osteoporosis - rosaliangr.files.wordpress.com · askep osteoporosis 1. 2. pengertian •penyakit...
TRANSCRIPT
Ns. Riki Ristanto
ASKEP
OSTEOPOROSIS
1
2
PENGERTIAN
• Penyakit metabolik (terutama kalsium
dan garam phospor)
• Gangguan tulang sistemik
(pengkeroposan tulang) sehingga
masa tulang menurun
• Akibat dari berkurangnya
pembentukan dan meningkatnya
perusakan (destruksi) tulang (bone
deminaralization)
• Penyebab dari fraktur patologis
3
CATATAN......
• Kecepatan resorbsi >kecepatan pembentukan tulangyang diakibatkan olehpenurunan kalsitonin danestrogen dan peningkatanhormon paratiroid
• 0steoporosis banyak terjadipada masa postmenopous,seseorang dengan gggmeatbolik, atau padaseseorang dg defisiensikalsium
4
5
• Rendahnya kadar estrogen
pada masa menopause
menimbulkan dampak terhadap
metabolisme kalsium, terjadi
peningkatan remodelling tulang
akhirnya tulang mudah patah
• Osteoporosis terbanyak pada
pergelangan tangan, tulang
pinggul, tulang vertebra.
6
• Pada wanita penyusutan
terjadi 3 % pertahun dan
akan berlangsung terus
hingga 5-10 tahun pasca
menopause
• Sepanjang hidup seorang
wanita, total jaringan tulang
yang menyusut sekitar 40-
50 %, sedangkan laki-laki
seumur hidupnya
mengalami penyusutan 20-
30 %
PEAK BONE MASS
Determinan peak bone mass : faktor genetik, exercise, intake kalsium dan vitamin D
7
8
• Pada usia 70 thn wanita
sudah kehilangan 50%
massa tulang sedangkan
pada laki-laki pada umur 90
thn kehilangan massa tulang
baru 25% nya.
• 20% penderitanya
mengalami fraktur tulang
belakang
ETIOLOGI / FAKTOR RISIKO
1. Wanita
2. Postmenopause
3. Low body weight
4. Umur lanjut
5. Riwayat keluarga osteoporosis
6. Ras Kaukasia dan Asia-Amerika
7. Merokok dan alkohol
8. Gaya hidup inaktif
9. Diet rendah kalsium
10. Penggunaan kortikosteroid jalam jangka waktu lama
9
PATOGENESIS OSTEOPOROSIS
10
PATOGENESIS OSTEOPOROSIS
11
Adanya peningkatan kadar H.
Paratiroid dan penurunan H.
Estrogen dan kalsitonin
menyebabkan terjadinya
peningkatan aktivitas bone
resorption dan penurunan bone
formation mengakibatkan
osteoporosis
↓Ca intake ↑Bone degradation
Rate of bone resorption > Rate of
bone formation reduces BMD
KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS
12
Osteoporosis Primer• Bukan sebagai akibat penyakit yang lain, dg penyebab yg blm
diketahui.
• Faktor resiko: penurunan intake kalsium, penurunan estrogen, gaya
hidup inaktif.
• Ada 3 Tipe:
• Tipe 1: (pasca menopause) atau laki-laki dg kadar testosteron yg
rendah, kehilangan pd bag trabekula tulang.
• Tipe 2: (senili) kehilangan massa tulang daerah kortek, Usia lanjut
• Tipe idiopatik: biasanya terjadi di usia muda
13
Osteoporosis sekunder• Terjadi diakibatkan oleh penyakit Lain
• Gangguan endokrin: hiperparatiroid, hipogonadisme, diabetestipe 1, dll
• Neoplasia : multiple myeloma,
• GI : malnutrition, defisiensi vit D, dll
• Obat antirematik: kortikosteroid jangka panjang, antikonvulsan,antasida (aluminium), thyroid-reducing medication.
• Lain: osteogenesis imperfekta, imobilisasi, dll
14
O. Involution
terjadi pada > 75 thn, akibat
ketidakseimbangan antara resobsi dg
pembentukan tulang
Osteoporosis Postmenopouse
(akibat penurunan H.Estrogen)
Menurut Djuwantoro, osteoporosi
s terbagi menjadi :
O. Idiopatik : penyebab
belum diketahui
O. Juvenil : Osteoporosis pada anak2 prapubertas
O. Sekunder : akibat faktor
ekstrinsik (kelebihan
kortikosteroid, gagal ginjal,
sindrom malabsorbsi)
Gejala osteoperosis padausia lanjut bervariasi
• Asymtomatik
• Gejalanya klasik berupanyeri
• Turunnya tinggi badan
• Bungkuk Punggung(Dowagers hump)
• Fraktur mengenai femur30 % pada wanitamenderita osteoporosisdibandingkan denganpria hanya 15 %
GAMBARAN KLINIS
15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• BMD (Bone Minimal Density) :
mengukur kepadatan tulang
• Serum kalsium, fosfor, alkalin
fosfatase
• Pemeriksaan Laboratorium
(kadar kalsium, fosfot
serum/urine)
• X ray absorbptiometry
gelombang Skening Single
photon,absorbptiometri (SPA)
• Dual Energy ultra sonik
• Biopsi tulang16
INDIKASI PEMERIKSAAN BMD
Wanita perimenopause atau postmenopause dengan
faktor resiko fraktur, bersedia untuk terapi
Gambaran X-ray menunjukkan osteoporosis
Glukokortikoid jangka lama
Monitor terapi
Semua wanita 40 tahun atau lebih dengan fraktur
Semua wanita berusia lebih dari 65 tahun
17
Mengukur BMD dengan metode QUS
(quantitative ultrasonometry)
18
Mengukur BMD dengan metode QCT
(quantitative computed tomography)
19
Mengukur BMD dengan metode DXA (dual x-ray
absorptiometry)
20
KRITERIA DIAGNOSIS OSTEOPOROSIS
DIAGNOSIS KRITERIA BMD (T-Score)
Normal T score – 1 atau lebih
Osteopenia T score kurang dari - 1
Osteoporosis T score – 2,5 atau kurang
Osteoporosis berat T score lebih dari – 2,5 dengan fraktur
21
Fraktur kolum
femur (17,5 %)
Fraktur humerus
distal (16 %)
Fraktur vertebra
(15,6 %)
KOMPLIKASI ...
22
Fraktur :
Nyeri
Deformitas
Disabilitas
Inaktivitas
Mortalitas
1. Diet mengandung kalsium yang adekuat
(sayur hijau, ikan dll)
2. Nutrisi yang baik
3. Asupan vitamin D yang cukup
4. Olah raga teratur (joging, berjalan cepat,
Iebih baik dilakukan dibawah sinar
matahari pagi karena membantu
pembuatan vitamin D
5. Hindari merokok & alkohol
6. Obat-obat yang membantu pembentukan
tulang (steroid anabolik, florida) dan
yang mengurangi perusakan tulang
(estrogen, kaisium, difosfonat, kalsitonin)
TERAPI NON-FARMAKOLOGIS
23
UMUR Kalsium
(mg/hari)
1-3 tahun 500
4-8 tahun 800
9-18 tahun 1.300
19-50 tahun 1.000
> 50 tahun 1.200
Menyusui /
hamil
1.000-1.300
KEBUTUHAN KALSIUM
24
Farmakologis
1. Kalsium dan vitamin D
2. Bisfosfonat
3. Kalsitonin
4. Estrogen
5. Selective estrogen
receptor modulators
(SERM)
6. Hormon paratiroid
25
26
27
ASUHAN KEPERAWATAN
28
PENGKAJIAN
1. Subyektif: data demografi, riwayat penyakit sekarang, riwayatkeluarga, pola sehat fungsional, psikososial
2. Identifikasi individu dg resiko osteoporosis, penemuan masalah ygberhub dg osteoporosis (fraktura).
3. Wawancara (terjadinya osteoposrosis dlm klg, diet kalsium harian,pola aktifitas/latihan harian, awitan menapouse, penggunaan obatkortikosteroid, asupan alkohol, rokok dan kafein
4. Adanya keluhan nyeri punggung setelah mengangkat, membungkuk.Nyeri punggung meningkat dg palpasi.
5. Nyeri pada pelvis atau pinggul.
6. Adanya gangguan keseimbangan
7. Obyektif: pemeriksaan fisik (adanya fraktur, kofosis vertebra,pengurangan TB), dan pemeriksaan penunjang.
29
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi cedera : frakturb/d tulang osteoporosis
2. Nyeri yang berhubungan dengandeformitas, fraktur
3. Konstipasi b/d imobilitas
4. Resiko tinggi terhadap inefektifpenatalaksanaan regimenterapeutik yang berhubungandengan ketidakcukupanpengetahuan tentang kondisi,faktor resiko, terapi nutrisi danpencegahan
30
Resiko terjadi cidera: fraktur b/dtulang osteoporosis
1. Dorong klien untuk latihanmemperkuat otot, mencegahatrofi, dan menghambatdemineralisasi tulang progresif
2. Latihan otot isometrik untukmemperkuat otot batang tubuh
3. Jelaskan kepada klienpentingnya menghindarimembungkuk mendadak,melenggok, dan mengangkatbeban lama
4. Berikan informasi bahwaaktivitas di luar rumah pentinguntuk memperbaikikemampuan tubuhmenghasilkan vitamin D
31
LATIHAN FISIK
32
33
34
Nyeri kronis b/d deformitas,
fraktur
1. Anjurkan klien untuk istirahat di
TT dg posisi terlentang/miring
2. Fleksikan lutut selama istirahat
3. Berikan kompres hangat dan
pijatan punggung
4. Anjurkan klien untuk
menggerakkan ekstremitasnya
5. Berikan opioid oral pada hari-hari
pertama setelah nyeri punggung
35
Konstipasi b/d immobilitas
1. Berikan diet tinggi serat
2. Anjurkan banyak minum
sesuai kebutuhan
3. Berikan obat pelunak feses
sesuai order
4. Pantau asupan klien, bisisng
usus, dan aktivitas usus
36
37
38
EVALUASI .....
1. Tidak mengalami cedera
2. Nyeri berkurang
3. Latihan & ADL terpenuhi
4. Pengetahuan meningkat
39