optimasi setil alkohol dan tween 80 pada ...pepaya menggunakan metode difusi disk pada beberapa...
TRANSCRIPT
i
OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 PADA SEDIAAN KRIM
ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA
(Carica papaya L.) DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Viola Resti Kawan
NIM : 168114117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus,
Bapak, Ayah, Mama, Alin dan Bagas
Almamaterku, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Viola Resti Kawan
Nomor Mahasiswa : 168114117
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
OPTIMASI SETIL ALKOHOL DAN TWEEN 80 PADA SEDIAAN KRIM
ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA
(Carica papaya L.) DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberi loyalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 13 Januari 2020
Yang menyatakan
Viola Resti Kawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya yang tiada hentinya, penulis mampu dan dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “Optimasi Setil alkohol dan Tween 80 pada
Sediaan Krim Antibakteri Staphylococcus aureus Ekstrak Etanol Biji Pepaya
(Carica papaya L.) dengan Metode Desain Faktorial” dengan baik. Skripsi ini
merupakan bagian dari penelitian Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. yang
berjudul “Optimasi Carbopol 940 dan Propilenglikol pada Sediaan Gel
Antibakteri Staphylococcus aureus Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
– Aplikasi Desain Faktorial” berdasarkan SK no.: 019/Penel./LPPM-
USD/III/2018.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang sudah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, penulis dengan tulus hati ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjawab setiap doa, menjadi tempat
berkeluh kesah dan memberikan ijin serta memperlancar setiap proses
pengerjaan skripsi ini hingga selesai dengan baik.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan dan Ibu Dr. Dewi
Setyaningsih, Apt. selaku Wakil Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing
Akademik penulis yang telah memberi dukungan, motivasi, wejangan tentang
berperilaku selama kuliah.
4. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
sangat baik dalam membimbing, selalu mengingatkan, memotivasi, memberi
saran, serta dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Ibu Dr. Rini Dwiastuti, Apt. dan Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt.
selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan masukan dalam
penyusunan skripsi sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik.
6. Pak Agung, Pak Musrifin, Pak Heru, Pak Kunto, Pak Parlan, Mas Bimo, Mas
Ketul dan laboran serta cleaning service lainnya di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma yang telah turut membantu penulis dalam
menjalankan penelitian.
7. Mama, Bapak, Ayah, Nenek, Alin, Bagas, Mega Noveanto yang selalu
memberikan yang terbaik bagi penulis melalui doa, cinta, dukungan moral,
kasih sayang, semangat, dan wejangan.
8. Kak Nik, Kak Risty, Kak Pucuy, Kak Icha dan segenap anak kos-an “Kos
Wisma Edelweis” lainnya selaku teman serta keluarga pertama penulis
selama tinggal serta menyelesaikan studi di Yogyakarta.
9. Octavianus Yandri, Theresia Jenny Haryanto, dan Jacinda Yakub selaku
teman seperjuangan skripsi yang selalu memberi dukungan, bantuan dan
semangat.
10. Ni Made Kuswindayanti, Tofan Fitri Suryani, Kadek Evi Indrayani, Ni Putu
Intan Ratnadi, Jacinda Yakub, Thessalonika, Theresia Jenny Haryanto dan
Octavianus Yandri (Radikal squad) selaku teman seperjuangan dan teman
belajar yang selalu mendukung satu sama lain dari awal hingga akhir.
11. Tofan Fitri Suryani dan Kresensia Novilinda selaku teman praktikum (teman
NIM) yang selalu memberi dukungan, semangat dan motivasi satu sama lain
dan menjadi tempat keluh kesah penulis.
12. Echa, Yesica, Rya, Erana, Goretie, Gusni dan Yuni Karlem (TCB squad)
yang selalu memberikan doa dan dukungan dari jarak jauh kepada penulis.
13. Teman-teman Kabinet Kolaborasi Kerja Nyata BEMU Sanata Dharma
Periode 2018/2019 yang telah memberikan pengalaman bekerjasama dan
berorganisasi.
14. Seluruh teman-teman FSMC 2016 dan teman-teman angkatan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………………….
vi
PRAKATA………………………………………………………………... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL………………………………………………................ xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xiv
ABSTRAK………………………………………………............................ xv
ABSTRACT………………………………………………………………... xvi
PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
METODE PENELITIAN…………………………………………………. 4
Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………... 4
Alat dan Bahan…………………………………………………………. 4
Determinasi Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)……………………. 4
Pembuatan Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)…………………… 4
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)…………… 5
Skrining Fitokimia……………………………………………………... 5
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya
L.)………………………………………………………………………
6
Formulasi Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya
L.)………………………………………………………………………
7
Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya
L.)………………………………………………………………………
7
Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya
L.)………………………………………………………………………
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Analisis Hasil………………………………………………………….. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………… 10
Determinasi Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)……………………. 10
Pembuatan Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)…………………… 10
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)…………... 10
Skrining Fitokimia…………………………………………………….. 11
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya
L.)………………………………………………………………………
13
Formulasi Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)……... 16
Evaluasi Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Ekstrak Etanol Biji
Pepaya (Carica papaya L.)…………………………………………….
16
Desain Faktorial……………………………………………………….. 22
KESIMPULAN…………………………………………………………… 30
SARAN…………………………………………………………………… 30
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 31
LAMPIRAN………………………………………………………………. 34
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………….. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula Modifikasi Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya……… 7
Tabel II. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Pepaya……….. 11
Tabel III. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya… 14
Tabel IV. Hasil Uji Organoleptis Siklus ke-0………………………….. 17
Tabel V. Hasil Uji Organoleptis Siklus ke-3………………………….. 17
Tabel VI. Hasil Uji Homogenitas Siklus ke-0………………………….. 18
Tabel VII Hasil Uji Homogenitas Siklus ke-3………………………….. 18
Tabel VIII. Hasil Uji pH Siklus ke-0 hingga Siklus ke-3……………… 19
Tabel IX. Hasil Uji Viskositas……………………………………….. 20
Tabel X. Hasil Uji Daya Sebar……………………………………… 20
Tabel XI. Hasil Uji Daya Lekat……………………………………… 21
Tabel XII. Hasil Uji Sentrifugasi………………………………………... 21
Tabel XIII. Nilai Efek Setil alkohol, Tween 80, dan Interaksinya
terhadap Respon Viskositas…………………………………
22
Tabel XIV. Nilai Efek Setil alkohol, Tween 80, dan Interaksinya
terhadap Respon Daya Sebar………………………………
25
Tabel XV. Nilai Efek Setil alkohol, Tween 80, dan Interaksinya
terhadap Respon Daya Lekat………………………………
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Krim Formula 1 Siklus 0......................................................... 17
Gambar 2. Krim Formula A Siklus 0........................................................ 17
Gambar 3. Krim Formula B Siklus 0………..………………………….. 17
Gambar 4. Krim Formula AB Siklus 0…..……………………………... 17
Gambar 5. Krim Formula 1 Siklus 3..…………………………………... 18
Gambar 6. Krim Formula A Siklus 3..………………………………….. 18
Gambar 7. Krim Formula B Siklus 3……..…………………………….. 18
Gambar 8. Krim Formula AB Siklus 3………..………………………... 18
Gambar 9. Interaksi Tween 80 terhadap Setil Alkohol pada Respon
Viskositas……………………………………………………
23
Gambar 10. Interaksi Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon
Viskositas………………………..…………………………..
23
Gambar 11. Contour plot Respon Viskositas…………………………….. 24
Gambar 12. Interaksi Tween 80 terhadap Setil Alkohol pada Respon
Daya Sebar…………………………………………………
25
Gambar 13. Interaksi Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon
Daya Sebar…………………………………………………
25
Gambar 14. Contour plot Respon Daya Sebar…………………………… 26
Gambar 15. Interaksi Tween 80 terhadap Setil Alkohol pada Respon
Daya Lekat…………………………………………………
27
Gambar 16. Interaksi Setil Alkohol terhadap Tween 80 pada Respon
Daya Lekat…………………………………………………
27
Gambar 17. Contour plot Respon Daya Lekat…………………………… 28
Gambar 18. Contour Plot Superimposed………………………………… 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman Pepaya……………………….. 34
Lampiran 2. Biji dan Serbuk Biji Pepaya Kering……………………….. 35
Lampiran 3. Ekstrak Etanol Biji Pepaya dan Penentuan Bobot Tetap
Ekstrak……………………………………………………..
36
Lampiran 4. Hasil Uji Skrining Fitokimia………………………………. 37
Lampiran 5. Hasil Kekeruhan Bakteri menggunakan Nephalometer…… 38
Lampiran 6. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji
Pepaya………………………………………………………
38
Lampiran 7. Hasil Formula Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya………… 40
Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas…………………………………... 40
Lampiran 9. Hasil Uji pH……………………………………………… 41
Lampiran 10. Alat Viskometer Rheosys Merlyn………………………….. 41
Lampiran 11. Hasil Uji Viskositas Siklus 0……………………………… 41
Lampiran 12. Hasil Uji Daya Sebar…………………………………….. 43
Lampiran 13. Pengujian Daya Lekat……………………………………… 43
Lampiran 14. Uji Sentrifugasi…………………………………………….. 44
Lampiran 15. Data Siklus ke-0 pada Design Expert……………………… 44
Lampiran 16. Faktor terhadap Respon Viskositas pada Design Expert… 44
Lampiran 17. Faktor terhadap Respon Daya Sebar pada Design Expert…. 46
Lampiran 18. Faktor terhadap Respon Daya Lekat pada Design Expert…. 48
Lampiran 19. Perhitungan HLB Krim Tipe M/A………………………… 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
Tanaman pepaya memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan. Salah
satu manfaatnya yang telah diteliti yaitu manfaat biji pepaya sebagai antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya dan memformulasikannya ke dalam
sediaan krim yang stabil dengan komposisi optimum setil alkohol dan tween 80.
Ekstrak etanol biji pepaya diperoleh dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etanol 95%. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji
pepaya menggunakan metode difusi disk pada beberapa variasi kosentrasi.
Komposisi optimum setil akohol dan tween 80 diperoleh dengan menggunakan
metode desain faktorial dan dianalisis menggunakan Design Expert 12 free trial.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya senyawa flavonoid,
alkaloid, tanin, saponin, dan fenolik pada ekstrak etanol biji pepaya. Uji aktivitas
antibakteri ekstrak etanol biji pepaya pada konsentrasi 20% 40%, 60%, 80% dan
100% aktivitas penghambatannya tergolong sedang ke kuat. Komposisi optimum
setil alkohol 2 gram dan tween 80 5,5 gram. Hasil rata-rata uji stabilitas fisik
sediaan krim pada keempat formula memenuhi rentang penerimaan, yaitu uji
viskositas berada pada rentang 4-40 Pa.s, uji daya sebar berada pada rentang 5-7
cm, dan uji daya lekat > 4 detik.
Kata Kunci : Biji pepaya, antibakteri, krim, setil alkohol, tween 80, optimasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
Papaya plants have many benefits in the world of health. One of the
benefits that have been studied are the benefits of papaya seeds as an antibacterial
against Staphylococcus aureus. This study aims to determined the antibacterial
activity of papaya seed ethanol extract and formulate it into a stable cream
preparation with the optimum composition of cetyl alcohol and tween 80.
Papaya seed ethanol extract was obtained by maceration method using
ethanol 95% solvent. Test the antibacterial activity of papaya seed ethanol extract
using disk diffusion method at several concentrations. The optimum composition
of cetyl alcohol and tween 80 was obtained using factorial design methods and
analyzed using Design Expert 12 free trial.
Phytochemical screening results showed the presence of flavonoids,
alkaloids, tannins, saponin, and phenolic compounds in ethanol extracts of papaya
seeds. The antibacterial activity test of papaya seed ethanol extract at a
concentration of 20% 40%, 60%, 80% and 100% of its inhibitory activity is
classified as moderate to strong. The optimum composition of 2 grams
of cetyl alcohol and 80 grams of tween is 5.5 grams. The results of the average
physical stability test of cream preparations in the four formulas met the
acceptance range, namely the viscosity test was in the range of 4-40 Pa.s,
the spreadability test was in the range of 5-7 cm, and the adhesion test was> 4
seconds.
Keyword : Papaya seeds, antibacterial, cream, cetyl alcohol, tween 80,
optimization
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Antibakteri adalah senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme dan
dalam konsentrasi kecil mampu menghambat dan bahkan membunuh proses
kehidupan mikroorganisme (Menon dan Arif, 2017). Salah satu contoh
penggunaan antibakteri sebagai pengobatan yaitu terhadap infeksi bakteri
Staphylococcus aureus. S. aureus merupakan patogen utama pada manusia yang
sebagian besar terdapat di hidung, tenggorokan, usus dan lipatan kulit (Rasigade
and Francois, 2013). S. aureus dapat menyebabkan infeksi kulit seperti bisul,
impetigo, dan infeksi luka. S. aureus disebarkan melalui kontak fisik dengan
orang yang terinfeksi atau peralatan yang terkontaminasi (Aura, 2016). Menurut
penelitian Chen dan Huang (2014), proporsi infeksi S. aureus di Asia yaitu < 5%
hingga > 35%.
Salah satu bentuk antibakteri yang dapat digunakan untuk menangani
infeksi yang disebabkan oleh bakteri yaitu antibiotik (Permenkes RI, 2011).
Menurut Prasetio et al. (2017) antibiotik dibedakan menjadi dua yaitu antibioik
alami dan antibiotik sintetik. Penggunaan antimikroba yang berkesinambungan
dapat menyebabkan efek samping seperti resistensi antibiotik dan perubahan flora
normal (Taufiq et al., 2015). Resistensi antibiotik adalah kemampuan
mikroorganisme untuk melawan efek obat yaitu kuman menjadi tidak terbunuh
dan pertumbuhannya tidak terhambat (Li dan Thomas, 2017). Salah satu bentuk
resistensi antibiotik yaitu resistennya bakteri S. aureus terhadap antibiotik
golongan penisilin yaitu methicillin atau dikenal dengan Methicillin Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) (Prasetio et al., 2017).
Penelitian ini dilakukan untuk meminimalisasi efek samping dari
penggunaan antibiotik sintetik dengan mengembangkan potensi antibakteri yang
berasal dari bahan alam. Menurut Mulyono (2013) tanaman obat memiliki khasiat
antibakteri yang kuat dan dalam banyak kasus memiliki efek antibakteri yang
sama dengan atau bahkan melebihi kemampuan antibiotik. Bahan alam yang
dimanfaatkan pada penelitian ini yaitu tanaman tradisional pepaya, karena pepaya
memiliki khasiat sebagai obat khususnya aktivitas antibakteri (Taufiq et al., 2015).
Menurut penelitian Torar et al. (2017) ekstrak etanol biji pepaya yang diekstraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menggunakan pelarut etanol 95% dengan seri konsentrasi ekstrak yaitu 20%,
40%, 60% dan 80% memiliki aktivitas antibakteri berkekuatan sedang terhadap
bakteri S. aureus. Variasi konsentrasi ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya
L.) yang digunakan pada penelitian ini yaitu 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%.
Ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya L.) yang memiliki aktivitas
antimikroba belum pernah dibuat dalam bentuk sediaan. Buah pepaya (Carica
papaya L.) terutama bagian biji sering kali menjadi limbah di kalangan
masyarakat. Pada penelitian ini, hal tersebut memberi peluang bagi peneliti untuk
membuat sediaan krim dengan memanfaatkan ekstrak etanol biji pepaya.
Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai
(MenKes RI, 2013). Sediaan krim dipilih karena memiliki keunggulan dari
sediaan topikal lain seperti mudah menyebar rata, krim tipe M/A lebih mudah
dibersihkan daripada kebanyakan salep. Krim lebih disukai karena sederhana
dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan, mudah dicuci, bentuknya menarik
serta menimbulkan rasa nyaman bagi pengguna. Krim ada dua tipe, yaitu krim
tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak (A/M). Krim yang mudah
dicuci dengan air adalah tipe krim (M/A) yang ditujukan untuk penggunaan
kosmetik (Ansel, 2008). Pada penelitian ini krim dibuat dalam tipe M/A. Krim
tipe M/A memiliki sifat penyebaran pada kulit yang baik, memiliki efek dingin,
serta sifatnya lentur-lembut. Komponen yang berpengaruh terhadap stabilitas fisik
krim adalah emulgator, basis, dan tipe krim (Nonci et al., 2016).
Emulsi adalah sistem heterogen yang tidak stabil karena terdiri dari dua
fase cairan yang tidak bercampur. Penambahan emulgator atau surfaktan yang
cocok dapat menjadikan sediaan menjadi stabil dengan mencegah terjadinya
koalesensi dan pemisahan fase terdispersi (Tungadi, 2014). Pada penelitian ini
digunakan tween 80 yang merupakan emulgator dalam pembuatan sediaan krim
tipe M/A pada konsentrasi 1-15% (Rowe et al., 2019). Selain itu, ketidakstabilan
lain yang mungkin terjadi pada sediaan krim yaitu fenomena flokulasi atau
creaming yang terjadi jika viskositas pada fase luar krim menurun dan
menyebabkan terjadinya peningkatan proses laju creaming. Kandungan zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengental dapat meningkatkan viskositas sediaan sehingga tidak terjadi creaming
dengan menyebabkan laju pemisahan fase terdispersi dan fase pendispersi
semakin kecil (Tungadi, 2014). Setil alkohol merupakan stiffening agent
(pengental) pada konsentrasi 2-10% (Rowe et al., 2009). Menurut Rowe et al.
(2019) tween 80 merupakan water-soluble emulsifying agent dan bila
dikombinasikan dengan setil alkohol dapat meningkatkan stabilitas fisik sediaan
krim.
Optimasi variasi konsentrasi setil alkohol dan tween 80 pada sediaan
krim dilakukan untuk mencegah terjadinya fenomena ketidakstabilan dari emulsi
sehingga diperoleh komposisi formula krim yang memenuhi syarat sifat fisik dan
stabilitas fisik sediaan krim yang baik. Optimasi yang digunakan yaitu metode
desain faktorial. Desain faktorial merupakan metode yang rasional untuk
menyimpulkan dan juga mengevaluasi suatu efek secara objektif pada suatu
besaran yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Desain faktorial digunakan
karena dapat menentukan secara simulasi efek dari beberapa faktor dan
interaksinya yang signifikan (Kurniawan dan Saifullah, 2009). Metode ini
digunakan untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh secara dominan terhadap
sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan (Voight, 1995). Metode desain faktorial
digunakan untuk mengetahui efek dari dua faktor atau variabel yang berbeda dari
setil alkohol dan tween 80 sehingga akan diperoleh perbandingan konsentrasi
optimum antara setil alkohol dan tween 80 agar diperoleh krim ekstrak etanol biji
pepaya (Carica papaya L.) yang memiliki sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian merupakan jenis penelitian eksperimental. Metode yang
digunakan adalah desain faktorial dengan dua faktor dan dua level, untuk
mengetahui komposisi optimum dari setil alkohol dan tween 80 sehingga
diperoleh sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan krim yang baik.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah neraca analitik (Nagata), oven, blender,
mortir, stamper, shaker, vakum, rotary evaporator, waterbath, hot plate, magnetic
stirrer, vortex, mikropipet, autoklaf, cawan petri (Pyrex), erlenmeyer, labu takar,
jarum ose, pH meter, rheosys viscometer, stopwatch, freezer (Sharp), alat uji daya
sebar, alat uji daya lekat, dan alat-alat gelas lainnya. Bahan yang digunakan
adalah buah pepaya yang berasal dari perkebunan Desa Wisata Pendidikan Dukuh
Pandowoharjo Sleman DIY, etanol 95%, NaOH 10%, FeCl3 1%, FeCl3 netral 5%,
pereaksi wagner, pereaksi mayer, media NA (Nutrient Agar), media NB (Nutrient
Broth), kultur bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 (sensitif) diperoleh
dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta, blank disc, disc
Ampicillin 1%, aquadest, DMSO 10%, larutan standar Mc Farland II, etanol 70%,
setil alkohol (pharmaceutical grade) dan tween 80 (pharmaceutical grade).
Determinasi Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Tanaman pepaya yang digunakan diperoleh dari Desa Wisata Pendidikan
Dukuh Pandowoharjo, Sleman, DIY. Determinasi tanaman pepaya dilakukan di
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
Pembuatan Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Buah pepaya varietas California diperoleh dari petani perkebunan Desa
Wisata Pendidikan Dukuh Pandowoharjo Sleman DIY, yang kemudian diambil
bijinya. Biji pepaya dicuci bersih menggunakan air mengalir dan dibuang pelapis
bijinya. Biji pepaya yang telah dibersihkan ditimbang lalu dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 50°C selama 24 jam. Sampel biji pepaya yang telah
kering diserbuk menggunakan blender, kemudian serbuk diayak menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ayakan mesh 200 agar diperoleh serbuk yang halus dan seragam. Serbuk halus
dimasukkan ke dalam wadah gelas tertutup (Torar et al., 2017).
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Ekstrak dibuat dengan menggunakan metode maserasi. Serbuk halus biji
pepaya ditimbang sebanyak 85 gram, lalu dimaserasi menggunakan pelarut etanol
95% sebanyak 500 mL. Wadah ditutup menggunakan aluminium foil dan
dibiarkan selama 4 hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring menggunakan kertas
saring sehingga menghasilkan filtrat 1 dan residu. Residu direndam lagi
(remaserasi) dengan etanol 95% sebanyak 250 mL. Wadah ditutup kembali
menggunakan aluminium foil dan dibiarkan selama 2 hari sambil sesekali diaduk,
lalu disaring sehingga menghasilkan filtrat 2 dan residu. Filtrat 1 dan filtrat 2
dicampur, kemudian dievaporasi menggunakan rotary evaporator. Hasil evaporasi
diuapkan menggunakan waterbath sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak
kental yang telah dihasilkan ditimbang dan disimpan dalam wadah gelas tertutup
sebelum digunakan untuk pengujian (Torar et al., 2017).
Ekstrak kental ditimbang hingga mencapai bobot tetap. Bobot tetap
tercapai apabila perbedaan dua kali penimbangan berturut-turut pada ekstrak
setelah dikeringkan atau dipijarkan selama 1 jam dengan oven pada suhu 60°C
tidak lebih dari 0,25% atau perbedaan penimbangan seperti tersebut diatas atau
tidak melebihi 0,5 mg pada penimbangan dengan timbangan analitik (Farmakope
Herbal Indonesia, 2008).
Skrining Fitokimia
a) Pemeriksaan Flavonoid (Pereaksi NaOH 10%)
Satu mL ekstrak ditambahkan dengan beberapa tetes pereaksi NaOH
10%. Hasil reaksi positif jika terjadi perubahan warna menjadi orange/jingga
(Ikalinus et al., 2015).
b) Pemeriksaan Tanin (Pereaksi FeCl3)
Sampel dididihkan dengan 20 mL air lalu disaring, kemudian
ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1% ke dalam sampel. Hasil reaksi positif jika
terbentuk warna coklat kehijauan atau biru kehitaman yang menunjukkan adanya
tanin (Ikalinus et al., 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c) Pemeriksaan Alkaloid
Satu mL ekstrak ditambahkan 2 tetes larutan pereaksi Mayer. Hasil reaksi
positif jika terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning (Ikalinus
et al., 2015)
d) Pemeriksaan Saponin
Sampel dididihkan dengan 20 mL air dalam penangas air. Filtrat dikocok
dan didiamkan selama 15 menit. Hasil reaksi positif terdapat saponin jika busa
yang terbentuk stabil (Ikalinus et al., 2015).
e) Pemeriksaan Senyawa Fenolik (Uji FeCl3)
Ekstrak diencerkan hingga 5 mL dengan air suling, kemudian
ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 netral 5%. Hasil reaksi positif terdapat
senyawa fenolik jika terbentuk warna hijau tua (Lohidas et al., 2015).
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya menggunakan
metode difusi agar menggunakan kertas cakram (paper disc) berdiameter 6 mm
dengan bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus ATCC 25923. Paper disc yang
mengandung sampel ekstrak etanol biji pepaya dengan konsentrasi 20%, 40%,
60%, 80% dan 100% dalam pelarut DMSO diambil sebanyak 20 µL diletakkan di
atas media NA yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji konsentrasi 6x108
CFU/mL. Inkubasi dilakukan pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam. Kontrol positif
(ampisilin 1%) dan kontrol negatif (DMSO 10%) dengan replikasi sebanyak tiga
kali. Pengamatan dilakukan terhadap terbentuknya zona hambat di sekitar paper
disc (Muharni et al., 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Formulasi Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Tabel I. Formula Modifikasi Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Bahan F1 FA FB FAB
Ekstrak etanol biji pepaya 20% b/v 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL
Tween 80 5,5 g 8 g 5,5 g 8 g
Setil alkohol 2 g 2 g 4,5 g 4,5 g
Span 80 4 g 4 g 4 g 4 g
Gliserin 18,74 g 18,74 g 18,74 g 18,74 g
Metil Paraben 0,02 g 0,02 g 0,02 g 0,02 g
Propil paraben 0,3 g 0,3 g 0,3 g 0,3 g
Aquadest ad 100 100 100 100
Formula Modifikasi yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan
formula acuan pada penelitian Mailana et al., (2016) berjudul Antioxidant Cream
Formulation of Ethanolic Extract from Avocado Leaves (Persea americana Mill.).
Krim dibuat dengan mencampurkan fase minyak yang terdiri dari setil alkohol,
span 80 dan propil paraben (telah dilarutkan dengan etanol) secara berturut-turut
di dalam cawan porselen (fase I) di atas waterbath pada suhu 70°C di dalam
cawan porselen, sambil diaduk hingga homogen. Fase air dibuat dengan
mencampurkan gliserin, tween 80, dan metil paraben (telah dilarutkan dengan
etanol) dan diaduk hingga homogen (fase II) di waterbath pada suhu 70°C. Fase
air dicampur dengan fase minyak dimasukkan ke dalam mortir panas sambil
digerus dan ditambahkan aquadest sedikitsedikit hingga terbentuk basis krim.
Ekstrak etanol biji pepaya sebanyak 5 mL dimasukkan sedikit demi sedikit setelah
basis terbentuk (Mailana et al, 2016).
Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Uji sifat fisik sediaan krim yaitu dengan mengamati bentuk, warna, dan
bau dari krim (USP, 2019). Uji homogenitas dilakukan dengan menimbang
sediaan krim sebanyak 1 g, sebarkan krim pada plat kaca, lalu digosok dan diraba
sehingga membentuk lapisan tipis krim. Krim dikatakan homogen bila massa krim
tidak tersisa bahan padatnya atau teksturnya nyata (Aulton, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Stabilitas sensor dari
pH meter harus dijaga dengan melakukan kalibrasi alat. Kalibrasi dilakukan
dengan menggunakan 2 buffer standar pH 4,01 dan pH 7,0 karena sistem bersifat
asam. Elektroda kemudian dibilas menggunakan air suling dan dikeringkan.
Pengukuran pH krim dilakukan dengan menimbang krim sebanyak 1 g dan
diencerkan dengan air suling hingga 10 mL. Elektroda dicelupkan ke dalam
wadah tersebut, dibiarkan angka bergerak hingga posisi konstan. Angka yang
ditunjukkan oleh pH meter merupakan nilai pH sediaan (Salman et al., 2012).
Uji daya sebar dilakukan dengan metode extensometer. Uji ini dilakukan
dengan menimbang sediaan krim sebanyak 1 g, lalu diletakkan di tengah-tengah
atas plat kaca, biarkan 1 menit. Diameter sebar krim yang terbentuk diukur,
kemudian ditambah dengan beban 100 g sebagai beban tambahan, setiap
penambahan beban didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameter sebarnya.
Proses ini dilakukan hingga diperoleh diameter sebar yang konstan (Aulton,
1988).
Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Rheosys
dengan meletakkan sediaan krim pada wadah berupa besi datar, kemudian spindel
yang telah dipasang didekatkan pada sedian dengan jarak 1 mm. Viskometer
dinyalakan dan dibiarkan spindel berputar sesuai waktu yang telah ditetapkan
(Hidayanti et al., 2015).
Uji daya lekat dilakukan dengan menimbang sediaan krim sebanyak 1 g,
lalu dioleskan pada plat kaca dengan luas 2,5cm2. Kedua plat ditempelkan hingga
menyatu, plat diletakkan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit setelah itu
dilepaskan, lalu diberi beban pelepasan 80 g untuk pengujian. Waktu dicatat
sampai kedua plat saling lepas. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali (Aulton,
1988).
Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Uji stabilitas fisik krim dilakukan dengan uji sentrifugasi dan uji freeze
thaw cyle. Uji sentrifugasi dilakukan dengan memasukkan sediaan krim ke dalam
tabung sentrifugasi, kemudian disentrifugasi pada suhu ruang 25ºC dengan
kecepatan 3800 rpm selang waktu 30 menit selama 5 jam. Sistem emulsi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
stabil menunjukkan tidak terjadinya pemisahan fase setelah disentrifugasi.
Kecepatan 3800 rpm mengindikasikan bahwa sediaan stabil terhadap gaya
gravitasi selama setahun pada suhu ruang (Kurniawan dan Saifullah, 2009).
Uji freeze-thaw cycle dilakukan dengan menyimpan sampel krim pada
suhu 4ºC selama 24 jam lalu dipindahkan ke dalam oven bersuhu 40º ± 2ºC
selama 24 jam disebut sebagai satu siklus. Uji dilakukan sebanyak 3 siklus,
kemudian diamati perubahan fisik yang terjadi apakah ada pemisahan atau tidak.
Sediaan krim kemudian diamati perubahan fisiknya dari pada awal dan akhir
siklus yang meliputi viskositas, daya sebar, dan daya lekat (WHO, 1997).
Analisis Hasil
Data yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu data sifat fisik sediaan krim
yang meliputi organoleptis (bentuk, warna, bau), homogenitas, pH, daya sebar,
viskositas, daya lekat dan stabilitas fisik sediaan krim berupa pergeseran
viskositas. Analisis data sifat fisik (viskositas, daya sebar dan daya lekat)
menggunakan Design Expert 12.0.6. sehingga didapatkan interaksi dari kedua
faktor pada dua level untuk masing-masing respon melalui persaman countour
plot. Area optimum diperoleh dengan cara superimposed countour plot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Determinasi dilakukan pada buah dan biji pepaya yang diperoleh dari
Desa Wisata Pendidikan Dukuh Pandowoharjo, Sleman, DIY. Buah dan biji
pepaya tersebut dideterminasi di Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil determinasi yang diperoleh
menunjukkan bahwa tanaman pepaya yang digunakan dalam penelitian sesuai
dengan tanaman yang dimaksud yaitu tanaman pepaya spesies Carica papaya L.
varietas California (Lampiran 1.)
Pembuatan Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Buah pepaya varietas California diperoleh dari petani perkebunan Desa
Wisata Pendidikan Dukuh Pandowoharjo Sleman DIY, yang kemudian diambil
bijinya. Biji pepaya dicuci bersih menggunakan air mengalir dan dibuang pelapis
bijinya. Biji pepaya yang telah dibersihkan ditimbang lalu dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 50°C selama 24 jam. Sampel biji pepaya yang telah
kering diserbuk menggunakan blender, kemudian serbuk diayak menggunakan
ayakan mesh 200 agar diperoleh serbuk yang halus dan seragam. Serbuk halus
dimasukkan ke dalam wadah gelas tertutup (Torar et al., 2017). Bobot serbuk
kering biji pepaya yang diperoleh pada penelitian ini yaitu sebanyak 405,95 gram
dari 406,6 gram biji pepaya kering. Selisih bobot yang hilang selama proses
pengeringan yaitu sebanyak 0,159% (Lampiran 2.)
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Ekstrak dibuat dengan menggunakan metode maserasi. Proses maserasi
tersebut dilakukan secara berulang (remaserasi) yaitu sebanyak 3 kali. Ekstrak cair
yang diperoleh melalui proses remaserasi kemudian diuapkan menggunakan
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak yang kental. Penetapan bobot tetap
dilakukan terhadap ekstrak kental yang diperoleh dengan menggunakan oven pada
suhu 60°C selama 1 jam. Bobot tetap dinyatakan sudah tercapai apabila hasil
penimbangan dua kali berturut-turut terhadap ekstrak yaitu memiliki perbedaan
tidak lebih dari 0,25% atau perbedaan hasil penimbangan tersebut tidak melebihi
0,5 mg pada penimbangan menggunakan timbangan analitik (Farmakope Herbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Indonesia, 2008). Bobot tetap ekstrak serbuk kering biji pepaya yang diperoleh
yaitu 94,7119 gram.
Rendemen ekstrak yaitu perbandingan berat ekstrak yang diperoleh
setelah proses pemekatan dengan berat simplisia awal. Penetapan rendemen
bertujuan untuk mengetahui jumlah kira-kira simplisia yang dibutuhkan untuk
pembuatan sejumlah tertentu ekstrak kental (Farmakope Herbal Indonesia, 2008).
Perhitungan rendemen pada penelitian ini dilakukan dengan menimbang ekstrak
kental yang telah ditetapkan bobot tetapnya, kemudian bobot tersebut
dibandingkan dengan bobot awal simplisia dalam pembuatan ekstrak. Perhitungan
rendemen yang diperoleh dibuat ke dalam bentuk persenan (%). Rendemen yang
diperoleh pada penelitian ini sebanyak 23,33% dari perhitungan 94,7119 gram
ekstrak dan 405,95 gram serbuk kering (Lampiran 3.)
Skrining Fitokimia
Data hasil skrining fitokimia ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya
L.) varietas California sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Torar et al.,
(2017) yaitu positif mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid,
tanin, alkaloid, saponin dan fenolik.
Tabel II. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Golongan
senyawa Pereaksi
Hasil positif
(pustaka)
Hasil penelitian
Gambar Keterangan
Flavonoid NaOH 10%.
Terjadi perubahan
warna menjadi
orange/jingga
(Ikalinus et al.,
2015).
(+)
Terjadi perubahan
warna menjadi
orange/jingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tanin FeCl3
Terbentuk warna
coklat kehijauan
atau biru
kehitaman
(Ikalinus et al.,
2015).
(+)
Terbentuk warna
coklat kehijauan
Alkaloid Pereaksi
Mayer
Terbentuk
endapan
menggumpal
berwarna putih
atau kuning
(Ikalinus et al.,
2015).
(+)
Terbentuk endapan
menggumpal
berwarna putih
Saponin Air
Terbentuk busa
yang stabil
(Ikalinus et al.,
2015).
(+)
Terbentuk busa yang
stabil
Fenolik FeCl3 netral
5%
Terbentuk warna
hijau tua (Lohidas
et al., 2015).
(+)
Terbentuk warna
hijau tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Pada penelitian ini diperoleh hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
biji pepaya terhadap Staphylococcus aureus tergolong berkekuatan sedang hingga
kuat. Penentuan tersebut berdasarkan pada pengelompokan antibakteri menurut
zona hambat menurut Davis dan Stout (1971) dikategorikan menjadi sangat kuat
(zona hambat > 20 mm), kuat (zona hambat 10-20 mm), sedang (zona hambat 5-
10 mm) dan lemah (zona hambat < 5 mm) (Menon dan Arif, 2017). Pengamatan
terhadap zona hambat yang terbentuk menggunakan jangka sorong dan
pengukuran dilakukan terhadap zona hambat irradikal. Zona hambat irradikal
adalah zona yang terbentuk di sekitar disk yang pertumbuhan bakterinya dihambat
oleh antibakteri, tetapi tidak dimatikan dan akan terlihat adanya pertumbuhan
bakteri yang kurang subur atau jarang bila dibandingkan dengan daerah di luar
pengaruh antibakteri (Pelczar dan Chan, 1988). Sedangkan, zona hambat radikal
adalah zona di sekitar disk yang tidak terdapat pertumbuhan bakteri (Pelczar dan
Chan, 1988). Rata-rata zona hambat yang terbentuk secara berturut-turut pada
konsentrasi ekstrak etanol biji pepaya 20%, 40 % , 60, 80% dan 100% yaitu
sebesar 9,67 mm; 11,33 mm; 12,67 mm; 14,33 mm; dan 16,33 mm. Rata-rata
zona hambat kontrol positif (Ampisilin 1%) yaitu 14,33 mm dan kontrol negatif
(DMSO 10%) tidak memiliki zona hambat yang menunjukkan bahwa pelarut yang
digunakan untuk mengencerkan ekstrak tidak memiliki aktivitas membunuh atau
menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel III. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Perlakuan Zona Hambat (mm)
Replikasi 1
Kontrol positif : 14
Kontrol negatif : 0
20% : 9
40% : 11
60% : 12
80% : 14
100% : 17
Replikasi 2
Kontrol positif : 15
Kontrol negatif : 0
20% : 9
40% : 11
60% : 13
80% : 14
100% : 16
Replikasi 3
Kontrol positif : 14
Kontrol negatif : 0
20% : 11
40% : 12
60% : 13
80% : 15
100% : 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kontrol Pertumbuhan
Pertumbuhan bakteri baik dan
merata
Kontrol Kontaminasi
Tidak terdapat kontaminasi
Rata – rata zona hambat yang
terbentuk dari setiap perlakuan (mm)
Kontrol positif : 14,33
Kontrol negatif : 0
20% : 9,67
40% : 11,33
60% : 12,67
80% : 14,33
100% : 16,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Formulasi Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Formula krim yang digunakan merupakan hasil modifikasi formula krim
acuan Mailana et al., (2016). Ekstrak etanol biji pepaya yang digunakan adalah
ekstrak konsentrasi 20% sebanyak 5 mL untuk masing-masing formula karena
konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi terkecil yang sudah dapat
menghambat aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Krim dibuat dengan
mencampurkan fase minyak (setil alkohol, span 80 dan propil paraben) dan fase
air (gliserin, tween 80, dan metil paraben). Fase minyak dan fase air yang telah
masing-masing dipanaskan terlebih dahulu kemudian dicampur ke dalam mortir
panas sambil digerus dan ditambahkan aquadest sedikitsedikit hingga terbentuk
basis krim. Ekstrak etanol biji pepaya kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit
setelah basis terbentuk. Krim tipe M/A dibuat berdasarkan perhitungan HLB
untuk menentukan keseimbangan hidrofil dan lipofil. Nilai perhitungan HLB krim
tipe M/A yaitu pada rentang 8 – 18 (Voight, 1995). Hasil perhitungan HLB pada
komposisi krim ekstrak etanol biji papaya yaitu formula 1 dan formula B 10,6.
Pada formula A dan AB yaitu 11,5.
Evaluasi Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Ekstrak Etanol Biji Pepaya
(Carica papaya L.)
Uji sifat fisik meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya
sebar, dan daya lekat. Uji sifat fisik bertujuan untuk melihat kualitas suatu sediaan
dan menjamin bahwa sediaan tersebut sesuai dan memenuhi rentang penerimaan
sifat fisik sediaan krim yang baik. Uji stabilitas fisik yang dilakukan dengan uji
freeze and thaw cycle serta uji sentrifugasi dilakukan untuk memastikan bahwa
tidak terjadi perubahan sifat fisik dan pergeseran viskositas yang signifikan
(Salman et al., 2012).
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, dan bau
dari krim (USP, 2019). Uji organoleptis sediaan krim ekstrak etanol biji pepaya
dilakukan pada saat setelah penyimpanan 48 jam (siklus 0) dan setelah 3 siklus
perlakuan freeze and thaw. Hasil dapat dilihat pada tabel IV dan V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel IV. Hasil Uji Organoleptis Siklus ke-0
F1 FA FB FAB
Bentuk Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid
Warna Putih
Kekuningan
Putih
Kekuningan
Putih
Kekuningan
Putih
Kekuningan
Bau Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak
Gambar 1. Krim Formula 1 Siklus 0 Gambar 2. Krim Formula A Siklus 0
Gambar 3. Krim Formula B Siklus 0 Gambar 4. Krim Formula AB Siklus 0
Tabel V. Hasil Uji Organoleptis Siklus ke-3
F1 FA FB FAB
Bentuk Semisolid Semisolid Semisolid Semisolid
Warna Putih
Kekuningan
Putih
Kekuningan
Putih
Kekuningan
Putih
Kekuningan
Bau Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 5. Krim Formula 1 Siklus 3 Gambar 6. Krim Formula A Siklus 3
Gambar 7. Krim Formula B Siklus 3 Gambar 8. Krim Formula AB Siklus 3
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk memastikan bahwa keseragaman dari
kandungan zat aktif dari setiap bagian sediaan adalah sama. Syarat sediaan yang
baik adalah homogen (USP, 2019). Hasil uji homogenitas (Lampiran 8.) dapat
dilihat pada tabel VI dan VII.
Tabel VI. Hasil Uji Homogenitas Siklus ke-0
F1 FA FB FAB
Replikasi 1 Homogen Homogen Homogen Homogen
Replikasi 2 Homogen Homogen Homogen Homogen
Replikasi 3 Homogen Homogen Homogen Homogen
Tabel VII. Hasil Uji Homogenitas Siklus ke-3
F1 FA FB FAB
Replikasi 1 Homogen Homogen Homogen Homogen
Replikasi 2 Homogen Homogen Homogen Homogen
Replikasi 3 Homogen Homogen Homogen Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Uji pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui tingkat derajat keasaman sediaan
krim. Uji pH dilakukan menggunakan pH meter. Uji pH dilakukan untuk
mengetahui sediaan krim yang dibuat telah aman atau tidak mengiritasi kulit saat
digunakan. Syarat pH sediaan topikal yang baik adalah sesuai dengan pH alami
kulit yaitu 4,5 – 6,5 (Wibowo et al., 2017). Hasil uji pH (Lampiran 9.) sediaan
krim dapat dilihat pada tabel VIII.
Tabel VIII. Hasil Uji pH Siklus ke-0 hingga Siklus ke-3
Formula F1 FA FB FAB
Siklus 0 5,212 4,674 5,912 4,739
Siklus 1 5,197 4,665 5,905 4,796
Siklus 2 5,205 4,692 5,928 4,781
Siklus 3 5,168 4,649 5,910 4,780
SD 0,0193 0,0179 0,0099 0,0246
Berdasarkan hasil tersebut, nilai pH yang dihasilkan dari setiap siklus
setelah perlakuan freeze and thaw tidak memiliki terlalu banyak selisih
ditunjukkan dengan nilai SD yang kecil. Nilai pH yang dihasilkan juga masih
masuk ke dalam nilai pH yang baik terhadap kulit.
4. Uji Viskositas
Nilai viskositas dapat digunakan sebagai penilaian terhadap kestabilan
sediaan (Tungadi, 2014). Persyaratan viskositas yang baik pada sediaan semisolid
adalah sebesar 4000-40.000 cPs (Genatrika et al., 2016). Viskositas diukur dengan
menggunakan viskometer Rheosys. Hasil uji viskositas (Lampiran 10. dan 11.)
sediaan krim ekstrak etanol biji pepaya dapat dilihat pada tabel IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel IX. Hasil Uji Viskositas
Formula Viskositas
Siklus 0 (Pa.s)
Viskositas
Siklus 3(Pa.s)
Pergeseran
Viskositas (%)
F1 11,9529 ± 0,017 10,777 ± 0,07 9,83
FA 11,7201 ± 0,057 11,332 ± 0,31 3,31
FB 22,2943 ± 0,441 20,408 ± 1,44 8,46
FAB 22,5325 ± 0,007 21,4573 ± 0,35 4,77
Berdasarkan data yang diperoleh, viskositas krim memenuhi rentang
persyaratan sediaan krim yang baik. Penurunan nilai viskositas dapat disebabkan
oleh peningkatan ukuran partikel sehingga jarak antara globul meningkat selama
pernyimpanan (Gozali et al., 2009).
5. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyebaran
sediaan pada kulit (Voight, 1995). Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal
adalah 5-7 cm (Wibowo et al., 2017). Hasil uji daya sebar (Lampiran 12.) sediaan
krim ekstrak etanol biji pepaya dapat dilihat pada tabel X.
Tabel X. Hasil Uji Daya Sebar
Formula Daya Sebar
Siklus 0 (cm)
Daya Sebar
Siklus 3(cm)
Pergeseran Daya
Sebar (%)
F1 5,23 ± 0,59 5,1 ± 0,57 2,55
FA 5,67 ± 0,21 5,7 ± 0,17 0,53
FB 4,6 ± 0,52 4,5 ± 0,44 2,17
FAB 4,83 ± 0,21 4,9 ± 0,12 1,45
Berdasarkan hasil yang diperoleh, seluruh formula masuk ke dalam
rentang penerimaan daya sebar. Pada formula dengan konsentarsi tween 80 pada
level tinggi terjadi peningkatan daya sebar. Daya sebar krim berbanding terbalik
dengan viskositas krim, semakin rendah viskositas krim maka kemampuan krim
untuk mengalir lebih tinggi sehingga krim mampu menyebar dengan mudah dan
merata (Dina et al., 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6. Uji Daya Lekat
Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan krim
untuk melekat pada kulit. Persyaratan daya lekat yang baik untuk sediaan topikal
adalah lebih dari 4 detik (Wibowo et al., 2017). Hasil uji daya lekat (Lampiran
13.) sediaan krim ekstrak etanol biji pepaya dapat dilihat pada tabel XI.
Tabel XI. Hasil Uji Daya Lekat
Formula Daya Lekat
Siklus 0 (detik)
Daya Lekat
Siklus 3 (detik)
Pergeseran Daya
Lekat (%)
F1 4,11 ± 0,21 4,14 ± 0,25 0,72
FA 4,06 ± 0,05 4,09 ± 0,18 0,73
FB 4,44 ± 0,59 4,45 ± 0,65 0,22
FAB 4,42 ± 0,18 4,31 ± 0,1 2,48
Berdasarkan hasil uji daya lekat yang diperoleh memenuhi rentang
penerimaan daya lekat yaitu > 4 detik. Pada formula B dan formula AB memiliki
nilai daya lekat yang lebih tinggi dikarenakan nilai viskositas yang lebih tinggi
dapat meningkatkan waktu melekat suatu sediaan (Dina et al., 2018). Krim yang
baik mampu menjamin kontak yang efektif dengan kulit, sehingga tujuan dari
penggunaannya dapat tercapai (Dina et al., 2018).
7. Uji Sentrifugasi
Uji sentrifugasi merupakan indikator stabilitas relatif sediaan untuk
melihat kemungkinan pemisahan fase (Tungadi, 2014). Kecepatan 3800 rpm
mengindikasikan bahwa sediaan stabil terhadap gaya gravitasi selama setahun
pada suhu ruang (Magdalena et al., 2016). Hasil uji daya lekat (Lampiran 14.)
menunjukkan bahwa sediaan krim ekstrak etanol biji pepaya stabil karena tidak
terjadi pemisahan yang dapat dilihat pada tabel XII.
Tabel XII. Hasil Uji Sentrifugasi
F1 FA FB FAB
Hasil Tidak memisah Tidak memisah Tidak memisah Tidak memisah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Desain Faktorial
Level konsentrasi yang berbeda dari setil alkohol dan tween 80
menyebabkan terbentuknya perbedaan respon pada sifat fisik dan stabilitas fisik
sediaan krim. Perbedaan efek dari level konsentrasi setil alkohol dan tween 80
menghasilkan interaksi yang dapat dilihat menggunakan Design Expert Version
12 (free trial). Uji ANOVA memiliki tingkat kepercayaan 95%.
1. Respon Viskositas
Design Expert Version 12 (free trial) digunakan untuk melihat pengaruh
dua faktor dari setil alkohol dan tween 80 serta interaksinya terhadap respon
viskositas. Persamaan desain faktorial terhadap respon viskositas adalah sebagai
berikut:
Y = 5,01890 - 0,243451 X1 + 3,72256 X2 + 0,075268 X1X2
Pada persamaan, Y merupakan nilai respon viskositas yang dihasilkan,
X1 adalah tween 80, X2 adalah setil alkohol dan X1X2 adalah interaksi antara setil
alkohol dan tween 80. Persamaan ini digunakan untuk menghitung nilai viskositas
berdasarkan jumlah setil alkohol dan tween 80 yang diberikan serta akan
digunakan untuk menghitung nilai viskositas teoritis dalam overlay plot pada
tahap penentuan area optimum. Efek dari setil alkohol, tween 80 dan interaksinya
(Lampiran 16.) dalam menentukan respon viskositas dapat dilihat pada tabel XIII.
Tabel XIII. Nilai Efek Setil alkohol, Tween 80, dan Interaksinya terhadap
Respon Viskositas
Faktor Efek % Kontribusi p-value
Tween 80 0,003 7,6 x 10-6% 0,9824
Setil alkohol 10,577 99,83% < 0,0001
Interaksi 0,235 0,05% 0,1042
Efek adalah perubahan respon yang dihasilkan dari kombinasi kedua
faktor yang memiliki level konsentrasi yang berbeda. Tween 80, setil alkohol, dan
interaksi kedua faktor memiliki nilai positif yang menandakan setil alkohol dan
interaksi kedua faktor memberikan efek meningkatkan viskositas krim. Hal ini
disebabkan oleh setil alkohol berfungsi sebagai stiffening agent dan kombinasi
kedua faktor dapat membentuk fase kontinu viskoelastis yang memberikan sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
semipadat sehingga dapat meningkatkan viskositas (Rowe et al., 2009). Pada tabel
XIII, setil alkohol memberikan efek terbesar dalam meningkatkan respon
viskositas yaitu dengan nilai efek sebesar 10,577 dengan kontribusi sebesar
99,83%. P-value pada perhitungan ANOVA menyatakan bahwa faktor dapat
mempengaruhi respon viskositas secara signifikan apabila nilainya < 0,05. Tween
80 memiliki nilai p-value > 0,05, yaitu 0,9824 yang menandakan tween 80 tidak
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan respon viskositas
krim.
Gambar 9. Interaksi Tween 80
terhadap Setil Alkohol pada Respon
Viskositas
Gambar 10. Interaksi Setil Alkohol
terhadap Tween 80 pada Respon
Viskositas
Pada gambar 9 menunjukkan penambahan konsentrasi tween 80 dapat
sedikit menurunkan viskositas pada setil alkohol level rendah yang ditunjukkan
oleh garis hitam, dan sedikit meningkatkan viskositas pada setil alkohol level
tinggi yang ditunjukkan oleh garis merah. Kontribusi tween 80 dalam
menurunkan respon viskositas yaitu sebesar 7,6 x 10-6%. Pada gambar 10
menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi setil alkohol dapat meningkatkan
viskositas pada tween 80 level rendah yang ditunjukkan dengan warna hitam dan
level tinggi yang ditunjukkan dengan warna merah. Kontribusi setil alkohol dalam
meningkatkan respon viskositas sebesar 99,83%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 11. Contour plot Respon Viskositas
Warna pada gambar 11 menunjukkan tingkat respon yang dihasilkan
berdasarkan komposisi faktor yang diberikan. Semakin meningkat respon akibat
bertambahnya komposisi faktor yang diberikan maka warna akan semakin
memerah, sedangkan apabila semakin menurun respon yang diperoleh akibat
bertambahnya komposisi faktor yang diberikan maka warna akan semakin biru.
Pada gambar 11 menunjukkan bahwa peningkatan respon viskositas berbanding
lurus dengan penggunaan setil alkohol dan tween 80 pada level tinggi. Daerah
contour plot dari yang berwarna biru hingga warna jingga kemerahan
menunjukkan viskositas dari rendah hingga viskostas tinggi.
2. Respon Daya Sebar
Persamaan desain faktorial terhadap respon daya sebar adalah sebagai
berikut:
Y = 4,43467 + 0,237333X1 - 0,077333X2 – 0,032000X1X2
Pada persamaan, Y merupakan nilai respon daya sebar yang dihasilkan,
X1 adalah tween 80, X2 adalah setil alkohol dan X1X2 adalah interaksi antara
tween 80 dan setil alkohol. Efek dari setil alkohol, tween 80 dan interaksinya
(Lampiran 17.) dalam menentukan respon daya sebar dapat dilihat pada tabel
XIV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel XIV. Nilai Efek Setil alkohol, Tween 80, dan Interaksinya
terhadap Respon Daya Sebar
Faktor Efek % Kontribusi p-value
Tween 80 0,333 9,87% 0,2049
Setil alkohol -0,733 47,78% 0,0162
Interaksi -0,1 0,89% 0,6897
Pada tabel XIV, setil alkohol dan interaksi kedua faktor memiliki nilai
negatif yang menandakan setil alkohol dan interaksi kedua faktor memberikan
efek menurunkan daya sebar krim. Tween 80 memiliki efek positif yang artinya
memberikan efek meningkatkan daya sebar krim. Setil alkohol memberikan efek
terbesar untuk menurunkan daya sebar dengan nilai efek -0,733 dan kontribusi
47,78%. Pada uji ANOVA diperoleh nilai p-value setil alkohol dan tween 80 <
0,05 yang artinya memiliki efek signifikan terhadap respon daya sebar.
Sedangkan, p-value interaksi kedua faktor > 0,05 yang artinya tidak berpengaruh
signifikan terhadap respon daya sebar.
Gambar 12. Interaksi Tween 80
terhadap Setil Alkohol pada Respon
Daya Sebar
Gambar 13. Interaksi Setil Alkohol
terhadap Tween 80 pada Respon
Daya Sebar
Pada gambar 12 menunjukkan penambahan konsentrasi tween 80 dapat
meningkatkan daya sebar pada setil alkohol level rendah yang ditunjukkan oleh
garis hitam, dan setil alkohol level tinggi yang ditunjukkan oleh garis merah.
Kontribusi tween 80 dalam meningkatkan respon daya sebar sebesar 9,87%. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
gambar 13 menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi setil alkohol dapat
menurunkan viskositas pada tween 80 level rendah yang ditunjukkan dengan
warna hitam dan level tinggi yang ditunjukkan dengan warna merah. Kontribusi
setil alkohol dalam menurunkan respon daya sebar yaitu sebesar 47,78%.
Gambar 14. Contour plot Respon Daya Sebar
Pada gambar 14 menunjukkan bahwa respon daya sebar krim menurun
ketika penggunaan setil alkohol level tinggi dan tween 80 level rendah. Daerah
contour plot dari yang berwarna jingga hingga warna biru menunjukkan daya
sebar krim dari yang tinggi ke daya sebar rendah.
3. Respon Daya Lekat
Persamaan desain faktorial terhadap respon daya lekat adalah sebagai
berikut:
Y = 5,13840 - 0,134133X1 + 0,002133X2 + 0,001067X1X2
Pada persamaan, Y merupakan nilai respon daya lekat yang dihasilkan,
X1 adalah tween 80, X2 adalah setil alkohol dan X1X2 adalah interaksi antara setil
alkohol dan tween 80. Efek dari setil alkohol, tween 80 dan interaksinya dalam
menentukan respon daya lekat (Lampiran 18.) dapat dilihat pada tabel XV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel XV. Nilai Efek Setil alkohol, Tween 80, dan Interaksinya
terhadap Respon Daya Lekat
Faktor Efek % Kontribusi p-value
Tween 80 -0,327 26,91% 0,1242
Setil alkohol 0,023 0,13% 0,9054
Interaksi 0,003 0,002% 0,9864
Pada tabel XV, tween 80 memiliki nilai negatif yang menandakan dapat
memberikan efek menurunkan daya lekat krim. Setil alkohol dan interaksi kedua
faktor memiliki efek positif yang artinya memberikan efek meningkatkan daya
lekat krim. Tween 80 memberikan efek terbesar dalam menurunkan daya lekat
krim dengan nilai efek -0,327 dan kontribusinya sebesar 26,91%. Pada uji
ANOVA diperoleh nilai p-value tween 80 < 0,05 yang artinya memiliki efek
signifikan terhadap respon daya lekat. Sedangkan, p-value interak si kedua faktor
> 0,05 yang artinya tidak berpengaruh signifikan terhadap respon daya lekat.
Gambar 15. Interaksi Tween 80
terhadap Setil Alkohol pada Respon
Daya Lekat
Gambar 16. Interaksi Setil Alkohol
terhadap Tween 80 pada Respon
Daya Lekat
Pada gambar 15 menunjukkan penambahan konsentrasi tween 80 dapat
menurunkan daya lekat pada setil alkohol level rendah yang ditunjukkan oleh
garis hitam, dan setil alkohol level tinggi yang ditunjukkan oleh garis merah.
Kontribusi tween 80 dalam menurunkan respon daya lekat sebesar 26,91%. Pada
gambar 16 menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi setil alkohol dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sedikit meningkatkan respon daya lekat pada tween 80 level rendah yang
ditunjukkan dengan warna hitam dan level tinggi yang ditunjukkan dengan warna
merah. Kontribusi setil alkohol dalam meningkatkan respon daya lekat yaitu
sebesar 0,13%.
Gambar 17. Contour plot Respon Daya Lekat
Pada gambar 17 menunjukkan bahwa respon daya lekat krim menurun
ketika penggunaan tween 80 tinggi dan setil alkohol level rendah ditunjukkan
dengan warna area contour plot semakin biru. Daya lekat akan semakin
meningkat pada tween 80 level rendah dan setil alkohol level tinggi yang
ditunjukkan dengan warna area contour plot menjadi semakin hijau kekuningan.
4. Contour Plot Superimposed
Contour plot superimposed diperoleh dengan cara menggabungkan
contour plot dari respon viskositas, daya sebar, dan daya lekat untuk menentukan
overlay plot yang merupakan area optimum viskositas, daya sebar, dan daya lekat
dari penelitian ini. Area komposisi optimum ditunjukkan dengan warna kuning.
Warna kuning pada overlay plot menunjukkan bahwa komposisi formula masuk
ke dalam rentang atau parameter penelitian yang diinginkan, sedangkan warna
abu-abu adalah area yang menyatakan bahwa komposisi formula tidak termasuk
ke dalam rentang yang diinginkan. Gambar 18 merupakan hasil overlay plot yang
diperoleh dari hasil penggabungan respon viskositas, daya sebar dan daya lekat
pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 18. Contour Plot Superimposed
Pada penelitian ini, diperoleh hasil overlay plot berwarna kuning dan
abu-abu. Berdasarkan hasil contour plot superimposed, ditentukan titik komposisi
formula optimum sediaan krim yaitu dengan jumlah setil alkohol 2 gram dan
tween 80 5,5 gram karena setil alkohol dan tween 80 berpengaruh signifikan
terhadap respon viskositas, daya sebar dan daya lekat. Titik yang digunakan
adalah titik dengan komposisi terkecil dari formula optimum untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan. Pada area berwarna abu-abu menunjukkan bahwa
terdapat formula yang memiliki nilai daya sebar yang tidak termasuk ke dalam
rentang kriteria, yaitu kurang dari 5 cm. Formula yang dimaksud yaitu formula B
dan AB karena merupakan formula dengan komposisi setil alkohol pada level
tinggi yaitu 4,5 gram. Setil alkohol merupakan stiffening agent (pengental) pada
konsentrasi 2-10% (Rowe et al., 2009). Oleh karena itu, diperoleh nilai daya sebar
yang rendah. Rentang viskositas, daya sebar dan daya lekat yang digunakan dalam
penentuan area komposisi optimum yaitu 4-40 Pa.s, 5-7 cm, dan lebih dari 4 detik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
KESIMPULAN
1. Ekstrak etanol biji pepaya memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 20% yang tergolong sedang dan pada
konsentrasi 40%, 60%, 80%, dan 100% yang tergolong kuat berdasarkan
penggolongan Davis dan Stout (1971).
2. Kombinasi setil alkohol dan tween 80 pada sediaan krim mempengaruhi sifat
fisik sediaan. Setil alkohol secara signifikan meningkatkan viskositas dan daya
lekat. Tween 80 secara signifikan meningkatkan daya sebar.
3. Komposisi optimum yang diperoleh untuk membuat sediaan krim dengan sifat
fisik dan stabilitas fisik yang baik yaitu setil alkohol sebanyak 2 gram dan
tween 80 5,5 gram.
SARAN
Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dalam bentuk
sediaan krim ekstrak etanol biji pepaya perlu dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya perubahan zona hambat yang terbentuk. Validasi komposisi optimum
yang memberikan respon sesuai kriteria perlu dilakukan pada penelitian
selanjutnya dan perlu dilakukan uji penerimaan krim untuk mengetahui
penerimaan krim ekstrak etanol biji pepaya di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV.
Aulton, M.E., 1988. The Science of Dosage Form Design: Pharmaceutics.
Aura., 2016. Information Series: Staphylococcus aureus and the AURA
Surveillance System. AURA (Online),
https://www.safetyandquality.gov.au/wp-
content/uploads/2017/01/Information-Series-Staphylococcus-aureus-and-
the-AURA-Surveillance-System.pdf accessed 22 January 2019.
Chen, C.J., and Huang, Y.C., New Epidemiology of Staphylococcus aureus
Inspection in Asia. Clinical Microbiology and Infection., 20 (7), 605-623.
Genatrika, E., Isna, N., dan Indri, H., 2016. Formulasi Sediaan Krim Minyak
Jintan Hitam (Nigella sativa L.) sebagai Antijerawat terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes. PHARMACY., 13 (2), 192-201.
Gozali. D., Abdassah., M., Subghan, A., dan Lathiefah, S.A., 2009. Formulasi
Krim Pelembab Wajah yang Mengandung Tabir Surya Nanopartikel Zink
Oksida Salut Silikon. Farmaka., 7 (1), 42-43.
Hidayanti, U.W., Jaka, F., dan Arsyik, I., 2015. Formulasi dan Optimasi Basis Gel
Carbopol 94 dengan Berbagai Konsentrasi. In: Prosiding Seminar
Nasional Farmasi. 71.
Ikalinus, R., Widyasstuti, S.K., and Setiasih, N.L.E., 2015. Phytochemical
Screening Ethanol Extract Skin Stem Moringa (Moringa Oleifera).
Indonesia Medicus Veterinus. 4 (1), 71 – 79.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Farmakope Indonesia Edisi V
2013.
Kurniawan, D.W., Saifullah, S., 2009. Teknologi Sediaan Farmasi.
Li, Bingyun., Thomas, J.W., 2017. Bacteria Antibiotic Resistance: New
Challenges and Opportunities for Implant-Associated Orthopaedic
Infections. Journal of Orthopaedic Research. 1-36.
Lohidas, J., S. Manjusha and G. Glory G.J., 2015. Antimicrobial Acivities of
Carica papaya L. Plant Archieves., 15 (2). 1179-1186.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Magdalena, B. A., Bardi, S., Indriyanti, W., Maelaningsih, F. S., 2016. Formulasi
Krim Antihiperpigmentasi Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum
L.). IJPST, 3(1), 17-25.
Mailana, D., Nuryanti, Harwoko., 2016. Formulasi Sediaan Krim Antioksidan
Ekstrak Etanolik Daun Alpukat (Persea American Mill.). Acta
Pharmaciae Indonesia., 4 (2), 14.
Menon, S., dan Arif, S., 2017. Mengkaji Aktivitas Antibakteri Nasturtium
officinale dan Ekstrak Etanol Pilea melastomoides terhadap Escherichia
coli. FARMAKA., 15 (1), 63-69.
Muharni, Fitriya, and Farida S., 2017. Antibacterial Assay of Ethanolic Extract
Musi Tribe Medicinal Plant in Musi Banyuasin, South Sumatera. Jurnal
Kefarmasian Indonesia., 7(2), 127-135.
Mulyono, L, M., 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya
(Carica papaya L.) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya., 2 (2), 1-9.
Nonci, F.Y., Nurshalati, T., dan Qoriatul, A., 2016. Formulasi dan Uji Stabilitas
Fisik Krim Susu Kuda Sumbawa dengan Emulgator Noninoik dan
Anionik. JK FIK UINAM., 4 (4), 169-178.
Pelczar, M., J., and Chan, E.C. S., 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Umum tentang
Penggunaan Antibiotik.
Prasetio, M., Barliana, Melisa, I., 2017. Article Review: Gen Meca sebagai Faktor
Munculnya Methicillin Resistant staphylococcus aureus (MRSA).
Farmaka., 14 (3), 53-61.
Rahmah, F., dan Edy, K., 2016. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Pepaya terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus MRSA. Jurnal Penelitian dan Kajian
Ilmiah Kesehatan., 2 (2), 75-83.
Rasigade, J.P., and Francois, V., 2013. Staphylococcus aureus: A Pathogen with
Still Unresolved Issues. Elsevier., (Online),
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23994773 accessed 22 January
2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients: Pharmaceutical Press.
Salman, Rustini, Purnomo, H., 2012. Formulasi Obat Jerawat Gel Minyak Atsiri
Daun Jeruk Purut (Cytrus Hystrix D.C) Dan Uji Aktivitas Terhadap
Propionibacterium Acne Secara In Vitro. Jurnal Skripsi UNAND., 3 – 4.
Taufiq, S., Umi, Y., dan Siti, H., 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Biji Buah Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Escherichia coli dan
Salmonella typhi. In: Prosiding Penelitian Spesia Unisba 2015, ISSN
2015. 654-661.
Torar, G.M.J., Widya, A.L., dan Gayatri, C., 2017. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Pharmacon Jurnal
Ilmiah Farmasi., 6 (2), 14-22.
Tungadi, R., 2014. Teknologi Sediaan: Liquida dan Semisolida.
United States Pharmacopeial Convention. 2019. United States Pharmacopeia
National Formulary Volume 4. 6210, 7079-7080.
Voight, R., 1995. Buku Teknologi Farmasi. Edisi V. Penerjemah: Soedani
Noerono. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada Press.
Wibowo, S.A., Arif, B., dan Dwi, H., 2017. Formulasi dan Aktivitas Anti Jamur
Sediaan Krim M/A Ekstrak Etanol Buah Takokak (Solanum torvum
Swartz) terhadap Candida albicans. Jurnal Riset Sains dan Teknologi., 1
(1), 15-21.
World Health Organiztion. 2016. Quality Assurance of Pharmaceutical: a
Compendium of Guidelines and Related Materials Volume I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman Pepaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 2. Biji dan Serbuk Biji Pepaya Kering
Perhitungan Selisih Berat Serbuk dan Biji Pepaya Kering
Diketahui:
- Bobot serbuk biji pepaya = 405,95 gram
- Bobot biji pepaya kering = 406,6 gram
Selisih Bobot = 406,6−405,95
406,6 x 100% = 0,159% (bobot yang hilang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 3. Ekstrak Etanol Biji Pepaya dan Penentuan Bobot Tetap Ekstrak
Jam Bobot (gram) Selisih (gram)
Tiap 1 jam 140,4234 -
140,3264 0,097
140,1192 0,1044
140, 2222 0,1042
140, 1192 0,103
Setelah 4 jam 139, 5805 0,5387
139,5156 0,0649
Setelah 7 jam 135, 6280 3,8876
Tiap 30 menit 135, 5135 0,1145
135,1650 0,3485
135,4402 0,2752
Setelah 3 hari 96,5721 38,8681
Tiap 1 jam 95,4565 0,1156
94,7520 0,7045
94,7135 0,0385
94,7120 0,0015
94,7119 0,0001 (Bobot Tetap)
Perhitungan Rendemen Ekstrak
Diketahui:
- Bobot serbuk biji pepaya = 405,95 gram
- Bobot Ekstrak (Bobot Tetap) = 94,7119 gram
Rendemen = 94,7119
405,95 x 100% = 23,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 4. Hasil Uji Skrining Fitokimia
Golongan
senyawa Pereaksi
Hasil positif
(pustaka)
Hasil penelitian
Gambar Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Flavonoid NaOH
10%.
Terjadi perubahan
warna menjadi
orange/jingga (Ikalinus
et al., 2015).
(+)
Terjadi
perubahan
warna
menjadi
orange/jingg
a
Tanin FeCl3
Terbentuk warna coklat
kehijauan atau biru
kehitaman (Ikalinus et
al., 2015).
(+)
Terbentuk
warna coklat
kehijauan
Alkaloid Pereaksi
Mayer
Terbentuk endapan
menggumpal berwarna
putih atau kuning
(Ikalinus et al., 2015).
(+)
Terbentuk
endapan
menggumpa
l berwarna
putih
Saponin Air
Terbentuk busa yang
stabil (Ikalinus et al.,
2015).
(+)
Terbentuk
busa yang
stabil
Fenolik
FeCl3
netral
5%
Terbentuk warna hijau
tua (Lohidas et al.,
2015).
(+)
Terbentuk
warna hijau
tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 5. Hasil Nilai Kekeruhan Bakteri Menggunakan Nephalometer
Lampiran 6. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Perlakuan Zona Hambat (mm)
Replikasi 1
Kontrol positif : 14
Kontrol negatif : 0
20% : 9
40% : 11
60% : 12
80% : 14
100% : 17
Replikasi 2
Kontrol positif : 15
Kontrol negatif : 0
20% : 9
40% : 11
60% : 13
80% : 14
100% : 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Replikasi 3
Kontrol positif : 14
Kontrol negatif : 0
20% : 11
40% : 12
60% : 13
80% : 15
100% : 16
Kontrol Pertumbuhan
Pertumbuhan bakteri baik dan
merata
Kontrol Kontaminasi
Tidak terdapat kontaminasi
Rata – rata zona hambat yang
terbentuk dari setiap perlakuan (mm)
Kontrol positif : 14,33
Kontrol negatif : 0
20% : 9,67
40% : 11,33
60% : 12,67
80% : 14,33
100% : 16,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 7. Hasil Formula Krim Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Krim Formula 1 Krim Formula A
Krim Formula B Krim Formula AB
Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 9. Hasil Uji pH
Lampiran 10. Alat Viskometer Rheosys Merlyn
Lampiran 11. Hasil Uji Viskositas Siklus 0
Formula 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Formula A
Formula B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Formula AB
Lampiran 12. Hasil Uji Daya Sebar
Lampiran 13. Pengujian Daya Lekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 14. Uji Sentrifugasi
Lampiran 15. Data Siklus ke-0 pada Design Expert
Lampiran 16. Faktor terhadap Respon Viskositas pada Design Expert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Lampiran 17. Faktor terhadap Respon Daya Sebar pada Design Expert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 18. Faktor terhadap Respon Daya Lekat pada Design Expert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lampiran 19. Perhitungan HLB Krim Tipe M/A
Formula 1 dan Formula B : Tween 80 5.5 gram dan Span 80 4 gram
Tween 80 = 5.5 𝑔𝑟𝑎𝑚
9.5 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 15 = 8,7
Span 80 = 4 𝑔𝑟𝑎𝑚
9.5 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 4,5 = 1,9
HLB Campuran = 10,6
Formula A dan Formula AB : Tween 80 8 gram dan Span 80 4 gram
Tween 80 = 8 𝑔𝑟𝑎𝑚
12 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 15 = 10
Span 80 = 4 𝑔𝑟𝑎𝑚
12 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 4,5 = 1,5
HLB Campuran = 11,5
Nilai HLB Campuran untuk krim tipe M/A 8 – 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Optimasi Setil Alkohol
dan Tween 80 pada Sediaan Krim Antibakteri
Staphylococcus aureus Ekstrak Etanol Biji Pepaya
(Carica papaya L.) dengan Metode Desain Faktorial”
memiliki nama lengkap Viola Resti Kawan merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan
Hendrikus Kawan dan Valentina Yanti. Penulis lahir di
Sintang, 22 November 1998. Penulis telah menempuh
pendidikan formal di TK Bunda Nanga Pinoh (2003-
2004), SD Yos Soedarso Nanga Pinoh (2004-2010), SMP Setya Budi Nanga
Pinoh (2010-2013), dan SMAN 1 Nanga Pinoh (2013-2016). Penulis melanjutkan
pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
tahun 2016.
Selama menempuh perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi,
kegiatan kemahasiswaan, lomba, dan pengabdian. Organisasi yang pernah diikuti
penulis, yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) Kabinet
Kolaborasi Kerja Nyata periode 2018/2019 sebagai staf Kementerian Advokasi
dan Kesehjahteraan Mahasiswa. Kegiatan kemahasiswaan yang pernah diikuti
yaitu sebagai koordinator divisi acara Student Exchange Programme 2017,
anggota divisi acara Lomba Cerdas Cermat PROTON 2017, anggota divisi acara
FACTION #3 2018, sekretaris Student Exchange Programme 2018, dan
bendahara pada acara Komisi Pemilihan Umum Universitas 2018. Penulis juga
aktif mengikuti perlombaan di luar kampus diantaranya meraih Juara 3 dalam
lomba PHARMANATION National OSCE Competition 2019. Kegiatan
pengabdian yang penulis ikuti antara lain bakti sosial YPMJ 2017, Poskes Gereja
Babadan dan Kampanye Informasi Obat pada hari TB Nasional 2016 dengan
Tema “Every Breath Counts, Stop TB Now”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI