nomor : 26.001/e/pksdm/kompas.€¦ · seluruh aktifis divisi kawani lsm kompas, yakni: (1)...
TRANSCRIPT
Nomor : 26.001/E/PKSDM/KOMPAS.
Lampiran : 1 (satu) paket Proposal.
Perihal : Permohonan Kerjasama dan Bantuaan Sponsorship.
Kepada Yth.
.................................................................
.................................................................
di-
Tempat.
Salam Pemberdaya... !!!
Disampaikan dengan hormat, sehubungan dengan digulirkannya PROGRAM
PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA), untuk menunjukan komitmen
dalam memajukan ekonomi rakyat yang bertujuan sebagai tigger agar semakin kokohnya
warung tradisional dalam menghadapi cengkraman para kapitalisme global.
Workshop Peningkatan Skala UKM/UMKM, Pelatihan Dasar Pengelolaan Usaha, Pelatihan
Akuntansi Dasar untuk UMKM dan Bantuan Permodalan Usaha serta Pendampingan
Pengelolaan Usaha diberikan kepada peserta dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten
Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Untuk suksesi program ini, kami mengajak Instansi
Pemerintah dan Dunia Usaha se-Bandung Raya agar dapat berpartisipasi aktif mendukung
acara ini dengan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan sebagai bentuk kepedulian
dan respon sosial.
Demikian disampaikan, besar harapan kami mendapat respon positif dari Bapak/Ibu
Pimpinan Instansi dan Badan Usaha. Sambil menunggu petunjuk dan konfirmasi serta
tindaklanjut positif, atas bantuan, partisipasi dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Cimahi, 24 September 2018
Hormat kami,
KORNAS LSM KOMPAS
( FAJAR BUDHI WIBOWO, M.Si )
Koordinator Umum
Untuk Informasi lebih lanjut, hubungi : 0815 5443 8375 – 0857 9586 1888
PROGRAM PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA)
MELALUI PENGORGANISASIAN PELAKU USAHA EKONOMI RAKYAT
SEBAGAI UPAYA PENYELAMATAN WARUNG DAN PASAR TRADISIONAL
PENDAHULUAN
Kemiskinan dan keterbelakangan, pada saat ini masih merupakan persoalan rakyat dan
bangsa, yang belum juga ditemukan jalan keluarnya secara jitu – masih diperlukan strategi
dan kerja benar untuk menjawab persoalan tersebut. Proses reformasi yang berlangsung sejak
1998, dirasakan belum memberikan perbaikan yang signifikan, Kami (LSM KOMPAS) hadir
untuk memperlihatkan komitmen yang besar untuk memajukan ekonomi rakyat membuka
jalan bagi makin kokohnya pasar dan warung tradisional serta menangkis kuatnya dari
cengkraman kapitalisme global.
Masalah kemiskinan dan keterbelakangan, tidak dapat hanya dilihat sebagai masalah
kesempatan dan pendidikan, melainkan juga berkait dengan sistem perekonomian, yang
dalam kenyataan memang masih belum sepenuhnya berpihak pada msyarakat bawah, yaitu
rakyat. Dalam krisis dan dalam kondisi dimana kemampuan negara mengalami kemerosotan,
masyarakat justru mampu bertahan dalam kegiatan usaha di sektor kecil dan menengah, baik
formal ataupun informal.
Dalam keadaan krisis nasional maupun internasional, sangat terlihat bahwa usaha kecil dan
menengah menunjukan ketangguhannya – karena relatif tidak terguncang, bahkan terbukti
mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Ketika perekonomian nasional
tumbuh lebih dari 5 % (2017), sekitar 2,4% disumbangkan oleh aktivitas usaha di sektor kecil
dan menengah. Pergerakan ekonomi rakyat di bidang pertanian, perkebunan, peternakan,
kehutanan dan perikanan, sekitar 86% usaha kecil, 9% usaha menengah dan sisanya usaha
besar. Sementara itu, pogram dukungan pemerintah, antara lain melalui kredit, dapat
dikatakan belum sepenuhnya berjalan: dari sekian banyak UKM, hanya sekitar 17,7% yang
berusaha mengakses kredit perbankan. (Contribution of MSMEs Credits in EIA to National’s
MSMEs Credits)
Kenyataan posisi dan kondisi, ekonomi rakyat, antara lain UMKM tersebut, tentu saja
membawa suatu harapan baru, dan karenanya dibutuhkan suatu upaya yang sedemikian rupa
mampu memberikan dukungan bagi pertumbuhan UKM. Memperkuat UKM, pada dasarnya
akan menjadi bagian penting bagi penguatan ekonomi nasional, karena selain menyerap
tenaga kerja, kegiatan usaha di sektor kecil dan menengah, akan menjadi picu bagi
pertumbuhan ekonomi. Memungkinkan ekonomi rakyat berkembang dengan pesat dan kuat,
merupakan suatu kemutlakan, jika bangsa ini ingin tumbuh berkembang dan memiliki
kekuatan nasional yang dapat diperhitungkan.
Diperlukan bukan saja kebijakan, tetapi suatu sistem pendukung, yang diharapkan dapat ikut
mendorong pertumbuhan UMKM yang kuat dan berorientasi pada produktivitas, kemajuan
dan pada gilirannya eksport. Keterlibatan berbagai pihak, dipandang penting, terutama untuk
mengembangkan program-program yang lebih sesuai dengan kebutuhan riil UMKM – bukan
sekedar proyek yang justru menguntungkan pihak “pemberi bantuan”. Dalam kaitan inilah
sangat penting artinya upaya pengorganisasian UMKM, sebagai bagian dari usaha
memperkuat posisi dan kondisi UMKM.
Gambar besar strategi pembangunan nasional memperlihatkan belum begitu memperhatikan
atau kurangnya perhatian pada pengembangan ekonomi rakyat. Padahal sudah sangat jelas
konstitusi menyatakan bahwa tujuan berbangsa dan bernegara adalah untuk:
1. Melindungi warga negara
2. Mewujudkan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Konstitusi juga telah menekankan suatu garis politik yang jelas mengenai strategi ekonomi
nasional, yakni pemihakan pada ekonomi rakyat, dan tidak memberikan kesempatan pada
pertumbuhan ekonomi raksasa, sebagaimana yang dikembangkan oleh Orde Baru, melalui
fasilitasi bisnis skala besar yang justru memarjinalisasi ekonomi rakyat.
Penguatan ekonomi rakyat, tentu saja bukan dimaksudkan sebagai sikap anti kemajuan,
melainkan suatu strategi yang hendak tumbuh dari bawah dan tumbuh bersama rakyat.
Pilihan ini disadari benar dan dimaksudkan sebagai suatu langkah mendasar untuk mengubah
struktur kolonial, menjadi struktur nasional, yang lebih ramah kepada rakyat, dan
memberikan tempat terhormat pada rakyat untuk dapat tumbuh berkembang secara merdeka
di tanah airnya sendiri.
Oleh sebab itulah, penguatan ekonomi rakyat, atau dalam konteks ini, penguatan UMKM,
haruslah menjadi suatu gerakan ekonomi, sekaligus gerakan politik. Sebagai gerakan
ekonomi dimaksudkan untuk dapat membangun fondasi ekonomi nasional yang kokoh, yang
berbasis sumberdaya nasional dan memiliki produktivitas yang tinggi. Sebagai gerakan
politik dimaksudkan untuk mengubah strategi pembangunan nasional, dan juga strategi
pembangunan daerah, agar lebih berpihak pada ekonomi rakyat.
(Oleh : Fajar Budhi Wibowo, M.Si)
LATAR BELAKANG
Pengorganisasian rakyat dalam kerangka pemberdayaan dan penguatan ekonomi rakyat
merupakan suatu keharusan sejarah. Inti dari keseluruhan proses pengorganisasian adalah
membangun kekuatan, kekuatan rakyat, dan dengan sendirinya membangun kekuatan
ekonomi dan politik. Pengorganisasian dengan demikian, bukan suatu praktek karitatif, bukan
praktek yang didasarkan pada belas kasihan, melainkan suatu praktek yang dilandasi pada
nilai dan semangat “kemerdekaan”, atau memerdekakan rakyat, memerdekakan ekonomi
rakyat, agar dapat terbebas dari belenggu ekonomi yang menindas.
Pengorganisasian bukan jenis kerja proyek. Bukan jenis mobilisasi massa, untuk kepentingan
politik jangka pendek. Pengorganisasian adalah langkah jangka panjang, yang tidak lain ingin
membangun kesadaran baru di kalangan massa rakyat dan sekaligus memadukan kesadaran-
kesadaran yang ada menjadi kesadaran bersama dan langkah bersama. Oleh sebab itu,
pengorganisasian bukan suatu sikap netral, melainkan sikap berpihak pada rakyat.
Pengorganisasian merupakan bagian penting dari sebuah proses perlawanan, melalui
pemberdayaan rakyat.
Dalam proses pengorganisasian, tugas pokok organiser atau aktivis yang mengorganisasikan
rakyat, tidak lain dari memenangkan hati dan pikiran rakyat. Memenangkan hati, bermakna
organiser harus mampu meyakinkan rakyat, dengan tindakan nyata, keteladanan dan budi
baik. Oleh sebab itu, kualitas pribadi seorang organiser akan sangat menentukan. Tentu saja
seorang organiser bukanlah seorang moralis, bukan orang yang sok suci, melainkan orang
dengan kualitas bersedia bekerja untuk rakyat dan bersedia berkorban untuk rakyat. Dalam
situasi sulit, organiser harus mampu memperlihatkan kepada rakyat, kualitasnya sebagai
manusia pilihan, yakni bersedia berdiri di depan, membela rakyat dan mengutamakan
kepentingan rakyat.
Secara umum kita menyebutkan empat tugas pokok dari seorang organiser, yakni: (1) terus-
menerus melakukan penyelidikan atas problem-problem rakyat, dan membuat rumusan yang
jelas, tegas, dan berpihak, terutama untuk membuka peta kekuatan: siapa yang mendukung
dan siapa yang tidak mendukung gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat; (2) dengan tanpa
keraguan sedikitpun, bersedia terjun ke rakyat, bergabung bersama rakyat, dan bahkan
berintegrasi; (3) tangkas dan cekatan membuat rumusan tuntutan politik berdasarkan
penderitaan yang dialami rakyat; dan (4) menjaga sikap dan tindakan, terutama untuk
mengamalkan prinsip satunya kata dan perbuatan. Tidak terelakkan seorang aktifis Divisi
Kawani LSM KOMPAS, yang ditugaskan menjadi organiser rakyat, untuk menjauhi apa
yang tidak disukai rakyat dan menjalankan apa yang disukai rakyat.
MAKSUD DAN TUJUAN
Suatu proses pengorganisasian UMKM, merupakan bagian dari proses pengorganisasian
rakyat, pada dasarnya adalah kegiatan membantu, mengarahkan, mendukung terhadap
individu/ kelompok masyarakat miskin dalam merumuskan masalah, merencanakan program,
melaksanakan, dan melestarikan program yang dilakukannya. Proses pengorganisasian, tidak
sekedar mendorong kemampuan individu, atau kelompok, melainkan juga
mentransformasikan kemampuan usaha tersebut menjadi kekuatan ekonomi rakyat, dan pada
gilirannya menjadi kekuatan politik untuk perubahan.
Terdapat banyak pengalaman dalam proses pengorganisasian UMKM, yang menunjukan
kegagalan. Pengalaman tersebut penting untuk dikaji bersama, dan ditemukan faktor kunci
yang menyebabkan proses pengorganisasian tidak mencapai hasil yang diharapkan. Kita
melihat bahwa salah satu faktor kunci yang ikut menyumbang kegagalan proses
pengorganisasian adalah ditempatkannya program pengorganisasian UMKM sebagai proyek,
bukan sebagai gerakan. Sebagai sebuah proyek, maka upaya berhenti manakala proyek
berhenti. Dalam skema proyek, tidak ada kemandirian, keswadayaan dan militansi, yang ada
adalah mentalitas ”aji mumpung”. Proyek bersifat sementara. Padahal salah satu prasyarat
penting yang diperlukan bagi keberhasilan pemberdayaan UMKM adalah adanya
pengorganisasian yang mandiri dan berkelanjutan.
Untuk mengembangkan suatu program pengorganisasian yang sistematis, terencana,
berkelanjutan dan mampu mentransformasikan diri menjadi salah satu pilar gerakan, terdapat
dua masalah utama yang kerap muncul, yakni:
Pertama, masalah kualifikasi kemampuan organiser untuk dapat memberikan konsultasi dan
asistensi kepada UMKM sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Kualitas organiser yang
diperlukan, bukan sekedar mau akan tetapi juga mampu. Dengan demikian, organiser harus
memiliki pemahaman minimal mengenai persoalan-persoalan yang dihadapi oleh UMKM
untuk tumbuh dan berkembang, dan juga memahami mengenai jaringan UMKM, sehingga
memiliki kemampuan untuk memediasi UMKM.
Kedua, masalah ketersediaan anggaran untuk membiayai operasionalisasi proses
pengorganisasian. Masalah pembiayaan kegiatan pengorganisasian, dapat menjadi masalah
tersendiri, jika tidak dikelola dengan baik. Skema proyek yang dilakukan oleh pemerintah,
pada dasarnya juga menghadapi problem serupa. Oleh sebab itulah, ketika anggaran proyek
habis, maka program pemberdayaan juga tutup buku alias berakhir. Organisasi dalam konteks
ini harus memikirkan suatu strategi khusus untuk mengembangkan sumberdaya dalam rangka
pembiayaan proses pengorganisasian. Namun demikian, organiser yang berkualitas pada
dasarnya harus mampu: (1) mengusahakan secara mandiri pembiayaan untuk aktivitas
pengorganisasiannya; dan (2) mendorong munculnya kader lokal, dari kalangan UMKM
sendiri, sehingga lebih efisien dan dapat dibiayai sendiri oleh UMKM.
Kami melihat terdapat tiga peran penting organisator (organiser), yakni: Pertama,
mengorganisir rakyat miskin, kelompok-kelompok usaha mikro, kecil dan menengah,
terutama untuk: (1) meningkatkan produktivitas mereka; dan (2) meningkatkan akses
terhadap pasar. Secara pokok organiser harus mendorong terjadinya peningkatan
produktivitas dan secara kongkrit mendorong peningkatan pendapatan UMKM, sehingga
terjadi peningkatan kualitas hidup. Kedua, melakukan pengorganisasian yang mengarah pada
pengembangan jaringan UMKM yang pada gilirannya menjadi penyangga ekonomi nasional.
Ketiga, melakukan pengorganisasian dalam rangka meningkatkan kualitas produksi UMKM,
agar memiliki kemampuan memasuki pasar global, sehingga mampu mendongkrak
produktivitas nasional.
Penting untuk disadari bahwa bagaimana pun UMKM tidak berada di ruang hampa. UMKM
hidup dalam suatu sistem ekonomi nasional, yang saat ini makin terintegrasi dengan sistem
ekonomi dunia. Banjir barang dari luar, merupakan bagian dari bukti bahwa Indonesia bukan
negeri tertutup, dan dengan demikian harus mampu bersaing dengan kekuatan global. Yang
menjadi masalah adalah apabila ekonomi rakyat dalam situasi dan kondisi yang serba terbatas
dipaksa untuk bertarung dengan kekuatan global. Dapat dibayangkan apa jadinya jika produk
UMKM harus berkompetisi dengan barang-barang impor yang sangat murah dan berkualitas?
Pengorganisasian UMKM dengan demikian harus senantiasa meletakkan upaya
pemberdayaan UMKM dalam suatu konteks ekonomi nasional dan ekonomi global. Oleh
sebab itu, pemberdayaan UMKM harus dilakukan pada dua level sekaligus, secara simultan,
yakni: Pertama, pada level pelaku UMKM, diupayakan suatu proses memperkuat, sehingga
produktivitas meningkat dan berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku UMKM; dan
Kedua, pada level kebijakan, perlu adanya dorongan agar terjadi perubahan sehingga
pemerintah mengembangkan suatu skema perlindungan dan pelayanan (melindungi dan
melayani). Melindungi dalam arti memberikan proteksi yang diperlukan, agar produk
UMKM tidak dibiarkan bertarung dalam pasar bebas. Melayani dalam arti memberikan
fasilitas yang diperlukan UMKM, seperti akses sarana produksi, permodalan dan teknologi.
HARAPAN
Kami berharap perubahan kebijakan dapat mendorong adanya kebijakan khusus bagi UMKM,
dengan arah utama: Pertama, mengupayakan pengembangan UMKM, khususnya usaha skala
mikro dalam rangka peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpendapatan
rendah atau meningkatkan pendapatan rakyat miskin; Kedua, menyederhanakan perijinan dan
memperluas akses kepada sumber permodalan, dan sejauh mungkin mengembangkan skema
permodalan yang lebih mudah bagi UMKM; Ketiga, memperluas dan meningkatkan kualitas
intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha teknologi, manajemen, pemasaran
dan informasi. Pada prinsipnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus mengarah pada
upaya menumbuhkan dan melindungi UMKM. Di sisi yang lain, harus dihindari suatu pola
proyek dalam kebijakan, karena itu pula kontrol dari kekuatan-kekuatan prodemokrasi, amat
perlu.
Bilamana kita melihat gambaran program nasional diberbagai sumber, memperlihatkan
bahwa adanya peluang yang besar bagi rakyat untuk memanfaatkan fasilitas negara, untuk
dapat tumbuh dan berkembang. Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana rakyat dapat
mengakses informasi dan kebijakan tersebut? Disinilah peran penting dari organisasi dan
seluruh aktifis Divisi Kawani LSM KOMPAS, yakni: (1) memungkinkan suatu perubahan
kebijakan, agar lebih pro pada rakyat (pro poor); dan (2) memungkinkan suatu
pengorganisasian UMKM, dalam kerangka memperkuat, sehingga UMKM menjadi suatu
gerakan ekonomi, yang sekaligus mengontrol kinerja pemerintah dalam upaya memperkuat
posisi dan kondisi UMKM.
Kita berpandangan bahwa organiser, selayaknya mendorong sinergi tiga komponen utama,
yakni: rakyat (melalui organisasi), parlemen (melalui fraksi) dan pemerintah (misalnya, kader
yang menjadi pimpinan di daerah). Organiser, harus mampu mengarahkan kerja-kerja
organisasi agar lebih terarah dan tertata, dan di sisi lain, mendorong rakyat agar
menggunakan jalur organisasi untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Memang hal ini tidak
mudah dilakukan, karena membutuhkan syarat kualitas kinerja organisasi. Tanpa kinerja
organisasi yang benar-benar mengakar dan kongkrit, sulit rasanya membangun kepercayaan
rakyat pada organisasi. Program pengorganisasian UMKM yang tidak diikuti oleh proses
pembenahan organisasi, sama artinya dengan “kekeliruan”, karena keberdayaan rakyat, atau
meningkatnya kemampuan rakyat, yang tidak diikuti oleh meningkatnya kemampuan
organisasi dalam memfasilitasi dan memperjuangkan kepentingan rakyat, justru akan
mendorong rakyat untuk mencari organisasi lain.
Pada intinya kita berpandangan bahwa upaya pengorganisasian UMKM, harus menjadi
bagian integral dari pembenahan organisasi organisasi, jika organisasi benar-benar ingin
berkuasa. Dan penting untuk disadari bahwa posisi organisasi sebagai oposisi dan organisasi
sebagai pemenang (pemegang kekuasaan), amat berbeda dalam karakter dan kerja. Di daerah-
daerah dimana organisasi menang, maka prilaku sebagai pemenang yang dimunculkan.
Sebagai pemenang, organisasi harus mengembangkan “ilmu pasang” dan bukan “ilmu
bongkar” (sebagai oposisi). Dengan demikian organisasi harus dapat menunjukan kepada
rakyat bahwa organisasi mau bekerja dan sanggup memberikan yang terbaik pada rakyat.
Dalam konteks pengorganisasian UMKM, untuk daerah-daerah dimana organisasi berkuasa,
maka yang penting dilakukan adalah membangun sinergi, agar antara proses
pengorganisasian, kebijakan dan pelayanan yang diberikan pemerintah berjalan secara
sinergis. Hasil dari kesemuanya itu adalah peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bermakna
pula meningkatnya kualitas bangsa.
POKOK PERMASALAHAN
Pentingnya menjaga eksistensi warung tradisional, dengan bermunculannya toko-toko
modern seperti minimarket dan supermarket di tengah-tengah masyarakat, sudah sedemikian
pesat bak jamur yang tumbuh di kala musim hujan tiba. Yang pada mulanya hanya di wilayah
perkotaan dan menyasar segmen kelas ekonomi menengah ke atas, kini, keberadaan toko
modern sudah menggurita hingga ke pelosok perdesaan dan mengincar kalangan masyarakat
desa yang mayoritas dari kalangan ekonomi ke bawah. Hal ini tentunya dapat mengancam
eksistensi warung tradisional yang terlebih dahulu hadir di masyarakat.
Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sekitar 46 juta jiwa, tentunya menjadi daya
tarik tersendiri bagi para pelaku usaha toko modern untuk membuka gerai mereka hingga ke
pelosoknya. Oleh karena itu, sekarang ini banyak toko modern di wilayah perdesaan di Jawa
Barat yang turut serta meramaikan perekonomian di desa tersebut. Dengan beragam
kelebihan yang ditawarkan, seperti kondisi yang nyaman, harga kompetitif, serta produk
yang lengkap, maka toko modern cenderung lebih sering dilirik oleh konsumen pada saat
berbelanja untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.
Persoalannya kemudian adalah, berbagai kelebihan tersebut tidak dimiliki oleh warung
tradisional. Alasannya sudah jelas, karena keterbatasan modal yang menyebabkan mereka
sulit untuk bersaing. Warung tradisional biasanya hanya bermodal kecil dan dari usaha
perseorangan atau keluarga, ruangannya pun tidak ber-AC dan produk yang dijual tidak
sebanyak di toko modern. Sering pula kita temukan suatu lokasi toko modern, yang berada
tidak jauh dari warung-warung atau pasar tradisional. Awalnya mungkin hanya ada satu toko
modern oleh suatu brand, namun seiring berjalannya waktu, akan mengundang
bermunculannya toko modern dari brand yang berbeda, karena melihat potensi strategisnya.
Hal ini menjadikan keberadaan warung tradisional menjadi sangat mengkhawatirkan. Secara
berangsur-angsur, eksistensi mereka mulai tersisihkan dari percaturan aktivitas perekonomian
di masyarakat. Para pemilik warung tradisional dibuat tidak berdaya menghadapi kondisi
persaingan yang tidak sehat ini, semakin terjepit oleh pemilik kapital besar yang seolah-olah
mengepung mereka dari segala penjuru.
PERAN DAN FUNGSI
Isu pemerataan dan keadilan menjadi hal yang penting di sini. Seperti yang sudah kita ketahui
bersama, bahwa keberadaan toko modern hanya akan menguntungkan segelintir pihak saja
yang umumnya bukan dari masyarakat sekitar. Belum lagi ketika para pelaku usaha kecil dan
menengah (UKM) hendak bermitra dengan toko modern tersebut, maka akan dibuat rumit
dengan persyaratan administrasi yang berbelit-belit serta standar produk yang demikian ketat.
Sedangkan eksistensi warung tradisional di tengah masyarakat sejatinya akan melibatkan
lebih banyak para pelaku usaha dari kalangan masyarakat sekitar, kemudian dengan peran
pentingnya yang mampu menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit. Berbagai pelaku usaha
kecil dan menengah (UKM) pun banyak yang menggantungkan harapannya dari kehadiran
warung tradisional, karena di tempat itulah beragam produk hasil usaha mereka dapat
dijajakan sehingga dapat dijangkau oleh konsumen, kemudian juga tanpa perlu melalui proses
administrasi yang panjang.
Sudah sejak lama, kehadiran warung tradisional merupakan tempat di mana aktivitas
perekonomian serta perdagangan dilakukan oleh masyarakat, dari dan untuk masyarakat juga,
kehadirannya dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan roda
perekonomian masyarakat khususnya kalangan kecil. Sebagai salah satu embrio dari pasar
tradisional, warung tradisional sesungguhnya dapat diandalkan menjadi salah satu instrumen
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan pula dengan keinginan
pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, diantaranya dengan memberikan stimulan
kepada masyarakat untuk dapat lebih sejahtera dengan berwirausaha, maka kemudian,
berdagang atau membuka warung kecil di rumah adalah salah satu wujud konkritnya.
Keberadaan warung tradisional juga dapat menjadi ajang interaksi antar sesama anggota
masyarakat, karena para pembeli atau konsumen mereka biasanya juga adalah tetangga dekat
atau masih dalam lingkungan RT/RW yang sama. Sehingga jalinan komunikasi dan tali
silaturahmi antar warga dapat terjalin lebih erat.
Secara regulasi, sebenarnya sudah ada aturan main dari pemerintah pusat yaitu Peraturan
Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern, dan juga Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53 tahun
2008. Kemudian oleh setiap daerah ditindaklanjuti dengan menerbitkan perda yang
menjabarkan lebih detail aturan main tersebut. Namun ironisnya, di beberapa daerah,
keberadaan toko modern justru semakin marak dan hal ini membuat para pelaku usaha
warung tradisional semakin gigit jari. Setiap saat dibayang-bayangi oleh kerugian hingga
keadaan ‘gulung tikar’ terhadap usaha yang dijalankannya. Sepinya pembeli serta batas
kadaluarsa produk yang dijual, hanyalah sebagian kondisi dari ‘bom waktu’ yang harus
mereka terima dengan pasrah.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pernah turut bersuara terkait hal ini, dengan
membuat himbauan kepada setiap kepala daerah agar membuat regulasi yang dapat menjamin
semua hak hidup, jangan sampai perizinan terhadap warung modern mematikan yang
tradisional. Dukungan pun diberikannya agar dilakukan kebijakan moratorium terhadap
keberadaan toko modern bagi wilayah Kota/Kabupaten yang jumlahnya sudah melebihi batas
(Pikiran Rakyat, 18/11/2016).
Beberapa daerah di Jawa Barat pun tidak tinggal diam, mereka bergerak cepat dalam rangka
menyikapi permasalahan ini, berupaya untuk dapat mempertahankan, memberikan jaminan
serta perlindungan terhadap warung tradisional diwilayahnya. Salah satunya dengan
memberlakukan kebijakan moratorium atau penghentian sementara terhadap pembangunan
toko dan pasar modern. Beberapa diantaranya adalah Kota Bandung, Kota Cirebon,
Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar. Untuk Kota Bandung sendiri, sudah sejak tahun
2012 menerapkan moratorium dalam rangka mengendalikan keberadaan minimarket di kota
Bandung yang jumlahnya diperkirakan sudah melebihi ambang batas.
Tetapi kemudian, pemberlakuan kebijakan moratorium saja rasanya belum cukup jika tidak
diiringi dengan keseriusan dan komitmen pelaksanaannya di lapangan, termasuk melakukan
pengawasan secara intensif terhadap berdirinya toko modern baru, serta tindak tegas oknum
nakal yang tidak mengindahkan peraturan yang ada. Kemudian juga melakukan kajian ulang
terkait perizinan dan jam operasionalnya. Karena disinyalir masih banyak toko modern yang
perizinannya masih bermasalah. Sebagai contoh seperti yang terjadi di Kota Cimahi, yaitu
mengenai banyak ditemukannya minimarket ilegal, bahkan diduga ada sekitar 132
minimarket yang ditemukan bermasalah terkait dengan perizinannya. (Pikiran Rakyat,
27/10/2016).
VISI DAN MISI
VISI
Program PEKA sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat bawah, dengan terus
berupaya mendorong Pemerintah membuat strategi agar keberadaan toko modern dapat
terkendali dan sebagai program perlindungan untuk melestarikan pasar dan warung
tradisional dengan dukungan serta sinergitas Pemerintah..
MISI
1. Mendorong masyarakat sebagai konsumen agar dapat berperan dengan menetapkan
pilihan untuk selalu berbelanja di warung-warung tradisional, meskipun mungkin
akan ada perbedaan harga serta kekurangan di sana sininya, tapi sejatinya dapat
berkontribusi nyata terhadap keberlanjutan usaha warung tradisional kedepannya.
2. Mengarahkan pemilik usaha warung tradisional untuk berbenah diri dan
meningkatkan kualitas pelayanannya kepada konsumen mereka
3. Membangun interaksi dan hubungan emosional yang lebih baik lagi agar konsumen
dapat lebih nyaman dalam berbelanja, sehingga akan mampu menggairahkan kembali
aktivitas perekonomian di warung-warung tradisional.
4. Melakukan upaya penyelamatan warung-warung tradisional di tengah maraknya
kehadiran toko modern ini sudah tidak dapat ditawar lagi dan mendesak untuk segera
dilakukan. Dengan kerjasama semua pihak, maka diharapkan eksistensi warung
tradisional dapat terus bertahan menghadapi arus deras tuntutan perkembangan zaman
di era yang semakin kompetitif ini.
SASARAN PROGRAM
1. Warung-warung Tradisional yang berada di pelosok wilayah dengan lokasi
berdekatan dengan mini market dan pasar modern.
2. Pelaku UMKM di masyarakat yang melakukan aktifitas produksi rumahan.
3. Pasar Trasidional.
4. Masyarakat.
TARGET PROGRAM
No Wilayah Perekrutan Calon
Peserta
Peserta yang terseleksi *
1 Kota Bandung 100 Warung 50 Warung
2 Kota Cimahi 100 Warung 50 Warung
3 Kabupaten Bandung 100 Warung 50 Warung
4 Kabupaten Bandung Barat 100 Warung 50 Warung
*) Seleksi berdasarkan skala prioritas, yaitu warung – warung yang bermodal kecil dan belum
pernah menerima pembinaan.
JENIS PROGRAM
1. Workshop Peningkatan Skala UMKM
2. Pendampingan dan Pelatihan Dasar Pengelolaan Usaha.
3. Pendampingan dan Pelatihan Akuntansi Keuangan Dasar untuk UKM.
4. Pendampingan Penguatan Permodalan UMKM.
5. Pendampingan Pengurusan Ijin Usaha.
TEMA PROGRAM
“ PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN (PEKA) LSM KOMPAS MELALUI
PENGORGANISASIAN PELAKU USAHA EKONOMI RAKYAT SEBAGAI UPAYA
PENYELAMATAN WARUNG DAN PASAR TRADISIONAL “
PENYELENGARA PROGRAM
LSM KOMPAS (KOORDINAT MASYARAKAT PEJUANG ASPIRASI
PELAKSANA PROGRAM
DIVISI KOORDINAT WANITA INSPIRATIF (KAWANI)
JADWAL KEGIATAN
No Program Kota
Bandung
Tempat :
Balatkop &
UKM
Kota Cimahi
Tempat :
Technopark
Baros Cimahi
Kab.
Bandung
Tempat :
Sabilulungan
KBB
Tempat :
Hotel Bumi
Asri Lembang
1 Survey 1 – 5 Oktober
2018
8 – 12
Oktober
2018
15 – 19
Oktober
2018
22 – 26
Oktober
2018
2 Verifikasi 3 – 7 Oktober
2018
10 – 14
Oktober 2018
17 – 21
Oktober 2018
24 – 28
Oktober 2018
3 Seleksi 08 – 10
Oktober 2018
15 – 17
Oktober 2018
22 – 24
Oktober 2018
29 – 31
Oktober 2018
4 Publikasi Hasil Seleksi 11 Oktober
2018
18 Oktober
2018
15 Oktober
2018
01 November
2018
5 Workshop : Peningkatan
Skala UKM
4 Nopember
2018
11 Nopember
2018
18 Nopember
2018
25 Nopember
2018
6 Pelatihan Dasar
Pengelolaan Usaha.
4 Nopember
2018
11 Nopember
2018
18 Nopember
2018
25 Nopember
2018
7 Pelatihan Akuntansi
Keuangan Dasar untuk
UKM.
4 Nopember
2018
11 Nopember
2018
18 Nopember
2018
25 Nopember
2018
8 Program bantuan dan
Penguatan Permodalan
UMKM.
4 Nopember
2018
11 Nopember
2018
18 Nopember
2018
25 Nopember
2018
9 Pendampingan Pengurusan
Ijin Usaha. ( 30 Hari )
5 Nopember –
4 Desember
2018
12 November
– 11
Desember
2018
19 Nopember
– 18 Desember
2018
26 Nopember
– 25
Desember
2018
Catatan : Jadwal dan tempat sewaktu-waktu dapat berubah dan dilakukan penyesuaian.
NARA SUMBER / PEMATERI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
1. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
2. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung.
3. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Kota Cimahi.
4. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bandung.
5. Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bandung Barat.
6. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (UNPAD)
7. Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan (UNPAS)
8. Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI)
9. Fakultas Ekonomi Universitas Komputer (UNIKOM)
10. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara (UNINUS)
11. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung (UNISBA)
KONTIBUSI PESERTA
Peserta akan mendapatkan Fasilitas :
1. Hand Out (Modul dan alat Tulis)
2. Sertifikat
3. Coffe Break
4. Makan
5. Souvenir
6. Uang Transportasi saat Workshop
7. Pendampingan Pengelolaan Usaha selama 2 Bulan.
8. Bantuan Permodalan
SUSUNAN PANITIA
Penanggung Jawab : Fajar Budhi Wibowo, S.IP., M.Si (Koordinator Umum)
Penasehat : Para Kepala Dinas Koperasi UMKM Provinsi / Kabupaten /
Kota
Para Kepala Kesbangpol Provinsi / Kabupaten / Kota
Pengarah Program : H. Amrullah, SH., MH
Denny Mucharam, SH., MH., L.L.M
Ketua Pelaksana : Arif Rahman
Sekretaris : Tini Kartini
Bendahara : Sandi Arisandi
Koordinator Survey : Roni Maelani
Koordinator Seleksi : Dedi Mulyana
Koordinator Acara : Budi Hariyadi
Koordinator Logistik : Dadan Kurnia
Koordinator Registrasi : Ade Sumarni
Koordinator Publikasi : Sri Nengsih
Koordinator Dokumentasi : Nining Sariningrum
Koordinator Humas : Dewi Arniawati
Koordinator Konsumsi : Dewi Kurniawati
Bantuan Umum : Para Pengurus Divisi PAM dan KAWANI
KESEKRETARIATAN PANITIA :
JL. Jend. H. Amir Machmud, Gg. H. Abdul Syukur RT. 04 RW. 01
Padasuka Cimahi - Tengah Kota Cimahi.
Email : [email protected]
0857 9589 1888 – 0878 2393 4999
SUSUNAN ACARA WORKSHOP
Tanggal 04, 11, 18, 25 Oktober 2018
No Waktu Uraian Tempat Penanggung Jawab
1 07.30 – 08.30 Registrasi Peserta
Meja Registrasi Koord. Registrasi
Kawani, PAM
2 08.30 – 09.30 Pembukaan
Laporan Panitia
Sambutan-sambutan
Paparan Program
Lokasi Acara Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
3 09.30 – 10.00 Break
Lokasi Acara Koord. Konsumsi
Koord. Logistik
Kawani, PAM
ACARA INTI
4 10.00 – 11.30 Materi I :
Peningkatan Skala
UKM/UMKM
Lokasi Acara Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
5 11.30 – 12.30 Break
Lokasi Acara Koord. Konsumsi
Kawani, PAM
12.30 – 14.00 Materi II :
Pelatihan Dasar
Pengelolaan Usaha
Lokasi Acara Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
6 14.00 – 14.30 Break
Lokasi Acara Koord. Konsumsi
Kawani, PAM
7 14.30 – 16.00 Materi III :
Pelatihan Akuntasi
Dasar untuk UMKM
Lokasi Acara Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
8 16.00 – 17.00 Penyerahan Bantuan
Permodalan
Penutupan
Lokasi Acara Pengarah Program
Koordinator Acara
Kawani, PAM
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Kesekretariatan
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp.
Keterangan
1 Proposal & Laporan 1 Paket 2.500.000 2.500.000 Proposal
Laporan
Surat-surat
Ekspedisi dan
Distribusi
2 Sewa Tempat 4 Lokasi 5.000.000 20.000.000 Per Kota
3 Media Publikasi 4 Paket 2.500.000 10.000.000 Spanduk, Baligho,
Backdrop
4 Dokumentasi 4 Paket 2.500.000 10.000.000 Fotografer,Video
Shooting
5 Penyediaan
Transportasi
4 Paket 1.000.000 4.000.000
6 Pengurusan Perijinan
4 Lokasi 1.000.000 4.000.000 Ijin Survey, Ijin
Kegiatan, Ijin
Lokasi
7 Koordinasi dan
Komunikasi
4 Paket 1.000.000 4.000.000
8 Seminar Kit 200 Paket 150.000 30.000.000 Tas, Modul, Note
Book, Pulpen,
Souvenir, Kaos ,
Seragam
Sub Total : Rp. 84.500.000
Survey, Verifikasi dan Seleksi
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp.
Keterangan
9 Alat Survey, Verifikasi
dan Seleksi
1 Paket 2.000.000 2.000.000 Sticker 1 Rim,
Lembar Survey,
Lembar Verifikasi
1 Rim, Lembar
Seleksi 1 Rim,
Alat Tulis, Map
10 Pengawas Survey 4 Orang 1.500.000 6.000.000 5 Hari Kerja, 1
Orang/Kota
11 Personil Survey 8 Orang 1.500.000 12.000.000 5 Hari Kerja, 2
Orang/Kota
12 Pengawas Verifikasi
Survey
4 Orang 1.500.000 6.000.000 5 Hari Kerja, 1
Orang/Kota
13 Personil Verifikasi 8 Orang 1.500.000 12.000.000 5 Hari Kerja, 2
Orang/Kota
14 Tim Seleksi 8 Orang 900.000 7.200.000 3 Hari Kerja, 2
Orang/Kota
Sub Total : Rp. 43.200.000
Akomodasi Acara Workshop/Pelatihan
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp.
Keteranga
n
15 Nara Sumber 12 Orang 1.000.0
00
12.000.000 3 Orang/Kota
16 Assisten Nara Sumber 12 Orang 300.000 3.600.000 3 Orang/Kota
17 Moderator 4 Orang 500.000 2.000.000 1 Orang/Kota
18 Peserta 200 Orang 150.000 30.000.000
Sub Total : Rp. 47.600.000
Bantuan Permodalan
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp.
Keteranga
n
19 Bantuan Penambahan
Modal Usaha
200 Orang 1.000.0
00
200.000.000 1 Kota, 50 Orang
Sub Total : Rp. 200.000.000
Konsumsi Acara Workshop/Pelatihan
NO Uraian Vol Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Rp.
Keteranga
n
20 Makan dan Snack 300 Porsi 75.000 22.500.000 125 Orang/Kota,
Terdiri dari
panitia dan peserta
Sub Total : Rp. 22.500.000
Grand Total : Rp. 397.800.000
Terbilang : Tiga Ratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah.
KETENTUAN SPONSORSHIP
Dalam Program PEKA ini, LSM KOMPAS mengajak dan membuka peluang kepada seluruh
elemen masyarakat, pemerintah dan dunia usaha ( Badan Usaha Milik Negara / Daerah /
Swasta ) untuk berpartisipasi aktif sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap lingkungan
dan masyarakat serta sebagai bentuk pembuktian terhadap program – program perekonomian
mendukung program pemerintah. Dengan ini kami menawarkan kerjasama kemitraan yang
saling menguntungkan dalam kegiatan ini, dengan menggunakan material-material program
yang kami laksanakan menjadi media komunikasi dan publikasi dengan masyarakat dalam
memperkenalkan produk barang dan jasa nya.
Adapun berbagai jenis media publikasi bukti keterlibatan dan perhatian pihak- pihak
pendukung acara akan kami pampangkan dalam bentuk pencantuman logo dan nama
perusahaan ataupun produk. Seluruh media publikasi akan menampilkan LOGO
PERUSAHAAN PENDUKUNG KEGIATAN DAN DIPASANG SAAT KEGIATAN
BERLANGSUNG SESUAI DENGAN KELAS SPONSOR.
1. SPONSOR PLATINUM :
Mendukung 100 % Total Anggaran Biaya (Rp.397.800.000,-), Full Branding Stage &
Venue di 4 Kabupaten dan Kota, dengan branding yang produk dan nama
usaha/instansi di lokasi acara setiap kota/kabupaten sebagai berikut : Tayangan Iklan
pada Slide di setiap sebelum, setelah dan setiap sesi acara dan masa istirahat, , masing
masing 5 kali tayang di masing maisng sesi,, Logo dan nama terpampang dalam
Backdrop khusus di dalam gedung, 2 Baligho Publikasi khusus yang terpasang di
Jalan Strategis, 10 T Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, 2 Spanduk
khusus, 300 T-Shirt, logo terpampang di setiap media publikasi yang dikeluarkan
penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan perlengkapan survey lainnya, berhak
memakai nama kegiatan, 3 kali Ekspose Media Massa, penyebutan nama perusahaan
setiap sesi acara, penyelenggara tidak menerima sponsor lai, berhak memasang 4 Spot
promosi didalam dan luar lokasi acara yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada.
2. SPONSOR GOLD :
Mendukung 75 % Total Anggaran Biaya (Rp.298.350.000 ,-), Branding Stage &
Venue di 4 Kabupaten dan Kota, dengan branding produk dan nama usaha/instansi di
lokasi acara setiap kota/kabupaten sebagai berikut : Tayangan Iklan pada Slide di
setiap sebelum, setelah dan setiap sesi acara dan masa istirahat, masing masing 2 kali
tayang di masing maisng sesi, Logo dan nama terpampang dalam Backdrop khusus di
dalam gedung, 1 Baligho Publikasi khusus yang terpasang di Jalan Strategis, 5 T
Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, 1 Spanduk khusus, 300 T-Shirt, logo
terpampang di setiap media publikasi yang dikeluarkan penyelenggara, lembar
survey, stiker survey dan perlengkapan survey lainnya, berhak memakai nama
kegiatan, 2 kali Ekspose Media Massa, penyebutan nama perusahaan setiap sesi acara,
penyelenggara dapat menerima sponsor lain, berhak memasang 2 Spot promosi di
dalam dan diluar lokasi acara yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada.
3. SPONSOR SILVER :
Mendukung 50 % Total Anggaran Biaya (Rp.198.900.000 ,-), dengan branding
produk dan nama usaha/instansi di lokasi acara setiap kota/kabupaten sebagai berikut
: Tayangan Iklan pada Slide di setiap sebelum, setelah dan setiap sesi acara dan masa
istirahat, masing masing 1 kali tayang di masing masing sesi, Logo dan nama
terpampang dalam Backdrop umum di dalam gedung, 3 T Banner khusus yang
terpasang di lokasi acara, 1 Spanduk khusus, logo terpampang di setiap media
publikasi yang dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan
perlengkapan survey lainnya, berhak, 1 kali Ekspose Media Massa, penyebutan nama
perusahaan setiap sesi acara, penyelenggara dapat menerima sponsor lain, berhak
memasang 1 Spot promosi di luar lokasi acara yang disesuaikan dengan ketentuan
yang ada.
4. SPONSOR BRONZE :
Mendukung 25 % Total Anggaran Biaya (Rp.99.450.000 ,-), dengan branding produk
sebagai berikut : Logo dan nama terpampang dalam Backdrop umum di dalam
gedung, 1 T Banner khusus yang terpasang di lokasi acara, logo terpampang di setiap
media publikasi yang dikeluarkan penyelenggara, lembar survey, stiker survey dan
perlengkapan survey lainnya, berhak, penyebutan nama perusahaan setiap sesi acara,
penyelenggara dapat menerima sponsor lain.
5. SPONSOR COUPPLE :
Mendukung 10 % Total Anggaran Biaya (Rp.39.780.000 ,-), dengan branding produk
sebagai berikut : Logo dan nama terpampang dalam Backdrop umum di dalam
gedung, logo terpampang di setiap media publikasi yang dikeluarkan penyelenggara,
lembar survey, stiker survey dan perlengkapan survey lainnya, berhak, penyebutan
nama perusahaan setiap sesi acara, penyelenggara dapat menerima sponsor lain.
6. SPONSOR PENDUKUNG
Penyelenggara menerima dukungan pada acara diluar kategori sponsorship dari
instansi dan dunia usaha sebagai partisipan kegiatan.
PENUTUP
Demikian proposal ini kami sampaikan, dengan harapan mendapat respon positif dari
berbagai pihak, sambil menantikan petunjuk dan konfirmasi, kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Bandung, 24 September 2018
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
KOORDINAT MASYARAKAT PEJUANG ASPIRASI,
KETUA PELAKSANA,
Ttd.
( Arif Rahman )
SEKRETARIS,
Ttd.
( Tini Kartini )
Mengetahui,
Koordinator Umum
Ttd.
( Fajar Budhi Wibowo, S.IP., M.Si)
Informasi lebih lanjut hubungi :
0857 9589 1888 – 0878 2393 4999
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. AKTA NOTARIS LSM KOMPAS
2. SK KEMENKUMHAM LSM KOMPAS
3. NPWP ATAS NAMA ORGANISASI
4. REKENING BANK ATAS NAMA ORGANISASI
5. KTP PANITIA PELAKSANA
6. SK KEPANITIAAN
Nomor Rekening :
0089493773100
An. LSM KOMPAS PUSAT
Nomor NPWP :
85.638.050.6-421.000
An. LSM KOORDINAT
MASYARAKAT PEJUANG
ASPIRASI
SEKRETARIS PANITIA
TINI KARTINI
KETUA PANITIA PELAKSANA
ARIF RAHMAN
KOORDINATOR UMUM
KOORDINAT NASIONAL/PUSAT
LSM KOMPAS
FAJAR BUDHI WIBOWO