oogenesis pada ikan (kel. 7) pbb 2012

16
TUGAS REPRODUKSI HEWAN Oogenesis pada ikan Disusun oleh : 1. Mey Budiartini (12030204003) 2. Farikhatul Laily (12030204013) 3. Miftakhul Arofah (12030204019) 4. Mega Sulistyo A. (12030204023) Pendidikan Biologi (B) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI 2014

Upload: iraanuraini

Post on 26-Dec-2015

489 views

Category:

Documents


61 download

DESCRIPTION

oogenesis pisces

TRANSCRIPT

Page 1: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

TUGAS REPRODUKSI HEWAN

Oogenesis pada ikan

Disusun oleh :

1. Mey Budiartini (12030204003)

2. Farikhatul Laily (12030204013)

3. Miftakhul Arofah (12030204019)

4. Mega Sulistyo A. (12030204023)

Pendidikan Biologi (B)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2014

Page 2: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Setiap makhluk

hidup mempunyai kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses

perkembangbiakan, termasuk ikan. Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan

pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Reproduksi ikan mencakup

proses gametogenesis, fertilisasi, dan pembuahan. Pada makalah ini akan di jelaskan

mengenai gametogenesis pada ikan, akan tetapi hanya sebatas pada proses oogenesis

saja.

Oogenesis merupakan proses pembentukan sel-sel gamet betina (ovum) di

dalam ovarium, pada proses oogenesis akan dihasilkan empat sel telur, akan tetapi

keempat sel telur tersebut hanya satu yang fungsional atau yang dapat dibuahi oleh sel

spermatozoa, karena dalam sel telur tersebut mengandung plasma dan inti yang

berkromosom tunggal, sedangkan sel telur yang lainnya letal atau mengalami

kematian sehingga tetap melekat pada salah satu kutub dan berubah menjadi sel kutub

(polosit).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses oogenesis pada ikan?

2. Bagaimana proses perkembangan sel telur dari sel terminal sampai ovulasi pada

ikan?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses oogenesis pada ikan.

2. Untuk mengetahui proses perkembangan sel telur dari sel terminal sampai ovulasi

ikan.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses oogenesis pada ikan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses perkembangan sel telur dari

sel terminal sampai ovulasi ikan.

Page 3: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

BAB II

ISI

Oogenesis pada ikan

Gambar 3.1 :Alat-alat reproduksi ikan betina

(sumber: http://2.bp.blogspot.com/-xnj9Eufdplk/T3f_azXiQRI/AAAAAAAAADI/EyU5hqy2hM8/s1600/index.jpg)

Perkembangan gamet betina atau disebut juga oogenesis terjadi didalam ovarium.

Oogenesis diawali dengan berkembangnya oogonium beberapa kali melalui pembelahan

mitosis, untuk memasuki tahap oosit primer. Selanjutnya terjadi pembelahan meiosis I,

membentuk oosit sekunder dan polar bodi I. Melalui meiosis II oosit sekunder membelah

menjadi oosit dan polar bodi II.

Gambar 3.2 Diagram spermatogenesis dan oogenesis

(Sumber : Harder, 1975, hlm. 66)

Page 4: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

Gambar 3.3

Diagram folikel ikan. ZR zona radiata ; GC sel – sel garnulosa; TC sel – sel theca; BM membran dasar; GV

germinal vesikel (sumber : Evans, 1993, hlm 512)

Oogenesis adalah proses kompleks yang secara keseluruhan merupakan pengumpulan kuning telur. Secara substansial, kuning telur terdiri atas tiga bentuk material, yakni ; kantung kuning telur (yolk vasicles), butiran kuning telur (yolk globule) ; dan tetesan minyak (oil droplet). Yolk vasicles berisi glikoprotein dan pada perkembangan selanjutnya, menjadi kortikal alveoli. Yolk globule terdiri atas lipoprotein, karbohidrat dan karoten. Oil droplet secara umum terdiri atas gliserol dan sejumlah kecil kolestrol (asam lemak tidak jenuh).

Menurut Woynarovich dan Horvath (1980), perkembangan telur pada ikan secara

umumnya dapat dibagi atas 4 tahap, yaitu :

Tahap I : Oogonia

Sel-sel telur primitif (ovagonium atau oogonia) ukurannya sangat kecil, diameternya

8 ~ 12 µ, nukleus 6 ~ 8 µ. Sel-sel ini akan membelah secara mitosis menjadi berlipat

ganda jumlahnya.

Tahap II : Oosit primer

Pada tahap ini terjadinya pelepasan hormon gonadotropin (GtH-independent) yang

di cirikan dengan bertambahnya ukuran nucleus dan jumlah nucleolus. Sel-sel telur

tumbuh menjadi ukuran 12 ~ 20 µ dan folikel mulai terbentuk melingkari atau

mengelilingi sel telur sebanyak satu lapis. Folikel berfungsi untuk pemeliharaan dan

melindungi perkembangan telur. Sel telur yang telah dilengkapi dengan folikel ini disebut

juga dengan oosit primer. Pada tahap ini terjadi proses duplikasi kromosom menjadi 4 n

didalam nukleus. Pada tahap II ini terjadi pembelahan meiosis I menjadi 2n oosit sekunder

Page 5: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

dalam nukleus dan pembentukan polar body I dalam sitoplasma. Nukleus berukuran 12 ~

17 µ.

Tahap III : Oosit sekunder

Selama tahap ini sel telur berkembang membesar dengan mencapai ukuran 40 ~ 200

µ dan menjadi tertutup oleh folikel. Awal dari tahap III ini ditandai dengan periode

akumulasi nutrient dalam telur yang sedang berkembang yaitu dengan terbentuknya

kantung atau vesikel. Pada perkembangan telur selanjutnya, kantung kuning telur ini akan

membentuk kortikal alveoli yang berisi butir-butir korteks. Lapisan folikel sudah dua

lapis, jumlah nukleolus dalam nukleus mulai bertambah. Vakuola dan partikel kuning telur

belum ada.

Tahap IV : Vitellogenesis I

Selama tahap IV ini produksi dan akumulasi kuning telur (Yolk) dimulai. Proses ini

disebut vitellogenesis. Selanjutnya telur berkembang sampai mencapai ukuran 200 ~ 350

µ, nukleus 80 ~ 150 µ. Partikel kuning telur yang mengandung lipoprotein mulai terbentuk

dalam sitoplasma. Jumlah vakuola bertambah.

Tahap V : Vitellogenesis II

Tahap V ini merupakan phase vitellogenesis kedua. Pertikel kuning telur berpindah

ke pinggiran dan menyebar diantara vakuola. Telur mencapai ukuran 350 ~ 500 µ, dan

nukleus 150 ~ 180 µ.

Tahap VI : Vitellogenesis III

Tahap VI ini merupakan phase vitellogenesis ketiga, yang mana selama tahap ini

yolk plate (lempengan kuning telur) mendorong lipoid drop ke arah pinggiran sel dimana

dua lingkaran mulai terbentuk. Vakuola berjejer di pinggiran sel telur. Vakuola dan

partikel kuning telur menempati seluruh sitoplasma. Nukleus masih berada ditengah-

tengah sel telur. Nukleolus berada dipinggiran Nukleus. Ukuran sel telur 600 ~ 900 µ, dan

nukleus 150 ~ 180 µ.

Tahap VII : Ovum

Pada tahap VII ini merupakan akhir dari proses vitellogenesis dan telur mencapai

ukuran 900 ~ 1000 µ, nukleus mencapai ukuran 200 µ. Nukleolus berpindah menjauhi

Page 6: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

membrane nukleus ke pusat nukleus. Pada tahap ini nukleus bergerak menuju mikropil dan

pada tahap ini pula mukropil mulai terbentuk dan berkembang. Pada tahap VII ini

membrane nukleolus tidak nampak lagi. Pada tahap ini terjadi pembelahan miosis ke II

yang membentuk polar bodi ke II. Untuk lebih jelasnya proses oogenesis ini dapat dilihat

pada Gambar 3.4 dan 3.5.

Gambar 3.4. Proses Oogenesis (Perkembangan Telur) pada Ikan.

(Sumber: http://4.bp.blogspot.com/H__kiZDFWgU/UDBracMWCGI/AAAAAAAAATg/78aN8CEj9R4/

s1600/Untitled-2.jpg)

Page 7: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

Gambar 3.5. Struture Sel Telur pada Ikan

(sumber: http://4.bp.blogspot.com/-nvIiVUCsk7w/UDBq- /32DwI6VA4XY/s1600/04-Theory+and+Practice+Induced+Breeding+in+Fish.jpg)

Tahap IV, V, VI dan VII adalah merupakan tahap vitellogenesis, dimana Pertikel

kuning telus disintesa dan terakumulasi dalam sel telur. Pada kondisi ini secara material

telur telah siap. Untuk mencapai perkembangan ini seekor induk ikan membutuhkan

banyak protein didalam makanannya dan harus berada pada suhu yang optimal. Setelah

selesai tahap VII ini, telur tidak akan mengalami perubahan bentuk dan dikenal dengan

fase dormant (istirahat), yaitu sampai kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk

terjadinya ovulasi. Tetapi bila kondisi lingkungan yang cocok tidak kunjung datang

sehingga hormon LH (Luteinizing Hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa untuk

ovulasi tidak turun, maka lama kelamaan telur tersebut akan mengalami degradasi (rusak)

lalu diserap kembali oleh ovarium (gonad) (Gambar 3.6).

Page 8: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

Gambar 3.6. Proses Perkembangan Sel Telur dari Sel Germinal sampai Ovulasi pada Ikan.

(Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-c2-FRXJC7ww/UDBqcHov9XI/AAAAAAAAATQ/-sQP1G_rNBA/

s1600/Untitled-1.jpg)

Page 9: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

Hormon pada Oogenesis Ikan (Peranan Estradiol-17βpada Reproduksi Ikan)

Proses vitelogenesis pada ikan melibatkan beberapa hormon, dan pada ikan ada dua

macam hormon gonadotropin yang dihasilkan oleh adenohipofisis yang berperan

sebagai follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon

tersebut adalah FSH (GTH I), yang bekerja merangsang perkembangan folikel melalui

sekresi estradiol-17β pada ovari dan LH (GTH II) yang dibutuhkan untuk proses

pematangan akhir oosit. Gonadotropin yang dihasilkan akan bekerja pada sel teka

sebagai tempat sintesis testosteron. Testosteron yang dihasilkan oleh lapisan sel teka

akan masuk ke dalam lapisan granulosa. Di dalam lapisan granulosa testosteron diubah

menjadi estradiol-17β dengan bantuan enzim aromatase. Estradiol-17β merupakan

perangsang dalam biosintesis vitelogenin di hati. Di samping itu, estradiol-17β yang

terdapat dalam darah memberikan rangsangan balik terhadap hipofisis dan

hipotalamus ikan. Rangsangan yang diberikan oleh estradiol-17β terhadap hipofisis

ikan adalah rangsangan dalam pro ses pembentukan gonadotropin. Rangsangan

terhadap hipotalamus adalah dalam memacu proses GnRH. GnRH yang dihasilkan ini

bekerja untuk merangsang hipofisis melepaskan gonadotropin yang nantinya

berperan dalam proses biosintesis estradiol-17 βpada lapisan granulosa. Siklus hormonal

terus berjalan di dalam tubuh ikan selama terjadinya proses vitelogenesis.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi estradiol-17βakan

meningkatkan konsentrasi vitelogenin darah dan konsentrasi estradiol-17βtinggi pada

saat vitelogenesis pada European sea bass (Dicebtrachus labrax); salmon (Salmo

gairdneri); mas koki; jambal siam (Pangasius hypophthalmus). Sintesis vitelogenin di

hati sangat dipengaruhi oleh senyawa estradiol-17β yang merupakan stimulator dalam

biosintesis vitelogenin. Selain itu, sintesis tersebut dipengaruhi juga oleh androgen yang

ada dalam tubuh ikan (testosteron) dan melalui perubahan androgen menjadi estrogen

oleh enzim aromatase hati. Dengan demikian, peningkatan GtH dapat

meningkatkan estradiol, dan pola kandungan estradiol seiring dengan perkembangan

telur(Aida et al.1991).

Page 10: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

Gambar 3.7 Pengaruh hormon pada oogenesis ikan

Page 11: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Proses oogenesis pada ikan diawali dengan berkembangnya oogonium

beberapa kali melalui pembelahan mitosis, untuk memasuki tahap oosit primer.

Selanjutnya terjadi pembelahan meiosis I, membentuk oosit sekunder dan polar bodi

I. Melalui meiosis II oosit sekunder membelah menjadi oosid dan polar bodi II.

Perkembangan telur pada ikan secara umum dapat dibagi atas 4 tahap yaitu

tahap I oogonia, tahap II oosit primer, tahap III oosit sekunder, tahap IV vitellogenesis

I, tahap V vitellogenesis II, tahap VI vitellogenesis III, dan tahap VII ovum.

B. Saran

Penulis berharap kepada siapa saja yang membaca makalah ini. Khususnya

mahasiswa Biologi Unesa atau mahasiswa Unesa, untuk dapat menambah

pengetahuan .Kritik ataupun saran yang sifatnya membangun, yang bertujuan untuk

memperbaiki isi makalah ini, dengan senang hati penulis menerima kritik atau saran

tersebut.

Page 12: Oogenesis Pada Ikan (Kel. 7) Pbb 2012

DAFTAR PUSTAKA

Aida K, Kobayasi M, Kaneko T. 1991. Endokrinologi. P. 167-121. Dalam: Hazawa,

M. dan I. Hanyu (eds). Fisiologi ikan. Koseisha Koseikaku, Tokyo.

Ayha. “Reproduksi pada ikan.” https://www.academia.edu/3304892/Reproduksi_Pada_Ikan

(diakses tanggal 01 November 2014).

Harder 1975. Anatomy of Fish. Schweizertbartsche Verlagsbuchhandlung Stuttgart.

Woynarovich E, Horvath L. 1980. The Artificial Propagation of Warm Water Finfish. FAO

Fisheries technical Paper No. 201. FIR/T 201.