overhoul mesin

135
STUDI KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK SEKOLAH PADA TEKNIK KENDARAAN RINGAN MATA DIKLAT OVERHOUL MESIN DI KELAS X SMK PGRI 3 MALANG SKRIPSI OLEH ARIF WICAKSONO 100513402142 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF SEPTEMBER 2015

Upload: arif-wicaksono

Post on 09-Jul-2016

24 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Overhoul Mesin

STUDI KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK SEKOLAH

PADA TEKNIK KENDARAAN RINGAN MATA DIKLAT

OVERHOUL MESIN DI KELAS X SMK PGRI 3 MALANG

SKRIPSI

OLEHARIF WICAKSONO

100513402142

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIFSEPTEMBER 2015

Page 2: Overhoul Mesin

STUDI KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK SEKOLAH

PADA TEKNIK KENDARAAN RINGAN MATA DIKLAT

OVERHOUL MESIN DI KELAS X SMK PGRI 3 MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepadaUniversitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana

OlehARIF WICAKSONONIM 100513402142

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESINPROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

2015

Page 3: Overhoul Mesin

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Arif Wicaksono ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Malang, September 2015Pembimbing I

Drs. Partono, M.PdNIP 19610529 198601 1 001

Malang, September 2015Pembimbing II

Drs. H. Sutijono, M.MNIP 19511219 198103 1 002

Page 4: Overhoul Mesin

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Arif Wicaksono ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal September 2015

Dewan Penguji

Drs. Partono, M.Pd , KetuaNIP 19610529 198601 1 001

Drs. H. Sutijono, M.M , AnggotaNIP 19511219 198103 1 002

Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd, M.Ed , AnggotaNIP 19641122 198812 1 001

Mengetahui, Mengesahkan,Ketua Jurusan Teknik Mesin Dekan Fakultas Teknik

Dr. Tuwoso, M.P. Dr. H. Andoko, ST., M.T NIP 19600305 198812 1 001 NIP 19650812 199103 1 005

Page 5: Overhoul Mesin

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arif Wicaksono

NIM : 100513402142

Jurusan : Teknik Mesin

Fakultas/Program Studi : Teknik/S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

tulisan saya, bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil

plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, September 2015Yang membuat pernyataan

Arif WicaksonoNIM 100513402142

Page 6: Overhoul Mesin

ABSTRAK

Wicaksono, Arif. 2015. Studi Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah Pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Partono., M.Pd, (II) Drs. H. Sutijono., M.M.

Kata kunci: Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah dan Overhoul Mesin

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi dua arah antara tenaga pendidik dan anak didik. Proses komunikasi tesebut terdiri dari beberapa unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain, unsusr tersebut antara lain tenaga pendidik, anak didik, materi pelajaran, fasilitas belajar dan lain-lain. Fasilitas belajar sangat penting dalam proses pembelajaran selain mendukung jalannya proses pengajaran juga dapat menimbulkan minat dan dorongan yang besar dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar perlu adanya penunjang agar kehgiatan tersebut dapat berjalan seimbang. Penunjang kegiatan belajar mngajar tersebut antara lain gedung, ruang belajar, sarana dan prasarana, keuangan dan lain-lain.

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui tingkat kelengkapan peralatan praktik sekolah pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang mengacu kepada Standar Minimum SMK, (2) Untuk mengetahui tingkat kesesuaian peralatan praktik sekolah pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang dengan Standar Minimum SMK. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Deskriptif. Obyek dalam penelitian ini adalah Siswa di SMK PGRI 3 Malang. Analisis data ini menggunakan skala persentase.

Berdasarakan secara keseluruhan, presentase tingkat kelengkapan peralatan praktik pada mata diklat overhaul mesin berdasarkan standar yang telah ditentukan, diperoleh (1) jumlah alat-alat khusus (Special Service Tools) sebanyak 14 set dengan presentase 38,88% (cukup sesuai) dan untuk kondisinya 14 set masih baik 38,88%, (2) jumlah alat ukur mekanik sebanyak 37 set dengan presentase 144,4% (sangat sesuai) dan untuk kondisinya 37 set masih baik 119,35%, (3) jumlah alat tangan dan alat umum sebanyak 94 set dengan presentase 81,9% (sangat sesuai) dan untuk kondisinya 94 set masih baik 81,9%, (4) jumlah trainer unit sebanyak 4 unit dengan presentase 33,3 % (cukup sesuai) adapun untuk kondisinya 4 unit masih baik 33,3% (cukup sesuai), (5) jumlah peralatan keselamatan kerja sebanyak 3 unit dengan presentase 75% (sesuai) dan untuk kondisinya 3 unit masih baik 75% (sesuai). Persentase tingkat kelengkapan pada ruang teori dan ruang praktik pada mata diklat overhoul mesin berdasarkan standar yang telah ditentukan, didapatkan hasil (1) jumlah perabot setiap area sebanyak 3 set atau 3 unit/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) adapun untuk kondisinya baik 3 unit/area dengan presentase 100%, (2) jumlah peralatan sebanyak 1 set/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) dengan kondisinya baik 1 set/area dengan presentase 100%, (3) jumlah media pendidikan sebanyak 2 unit/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) adapun untuk kondisinya baik 2 unit/area dengan presentase 100%, (4) jumlah perlengkapan

Page 7: Overhoul Mesin

lain seperti kotak kontak dan tempat sampah sebanyak 5 buah atau unit/area dengan presentase 250% (sangat sesuai) adapun untuk kondisinya baik 5 unit/area dengan presentase 250%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelengkapan peralatan praktik sekolah pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat Overhoul Mesin di SMK PGRI 3 Malang sangat sesuai dengan standar yang ditentukan. Saran yang dapat disampaikan antara lain: pihak sekolah atau guru untuk menjaga kelengkapan peralatan praktek overhoul mesin dan lebih dapat memelihara kondisinya dengan baik.

Page 8: Overhoul Mesin

ABSTRACT

Wicaksono, Arif. 2015. Study Completeness Equipment of School Practice On Light Weight Vehicle Engineering Overhoul Machine Training 10th Grade PGRI 3 Malang Vocational High School. Scription, Study Program of Automotive Engineering, Department of Mechanical Engineering. Engineering Faculty. Malang State University. Advisors (I) Drs. Partono., M.Pd, (II) Drs. H. Sutijono., M.M.

Keywords: Completeness Equipment of School Practice and Overhoul Machine

The learning process is a process of two-way communication between teachers and students. The communication process consists of several elements that are interrelated to each another. These element include teachers, students, the subject matter, learning facilities, and other elements. The learning facilities are very important for learning process besides supporting the course of teaching process also causing great interest and encouragement in learning. At the teaching and learning activities is need support for these activities so that can be balance. The supporting of learning activities include buildings, classrooms, facilities and infrastructures, finances, and etcetera.

This study is aimed for : (1) To determine the level of completeness equipment for practice in Light Weight Vehicle Engineering, Overhoul Machine Training in 10th Grade PGRI 3 Malang Vocational High School observed from the Minimum Standard Vocational High School, (2) To determine the level of suitability equipment for practice in Light Weight Vehicle Engineering, Overhoul Machine Training in 10th Grade PGRI 3 Malang Vocational High School observed from the Minimum Standard Vocational High School. This research uses descriptive research design. Objects in this study are students in PGRI 3 Malang Vocational School. Analysis of this data using a percentage scale.

Overall, the percentage level completeness of equipment for practice at the Overhaul Machines Training based on the standards that have been determined, obtained (1)The number of special tools (Special Service Tools) as many as 14 sets, the percentage is 38.88% (quite appropriate). And for the condition, 14 sets are still good 38.88%. (2)The number of mechanical measuring equipment as many as 37 sets, the percentage is 144.4% (very appropriate). And for the condition, 37 sets are still good 119.35%. (3)The number of hand tools and general tools as many as 94 sets with the percentage is 81.9% (very appropriate). And for the condition, 94 sets are still good 81.9%. (4)The number of trainers unit are 4 units with the percentage is 33.3% (quite appropriate). As for the condition, 4 units are still good 33.3% (quite appropriate). (5)The number of safety equipment are 3 units with the percentage is 75% (appropriate). And for the condition, 3 units is still good 75% (approriate). The percentage level completeness of theory room and practice room at Overhoul Machines Training based on the standards that have been determined, the result is (1)The number of furniture every area are 3 sets or 3 units/area with the percentage is 100% (very appropriate). As for condition is good 3 unit/area with a percentage of 100%, (2)The number of equipment as much as 1 set/area with the percentage is 100%

Page 9: Overhoul Mesin

(approriate). With good condition 1 set/area with the percentage is 100%. (3)The number of media education are 2 units/area with the percentage is 100% (very appropriate). As for condition is good 2 units/area with a percentage of 100%. (4) The amount of other equipment such as electric sockets and trash boxes are 5 pieces or unit/area with the percentage is 250% (very appropriate). As for condition is good 5 units/area with the percentage is 250%.

Based on the results of this study, concluded that the completeness equipment for school practice in Light Weight Vehicle Engineering Overhoul Machine Training at PGRI 3 Malang Vocational High School is in accordance with prescribed standards. Suggestions can be submitted, such as: the school or the teacher to keep the completeness equipment for Overhoul Machine Pratical and more able to maintain it into good condition.

Page 10: Overhoul Mesin

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan

segenap curahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Studi Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah Pada Teknik

Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin di Kelas X SMK PGRI 3

Malang” ini dengan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu dari sekian

banyak tahap yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa jurusan teknik mesin

Universitas Negeri Malang untuk memperoleh gelar sarjana.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Andoko, ST., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Malang yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Dr. Tuwoso, M.P., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin dan sekaligus

sebagai pembimbing akademik penulis yang telah memberikan ijin dan

arahannya dalam penyusunan skripsi.

3. Bapak Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd, M.Ed selaku penguji, yang telah

menyempurnakan dan memberikan pengarahan serta saran sehingga

terselesaikannya ujian skripsi.

4. Bapak Drs. Partono, M.Pd, selaku Pembimbing I yang selalu dengan sabar

membimbing, mengarahkan dan memberi motivasi selama dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih semoga kebaikan bapak diberi

balasan yang lebih baik oleh Allah S.W.T.

Page 11: Overhoul Mesin

5. Bapak Drs. H. Sutijono, M.M, selaku Pembimbing II yang selalu dengan

sabar bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan,

memberi motivasi dan saran-sarannya yang sangat membanttu selama dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih semoga kebaikan Bapak diberi

balasan yang lebih baik oleh Allah S.W.T.

6. Kedua orang tua Bapak Nur Chozin dan Ibu Ida Setyowati, kakak M.

Firmandiansyah, dan semua keluarga penulis yang selalu mendoakan,

memberikan perhatian, kasih sayang serta segala sesuatu yang telah diberikan

demi keberhasilan penulis, semoga Allah SWT memberikan kesempatan buat

penulis untuk membalas yang telah diberikan selama ini.

7. Teman-teman S1 PTO angkatan tahun 2010 dan seluruh teman-teman yang

selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dicantumkan dalam skripsi ini

masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun demi lebih sempurnanya penelitian ini. Akhirnya

penulis berharap semoga hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini dapat

memberikan manfaat dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan demi kemajuan ilmu

dan dunia pendidikan di masa yang akan datang.

Page 12: Overhoul Mesin

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

E. Definisi Operasional ................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Peralatan Praktik dan Bahan Praktik .......................................... 8

1. Peralatan Praktik .................................................................. 8

2. Bahan Praktik ....................................................................... 11

B. Kelengkapan Peralatan Praktik .................................................. 12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ................................................................. 19

B. Instrumen .................................................................................... 19

C. Rancangan Penelitian ................................................................. 20

D. Teknik Pengumpulan Data, Pengorganisasian Data dan

Page 13: Overhoul Mesin

Pengolahan Data ......................................................................... 24

1. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 24

2. Pengorganisasian Data ......................................................... 25

3. Pengolahan Data ................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Data Penelitian Kelengkapan Peralatan

Praktik ........................................................................................ 28

B. Kelengkapan dan Kesesuaian Peralatan Praktik pada Overhoul

Mesin .......................................................................................... 29

C. Kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan Praktik .... 31

BAB V PEMBAHASAN

A Tingkat Kelengkapan dan Kesesuaian Peralatan Praktik Mata

Diklat Overhoul Mesin di SMK PGRI 3 Malang ....................... 33

B Tingkat Kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan

Ruang Praktik di SMK PGRI 3 Malang ..................................... 36

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 40

B. Saran ........................................................................................... 41

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 42

LAMPIRAN ....................................................................................................... 44

Page 14: Overhoul Mesin

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Jenis, Rasio dan Deskripsi Standar Prasaran Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif ....................................... 14

2.2 Standar Sarana Area Kerja Mesin Otomotif .......................................... 15

2.3 Standar Alat-alat Khusus (Special Service Tools) Sesuai BSNP ........... 16

2.4 Standar Alat Ukur Mekanik Sesuai BSNP.............................................. 16

2.5 Standar Alat Tangan dan Alat Umum Sesuai BSNP ............................. 17

2.6 Standar Alat Trainer Unit Sesuai BSNP ................................................ 18

2.7 Standar Peralatan Keselamatan Kerja Sesuai BSNP .............................. 18

3.1 Format Pedoman Observasi Kelengkapan Peralatan Praktik pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan dan Standar BSNP ................................................ 20

3.2 Kriteria Penilaian Penelitian Berdasarkan Model Rating Scale ............. 26

4.1 Peralatan Praktik pada Overhoul Mesin.................................................. 29

4.2 Kelengkapan pada Ruang Teori dan Praktik .......................................... 31

Page 15: Overhoul Mesin

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara ................................................................................... 44

2. Pedoman Survey ........................................................................................... 45

3. Data Wawancara .......................................................................................... 50

4. Data Survey .................................................................................................. 51

5. Foto Penelitian ............................................................................................. 56

Page 16: Overhoul Mesin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat

manusia secara holistik, yang memungkinkan pengembangan segenap potensi

individu, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat

tercapai. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional, visi dari Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem

pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia

yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang

selalu berubah.

Sedangkan misi Pendidikan Nasional sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

“Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarakan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI”.

Page 17: Overhoul Mesin

Pendidikan menengah kejuruan merupakan institusi yang bertujuan untuk

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

dengan kejuruannya. Pendidikan menengah kejuruan dalam hal ini Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja

dan memiliki jastifikasi khusus pada kebutuhan di lapangan sehingga harus

memiliki kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja agar mampu

menyesuaikan lulusannya dengan tuntutan kerja.

Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila telah memenuhi tujuan

pendidikan nasional tersebut. Pendidikan juga dikatakan berhasil apabila proses

belajar mengajar dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar

dapat dicapai dengan lebih optimal. Untuk mengetahui ketercapaian tingkat

keberhasilan pendidikan, maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi artinya penilaian

terhadap tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam sebuah program (Muhhibin Syah, 2008: 141).

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi dua arah

antara tenaga pendidik dan anak didik. Proses komunikasi tesebut terdiri dari

beberapa unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain, unsur tersebut antara

lain tenaga pendidik, anak didik, materi pelajaran, fasilitas belajar dan lain-lain.

Fasilitas belajar sangat penting dalam proses pembelajaran selain mendukung

jalannya proses pengajaran juga dapat menimbulkan minat dan dorongan yang

besar dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar perlu adanya penunjang

agar kegiatan tersebut dapat berjalan seimbang. Penunjang kegiatan belajar

Page 18: Overhoul Mesin

mngajar tersebut antara lain gedung, ruang belajar, sarana dan prasarana,

keuangan dan lain-lain.

Menurut Slameto (2010. hal 68), perlengkapan alat

pelajaran erat

hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran

yang dipakai oleh

guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk

menerima bahan yang

diajarkan itu, peralatan yang lengkap dan tepat akan

memperlancar penerimaan

bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah

menerima

pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi

lebih giat dan lebih

maju. Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah

satu dintaranya

adalah peralatan praktek siswa yang juga merupakan faktor

yang tidak dapat

diabaikan begitu saja. Sebab tanpa adanya fasilitas belajar yang

mendukung

proses belajar, siswa tidak akan bersemangat dalam belajar dan

tujuan belajar juga

Page 19: Overhoul Mesin

akan terhambat ketercapaiannya. Jika siswa telah kehilangan

semangat belajar,

maka akan berdampak pada prestasi yang didapat oleh siswa.

Sumadi Suryabrata

2004: 233), mengemukakan bahwa alat-alat yang dipakai untuk

belajar dan faktor-

faktor lainnya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga

dapat membantu

proses belajar secara maksimal.

Menurut Arianto Sam (2010) dalam skripsi Florianus

Pandong (2009) “Fasilitas Belajar adalah semua kebutuhan yang

diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk memudahkan,

melancarkan dan menunjang dalm kegiatan belajar di sekolah.

Fasilitas belajar bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat

berjalan lebih efektif dan efisien yang nantinya diharapkan

peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan memperoleh

hasil belajar yang memuaskan”. Menurut Muhibbin Syah

menambahkan bahwa “disamping faktor-faktor internal dan

eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh

terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut”

(1999:140). Secara khusus Syaiful Bahri Djaamarah

mengemukakan bahwa “interaksi dari lingkungan alami dan

lingkungan sosial budaya selalu terjadi dalam mengisi kehidupan

anak didik serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Page 20: Overhoul Mesin

belajar anak di sekolah” (2002:143). Jadi dari refrensi di atas

dapat disimpulkan bahwa kelengkapan peralatan praktik akan

berakibat pada tercapainya keberhasilan yang berdampak pada

out put dari siswa, jika out put siswa yang baik akan lebih

diterima bagi masyarakat dan dunia industri.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMK PGRI 3

Malang, khususnya pada kelas X teknik kendaraan ringan mata

diklat Overhoul Mesin dan wawancara pada guru pendidik mata

diklat Overhoul Mesin. Perbandingan persentase antara teori dan

praktik mata diklat overhoul mesin, teori 30% dan praktik 70%

dan ruang praktik yang dipakai para siswa masih perlu

pengembangan. Untuk peralatan praktik masih banyak yang

kurang dan perlu adanya penambahan, meskipun kondisi

peralatannya masih baik dan sesuai dengan standar minimum

SMK. Sebagian siswa juga masih perlu pendampingan dalam

penggunaan alat praktik tersebut.

Subjek penelitian ini adalah Guru SMK PGRI 3 Malang

karena sekolah ini tergolong sekolah yang menjunjung tinggi

kedisiplinan. Para siswanya dituntut harus menaati peraturan

yang di SMK PGRI 3 Malang. SMK PGRI 3 Malang memilki motto

yang sesuai dengan tingkat kedisplinan di sekolah ini, yaitu

Succes By Disiplin. Melihat dari motto sekolah ini maka akan

diteliti bagaimana kelengkapan alat praktik sekolah mata diklat

Page 21: Overhoul Mesin

overhoul mesin dan memilih SMK PGRI 3 Malang sebagai tempat

penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian dengan judul “Studi Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah

Pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin Di Kelas X SMK

PGRI 3 Malang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dapat diambil

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kelengkapan peralatan praktik sekolah

pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat overhoul mesin

di Kelas X SMK PGRI 3 Malang mengacu kepada Standar

Minimum SMK?

2. Bagaimana tingkat kesesuaian peralatan praktik sekolah

pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat overhoul mesin

di Kelas X SMK PGRI 3 Malang dengan Standar Minimum

SMK?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk:

1. Untuk mengetahui tingkat kelengkapan peralatan praktik

sekolah pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat

Page 22: Overhoul Mesin

overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang mengacu

kepada Standar Minimum SMK.

2. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian peralatan praktik

sekolah pada Teknik Kendaran Ringan mata diklat

overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang dengan

Standar Minimum SMK.

D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat penelitian yang dapat diambil antara lain

sebagai berikut:

1. Bagi guru adalah sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan

pembelajaran khususnya dalam hal minat sebagai upaya untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan

prestasi belajar siswa

2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengetahui masalah pembelajaran yang

ada di lapangan dan sebagai referensi untuk melakukan penelitian

selanjutnya.

3. Bagi sekolah, hasil yang dicapai dari penelitian ini dapat digunakan

sebagai salah satu pertimbangan dalam melengkapi peralatan praktik

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

E. Definisi Operasional

Menurut Pedoman Penuliasan Karya Ilmiah (2010:18) mengungkapkan definisi

istilah dapat berbentuk difinisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi

Page 23: Overhoul Mesin

operasianal adalah definisi yng didasarkanatas sifat-sifat hal yang didefinisikan

yang dapat diminati agar tidak terjadi salah pengertian dalam istilah, maka ada

beberapa istilah yang perlu ditegaskan secara singkat, sehingga akan dapat

membantu untuk memahami penulisan.

Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kelengkapan peralatan praktik adalah segala sesuatu yang dipakai untuk

pembelajaran praktik baik secara langsung maupun tidak langsung mulai

dari perlengkapan peralatan (alat ukur dan alat tangan), bahan praktik dan

engine stand yang digunakan saat praktikum untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2. Ketersediaan peralatan praktik yang dimaksud adalah sarana prasarana

yang menunjang belajar pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat

overhoul mesin. Dalam penelitian ini meliputi terpenuhi kelengkapan

peralatan praktik yang menyangkut aspek jumlah dan kondisi ketersediaan

peralatan praktik pada mata diklat overhoul mesin di Kelas X SMK PGRI

3 Malang.

3. Studi kelengkapan peralatan praktik sekolah pada Teknik Kendaraan

Ringan mata diklat Overhoul Mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang,

ditinjau dengan standar yang berlaku di Badan Nasional Standar

Pendidikan (BNSP)

Page 24: Overhoul Mesin

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peralatan Praktik dan Bahan Praktik

Peralatan bengkel otomotif merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

pelaksanan kerja seorang mekanik. Kondisi peralatan pada bengkel mekanik

otomotif harus sesuai dengan standar tertentu. Penggunaan peralatan hendaknya

sesuai dengan persyaratan keselamatan kerja, karena apabila tidak sesuai dengan

persyaratan keselamatan kerja atau tidak ergonomis dapat menyebabkan

kecelakaan kerja yang dapat mengancam jiwa mekanik itu sendiri. Selain itu

pekerjaan yang dilakukan dengan peralatan yang tidak memenuhi standar tidak

dapat menghasilkan produktivitas secara optimal.

Secara keseluruhan standar sarana dan prasarana pada PERMENDIKNAS

No. 40 tahun 2008 teah termuat. Hanya saja standar mengenai spesifikasi

peralatan belum tersedia secara terperinci. Utnuk itulah diperlukan standar yang

lebih mendetail mengenai spesifikasi mengenai spesifikasi minimal peralatan

yang harus tersedia dalm ruang laboratorium/bengkel Teknik Kendaraan Ringan

melputi:

Page 25: Overhoul Mesin

1. Peralatan Praktik

Peralatan praktik adalah suatu media yang dipakai untuk

mengerjakan sesuatu: perkakas, perabot yang dipakai untuk mencapai

maksud.

Alat Praktek adalah alat bantu belajar yang berfungsi untuk

mempermudah proses belajar mengajar dan praktikum siswa , Sekolah

Menengah Kejuruan . Alat Praktek ini begitu efektif bagi siswa sekolah

kejuruan karena alat praktek ini dapat Membantu Proses belajar mengajar

dan Praktikum siswa dan siswapun Lebih cepat mengerti . dan proses

belajar mengajar pun dapat bekerja secara efektif dan lebih efisien bahkan

pada suatu saat dapat diterapkan di dalam dunia kerja dan masyarakat

(Citra Mandiri Infokom)

Alat adalah suatu perabotan yang digunakan dalam melakukan

raktik belajar mengajar guru dan siswa. Semua alat yang disediakan harus

menunjang pelaksanaan pencapaian tujuan pengajaran. Oleh karena itu ,

kelengkapan alat-alat, jumlah yang memadai dan berfungsi dengan baik

akan sangat diperlukan. Sebaiknya alat-alat dibuatkan daftar inventarisnya

agar terkontrol dalam pemakaian, kerusakan dan pembelian alat baru.

Tool merupakan alat yang digunakan dalam membantu

melaksanakan praktik tetapi bukan alat praktik itu sendiri. Tool sebagai

bagian dari alat yang merupakan kelengkapan yang digunakan secara

bersama-sama. Tool sangat penting keberadaaanya sehingga harus dijaga,

dirawat dan disimpan dengan sebaik mungkin. Tool harus terbuat dari

bahan yang kuat dan awet serta lengkap sesuai dengan kebutuhan praktik.

Page 26: Overhoul Mesin

Tool merupakan alat untuk mengerjakan atau membuat sesuatu barang.

Tool berbeda degan instrumen atau alat ukur. Instrumen alat ukur harus

memiliki satuan dan tingkat akurasi yang tinggi serta mudah untuk

dikalibrasikan.

Penggunaan peralatan hendaknya sesuai dengan persyaratan

keselamatan kerja, karena apabila tidak sesuai dengan persyaratan

keselamatan kerja atau tidak ergonomis dapat mengakibatkan kecelakan

kerja yang dapat mengancam jiwa mekanik itu sendiri. Selain itu pekerjaan

yang dilakukan dengan peralatan yang tidak memenuhi standar tidak dapt

menghasilkan produktivitas secara optimal (Maran, Zevy. 2007:1)

Acher (1989) menjelaskan bahwa peralatan praktik berdasarkan

statusnya dapat dibedakan menjadi peralatan yang harus ditangani oleh

satu orang (single work station) dan peralatan yang harus ditangani lebih

dari satu orang (group work station). Sedang menurut jenisnya peralatan

praktik diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu: (1) peralatan utama, (2)

peralatan kelengkapan standar dan (3) peralatan kelengkapan tambahan.

Untuk menstandarkan sarana prasarana yang harus dimiliki

sekolah, maka dikeluarkan Permendiknas No 40 tahun 2008 tentang

standar sarana dan prasarana untuk sekolah menengah kejuruan/madrasah

aliah kejuruan. Dijelaskan dala peraturan tersebut bahwa SMK harus

memenuhi standar sarana prasarana minimum yang telah ditetapkan sesuai

dengan bidang kejuruan. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah

untuk meningkatka kualitas pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.

Page 27: Overhoul Mesin

Dengan sarana prasarana utnuk kegiatan yang memenuhi standar maka

diharapkan kualitas lulusan SMK akan lebih baik.

2. Bahan Praktik

Bahan praktik adalah bahan yang habis maupun tidak habis dipakai

yang digunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Bahan-

bahan yang tidak habis dipakai digunakan kembali ada kegiatan praktik

berikutnya atau pada tahun berikut. Bahan harus tersedia selama proses

belajar mengajar berlangsung sehingga tidak mengganggu kegiatan

praktik. Bahan praktik selalu berubah spesifikasinya sesuai dengan

peekembangan pengetahuan dan teknologi yang terjadi (Sukardi, 2009:9)

Sarana praktik merupakan hal yang utama dan penting untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran praktik. Wotto (2000) menyebutkan

bahwa dalam kegiatan praktik, fasilitas praktik merupakan sumber belajar

utama yang apabila digunakan sebagai mana mestinya, dapat membantu

menjelaskan tentang suatu hal sehingga informasi yang disampaikan

melalui kegiatan praktik akan menjadi lebih jelas. Fasilitas tersebut

meliputi sarana dan prasarana seperti bahan praktik, alat praktik ruangan

praktik dan lain-lain.

Fasilitas sarana dan prasarana itu pun juga harus memiliki stadar

yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu pemerintah mengeluarkan

standar untuk dijadikan acuan sehingga demi mewujudkan pemerataan

Page 28: Overhoul Mesin

pendidikan. Standar tersebut diteangkan dalam Permendiknas No 40 tahun

2008 tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah.

B. Kelengkapan Peralatan Praktik

Dalam melaksanakan kegiatan belajar di sekolah banyak

sekali faktor-faktor yang mempengaruhi, baik yang mendukung

keberhasilan kegiatan belajr maupun yang menghambat

kegiatan belajar. Salah satu faktor yang dapat mendukung

kegiatan belajar sehingga dapat memberikan hasil yang

maksimal adalah kelengkapan peralatan praktik sekolah. Pada

saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan,

hal utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan

kelengkapan ideal.

Sonhadji (2002), melakukan studi dalam bidang teknologi dan temuannya

adalah sebagai berikut: (1) pengorganisasian fasilitas laboratorium pada aspek-

aspek tata ruang, pengendalian alat, bahan, dan keselamatan kerja pada umumnya

baik; (2) pengorganisasian fasilitas laboratorium pada aspek-aspek kondisi

lingkungan kerja, serta sistem pemeliharaan, perbaikan, dan pergantian peralatan,

sebagian besar kurang memadai; (3) kualitas pengorganisasian fasilitas antara

laboratorium teknik mesin pada perguruan tinggi negeri dan swasta terdapat

perbedaan; dan (4) kualitas pengorganisasian fasilitas antara laboratorium teknik

mesin dengan karakteristik personel pengelola yang bervariasi tidak terdapat

Page 29: Overhoul Mesin

perbedaan. Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian sebelumnya pada

sebuah perguruan tinggi teknik yang dilakukan oleh Sonhadji dan kawan-kawan

(1993), yang menyatakan bahwa keadaan ruangan praktikum rerata belum

memenuhi syarat, sedangkan proses pengadaan alat dan bahan sering juga

mengalami kesulitan.

Kelengkapan peralatan praktik merupakan salah satu

faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dan menentukan

keberhasilan proses belajr mengajar (PBM) di sekolah. Dengan

adanya peralatan praktik yang lengkap siswa akan merasa

nyaman dalam menerima pengajaran dari seorang guru dan guru

juga dapat memanfaatkan peralatan praktik yang ada di sekolah

untuk memudahkan dalam penyampaian materi saat praktik

terhadap siswa.

Sedangkan yang dimaksud dengan alat disini adalah alat-

alat yang dipakai dalam melaksanakan praktek overhoul mesin.

Siswa akan memperoleh keterampilan secara maksimal dalam

proses praktek apabila didukung dengan adanya bengkel kerja

yang memiliki peralatan praktek yang lengkap.

Adapun standarisasi kerja optimal dengan memiliki

peralatan praktek lengkap (depdikbud, 1998) adalah :

1) Efisiensi penggunaan peralatan praktek berkisar antara

60% sampai

Page 30: Overhoul Mesin

dengan 80%.

2) Peralatan selalu siap pakai dan aman yaitu semua

peralatan terhindar

dari kerusakan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun

2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagai berikut.

1) Ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan mesin

otomotif; kelistrikan otomotif, serta chasis otomotif dan sistem

Otomotif.

2) Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik

Otomotif adalah 256 m², yang meliputi: area kerja otomotif 96 m², area

kerja kelistrikan 48 m², area kerja chasis 64 m², ruang penyimpanan dan

isntruktur m².

3) Ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif dilengkapi

prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.1:

Tabel 2.1 Jenis, Rasio dan Deskripsi Standar Prasarana ruang

Praktik Program keahlian Teknik Mekanik OtomotifNo. Jenis Rasio Deskripsi

1. Area kerja mesin

otomotif

6 m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik

Luas minimum adalah 96 m²,

Lebar minimum adalah 8 m.

2. Area kerja kelistrikan 6 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik

Luas minimum adalah 48 m²,

Lebar minimum adalah 6 m.

Page 31: Overhoul Mesin

3. Area kerja chasis dan

pemindah tenaga

8 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik

Luas minimum adalah 64 m²,

Lebar minimum adalah 8 m.

4. Ruang penyimpanan

dan isntruktur

4 m²/peserta didik Luas minimum adalah 48 m²,

Lebar minimum adalah 6 m.

(Sumber: Lampiran Permendiknas no. 40 tahun 2008)

4) Ruang praktik Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif, khususnya

standar sarana pada area kerja mesin otomotif atau engine dilengkapi

dengan sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.2:

Tabel 2.2 Standar Sarana Area Kerja Mesin OtomotifNo. Jenis Rasio Deskripsi

1. Perabot

1.1 Meja Kerja 1 set/area Untuk minimum 16 peserta didik pada

pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda

motor)

1.2 Kursi Kerja/Stool

1.3 Lemari simpan alat

dan bahan

2 Peralatan

2.1 Peralatan untuk

pekerjaan mesin

otomotif

1 set/area Untuk minimum 16 peserta didik pada

pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda

motor)

3 Media Pendidikan

3.1 Papan tulis 1 buah/area Untuk minimum 16 peserta didik pada

pekerjaan mesin otomotif (mobil dan sepeda

motor)

4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak Minimum 1

buah/area

Untuk mendukung operasionalisasi peralatan

yang memerlukan daya listrik

4.2 Tempat sampah Minimum 1

buah/area

(Sumber: Lampiran Permendiknas no. 40 tahun 2008)

Page 32: Overhoul Mesin

Mengacu pada BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan bahwa pada

umumnya kegiatan pembelajaran praktik bersifat individu, maka dalam kegiatan

praktik setiap siswa/pemakai mendapat satu sarana prasarana praktik. Kegiatan

pembelajaran yang sifatnya kelompok, maka setiap alat dipergunakan lebih dari

satu siswa/pemakai. Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan

(2003:32), ukuran standar minimal kebutuhan jumlah sarana praktik sebuah

kelompok praktik dibagi menjadi:

Kelompok prakrik terdiri dari 36 siswa (1 rombongan belajar) = 6 alat dan 6 bahan

Kelompok praktik terdiri dari 18 siswa (1/2 rombongan belajar) = 4 alat dan 4 bahan

Kelompok prakrik terdiri dari 12 siswa (1/3 rombongan belajar) = 3 alat dan 3 bahan

Kelompok prakrik terdiri dari 9 siswa (1/4 rombongan belajar) = 2 alat dan 2 bahan

Kelompok prakrik terdiri dari 6 siswa (1/6 rombongan belajar) = 1 alat dan 1 bahan

Secara lebih spesifik, identifikasi kelengkapan peralatan praktik bengkel

engine khususnya pada mata diklat Ovehoul Mesin berpedoman pada standar

BSNP (Badan Nasional Standar Pendidikan), yaitu bisa dijabarkan pada Tabel 2.3

sampai dengan Tabel 2.7

Tabel 2.3 Standar Alat-alat khusus (Special Service Tools) Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSI

I Alat-alat Khusus (Special Service Tools)

1 Universal Puller 6 buah/lab Kuat dan mampu menarik pully yang terpasang pada poros

2 Kunci filter oli (Oil Filter Wrench)

6 buah/lab Mampu menjepit filter oli dengan kuat

3 Coil spring compressor 6 buah/lab Mampu menjepit pegas dengan kuat dalam pelepas/pemasangan shock breaker

4 Valve spring compressor 6 buah/lab Mampu menjepit pegas katup dengan kuat dalam pelepasa/pemasangannya

5 Piston ring compressor 6 set/lab Untuk memasang piston ring dan piston ke dalam silinder

6 Piston ring expander 6 set/lab Untuk melepas dan memasang ring piston pada piston

Page 33: Overhoul Mesin

Sumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003

Tabel 2.4 Standar Alat Ukur Mekanik Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSIII Alat Ukur Mekanik

1 Jangka sorong 6 buah/lab Lurus dan ukuran mudah dibaca2 Micrometer 6 buah/lab Mempunyai ketelitian sampai dengan

0,1 mm ukuran mudah dibaca3 Dial indicator 6 buah/lab Mempunyai ketelitian sampai dengan

0,1 mm ukuran mudah dibaca4 Cylinder bor gauge 1 set/lab Mempunyai ketelitian sampai dengan

0,1 mm ukuran mudah dibaca5 Compression tester 6 buah/lab Mampu menahan tekanan kompresi

motor bensindan diesel mempunyai skala pengukuran yang mudah dibaca

6 Penyetel kerenggangan celah (fuller gauge)

6 buah/lab Mempunyai ketelitian sampai dengan 0,1 mm ukuran mudah dibaca

Sumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003

Tabel 2.5 Standar Alat Tangan dan Alat Umum Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSIIII Alat Tangan dan Alat

Umum1 Kunci pas (6-32) 6 set/lab Kuat dan tersedia berbagai ukuran2 Kunci ring (6-32) 6 set/lab Kuat dan tersedia berbagai ukuran3 Kunci shock 6 set/lab Kuat dan tersedia berbagai ukuran4 Kunci momen 1 set/lab Berdaya momen lebih dari 50 kg5 Ratchet handle 3 buah/lab Kuat, mempunyai stel arah putaran6 Speed handle 3 buah/lab Kuat7 Sliding handle 6 buah/lab Kuat dan memliki tangkay yang dapat

memegang shock8 L handle 6 set/lab Kuat dan memliki tangkay yang dapat

memegang shock9 Kunci L 3 buah/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam10 Kunci inggris 6 buah/lab Kuat dan mampu mencengkram11 Kunci kombinasi 6 set/lab Kuat dan tersedia berbagai ukuran12 Obeng (+) (-) 6 set/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam13 Obeng offset 6 set/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam14 Obeng ketok 6 set/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam15 Tang kombinasi 6 buah/lab Kuat dan memiliki beberapa mulut untuk

mencengkram16 Tang kuat (Vice grip) 6 buah/lab Kuat dan mampu mencengkram17 Tang moncong panjang 6 buah/lab Kuat dan memeliki mata yang tajam18 Tang snapring 6 set/lab Kuat dan mampu mencengkram19 Palu besi 6 buah/lab Kuat dan aman digunakan20 Palu karet 6 buah/lab Kuat dan kepala palu mempunyai karet

yang kuat21 Gasket scraper 6 buah/lab Kuat dan mampu membersihakan sisa

gasket yang melekat pada komponen22 Spare part trolly 6 buah/lab Mampu menyimpan komponen-

komponen kendaraan sewaktu kendaraan dibongkat

Page 34: Overhoul Mesin

23 Bak cuci spare part 10 unit/lab Ukuran memadai untuk mencuci komponen/alat praktik

24 Oil can 6 unit/lab Mampu memberikan pelumas pada saat perakitan

25 Ragum 1 unit/lab Mampu memegang benda kerja dengan kuat

Sumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003

Tabel 2.6 Standar Trainer Unit Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSIIV Trainer Unit

1 Engine Life Bensin 4 tak on stand

6 unit/lab Sebagai media praktikum siswa

2 Engine Life Bensin 4 tak on stand

6 unit/lab Sebagai media praktikum siswa

Sumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003

Tabel 2.7 Standar Peralatan Keselamatan Kerja Sesuai BSNPNO JENIS RASIO DESKRIPSIV Peralatan Keselamatan

Kerja1 Baby crane 1 unit/lab Mampu mengangkat engine/komponen

lain yang berat2 Kompressor udara 1 buah/lab Hidup dan mampu memberikan udara

bertekanan3 V block 4 unit/lab Mampu menempatkan poros engkol

dengan aman saat dibongkarSumber: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan 2003

Page 35: Overhoul Mesin

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi mengenai status sebuah

gejala yang ada. Penelitian deskriptif adalah penjelasan terhadap variable-variabel

penelitian melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam sehingga

ruang lingkup, kedudukan dan prediksi yang akan diteliti semakin jelas dan

terarah (Sugiyono, 2007). Selain itu penelitian deskriptif bertujuan untuk

melakukan analisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih

mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Azwar, 2007). Penelitian yang

dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kelengkapan ketersediaan peralatan

Page 36: Overhoul Mesin

praktik pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat overhoul di kelas X SMK

PGRI 3 Malang. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara membandingkan

kelengkapan peralatan praktik sesuaian BSNP.

B. Responden

Menurut kamus besar bahasa Indonesia responden adalah penjawab (atas

pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian). Responden asal katanya

“respon”. Respon (Inggris: respond) bias dimaknai sebagai tanggapan , jawaban,

balasan. Jadi responden adalah orang yang anda mintai jawaban/tanggapan atas

pertanyaan yang anda ajukan. Kalau anda menyebarkan angket, maka responden

adalah mereka yang mengisi angket anda. Kalau anda melakukan wawancara, maka

responden adalah orang yang anda wawancara.

Sedangkan untuk responden yang dilakukan pada penelitian kali ini terhadap

para pekerja yang sesuai pada bidangnya seperti guru yang mengajar mata diklat

overhoul mesin pada bengkel praktik di SMK PGRI 3 Malang.

C. Instrumen Penelitian

Instrument pengumpulan data diperlukan untuk mengumpulkan data yang

diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dokumen dan survey dalam

bentuk kelompok dan dimasukkan ke dalam format isntrumen penelitian yang

berupa data-data di dalam penelitian ini, nantinya diperoleh dari hasil survey

terhadap kelengkapan peralatan praktik dan dituangkan ke dalam instrument

penelitian yang berupa tabel-tabel, dengan pediman pada peraturan Menteri

Pendidikan Nasional no 40 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana

Sekolah Menengah Kejuruan dan standar BSNP

Page 37: Overhoul Mesin

Data yang dikumpulkan melalui survey dapat dijabarkan melalui kisi-kisi

observasi sperti tabel berikut:

Tabel 3.1 Format pedoman survey Kelengkapan Peralatan Praktik pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 40 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Kejuruan dan standar BSNP

No Aspek Yang Di

Observasi

Standar Keadaan

Sebenar-

nya

Prosen-

tase (%)

Kondisi Keterangan

B R

R

R

B

A. Peralatan Laboratorium Mesin Teknik Kendaraan Ringan

I Alat-alat Khusus (Special Service Tools)

1 Universal Puller 6 buah/lab

2 Kunci filter oli (Oil Filter Wrench)

6 buah/lab

3 Coil spring compressor

6 buah/lab

4 Valve spring compressor

6 buah/lab

5 Piston ring compressor

6 set/lab

6 Piston ring expander

6 set/lab

II Alat Ukur Mekanik

1 Jangka sorong 6 buah/lab

2 Micrometer 6 buah/lab

3 Dial indicator 6 buah/lab

4 Cylinder bor gauge

1 set/lab

5 Compression tester

6 buah/lab

6 Penyetel kerenggangan celah (fuller gauge)

6 buah/lab

Page 38: Overhoul Mesin

III Alat Tangan dan Alat Umum

1 Kunci pas (6-32) 6 set/lab

2 Kunci ring (6-32)

6 set/lab

3 Kunci shock 6 set/lab

4 Kunci momen 1 set/lab

5 Ratchet handle 3 buah/lab

6 Speed handle 3 buah/lab

7 Sliding handle 6 buah/lab

8 L handle 6 set/lab

9 Kunci L 3 buah/lab

10 Kunci inggris 6 buah/lab

11 Kunci kombinasi

6 set/lab

12 Obeng (+) (-) 6 set/lab

13 Obeng offset 6 set/lab

14 Obeng ketok 6 set/lab

15 Tang kombinasi 6 buah/lab

16 Tang kuat (Vice grip)

6 buah/lab

17 Tang moncong panjang

6 buah/lab

18 Tang snapring 6 set/lab

19 Palu besi 6 buah/lab

20 Palu karet 6 buah/lab

21 Gasket scraper 6 buah/lab

22 Spare part trolly 6 buah/lab

23 Bak cuci spare part

10 unit/lab

24 Oil can 6 unit/lab

25 Ragum 1 unit/lab

IV Trainer Unit

1 Engine Life Bensin 4 tak on stand

6 unit/lab

Page 39: Overhoul Mesin

2 Engine Life Bensin 4 tak on stand

6 unit/lab

V Peralatan Keselamatan Kerja

1 Baby crane 1 unit/lab

2 Kompressor udara

1 buah/lab

3 V block 4 unit/lab

B Ruang Praktik dan Teori

1. Perabot

1.1 Meja Kerja

1 set/area1.2 Kursi

Kerja/Stool

1.3 Lemari simpan

alat dan bahan

2 Peralatan

2.1 Peralatan untuk

pekerjaan mesin

otomotif

1 set/area

3 Media

Pendidikan

3.1 Papan tulis 1

buah/area

3.2 LCD 1 buah/area

3.3 Screen LCD 1 buah/area

4 Perlengkapan

lain

4.1 Kotak kontak Minimum

1

buah/area

4.2 Tempat sampah Minimum

Page 40: Overhoul Mesin

1

buah/area

Kondisi*:

B : (Baik) : Dapat dipergunakan sesuai dengan standar

RR : (Rusak Ringan) : Dapat dipergunakan tetapi hasilnya kurang akurat

RB : (Rusak Berat) : Tidak sesuai dengan standard

D. Teknik Pengumpulan Data, Pengorganisasian Data dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Survey

Penelitian ini menggunakan pendekatan rancangan survey. Dasar

pertimbangan digunakannya rancangan survey oleh karena jenis penelitian

ini memberikan gambaran atau uraian atas sesuatu keadaan sejelas

mungkin tanpa ada perlakuan terhadap yang diteliti. Oleh karenanya

penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan

untuk menggambarkan suatu kedaan atau fenomena, maka peneliti

berkeinginan untuk mengeksplorasi hal-hal yang berhubungan dengan

kondisi bengkel program teknik mekanik otomotif. Metode survey ini

digunakan untuk kelengkapan peralatan praktik sekolah pada SMK PGRI 3

Malang. Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Walaupun kondisi peralatan praktik masih baik dan sesuai

dengan standard minimum SMK, tetapi alat praktik praktik tersebut masih

kurang lengkap dan perlu adanya penambahan alat.

Page 41: Overhoul Mesin

Wawancara

Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmaja, 2007:117), wawancara adalah

suatu cara untuk mengetahui sistuasi tertentu di dalam kelas dilihat dari

sudut pandang orang lain. Wawancara ada dua macam (Moleong,

2005:190), yaitu (a) wawancara terstruktur, artinya bahan wawancara

susdah dipersiapkan secara rapi dan urut, (b) wawancara tak terstruktur,

artinya wawancara yang topic pembicaraan diambil dari orang yang

diwawancarai ketika wawancara berlangsung. Pada penelitian ini

menggunakan wawancara terstruktur yang ditujukan kepada para petugas

yang bekerja pada keahlian masing-masing seperti halnya pada guru yang

menyampaikan materi overhoul mesin. Guru yang bersangkutan bernama

Mochammad Firmandiansyah selaku guru pendidik materi overhoul

mesin.

Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilaksanakan terhadap beberapa buku sarana

prasarana praktik di sekolah, referensi lain dan diharapkan mencerminkan

macam-macam kelengkapan peralatan praktik sekolah pada Teknik

Kendaraan Ringan mata diklat overhoul mesin.

2. Pengorganisasian Data

Data-data hasil observasi dan identifikasi di organisir dalam bentuk

kelompok dan dimasukkan ke dalam format instrument penelitian yang berupa

tabel, yang terdiri dari:

Page 42: Overhoul Mesin

Tabel ketersediaan kelengkapan peralatan praktik pada Teknik Kendaraan

Ringan di SMK PGRI 3 Malang.

3. Pengolahan Data

Setelah data-data penelitian didapat, selanjutnya dilakukan perbandingan

antara kondisi yang ada pada SMK PGRI 3 Malang pada Teknik Kendaraan

Ringan, dengan yang terdapat oada Badan Nasional Standar Pendidikan.

Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah Rating Scale (skala

bertingkat). Rating Scale sendiri adalah skala pengukuran dimana data mentah

yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kuantitatif.

Yang terpenting dari penggunaan skala pengukuran Rating Scale adalah harus

dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternative jawaban pada

setiap item instrumen (Sugiyono, 2007:98)

Penelitian ini dibuat dengan menggunakan skala bertingkat (BAN, 2009)

yaitu: (a) 76% - 100% (sangat sesuai); (b) 51% - 75% (sesuai); (c) 26% - 50%

(cukup sesuai); dan (d) 0% - 25% (tidak sesuai). Berikut Kriteria Penilaian

penelitian berdasarkan Model Rating Scale.

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Penelitian Berdasarkan Model Rating Scale

No Definisi Kriteria

Pencapaian

Standar BSNP

1

2

3

Sangat Sesuai

Sesuai

Cukup Sesuai

76% - 100%

51% - 75%

26% - 50%

Bila kondisi alat pada

kondisi baik (B)

Bila kondisi alat pada

kondisi baik (B)

Bila kondisi alat pada

Page 43: Overhoul Mesin

4 Tidak Sesuai 0% - 25%

kondisi kurang baik

(RR)

Bila kondisi alat pada

kondisi tidak baik

(RB)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yaitu data yang berbentuk angka. Jenis data dalam penelitian ini berupa skor yang

diberikan pada setiap jawaban pada pedoman observasi tentang Analisis

Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah di SMK PGRI 3 Malang.

Analisis data ini menggunakan skala persentase yaitu perhitungan dalam

analisis data yang akan menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan

interpretasi pada nilai yang diperoleh. Proses perhitungan persentase dilakukan

dengan cara mengkalikan hasil bagi skor jumlah sarana yang terdapat pada

ketersediaan peralatan praktik dengan skor sesuai standard BSNP dengan 100%

(Arikunto, 2002), dengan rumus sebagai berikut:

P = Fn

× 100 %

Keterangan:

P = Jumlah persentasi yang dicari

F = Jumlah yang terdapat pada program keahlian

n = Jumlah yang terdapat didalam standart BSNP

Page 44: Overhoul Mesin

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Sesuai dengan fokus penelitian, maka pada bab IV ini dipaparkan data

temuan penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan rumusan masalah

yang diuraikan pada bab I. Pada bab ini dijelaskan tentang: gambaran umum data

penelitian kelengkapan peralatan praktik sekolah pada teknik kendaran ringan

mata diklat overhoul mesin.

A. Gambaran Umum Data Penelitian Kelengkapan Peralatan Praktik

Penlitian ini dilakukan pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat

Page 45: Overhoul Mesin

Overhoul Mesin pada SMK PGRI 3 Malang. Data yang dikumpulkan melalui

observasi, yang dilaksanakan di SMK PGRI 3 Malang. Kelengkapan peralatan

praktik pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat Overhoul Mesin terdiri dari

subvariabel yaitu: (a) jumlah alat praktik overhoul mesin, (b) kondisi alat praktik

overhoul mesin, (c) jumlah kelengkapan alat ruang teori dan ruang praktik.

Data yang akan disajikan dari hasil obeservasi penelitian ini adalah untuk

memberikan gambaran tentang Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah pada

Teknik Kendaraan Ringan mata diklat Overhoul Mesin di SMK PGRI 3 Malang,

dalam hal ini adalah tingkat ketercapaian kesesuaian standar kependidikan

sekolah.

Data penelitian diperoleh dari hasil pengamatan yang disesuaikan dengan

aspek-aspek yang terdeteksi dalam instrument penelitian. Hasil penelitian yang

diperoleh akan diperbandikan dengan standar minimal sarana dan prasarana yang

ditentukan berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 40

Tahun 2008 dan Instrumen Verifikasi dari Badan Standar Nasional Pendidian

Tahun 2010/2011. Selanjutnya data ini akan dioalah menjadi skala persentase

sehingga dapat diketahui dan disimpulkan mengenai tingkat Kelengkapan

Peralatan Praktik Sekolah pada Teknik Kendaraan Ringan mata diklat Overhoul

Mesin di SMK PGRI 3 Malang.

B. Kelengkapan dan Kesesuaian Peralatan Praktik pada Overhoul Mesin

Berikut ini adalah tabel hasil observasi kelengkapan peralatan praktik pada

teknik kendaraan ringan mata diklat overhoul mesin:

Tabel 4.1 Peralatan Praktik pada Overhoul MesinNo Aspek Yang Di

ObservasiStandar Keadaan

Sebenar-nya

Prosen-tase (%)

Kondisi* KeteranganB RR RB

A. Peralatan

Page 46: Overhoul Mesin

Laboratorium Mesin Teknik Kendaraan Ringan

I Alat-alat Khusus (Special Service Tools)

1 Universal Puller 6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai2 Kunci filter oli

(Oil Filter Wrench)

6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai

3 Coil spring compressor

6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai

4 Valve spring compressor

6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai

5 Piston ring compressor

6 set/lab 2 set/lab 33,3% 2 Cukup sesuai

6 Piston ring expander

6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai

Total 36 14 233,1% 14

II Alat Ukur Mekanik

1 Jangka sorong 6 buah/lab 10 buah/lab

166,6% 10 Sangat sesuai

2 Micrometer 6 buah/lab 10 buah/lab

166,6% 10 Sangat sesuai

3 Dial indicator 6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai4 Cylinder bor

gauge1 set/lab 3 set/lab 300% 3 Sangat sesuai

5 Compression tester

6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai

6 Penyetel kerenggangan celah (fuller gauge)

6 buah/lab 10 buah/lab

166,6% 10 Sangat sesuai

Total 31 37 866,4% 37

III Alat Tangan dan Alat Umum

1 Kunci pas (6-32) 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai2 Kunci ring (6-32) 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai3 Kunci shock 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai4 Kunci momen 1 set/lab 3 set/lab 300% 3 Sangat sesuai5 Ratchet handle 3 buah/lab 3 buah/lab 100% 3 Sangat sesuai6 Speed handle 3 buah/lab 4 buah/lab 133,3% 4 Sangat sesuai7 Sliding handle 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai8 L handle 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai9 Kunci L 3 buah/lab 2 buah/lab 66,6% 2 Sesuai10 Kunci inggris 6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai11 Kunci kombinasi 6 set/lab 6 set/lab 100 % 6 Sangat sesuai12 Obeng (+) (-) 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai13 Obeng offset 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai14 Obeng ketok 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai15 Tang kombinasi 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai16 Tang kuat (Vice

grip)6 buah/lab 2 buah/lab 33,3% 2 Cukup sesuai

17 Tang moncong panjang

6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai

18 Tang snapring 6 set/lab 4 set/lab 66,6% 4 Sesuai19 Palu besi 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai20 Palu karet 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai

Page 47: Overhoul Mesin

21 Gasket scraper 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai22 Spare part trolly 6 buah/lab 4 buah/lab 66,6% 4 Sesuai23 Bak cuci spare

part6 unit/lab 5 unit/lab 83,3% 5 Sangat sesuai

24 Oil can 6 unit/lab 6 unit/lab 100% 6 Sangat sesuai25 Ragum 1 unit/lab 1 unit/lab 100% 1 Sangat sesuai

Total 132 94 2048,8% 94

IV Trainer Unit

1 Engine Life Bensin 4 tak on stand

6 unit/lab 2 unit/lab 33,3% 2 Cukup sesuai

2 Engine Dead Bensin 4 tak on stand

6 unit/lab 2 unit/lab 33,3% 2 Cukup sesuai

Total 12 4 66,6% 4

V Peralatan Keselamatan Kerja

1 Baby crane 1 unit/lab 1 unit/lab 100% 1 Sangat sesuai2 Kompressor udara 1 buah/lab 1 buah/lab 100% 1 Sangat sesuai3 V block 4 unit/lab 1 unit/lab 25% 1 Tidak sesuai

Total 6 3 225% 3

Dari hasil observasi tentang kelengkapan alat praktik pada teknik

kendaraan ringan mata diklat overhaul mesin di Kelas X SMK PGRI 3 Malang,

didapatkan hasil yaitu: (1) jumlah alat-alat khusus (Special Service Tools)

sebanyak 14 set dengan presentase 38,88% (cukup sesuai) dan untuk kondisinya

14 set masih baik 38,88%, (2) jumlah alat ukur mekanik sebanyak 37 set dengan

presentase 144,4% (sangat sesuai) dan untuk kondisinya 37 set masih baik

119,35%, (3) jumlah alat tangan dan alat umum sebanyak 94 set dengan

presentase 81,9% (sangat sesuai) dan untuk kondisinya 94 set masih baik 81,9%,

(4) jumlah trainer unit sebanyak 4 unit dengan presentase 33,3 % (cukup sesuai)

adapun untuk kondisinya 4 unit masih baik 33,3% (cukup sesuai), (5) jumlah

peralatan keselamatan kerja sebanyak 3 unit dengan presentase 75% (sesuai) dan

untuk kondisinya 3 unit masih baik 75% (sesuai).

Page 48: Overhoul Mesin

C. Kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan Praktik

Berikut ini adalah tabel hasil observasi kelengkapan ruang teori dan

praktik pada teknik kendaraan ringan mata diklat overhoul mesin:

Tabel 4.2 Kelengkapan pada Ruang Teori dan PraktikNo Aspek Yang Di

ObservasiStandar Keadaan

Sebenar-nya

Prosen-tase (%)

Kondisi* KeteranganB RR RB

A Ruang Praktik dan Teori

1. Perabot1.1 Meja Kerja 1 set/area 1 set/area 100% 1 Sangat sesuai1.2 Kursi Kerja/Stool 1 set/area 1 set/area 100% 1 Sangat sesuai1.3 Lemari simpan

alat dan bahan1 unit/area 1 unit/area 100% 1 Sangat sesuai

Total 3 3 300% 3

2 Peralatan2.1 Peralatan untuk

pekerjaan mesin otomotif

1 set/area 1 set/area 100% 1 Sangat sesuai

Total 1 1 100% 1

3 Media Pendidikan

3.1 Papan tulis 1 buah/area

1 buah/area

100% 1 Sangat sesuai

3.2 LCD 1 buah/area

1 buah/area

100% 1 Sangat sesuai

Total 2 2 200% 2Rata-rata 100% 100% Sangat sesuai

4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak Minimum 1

buah/area

3 buah/area

300% 2 Sangat sesuai

4.2 Tempat sampah Minimum 1

buah/area

2 buah/area

200% 1 Sangat sesuai

Total 2 5 500% 5Rata-rata 100% 250% Sangat sesuai

Dari hasil observasi tentang kelengkapan pada ruang teori dan ruang

praktik di SMK PGRI 3 Malang, didapatkan hasil yaitu: (1) jumlah perabot setiap

area sebanyak 3 set atau 3 unit/area dengan presentase 100% (sangat sesuai)

adapun untuk kondisinya baik 3 unit/area dengan presentase 100%, (2) jumlah

peralatan sebanyak 1 set/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) dengan

kondisinya baik 1 set/area dengan presentase 100%, (3) jumlah media pendidikan

Page 49: Overhoul Mesin

sebanyak 2 unit/area dengan presentase 100% (sangat sesuai) adapun untuk

kondisinya baik 2 unit/area dengan presentase 100%, (4) jumlah perlengkapan

lain seperti kotak kontak dan tempat sampah sebanyak 5 buah atau unit/area

dengan presentase 250% (sangat sesuai) adapun untuk kondisinya baik 5

unit/area dengan presentase 250%.

BAB V

PEMBAHASAN

Analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap butir dalam

table yang menjabarkan apa yang telah didapat baik yang sudah tercapai maupun

yang belum tercapai menurut Badan Standar Nasional Pendidikan.

A. Tingkat Kelengkapan dan Kesesuaian Peralatan Praktik Mata Diklat

Overhoul Mesin di SMK PGRI 3 Malang

Permendiknas No.40 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana

untuk SMK merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan kejuruan dengan harapan kualitas lulusan SMK akan lebih baik.

Secara garis besar SMK PGRI 3 Malang mengacu pada standar dari BSNP serta

Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008, berdasarkan hasil analisis data bahwa

Page 50: Overhoul Mesin

tingkat kelengkapan peralatan praktik overhoul mesin masuk dalam kategori

sesuai dengan presentase rata-rata perolehan 69,68%. Berikut peralatan yang

masuk dalam kategori sangat sesuai dan tidak sesuai, harus segera dipenuhi,

antara lain:

1) Jumlah alat-alat khusus (Special Service Tools) standar minimum SMK

36 set/lab, keadaan sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 14

set/lab dan kondisinya masih baik dengan kategori cukup sesuai.

Sebaiknya pihak sekolah atau kepala sekolah segera melakukan pengadaan

dana untuk melengkapi kurangnya alat praktik tersebut.

2) Jumlah alat ukur mekanik standar minimum SMK 31 set/lab, keadaan

sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 37 set/lab dan kondisinya

masih baik dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya pihak sekolah atau

kepala sekolah mempertahankan kelengkapan alat praktik yang sudah ada

dan guru pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau

para siswa untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional

Presedur (SOP).

3) Jumlah alat tangan dan alat umum standar minimum SMK 132 set/lab

keadaan sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 94 set/lab dan

kondisinya masih baik dengan kategori sangat sesuai. Meskipun termasuk

kategori sangat sesuai, sebaiknya pihak sekolah atau kepala sekolah segera

melakukan pengadaan dana untuk melengkapi kurangnya alat praktik

tersebut dan guru pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap

menghimbau para siswa untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart

Oprasional Presedur (SOP).

Page 51: Overhoul Mesin

4) Jumlah trainer unit standar minimum SMK 12 unit/lab, keadaan

sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 4 set/lab dan kondisinya

masih baik dengan kategori cukup sesuai. Sebaiknya pihak sekolah atau

kepala sekolah segera melakukan pengadaan dana untuk melengkapi

kurangnya alat praktik tersebut.

5) Jumlah peralatan keselamatan kerja standar minimum SMK 6 unit/lab,

keadaan sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 3 set/lab dan

kondisinya masih baik dengan kategori sesuai. Sebaiknya pihak sekolah

atau kepala sekolah segera melakukan pengadaan dana untuk melengkapi

kurangnya alat praktik tersebut.

Manfaat kelengkapan peralatan praktek ternyata mampu meningkatkan

dan memperlancar proses belajar mengajar, menumbuhkan kemampuan mencari,

mengolah dan menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah atas tanggung

jawab dan usaha sendiri dan akhirnya tumbuhlah sikap untuk belajar mandiri.

Dalam pengertian bahwa saat melaksanakan praktek apabila didukung dengan

peralatan yang lengkap maka seorang siswa akan lebih giat dan mendapatkan hasil

praktek yang lebih baik, sedangkan seorang siswa akan merasakan malas dalam

melaksanakan praktek dengan hasil praktek yang kurang baik. Dengan demikian

siswa menjadi terdidik untuk menghargai, memelihara dan memanfatkan waktu

serta bahan secara tepat dan berhasil, sehingga mempermudah pencapaian target

prestasi yang diharapkan.

Dikatakan oleh Rosyidi, ketua Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kota

Malang, bahwa dirinya menemukan sejumlah SMK yang tidak memiliki peralatan

praktik. Dia merasa kasihan dengan para siswa yang akan ujian praktik tetapi

Page 52: Overhoul Mesin

tidak pernah mendapat pembelajaran praktik. Pada saat itu siswa, yang akan

menempuh ujian praktik adalah siswa dari jurusan mekanik otomotif (Radar

Malang, Kamis 07 Mei 2009).

Sementara itu Hidayati (2006), mengatakan bahwa lulusan sekolah

menengah kejuruan masih berpeluang besar menjadi pengangguran. Keadaan

tersebut banyak disebabkan karena minimnya fasilitas praktik pada sekolah

menengah kejuruan. Peralatan praktik sekolah menengah kejuruan sudah banyak

yang usang serta tidak berfungsi dengan baik. Maka dari itu, dalam hal

penyediaan sarana dan prasarana SMK harus mengacu pada Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2008 tanggal 31 Juli

2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana.

Hasilnya bisa dipastikan bahwa bagi siswa yang kemampuan praktiknya

rendah dan kurang terampil, ketika mereka memasuki dunia kerja akan menempati

posisi tenaga kerja kelas rendah. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Wibowo

(2009), yang menuliskan bahwa keterserapan lulusan SMK di Jawa Timur pada

dunia kerja hanya sebesar 45%. Penyebabnya karena belum semua SMK mampu

menyediakan bengkel praktik yang baik/memadai. Sekolah juga belum mampu

membangun hubungan kerjasama dengan industri. Akibatnya banyak peluang

kerja di dunia usaha atau industri tidak dapat terisi. Lulusan SMK itu dinilai

belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini

senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1999) yang

menyebutkan bahwa sebanyak 20% SMK masih kekurangan dalam pemilikan

peralatan praktik.

Page 53: Overhoul Mesin

B. Tingkat Kelengkapan dan Kesesuaian pada Ruang Teori dan Ruang

Praktik di SMK PGRI 3 Malang

Bila ditinjau secara keseluruhan, presentase tingkat kelengkapan pada

ruang teori dan ruang praktik pada mata diklat overhoul mesin SMK PGRI 3

Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka hasil yang dicapai

137,5%, maka menurut standar minimum SMK capaian tersebut masuk kategori

sangat sesuai.

Berikut perlengkapan pada ruang teori dan ruang praktik yang masuk

dalam kategori sangat sesuai dan tidak sesuai, harus segera dipenuhi, antara lain:

1) Jumlah perabot standar minimum SMK 3 set/area, keadaan sebenarnya

pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 3 set atau 3 unit/area dan kondisinya

masih baik dengan kategori sangat baik. Sebaiknya pihak sekolah atau

kepala sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan guru

pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau para siswa

untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional Presedur

(SOP).

2) Jumlah peralatan standar minimum SMK 1 set/area, keadaan sebenarnya

pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 1 set/area dan kondisinya masih baik

dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya pihak sekolah atau kepala

sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan guru pengampu

mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau para siswa untuk

menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional Presedur (SOP).

3) Jumlah media pendidikan standar minimum SMK 2 buah/area, keadaan

sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 2 buah/area dan

Page 54: Overhoul Mesin

kondisinya masih baik dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya pihak

sekolah atau kepala sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan

guru pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau para

siswa untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional Presedur

(SOP).

4) Jumlah perlengkapan lain standar minimum SMK 3 buah/area, keadaan

sebenarnya pada SMK PGRI 3 Malang sebanyak 5 buah/area dan

kondisinya masih baik dengan kategori sangat sesuai. Sebaiknya pihak

sekolah atau kepala sekolah mempertahankan jumlah perabot tersebut dan

guru pengampu mata diklat overhoul mesin agar tetap menghimbau para

siswa untuk menggunakan alat praktik sesuai Standart Oprasional Presedur

(SOP).

Sementara Sonhadji (2000), menyatakan bahwa pendidikan kejuruan itu

sangat memerlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan

kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada pasar kerja. Sarana bengkel praktik

merupakan tempat pembelajaran praktik yang mempunyai peranan sangat penting

dalam pembekalan keterampilan untuk bekal yang mereka praktikkan di tempat

kerja nantinya. Maka sarana ini harus memenuhi syarat supaya para siswa yang

melakukan praktik di dalamnya merasa nyaman dan aman sehingga mereka bisa

melakukan praktik secara maksimal dalam penyerapan ilmu yang diberikan oleh

pembimbingnya.

Senada dengan itu, Badan Akriditasi Nasional (BAN) di Malang melihat

bahwa masih banyak SMK yang belum memiliki laboratorium yang layak untuk

Page 55: Overhoul Mesin

kebutuhan siswa. Sehingga, ada kekhawatiran dari BAN, sekolah-sekolah tersebut

akan menjadi SMK Sastra (Radar Malang, Mei 2009).Sementara ditempat lain

juga didapatkan hasil penelitian terhadap bengkel jurusan listrik SMK Negeri 3

Gorontalo menunjukkan bahwa bengkel tersebut belum memenuhi syarat kondisi

bengkel yang baik (Salim, 2003).

Kenyataan menunjukkan bahwa ketimpangan pada kualitas pendidikan di

Indonesia, termasuk di SMK masih tinggi. Tidak semua SMK mampu

menyediakan bengkel atau laboratorium kerja yang layak dan modern atau

membangun kerja sama yang kuat dengan dunia kerja. Di tengah eksistensi SMK

yang sedang naik daun pada tingkat pendidikan menengah di Indonesia harus

diakui bahwa belum semua SMK mampu menyiapkan lulusan yang sesuai dengan

kebutuhan dunia kerja. Perusahaan-perusahaan dan industry mengeluhkan sulitnya

untuk mendapatkan tenaga teknisi tingkat menengah yang sesuai dengan standar.

Padahal, peluang kerja di dalam dan luar negeri banyak yang tidak terpenuhi

karena lulusan yang ada belum mampu mencapai kompetensi yang dibutuhkan

(SF Education Research, 2008).

Di tengah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan jumlah SMK,

persoalan mutu pendidikan di jenjang SMK masih menghadapi permasalahan.

Pasalnya, pendidikan yang berfokus untuk menyiapkan tenaga kerja terampil di

tingkat menengah ini justru menghadapi kendala dalam penyediaan peralatan

praktik kerja.

Page 56: Overhoul Mesin

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tingkat kelengkapan peralatan praktik pada mata diklat overhoul mesin

SMK PGRI 3 Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka

sudah mengacu kepada standar minimum SMK.

2. Tingkat kesesuaian peralatan praktik pada mata diklat overhoul mesin

SMK PGRI 3 Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka

hasil yang dicapai 69,68%, maka menurut standar minimum SMK capaian

tersebut masuk kategori sesuai dan persentase tingkat kesesuaian pada

ruang teori dan ruang praktik pada mata diklat overhoul mesin SMK PGRI

3 Malang berdasarkan standar yang telah ditentukan, maka hasil yang

dicapai 175,5%, maka menurut Standar minimum SMK capaian tersebut

masuk kategori sangat sesuai.

Page 57: Overhoul Mesin

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang penulis berikan antara lain:

1. Bagi Kepala Sekolah untuk segera memenuhi kurangnya kelengkapan

peralatan praktek overhoul mesin dan lebih dapat memelihara kondisinya

dengan baik dengan cara melakukan pengadaan dana untuk memenuhi

kekurangan yang ada

2. Bagi Guru pengampu palajaran overhoul mesin dapat mengatasi

permasalahan kurangnya kelengakapan alat praktek sehingga dapat

melaksanakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum.

3. Bagi peserta didik dapat menggunakan peralatan praktek sesuai dengan

SOP sehingga dapat digunakan dalam praktek overhoul mesin dan alat

praktik tidak cepat rusak.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan kajian sejenis dapat mengambil

variable kelengkapan peralatan praktik sekolah yang disarankan turut

mempengaruhi hasil belajar.

Page 58: Overhoul Mesin

DAFTAR PUSTAKA

Acher, B. 1989. Merencana Kebutuhan Fasilitas Pelajaran Praktik dan Optimalisasi Pemakaiannya. Bandung: Politeknik.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Badan Nasional Pendidikan. 2009. Instrumen Akreditasi. (Online) (http://www.bans.or.id/app/webroot/uploads/ instrument_akreditas.pdf) diakses 20 Januari 2015

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 2003. Analisis Pedoman Sarana Prasarana: Departemen Pendidikan Nasional

Djamarah, S. B & Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayati, A. 2006. Eksistensi SMK di Persimpangan Jalan. (online), (http://groups.yahoo.com/group/pendidikan/message/3393) diakses 20 Januari 2015.

Maran, zevy. 2007. Manajemen Peralatan dan Bahan Praktik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Maleong, L. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya

Muhhibin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Pandong, F. 2009. Analisis Kesesuaian Fasilitas Praktikum Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK St. Yusuf Blitar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

PERMEN Pendidikan Nasional RI nomor 40 tahun 2008 (Online) (http://litbang.kemendiknas.go.id/centent/lamp_permen_no_40 tahun 2008 smk pdf diakses 20 Januari 2015)

Page 59: Overhoul Mesin

PT. Citra Mandiri Infokom. Alat Praktik SMK. (online), (http://alatprakteksmk.com/tentang)

Salim, S. 2003. Pemanfaatan bengkel di sekolah kejuruan sebagai sarana pembelajaran praktik siswa. (studi kasus di bengkel listrik SMK Negeri 3 Gorontalo). Jurnal Pendidikan & Kebudayaan 9 (043) Juli 2003:525544.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Sonhadji, K. H. 2000. Alternatif Penyempurnaan Pembaharuan PenyelenggaraanPendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Makalah disajikan pada Studi tentang Pengkajian Pendidikan Kejuruan dan Teknologi, Jakarta, Tanggal 23 Oktober.

Sonhadji, K.H. 2002. Laboratorium Sebagai Basis Pendidikan Teknik di Perguruan Tinggi. Makalah disajikan pada Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negeri Malang, 24 September.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan edisi revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sutrisno & Paryono. 1999. Pelaksanaan Uji Kompetensi Pelatihan PendidikanSystem Ganda Sekolah Menengah Teknologi di Kota Malang. Journal Teori dan Praktik Penelitian Kependidikan. Tahun 11, Nomor 1, Juni 1999 IKIP Malang.

Syah, Muhibbin, 1999, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perencanaan , dan Sistem Informasi bekerjasama dengan Universitas Negeri Malang.

UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 45 (Online) (kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf) diakses 20 Januari 2015.

Wibowo, A. 2009. Saatnya Memilih SMK. (online), (http://pr.qiandra.net.id/prprint.php?ib=beritadetaileid=22432).

Wiriaatmaja, R. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wotto. 2000. Manajemen Peralatan dan Bahan Praktik. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.

Page 60: Overhoul Mesin

LAMPIRAN

Page 61: Overhoul Mesin

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : ……………………………..

Jabatan : ……………………………..

1. Mata diklat Overhoul Mesin diberikan di kelas berapa saja?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Berapa perbandingan presentase antara teori dan praktik mata diklat

Overhoul Mesin?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Bagaimana kondisi ruang praktik Overhoul mesin yang dipakai para

siswa?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

4. Apakah sudah sesuai dengan standard minimum SMK?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

5. Bagaimana kelengkapan peralatan praktik Overhoul mesin di ruang

praktik siswa?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

6. Bagaimana kondisi peralatan praktik Overhoul mesin di ruang praktik

siswa?

Page 62: Overhoul Mesin

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

7. Apakah siswa sudah menggunakan alat praktik tersebut sesuai dengan

SOP?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

STUDI KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK SEKOLAH

PADA TEKNIK KENDARAAN RINGAN MATA DIKLAT

OVERHOUL MESIN DI KELAS X SMK PGRI 3 MALANG

PEDOMAN SURVEY

Subyek/Obyek Observasi : ……………………….

Hari/Tanggal : ……………………….

Waktu : ……………………….

Page 63: Overhoul Mesin

Tempat/Lokasi : ……………………….

Pedoman Survey

Standart Minimal Kelengkapan Peralatan Praktik Sekolah Pada Teknik Kendaraan Ringan Mata Diklat Overhoul Mesin untuk 36 Rombongan belajar berdasarkan BNSP

No Aspek Yang Di

Observasi

Standar Keadaan

Sebenar-

nya

Prosen-

tase (%)

Kondisi* Keterangan

B R

R

R

B

A. Peralatan Laboratorium Mesin Teknik Kendaraan Ringan

I Alat-alat Khusus (Special Service Tools)

1 Universal Puller 6 buah/lab

2 Kunci filter oli (Oil Filter Wrench)

6 buah/lab

3 Coil spring compressor

6 buah/lab

4 Valve spring compressor

6 buah/lab

5 Piston ring compressor

6 set/lab

6 Piston ring expander

6 set/lab

II Alat Ukur Mekanik

1 Jangka sorong 6 buah/lab

2 Micrometer 6 buah/lab

3 Dial indicator 6 buah/lab

Page 64: Overhoul Mesin

4 Cylinder bor gauge

1 set/lab

5 Compression tester

6 buah/lab

6 Penyetel kerenggangan celah (fuller gauge)

6 buah/lab

III Alat Tangan dan Alat Umum

1 Kunci pas (6-32) 6 set/lab

2 Kunci ring (6-32)

6 set/lab

3 Kunci shock 6 set/lab

4 Kunci momen 1 set/lab

5 Ratchet handle 3 buah/lab

6 Speed handle 3 buah/lab

7 Sliding handle 6 buah/lab

8 L handle 6 set/lab

9 Kunci L 3 buah/lab

10 Kunci inggris 6 buah/lab

11 Kunci kombinasi

6 set/lab

12 Obeng (+) (-) 6 set/lab

13 Obeng offset 6 set/lab

14 Obeng ketok 6 set/lab

15 Tang kombinasi 6 buah/lab

16 Tang kuat (Vice grip)

6 buah/lab

17 Tang moncong panjang

6 buah/lab

18 Tang snapring 6 set/lab

19 Palu besi 6 buah/lab

20 Palu karet 6 buah/lab

21 Gasket scraper 6 buah/lab

22 Spare part trolly 6 buah/lab

23 Bak cuci spare part

10 unit/lab

24 Oil can 6 unit/lab

Page 65: Overhoul Mesin

25 Ragum 1 unit/lab

IV Trainer Unit

1 Engine Life Bensin 4 tak on stand

6 unit/lab

2 Engine Life Bensin 4 tak on stand

6 unit/lab

V Peralatan Keselamatan Kerja

1 Baby crane 1 unit/lab

2 Kompressor udara

1 buah/lab

3 V block 4 unit/lab

B Ruang Praktik dan Teori

1. Perabot

1.1 Meja Kerja

1 set/area1.2 Kursi

Kerja/Stool

1.3 Lemari simpan

alat dan bahan

2 Peralatan

2.1 Peralatan untuk

pekerjaan mesin

otomotif

1 set/area

3 Media

Pendidikan

3.1 Papan tulis 1

buah/area

3.2 LCD 1

buah/area

Page 66: Overhoul Mesin

4 Perlengkapan

lain

4.1 Kotak kontak Minimum

1

buah/area

4.2 Tempat sampah Minimum

1

buah/area

Keterangan:

Kondisi*:

B : (Baik) : Dapat dipergunakan sesuai dengan standar

RR : (Rusak Ringan) : Dapat dipergunakan tetapi hasilnya kurang akurat

RB : (Rusak Berat) : Tidak sesuai dengan standard

Kategori/Kriteria Pencapaiannya:

Sangat Sesuai = 76% - 100%

Sesuai = 51 - 75%

Cukup Sesuai = 26% - 50%

Tidak Sesuai = 0% - 25%

Badan Akreditasi Nasional (BAN:2009)

Page 67: Overhoul Mesin
Page 68: Overhoul Mesin
Page 69: Overhoul Mesin
Page 70: Overhoul Mesin
Page 71: Overhoul Mesin
Page 72: Overhoul Mesin
Page 73: Overhoul Mesin
Page 74: Overhoul Mesin

Foto Penelitian di SMK PGRI 3 Malang

Page 75: Overhoul Mesin
Page 76: Overhoul Mesin
Page 77: Overhoul Mesin
Page 78: Overhoul Mesin
Page 79: Overhoul Mesin
Page 80: Overhoul Mesin
Page 81: Overhoul Mesin
Page 82: Overhoul Mesin
Page 83: Overhoul Mesin
Page 84: Overhoul Mesin
Page 85: Overhoul Mesin
Page 86: Overhoul Mesin
Page 87: Overhoul Mesin
Page 88: Overhoul Mesin
Page 89: Overhoul Mesin
Page 90: Overhoul Mesin
Page 91: Overhoul Mesin
Page 92: Overhoul Mesin
Page 93: Overhoul Mesin
Page 94: Overhoul Mesin
Page 95: Overhoul Mesin
Page 96: Overhoul Mesin
Page 97: Overhoul Mesin
Page 98: Overhoul Mesin

RIWAYAT HIDUP

Arif Wicaksono dilahirkan di Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo,

Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 26 Oktober 1991, merupakan anak ke dua

dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Nur Chozin dan Ibu Ida Setyowati.

Pendidikan Dasar ditempuh di SDN Kertajaya IV Surabaya dan lulus pada tahun

2004. Pada tahun yang sama dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

SMPN 20 Malang, ditingkat SMP sempat menjadi anggota OSIS dan lulus pada

tahun 2007. Kemudian dilanjutkan ke SMA IPIEMS Surabaya, lulus pada tahun

2010. Kemudian tahun 2010, malanjutkan pendidikan dan diterima melalui jalur

SMPS 1 dan SNMPTN di Universitas Negeri Malang (UM) di Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Mesin Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif.