oleh: bambang hartono - bidankomunitas · pdf fileanalisis data penge masan infor masi...
TRANSCRIPT
2
(DESIGN AND IMPLEMENTATION OF HEALTH INFO. SYSTEM, GENEVA, 2000)
A HEALTH INFORMATION SYSTEM CANNOT EXIST BY ITSELF, BUT IS A FUNCTIONAL ENTITY WITHIN THE FRAMEWORK OF A COMPREHENSIVE HEALTH SYSTEM(SUATU SISTEM INFORMASI KESEHATAN TIDAK DAPAT BERDIRI SENDIRI, MELAINKAN SEBAGAI BAGIAN DARI SUATU SISTEM KES)
EFFECTIVE HEALTH INFORMATION SYSTEMS PROVIDE INFORMATION SUPPORT TO THE DECISION-MAKING PROCESS AT ALL LEVELS. HEALTH INFORMATION SYSTEMS SHOULD BE TRANSFORMED INTO EFFECTIVE MANAGEMENT TOOLS(SISTEM INFORMASI KESEHATAN YANG EFEKTIF MEMBERIKAN DUKUNGAN INFORMASI BAGI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI SEMUA JENJANG. SISTEM INFORMASI HARUS DIJADIKAN SEBAGAI ALAT YANG EFEKTIF BAGI MANAJEMEN)
BAMBANG H
3
SUBSIST.PEMBIA-
YAANKES
SUBSIST.SDM KES
SUBSIST.OBAT
& PERBEK.KES
SUBSIST.MANAJEMEN KES
SUBSIST.UPAYA
KES
SUBSIST.PEMBERDAYAAN
MASY DERAJATKES MASY
YG SE-TINGGI2-
NYA
MASUKAN PROSES KELUARAN
UPAYA KES BERMUTU,ADIL,
RESPONSIF &
TERJANGKAU
(EFEKTIF & EFISIEN)
ANTARA AKHIR
LINGKUNGAN IPOLEKSOSBUDHANKAM
BAMBANG H
5
SIK
LITBANGKES
HUKUMKES
INFORMASIKES
IPTEKKES
PERATURANPER-UU-AN
PENG-AMBILAN
KEPU-TUSAN
EFEKTIVITAS
&EFISIEN
SI
UMPAN BALIK
SUBSISTEMUPAYA KES
BAMBANG H
SUBSISTEMPEMBIAY. KES
SUBSISTEMSDM KES
DST.
6
(PENGAMBILAN KEPUTUSAN)
- PENGAMBILAN KEPUTUSAN TTG BAGAIMANA PASIEN/KLIEN HARUS DILAYANI
- PENGAMBIL KEPUTUSANNYA: SETIAP PETUGAS KESEHATAN
- PENGAMBILAN KEPUTUSAN TTG BAGAIMANA PETUGAS KESEHATAN &SUMBER DAYA LAIN DI UNIT KES YBS HARUS DIDAYAGUNAKAN
- PENGAMBIL KEPUTUSANNYA: PIMPINAN UNIT KESEHATAN
- PENGAMBILAN KEPUTUSAN TTG BAGAIMANA UNIT2 KES & SB DAYA KES DI WILAYAH YBS HARUS DIATUR/DIARAHKAN
- PENGAMBIL KEPUTUSANNYA: PENANGGUNG JAWAB KES WILAYAH YBS& FORUM KERJASAMA LINTAS SEKTOR (STAKEHOLDERS)
BAMBANG H
7
YANKES DASAR(PUSKESMAS,DLL)
• MANAJEMEN UNIT• MANAJEMEN PASIEN/KLIEN
YANKES RUJUKAN(RUMAH SAKIT,DLL)
• MANAJEMEN UNIT• MANAJEMEN PASIEN/KLIEN
MASYARAKAT
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA& FORUM KS LS KAB/KOTA
• MANAJEMEN KLIEN• MANAJEMEN UNIT
• MANAJEMEN SISTEM KES.KAB/KOT
DINAS KESEHATAN PROV& FORUM KS LS PROV• MANAJEMEN UNIT
• MANAJEMEN SISTEM KES. PROV
UPT PUSAT• MNJ UNIT
• MNJ PASIEN/KLIEN
DEPARTEMEN KESEHATAN& FORUM KS LS NAS• MANAJEMEN UNIT
• MANAJEMEN SISTEM KES. NAS.
BAMBANG H
UPT PROV• MNJ UNIT
• MNJ PASIEN/KLIEN
8
INFORMASI = DATAYANG SUDAH DIKUM-PULKAN, DIOLAH,DIANALISIS, DAN DIKEMAS SEDEMIKIANRUPA….BLA…BLA….BLAAA…..!
INFORMASI = SESUATUYG DPT MENGHILANG-KAN KE-RAGU2-AN DLMPENGAMBILAN KEPU-TUSAN, SEHINGGABLA….BLA…BLAAA….!
PENGELOLA SIK(Penjual)
PENGAMBILKEPUTUSAN(Konsumen)
PRINSIP DAGANG:PUASKANLAH KEBUTUHAN
KONSUMEN(PEMBELI ADALAH RAJA)
BAMBANG H
9
MIS: SEHATKAH BAYI2 KITA?
KEBUTUHAN INFORMASI
KONSUMEN INFORMASI PENJUAL INFORMASI
INDIKATOR DATAPENGUMPULANDATA
PENGOLAHAN &ANALISIS
DATA
PENGEMASANINFORMASI
PENGAMBILKEPUTUSAN
PENGELOLA SIK
INFORMASI
BAYI2 KITA SEHAT
BAMBANG H
10
YANKES/SPM,SB.DAYA KES,MANAJEMENKESEHATAN,KONTRIBUSISEKTOR2 TERKAIT
PERILAKUMASYARAKAT
AKSES & MUTUPELAYANAN KES
KEADAANLINGKUNGAN
INDIKATOR HASIL ANTARA
INDIKATORHASIL AKHIR
DERAJAT KES
MORTALITAS
MORBIDITAS
STATUSGIZI
INDIKATORPROSES &MASUKAN
INFORMASI SBG UMPAN BALIK
KEARAH
BAMBANG H
11
KEBUTUHAN DATA NASIONAL
UTK INDIKATORINDONESIA SEHAT
KEBUTUHAN DATA PROVINSI
UTK INDIKATORPROVINSI SEHAT
KEBUTUHAN DATA KAB/KOTA
UTK INDIKATORKAB/KOTA
SEHAT
INDIKATORSPM KAB/KOTA+ INDIKATOR NAS& GLOBAL
INDIKATORSPM KAB/KOTA + INDIKATOR SPESIFIK PROVINSI
INDIKATOR SPM KAB/KOTA+ INDIKATOR SPESIFIK KAB/KOTA
INDIKATOR INDONESIA SEHAT, PROV SEHAT & KAB/KOTA SEHAT
BAMBANG H
12
INDIKATORINDONESIASEHAT
INDIKATORPROVINSISEHAT
INDIKATORKAB/KOTASEHAT
PENCATATAN &PELAPORAN RUTIN
PENCATATAN& PELAPORAN RUTIN
P & PRUTIN
KAJIAN,SURVEI KES &
DOK.DATA SEKUNDER
KAJIAN, SURVEI KES,& DOK.DATA
SEKUNDER
KAJIAN, SURVEI KES,& DOK.DATA SEKUNDER
PENCATATAN &PELAPORAN RUTIN
KAJIAN, SURVEI KES. & DOK.DATA
SEKUNDER
INDIKATORKEC.SEHAT
BAMBANG H
INDIKATOR: CARA MENDAPATKAN DATANYA:
13
SIKNAS
SIKDAPROV
SIKDAKAB
SIKDAKOTA
SIKDAKAB
SIKDAPROV
SIKDAKAB
SIKDAKOTA
SIKDAKAB
SIKDA-SIKDA KAB/KOTA ADALAH SUBSISTEM DARI SIKDA PROVINSI SIKDA-SIKDA PROVINSI ADALAH SUBSISTEM DARI SIKNAS
BAMBANG H
SIKNAS DLM TATANAN OTODA
14
PENGEMBANGANTEKNOLOGI
& SUMBERDAYA
PENETAPAN &PELAKSANAAN SISTEM
PENCATATAN& PELAPORAN BARU
PENGEMBANGANPELAYANAN
DATA & INFORMASIUTK MASY
PENGEMBANGANPELAYANAN
DATA & INFORMASIUTK MANAJEMEN
MASYARAKATMANAJER
& PENGAMBILKEPUTUSAN
INTEGRASI/KEPADUANPENCATATAN
& PELAPORAN YG ADA
FASILITASIPENGEMBANGAN
SISTEM2 INFORMASIKES DAERAH
(KEPMENKES NO. 511 TH 2002)
BAMBANG H
STRATEGI PENGEMBANGAN SIKNAS
15
PUSDATIN
KOMUNIKASIDATA
FORUMKONSULTASIEKSEKUTIF
DIGITALLIBRARY
DISTANCELEARNING
WEBBASEDNETWORK& E-PRO
CUREMENT
INTRANET/INTERNET
BANKDATA
-MANAJEMENPASIEN/KLIEN-MANAJEMENUNIT KES-MANAJEMENSISTEM KES
DAERAH
TELEMEDICINE
MASY.
MANAJER PENGELOLASIK
UNIT2 DI DEPKES
PUSAT
BAMBANG H
NETWORKINGPENDAYAGUNAAN
16
PUSDATIN
BANKDATA
INTRANET & INTERNET
BANKDATA
DINKESKAB/KOTA
PUSKESMAS RUMAH SAKIT
UNIT2 DI DEPKES
MASY.
BAMBANG H
PENDAYAGUNAAN
BANKDATABANK
DATA
UTK KOMUNIKASI DATA
DITJENYANMED
DITJENBINKESMAS
DITJENPPM-PL
SEKJEN(BIRO+PUSAT)
ITJENBADAN2
BankData
DINKESKAB/KOTA
(Bank Data)
RS
Pusk
PuskUPT
DINKES PROP(Bank Data)
UPTRS
Pusdatin
Gambar: Konfigurasi Jejaring KomputerSistem Informasi KesehatanNasional (SIKNAS)
DEPKES
DIBANGUN DEPKES
DIBANGUN DAERAH
DITJENBINFAR &
ALKES
DEPARTEMEN KESEHATANSTRATEGI UTAMA KE-3
SASARAN KE-14
KOORDINATOR:PUSAT DATA & INFORMASI DEPKES
BAHAR
PADA AKHIR TAHUN 2009TELAH TERSEDIA & DIMANFAATKANNYA
DATA & INFORMASI KESEHATANYANG AKURAT, TEPAT & CEPAT
DENGAN MENDAYAGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASIDAN KOMUNIKASI
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN/KEBIJAKANBIDANG KESEHATAN
DI KABUPATEN/KOTA, PROVINSI, DANDEPARTEMEN KESEHATAN
INDIKATOR:TELAH TERBENTUK DAN DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL
JEJARING KOMPUTER DARI SELURUH DINKES KABUPATEN/KOTAKE PROVINSI & DEPKES
INDIKATOR/TARGETTAHUNAN
2007
60% DINKES KAB/KOTA, 100% RS PUSAT,100% DINKES PROVINSI
TELAH TERHUBUNG DG JEJARING KOMPUTER& MEMANFAATKANNYA SECARA MINIMAL
2008
90% DINKES KAB/KOTA, 100% RS PUSAT,100% DINKES PROVINSI
TELAH TERHUBUNG DG JEJARING KOMPUTER& MEMANFAATKANNYA SECARA OPTIMAL
2009
SEMUA DINKES KAB/KOTA, RS PUSAT,DAN DINKES PROVINSI
TELAH TERHUBUNG DG JEJARING KOMPUTER& MEMANFAATKANNYA SECARA OPTIMAL
KOMUNIKASI DATA
INFORMASI EKSEKUTIF
DISTANCE LEARNING
TELE-CONFERENCE
WEB-BASED NETWORKING& E-PROCUREMENT
TELE-MEDICINE
PEMANFAATAN
PERKEMBANGAN BERTAHAP (INKREMENTAL)KOMUNIKASI DATA ON-LINE
KOMUNIKASI DATA TERFRAGMENTASIYG SAAT INI BERJALAN
KOMUNIKASI DATA MENGGUNAKAN JEJARING KOMPUTER YANG TERINTEGRASI (MULAI 2007 DST)CAKUPAN DATA: MINIMAL ………… KE CAKUPAN DATA: OPTIMAL
KOMUNIKASI DATA TERFRAGMENTASI
YANG SAAT INI BERJALAN
CATATAN:PEMINDAHAN DATA DARIEXISTING SYSTEMS KE SISTEM TERINTEGRASIDILAKUKAN SECARA BERTAHAP
PEMANFAATAN MINIMAL (2007):1. KOMUNIKASI DATA: BEBERAPA PENYAKIT & MASALAH POTENSIAL KLB,
KINERJA KEUANGAN (SAI), SDM STRATEGIS (MIS: TENAGA PTT), PERKEMBANGAN PELAKSANAAN SPM (STANDAR PELAYANAN MINIMAL),DAN PERKEMBANGAN DESA SIAGA
2. INFORMASI EKSEKUTIF: KONSULTASI DINKES KAB/KOTA TTG MASALAH2MENDESAK & UMPAN-BALIK DINKES PROVINSI/DEPKES
3. UJI-COBA DISTANCE LEARNING
PEMANFAATAN OPTIMAL (2008 DST):1. KOMUNIKASI DATA: SEMUA DATA ESENSIAL YG DIPERLUKAN UNTUK
MANAJEMEN KESEHATAN, PERKEMBANGAN PELAKSANAAN SPM, DANPERKEMBANGAN DESA SIAGA
2. INFORMASI EKSEKUTIF 3. DISTANCE LEARNING4. TELECONFERENCE (ANTAR PEJABAT PUSAT, ANTARA PEJABAT PUSAT
DG DAERAH)5. UJI-COBA PEMANFAATAN MAKSIMAL, SEPERTI:
A. WEB-BASED NETWORKING & E-PROCUREMENTB. TELE-MEDICINE
24
DARI SISI PENGELOLA SIKDA:
• DITEMPATKANNYA TENAGA2 PENGELOLA SIKDA DI UNIT2 KES (PUSKESMAS, RS, SARKES LAIN)
• TENAGA2 TSB ADALAH TENAGA PURNA WAKTU (FULLTIMER) YG DIANGKAT KE DLM JABFUNG STATISTISI & TIDAK DIBEBANI TUGAS2 LAIN
• TENAGA2 TSB DIREKRUT DARI PNS YG ADA, DISELEKSI DG “APTITUDE TEST” & DILATIH à SYARAT: MINIMAL SLTA
DARI SISI PEMAKAI INFORMASI SIKDA:
• DILIBATKANNYA PARA PEMAKAI DLM PENGEMBANGANSIKDA SEJAK AWAL (MELL. SEMINAR/LK)
• DILAKUKANNYA PELATIHAN PENGGUNAAN DATA/INFORMASI SESUAI DG TUGAS MASING2 (MIS: PWS UTK KA PUSKESMAS)
BAMBANG H
25
• MULAILAH DG MENGENALI KONSUMEN/PASARSIAPA KONSUMEN SIKDA? YA, PARA MANAJER/PENGAMBIL KEPUTUSAN (3 KATEGORI)
• PELAJARI PERILAKU KONSUMEN/PASARà BAGAIMANA MANAJEMEN & PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN YG DIPRAKTIKKAN?
• SUSUN KEBUTUHAN KONSUMEN & UPAYAKAN UTKMEMUASKAN/MEMENUHI KEBUTUHAN MEREKA DG MENG-ACU JUGA KPD KEBUTUHAN UTK INDONESIA SEHAT 2010.
• MULAILAH SECARA KECIL2-AN DULU (START SMALL)à PILIH KEBUTUHAN KONSUMEN YG PALING MENDESAK
(PRIORITAS) UTK DIPENUHI TERLEBIH DULU
• UPAYAKAN ADANYA PETUGAS SIK (STATISTISI – JABFUNG)1 ORG/PUSKESMAS, 2 ORG DI RS & 2-3 ORG DI DINKES
• KEMBANGKAN SIKDA SECARA BERTAHAP SESUAI DGKEMAMPUAN & KETERSEDIAAN SUMBER DAYA à DAYA-GUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI
BAMBANG H
KEPMENKES NO. 932/2002PENGEMBANGAN SIKDA
26
1. MENGENALI/MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFORMASI & MENETAPKAN INDIKATOR2NYA.à MELENGKAPI INDIKATOR KAB/KOTA SEHAT DG INDIKATOR
SPESIFIK SETEMPAT à LOKAKARYAKAN DG STAKEHOLDERSà JADIKAN SK BUPATI/WALIKOTA ATAU PERDA
2. MERINCI INDIKATOR2 KE DALAM DATA YG DIBUTUHKANKAJI PENCATATAN & PELAPORAN YG ADA (DARI PUSKESMAS,RS & SARKES LAIN): APAKAH SDH MENAMPUNG DATA YG DI-BUTUHKAN? à JIKA BELUM: DISEMPURNAKAN (KHUSUS UTKKODE PENYAKIT: SEMUA MENGGUNAKAN ICD-X)à JADIKAN SK KADINKES/KEPALA DAERAH/PERDA
3. A. MERAPIKAN PENCATATAN (TERUTAMA MEDICAL RECORD/KARTU STATUS PASIEN DI PUSKESMAS, RS, DLL)à JIKA PERLU (KHUSUSNYA UTK PUSKESMAS): BUATKAN
KARTU2 BARU & LATIH CARA2 PENGISIAN (TERUTAMA UTKKLASIFIKASI PENYAKIT DG ICD-X)
B. MEMBUAT TABEL2 UTK MENGOLAH DATA (RUJUK JUGAJUKNIS PENYUSUNAN PROFIL KES KAB/KOTA)
BAMBANG H
27
4. MELAKSANAKAN PENCATATAN & PELAPORAN SERTA PENGO-LAHAN DATA DI DINKES SECARA MANUAL UTK PERCOBAAN (TRIAL) à MISAL SELAMA 3-6 BLN – SAMBIL DILAKUKANPERBAIKAN2 (FORMULIR, MEKANISME, CARA PELAPORAN, DLL)
5. UTK YG BELUM SIAP KOMPUTERISASI à MENERUSKAN MANUALUTK YG CAMPURAN/YG KOMPUTERISASI PENUH à MULAI MENG-ADAKAN PERANGKAT KERAS & PERANGKAT LUNAK (BISA DISERAHKAN KPD PIHAK KETIGA)
6. SECARA PARALEL MELAKUKAN REKRUTMEN & SELEKSI CALON2PENGELOLA SIKDA (UTK MENDUDUKI JABFUNG STATISTISI)CALON2 DIREKRUT DARI PNS YG ADA & BERSEDIA DITEMPATKANDI PUSKESMAS, DLL à LULUSKAN SEJUMLAH YG DIBUTUHKAN
7. MELAKSANAKAN PELATIHAN CALON2 STATISTISI UTK MEME-NUHI PERSYARATAN SBG STATISTISI (MINIMAL 81 JAM)BAGI YG AKAN KOMPUTERISASI à TAMBAHKAN PULA MATERI“PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK” YG SDH DIBUAT
BAMBANG H
28
8. A. SECARA PARALEL MELAKUKAN ADVOKASI DG PEMDA UTK MENGANGKAT PARA PENGELOLA SIKDA KE JABFUNGSTATISTISI (UTK PEMBAYARAN TUNJANGAN JABATANNYA)à UPAYAKAN AGAR BERHASIL
B. MENGANGKAT & MENEMPATKAN PARA PENGELOLA SIKDA DI PUSKESMAS, RS, DINKES, DLL
C. MELANJUTKAN PELAKSANAAN SIKDA DG DISERTAI PENG-AWASAN/SUPERVISI, BIMBINGAN & PERBAIKAN2 JIKA PERLU
9. MELAKSANAKAN PELATIHAN2 BAGI PARA PETUGAS KES, MANA-JER KESEHATAN (KA. PUSKESMAS, DIREKTUR RS, DLL), STAKE-HOLDERS (DPRD, DLL) TTG: BAGAIMANA MENGGUNAKAN DATA& INFORMASI UTK PENGAMBILAN KEPUTUSAN, PERENCANAAN,PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT (PWS), DLL
10. MENGEMBANGKAN JARINGAN WEBSITE (WEB-BASED NETWORK)- BERKOORDINASI DG PEMDA & DINKES PROV, SETIAP KAB/KOTA
MEMBUAT WEBSITE
BAMBANG H
29
• PROVINSI BERTINDAK SBG FASILITATOR/KOORDINATOR
• JIKA DIPANDANG PERLU, SEBELUMNYA PROVINSI DPT MENGUNDANG KAB/KOTA UTK BER-SAMA2 MENYUSUN “MASTER PLAN” SIKDA PROVINSI
?
BAMBANG H
Bahan untuk Seminar “Improving Health Through Information Technology”, Jakarta, 28 Maret 2007 1
PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM MANAJEMEN KESEHATAN
Siti Fadilah Supari
Menteri Kesehatan
PENDAHULUAN
Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengelola data.
Termasuk di sini adalah proses mengumpulkan, menyusun, menyimpan, mengolah,
dan menganalisis data dalam berbagai cara, guna menghasilkan informasi yang
berkualitas. Juga proses komunikasi data dan informasi untuk pemanfaatannya.
Jika orang berbicara mengenai informasi yang berkualitas, pada umumnya ia
mengacu kepada persyaratan seperti relevan atau sesuai dengan kebutuhan, cepat,
dan tepat. Relevan, cepat, dan tepat untuk apa? Tentu saja untuk pengambilan
keputusan-keputusan dalam menyelenggarakan manajemen.
Sikap apa yang diperlukan orang pada saat ia harus mengambil keputusan? Satu
sikap yang tidak boleh absen dalam hal ini adalah: tiadanya keragu-raguan! Jadi,
dengan kata lain, informasi yang berkualitas adalah informasi yang tidak
menimbulkan keragu-raguan untuk pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu,
relevansi atau kesesuaian informasi itu dengan kebutuhan menjadi sangat mutlak.
Tetapi kecepatan juga sangat penting, sebab pengambilan keputusan, apa lagi
dalam mengatasi masalah-masalah yang gawat darurat atau berkaitan dengan
peluang (yang hanya datang sesaat), tidak dapat menuggu lama. Sedangkan
ketepatan berkonotasi dengan kesesuaiannya dengan kenyataan (fakta), atau sering
disebut dengan evidence-based. Ketepatan bermakna tidak ada dua atau lebih
informasi yang menjelaskan tentang suatu fakta yang sama, yang keduanya
berbeda, atau bahkan bertentangan, sehingga menimbulkan keragu-raguan dalam
pengambilan keputusan.
Teknologi informasi, dengan demikian, menjadi sesuatu yang seharusnya ada dalam
benak setiap pelaksana manajemen, termasuk manajemen kesehatan.
Bahan untuk Seminar “Improving Health Through Information Technology”, Jakarta, 28 Maret 2007 2
MANAJEMEN KESEHATAN
Manajemen adalah upaya pengelolaan suatu sistem atau entitas dan sumber
dayanya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Inti dari upaya ini adalah
pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen
pada hakikatnya adalah rangkaian dari proses pengambilan keputusan-keputusan.
Dalam bidang kesehatan dikenal adanya paling sedikit tiga jenis manajemen, yaitu:
§ Manajemen Pasien/Klien, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-
keputusan dalam menghadapi masalah kesehatan (penyakit dan lain-lain) yang
diderita oleh seseorang, sekelompok orang, atau masyarakat. Tujuannya adalah
agar pasien/klien tersebut dapat terhindar atau terbebas dari masalah kesehatan,
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau
pengambil keputusannya adalah setiap petugas kesehatan yang melayani
pasien/klien (disebut petugas fungsional – dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan
lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya maupun yang
bertugas di Rumah Sakit dan sarana-sarana kesehatan lain.
§ Manajemen Unit/Organisasi Kesehatan, yaitu rangkaian proses pengambilan
keputusan-keputusan dalam menghadapi masalah yang menghambat atau
potensial menghambat kinerja unit/organisasi kesehatan. Misalnya masalah
tingginya absensi karyawan, masalah kurangnya dana/anggaran, masalah tidak
terawatnya peralatan, masalah tingginya kebocoran pendapatan, dan lain-lain.
Tujuannya adalah agar unit/organisasi terhindar atau terbebas dari masalah,
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau
pengambil keputusannya adalah para pimpinan unit/organisasi kesehatan –
Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya, Kepala Dinas Kesehatan dan staf
intinya, Direksi Rumah Sakit, Kepala Puskesmas, dan lain-lain.
§ Manajemen Sistem Kesehatan, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-
keputusan dalam menghadapi masalah yang menghambat atau potensial
menghambat kinerja sistem kesehatan di suatu wilayah. Misalnya masalah tidak
meratanya keberadaan tenaga kesehatan di suatu wilayah (kabupaten atau
kota atau provinsi, atau bahkan negara), masalah tidak berjalannya kerjasama
lintas sektor dalam mendukung pembangunan kesehatan di suatu wilayah,
Bahan untuk Seminar “Improving Health Through Information Technology”, Jakarta, 28 Maret 2007 3
masalah kurangnya koordinasi dan kerjasama antar-sarana kesehatan di suatu
wilayah, masalah terlalu tingginya pembiayaan kesehatan yang dikeluarkan
tunai (out of pocket) oleh masyarakat di suatu wilayah, dan lain-lain. Tujuannya
serupa, yaitu agar sistem kesehatan di wilayah tersebut terhindar atau terbebas
dari masalah, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam hal ini
pengambil keputusannya adalah mereka yang bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan sistem kesehatan di suatu wilayah – Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan staf intinya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan staf
intinya, serta Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya.
INFORMASI KESEHATAN DAN BANK DATA
Informasi kesehatan yang sangat esensial bagi manajemen kesehatan berasal dari
data kesehatan. Oleh karena itu, di setiap unit/organisasi kesehatan wajib hukumnya
untuk memiliki bank data. Ketiadaan bank data di suatu unit/organisasi kesehatan
mengindikasikan bahwa manajemen kesehatan di unit/organisasi kesehatan tersebut
masih belum memadai. Bank data apa saja yang harus dimiliki?
Di unit/organisasi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan jaringannya, Rumah
Sakit, Balai Kesehatan, dan lain-lain, harus tersedia bank data yang berisi data-data
individu pasien/klien dan data-data individu sumber daya (minimal tenaga,
keuangan, dan peralatan). Data individu pasien/klien (nama, alamat, usia, diagnosa,
tindakan/pelayanan, dan lain-lain) adalah butir-butir yang tercantum dalam catatan
medik/rekam medik setiap pasien. Data individu tenaga (nama, umur, pendidikan
/profesi, pangkat, masa kerja, dan lain-lain) adalah butir-butir yang tercantum
dalam biodata (arsip kepegawaian) setiap karyawan. Data keuangan (pendapatan,
biaya tetap, biaya variabel, piutang, modal kerja, dan lain-lain) adalah butir-butir
yang tercantum dalam catatan keuangan setiap periode (misalnya bulanan atau
triwulanan). Catatan-catatan tersebut dengan demikian haruslah diisi dengan benar
dan dipelihara dengan baik. Jika tidak, maka bank data akan berisi “sampah” yang
walaupun diolah dengan cara secanggih apa pun akan keluar “sampah” juga.
Keluaran yang buruk seperti ini sudah barang tentu akan menimbulkan keragu-
raguan dalam pengambilan keputusan, atau bahkan dapat menjerumuskan
manajer ke dalam pengambilan keputusan yang keliru, sehingga terganjal masalah
Bahan untuk Seminar “Improving Health Through Information Technology”, Jakarta, 28 Maret 2007 4
baru (alih-alih memecahkan masalah yang ada). Oleh karena itu, catatan-catatan
yang baik, benar, dan tertib merupakan modal bagi terciptanya bank data yang
baik. Hanya catatan-catatan yang telah baik, benar, dan tertiblah yang layak
diusung ke dalam perangkat teknologi informasi. Jika tidak, maka akan tetap
berlaku “Garbage In, Garbage Out” (GIGO).
PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
Jadi pendayagunaan teknologi informasi dalam mendukung manajemen kesehatan
adalah dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan data. Kinerja pengelolaan
data akan dapat ditingkatkan jika data yang tersedia adalah data yang berasal dari
catatan-catatan (rekaman) yang benar. Rekam medik pasien misalnya, harus diisi
dengan benar – jika diagnosa awal sewaktu pasien baru masuk Rumah Sakit ditulis
“febris”, maka jika nanti setelah pemeriksaan laboratorium ternyata pasien itu
menderita “demam berdarah”, rekam medik pasien tersebut harus segera diperbarui
(updated). Jika tidak, maka pada waktu menghitung jumlah pasien demam
berdarah, pasien tadi tidak akan terhitung. Atau jika semua pasien “febris” dihitung
sebagai pasien “demam berdarah” tentu tidak tepat. Mungkin hal ini tidak
berpengaruh terhadap manajemen pasien. Tetapi, jika itu terjadi pada berpuluh-
puluh atau bahkan beratus-ratus pasien, maka pengambilan keputusan dalam
manajemen Rumah Sakit akan menjadi kurang benar. Patut kiranya diingat bahwa
teknologi adalah sekedar alat. Segala sesuatunya akan kembali kepada “manusia
yang menggunakan alat” itu (man behind the gun).
Mencermati uraian tersebut di atas, dapatlah kiranya disimpulkan bahwa pendaya-
gunaan teknologi informasi dalam manajemen kesehatan yang utama adalah untuk
mengelola data dan informasi. Pengertian ini tidak terbatas kepada pengolahan dan
analisis data menjadi informasi saja, melainkan juga komunikasi data dan informasi
tersebut. Oleh karena itu, banyak pakar menyebutnya teknologi informasi dan
komunikasi – TIK (information and communication technology – ICT). Jadi, jika saat
ini Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, dan Departemen Kesehatan mulai
dilengkapi dengan perangkat teknologi informasi (komputer dan sarana jaringannya)
tidak lain adalah sebagai upaya meningkatkan manajemen kesehatan. Puskesmas
dan Rumah Sakit dikomputerisasi dalam rangka meningkatkan ketepatan
Bahan untuk Seminar “Improving Health Through Information Technology”, Jakarta, 28 Maret 2007 5
pengambilan keputusan dalam manajemen pasien/klien dan manajemen unit/
organisasi pelayanan-pelayanan kesehatan tersebut. Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Departemen Kesehatan dikomputerisasi adalah
dalam rangka meningkatkan ketepatan pengambilan keputusan, khususnya dalam
manajemen unit/organisasi kantor Dinas dan Departemen serta manajemen Sistem
Kesehatan (Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, Sistem Kesehatan Provinsi, dan Sistem
Kesehatan Nasional).
Kalau Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain memperoleh data dari
catatan-catatan yang dipunyai, hal yang sedikit berbeda terjadi pada Dinas
Kesehatan dan Departemen Kesehatan. Untuk manajemen unit/organisasi kantor,
memang Dinas Kesehatan dan Departemen Kesehatan juga mengandalkan catatan-
catatan yang dipunyai. Tetapi untuk keperluan manajemen Sistem Kesehatan
(wilayah), Dinas Kesehatan dan Departemen Kesehatan sangat tergantung kepada
masukan data dari unit-unit/organisasi-organisasi kesehatan strata di bawahnya.
Departemen Kesehatan sangat tergantung kepada komunikasi data dengan Dinas-
dinas Kesehatan Provinsi, sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi sangat tergantung
kepada komunikasi data dengan Dinas-Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sangat tergantung kepada
komunikasi data dengan Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana-sarana kesehatan
lain. Untuk itu, maka perlu dibangun suatu jaringan online (intranet dan internet)
yang menghubungkan simpul-simpul tersebut, agar komunikasi data dapat
berlangsung secara cepat. Hubungan antara berbagai simpul (unit/organisasi
kesehatan) dapat dilihat secara sederhana dalam Gambar berikut.
Gambar (terlampir)
Namun demikian disadari bahwa penggunaan jaringan online yang memerlukan
investasi cukup besar itu, kurang efisien jika digunakan hanya untuk komunikasi
data. Oleh karena itu, sambil mengembangkan bank-bank data dan komunikasi
data/informasinya, perlu dikembangkan pemanfaatan-pemanfaatan lain terhadap
jaringan online yang dibangun. Misalnya saja: (1) Executive Information, di mana para
Bahan untuk Seminar “Improving Health Through Information Technology”, Jakarta, 28 Maret 2007 6
manajer dapat berkonsultasi langsung dengan manajer di strata atasnya (Kepala
Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi kepada Menteri Kesehatan); (2) Teleconference, di mana
seorang manajer bisa menyelenggarakan rapat jarak jauh dengan anak buahnya
(Direksi Rumah Sakit dengan para Kepala Instalasi, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan para Kepala Puskesmas di wilayahnya, atau Menteri
Kesehatan dengan para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi); (3) Long-distance
Learning, di mana Pusdiklat Kesehatan atau Balai-balai Pelatihan Kesehatan dapat
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan jarak jauh (tanpa harus hadir di kelas) untuk
petugas-petugas kesehatan; (4) Web-based Networking, di mana setiap unit/
organisasi kesehatan dapat berbagi (sharing) data dan informasi menggunakan situs-
situs atau website; (5) Telemedicine, di mana Rumah Sakit dapat melakukan
diagnosa dan bahkan terapi (prescribing & dispensing) jarak jauh untuk pasiennya
atau sebuah Rumah Sakit dapat berkonsultasi jarak jauh dengan Rumah Sakit
rujukannya (karena citra hasil rontgen pun dapat dikirim melalui jaringan online).
RENCANA KE DEPAN
Dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2006-2009 disebutkan
adanya empat Strategi Utama, yaitu: (1) Menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, (2) Meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas, (3) Meningkatkan sistem surveilans,
monitoring, dan informasi kesehatan, (4) Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Keempat Strategi Utama ini kemudian dijabarkan ke dalam 17 Sasaran, di mana
Sasaran ke-14 berbunyi: “Terwujudnya sistem informasi kesehatan yang evidence
based di seluruh Indonesia.” Hal ini berarti bahwa pada akhir tahun 2009, telah
tersedia dan dimanfaatkannya data dan informasi kesehatan secara akurat, tepat,
dan cepat, dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam
manajemen kesehatan (pengambilan kebijakan/keputusan bidang kesehatan) di
Kabupaten/ Kota, Provinsi, dan Departemen Kesehatan. Indikatornya adalah: Seluruh
Kabupaten/Kota telah terhubung melalui jaringan online dengan Provinsi dan
Departemen Kesehatan serta memanfaatkannya secara optimal.
Bahan untuk Seminar “Improving Health Through Information Technology”, Jakarta, 28 Maret 2007 7
Sasaran ke-14 ini merupakan titik tolak bagi penyusunan Rencana Program
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) tahun 2007-2009.
Dalam Rencana Program ini sasaran ke-14 tadi akan dicapai secara bertahap,
dengan target tahunan sebagai berikut:
§ Tahun 2007: 60% Kabupaten/Kota, 100% Rumah Sakit Pusat, dan 100% Provinsi
telah terhubung dan memanfaatkan secara minimal jaringan online ke
Departemen Kesehatan.
§ Tahun 2008: 90% Kabupaten/Kota, 100% Rumah Sakit Pusat, 60% Rumah Sakit
Daerah, 60% Balai Besar milik Pusat, dan 100% Provinsi telah terhubung dan
memanfaatkan secara optimal jaringan online ke Departemen Kesehatan.
§ Tahun 2009: Seluruh Kabupaten/Kota, Rumah Sakit Pusat, Rumah Sakit Daerah,
dan Provinsi telah terhubung dan memanfaatkan secara optimal jaringan online
ke Departemen Kesehatan.
Yang dimaksud dengan memanfaatkan secara minimal (tahun 2007) adalah:
§ Komunikasi Data: beberapa penyakit dan masalah potensial Kejadin Luar Biasa,
kinerja keuangan, dan tenaga kesehatan strategis (mis: dokter dan bidan PTT).
§ Informasi Eksekutif: konsultasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang masalah-
masalah mendesak, dan umpan-balik Dinas Kesehatan Provinsi dan atau
Departemen Kesehatan.
§ E-procurement: informasi atau pengumuman tentang lelang-lelang (tender) yang
diselenggarakan oleh jajaran kesehatan.
§ Pemantauan dan Evaluasi Perkembangan Desa Siaga dan Pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan oleh Kabupaten/Kota.
§ Uji-coba Teleconference: antar-Pejabat Departemen Kesehatan Pusat, antara
pejabat Departemen Kesehatan Pusat dengan pejabat-pejabat Daerah.
Sedangkan yang dimaksud pemanfaatan optimal (tahun 2008 dan 2009) adalah:
§ Komunikasi Data: semua data esensial yg diperlukan untuk manajemen
kesehatan.
§ Informasi Eksekutif dan Teleconference.
Bahan untuk Seminar “Improving Health Through Information Technology”, Jakarta, 28 Maret 2007 8
§ E-procurement: secara penuh, baik pengumuman lelang maupun pengadaannya.
§ Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Desa Siaga dan Pelaksanaan SPM
Bidang Kesehatan.
§ Uji-coba pemanfaatan jaringan online secara maksimal, seperti: Long-distance
Learning, Web-based Networking, dan Telemedicine.
PENUTUP
Demikian uraian secara ringkas tentang pendayagunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam manajemen kesehatan. Apa yang dapat dilakukan oleh
Departemen Kesehatan hanyalah sampai di tingkat Kabupaten/Kota. Dengan
demikian diperlukan kerjasama dari para Bupati/Walikota dan DPRD untuk dapat
membiayai pengembangan jaringan online antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan Puskesmas serta sarana-sarana kesehatan lain, menggunakan anggaran
setempat (APBD).
Walaupun hanya sampai tingkat Kabupaten/Kota, tetapi mengingat begitu banyak-
nya Kabupaten/Kota di Indonesia (lebih dari 400), tentu Departemen Kesehatan
memerlukan dana yang tidak sedikit pula dalam rangka Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Untuk itu, dukungan dan kerjasama dari
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), khususnya DPR dan Departemen
Keuangan, sangat diharapkan.
***
DITJENYANMED
DITJENBINKESMAS
DITJENPPM-PL
SEKJEN(BIRO+PUSAT)
ITJENBADAN2
BankData
DINKESKAB/KOTA
(Bank Data)
RS
Pusk
PuskUPT
DINKES PROP(Bank Data)
UPTRS
Pusdatin
Gambar: Konfigurasi Jejaring KomputerSistem Informasi KesehatanNasional (SIKNAS)
DEPKES
DIBANGUN DEPKES
DIBANGUN DAERAH
DITJENBINFAR &
ALKES
BAMBANG H17