obat cotrimoxazole, sulfadoksin + pirimetamin

7
1. Cotrimoxazole 1.1 Deskripsi Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5 : 1. Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena menghambat pada dua tahap biosintesa asam nukleat dan protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spektrum aktivitas luas dan efektif terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif, misalnya Streptococci, Staphylococci, Pneumococci, Neisseria, Bordetella. Klebsiella, Shigella dan Vibrio cholerae. Cotrimoxazole juga efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. influenzae, E. coli, P.mirabilis, P.vulgaris dan berbagai strain Staphylococcus. 1.2 Komposisi Tiap tablet mengandung 80 mg trimetoprim dan 400 mg sulfametoksazol. 1.3 Indikasi / Kegunaan Indikasi Cotrimoxazole adalah : Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp, Enterobacter sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris. Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae. Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae. Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei. Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii. Diare yang disebabkan oleh E. coli. 1.4 Kontraindikasi Cotrimoxazole sebaiknya tidak diberikan pada penderita : Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi ginjal, wanita hamil, wanita menyusui, bayi prematur atau bayi berusia dibawah 2 bulan.

Upload: resty-wahyu-veriani

Post on 26-Nov-2015

513 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

added on March 11th, 2014

TRANSCRIPT

  • 1. Cotrimoxazole

    1.1 Deskripsi

    Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan kombinasi sulfametoksazol dan

    trimetoprim dengan perbandingan 5 : 1. Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang

    besar karena menghambat pada dua tahap biosintesa asam nukleat dan protein yang sangat

    esensial untuk mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spektrum aktivitas luas dan efektif

    terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif, misalnya Streptococci, Staphylococci,

    Pneumococci, Neisseria, Bordetella. Klebsiella, Shigella dan Vibrio cholerae. Cotrimoxazole

    juga efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. influenzae, E. coli,

    P.mirabilis, P.vulgaris dan berbagai strain Staphylococcus.

    1.2 Komposisi

    Tiap tablet mengandung 80 mg trimetoprim dan 400 mg sulfametoksazol.

    1.3 Indikasi / Kegunaan

    Indikasi Cotrimoxazole adalah :

    Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp,

    Enterobacter sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris.

    Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.

    Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan

    Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.

    Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.

    Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.

    Diare yang disebabkan oleh E. coli.

    1.4 Kontraindikasi

    Cotrimoxazole sebaiknya tidak diberikan pada penderita :

    Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi ginjal, wanita hamil,

    wanita menyusui, bayi prematur atau bayi berusia dibawah 2 bulan.

  • Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat.

    Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap trimetoprim dan obat-obat golongan

    sulfonamida.

    1.5 Efek Samping

    Efek samping cotrimoxazole adalah:

    Efek samping jarang terjadi pada umumnya ringan, seperti reaksi hipersensitif/alergi,

    ruam kulit, sakit kepala dan gangguan pencernaan misalnya mual, muntah dan diare.

    Leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik, diskrasia darah.

    Walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau

    darah seperti sindrom Steven Johnson, toxic epidermal, necrosis fulminant, hepatic

    necrosis dan diskrasia darah lainnya.

    1.6 Dosis

    Dosis untuk penggunaan cotrimoxazole adalah sebagai berikut.

    6 minggu 6 bulan:

    120 mg, 2 kali sehari.

    6 bulan 6 tahun:

    240 mg, 2 kali sehari.

    6 12 tahun:

    480 mg, 2 kali sehari.

    Dewasa dan anak diatas 12 tahun:

    960 mg, 2 kali sehari

    1.7 Sediaan

    Sediaan dari cotrimoxazole dapat berupa sirup dan tablet.

    1.8 Cara Kerja Obat

    Cotrimoxazole merupakan kombinasi obat sulfamethoxazole dan trimetoprim dimana

    kedua obat ini bekerja secara sinergis menjadi bactericidal.

  • Mekanisme aksi Cotrimexazole ada 2:

    Sulfamethoxazole: karena kesamaan struktural dengan PABA(p-aminobenzoic),

    sulfonamides bersaing untuk mengikat dengan enzim folat sintetase = inhibisi kerja

    enzim. Akibatnya, terjadi defisiensi asam folat dalam organisme. Sel manusia

    mendapatkan asam folat dari luar/makanan - bakteri harus mensintetis asam folat mereka

    sendiri, sehingga mereka tidak terpengaruh.Obat ini adalah bakteriostatik(menghambat

    pertumbuhan bakteri).

    Trimethoprim

    Menghambat metabolisme asam folat, pada saat pengubahan asam dihydrofolat ke

    tetrahydrofolat dengan menghambat enzim DHFR (dihydrofolat reduktase). Dengan

    demikian, lokasi aksi trimethoprim adalah langkah berikutnya setelah obat sulfonamid

    bekerja. DHFR pada manusia adalah 50000 kali kurang sensitif terhadap aksi

    trimethoprim. Trimethoprim juga bateriostatik.

    Skema cara kerja/mekanisme obat cotrimoxazole:

    .

  • 2. Sulfadoksin + Pirimetamin

    Sulfadoksin-pirimetamin merupakan obat anti malaria golongan anti-folat. Sulfadoksin

    merupakan golongan yang terdiri dari sulfanomid, sedangkan pirimetamin golongan diamino-

    pirimidin. Obat kombinasi ini memiliki:

    a. Spektrum aktifitas obat

    - Skintosida jaringan:

    Pirimetamin diduga mempunyai efek dan bekerja pada stadium eksoeritroser di hati.

    - Skintosida darah:

    Sulfadoksin-pirimetamin efektif terhadap parasit malaria terutama P. Falciparum

    2.1 Indikasi

    Indikasi penggunaan kombinasi obat sulfadoksin-pirimetamin adalah untuk malaria

    falciparum di daerah yang belum tersedia obat kombinasi artesunat dan amodiakuin.

    2.2 Kontraindikasi

    Kontraindikasi penggunaan kombinasi obat sulfadoksin+pirimetamin adalah penderita

    dengan hipersensitif terhadap sulfa atau pirimetamin, gangguan fungsi ginjal dan/atau gangguan

    fungsi hati yang berat, bayi, wanita hamil, dan menyusui.

    2.3 Efek Samping

    Efek samping yang mungkin timbul adalah: mual, muntah, sakit kepala, gangguan tidur

    (insomnia), gangguan penglihatan hemolisis (pada penderita G6PD), granulositosis,

    granulositopenia, anemia aplastik dan trombositopenia. Nekrosis hari dapat terjadi 3-5 hari

    sesudah pengobatan. Kelainan hati ini dapat menjadi fatal karena terjadi acute yellow athropy.

  • 2.4 Dosis

    Kombinasi obat ini diberikan dengan dosis tunggal berdasarkan dosis sulfadoksin 25

    mg/kgBB atau pirimetamin 1,25 mg/kgBB (dosis maksimal dewasa 3 tablet).

    2.5 Cara Kerja Obat

    Pirimetamin bekerja sebagai inhibitor enzim dihidrofolat reduktase (enzim ini berfungsi

    dalam perubahan asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat) sehingga parasit menjadi tidak

    mampu membentuk asam tetrahidrofolat, selanjutnya tidak mampu melanjutkan sizogoni dan

    akhirnya difagositosis.

    Sulfadoksin bekerja sebagai kompetitor PABA dalam memperebutkan enzim

    dihidropteroat sintertase, sehingga pembentukan asam dihidropteroat dari dihidroperidin menjadi

    terganggu.

  • Tugas Farmakologi 2

    Obat Cotrimoxazole, Sulfadoksin + Pirimetamin

    Disusun oleh:

    Harentya Suci S (04121004059)

    Haritsa B (04121004060)

    Febri Rusdi (04121004061)

    Meilani (04121004062)

    Gabriela Maretta (04121004063)

    Fina Rahma H (04121004064)

    Resty Wahyu V (04121004065)

    Dosen Pembimbing:

    dr. Debby H Harahap, M.Kes

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2014