Standar Keadaan
Sebenar-
nya
Prosen-
tase (%)
Kondisi Keterangan
B R
R
R
B
A. Peralatan Laboratorium Mesin Teknik Kendaraan Ringan
I Alat-alat Khusus (Special Service Tools)
1 Universal Puller 6 buah/lab
2 Kunci filter oli (Oil Filter Wrench)
6 buah/lab
3 Coil spring compressor
6 buah/lab
4 Valve spring compressor
6 buah/lab
5 Piston ring compressor
6 set/lab
6 Piston ring expander
6 set/lab
II Alat Ukur Mekanik
1 Jangka sorong 6 buah/lab
2 Micrometer 6 buah/lab
3 Dial indicator 6 buah/lab
4 Cylinder bor gauge
1 set/lab
5 Compression tester
6 buah/lab
6 Penyetel kerenggangan celah (fuller gauge)
6 buah/lab

III Alat Tangan dan Alat Umum
1 Kunci pas (6-32) 6 set/lab
2 Kunci ring (6-32)
6 set/lab
3 Kunci shock 6 set/lab
4 Kunci momen 1 set/lab
5 Ratchet handle 3 buah/lab
6 Speed handle 3 buah/lab
7 Sliding handle 6 buah/lab
8 L handle 6 set/lab
9 Kunci L 3 buah/lab
10 Kunci inggris 6 buah/lab
11 Kunci kombinasi
6 set/lab
12 Obeng (+) (-) 6 set/lab
13 Obeng offset 6 set/lab
14 Obeng ketok 6 set/lab
15 Tang kombinasi 6 buah/lab
16 Tang kuat (Vice grip)
6 buah/lab
17 Tang moncong panjang
6 buah/lab
18 Tang snapring 6 set/lab
19 Palu besi 6 buah/lab
20 Palu karet 6 buah/lab
21 Gasket scraper 6 buah/lab
22 Spare part trolly 6 buah/lab
23 Bak cuci spare part
10 unit/lab
24 Oil can 6 unit/lab
25 Ragum 1 unit/lab
IV Trainer Unit
1 Engine Life Bensin 4 tak on stand
6 unit/lab

2 Engine Life Bensin 4 tak on stand
6 unit/lab
V Peralatan Keselamatan Kerja
1 Baby crane 1 unit/lab
2 Kompressor udara
1 buah/lab
3 V block 4 unit/lab
B Ruang Praktik dan Teori
1. Perabot
1.1 Meja Kerja
1 set/area1.2 Kursi
Kerja/Stool
1.3 Lemari simpan
alat dan bahan
2 Peralatan
2.1 Peralatan untuk
pekerjaan mesin
otomotif
1 set/area
3 Media
Pendidikan
3.1 Papan tulis 1
buah/area
3.2 LCD 1 buah/area
3.3 Screen LCD 1 buah/area
4 Perlengkapan
lain
4.1 Kotak kontak Minimum
1
buah/area
4.2 Tempat sampah Minimum

1
buah/area
Kondisi*:
B : (Baik) : Dapat dipergunakan sesuai dengan standar
RR : (Rusak Ringan) : Dapat dipergunakan tetapi hasilnya kurang akurat
RB : (Rusak Berat) : Tidak sesuai dengan standard
D. Teknik Pengumpulan Data, Pengorganisasian Data dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Survey
Penelitian ini menggunakan pendekatan rancangan survey. Dasar
pertimbangan digunakannya rancangan survey oleh karena jenis penelitian
ini memberikan gambaran atau uraian atas sesuatu keadaan sejelas
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap yang diteliti. Oleh karenanya
penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan
untuk menggambarkan suatu kedaan atau fenomena, maka peneliti
berkeinginan untuk mengeksplorasi hal-hal yang berhubungan dengan
kondisi bengkel program teknik mekanik otomotif. Metode survey ini
digunakan untuk kelengkapan peralatan praktik sekolah pada SMK PGRI 3
Malang. Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Walaupun kondisi peralatan praktik masih baik dan sesuai
dengan standard minimum SMK, tetapi alat praktik praktik tersebut masih
kurang lengkap dan perlu adanya penambahan alat.

Wawancara
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmaja, 2007:117), wawancara adalah
suatu cara untuk mengetahui sistuasi tertentu di dalam kelas dilihat dari
sudut pandang orang lain. Wawancara ada dua macam (Moleong,
2005:190), yaitu (a) wawancara terstruktur, artinya bahan wawancara
susdah dipersiapkan secara rapi dan urut, (b) wawancara tak terstruktur,
artinya wawancara yang topic pembicaraan diambil dari orang yang
diwawancarai ketika wawancara berlangsung. Pada penelitian ini
menggunakan wawancara terstruktur yang ditujukan kepada para petugas
yang bekerja pada keahlian masing-masing seperti halnya pada guru yang
menyampaikan materi overhoul mesin. Guru yang bersangkutan bernama
Mochammad Firmandiansyah selaku guru pendidik materi overhoul
mesin.
Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilaksanakan terhadap beberapa buku sarana
prasarana praktik di sekolah, referensi lain dan diharapkan mencerminkan
macam-macam kelengkapan peralatan praktik sekolah pada Teknik
Kendaraan Ringan mata diklat overhoul mesin.
2. Pengorganisasian Data
Data-data hasil observasi dan identifikasi di organisir dalam bentuk
kelompok dan dimasukkan ke dalam format instrument penelitian yang berupa
tabel, yang terdiri dari:

Tabel ketersediaan kelengkapan peralatan praktik pada Teknik Kendaraan
Ringan di SMK PGRI 3 Malang.
3. Pengolahan Data
Setelah data-data penelitian didapat, selanjutnya dilakukan perbandingan
antara kondisi yang ada pada SMK PGRI 3 Malang pada Teknik Kendaraan
Ringan, dengan yang terdapat oada Badan Nasional Standar Pendidikan.
Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah Rating Scale (skala
bertingkat). Rating Scale sendiri adalah skala pengukuran dimana data mentah
yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kuantitatif.
Yang terpenting dari penggunaan skala pengukuran Rating Scale adalah harus
dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternative jawaban pada
setiap item instrumen (Sugiyono, 2007:98)
Penelitian ini dibuat dengan menggunakan skala bertingkat (BAN, 2009)
yaitu: (a) 76% - 100% (sangat sesuai); (b) 51% - 75% (sesuai); (c) 26% - 50%
(cukup sesuai); dan (d) 0% - 25% (tidak sesuai). Berikut Kriteria Penilaian
penelitian berdasarkan Model Rating Scale.
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Penelitian Berdasarkan Model Rating Scale
No Definisi Kriteria
Pencapaian
Standar BSNP
1
2
3
Sangat Sesuai
Sesuai
Cukup Sesuai
76% - 100%
51% - 75%
26% - 50%
Bila kondisi alat pada
kondisi baik (B)
Bila kondisi alat pada
kondisi baik (B)
Bila kondisi alat pada

4 Tidak Sesuai 0% - 25%
kondisi kurang baik
(RR)
Bila kondisi alat pada
kondisi tidak baik
(RB)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data yang berbentuk angka. Jenis data dalam penelitian ini berupa skor yang
diberikan pada setiap jawaban pada pedoman observasi tentang Analisis
Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah di SMK PGRI 3 Malang.
Analisis data ini menggunakan skala persentase yaitu perhitungan dalam
analisis data yang akan menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan
interpretasi pada nilai yang diperoleh. Proses perhitungan persentase dilakukan
dengan cara mengkalikan hasil bagi skor jumlah sarana yang terdapat pada
ketersediaan peralatan praktik dengan skor sesuai standard BSNP dengan 100%
(Arikunto, 2002), dengan rumus sebagai berikut:
P = Fn
× 100 %
Keterangan:
P = Jumlah persentasi yang dicari
F = Jumlah yang terdapat pada program keahlian
n = Jumlah yang terdapat didalam standart BSNP

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Sesuai dengan fokus penelitian, maka pada bab IV ini dipaparkan data
temuan penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan rumusan masalah
yang diuraikan pada bab I. Pada bab ini dijelaskan tentang: gambaran umum data
penelitian kelengkapan peralatan praktik sekolah pada teknik kendaran ringan
mata diklat overhoul mesin.
A. Gambaran Umum Data Penelitian Kelengkapan Peralatan Praktik
Penlitian ini dilakukan pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat

Overhoul Mesin pada SMK PGRI 3 Malang. Data yang dikumpulkan melalui
observasi, yang dilaksanakan di SMK PGRI 3 Malang. Kelengkapan peralatan
praktik pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat Overhoul Mesin terdiri dari
subvariabel yaitu: (a) jumlah alat praktik overhoul mesin, (b) kondisi alat praktik
overhoul mesin, (c) jumlah kelengkapan alat ruang teori dan ruang praktik.
Data yang akan disajikan dari hasil obeservasi penelitian ini adalah untuk
memberikan gambaran tentang Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah pada
Teknik Kendaraan Ringan mata diklat Overhoul Mesin di SMK PGRI 3 Malang,
dalam hal ini adalah tingkat ketercapaian kesesuaian standar kependidikan
sekolah.
Data penelitian diperoleh dari hasil pengamatan yang disesuaikan dengan
aspek-aspek yang terdeteksi dalam instrument penelitian. Hasil penelitian yang
diperoleh akan diperbandikan dengan standar minimal sarana dan prasarana yang
ditentukan berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 40
Tahun 2008 dan Instrumen Verifikasi dari Badan Standar Nasional Pendidian
Tahun 2010/2011. Selanjutnya data ini akan dioalah menjadi skala persentase
sehingga dapat diketahui dan disimpulkan mengenai tingkat Kelengkapan
Peralatan Praktik Sekolah pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat Overhoul
Mesin di SMK PGRI 3 Malang.
B. Kelengkapan dan Kesesuaian Peralatan Praktik pada Overhoul Mesin
Berikut ini adalah tabel hasil observasi kelengkapan peralatan praktik pada
teknik kendaraan ringan mata diklat overhoul mesin:
Tabel 4.1 Peralatan Praktik pada Overhoul MesinNo Aspek Yang Di
ObservasiStandar Keadaan
Sebenar-nya
Prosen-tase (%)
Kondisi* KeteranganB RR RB
A. Peralatan

Laboratorium Mesin Teknik Kendaraan Ringan
I Alat-alat Khusus (Special Service Tools)
1 Universal Puller 6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai2 Kunci filter oli
(Oil Filter Wrench)
6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai
3 Coil spring compressor
6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai
4 Valve spring compressor
6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai
5 Piston ring compressor
6 set/lab 2 set/lab 33,3% 2 Cukup sesuai
6 Piston ring expander
6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai
Total 36 14 233,1% 14
II Alat Ukur Mekanik
1 Jangka sorong 6 buah/lab 10 buah/lab
166,6% 10 Sangat sesuai
2 Micrometer 6 buah/lab 10 buah/lab
166,6% 10 Sangat sesuai
3 Dial indicator 6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai4 Cylinder bor
gauge1 set/lab 3 set/lab 300% 3 Sangat sesuai
5 Compression tester
6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai
6 Penyetel kerenggangan celah (fuller gauge)
6 buah/lab 10 buah/lab
166,6% 10 Sangat sesuai
Total 31 37 866,4% 37
III Alat Tangan dan Alat Umum
1 Kunci pas (6-32) 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai2 Kunci ring (6-32) 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai3 Kunci shock 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai4 Kunci momen 1 set/lab 3 set/lab 300% 3 Sangat sesuai5 Ratchet handle 3 buah/lab 3 buah/lab 100% 3 Sangat sesuai6 Speed handle 3 buah/lab 4 buah/lab 133,3% 4 Sangat sesuai7 Sliding handle 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai8 L handle 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai9 Kunci L 3 buah/lab 2 buah/lab 66,6% 2 Sesuai10 Kunci inggris 6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai11 Kunci kombinasi 6 set/lab 6 set/lab 100 % 6 Sangat sesuai12 Obeng (+) (-) 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai13 Obeng offset 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai14 Obeng ketok 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai15 Tang kombinasi 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai16 Tang kuat (Vice
grip)6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai
17 Tang moncong panjang
6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai
18 Tang snapring 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai19 Palu besi 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai20 Palu karet 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai

21 Gasket scraper 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai22 Spare part trolly 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai23 Bak cuci spare
part6 unit/lab 5 unit/lab 83,3% 5 Sangat sesuai
24 Oil can 6 unit/lab 6 unit/lab 100% 6 Sangat sesuai25 Ragum 1 unit/lab 1 unit/lab 100% 1 Sangat sesuai
Total 132 94 2048,8% 94
IV Trainer Unit
1 Engine Life Bensin 4 tak on stand
6 unit/lab 2 unit/lab 33,3% 2 Cukup sesuai
2 Engine Dead Bensin 4 tak on stand
6 unit/lab 2 unit/lab 33,3% 2 Cukup sesuai
Total 12 4 66,6% 4
V Peralatan Keselamatan Kerja
1 Baby crane 1 unit/lab 1 unit/lab 100% 1 Sangat sesuai2 Kompressor udara 1 buah/lab 1 buah/lab 100% 1 Sangat sesuai3 V block 4 unit/lab 1 unit/lab 25% 1 Tidak sesuai
Total 6 3 225% 3
Dari hasil observasi tentang kelengkapan alat praktik pada teknik
kendaraan ringan mata diklat overhaul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang,
didapatkan hasil yaitu: (1) jumlah alat-alat khusus (Special Service Tools)
sebanyak 14 set dengan presentase 38,88% (cukup sesuai) dan untuk kondisinya
14 set masih baik 38,88%, (2) jumlah alat ukur mekanik sebanyak 37 set dengan
presentase 144,4% (sangat sesuai) dan untuk kondisinya 37 set masih baik
119,35%, (3) jumlah alat tangan dan alat umum sebanyak 94 set dengan
presentase 81,9% (sangat sesuai) dan untuk kondisinya 94 set masih baik 81,9%,
(4) jumlah trainer unit sebanyak 4 unit dengan presentase 33,3 % (cukup sesuai)
adapun untuk kondisinya 4 unit masih baik 33,3% (cukup sesuai), (5) jumlah
peralatan keselamatan kerja sebanyak 3 unit dengan presentase 75% (sesuai) dan
untuk kondisinya 3 unit masih baik 75% (sesuai).

C. Kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan Praktik
Berikut ini adalah tabel hasil observasi kelengkapan ruang teori dan
praktik pada teknik kendaraan ringan mata diklat overhoul mesin:
Tabel 4.2 Kelengkapan pada Ruang Teori dan PraktikNo Aspek Yang Di
ObservasiStandar Keadaan
Sebenar-nya
Prosen-tase (%)
Kondisi* KeteranganB RR RB
A Ruang Praktik dan Teori
1. Perabot1.1 Meja Kerja 1 set/area 1 set/area 100% 1 Sangat sesuai1.2 Kursi Kerja/Stool 1 set/area 1 set/area 100% 1 Sangat sesuai1.3 Lemari simpan
alat dan bahan1 unit/area 1 unit/area 100% 1 Sangat sesuai
Total 3 3 300% 3
2 Peralatan2.1 Peralatan untuk
pekerjaan mesin otomotif
1 set/area 1 set/area 100% 1 Sangat sesuai
Total 1 1 100% 1
3 Media Pendidikan
3.1 Papan tulis 1 buah/area
1 buah/area
100% 1 Sangat sesuai
3.2 LCD 1 buah/area
1 buah/area
100% 1 Sangat sesuai
Total 2 2 200% 2Rata-rata 100% 100% Sangat sesuai
4 Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak Minimum 1
buah/area
3 buah/area
300% 2 Sangat sesuai
4.2 Tempat sampah Minimum 1
buah/area
2 buah/area
200% 1 Sangat sesuai
Total 2 5 500% 5Rata-rata 100% 250% Sangat sesuai
Dari hasil observasi tentang kelengkapan pada ruang teori dan ruang
praktik di SMK PGRI 3 Malang, didapatkan hasil yaitu: (1) jumlah perabot setiap
area sebanyak 3 set atau 3 unit/area dengan presentase 100% (sangat sesuai)
adapun untuk kondisinya baik 3 unit/area dengan presentase 100%, (2) jumlah
peralatan sebanyak 1 set/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) dengan
kondisinya baik 1 set/area dengan presentase 100%, (3) jumlah media pendidikan

sebanyak 2 unit/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) adapun untuk
kondisinya baik 2 unit/area dengan presentase 100%, (4) jumlah perlengkapan
lain seperti kotak kontak dan tempat sampah sebanyak 5 buah atau unit/area
dengan presentase 250% (sangat sesuai) adapun untuk kondisinya baik 5
unit/area dengan presentase 250%.
BAB V
PEMBAHASAN
Analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap butir dalam
table yang menjabarkan apa yang telah didapat baik yang sudah tercapai maupun
yang belum tercapai menurut Badan Standar Nasional Pendidikan.
A. Tingkat Kelengkapan dan Kesesuaian Peralatan Praktik Mata Diklat
Overhoul Mesin di SMK PGRI 3 Malang
Permendiknas No.40 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana
untuk SMK merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan kejuruan dengan harapan kualitas lulusan SMK akan lebih baik.
Secara garis besar SMK PGRI 3 Malang mengacu pada standar dari BSNP serta
Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008, berdasarkan hasil analisis data bahwa

tingkat kelengkapan peralatan praktik overhoul mesin masuk dalam kategori
sesuai dengan presentase rata-rata perolehan 69,68%. Berikut peralatan yang
masuk dalam kategori sangat sesuai dan tidak sesuai, harus segera dipenuhi,
antara lain:
1) Jumlah alat-alat khusus (Special Service Tools) standar minimum SMK
36 set/lab, keadaan sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 14
set/lab dan kondisinya masih baik dengan kategori cukup sesuai.
Sebaiknya pihak sekolah atau kepala sekolah segera melakukan pengadaan
dana untuk melengkapi kurangnya alat praktik tersebut.
2) Jumlah alat ukur mekanik standar minimum SMK 31 set/lab, keadaan
sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 37 set/lab dan kondisinya
masih baik dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya pihak sekolah atau
kepala sekolah mempertahankan kelengkapan alat praktik yang sudah ada
dan guru pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau
para siswa untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional
Presedur (SOP).
3) Jumlah alat tangan dan alat umum standar minimum SMK 132 set/lab
keadaan sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 94 set/lab dan
kondisinya masih baik dengan kategori sangat sesuai. Meskipun termasuk
kategori sangat sesuai, sebaiknya pihak sekolah atau kepala sekolah segera
melakukan pengadaan dana untuk melengkapi kurangnya alat praktik
tersebut dan guru pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap
menghimbau para siswa untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart
Oprasional Presedur (SOP).

4) Jumlah trainer unit standar minimum SMK 12 unit/lab, keadaan
sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 4 set/lab dan kondisinya
masih baik dengan kategori cukup sesuai. Sebaiknya pihak sekolah atau
kepala sekolah segera melakukan pengadaan dana untuk melengkapi
kurangnya alat praktik tersebut.
5) Jumlah peralatan keselamatan kerja standar minimum SMK 6 unit/lab,
keadaan sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 3 set/lab dan
kondisinya masih baik dengan kategori sesuai. Sebaiknya pihak sekolah
atau kepala sekolah segera melakukan pengadaan dana untuk melengkapi
kurangnya alat praktik tersebut.
Manfaat kelengkapan peralatan praktek ternyata mampu meningkatkan
dan memperlancar proses belajar mengajar, menumbuhkan kemampuan mencari,
mengolah dan menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah atas tanggung
jawab dan usaha sendiri dan akhirnya tumbuhlah sikap untuk belajar mandiri.
Dalam pengertian bahwa saat melaksanakan praktek apabila didukung dengan
peralatan yang lengkap maka seorang siswa akan lebih giat dan mendapatkan hasil
praktek yang lebih baik, sedangkan seorang siswa akan merasakan malas dalam
melaksanakan praktek dengan hasil praktek yang kurang baik. Dengan demikian
siswa menjadi terdidik untuk menghargai, memelihara dan memanfatkan waktu
serta bahan secara tepat dan berhasil, sehingga mempermudah pencapaian target
prestasi yang diharapkan.
Dikatakan oleh Rosyidi, ketua Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kota
Malang, bahwa dirinya menemukan sejumlah SMK yang tidak memiliki peralatan
praktik. Dia merasa kasihan dengan para siswa yang akan ujian praktik tetapi

tidak pernah mendapat pembelajaran praktik. Pada saat itu siswa, yang akan
menempuh ujian praktik adalah siswa dari jurusan mekanik otomotif (Radar
Malang, Kamis 07 Mei 2009).
Sementara itu Hidayati (2006), mengatakan bahwa lulusan sekolah
menengah kejuruan masih berpeluang besar menjadi pengangguran. Keadaan
tersebut banyak disebabkan karena minimnya fasilitas praktik pada sekolah
menengah kejuruan. Peralatan praktik sekolah menengah kejuruan sudah banyak
yang usang serta tidak berfungsi dengan baik. Maka dari itu, dalam hal
penyediaan sarana dan prasarana SMK harus mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2008 tanggal 31 Juli
2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
Hasilnya bisa dipastikan bahwa bagi siswa yang kemampuan praktiknya
rendah dan kurang terampil, ketika mereka memasuki dunia kerja akan menempati
posisi tenaga kerja kelas rendah. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Wibowo
(2009), yang menuliskan bahwa keterserapan lulusan SMK di Jawa Timur pada
dunia kerja hanya sebesar 45%. Penyebabnya karena belum semua SMK mampu
menyediakan bengkel praktik yang baik/memadai. Sekolah juga belum mampu
membangun hubungan kerjasama dengan industri. Akibatnya banyak peluang
kerja di dunia usaha atau industri tidak dapat terisi. Lulusan SMK itu dinilai
belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini
senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1999) yang
menyebutkan bahwa sebanyak 20% SMK masih kekurangan dalam pemilikan
peralatan praktik.

B. Tingkat Kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan Ruang
Praktik di SMK PGRI 3 Malang
Bila ditinjau secara keseluruhan, presentase tingkat kelengkapan pada
ruang teori dan ruang praktik pada mata diklat overhoul mesin SMK PGRI 3
Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka hasil yang dicapai
137,5%, maka menurut standar minimum SMK capaian tersebut masuk kategori
sangat sesuai.
Berikut perlengkapan pada ruang teori dan ruang praktik yang masuk
dalam kategori sangat sesuai dan tidak sesuai, harus segera dipenuhi, antara lain:
1) Jumlah perabot standar minimum SMK 3 set/area, keadaan sebenarnya
pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 3 set atau 3 unit/area dan kondisinya
masih baik dengan kategori sangat baik. Sebaiknya pihak sekolah atau
kepala sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan guru
pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau para siswa
untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional Presedur
(SOP).
2) Jumlah peralatan standar minimum SMK 1 set/area, keadaan sebenarnya
pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 1 set/area dan kondisinya masih baik
dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya pihak sekolah atau kepala
sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan guru pengampu
mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau para siswa untuk
menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional Presedur (SOP).
3) Jumlah media pendidikan standar minimum SMK 2 buah/area, keadaan
sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 2 buah/area dan

kondisinya masih baik dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya pihak
sekolah atau kepala sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan
guru pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau para
siswa untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional Presedur
(SOP).
4) Jumlah perlengkapan lain standar minimum SMK 3 buah/area, keadaan
sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 5 buah/area dan
kondisinya masih baik dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya pihak
sekolah atau kepala sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan
guru pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau para
siswa untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional Presedur
(SOP).
Sementara Sonhadji (2000), menyatakan bahwa pendidikan kejuruan itu
sangat memerlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada pasar kerja. Sarana bengkel praktik
merupakan tempat pembelajaran praktik yang mempunyai peranan sangat penting
dalam pembekalan keterampilan untuk bekal yang mereka praktikkan di tempat
kerja nantinya. Maka sarana ini harus memenuhi syarat supaya para siswa yang
melakukan praktik di dalamnya merasa nyaman dan aman sehingga mereka bisa
melakukan praktik secara maksimal dalam penyerapan ilmu yang diberikan oleh
pembimbingnya.
Senada dengan itu, Badan Akriditasi Nasional (BAN) di Malang melihat
bahwa masih banyak SMK yang belum memiliki laboratorium yang layak untuk

kebutuhan siswa. Sehingga, ada kekhawatiran dari BAN, sekolah-sekolah tersebut
akan menjadi SMK Sastra (Radar Malang, Mei 2009).Sementara ditempat lain
juga didapatkan hasil penelitian terhadap bengkel jurusan listrik SMK Negeri 3
Gorontalo menunjukkan bahwa bengkel tersebut belum memenuhi syarat kondisi
bengkel yang baik (Salim, 2003).
Kenyataan menunjukkan bahwa ketimpangan pada kualitas pendidikan di
Indonesia, termasuk di SMK masih tinggi. Tidak semua SMK mampu
menyediakan bengkel atau laboratorium kerja yang layak dan modern atau
membangun kerja sama yang kuat dengan dunia kerja. Di tengah eksistensi SMK
yang sedang naik daun pada tingkat pendidikan menengah di Indonesia harus
diakui bahwa belum semua SMK mampu menyiapkan lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja. Perusahaan-perusahaan dan industry mengeluhkan sulitnya
untuk mendapatkan tenaga teknisi tingkat menengah yang sesuai dengan standar.
Padahal, peluang kerja di dalam dan luar negeri banyak yang tidak terpenuhi
karena lulusan yang ada belum mampu mencapai kompetensi yang dibutuhkan
(SF Education Research, 2008).
Di tengah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan jumlah SMK,
persoalan mutu pendidikan di jenjang SMK masih menghadapi permasalahan.
Pasalnya, pendidikan yang berfokus untuk menyiapkan tenaga kerja terampil di
tingkat menengah ini justru menghadapi kendala dalam penyediaan peralatan
praktik kerja.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tingkat kelengkapan peralatan praktik pada mata diklat overhoul mesin
SMK PGRI 3 Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka
sudah mengacu kepada standar minimum SMK.
2. Tingkat kesesuaian peralatan praktik pada mata diklat overhoul mesin
SMK PGRI 3 Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka
hasil yang dicapai 69,68%, maka menurut standar minimum SMK capaian
tersebut masuk kategori sesuai dan persentase tingkat kesesuaian pada
ruang teori dan ruang praktik pada mata diklat overhoul mesin SMK PGRI
3 Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka hasil yang
dicapai 175,5%, maka menurut Standar minimum SMK capaian tersebut
masuk kategori sangat sesuai.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang penulis berikan antara lain:
1. Bagi Kepala Sekolah untuk segera memenuhi kurangnya kelengkapan
peralatan praktek overhoul mesin dan lebih dapat memelihara kondisinya
dengan baik dengan cara melakukan pengadaan dana untuk memenuhi
kekurangan yang ada
2. Bagi Guru pengampu palajaran overhoul mesin dapat mengatasi
permasalahan kurangnya kelengakapan alat praktek sehingga dapat
melaksanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum.
3. Bagi peserta didik dapat menggunakan peralatan praktek sesuai dengan
SOP sehingga dapat digunakan dalam praktek overhoul mesin dan alat
praktik tidak cepat rusak.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan kajian sejenis dapat mengambil
variable kelengkapan peralatan praktik sekolah yang disarankan turut
mempengaruhi hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Acher, B. 1989. Merencana Kebutuhan Fasilitas Pelajaran Praktik dan Optimalisasi Pemakaiannya. Bandung: Politeknik.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Badan Nasional Pendidikan. 2009. Instrumen Akreditasi. (Online) (http://www.bans.or.id/app/webroot/uploads/ instrument_akreditas.pdf) diakses 20 Januari 2015
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 2003. Analisis Pedoman Sarana Prasarana: Departemen Pendidikan Nasional
Djamarah, S. B & Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayati, A. 2006. Eksistensi SMK di Persimpangan Jalan. (online), (http://groups.yahoo.com/group/pendidikan/message/3393) diakses 20 Januari 2015.
Maran, zevy. 2007. Manajemen Peralatan dan Bahan Praktik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Maleong, L. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya
Muhhibin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Pandong, F. 2009. Analisis Kesesuaian Fasilitas Praktikum Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK St. Yusuf Blitar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
PERMEN Pendidikan Nasional RI nomor 40 tahun 2008 (Online) (http://litbang.kemendiknas.go.id/centent/lamp_permen_no_40 tahun 2008 smk pdf diakses 20 Januari 2015)

PT. Citra Mandiri Infokom. Alat Praktik SMK. (online), (http://alatprakteksmk.com/tentang)
Salim, S. 2003. Pemanfaatan bengkel di sekolah kejuruan sebagai sarana pembelajaran praktik siswa. (studi kasus di bengkel listrik SMK Negeri 3 Gorontalo). Jurnal Pendidikan & Kebudayaan 9 (043) Juli 2003:525544.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.
Sonhadji, K. H. 2000. Alternatif Penyempurnaan Pembaharuan PenyelenggaraanPendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Makalah disajikan pada Studi tentang Pengkajian Pendidikan Kejuruan dan Teknologi, Jakarta, Tanggal 23 Oktober.
Sonhadji, K.H. 2002. Laboratorium Sebagai Basis Pendidikan Teknik di Perguruan Tinggi. Makalah disajikan pada Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang, 24 September.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan edisi revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sutrisno & Paryono. 1999. Pelaksanaan Uji Kompetensi Pelatihan PendidikanSystem Ganda Sekolah Menengah Teknologi di Kota Malang. Journal Teori dan Praktik Penelitian Kependidikan. Tahun 11, Nomor 1, Juni 1999 IKIP Malang.
Syah, Muhibbin, 1999, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perencanaan , dan Sistem Informasi bekerjasama dengan Universitas Negeri Malang.
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 45 (Online) (kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf) diakses 20 Januari 2015.
Wibowo, A. 2009. Saatnya Memilih SMK. (online), (http://pr.qiandra.net.id/prprint.php?ib=beritadetaileid=22432).
Wiriaatmaja, R. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wotto. 2000. Manajemen Peralatan dan Bahan Praktik. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA
Nama : ……………………………..
Jabatan : ……………………………..
1. Mata diklat Overhoul Mesin diberikan di kelas berapa saja?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Berapa perbandingan presentase antara teori dan praktik mata diklat
Overhoul Mesin?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Bagaimana kondisi ruang praktik Overhoul mesin yang dipakai para
siswa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Apakah sudah sesuai dengan standard minimum SMK?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Bagaimana kelengkapan peralatan praktik Overhoul mesin di ruang
praktik siswa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. Bagaimana kondisi peralatan praktik Overhoul mesin di ruang praktik
siswa?

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7. Apakah siswa sudah menggunakan alat praktik tersebut sesuai dengan
SOP?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
STUDI KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK SEKOLAH
PADA TEKNIK KENDARAAN RINGAN MATA DIKLAT
OVERHOUL MESIN DI KELAS X SMK PGRI 3 MALANG
PEDOMAN SURVEY
Subyek/Obyek Observasi : ……………………….
Hari/Tanggal : ……………………….
Waktu : ……………………….

Tempat/Lokasi : ……………………….
Pedoman Survey
Standart Minimal Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah Pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin untuk 36 Rombongan belajar berdasarkan BNSP
No Aspek Yang Di
Observasi
Standar Keadaan
Sebenar-
nya
Prosen-
tase (%)
Kondisi* Keterangan
B R
R
R
B
A. Peralatan Laboratorium Mesin Teknik Kendaraan Ringan
I Alat-alat Khusus (Special Service Tools)
1 Universal Puller 6 buah/lab
2 Kunci filter oli (Oil Filter Wrench)
6 buah/lab
3 Coil spring compressor
6 buah/lab
4 Valve spring compressor
6 buah/lab
5 Piston ring compressor
6 set/lab
6 Piston ring expander
6 set/lab
II Alat Ukur Mekanik
1 Jangka sorong 6 buah/lab
2 Micrometer 6 buah/lab
3 Dial indicator 6 buah/lab

4 Cylinder bor gauge
1 set/lab
5 Compression tester
6 buah/lab
6 Penyetel kerenggangan celah (fuller gauge)
6 buah/lab
III Alat Tangan dan Alat Umum
1 Kunci pas (6-32) 6 set/lab
2 Kunci ring (6-32)
6 set/lab
3 Kunci shock 6 set/lab
4 Kunci momen 1 set/lab
5 Ratchet handle 3 buah/lab
6 Speed handle 3 buah/lab
7 Sliding handle 6 buah/lab
8 L handle 6 set/lab
9 Kunci L 3 buah/lab
10 Kunci inggris 6 buah/lab
11 Kunci kombinasi
6 set/lab
12 Obeng (+) (-) 6 set/lab
13 Obeng offset 6 set/lab
14 Obeng ketok 6 set/lab
15 Tang kombinasi 6 buah/lab
16 Tang kuat (Vice grip)
6 buah/lab
17 Tang moncong panjang
6 buah/lab
18 Tang snapring 6 set/lab
19 Palu besi 6 buah/lab
20 Palu karet 6 buah/lab
21 Gasket scraper 6 buah/lab
22 Spare part trolly 6 buah/lab
23 Bak cuci spare part
10 unit/lab
24 Oil can 6 unit/lab

25 Ragum 1 unit/lab
IV Trainer Unit
1 Engine Life Bensin 4 tak on stand
6 unit/lab
2 Engine Life Bensin 4 tak on stand
6 unit/lab
V Peralatan Keselamatan Kerja
1 Baby crane 1 unit/lab
2 Kompressor udara
1 buah/lab
3 V block 4 unit/lab
B Ruang Praktik dan Teori
1. Perabot
1.1 Meja Kerja
1 set/area1.2 Kursi
Kerja/Stool
1.3 Lemari simpan
alat dan bahan
2 Peralatan
2.1 Peralatan untuk
pekerjaan mesin
otomotif
1 set/area
3 Media
Pendidikan
3.1 Papan tulis 1
buah/area
3.2 LCD 1
buah/area

4 Perlengkapan
lain
4.1 Kotak kontak Minimum
1
buah/area
4.2 Tempat sampah Minimum
1
buah/area
Keterangan:
Kondisi*:
B : (Baik) : Dapat dipergunakan sesuai dengan standar
RR : (Rusak Ringan) : Dapat dipergunakan tetapi hasilnya kurang akurat
RB : (Rusak Berat) : Tidak sesuai dengan standard
Kategori/Kriteria Pencapaiannya:
Sangat Sesuai = 76% - 100%
Sesuai = 51 - 75%
Cukup Sesuai = 26% - 50%
Tidak Sesuai = 0% - 25%
Badan Akreditasi Nasional (BAN:2009)








Foto Penelitian di SMK PGRI 3 Malang
























RIWAYAT HIDUP
Arif Wicaksono dilahirkan di Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo,
Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 26 Oktober 1991, merupakan anak ke dua
dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Nur Chozin dan Ibu Ida Setyowati.
Pendidikan Dasar ditempuh di SDN Kertajaya IV Surabaya dan lulus pada tahun
2004. Pada tahun yang sama dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
SMPN 20 Malang, ditingkat SMP sempat menjadi anggota OSIS dan lulus pada
tahun 2007. Kemudian dilanjutkan ke SMA IPIEMS Surabaya, lulus pada tahun
2010. Kemudian tahun 2010, malanjutkan pendidikan dan diterima melalui jalur
SMPS 1 dan SNMPTN di Universitas Negeri Malang (UM) di Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Mesin Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif.