oleh ; joko suyanto , se.mm ketua umum dewan pengurus pusat
DESCRIPTION
Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Melalui Penguasaan Teknologi Informasi Pada Industri Keuangan. Oleh ; Joko Suyanto , SE.MM Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (PERBARINDO). Disampaikan dalam acara : Seminar Nasional - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
LOGOPeningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Melalui Penguasaan Teknologi Informasi Pada
Industri Keuangan
Disampaikan dalam acara :Seminar Nasional
Universitas Gunadarma, 23 Mei 2012
Oleh ;Joko Suyanto, SE.MM
Ketua UmumDewan Pengurus Pusat
Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia(PERBARINDO)
Agenda Pembahasan
Overview Perkembangan Industri BPR
Tantangan Industri BPR
Upaya Membangun Kompetensi SDM Industri BPR
Model TI Harapan Industri BPR
OVERVIEW PERKEMBANGAN
INDUSTRI BPR
2008 2009 2010 2011 40969
32,44937,554
45,742
55,799 57,210
25,41528,001
33,844
41,099
43,557
Aset (Milyar Rp) Kredit (Milyar Rp)
10,18%
5,98%21,44%
20,87%
2,53%21,99%
21,80%15,73%
Sumber : Statistik BPR Konvensional (www.bi.go.id)
Perkembangan Aset dan KYD BPR
Pada Maret 2012, Aset dan Kredit yang disalurkan (KYD) Industri BPR tumbuh masing-masing sebesar 2,53% dan 5,98% dibandingkan Des 2011. Sedangkan dari Maret 2011 ke Maret 2012 (YoY), Aset dan KYD Industri BPR tumbuh masing-masing sebesar 20,18% dan 22.17 %.
Beberapa BPR mengalami pertumbuhan yang sangat pesat pada Tahun 2012, hingga melampui volume usaha dan modal Bank Umum Kecil, sekalipun dengan kegiatan usaha yang tetap terbatas pada penghimpunan dan penyaluran dana.
2008 2009 2010 2011 40969
7,135 8,272 9,857 12,03512,328
14,204 17,28021,455
26,17427,08621,339
25,55231,312
38,209 39,414
Tabungan (Milyar Rp) Deposito (Milyar Rp)Total DPK (Milyar Rp)
Perkembangan Dana Masyarakat
19,74%
22,10% 2,43%21,66%
24,16%21,99%
3,48%
22,54%
22,03%3,15%
19,16%15,94%
Sumber : Statistik BPR Konvensional (www.bi.go.id)
2008 2009 2010 2011 40969
7,752,675 7,334,640 7,804,0008,551,718 8,560,083
387,444 401,368 413,082 424,840 426,958
2,717,516 2,823,0273,242,360 3,361,507 3,316,687
Tabungan (Rekening) Deposan (Rekening)Debitur (Rekening)
3,88%(1,33%)3,67%14,85%
9,58%(5.39%) 6,40%
3,59% 2,92% 2,85% 0,50%
0,10%
DPK yang terhimpun oleh BPR pada Mar 2012 mencapai Rp 39,4 Milyar. Jumlah tersebut naik 3,15% dibandingkan tahun 2011. Sedangkan bila dari Mar 2011 (YoY) tumbuh 19,59%.
Struktur Dana masih didominasi oleh Deposito (58,40%) dari Total Sumber Dana yang dihimpun. Deposito tumbuh 19,70 % dan Tabungan tumbuh 19.36% di Mar 2012 dibandingkan posisi Mar 2011.
Pertumbuhan nominal dana pihak ketiga berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah nasabahnya. Total Nasabah tabungan mencapai 8.560.083 Rekening dan Deposan 426.958 rekening. Tetapi jumlah debitur mengalami penurunan menjadi 3.316.687 rekening pada posisi Mar 2012.
2008 2009 2010 2011 40969
920,327 1,127,799 1,263,070 1,407,320 1,440,173
36,660,78243,052,760
51,938,840
61,609,076 63,439,495
9,352,291 9,918,786 10,438,076 12,226,362 13,132,683
Tabungan/Penabung Deposito/Deposan KYD/Debitur
Rata-rata Dana dan KYD Per-Nasabah
17,44%
11,42% 2,33%
6,06% 5,24% 17,13% 7,41%
20,64%
18,62%2,97%
11,99%22,54%
Sumber : Statistik BPR Konvensional (www.bi.go.id)
Keberadaan BPR tetap sesuai dengan “khittahnya”, hal ini tercermin dari besaran dana dan kredit yang diberikannya. Rata-rata deposito Rp 63 juta/nasabah, rata-rata tabungan Rp 1,4 Juta/nasabah dan kredit yang disalurkan rata-rata Rp 13,1 juta/nasabah pada posisi Maret 2012.
Rasio Keuangan BPR
Sumber : Statistik BPR Konvensional (www.bi.go.id)
Indikator 2008 2009 2010 2011 Mar 2012
LDR (%) 84,69 82,54 79,02 78,54 81,33
ROA (%) 2,73 2,61 3,16 3,32 3,71
ROE (%) 23,32 22,67 26,71 29,46 32,8
CAR (%) 21,38 24,17 30,01 26,88 29,74
BOPO (%) 82,2 81,82 80,97 79,47 79,04
NPL (%) 9,33 9,88 6,12 5,22 5,56
Rasio Keuangan Industri BPR sangat baik, hal ini terlihat pada indikator LDR, ROA, ROE, CAR dan BOPO dengan tingkat kualitas kredit (NPL) masih dalam batas normal.
Kelembagaan Industri BPR
Sumber : Statistik BPR Konvensional (www.bi.go.id)
Jumlah BPR posisi Maret 2012 sebanyak 1.665 BPR, dengan jumlah jaringan kantor 4.217 kantor. terdiri dari 1.665 kantor pusat, 1.246 kantor cabang dan 1.306 Kantor Kas. Pembukaan kantor tersebut sangat dipengaruhi oleh besarnya volume usaha BPR.
Penyebaran BPR masih belum merata, 1.203 BPR (72,25%) berada di wilayah Jawa dan Bali, sisanya 462 BPR (27,75%) berada di luar Jawa dan Bali.
Mayoritas BPR berada pada aset diatas Rp 10 milyar.
15; 0.90% 255; 15.32%
369; 22.16%
1026; 61.62%
Total Aset BPR < 1Milyar Total aset BPR 1 sd 5 MilyarTotal Aset 5 sd 10 Milyar Total Aset BPR > 10 Milyar
Sebaran BPR Berdasarkan Aset (Mar 2011)
290
1,066
137
38 58 65 11
Sum
Jawa
Bali
NT
Kal
Sul
Pap/Mal
Sebaran BPR Berdasarkan Kepulauan (Mar 2012)
Market Share Industri BPR
Jenis BankAset* Kredit* DPK*
Nominal(Milyar Rp)
Share(%)
Nominal(Milyar Rp)
Share(%)
Nominal(Milyar Rp)
Share(%)
Bank Persero 1.255.304 32,74 767.507 32,11 960.609 32,71
BUSN Devisa 1.473.521 38,43 921.763 38,57 1.187.610 40,44
BUSN Non Devisa 107.841 2,81 69.998 2,93 83.662 2,85
BPD 322.441 8,41 177.886 7,44 263.103 8,96
Bank Campuran 189.726 4,95 124.746 5,22 118.505 4,03
Bank Asing 279.278 7,28 141.249 5,91 150.454 5,12
Bank Umum Syariah 114.306 2,98 109.918 4,60 101.892 3,47
Unit Usaha Syariah 31.318 0,82 30.998 1,30 22.740 0,77
BPR 56.908 1,48 42.485 1,78 46.109 1,57
BPR Syariah 3.697 0,10 3.482 0,15 2.255 0,08
Total 3.834.340 100 2.390.032 100 2.936.939 100
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Februari 2012 * Data Februari 2012
Porsi aset BPR terhadap perbankan : 1,48% Porsi Kredit BPR terhadap perbankan : 1,78% Porsi DPK BPR terhadap Perbankan : 1,57% Porsi Kredit UMKM BPR – BPRS terhadap perbankan : 4,67%
45.94%
36.31%
3.85%
7.76%
1.38% 0.09% 4.67%
Bank Persero Bank DevisaBank Non Devisa BPDBank Campuran Bank AsingBPR - BPRS
Kredit UMKM Perbankan(Feb 2012)
Total Kredit UMKM : Rp 470.799 Milyar
TANTANGAN INDUTSRI BPR
• Kualitas Layanan• Efisiensi
TI SDM
PermodalanLikuiditas
Tantangan Industri BPR
Bidang Teknologi Informasi
Permasalahan TI• Kemampuan Investasi• Keterbatasan SDM di
bidang TI• Pengaturan mengenai
Penerapan TI
Manfaat TI• Efektifitas pengambilan
keputusan dan monitoring bagi level manajemen
• Efisiensi operasional• Peningkatan kualitas
pelayanan
Tantangan Industri BPR
Bidang Permodalan
Permasalahan Permodalan
• Mayoritas BPR memiliki modal disetor dibawah Rp 5 milyar• Penguatan Permodalan BPR sangat bergantung pada komitmen
pemilik untuk mengembangkan BPR.
Penguatan Permodalan , bertujuan untuk :
• Melakukan ekspansi kredit dengan peningkatan jangkauan layanan dan peningkatan share kredit BPR kepada pelaku UMKM.
• Untuk memberikan pelayan secara prima kepada nasabahnya, seperti TI dan perluasan jaringan kantor.
• Melakukan penyedian SDM yang berkulitas dengan ditunjang infrastruktur yang memadai
• Antisipasi resiko terkait aktifitas bisnis BPR
Tantangan Industri BPR
Bidang Likuiditas
No Jenis Dana Nominal Porsi Suku Bunga
1 Tabungan (Milyar Rp) 12.328 26,58% 5,08%
2 Deposito (Milyar Rp) 27.086 58,40% 9,47%
3 Antar Bank Pasiva (Milyar Rp) 6.555 14,13% 12.21%
4 Pinjaman Diterima (Milyar Rp) 412 0,89% 10.73%
Total Sumber Dana 46.381
Sumber dana yang Mahal
Struktur dana BPR didominasi oleh sumber dana yang berharga mahal, yaitu deposito (58,40%), antar bank pasiva (14,13%) dan Pinjaman (0,89). Dengan tingkat suku bunga masing-masing 9,47%, 12,21% dan 10,73%.
Tabungan sebagai sumber dana yang relatif murah masih belum optimal dihimpun oleh BPR.
Biaya overhead BPR relatif tinggi sebagi konsekuensi atas ciri khas pelayan BPR berupa jemput bola.
“Tingginya cos of fund dan overhead cost BPR berdampak pada suku bunga kredit yang ditanggung
oleh debitur BPR”
Sumber : Statistik BPR Konvensional (www.bi.go.id)
Tantangan Industri BPR
Bidang SDM
Integritas
• Integritas sebagian pemilik dan pengelola BPR yang masih perlu ditingkatkan agar memberikan sumbangan terhadap peningkatan kredibilitas dan kualitas kinerja BPR
• Integritas merupkan faktor penyebab dominan terhadap BPR dalam status pengawasan khusus maupun cabut izin usaha
Penerapan kode etik profesi Bankir BPR
Penguatan Internal audit
Kompetensi
• Proses rekrutment• Pelatihan dan Pengembangan SDM• Penempatan karyawan
Program sertifikasi Bekerjasama dengan
Perguruan Tinggi dalam rekrutmen dan pelatihan
Pemanfaatan TI untuk E-Learning
Tantangan Industri BPR
UPAYA MEMBANGUN KOMPETENSI SDM
INDUSTRI BPR
Tersedianya SDM yang berkualitas dan profesional
Adanya Regulasi yang kondusif
Pengawasan yang efektif
Teknologi informasi yang standardized
Modal yang memadai
FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN BPR
moral hazard SDM• pengurus / • pemegang saham /• karyawan.
SDM merupakan keunggulan daya saing yang berkesinambungan karena memiliki kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untuk merumus-kan visi dan strategi perusahaan, serta kemam-puan untuk memperoleh dan mengerahkan sum-ber daya yang lain dalam rangka mewujudkan visi dan menerapkan strategi perusahaan.
KERUGIAN BPR /BPR DILIKUIDASI
Akibat dari
Customized Product
Kontrol Intern yang independen
Implementasi Sistem TI yang embeded Product dan User Friendly bagi pihak internal maupun eksternal
Customer Centric
Key Succes Faktor Keberhasilan BPR
INSAN SDM BPR :
1. Good Corporate Gorvernance (GCG) / Integritas tinggi.
2. Kompetensi :• Orientasi masa kini dan masa depan• Berpengetahuan• Adaptif terhadap perubahan• Komitmen terhadap kualitas• Kreatif dan inovatif• Continuous improvement• Mampu menggunakan TI
MANAJEMEN SDM BPR :• Perencanaan SDM baik secara kualitas maupun
kuantitas serta kegiatan perancangan pekerjaan bagi SDM.
• Perolehan dan penempatan SDM yang meliputi rekrutmen, seleksi dan penempatan.
• Pengembangan SDM meliputi pengembangan karir dan kemampuan kerja SDM (termasuk kompetensi di bidang TI)
• Perancangan sistem pemberian penghargaan penilaian kinerja dan sistem balas jasa.
Agar SDM BPR memiliki daya saing maka baik dari sisi Insan SDM maupun manajemen harus memiliki hal-hal sbb. :
TARGET BISNIS PERUSAHAAN
TUJUAN AKHIR
Menciptakan SDM yang Kompeten
Link and MatchPerbarindo dan PT
Pengembangan SDM1. Proses Rekrutmen SDM BPR melalui PT2. Kurikulum pendidikan yang spesifik tentang BPR3. Beasiswa S2 bagi Pengurus BPR4. Program Ektension bagi staf yang masih D35. Program SMU/SMK Plus, bagi calon SDM dari SMU/SMK/SederajatPengembangan TI6. Fasilitasi pembuatan Core Banking yang handal.7. Optimalisasi media TI untuk pembelajaran dan pengembangan SDM melalui E-
Learning dan lain-lain8. Pengembangan Website bagi BPR sebagai media promosi9. Hal lain yang terkait dengan pengembangan TI terkini
Pengembangan Kompetensi SDM
Industri BPR
Pengembangan TI Industri BPR
Perguruan Tinggi
Direksi (S1/S2)Kabid (S1)Staf (D3)SDM Pendukung (SMU/SMK Plus)
Core Banking yang handal dan Murah Aplikasi pembelajaran (E-Learning)Pengembangan Website
Daya Saing BPR MeningkatKinerja BPR membaikProduktivitas yang tinggiTarget bisnis tercapaiSDM semakin Sejahtera
Perbarindo
Skema Kerjasama Perbarindo dengan PT
Penggunaan perangkat keras komputer Pemanfaatan jaringan komputer
(termasuk Internet) Sumber informasi Sarana komunikasi
Penggunaan perangkat lunak untuk beragam keperluan
E-Learning
Pemanfaatan TI dalam Pengembangan SDM
Definisi E-Learning
E-Learning
• E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer.
• Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan internet disebut juga internet enabled learning
Pembelajaran dari mana dan kapan saja.
Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur.
Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas.
Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.
Manfaat E-Learning
Menghemat waktu proses belajar mengajar
Mengurangi biaya perjalanan
Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Keuntungan E-Learning
“Solusi Teknologi Informasi (TI) diyakini bisa menaikkan daya saing dari Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) sehingga bisa membuat usaha tersebut menjadi lebih
agresif mengembangkan layanan.”
“Teknologi informasi menjadi salah satu faktor penunjang operasi BPR. Sayangnya, tidak semua BPR dapat
menyediakan TI yang memadai karena kendala biaya untuk investasi.”
Solusi IT bagi Industri BPR
MODEL TI HARAPAN INDUSTRI BPR
Aspek Bisnis : Implementasi teknologi dengan biaya yang
terjangkau / affordable dengan konsep shared infrastructure.
Penyediaan layanan dengan service level yang berkualitas berbasis teknologi.
Meningkatkan daya saing BPR melalui online banking.
Aspek Teknis : Infrastruktur yang aman, handal dan efisien. Pengembangan kapasitas sesuai dengan kebutuhan. Compliance terhadap standar yang berlaku, seperti
IT security, pelaporan dan sistem operasional lainnya.
ATM
OnlineBranch
EDC
Mobile
IVR
Internet
Dukungan TI Terhadap Industri BPR
Laporan
• Informasi yang diterima lebih cepat dan akurat.• Transparansi laporan yang diterima lebih terjamin.• Data yang tersaji lebih lengkap dan real time sehingga lebih mudah dalam pengambilan keputusan.• Memudahkan laporan – laporan yang terintegrasi dengan Bank Indonesia (SID, LABUL BI).
Management Risk
• Manajemen bisa menganalisa resiko yang akan terjadi.• Manajemen bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat berdasarkan informasi yang diterima.• Meminimalkan resiko fraud.
Harapan TI BPR (1)
Pelayanan
• Efisiensi tenaga kerja.• Informasi yang diterima nasabah lebih cepat dan akurat.• Memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi.• Citra BPR meningkat.
Inovasi produk
• Produk yang ditawarkan kepada masyarakat menjadi lebih variatif.• Produk yang dibuat memudahkan untuk bekerja sama dengan pihak lain.• Memudahkan pengembangan produk dan jasa layanan.• Bisa membangun produk bersama.
Harapan TI BPR (2)
Persaingan• Produk yang ditawarkan bisa lebih
flexibel.• BPR akan lebih efisien sehingga
produk lebih kompetitif.
Fee Based Income
•BPR dapat menerima pendapatan administrasi seperti biaya administrasi ATM dan jasa lainnya.•BPR dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam payment point.
Harapan TI BPR (3)
• Memberi kepercayaan kepada pihak lain untuk bekerja sama dengan BPR.
• Meningkatkan kepercayaan nasabah .• Cross selling.• Produk dan jasa layanan lebih variatif, pangsa
pasar lebih terbuka.
Pemasaran
• Proses konsolidasi antar kantor lebih cepat.• Mendorong dan mempermudah perluasan
jaringan kantor.Perluasan Jaringan
Harapan TI BPR (4)
Inisiator
• Pembuatan produk bersama secara nasional berbasis TI.• Bekerjasama dengan lembaga lain dalam penelitian dan pengembangan produk
serta layanan berbasis TI.• Melakukan negosiasi dan MOU dengan Microsoft dalam pembelian lisensi
program.
Peran Perbarindo dalam Pengembangan TI BPR
FasilitatorBekerja sama dengan vendor/Perguruan Tinggi yang berkompeten dibidang TI mengembangkan TI BPR
Sewa menyewa
Membeli Putus
Membeli dengan Angsuran
Bekerjasama dengan Vendor /Perguruan Tinggi TI mengembangkan produk TI BPR sesuai dengan
kemampuan dan kelas BPRBPR 1
BPR 2
BPR 3
Mengusulkan kebijakan-kebijakan yang mendukung penerapan TI
Peran Perbarindo dalam Pengembangan TI BPR
Motivator
• Mengadakan training TI.• Memberikan sosialisasi mengenai pentingnya
TI.• Memberi informasi terkait pengembangan TI
melalui Media BPR.
Peran Perbarindo dalam Pengembangan TI BPR
LOGO