oligodendroglioma content revision
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
REFERAT
GAMBARAN OLIGODENDROGLIOMA PADA CT SCAN
Diajukan dalam rangka memenuhi sebagian Persyaratan Meraih Derajat Dokter
Spesialis Radiologi
Oleh
Ida Prista Maryetty
Pembimbing
dr. Hesti Gunarti, Sp.Rad
Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
PENDAHULUAN 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
A. DEFINISI____________________________________________________________2
B. ANATOMI___________________________________________________________2
D. KLASIFIKASI________________________________________________________3
E. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS_______________________________________4
F. EPIDEMIOLOGI______________________________________________________4
G. DIAGNOSIS__________________________________________________________5
H. DIAGNOSIS BANDING________________________________________________6
I. PENCITRAAN________________________________________________________6
J. TERAPI_____________________________________________________________6
K. PROGNOSIS_________________________________________________________7
PEMBAHASAN 8
A. PENCITRAAN OLIGODENDROGLIOMA________________________________8
B. KARAKTERISTIK LESI PADA PEMERIKSAAN CT SCAN________________9
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
i
BAB I
PENDAHULUAN
Oligodendroglioma merupakan subtipe dari glioma yang dapat bersifat
low-grade, high grade atau berupa mixed glial tumor. Oligodendroglioma
menempati urutan ke dua terbanyak dari tumor sel glia setelah astrositoma.
Meskipun secara epidemiologis, tumor otak jarang terjadi, namun karena
efeknya yang dramatis terhadap kehidupan, menjadikan tumor otak menarik
dibahas.1,2,3,4
Oligodendroglioma merupakan 5% dari total tumor otak dan 10% dari
semua glioma, namun akhir-akhir ini terjadi peningkatan insiden menjadi 25%.
Hal tersebut kemungkinan akibat baiknya prognosis oligodendroglioma
dibandingkan astrositoma, sehingga mendorong spesialis syaraf untuk lebih
baik dalam mendiagnosis.5
Beberapa ahli berpendapat bahwa peningkatan insiden tersebut akibat
selama ini tumor yang merupakan oligodendroglioma salah didiagnosis
sebagai astrositoma.5 Kemajuan dalam pencitraan tumor otak juga ikut
berperan terhadap meningkatnya kesadaran terhadap adanya
oligodendroglioma. Oligodendroglioma mendapat perhatian lebih banyak pada
dekade sebelumnya karena karena responnya yang tinggi terhadap
kemoterapi. Bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa oligodendroglioma lebih
umum ditemukan dibanding sebelumnya, terlihat dengan meningkatnya
insiden oligodendroglioma di Amerika Serikat.5
Berdasarkan poin-poin yang telah disebutkan di atas, maka penulis
ingin mengetahui peran pencitraan diagnostik dalam menegakkan diagnosis
oligodendroglioma. Modalitas CT dipilih untuk dibahas karena dalam praktek
sehari-hari, di institusi penulis untuk diagnosis tumor-tumor otak menggunakan
CT scan. Selain itu penulis juga bertujuan untuk membahas lebih jauh
gambaran oligodendroglioma pada pencitraan CT scan yang akan membantu
mengoptimalkan nilai 1iagnostic dari CT untuk tumor-tumor otak terutama
oligodendroglioma.
Oligodendroglioma Page 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Oligodendroglioma adalah tumor pada susunan syaraf pusat yang
berasal dari transformasi neoplastik sel oligodendrosit.1,2,3
B. ANATOMI
Pemahaman tentang anatomi susunan syaraf pusat sangat penting untuk
mendiagnosis tumor-tumor otak, termasuk pemahaman tentang asal sel tumor
tersebut. Oligodendroglioma merupakan tumor pada susunan syaraf pusat
yang berasal dari sel glia yaitu sel oligodendrosit.Sel glia yang kadang-kadang
disebut juga neuroglia terdapat pada susunan syaraf pusat dan susunan
syaraf perifer. Sel glia tidak menghantarkan syaraf, tetapi membantu sel
syaraf. Sel glia secara fisik melindungi dan mengorganisir sel syaraf. Jumlah
sel glia jauh melebihi sel neuron. Jaringan syaraf dewasa muda dapat
mengandung 35 sampai 100 miliar sel syaraf dan 100 milyar sampai 1 trilyun
sel glia. Sel glia merupakan setengah dari volume system syaraf.2,6
Terdapat empat tipe sel glia yang ditemukan di susunan syaraf pusat
yaitu astrosit, ependimal, mikroglia dan oligodendrosit. Sel-sel tersebut dapat
dibedakan berdasarkan ukuran, susunan intraseluler dan terdapatnya proses
sitoplasma yang spesifik. Komposisi tiap sel glia pada masing-masing bagian
otak berbeda, seperti sel astrosit, paling banyak terdapat di korteks serebri. Di
korteks serebri, 61,5% adalah astrosit, 9,5 mikroglia dan 29% oligodendroglia.
Sedangkan di korpus kallosum rasionya adalah 54%:6%:40%.6
a. Astrosit:
Merupakan sel glia yang paling banyak di dalam susunan syaraf pusat ,
menyusun 90% jaringan di beberapa bagian otak. Salah satu fungsi
astrosit adalah membantu membentuk blood brain barrier. Ujung tonjolan
Oligodendroglioma Page 2
astrosit disebut kaki perivaskuler membungkus secara lengkap melingkar
dan menyelubungi permukaan luar kapiler di otak. 2,6
b. Sel ependimal
Merupakan sel epitel kuboid yang melapisi dinding ventrikel otak dan
kanalis sentralis dari medula spinalis. Sel ini mempunyai tonjolan yang
panjang yang bercabang untuk membuat kontak dengan sel glia yang lain
di jaringan syaraf di sekelilingnya. Sel ependimal dan kapiler darah di
dekatnya membentuk anyaman yang disebut pleksus koroideus, yang
memproduksi cairan serebrospinal.2,6
c. Mikroglia
Sel ini merupakan presentasi terkecil dari sel glia, perkiraan jumlahnya
kurang dari 5%. Jumlahnya di dalam susunan syaraf pusat bertambah
sebagai respon terhadap infeksi. Fungsinya sebagai fagosit dan
menghilangkan debris dari jaringan syaraf yang rusak atau mati.
Fungsinya mirip dengan makrofag pada sistem kekebalan.6
d. Oligodendrosit
Suatu sel yang besar dengan badan yang menggembung dan tonjolan
sitoplasma yang panjang. Tonjolan oligodendrosit menyelubungi bagian
dari axon yang berbeda-beda, masing-masing membungkus melingkar
secara berulang-ulang seperti tape membungkus kabel. Perlindungan
berulang-ulang ini disebut selubung myelin.2,6
Oligodendroglioma Page 3
A. KLASIFIKASI
Klasifikasi WHO membedakan antara grade II WHO (low-grade
diferensiasi baik) dan WHO grade III (high grade anaplastik). Low grade
oligodendroglioma tumbuh lambat dengan nukleus yang bulat homogen,
sedangkan yang high grade mempunyai densitas sel tumor yang lebih tinggi,
aktifitas mitosis dan proliferasi mikrovaskuler dan nekrosis.1,2,3,
Sumber: Heiss WD, Raab P, Lanfermann H. Multimodality Assessment of
Brain Tumors and Tumor Recurrence. 2010. Available from;
www.snm.org/ce_online.
B. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Etiolgi oligodendroglioma tidak diketahui. Pernah dilaporkan kejadian
oligodendroglioma setelah radiasi, trauma kepala, kombinasi dengan sklerosis
multiple maupun pernah dilaporkan kejadian secara familial. 7
Beberapa penelian menemukan hubungan dengan kromosom 1p dan
19q. Kombinasi hilangnya alel pada lengan pendek kromosom 1 (1p) dan
lengan panjang pada 19 (19q). Keterlibatan kedua kromosom ini ditemukan
pada 90% kasus. Tidak terdapat marker imunohistokemikal khusus untuk
oligodendroglioma. 8
A. EPIDEMIOLOGI
Karsinoma otak sekitar 1,4% dari semua karsinoma dan merupakan
2,3% dari kematian yang berhubungan dengan karsinoma. Belum terdapat
Oligodendroglioma Page 4
jumlah pasti insiden oligodendroglioma di Indonesia, namun di Amerika,
ditemukan sekitar 20.000 kasus baru setiap tahunnya. Umumnya lebih banyak
terjadi pada laki-laki dengan perbandingakn 1,5-2:1. Insiden tidak dipengaruhi
oleh faktor genetik. 1,2,9 Pada dekade terakhir, insiden oligodendroglioma dapat
lebih umum dibandingkan yang pernah dilaporkan sebelumnya, kemungkinan
merupakan 25-33% dari semua glioma.6
Insiden pada populasi di Norwegia menunjukkan angka sebesar 4.2%
dari seluruh tumor otak yang terdiagnosis selama periodew studi 25 tahun.
Sebagian besar tumor berlokasi intraserebral, dan mayoritas mengenai lobus
frontalis. Median umur pasien pada saat terdiagnosis adalah 47 tahun, rentang
usia antara 3-76 tahun, sedangkan pada anak-anak ditemukan sebanyak 6%.6
Median lama gejala sampai terdiagnosis adalah 20,5 bulan, sedangkan
rata-rata 43 bulan. Durasi antara onset sampai meninggal adalah 14 bulan
pada kasus yang tidak diterapi. Namun bila diterapi survival rate bisa
mencapai 74 bulan. Low grade oligodendroglioma cenderung pada umur
kurang dari 40 sedangkan high grade lebih dari 40 tahun. Five year survival
rate (5YSR) 75%.6
A. DIAGNOSIS
1. Gejala klinis
Gejala klinis pada oligodendroglioma sangat tergantung pada lokasi
tumor. Namun karena paling sering melibatkan korteks cerebri, gejala
klinis yang paling sering adalah kejang dengan rentang insiden antara
35 sampai 85%. Daumas-Duport dan rekan melaporkan sebanyak 91%
penderita datang dengan keluhan kejang. Kejang dapat bersifat simple
partial atau complex parsial maupun generalisata atau kombinasi.6,9
Dapat juga ditemui gejala klinis berupa ataksia, hemiparesis, gangguan
penglihatan, kelemahan fokal anggota gerak, perubahan perilaku,
gejala peningkatan tekanan intrakranial berupa sakit kepala, muntah,
mual, bahkan dapat menyebabkan gejala rangsang meningeal bila
tumor meluas ke meningen.6,9,10
Oligodendroglioma Page 5
1. Pemeriksaan radiologi
Beberapa modalitas imaging dapat digunakan untuk diagnosis
oligodendroglioma yaitu computed tomography (CT), magnetic
resonance imaging (MRI) dan positron emission tomography (PET).
Penggunaan modalitas imaging dapat dilakukan secara bersama-sama
dapat meningkatkan akurasi diagnosis.1,2,9,10
2. Pemeriksaan patologi anatomi
Sampai saat ini merupakan gold standard untuk oligodendroglioma.3
A. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding oligodendroglioma didasarkan pada lokasi dan
kemiripan gambaran lesi pada pencitraan CT scan, yaitu low grade
astrocytoma, glioblastoma multiforme (GMB) dan dysembrioplastic
neuroepithelial tumor (DNET).4
B. PENCITRAAN
CT scan dan MRI saling melengkapi pada pencitraan
oligodendroglioma. Namun demikian, evaluasi neoplasma intrakranial paling
baik dilakukan dengan MRI yang jauh lebih superior dari CT scan. MRI dapat
menampilkan morfologi tumor lebih jelas dan ada tidaknya gliosis. Tetapi CT
scan lebih superior dibanding MRI dalam menilai ada tidaknya kalsifikasi dan
keterlibatan tulang calvaria. PET baik digunakan untuk mementukan batas lesi
karena sifat tumor yang infiltratif.1,2
A. TERAPI
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi pilihan utama untuk oligodendroglioma.
Reseksi tumor juga penting untuk mengurangi mass effect, untuk
Oligodendroglioma Page 6
mengurangi gejala neurologis, memperkecil lapangan radiasi dan
meningkatkan efek kemoterapi dan mengurangi kesalahan sampling
bila hanya dilakukan biopsi.9,10
2. Radiasi dan kemoterapi paska pembedahan dilakukan karena sulit
menentukan batas lesi pada oligodendroglioma. Perlu diberikan radiasi
dan atau kemoterapi setelah pembedahan. Studi menunjukkan bahwa
radiasi paska pembedahan tidak terbukti meningkatkan survival rate
tetapi memiliki efek samping yang banyak sehingga para spesialis
sekarang lebih mendahulukan kemoterapi dengan procarbazine,
methyl-1-(2-chloroethyl)-1-nitrosourea (CCNU), and vincristine ( PVC)
dibanding radioterapi.9,10
B. PROGNOSIS
Prognosis oligodendroglioma sangat tergantung tipe selnya. Pada low-
grade oligodendroglioma (WHO grade II), median survival pasca operasi
adalah 3,5 – 16,7 tahun, sedangkan 5 year survival rate (5YSR) 38 – 83%.
Sedangkan pada anaplastik oligodendroglioma (WHO grade III), median
survival pasca operasi 0,9 – 7,3 tahun dan 5YSR 23 – 66%. Sedangkan pada
oligoastrositoma median survival post operasi adalah 3,9 – 6,3 tahun dengan
5YSR 58%. Oligodendroglioma juga dapat metastasis ke tempat yang jauh
karena perjalanan tumor yang lambat.11
Glioma dengan kalsifikasi menunjukkan prognosis yang lebih baik.
Enhancement > 4 cm dan enhancement heterogen menunjukkan prognosis
yang lebih buruk. Sedangkan enhancement < 4 cm dan homogen
menunjukkan prognosis yang lebih baik.11
Oligodendroglioma Page 7
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENCITRAAN OLIGODENDROGLIOMAUntuk sebagian besar tumor otak, termasuk oligodendroglioma, MRI
merupakan modalitas pencitraan pilihan untuk menampilkan morfologi
tumor dengan baik. Hal ini disebabkan oleh sifat tumor otak yang infiltrative
sehingga sulit membedakan lesi dengan jaringan normal. MRI dapat
menampilkan morfologi dan batas tumor lebih baik dibandingkan CT scan,
tetapi CT scan lebih unggul untuk memvisualisasikan kalsifikasi dan erosi
tulang. Kalsifikasi ditemukan pada 70-90% kasus oligodendroglioma.1,2,9,10,12
CT scan dapat digunakan untuk mendeteksi edema, nekrosis,
kalsifikasi, perdarahan, lesi kistik, vaskularisasi dan enhancement.
Keterbatasan CT adalah sulit menentukan batas tumor yang bersifat difus
dan infiltratif serta terjadinya gliosis.1
MRI dan CT scan sama-sama tidak sensitif untuk menentukan batas
tumor yang tumbuh infiltratif. Untuk menentukan batas tumor secara tepat
modalitas PET lebih superior, tetapi PET kurang baik dalam menampilkan
gambaran anatomi lesi. Untuk alasan tersebut, pencitraan multimodalitas
PET/CT menjadi modalitas yang paling efisien saat ini untuk tumor-tumor
otak, tetapi karena kemampuan CT scan dalam menampilkan morfologi
tumor terbatas, PET/MRI mempunyai akurasi lebih untuk pencitraan
neuroonkologi. MRI dapat memvisualisasikan detail morfologi lebih baik
dibanding CT scan.12
PET 18F-fluorodeoxyglucose (FDG)/MRI mempunyai nilai untuk
menentukan grade dan prognosis tumor, tetapi kurang baik untuk
Oligodendroglioma Page 8
menentukan perluasan batas tumor karena tingginya metabolisme glukosa
di korteks cerebri. Penggunaan radiolabel yang lain seperti 11C-
methionine dan O-(2(2-18F)fluoroethyl)-L-tyrosine(FET) PET bersama
dengan MRI meningkatkan kemampuan diagnosis untuk menentukan
batas dan perluasan tumor di otak.13
B. KARAKTERISTIK LESI PADA PEMERIKSAAN CT SCAN
Secara anatomis oligodendroglioma dapat terjadi dimana saja terdapat
sel oligodendrosit. Seperti halnya astrositoma, distribusinya biasanya
ditemukan secara proporsional terhadap distribusi normal selnya di
susunan syaraf pusat. Lebih dari 90% tumbuh di white matter
supratentorial, paling sering di lobus frontalis dan temporalis yang
merupakan lobus otak paling besar. Kurang dari 10% tumbuh di fossa
posterior dan medula spinalis. Oligodendroglioma juga dapat invasi ke
leptomeningen.1,2,8 Pada studi yang dilakukan terhadap 323 pasien, Ludwig
dan rekan (1986) menemukan lokasi primer adalah lobus frontalis
sebanyak 55%, temporalis 47%, parietal 20% kasus, occipital 4%,
serebelar 3% dan spinal 1%.8
Terdapat korelasi antara lokasi tumor pada oligodendroglioma dengan
kelainan genentiknya. Pada oligodendroglioma dengan 1p dan 19q yang
hilang, secara signifikan lebih sering berada di lobus frontalis atau bilateral
dibanding tumor yang mempunyai alel yang intak, yang lebih dominan
berada di lobus temporalis dab diencephalon dan tempat yang lebih dalam
di otak. Perbedaan genetik pada oligodendroglioma juga dapat
memberikan gambaran pada pencitraan yang berbeda.14
Tumor-tumor intra-axial biasanya memiliki densitas yang rendah pada
pemeriksaan CT scan tanpa pemberian media kontras. Atenuasi yang
tinggi di sekitar lesi menunjukkan adanya kalsifikasi atau perdarahan tumor
yang baru. Pada oligodendroglioma, CT scan secara khas menunjukkan
gambaran lesi perifer, cortex dan subcortex, dengan densitas campuran
hipodens sampai isodens.1,2,5,8
Oligodendroglioma Page 9
Oligodendroglioma sebagian besar berupa lesi hipodens, kurang dari
25% berupa lesi isodens dan sangat sedikit yang berupa lesi hiperdens.
Lesi hiperdens pada oligodendroglioma biasanya ditemukan di ventrikel.
Pada oligodendroglioma dapat ditemukan perdarahan yang berbeda
tahapnya sehingga menimbulkan gambaran densitas yang berbeda. Ada
tidaknya perdarahan menunjukkan derajat keganasan pada tumor otak,
biasanya pada grade anaplastik oligodendroglioma (high grade
oligodendroglioma), namun tidak patognomonis karena dapat ditemukan
pada low grade oligodendroglioma.14
Oligodendroglioma merupakan tumor yang tumbuhnya infiltratif. CT
scan tidak dapat digunakan untuk menentukan batas lesi dengan tegas.
Walaupun sebagian oligodendroglioma terlihat mempunyai batas yang
tegas karena oedema yang minimal, lesi tumor yang sebenarnya dapat
melebihi batas tersebut.1,2,8,12
Gambaran kistik ditemukan pada sekitar 20% kasus pada pemeriksaan
CT scan, dan enhancement ditemukan pada 24-66% kasus. Erosi pada
sistema tulang kalvaria menunjukkan proses yang lama. Pada
oligodendroglioma jarang terjadi enhancement karena sifat tumor yang
tumbuh lambat sehingga tidak menyebabkan kerusakan blood brain
barrier.1,2,3,8
Kalsifikasi pada tumor otak menunjukkan lesi yang low grade walaupun
dapat ditemukan pada lesi high grade. Hipotesis ditemukannya kalsifikasi
pada high grade glioma adalah transformasi ganas dari lesi yang
sebelumnya low grade.15
Kalsifikasi ditemukan pada 70-90% kasus oligodendroglioma, umumnya
kasar dapat terletak di sentral lesi, perifer maupun kalsifiksi linear
membentuk gambaran ribbon like.1,2,3 Lesi dengan kalsifikasi yang luas
menunjukkan prognosis yang lebih baik, tetapi, beberapa studi
menunjukkan bahwa tipe kalsifikasi tidak khas menunjukkan jenis tumor
tertentu.3
Karena oligodendroglioma low grade tumbuh lambat maka biasanya
peritumoral edema minimal atau sama sekali tidak ditemukan. Nekrosis
Oligodendroglioma Page 10
tumor hanya ditemukan pada anaplastik oligodendroglioma (WHO grade
III). Terdapat pendapat yang berbeda-beda tentang mekanisme pasti
terjadinya oedema pada tumor otak, yang diterima saat ini adalah
kerusakan BBB, lokasi dan keterlibatan vena.1,3
Pada CT scan peritumoral edema pada tumor otak dapat dibedakan
menjadi empat grade berdasarkan luasnya. Grade 0: tidak terdapat daerah
dengan densitas rendah peritumoral yang terlihat pada CT scan. Grade I:
sejumlah kecil area low densitas peritumoral yang terlihat pada CT scan.
Grade II: Jumlah sedang densitas rendah peritumoral terlihat pada CT
scan. Grade III: sejumlah besar area densitas rendah peritumoral terlihat
pada CT scan. 15
Grade peritumoral oedema pada tumor otak sangat berhubungan
dengan dengan derajat keganasannya. Grade peritumoral oedema juga
berhubungan dengan lokasi tumor dan keterlibatan vena. Sebuah studi
yang menilai apparent diffusion coefficients Tumor (ADC) berbeda secara
signifikan dari otak normal (P < 0.001). ADC tidak berbeda signifikan untuk
membedakan subtipe oligodendroglioma dan grade-nya. Tumor dengan
kromosom 1p/19q yang intak mempunyai ADC yang lebih tinggi dibanding
pada oligodendroglioma yang hilang kromosom1p/19q yang menunjukkan
edema yang lebih luas.16
Pada oligodendroglioma hanya sebagian kecil yang ditemukan
enhancement setelah pemberian media kontras.1,2,3,5,8 Kontras
enhancement terjadi karena kerusakan blood brain barrier (BBB), lokasi
tumor dan ada tidaknya struktur vena di dekatnya. BBB rusak pada
berbagai proses patologis otak seperti intra axial tumor, penyakit imflamasi,
infark subakut, gliosis postoperative dan nekrosis radiasi.
Oligodendroglioma low-grade tidak menunjukkan enhancement karena
mereka membentuk kapiler baru yang sedikit mirip dengan kapiler cerebral
yang asli, dengan BBB masih intak. Namun hanya enhancement saja tidak
dapat membedakan lesi low-grade atau high-grade. Sebagai tambahan,
beberapa area otak tertentu seperti pleksus choroideus, hipofisis and
pineal glands, tuber cinereum, dan area postrema tidak mempunyai BBB
Oligodendroglioma Page 11
sehingga enhanced. Dua puluh persen oligodendroglioma mengalami
enhancement. Enhancement pada oligodendroglioma biasanya patchy dan
terkadang tidak mempunyai pola tertentu. Studi yang dilakukan oleh
Matthew L dan rekan menunjukkan bahwa ada tidaknya enhancement
tidak spesifik untuk membedakan low grade dari anaplastik
oligodendroglioma.18 Tetapi terdapat literatur lain menyatakan bahwa ring
enhancement menunjukkan prognosis yang buruk.
Oligodendroglioma mempunyai tendensi untuk menginvasi
leptomeningen dan mengerosi calvaria. Oligodendroglioma lebih sering
metastasis ke luar sistem syaraf pusat dibanding glioma tipe lainnya,
diduga karena tumor yang tumbuh lambat sehingga mempunyai waktu
untuk metastasis jauh. Oligodendroglioma, walaupun jarang, pernah
dilaporkan metastasis ke tulang, paru dan pleura dan hepar.
A. DIAGNOSIS BANDING
1. Low grade astrocytoma (LGA)
Sebagian literature menyatakan bahwa, bila melihat tumor otak yang
pertama kali harus difikirkan adalah astrositoma, karena astrositoma
merupakan tumor sel glia yang paling sering ditemukan. Beda
astrositoma low grade dan oligodendroglioma pada CT scan adalah,
astrositoma low grade biasanya berlokasi lebih sentral dan tidak meluas
ke cortex dan jarang terdapat kalsifikasi (<20%). Gambaran lainnya
hampir sama dengan oligodendroglioma.1,2,3
2. GBM
GBM adalah astrocytoma grade IV menurut klasifikasi WHO. GBM
dijadikan diagnosis banding oligodendroglioma karena merupakan
tumor intracranial yang umum ditemukan, sekitar 50% dari glioma.
Berdasarkan lokasi tumor, GBM sering mengenai hemisfer cerebri,
khasnya di dekat midline sehingga mempunyai tendensi menyeberang
Oligodendroglioma Page 12
dari midline membentuk gambaran butterfly, sedangkan pada
oligodendroglioma jarang sekali.1
Pada CT scan GBM berupa masa heterogen dengan nekrosis,
hemoragik dan pleomorfisme seluler dengan vasogenik edema yang
tidak proporsional dengan besar tumornya. Oedema pada GBM paling
sering adalah grade III-IV, sesuai dengan derajat keganasan lesinya.
GBM juga umum melibatkan corpus callosum.1,3
Nekrosis sentral (sampai 90% kasus), oedema yang luas merupakan
hallmark pada pencitraan oligodendroglioma. Sebagian besar GBM
menunjukkan secara khas terjadinya rim enhancement dengan tepi
yang tebal atau nodular. Nekrosis sentral jarang ditemukan pada
oligodendroglioma kecuali pada anaplastik oligodendroglioma. Tidak
seperti kalsifikasi yang sering terjadi pada oligodendroglioma (sampai
90% kasus), pada GBM jarang sekali ditemukan kalsifikasi.1,2,3,8
Pada pemeriksaan CT scan dengan media kontras, pada GBM
ditemukan enhancement yang signifikan berbentuk ireguler dan
inhomogen, dan dapat berbentuk ring enhancement (hampir selalu
ditemukan). Dapat juga terjadi enhancement yang homogen dan difus
walaupun jarang. Sedangkan pada oligodendroglioma hanya 20%
ditemukan enhancement.1,2,3
3. Dysembryoplastic Neuro Epithelial Tumor (DNET)
Merupakan tumor neuroepitelial yang sangat polimorfik yang tumbuh
pada saat embryogenesis. Merupakan tumor jinak dengan batas tegas
berlokasi di cortex cerebri, paling sering di lobus temporalis. Seperti
halnya pada oligodendroglioma, pada DNET 20% kasus enhanced
post pemberian media kontras. Bedanya pada DNET jarang ditemukan
kalsifikasi (sekitar 25% kasus). Umumnya DNET ditemukan pada usia
kurang dari 20 tahun, sedangkan oligodendroglioma mempunyai peak
Oligodendroglioma Page 13
incident pada usia 40 sampai 50 tahun dan hanya sebagian kecil (<6%)
terjadi pada anak-anak.2,17
Oligodendroglioma Page 14
BAB IV
KESIMPULAN
Pada pencitraan oligodendroglioma, CT scan mempunyai keakuratan
yang tinggi dalam menentukan adanya kalsifikasi dan erosi ke tulang calvaria.
Sensitif untuk melihat peritumoral oedema, vaskularisasi tumor dan
enhancement post pemberian kontras media. CT kurang sensitif untuk melihat
batas lesi karena sifat oligodendroglioma yang tumbuh infiltratif. MRI lebih baik
untuk melihat morfologi lesi. Pencitraan multimodalitas pada
oligodendroglioma yaitu PET/CT dan PET/MRI dapat meningkatkan
kemampuan dalam menentukan morfologi tumor, batas dan perluasan lesi
lebih baik dibanding dengan modalitas tunggal.
Temuan pada CT scan oligodendroglioma dapat disimpulkan sebagai
massa berbentuk bulat atau oval, terutama di subcortex dan cortex cerebri
terutama lobus frontalis, berdensitas hipodens sampai isodens, batas relative
tegas dengan kalsifikasi kasar, edema minimal, kadang disertai lesi kistik,
jarang menyeberang ke hemisfer kontralateral. Pada pemberian kontras tidak
mengalami enhancement.
Oligodendroglioma Page 15
DAFTAR PUSTAKA
1. Brant WE, Helms CA. Fundamentals of Diagnostic Radiology. 3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
2. Grainger RG, Allison DJ. Diagnostic Radiology. 5th ed. London: Churchill Livingstone; 2008.
3. Kornienko VN, Pronin IN. Diagnostic Neuroradiology. Springer;2009.
4. Riascos R, Bonfante E. RadCases neuro imaging. 1st ed. Thieme; 2010. Available from: http://books.google.co.id/books?id=as6_JRnTYkEC&pg=PT56&lpg=PT56&dq=CT+scan+differential+diagnosis+of+oligodendroglioma&source=bl&ots=t6-Tir3fL4&sig=UKNMyVYoSKQ85P8mYcLPGB3vaE0&hl=id&sa=X&ei=KXVLT9GkLITqrQf77MCiDw&sqi=2&ved=0CEQQ6AEwBA#v=onepage&q=CT%20scan%20differential%20diagnosis%20of%20oligodendroglioma&f=false.
5. Kiroglu Y, Calli C, Karabulut N, Oncel C. Intracranial Calcifications on CT.
Diagnosis Interventional Radiology. 2010;16:263-269
6. McKinley M, O’Loughlin VD. Human Anatomy. 3rd edition. McGraw-
Hill;2012
7. Engelhard HH, Stelea A, Mundt A. Oligodendroglioma and anaplastic
oligodendroglioma: clinical features, treatment, and prognosis. Surg
Neurol. 2003;60:443-56.
8. Engelhard HH. Current diagnosis and treatment of oligodendroglioma.
Neurosurg Focus. 2002.
9. Walker DG. Diagnosis and management of astrocytomas,
oligodendrogliomas and mixed gliomas: a review. Australian Radiology.
2001;45:472-482
10. Barnett GH. High-grade gliomas: diagnosis and treatment. 1st ed. New Jersey: Humana Press; 2007. Available from: http://books.google.co.id/books?id=6OBMGvk4EK8C&pg=PA93&lpg=PA93&dq=accuracy+CT+and+MRI+diagnose+oligodendroglioma&source=bl&ots=DtcToCM7GH&sig=lwMBnoWQlbNuCg6w04l4iin_eeE&hl=id&sa=X&ei=5UlET4mBLqiZiAew6ImgAw&sqi=2&ved=0CDQQ6AEwAg#v=onepage&q=accuracy%20CT%20and%20MRI%20diagnose%20oligodendroglioma&f=false.
Oligodendroglioma Page 16
11. Heiss WD, Raab P, Lanfermann H. Multimodality assessment of brain
tumors and tumor recurrence. 2010. Available from:
www.snm.org/ce_online.
12. Pauleit D, Floeth F, Hamacher K, Riemenschneider MJ, Reifenberger G,
Müller HW, et al. O-(2-[18F]fluoroethyl)-L-tyrosine PET combined with MRI
improves the diagnostic assessment of cerebral gliomas. Brain.
2005;128:678-87.
13. Cairncross JG. Imaging molecular signatures in oligodendroglioma:
commentary on Walker et al., pages 7182-7191. Clin Cancer.
2004;10:7109-7111.
14. Lee YY, Tassel PV. Intracranial Oligodendrogliomas: Imaging Finding in 35
Untreated Cases. AJR. 1989;152:361-369.
15. Ikeda Y, Nakazawa S. Analysis of peritumoral edema with special
reference to the value of contrast-enhanced CT scan and dynamic CT
scan. [Translated from Japanese]. No To Shinkei. 1984;36(11):1055-62.
16. Server A, Kulle B, Maehlen J, Josefsen R, Schellhorn T, Kumar T, et al.
Quantitative apparent diffusion coefficients in the characterization of brain
tumors and associated peritumoral edema. Acta Radiol. 2009;50(6):682-9.
17. Ostertun B, Wolf HK, Campos MG, Matus C, Solymosi L, Elger CE, et al.
Dysembryoplastic neuroepithelial tumors: MR and CT evaluation. AJNR
Am J Neuroradiol. 1996;17:419-430.
Oligodendroglioma Page 17
LAMPIRAN
Gambar 1. Hemisfer serebri. Superior viewSumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Gambar 2. Hemisfer serebri. coronal viewSumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Oligodendroglioma Page 18
Sumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Sumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Oligodendroglioma Page 19
Sumber: Essential Clinical Anatomy, third edition
Gambar 2. Oligodendroglioma. Axial CT menunjukkan massa hipodens (panah) di cortex dan white matter subcortical pada lobus frontalis kanan.Sumber: Koeller, Rushing. Oligodendroglioma and Its Variant: Radiologic-
Pathologic Correlation,
Oligodendroglioma Page 20
Oligodendroglioma. Potongan axial CT menunjukkan massa dengan kalsifikasi yang berat (panah) di lobus frontalis kanan tanpa oedema di sekelilingnya.Sumber: Koeller, Rushing. Oligodendroglioma and Its Variant: Radiologic-
Pathologic Correlation,
Anaplastic oligodendroglioma. Axial CT menunjukkan masa heterogen dengan komponen seperti kista dan kalsifikasi (panah). Terlihat perluasan
melalui corpus callosum dan melibatkan 2 lobus frontalis.Sumber: Koeller, Rushing. Oligodendroglioma and Its Variant: Radiologic-
Pathologic Correlation,
Oligodendroglioma Page 21
Anaplastic oligoastrocytoma. Axial CT menunjukkan masa heterogen (panah) dengan kalsifikasi di lobus frontalis kanan.
Sumber: Koeller, Rushing. Oligodendroglioma and Its Variant: Radiologic-Pathologic Correlation,
DNET pada lobus frontalis dextra. A-F, CT scan prekontras dari 1986 (A-C) dan 1994 (D-F) menunjukkan bahwa bagian kalsifikasi dan hipodens tanpa
kalsifikasi pada tumor meluas seiring waktu. Sebagai tambahan area hipodens yang nyata dan lesi kistik berbatas tegas (panah) anterior terhadap
kalsifikasi dan edema peritumoral (mata panah).Sumber: Ostertun et.al. Dysembrioplastic Neuroepithelial Tumors: MR and CT
Evaluation.
Oligodendroglioma Page 22